126
SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2012 EVERISTA NGALNGOLA K 111 08 511 Skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat JURUSAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

SKRIPSI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY DI

INSTALASI RAWAT INAP RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2012

EVERISTA NGALNGOLA K 111 08 511

Skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kesehatan masyarakat

JURUSAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

Page 2: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini Nama :Everista ngalngola Nim :K11108511 Program :Kesehatan Masyarakat Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan hasil

karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilan tulisan atau karya orang lain

.apabilah di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar ,maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Makassar, april 2012

Yang membuat pernyataan

Everista ngalngola

Page 3: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

ABSTRAK Universitas Hasanuddin

Fakultas Kesehatan Masyarakat Manajemen Rumah sakit

Skripsi, februari 2012 EVERISTA NGALNGOLA “GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2012” (dibimbing oleh prof.Dr.dr.H.Alimin Maidin,MPH dan Dr.syahrir A.Pasinringi) (xiii + 80 halaman + 16 tabel +7 lampiran)

Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan modern adalah suatu organisasi yang sangat komplek yang didalamnya sangat padat modal, padat teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, dan padat mutu serta padat resiko sehingga tidak mengejutkan bila kejadian tidak diinginkan (adverse event) akan sering terjadi dan akan berakibat terjadinya injuri atau kematian pada pasien.berdasarkan data sekunder yang di peroleh di instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar pada tahun 2011 (1,52%) terjadi infeksi nososkomial bila di bandingkan dengan standar permenkes 1,5 % Hal ini menggambarkan bahwa sikap perawat dalam motivasinya melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien secara aman yang merujuk pada konsep patient safety belum optimal.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengetahuan dan motivasi perawat terhadap penerapan program patient safety di instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun 2012.jenis penelitian ini adalah penelitian deskritifdanpopulasi adalah semuaperawat yang bekerja di instalasi rawat inap khususnya ruanganperawatan interna, perawatan anakdanperawatanbedah ,Sampel adalah semua perawat yang berjumlah 71 orang dengan menggunakan metode total sampling.

Hasil penelitian menunjukan Pengetahuan perawat di instlasi rawat inap pada ruang perawatan anak RSUD Daya Makassar umumnya baik yatu 21 orang (100,0%).Ruang perawatan interna umumnya baik yaitu 27 orang (93,1%) Ruang perawatan bedah umumnya baik 21 orang (100,0%) dan Motivasi perawat pada ruang perawatan anak umunya sedang yaitu 12 orang (54,5%) Ruang Interna umumnya Tinggi yaitu 21 orang ( 72,4%) Ruang perawatan Bedah umumnya Tinggi yaitu 16 orang (76,2%)

Penelitian ini di sarankan Kepada tim KPRS RSUD Daya Makassaruntuk Memotivasi perawat merupakan salah satu cara agar rumah sakit dapat memperoleh mutu yang baik.sehingga harus menjadi kewajiban bagi pihak RSUD Daya Makassar untuk terus memotivasi perawatnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan bagi pasien yang berlandaskan pada prinsip patient safety.

Daftar pustaka :32 (1996-2012 Kata kunci : Gambran Penerapan program patient safety,pengetahuan perawat dan motivasi perawat

Page 4: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

ABSTRACT

Hasanuddin University School of Public Health

Hospital Management Thesis, February 2012

EVERISTA NGALNGOLA "OVERVIEW OF KNOWLEDGEANDMOTIVATION NURSEPATIENT SAFETY PROGRAM APPLICATIONIN POWER INSTALLATION INPATIENT HOSPITALMAKASSARIN 2012" (Guided by prof.Dr.dr.H.Alimin Maidin,MPH and Dr.syahrir A.Pasinringi) (Xiii + 75 pages +16 table + 7 appendix) Hospital as a place of modern health care is a very complex organization in which highly capital intensive,technology-intensive,labor-intensive,profession dense,solid systems, and solid quality and solid risk so it is not surprising when undesirable events (adverse event) will often occur and will result in the injury or death in pasien.basedsecondary data obtained in inpatient hospitals Power Makassar in 2011 (1.52%) nososkomi infection when compared with the 1.5% standard Permenkes Thisillustrates that attitudes of nursesin their motivation to carry out nursing care of patientssafetyin reference to the concept of patient safety has notbeenoptimal. This study aims to look at pictureknowledge and motivation of nurses to patient safety program implementation in inpatient hospitals Power Makassar Year 2012.kind this research is descriptive and population are all nurses working in inpatient wards especially internal, child care and surgical treatment, the samples were all nurses are 71 people with a total sampling method. The results showed knowledge in the installation of inpatient nurses at a hospital child care is generally good Makassar Power yatu 21 (100.0%). Generally good internal treatment room is 27 people (93.1%) surgical treatment room is generally good 21 people ( 100.0%) and Motivation nurses in child care spaces generally are the 12 people (54.5%) areas generally Interna Height is 21 people (72.4%) High generally Surgical treatment room is 16 people (76.2%) To suggest that this research team KPRS Hospital Makassar Power to Motivate nurses is one way that hospitals can obtaingood.So thatquality should be mandatory for the hospitals Power Makassar to continue to motivate nurses in implementing nursing care for patients based on the principlen of patient safety. Bibliography: 32 (1996-2012) Keywords: Gambran Application of patient safety programs, knowledge and motivation of nurses nurses

Page 5: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Dan Motivasi

Perawat Terhadap Penerapan Program Patient Safety Di Instalasi Rawat Inap

RSUD Daya Makassar Tahun 2012”

Sungguh banyak kendala yang penulis hadapi dalam rangka penyusunan

skripsi ini. Namun berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya

penulis dapat melewati kendala-kendala tersebut. Untuk itu dengan segala

kerendahan dan ketulusan hati penulis ucapkan terima kasih yang begitu dalam

kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertaidan memberkati penulis untuk tetap

sabar dan setia dalam penelitian dan penulisan skripsi bahkan selama perkuliahan.

Tak lupa juga trima kasih yang sebesar-besarnya kepada my sister (yoke ngalngola)

dan suaminya (boby wurbanaran) yang dengan penuh kasih sayang membiayai

penulis dalam perkuliahan dengan pengorbanan yang tak ternilai harganya, dan

terimakasih banyak buat wakil Tuhan dibumi yakni orang tuaku yang tercinta

Mikhael (ayah) almarum dan Olempia (ibu),yang dengan penuh kasih membesarkan

dan mendidik penulis dengan motivasi dan dorongan, serta kakak tersayang

fransiskus ngalngola yang senantiasa mendukung dan memberikan motivasi bagi

penulis selama menjalani study.

Page 6: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan rasa syukur dan terima

kasih atas segala bantuan, kerjasama dan dukungan selama ini, kepada:

1. Ibu dr. Hj. A. Indawaty Sidin, MHSM selaku Ketua Jurusan Manajemen Rumah

Sakit yang selalu memberikan masukan dalam proses perkuliahan maupun

penyusunan skripsi ini.

2. Prof.Dr.dr.H.M.Alimin Maidin,MPH selaku Pembimbing I,yang telah

meluangkan waktu walaupun ada kesibukannya,dengan secara khusus untuk

mengajari penulis bagaimana menjadi seorang “good researcher” juga terimah

kasih telah berbagai dengan penulis yang sebagai hasilnya penulis yang semakin

menemukan “tacit knowledge”lebih dari pada yang penulis dugakan.

3. Bapak Dr. Syahrir A . Pasinringi MS selaku Pembimbing II untuk saran

,kritik yang konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini.Terimah kasih telah

meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukanya.

4. Dr.dr.H.Noer.Bahry Noor.M.Sc .selaku penguji dalam atas segala saran

,pendapat yang berharga mulai dari penyusunan proposal hingga akhir skripsi

ini di buat.

5. dr.M.Furqaan Naiem.M.Sc.Ph.D selaku penguji atas masukan dan koreksi

yang sangat membangun selama proses penyusunan skripsi.

6. Sudirman Nasir,S.Ked,MWH.Ph.D Selaku penguji atas bantuan dorongan

semangat kepada penulis untuk tetap’survive’hingga garis batas.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah ikhlas

memberikan bekal ilmu selama perkuliahan hingga selesai serta seluruh

Page 7: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

pegawai Staff Tata Usaha Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin yang telah banyak membantu penulis.

8. Pegawai jurusan MARS (Kak Ruri, Kak masna, Kak Adi dan Kak Eda) untuk

segala bantuan dan dukungan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

9. Bapak Kepala Badan Kabid Data dan Publikasi Prov. Sulsel dan bapa

walikota makassar yang telah memberikan izin/rekomendasi penelitian kepada

penulis untuk melakukan penelitian.

10. Pimpinan RSUD Daya Makassar dan para responden, terima kasih atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian

sehubungan dengan judul skripsi pada instansi tersebut.

11. Keluarga Besar Ngalngola- Seran yang telah mendukung dan terus

mendoakan penulis..

12. Teman – Teman SMA Budi Saumlaki angkatan 2005 yang telah mendukung

dan mendoakan penulis.

13. Teman-teman PBL Kelurahan Tammua, Makassar atas dukungan dan

kebersamaannya selama masa PBL.

14. Teman-teman KKN Profesi Kesehatan Angkatan 38, Kel. palangiseng

Kec.lilirilau Kab. Soppeng atas dukungan dan kebersamaannya selama masa

KKN.

15. Teman-teman Kos assalam ( tantri,lisa,ikha, dan vhia) terima kasih atas

dukungan dan kebersamaannya.

16. Teman-teman dan sahabat-sahabatku (neli,ida,ikha,beni ,enjel dan eci)

Page 8: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

17. Kakak dan orang yang selalu mendukung penulis (K’Pastor

Paul,Ais,stewar,sintia)

18. Teman-teman angkatan 2008, dan teman-teman seperjuanganku di jurusan

MARS, terima kasih buat dukungan dan kebersamaannya.

19. Semua pihak yang banyak membantu dan memberikan dukungan yang tidak

sempat penulis sebutkan satu persatu terima kasih yang tak terhingga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga

saran dan masukan yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat kami hargai.

Akhir kata penulis menaruh harapan besar semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi semua pihak.

Makassar,03 Mei2013

Penulis

Page 9: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................... ............................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

RINGKASAN............................................................................................ iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10

A. Tinjauan Umum Tentang Pasien Safety ............................................... 10

B. Tinjauan Umum Tentang Perawat.................................................... 24

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan perawat..................................... 27

D. Tinjauan Umum Tentang Motivasi Perawat.........................................29

E. Tinjauan Umum Tentang Rumah Sakit ................................................ 35

F. Matriks Penelitian ....................................................................... 39

Page 10: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

G. Kerangka Operasional Penelitian......................................................... 42

H. Kerangka Teori .................................................................................. 43

BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................. 44

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti .............................................. 44

B. Kerangka Konsep ................................................................................ 45

C. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif ......................................... 45

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 47

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 47

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................... 47

C. Populasi Dan Sampel ........................................................................... 47

D. Pengumpulan Data .............................................................................. 48

E. Pengolahan Data.................................................................................. 49

F. Analisis Data................................................................................50

G. Pengkajian Data............................................................................ 50

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................51

A. Gambaran Umum Tentang RSUD Daya Makassar................................ 51

B. Pembahasan .......................................................................................... 65

C. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 74

BAB VI PENUTUP.......................................................................................... 75

A. Kesimpulan ............................................................................................. 75

B. Saran ...................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 78

Page 11: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Matriks Penelitian ........................................................................... 38

Gambar 2 Kerangka operasional penelitian ..................................................... 42

Gambar 3 Kerangka Teori .... .......................................................................... 43

Gambar 4 Kerangka Konsep................................................................. 45

Page 12: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Angka infeksi nosokomial di instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun

2010 -2011......................................................................................... 5

2. Distribusi Tenaga perawat di instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun

2012.................................................................................................. 48

3. Distribusi Tenaga Berdasarkan Kualifikasi di RSUD

DayaMakassaTahun2012.............................................................................. 52

4. Distribusi Responden Berdasarkan umur Perawat Di Unit Rawat Inap

RSUD Daya Makassar Tahun 2012.............................................................. 54

5. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Di Unit Rawat Inap

RSUD Daya Makassar Tahun 2012.................................................... 55

6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat Di Unit Rawat

InapRSUD Daya Makassar Tahun 2012......................................... 56

7. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di Instalasi

Rawat Inap RSUD Daya Makassar Tahun 2012........................................... 57

8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap RSUD

Daya Makassar Tahun 2012......................................................................... 58

9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang

perawatan anak RSUD Daya Makassar Tahun 2012................................... 59

10. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang

perawatan interna RSUD Daya Makassar Tahun 2012................................ 59

11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang

perawatan bedah RSUD Daya Makassar Tahun 2012................................. 60

12. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Tingkat Motivasi di Instalasi Rawat

Inap RSUD Daya Makssar Tahun 2012............................................ 61

13. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Instalasi rawat inap RSUD Daya

Makassar Tahun 2012.................................................................................. 63

Page 13: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

14. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di ruang perawatan anak Instalasi

rawat inap RSUD Daya MakassarTahun 2012............................................. 63

15. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di runag perawatan interna Instalasi

rawat inap RSUD Daya MakassarTahun 2012............................. 64

16. Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di ruang perawatan bedah Instalasi

rawat inap RSUD Daya MakassarTahun 2012.......................................... 64

Page 14: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

DAFTAR LAMPIRAN

1. surat izin penelitian dari Gubernur Sulawesi selatan C.q

2. surat izin penelitian dari Wali Kota Makassar

3. surat keterangan penelitian dari rumah sakit

4. lembar kuesioner

5. Master Tabel

6. Hasil Analisis

7. Riwayat Hidup

Page 15: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI

1. IPTEK :Ilmu perilaku dan teknologi

2. Commision :akibat melaksanakan suatu tindakan

3. Ommision : tindakan yang seharusnya di ambil

4. KKPRS : Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit

5. IOM : Institute of Medicine USA

6. Patient safety :keselamatan pasien

7. PERSI : Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia

8. KTD :kejadian tak di harapkan

9. KNC :kejadian nyeris cedera

10. attitude :sikap

11. Responsible :bertanggung jawab

12. Accountability :akuntabilitas

13. Dicubitus :perawatan luka yang terjadi karena tekanan yang

terus menerus pada bagian-bagian tubuh hingga

sirkulasi darah kedarah Tersebut terganggu dan

mengakibatkan dekrasi jaringan tubuh

14. Phlebitus : inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia

maupun mekanik

15. Blame Free Culture : Budaya safety meningkat dan berkembang

16. Reporting Culture :laporan budaya

17. Learning Culture :belajar budaya

18. Keluhan litigasi : tuntutan hukum

19. JCI : Joint Commission International

20. read back : membacakan kembali

21. cito :segera

22. High-Alert : keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai

23. sentinel event : kesalahan serius

24. adverse outcome : dampak yang tidak di inginkan

Page 16: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

25. NORUM : Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip

26. Lasa : Look Alike Sound

27. Restricted : area yang dibatasi ketat

28. site marking : penandaan lokasi

29. illegible hand writing : permasalahan yang berhubungan dengan tulisan

tangan yang tidak terbaca

30. laterality : Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus

termasuk sisi

31. multipel struktur : jari tangan, jari kaki, lesi

32. multipel level : tulang belakang

33. imaging :foto

34. Time out : Sebelum insisi

35. Checklist ;cek list

36. blood stream infections: infeksi pada aliran darah

37. pneumonia : sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis

38. hand hygiene :cuci tangan

39. KARS : Keselamatan Pasien RS

40. Independen : tindakan perawat tidak memerlukan perintah dokter.

41. Dependen : Perawat membantu dokter memberikan pelayanan

pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang

dokter dan seharusnya dilakukan dokter

42. Interdependen : Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan

tim perawatan atau tim kesehatan

43. Know :mengetahui

44. Comprehension :memahami

45. Aplication : Menggunakan

46. Analysis : Menguraikan

47. Synthesis : Menyimpulkan

Page 17: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

48. Evaluation : Mengevaluasi

49. Achievement : Kebutuhan akan prestasi

50. Power : Kebutuhan akan kekuasaan

51. Thinking : Pemikiran

52. Action : Tindakan

53. insentive : perangsang

54. integral :menyeluru

Page 18: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

BAB I

PENDAHULAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan modern adalah suatu

organisasi yang sangat komplek yang didalamnya sangat padat modal, padat

teknologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, dan padat mutu serta padat

resiko sehingga tidak mengejutkan bila kejadian tidak diinginkan (adverse event)

akan sering terjadi dan akan berakibat terjadinya injuri atau kematian pada pasien

