29
SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S2 Penciptaan Seni Tugas Akhir Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni Minat Utama Penciptaan Seni Rupa IMA NOVILASARI NIM. 14211115 PROGRAM PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI PASCA SARJANA INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2016

SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI

DESKRIPSI KARYA SENI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna mencapai derajat Sarjana S2

Penciptaan Seni Tugas Akhir

Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni

Minat Utama Penciptaan Seni Rupa

IMA NOVILASARI

NIM. 14211115

PROGRAM PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI

PASCA SARJANA INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2016

Page 2: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Page 3: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Page 4: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Page 5: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir dengan judul

“Siraman sebagai Inspirasi Penciptaan Karya Busana Tapestri”

dapat diselesaikan.

Deskripsi Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan studi S-2 pada Minat

Penciptaan Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Surakarta. Selama

proses persiapan sampai terselesainya pengerjaan Tugas Akhir ini

tidak terlepas dari peran serta berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Sri Rochana W., S.Kar., M.Hum., selaku Rektor,

Institut Seni Indonesia Surakarta.

2. Dr. Aton Rustandi Muliyana., S.Kar., M.Hum selaku Direktur

Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Surakarta.

3. Dr. Slamet., M.Hum selaku Kaprodi Pascasarjana Institut Seni

Indonesia Surakarta.

4. Prof. Sardhono W. Kusumo selaku pembimbing Tugas Akhir

yang selalu memberi pengarahan dan motivasi.

5. Seluruh dosen Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta,

atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama masa

perkuliahan.

Page 6: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

ix

6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah menyediakan dukungan baik

moral maupun material, sehingga pembuatan karya Tugas Akhir

ini dapat terselesaikan.

7. Suami beserta keluarga yang selalu mendoakan serta memberi

semangat, dan perhatiannya selama ini.

Akhirnya penulis berharap agar deskripsi Tugas Akhir ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan semoga Allah SWT

melimpahkan rahmat kepada semua yang telah memberi bantuan.

Surakarta, Juli 2016

Penulis

Page 7: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................

PERSETUJUAN………………………………………………………...

KATA PENGANTAR.............................................................

DAFTAR ISI........................................................................

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN........................................................

A. Latar Belakang...........................................................B. Pembicaraan Rujukan................................................C. Rumusan Masalah.....................................................D. Tujuan dan Manfaat..................................................

BAB II KEKARYAAN………………………………………………..

A. Gagasan…………………………………………………………B. Garapan…………………………………………………………C. Bentuk Karya………………………………………………….D. Media…………………………………………………………….E. Orisinalitas Karya Seni………………………………………

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA……….....................

A. Observasi..................................................................B.Proses Berkarya........................................................C.Hambatan dan Solusi................................................

BAB IV PERGELARAN KARYA...........................................

A. Hasil dan Ulasan Karya……………………………………..B. Penyajian Karya........................................................

BAB V PENUTUP................................................................

A. Kesimpulan…………………………………………………….B. Saran ……………………………………………………………

Daftar Pustaka...................................................................A. Pustaka....................................................................B. Glosarium................................................................

Lampiran ..........................................................................

i

ii

vii

x

xi

1

1899

11

1113151725

26

262849

51

5159

62

6263

646566

67

Page 8: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Benang kasur, Benang wool………………………………. 18

