74
PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SEMARANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada Universitas Negeri Semarang Oleh Duri Dyah Purwaningsih NIM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

SKRIPSI UNNES 22

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dwdwd

Citation preview

Page 1: SKRIPSI UNNES 22

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI BANGUN RUANG

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SEMARANG

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh Duri Dyah Purwaningsih

NIM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: SKRIPSI UNNES 22

ii

ABSTRAK

Duri Dyah Purwaningsih. Pengaruh Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Hasil Belajar Materi Bangun Ruang Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang . Skripsi. Program Pendidikan Matematika Transfer, Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Semarang.

Matematika merupakan dasar pelajaran yang lain, tetapi justru matematika merupakan pelajaran yang kurang diminati oleh siswa, dalam belajar pun siswa lebih banyak pasif, sehingga sikap ilmiah siswa kurang bisa berkembang, yang berakibat pada hasil belajar siswa yang cenderung menurun. Begitu pula di SMP Negeri 16 Semarang terkadang sikap ilmiah siswa menunjukkan kurang kearah positif, sehingga guru matematika selalu berusaha untuk mengembangkan metode pembelajaran guna meningkatkan sikap ilmiah siswa, yang berdampak kepada hasil belajar siswa. Pernyataan tersebut menarik peneliti untuk mengambil permasalahan adakah pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang materi bangun ruang sisi lengkung. Tujuan penelitian ingin mengetahui adakah pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Mafaat penelitian bagi peneliti menambah pengetahuan dalam pembelajaran matematika khususnya mengembangkan sikap ilmiah, melatih peneliti untuk berfikir kritis, dan sebagai bahan pertimbangani guru agar lebih memperhatikan sikap ilmiah siswa. Populasi yang diambil adalaha kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang, dengan sampel penelitian sebanyak 42 siswa kelas VIII D. Varibel penelitian variabel bebas (X) sikap Ilmiah dan variabel terikat (Y) hasil belajar. Teknik pengumpulan data sikap ilmiah dengan menggunakan angket dan lembar observasi. Data hasil belajar menggunakan tes. Analisis datanya menggunakan regresi linier sederhana, yang dihitung dengan menggunakan SPSS. Setelah diuji keberartian koefisien regresi dan kelinieran model regresi di dapat pengaruh sikap ilmiah (X) terhadap hasil belajar (Y), sesuai dengan persamaan regresi XY 138,0109,0ˆ += . Untuk pengujian koefisien keberartian regresi diperoleh t hitung 5,177 diatas t tabel yaitu 2,02, maka Ho ditolak yang artinya koefisien regresi signifikan. Uji kelinieran diperoleh F hit 26,801 diatas Ftabel 4,08, dan signifikan 0,00 <0,05, maka Ho ditolak yang artinya ada hubungan secara linier sikap iliah dan hasil belajar. Jadi dapat dismpulkan ada pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 semarang. Kesimpulan ada perngaruh sikap imiah siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Sikap ilmiah merupakan salah satu faktor dari dalam diri individu yang mempengaruhi hasil belajar.Saran-saran yang disampaikan peneliti agar guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan sikap ilmiah, guru dapat memilih pembelajaran yang lebih baik, serta siswa lebih berusaha mengembangkan sikap ilmiah yang dimiliki, sehingga hasil belajar lebih baik.

Page 3: SKRIPSI UNNES 22

iii

MOTTO

Sesungguhnya Sesudah Kesukaran Ada Kemudahan (Q. S Al Insyirah; 7).

Jika kau melangkah ingin raih permatamu dan dalam langkahmu berhadapan

dengan jurang, maka terjanglah jurang itu sebenarnya jurang adalah bukan

penghalang melainkan ketakutan diri sendiri. ( John Chammbell).

Jika ingin Sukses maka langgarlah rasa ketakutanmu. (Albert Einsten).

Kekuasaan dimasa depan adalah kekuatan pikiran. ( Sir Winston Chruchill).

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tugas akhir ini sebagai hadiah kasih sayangku kepada : 

 

Bapak, ibu, dan adikku ( Sari dan Yusuf), alm ( mbah kung, mbah uti, mbah Raswat, mbah Sus kakung), mbah Kusni dan mbah Sus putri 

tercinta. Sahabatku ( Nina, Yuli, Thia, Tuti, Ariani, Yani, Peni, teman‐teman Batari, teman‐teman PPL SMP 16 Semarang, Diah, Adisti ( alm ),  dan  Aan,). 

Sandi Zagianata Almamaterku. 

Page 4: SKRIPSI UNNES 22

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karenaNya penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun maksud dan tujuan dari penulis

adalah sebagai prasarat dalam mendapatkan gelar strata satu pada program studi

Pendidikan Matematika Transfer Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyelesaian laporan ini penulis tak lepas dari bantuan berbagai

pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. DR. H. Sudijono Sastroadmojo, M,Si Rektor Universitas Negeri

Semarang

2. Drs. Kasmadi Imam S.,M.S Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Supriyono, M.Si Ketua Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Negeri Semarang.

4. Drs.Wardono, M.Si . Dosen Pembimbing I.

5. Dra. Endang Retno Winarti, M.Pd Dosen Pembimbing II.

6. Drs. Sutrisno, S.Pd, M.M Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Semarang.

7. Sudarno S. Pd Guru pengampu pelajaran matematika .

8. Siswa kelas VIII ( D dan F) SMP Negeri 16 Semarang.

9. Bapak dan ibu, serta adikku tersayang yang mencurahkan kasih sayang.

10. Teman-teman Pendidikan Matematika Transfer.

Page 5: SKRIPSI UNNES 22

v

11. Dan berbagai pihak yang tak mungkin disebutkan satu persatu.

Semoga semua pihak mendapatkan imbalan dari Allah SWT.

Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari banyak kekurangan,

oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,

sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahunan dan semua pihak.

Wassalamu alaikum wr. wb.

Semarang, Januari 2007

Penulis

Page 6: SKRIPSI UNNES 22

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

ABSTRAK .........................................................................................................ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................ix

DAFTAR TABEL ..............................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................2

C. Tujuan Penelitian..........................................................................3

D. Manfaat Penelitian........................................................................3

E. Penegasan Istilah ..........................................................................4

F. Sistematika Penulisan ..................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTEIS

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar ................................................................. 6

2. Hasil Belajar..........................................................................10

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ...................10

4. Pengertian Sikap Ilmiah ........................................................14

5. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung

Page 7: SKRIPSI UNNES 22

vii

a. Tabung ............................................................... 18

b. Kerucut .............................................................. 21

B. Kerangka Berfikir ....................................................................... 24

C. Hipotesis ..................................................................................... 25

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Populasi dan sampel ..................................................................... 26

B. Variabel penelitian........................................................................ 27

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 27

D. Metode penyusunan perangkat ..................................................... 28

E. Penskoran instrumen untuk pengambilan data

a. Penskoran angket dan lembar observasi........................ 28

b. Penskoran Hasil belajar ................................................. 29

F. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

1. Reliabilitas .................................................................. 29

2. Validitas...................................................................... 30

3. Taraf Kesukaran ......................................................... 31

4. Daya Beda................................................................... 31

G. Analisis Data

1. Uji Normalitas.............................................................. 34

2. Regresi ......................................................................... 34

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................................. 41

B. Pembahasan .................................................................................. 47

Page 8: SKRIPSI UNNES 22

viii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 50

B. Saran ............................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 53

Page 9: SKRIPSI UNNES 22

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Normalitas ................................................................................ 53

Lampiran 2. Kisi-kisi ......................................................................................... 54

Lampiran 3. Soal Tes .......................................................................................... 60

Lampiran 4. Angket ............................................................................................ 63

Lampiran 5. Lembar Observasi........................................................................... 68

Lampiran 6. Hasil Uji Coba ................................................................................ 72

Lampiran 7. Keterangan Hasil Uji Coba Yang Dipakai ..................................... 75

Lampiran 8. Hasil Eksperimen ........................................................................... 77

Lampiran 9. Kunci tes ......................................................................................... 81

Lampiran 10 Rata-rata Sikap Ilmiah ................................................................... 88

Lampiran 11 Nilai Hasil tes ................................................................................ 89

Lampiran 12. Perhitungan Regresi...................................................................... 90

Lampiran 13. Nama siswa................................................................................... 92

Lampiran 14. Surat Penelitian ............................................................................ 93

Page 10: SKRIPSI UNNES 22

x

DAFTAR TABEL

1. Tabel Chi Kuadrat ......................................................................................... 98

2. Tabel t ........................................................................................................... 99

3. Tabel F .......................................................................................................... 100

Page 11: SKRIPSI UNNES 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Pelajaran matematika merupakan dasar dari pelajaran-pelajaran yang lain,

seperti ekonomi, bahasa Indonesia, sejarah, olahraga dan lain-lain. Hal ini

dikarenakan dalam penerapannya, pelajaran-pelajaran tersebut sering

menggunakan unsur matematika, seperti bilangan, nilai hitung dan sebagainya.

C. F. Gauss juga menyatakan demikan bahwa matematika adalah ratu dari

ilmu dan aritmatika adalah ratu dari matematika (Husein Tampomas, 2002:

209). Bahkan sejak usia dini pun orang tua sudah mengenalkan bilangan

kepada anaknya. Misalnya belajar menghafalkan bilangan satu sampai dengan

sepuluh. Menurut pakar psikologi anak J. Champbell (2004) menyatakan

bahwa pelajaran matematika dapat menggali potensi anak.

Menurut Sapari (2005), pandangan siswa secara umum mengenai pelajaran

matematika, bahwa matematika merupakan pelajaran yang susah dimengerti

dan kurang diminati.

Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa, walaupun

disisi lain ada sebagian siswa menganggap bahwa matematika merupakan

pelajaran yang mudah dimengerti dan mengasyikkan, sehingga hasil belajar

siswa menjadi meningkat.

