26
Soft Tissue Diseases KLASIFIKASI PENYAKIT PERIODONTAL DAN GINGIVA Drg. Ana Medawati, M.Kes Prodi Kedokteran Gigi UMY Assalamualaikum sebelumnya mav beribu mav kulia ini baru di edit karena ada maslah sedikit hehehe wah materi baru ni belajar jadi dokter gigi :p Klasifikasi Penyakit dan Kondisi Periodontal 1. Penyakit Gingiva : 1. Disebabkan plak Tau g temen2 plak itu berasal dari mana, ternyata plak bisa berasl dari : 70% mikroba, sisa2 produk ekstrasesuler yang berasal dari bkteri, sis2 sel, derivate gikoprotein, dan komponen anorganik seperti kalsium, magnesium, potassium, dan sodium ion kalsium akan membantu pelekatan antar bakteri dengan pelikel. 2. Disebabkan non plak Kalo yang disebabkan non plak biasanya karena kesalahan dari si empunya gigi misalnya kalo gosok gigi ngawur, ato mungkin pake tusuk gigi. 1. Periodontitis : Periodontitis adalah reaksi radang periodonsium. Periodonsium adalah jaringan yang mengelilingi dan menyangga gigi, yang mencakup semen, ligamentum periodonsium, os alveolaris, dan gusi.

Soft Tissue Diseases

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Soft Tissue Diseases

Soft Tissue Diseases

KLASIFIKASI PENYAKIT PERIODONTAL DAN GINGIVA

Drg. Ana Medawati, M.Kes

Prodi Kedokteran Gigi UMY

Assalamualaikum

sebelumnya mav beribu mav kulia ini baru di edit karena ada maslah sedikit hehehe

wah materi baru ni belajar jadi dokter gigi :p

Klasifikasi Penyakit dan Kondisi Periodontal

1. Penyakit Gingiva :

1. Disebabkan plak

Tau g temen2 plak itu berasal dari mana, ternyata plak bisa berasl dari : 70% mikroba, sisa2 produk ekstrasesuler yang berasal dari bkteri, sis2 sel, derivate gikoprotein, dan komponen anorganik seperti kalsium, magnesium, potassium, dan sodium ion kalsium akan membantu pelekatan antar bakteri dengan pelikel.

2. Disebabkan non plak

Kalo yang disebabkan non plak biasanya karena kesalahan dari si empunya gigi misalnya kalo gosok gigi ngawur, ato mungkin pake tusuk gigi.

1. Periodontitis :

Periodontitis adalah reaksi radang periodonsium. Periodonsium adalah jaringan yang mengelilingi dan menyangga gigi, yang mencakup semen, ligamentum periodonsium, os alveolaris, dan gusi.

1. Kronis

2. Aggressive

3. Periodontitis manifestasi dari penyakit sistemik

4. Penyakit Periodontal Necrotizing :

Page 2: Soft Tissue Diseases

Necrotizing Ulcerative Gingivitis

Necrotizing Ulcerative Periodontitis

1. Abses : gingiva, periodontal, periapikal

2. Periodontitis berhub dgn lesi endodontik :

Endodontic – Periodontal

Periodontal – Endodontik

3. Deformitas mukogingival dan kondisi pada edentulous ridge, resesi gingiva

INFLAMASI GINGIVA

Perubahan patologis berhubungan dengan mikroorganisme sulkus gingival yang memproduksi ( LPS, collagenase, hyaluronidase, protease, chondroitin sulfatase at endotoxin ) akan mengakibatkan kerusakan pada epitel dan jaringan ikat, konstituen antar sel sehingga akan memperluas ruang antar sel dan ini semua mengakibatkan bakteri masuk.