(Depkes RI, 2006 )

Dengan makin meningkatnya perkembangan IPTEK kedokteran,

meningkatnya tingkat pendidikan dan kesadaran masyarakat akan hak asazi

manusia maka rumah sakit tidak hanya dituntut untuk meningkatkan kualitas

pelayanan tapi juga menjaga keselamatan pasien secara konsisten dan terus-

menerus.Patien Safety didefenisikan sebagai suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan yang aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commision) atau

tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (ommision). (Kepmenkes

tentang Keselamatan Pasien No.1691 Tahun 2011)

Dalam pengembangan tenaga kesehatan guna mewujudkan Indonesia

sehat 2010 adalah meningkatnya pemberdayaan atau daya guna tenaga kesehatan

dan penyediaan tenaga keseahatan di Rumah Sakit yang bermutu dari masyarakat

Page 19: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

dan pemerintah.Tenaga kesehatan secara umum merupakan satu kesatuan tenaga

yang terdiri dari tenaga medis, tenaga perawatan, tenaga paramedis non

perawatan dan tenaga non medis. Dari semua katagori tenaga kesehatan yang

bekerja di rumah sakit, tenaga perawatan merupakan tenaga terbanyak dan

mereka mempunyai waktu kontak dengan pasien lebih lama dibandingkan tenaga

kesehatan yang lain, sehingga mereka mempunyai peranan penting dalam

menentukan baik buruknya mutupelayanan kesehatan di rumah sakit. (Depkes RI,

2000)

Menurut laporan dari Institute of Medicine USA (IOM) tahun 2000 di

Amerika Serikat diproyeksikan terjadi 44.000 sampai dengan 98.000 kematian

setiap tahun akibat dari medical error jauh lebih tinggi dibandingkan AIDS

(16,516), kanker payudara (42,297) dan kecelakaan (43,458).(Karsh dalam Raidah

2011)

Hasil yang hampir sama juga dilaporkan melalui The Harvard study of

Adverse events dalam Said (2010). Dalam temuannya terbukti bahwa biaya yang

harus dikeluarkan per pasien akibat medical error adalah sekitar US $ 2595 (lebih

dari Rp 25 juta) dengan perpanjangan masa rawat di rumah sakit rata-rata 2,2 hari.

Di Indonesia sendiri, kasus medical eror sulit diidentifikasi. Laporan

insiden baru tercatat di Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) mulai

September 2006. Hasil laporan insiden sejak September 2006 sampai Agustus

2007 sebanyak 145 insiden. Kasus medical erorr identik disebut kejadian gunung

Page 20: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

es, tidak tampak didasar tetapi angka kejadiannya sangat tinggi (Classen et al

dalam Rusmi 2010).

Berdasarkan laporan dari Institute of Medicine USA (IOM) berbagai

negara mulai mengembangkan suatu gerakan yang disebut sebagai Patient Safety

(Keselamatan Pasien). Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) sendiri mendirikan

lembaga World Alliance for Patient Safety pada tahun 2004 dan Indonesia

memulai gerakan keselamatan pasien ini pada tahun 2005 yaitu dengan

didirikannya Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) oleh Persatuan

Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pada tanggal 1 Juni 2005 dan

dicanangkannya gerakan Keselamatan Pasien secara nasional oleh Menteri

Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 21 Agustus 2005.

Keselamatan (safety) telah menjadi isu global untuk rumah sakit. Ada

lima isu penting yang terkait dengan keselamatan di rumah sakit yaitu

keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,

keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak

terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan yang

berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit

yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit (DepKes RI, 2006).

Data tentang KTD (Kejadian Tak Diharapkan) dan KNC (Kejadian Nyaris

Cedera) di Indonesia masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan

praktek yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Insidensi pelanggaran

patientsafety 28,3% dilakukan oleh perawat. Perawat harus menyadari perannya

Page 21: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

sebagai keselamatan pasien di rumah sakit sehingga harus dapat berpartisipasi

aktif dalam mewujudkan dengan baik. Kerja keras perawat tidak dapat mencapai

optimal jika tidak didukung dengan sarana prasarana, manajemen rumah sakitdan

tenaga kesehatan lainnya. Karakteristik profesi adalah memiliki ilmu

pengetahuan, attitude (sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan

pikir yang di persiapakan untuk memberi tanggapan terhadap objek yang di

organisir melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau tidak

langsung kepada perilaku.),responsible (tanggungjawab dapat di artikan bahwa

segala sesuatu yang telah di pilih dengan segala resiko merupakan sikap yang

paling tinggi misalnya seorang perawat mau menerapkan keselamatan pasien

meskipun mendapat tantangan dari teman sejawat di rumah sakit),dan

accountability (akuntabilitas merupakan kebijakan yang meningkatkan mutu

pelayanan terhadapat pasien dan masyarakat di rumah sakit) tenaga kesehatan

profesional harus bertanggung jawab dan bertanggung gugat, dengan demikian

mengurangi resiko pelanggaran patient safet ( Adib,2009).

Adapun Rumah Sakit RSUD Daya Makassar yang memiliki Kebijakan

strategi penerapan patient safety yaitu Sosialisasi patient safety pada seluruh unit

pelayanan, pencatatan dan pelaporan internal insiden kasus, solusi masalah dan

akar masalah, standarkeselamatan pasien dan masalah perawatan diri

dalamakreditasi, Pendidikan, pelatihan dan penelitian, patient safety sesuai

kementrian kesehatan.

Page 22: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Tabel 1

Angka Infeksi Nosokomial Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daya Makassar Tahun 2010-2011

Tahun

Angka infeksi nosokomial

Plebitus Dikubitus

Standar (Kepmenkes No 129

tahun 2008)

2010 83 - -

2011 120 32 (1,52 %) 1,5 %

Jumlah 203 32 -

Sumber: Instalasi RawaPt Inap,2012

Dari tabel di atas dapat menunjukkan bahwa jumlah kejadian infeksi

nosokomial di Instalasi rawat inap belum optimal karena di llihat dari tahun

2011 kejadian plebitus meningkat dari tahun sebelumnya . Hal ini

menggambarkan bahwa sikap perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan kepada pasien secara aman yang merujuk pada konsep patient

safety belum optimal.

Program patient safety adalah untuk menjamin keselamatan pasien di

rumah sakit melalui pencegahan terjadinya kesalahan dalam memberikan

pelayanan kesehatan antara lain : infeksi nosokomial, pasien jatuh, pasien

dicubitus(perawatan luka yang terjadi karena tekanan yang terus menerus pada

bagian-bagian tubuh hingga sirkulasi darah kedarah tersebut terganggu dan

mengakibatkan dekrasi jaringan tubuh. Phlebiti(inflamasi vena yang

Page 23: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik ) pada pemasangan infus,

tindakan bunuh diri yang bisa dicegah, kegagalan profilaksis. Program patien

safety yang berhubungan dengan perawat yaitu tingkat pengetahuan dan

motivasi dalam medukung sikap dalam kinerja untuk meningkatkan

keselamatan pasien dengan baik ,dan kenapa harus di perlukan untuk

menjamin pelayanan kesehatan dalam rumah sakit.

Menurut teori Griffiths,dkk (dalam Jeles A. Atihuta,dkk 2010), insiden

ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor fasilitas rumah sakit yang

belum memenuhi standar, faktor kepemimpinan dan faktor tenaga kerja itu

sendiri baik dokter, perawat, bidan, apoteker, fisioterapis, dan profesi

kesehatan lainnya. Sedangkan, menurut Nursalam (2011) faktor yang

berpengaruh terhadap insiden Patient Safety adalah kinerja individu perawat.

Penelitian Huber tahun 1996 menunjukkan bahwa pelayanan yang

paling banyak diberikan kepada pasien di rumah sakit adalah pelayanan

keperawatan yaitu sebesar 90%. Sehingga dapat dikatakan bahwa baik

buruknya pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya dalam melaksanakan

Patient Safety sangat ditentukan oleh kinerja perawat itu sendiri. (Nursalam

2011)

Menurut Gibson (1987), kinerja individu perawat dipengaruhi oleh 3

variabel yaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis.

Variabel individu, terdiri dari kemampuan, keterampilan, pengetahuan,

demografi dan latar belakang keluarga. Variabel psikologi terdiri dari persepsi,

Page 24: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

sikap, motivasi, kepribadiaan dan belajar. Sedangkan, variabel organisasi

terdiri dari sumber daya, imbalan, beban kerja, struktur, supervisi dan

kepemimpinan. (Firmansyah 2009)

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, terdapat hasil penelitian

yang berbeda. Beberapa penelitian memperoleh hasil bahwa faktor yang

mempengaruhi kinerja perawat dalam melaksanakan Patient Safety yaitu

variabel pengetahuan dan variabel motivasi. Namun, berdasarkan hasil

penelitian Rusdi (2001) di RSUD Ciawi Bogor justru menunjukan bahwa

supervisi merupakan faktor determinanan terhadap pelayanan mutu perawat

pelaksana. Maka, bertolak dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk

menganalisis kedua variabel tersebut yaitu variabel pengetahuan, dan motivasi

perawat dalam melaksanakan program Patient Safety khususnya di Instalasi

rawat inap

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana gambaran pengetahuan perawat dalam melaksanakan penerapan

program patient safety di Instalasi Rawat Inap RSUD Daya Makassar?

2. Bagaimana gambaran motivasi perawat dalam melaksanakan penerapan

program patient safety di Instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar ?

Page 25: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan

motivasi perawat dalam melaksanakanprogram Patient Safety di Instalasi

rawat inap RSUD Daya Makassar.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan perawat dalam melaksanakan program

patient safety di Instalasi rawat inap yaitu ruang perawatan anak,ruang

perawatan interna dan ruang perawatan bedah RSUD Daya Makkassar

b. Mengetahui gambaran motivasi perawat dalam melaksanakan program

patient safety di Instalasi rawat inap yaitu ruang perawatan anak,ruang

perawatan interna dan ruang perawatan bedah RSUD Daya Makassar

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini dapat di sampaikan sebagai berikut:

a. Manfaat bagi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Diharapkan penulisan ini dapat memperkaya bahasa dalam bidang manajemen

sumber daya manusia bidang kesehatan tentang gambaran pengetahuan dan

motivasi perawat dalam menerapkan program patient safety

Page 26: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

b. Manfaat bagi RSUD Daya Makassar

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

dalam upaya pengembangan sumber daya manusia, khususnya meningkatkan

pengetahuan dan motivasi perawat dalam penerapan program patient safety.

c. Manfaat bagi peneliti

Peneliti dapat menerapkan ilmu atau teori pada waktu kuliah yang digunakan

untuk penelitian ini. Disamping itu penelitian ini menambah wawasan bagi

peneliti meneganai faktor pengetahuan dan motivasi terhadap perawat dalam

menerapkan program patient safety.

Page 27: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN UMUM TENTANG PATIENT SAFETY

1. Defenisi Patient Safety

Patient safety di rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit

membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi

dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan

analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta

implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah

terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu

tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

(Kepmenkes Keselamatan Pasien Rumah Sakit 2011)

Pada hakekatnya program keselamatan pasien harus meliputi tiga hal:

pertama, perubahan budaya yaitu perubahan dari mencari kesalahan personal

menjadi mencari kesalahan sistem. Tujuan dari perubahan budaya adalah

transparansi. Kedua, perubahan proses. Proses memerlukan standarisasi dan

meminimalisir variasi guna meningkatkan kualitas pelayanan dan

menurunkan KTD. Ketiga , mengukur proses. Proses harus dapat diukur

apakah sudah baik atau belum (Frankel, Gandhi and Bates, 2003 dalam Rusmi

Sari Tajuddin).

Page 28: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

2. Tujuan Patient Safety

1) Tujuan patient safety menurut Kebijakan Depkes tentang keselamatan

pasien rumah sakit antara lain: (Ariyani 2009) adalah:

a. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit

b. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan

masyarakat.

c. Menurunnya Kejadian Tak Diharapkan (KTD)

d. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi

pengulangan KTD

2) Kebijakan patient safety di rumah sakit antara lain:

a. Rumah Sakit wajib melaksanakan sistim keselamatan pasien.

b. Rumah Sakit wajib melaksanakan 7 langkah menuju keselamatan

pasien.

c. Rumah Sakit wajib menerapkan standart keselamatan pasien.

d. Evaliasi pelaksanaan keselamatan pasien akan dilakukan melalui

program akreditasi rumah sakit.

3. Manfaat Penerapan Patien Safety

a. Budaya safety meningkat dan berkembang. (Blame Free Culture,

Reporting Culture, Learning Culture)

b. Komunikasi dengan pasien berkembang

c. KTD menurun, peta KTD selalu ada dan terkini

d. Resiko klinis menurun

Page 29: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

e. Keluhan litigasi (tuntutan hukum) berkurang

f. Mutu pelayanan meningkat

g. Citra rumah sakit dan kepercayaan masyarakat meningkat, diikuti

kepercayaan diri yang meningkat

4. Sasaran Patient Safeti

Sasaran Keselamatan Pasien menurut permenkes RI NOMOR

1691/MENKES/PER/VIII/201,merupakan syarat untuk diterapkan di semua

rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Sasaran

tersebut mengacu kepada Nine Life-Saving Patient Safety Solutions dari WHO

Patient Safety tahun 2007. Sasaran tersebut juga digunakan oleh Komite

Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS PERSI) dan dari Joint

Commission International (JCI).

Maksud dari sasaran keselamatan pasien adalah mendorong perbaikan

spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran-sasaran menyoroti bagian-bagian

yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta

solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.

Enam sasaran keselamatan pasien rumah sakit menurut Kepmenkes No

1691 Tahun2011 tentang Keselamatan pasien Rumah Sakit adalah sebagai

berikut.

Page 30: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

a. Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien

1) Standar

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki

atau meningkatkan ketelitian identifikasi pasien.

2) Maksud dan Tujuan Sasaran

Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat

terjadi di hampir semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan.

Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam

keadaan terbius/tersedasi, mengalami disorientasi, tidak sadar,

bertukar tempat tidur/kamar/lokasi di rumah sakit, adanya kelainan

sensori, atau akibat situasi lain.

Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali

pengecekan yaitu: pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu

yang akan menerima pelayanan atau pengobatan; dan kedua, untuk

kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.

Kebijakan dan/atau prosedur yang secara kolaboratif

dikembangkan untuk memperbaiki proses identifikasi, khususnya pada

proses untuk mengidentifikasi pasien ketika pemberian obat, darah,

atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk

pemeriksaan klinis; atau pemberian pengobatan atau tindakan lain.

Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan sedikitnya dua cara untuk

mengidentifikasi seorang pasien, seperti nama pasien, nomor rekam

Page 31: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, dan

lain-lain. Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk

identifikasi.

Kebijakan dan/atau prosedur juga menjelaskan penggunaan

dua identitas berbeda di lokasi yang berbeda di rumah sakit, seperti di

pelayanan rawat jalan, unit gawat darurat, atau ruang operasi termasuk

identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses kolaboratif

digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar

dapat memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat

diidentifikasi.

