Skenario 1 Respi

  • Upload
    ain-f

  • View
    234

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Skenario 1 Respi

Citation preview

Skenario 1 PILEK PAGI HARI

PILEK PAGI HARI

KELOMPOK A 15

Ketua :Faza Aditya K.1102014097Sekretaris: Ain Fitrah Aulia Nur1102014008Anggota: Destia Nahla Iqmalia1102013076 Atika Aulia1102014046 Bella Bonita1102014057 Edita Nurdiana Dwiputri1102014082 Febrian Alam Vedaxena1102014098 Khaulah Nurul F.1102014144

PILEK PAGI HARI

Seorang laki-laki umur 20 tahun. Selalu bersin-bersin di pagi hari, keluar ingus encer, gatal di hidung dan mata. Keluhan juga timbul bila udara berdebu. Keluhan seperti ini sudah diderita sejak usia 14 tahun. Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit serupa, kecuali penyakit asma pada ayah pasien. Pasien rajin sholat tahajjud sehingga dia bertanya adakah hubungan memasukkan air wudhu ke dalam hidung di malam hari dengan keluhannya ini? Pasien menanyakan ke dokter mengapa bias terjadi demikian, dan apakah berbahaya apabila menderita keluhan seperti ini dalam jangka waktu yang lama.

Hipotesis Allergen masuk ke saluran pernafasan melalui nares anterior lalu menuju ke vestibulum nasi dan disaring oleh rambut. Alergen kemudian mencapai cavum nasi dengan mukosa yang memiliki epitel bertingkat torak bersilia dengan sel goblet. Silia berperan dalam reflek bersin dan sel goblet berperan dalam menghasilkan mucus. Pada skenario, pasien hipersensitif terhadap allergen berupa debu dan menimbulkan gejala-gejala Rhinitis Alergika.

Sasaran BelajarLI 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Pernapasan AtasLO 1.1 MakroskopikLO 1.2 MikroskopikLI 2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Saluran Pernapasan AtasLI 3 Memahami dan Menjelaskan RhinitisLO 3.1 DefinisiLO 3.2 KlasifikasiLI 4 Memahami dan Menjelaskan Rhinitis AlergikaLO 4.1 DefinisiLO 4.2 EtiologiLO 4.3 KlasifikasiLO 4.4 PatofisiologiLO 4.5 Manifestasi klinisLO 4.6 PemeriksaanLO 4.7 Diagnosis dan diagnosis bandingLO 4.8 PencegahanLO 4.9 TatalaksanaLO 4.9 Komplikasi LO 4.10 PrognosisLO 4.11 EpidemiologiLI 5 Memahami dan Menjelaskan Adab Bersin dan Batuk dalam Islam

LI 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Pernapasan AtasLO 1.1 Makroskopik

LO 1.2 MikroskopikRongga hidungEpitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi. Pada fosa nasalis (cavum nasi) terdapat konka (superior, media, inferior). Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi menghidu/membaui. Epitel olfaktorius terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius Sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktoriusSilia berfungsi untuk mendorong lendir ke arah nasofaring untuk tertelan atau dikeluarkan (batuk) .Sel goblet dan kelenjar campur di lamina propria menghasilkan sekret, untuk menjaga kelembaban hidung dan menangkap partikel debu halus.

Sinus paranasalisdilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan mengandung sel goblet yang lebih sedikit serta lamina propria yang mengandung sedikit kelenjar kecil penghasil mukus yang menyatu dengan periosteum. Aktivitas silia mendorong mukus ke rongga hidung.

FaringNasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagian yang berkontak dengan palatum mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa/gepeng.Terdiri dari :Nasofaring (epitel bertingkat torak bersilia, dengan sel goblet)Orofaring (epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk)Laringofaring (epitel bervariasi)

LaringLaring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea. Pada lamina propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.

