Social Capital & Networking

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Modal sosial sebagai salah satu sumber nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat

Citation preview

Nama: Dwi LestariNIM: 21040112130083Kelas: AModal Sosial dan Jejaring(Social Capital and Networking)

Modal sosial dapat didefinisikan sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja sama guna mencapai tujuan bersama. Modal sosial yang tercipta dalam masyarakat terbentuk secara alami seiring dengan kehidupan yang dijalani masyarakat tersebut. Penguatan modal sosial tidak hanya dilakukan sebatas pada pengembangan jaringan/hubungan yang bersifat fisik semata, namun juga termasuk di dalamnya pengembangan hal-hal yang bersifat non fisik. Dalam kehidupan sosial bermaysarakat, dapat ditemukan berbagai contoh modal sosial di antaranya yaitu gotong royong dan komunitas masyarakat.

Gambar 1.Kegiatan Gotong RoyongMasyarakatSalah satu contoh modal sosial yaitu kegiatan gotong royong dalam masyarakat. Gotong royong merupakan salah satu kegiatan yang sampai saat ini masih dilakukan baik masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Namun hanya sebagain kecil saja dari masyarakat perkotaan yang masih rutin untuk melakukan kegiatan gotong royong. Hal ini dikarenakan masyarakat perkotaan cenderung disibukkan dengan kegiatannya dan bersifat individual. Gotong royong menjadi sarana masyarakat untuk berinteraksi satu sama lain. Melalui kegiatan gotong royong, masyarakat diajarkan nilai-nilai kesetaraan, keadilan dan kebersamaan serta toleransi.Di dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat Dusun Sitalang melakukan interaksi antar sesama maupun masyarakat lain di luar wilayah tersebut. Mereka sadar bahwa, sebagai makhluk sosial mereka tidak dapat hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Sebagian besar masyarakat Dusun Sitalang merupakan warga pendatang dari daerah lain dengan kata lain bukan warga asli dusun tersebut. Heterogenitas masyarakat di Dusun Sitalang sangat terlihat, hal ini ditunjukkan dengan asal daerah, suku, agama, pekerjaaan yang beragam dari masyarakat Dusun Sitalang tersebut. Namun heterogenitas tersebut tidak menjadi kendala ataupun hambatan masyarakat untuk saling berinteraksi antar sesama dan membangun hubungan yang lebih harmonis. Di dalam masyarakat tercipta rasa kepercayaan yang tumbuh di dalam setiap diri anggota masyarakat. Melalui kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong tersebut dapat membentuk solidaritas sosial dalam masyarakat yang lebih erat. Berkembangnya modal sosial di tengah masyarakat Dusun Sitalang menciptakan situasi masyarakat yang aman, toleran, simpati serta empati terhadap sesama, baik dalam kelompok masyarakat maupun di luar kelompoknya sehingga tercipta hubungan yang harmonis di dalamnya.Hubungan sosial dalam masyarakat tidak hanya terbatas pada kelompok masyarakat Dusun Sitalang saja, namun juga terjadi di luar kelompok masyarakat (komunitas) salah satunya pada komunitas di luar masyarakat Dusun Sitalang. Hubungan sosial tersebut dibina guna membentuk jaringan sosial yang tidak hanya berbatas pada batas administrasi saja, namun membangun jaringan sosial yang bersifat lebih luas. Hubungan sosial yang dibina mampu meningkatkan rasa kecintaan dan kebersamaan sesama anggota masyarakat. Hubungan kekeluargaan dan kekerabatan yang terjalin di masyarakat secara erat juga dapat menjadi kontrol sosial yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan kegiatan masyarakat. Masalah atau persoalan yang menyangkut kemasyarakatan yang muncul akan dihadapi secara bersama-sama dan bermusyawarah.Modal sosial dalam masyarakat Dusun Sitalang juga ditunjukkan melalui partisipasi masyarakat dalam mendukung program-program pemerintah. Contohnya ketika ada program perbaikan jalan, masyarakat Dusun Sitalang sangat mendukung dan secara gotong royong turut membantu pekerjaan perbaikan jalan. Apabila antara masyarakat dan pemerintah tidak tercipta interkasi, maka pelaksanaan/implementasi perencanaan yang telah disusun akan terhambat. Komunikasi yang baik hendaknya terjalin antara masyarakat dan pemerintah, karena pada dasarnya perencanaan akan melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat (komunitas). Pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama guna menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, harmonis dan sejahtera.Selain dari kegiatan gotong royong, modal sosial juga dapat ditemukan pada kegiatan sosial lainnya yang bersifat lebih luas di luar kelompok masyarakat, salah satunya pada komunitas tertentu seperti komunitas sepeda ontel. Berbeda dengan kegiatan gotong royong yang bersifat sukarela, komunitas tersebut memiliki susunan organisasi seperti halnya institusi.

