Sistim Pengolahan Limbah Rumah Tangga

Embed Size (px)

Citation preview

SISTIM PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGAsebuah sukses stori di desa Tlogo Mas Malang

I. LATAR BELAKANG Diawal tahun 80-an desa Tlogo Mas di Malang Jawa Timur hanyalah sebuah desa seperti kebanyakan desa-desa lain di Indonesia yang terkesan kumuh dan tidak memiliki daya tarik khusus bagi siapapun, desa yang berpenduduk 70 Kepala Keluarga pada saat itu tidak satu rumahpun yang memiliki jamban keluarga (WC/kakus) penduduk membuang hajat di sungai Brantas atau membungkus dalam plastik kresek dan melemparkannya ke sungai yang kadang-kadang nyangkut di rumpun bambu sehingga menyebabkan bau yang kurang sedap. Sebagian besar penduduk (sekitar 70 %) bermata pencaharian menjadi pengumpul dan pemecah batu dan pekerja sektor informal lainnya. Melihat kondisi desa yang demikian tergeraklah hati seorang Agus Gunarto (AG) yang mulai memikirkan bagaimana menata desa tersebut?, kemudian timbulah suatu gagasan untuk memulai dari pembenahan buangan limbah rumah tangganya yang coba dilakukan secara gotong royong. Sebagai orang baru banyak komentar miring terhadap dirinya, terutama merubah kebiasaan penduduk yang enakenak buang air kesungai kok nggak boleh dan disuruh dirumah bayar lagi, kendala-kendala yang dihadapi tidak menyurutkan niat AG untuk terus membangun sistim penolahan limbah rumah tangga tersebut. Keberhasilan pembangunan sistim pengolahan limbah cair rumah tangga tersebut telah berhasil mengangkat Desa Tlogo Mas Malang menjadi desa yang asri dan bersih setiap rumah telah memiliki kamar mandi/kakus, dimana penduduknya tidak ada lagi yang menjadi pengumpul/pemecah batu, kehidupan menjadi semakin baik, bisnis rumah kos telah membuka peluang baru, dan kunjungan tamu dari berbagai negara terus mengalir misalnya dari; Afrika Selatan, Inggris, Jepang, Amerika, Kanada, Cina, Austria, Australia, Brasil, Korea Selatan, Belgia Belanda, India, Finlandia, Spanyol, Kenya, Swedia, dan Rusia. Melalui kesabaran dan ketekunan serta dukungan keluarga dan beberapa orang penduduk yang memakan waktu sekitar 10 tahun semua jerih payah tersebut akhirnya terbayarkan juga, di tahun 1996 Agus Gunarto memperoleh gelar Pemuda Pelopor Tingkat Nasional, setahun berikutnya memperoleh Kalpataru Katagori Pengabdi Lingkungan, tahun 1998 mendapat Asian Inovation Award, dan menjadi Heroes of Today yang dinobatkan oleh salah satu majalah di Hongkong. Tahun 1999 Agus Gunarto diundang Bank Dunia untuk berkunjung ke Washington DC untuk berbagi cerita kesuksesan pengolahan limbah rumah tangga di Tlogo Mas dihadapan peserta dari berbagai

manca negara. Pada tahun yang sama juga sempat berkunjung ke Belanda dan Swiss. Tahun 2001 setelah mengalahkan 200 peserta lainnya dari seluruh dunia, dia berhasil mendapatkan World Technology Award di Inggris, namun disayangkan hadiah sebesar US$ 50,000.- sampai saat ini masih belum diterimanya. II. TUJUAN Tujuan pembangunan pengolahan limbah cair rumah tangga dimaksudkan untuk: 1.2.

3. 4. 5.

Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam melestarikan dan mengendalikan pencemaran limbah rumah tangga. Membantu mengubah kebiasaan masyarakat untuk mengolah limbahnya secara teratur Meningkatkan kemampuan ekonomi lokal. Membiasakan masyarakat hidup pada kondisi lingkungan yang bersih, indah, sehat dan nyaman (berwawasan lingkungan). Membantu mengurangi beban pencemaran sungai Brantas dengan membuang limbah cair rumah tangga yang telah diolah.

III. ASPEK TEKNIS PEMBANGUNAN Secara sederhana aspek teknis pembangunan pengolahan limbar cair rumah tangga Tangki Agus Gunarto (AG) dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Aspek Teknis; material yang digunakan adalah; pipa pvc 4 untuk saluran sentral menuju Tangki AG, pipa pvc 3 dari rumah menuju pipa sentral, pipa pvc 2 dari kamar mandi, kakus, dan dapur ke pipa 3. Tangki septik dengan tinggi 2m dan diameter 1,2 m, kolam I pengendap pertama (fakultatif), Kolam II, III, dan IV pengendap lanjutan, Kolam V, VI kolam maturasi yang selanjutnya air olahan tersebut dibuang ke Sungai Brantas. Seluruh sistim didisain dengan sistim aliran gravitasi.