Intinya

Mikroorganisme hasilkan LPS dsb kerusakan epitel jar anter sel luas bakteri masuk

Inflamasi gingival, biasanya warna merah mengilat

Page 3: Soft Tissue Diseases

Tahap2 gingiva adalah sbb

Keterangannya adalah sebagai berikut

Gingivitis tahap 1 (initial lesion )

Initial lesion memiliki durasi 2 – 4 hari. Pada tahap ini terjadi perubahan vaskuler yaitu peningkatan aliran darah dan vaskulitis. Vaskulitis itu adalah radang pada pembulih darah. Pembulu darah mengalami pelebaran baik itu kapiler atau vena. Pada tahap ini juga terjadi infiltrasi (menurut dorlan infiltrasi adalah penimbunan substansi yang terjadi secara normal tidak terdapat pada sel atau dalam jumlah yang melebihi normal dalam sel/ jaringan tersebut)PMNs pada epitel sulkuler dan junctional . Sel imun utama pada tahap ini adalah PMNs. Jaringan kolagen kehilangan perivaskuler . Tidak ada tanda klinis hanya terlihat kenaikan aliran cairan gingiva

Gingivitis tahap 2 ( early lesion )

Kalo yang tahap early lesion durasinya 4 – 7 hari. Kemudian terjadi pula proliferasi vaskuler. Proliferasi adalah multipikasi / reproduksi bentuk serupa khususnya sel. Terdapat infiltrasi leukosit pada jaringan ikat dibawah epitel junction terdiria : limposit primer (75% sel T), neutropil (makrophag, sel plasma, sel mast). Sel imun utama adalah limposit. Destruksi kolagen 75%. Tanda klinis adalah eritema dan perdarahan pada probing.

Tahap Gingivitis

Page 4: Soft Tissue Diseases

Gingivitis tahap 3 (establish lesion )

Durasi nya adalah 14 – 21 hari. Bedanya kalo yang tahap ini pembuluh darah malah menyempit. Sel imun yang berperan adalah sel plasma. Kerusakan serabut kolagen berlanjut . Tanda klinisnya perubahan warna merah kebiruan, konsistensi lunak. Bertambah beratnya lesi inflamasi. Pada tahap ini terjadi peningkatan jumlah sel plasma yg berubah menjadi sel inflamasi. Ruangan interseluler diisi dengan granuler seluler (lisosom yg berasal dari netrofil yang hancur, limfosit, monosit).

Gambaran klinis gingivitis

Kejadian dan durasi :

1. Akut : durasi singkat datang nya tiba2, pas lagi ujian mingkin bisa tuh trus sakit banget huhuhu

2. Sub akut : lebih ringan dari akut

3. Rekurent: kambuhan biasanya rasa sakitnya ilang setelah dirawat, tapi ntar muncul lagi . grrr -_-

4. Kronis : perlahan, durasi panjang, tidak sakit kec ada komplikasi . kalo yang kronis ini lama durasinya tapi malah sering ada loh…

Distribusi

1. Lokal : satu atau beberapa gigi

2. General : seluruh gigi dalam rongga mulut

3. Marginal : margin gingiva / berdekatan dengan attachment gingiva

4. Papilary : papila interdental/ meluas ke margin gingiva

5. Diffus : margin, attach dan papila

Perdarahan gingival

Faktor lokal

1. Kronik / kambuhan : penyebab perdarahan adalah inflamasi kronik, yang ditimbulkan trauma mekanik (kaya yg tadi uda disebutin kaya sikat giginya ngawar, main tusuk gigi, menggigit makanan keras, bruxism. Sapa yang tw bruxism ?? bruxism adlah pergesekan gigi2 trutama pada waktu tidur)

2. Akut : luka atau penyakit gingiva akut, terjadi spontan, misal: triauma sikat gigi atau benda keras / bahan kimia

Intinya kalo faktor local t ya di gingival aja kronik sama akut

Page 5: Soft Tissue Diseases

Faktor sistemik

1. Dalam beberapa kelainan sistemik, perdarahan gingiva dapat muncul tiba2 setelah ada iritasi.

2. Tendensi perdarahan mungkin disebabkan kegagalan mekanisme penjendalan, kelainan darah ( hemofili, leukimia)

3. Dipicu oleh adanya factor mekanij, ternjadinya biasanya spontan yang sulit dikontrol kelainan vasuler (defisiensi vit C)