EpiglottisMemiliki permukaan lingual dan laringeal Seluruh permukaan lingual ditutupi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, mendekati basis epiglottis pada sisi laringeal, epitel ini mengalami peralihan menjadi epitel bertingkat silindris bersilia

LI 2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Saluran Pernapasan Atas

Fungsi utama pernapasan:Menjamin tersedianya O2 untuk kelangsungan metabolisme sel sel tubuh.Mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme sel secara terus menerus.

Fungsi saluran pernapasan:Pertahanan benda asing yang masuk saluran nafas.Partikel ukuran lebih 10 um akan dihambat bulu bulu hidung. Partikel ukuran 2-10 um ditangkap oleh silia.Ciliary escalator mendorong keluar dgn kecepatan 16 mm/menit Menurunkan suhu udara pernafasan sesuai dengan suhu tubuh oleh pembuluh darah pada mukosa hidung dan saluran udara.Hidung sebagai organ penghidu.Melembabkan udara pernafasan

Secara fungsional (faal) saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Zona Konduksi 2. Zona Respiratorik Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu : 1. Menarik napas (inspirasi) 2. Menghembus napas (ekspirasi)

Sistem respirasi bekerja melalui 3 tahapan yaitu : 1. Ventilasi 2. Difusi 3. Regulasi

Mekanisme Batuk

Mekanisme Bersin

BATUKFase 1 (Inspirasi), paru2 memasukan kurang lebih 2,5 liter udara, oesofagus dan pita suara menutup, sehingga udara terjerat dalam paru2Fase 2 (Kompresi), otot perut berkontraksi, diafragma naik dan mnekan paru2, diikuti pula dengan kontraksi intercosta internus. yang pada akhirnya akan menyebabkan tekanan pada paru2 meningkat hingga 100mm/hg.Fase 3 (Ekspirasi), Spontan oesofagus dan pita suara terbuka dan udara meledak keluar dari paru

BERSINReflek bersin mirip dengan reflek batuk kecuali bahwa refleks ini berlangsung pada saluran hidung, bukan pada saluran pernapasan bagian bawah. Rangsangan awal menimbulkan refleks bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, impuls saraf aferen berjalan dalam nervus ke lima menuju medulla tempat refleks ini dicetuskan. Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan refleks batuk tetapi uvula ditekan, sehingga sejumlah besar udara dengan cepat melalui hidung, dengan demikian membantu membersihkan saluran hidung dari benda asing.

LI 3 Memahami dan Menjelaskan RhinitisRhinitis secara luas didefinisikan sebagai peradangan mukosa hidung. Rhinitis merupakan gangguan umum yang mempengaruhi hingga 40% dari populasi Digolongkan rhinitis jika terdapat satu atau lebih dari gejala berikut : hidung tersumbat, rhinorrhea anterior posterior, bersin, gatal. Rhinitis biasanya dikaitkan dengan inflamasi. Rhinitis sering dibarangi dengan gejala yang berhubungan dengan mata, telinga, dan tenggorokan.

LI 4 Memahami dan Menjelaskan Rhinitis AlergikaDefinisiMenurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001, rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE. EtiologiRinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi genetik dalam perkembangan penyakitnya. Penyebab rinitis alergi tersering adalah alergen inhalan pada dewasa dan ingestan pada anak-anak. Alergen Inhalan, yang masuk bersama dengan udara pernafasan, misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta jamur. Alergen Ingestan, yang masuk ke saluran cerna, berupa makanan, misalnya susu, telur, coklat, ikan dan udang.

PATOPHYSIOLOGY

Manifestasi KlinikGejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang bila terjadinya lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat dilepaskannya histamin. Disebut juga sebagai bersin patologis.Keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Faringitis granuler akibat hiperplasia submukosa jaringan limfoid. Suara serak dan edema pita suara Allergic shiner. Perasaan anak bahwa ada bayangan gelap di daerah bawah mata akibat stasis vena sekunder. Stasis vena ini disebabkan obstruksi hidung.Allergic salute. Perilaku anak yang suka menggosok-gosok hidungnya akibat rasa gatal.Allergic crease. Tanda garis melintang di dorsum nasi pada 1/3 bagian bawah akibat kebiasaan menggosok hidung.