Gambar 2. Kulit sintetis……………………………………………………. 18

Gambar 3. Manik-manik………………………………………………….. 19

Gambar 4. Benang Jahit……………………………………………... 19

Gambar 5. Tapestri loom……………………………………………… 21

Gambar 6. Gunting…………………………………………………… 21

Gambar 7. Jarum jahit, sulam, kasur…………………………… 22

Gambar 8. Meteran…………………………………………………… 22

Gambar 9. Spidol Warna……………………………………………. 23

Gambar 10. Perlengkapan Siraman……………………………….. 26

Gambar 11. Pemasangan bleketepe……………………………….. 26

Gambar 12. Pemasangan tuwuhan……………………………….. 27

Gambar 13. Memandikan calon pengantin……………………… 27

Gambar 14. Pemotongan Rambut…………………………………. 27

Gambar 15. Dodol dawet……………………………………………. 28

Gambar 16. Sketsa 1, “Bleketepan”………………………………. 39

Gambar 17. Sketsa 2, “Tirta Ante ping Ati”…………………….. 40

Gambar 18. Sketsa 3, “Bulet e Kekarep”………………………… 41

Gambar 19. Menyiapkan tapestry loom…………………………. 43

Gambar 20. Pemasangan benang lungsi……………………….. 41

Gambar 21. Memasang karton pembatas………………………. 44

Gambar 22. Pola anyaman pemageh…………………………….. 45

Page 9: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

xii

Gambar 23. Anyaman pemageh…………………………………….. 45

Gambar 24. Anyaman background…………………………………. 46

Gambar 25. Menyulam manik-manik……………………………… 47

Gambar 26. Menyisipkan tali kor…………………………………… 47

Gambar 27. Membuat lilitan………………………………………… 48

Gambar 28. Membuat anyaman macramé……………………….. 48

Gambar 29. Karya 1…………………………………………………… 51

Gambar 30. Karya 2…………………………………………………… 54

Gambar 31. Karya 3…………………………………………………… 56

Gambar 32. Tempat penyajian ke-1……………………………….. 59

Gambar 33. Tempat penyajian k3-2……………………………….. 60

Gambar 34. Tempat penyajian ke-3……………………………….. 61

Gambar 35. Poster pergelaran Tugas Akhir……………………… 67

Gambar 36. Tim Penguji……………………………………………… 69

Gambar 37. Penulis bersama model dan penata rias………………. 69

Gambar 38. Busana Bleketepan………………………………………….. 70

Gambar 39. Busana Bleketepan………………………………………….. 70

Gambar 40. Busana Bulet e Kekarep…………………………………… 71

Gambar 41. Model bersama apresian…………………………………… 71

Gambar 42. Model bersama pemusik…………………………………… 72

Gambar 43. Tim Pemusik………………………………………………….. 72

Gambar 44. Tim artistik dan dodol dawet………………………......... 73

Gambar 45. Penulis bersama pemusik…………………………………. 73

Gambar 46. Penulis bersama beberapa apresian…………………….. 74

Page 10: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

xiii

Gambar 47. Prosesi menyiram air…………………………………. 74

Gambar 48. Penulis bersama tim artistic………………………………. 75

Gambar 49. Display tempat pergelaran…………………………………. 75

Page 11: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jawa merupakan suku terbesar bangsa Indonesia

yang memiliki benyak kekayaan budaya, salah satunya

adalah ritual adat pernikahan. Adat istiadat pernikahan Jawa

merupakan salah satu tradisi bersumber dari keraton yang

mengandung nilai-nilai luhur sebagai cerminan luhurnya

budaya Jawa. Di Jawa, memiliki dua macam gaya pernikahan

yaitu upacara pernikahan gaya Yogyakarta dan gaya

Surakarta (Solo) di mana masing-masing memiliki ciri khas

tersendiri (Artatie Agoes, 2001:1). Kebudayaan tersebut perlu

dilestarikan sehubungan semakin berkembangnya bangsa

Indonesia yang tidak menutup kemungkinan akan dilupakan

bahkan ditinggalan oleh generasi penerus.

Pernikahan adalah salah satu langkah penting dalam

pengintegrasian manusia dalam tata alam. Pernikahan

merupakan salah satu upacara yang agung, sacral,

monumental bagi setiap pasangan hidup. Oleh karena itu,

pernikahan tidak hanya sekedar mengikuti agama dan

meneruskan naluri leluhur untuk membentuk keluarga yang

sah, namun juga memiliki arti sangat mendalam untuk

Page 12: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

2

menuju bahtera kehidupan seperti yang dicita-citakan.

