Sindrom Tolosa Hunt.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    1/16

    2.1Sindrom Tolosa Hunt

    Definisi

    Tolosa-hunt syndrome merupakan sebuah penyakit langka yang disebabkan karena

    peradangan non spesifik pada sinus cavernosus atau fisura orbitalis superior.6 Penyakit ini

    ditandai dengan adanya nyeri kepala terutama di daerah periorbita, ophtalmoplegia, dan

    perbaikan gejala setelah pemberian kortikosteroid.6 Tidak ada satu gejala yang sangat khas

    yang dapat mencirikan adanya penyakit ini. Untuk menegakkan diagnosis penyakit ini harus

    didahului dengan menyingkirkan seluruh kemungkinan diagnosis yang lain (diagnosis of

    exclusion) dengan memperhatikan tanda klinis, hasil tes laboratorium, pemeriksaan radiologi,

    dan respon klinis terhadap pemberian kortikosteroid.7,9

    Sindrom tolosa hunt pertama kali dipublikasikan oleh Eduardo tolosa pada tahun 1954

    dan disempurnakan oleh William Hunt pada tahun 1961. Sindrom Tolosa Hunt juga dikenal

    dengan nama lain, diantaranya adalah Sindroma fisura orbitalis superior, sindroma sinus

    cavernosus, dan Tolosa-Hunt Ophtalmoplegia.9

    Epidemiologi

    Penyakit ini sangat jarang ditemukan diseluruh dunia. Insidensinya adalah

    1:1.000.000 orang pertahun. Secara epidemiologi penyakit ini lebih sering terjadi diatas usia

    20 tahun, laki laki dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita

    penyakit ini.9 Beberapa penderita akan mengalamai kesembuhan secara spontan tanpa

    pengobatan. Jika seseorang sudah pernah mengalami riwayat penyakit ini, maka orang

    tersebut memiliki kemungkinan untuk menderita kekambuhan sebesar 30-40 %.10

    Etilogi

    Penyebab dari Tolosa-Hunt Syndrome sampai saat ini belum diketahui secara pasti,

    namun beberapa penelitian menghubungkan kejadian Tolosa-Hunt Syndrome dengan

    peradangan idiopatik non spesifik pada sinus cavernosus atau fisura orbitalis superior.6

    Peradangan non spesifik tersebut dapat menyebabkan munculnya kumpulan gejala dalam

    sindrom tolosa hunt. Sampai saat ini, berbagai penelitian masih dilakukan untuk mengetahui

    informasi tentang THS termasuk etiologi dan pemeriksaan lanjutan.

    Patofisiologi

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    2/16

    Gejala yang terjadi dalam Tolosa-Hunt Syndrome diawali oleh adanya inflamasi non

    spesifik yang terjadi pada sinus cavernosus atau fisura orbitalis superior. Proses patologis

    yang terjadi sangat berhubungan dengan struktur anatomis sinus cavernosus.

    Sinus cavernosus adalah suatu kumpulan sinus vena berdinding tipis yang berlokasi

    antara selubung dari duramater dan bersebelahan dengan sela tursika. Substansi yang berjalan

    dalam sinus kavernosus diantaranya adalah arteri karotis interna, nervus trokhlearis (VI)

    yang berada di sebelah lateral dari arteri karotis interna, jalur nervus occulomotorius (III),

    abdusen (IV), ophtalmica (V1) dan maxillaris (V2) yang berlokasi di dinding lateral dari

    sinus kavernosus. Sinus sphenoidalis dan kelenjar hipofise berada sebelah medial dari sinus

    kavernosus dan sebelah lateralnya adalah fossa kranial media dan lobus temporal.10,16

    Gambar 3. Lokasi sinus cavernosus dilihat dari lateral

    Gambar 4. Anatomi Sinus Cavernosus secara coronal dilihat dari anterior.5

    Beberapa struktur penting yang berkaitan dengan keluhan yang muncul pada sindrom

    tolosa hunt adalah berkaitan dengan keberadaan nervus cranialis disekitar struktur sinus

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    3/16

    cavernosus dan fisura orbitalis superior, terutama keberadaan N. Occulomotorius (III),