Perasaan kurang minat dan susah mengerti akan pelajaran matematika

yang dialami oleh siswa, dikarenakan anggapan siswa terhadap pelajaran

Page 12: SKRIPSI UNNES 22

2

matematika dengan rumus yang cukup beragam dan rumit, serta kurangnya

rasa keingintahuan dan kurang kritisnya siswa dalam mempelajari matematika.

Ini mengakibatkan siswa pasif dalam belajar matematika. Kurangnya rasa

ingin tahu dan krekritisan yang terdapat dalam diri siswa, dan kecenderungan

siswa belajar hanya dengan menghafal rumus saja tanpa mengetahui darimana

rumus tersebut diperoleh, serta sikap siswa yang terkadang kurang jujur dalam

belajar, ini kurang bisa mendorong sikap ilmiah siswa kearah positif.

Menurut Ardhana dan Willis yang dikutib oleh Rica Rahim (2006), hasil

belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor. Diantaranya faktor yang

dimaksud adalah faktor dari dalam individu (sikap ilmiah) dan faktor dari luar

individu ( yang berupa tersedianya bahan ajar yang memberi kemudahan bagi

individu untuk mempelajari, serta serta gaya belajar).

SMP Negeri 16 Semarang merupakan Sekolah Menengah Pertama yang

beralamat di Jalan Raya Ngaliyan. Di SMP Negeri 16 Semarang Berdasarkan

cerita guru matematika kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang permasalahan

diatas masih sering terjadi. Sikap ilmiah siswa masih menunjukkan kurang

kearah positif seperti siswa terkadang masih menunggu perintah dari guru,

kurang disertai rasa keingintahuan, dan kekritisan siswa dalam belajar

matematika. Siswapun terkadang kurang jujur kepada guru, sehingga kurang

adanya keluwesan dalam kegiatan belajar. Hasil belajar yang diperoleh oleh

siswa masih kurang dengan nilai rata-ratanya adalah 64. Guru pun setelah

diadakannya penelitian pada pembelajaran matematika materi bangun ruang

sisi lengkung mencoba menggunakan alat peraga untuk mengembangkan

Page 13: SKRIPSI UNNES 22

3

sikap ilmiah siswa, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan

meningkat.

Dari latar belakang inilah penulis merasa perlukan mengadakan sebuah

penelitian di SMP Negeri 16 Semarang dan mengambil judul “ Apakah ada

pengaruh sikap Ilmiah siswa terhadap hasil belajar pada materi bangun ruang

siswa SMP Negeri 16 Semarang Kelas VIII?”.

B. Rumusan Masalah

Bardasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan

dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh sikap Ilmiah siswa

terhadap hasil belajar pada materi bangun ruang siswa SMP Negeri 16

Semarang Kelas VIII?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh sikap ilmiah

siswa terhadap hasil belajar matematika pada materi bangun ruang siswa SMP

Negeri 16 Semarang kelas VIII .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan khususnya dalam pembelajaran

Matematika, guna meningkatkan sikap ilmiah

Page 14: SKRIPSI UNNES 22

4

b. Melatih peneliti guna berfikir kritis dalam belajar matematika

dan pada KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar ).

2. Bagi guru

Guru dapat menjadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan

sikap ilmiah khususnya dalam belajar matematika.

3. Bagi Siswa

Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiahnya terutama dalam

belajar matematika.

E. Penegasan Istilah

1) Sikap Ilmiah

Sikap ilmiah merupakan perbuatan yang berdasarkan pada

pendirian/pendapat/ keyakinan . Dalam penelitian ini sikap ilmiah yang

dimaksud adalah sikap atau perbuatan siswa berdasarkan keyakinan,

pendapat dalam pelajaran matematika yang diditunjukkan dalam angket

dan lembar observasi.

2) Hasil belajar

Hasil belajar matematika merupakan kemampuan seseorang untuk

mempelajari matematika yang diperoleh secara maksimal, ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Hasil belajar yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah

mengikuti tes materi bangun ruang sisi lengkung.

Page 15: SKRIPSI UNNES 22

5

F. Sistematika Skirpsi

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal,

bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal berisi halaman judul, abstrak,

halaman pengesahan, halaman motto, dan persembahan, kata pengantar, daftar

isi dan daftar lampiran. Bagian isi terdiri atas lima bab yaitu pendahuluan,

landasan teori dan hipotesis, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan

dan penutup.

Bab I pendahuluan. Pendahuluan ini berisi alasan pemilihan judul,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat, penegasan istilah , dan

sistematika skipsi.

Bab II landasan teori dan hipotesis, dalam bab ini berisi mengenai kajian

untuk menjawab permasalahan secara teoritis seperti pengertian belajar, hasil

belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, pengertian sikap dan

sikap ilmiah, kerangka berfikir, dan perumusan hipotesis yang akan diuji.

Bab III metode penelitian, dalam metode penelitian ini berisi mengenai

populasi dan sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode

penyusunan perangkat, penskoran instrumen untuk pengambilan data, analisis

hasil uji coba dan analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini meliputi hasil penelitian

yang telah dianalisis beserta pembahasan yang dilakukan.

Bab V penutup. Penutup yang berisi mengenai kesimpulan apa yang

diperoleh selama penelitian dan saran-saran.

Page 16: SKRIPSI UNNES 22

6

Bagian akhir, pada bagian akhir penulisan skripsi ini adalah daftar pustaka

dan lampiran-lampiran berupa instrumen-instrumen, perhitungan statistik, dan

surat ijin penelitian.

Page 17: SKRIPSI UNNES 22

7

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian, atau ilmu, berlatih

dan berubah tingkah laku ( KBBI, 2002 : 35). Menurut Anni, Catharina Tri

( 2004: 24), disebutkan bahwa pengertian dari belajar adalah proses

tingkah laku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dikerjakan.

Menurut Sugandi, Achmad ( 2004: 10), dalam teori humanistik, belajar

merupakan kebebasan untuk memperoleh sesuatu sesuai dengan minat dan

kemampuannya. Sehingga belajar bertujuan memanusiakan manusia,

sehingga dalam teori ini menyebutkan bahwa anak yang berhasil dalam

belajar adalah anak yang mampu mengaktualisasikan dirinya dengan

lingkungan dan pengalaman .

Menurut Edmund ( 2005: 1-2), berpendapat bahwa belajar merupakan

bagian dari proses untuk memaksimalkan bakat yang dimiliki oleh

seseorang. Bagian dari proses yang dimaksud Edmund disini adalah

perolehan pengetahuan dan pengalaman. Jadi belajar yang dimaksudkan

oleh Edmund tersebut merupakan proses perolehan pengetahuan dan

pengalaman guna mengembangkan bakat yang dimiliki oleh seseorang.

Proses perolehan ini pun tidak dapat secara langsung melainkan secara

bertahap.

Page 18: SKRIPSI UNNES 22

8

Menurut Natawijaja (1979 : 9), belajar merupakan proses perubahan

yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat terjadi dalam

bidang, keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan atau appresiasi.

Belajar juga merupakan perubahan tingkah laku manusia (individu) yang

terjadi secara sadar dan disengaja. Perubahan tingkah laku ini bersifat

permanen, dan bukan hasil dari kematangan, keadaan sementera, atau

kelelahan.

Jadi belajar merupakan proses perubahan tingkah laku untuk

memperoleh kepandaian dari sesuatu yang telah dikerjakan.

Prinsip-prinsip belajar menurut Dimyati dan Mudjiono ( 1994) adalah:

a. Perhatian Dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan

belajar. Bahkan menurut Gagne dan Berliner (1984), tanpa

adanya perhatian tidak ada belajar. Perhatian akan timbul pada

siswa jika bahan ajar sesuai dengan kebutuhannya. Motivasi

merupakan tenaga penggerak untuk mengarahkan ke aktivitas

sesorang. Motivasi dapat bersifat internal ( yang datang dari diri

sendiri) dan bersifat eksternal ( datang dari orang lain: guru,

orangtua dan sebagainya). Motivasi juga dibedakan motif

intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan

yang dilakukan. Sedang motif ekstrinsik adalah tenaga

pendorong yang ada di luar perbuatan yang dilakukan, akan

tetapi hanya sebagai penyerta saja.

Page 19: SKRIPSI UNNES 22

9

b. Keaktifan Siswa

Menurut teori kognitif belajar menunjukkan adanya jiwa yang

sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang diterimadan tidak

sekedar menyimpannya saja. Dalam teori ini anak yang memilki

sifat aktif, konstruktif, mampu merencanakan sesuatu. Anak

mampu mencari dan menemukan fakta dan menggunakan

pengetahuannya yang diperoleh.

Dalam setiap kegiatan belajar selalu menampakkan keaktifan

siswa. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari

bentuk fisik sampai kegiatan psikis yang diamati.

c. Keterlibatan langsung/ berpengalaman

Sesuatu hal apabila siswa melakukan sendiri akan memberi

hasil belajar yang lebih mendalam, karena dalam belajar melalui

pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati tetapi harus

menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung

jawab terhadap hasilnya.

Keterlibatan siswa didalam belajar tidak diartikan dengan

keterlibatan fisik semata melainkan adalah keterlibatan mental

emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif dalam

pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan

internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai saat

mengadakan latihan dalam pembentukan keterampilan.

Page 20: SKRIPSI UNNES 22

10

d. Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan

dikemukakan oleh teori psikologi Daya, dimana belajar melatih

daya-daya yang ada pada manusia, yang terdiri atas daya

mengamat, menganggap, mengingat, menghayal, merasakan,

berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka

daya-daya tersebut akan berkembang.