Melalui pernikahan, seseorang tidak hanya akan melepaskan

dirinya dari keluarga untuk membentuk keluarga yang baru,

melainkan merupakan penegasan dan pembaharuan seluruh

tata alam dari seluruh masyarakat. Bagi masyarakat Jawa

pernikahan bukan hanya wujud pembentukan rumah tangga

baru, namun juga merupakan menjadi sebuah ikatan dari

dua keluarga besar, yang mungkin berbeda dalam segala hal,

baik secara ekonomi, sosial, budaya dan lain sebagainya.

Budaya barat saat ini banyak memasuki seluruh sendi

kehidupan masyarakat Jawa, pesta pernikahan tradisional

justru semakin marak dilaksanakan. Bagaikan mode, pesta

pernikahan telah merambah berbagai kalangan, dari

perkampungan kumuh, pemukiman elit, hotel-hotel

berbintang, hingga gedung-gedung pertemuan yang sangat

megah. Ada yang melakukan pernikahan adat itu secara

lengkap, di mana semua peralatan pesta dan urutan acaranya

dilaksanakan secara utuh. Tetapi ada juga pihak yang hanya

mencuplik keadatannya sebagian-sebagian sesuai dengan

kemampuan dan selera (Artatie Agoes, 2001:1).

Pentingnya momen pernikahan, sehingga setiap orang

pada umumnya menginginkan untuk merayakan dalam

Page 13: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

3

sebuah upacara dengan tahapan prosesi yang sangat panjang

dan penuh dengan simbol-simbol. Upacara adat pernikahan

Jawa terdiri dari berbagai tahapan, mulai dari siraman,

midodareni, ijab qobul, panggih dan seterusnya. Pertama kali

ketika melihat upacara pernikahan adat Jawa, penulis

terkejut dan terharu dengan kerumitan prosesi di dalam

upacara dan perlengkapannya, karena mengandung makna

simbolisme. Dalam hal ini, prosesi yang menarik bagi penulis

adalah upacara siraman, karena dalam prosesi ini terdapat

beberapa tahapan unik yang memiliki makna filosofi secara

mendalam.

Siraman adalah salah satu prosesi pokok pernikahan

adat Jawa yang mengandung falsafah di dalamnya. Setiap

tahapan proses siraman mengandung makna agar calon

pengantin membersihkan diri dan hati, sehingga semakin

mantap untuk melangsungkan pernikahan di hari esok.

Siraman dilaksanakan sehari sebelum akad nikah untuk

membuka acara pernikahan yaitu dengan memandikan calon

pengantin. Upacara siraman biasanya dilakukan di kamar

mandi atau di taman keluarga masing-masing calon

pengantin. Siraman biasanya lebih bersifat intern yaitu

kalangan keluarga besar yang berkumpul memberikan doa

Page 14: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

4

restu dan dukungan moral kepada calon pengantin untuk

memasuki fase baru dalam kehidupan. Siraman dilakukan

oleh orang tua masing-masing calon pengantin atau wakil

mereka serta sesepuh, hingga berjumlah sembilan orang.

Jumlah sembilan tersebut menurut budaya keraton

Surakarta adalah untuk mengenang keluhuran Wali Songo

yang bermakna Manunggalnya Jawa dengan Islam

(Sumarsono, 2007:32).