Gambar 2.Komunitas Sepeda OntelKomunitas dipandang sebagai sekumpulan orang dengan pemikiran yang sama sehingga tercipta pemikiran yang selaras yang dibentuk dalam suatu susunan organisasi yang lebih terstruktur. Kegiatan yang dilaksanakan dalam komunitas melatih untuk seseorang berinteraksi dengan orang lain dalam konteks masyarakat yang lebih luas. Komunitas tersebut dapat terjadi di luar lingkungan masyarakat sekitar. Saat ini banyak komunitas masyarakat yang telah terbentuk dan sangat beragam sesuai dengan tujuan dari komunitas tersebut. Salah satu komunitas yang akan dibahas yaitu komunitas sepeda ontel. Komunitas ini banyak ditemui di daerah Yogyakarta, di mana salah satu komunitas sepeda ontel di daerah Yogya ini adalah Komunitas Sepeda Ontel Podjok (Paguyuban Onthel Djokjakarta). Komunitas sepeda ontel tersebut bertujuan untuk membudayakan masyarakat untuk bersepeda sekaligus melestarikan sepeda tua nan antik tersebut. Komunitas ini mendasarkan pada rasa persaudaraan dan kekeluargaan antar sesama baik di dalam komunitas maupun dengan masyarakat luas. Komunitas sepeda ontel tersebut tidak hanya memiliki aktivitas yang terbatas pada kegiatan bersepeda saja. Sering kali komunitas tersebut bahkan komunitas-komunitas lainnya ikut terlibat dalam kegiatan kemasyarakat dan lingkungan, seperti gerakan penghijauan, kepedulian sosial, gerakan anti polusi, gerakan peduli lingkungan dan sebagainya. Di dalam komunitas tersebut, seluruh aspirasi dikumpul dan diakomodasikan sebagai modal pengembangan komunitas. Dilihat dari perspektif modal sosial, melalui kegiatan-kegiatan dalam komunitas ini sangat berpotensi untuk menciptakan keeratan persaudaraan dan kekerabatan baik antar anggota maupun terhadap lingkungan. Keinginan yang kuat dari anggota komunitas untuk turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan kemasyarakatan menjadi salah satu bentuk kontribusi anggota komunitas dalam membangun komunikasi dalam kelompok/komunitas. Pada komunitas sepeda terdapat peranan modal sosial dalam membentuk jaringan sosial. Di dalam komunitas tersebut juga terdapat norma yang memuat peraturan-peraturan yang dijadikan pedoman dalam bertingkah laku anggota komunitas.Terbentuknya modal sosial dalam masyarakat tidak terlepas dari beberapa unsur, yaitu kepercayaan, jaringan serta institusi formal dan informal. (1) Kepercayaan. Kepercayaan merupakan hal yang sangat mutlak dalam suatu masyarakat. Setiap anggota memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap pimpinan mereka. Seperti pada Dusun Sitalang, masyarakat sangat percaya pada pemimpin mereka (dalam hal ini ketua RT/RTW, dan lurah). Rasa kebersamaan yang dimiliki antar anggota masyarakat pada akhirnya mampu menumbuhkan kepercayaan sesama anggota masyarakat dalam dusun tersebut. Kepercayaan yang tinggi dari masyarakat dapat menguatkan modal sosial guna mengatasi permasalahan-permasalahan sosial yang ada. Dikarenakan kepercayaan yang tinggi dalam masyarakat Dusun Sitalang, masyarakat hampir tidak pernah mengalami perselisihan.Namun kondisi, sebaliknya terjadi pada suatu daerah di sekitar Dusun Sitalang yang justru memiliki modal sosial yang lemah di mana masyarakat hampir tidak pernah bertemu dan berinterkasi satu sama lain. Daerah tersebut merupakan suatu kawasan perumahan, masyarakatnya disibukkan dengan kegiatan masing-masing individu sehingga komunikasi sosial di daerah tersebut tidak berjalan dengan baik. Pada kondisi saat ini, modal sosial dalam masyarakat Indonesia justru melemah, salah satunya ditunjukkan dengan lemahnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah. Kasus