14
Universitas Gadjah Mada 1 BAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan kuliah sinkronisasi alami ini meliputi pengertian hormon reproduksi mulai dari definisi, jenis, macam, sumber, cara kerja, fungsi dan pengaruhnya terhadap organ target termasuk mekanisme feedback. Fungsi hormon reproduksi sangat penting. Hormon memegang kendali dalam pengaturan fungsi organ reproduksi dalam suatu keselarasan atau sinkronisasi yang alami. Pokok bahasan ini secara umum dapat digunakan untuk membantu mahasiswa memahami mekanisme pengaturan fungsi organ reproduksi oleh hormon. Pokok bahasan kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam 4 kali tatap muka (dalam 2 minggu). Setelah mengikuti Pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami proses sasi alami dalam pengaturan fungsi organ reproduksi.

Sinkronisasi Alami

Embed Size (px)

DESCRIPTION

merupakan sinkronisasi yang alami :P

Citation preview

  • Universitas Gadjah Mada 1

    BAB II

    SINKRONISASI ALAMI

    A. PENDAHULUAN

    Pokok bahasan kuliah sinkronisasi alami ini meliputi pengertian hormon

    reproduksi mulai dari definisi, jenis, macam, sumber, cara kerja, fungsi dan pengaruhnya

    terhadap organ target termasuk mekanisme feedback. Fungsi hormon reproduksi sangat

    penting. Hormon memegang kendali dalam pengaturan fungsi organ reproduksi dalam

    suatu keselarasan atau sinkronisasi yang alami. Pokok bahasan ini secara umum dapat

    digunakan untuk membantu mahasiswa memahami mekanisme pengaturan fungsi organ

    reproduksi oleh hormon.

    Pokok bahasan kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam 4 kali

    tatap muka (dalam 2 minggu). Setelah mengikuti Pokok bahasan ini diharapkan

    mahasiswa dapat mengerti dan memahami proses sasi alami dalam pengaturan fungsi

    organ reproduksi.

  • Universitas Gadjah Mada 2

    B. PENYAJIAN

    Definisi

    Hormon adalah suatti substansi fisiologis, orgamk dan kimiawi, yang diproduksi oleh

    sel-sel khusus kemudian dialirkan melalui sistim sirkulasi darah menuju organ targetnya dan

    selanjutnya menjalankan fungsinya. Fungsi hormon tersebut bisa berupa rangsangan atau

    penghambatan aktivitas organ targetnya. Ada banyak hormon yang mempunyai aktivitas

    luas. Hormon pengatur proses reproduksi yang utama berasal dari hipotalamus, pituitaria,

    gonad, plasenta dan uterus. Cabang ilmu biologi yang membahas mengenai hormon dan

    reseptornya disebut Endokrinologi.

    Ciri-Ciri Hormon

    Sebagian besar hormon mamalia terlibat dalam beberapa aspek reproduksi.

    Keterlibatan ini mungkin melalui aksi langsung hormon tersebut pada satu aspek reproduksi

    yang spesifik atau melalui aksi tidak langsung dimana kehadiran hormon tersebut diperlukan

    untuk menjaga lingkungan internal yang sesuai untuk dapat menyukseskan proses

    reproduksi. Hormon reproduksi dibagi kelompok berdasarkan jenis dan aksinya yaitu :

    A. Hormon reproduksi primer

    B. Hormon metabolic yang mempengaruhi reproduksi

    Hormon reproduksi primer terlibat langsung dalam berbagai aspek reproduksi seperti

    spermatogenesis, ovulasi, tingkah laku seksual, fertilisasi, implantasi, pemeliharaan

    kebuntingan, parturisi, laktasi dan tingkah laku induk. Sedangkan hormon metabolic

    diperlukan untuk kesehatan secara umum dan status metabolisme hewan sehingga

    memungkinkan berlangsungnya proses reproduksi. Secara umum hormon metabolik

    mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan metabolisme dan mungkin cenderung

    tidak langsung kerjanya terhadap reproduksi. Hormon metabolic ini memelihara kondisi

    hewan sehingga memungkinkan bekerjanya hormon reproduksi primer secara maksimal

    pada proses reproduksi.

    Berdasarkan sifat kimiawinya hormon reproduksi dibagi menjadi 4 macam yaitu :

    1. Protein

    2. Peptida

    3. Steroid

    4. Asam Lemak

    Hormon protein atau polipeptida mempunyai ukuran berat molekul 300-70.000

    dalton. Hormon ini mudah rusak oleh enzim maka jangan diberikan secara oral. Berat

  • Universitas Gadjah Mada 3

    molekul hormon steroi sekitar 300-400 dalton. Steroid alami tidak bila diberikan secara oral,

    tetapi bentuk sintetiknya bisa diberikan baik secara oral maupun injeksi.