Pelaksanaan upacara siraman dipimpin oleh pini

sepuh atau orang yang dituakan. Orang yang dituakan di sini

setidaknya orang yang sudah memiliki cucu atau orang yang

menjadi teladan bagi masyarakat sekitar. Hal ini dikasudkan

agar orang yang memimpin upacara siraman dapa diambil

berkah atas keteladannya di masyarakat oleh kedua calon

pengantin (Hamidin, 2002:17). Ada tujuh Pitulungan

(penolong) ketika melakukan proses siraman, yaitu air yang

digunakan untuk memandikan berisi campuran air kembang

setaman (jika dimungkinkan diambil dari tujuh sumber mata

air) yang disebut Banyu Perwitosari. Pertama kali yang

memandikan adalah ibu, dilanjutkan dengan saudara yang

dituakan berjumlah tujuh orang, biasanya ibu-ibu yang

dinilai berakhlak tinggi, tetapi tidak boleh ibu yang sudah

Page 15: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

5

bercerai atau janda, yang belum mempunyai anak atau tidak

bisa mempunyai anak. Hal ini bermaksud agar calon

pengantin senantiasa diberi berkat, kemudahan, dan cepat

mempunyai anak, dan yang terakhir memandikan adalah

ayah (Rebecca Adams, 2001:5).

Setiap rangkaian prosesi siraman memiliki simbol dan

makna yang mendalam, sehingga sangat menarik bagi penulis

untuk dijadikan sumber gagasan penciptaan karya. Momen

siraman memotivasi penulis untuk mengekspreikan apa yang

menjadi kehendak dalam pikiran dan rasa. Siraman dalam

hal ini secara sederhana benar-benar penulis rasakan secara

mendalam, karena momen ini secara pribadi juga menjadi

momen sakral dan agung bagi penulis. Melalui siraman,

penulis membangun suasana yang penuh dengan simbol-

simbol bersifat abstrak, kemudian dikaitkan dengan berbagai

pengalaman sosial yang dialami penulis menjelang

pernikahan. Secara personal, penulis berusaha untuk

mengeksplorasi kepekaan naluriah yang dialami untuk

diekspresikan ke dalam sebuah karya yang berfokus pada

busana dengan teknik tapestri.

Beberapa penjelasan di atas, secara langsung maupun

tidak langsung mempengaruhi dalam proses penciptaan

Page 16: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

6

penulis dalam berkaya. Ada faktor yang melatarbelakangi

penulis untuk memilih ide garap. Pertama, benturan budaya

khususnya tentang cara berpakaian yang ada di lingkungan

masyarakat tempat penulis tinggal yang masih tradisional,

digabungkan dengan asupan-asupan budaya berpakaian

modern dari Hongkong. Hal ini dapat dikatakan menjadi

benturan hebat dalam psikologis penulis, di mana penulis

harus bisa menerima apa yang diberikan ibu yang sebenarnya

kurang sesuai dengan kondisi lingkungan penulis. Jika

penulis dulu terpaksa menerimanya dengan alasan

menghargai pemberian ibu, saat ini penulis lebih bisa

menerimanya dengan alasan bahwa penulis ingin

menciptakan trend atau mode berpakaian yang unik dan

menarik yang berlandaskan budaya Jawa yaitu siraman.

Penulis mengekspresikan gagasannya dengan memilih

media serat sintetis, karena lebih mudah dalam proses

pengerjaan dan lebih banyak tersedia. Serat sintetis tersebut

khususnya adalah benang wool, yang diwujudkan menjadi

sebuah karya seni serat dengan teknik tapestri. Tapestri

merupakan teknik tenun manual dengan berbagai pola

anyaman. Penulis lebih memilih teknik tapestri, karena

dianggap sebagai teknik yang unik, menarik, dan masih

Page 17: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

7

jarang ditekuni. Hal ini disebabkan tapestri merupakan

teknik yang cukup sulit, karena dalam proses pengerjaannya

membutuhkan ketelitian, kesabaran, kreativitas dan

keterampilan khusus dalam menganyam. Hal tersebut

menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis.

Penulis tertarik untuk menggunakan teknik ini pada

busana yang akan penulis rancang. Karena tapestri memang

pada perkembangannya masih banyak digunakan untuk

hiasan dinding. Jadi hal ini penulis jadikan peluang untuk

dapat menciptakan trend, di mana penulis dapat

menggunakan teknik tersebut pada perancangan busana.

Selain itu, karena didasari dari rasa senang, tapestri akhirnya

menjadi pilihan penulis untuk menjadi teknik dalam

pengerjaan Tugas Akhir.