    Trochlear (IV), Abdusen (VI), Oftalmica (V1) dan Maxillaris (V2).15,16

    Inflamasi yang terjadi pada sinus cavernosus yang sebabnya sampai sekarang masih

    belum diketahui dengan pasti akan mengakibatkan gangguan pada struktur disekitar

    bangunan tersebut. Gangguan tersebut dapat menyebabkan disfungsi dari struktur disekitar

    sinus cavernosus terutama nervus cranialis yang terlibat. Inflamasi yang terjadi juga akan

    mempengaruhi sinus cavernosus yang juga merupakan struktur intracranial yang peka

    terhadap nyeri. Inervasi sensoris pembuluh darah intracranial sebagian besar berasal dari

    ganglion trigeminal yang didalam serabut sensorisnya mengandung neuropeptide yang

    mensensitisasi nosiseptor.11

    Ketika terjadi inflamasi pada atau disekitar bangunan peka nyeri, maka akan terjadi

    pelepasan substansi dari neuron disekitar daerah inflamasi. Mediator inflamasi akan

    dilepaskan oleh makrofag diantaranya adalah sitokin (interleukin-1, IL-6, TNF-), sel mast

    akan melepaskan histamine, prostaglandin, serotonin, selain itu juga akan terjadi pelepasan

    neurokinin A, substansi P, dan CGRP. Semua substansi tersebut akan merangsang nosiseptor

    sehingga terjadi persepsi nyeri kepala.6 Nyeri kepala yang dijumpai dalam Tolosa Hunt

    Syndrom (THS) adalah nyeri kepala seperti tertusuk pada daerah periorbital unilateral yang

    dirasakan terus menerus (Steady Gnawing).6,7

    Inflamasi pada sinus cavernosus atau fisura orbitalis superior juga dapat menyebabkan

    lesi pada jalur nervus cranialis yang melintasi struktur tersebut. Keterlibatan nervus

    occulomotorius (III), trochlear (IV), dan abdusen (VI) dapat mengakibatkan terjadinya

    gangguan pada otot penggerak bola mata sehingga terjadi keterbatasan dalam pergerakan

    bola mata atau dapat terjadi ophtalmoplegia.15 Peluang keterlibatan dari ketiga otot penggerak

    bola mata sama besarnya untuk mengalami gangguan dalam THS.7 Selain keterbatasan

    gerakan bola mata, kerusakan NIII juga terkait dengan disfungsi pupil, konstriksi dan dilatasi

    pupil akan terganggu terkait dengan fungsi N. Occulomotorius yang mempersarafi m. sfingter

    pupilae dan m. siliaris. Ptosis juga dapat terjadi dikarenakan terganggunya persarafan menuju

    m. levator palpebral.15

    Parestesia di daerah dahi dan hilangnya reflex kornea ipsilateral mengindikasikan

    adanya keterlibatan kerusakan N. trigeminus dalam THS.6,7 Keterlibatan nervus cranialis

    selain NIII, NIV, NVI, dan NV1 sangat jarang terjadi meskipun tidak tertutup kemungkinan,

    karena selain nervus cranialis yang sering terkait dengan TSH tersebut masih ada beberapa

    jalur nervus cranialis lain yang letaknya didalam atau berdekatan dengan sinus cavernosus,

    misalnya nervus opticus, dan nervus maxillaris.7 Keterlibatan nervus cranialis lain juga

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    4/16

    mungkin terjadi apabila proses inflamasi mengalami perluasan hingga kedalam apex orbita.

    Jumlah keterlibatan nervus cranialis yang letaknya berdekatan dengan sinus cavernosus selain

    NIII, NIV, NVI dan NV1 dalam THS adalah 26 %.6

    Gejala Klinis

    Pada anamnesis biasanya pasien akan mengeluhkan adanya nyeri kepala pada daerah

    periorbital atau retro orbital yang digambarkan dengan sensasi seperti tertusuk dan

    berlangsung terus menerus (steady gnawing). Keluhan nyeri kepala ini biasanya dirasakan

    hanya pada satu sisi kepala, hanya 5 % kasus THS yang dijumpai nyeri bilateral.11

    Penglihatan ganda (diplopia) yang merupakan salah satu dampak dari oftalmoparesis yang

    terjadi dapat dikeluhkan oleh pasien.