    Mekanisme Kerja Hormon

    Hormon protein. Hormon protein dan polipeptida mengatur fungsi sel cara

    mengikatkan diri pada reseptor spesifik yang berada pada membran mengontrol aktivitas

    enzim adenilat siklase. Enzim tersebut merupakan katalisator bagi proses perubahan ATP

    menjadi camp dan pirofosfat. cAMP akan mempengaruhi enzim protein kinase dan terjadilah

    proses fosforisasi. Selanjutnya proses tostonsasi tersebut mempengaruhi DNA untuk

    membentuk mRNA dan mensintesis protein baru yang mungkin merupakan enzim yang

    diperlukan dalam proses biosintesis steroid.

    Hormon Steroid. Hormon steroid masuk ke dalam sel terlebih dahulu baru kemudian

    berikatan dengan reseptornya. Reseptor hormon steroid berada di dalam inti sel. Terikatnya

    steroid pada reseptornya tersebut mengawali sintesis mRNA spesifik yang kemudian keluar

    ke sitoplasma dan selanjutnya mensintesis protein tertentu.

  • Universitas Gadjah Mada 4

  • Universitas Gadjah Mada 5

    Klasifikasi Hormon

    A. Hormon Peptida

    Tersusun oleh asam amino. Struktur primer dan asam amino tersebut bervariasi dalam

    satu spesies.

    1. Peptida

    1. Oksitosin : 9 asam amino

    2. Vasopresin : 9 asam amino

    3. Somatostatin : 14 asam amino

    4. GnRH : 10 asam amino

    5. CRH : 41. asam amino

    2. Protein

    a. Insulin : 5 1 asam amino

    b. Prolaktin

    c. Somatotropin (hormon pertumbuhan) : 191 asam amino

    3. Glikoprotein

    1) peptida besar yang mengandung satu atau lebih karbohidrat

    2) mengandung 2 subunit

    3) subunit Alpha sama identik untuk spesies yang sama, sedangkan subunit Beta

    adalah spesifik.

    4) LH path domba : subunit Alpha : 96 asam amino, Subunit Beta:

    120 asam amino

    5) FSH pada manusia : subunit Alpha : 92 asam amino, Subunit Beta:

    118 asam amino

    6) Inhibin pada babi : subunit Alpha mempunyai BM 18K

    Subunit Beta mempunyai BM 14K

    B. Hormon Steroid

    berasal kolesterol

    diproduksi oleh gonad, plasenta atau adrenal

    progestin progesterone (C21)

    androgen testosteron (C 19)

    estrogen estradiol (C 18)

  • Universitas Gadjah Mada 6

    glukokortikoid kortison (C21)

    mineralkortikoid aldosteron (C21)

    C. Prostaglandin

    1. disintesis dan senyawa asam lemak (asam arakidonat) di dalam membran sel (C20)

    2. PGE2

    3. PGF2c

    D. Feromon

    Ada dua tipe:

    1) Signaller (releaser) : menimbulkan daya tank pada lawanjenisnya.

    2) Primer : mempunyai efek yang lebih lambat untuk mengubah hormon dan sistim

    reproduksi.

    Terminologi Hormon

    1) Hormon : adalah semua jenis substansi yang dikeluarkan oleh satu sel untuk

    mengatur sel lain

    2) Kelenjar endokrin : adalah kelenjar buntu (tidak memiliki saluran khusus) yang

    mengeluarkan produknya langsung ke dalam aliran darah.

    3) Neurohormon : adalah suatu hormon yang diproduksi oleh sel syaraf.

    4) Pheromones : adalah suatu substansi yang dikeluarkan kedaerah exterior seekor

    hewan yang berguna untuk merangsang respon dan lawan jenisnya.

  • Universitas Gadjah Mada 7

    Tabel 1. Daftar hormon, sumber, dan fungsinya

    Sumber Hormon Fungsi

    Hipotalamus Releasing Hormon:

    LH-RH

    TRH

    PIF

    Oksitosin

    Stimulasi pelepasan FSH, LH

    Stimulasi pelepasan TSH dan prolaktin

    Inhibisi pelepasan prolaktin

    Stimulasi kontraksi uterus

    Stimulasi partus

    Transport sperma dan oosit

    Penurunan air susu

    Bisa juga sebagai luteolitik

    Pituitaria

    Anterior (pars

    distalis)

    FSH

    LH

    Prolaktin

    Kortikotropin (ACTH)

    Somatotropin (ST)