Tataran konseptual karya yang dipaparkan memiliki

kecenderungan untuk mengkomunikasikan makna-makna

tertentu yang lebih mengarah pada nilai-nilai luhur upacara

siraman. Upacara mengingatkan manusia tentang eksistensi

dan hubungannya dengan lingkungan. Biasanya melalui

upacara, masyarakat menggunakan simbol yang merupakan

sesuatu yang sangat dikenal dan dipahami oleh masyarakat

dalam kehidupan sehari-hari, yang sering digunakan sebagai

Page 18: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

8

alat untuk mewariskan kebudayaan (Yusuf Mundzirin,

2009:15-16). Oleh karena itu, berdasarkan beberapa ulasan

di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya menjadi

sebuah tema dalam proses studi penciptaan karya seni Tugas

Akhir, yaitu dengan tema “Siraman sebagai Inspirasi

Penciptaan Karya Busana Tapestri”.

B. PEMBICARAAN RUJUKAN

Visualisasi karya tugas akhir ini, lebih menekankan

pada kegiatan eksplorasi dan yang menjadi rujukan atau

landasan dalam proses adalah bentuk dekoratif. Bentuk dasar

yang diambil adalah bagian-bagian simbol yang mewakili

suasana prosesi siraman. Penulis membatasi masalah yang

berhubungan dengan arahan makna karya yang dicapai, yaitu

proses berpikir dan rasa mendalam yang dialami penulis

untuk memantapkan hati menuju pernikahan. Makna

tersebut erat hubungannya dengan makna filosofi upacara

siraman.

Penulis juga membatasi masalah bahan utama yang

akan digunakan, antara lain benang wool, benang sulam, tali

kor, dan manik-manik sebagai penghias. Teknik utama yang

Page 19: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

9

digunakan yaitu tapestri, didukung dengan kombinasi teknik

lain seperti macrame dan sulam.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan ruang lingkup dari latar belakang di atas,

maka dapat dirumuskan sebagai berikut

1. Bagaimana transformasi ide suasana siraman menjadi simbol

baru agar bisa digunakan untuk perancangan karya busana

tapestri?

2. Bagaimana pemilihan teknik dan media yang relevan untuk

digunakan pada perancangan busana tapestri?

D. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari pembuatan karya ini adalah sebagai

berikut

1. Sebagai upaya mentransformasi ide suasana siraman menjadi

simbol baru agar bisa digunakan untuk perancangan karya

busana tapestri.

2. Sebagai upaya pemilihan teknik dan media yang relevan

untuk digunakan pada perancangan busana tapestri.

Page 20: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

10

Adapun manfaat dari pembuatan karya ini adalah

sebagai berikut

1. Menjadi bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut

penciptaan karya-karya kriya yang bersumber pada upacara

siraman.

2. Menambah informasi seni kriya dan sarana apresiasi

kesenian, khususnya dalam bidang kriya tapestri kepada

masyarakat.

3. Menambah wawasan pengentahuan tentang makna-makna

yang terdapat pada upacara siraman sebagai upaya ikut

melestarikan kearifan local budaya Jawa.

Page 21: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

11

BAB II

KEKARYAAN

Page 22: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

26

BAB III

PROSES PENCIPTAAN KARYA

Page 23: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

51

BAB IV

PERGELARAN KARYA

Page 24: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

62

BAB V

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Penulis berusaha menyampaikan wujud keagungan

tentang prosesi siraman ke dalam karya busana tapestry.

Bentuk-bentuk yang penulic ciptakan lebih mengambil makna

dari unsur air yang mengalir, yaitu dengan memilih bentuk tali-

tali yang mengantung sebagai simbol aliran air yang jatuh ke

bawah. Berdasarkan pengalaman penulis selama berproses,

terdapat satu kesamaan antara siraman dengan tapsetri yaitu

sebagai sebuah proses yang sama-sama tidak instan di mana

penuh dengan berbagai pertimbangan. Hal tersebut bertujuan

untuk mencapai sebuah puncak proses yang bermakna sebagai

wujud keagungan kepada Tuhan.

