Upload
kaharuddin-hrp
View
771
Download
72
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL TENTANG
SISTEM IRIGASI POMPA
A. Tujuan
Tujuan dari pembelajaran diharapkan dapat memahami tentang sistem irigasi
pompa, sehingga dapat merencanakan dan menjalankan operasi dan pemeliharaan
sistem irigasi pompa air tanah dengan baik dan benar.
B. Sasaran
Para petani pengguna air, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan serta
ketrampilan peserta tentang sistem irigasi pompa air tanah.
C. Lama penyampaian
• Pembelajaran di dalam kelas dapat menggunakan waktu lebih pendek
dibandingkan
dengan pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran di luar kelas/di lapangan dapat
menggunakan waktu 2-3 jam.
D.Cara penyampaian
Penyampaian informasi dapat diberikan secara tatap muka di kelas atau juga
praktek di lapangan.
Di dalam kelas :
• Peserta diberi informasi oleh fasilitator tentang sistem irigasi pompa air tanah
secara
keseluruhan.
• Peserta di beri informasi tentang perencanaan penggunaan sistem irigasi pompa
• Peserta diberi penjelasan tentang teknis operasi dan pemeliharaan sistem irigasi
1
pompa air tanah
• Peserta diberi penjelasan tentang perhitungan beaya operasi dan
pemeliharaan
Di luar kelas/di lapangan :
• Peserta dilibatkan untuk melihat sistem irigasi pompa air tanah, dari sistem
pengambilan, pendistribusian, pembagian, pemeliharaan dan lainsebagainya.
E. Proses pembelajaran
• Fasilitator menyampaikan seluruh informasi kepada peserta tentang sistem irigasi
pompa air tanah.
• Peserta dapat duduk di kursi atau lesehan dengan posisi duduk melingkar atau
membentuk hurup U agar supaya peserta dapat menerima informasi dengan jelas.
F. Isi Pembelajaran.
1. Pengertian sistem irigasi pompa
Irigasi pompa air tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan air dari bawah
permukaan tanah dengan menggunakan bantuan pompa air, sehingga dapat
didistribusikan dan digunakan untuk keperluan irigasi.
Irigasi pompa ini mempunyai kelebihan :
• Adanya kepastian perolehan air dibandingkan dengan irigasi permukaan
sehingga dapat diharapkan tersedia sepanj'ang tahun.
• Rencana tata tanam dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan
mempertimbangkan jenis tanaman, waktu tanam serta ketersediaan tenaga
kerja.
• Petani dapat mengatur sendiri penyediaan air untuk irigasinya
Meskipun demikian, irigasi ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan, yaitu :
• Diperlukan investasi/modal yang relatif besar untuk pembangunannya.
2
• Perlu perawatan yang intensif dan terus-menerus, sehingga membutuhkan
dukungan tenaga operator yang trampil.
• Diperlukan biaya operasi dan pemeliharaan yang memadai, agar
keberlanjutannya dapat terjaga.
Mengingat mahalnya investasi yang dibutuhkan dalam pembangunan instalasi
sistem irigasi pompa air tanah, maka biasanya keberadaannya masih merupakan
proyek yang dikerjakan oleh pemerintah dan petani akan diserahi tugas untuk
melaksanakan O & P sistem irigasi tersebut Pada saatnya nanti peran partisipasi
masyarakat dalam pembangunan sistem irigasi pompa air tanah sangat diharapkan.
Sistem irigasi air tanah memerlukan biaya O & P yang relatif tinggi, maka petani
harus dapat memperhitungkan dengan baik pertanian yang diusahakan. Untuk itu
petani harus benar-benar intensif dalam pengelolaan tanaman pertaniannya
sehingga dapat menanggung biaya yang dibebankan untuk pengelolaan sistem
irigasi pompa air tanah. Biasanya petani akan menanam jenis tanaman yang
mempunyai peluang produktivitas tinggi dan bernilai ekonomis tinggi serta
membutuhkan air relatif sedikit Tanaman jenis hortikultura dan buah-buahan
biasanya menjadi pilihan para petani, misalnya tomat, lombok, semangka, melon,
dll. Untuk melaksanakan pengelolaan yang baik dibutuhkan suatu institusi atau
lembaga pengelolaan yang baik pula. Lembaga ini biasanya disebut Perkumpulan
Petani Pemakai Air (P3A), Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), Mitra cai, atau
apa saja namanya sesuai daerahnya.