    Dari pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan neurologis dapat ditemukan adanya parese

    pada beberapa atau salah satu dari nervus cranialis III, IV dan VI yang ditandai dengan

    ketidakmampuan pasien dalam menggerakkan bola mata ke salah satu atau beberapa sisi.10

    Disfungsi pupil dan ptosis dapat dijumpai berkaitan dengan kelumpuhan yang terjadi pada

    nervus occulomotorius (NIII).15 Parese pada nervus trigeminus cabang oftalmica (NV1)

    adalah yang paling sering terjadi selain parese nervus cranialis III, IV, dan VI. Keterlibatan

    parese nervus trigeminus dapat ditemukan sebagai parestesi yang terjadi pada daerah dahi dan

    hilangnya reflex kornea ipsilateral.6

    Parese pada nevus cranialis III, IV, VI, dan V cabang 1 merupakan kelainan yang

    paling sering terjadi pada THS, namun jika inflamasi sudah meluas, maka dapat muncul

    keluhan lain yang menunjukkan keterlibatan nervus cranialis lainnya seperti nervus opticus,

    maxillaris, dan mandibularis, meskipun hal tersebut sangat jarang terjadi.8,11

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan penunjang baik itu pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan

    neuroimaging dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan berbagai diagnosis

    yang meliki tanda dan gejala yang hampir sama dengan THS.6,8 Namun hingga saat ini,

    belum ada penjelasan yang pasti tentang ciri khas dari hasil pemeriksaan penunjang pada

    THS, dan pada beberapa penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada pasien

    dengan THS kecenderungan hasil pemeriksaan laboratorium (darah dan LCS) yang terjadi

    adalah tidak spesifik mengarah pada sebuah kelainan.7,13

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    5/16

    Pada pasien dengan THS, biasanya dilakukan pemeriksaan hematologi berupa darah

    lengkap dan darah rutin, hasil yang didapatkan biasanya menunjukkan meningkatnya Laju

    Endap Darah (LED) dan peningkatakan kadar leukosit. Hasil tersebut sangat umum dijumpai

    pada berbagai inflamasi yang disebabkan oleh berbagai hal.11,13 Dari pemeriksaan LCS

    biasanya ditemukan kondisi limfositik pleositosis ringan, yaitu meningkatnya kadar limfosit

    dalam LCS. Kondisi peningkatan kadar limfosit dalam LCS tersebut tidaklah spesifik

    mengarah pada THS karena berbagai penyakit lain seperti neoplasma atau meningitis juga

    dapat menyebabkan kondisi tersebut.9,11

    Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan bertujuan untuk mengeliminasi

    kemungkinan diagnosis lain yang memiliki tanda dan gejala yang sama dengan THS. Bebera

    pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah :

    1.

    Darah lengkap

    2. Kimia darah

    3. C reactive Protein (CRP)

    4.

    Antinuclear Antibody

    5. HbA1c

    Pemeriksaan radiologi yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis THS adalah CT

    scan dan MRI. CT scan dilakukan untuk menilai adanya tanda tanda kelainan atau perubahan

    pada sinus cavernosus, terutama perubahan komponen tulang seperti erosi atau kalsifikasi

    perisella, namun penggunaan CT scan jauh kurang sensitive dibandingkan dengan MRI.8,13

    Gambar 5. MRI pada penderita Tolosa-Hunt Syndrome ketika terdiagnosis.8

    MRI dengan contras potongan coronal merupakan pemeriksaan yang

    direkomendasikan untuk THS. MRI dapat memperlihatkan dengan jelas jika terjadi

    perubahan pada struktur disekitar sinus cavernosus maupun fisura orbitalis superior. MRI

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    6/16

    dapat memberikan gambaran adanya lesi pada sinus cavernosus ipsilateral dengan ciri ukuran

    3x3 mm sampai 27 x 16 mm, berbatas tidak tegas, dengan intensitas sinyal yang berbeda

    beda mulai dari hipointense sampai hyperintense.7,8 Gambaran radiologis yang terdapat pada

    MRI juga masih memiliki kekurangan untuk menegakkan diagnosis THS, karena gambaran

    lesi pada sinus cavernosus menyerupai penyebab lain seperti meningioma.8 MRI dilakukan

    setiap 1-2 bulan sekali untuk mengetahui adanya perubahan setelah pemberian terapi,

    terutama kearah yang lebih baik agar dosis terapi dapat diturunkan secara bertahap.7