    Stimulasi pertumbuhan folikel

    Stimulasi spermatogenesis

    Stimulasi sekresi estrogen

    Jantan : Spermiogenesis

    Stimulasi ovulasi

    Fungsi korpus luteum

    Stimulasi sekresi androgen

    Jantan : sintesis androgen testis

    oleh Sel Leydig

    Meningkatkan sintesis air susu

    Meningkatkan Steroidogenesis

    pada adrenal

    Meningkatkan sintesis

    Somatomedin oleh hati

    Pitutaria

    Posterior (pars

    Nervosa)

    Oksitosin

    Vasopresin (ADH)

    Peningkatan sekresi air susu Stimulasi

    kontraksi uterus

    Peningkatan absorbsi air pada

    ginjal

    Ovarium

    - Forikel

    Estradiol

    Perkembangan saluran

    reproduksi betina

  • Universitas Gadjah Mada 8

    - CL

    Progesteron

    Tingkah laku seks betina

    Perkembangan saluran mammae

    Stimulasi kontraksi uterus

    Kontrol pelepasan gonadotropin

    Stimulasi uptake Ca tulang

    Effek anabolic

    Stimulasi sekresi endometrium

    Memelihara kebuntingan

    Stimulasi pertumbuhan alveoli

    path kel. Mammae

    Kontrol pelepasan gonadotropin

    Plasenta HCG

    eCG(PMSG)

    Placental

    Lactogen

    Peningkatan sintesis progesterone oleh CL

    LH-like

    Peningkatan masa hidup primer dan

    pembentukan asesoris path kuda FSHIike

    CL CL

    Pengaturan nutrisi maternal kefetus

    Testes

    1) Sel

    Leydig

    2) Sel Sertoli

    Testosteron

    Inhibin

    Anti Mullerian Hormone

    (AMH)

    Perkembangan dan perawatan kelenjar

    asesoris Stimulasi perkembangan sexual

    dan tingkah laku jantan Stimulasi

    spermatogenesis

    Menghambat pengeluaran FSH

    Regresi duktus Mulleri

    Uterus Relaxin

    Inhibin

    PGF2a

    Dilatasi serviks

    Menghambat pelepasan FSH

    Kontraksi uterus luteolitik

    KONTROL HORMONAL TERHADAP REPRODUKSI BETINA

    Beberapa hormon penting untuk berlangsungnya siklus estrus, estrus dan ovulasi.

    Sebagian dan hormon tersebut dihasilkan oleh ovarium, tetapi diatur oleh hormon

  • Universitas Gadjah Mada 9

    gonadotropin yang dikeluarkan oleh pituitaria. Hormon lain yang berpengaruh terhadap

    kedua sumber hormon tersebut dikeluarkan oleh hipotalamus.

    Gonadotropin Releasing Hormone (GNRH)

    Hormon ini disekresikan oleh hipotalamus untuk menstimulir produksi dan pelepasan

    Luteinizing Hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan pituitaria. GnRH telah

    digunakan sebagai pengobatan terhadap sistik ovarium pada sapi perah dan menyebabkan

    ovulasi pada beberapa sapi. Sapi yang sedang dalam fase luteal dimana ada korpus luteum

    yang berfungsi, tidak dapat diinduksi ovulasinya oleh GnRH.

    Progesteron

    Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum dan diproduksi dalam jumlah pada hari ke

    5-6 sampai dengan hari ke 16-17 siklus estrus. Progesterone dihasilkan oleh kelenjar

    adrenal dan plasenta dalam jumlah sedikit. Dibawah progesterone, uterus mempersiapkan

    diri untuk kebuntingan. Progesteron disebut juga hormon kebuntingan karena dia

    menstimulir penebalan uterus, menstimulir perkembangan uterus menjelang implantasi, dan

    progesterone diproduksi sepanjang kebuntingan dan memelihara kebuntingan. Level

    progesterone dalam darah meningkat setelah ovulasi dan tetap tinggi sampai akhir masa

    diestrus. Level progesterone akan bertahan tinggi bila terjadi implantasi dan berlanjut

    menjadi bunting. Namun demikian level progesterone akan turun bila kebuntingan tidak

    terjadi atau menjelang partus. Progesteron juga membantu menuntaskan perkembangan

    alveoli kelenjar mammae.

    Estrogen

    Hormon ini merupakan sekelompok senyawa yang diproduksi terutama oleh sel-sel

    di dalam folikel ovarium. Disamping itu estrogen juga diproduksi oleh plasenta dan kelenjar

    adrenal. Estrogen menstimulir dan perkembangan dan fungsi saluran reproduksi betina.