PemeriksaanAnamnesis Anamnesis sangat penting, karena sering kali serangan tidak terjadi dihadapan pemeriksa. Hampir 50% diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis saja. Gejala rinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. Gejala lain ialah keluar hingus (rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Kadang-kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu-satunya gejala yang diutarakan oleh pasien. Perlu ditanyakan pola gejala (hilang timbul, menetap) beserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor predisposisi karena faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan. Pemeriksaan Fisik Pada muka biasanya didapatkan garis Dennie-Morgan dan allergic shinner, yaitu bayangan gelap di daerah bawah mata karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. Selain itu, dapat ditemukan juga allergic crease yaitu berupa garis melintang pada dorsum nasi bagian sepertiga bawah. Garis ini timbul akibat hidung yang sering digosok-gosok oleh punggung tangan (allergic salute). Pada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah, berwarna pucat atau livid dengan konka edema dan sekret yang encer dan banyak. Perlu juga dilihat adanya kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat. Selain itu, dapat pula ditemukan konjungtivis bilateral atau penyakit yang berhubungan lainnya seperti sinusitis dan otitis media.

Pemeriksaan PenunjangIn vitro Hitung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. IgE total (prist-paper radio imunosorbent test) sering kali menunjukkan nilai normal, kecuali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu macam penyakit, misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma bronkial atau urtikaria. Lebih bermakna adalah dengan RAST (Radio Immuno Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay Test). Pemeriksaan sitologi hidung, walaupun tidak dapat memastikan diagnosis, tetap berguna sebagai pemeriksaan pelengkap. Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyak menunjukkan kemungkinan alergi inhalan. Jika basofil (5 sel/lap) mungkin disebabkan alergi makanan, sedangkan jika ditemukan sel PMN menunjukkan adanya infeksi bakteri.

In vivo Alergen penyebab dapat dicari dengan cara pemeriksaan skin prick test, uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri (Skin End-point Titration/SET).

Diagnosis BandingRhinitis Vasomotor : suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal danpajanan obat.Rhinitis Medikamentosa : suatu kelainan hidung berupa gangguan respon normal vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor topical dalam waktu lama dan berlebihan sehingga menyebabkan sumbatan hidung yang menetap.Rhinitis Simpleks : penyakit yang diakibatkan oleh virus. Biasanya adalah rhinovirus. Sangat menular dan gejala dapat timbul sebagai akibat tidakadanya kekebalan atau menurunnya daya tahan tubuh.Rhinitis Hipertrofi :Hipertrofi chonca karena proses inflamasi kronis yang disebabkan olehbakteri primer atausekunder.Rhinitis Atrofi : Infeksi hidung kronik yang ditandai adanya atrofi progresifpada mukosa dan tulang chonca.

PencegahanBatasi paparan terhadap alergen.Kontrol debu dan tungau debu di dalam rumah.Gunakan pendingin ruangan (AC) atau pembersih udara dengan saringan partikulat udara efisiensi tinggi (HEPA filter).Hindari karpet, furniture dengan kain pelapis, dan tirai berat yang dapat mengumpulkan debu.Pindahkan pengumpul debu dari dalam kamar seperti mainan, gantungan dinding, buku, perhiasan kecil, dan bunga palsu.Sapu dan vacuum satu atau dua kali seminggu untuk membuang alergen yang terakumulasi.Cuci peralatan tidur, seperti sarung bantal dan sprei pada air hangat (54,4 C) setiap 2 minggu.Tutupi sprei, kasur, dan bantal dengan selubung tahan alergen yang dicuci secara teratur.Simpan hewan peliharaan di luar rumah.Hindari merokok.Bila mengetahui alergi terhadap obat tertentu, beritahukan kepada keluarga terdekat, dokter dan apoteker di mana anda membeli obat.Tatalaksana

AntihistaminMekanisme Menahan aktifitas sel mast untuk tidak mengalami degranulasi