3
Gambar 1. Sistem irigasi pompa air tanah
2. Bagian-Bagian Irigasi Pompa
Dalam instalasi irigasi pompa air tanah, biasanya terdiri dari:
• Sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, tor (pipa), yang berfungsi untuk
mengumpulnya air dari akuifer
• Pompa air dan mesin penggeraknya (mesin disel, generator set, listrik dari
PLN,dll)
• Bak penampung, yang berfungsi sebagai bak penenang yang biasanya
dilengkapi
dengan alat ukur debit
• Saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran terbuka
• Bangunan pembagi ke masing-masing box
• Bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai tempat
pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk menyimpan
buku catatan kegiatan O & P.
4
Jenis-jenis pompa yang biasa digunakan untuk keperluan irigasi, adalah :
• Pompa sentrifugal dengan kedalaman muka air maksimum 8 m. Pompa inii
paling banyak digunakan untuk keperluan irigasi
• Pompa submersibel, yang merupakan pompa berdiameter kecil dan dimasukkan
kedalam pipa lindung
• Pompa turbin, adalah pompa putar (rotasi) yang dipasang didalam sumur dan
mempunyai kapasitas yang besar.
3. Operasi Sistem Irigasi Pompa
Berlainan dengan cara yang lazim digunakan dalam jaringan irigasi air permukaan,
pada sistem irigasi pompa air tanah petani dapat menentukan sendiri berapa
banyak air yang ia perlukan dilahan mereka. Meskipun jumlah air yang diberikan
dapat sesuai dengan permintaan petani yang bersangkutan, tetapi juga harus
dipertimbangkan aspek keadilan dan pemerataan pada petani-petani yang lain.
Disamping itu juga dituntut kesadaran petani agar dapat menggunakan air sehemat
mungkin, maka air harus dibagi secara efektif dan efisien. Yang perlu mendapat
perhatian dalam pembinaan adalah cara dan teknik pembagian air termasuk
pemberian air di lahan. Hal ini tentunya menuntut kemampuan operasi yang lebih
tinggi dibandingkan irigasi permukaan agar dapat memenuhi kriteria tepat tempat,
jumlah dan waktu agar kepuasan dikalangan petani dapat terpenuhi.
Agar sistem irigasi pompa air tanah dapat dipertahankan keberianjutannya, maka
perlu diperhatikan hal-hal berikut:
• Mengoperasikan peralatan sesuai dengan spesifikasi yang diberikan oleh pabrik
pembuat peralatan (pompa dan mesin)
• Menyediakan air irigasi sesuai dengan permintaan petani melalui ulu-ulu/P3A
sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, dan hanya pada waktu tanaman
benar-benar membutuhkan.
• Mengurusi bahan bakar dan suku cadang. Operator harus memesan barang-
barang yang dibutuhkan sebelum waktu digunakan, sehingga b'dak terjadi
keterlambatan penyediaan bahan.
5
• Melakukan pekerjaan administrasi yang berhubungan dengan stasiun pompa,
misalnya mencatat jam operasi, kegiatan operasi pemeliharaan, mencatat debit,
mencatat penggunaan air, pemakaian / konsumsi bahan bakar, dll.
4. Pemeliharaan Sistem Irigasi Pompa
Pemeliharaan Sumur bor (pipa)
Sumur jenis ini di bor jauh kedalam lapisan tanah yang mengandung banyak air,
sehingga diperlukan peralatan berat untuk membuatnya. Sumur jenis ini dapat
digunakan untuk berbagai macam keperluan, karena mampu menghasilkan jumlah
air yang banyak. Demikian juga untuk keperluan irigasi yang cenderung
mernerlukan jumlah air yang besar dan kepastian ketersediaan, maka pilihan jenis
sumur ini paling banyak dilakukan.
Seperti peralatan yang lain, sumur juga mengalami keausan akibat pemompaan
yang terus menerus. Tanda-tanda sumur telah mengalami keausan adalah :
• Kapasitas sumur berkurang secara berangsur-angsur atau penyusutan
kemampuan sumur.
• Air yang dipompa bercampur pasir dan lumpur atau material lain.