3) Elemen Penilaian Sasaran

a) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak

boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.

b) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk

darah.

c) Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain

untuk pemeriksaan klinis

d) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan

/ prosedur.

e) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi

yang konsisten pada semua situasi dan lokasi

Page 32: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

b. Sasaran II : Peningkatan Komunikasi yang Efektif

1) Standar

Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk

meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan.

2) Maksud dan Tujuan Sasaran

Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas,

dan yang dipahami oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan

menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat

berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis.

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi

pada saat perintah diberikan secara lisan atau melalui telepon.

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah pelaporan

kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil

laboratorium klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan. Rumah

sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau

prosedur untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat (atau

memasukkan ke komputer) perintah yang lengkap atau hasil

pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian penerima perintah

membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan;

dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca

ulang adalah akurat.

Page 33: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga

menjelaskan bahwa diperbolehkan tidak melakukan pembacaan

kembali (read back) bila tidak memungkinkan seperti di kamar operasi

dan situasi gawat darurat di IGD atau ICU.

3) Elemen Penilaian Sasaran II

a) Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil

pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.

b) Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan

dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah.

c) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi

perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan.

d) Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi

keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara

konsisten.

c. Sasaran III : Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai

(High-Alert)

1) Standar

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high-alert).

Page 34: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

2) Maksud dan Tujuan Sasaran

Bila obat-obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan

pasien,manajemen harus berperan secara kritis untuk memastikan

keselamatan pasien. Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert

medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi

kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi

menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti

obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat

Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Sound/LASA).

Obat-obatan yang sering disebutkan dalam isu keselamatan

pasien adalah pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja

(misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium

fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =

50 % atau lebih pekat). Kesalahan ini bisa terjadi bila perawat tidak

mendapatkan orientasi dengan baik di unit pelayanan pasien, atau bila

perawat kontrak tidak diorientasikan terlebih dahulu sebelum

ditugaskan, atau pada keadaan gawat darurat. Cara yang paling efektif

untuk mengurangi atau mengeliminasi kejadian tersebut adalah dengan

meningkatkan proses pengelolaan obat-obat yang perlu diwaspadai

termasuk memindahkan elektrolit konsentrat dari unit pelayanan pasien

ke farmasi.

Page 35: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Rumah sakit secara kolaboratif mengembangkan suatu

kebijakan dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang

perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit. Kebijakan

dan/atau prosedur juga mengidentifikasi area mana saja yang

membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi,

serta pemberian label secara benar pada elektrolit dan bagaimana

penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses, untuk

mencegah pemberian yang tidak sengaja/ kurang hati-hati.

3) Elemen Penilaian Sasaran

a) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses

identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan

penyimpanan elektrolit konsentrat.

b) Implementasi kebijakan dan prosedur.

c) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali

jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk

mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai

kebijakan.

d) Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien

harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang

dibatasi ketat (restricted).

Page 36: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

d. Sasaran IV: Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat Pasien

Operasi

1) Standar

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

memastikan tepatlokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien.

2) Maksud dan Tujuan Sasaran

Salah lokasi, salah-prosedur, pasien-salah pada operasi, adalah

sesuatu yang mengkhawatirkan dan tidak jarang terjadi di rumah sakit.

Kesalahan ini adalah akibat dari komunikasi yang tidak efektif atau

yang tidak adekuat antara anggota tim bedah, kurang/tidak melibatkan

pasien di dalam penandaan lokasi (site marking), dan tidak ada

prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.

Di samping itu, asesmen pasien yang tidak adekuat, penelaahan

ulang catatan medis tidak adekuat, budaya yang tidak mendukung

komunikasi terbuka antar anggota tim bedah, permasalahan yang

berhubungan dengan tulisan tangan yang tidak terbaca (illegible hand

writing) dan pemakaian singkatan adalah faktor-faktor sering terjadi.

Rumah sakit perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu

kebijakan dan/atau prosedur yang efektif di dalam mengeliminasi

masalah yang mengkhawatirkan ini. Digunakan juga praktek berbasis

bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO

Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s Universal

Page 37: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person

Surgery.

Penandaan lokasi operasi perlu melibatkan pasien dan

dilakukan atas satu pada tanda yang dapat dikenali. Tanda itu harus

digunakan secara konsisten di rumah sakit dan harus dibuat oleh

operator/orang yang akan melakukan tindakan, dilaksanakan saat

pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai

saat akan disayat.

Penandaan lokasi operasi dilakukan pada semua kasus

termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi)

atau multipel level (tulang belakang). Maksud proses verifikasi

praoperatif adalah untuk memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien

yang benar, memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil

pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan

dipampang, melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus

dan/atau implant-implant yang dibutuhkan. Tahap “Sebelum insisi”

(Time out) memungkinkan semua pertanyaan atau kekeliruan

diselesaikan. Time out dilakukan di tempat, dimana tindakan akan

dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim

operasi. Rumah sakit menetapkan bagaimana proses itu

didokumentasikan secara ringkas, misalnya menggunakan checklist.

Page 38: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

3) Elemen Penilaian Sasaran

a) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti

untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam

proses penandaan.

b) Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk

memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan

tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan

tersedia, tepat, dan fungsional.

c) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur

“sebelum insisi/ time-out” tepat sebelum dimulainya suatu

prosedur/tindakan pembedahan.

d) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses

yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan

tepat pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang

dilaksanakan di luar kamar operasi.

e. Sasaran V : Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan

Kesehatan

1) Standar

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.

Page 39: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

2) Maksud dan Tujuan Sasaran

Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan

terbesar dalam tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya

untuk mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan merupakan keprihatinan besar bagi pasien maupun para

profesional pelayanan kesehatan.

Infeksi biasanya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan

kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood

stream infections) dan pneumonia (sering kali dihubungkan dengan

ventilasi mekanis). Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi

lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Pedoman hand hygiene

bisa dibaca kepustakaan WHO, dan berbagai organisasi nasional dan

internasional. Rumah sakit mempunyai proses kolaboratif untuk

mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur yang menyesuaikan atau

mengadopsi petunjuk hand hygiene yang diterima secara umum dan untuk

implementasi petunjuk itu di rumah sakit.

3) Elemen Penilaian Sasaran

a) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene

terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari

WHO Patient Safety).

b) Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.

c) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan

Page 40: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait

pelayanan kesehatan.

f. Sasaran VI : Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

1) Standar

Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk

mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.

2) Maksud dan Tujuan Sasaran

Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera

bagi pasien Rawat Darurat. Dalam konteks populasi/masyarakat yang

dilayani, pelayanan yang disediakan, dan fasilitasnya, rumah sakit perlu

mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk

mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa termasuk

riwayat jatuh, obat dan telaah terhadap konsumsi alkohol, gaya jalan dan

keseimbangan, serta alat bantu berjalan yang digunakan oleh pasien.

Program tersebut harus diterapkan rumah sakit.

3) Elemen Penilaian Sasaran

1) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap

risiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan

terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.

2) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi

mereka yang pada hasil asesmen dianggap beresiko jatuh.

Page 41: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

3) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan

pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak

diharapkan.

4) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan

pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di

rumah sakit.

5. Menurut (Depkes RI,2006) Standar patient safety

Adapun 7 Standar Keselamatan Pasien RS (KARS – DepKes)

a. Hak pasien

b. Mendidik pasien dan keluarga

c. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan

d. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi

dan meningkatkan keselamatan pasien

e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien

B. TINJAUAN UMUM TENTANG PERAWAT

1. Defenisi Perawat

Perawat berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti

merawat atau memelihara. Perawat adalah profesi yang difokuskan pada

perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat

Page 42: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan

kualitas hidup dari lahir sampai mati.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesioanl yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual

yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik

sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

(Lokakarya Keperawatan 1983 dalam A. Aziz alimul hidayat).

2. Peran Perawat

Menurut (konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989) peran perawat terdiri

dari :

a. Peran Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

b. Peran Perawat sebagai advokat klien

c. Peran Perawat sebagai Edukator

d. Peran Perawat sebagai koordinator

e. Peran Perawat sebagai kolaborator

f. Peran Perawat sebagai Konsultan

g. Peran Perawat sebagai Pembaharuan

Selain peran perawat berdasarkan konsirsium ilmu kesehatan, terdapat

pembagian peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983,

yang membagi empat peran perawat.(Nursalam.2002)

Page 43: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

a. Peran Perawat sebagai Pelaksana Pelayanan Keperawatan

b. Peran Perawat sebagai Pendidik dalam Keperawatan

c. Peran Perawat sebagai Pengelola pelayanan Keperawatan

d. Peran Perawat sebagai Peneliti dan Pengembang pelayanan Keperawatan.

3. Fungsi Perawat

Fungsi perawat meliputi:

a. Fungsi Independen

Dalam fungsi ini, tindakan perawat tidak memerlukan perintah

dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu

keperawatan. Oleh karena itu, perawat bertanggung jawab terhadap akibat

yang timbul dari tindakan yang diambil. Contoh tindakan perawat dalam

menjalankan fungsi independen adalah Pengkajian seluruh sejarah

kesehatan pasien/keluarganya dan menguji secara fisik untuk menentukan

status kesehatan.

b. Fungsi Dependen

Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan dan

tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter dan seharusnya

dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat, dan

melakukan suntikan.

Page 44: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

c. Fungsi Interdependen

Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim

perawatan atau tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama

tenaga kesehatan lainnya berkolaborasi mengupayakan kesembuhan

pasien. Mereka biasanya tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh

seorang dokter

C. TINJAUAN UMUM TENTANG PENGETAHUAN PERAWAT

a. Pengetahuan.

Pengetahuan adalah pengetahuan adalah hasil “tahu” manusia setelah

melakukan penginderaan terhadap objek tertentu melalui pancaindera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan tersebut

dapat diperoleh dari pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang

lain.

Menurut Jann Hidayat Tjakraatmadja dan Donald Crestofel Lantu

dalam bukunya Knowledge Management dalam (Ariyani 2009 ) disebutkan

bahwa pengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling

terhubung secara sistematik sehingga memiliki makna. Informasi diperoleh

dari data yang sudah diolah (disortir, dianalisis, dan ditampilkan dalam bentuk

yang dapat dikomunikasikan melalui bahasa, grafik atau tabel), sehingga

memiliki arti. Selanjutnya data ini akan dimiliki seseorang dan akan tersimpan

dalam neuron-neuron (menjadi memori) di otaknya.

Page 45: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Kemudian ketika manusia tersebut dihadapkan pada suatu masalah

maka informasi-informasi yang tersimpan dalam neuron-neuronnya dan yang

terkait dengan permasalahan tersebut, akan saling terhubungkan dan tersusun

secara sistematik sehingga ia memiliki model untuk memahami atau memiliki

pengetahuan yang terkait dengan permasalahan yang dihadapinya.

Kemampuan memiliki pengetahuan atas obyek masalah yang dihadapi sangat

ditentukan oleh pengalaman, latihan atau proses belajar.

b. Tingkat Pengetahuan

Intensitas atau tingkat pengetahuan seseorang terhadap obyek tertentu

tidak sama. Secara garis besar dibagi menjadi 6 tingkatan pengetahuan, yaitu:

a. Mengetahui (know), artinya mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

b. Memahami (comprehension) artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang di ketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

d. Menggunakan (aplication) artinya kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang nyata.

e. Menguraikan (analysis), yaitu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Page 46: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

f. Menyimpulkan (synthesis), maksudnya suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

g. Mengevaluasi (evaluation), yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau obyek.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subyek

penelitian atau responden.(Ariyani 2009)

D. TINJAUAN UMUM TENTANG MOTIVASI PERAWAT

Menurut .(Mc Clelland,2006) Achievement Motivation Theory oleh Mc.

Celland, Motivasi berasal dari perkataan motif (motive) yang artinya adalah

rangsangan dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yangdimiliki seseorang

sehingga orang tersebut memperlihatkan perilakutertentu. Sedangkan yang

dimaksud dengan motivasi ialah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan

ataupun kelompok masyarakat tersebut mau berbuat dan bekerja sama secara

optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.Motivasi mempunyai arti mendasar sebagai inisiatif

penggerak perilaku seseorang secara optimal, hal ini di sebabkan karena motivasi

merupakan kondsisi internal, kejiwaan dan mental manusia seperti aneka

keinginan, harapan kebutuhan, dorongan dan kesukaan yangmendorong individu

untuk berperilaku kerja guna mencapai tujuan yang dikehendakinya atau

Page 47: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

mendapatkan kepuasan atas perbuatannya.Motivasi juga merupakan konsep yang

di pakai untuk menguraikan keadaan ekstrinsik yang ditampilkan dalam

perilaku.Respon instrinsik disebut juga sebagai motif (pendorong)

yangmengarahkan perilaku ke rumusan kebutuhan atau pencapaian

tujuan.Stimulus ekstrinsik dapat berupa hadiah atau insentif, mendorongindividu

melakukan atau mencapai sesuatu. Jadi motivasi adalah interaksi instrinsik dan

ekstrinsik yang dapat dilihat berupa perilakuatau penampilan.

Dalam perilaku organisasi motivasi merupakan kemauan yang kuat

untuk berusaha ke tingkat yang lebih tinggi atau lebih baik untukmencapai tujuan

organisasi, tanpa mengabaikan kemampuan untukmemperoleh kepuasan dalam

pemenuhan kebutuhan pribadi.(Mc Clelland,2006)antara lain mengemukakan

bahwa yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau bekerja adalah

berfokus pada tiga kebutuhan dasar yaitu:

a) Kebutuhan akan prestasi(achievement) dorongan untuk mengungguli atau

berprestasi,

b) Kebutuhan akan afiliasi atau ikatan hasrat untuk berhubungan antar pribadi

yang ramah dankarib.

c) Kebutuhan akan kekuasaan (power)kebutuhan yang mendorong seseorang

untuk menguasai atau mendominasi orang lain.Selanjutnya motivasi akan

dikaitkan dengan tindakan, sebab motif yang besar tidak efektif tanpa ada

tindakan yang merupakanfollow-up dari motif tersebut. Oleh karena itu, perlu

dipahami terlebih dahulu apa sebenarnya tindakan itu. Tindakan apapun

Page 48: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

merupakan satu jenis perbuatan manusia. Akan tetapi, perbuatan tersebut

mengandung maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh orangyang

melakukan kegiatan. Ada dua macam perbuatan yaitu:

a. Pemikiran (thinking), yaitu perbuatan rohani yang menghendaki

bekerjanya daya pikir(otak)manusia.

b. Tindakan (action), yakni perbutan jasmani yang amat membutuhkan gerak

otot tubuh manusia. Perbuatan ini mengandung maksud tertentu yang

memang dikehendaki olehyang bersangkutan. Berdasarkan beberapa

difinisi diatas dapat di simpulkan bahwa motivasi merupakan suatu yang

dapat menimbulkan semangat atau dorongan bekerja individu atau

kelompok untuk mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan-

kebutuhan

1. Teori parah ahlli tentang Motivasi

1) Teori Abraham Maslow Motivasi manusia timbul karena adanya

kebutuhan- kebutuhan,yaitu:

a. fisiologis, antara lain rasa lapar, haus, dan kebutuhanjasmani

lainnya.

b. keamanan, antara lain keselamatan danperlindungan terhadap

kerugian fisik dan emosional,sosial,meliputi di terima baik,

rasa memiliki, kasih sayang,

c. Penghargaan, meliputi faktor penghormatan dari luar

sepertistatus, pengakuan dan perhatian,

Page 49: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

d. aktualisasi diri, doronganuntuk menjadi seseorang sesuai

ambisinya yang meliputi pencapaian potensi dan pemenuhan

kebutuhan diri.