Karya busana tapestry yang penulis ciptakan dapat

dirasakan sebagai karya paradog, karena keindahan pada karya

mengandung makna yang getir yaitu senang tetapi di penuhi

dengan rasa takut melihat masalah baru yang akan dihadapi.

Page 25: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

63

2. SARAN

Berkaitan dengan proses berkarya pada Tugas Akhir ini,

adapun saran yang dapat penulis sampaikan sebagai berikut

a. Kita sebagai orang Jawa hendaknya janganlah

memandang sebelah mata prosesi adat Jawa sebagai

warisan budaya leluhur, karena secara tidak langsung

hal trersebut senantiasa menjadi pengingat kita untuk

selalu mengingat kebesaran Tuhan. Tuhan akan

memberikan bahagia kepada setiap orang yang mau

berusaha.

b. Proses berkarya merupakan wahana kita untuk

mengungkapkan segala hal yang mewakili perasaan

kita, perasaan bahagia, sedih, kebingungan, dan lain

sebagainya. Sehingga, ketika berkarya kendaknya kita

tidak membohongi apa yang benar-benar kita

rasakan, karena hal ini akan menimbulkan kemistri

antara perasaan dengan kita berproses membuat

karya.

Page 26: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

64

Daftar Pustaka

Adams, Rebecca. Upacara Pernikahan di Jawa ; Upacara-upacara,

Simbolisme, dan Perbedaan Daerah di Pulau Jawa. Malang:

ACICIS, 2001.

Agoes, Artatie Kiat Sukses Menyelengarakan Pesta Perkawinan

Adat Jawa (Gaya Surakarta & Yogyakarta). Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2001.

Effendi, Yusuf. Seni Tenun. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1987.

Hamidin. Buku Pintar Perkawinan Nusantara. Yogyakarta: DIVA

Press,Cet 1, 2002.

Mundzirin, Yusuf. Makna & Fungsi Gunungan pada Upacara

Garebeg di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat,. Yogyakarta:

CV. Amanah, 2009.

Sumarsono. Tata Upacara Pengantin Adat Jawa. Yogyakarta:

Narasi, 2007.

Supangkat, Jim, Rizki A. Zaelani. Ikatan Silang Budaya : Seni

Serat Biranul Anas. Jakarta: Art Fabrics, Nopember 2006.

Wardhani, Cut Kamaril dan Ratna Panggabean. Tekstil. Jakarta:

LPSN, 2004.

Page 27: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

65

Web fotografi

idepernikahan.com

sandraproject.wordpress.com

soraya.com

Nara Sumber

Page 28: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

66

Glosarium

Adat : Aturan yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala atau wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan yang satu dng lainnya berkaitan menjadi suatu sistem dan mempunyai masyarakat pendukungnya.

Anyaman : Benang atau serat yang salin menjalin

Aktualisasi : Menjadikan aktual. Betul-betul ada dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak.

Aspirasi : Harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang.

Benang lungsi : Kumpulan benang yang tersusun sejajar, untuk kemudian di tenun dengan benang paka, dan berfungsi untuk menentukan panjang kain.

Benang pakan : Benang yang dijalinkan ke dalam susunan benang lungsi pada proses menganyam, dan berfungsi untuk menentukan lebar kain.

Eksplorasi : Penjelajahan lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang keadaan.

Ektensitas : Keleluasaan.

Macrame : Kerajinan tangan simpul-menyimpul dng menggunakan berbagai macam benang

Page 29: SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA … · SIRAMAN SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA BUSANA TAPESTRI DESKRIPSI KARYA SENI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai

67

A. Lampiran

Poster

Gambar 35. Poster pergelaran Tugas AkhirSumber : Ima Novilasari, 2016