    Biopsi adalah pemeriksaan penunjang yang dilakukan sebagai pilihan paling akhir

    dalam penegakan diagnosis THS karena pemeriksaan ini meiliki banyak risiko. Pemeriksaan

    ini jarang sekali dilakukan. Biopsi yang dapat dilakukan hanya melalui teknik pembedahan

    yang memiliki tingkat kesulitan dan risiko yang tinggi meskipun dilakukan oleh ahli bedah

    syaraf yang berpengalaman. Hasil dari pemeriksaan biopsi terhadap sinus cavernosus

    biasanya akan menunjukkan adanya infeksi granulomatosa yang terjadi.7,9,11

    Karena keterbatasan yang masih menjadi masalah pada pemeriksaan penunjang yang

    ada, maka salah satu kriteria yang menjadi syarat penegakan diagnosis THS adalah respon

    (klinis dan radiologis) yang terjadi terhadap pemberian kortikosteroid.8

    Diagnosis

    Diagnosis THS adalah diagnosis yang harus dibuat dengan cermat setelah

    menyingkirkan kumungkinan diagnosis lain yang ada, karena terdapat banyak kelainan yang

    terjadi di sinus cavernosus atau fisura orbitalis superior yang menyebabkan gejala yang

    hampir sama dengan THS.6 Diagnosis THS dibuat berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan

    laboratorium, hasil pemeriksaan neuroimaging dan respon klinis terhadap pemberian

    kortikosteroid.6

    Berdasarkan panduan dari International Headache Society (IHS) tahun 2005 dalam

    International Headache Classification II (ICHD-II) dan ICD 10 (G44.850), kriteria untuk

    Tolosa Hunt Syndrom (THS) adalah:6

    1. Satu atau lebih episode nyeri orbital unilateral yang telah bertahan selama sekitar 8

    minggu tanpa pemberian terapi.

    2. Kelumpuhan dari satu atau lebih nervus cranialis III, IV dan VI yang muncul sejak 2

    minggu setelah munculnya nyeri orbital dan/atau adanya gambaran granuloma dari

    pemeriksaan MRI atau biopsy.

    3.

    Gejala, terutama nyeri dapat teratasi dalam waktu 48-72 jam setelah pemberian

    kortikosteroid

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    7/16

    4. Penyebab lain yang mungkin memiliki gejala yang sama harus telah disingkirkan

    dengan pemeriksaan yang sesuai.

    Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan dengan pemberian kortikosteroid merupakan pilihan terapi utama

    sejak tahun 1960. Pemberian kortikosteroid terbukti mampu mengurangi gejala secara

    signifikan terutama mengurangi nyeri kepala 24-72 jam setelah pemberian awal

    kortikosteroid.4,8 Perbaikan dari deficit neurologis yang melibatkan parese nervus cranialis

    dan berkurangnya abnormalitas yang pada pemeriksaan MRI dapat terjadi setelah 2-8 minggu

    pemberian terapi kortikosteroid. Respon klinis dan radiologis yang terjadi setelah pemberian

    kortikosteroid tersebut merupakan salah satu kriteria dalam penegakan diagnosis THS.7

    Pemberian kortikostroid diawali dengan pemberian dosis tinggi yaitu prednisone 80-

    100mg/hari selama 3 hari. Setelah pemberian selama 3 hari dan nyeri yang dirasakan sudah

    berkurang, maka dosis tersebut diturunkan menjadi 60mg/hari dan diberikan selama 2

    minggu, dilanjutkan dengan 40 mg/hari selama 2 minggu, 20 mg/hari selama 2 minggu, dan

    selanjutnya 10 mg/hari selama 2 minggu. Tappering offdosis kortikosteroid terus dilakukan

    dengan melakukan evaluasi gejala klinis yang terjadi pada pasien. Terapi dilakukan sampai

    gejala klinis yang terjadi pada pasien telah hilang atau berkurang.10,12,14

    Pemeriksaan MRI harus dilakukan setiap 1-2 bulan untuk melihat perubahan pada

    struktur sinus cavernosus terutama kearah yang lebih baik, sehingga menjadi pertimbangan

    dalam menentukan dosis kortikosteroid yang diberikan dan menghilangkan kemungkinan

    penyebab lain. MRI harus dilakukan secara teratur sampai terjadi normalitas dalam gambaran

    MRI.8

    Prognosis pada pasien dengan THS adalah baik. Nyeri orbital yang dirasakan akan

    hilang 24-72 jam setelah pemberian kortikosteroid. Parese nervus cranialis juga akan sembuh

    secara perlahan 2-8 minggu sejak dimulainya terapi kortikosteroid. Kelumpuhan nervus

    cranialis yang permanen sangat jarang dijumpai pada pasien dengan THS.7,14

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    8/16

    Gambar 6. MRI pada penderita Tolosa-Hunt Syndrome setelah 9 bulan pengobatan

    kortikosteroid.8

    Jumlah kekambuhan yang terjadi pada pasien THS yang berhasil diterapi adalah

    sekitar 30-40%. Jika terjadi kekambuhan, maka prosedur yang sama seperti saat awal

    melakukan diagnosis harus diterapkan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain.7,14

