3
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA 2014 JUDUL PROYEK AKHIR 1. Nama Lengkap : Haris Rahadianto 2. NRP : 7411040031 3. Kelas : 3 D4 IT B 4. Jurusan/Program Studi : Jurusan Teknik Informatika / D4 Teknik Informatika 5. Judul Proyek Akhir : Sistem Pengukuran Manajemen Tingkat Resiko Kawasan Rawan Bencana Banjir Sungai Bengawan Solo (Sub Wilayah Jawa Timur) 6. Deskripsi Proyek Akhir : Latar belakang Proyek akhir Indonesia memiliki kondisi georafis yang sangat rentan terhadap bencana terutama banjir dan perubahan iklim. Hal ini diindikasikan dari, persoalan klasik di Indonesia yang terjadi sepanjang tahun, yakni banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau, sehingga saat ini ada istilah lain dari musim di Indonesia, yaitu bukan lagi musim penghujan dan musim kemarau tapi menjadi musim banjir dan musim kekeringan. (Kodoatie dan Sjarief, 2010). Banjir sering terjadi di Indonesia yang beriklim tropis, terutama pada wilayah dengan kemiringan lereng landai atau dataran. Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 diantaranya berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai induk ini mencapai 1,4 juta hektar (Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Resiko Bencana, 2010). Dalam Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana 2010-2012 (2010) dan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2010-2014 (2010), kabupaten/kota yang memiliki resiko tinggi terhadap banjir menyebar di lima pulau besar Indonesia. Di Propinsi Jawa Timur terdapat 18 kabupaten/kota yang beresiko tinggi terhadap banjir seperti Sidoarjo dan Bojonegoro. Sungai Bangawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa. Daerah-daerah disekitar sungai tersebut juga merupakan daerah rawan bencana banjir. Permasalahan Proyek akhir Penanggulangan bencana di Indonesia selama ini terpusat hanya pada tahap tanggap darurat dan masyarakat baru bertindak ketika bencana telah terjadi. Padahal, seharusnya penanggulangan bencana dilakukan secara bertahap dan kontinyu dimulai dari tahap pra bencana, saat, dan pasca bencana. Dari ketiga tahap tersebut, penanggulangan bencana pada tahap pra bencana memiliki peranan paling besar dalam mengurangi resiko dan dampak paling besar dari bencana yang akan datang. Selama ini pola pikir dalam menanggulangi bencana belum menjangkau tahap pra bencana.

Sistem Pengukuran Manajemen Tingkat Resiko KRB Banjir Sungai Bengawan Solo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Pengukuran Manajemen Tingkat Resiko KRB Banjir Sungai Bengawan Solo

Citation preview

Page 1: Sistem Pengukuran Manajemen Tingkat Resiko KRB Banjir Sungai Bengawan Solo

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA 2014

JUDUL PROYEK AKHIR 1. Nama Lengkap : Haris Rahadianto

2. NRP : 7411040031 3. Kelas : 3 D4 IT B 4. Jurusan/Program Studi : Jurusan Teknik Informatika / D4 Teknik Informatika 5. Judul Proyek Akhir : Sistem Pengukuran Manajemen Tingkat Resiko Kawasan Rawan

Bencana Banjir Sungai Bengawan Solo (Sub Wilayah Jawa Timur)