korupsi yang menimpa anggota wakil rakyat menjadi salah salah satu contoh yang menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah. (2) Jaringan. Interaksi yang terjadi antar anggota masyarakat mewujudkan suatu jaringan sosial sebagai penghubung suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya. Jaringan sosial tercipta karena adanya hubungan-hubungan antara individu dengan masyarakat maupun masyarakat dengan masyarakat lainnya. Hubungan sosial tersebut mencerminkan adanya kepercayaan, kerja sama dan koordinasi dalam masyarakat yang didasari ikatan sosial yang kuat antar sesama anggotanya. Jaringan sosial ini memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting dalam suatu hubungan masyarakat. Jaringan sosial memberikan keuntungan dan manfaat yang cukup besar untuk kelangsungan hidup bermasyarakat dalam rangka mewujudkan kemakmuran sosial dan tatanan kehidupan sosial yang harmonis. (3) Insitusi formal dan informal. Modal sosial juga dapat didefiniskan sebagai instutusi sosial yang melibatkan jaringan (networks), norma-norma dan kepercayaan yang mendorong pada terjadinya sebuah kolaborasi sosial. Di dalam institusi/organisasi memuat aturan atau norma-norma yang disepakati dan harus dipatuhi serta dilaksanakan oleh anggota organisasi tersebut. Modal sosial erat kaitannya dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Norma tersebut mengandung peraturan-peraturan yang bersifat mengikat, hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya perselisihan yang dapat berakibat pada konflik. Norma/aturan ini biasanya tidak tertulis, artinya norma tersebut dipahami sebagai pedoman dalam bertingkah laku dan konteks sosial termasuk di dalamnya mengandung sanksi-sanksi sosial bagi yang melanggar. Begitu pula dengan kegiatan gotong royong dan komunitas sepeda bersifat mengikat antar anggotanya sebagai satu kesatuan masyarakat, meskipun dalam kegiatan gotong royong masyarakat melakukannya secara sukarela. Kegiatan gotong royong yang rutin dilakukan setiap sebulan sekali menjadi norma yang secara alami berlaku dalam masyarakat. Anggota yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan sosial tersebut akan mendapat sanksi berupa teguran ataupun sindiran halus dari anggota lain. Antar anggota masyarakat tersebut saling berinteraksi hingga pada akhirnya membentuk suatu tatanan hidup bermasyarakat yang terjalin di dalamnya. Melihat masyarakat Indonesia yang bersifat heterogenitas, yang artinya antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya sangatlah berbeda. Tidak hanya antar kelompok masyarakat, di dalam suatu masyarakat atau komunitas tertentu memiliki perbedaan suku, agama, kepribadian yang sangat beragam. Melalui kegiatan gotong royong, antar anggota masyarakat dapat membentu hubungan satu sama lain sehingga tercipta jaringan sosial yang mampu memperat hubungan antar anggota masyarakat di dalamnya. Modal sosial merupakan hasil dari proses sosial yang terjadi dalam masyarakat. Manusia yang merupakan makhluk individu selanjutnya bersama individu-individu lain membentuk suatu kelompok masyarakat. Di dalam kelompok tersebut, tidak selamanya tercipta hubungan yang selalu sejalan. Banyak proses yang terjadi selama kelompok tersebut berjalan, termasuk di dalamnya kompetisi dan kerjasama. Kerja sama yang baik hendaknya harus dibangun sejak awal sebagai komitmen dalam masyarakat. Namun seiring perjalanannya, juga muncul kompetisi baik yang muncul di dalam kelompok masyarakat maupun dengan kelompok masyarakat luar lainnya. Kompetisi ini tidak dijadikan sebagai penghalang, tetapi dijadikan sebagai