Teori yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori

Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme. Berangakat dari salah

satu hukum belajar ”law of exercise” oleh Thorndike,

mengemukakan bahwa belajar merupakan pembentukan

hubungan antara stimulus dan respon, dengan pengulangan

terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang

timbulnya respon benar. Psikologi Conditioning yang merupakan

perkembangan lebih lanjut dari koneksionisme juga menekankan

pentingnya pengulangan dalam belajar. Pada koneksionisme

belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons,

maka pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan

saja oleh stimulus , tetapi stimulus yang dikondisikan

Pengulangan dalam belajar dari ketiga teori tersebut tujuannya

dilakukan untuk melatih daya-daya tujuan yang berbeda, seperti

melatih daya jiwa, membentuk respon yang benar, serta

membentuk kebiasaan–kebiasaan. Walau kita tidak dapat

Page 21: SKRIPSI UNNES 22

11

menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang

dikemukakan ketiga teori tersebut, karena tidak dapat dipakai

untuk menerangkan semua bentuk belajar, namun prinsip

pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran. Dalam

belajar masih diperlukan pengulangan/latihan. Metode drill dan

stereotyping adalah bentuk belajar yang menerapkan prinsip

pengulangan.

e. Tantangan

Tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam belajar membuat

siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru,

yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan

membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa turut menemukan konsep-

konsep, prinsip, dan generalisasi akan menyebabkan siswa

berusaha mencari dan menemukan suatu konsep-konsep dari

prinsip dan generalisasi tersebut.

f. Balikan dan Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan

ditekankan pada teori belajar Operant Condition , bahwa kondisi

adalah stimulusnya, maka kondisi diperkuat dengan responnya.

Kunci dari teori ini adalah ” law of effect”. Siswa akan belajar

lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil

Page 22: SKRIPSI UNNES 22

12

yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan yang

menyenagkan dan berpengaruh baik.

g. Perbedaan Individual

Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua

orang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan

yang lain. Perbedan itu terdapat pada karateristiknya psikis,

kepribadian sifat-sifatnya. Perbedaan individu berpengaruh

terhadap cara dan hasil belajar. Karena adanya perbedaan

individu perlu diperhatikan guru dalam upaya pembelajaran.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar berasal dari dua kata hasil dan belajar. Untuk hasil sendiri

artinya sesuatu yang diadakan, atau juga akibat dari sesuatu, sedangkan

belajar adalah perubahan tingkah laku, atau berusaha memperoleh

kepandaian ( KBBI, 2002).

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai

proses belajar, ataupun merupakan penguasaan pengetahuan keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang biasanya ditunjukkan

dengan nilai tes atau nilai yang diberikan guru. Jadi yang dimaksudkan

adalah nilai tes matematika yang diberikan guru sebagai hasil penguasaan

pengetahuan dan keterampilan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Menurut psikologi pendidikan yaitu Gagne dalam bukunya Condition Of Learning yang dikutip Natawidjaja, Rochman ( 1979), bahwa kondisi belajar sangat mempengaruhi perbuatan belajar, diantaranya :

a. Kondisi belajar intern

Page 23: SKRIPSI UNNES 22

13

1. Kematangan Belajar

Kematangan belajar ini sangat berhubungan dengan

kondisi biologis anak, misalnya anak yang ada dalam masa

pertumbuhan belum tiba pada suatu tahap untuk belajar

sesuatu, jangan dipaksakan untuk mempelajarinya, karena

ini akan sukar untuk anak dalam menerimanya.

2. Belajar untuk belajar,

Belajar untuk belajar merupakan suatu kegiatan untuk

mempelajari sesuatu, dimana sebelumnya telah menguasai

dasar-dasar kemampuan maka daya yang ada didalam diri

kita akan lebih mendorong untuk lebih cepat belajar. Jadi

nampak jelas suatu kegiatan yang diperhadapkan kepada

siswa, dikarenakan adanya daya belajar-untuk-belajar maka

kecepatan mengerjakan soal lain yang sejenis akan

meningkat.

3. Kemampuan belajar

Kemampuan belajar ini dapat mengetahui adanya anak

yang belajarnya cepat, belajarnya sedang maupun lambat

dengan adanya abilitas belajar maka anak dapat

memecahkan masalah.

4. Kumpulan presepsi dan pengertian dasar,

Kumpulan presepsi dalam belajar berasal dari kumpulan

pengalaman anak dalam belajar yang tidak hilang,

Page 24: SKRIPSI UNNES 22

14

kumpulan presepsi ini sering disebut pra-kemampuan. Pra-

kemampuan ini adalah dasar anak untuk mempelajar

sesuatu pengalaman yang baru.

b. Kondisi belajar ekstern

1. Kontiguitas,

Kontiguitas merupakan unsur yang mempengaruhi

belajar, dengan peristiwa yang terjadi hampir serentak

antara rangsangan ( stimuli) dan respon. Prinsip kontiguitas

ini didasarkan apada alat peraga, misalnya peta, gambar,

model, dan sebagainya. Prinsip kontiguitas ini

menunjukkan bahwa belajar dengan alat akan jauh lebih

berhasil dibandingkan belajar tanpa alat.

2. Latihan

Latihan merupakan pengulangan respon sewaktu adanya

stimuli. Mengulang hubungan stimuli–respon maksudnya

membuat apa yang dipelajari akan bertahan lama,

sebaliknya latihan mengulang secara lama akan

menimbulkan kebosanan.

3. Penguatan,

Penguatan merupakan unsur yang penting dalam belajar,

misalnya dengan pujian, dan pemberian hadiah. Respon

yang dihargai cenderung diulang pada situasi tertentu,

sedang respon yang tidak diberi penghargaan cenderung

Page 25: SKRIPSI UNNES 22

15

untuk tidak diulang. Jadi pemberian penghargaan dalam

proses belajar sangat penting guna keberhasilan belajar.

Menurut Ardhana dan Willis yang dikutip oleh Rica Rahim(2006),

bahwa hasil belajar dipengaruhi beberapa faktor yang mempengaruhinya,

diantaranya faktor dari dalam individu yang berupa sikap ilmiah, dan

faktor dari luar individu yang berupa bahan ajar dan gaya belajar siswa.

Proses belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 228), yaitu

kegiatan yang dialami siswa dan dihayati oleh siswa sendiri. Kegiatan atau

proses belajar ini terpengaruh oleh sikap, motivasi, konsentrasi, mengolah,

menyimpan, menggali, dan unjuk berprestasi. Sesudah belajar merupakan

tahap unjuk prestasi hasil belajar. Proses belajar merupakan kegiatan

mental mengolah bahan belajar atau pengalaman belajar yang lain.

Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno (1996), Agar memperoleh hasil

yang diingikan secara baik dalam proses belajar, perlu menerapkan prinsip

psikologi, dengan mengakui adanya perbedaan-perbedaan individual yang

dimiliki setiap individu. Perbedaan-perbedaan itu meliputi kecerdasan,

bakat, minat, sikap, harapan dan aspek kepribadian lainnya, sehingga

perbedaan ini memberi pengaruh bagi hasil belajar.

Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno (1996: 155), berpendapat

mengenai faktor-faktor penyebab kesulitan belajar digolongkan menjadi

dua, yaitu

Page 26: SKRIPSI UNNES 22

16

a. Faktor Intern ( faktor dari diri manusia), meliputi :

1. Faktor fisiologi

2. Faktor psikologi

b. Faktor Ekstern (faktor dari luar manusia), meliputi :

1. Faktor-faktor non sosial

2. Faktor- faktor sosial

Menurut Anonim (1989 :155), hasil belajar yang akan dicapai siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Faktor Internal yaitu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar

yang berasal dari dalam diri siswa yang sedang belajar. Faktor-

faktor tersebut adalah :

a. Kondisi Fisiologis

Kondisi fisiologis merupakan kondisi fisik seseorang yang

meliputi panca indra terutama pengelihatan dan

pendengarann, keutuhan tubuh serta keadaan jasmani.

b. Kondisi psikologis

Beberapa kondisi psikologis yang utama, yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu :

1. Kecerdasan

Kecerdasan berperan bersar dalam keberhasilan

belajar. Orang cerdas akan cepat menguasai

pelajaran dibanding dengan orang yang kurang

Page 27: SKRIPSI UNNES 22

17

cerdas meskipun fasilitas dan waktu yang

digunakan untuk mempelajari materi sama.

2. Bakat

Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat

yang dimiliki akan memperbesar kemungkinan

berhasilnya belajar.

3. Minat

Minat seseorang terhadap sesuatu akan

berpengaruh terhadap kesungguhan untuk

menggelutinya.

4. Motivasi

Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak

didalam diri seseorang demi mencapai tujuan

tertentu yang sudah menjadi aktif pada saat

melaksanakan suatu perbuatan. Motivasi ada dua

macam, yaitu :

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi ini merupakan motivasi yang

timbul dan dalam diri sendiri yang tidak

dipengaruhi oleh sesuatu diluar dirinya.

b. Motivi Ekstrinsik

Page 28: SKRIPSI UNNES 22

18

Motivasi ini merupakan motivasi yang

timbul dalam dari seseorang, karena

pengaruh rangsangan luar.

5. Emosi

Keadaan emosi yang labil, seperti mudah marah,

mudah tersinggung, tertekan, merasa tidak aman,

dapat mengganggu keberhasilan belajar.

6. Kemampuan kognitif

Kemampuan kognitif adalah kemampuan

penalaran yang dimiliki oleh seseorang

kemampuan penalaran yang tinggi memungkinkan

seseorang dapat belajar lebih baik. Kemampuan

kognitif akan berkembang baik jika seseorang

melakukan tindak belajar.

2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar, faktor-faktor tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Faktor lingkungan

1. Lingkungan alami yaitu kondisi alam yang dapat

berpengaruh terhadap proses hasil belajar. Lingkungan

alami antara lain: suhu udara, kelembapan, musim, serta

kejadian alam yang ada.

Page 29: SKRIPSI UNNES 22

19

2. Lingkungan sosial, baik yang berupa manusia maupun

yang lainnya yang langsung berpengaruh terhadap

proses pembelajaran. Lingkungan sosial yang

dimaksud adalah tempat tinggal siswa yakni rumah

orang tua atau dipondok pesantren.

b. Faktor instrumental

Faktor instrumental merupakan faktor yang adanya dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan sehingga dapat dimanipulasi.