6. Deskripsi Proyek Akhir :

• Latar belakang Proyek akhir

Indonesia memiliki kondisi georafis yang sangat rentan terhadap bencana terutama banjir dan perubahan iklim. Hal ini diindikasikan dari, persoalan klasik di Indonesia yang terjadi sepanjang tahun, yakni banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau, sehingga saat ini ada istilah lain dari musim di Indonesia, yaitu bukan lagi musim penghujan dan musim kemarau tapi menjadi musim banjir dan musim kekeringan. (Kodoatie dan Sjarief, 2010). Banjir sering terjadi di Indonesia yang beriklim tropis, terutama pada wilayah dengan kemiringan lereng landai atau dataran. Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 diantaranya berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup sungai-sungai induk ini mencapai 1,4 juta hektar (Rencana Aksi Nasional Penanggulangan Resiko Bencana, 2010). Dalam Rencana Aksi Nasional Pengurangan Resiko Bencana 2010-2012 (2010) dan Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2010-2014 (2010), kabupaten/kota yang memiliki resiko tinggi terhadap banjir menyebar di lima pulau besar Indonesia. Di Propinsi Jawa Timur terdapat 18 kabupaten/kota yang beresiko tinggi terhadap banjir seperti Sidoarjo dan Bojonegoro. Sungai Bangawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa. Daerah-daerah disekitar sungai tersebut juga merupakan daerah rawan bencana banjir.

• Permasalahan Proyek akhir

Penanggulangan bencana di Indonesia selama ini terpusat hanya pada tahap tanggap darurat dan masyarakat baru bertindak ketika bencana telah terjadi. Padahal, seharusnya penanggulangan bencana dilakukan secara bertahap dan kontinyu dimulai dari tahap pra bencana, saat, dan pasca bencana. Dari ketiga tahap tersebut, penanggulangan bencana pada tahap pra bencana memiliki peranan paling besar dalam mengurangi resiko dan dampak paling besar dari bencana yang akan datang. Selama ini pola pikir dalam menanggulangi bencana belum menjangkau tahap pra bencana.

Page 2: Sistem Pengukuran Manajemen Tingkat Resiko KRB Banjir Sungai Bengawan Solo

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA 2014

• Tujuan Proyek akhir

Tujuan dari proyek akhir ini adalah untuk membangun suatu Sistem Pengukuran Manajemen Tingkat Resiko yang akan digunakan untuk melihat dan memetakan kerawanan-kerawanan bencana sepanjang daerah aliran sungai bengawan solo di wilayah Jawa Timur.

• Referensi (karya ilmiah lain yang diacu)

Dwi Arya Nugraha Oktavianto, Implementasi Risk Management Untuk Meningkatkan Preparedness Dalam Penanganan Bencana (Studi Kasus : Banjir Jakarta), ITS, 2007.

Badar Jamaludin, Konsep Pengendalian Kawasan Rawan Bencana Banjir Akibat Luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, ITS, 2012.

Ratih Febrianty, Dadet Pramadihanto, Wahjoe Tjatur Sesulihatien, Pemrosesan Citra Satelit dan Pemodelan untuk Memprediksi Penyebaran Banjir Bengawan Solo Menggunakan Metode Navier Stokes, PENS, 2012.

• Metode yang digunakan (jika ada)

• Rancangan Diagram Sistem

• Penjelasan dan Deskripsi Diagram Sistem

Pertama-tama akan dilakukan untuk pengumpulan data primer dan sekunder mengenai wilayah rawan bencana di daerah aliran sungai bengawan solo, lalu dilakukan diagnosa resiko bencana dengan lembaga penanggulangan bencana setempat dan mengkaji manual dan SOP mengenai pengkajian pengkajian resiko bencana banjir. Setelah itu seluruh data diolah dan dilakukan pembuatan Sistem Pengukuran Manajemen Tingkat Resiko Kawasan Bencana Banjir Sungai Bengawan Solo.

DATA PRIMER/ SEKUNDER WILAYAH

Diagnosa Lembaga

Manual dan SOP

Pengolahan Data

Pembuatan Sistem

Page 3: Sistem Pengukuran Manajemen Tingkat Resiko KRB Banjir Sungai Bengawan Solo

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA 2014

7. Nama Calon Dosen Pembimbimg : Pembimbing 1 : Arna Fariza Pembimbing 2 : Jauari Akhmad Nur Hasim

Surabaya, 25 April 2014

Haris Rahadianto 7411040031