Keausan ini disebabkan oleh karat dan kotoran-kotoran lain yang melekat, sehingga
korosi ini mampu menghancurkan bahan pipa dan saringan. Pemeriksaan berkala
sumur bor biasanya dilakukan 10-15 tahun setelah operasi pertama. Jika dari hasil
pemeriksaan sumur menunjukkan perlu didersidkan dan direhabilitasi, maka perlu
perencanaan dan persiapan yang matang. Biasanya jika sumur telah menunjukkan
penurunan kemampuan yang berarti, pilihan melakukan pengeboran lagi lebih
prioritas dari pada memperbaiki sumur yang ada.
6
Gambar 2. Sumur pipa (bor)
Pemeliharaan Mesin/Pompa
Pemeliharaan yang baik sesuai dengan petunjuk teknis yang ditentukan akan
memperpanjang umur pakai suatu peralatan. Pada umumnya perawatan rutin yang
dilaksanakan teratur akan mengurangi resiko kerusakan, sehingga menghemat
biaya perawatan dalam jangka panjang. Untuk melaksanakan pemeliharaan yang
baik, diperlukan :
• operator dan staf yang terlatih dan seperangkat peralatan yang memadai.
Operator ini harus mampu memberikan informasi dan tanggap masalah yang
mungkin timbul serta mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul.
• Montir lapangan yang mampu untuk melakukan perbaikan-perbaikan di sumur
pompa dan montir yang bekerja dibengkel.
• Seperangkat peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan-
perbaikan rutin.
7
Secara umum ada tiga jenis pemeliharaan, yaitu :
Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan ini termasuk perbaikan-perbaikan kecil yang harus dilakukan oleh
operator, antara lain : mengecek oli, sistem pelumasan, pengencangan baut /mur,
dan lain sebagainya.
Pemeliharaan rutin :
• Mengecek oli/
sistem pelumasan
• Mengecangkan
baut/mur yang
kendor
• Mengecek sistem
pendinginan
• Mengecek belt
• Dll
Gambar 3. Pemeliharaan rutin irigasi pompa
Pemeliharaan Berkala
Merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala yang harus
dilakukan oleh operator. Pemeliharaan ini biasanya ditentukan berdasarkan jam
operas! peralatan. Kegiatan ini juga meliputi perbaikan-perbaikan besar yang dilakukan
pada waktu pompa tidak digunakan, karena tanaman sedang tidak membutuhkan air.
Contoh Jadwal pemeliharaan berkala dapat dilihat seperti pada gambar 4.
8
9
Pemeliharaan darurat
Pemeliharaan ini dilakukan karena terjadi kerusakan mesin/pompa secara mendadak,
misalnya piston mesin pecah, impeler pompa patah, dll. Kejadian ini biasanya terjadi
karena perawatan rutin dan berkala tidak dilaksanakan sesuai proseduryang
seharusnya, sehingga akan berakibat fatal. Kejadian ini akan biasanya memerlukan
waktu perbaikan yang relatjf lama dengan membutuhkan biaya yang mahal. Karena
kejadian ini tidak direncanakan, maka tentu akan berakibat pada.
OP
ER
AS
I
KOMPONEN JAM PEMAKAIAN POMPA
Keterangan
8 50 150 300 500 1000 2500
PE
MB
ER
SIH
AN
Saringan udara terendam oli •f-t^ ,
Saringan Pompa BBM ^
Tangki BBM i ~-^ •;„
Injektor/bosch pump :^^
Silinder, kipas, radiator
PE
ME
RIK
SAA
N
Permukaan oli (tabung pembersih) S~"
Permukaan oli mesin "$&
Permukaan air accu/baterai &fe>.
Tegangan tali kipas ..^••••v
Kerenggangan klep
Permukaan oli roda gigi *X*\ •.
Kerenggangan impeler ^ife
PE
NG
GA
NTI
AN
Oli mesin s » « •
Oli saringan udara * "X" i. >
|*&X* *
Saringan BBM
Saringan oli
Tali kipas
Oli roda gigi
Minyak gemuk/grease
Sikat stater *%
Gambar 4. Jadwal pemeliharaan berkala
10
Pemeliharaan saluran pembawa dan bangunan penunjang
Jika saluran pembawa merupakan saluran terbuka, maka pemeliharaan yang
dilakukan adalah layaknya pada irigasi permukaan. Misalnya meJakukan kegiatan
rutin membersihkan kotoran, rumput, menutup bocoran disepanjang saluran, dll.
Jika saluran yang digunakan adalah saluran tertutup berupa pipa, maka
kebersihan pada bak-bak pembagi yang terbuka harus lebih diperhatikan,
karenanya jangan sampai ada kotoran/sampah masuk yang berakibat pada
tersumbatnya saluran pembawa tersebut.