    Estradiol adalah salah satu jenis estrogen, dia merupakan hormon utama yang bertanggung

    jawab terhadap timbulnya gejala estrus. Konsentrasi maksimal estradiol terjadi di sekitar

    waktu estrus. Estrogen juga merangsang pertumbuhan dan perkembangan duktus kelenjar

    mammae.

    Relaxin

    Hormon ini dihasilkan oleh ovarium. Fungsi relaxin adalah untuk menyebabkan

    relaksasi ligamentum pelvis dan juga relaksasi serviks pada saat partus.

    Luteinizing Hormone (LH)

  • Universitas Gadjah Mada 10

    Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar pituitaria. LH diperlukan untuk ovulasi dan

    perkembangan dan pemeliharaan korpus luteum. Jumlah LH yang paling mencolok adalah

    sekitar estrus, yaitu sesaat setelah puncak estrogen yang terjadi pada permulaan standing

    heat. Lonjakan LH menyebabkan folikel yang masak menjadi ruptur dan melepaskan oosit.

    Follicle Stimulating Hormone (FSH)

    FSH menstimulir perkembangan beberapa folikel, dan salah satu diantaranya akan

    masak. Ovulasi akan terjadi dan folikel yang masak ini. Folikel menghasilkan estrogen

    dalam jumlah yang terus meningkat. Peningkatan estrogen tersebut akan menekan

    pelepasan FSH berikutnya dari pituitaria. Konsentrasi FSH rendah hampir selama siklus

    estrus, namun demikian, terdapat dua kali puncak FSH yaitu puncak kecil yang terjadi pada

    saat pre-revolusi, dan satu puncak lagi yang agak lebih tinggi yang terjadi 2-3 hari kemudian

    pada sekitar waktu ovulasi.

    Prostaglandin

    Prostaglandin dihasilkan oleh berbagai jaringan dalam tubuh dan tampaknya

    dilepaskan oleh uterus sesaat menjelang partus. Prostaglandin secara komersial diproduksi

    dan digunakan untuk sinkronisasi estrus, pengobatan silent dan induksi abortus.

    Prostaglandin merangsang regresi korpus luteum pada yang memiliki korpus luteum

    fungsional, kemudian diikuti oleh maturasi secara spontan, ovulasi dan tingkah laku estrus

    dalam waktu 2-4 hari.

    Prolaktin

    Hormon ini dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar pituitary. Prolaktin diperlukan untuk

    laktogenesis dan pemeliharaan laktasi. Level prolaktin dalam sistim sirkulasi dikontrol oleh

    factor inhibitor dan releasing yang berasal dari hipotalamus.

    Oksitosin

    Hormon ini dikeluarkan oleh lobus posterion kelenjar pituitaria, berfungsi sebagai

    perangsang milk letdown. Oksitosin juga berperan penting dalam pengaturan parturisi dan

    involusi uterus setelah partus.

  • Universitas Gadjah Mada 11

    Gambar 4a. Skema Mekanisme Feed Back Hormon Reproduksi Jantan

  • Universitas Gadjah Mada 12

    Gambar 4b. Skema Mekanisme Feed Back Hormon Reproduksi Betina

  • Universitas Gadjah Mada 13

  • Universitas Gadjah Mada 14

    C. PENUTUP

    Pokok bahasan kuliah ini secara keseluruhan dapat dipahami intisarinya dengan cara

    mahasiswa mengerjakan soal-soal berikut ini :

    1. Hormon reproduksi dikelompokkan menjadi 2 berdasarkan jenis dan aksinya, sebutkan

    dan beri contohnya!

    2. Jelaskan mekanisme kerja hormon steroid dan hormon protein!

    3. Sebutkan hormon-hormon yang berpengaruh terhadap ovarium!

    Jelaskan masing-masing aksinya!

    4. Sebutkan hormon yang termasuk kelompok steroid! Dimana dihasilkannya?

    5. Dimana hormon PGF2alfa dihasilkan dan apa fungsinya?

    6. Buatlah diagram mekanisme feedback pada hewan jantan dan beri penjelasannya!

    7. Testosteron dihasilkan oleh siapa? Bagaimana fungsinya? Sebutkan hormon

    gonadotropin pada hewan jantan dan jelaskan fungsi masing-masing hormon tersebut!

    Agar mahasiswa dapat menilai kemampuan diri dalam memahami setiap materi yang

    diberikan dalam setiap pokok bahasan, maka mahasiswa harus dapat soal - soal tersebut.

    Seandainya ada kesulitan dalam menjawab soal sebaiknya didiskusikan di dalam

    perkuliahan.

    Kisi kisi untuk menjawab soal-soal di atas adalah soal 1 halaman (16), 2(17), 3(24-25),

    4(19-20), 5(23,25), 6(27), 7(22), 8(2 1).