    2.4. Migrain Oftalmoplegia

    Defenisi

    Istilah migrain oftalmoplegia (OM) pertama kali diciptakan oleh Charcot pada tahun

    1890. Kondisi ini dimasukkan sebagai varian migrain pada Klasifikasi Internasional

    Headache Society pertama pada tahun 1988. Berdasarkan enhancement postcontrast yang

    terlihat pada MRI pada beberapa pasien yang didiagnosis dengan OM, disarankan bahwa ini

    bisa menjadi gangguan inflamasi/ demielinasi, oleh karena itu OM pindah dari kelompok

    "migrain" dan direposisi sebagai "neuralgia" dalam revisi klasifikasi 2005. Namun, ada

    laporan berikutnya dalam literatur di mana tidak ada enhancement pada postcontrast MRI.

    Migrain oftalmoplegia sangat jarang terjadi, dengan kejadian tahunan diperkirakan mencapai

    0,7 kejadian per satu juta.

    Epidemiologi

    1. Usia

    Sebagian besar pasien mengalami serangan awal mereka dalam dekade pertama

    kehidupan, biasanya sebelum usia lima tahun. Migrain oftalmoplegia paling sering terjadi

    pada masa bayi atau anak usia dini, sehingga serangan pertama biasanya disalahkaitkan

    dengan beberapa proses lain seperti trauma, aneurisma, infeksi atau imunisasi bahkan baru-

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    9/16

    baru ini; hanya bila kondisi terselesaikan dan kemudian berulang barulah diagnosis yang

    benar dibuat.

    Jarang pasien mengalami serangan pertama mereka di masa dewasa, tetapi pasien

    tersebut hampir selalu memiliki riwayat sakit kepala migrain khas dengan dan tanpa aura

    sejak kecil, riwayat keluarga migren atau keduanya. Oleh karena itu migrain oftalmoplegia

    jarang didiagnosa pada orang dewasa kecuali:

    - Ada riwayat keluarga yang kuat terhadap migrain.

    - Pasien memiliki riwayat jenis migrain di masa lalu

    - Penyebab lain nyeri dengan oftalmoplegia telah dieksklusi oleh laboratorium dan

    studi neuroimaging yang sesuai.

    2. Gender

    Migrain oftalmoplegi terjadi lebih banyak pada pria dan wanita, seperti jenis migrain

    lainnya. Predominasi terdapat pada pria atau seimbang pada kedua gender, dikarenakan

    keadaan ini hampir selalu dimulai saat kanak-kanak dan insidensinya sama pada kedua

    gender hingga masa menstruasi.

    3. Riwayat Keluarga

    Migrain oftalmoplegia mungkin telah terjadi pada anggota keluarga lainnya, tapi untuk

    varietas migrain yang lain seperti yang umum atau klasik, riwayat keluarga biasanya

    ditemukan.

    Diagnosis

    Walsh dan O'Doherty menguraikan kriteria spesifik yang penting untuk diagnosis

    migrain oftalmoplegia.

    Gejala khas OM:

    - Nyeri kepala sedang-berat dan berdenyut-denyut.

    -Nyeri kepala biasanya unilateral, tapi kadang-kadang bilateral atau bergantian.

    - Nyeri kepala biasanya semakin berat dan dapat berlangsung beberapa jam atau hari.

    - Ofthalmoplegia - termasuk satu nervus atau lebih dan dapat bergantian sisi sesuai

    dengan serangan.

    - Kelumpuhan otot ekstraokular dapat terjadi saat serangan pertama atau jarang namun

    mendahului serangan.

    - Pengecualian penyebab lain; oleh arteriografi, eksplorasi atau otopsi bedah.

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    10/16

    Klasifikasi IHS yang direvisi mendaftarkan kriteria untuk diagnosis OM sebagai

    berikut:

    A:Setidaknya dua serangan yang memenuhi kriteria B.

    B:Nyeri kepala berkarakter migrain disertai atau diikuti dalam waktu 5 hari dari onset

    oleh paresis satu atau lebih dari saraf kranial ketiga, keempat, atau keenam.