5. Tanggung Jawab Lembaga Pengelolaan Sistem irigasi Pompa AirTanah.
Seperti telah diketahui, para petani bertanggung jawab sepenuhnya atas operasi dan
pemeliharaan sistem irigasi pompa air tanah. Operasi dan Pemeliharaan (O & P) sistem
irigasi pompa air tanah ini mempunyai tingkat kesulitan dan resiko yang lebih tinggi.
Untuk itu petani harus tergabung dalam lembaga pengelolaan (P3A, HIPPA, Mitra Cai,
dll) yang tangguh, mandiri dan mempunyai sumberdaya yang memadai. P3A akan
menjadi tangguh apabila semua anggotanya berdisiplin yang tinggi dan kesadaran penuh
mematuhi semua aturan yang telah disepakati oleh seiuruh anggota. Peraturan-peraturan
tertulis ini biasanya dituangkan dalam bentuk Anggaran Dasar/Rumah Tangga (AD/ART).
Tanggung jawab P3A dalam pengelolaan sistem irigasi ini adalah :
Kegiatan rutin/harian/Mingguan:
• Melakukan pembinaan kepada anggota untuk mempergunakan air sehemat
mungkin, serta memenuhi faktor tepat tempat, jumlah dan waktu.
• Melaksanakan cara dan teknik pembagian air yang baik, sehingga pelayanan
penyediaan air dapat memuaskan anggota.
• Selalu melakukan kontrol administratif dan teknis terhadap pekerjaan operator
dan staf yang dipekerjakan.
11
Kegiatan Musiman:
• Melakukan pembinaan terhadap operator pompa, tenaga administrasi, ketua
blok, ulu-ulu untuk meningkatkan kemampuannya.
• Melakukan pengaturan rencana tata tanam, penentuan jenis tanaman, membuat
jadwal rencana pembagian air, dll. Setiap pola tanam harus direncanakan
berdasarkan perbandingan antara jumlah air yang dibutuhkan dengan kapasitas
pompa.
• Merencanakan kegiatan pemeliharaan instalasi pompa air tanah sesuai dengan
spesifikasinya.
• Melakukan pembahasan dengan anggota P3A untuk menentukan jumlah iuran
yang disepakati.
• Melakukan penarikan iuran pelayanan air irigasi kepada anggota yang
membutuhkan air irigasi.
• Dll
Kegiatan Khusus:
• Melakukan koordinasi dengan lembaga /organisasi di desa, kecamatan, dll untuk
melaksanakan kerjasama yang saling menguntungkan. Misalnya untuk kegiatan
penyediaan sarana produksi pertanian, pemasaran pertanian, penyediaan kredit
pertanian, dll.
6. Penjadwalan Pemberian Air irigasi
Salah satu masalah yang dijumpai dala sistem irigasi pompa air tanah adalah
keterbatasan kemampuan pompa air, namun harus dapat memenuhi permintaan petani
yang-terdiri dari beberapa blok. Untuk itu maka dibuat jadwal rotasi (giliran) pemberian
air. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk membuat jadwal rotasi ini diantaranya
adalah :
12
Karakteristik Jaringan
Langkah pertama adalah membagi areal kedalam kelompok-kelompok rotasi yang
hampir sama besar dan karakteristiknya. Blok-Wok ini dianggap sebagai unit rotasi,
kadang-kadang beberapa blok dapat digabung menjadi satu unit rotasi
Contoh :
Daerah irigasi air tanah Wadas mempunyai 2 blok dengan 7 subblok yang dapat diberi
air sendiri-sendiri. Kapasitas pompa 54.5 l/det, sedangkan kapasitas saluran kuarter 25
l/det. Maka untuk menggunakan pompa pada kapasitas penuh debit harus dibagi pada
dua blok secara bersamaan. Hal ini dapat dijelaskan pada Gambar 5.
Sub blok
VII VI V
IV III II I
Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
7
Gambar 5. Contoh Pembagian Blok Giliran Air
Kapasitas Pompa
Besar debit yang dialirkan tergantung pada kapasitas pompa dan saluran. Selain itu
dalam mengoperasikan juga dipertimbangkan spesiflkasi mesin dan pompa air agar
diperoleh kapasitas yang paling optimal. Yang dimaksud optimal adalah kapasitas
dimana pompa air bekerja pada debit air yang paling banyak untuk setiap liter bahan
bakar yang dikonsumsi.
