34
SINDROM PARKINSON Pembimbing : dr. Alfindra Tamin, Sp.S Disusun oleh Elsy Selvia Rahma Putri NIM. GIA213063 (CLINICAL SCIENCE SESSION)

Sindrom Parkinson

Embed Size (px)

DESCRIPTION

slide

Citation preview

Page 1: Sindrom Parkinson

SINDROM PARKINSON

Pembimbing : dr. Alfindra Tamin, Sp.S

Disusun olehElsy Selvia Rahma Putri

NIM. GIA213063

(CLINICAL SCIENCE SESSION)

Page 2: Sindrom Parkinson

PENDAHULUAN

• Sindroma parkinson merupakan penyakit yang berkembang lambat pada usia pertengahan dan lanjut, dengan awitan biasanya setelah usia 60 tahun.

• Sindroma parkinson dapat dianggap sebagai keadaan dimana didapatkan insufisiensi relatif dari dopamin di susunan saraf pusat

• Kriteria untuk menggolongkan ke dalam sindroma parkinson ialah adanya rigiditas, tremor dan bradikinesia

Page 3: Sindrom Parkinson

ISI

• Parkinsonism (Sindrom Parkinson) adalah suatu sindrom yang gejala utamanya adalah tremor waktu istirahat, kekakuan (rigidity), melambatnya gerakan (akinesia) dan instabilitas postural (postural instability) akibat penurunan kadar dopamine dengan berbagai macam sebab

Page 4: Sindrom Parkinson
Page 5: Sindrom Parkinson

Jenis Parkinsonism

• Primary/idiopathic parkinsonismPenyakit Parkinson, genetic parkinson’s disease

• Secondary/acquired parkinsonismAkibat dari infeksi, obat, toksin, vascular, trauma, lain-lain (hipotiroidea, tumor, normal pressure

hydrocephalus, obstructive hydrocephalus)• Parkinson plus syndrome/multiple system

degenerationParkinson plus syndrome adalah primary

parkinsonism dengan gejala-gejala tambahan. Progressive Supranuclear Palsy (PSP), Multiple System Atrophy (MSA)

Page 6: Sindrom Parkinson

Primary/Idiopathic Parkinsonism

• Penyakit ParkinsonPenyakit neurodegeneratif sistem ekstrapiramidal, yang secara patologis ditandai oleh adanya degenerasi ganglia basalis terutama di subtansia nigra pars kompakta yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (lewy bodies).

Page 7: Sindrom Parkinson

Patofisiologi

Page 8: Sindrom Parkinson

• Tanda penting rigiditas, tremor (khususnya saat istirahat), akinesia atau bradikinesia dan hilangnya refleks tubuh.

• Gejala tambahan Gangguan okulomotorius, krisis okulogirik, kelelahan, nyeri otot, hipotensi postural,

GAMBARAN KLINIK

Page 9: Sindrom Parkinson
Page 10: Sindrom Parkinson

• Anamnesis:– riwayat trauma, infeksi, riwayat penyakit

sebelumnya, riwayat pengobatan.• Pemeriksaan fisik tiap kunjungan:– Tekanan darah hipotensi ortostatis– Menilai respon terhadap stress– Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional

• Pemeriksaan Penunjang– EEG perlambatan progresif dengan

memburuknya penyakit– CT – Scan otak

DIAGNOSIS

Page 11: Sindrom Parkinson

• Kriteria Diagnosis– Kriteria Diagnosis Klinis

– 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik: tremor, rigiditas, bradikinesia.– 3 dari 4 tanda motorik: tremor, rigiditas,

bradikinesia, ketidakstabilan postural.–Respons nyata terhadap terapi L-Dopa

– Kriteria Diagnosis menurut Koller– 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik:

tremor, rigiditas atau gangguan refleks postural, bradikinesia yang berlangsung 1 tahun / lebih. –Respon terhadap terapi levodopa yang

diberikan sampai perbaikan sedang dan lama perbaikan 1 tahun atau lebih.

Page 12: Sindrom Parkinson

– Kriteria Diagnosis menurut Hughes–Diagnosis possible (mungkin) : adanya

salah satu gejala tremor, rigiditas, akinesia atau bradikinesia, gangguan refleks postural.–Diagnosis probable (kemungkinan besar):

ada dua gejala dari gejala otorik–Diagnosis definite (pasti): ada tiga dari

gejala utama.

Page 13: Sindrom Parkinson
Page 14: Sindrom Parkinson
Page 15: Sindrom Parkinson

• Konsep terapi pada penyakit Parkinson: – Simptomati memperbaiki gejala dan

tanda penyakit– Protektif mempengaruhi patofisiologi

penyakit– Restoratif mendorong neuron baru /

merangsang pertumbuhan dan fungsi sel neuron yang masih ada.

TERAPI

Page 16: Sindrom Parkinson

• Non Farmakologi– Terapi Fisik dan terapi wicara, terapi ini

dapat dilakukan dirumah dengan memberikan petunjuk atau latihan contoh di klinik terapi fisik.