Faktor instrumental antara lain :

1. Kurikulum yang mantap.

2. Program pendidikan yang telah dimiliki dalam suatu

kegiatan yang jelas, akan memudahkan siswa dalam

merencanakan dan mempersiapkan untuk program

tersebut.

3. Guru/tenaga pengajar. Jumlah dan kualitas guru dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

4. Sarana dan prasarana. Keadaan gedung atau tempat

belajar siswa yang nyaman akan memperlancar kegiatan

pembelajaran, sehingga akan menghasilkan proses dan

hasil belajar yang diharapkan.

4. Pengertian Sikap Ilmiah

Page 30: SKRIPSI UNNES 22

20

Menurut Gagne dan Briggs, yang dikutip Annie, Catharina Tri (2004 :

25) mengklasifikasikan tujuan pembelajaran ke dalam lima kategori adalah

: kemahiran intelektual ( intelectual skill ), strategi kognitif ( cognitif

strategies ), informasi verbal ( verbal information ), kemahiran motorik (

motor sklills), dan sikap ( attitudes).

Sikap menurut Gagne ini adalah suatu kondisi yang internal. Sikap

mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Kecenderungan untuk memilih

obyek terdapat pada diri pembelajar , bukan kinerja yang spesifik.

Sikap juga merupakan kemampuan internal yang berperan dalam

mengambil tindakan. Dimana tindakan yang akan dipilih, tergantung pada

sikapnya terhadap penilaian akan untung atau rugi, baik atau buruk,

memuaskan atau tidak, dari suatu tindakan yang dilakukannya.

Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih

sesuatu. Efek sikap ini dapat diamati dalam reaksi pembelajar ( positif

atau negatif). Sikap juga merupakan salah satu dari enam faktor yang

memotivasi belajar.

Sikap dalam hal ini adalah suatu kombinasi, informasi, dan emosi

yang dihasilkan di dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok,

gagasan, peristiwa, atau obyek tertentu secara menyenangkan atau tidak

menyenangkan.

Sikap mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku dan belajar

siswa, karena sikap itu membantu siswa dalam merasakan dunianya dan

memberikan pedoman kepada prilaku yang dapat membantu dalam

Page 31: SKRIPSI UNNES 22

21

menjelaskan dunianya. Sikap juga membantu seseorang merasa aman di

suatu lingkungannya yang pada mulanya tampak asing.

Sikap akan memberikan pedoman dan peluang kepada seseorang

untuk mereaksikan secara lebih otomatis. Sikap akan membuat kehidupan

lebih sederhana dan membebaskan seseorang dalam mengatasi unsur-

unsur kepada kehidupannya sehari-hari yang bersifat unik.

Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh

melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku

peran ( guru-murid, orang tua-anak). Karena sikap itu dipelajari, sikap

juga dapat dimodivikasi dan diubah. Pengalaman baru secara konstan

mempengaruhi sikap, membuat sikap berubah, intensif, lemah, ataupun

sebaliknya.

Sikap merupakan proses yang dinamik, sehingga media, dan

kehidupan seseorang akan mempengaruhinya. Sikap dapat membantu

personal karena berkaitan dengan harga diri yang positif, atau dapat juga

merusak personal karena adanya intensitas perasaan gagal. Sikap berada

disetiap orang sepanjang waktu dan secara konstan sikap memepengaruhi

prilaku dan belajar.

Biasanya pengalaman belajar baru merupakan kegiatan yang banyak

mengandung resiko karena kadang-kadang tidak menentu. Dan dari

sikap tersebut siswa dapat membuat penilaian mengenai guru, mata

pelajaran, situasi pembelajaran, dan harapan personalnya untuk sukses.

Page 32: SKRIPSI UNNES 22

22

S. Karim A. Karhami ( 2005), berpendapat bahwa sikap juga

merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak (tendency to behave).

Menurut R. T White (1988), wilayah attitude mencakup juga wilayah

kognitif, anak dapat membatasi atau mempermudah untuk menerapkan

suatu keterampilan dan pengetahuan yang dikuasainya. Anak juga

berusaha untuk memahami suatu konsep, jika dia tidak memiliki

kemauan untuk itu.

Menurut Yul, Iskandar ( 2004 : 9) Sikap adalah sebuah trait yang

selain aktif mempelajarinya, tetapi telah ditampilkan dengan perubahan

tingkah laku yang sesuai. Biasanya sikap memerlukan bakat, minat, dan

aktif yang merubah perilaku. Sikap pada umumnya merupakan hasil dari

learning dan praktis dan pula hasil dari perpaduan berbagai trait dan

ability.

Sikap Ilmiah menurut Mulyono, Anton yang dikutip oleh Suyitno,

Amin (1997: 2), sikap yang disiapkan bertindak untuk perbuatan yang

berdasarkan pada pendirian/ pendapat/keyakinan. Sedangkan Menurut

Allen Ledward yang dikutip Suyitno, Amin adalah “An attitude as degree

of positive or negatif affect associated with some pychological objects”.

Dimana Sikap berkaitan dengan obyek yang disertai dengan perasaan

posititif ( favourable) atau perasaan negatif ( unfavorable). Jadi sikap

ilmiah adalah “ Scientific attitude” ( Sikap keilmuan).

Page 33: SKRIPSI UNNES 22

23

Kurniadi (1988) dikutip dari pendapat M. O. Edward yang

merumuskan perilaku kreatif sikap ilmiah dari kata-kata ide ( gagasan )

berikut :

I : Imagination ( imajinasi ).

D : Data ( Fakta ).

E : Evaluation ( evaliuasi ).

A : Action ( tindakan ).

Seorang yang kreatif adalah seseorang yang mampu mengumpulkan

data, berimajinasi dalam aksinya juga membuat evaluasi.

Didalam jurnal yang ditulis oleh S. Karim A. Karhami (2005), sikap

ilmiah yang cenderung dikembangkan di berbagai sekolah adalah :

a. Curiosity ( Sikap ingin tahu)

Ditandai dengan tingginya minat siswa. Di sini anak juga

sering mencoba pengalaman-pengalaman baru. Curiosity

sering diawali dengan pengajuan pertanyaan .

b. Flekxibility ( Sikap luwes)

Sikap anak dalam memahami konsep baru, pengalaman

baru, sesuai dengan kemampuannya tanpa ada kesulitan. Dan

biasanya pemahaman ini berlangsung secara bertahap.

c. Critical reflektion (sikap kritis)

Kebiasaan anak untuk merenung dan mengkaji kembali

kegiatan yang sudah dilakukan.

d. Sikap Jujur

Kejujuran siswa kepada diri sendiri dan orang lain dalam

Page 34: SKRIPSI UNNES 22

24

r

2πr

menyelesaikan atau mencoba pengalaman yang baru.

Menurut Renzuli yang dikutip oleh Supriyadi, (1994: 224), siswa

yang mempunyai sikap ilmiah yang tinggi akan memiliki kelancaran

dalam berfikir sehingga siswa akan termotivasi untuk selalu

berprestasi dan memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai

keberhasilan dan keunggulan.

5. Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung ( Luas Permukaan Kerucut dan

Tabung)

a. Tabung

Nugroho ( 2004: 55) menyatakan bahwa tabung adalah bangun

ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran kongruen yang berhadapan

sejajar, dan titik pada kedua lingkaran yang bersesuaian saling

dihubungkan dengan garis lurus. Terdiri dari sisi bawah ( alas), sisi

atas ( tutup), selimut. Alas dan tutup berbentuk lingkaran yang

kongruen, sedangkan selimut berbentuk persegi panjang.

Gambar tabung beserta jaring-jaringnya

A B

t C O D

OD = Jari-jari alas tabung

CD = Diameter alas tabung

AC = BD = Tinggi

Page 35: SKRIPSI UNNES 22

25

r = jari-jari lingkaran pada tabung

Tampomas ( 2002 :17) menyatakan bahwa selimut tabung

adalah bidang lengkung yang terdapat pada tabung.

Sugiyono Cholik (2004: 101-107), untuk mencari rumus

luas permukaan tabung adalah sebagai berikut

panjang selimut tabung = keliling lingkaran

= rπ2

Lebar selimut tabung = tinggi tabung

Luas selimut tabung = luas persegi panjang

= p x l

= ( ) tr ×π2

= rtπ2

Luas lingkaran = 2rπ

Jadi Luas seluruh permukaan tabung dapat di peroleh

= Luas sisi alas + luas sisi atas + luas selimut

)(22)(2

22

22

trrrtr

rtrr

+=+=

++=

πππ

πππ

Contoh Soal

1. Sebuah tabung, alasnya yang berbentuk lingkaran mempunyai diameter 42

satuan dan tinggi 20 satuan

Hitunglah : a) luas lingkaran

b) luas selimut tabung

c) luas permukaan tabung

Penyelesaian:

Page 36: SKRIPSI UNNES 22

26

Diketahui : d = 42 satuan, jadi r = 21 satuan

t = 20 satuan

a) Luas lingkaran = rr ××π

= 221722

×

= 1386 satuan luas

Jadi luas lingkaran adalah 1386 satuan luas

b) Luas selimut = tr ×××π2

= 20217222 ×××

= 2640 satuan luas

Jadi luas selimut tabungnya adalah 2640 satuan luas

c) Luas permukaan tabung = luas selimut + luas atap + luas alas

= luas selimut + 2 ( luas lingkaran) ,

( karena atap dan alas berbentuk lingkaran, )

= 2640 + 2 (1386)

= 5412 satuan luas

Jadi luas permukaan tabungnya adalah 5412 satuan luas

2. Suatu tabung yang mempunyai tinggi 24 cm dan jari-jari alasnya adalah 11

cm hitunglah luas permukaan tabung?

Penyelesaian:

Diketahui:

cmrcmt

11,24

==

Ditanya luas permukaan tabung?