13
Contoh :
Kecepatan mesin Debit air Pemakaian bahan M3 air/liter
(RPM) bahan bakar
1500 40.51/detik 2.8 liter/jam 52
1700 54.51/detik 2.9 liter/jam 68
Dari contoh tabel diatas menunjukkan bahwa mengoperasikan pompa pada kecepatan
mesin 1700 RPM lebih ekonomis, sebab kita dapat memperoleh debit air lebih banyak
untuk tiap liter konsumsi bahan bakar.
Sebenarnya pompa dapat dapat dioperasikan pada kecepatan yang berbeda-beda, jadi
debit yang dihasilkan juga bervariasi. Tetapi hal ini dalam pelaksanaan mengalami
kesulitan, karena jadwal pemberian air yang bervariasi ini memerlukan operator yang baik
dan sulit dalam dalam pencatataanya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk mengoperasikan
pada kecepatan yang sama, yang dianggap paling optimal.
Kebutuhan air di lahan
Kebutuhan air ini akan tergantung jenis tanaman yang dibudidayakan dilahan. Tanaman
padi akan berbeda kebutuhan airnya dengan tanaman palawija, buah-buahan, sayur-
sayuran. Demikian juga jenis tanah juga akan berpengaruh terhadap kebutuhan airnya.
Misalnya tanah lempung mempunyai kemampuan menyimpan air yang reJatif lebih lama
dibandingkan tanah berpasir, sehingga jarak waktu pemberian airnya juga lebih lama
dibanding tanah berpasir. Jarak waktu pemberian air ini jangan sampai terjadi kondisi titik
layu permanen, karena tanaman akan menguning dan mati. Biasanya para petani sudah
mengetahui kapan waktunya dan berapa banyak melakukan pengairan, karena mereka
telah mempunyai pengalaman membudidayakan dilahannya. Meskipun mereka sering
tidak memperdulikan debit yang mereka alirkan.
Lamanya air mengalir
Air memerlukan waktu untuk mengalir dari pompa kesawah. Waktu yang diperlukan untuk
14
mengalirkan air dari pompa ke lahan tergantung pada kemiringan, dimensi, tipe, panjang
saluran, kebersihan saluran, debit air, kelembaban saluran, dll. Sebelum membuat jadwal
pembagian air, P3A harus mempunyai data kecepatan air disaluran. Hal ini bisa dilakukan
pengukuran dengan alat yang sederhana oleh P3A dibantu juru pengairan setempat
Saluran yang terawat, bersih dari rumput/sampah, tidak banyak bocor, akan mengalirkan
air yang lebih cepat dari saluran yang tidak terawat.
Kehilangan air disaluran
Air biasanya semakin kehilir mengalami penurunan debit akibat rembesan,
penguapan,dan kehilangan lainnya. Oleh karena itu untuk menutup kehilangan air
disaluran biasanya diberikan air tambahan sebesar 20 %. Kehilangan air disepanjang
saluran ini akan terkait erat dengan pemeliharaan saluran itu sendiri. Jika saluran dirawat
dengan baik, maka kehilangan air akibat rembesan disepanjang disaluran semakin kecil.
7. Aspek - aspek Keuangan Sistem Irigasi Pompa Air Tanah
Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem irigasi air tanah terdiri dari
biaya penggantian suku cadang dan biaya operas! dan pemeliharaan (O & P).
Pengeluarah ini menjadi dasar perhitungan menentukan besarnya sumbangan/iuran yang
harus ditanggung oleh anggota.
Biaya operasi dan pemeliharaan
Biaya O & P terdiri biaya tetap dan tidak tetap. Biaya tetap mencakup pengeluaran untuk
honor operator, pegawai PSA (staf yang dipekerjakan ), dll. Sedangkan biaya tidak tetap
tergantung dari jam operas! pompa air tanah, misalnya bahan bakar, pelumas, suku
cadang, dll. luran
Besarnya iuran yang harus dibayar petani ditentukan berdasarkan kesepakatan yang
dihasilkan dari pertemuan P3A. Ada beberapa cara menentukan besarnya iuran,
yaitu :
• Menentukan besarnya iuran berdasarkan luas kepemilikan lahan. Cara ini mudah
15
dilaksanakan, tetapi kelemahannya adalah tidak ada hubungan antara besarnya
iuran air dengan luas lahan. Hal ini karena belum tentu tanah yang luas
menggunakan air yang lebih banyak.