    C:Lesi parasellar, fisura orbital, dan fossa posterior dikesampingkan oleh pemeriksaan

    yang sesuai.

    Dalam sebuah editorial yang diterbitkan, Daroff menyimpulkan bahwa OM hampir

    selalu dimulai di masa kanak-kanak, nyeri kepala berlangsung beberapa hari, dan

    kelumpuhan saraf ketiga pulih selama beberapa minggu. Dikatakan bahwa lebih jauh bahwa

    enhancementpostcontrast pada MRI merupakan syarat mutlak untuk diagnosis OM.

    Dengan fokus yang lebih besar pada pencitraan untuk meningkatkan hasil diagnostik

    dan karena lebih banyak pasien yang diobati dengan profilaksis antimigren, bukti untuk ke

    depannya mungkin menunjukkan bahwa OM adalah gangguan heterogen yang masih

    merupakan varian migrain dan masih direposisi secara prematur.

    Manifestasi Klinis

    Kondisi berikut memiliki pola yang sangat konstan dimana merupakan aspek yang

    paling penting dari sindrom ini. Jika pola ini tidak diikuti maka mungkin ada beberapa

    penyebab lain selain migrain untuk manifestasi klinis.

    Nyeri adalah gejala awal, tetapi karena sering terjadi pada anak, rasa sakit mungkin

    tidak jelas atau lokal. Nyeri di sekitar dan di atas satu mata, murni unilateral pada awalnya,

    tetapi pada puncak keparahan nyeri, deskripsi menjadi kurang terlokalisasi.Nervus

    okulomotor paling sering terkena. Ptosis dimulai pada saat nyeri berat dan kemudian diikuti

    oleh diplopia, yang terhenti pada saat ptosis menjadi lengkap. Pupil hampir selalu

    terpengaruh, meskipun dalam banyak kasus hanya agak melebar serta bereaksi lambat

    terhadap cahaya dan stimulasi dekat. Namun beberapa pasien dengan migrain ofthalmolegia

    memiliki parese nervus okulomotor lengkap kecuali untuk reaksi pupilnya.

    Penjelasan untuk nyeri kepala pada OM didasarkan pada kenyataan bahwa serabut

    sensoris dari divisi oftalmik saraf trigeminal memasuki saraf oculomotor, melewatinya

    menuju batang otak, dan berakhir pada nukleus trigeminal spinal. Proses inflamasi yang

    mempengaruhi saraf oculomotor bisa mengiritasi serat sensoris trigeminal dan kemudian

    mengaktifkan sistem trigeminovaskular pada orang yang sudah memiliki migrain, sehingga

    memicu nyeri kepala terkait migrain.

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    11/16

    Saraf ke-5 dari total oculomotor palsymembutuhkan waktu sekitar 10 - 18 hari untuk

    pulih sepenuhnya. Pemulihan dilihat sebagai perbaikan ptosis dan peningkatan motilitas

    okular atau penyempitan pupil terhadap cahaya atau stimulasi dekat.

    Perilaku dari serangan berikutnya yang membuat diagnosis klinis mungkin, setelah

    secara komplit interval bebas gejala selama beberapa bulan sampai 2 tahun, serangan lain

    yang sama akan terjadi. Namun berikutnya mungkin datang gejala diagnostik yang paling

    penting, gejala dan tanda-tanda yang masih unilateral, mempengaruhi sisi yang berlawanan

    dari serangan pertama. Yang paling dramatis adalah ketika ofthalmoplegia telah komplit,

    untuk perubahan dari sisi ke sisi lain dalam serangan yang berbeda dapat mirip secara

    kebetulan yang paling mungkin, lesi struktural bilateral identik, maka hampir dipastikan

    bahwa terdiagnostik migrain oftalmoplegia.

    Secara gradual seiring dengan berjalannya usia pada anak-anak, serangan ini berkurang,

    dan digantikan dengan jenis migrain yang lebih umum.

    Nervus troklear dan abdusens terkena jauh lebih jarang pada migrain oftalmoplegia.

    Nervus abdusens terlibat sendiri hanya pada sekitar 10% kasus dan terkadang oftalmoplegia

    palsydiikuti dengan nervus troklear, trigeminal, fasialis, dan hipoglosus.