– Edukasi dan nutrisi– Terapi rehabilitasi• Fisioterapi• Okupasi memerlukan pengkajian

lingkungan tempat tinggal– Strategi kognitif– Strategi gerak– Strategi keseimbangan

– Psikoterapi

Page 17: Sindrom Parkinson

Secondary/Acquired Parkinsonism

Parkinson yang di sebabkan obatInhibitors of dopamine synthesis

Alpha methyl-paratyrosinAlpha metyldopa

Inhibitors of presynaptic dopamine storageReserpineTetrabenazin

Page 18: Sindrom Parkinson

• Blockade of postsynaptic D2 reseptor

Chlorpromazine Haloperidol

Prochloperazin Perphenazin

Perperazin Fluphenazin

Promethazine

Page 19: Sindrom Parkinson

Patofisiologi

• Terjadinya drug induce parkinsonism adalah akibat dari obat-obatan di atas adalah akibat dari obat tersebut yang dapat menurunkan dopamine, terutama di basal ganglia. Di samping akibat dari sifat obat tersebut yang bersifat antagonis dopamin.

Page 20: Sindrom Parkinson

• Parkinsonism karena toksik– Carbon disulfide

Bahan ini umumnya ada pada bahan pestisida, zat-zat untuk fumigasi dan obat-obatan untuk pengobatan penderita dengan alcoholism. –Carbon monoksida

Bahan ini terdapat pada gas pembuangan kendaraan bermotor, gas/asap dari memasak

Page 21: Sindrom Parkinson

Penatalaksanaan • Pengurangan / penghentian obat-obatan dan

bahan-bahan yang diduga sebagai penyebab• Pengobatan farmakologi:

–Dopaminergic: carbidopa + levodopa 10/100 mg, 25/100 mg, benzerazide + levodopa 50/100mg, levodopa 100 mg/200 mg + carbidopa 25/50 mg + entacapone 200 mg–Antikolinergik: trihexyphenidyl 1-5 mg/hr–Dopamine agonis: pramipexole: 1,5-4,5

mg/hr• Pengobatan non farmakologi:• Fisioterapi• Konseling psikiatri

Page 22: Sindrom Parkinson

Parkinsonism vascularBagian dari gangguan gerak involunter pasca stroke, parkinsonism vascular timbul berkaitan dengan infark unilateral atau bilateral ganglia basalis pada striatum atau nucleus lentiformis, tetapi juga karena infark unilateral atau bilateral ganglia basalis pada daerah mesensefalik dan frontal.Klasifikasi• Parkinsonism vascular dengan onset akut yang

berkaitan dengan infark ganglia basalis• Parkinsonism vascular dengan perkembangan

tersamar yang kemungkinan berkaitan dengan iskemia substansia alba subkortikal.

Page 23: Sindrom Parkinson

Patofisiologi

• Klinis Parkinson berkaitan dengan lesi vascular yang merusak lintasan serabut atau jaras yang menghubungkan inti-inti ganglia basalis, juga serabut penghubung dengan thalamus, korteks motorik yang tidak saja memutus integrasi sosiomotor, tetapi juga jalur reticular desenden ke sejumlah besar pusat –pusat yang ada di batang otak.

• Daerah-daerah otak yang terpengaruh secara spontan oleh penyakit Parkinson dapat juga dipengaruhi oleh stroke yang berlangsung lama pada orang yang memiliki faktor resiko stroke.

Page 24: Sindrom Parkinson

Penatalaksanaan

• levodopa• amantadine dapat juga digunakan.

Fisioterapi sangat diperlukan untuk berbagai kondisi klinis.

Page 25: Sindrom Parkinson

Parkinson plus syndrome/multiple system degeneration

Progressive supranucleaar palsy (PSP)penyakit degenerative yang di tandai dengan gejala parkinsonism simetris, gangguan kognitif, disatria dan disfagia.

Patologi • PSP merupakan penyakit dalam kelompok

neuropathy yang berhubungan dengan agregasi protein. Secara patologi PSP mempunyai ciri khas seperti degenerasi beberapa struktur korteks, substansia nigra, nucleus subtalamikus dan midbrain.

Page 26: Sindrom Parkinson

Gejala

Motorik• pada stadium awal ada bradikinesia,

dan postural instability seperti parkinsonism pada umumnya

Gangguan gerak mata• kesulitan melirik kebawah, nistagmus

vertical dan gangguan akomodasi.

Page 27: Sindrom Parkinson

Panatalaksanaan

• DopaminergikPemberian levodopa

• Kolinergik dan antikolinergikObat Amantadin dimulai pada dosis

100mg/hari maksimum 100 mg dua kali/hari.• Antidepresan

Amitiptilin memperbaiki gait dan rigiditas. Dosis dimulai 10 mg malam hari dan

dapat dinaikkan tiap minggu sampai 2x20mg per hari.