Jawab:

Luas permukaan = 222 rrrt πππ ++

= 222 rrt ππ +

= )(2 trr +π

= )2411(1114,32 +××

Page 37: SKRIPSI UNNES 22

27

= 2417, 8 cm2

Jadi luas permukaan tabungnya adalah 2417, 8 cm2

3. Jika sebuah drum minyak tanah yang mempunyai tinggi 250 cm dan jari-

jari alasnya 49 cm ( drum tersebut tanpa tutup ). Tentukan luas permukaan

tabung?

Penyelesaian:

Diketahui :

cmrcmt

49,250

==

Ditanya Luas permukaan?

Jawab :

Luas permukaan drum = 22 rrt ππ +

= )2( trr +π

= )250249(49722

×+×

= 84546 cm2

Jadi luas permukaan drum adalah 84546 cm2

b. Kerucut

T A

T

A B

B

Gambar Kerucut beserta jaring-jaringnya

Page 38: SKRIPSI UNNES 22

28

Husein Tampomas (2002:18), kerucut adalah bangun ruang yang

dibatasi oleh bidang lengkung dan bidang dasar yang berbentuk

lingkaran.

Kerucut terdiri atas selimut yang merupakan sebuah juring lingkaran

dan lingkaran sebagai alas.

Page 39: SKRIPSI UNNES 22

29

TB = TA = s pada gambar merupakan garis pelukis (jari-jari pada

juring lingkaran). Sedangkan jari-jari pada alas adalah r.

Tampomas (2002: 41), untuk mencari rumus luas permukaan Kerucut

adalah sebagai berikut:

1. Mencari Selimut kerucut

Selimut kerucut ditentukan dengan perbandingan luas

juring dan perbandingan panjang busur.

0

0

0

0

0

360

360

360

r2 2360

r2 alas padalingkaran kelilingAA'busur panjang)TAA' juring pada jari-jarimerupakan (s

2360

gambar pada AA'busur panjang

×=⇔

=⇔

=×⇔

=×⇔

==

×=

sr

sr

rs

s

s

γ

γ

γ

ππγπ

πγ

Page 40: SKRIPSI UNNES 22

30

Maka untuk luas selimut dapat diperoleh :

2. Luas Permukaan Kerucut

Luas sisi kerucut = Luas Selimut + Luas Alas

= rsr ππ +2

= )( srr +π

Jadi rumus luas permukaan kerucut adalah )( srr +π

Contoh Soal :

1. Sebuah kerucut mempunyai panjang jari-jari alasnya adalah 7 cm dan

tingginya 24 cm. Hitunglah : Luas permukaan kerucut !

Penyelesaian :

Diketahui :

cmrcmt

7,24

==

Untuk mencari garis pelukisnya dapat dilakukan dengan cara

25247 2222 =+=+= trs cm

Ditanya Luas permukaan kerucut?

Jawab :

rs sr

360

360sr

360

TAA'JuringLuaskerucut selimut Luas

2

20

0

20

π

π

π

πγ

=

×=

××

=

×=

=

s

s

s

Page 41: SKRIPSI UNNES 22

31

Luas permukaan kerucut = rsr ππ +2

= )( srr +π

= )257(7722

= 704 cm2

Jadi luas permukaan kerucut adalah 704 cm2

B. Kerangka Berfikir

Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil

tindakan. Tindakan dalam hal ini adalah mengekspresikan sesuatu

keterampilan yang berupa kreativitas. Sikap yang terjadi pada siswa adalah

merupakan penilaian terhadap pada guru, mata pelajaran maupun kondisi

belajar, sikap yang terjadi pada mata pelajaran ini dapat mengevaluasi untuk

menguangkan ide, ataupun kekritisan dalam bentuk sikap ilmiah. Sikap ilmiah

dalam belajar ini dapat mempengaruhi siswa ataupun sebaliknya.

Jadi sikap ilmiah yang dimiliki oleh siswa akan berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa dalam belajar matematika, baik berupa positif maupun

berupa negatif.

Minat Curiosity Luwes Kritis

Sikap Ilmiah siswa

Hasil Belajar Siswa

Page 42: SKRIPSI UNNES 22

32

C. Hipotesis

Dari kerangka berfikir diatas dapat dibuat hipotesis penelitian yaitu, “Ada

pengaruh sikap Ilmiah siswa terhadap hasil belajar pada materi bangun

ruang siswa SMP Negeri 16 Semarang Kelas VIII”

Page 43: SKRIPSI UNNES 22

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII di SMP Negeri 16

Semarang, sebanyak 252 orang siswa, yang terbagi menjadi 6 kelas,

dengan perincian sebagai berikut:

Kelas A sebanyak 42 siswa

Kelas B sebanyak 42 siswa

Kelas C sebanyak 42 siswa

Kelas D sebanyak 42 siswa

Kelas E sebanyak 42 siswa

Kelas F sebanyak 42 siswa

2) Sampel

Sampel diambil dari populasi dengan teknik random sampling,

dengan mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel bukan siswa

secara individual melainkan siswa yang terhimpun dalam kelas. Hal ini

dilakukan karena di dalam SMP Negeri 16 Semarang tidak mengenal

kelas unggulan atau favorit, maka setiap unit populasi berpeluang sama

untuk dipilih. Data diasumsikan homogen. Asumsi ini didasarkan pada

ciri relatif sama yang dimiliki populasi antara lain:

Page 44: SKRIPSI UNNES 22

34

a. Siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang

sama.

b.Mendapatkan waktu pembelajaran yang sama.

c. Guru yang mengajarnya pun sama.

Peneliti mengambil sampel untuk kelas ujicoba satu kelas,

sebanyak 42 siswa, yaitu kelas F. Untuk kelas eksperimen peneliti

menggunakan satu kelas yaitu kelas D, dengan banyaknya siswa 42

siswa.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep yang memiliki nilai ganda atau dengan

perkataan lain suatu faktor yang diukur akan menghasilkan skor yang

bervariasi. Adapun jenis variabel dilihat peranannya adalah variabel bebas

dan variabel terikat.( Riyanto, Yatim, 1996: 9-11)

Dalam hal ini variabel bebas (X) adalah sikap ilmiah siswa SMP kelas

VIII, sedangkan variabel terikat (Y) adalah Hasil belajar SMP kelas VIII

pada mata pelajaran matematika materi bangun ruang.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam hal ini ada beberapa metode yang digunakan peneliti guna

memperoleh data antara lain :

1) Sikap ilmiah

Untuk memperoleh data mengenai sikap ilmiah siswa peneliti

mengambil data melalui observasi dan angket. Peneliti

menggunakan dua cara tersebut agar kelemahan antara angket dan

Page 45: SKRIPSI UNNES 22

35

observasi saling menutupi, untuk memperoleh data yang lebih baik.

Pengukurannya menggunakan skala rating dalam bentuk kuantitas .

Adapun lembar angket dan lembar observasi dapat dilihat di

lampiran 4 halaman 62 untuk angket, dan lampiran 5 halaman 68

untuk lembar observasi.

2) Hasil belajar

Hasil belajar matematika tentang materi bangun ruang yang

diukur dengan menggunakan tes. Adapun lembar soal tesnya

terdapat pada lampiran 3 halaman 60

D. Metode Penyusunan Perangkat Penelitian

Ada beberapa penyusunan instrumen yang baik :

a. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, penentuan variabel.

b. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala.

c. Penyuntingan, melengkapi dengan pedoman mengerjakan, surat

pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang perlu.

d. Uji Coba

e. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban,

peninjauan saran-saran.

f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik

dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu

ujicoba.

E. Penskoran Instrumen Untuk Pengambilan Data

1. Penskoran Angket dan Lembar Observasi

Page 46: SKRIPSI UNNES 22

36

Dalam penskoran angket dan observasi peneliti menggunakan

interval 1-5. Khusus untuk angket didalam penskorannya antara positif

dan negatif berbeda, untuk aturan yang positif penskoran

multiplecoicenya adalah : a (1 ), b(2), c(3), d(4), e(5), sedangkan untuk

aturan yang negatif penskoran multiplecoicenya adalah : a (5 ), b(4),

c(3), d(2), e(1).

Lembar observasi didalam penskorannya berbeda dengan angket,

sesuai dengan item penilaiannya. Untuk item penilaian a (5), b (4), c (3),

d (2), e (1).

Skor sikap ilmiah siswa dapat diperoleh dengan jumlah skor

angket ditambah dengan skor angket dibagi dua.

2. Penskoran hasil belajar

Dalam mencari data hasil belajar peneliti menggunakan tes.

Penskoran yang digunakan didalam tes adalah untuk jawaban yang salah

maka akan mendapat skor 0, sedangkan jawaban yang benar mendapat

skor 1, dan dalam pengolahan nilai yang diperoleh siswa dari tes hasil

belajar matematika materi tentang bangun ruang, dapat diperoleh dengan

:

23

xbN =

Keterangan :

b : jumlah jawaban betul.

Untuk hasil belajar siswa ini nilai tertinggi siswa menunjukan nilai 10

dan nilai terendah 0.

Page 47: SKRIPSI UNNES 22

37

F. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

1. Reliabilitas

Sebelum mengadakan penelitian peneliti terlebih dahulu

mengadakan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui reliabilitas dan

validitas soal.

Untuk mengukur reliabilitas angket dan observasi menurut

Arikunto (1996 :180-196) yang menggunakan skala rating, dalam

pengujiannya menggunakan rumus alpha.

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛ −⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

−= ∑

2

22

11 1 STSST

nnr i

Sedangkan untuk tes yang digunakan adalah rumus KR-20,

karena dalam tes ini skornya berupa dikotomi (0-1).