    Gambar 7. Ptosis kanan pada posisi

    primer

    Gambar 8. Retraksi dari kelopak atas

    kanan pada tatapan ke bawah

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    12/16

    Gambar 9. Kegagalan adduksi dari mata kanan saat melirik ke kiri

    Patogenesis

    Patogenesisnya masih belum jelas. Sifatnya yang unilateral dari nyeri kepala dan

    paresis saraf oculomotor yang diawali dengan ptosis dan berakhir dengan paresis lengkap

    menunjukkan lesi di bagian perifer nervus okulomotorius. Dua teori yang diusulkan:

    1.

    Teori Kompresi

    Dikatakan bahwa migrain oftalmoplegia adalah akibat kompresi dari satu atau

    lebih saraf motorik okular oleh dilatasi atau oedema intrakavernosus dari arteri karotis

    interna. Studi angiografi menunjukkan penyempitan bagian intrakavernosus dari arteri

    karotis interna (ACI).

    Walsh dan O'Doherty juga menyatakan gangguan pada vasa nervosa saraf oleh

    edema. Walsh dan Hoyt memperpanjang konsep ini untuk melibatkan oklusi ostia dari

    cabang arteri kecil arteri karotis intracavernosus. Fakta bahwa regenerasi

    menyimpang dari saraf oculomotor kadang-kadang terjadi pada migrain menegaskan

    bahwa lesi adalah di bagian perifer dari saraf. Selanjutnya ada kemungkinan bahwa

    lesi iskemik dan oklusi dari banyak pembuluh darah kecil yang memasok saraf di

    wilayah tersebut di daerah sinus kavernosus, baik dengan spasme langsung atau

    dengan edema, menutup ostia di arteri karotis interna.

    2. Teori Iskemik

    Penjelasan yang lebih masuk akal untuk migrain ophthalmolegi adalah bahwa

    selama serangan, terdapat penurunan aliran darah melalui ACI dan mungkin melalui

    arteri serebral posterior atau arteri basilaris, yang mengurangi aliran ke satu atau lebih

    saraf oculomotor, menghasilkan paresis oculomotor iskemik. Karena sekitar 2/5 dari

    pasien dengan migrain oftalmoplegia ditandai dengan paresi saraf oculomotor, maka

    proses iskemik lebih mungkin terjadi dibandingkan lesi kompresi.

    Saraf okulomotor menerima suplai darah dalam sinus kavernosa terutama dari

    cabang arteri tentorium, yang merupakan salah satu dari 5 divisi batang meningo-

    hypophyseal, cabang utama dari arteri karotis intracavernous. Asbury et al. juga

    menemukan bahwa saraf disuplai pada bagian anterior sebagai cabang berulang dari

    arteri ophthalmic dan bagian posterior intrakavernosus dari sirkulus Willisi oleh

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    13/16

    pembuluh darah kecil yang muncul dari arteri komunikans posterior dan arteri

    serebral posterior.

    Teori lainnya mengenai migrain oftalmoplegi sebagai berikut:

    -Adanya inflamasi pada arteri serebri posterior.

    -Pembengkakan pituitari.

    -Oedem otak unilateral

    Diferensial Diagnosis

    Fitur yang mendukung diagnosis migrain oftalmoplegia termasuk nyeri kepala yang

    bersamaan atau berkelanjutan yang memenuhi kriteria untuk diagnosis migrain dan riwayat

    keluarga migrain, juga dengan eliminasi dari kemungkinan penyebab lain, yang selalu

    membutuhkan CT scan. Yang termasuk diferensial diagnosis migrain ophtalmoplegic adalah:

    1.

    Sindroma Tolosa Hunt

    2. Schwannoma nervus okulomotor

    3. Aneurisma

    4.

    Tumor

    5. Mukokel sinus sfenoid

    6. Myasthenia gravis

    7.

    Intermittent angle closure glaucomadengan midriasis

    Ketika hanya saraf oculomotor yang terkena, perhatian utama adalah adanya aneurisma

    intrakranial bahkan pada anak-anak. Bagian yang paling umum dari aneurisma tersebut

    adalah pada percabangan arteri karotis interna dan arteri komunikans posterior atau

    percabangan arteri basilaris dan arteri cerebellar superior, di ujung arteri basilar, di dalam

    sinus kavernosa. CT scan & MRI akan mengidentifikasi aneurisma; dan angiografi serebral

    tidak diperlukan bila baik pada studi CT ataupun MRI memberikan hasil yang normal,

    terutama pada anak-anak.