2) Teori Herzberg

Menurut Herzberg, tinggi rendahnya motivasi dan tingkatkepuasan

kerja seseorang ditentukan oleh faktor atau kondisitertentu. Faktor-

faktor tersebut adalah:

a) Motivator yaitu faktor faktor yang mendorong seseorang

kepada sikap positif dan lebih bermotivasi, sehingga

menambah kepuasan kerja, misalnya: prestasi, kemajuan,

keberhasilan dalam mencapaitujuan, peningkatan atas prestasi

seseorang (penghargaan), peningkatan yang dapat diraih oleh

sifat pekerjaannya, sifat pekerjaan yang menarik dan

menantang, tanggung jawab atas sesuatu pekerjaan,

kesempatan untuk mengembangkan diri,

b) faktor hegiene adalah faktor pencegahan kemerosotan

semangat kerja dan dapat menghindarkan kekacauan yang

menekan produktivitas, meliputi: kebijaksanaan dana

administrasi, pengawasan dan mutu pengawasan

(supervisi),hubungan pribadi sesama pegawai, atasan dan

bawahan,kondisi lingkungan kerja dan keamanan kerja, gaji

dan insentif.

Page 50: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

3) Teori Mc. Clelland

Menurut David Mc Clelland teori motivasi dibagi menjadi tiga

macam yaitu:

a) motif berprestasi, yaitu dorongan untuk mencapai sukses

dalam berkompetensi dengan standar sendiriselalu berusaha

meningkatkan kemampuan dalam mewujudkan cita-citanya,

b) affiliasi, yaitu dorongan untuk diterima orang laindan bersatu,

pegawai yang bermotif affiliasinya diterima,diakuai dan

dihargai orang lain,

c) motif berkuasa, yaitu dorongan yang timbul dalam diri

seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain.

4) Teori Morgan

Dalam bukunya Introduction to Psycology, menjalaskan

beberapa teori motivasi sebagai berikut:

a. Teori insentif,seseorang berperilaku tertentu untuk

mendapatkan sesuatu,sesuatu ini disebut sebagai insentif dan

adanya diluar diri orangtersebut. Insentif biasanya hal-hal yang

menarik dan menyenangkan, dan bisa juga sesuatu yang tidak

menyenangkan, maka orang berperilaku tertentu untuk

menghindar mendapatkan insentif yang tidak menyenangkan

ini.dapat juga terjadi sekaligus, orang berperilaku tertentu

Page 51: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

untukmendapatkan insentif menyenangkan dan menghindari

insentif yang tidak menyenangkan

b. Pandangan hedonistik, seseorang didorong untuk berperilaku

tertentu yang akan memberinya perasaan senang dan

menghindari perasaan tidak menyenangkan Perangsang

Motivasi.Agar seseorang mau dan bersedia melakukan seperti

yang diharapkan, kadang kala perlu di sediakan perangsang

(insentive).Perangsang dibedakan atasdua macam yaitu:

a) Perangsang positif

Perangsang positif (positive insentive) adalah

imbalan yang menyenangkan yang disediakan untuk

karyawan yang berprestasi. Rangsangan positif ini banyak

macamnya, antar lain hadiah, pengakuan promosi, dan

ataupun melibatkan karyawan tersebut pada kegiatan yang

bernilai gengsi yang lebih tinggi

b) Perangsang negatif.

Perangsang negatif (negative incentive) ialah

imbalan yang tidak menyenangkan berupa berupa

hukuman bagi karyawan yang tidak berprestasi dan

ataupun yang berbuat tidak seperti yang di

harapkan.Macam perangsang yang negatif banyak pula

Page 52: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

jenisnya,antara lain denda, teguran, pemindahan tempat

kerja (mutasi) danataupun pemberhentian.

E. TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT

1. Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan suatu organisasi tempat berbagai profesi

melakukan kegiatan, dengan bergerak dibidang pelayanan kesehatan dimana

salah satu upaya yang dilakukan ialah mendukung rujukan pelayanan dari

tingkat dasar, seperti Pusat Pealayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),

untuk itu sebagai pusat rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat dasar,

maka pelayanan rumah sakit perlu dijaga kualitas pelayanan terhadap

masyarakat yang membutuhkan. Pelayanan kesehatan inilah yang selalu

dituntut para pengguna jasa dibidang kesehatan untuk selalu bertambah baik

dan pada akhirnya tujuan organisasi dalam melakukan pelayanan prima

berkualitas dapat terwujud.

Untuk mewujudkan hal ini , tidak mudah karena sudah apsti terdapat

persainngan yang semakin ketat atntar rumah sakit. Karena rumah sakit tidak

hanya bersaing dengan rumah sakit lain, namun juga bersaing dengan rumah

bersalin, klinik 24 jam , prkatek dokter, praktek bidan swasta dan pelayanan

kesehatan laiinya . perubahan yang terjadi dalam masyrakat dewasa ini

sanagt mempegaruhu persaingan tersebut ,baik perubahan demografi,sosial

ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi ( IPTEK), kompetisi pasar

Page 53: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

maupun sumber daya manusianya. Strategi yang tepat untuk menghadapi

tantangan dan persaingan di pasar pelayanan kesehatan ini, dimasa depan

juga perlu direncanakan dengan baik.

WHO (1957) memberikan batasan tentang rumah sakit, yaitu : suatu

bagian menyeluruh (integral) dari organisasi sosial dan medis berfungsi

memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik

kuratif maupun rehabilitative, dimana pelayanan keluarnya menjangkau

keluarga dan lingkungan, dan rumah sakit juga merupakan pusat latihan

tenaga kesehatan, serta untuk penilitian biososial (Yaslis 2002 dalam Rasjid

2006 ).

Selain rumah sakit merupakan pusat pelayanan rujukan medic

spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan dan

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif)

dan pemulihan (rehabilitatif) pasien sesuai dengan fungsi utamnya trsebut,

perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu

memanfaatkan sumber daya yang dimiliknya dengan lebih berdaya guna

(efisien) dan berhasil guna ( efekstif) (Yaslis,2002).

2. Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah sakit menurut surat keputusan Peraturan Mentri Kesehatan

Republik Indonesia No.340/MENKES/PER/III/2010 Tentang kasifikasi

rumah sakit. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

Page 54: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang mampu memberikan

pelayanan kesehatan pada semua bidang dan semua jenis penyakit, serta

klasifikasi rumah sakit pengelempokan kelas rumahs akit berdasarkan

fasilitas dan kemampuan pelayanan.

Klasifikasi Tersebut Adalah Sebagai Berikut :

1. Rumah sakit umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasiliatas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan sub

spesialistik luas.

2. Rumah sakit umum kelas B adalah rumah sakit umum mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medic sekurang-kurangnya sebelas

spesialistik dan sub spesialistik terbatas.

3. Rumah sakit umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.

4. Rumas sakit umum kelas D adalah Rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

Rumah sakit merupakan temapat dimana terjadi proses perubahan

masukan menjadi keluaran. Masukan utama adalah pasien, dokter, perawat,

personel lainnya, prasarana, sarana, peralaatn dan sebagainya merupakan

juga bagian dari rumah sakit bertemu dengan berbagai administrasi, staf

medis dan laboratorium, radiologi, bagain gizi, dan instalasi rawat Inap,rawat

Page 55: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Jalan , IRD (instalasi rawat darurat), ICU (intensif care unit), Kamar Operasi

(OK) dan sebagainya, sebagai bagian dari proses pada system rumah sakit.

Selain itu lingkungan luar rumah sakit mempunyai pengaruh seperti,

peraturan pemerintah, hukum, masyarakt, pihak asuransi dan sebagainya.

Keluaran proses jasa rumah sakit meliputi system biologis yaitu pasien

sembuh, cacat atau meninggal. Selurh produk jasa rumah sakit berefek

terhadap tumbuh kembanngnya bisnis rumah sakit.

Page 56: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

G. MATRIKS PENELITIAN

Tabel 3 Matriks Penelitian

Pengarang Judul Masalah Variabel Sampel Metode Penelitian Hasil

Ariyani (2009) Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang

Analisis Pengetahuan dan Motivasi Perawat yang Mempengaruhi Sikap Mendukung Penerapan Program Patient Safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr Moewardi Surakarta Tahun 2008

Angka kematian baik NDR maupun GDR di Rumah Sakit Dr Moewardi melebihi standar yang ditetapkan oleh Depkes.

Variabel Independen: 1. Pengetahuan 2. Motivasi Variabel Dependen: Sikap Mendukung Penerapan Program Patient Safety

Total perawat pelaksana yang bertugas di Instalasi Perawatan Intensif (76 orang)

Observasional dengan menggunakan pendekatan secara deskriptik analitik

1.Ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan sikap mendukung penerapan program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta

2.Ada hubungan antara motivasi dengan sikap mendukung penerapan program patient safety di Instalasi Perawatan Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Page 57: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Sri Rahayu, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2010

Pengembangan Program Patient Safety Berdasarkan Analisis Pengaruh Faktor Pengetahuan, Persepsi, Awareness, Komitmen dan Efektifitas Teamwork terhadap Kinerja Pelaksanaan Patient Safety (Di Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik)

Insiden patient safety yang terjadi di Rumah Sakit Ibnu Sina Kabupaten Gresik pada Januari-September 2009 adalah 215 dan 94,42% sebenarnya dapat ini dapat dicegah.

Variabel Independen: Pengetahuan,Persepsi, Awareness,Komitmen Dan Efektifitas Teamwork Variabel Dependen: Kinerja Pelaksanaan Patient Safety

Seluruh Perawat yang ada di ruang Rawat Darurat.

Observasional dan Analitik

Pengetahuan, persepsi, awareness, komitmen dan efektifitas teamwork berpengaruh terhadap kinerja pelaksanaan Patient Safety

Saptorini Murdyastuti. Tesis : Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010

Pengaruh Persepsi, Pengetahuan, dan Motivasi Perawat Terhadap Pelaksanaan Patient Safety di Ruang Rawat Darurat RSO Prof . Dr. R Soeharto Surakarta

Profesionalitas tenaga kesehatan ditunjukkan dari perilaku tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan termasuk pelaksanaan program menjaga keamanan pasien (patient safety)

Variabel Independen: Pengetahuan,Persepsi, motivasi Variabel Dependen: Pelaksanaan program Patient Safety

Perawat Explanatory research

Variabel persepsi, pengetahuan tentang patients safety, dan motivasi perawat berpengaruh terhadap pelaksanaan program patients safety

Page 58: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Rina Amelia (2009)

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan

Rata-rata (LOS) dari tahun 2002 sampai 2006 berkisar 84.6 hari, yang jauh melebihi standar Depkes yaitu 14 hari.

Variabel Independen: Motivasi Variabel dependen: Kinerja

seluruh perawat di ruang Rawat Darurat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, berjumlah 59 orang.

Penelitian survey dengan metode eksplanatory

Motivasi berpengaruh terhadap kinerja perawat.

Jeles A.Atihuta,dkk (2010)

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mutu Pelayanan di RSUD Dr. M. Haulussi Ambon

Angka kejadian infeksi nosokomial khususnya Flebitis di RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada tahun 2009 masih tinggi yaitu sebesar 9,29% dibandingkan standar pelayanan minimal Depkes RI yaitu sebesar ≤ 1,5%.

Variabel Independen: Peran Manajemen Keperawatan (Perencanaan, Pengorganisasian,Pelaksanaan, Pengawasan) dan clinical governance. Variabel Dependen: Kinerja mutu pelayanan

Sub sistem ruang perawatan RSUD Dr. M. Haulussi Ambon

Deskirptif dan analitik dengan pendekatan Cross sectional

1. Faktor Manajemen Keperawatan (Perencanaan, Pengorganisasian,Pelaksanaan, Pengawasan) berpengaruh terhadap kinerja.

2. Faktor clinical governance (standar klinik, indikator klinik, audit klinik) berpengaruh terhadap kinerja.

Page 59: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

H. KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP PROGRAM PATIENT SAFETY DI NSTALASI

RAWAT INAP RSUD DAYA MAKASSAR

Masalah

Kejadian insiden Patient Safety tahun 2009- 2011 di Rsud Daya Makassar

1. Insiden infeksi

nosokomial pada tahun 2011 1,52 % standar permenkes 1,5%

populasi

Semua tenaga perawat di Instalasi rawat inap (perawatan iternal,perawatan bedah dan perawatan anak) RSUD Daya Makassar

Unit analisis

Unit rawat inap

sampel

seluruh perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Inap (perawatan internal,perawatan anak dan perawatan bedah )RSUD Daya Makassar yaitu sebesar 71 orang

Variabel

Variabel bebas a.Pengetahuan

perawat tentang patient safety

b.Motivasi perawat terhadap patien safety Variabel terikat a.Gambaran penerapan program patient safety

instrumenen

kuesioner

metode

kuantitatif

Teknik analisis

Analisis Bivariat.

Page 60: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

I. KERANGKA TEORI

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Gambar 2 Ker 12. 13.

Gambar 2 Kerangka Teori Penelitian (Modifikasi Teori Gibson,1987

&Nursalam,2011

Pelayanan Kinerja Rumah Sakit PATIEN SAFETY

Perawat dalam menerapkan Patient Safety Sasaran Patient Safety Rumah Sakit terdiri dari : 1. Ketepatan identifikasi pasien 2. Komunikasi yang efektif 3. Keselamatan terhadap medication erorr 4. Keselamatan terhadap medical erorr

(tepat pasien yang dioperasi, tepat lokasi, dan tepat prosedur)

5. Mengurangi kejadian infeksi 6. Mengurangi resiko pasien jatuh

Variabel Psikologis a. Persepsi b.Sikap c. Kepribadian d.Belajar e. Motivasi

Variabel Organisasi a. Sumber Daya b. Kepemimpinan c. Sistem Kompensasi d. Struktur Desain

Pekerjaan e. Rekan Kerja

Variabel Individu a. Kemampuan dan

1) Keterampilan 2) Fisik & mental

b. Latar Belakang ; 3) Keluarga 4) Tingkat sosial, dan 5) Pengetahuan

c. Demografis ; 6) Umur 7) Jenis kelamin & etnis

Page 61: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka

telah diidentifikasi variabel yang terkait dalam kerangka konsep baik independen

maupun dependen.

1. Variabel Independen

Variabel Independen (variabel bebas) adalah pengetahuan dan Motivasi.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen(variabel terikat) gambaran dalam penerapan program

patient safety

Adapun alasan memasukkan variabel kedalam kerangka konsep diuraikan

sebagai berikut.

1. Berdasarkan teori Gibson tahun 1987 yang menjelaskan bahwa kinerja

pelayanan dipengaruhi oleh faktor individu, faktor psikologis, dan faktor

organisasi. Menurut teori Gibson,variabel individu seperti pengetahuan

merupakan pemahaman dari diri seseorang dalam melakukan sesuatu agar

sesuai dengan apa yang di inginkan karena seorang individu dapat bekerja

sesuai dengan apa yang di ketahui Sehingga variabel psikologi yang

memungkinkan diteliti adalah variabel motivasi agar dapat menjadi dorongan

Page 62: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

dari diri seseorang,hal ini menunjukan kepada responden agar tidak malas

dalam pelayanan tersebut.

2. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, salah satunya penelitian yang

dilakukan Ariyani di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta Tahun

2008, menunjukkan bahwa pengetahuan, motivasi, dan sikap memiliki

hubungan yang signifikan terhadap penerapan program patient safety.

B. Kerangka Konsep

Gambar Kerangka Konsep Peneliti

Keterangan :

: Variabel Bebas

: Variabel terikat

Motivasi perawat

Pengetahuan perawat

Gambaran

dalam menerapkan

Program Patien Safety

Page 63: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

C. Defenisi OperasionalDan Kriteria Objektif

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah pemahaman responden mengenai konsep patient

safety yang meliputi definisi, tujuan, standar patient safety, sasaran patient

safety, dan tindakan keperawatan yang mendukung patient safety.