4. Hipoproteinemia (defisiensi vit K)

5. Kekurangan platelet tromboplastik factor akibat uremia

6. Post rubella purpura pemberian obat secara berlebihan (salisilat, heparin, antikoagulan)

7. Gangguan platelet(idiopatok trombositopenia purpura)

Kalo yang sistemik gangguannya dari seluluh tubuh

Perubahan warna gingival

1. Gingivitis kronis :

1. warna gingiva normal :coral pink

2. Peningkatan vaskularisasi merah

3. Keratinisasi epitel merah kebiruan

1. Gingivitis akut : warna merah marginal, difus, bernoda tgt kondisi akut

2. Logam : bismuth, arsen , merkuri, Pb, timah, perak dll

Page 6: Soft Tissue Diseases

Resesi gingival

Etiologi :

1. Faktor fisiologis yang meningkat sesuai umur

2. Kesalahan menyikat gigi

3. Malposisi gigi

Resesi Gingiva : terbukanya akar gigi ke arah

apikal dari gingiva

CEJ

Dasar poket

Margin ggv

Resesi visible = ukuran resesi= CEJ– margin gingiva

Hidden resesi = CEJ– dasar poket

Page 7: Soft Tissue Diseases

4. Jaringan lunak yang rusak

5. Frenulum tinggi

Akibat resesi

1. Karies akar

2. Sensitif permukaan gigi

3. Hiperemi pulpa (pulpa pada jaringan gigi sudah tidak mampu menahan iritasi bakteri pada rongga mulut)

4. Retensi inter proksimal tempat penimbunan plak

MACAM 2 PERUBAHAN KONTOUR GINGIVA

1. Mc Call’s Fesstoons :

Pembesaran tepi gingiva yang frekwensi terbanyak pada fasial C dan P

2. Stilman’s clefts :

Celah bergerigi yg luas di margin gingiva krn adanya penyimpangan jarak. Biasa terjadi di permukaan fasial 5-6 mm/ lebih

Perubahan klinis konsistensi gingival pada Gingivitis kronis

1. Margin lunak membulat pada penekanan

2. Konsistensi lunak dan gampang pecah

3. Konsistensi jaringan keras

Perubahan histopatologis konsistensi gingiva pd Gingivitis kronis

1. Infiltrasi cairan dan sel-sel dari eksudat inflamasi

2. Degenerasi jaringan ikat dan epitel.

3. Proliferasi epitel dan fibrosis dengan inflamasi kronis yang lama

Perubahan klinis Gingivitis akut

1. Difusi bulat dan lunak

2. Berkerak dengan jonjot

Page 8: Soft Tissue Diseases

3. Formasi vesikel

Histopatologis Gingivitis akut

1.Udema yang difus pada permulaan inflamasi akut, infiltrasi lemak pada xantomatosis

2.Nekrosis dengan pseudo membran yang berisi PMNs, sel epitel yang degenerasi

3.Inter dan intra seluler udem dengan degenersi nukleus & sitoplasma, dengan dinding ruptur

Distribusi enlargement:

1. Lokal : terbatas pd gingiva satu atau sekelompok gigi

2. General : meliputi gingiva seluruh mulut

3. Marginal : sisi margin gingiva

4. Papilary : papila interdental

5. Diffuse : meliputi margin, attach dan papila

6. Discrete : seperti tumor bisa bertangkai atau tidak

Score enlargement gingival

0 : Tidak ada enlargement

Gingival Enlargement

Enlargement inflamasiEnlargement karena obat-obatanEnlargement yang berhub dengan penyakit sistemik Enlargement neoplastikEnlargement semu

Page 9: Soft Tissue Diseases

1: Enlargement terjadi pd interdental papila

2: Enlargement meliputi papila dan margin gingiva

3: Enlargement menutup mahkota ¾ atau lebih

Enlargement Gingiva

A. Kronis (lokal/general )

1. Gambaran klinis :

Tahap awal penggembungan kecil papila inter dental dan atau margin gingiva bertambah besar menutup permukaan mahkota gigi. biasanya pelan tanpa sakit kecuali ada komplikasi akut atau trauma.