JAKARTA, 2 MARET 2004

DIREKTORAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN WILAYAH BARAT

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

DITJEN TATA PERKOTAAN DAN TATA PERDESAAN

Gambar pintu gerbang desa Tologo Mas dan kondisi kawasan desa yang asri.

1

2.

Aspek Teknologi; seluruh limbah rumah tangga baik yang berasal dari kamar mandi, kakus maupun dapur diproses menjadi satu secara alamiah terpadu degan sistim Tangki AG yang pengalirannya secara gravitasi. Bahan bangunan yang dipergunakan mudah didapat dan murah serta pelaksanaannya dilakukan sendiri oleh masyarakat setempat. Sistim tangki AG ini tidak membutuhkan lahan yang luas, dan yang terpenting adalah masyarakat terlibat secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan operasi pemeliharaannya.

D ar i R u m ah T an gg a

T an gk i A G

B a k K on tr ol

Gambar lokasi pinggiran Sungai Brantas yang penuh rumpun bambu dan profil suami istri Agus Gunarto beserta cucu tercinta V. KESIMPULAN DAN SARAN.

3 .0 0

T r e atm e n t C ham ber 1

T r e atm e n t C ham ber 2

1.

2.

Gambar Kolam I fakultatif dan tangki septik.

3. 4. 5. 6.

3.

Aspek Keuangan; investasi merupakan murni swadaya masyarakat di RT 03/RW 07 Tlogo Mas Malang dimana setiap Kepala Keluarga berpartisipasi sebesar Rp. 150.000,- yang diangsur selama 2 tahun (sekitar Rp. 6.500/bulan/KK), biaya perawatan Rp. 750/KK/bulan yang dibagi 60% untuk tenaga operator, 30 % untuk kas pengelola sebagai biaya perawatan, dan 10 % untuk insentif kolektor.

Pengolahan limbah dengan menggunakan sistim Tangki AG cukup effektif untuk menangani pencemaran terhadap lingkungan oleh limbah rumah tangga (kamar mandi, kakus, dan dapur). Pengolahan limbah cair rumah tangga sistim Tangki AG membantu mengubah perilaku masyarakat dari membuang limbahnya langsung ke Sungai Brantas menjadi mengumpulkan limbahnya untuk diolah dan selanjutnya dialirkan ke sungai. Biaya investasi sangat relatif murah serta tidak memerlukan lahan yang luas. Biaya O & P sangat rendah karena pemeliharaan hanya sambilan. Kesuksesan penerapan sistim Tangki AG tidak lepas dari peran kaum perempuan yang telah mendukung sepenuhnya. Pengolahan limbah cair rumah tangga yang berhasil meningkatkan kesehatan dan kebersihan desa secara tidak langsung dapat meningkatkan ekonomi lokal warga setempat.Pipa Udara Ventilasi ) (

4 .0 0

1 .0 0

3.0 0

4 .0 0

T r e atm e n t C ham ber 3

4 .0 0

4 .0 0

S tan d P ip e A cts S im p le A e r a tion

F ist P on d

8 .00

IV. TANTANGAN, HAMBATAN DAN PELUANG.Tutup AG Tangki

Gambar Denah Instalasi Pengolahan Limbah Rumah Tangga Sistim AG

Tantangan yang dihadapi pada saat ini adalah adanya kebutuhan masyarakat untuk membangun instalasi pengolahan limbah cair rumah tangga secara mandiri dengan sistim yang sederhana dan biaya terjangkau.Pipa dari Rumah Tangga

VI. DAFTAR PUSTAKA 1.Dinding Tangki

Adapun hambatan yang terjadi adalah kesulitan pada saat awal memobilisasi modal masyarakat dan kondisi topografi yang tidak selalu mendukung untuk membuat jaringan instalasi secara gravitasi Sedangkan peluang yang dimungkinkan adalah biaya murah, teknologi sederhana, bahan mudah diperoleh, pelaksanaan dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat setempat serta operasi dan pemeliharaannya sederhana dan mudah, ditambah lagi dapat meningkatkan ekonomi lokal secara tidak langsung.

2.

Penyaring Limbah

Agus Gunarto, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mewujudkan Lingkungan Sehat Memakai Tangki AG, Malang Direktorat Perkotaan dan Perdesaan Wilayah Barat, Laporan Hasil Kunjungan Lapangan IPAL Komunal Desa Tlogo Mas Malang. 2004-bp-

Dinding Cor Penghancur

Pipa ke Kolam

pencemaran lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama

Gambar Tangki Septik paten milik AG

2