Pengukuran pengetahuan responden dengan menggunakan kuesioner

dan menggunakan skala likert.

Pengukuran variabel ini menggunakan “Skala Likert” yaitu dengan

memberikan skoring pada jawaban responden. Untuk jawaban benar

responden diberi skor 2, jawaban mendekati benar diberi skor 1 dan jawaban

tidak tahu diberi skor 0. Penentuan kategori dihitung dengan rumus

berdasarkan skala likert.

Kriteria Objektif

a. Baik :bila responden memperoleh skor 14-20

b. Cukup :bila responden memperoleh skor 7-13

c. Kurang :bila responden memperoleh skor 0-6

b. Motivasi

Motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri

responden untuk menerapkan atau tidak menerapkan program patient safety.

Pengukuran sikap responden menggunakan kuesioner dengan skala

Page 64: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

likert.Pengukuran variabel ini menggunakan skala Rating yaitu dengan

memberikan point 1 sampai 5 mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat

setuju.

Kriteria Objektif

a. Tinggi :bila responden yang memperoleh skor 35-50

b. Sedang :bila respoden yang memperoleh skor 18-34

c. Rendah :bila responden yang memperoleh skor 1-17

Page 65: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pendekatan

deskriptif. Penelitian ini di lakukan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan

dan motivasi perawat terhadap program pasien safety di RSUD Daya Makassaar.

B. LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada RSUD Daya Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RSUD Daya Makassar selama bulan agustus–

september.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat

inap(perawatan bedah ,perawatan anak dan perawatan internal RSUD Daya

Makassar yang berjumlah 71 orang

Page 66: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh perawat yang bekerja di

Instalasi Rawat inap yaitu sebesar 71 orang.

Tabel 2

Distribusi Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daya Makassar Tahun 2012

No Ruangan Jumlah

1 Interna 29 orang

2 Bedah 21 orang

3 Anak 21 orang

4 Total 71 orang

Sumber : Data sekunder instalasi rawat inap

Metode Pengambilan Sampel

Pemilihan sampel dilakukan dengan cara Exhaustive Sampling (total

sampling) yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan jika jumlah populasi

relatif kecil. Sehingga hasil yang didapatkan betul-betul dapat

menggambarkan masalah dalam populasi.

D. PENGUMPULAN DATA

a. Data Primer

Page 67: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Dalam penilitian ini data yang diperoleh dapat bersumber dari

lapangan yang diperoleh dari peneliti langsung dari responden atau informan

yang membagikan kuisioner penilitian kepada responden yang berisi variabel-

variabel yang diteliti.

b. Data Sekunder

Untuk mendukung data yang diperoleh langsung dari lapangan maka

penulis mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penilitian dari

arsip-arsip yang ada di rumah sakit yang diteliti, seperti analisis pengetahuan

dan motivasi perawat di RSUD Daya Makassar ,serta hal-hal yang medukung

penilitian ini.

E. PENGOLAHAN DATA

Data yang sudah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data yang

bertujuan untuk menghasilkan informasi yang benar sesuai dengan tujuan

penelitian. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1) Editing

Dalam melakukan editing data langkah yang dilakukan adalah

menata dan menyusun semua lembar jawaban skala yang terkumpul

berdasarkan nomor skala yang telah ditentukan.Kemudian memeriksa kembali

jawaban responden satu persatu dengan maksud untuk memastikan bahwa

jawaban atau pertimbangan yang diberikan sesuai dengan perintah dan

petunjuk pelaksanaan. Jawaban skala yang memenuhi persyaratan

dipersiapkan untukdilakukan pemrosesan data pada langkah berikutnya,

Page 68: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

sementara data yang tidakmemenuhipersyaratan dimusnahkan untuk

kerahasiaan.

2) Koding

Pengkodingan data dilakukan dengan maksud untuk memudahkan

proses pengolahan data. Pengkodingan ini adalah mengklasifikasikan jawaban

responden menurut macamnya dengan cara menandai masing-masing jawaban

dengan tanda kode tertentu.

3) Processing

Pemrosesan data atau pengolahan data pada penelitian ini dimulai

dengan tabulating skor atau melakukan entry data kasar dalam bentuk tabulasi

pada lembar kertas data.

Tujuannya adalah memastikan kesiapan data dengan tepat sebelum di

entry data kedalam program SPSS.

4) Cleaning data

Dalam cleaning dilakukan pengecekan kembali data yang sudah di

entry pada program SPSS dengan maksud untuk mengevaluasi apakah masih

ada kesalahan atau tidak. Hal ini biasanya terlihat pada : 1). Missing data atau

data yang terlewati, 2). Variasi data (kesalahan pengetikan), 3). Konsistensi

data yaitu kesesuaian data dengan tabulating skor.

F. ANALISA DATA

Analisisdata dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer SPSS,

untuk memberikan gambaran pengetahuan dan motivasi perawat atau deskripsi

Page 69: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

empiris suatu data. Analisis data yang dilakukan adalah analisis data pengetahuan

dan motivasi perawat.

Variabel penegahuan dan motivasi perawatdianalisis menggunakan teknik

analisis univariat.Pembahasan data variabel pengetahuan dan motivasi perawata

dilakukan secara diskriptif untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi

masing-masing dimensi pengetahuan dan motivasi perawatdilakukan pula analisis

bivariat dengan menampilkan table crosstab untuk melihat karakteristik

responden di Unit rawat inap RSUD Daya Makassar.

G. PENYAJIAN DATA

Setelah data dianalisis, selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel

dilengkapi dengan narasi atau penjelasan

Page 70: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM TENTANG RSUD DAYA MAKASSAR.

1. Sejarah

a. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Daya dimulai dari berdirinya

puskesmas daya pada tahun 1975 – 1978

b. Pada tahun 1978 – 2002 puskesmas daya berubah menjadi puskesmas plus

daya

c. Pada tahun 2002 dengan adanya surat izin rumah sakit dari dirjen

yanmedik nomor : HK .01.021.2.4474 tanggal 28 0ktober 2002.SK

Walikota Makassar no 50 pada tanggal 6 nopember 2002 dan surat

keputusan mentri kesehatan RI Nomor 967/MENKES/SK/X/2008,maka

statusnya berubah menjadi rumah sakit tipe C dengan nama Rumah Sakit

Umum Daerah Daya.

d. SK wali kota no 5 Tahun 2007 tentang struktur organisasi dan tata kerja

RSUD Kota Makassar

e. Peraturan walikota makassar No 1 tahun 2008 Tentang Tarif dan jasa

pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Daya Kota Makassar.

2. Letak Geografis

Page 71: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Secara geografis lokasi rumah sakit umum daerah kota makassar

berada pada bagian utara kota maakssar yang merupakan kawasan

pengembangan rencana induk kota pada kecamatan biringkanaya dengan luas

wilaya 80,06 km dengan jumlah penduduk 168.848 jiwa dibandingkan luas

wilaya kota makassar 175.77 km dengan jumlah penduduk 1,6 juta dengan

batas wilayah sbb :

1. Sebelah utara berbatasn dengan kab.Maros

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kec.Tamalanrea

3. Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga yang dimiliki oleh RSUD Daya Makassar cukup

banyak dengan berbagai kompetensi. Adapun uraian tenaga yang dimiliki

adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Distribusi Tenaga Berdasarkan Kualifikasi diRSUD Daya Makassar Tahun 2012

No Kualifikasi Jumlah

1 Tenaga medis 50 orang

2 Tenaga keperawatan 192 orang

3 Tenaga keformasian 15 orang

Page 72: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

4 Tenaga kesmas 39 orang

5 Tenaga Gizi 14 orang

6 Tenaga keterapian fisik 7 orang

7 Tenaga keteknisan medis 18 orang

8 Tenaga Non kesehatan 55 orang

Jumlah 390 orang

Sumber: Data Bagian SDM dan Pendidikan

4. Analis Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian terhadap 71 perawat di unit rawat inap

RSUD Daya makassar yang dijadikan sebagai responden penelitian, penelitian

ini dilakukan di unit rawat inap, (perawatan anak,perawat interna dan

perawatan bedah) Kemudian hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif.

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan variable, yang

bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel – variabel yang

diteliti.

a. Variabel penelitian

Untuk menghubungkan suatu kriteria atau variabel maka dapat

digunakandeskripsi non variabel yang bersumber dari data, namun

Page 73: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

tidaktermasuk dalam variabel yang diteliti.data-data non variabel tersebut

dapat dilihat pada tabel berikut.

1. Umur

Hasil Penelitian memberikan gambaran tentang umur 71 perawat di

instalasi rawat Inap RSUD Daya Makassar. Umur responden

distratifikasikan dalam empat kelompok umur, yaitu umur antara < 25

tahun, 26-30 tahun, 31-35 tahun dan kelompok umur diatas 36 tahun.

Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di

bawah ini

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan umur Perawat Di Unit Rawat Inap RSUD Daya Makassar

Tahun 2012

Umur (Tahun) Frekuensi

n %

< 25 26-30 31-35 >36

26 37 4 4

36.6 52.1 5.6 5.6

Jumlah 71 100.0

Sumber : Data Primer

Dari tabel di atas dapat menunjukan bahwa respoden yang

berumur dari 21-25 atau < 25 sebanyak 26 perawat (36.6%) dan umur

Page 74: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

dari 26-30 sebanyak 37 perawat (52.1%), responden yang berumur

31-35 dan > 36 sebanyak 4 orang yaitu (5.6%).jadi kesimpulannya

responden yang berumur 21 -39 orang yang bekerja di instalasi

tersebut.

2. Jenis kelamin

Hasil Penelitian memberikan gambaran tentang Jenis Kelamin

71 perawat di Unit Rawat Inap RSUD Daya Makassar.Jenis kelamin

responden distratifikasikan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan

perempuan.Distribusi responden berdasarkan Jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Di Unit Rawat Inap RSUD Daya Makassar

Tahun 2012

Jenis Kelamin Frekuensi

n % Laki – laki Perempuan

3 68

4,2 95,8

Jumlah 71 100,0 Sumber : Data Primer

Page 75: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Dari tabel diatas, diketahui bahwa dari 71 responden perawatdi

unit rawat inap RSUD Daya Makassar, sebagian besar responden

didominasi oleh Perawat perempuan sebesar 68 orang (95,8%)

sedangkan pasien laki – lakihanya sebesar 3 orang (4,2 %).

3. Tingkat Pendidikan

Hasil Penelitian memberikan gambaran tentang tingkat pendidikan 71

perawat di Unit rawat Inap RSUD Daya Makassar. Tingkat pendidikan

responden distratifikasikan dalam tiga kelompok yaituSPK,DIII

Keperawatan,S1 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Perawat Di Unit Rawat InapRSUD Daya Makassar

Makassar Tahun 2012

Pendidikan Frekuensi

n %

SPK DIII Keperawatan

S1

14 30 27

19,7 42,3 38,0

Jumlah 71 100,0

Page 76: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Sumber : Data Primer

Dari tabel diatas, diketahui bahwa dari 71 responden perawat

di unit rawat inap RSUD Daya Makassar, sebagian besar responden

dalam penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SPK 14 orang (

19,7%) sedangkan DIII Keperawatan sebanyak 30 orang (42,3%) dan

S1 sebanyak 27 orang ( 38,0%)

4. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan

perawat pelaksana adalah kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan

terkait konsep Patient Safety. Distribusi jawaban responden setiap

pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7

Distribusi Jawaban Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun 2012

No Pertanyaan Tidak tahu

Kurang benar Benar Total

N % n % n % n %

1 Program patien safety adalah untuk menjamin keselamatan pasien yang dirawat di rumah sakit

9 12,7 0 0,0 62 87,3 71 100,0

2 cara pelaporan “kejadian tak diharapkan “bersifat rahasia

8 11,3 12 16,9 51 71,8 71 100,0

3 Formulir laporan “sudah di sediakan di seluruh ruang perawatan

9 12,7 9 12,7 53 74,6 71 100,0

Page 77: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

4 Rumah sakit wajib menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi staf dalam rangka pelayanan asuhan kepada pasien yang aman

1

1,4

5

7,0

65

91,5

71

100,0

5 Sebelum melakukan pemasangan infus daerah yang akan di infus harus di desinfeksi dengan alcohol

3 4,2 1 1,4 67 94,4 71 100,0

6 Perawat harus menjelaskan manfaat resiko kepada pasien sebelum melakukan tindakan

1 1,4 5 7,0 65 91,5 71 100,0

7 Seorang perawat harus selalu meneliti kembali jenis obat waktu pemberian daan nama pasien sebelum menyuntik pasien

1 1,4 1 1,4 69 97,2 71 100,0

8 Saat perawat mau memasang infus perlu mencuci tangan terlebih dahulu meskipun akan menggunakan sarung tangan

2 2,8 2 2,8 67 94,4 71 100,0

9 Untuk mencegah pasien jatuh saya selalu memasang pengaman tempat tidur sebelum pasien saya tinggalkan

9 12,7 0 0,0 62 87,3 71 100,0

10 Saya mengganti infus set setiap 3 hari sekali untuk mencegah plebitus

4 5,6 6 8,5 61 85,9 71 100,0

Sumber : Data Primer

Tabel 8, menunjukkan distribusi jawaban responden yang

sangat bervariasi, Pada umumnya, sebagian besar responden dapat

menjawab dengan benar konsep patient safety. Walaupun demikian,

masih terdapat beberapa item pertanyaan penting seperti defenisi,

tujuan, dan sasaran patient safetyyang tidak dapat dijawab dengan

benar.Berdasarkan tabel di atas juga terlihat bahwa, presentase

Page 78: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

jawaban benar yang terendah yaitu pada item pertanyaan cara

pelaporan “kejadian tak diharapkan “bersifat rahasia (71,8 ) dan

Formulir laporan “sudah di sediakan di seluruh ruang perawatan (74,6)

hal sesuai dengan keadaan yang terjadi di instalasi tersebut

5. Gambaran distribusi mengetahui pengetahuan perawat dalam

melaksanakan program Patient Safety di Instalasi rawat inap RSUD

Daya Makassar berdasarkan kategorinya dideskripsikan sebagai

berikut.

Tabel 8

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Daya MakassarTahun 2012

Pengetahuan Frekuensi n %

Kurang 0 0,0 Cukup 2 2,8 Baik 69 97,2 Jumlah 100 10,00

Sumber : Data primer Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa jumlah keseluruan

perawat di instalasi rawat inap dengan pengetahuan baik 69 orang

(97,2%) dan pengetahuan yang cukup 2 orang (2,8%)

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang perawatan anak RSUD Daya Makassar

Page 79: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Tahun 2012

Pengetahuan Frekuensi

n %

Kurang 0 0,0

Cukup 0 0,0

Baik 21 100,0

Jumlah 21 100,0

Sumber : Data primer

Di lihat dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa perawat

yang berada di ruang perawatan anak memiliki pengetahuan yang baik

dengan berjumlah 21 orang (100,0)

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi rawat inap ruang perawatan interna RSUD Daya Makassar

Tahun 2012

Pengetahuan Frekuensi

n %

Kurang 0 0,0

Cukup 2 6,9

Baik 27 93,1

Jumlah 29 100,0

Sumber : Data primer

Page 80: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Dari tabel 10 di atas dapat di simpulkan bahwa perawat yang berada d

ruang interna mempunyai pengetahuan yang baik berjumlah 27 orang

(93,1%) dan cukup 2 orang (6,9%)

Tabel 11

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden di Instalasi Rawat Inap Ruang Perawatan Bedah RSUD Daya MakassarTahun 2012

Pengetahuan Frekuensi

n %

Kurang 0 0,0

Cukup 0 0,0

Baik 21 100,0

Jumlah 21 100,0

Sumber : Data Primer

Dari tabel 11 di atas dapat di simpulakan bahwa perawat

yangberada di ruang bedah mempunyai pengetahuan yang baik yaitu

berjumlah 21 orang (100,0)

6. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi perawat

pelaksana adalah kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan. Distribusi

jawaban responden setiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 12

Page 81: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Distribusi Jawaban Berdasarkan Tingkat Motivasi Responden di Instalasi rawat inap RSUD Daya Makassar Tahun 2012

No Pertanyaan STS TS RG S SS Total

n % N % n % N % n % n %

1 Dengan menerapkan patient safety saat memberikan asuhan keperawatan agar terhindar dari tuntutan

0 0,0 3 4,2 6 8,5 25 35,2 37 52,1 71 10,00

2 Saya akan memonitor tanda infeksi nosokomial sebagai salah satu bentuk mendukung penerapan program patient safety.

1 1,4 1 1,4 11 15,5 22 31,0 36 50,7 71 10,00

3 Saya akan mendukung penerapan program patien safety agar masyarakat lebih percaya dengan Rumah sakit tempat saya bekerja.