Antihistamin 1ES: Vertigo, tinitus, lelah, penat, inkoordinasi, insomnia, tremor, mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, lemah pada tangan.Antihistamin golongan 1 lini pertamaOral : difenhidramin, klorfeniramin, prometasin, siproheptadin

Topikal : AzelastinAntagonis Reseptor H2 (AH2)Contoh : simetidin dan ranitidineFarmakodinamikMenghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung pada pemberian simetidin atau ranitidin sekresi asam lambung dihambat.Farmakokinetik Bioavibilitas oral simetidin sekitar 70%, sama dengan setelah pemberian intravena atau intramuskular. Ikatan absorpsi simetidin diperlambat oleh makanan, sehingga simetidin diberikan segera setelah makan.Bioavibilitas ranitidin yang diberikan secara oral sekitar 50% dan meningkat pada pasien penyakit hati.Indikasi : efektif untuk mengatasi gejala tukak duodenum.

DekongestanDekongestan nasal adalah alfa agonis Banyak digunakan pada pasien rinitis alergika atau rinitis vasomotor dan pada pasien ISPA dengan rinitis akut. Obat ini menyebabkan venokonstriksi dalam mukosa hidung melalui reseptor alfa 1 mengurangi volume mukosa dan dengan demikian mengurangi penyumbatan hidung.Obat golongan ini disebut obat adrenergik atau obat simptomimetik merangsang saraf simpatis. Kerja obat ini digolongkan 7 jenis :Perangsangan organ perifer : otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, misal : vasokontriksi mukosa hidung sehingga menghilangkan pembengkakan mukosa pada konka.Penghambatan organ perifer : otot polos usus dan bronkus, misal : bronkodilatasi.Perangsangan jantung : peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi.Perangsangan Sistem Saraf Pusat : perangsangan pernapasan dan aktivitas psikomotor.Efek metabolik : peningkatan glikogenolisis dan lipolisis.Efe endokrin : modulasi sekresi insulin, renin, dan hormon hipofisis.Efek prasipnatik : peningkatan pelepasan neurotransmiter.

Obat Dekongestan OralEfedrin FenilpropanolaminFenilefrin

Obat Dekongestan TopikalDerivat imidazolin (nafazolin, tetrahidrozolin, oksimetazolin, dan xilometazolin).Dalam bentuk spray atau inhalan. Terutama untuk rinitis akut, karena tempat kerjanya lebih selektif. Tapi jika digunakan secara berlebihan akan menimbulkan penyumbatan berlebihan disebut rebound congestion. Bila terlalu banyak terabsorpsi dapat menimbulkan depresi Sistem Saraf Pusat dengan akibatkoma dan penurunan suhu tubuh yang hebat, terutama pada bayi. Maka tidak boleh diberikan pada bayi dan anak kecil.Kortikosteroid inhalasiNama generikNama dagang di IndonesiaBentuk SediaanDosis dan Aturan pakaiBeclomethasone dipropionateBecloment (beclomethasone dipropionate 200g/ dosis) Inhalasi aerosolInhalasi aerosol: 200g , 2 kali seharianak: 50-100 g 2 kali sehariBudesonidePulmicort (budesonide100 g, 200 g, 400 g / dosis)Inhalasi aerosolSerbuk inhalasiInhalasi aerosol: 200 g, 2 kali sehariSerbuk inhalasi: 200-1600 g / hari dalam dosis terbagianak: 200-800 g/ hari dalam dosis terbagiFluticasoneFlixotide (flutikason propionate50 g , 125 g /dosis)Inhalasi aerosolDewasa dan anak > 16 tahun: 100-250 g, 2 kali sehariAnak 4-16 tahun; 50-100 g, 2 kali sehariOperatifTindakan konkotomi (pemotongan konka inferior) bila konka hipertrofi berat dan tidak dapat dikecilkan dengan cara kauterisasi memakai AgNO3 25% atau troklor asetat. ImunoterapiJenisnya desensitasi, hiposensitasi dan netralisasi. Desensitasi dan hiposensitasi membentuk blocking antibody. Keduanya untuk alergi inhalan yang gejalanya berat, berlangsung lama dan hasil pengobatan lain belum memuaskan.Bersifat kausatif artinya imunoterapi merupakan proses yang lambat dan bertahap dengan menginjeksikan alergen yang diketahui memicu reaksi alergi pada pasien dengan dosis yang semakin meningkat. Tujuannya adalah agar pasien mencapai peningkatan toleransi terhadap alergen, sampai pasien tidak lagi menunjukkan reaksi alergi jika terpapar oleh senyawa tersebut.