))(1

(11 2

2

STpqST

nnr

∑−−

=

Menurut Triton (2006) kreteria yang dipakai dalam menentukan

ada tidaknya reliabel pada soal dapat dianalisis dengan cara

mengkonsultasikan r11 (r hitung) nilai alpha. Dengan ketentuan tingkat

Reliabiltas nilai Alpha adalah :

ReliabelSangat : 1,00 r 0,80Reliabel : 0,80r0,60

Reliabel Cukup : 0,60 r 0,40ReliabelAgak : 0,40 r 0,20

Reliabel Kurang : 0,20 r 0,00

≤<≤<≤<≤<≤≤

2. Validitas Butir

Page 48: SKRIPSI UNNES 22

38

Arikunto (2003 :158-174), dalam perhitungan untuk

menentukan validitas butir menggunakan dengan rumus product

moment.

2222 )(}{)({))((

YYNXXNYXXYNrXY

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

dengan kreteria yang dipakai untuk mengetahui validitas adalah:

tabelxy rr > , maka akan valid

3. Taraf Kesukaran

Dalam menguji coba selain untuk mengetahui reliabilitas dan

validitas instrumen, khusus untuk tes dilakukan analisis soal terlebih

dahulu untuk mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda.

Menurut Arikunto (2002 : 210), taraf kesukaran ini digunakan

untuk mengetahui apakah soal tersebut terlalu mudah ataupun sukar ,

dengan rumus:

JSBP =

Keterangan :

P = Indeks kesukaran.

B = Banyakanya siswa yang menjawab dengan betul.

JS = Jumlah seluruh Siswa peserta tes.

Dengan ketentuan indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai

berikut :

Soal dengan 3,00,0 ≤≤ P adalah Sukar

Page 49: SKRIPSI UNNES 22

39

Soal dengan 7,03,0 ≤< P adalah Sedang.

Soal dengan 17,0 ≤< P adalah Mudah

4. Daya Beda

Daya beda menurut Arikunto (2002 :218), untuk mengetahui

apakah siswa tersebut pandai ataupun tidak. Cara menentukan daya

pembeda ini terlebih dahulu membagi kelompok kecil dan kelompok

kurang. kemudian ditentukan dengan rumus :

B

B

A

A

JB

JBD −=

Keterangan :

D = Indeks Daya Pembeda.

JA = Banyaknya peserta kelompok atas.

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar.

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar.

Klasifikasi daya pembedanya adalah :

SekaliBaikDBaikDCukupDJelekD

:00,170,0:70,040,0:40,020,0:20,000,0

≤<≤<≤<≤≤

I. Hasil uji coba tes

Dari tes yang di ujicobakan dengan 20 soal, diperoleh:

a) Daya Pembeda .

Page 50: SKRIPSI UNNES 22

40

Dari daya beda diperoleh soal yang mempunyai

kualitas jelek adalah no 3, 5, 10, 14, 16, 18,

sedangkan yang mempunyai kualitas baik adalah 1, 2,

4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 17, 19, dan 20.

b) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran ini diperoleh soal yang

mudah no 1, 2, 9, 15, soal yang mempunyai

tingkatan sedang adalah no 3, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 13,

17, 19, dan 20, sedangkan yang tingkatan sukar

adalah 3, 5, 10, 14, 16, dan 18.

c) Reliabilitas

Reliabilitas yang diperoleh 0,8 yang

dibandingkan dengan r tabel product moment 0,308,

dimana 0,8 > 0,308 jadi soal ini reliabel.

d) Validitas

Dalam perhitungan validitas ini diperoleh

bahwa soal yang tidak valid adalah 3, 5, 10, 14, 16,

18, sedang yang valid adalah 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12,

13, 15, 17, 19, dan 20.

Jadi dapat diperoleh kesimpulan soal yang tidak dipakai

adalah 3, 5, 10, 16, 18, dan yang dipakai 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12,

13, 15, 17, 19, dan 20, dan untuk no 14 direvisi dan soalnya untuk

digunakan dalam penelitian.

Page 51: SKRIPSI UNNES 22

41

Instrument tes yang dipakai pada penelitian terdapat pada

lampiran 7 halaman 75

II. Hasil uji coba angket.

Angket yang diujikan ada 30 soal, dari angket ini koefisien

reliabilitasnya 0,9336 dan dibandingkan dengan r tabel adalah 0,308,

maka reliabel sedangakan untuk yang tidak valid hanya ada 1 yaitu no

26. dan yang lain valid. Jadi yang terpakai hanya no 26. Perhitungan

hasil uji coba angket halaman 73-74. Keterangan Angket terdapat pada

lampiran 7 halaman 75.

G. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji

Normalitas. Uji Normalitas ini dilakukan agar pengujian hipotesis dan

pembuatan selang kepercayaan dapat dilakukan.

Untuk Normalitas peneliti menggunakan chi-kuadrat, dengan

rumus sebagai berikut:

∑=

−=

k

i i

ii

EEO

1

22 )(

χ

Untuk keterangan :

Page 52: SKRIPSI UNNES 22

42

2χ = harga Chi-kuadrat

iO = Frekuensi hasil pengamatan

iE = Frekuensi yang diharapkan.

Perhitungan ini dikonsultasikan dengan tabel2 χ , jika

harga tabelhitung 22 χχ ≤ dengan taraf signifikansi 5% berarti berasal dari

populasi yang berdistribusi normal. (Sudjana 1992 : 273).

2. Analisis Regresi.

Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X)., maka untuk mengetahui

adakah pengaruh antara sikap ilmiah terhadap hasil belajar, didalam hal

ini peneliti menggunakan regresi linier sederhana. Pengolahan data di

atas menggunakan program SPSS.

Menurut Sudjana (1996 : 312), model persamaan regresi linier

sederhana adalah :

bXaY +=ˆ

Keterangan :

Y = Hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

X = Sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

Menurut R.K. Sembiring (1989: 40-51), dari model persamaan

regresinya dapat diperoleh dengan :

( )( )

( )nx

x

nxy

xyb

ii

iiii

22 ∑−∑

∑∑−∑

= , dan

Page 53: SKRIPSI UNNES 22

43

nx

bny

a ii ∑−

∑=

a. Uji Korelasi

Uji korelasi ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua

variabel ( sikap ilmiah dengan hasil belajar) ada hubungan atau

tidak..

Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

Ha : Ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

Menurut Sudjana (1996:379-380), untuk mengetahui apakah antara

dua variabel ada hubungan yang independen atau tidak, maka

diperlukan pengujian independen, dan hipotesis yang harus diuji

adalah:

0:0:

1 ≠≡

ρρ

HHo

Taraf kepercayaan yang dipakai adalah %5=α .

Untuk pengujian diatas, jika sampel acak berdistribusi normal

bervariabel dua itu berkuran n dan memiliki koefisien korelasi r,

maka mengunakan statistik t.

Page 54: SKRIPSI UNNES 22

44

Untuk kreteria yang dipakai, hipotesis akan diterima jika

)211()

211( αα −−

<<− ttt , dimana distribusi t mempunyai dk = (n – 2).

Atau menurut Sudjana (1996 :368-369), garis linier yang terbaik

untuk sekumpulan data berbentuk linier, derajat hubungannya akan

dinyatakan dengan r dan sering disebut koefisien korelasi. Dengan

rumus r adalah:

2222 )(}{)({))((

YYNXXNYXXYNrXY

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Dan rumus t adalah:

211

rnrt−

−=

b. Uji Keberartian koefisien regresi

Ho : Koefisien regresi tidak berarti

H1 : Koefisien regresi berarti

Dengan pengambilan kepercayaan adalah 5 %

Menurut Sudjana (2003 :18) dalam penelitian ingin mengetahui

apakah koefisien regresi berarti ataukah tidak, maka pengujiannya

menggunakan statistik F yang dibentuk oleh perbandingan dua KT.

Dalam pengujiannya kreteria yang dipakai untuk menolak

hipotesis adalah )2,1)(1( −−≥ nhit FF α .

Page 55: SKRIPSI UNNES 22

45

Untuk perhitungan statistik 2

2

sis

reghit S

SF = , dan selanjutnya dengan

distribusi F beserta tabelnya dengan dk pembilang satu dan

penyebut (n – 2).

c. Uji kelinieran model regresi

Menurut Sudjana (2003 : 18) uji kelinieran regresi ini

dilakukan untuk mengetahui apakah model linier yang dipakai cocok

ataukah tidak Dalam hal ini hipotesis yang dipakai adalah:

Ho : Koefisien regresi tidak linier

H1 : Koefisien regresi linier.

Untuk tingkat kepercayaan yang dipakai adalah 5%.

Pengujian ini membandingkan pula dua KT dengan statistik

yang dipakai adalah staistik F.

Untuk kreterianya adalah tolak hipotesis model regresi linier

jika ),2)(1( knkhit FF −−−≥ α .

Perhitungan statististiknya adalah 2

2

G

TChit S

SF = , yang selanjutnya

digunakan distribusi F beserta tabelnya dengan dk

pembilangnya adalah (k-2) dan dk penyebutnya adalah ( n-k ).

Page 56: SKRIPSI UNNES 22

46

Dengan tabel analisis varian adalah

Sumber

Variasi

JK (Jumlah

Kuadrat)

Dk (derajat

kebebasan)

KT F hitung

Total 2

iY∑ N 2iY∑ -

Regresi(a)

Regresi(b/a)

Residu

( )nYi

2∑

)/( abJKJKreg =

( )2YYJK ires −=

( )nYi

2∑

)/(2 abJKS reg =

( )2

ˆ 22

−−∑

=n

YYS i

res

1

1

n-2

2

2

res

reg

SS

Tuna cocok

kekeliruan

JK(TC)

JK(E)

( )2

2

−=

kTCJKSTC

( )knEJKSe −

=2

k-2

n-k 2

2

e

TC

SS

Tingkat kepercayaan yang dipakai dalam pengujian regresi ini

peneliti menggunakan %5=α .

Untuk pengolahannya peneliti menggunakan SPSS 10. Menurut Triton

( 2005:117-132) dalam pengolahan yang menggunakan SPSS dilakukan

dengan langkah sebagai berikut:

(1.) Ketik data dalam data editor SPSS

(2.) Untuk menlakukan analisis klik Analyze

(3.) Klik Regression

(4.) Klik Linier

Page 57: SKRIPSI UNNES 22

47

(5.) Pindahkan variabel yang akan dianalisis, seperti variabel Y untuk

Dependent dalam hal ini adalah hasil belajar, dan variabel X

untuk Independent adalah sikap ilmiah siswa.