0 0,0 2 2,8 9 12,7 23 32,4 37 52,1 71 10,00

4 Saya termotivasi menerapkan program patien safety karena ada komplain dari pelanggan

4

5,6

14

19,7

10

14,1

14

19,7

29

40,8

71

10,00

5 Saya akan mendukung penerapan program patien safety karna akan menigatkan kesejahteraan saya

0

0,0

13

18,3

11

15,5

17

23,9

30

42,3

71

10,00

6 Saya terdororng mendukung penerapan patient safety karena patient safety mengubah status saya sebagai perawat yang lebih baik.

1

1,4

5

7,0

14

19,7

29

40,8

22

31,0

71

10,0

7 Menurut saya patien safety penting dalam menigkatkan pendapatan RS dan kesejahteaan karyawan RS.

2

2,8

9

12,7

12

16,9

24

33,8

24

33,8

71

10,00

8 Saya mempercayakan keluarga pasien untuk mengawasi kelancaran tetesan infus.

4

5.6

17

23,9

6

8,5

18

25,4

26

36,6

71

‘ 10,00

9 Supaya hemat saya menggunakan satu jarum suntik untuk beberapa kali injeksi

17

23,9

17

23,9

10 14,1

7 9,9

20 28,2

71 10,00

Page 82: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

10 Jasa pelayanan yang saya terima tidak ada hubungannya dengan patient safety.

3 4,2 13 18,3 7 9,9 18 25,4 29 40,8 71 10,00

Sumber : Data primer

Dari tabel 12 menunjukkan bahwa motivasi perawat

mempercayakan keluarga pasien untuk mengawasi kelancaran tetesan

infus dan Supaya hemat saya menggunakan satu jarum suntik untuk

beberapa kali injeksi sebagian besar berada pada rentang tidak

setuju.dan Motivasi perawat terdororng untuk mendukung penerapan

patient safety karena patient safety mengubah status saya sebagai

perawat yang lebih baik sebagian besar berada pada rentang cukup

setuju sedangkan Motivasi perawat untuk mendukung penerapan

patient safety karena patient safety mengubah status saya sebagai

perawat yang lebih baik sebagaian besar berada pada rentang setuju.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

paling berpengaruh memberikan motivasi kepada perawat untuk

melaksanakan program Patient Safetyadalah faktor kesadaran individu

untuk menigkatkan pendapatan rumah sakit dan kesejahteaan

karyawan Rumah sakit.

7. Gambaran distribusi mengetahui motivasi perawat dalam

melaksanakan program Patient Safety di Instalasi rawat inap RSUD

Page 83: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Dacya Makassar berdasarkan kategorinya dideskripsikan sebagai

berikut:

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Instalasi rawat inap RSUD Daya MakassarTahun 2012

Motivasi Frekuensi n %

Rendah 0 0,0 Sedang 17 23,9 Tinggi 54 76,1 Jumlah 71 100,0

Sumber : Data primer

Tabel 13 diatas dapat disimpulkan bahwa responden

menyatakan bahwa tingkat motivasi perawat di intalasi rawat inap

RSUD Daya Makassar umumnya menjabaw tingkat motivasi sedang

17 orang (23,9) sedangkan responden yang menyatakan bahwa tingkat

motivasi perawat yang tinggi 54 orang ( 76,1)

Tabel 14

Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Runag Perawatan Anak Instalasi rawat inap

RSUD Daya MakassarTahun 2012

Motivasi Frekuensi n %

Page 84: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Rendah 9 40,9 Sedang 12 54,5 Tinggi 0 0,0 Jumlah 21 100,0

Sumber : Data primer

Dari tabel 14 di atas dapat di simpulkan bahwa perawat ruang

perawatan anak memiliki motivasi yang rendah 9 orang (40,9%)

dan motivasi yang sedang 12 orang (54,5%) tidak ada perawat yang

memiliki motivasi yangtinggi.

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Runag PerawatanInterna Instalasi rawat inap

RSUD Daya MakassarTahun 2012

Motivasi Frekuensi

n % Rendah 0 0,0 Sedang 8 27,6 Tinggi 21 72,4 Jumlah 29 100,0

Sumber : Data primer

Dari tabel 15 di atas dapat di simpulkan bahwa perwat yang

berada di ruang perwatan interna yang memiliki motivasi sedang 8

orang (27,6%) dan motivasi yang tinggi 21 orang (72,4%)

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Motivasi Responden di Ruang Perawatan Bedah Instalasi Rawat Inap

RSUD Daya MakassarTahun 2012

Page 85: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Motivasi Frekuensi

n % Rendah 0 0,0 Sedang 5 23,8 Tinggi 16 76,2 Jumlah 21 100,0

Sumber : Data primer

Dari tabel 16 di atas dapat di simpulkan bahwa perawat

yang berada di ruang perawatan bedah dengan memiliki motivasi

sedang 5 orang (23,8%) dan motivasi yang tinggi 16 orang (76,2%)

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan variabel-variabel

yangmempengaruhi Pengetahuan dan motivasi perawat dalam melaksanakan

program patient safety. Rumah sakit sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di

bidang jasa khususnya jasa kesehatan, dituntut untuk menghasilkan kinerja yang

baik, terutama dalam hal pelayanan kepada pasien. Pencapaian kinerja yang baik

dapat terwujud jika setiap tenaga kerja di rumah sakit dapat bekerja dengan

optimal terlebih lagi bagi petugas pelayanan yang berhubungan langsung dengan

pelanggan.

Gronross (Kotler, 1997) menyatakan bahwa ada tiga unsur pokok yang

saling berinteraksi dalam pelayanan yaitu, pelanggan (costumer), petugas

pelayanan (costumer service) dan manajemen (management). Dimana petugas

Page 86: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

pelayanan merupakan salah satu unsur yang penting dalam pelayanan mengingat

perannya yang berhubungan langsung dengan pelanggan dalam proses pelayanan.

Salah satu profesi petugas pelayanan yang sangat berperan dalam

pelayanan di rumah sakit adalah profesi perawat. Hal ini dikarenakan pelayanan

yang diberikan berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial-spiritual merupakan

pelayanan yang unik dilaksanakan selama 24 jam dan berkesinambungan kepada

pasien. Oleh karena itu perawat dituntut untuk menampilkan performa terbaiknya

dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.

1. Deskripsi Karakteristik Responden

Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di instalasi

rawat inap(perawatan internal,perawatan bedah dan perawatan anak) RSUD

Daya Makassartahun 2012 yang berjumlah 71 orang. Dari hasil penelitian

diperoleh data mengenai karakteristik responden, yaitu:umur,jenis kelamin,

dan tingkat pendidikan

Karakteristik yang pertama adalah umur dari 71 perawat yang

dijadikan sampel (responden) distribusi responden menunjukan bahwa dari

21-25 atau < 25 sebanyak 26 perawat (36.6%) dan umur dari 26-30 sebanyak

37 perawat (52.1%), responden yang berumur 31-35 dan > 36 sebanyak 4

orang yaitu (5.6%).

Page 87: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Karakteristik yang kedua adalah jenis kelamin perawat.Dari 71

perawat yang dijadikan sampel (responden).Distribusi responden menunjukan

bahwa sebagian besar perawat yang menjadi responden berjenis kelamin

perempuan yakni 68 orang (95,8%) sedangkan pasien laki – lakihanya sebesar

3 orang (4,2 %).

Karakteristik yang ketiga adalah tingkat pendidikan perawat.Dari 71

perawat yang dijadikan sampel (responden).sebagian besar responden dalam

penelitian ini memiliki tingkat pendidikan SPK 14 orang ( 19,7%) sedangkan

DIII Keperawatan sebanyak 30 orang (42,3%) dan S1 sebanyak 27 orang (

38,0%) .

Menurut teori Gibson, termasuk karakteristik individu yang

berpengaruh terhadap kinerja mutu pelayanan dalam rumah sakit . Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamsu Alam (2008) yang

menunjukkan adanya pengaruh antara karakteristik individu yang terdiri dari

umur, jenis kelamin, masa kerja dan pendidikan terhadap kinerja asuhan

perawat.Namun, berdasarkan hasil tabulasi silang yang dilakukan,

menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel umur, jenis kelamin,

masa kerja, pendidikan, dan status pernikahan terhadap kinerja perawat dalam

melaksanakan patient safety. Hal ini, sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rosyidah (2008) dimana variabel umur, jenis kelamin, masa

Page 88: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

kerja, dan pendidikan juga tidak berpengaruh terhadap kinerja peraawat dalam

menangani ODHA di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta..

2. Pengetahuan Perawat.

Menurut Soekanto (2003) Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran

manusia sebagai hasil penggunaan panca indra, yang berbeda sekali dengan

kepercayaan (beliefs), takhyul (superstition), dan penerangan- penerangan

yang keliru (misinformation). Pengetahuan adalah hasil mengingat suatu hal,

termasuk mengingat kembali kejadian yang sudah pernah dialami baik secara

sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan

kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak W I, dan

Chayatin N, 2009, 256-257)

Menurut Jann Hidayat Tjakraatmadja dan Donald CrestofelLantu

dalam bukunya Knowledge Management dalam (Ariyani 2009 ) disebutkan

bahwapengetahuan diperoleh dari sekumpulan informasi yang

salingterhubung secara sistematik sehingga memiliki makna

Pengetahuan yang dimaksud pada penelitian ini adalah pemahaman

responden mengenai konsep patient safety yang meliputi definisi, tujuan,

standar patient safety, dan sasaran patient safety. Misalnya seorang perawat

perlu memiliki pengetahuan teknis tentang tugas-tugas yag sudah di tetapkan.

Page 89: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Berdasarkan distrubusi responden terlihat bahwa presentase jawaban

yang benar yang terendah yaitu (71,8%) dengan item pertanyaan yaitu

“kejadian tak di harapkan “bersifat rahasia salah satu cara meningkatkan

.Hal penelitian ini menunjukan bahwa responden menyatakan bahwa

pengetahuan yang sudah di tetapkan dengan pertanyaan yaitu bagaimana

konsep patient safety dan standar patient safety dan sasaran patient safety

tersebut dan yang menjawab pengetahuan yang baik dengan adanya

pertanyaan tersebut yaitu 69 orang (97,2%) hal ini menunjukan bahwa

perawat selalu ada tingkat pengetahuan yang dapat mengetahui konsep patien

safety dan standar patient safety dan sasaran dari patien safety tersebut.

sedangkan responden yang menyatakan pengetahuan yang cukup dengan

pertanyaan yang sudah di tetapkan sebanyak 2 orang (2,8 %).

Dalam penelitian ini dapat di lihat perbedaan antara tingkat

pengetahuan pewat di instalasi rawat inap yaitu di ruang perwatan anak

,perawatan interna,perawatan bedah.dengan jawaban yang dapat diketahui

bahwa maka di simpulkan adanya perbedaan tingkat pengetahuan di ketiga

ruangan tersebut yaitu peawat yang memiliki pengetahuan yang baik di ruang

perawatan anak dengan jumlah 21 orang (100,0) tidak ada yang memiliki

tingkat pengetahuan yang cukup maupun kurang.dan perawat yang memiliki

tingkat pengetahuan yang baik di ruang interna 27 orang (93,1%) dan cukup

Page 90: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

2 orang (6,9%) kemudian perawat yang memiliki pengetahuan yag baik di

ruang bedah yaitu 21 orang (100,0) tidak ada yang kurang maupun cukup.

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Penentuan sikap yang

didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan lebih kuat tertanam dalam

kepribadiannya, dibandingkan dengan sikap yang tidak didasariatas

pengetahuan atau konsep yang dipahaminya. Sebelum seseorang mengambil

sikap ia harus lebih dulu tahu apa manfaat tindakan tersebut bagi dirinya dan

organisasinya. Salah satu cara meningkatkan pengetahuan yang berguna untuk

memperbaiki efektifitas pegawai dalam mencapai hasil kerja yang ditetapkan

demi keselamatan dan kepuasan pasien dengan melakukan sosialisasi.

Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian terkait, salah satunya yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu (2010) yang berjudul

“Pengembangan Program Patient Safety Berdasarkan Analisis Pengaruh

Faktor Pengetahuan, Persepsi, Awareness, Komitmen dan Efektifitas

Teamwork terhadap Kinerja Pelaksanaan Patient Safety” menunjukkan

adanya pengaruh pengetahuan, persepsi, awareness, komitmen dan efektifitas

terhadap kinerja pelaksanaan Patient Safety

3. Motivasi Perawat

Page 91: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Motivasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah dorongan yang

timbul pada diri responden untuk menerapkan atau tidak menerapkan program

patient safety.

Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi

yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaannya. Mengelola dan

mempertahankan motivasi kerja perawat pelaksana merupakan hal penting

dalam organisasi rumah sakit. Jika ini diabaikan maka akan mempengaruhi

kinerja perawat

Berdasarkan distribusi jawaban responden,terlihat bahwa presentase

jawaban sangat tidak setuju tertinggi 17 responden (23,9%) pada item

pertanyaan supaya hemat saya menggunakan satu jarum suntik untuk

beberapa kali injeksi sedangkan presentase jawaban sangat setuju tertinggi 37

responden (52,1%) pada item pertanyaannya saya akan mendukung penerapan

program patient safety agar masyarakat lebih percaya dengan Rumah Sakit

tempat saya bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian responden yang memeiliki motivasi yang

tinggi 54 orang (76,1%) dan 17 (23,9%) memiliki motivasi sedang maka

adanya motivasi tinggi dalam menerapkan program patient safetyjika dilihat

berdasarkan teori Herzberg’s dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu, Hygine

Factor meliputi gaji, kondisi kerja fisik, kepastian pekerjaan, supervisi yang

Page 92: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

menyenangkan dan Motivation Factors menyangkut kebutuhan psikologis

seseorang yaitu perasaan sempuran dalam melakukan pekerjaan.