Page 28: Sindrom Parkinson

Multiple System Atrophy

Suatu penyakit degenerative yang mempunyai gejala khas parkinsonism dan atau tanda serebelar dan gangguan otonom.Gejala ini dapat muncul beberapa tahun sebelum onset gejala parkinsonism atau tanda serebelar, gejala yang termasuk dalam “red flags” ini adalah:• Instabilitas postural dan jatuh pada gejala awal• Dystonia orofasial secara spontan atau dimulai

ketika pengobatan levodopa • Dystonia yang mempengaruhi tubuh dan leher

sehingga terjadi anterokolis dan tulang belakang fleksi ke lateral

• Bicara monoton nada tinggi

Page 29: Sindrom Parkinson

• Stridor, dan sleep apnea• Tangan dan kaki dingin• Menangis dan tertawa tidak sesuai

keadaan• Tanda pyramidal (reflex meningkat,

Babinski positif tetapi tidak ada kelemahan

Page 30: Sindrom Parkinson

Diagnosis

Kriteria diagnosis probable MSA adalah:• Onset penyakit usia diatas 30 tahun, progresif

ditandai oleh:• Kegagalan fungsi otonom: inkontinensia urin

(disertai disfungsi ereksi pada laki-laki) atau penurunan tekanan darah ortostatik dalam 3 menit berdiri minimal sistolik 30 mmHg atau distolik 15 mmHg

• Parkinsonism minimal respon terhadap levodopa• Sindrom serebelar (ataksia anggota gerak dan

disatria)

Page 31: Sindrom Parkinson

Penatalaksanaan

• Parkinsonism:Pemberian amantadine dapat bermanfaat untuk memperbaiki gejala gangguan berjalan

• Hipotensi ortostatikDiit tinggi garam, menghindari obat hipotensi, dan makan dalam jumlah banyak. Dapat di berikan efedrin 15-45 mg/hari, fludrocortisone 100- 300µg sehari.

• Disfungsi urinaryOxybutynin dapat membantu untuk hiperrefleksia otot detrusor dan kateterisasi intermiten untuk volume residu urin yang banyak.

Page 32: Sindrom Parkinson

• Disfungsi ereksiSildenafil efektif, tetapi dapat memperburuk hipotensi ortostatik. Injeksi intrakavernosus papverin atau penile implans dapat efektif tanpa memperburuk hipotensi

• Inkontinensia urinObat antikolinergik dan penggunaan kateter• Ataksia

Suportif dengan tongkat atau kursi roda untuk mobilitas pasien

Page 33: Sindrom Parkinson

KESIMPULAN• Parkinsonism adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor

pada waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat penurunan dopamine dengan berbagai macam sebab.

• Berdasarkan penyebabnya parkinsonism dibagi menjadi 4 jenis: Primary/idiopathic parkinsonism (Penyakit Parkinson, genetic parkinson’s disease), Secondary/acquired parkinsonism (Akibat dari infeksi, obat, toksin, vascular, trauma, lain-lain (hipotiroidea, tumor, normal pressure hydrocephalus, obstructive hydrocephalus)), Parkinson plus syndrome/multiple system degeneration (Parkinson plus syndrome adalah primary parkinsonism dengan gejala-gejala tambahan. Termasuk Progressive Supranuclear Palsy (PSP), Multiple System Atrophy (MSA)

• Penatalaksaan sindroma Parkinson dapat dilakukan sesuai dengan penyebab dari sindrom Parkinson itu sendiri.

Page 34: Sindrom Parkinson

DAFTAR PUSTAKA• Henry A. Pengaruh kebiasaan merokok terhadap resiko timbulnya penyakit Parkinso:

studi analitik (skripsi). Semarang: Fakultas Kedokteran UNDIP; 2011.• National Institute of Neurological Disorders and Stroke, 2007. “Parkinson’s Disease:

Hope Through Research”,http://www.ninds.nih.gov/ disorders/parkinsons_disease/detail_parkinsons_disease.htm#toc, 3 Juni 2008.

• Silitonga R. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita penyakit Parkinson di poliklinik saraf RS DR Kariadi: observasinal secara cross sectional (Tesis Dokter Spesialis). Semarang: Bagian Saraf RS DR Kariadi; 2007.

• Harwig Mary S. Gangguan Neurologis dengan simtomatologi Generalisata. Editor Sylvia Anderson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses penyakit. Edisi ke-enam. Volume 2. Jakarta: EGC.2005. hal.1139-1144,1041.

• PERDOSSI. Buku ajar neurologi klinis. Jakarta: Gajah Mada University Press; 2008.hal.233-243.

• Sidharta P. Neurologi klinis dalam praktek umum. Jakarta: Dian Rakyat; 2009.hal.362-378.

• Silbernagl S, Lang F. Teks atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: EGC, 2006.hal.312-313.

• Snell RS. Neuroanatomi klinik. Edisi ke – 5. Jakarta: EGC. 2006.hal.351-360.• Rahayu RA. Penyakit Parkinson. Editor: Aru W. Sudoyo. Buku ajar ilmu penyakit

dalam. Edisi ke-4. Jilid 3. Jakarta: FKUI.2007.hal.1373-1377.