(6.) Untuk Case Label diabaikan, karena tidak variabel diluar hasil

belajar dan sikap ilmiah.

(7.) Method atau cara memasukkan seleksi variabel. Untuk

keseragaman, pilih dfault yang ada, Enter, yaitu prosedur

pemilihan variabel yang mana semua variabel dalam blok

dimasukkan dalam perhitungan.

(8.) Option, pada Stepping Method Creteria gunakan uji F yang

mengambil standar probabilitas 5 % yang terdapat pada kotak entry

.05, Include Constant In equation tetap dipilih. Missing Values

gunakan Exclude cases listwise. Lalu klik continue.

(9.) Klik Statistic, klik Descriptive serta aktifkan Model Fit. Residual

klik pada Casewise diagnostics dan selanjutnya pilih all cases.

Kemudian klik Continue

(10.) Klik OK.

Untuk keterangan hasil dari pengolahan SPSS adalah:

Persamaan regresi yang diperoleh bXaY +=ˆ , didalam SPSS terdapat

dalam tabel coefficient, kolom B.

1. Uji Korelasi

Hipotesisnya:

Page 58: SKRIPSI UNNES 22

48

Ho : Tidak ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

Ha : Ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

Uji korelasi ini menggunakan Korelasi Pearson dengan ketentuan

kreterianya adalah :

Perhitungan signifikansi > 0,05. Maka Ho diterima

2. Uji Keberartian Regresi

Hipotesis:

Ho : Koefisien regresi tidak berarti

H1 : Koefisien regresi berarti

Uji keberartian dalam output terdapat pada tabel coefficient, untuk

pengujian kreterianya membandingkan thitung dengan ttabel, serta

membandinkan signifikansi dengan 0,05. Dengan ketentuan :

ditolak Ho maka ,tabelhitung tt >

atau

berdasarkan probabilitas menurut Triton (2005: 131) :

Jika probabilitas/ signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak.

3. Uji Kelinieran

Hipotesis :

Ho : Koefisien regresi tidak linier

H1 : Koefisien regresi linier.

Page 59: SKRIPSI UNNES 22

49

Untuk uji kelinieran terdapat pada tabel Anova dengan

membandingkan F hitung dan Ftabel, serta membandingkan probabilitas

signifikansi dengan signifikansi α yang diambil dan dalam hal ini adalah

0,05. Untuk ketentuan statistiknya adalah

0,05 siSignifikanatau , <> tabelhitung FF

Maka Ho ditolak.

Page 60: SKRIPSI UNNES 22

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan uji persyaratan analisis dengan menguji normalitas.

Uji yang dipakai peneliti dengan rumus chi square menggunakan SPSS, dari

perhitungan uji normalitas dengan jumlah sampel sebanyak 42 siswa, dengan

hipotesis yang digunakan adalah

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi Normal.

H1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.

Dengan taraf kepercayaan 5 %, diuji dengan menggunakan perbandingan

statistik 22 dengan tabelhitung χχ . Dari perhitungan melalui SPSS diperoleh

bahwa 10,476 2 =hitungχ dan 41,3372 =tabelχ . Berdasarkan kreteria jika

22tabelhitung χχ < , maka Ho diterima, dikarenakan dari perhitungan dengan

menggunakan SPSS diperoleh bahwa 22tabelhitung χχ < maka Ho diterima, jadi

dapat diperoleh kesimpulan bahwa data berasal dari distribusi normal, hal

tersebut juga ditunjukkan dalam signifikansinya yang menunjukkan 0,999,

yang mana lebih dari 0,05. Untuk perhitungan lebih lanjut dapat dilihat dalam

lampiran 1 halaman 53.

Setelah data diuji normalitas, maka akan di analisis menggunakan regresi

linier sederhana, dalam mengalisis data adakah pengaruh sikap ilmah siswa

Page 61: SKRIPSI UNNES 22

51

terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran matematika materi

bangun ruang SMP Negeri 16 Semarang.

a. Regresi linier sederhana

Variabel X merupakan variabel bebas dan variabel Y merupakan

variabel terikat. Variabel-variabelnya sebagai berikut:

X: Sikap ilmiah siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang

Y: Hasil Belajar Siswa kelas VIII SMP 16 Semarang

Besarnya koefisien a = 0,138, dan koefisien b = 0,109, sehingga dari

persamaan Y = a + bX, diperoleh hasil persamaan sebagai berikut :

Y = 0,138 + 0,109X

Nilai X diperoleh dari rata-rata dari observasi dan angket.

b. Statistik Diskriptif

Didalam analisis regresi perhitungannya menggunakan SPSS,

dengan sampel sebanyak 42 siswa, diperoleh rata-rata skor sikap

ilmiah siswa 7,095 dengan simpangan baku untuk sikap ilmiah

siswa1,13888. Rata-rata hasil belajar adalah 64, sedangkan simpangan

baku hasil belajar adalah 6,63601.

Nilai R 0,633 dan R square = 0,401(diperoleh dari 0,633 x 0,633).R

square ini bisa bisa disebut sebagai koefisien determinasi, dalam hal

ini menunjukkan bahwa 40,1 % hasil belajar siswa dipengaruhi sikap

ilmiah, dan sisanya 59,9% dipengaruhi oleh sebab-sebab yang lain.

Page 62: SKRIPSI UNNES 22

52

Standar eror estimasinya 0.89223 lebih kecil dari standar deviasinya,

yaitu 1,13888. Karena standar eror estimasinya lebih kecil dari standar

deviasinya, maka model regresi layak digunakan

c. Uji Koefisien korelasi

Korelasi ini untuk menentukan apakah kedua variabel saling

berhubungan atau tidak, dengan hipotesis sebagai berikut:

Ho: Tidak ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar

siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

H1: Ada hubungan antara sikap ilmiah dengan hasil belajar siswa

kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

Taraf kepercayaan yang digunakan untuk mengetahui adakah

hubungan tersebut adalah 5 %, dimana dalam pengujian korelasinya

sambel sebanyak 42 siswa, dengan membandingkan statistik t, dari

koefisien korelasi r.

Kreteria yang dipakai adalah hipotesis akan diterima apabila

)211()

211( αα −−

<<− ttt , dimana distribusi t mempunyai dk = (n – 2).

Perhitungan korelasi antara sikap ilmiah dengan hasil belajar

diperoleh hasil koefisien korelasinya adalah 0,633-1,00. Hal ini

menunjukkan hubungan cukup kuat diantara sikap ilmiah siswa dan

hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang. Arah

hubungan yang diperoleh adalah positif ( tidak ada tanda negatif

pada angka 0,633) yang menunjukkan semakin besar sikap ilmiah

Page 63: SKRIPSI UNNES 22

53

yang dimiliki siswa semakin meningkat pula hasil belajar siswa yang

diperoleh. Demikian untuk sebaliknya.

Pengujian statistik yang menggunakan koefisien korelasi dalam

menentukan ada atau tidaknya hubungan antara sikap ilmiah dan

hasil belajar siswa untuk t hitungnya diperoleh 5,177 , sedangkan t

tabelnya 2,02. Disini terlihat jelas bahwa t tabel nilainya kurang dari

t hitungnya, begitu pula tingkat signifikansi koefisien korelasi

adalah 0,00 jauh dibawah taraf kepercayaan yaitu 0,05.

Dari perhitungan perbandingan statistik hitungnya dan tingkat

signifikansi koefisien korelasinya menunjukan bahwa Hipotesis

diterima , yang artinya ada hubungannya antara sikap ilmiah siswa

dengan hasil belajar kelas VIII SMP Negeri 16 Semarang.

d. Uji Keberartian Koefisien Regresi

Dari hasil perhitungan SPSS ini dapat di lihat koefisiennya

menyatakan bahwa nilai B konstanta 0,138 yang menyatakan bahwa

jika sikap ilmiah siswa diabaikan, maka rata-rata hasil belajar siswa

adalah 0,138.

Nilai B Sikap ilmiah siswa menunjukkan 0,109, dimana

menyatakan bahwa setiap skor sikap ilmiah siswa meningkat 1, maka

rata-rata hasil belajar siswa akan meningkat 0,109.

Untuk menguji keberatian koefisien regresi dalam perhitungan

SPSS menggunakan statistik t. Hipotesis pengujian sebagai berikut:

Ho : Koefisien regresi tidak berarti (signifikan)

Page 64: SKRIPSI UNNES 22

54

H1 : Koefisien regresi berarti ( signifikan).

Taraf pengambilan kepercayaan adalah 5%, dengan pengambilan

keputusannya membandingkan statistik t hitung dengan statistik t

tabel.

Dasar pengambilan keputusanya jika statistik t hitung < statistik t

tabel, maka Ho diterima, atau apabila Ho ditolak akan sebaliknya.

Berdasarkan probabilitasnya juga dapat diambil keputusan jika

signifikansinya > 0,05, maka Ho diterima.

Perhitungan koefisien konstanta, diperoleh t hitung 5,177. Pada

derajat kebebasan N-2 = 42 – 2 = 40, dengan tingkat signifikansi

kepercayaannya adalah 5%, sehingga diperoleh t tabelnya adalah 2,02.

Sedangkan berdasarkan probabilitasnya diperoleh bahwa perhitungan

signifikansinya adalah 0,000.

Oleh dikarenakan t hitung konstanta lebih dari t tabel, dan

probabilitasnya jauh dibawah 0,05, maka Ho diterima yang artinya

koefisien regresi signifikan untuk konstantanya.

e. Uji kelinieran model regresi

Melalui perhitungan dengan SPSS diperoleh hasil jumlah kuadrat

regresinya adalah 21,336, sedangkan Jumlah kuadrat sisanya adalah

31,843. Jumlah kuadrat regresinya 21,336, dan jumlah kuadrat sisanya

31,843, sehingga jumlah kuadrat totalnya adalah 53,179, Rataan

kuadrat regresinya adalah 21,336, dan rataan kuadrat residunya adalah

0,796.