• Iuran yang ditarik berdasarkan air yang dipakai anggota. Cara ini akan
mendorong petani untuk mempergunakan air seefisien mungkin, karena semakin
boros dia menggunakan air iuran yang harus dibayar juga semakin besar.
Kelemahan cara ini adalah penanganan administrasi sulit sehingga menuntut
operator dan tenaga administrasi yang trampil dan teliti.
• Gabungan antara kedua cara tersebut diatas, biaya tetap ditutup dengan iuran
yang ditarik berdasarkan luas pemilikan lahan, sedangkan biaya tidak tetap
diperoleh dengan iuran yang berdasarkan jumlah air yang dipakai.
Contoh Perhitungan besarnya iuran
Data dasar:
Luas daerah Layanan = 40 ha
Jumlah jam pemompaan = 2475 jam/th
Pemakaian bahan bakar = 8,71 liter/jam
Harga bahan bakar (solar) = Rp 600/liter
Operator dan tenaga administrasi waktu kerja dianggap 1 tahun penuh
Perhitungan biaya:
A. Biaya tetap/tahun
1. Gaji operator (Rp.200.000 x 12 bulan) = Rp. 2.400.000,-
2. Gaji tenaga administrasi (Rp. 150.000 x 12 Bulan) = Rp. 1.800.000,-
3. Biaya pemeliharaan (Rp.50.000 x 40 ha) = Rp. 2.000.000,-
Jumlah = Rp. 6.200.000,-
16
B. Biaya tidak tetap
1. Biaya operasi:
Kebutuhan bahan bakar 8.71liter/jam x Rp.600/liter = Rp. 5226,-/jam
Lain-lain sebesar 15% dari kebutuhan bahan bakar = Rp. 784,-/jam
= Rp. 6010,-/jam
2. Biaya tambahan untuk P3A (10 % dari operasi)
Besar biaya ini ditentukan dari kesepakatan anggota = Rp. 601,-/jam
Jumlah = Rp. 6611,-/jam
Perhitungan besar iuran:
Cara I ( persatuan pemilikan lahan)
Biaya tetap = Rp. 6.200.000,-
Biaya tidak tetap 2475 jam x Rp. 6611,-/jam = Rp. 16.362.225,-
= Rp. 22.562.225,-
Besar iuran pemakai air ditetapkan sebesar:
Rp.22.562.225 / 40 ha = Rp.564.055/ha
Cara II ( iuran perjam pemakaian)
Biaya tetap (Rp.6.200.000,-/2475 jam) = Rp. 2505,-/jam
Biaya tidak tetap = Rp. 6611,-/jam
= Rp. 9116,-/jam
Besar iuran pemakai air ditetapkan sebesar = Rp.9116,-/jam
Cara III ( Gabungan cara I dan II)
17
18
Biaya tetap
(perluas pemilikan lahan) Rp.6.200.000/th /40 ha = Rp. 155.000,-
Biaya tidak tetap (perjam pemakaian) = Rp. 6.611,-
Besar iuran air Rp.155.000/ha/th dan biaya operasi perjam Rp.6.611,-
Biaya Penggantian Pompa dan Mesin
Pompa, mesin dan peralatan lainnya akan mengalami keausan setelah lama
digunakan. Misalnya, mesin diesel diperkirakan umur ekonomisnya hanya sampai 7 tahun
dan umur pompa 10 tahun. Awet tidaknya suatu peralatan ditentukan oleh baik tidaknya
rancangan, waktu operasinya, kualitas pemeliharaan, kualitas pemakaian, dan
ketrampilan operator. Jika peralatan telah habis umur ekonomisnya dan tidak dapat
dipakai lagi, maka peralatan perlu diganti. Untuk penggantian tersebut tentu
membutuhkan dana yang relatif besar. Cara untuk mendapatkan dana adalah dengan
menyisihkan sebagian dari kekayaan organisasi secara teratur tiap tahun. Misalnya untuk
membeli pompa air yang umurnya 10 tahun, uang yang perlu disisihkan setiap tahun
sekurang-kurangnya 1/10 dari harga pompa air tersebut Demikian juga untuk membeli
sebuah mesin diesel yang umurnya 6 tahun, perlu disisihkan danasekurang-kurangnya
1/6 dari harga mesin diesel tersebut Sengaja menggunakan kata "sekurang-kurangnya"
karena harga akan cenderung mengalami kenaikan.