Komplikasi rinitis alergi yang sering ialah: Polip hidung yang memiliki tanda patognomonis: inspisited mucous glands, akumulasi sel-sel inflamasi yang luar biasa banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit T CD4+), hiperplasia epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia skuamosa.Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak. Sinusitis paranasal merupakan inflamasi mukosa satu atau lebih sinus para nasal. Terjadi akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang menyebabkan sumbatan ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan tekanan udara rongga sinus. Hal tersebut akan menyuburkan pertumbuhan bakteri terutama bakteri anaerob dan akan menyebabkan rusaknya fungsi barier epitel antara lain akibat dekstruksi mukosa oleh mediator protein basa yang dilepas sel eosinofil (MBP) dengan akibat sinusitis akan semakin parah

PrognosisBanyak gejala rinitis alergi dapat dengan mudah diobati. Pada beberapa kasus (khususnya pada anak-anak), orang mungkin memperoleh alergi seiring dengan sistem imun yang menjadi kurang sensitif pada alergen. Efek sistemik, termasuklelah,mengantuk, danlesu, dapat muncul darirespon peradangan.Gejala-gejala ini sering menambah perburukan kualitas hidup.

EpidemiologiPrevalensi 15% pada pria dan wanita 14 %. RasRhinitis alergi bisa terjadi pada ras manapunJenis kelaminPada masa kanak-kanak, laki-laki lebih mudah terkena rhinitis alergi dibandingkan anak perempuan. Tapi saat dewasa, prevalensinya hampir sama. UsiaRhinitis alergi bisa terjadi pada usia berapapun. 80% kasus, rhintis alergi meningkat saat usia 20 tahun.

LI 5 Memahami dan Menjelaskan Adab Bersin dan Batuk dalam Islam

Pertama : Meletakkan Tangan Atau Baju ke Mulut Ketika BersinAbu Hurairahradhiyallahu anhumenceritakan, Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersin, beliau meletakkan tangan atau bajunya ke mulut dan mengecilkan suaranya.(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5029; at-Tirmidzi, no. 2745 dan beliau menshohihkannya. Diriwayatkan pula oleh al-Hakim, IV/293, beliau menshohikannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi).

Kedua : Mengecilkan Suara Ketika BersinHal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabishallallahu alaihi wa sallamdalam hadits di atas.Dalam redaksi yang lainnya disebutkan, Apabila salah seorang dari kalian bersin hendaklah ia meletakkan tangannya ke wajahnya dan mengecilkan suaranya.(Diriwayatkan oleh al-Hakim, IV/264 dan beliau menshohihkannya. Disepakati pula oleh adz-Dzahabi, dan al-Baihaqi dalamasy-Syuab,no. 9353. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalamShohiih al-Jaami,no. 685)

Ketiga : Memuji AllahTaalaKetika BersinNabishallallahu alaihi wa sallammemerintahkan umatnya untuk mengucapkan tahmid tatkala bersin. Beliaushallallahu alaihi wa sallambersabda: : : Jika salah seorang di antara kalian bersin, hendaklah ia mengucapkan Alhamdulillah, jika ia mengatakannya maka hendaklah saudaranya atau temannya membalas: yarhamukalloh (semoga Allah merahmatimu). Dan jika temannya berkata yarhamukallah, maka ucapkanlah: yahdikumulloh wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhori, no. 6224 dari Abu Hurairahradhiyallahu anhu)

Keempat : Mengingatkan Orang Yang Bersin Agar Mengcapkan Tahmid Jika Ia LupaJika kita mendapati orang yang bersin namun tidak memuji AllahTaala,hendaklah kita mengingatkannya. Ini termasuk bagian dari nasihat.Abdullah bin al-Mubarak melihat orang lain bersin tapi tidak mengucapkanAlhamdulillah,maka beliau berkata kepadanya, Apa yang seharusnya diucapkan seseorang jika ia bersin? Orang itu mengatakan, Alhamdulillah. Maka Ibnul Mubarak menjawab,Yarhamukalloh.