Page 65: SKRIPSI UNNES 22

55

Berdasarkan perhitungan maka langkah selanjutnya adalah

melakukan uji nyata tidaknya model regresi linier dengan mengambil

hipotesis :

Ho : Sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar tidak ada hubungan

secara linier

H1 : Sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar ada hubungan secara

linier.

Dalam perhitungan ini untuk mencari uji kelinieran regresi

menggunakan tingkat kepercayaan 5%, dengan menggunakan statistik

F.

Kreteria penolakan, )2.1)(1( −−> nhit FF α , atau jika menggunakan

probalitasnya jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.

Pada Anova akan diperoleh F hitungnya 796,0336,21 sejumlah 26,801,

dan F tabelnya 4,08. Atau pada probabilitasnya dengan tingkat

signifikansinya 0,00.

Dari perhitungan ini terlihat bahwa F hitung nilainya lebih dari F

tabel (26.801 > 4,08), serta signifikansi dibawah 0,05 ( 0,00 < 0,05),

maka Hipotesis ditolak, yang artinya terdapat hubungan secara linier

antara sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar.

f. Kesimpulan

Penelitian yang mempunyai hipotesis adakah pengaruh antara sikap

ilmiah siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16

Page 66: SKRIPSI UNNES 22

56

Semarang”. Setelah diadakan beberapa pengujian yang menggunakan

regresi linier sederhana, dengan hasil sebagai berikut:

1. Pengujian Keberartian koefisien regresi

Hasil dari uji keberartian regresi menunjukkan regresi

signifikan ( berarti)

2. Pengujian Koefisien korelasi.

Hasil dari uji koefisien korelasi ini menyatakan ada hubungan

antara sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar.

3. Pengujian kelinieran regresi

Hasil dari uji kelinieran ini menunjukkan bahwa regresinya

dapat dipakai untuk meprediksi sikap ilmiah siswa terhadap hasil

belajar, yang artinya regresinya adalah linier.

Maka dari ketiga hasil tersebut dapat diperoleh kesimpulan

bahwa sikap ilmiah siswa berpengaruh terhadap hasil belajar pada

siswa kelas VIII, dengan taraf kepercayaan 95 %.

Untuk perhitungan regresi dengan SPSS terdapat pada lampiran 12

halaman 90.

B. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui adakah pengaruh

sikap ilmiah siswa terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 16

Semarang yang telah diuji keberartian, model regresinya dan korelasinya

menunjukkan bahwa ada hubungan sikap ilmiah siswa dengan hasil belajar

dari siswa kelas VIII. Hubungan yang terjadi antara sikap ilmiah dengan hasil

Page 67: SKRIPSI UNNES 22

57

belajar ini menunjukkan hubungan yang cukup kuat dengan saling

mempengaruhi, dimana sikap ilmiah siswa mempengaruhi hasil belajar siswa,

ataupun sebaliknya. Jadi semakin tinggi sikap ilmiah siswa semakin

meningkat pula hasil belajar siswa, begitu pula sebaliknya semakin rendah

sikap ilmiah yang terdapat pada diri siswa hasil belajar siswa semakin

menurun pula. Besarnya pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar dapat

dilihat dari koefisien korelasinya dan R2 sebesar 40% sikap ilmiah

mempengaruhi hasil belajar, sedang 60% lainnya adalah komponen

pendukung lainnya, khususnya dalam pelajaran matematika. Hal tersebut

dapat terjadi, dikarenakan sikap ilmiah yang terdapat pada diri siswa

merupakan sikap yang tidak dipaksakan seseorang untuk bertindak dalam

mempelajari sesuatu melainkan muncul dari diri siswa itu sendiri, sehingga

mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar yaitu hasil yang tinggi dan

maksimal.

Sikap ilmiah yang dimiliki siswa akan memungkinkan kondisi siswa dalam

menyikapi berbagai macam ilmu, khususnya dalam belajar matematika,

karena membentuk pandangan siswa dalam belajar matematika harus dapat

dipelajari dan dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam

pelajaran matematika, sikap ilmiah ini tercermin dengan keingintahuan siswa

untuk mengetahui darimana suatu rumus itu diperoleh, dan bagaimana rumus

tersebut dapat diterapkan. Selain keingintahuan siswa mempelajari sesuatu,

sikap ilmiah siswa juga tercermin dari tindakan kejujuran siswa dalam dalam

belajar. Misalnya dalam mengerjakan suatu soal siswa selalu berusaha

Page 68: SKRIPSI UNNES 22

58

menyelesaikan sendiri, tanpa harus menyontek pekerjaan milik temannya.

Kekritisan siswa dalam mempelajari sesuatu, juga merupakan bagian sikap

ilmiah siswa. Siswa dalam hal ini akan berusaha mengevaluasi pekerjaan.

Siswa juga berusaha untuk mengkritisi jawaban yang dikerjakannya maupun

yang dikerjakan temannya.

Sikap ilmiah siswa yang berasal dari keingintahuan siswa, kejujuran siswa,

serta sikap kekritisan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran, khususnya

pelajaran matematika menjadikan siswa dalam belajar matematika akan

bersungguh-sungguh tanpa ada paksaan dari pihak lain. Sikap ilimiah siswa

inilah siswa akan menyenangi pelajaran, sehingga hasil belajar yang diperoleh

siswa akan baik.

Jadi dalam hal ini belajar matematika guru tidak boleh memaksakan

kehendaknya kepada siswa, tetapi guru membantu siswa untuk menemukan

sikap ilmiah yang terdapat dalam diri siswa, serta mengembangkan sikap

ilmiah yang dimiliki oleh siswa. Dengan demikian siswa akan leluasa belajar

khususnya belajar matematika.

SMP Negeri 16 dalam belajar matematika guru selalu memberikan

kepercayaan kepada siswa untuk mengembangkan idenya dalam menemukan

sebuah rumus, guru juga mengajak siswa untuk selalu bersikap jujur kepada

siswa dalam mengerjakan ulangan ataupun ujian, serta mengajarkan siswa

untuk selalu mengevaluasi hasil pekerjaannya. Dengan demikian siswa selalu

diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ilmiahnya. Hal tersebut

Page 69: SKRIPSI UNNES 22

59

sangat mempengaruhi hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal khususnya

materi bangun ruang yang cukup signifikan.

Jadi semakin tinggi sikap ilmiah siswa dalam belajar matematika, maka

hasil belajar matematika semakin baik pula. Sebaliknya semakin rendah sikap

ilmiah siswa dalam belajar, maka hasil belajar siswa semakin menurun.

Page 70: SKRIPSI UNNES 22

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah ada pengaruh yang

positif sikap ilmiah terhadap hasil belajar dalam materi bangun ruang pada

siswa SMP Negeri 16 Semarang kelas VIII.

B. Saran-saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang ada diajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Guru memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan sikap

ilmiah siswa dalam belajar, agar dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Guru dapat menerapkan model pembelajaran yang lebih baik, agar

siswa luwes dalam menghadapi pelajaran, khususnya matematika.

3. Dalam belajar matematika siswa harus berusaha lebih

mengembangkan sikap ilmiah yang dimilikinya sehingga hasil

belajar yang diperoleh siswa lebih baik.

Page 71: SKRIPSI UNNES 22

61

DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2005.Psikologi Pendidikan. Semarang : UPT MKK UNNES. Anom, 1989. Psikologi belajar. Semarang : IKIP Semarang Press. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian. Jakarta : RINEKA CIPTA -----------------------.2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara. Cholik, Sugiyono. 2004. Matematika Kelas VIII. Jakarta : Erlangga. Dimyati, Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mudzakar, Ahmad dan Joko Sutrisno. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Pustaka Setia. Natawidjaja, Rochman. 1979. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Arief Jaya. Riyanto, Yatim. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC Santoso, Singgih. 2002. SPSS Versi 10. Jakarta: Gramedia. Sembiring,RK. 1989. Analisis Regresi. Bandung: ITB. Singarimbun, Masri dan Sofien Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES. Soejati, Zanzawi. 1996. Metode Statistika. Jakarta : UT. Subagyo, Pangestu. 1986. Forecasting Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : BPFE. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung : TARSITO. ---------. 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti. Bandung

: TARSITO. Supranto, J.1997. Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta Suyitno, Amin. 1997. Pengukuran Skala Sikap Seseorang Terhadap Mata

Pelajaran Matematika. Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

Page 72: SKRIPSI UNNES 22

62

-----------------.2004. Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajran Matematika 1. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES

Tampomas, Husein. Matematika SMP kelas 3 . Jakarta : Yudistira -----------------.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Triton, PB. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta :

Andi Yogyakarta Yul, Iskandar. 2004. Tes, Bakat, Minat, Sikap dan Personality MMPI-DG, Jakarta

: Yayasan Darma Graha. www.digmenum.co.id www.kompas.com www.depdiknas.go.id/jurnal/27/Sikap_ilmiah_sebagai wahana_peng.htm www.depdiknas.go.id/jurnal/32/pemberdayaan_mata_pembelajaran_ipa.htm

Page 73: SKRIPSI UNNES 22

63

Lampiran 1

NPar Tess

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

42 42 4276.50 76.14 75.903.678 3.167 3.214

.197 .161 .158

.197 .161 .158-.111 -.095 -.0881.276 1.042 1.027

.077 .227 .242

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

D E F

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

NPar Tess

Friedman Tes

Ranks

2.002.141.86

DEF

Mean Rank

Test Statisticsa

421.895

2.388

NChi-SquaredfAsymp. Sig.

Friedman Testa.

Page 74: SKRIPSI UNNES 22

64

lampiran 3