    Myasthenia dapat disingkirkan jika pupil terlibat dan terdapat respon yang baik

    terhadap edrofonium (tensilon).Tekanan intrakranial yang meningkat dapat menyebabkan

    herniasi pada girus hipokampal, menghasilkan parese okulomotor yang sementara dan

    berulang yang berhubungan dengan nyeri kepala hebat.

    Oftalmoparese diabetik jarang pada kanak-kanak, selain oftalmoparesis pada pasien

    diabetes mellitus, hipertensi, giant-cell artritis, dan keadaan sistemik vaskulopati lainnya,

    akan mengalami oftalmoplegi yang lebih lama daripada akibat migrain.

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    14/16

    Mukokel sinus sfenoidal akan menyebabkan oftalmoplegi yang nyeri sesuai dengan

    adanya lesi inflamasi dan tumor yang menginvasi sinus kavernosus.

    Pada beberapa kasus migrain oftalmoplegi, MRI menunjukkan enhancement dan

    pembesaran dari sisterna nervus okulomotor yang secara spontan membaik dalam waktu 2

    hingga 5 tahun. Klinis yang berulang berhubungan dengan adanya temuan MRI yang

    bertahan lama.

    Mark et al. memasukkan axial koronal noncontrast dan contrastenhanced gambar T1-

    weighted dalam penelitian MRI OM mereka.17 Penebalan fokal saraf terlihat pada studi

    noncontrast, dan penebalan lanjutan pun hadir pada gambar dengan kontras yang ditingkatkan

    di wilayah zona keluar dari saraf dalamsisterna interpeduncular. Pada studi lanjutannya, 7

    sampai 9 minggu setelah studi pertama ketika gejala telah mengalami pemulihan pada semua

    pasien, MRI menunjukkan resolusi hampir lengkap dari enhancementtersebut. Enhancement

    minimal terlihat pada semua pasien pada titik keluar saraf oculomotor dari pedunkulus

    serebral.

    Gambar 10. MRI dengan kontras

    gadolinum, pada potongan aksial

    T2 FLAIR terdaoat penyangatanpada fase akut OM. Terdapat area

    dengan penebalan prominen dan

    penyangatan kontras pada sisterna

    dari saraf okulomotor kanan,

    sebagai tempat keluarnya saraf dari

    otak tengah

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    15/16

    Tatalaksana

    Sangat sedikit bukti yang tersedia bahwa ada pengobatan yang efektif untuk serangan

    tertentu, yang merupakan self limiting. Persiapan dengan ergotamin tidak dapat ditentukan,

    namun untuk ditatalaksana sesuai keluhan migrain juga cukup efektif. Upaya untuk

    mengobati dengan steroid untuk mengurangi edema endomural mengemukakan hasil yang

    samar-samar, namun jika memulai pengobatan saat di awal serangan, mungkin merupakan

    ukuran untuk mengakhiri serangan dengan cepat.

    Biasanya ophthalmoplegia adalah fenomena sementara. Namun, hal itu dapat menjadi

    permanen, terutama setelah serangan berulang-ulang. Dalam hal ini ada beberapa

    kekhawatiran bahwa kurangnya binokuleritas yang lama menghambat pemulihan keselarasan.

    Untuk alasan ini, kita dapat mempertimbangkan botulinum toksin A atau penataan kembalidengan pembedahan (squint surgery) untuk pengelolaan jangka pendek maupun panjang.

    Injeksi toksin botulinum aman (bahkan untuk bayi) dan tidak menyakitkan, dengan analgesia

    topikal yang tepat, yang didukung dengan elektromiografi (telah digunakan toksin botulinum

    selama empat tahun terakhir tanpa efek samping sedang atau berat, jadi untuk elektromiografi

    merupakan opsional). Seperti diketahui, kelumpuhan biasanya mencapai puncak dua minggu

    setelah injeksi. Karena omset molekul dalam neuromuskuler junction dan sprouting saraf,

    aktivitas neuronal mulai kembali saat tiga bulan, dengan pemulihan fungsi lengkap pada

    sekitar enam bulan, sehingga dapat memberikan efek yang menguntungkan dan lama.

    Gambar 11. MRI ulang pada

    potongan aksial T2 FLAIR dengan

    kontras gadolinum 10 minggusetelah episode serangan dan

    setelah resolusi komplit.

    Penyangatan dari saraf okulomotor

    kanan nampak menghilang, namun

    penebalan ringan dari segmen yang

    mengalami penyangatan

    sebelumnya masih nyata.

  • 8/10/2019 Sindrom Tolosa Hunt.docx

    16/16