perjuangan menuju arah yang lebih baik. Di dalam masyarakat Dusun Sitalang tercipta kerja sama yang kuat antar sesama, hal ini ditunjukkan dengan sikap saling membantu dan saling mendukung satu sama lain. Kompetisi yang muncul di dalam masyarakat Dusun Sitalang tidak begitu terlihat, hal ini dikarenakan rasa solidaritas yang telah terbentuk sehingga masyarakat memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Rasa kepercayaan, kebersamaan dan toleransi yang tumbuh dalam masyarakat Dusun Sitalang membentuk modal sosial yang kuat dalam masyarakat tersebut. Dengan modal sosial tersebut, masyarakat akan mampu mengatasi berbagai permasalahan sosial yang ada. Selain itu dengan modal sosial tersebut masyarakat Dusun Sitalang mampu mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang harmonis.Modal sosial bersifat dinamis, bukan statis. Artinya bahwa seiring dengan berjalannya waktu akan terjadi perubahan-perubahan sosial dalam masyarakat yang berpengaruh pada modal sosial itu sendiri. Perubahan-perubahan sosial tersebut dapat disebabkan karena beberapa hal, di antaranya faktor lingkungan, teknologi dan sebagainya. Dilihat berdasarkan sifatnya, perubahan tersebut ada yang bersifat positif namun ada pula yang bersifat negatif. Perubahan yang bersifat negatif inilah yang perlu untuk diwaspadai. Sebagai contoh, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesatnya mampu mengubah seseorang atau sekelompok orang menjadi anti-sosial. Seseorang akan disibukkan dengan teknologi yang dimiliki, ia kemudian menjadi kurang peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Sebagai makhluk sosial, seseorang tidak dapat hidup sendiri dan pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Membangun koneksi dan inetraksi terhadap masyarakat luas sangat penting untuk dilakukan. Namun perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu untuk mengatasi perubahan sosial yang mengarah pada perubahan negatif, maka perlu adanya tindakan yang harus dilakukan baik sebagai upaya pencegahan maupun mengurangi perubahan negatif tersebut.Selain perubahan sosial, di dalam kelompok masyarakat juga rentan terjadi konflik sosial. Kurangnya rasa peduli dan tingkat kepercayaan sesama anggota masyarakat menyebabkan suatu kelompok masyarakat rentan terjadi konflik sosial. Suatu kelompok masyarakat yang sering mengalami konflik juga dapat menggambarkan lemahnya modal sosial dalam masyarakat. Hilangnya modal sosial dalam masyarakat bisa dilihat dari bagaimana masyarakat memecahkan masalah-masalahnya. Jika modal sosial terus menerus dapat memupuk relasi, maka modal sosial yang terbentuk akan semakin kuat. Begitu pula sebaliknya, modal sosial yang terbentuk akan semakin lemah apabila relasi yang tercipta tidak dipupuk sehingga dapat memicu timbulnya perpecahan. Terciptanya modal sosial yang kuat dalam masyarakat mampu mengembangkan masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang kuat dan sejahtera. Oleh karena itu modal sosial dianggap menjadi kunci bagi keberhasilan pengembangan masyarakat. Daftar Pustaka

Sujianto. 2009. Pengembangan Modal Sosial dalam Peanggulangan Daerah Tertinggal di Kabupatem Pelalawan. Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 9, Nomor 1, Jnauari 2009 : 65-74. Wibowo, Agung. 2007. Menumbuhkembangkan Modal Sosial dalam Pengembangan Partisipasi Masyarakat. Jurnal MPower Nomor 5, 5 Maret 2007.Inayah. 2012. Peranan Modal Sosial dalam Pembangunan. Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora Volume 12 Nomor 1, April 2012. Jurusan Administrasi Niaga Poloteknik Negeri Semarang.Pengembangan Lokal1