Dalam penelitian ini dapat di lihat perbedaan antara tingkat motivasi

pewat di instalasi rawat inap yaitu di ruang perwatan anak ,perawatan

interna,perawatan bedah.dengan jawaban yang dapat diketahui bahwa maka di

simpulkan adanya perbedaan tingkat motivasi di ketiga ruangan tersebut yaitu

peawat yang memiliki motivasi yang tingggi di ruang perawatan anak

perawat memiliki motivasi yang rendah 9 orang (40,9%) dan motivasi yang

sedang 12 orang (54,5%) tidak ada perawat yang memiliki motivasi yang

tinggi dan perwat yang berada di ruang perwatan interna yang memiliki

motivasi sedang 8 orang (27,6%) dan motivasi yang tinggi 21 orang (72,4%)

sedangkan perawat yang berada di ruang perawatan bedah dengan memiliki

motivasi sedang 5 orang (23,8%) dan motivasi yang tinggi 16 orang (76,2%)

Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar

terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan tugas

yang diberikan. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat

atau dorongan kerja. Selanjutnya motivasi akan dikaitkan dengan tindakan,

sebab motif yang besar tidak efektif tanpa ada tindakan yang merupakan

follow–up dari motif tersebut Sering tidak disadari oleh individu–individu

yang mempunyai prestasi kerja tinggi karena mempunyai motivasi yang tinggi

pula, sebaliknya mereka yang mempunyai motivasi rendah akan memiliki

Page 93: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

prestasi kerja yang rendah. Hal ini bisa juga terjadi pada sikap dalam

mendukung penerapan program patient safety

Jadi menurut Herzberg kebutuhan akan faktor motivasi terdiri dari

tingkatan lebih tinggi yaitu penghargaan dan aktualisasi diri Kenyataan yang

sering terjadi imbalan yang diberikan terpusat pada kebutuhan tingkat rendah

(higien faktor) dan bukan penyediaan kesempatan bagi pegawai untuk

memuaskan kebutuhan tingkat tinggi. Sikap merupakan tanggapan atau reaksi

seseorang terhadap obyek tertentu yang bersifat positif atau negatif

yang biasanya diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka,

setuju atau tidak setuju. Sikap seorang perawat yang baik adalah sikap

dimana perawat tersebut mau mengerjakan pekerjaan tanpa terbebani

oleh sesuatu yang menjadi konflik internal dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan kepadanya. Sikap ini akan mempengaruhi perilaku seorang perawat

dalam menghadapi pasiennya. Sedangkan sikap seseorang dalam memberikan

respon terhadap masalah dipengaruhi oleh kepribadian seseorang.

Kepribadian ini dibentuk sejak lahir dan berkembang sampai dewasa

Menurut teori Mc. Gregor kelompok perawat ini berada pada

kelompok Y yang berasumsi bahwa pada hakekatnya kebanyakan manusia

lebih suka bekerja. Bekerja merupakan kegiatan alami seperti halnya bermain.

Sikap dasar ini juga beranggapan bahwa kontrol terhadap diri sendiri

merupakan suatu hal yang esensial

Page 94: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

penerapan program patient safety rendah, karena motivasi mempunyai

arti mendasar sebagai inisiatif penggerak perilaku seseorang secara optimal,

hal ini disebabkan karena motivasi merupakan kondisi internal, kejiwaan dan

mental manusia seperti aneka keinginan, harapan kebutuhan, dorongan dan

kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku kerja guna mencapai

tujuan yang dikehendakinya, dan bertanggung jawab serta berani menghadapi

resikosesuai keyakinannya

Hasil penelitian yang sama juga diungkapkan oleh Rina Amelia (2009)

yang menyatakan bahwa, motivasi berpengaruh terhadap kinerja perawat

dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien gangguan jiwa di Rumah

Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan.

Perawat dirumah sakit tidak hanya memberikan pelayanan kepada

pasien, tetapi mereka juga tentunya berharap mendapatkan “pelayanan” dari

pihak manajemen rumah sakit agar apa yang menjadi haknya dapat diterima

dengan baik. Perawat yang puas dengan apa yang diperolehnya dari

manajemen akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan

terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya perawat yang kepuasan

kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan

dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Page 95: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Hal-hal yang menjadi kelemahan dan keterbatasan penelitian ini dalam

memperoleh hasil yang valid dan akurat, antara lain:

1. Penelitian ini hanya mengukur dua variabeli kinerja perawat yaitu tingkat

pengetahuan dan motivasi belum sampai pada tingkat ketrampilan ,leadersip,

struktur dan desain pekerjaan serta sumber daya..

2. Responden tidak memberikan jawaban yang jujur karena menganggap

pertanyaan kuesioner adalah hal yag sensitif.

Page 96: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan tentang pengetahuan dan motivasi perawat

dalam menerapkan program patient safety di instalasi rawat inap RSUD Daya

Makassar maka dapat diambil kesimpulannya adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan perawat pada umunya di instalasi rawat inap dengan tiga bagian

yaitu :perawatan anak umumnya baik yaitu 21 orang (100,0%).perawatan

interna umumnya baik yaitu 27 orang (93,1%) dan perawatan bedah umumnya

baik yaitu 21 orang (100,0%).

2. Motivasi perawat pada umunya di instalasi rawat inap dengan tiga bagianyaitu

:perawatan anak umumnya Motivasi sedang yaitu 12 orang (54,5%)

perawatan interna umumnya Motivasi Tinggi yaitu 21 orang (72,4%) dan

perawatan Bedah umumnya Motivasi Tinggi yaitu 16 orang (76,2%).

Page 97: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

B. SARAN

a. Kepada tim KPRS RSUD Daya Makassar

1. Adanya Peningkatan motivasi perawat pelaksana agar perawat

mempunyai motivasi tinggi untuk menerapkan program patient safet

agar kedepannya berjalan sesuai dengan apa yang di inginkan

2. Memotivasi perawat merupakan salah satu cara agar rumah sakit dapat

memperoleh mutu yang baik.sehingga harus menjadi kewajiban bagi

pihak RSUD Daya Makassar untuk terus memotivasi perawatnya dalam

melaksanakan asuhan keperawatan bagi pasien yang berlandaskan pada

prinsip patient safety.

3. Patient safetyharus lebih di perkenalkan lagi kepada seluruh pihak yang

berada atau bekerja di RSUD Daya Makassar.khususnya kepada staf

atau perawat baru juga harus di perkenalkan kepada dokter dan perawat

magang.

b. Kepada Peneliti Selanjutnya

1. Penelitian ini hanya mengambil satu variabel dari setiap faktor yang

menggambarkan perawat antara variabel pengetahuan dan motivasi

Oleh karena itu, untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal sebaiknya,

menambahka beberapa variabel seperti variabel

ketrampilan,kepemimpinan, struktur dan desain pekerjaan serta sikap.

Page 98: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

2. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner dalam menilai gambaran

perawat dengan pengetahuan dan motivasi .Oleh karena itu, untuk

memperoleh hasil yang lebih valid dalam menilai hal tersebut diharapakan

penelidati selanjutnya melakukan observasi langsung kepada responden.

3. Penelitian ini melihat angka infeksi pada penyakit plebitus dan dicubitus

maka untuk penelitian selanjutnya dapat mengambil variabel lain yang

berhubungan dengan angka inos

Page 99: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

DAFTAR PUSTAKA

Aryani. 2009. “Analisis Pengetahuan dan Motivasi Perawat yang Mempengaruhi Sikap Mendukung Penerapan Program Patient Safety”, Tesis Universitas Diponegoro, Yogyakarta.

David,M,S, 2006. Motivasi Kerja Berpikir Dan Mengembangkan Pola Dasar

Berkaitan Dengan Sumber Daya Yang Sukses. Jakarta. Depkes,RI 2000,WHO Indonesia Sehat 2010 dalam Penyelengaraan dan

Pengembangan Tenaga Kesehatan.Jakarta Depkes,RI 2006,Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Komisis Akreditas

Rumah Sakit .Jakarta : buku panduan Nasional di indonesia 08.08.2006 Dr.Adib,A,y, 2009. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) di Rumah Sakit Ciremai.Cirebon Frankel A,Gandhi TK,& Bates DW.2011. Gerakan Program Patien Safety:Jakarta. Gibson,1987.Model Teori Mengenai Kinerja Individu di Pengaruhi Oleh Kepuasan

Kerja. Media Kesehatan Masayarakat Indonesia,1(22),hal 273-285 Griffiths,ddk 2008,ABSTRAK Nosokomial:Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit

(Online).42 (6) .Jakarta Hidayat,A,Aziz & alimu, Perawat dalam Melakukan Asuahan Keperawatn dan

Kinerja Perawat. RSUD Dr.Moewardi,24 April 2008.Jakarta Huber,1996. Perilaku Perawat dalam Menjalankan Tugas yang di berikan Pelayanan

Keperawatan: AKADEMIK Keperawatan .Jakarta 1992

Page 100: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Gibson,1987.Quality Assurance RSUD DR Sardjito Penilaian Intervensi .Yogyakarta 1993. Jann Hidajat Tjakraatmadja dan Donald Crestofel Lantu. Knowledge Management

dalam Konteks Organisasi Pembelajar,Penerbit SBMITB,Bandung,2006. Jeles A.Atihuta,dkk (2010)’ Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mutu

Pelayanan di RSUD Dr. M. Haulussi Ambon KKP RS, Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit: Departeman

Kesehatan RI.2006 KARS,Standar Pelayanan Rumah Sakit:Instrumen Penilaian Akreditasi RS.

Pelayanan Intensif. Bandung,2006 Menteri Kesehatan .No 340/MENKES/PER/III 2010. Klassifikasi Rumah

Sakit.Jakarta : Kementrian Lingkungan Hidup. M. Firmansyah,2009” Pengaruh Karakteristik Organisasi Kinerja Variabel Sumber

Daya Kota Yokyakarta.Skripsi Sarjana.Fakultas Ekonomi.Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Yogyakarta.

NOMOR.1691/MENKES/PER/VIII/2011. Tenaga Kesehatan dan. Jakarta : Peraturan

pemerintah No 32 tahun 1996. Nursalam, 2002.survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003 dalam Peran

Perawat dan Standar Keperawatan.Bandung Konsorsium Ilmu Kesehatan Tahun 1989

Permenkes No 1691 THN 2011.Kelematan Pasien di Rumah Sakit. Jakarta

:Kementrian Lingkungan Hidup. Rina Amelia (2009)’ Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam

Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan

RSUD Daya Makassar 2010,Data Jumlah Pasien dan Data Angka Kematian Pasien

Tahun 2009-2010 dari Rekam Medis. Makassar RSUD Daya Makassar 2012, Data Angka Infeksinoskomial Rawat Inap .Makassar

Page 101: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Rusdi, 2001 “Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Di RSUD Ciawi Bogor.Program Studi Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat,UGM, 2001

Rusmi. 2010.Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS).Jakarta Rusmi sari Tajuddin.2003.Gerakan Program Patien Safety.Jakarta Saptorini Murdyastuti’ Pengaruh Persepsi, Pengetahuan, dan Motivasi Perawat

Terhadap Pelaksanaan Patient Safety di Ruang Rawat Darurat RSO Prof . Dr. R Soeharto Surakarta ,Tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010

Soekanto (2003) Pengetahuan adalah kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca indra, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhyul (superstition), dan penerangan- penerangan yang keliru (misinformation).

Sri Rahayu’ Pengembangan Program Patient Safety Berdasarkan Analisis Pengaruh

Faktor Pengetahuan, Persepsi, Awareness, Komitmen dan Efektifitas Teamwork terhadap Kinerja Pelaksanaan Patient SafetyDi Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik,Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 2010

Supari,Siti Fadilah.Pencanangan Gerakan KeselamatanPasien Rumah

Sakit.Jakarta.2005 teori Mc. Gregor kelompok perawat ini berada pada kelompok Y yang berasumsi

bahwa pada hakekatnya kebanyakan manusia lebih suka bekerja.Jakarta Yaslis,2002.Pelayanan Rujukan Medic Spesialistik Sub Spesialistik Perawat dalam

Melaksanakan Patien Safety.Jakarta

Page 102: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

LAMPIRAN

Page 103: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

KUISIONER PENILITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT TERHADAP

PENERAPAN PRPGRAM PATIEN SAFETY DI INSTALASI RAWAT INAP

RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2012

A. Karakteristik Responden

1. No :

2. Nama :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

Page 104: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

5. Pendidikan : 1. SPK 2. DIII Keperawatan 3. S1

Keperawatn

B. Pengetahuan Terhadap penerapan program patien safety

Petunjuk pengisian :

Berilah penilaian atas masing-masing pernyataan dibawah ini dengan

memberi tanda silang(x) pada kolom pilihan yang sesuai menurut saudara.

Dengan penjelasan :

TT :Tidak Tahu

HB :Hampir Benar

B :Benar

No PERTANYAAN TT

0

HB

1

B

2

1. Program patien safety adalah untuk menjamin keselamatan pasien yang dirawat di rumah sakit

2 Cara pelaporan “kejadian tak di harapkan “bersifat rahasia.

3 Formulir laporan “kejadian tak di harapkan”sdah di sediakan di seluruh ruang perawatan

4 Rumah sakit wajib menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi staf dalam rangka pelayanan asuhan kepada pasien yang aman

Page 105: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

5 Sebelum melakukan pemasnagan infus daerah yang akan di infus harus di desinfeksi dengan alkohol

6 Perawat harus menjelaskan manfaat resiko kepada pasien sebelum melakukan tindakan.

7 Seorang perawat harus selalu meneliti kembalai jenis obat waktu pemberian dan nama pasien sebelum menyuntik pasien

8 Saat perawat mau memasang infus perlu mencuci tangan terlebih dahulu meskipun akan menggunakan sarung tangan

9 Untuk mencegah pasien jatuh saya selalu memasang pengaman tempat tidur sebelum pasien saya tinggalkan

10 Saya mengganti infus set setiap 3 hari sekali untuk mencegah plebitus

C. Motivasi perawat terhadap program patien safety

Petunjuk pengisian :

Berilah penilaian atas masing-masing pernyataan dibawah ini dengan

memberi tanda silang ( x ) pada kolom pilihan yang sesuai menurut

saudara. Dengan penjelasan :

SS = Sangat Sesuai

S = Sesuai

KS = Kurang Sesuai

Page 106: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

TS = Tidak Sesuai

STS = Sangat Tidak Sesuai

NO. PERTANYAAN STS

1

TS

2

RG

3

S

4

SS

5

1 Dengan menerapkan patient safety saat memberikan asuhan keperawatan agar terhindar dari tuntutan.

2 Saya akan memonitor tanda infeksi nosokomial sebagai salah satu bentuk mendukung penerapan program Patient Safe

3 Saya akan mendukung penerapan program patien safety agar masyarakat lebih percaya dengan Rumah sakit tempat saya bekerja

4 Saya termotivasi menerapkan program patien safety karena ada komplain dari pelanggan.

5 Saya akan mendukung penerapan program patien safety karena akan meningkatkan kesejahteraan saya.

6 Saya terdorong mendukung penerapan program patien safety karena patien safety mengubah status saya sebagai perawat yang lebih baik

Page 107: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

7 Menurut saya patien safety penting dalam meningkatkan pendapatan RS dan kedejahteraan karyawan RS

8 Saya mempercayakan keluarga pasien untuk mengawasi kelancaran tetesan infus.

9 Supaya hemat saya menggunakan satu jarum suntik untuk beberapa kali injeksi.

10 Jasa pelayanan yang saya terima tidak ada hubungannya dengan patient safety.

Master Tabel

Nama umur JK Pndkan A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 KTGOR A B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 KTGRI B

HB 22 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 21 4 4 5 3 0 5 4 5 1. 2 37

A 27 2 3 0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 18 4 4 5 3 5 4 4 5 1 3 38

n 26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 22 4 4 5 3 5 4 4 5 1 3 38

h 27 2 2 0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 18 5 5 5 3 3 3 3 2 1 2 32

i 29 2 2 0 0 1 2 2 2 2 2 2 2 17 3 3 3 3 2 3 4 2 1 4 28

s 24 2 2 0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 19 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 48

Page 108: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

w 29 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 19 5 5 5 3 3 3 3 2 1 2 32

r 26 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 18 3 3 3 3 2 3 4 2 1 4 28

a 25 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 5 5 4 3 4 5 5 3 1 40

f 24 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 21 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 46

r 29 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 44

h 34 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 47

d 23 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 43

c 26 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 21 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 48

b 28 2 1 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 20 2 3 5 1 4 3 5 5 3 5 36

h 26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 21 5 4 4 5 5 4 3 3 5 5 43

i 28 2 3 2 0 2 2 2 2 2 0 2 2 19 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 41

h 25 2 3 2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 16 5 5 4 4 4 3 2 4 3 2 36

s 28 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 5 5 3 5 5 3 5 2 2 5 40

j 26 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 20 5 5 3 3 5 5 5 4 5 5 45

h 24 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 4 3 1 5 5 5 5 5 5 43

L 23 1 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 5 4 5 5 5 3 3 5 5 4 44

S 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 4 5 3 5 4 5 4 5 45

H 27 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 20 2 3 5 1 4 3 5 5 3 5 36

M 28 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 48

S 30 2 3 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

N 24 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 48

H 23 2 2 0 0 2 0 2 2 2 2 2 2 17 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 46

R 22 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 22 5 5 5 5 3 3 4 3 3 5 41.