Kelima : Tidak Perlu Mendoakan Orang Yang Sudah Bersin Tiga Kali Berturut-TurutDemikianlah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullahshallallahu alihi wa sallam.Beliau bersabda: Jika salah seorang dari kalian bersin, hendaklah orang yang ada di dekatnya mendoakannya. Dan jika (ia bersin) lebih dari tiga kali berarti ia sakit. Janganlah kalian men-tasymit bersinnya setelah tiga kali.(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5034; Ibnus Sunni, no. 251; dan Ibnu Asakir, 8/257. Hadits ini dinilai shohih oleh al-Albani dalamShohiih al-Jaami,no. 684)

Keenam : Tidak Mengucapkan Tasymit Terhadap Orang Kafir Yang Bersin Meskipun Ia MengucapkanAlhamdulillahDiriwayatkan dari Abu Musaradhiyallahu anhu,ia mengatakan, - - : Dahulu orang Yahudi sengaja bersin di dekat Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan harapan Nabi mengatakan, yarhamukumulloh (semoga Allah merahmatimu) tetapi Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan: Yahdikumulloh wa yushlihu baalakum (semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).(Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 5038 dan At-Tirmidzi, no. 2739. Imam at-Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih).

Macam-Macam Bacaan yang Dapat Kita Amalkan Ketika BersinAlhamdulillah (segala puji hanya bagi Allah).Alhamdulillahi Rabbil alamin (segala puji bagi Allah Rabb semesta alam).Alhamdulillah ala kulli haal (segala puji bai Allah dalam setiap keadaan)Alhamdulillahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi, mubaarakan alaihi kamaa yuhibbu Rabbuna wa yardhaa (segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak lagi penuh berkah dan diberkahi, sebagaimana yang dicintai dan diridhai oleh Rabb kami).

Daftar Pustaka

Al-Atsary, Abu Ihsan. dan Chairiyah, Ummu Ihsan . Panduan Amal Sehari Semalam . cetakan ke-3, hal. 277 280. Dari : http://remajaislam.com/islam-dasar/amalan/192-adab-ketika-bersin.html. Diakses 11 Februari 2015 jam 20.00Cui, D. (2011). Atlas of histology: with functional and clinical correlations. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.Dorland W A N. 2011. Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta: EGCDurham SR, 2006.Mechanism and Treatment of Allergic Rhinitis,In: Kerr AG, ed,Scott- Browns Otolaryngogoly, Sixth Edition, Vol, 4, Butterworth-Heinemann, London: pp. 4/6/114.Eroschenko. 2010. Atlas Histologi diFiore. Jakarta: EGC.Fauci, A. (2012). Harrisons Principles of Internal Medicine Self-Assessment and Board Review 18th Edition. New York: McGraw-Hill Professional.Hall, J. E., & Guyton, A. C. (2011). Guyton and Hall textbook of medical physiology (12th ed.). Philadelphia, Pa.: Saunders/Elsevier.http://sarana-muslim.com/akhlak-3/etika-menguap-dan-bersin-dalam-islam/. Diakses 11 Februari 2015 jam 20.00N. Rahajoe Nastiti, dkk. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak, Edisi Pertama. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.Price, Lilson. 2006. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit vol 2. Jakarta: EGC.Sherwood. 2011. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sel. Jakarta: EGC.Soepardi, I. N. (2004). Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher ed. 6. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Sofwan, Ahmad. 2015. Apparatus Respiratorius/Systema Respiratorium/Sistem Pernapasan, Hal 2-19. Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran YARSI.