N 31 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 21 5 5 5 2 2 4 2 2 5 5 37.

A 30 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 4 4 5 3 2 2 40

HA 38 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21 5 4 4 2 3 2 3 1 1 5 30

S 25 2 3 2 1 0 2 0 1 2 2 2 1 15 5 5 5 5 4 4 5 3 2 2 40

H 37 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 20 4 5 5 2 2 2 1 1 1 4 27

HB 38 2 1 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 20 4 5 5 2 2 2 1 1 1 4 27

R 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 21 4 4 5 5 4 4 3 4 3 5 41

S 28 2 3 2 1 0 2 0 1 2 2 2 1 15 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 39

Y 28 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 43

ICE 39 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 39

PW 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 5 5 1 3 4 3 4 1 2 33

T 30 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 4 4 5 4 5 4 4 3 3 5 41

R 24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 40

Page 109: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Nn Aa 23 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 21 4 4 5 5 4 5 4 3 2 4 40

Mia 31 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 21 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 39

nc 26 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21 4 4 4 2 2 4 5 2 2 3 32

Nn 24 2 3 2 2 2 2 2 0 0 2 2 1 17. 4 5 5 4 3 4 4 4 1 4 38

Ny s 28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 4 4 2 2 4 5 2 2 4 33

S 35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 4 4 2 2 4 5 2 2 4 33

U 28 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 4 4 5 5 5 4 1 4 42

E 30 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21 4 4 2 2 4 5 2 2 4 5 34

NA 21 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 4 2 2 4 4 5 1 1 30

NY O 29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 3 4 2 2 4 4 5 2 2 32

NN 29 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 4 5 4 4 4 5 5 5 2 4 42

W 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 4 5 3 2 5 5 2 5 1 5 37

I 28 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 2 5 5 4 2 2 4 39

S 23 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 21 4 3 4 2 5 4 2 1 1 4 30

N 23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 22 4 5 5 2 5 5 5 5 5 2 43

R 22 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 2 5 2 4 2 3 38

L 28 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 5 5 5 5 4 2 4 5 3 5 43

N 28 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 5 5 5 2 5 2 4 1 2 36

A 25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 5 2 4 5 3 4 3 4 2 5 37

N 27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 5 5 3 5 5 5 4 5 5 2 44

K 26 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 21 5 5 4 5 3 1 3 2 4 4 36

NY.S 30 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 3 5 5 4 3 3 4 5 5 1 38

NY.I 26 2 3 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 19 3 4 5 5 4 3 3 2 5 4 38

V 24 2 2 2 2 0 2 2 2 2 1 1 2 18 3 1 2 3 2 3 4 4 5 4 31

H 23 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 21 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 33

A 25 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 20 4 5 5 5 5 2 2 4 3 3 38

F 25 2 2 2 0 1 2 2 2 2 1 2 1 18 5 4 5 5 5 3 3 4 2 5 41

M 27 2 3 2 1 0 2 2 2 2 2 2 2 20 5 3 4 5 5 5 3 4 4 3 41

B 25 2 3 2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 19 2 3 4 4 5 5 5 4 5 2 39. Keterangan :

a. JK = Jenis Kelamin b. A =Pengetahuan c. A1-A10 = Pertanyaan 1-10 d. B= Motivasi e. B1-B10= Pertnyaan 1-10 f. Kategori A = Kategori pengetahuan perawat di instalasi rawat inap g. Kategori B = kategori Motivasi perawat di instalasi rawat inap

Page 110: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

MASTER TABEL (RUANG INTERNAL)

Keterangan tabel di atas a. A= PENGETAHUAN

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 P.ITRNA M.ITERNA

0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 4 5 5 5 3 3 5 5 4 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 5 3 5 4 5 4 5 3 3

2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 5 1 4 3 5 5 3 5 3 3

2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 3

2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3

2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 3

0 0 2 0 2 2 2 2 2 2 5 3 4 5 5 4 5 5 5 5 3 3

2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 3 3 4 3 3 5 3 3

2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 5 5 5 2 2 4 2 2 5 5 3 3

2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 4 5 3 2 2 3 3

2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 5 4 4 2 3 2 3 1 1 5 3 2

2 1 0 2 0 1 2 2 2 1 5 5 5 5 4 4 5 3 2 2 2 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 4 5 5 2 2 2 1 1 1 4 3 2

2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 4 5 5 2 2 2 1 1 1 4 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 4 4 5 5 4 4 3 4 3 5 3 3

2 1 0 2 0 1 2 2 2 1 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 2 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 1 3 4 3 4 1 2 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 4 5 4 4 3 3 5 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 4 5 5 4 5 4 3 2 4 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 4 5 4 5 4 4 2 2 5 3 3

2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 5 2 2 3 3 2

2 2 2 2 2 0 0 2 2 1 4 5 5 4 3 4 4 4 1 4 3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 5 2 2 4 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 2 4 5 2 2 4 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 4 5 5 5 4 1 4 3 3

2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 2 2 4 5 2 2 4 5 3 2

Page 111: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

A1-A10 =Pertanyaan 1-10 b. B=MOTIVASI

B1-B10 = Pertanyaan 1-10 c. P.INTERNA = Kategori pengetahuan perawat di ruang interna d. M.INTERNA = kategori motivasi di ruang interna

MASTER TABEL RUANG BEDAH

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A1 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 A.BEDAH P2 BDH B.MTV

MTVSI BEDAH

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 2 2 4 4 5 1 1 20 3 30 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 2 2 4 4 5 2 2 20 3 32 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 4 4 4 5 5 5 2 4 20 3 42 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 5 3 2 5 5 2 5 1 5 20 3 37 3

2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 2 5 5 4 2 2 4 19 3 39 3

2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 2 5 4 2 1 1 4 19 3 30 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 5 5 2 5 5 5 5 5 2 19 3 43 3

2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 2 5 2 4 2 3 19 3 38 3

0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 4 2 4 5 3 5 18 3 43 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 5 2 5 2 4 1 2 20 3 36 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 2 4 5 3 4 3 4 2 5 20 3 37 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 3 5 5 5 4 5 5 2 20 3 44 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 5 5 4 5 3 1 3 2 4 4 19 3 36 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 5 5 4 3 3 4 5 5 1 20 3 38 3

2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 3 4 5 5 4 3 3 2 5 4 17 3 38 3

2 2 0 2 2 2 2 1 1 2 3 1 2 3 2 3 4 4 5 4 16 3 31 2

2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 19. 3 33 2

2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 4 5 5 5 5 2 2 4 3 3 18 3 38 3

2. 0 1 2 2 2 2 1 2 1 5 4 5 5 5 3 3 4 2 5 15 3 41 3

2 1 0. 2 2 2 2 2 2 2 5 3 4 5 5 5 3 4 4 3 17 3 41 3

2 0 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 5 5 5 4 5 2 17 3 39 3

MASTER TABEL RUANG PERAWATAN ANAK

Page 112: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 A.ANAK ANAK B.ANAK ANAK

2 2 2 2 2 2 2 1 2 4 4 5 3 5 4 4 5 1 2 19 3 37 2

0 0 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 3 5 4 4 5 1 3 16 3 38 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 5 3 5 4 4 5 1 3 20 3 38 2

0 1 1 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 3 3 3 3 2. 1 2 16. 3 32 1

0 0 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 1 4 15 3 28 1

0 1 2 2 2 2 2 2 1 2 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 16 3 48 1

0 2 2 2 2 2 2 2 1 2 5 5 5 3 3 3 3 2 1 2 17 3 32 1

2 0 0 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 1 4 16 3 28 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 5 4 3 4 5 5 3 1 20 3 40 2

2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 18 3 46 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 5 5 4 5 5 5 20 3 44 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 20 3 47 2

2 2 0 2 2 2 2 2. 2 2 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 18 3 43 2

2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 18 3 48 2

2. 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 3 5 1 4 3 5 5 3 5 18 3 36. 2

2 2 2. 2 2 2 2 2 2 0 5 4 4 5 5 4 3 3 5 5 18 3 43 2

2. 0 2 2 2 2 2 0 2 2 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 16 3 41 1

2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 5 5 4. 4 4 3 2 4 3 2 14 3 36 1

0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 3 5 5 3 5 2 2 5 18 3 40 2

2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 5 5 3 3 5 5 5 4 5 5 17. 3. 45 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 4 3 1 5 5 5 5 5 5 20 3 43 2.

Page 113: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

HASIL ANALISIS DATA Frequensi Data

katagori umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

<25 26 36.6 36.6 36.6

26-30 37 52.1 52.1 88.7

31-35 4 5.6 5.6 94.4

>36 4 5.6 5.6 100.0

Total 71 100.0 100.0

Page 114: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

pendidikan responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SPK 14 19.7 19.7 19.7

D3 keperawatan 30 42.3 42.3 62.0

S1 keperawatan 27 38.0 38.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 3 4.2 4.2 4.2

perempuan 68 95.8 95.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Program A1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tahu 9 12.7 12.7 12.7

benar 62 87.3 87.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

Cara A2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tahu 8 11.3 11.3 11.3

kurang benar 12 16.9 16.9 28.2

Benar 51 71.8 71.8 100.0

Jenis kelamin

Page 115: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Laporan A3

Frequency Percent Valid Percent

Cumula

tive

Percent

Valid tidak tahu 9 12.7 12.7 12.7

kurang benar 9 12.7 12.7 25.4

benar 53 74.6 74.6 100.0

Total 71 100.0 100.0

Alkohol A5

Total 71 100.0 100.0

Wajib A4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tahu 1 1.4 1.4 1.4

kurang benar 5 7.0 7.0 8.5

Benar 65 91.5 91.5 100.0

Total 71 100.0 100.0

Page 116: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Frequency Percent Valid Percent

Cumulati

ve

Percent

Valid tidak tahu 3 4.2 4.2 4.2

kurang benar 1 1.4 1.4 5.6

benar 67 94.4 94.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Obat A7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak tahu 1 1.4 1.4 1.4

kurang benar 1 1.4 1.4 2.8

benar 69 97.2 97.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Resiko A6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tahu 1 1.4 1.4 1.4

kurang benar 5 7.0 7.0 8.5

benar 65 91.5 91.5 100.0

Total 71 100.0 100.0

Page 117: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Infus A8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tahu 2 2.8 2.8 2.8

kurang benar 2 2.8 2.8 5.6

benar 67 94.4 94.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Jatuh A9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang benar 9 12.7 12.7 12.7

benar 62 87.3 87.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

Plebitus A10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak tahu 4 5.6 5.6 5.6

kurang benar 6 8.5 8.5 14.1

benar 61 85.9 85.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Kategori pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid cukup 2 2.8 2.8 2.8

baik 69 97.2 97.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Page 118: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Menerapkan B1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 3 4.2 4.2 4.2

ragu-ragu 6 8.5 8.5 12.7

setuju 25 35.2 35.2 47.9

sangat setuju 37 52.1 52.1 100.0

Total 71 100.0 100.0

Infeksi B2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 119: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Valid sangat tidak setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 1 1.4 1.4 2.8

ragu-ragu 11 15.5 15.5 18.3

setuju 22 31.0 31.0 49.3

sangat setuju 36 50.7 50.7 100.0

Total 71 100.0 100.0

Mendukung B3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 2 2.8 2.8 2.8

ragu-ragu 9 12.7 12.7 15.5

setuju 23 32.4 32.4 47.9

sangat setuju 37 52.1 52.1 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pelanggan B4

Page 120: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Kesejahteraan B6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tdk setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 5 7.0 7.0 8.5

ragu-ragu 14 19.7 19.7 28.2

setuju 29 40.8 40.8 69.0

sangat setuju 22 31.0 31.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tidak setuju 4 5.6 5.6 5.6

tidak setuju 14 19.7 19.7 25.4

ragu-ragu 10 14.1 14.1 39.4

setuju 14 19.7 19.7 59.2

sangat setuju 29 40.8 40.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Penerapan B5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak setuju 13 18.3 18.3 18.3

ragu-ragu 11 15.5 15.5 33.8

setuju 17 23.9 23.9 57.7

sangat setuju 30 42.3 42.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

Page 121: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Kesejahteraan B6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tdk setuju 1 1.4 1.4 1.4

tidak setuju 5 7.0 7.0 8.5

ragu-ragu 14 19.7 19.7 28.2

setuju 29 40.8 40.8 69.0

sangat setuju 22 31.0 31.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

Terdorong B7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tdk setuju 2 2.8 2.8 2.8

tdk setuju 9 12.7 12.7 15.5

ragu-ragu 12 16.9 16.9 32.4

setuju 24 33.8 33.8 66.2

sangat setuju 24 33.8 33.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Page 122: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Keluarga B8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tdk setuju 4 5.6 5.6 5.6

tdk setuju 17 23.9 23.9 29.6

ragu-ragu 6 8.5 8.5 38.0

setuju 18 25.4 25.4 63.4

sangat setuju 26 36.6 36.6 100.0

Total 71 100.0 100.0

Hemat B9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tdk setuju 17 23.9 23.9 23.9

tidak setuju 17 23.9 23.9 47.9

ragu-ragu 10 14.1 14.1 62.0

setuju 7 9.9 9.9 71.8

sangat setuju 20 28.2 28.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Jasa B10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sangat tdk setuju 3 4.2 4.2 4.2

tdk setuju 13 18.3 18.3 22.5

ragu-ragu 7 9.9 9.9 32.4

setuju 18 25.4 25.4 57.7

sangat setuju 30 42.3 42.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

Page 123: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

ANALISIS BERDASARKA RUANGAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD

DAYA MAKASSAR

Kategori Motivasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sedang 43 60.6 60.6 60.6

tinggi 28 39.4 39.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pengetahuan di ruang anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik

21 95.5 100.0 100.0

Total 21 100.0

MOTIVASIANAK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah 9 40.9 42.9 42.9

sedang 12 54.5 57.1 100.0

Total 21 100.0

Peingetahuan interna

Page 124: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid cukup 2 6.9 6.9 6.9

baik 27 93.1 93.1 100.0

Total 29 100.0 100.0

Motivasiinterna

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sedang 8 27.6 27.6 27.6

tinggi 21 72.4 72.4 100.0

Total 29 100.0 100.0

Pengtahuan bedah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 21 100.0 100.0 100.0

Mtivasibedah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid sedang 5 23.8 23.8 23.8

tinggi 16 76.2 76.2 100.0

Total 21 100.0 100.0

Page 125: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Riwayat Hidup IDENTITAS Nama : Everista Ngalngola Tempat/Tgl Lahir : Sofyanin, 29 Juli 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Page 126: SKRIPSI GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PERAWAT …

Agama : Kristen Katholik Alamat : Jln. Unhas sahabat 5 pondok assalam Email/no :[email protected]/085396016742/085344449792

Nama Orang Tua : 1.Mikhael Ngalngola Almarum (Ayah)

2. Olimpia Seran/N (Ibu)

Riwayat Pendidikan : 1. SD Inpres Sofyanin (tamat 2002)

2. SMP Yaru Tengah Sofyanin Raya (tamat 2005)

3. SMA Katholik Budi Mulia Saumlaki (tamat 2008)

4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Hasanuddin (diterima 2008)