1. Etiologi :

Plak dan OH jelek (iritasi tumpatan atau alat ortho ). OH oral hygiene

B. Akut

Gingival abses :

1. Terlokalisir.

2. lesi berkembang cepat.

3. Terjadi mendadak.

4. Terbatas pada margin gingiva. .

5. lesi biasanya hilang dengan sendirinya

6. Etiologi : bakteri yang masuk melalui sikat gigi, apel, kulit lobster

Bedanya enlargement ma gingivitis adalah : kalo enlargement itu penggembungan di papilla inter dental, tapi g meraskan sakit, kesannya kaya giginya tambah pendek padahal gusinya yang nambah. Trus kalo gingivitis kan sakit banget.

Periodontal abses

Page 10: Soft Tissue Diseases

1. Biasanya lebih luas

2. Telah terjadi periodontitis sebelumnya

3. Perluasan infeksi poket ke jaringan periodontal

4. Biasanya akibat perluasan enlargement gingiva, tetapi juga melibatkan jaringan periodontal

5. Lesi harus dilakukan perawatan bahkan kadang diperlukan dengan bedah

6. Perluasan inflamasi poket ke lateral terjadi jika drainase poket mengecil

7. Kompleks poket, abses terjadi di bagian dalam yang tertutup dengan permukaan luar,

8. Kalkulus tertinggal saat skaling

9. Trauma gigi / kesalahan terapi endo

Note :

Kalau terjadi abses harus di brenase, tapi absesnya harus ditunggu sampai bener2 matang (sampai ada nanahnya)wah kaya mangga aja dipetik kalo uda matang :p kalo di ambilnya sebelum mateng ntar sakitnya malah g akan berkurang lohh..

Kalo terjadi abses dikasi antibiotic kalo inflamasi ya dikasi anti inflamasi to ya

Kalkulus (radang gigi) ada 2 yaitu

1. Kalkulus yang mengarah menutupi gigi

2. Kalkulus sub gingival

Kalkulus yang tertinggal saat sacling menyebabkan abses karena kalkulus 80% dari bahan anorganik.

Page 11: Soft Tissue Diseases

Gingival abses

Periodontal abses ( fasial )

Nanahnya ngumpul , trus gusinya juga naik shg caries lebih mudah muncul

Page 12: Soft Tissue Diseases

Enlargement gingiva karena obat

Gambaran Klinis :

1. Lokasi mulai inter dental fasial & lingual

2. Menutup sebag mahkota gigi oklusal

3. Uncomplicated inflamation ( mulberry )

4. Warna pucat, tidak ada tendensi perdarahan

5. Biasanya general

6. Dapat terjadi pada dengan sedikit atau sedikit plak

Obat-obatan yang menyebabkan enlargement gingival

1. Phenytoin :

Obat anti convulsant untuk terapi epilepsi. Sering pada pasien muda. keparahan enlargement sebanding dengan dosis obat yang diminum

1. Cyclosporin:

Periodontal abses (lingual )

Bisa di brenase

Page 13: Soft Tissue Diseases

Suatu agen imunosupresive utk menghindari adanya penolakan terhadap transplantasi organ. Berpengaruh pd respon seluler dan humoral imun respon. Mekanisme aksinya adalah menghambat produksi dan pelepasan dari interleukin II dan menghambat interleukin II untuk menginduksi aktivasi T lymphocyte. Dosis > 500 mg/hari membuat enlargement gingiva

1. Nifedipine

calsium chanel bloker, menurunkan hipertensi dengan dilatasi pembuluh darah perifer

1. Idiophatic gingival fibromatosis :

suatu kondisi yg tidak diket penyebabnya (gingivomatosis, elephantiasis , fibroma diffuse)

2. Calcium channel blocker

Biasanya pada dewasa

Terapinya adalah dengan memberika pengganti obat jika memungkinkan, hilangkan f actor local (bacterial plaque dan calculus) dan gingivectomy untuk menghilangkan jaringan yang berlebih.

Enlargement yg berhub dengan penyakit / kondisi sistemik

Terjadi jika kondisi sistemik pasien terpacu oleh iritasi lokal : hormonal ( kehamilan, pubertas, nutrisi ), defisiensi vitamin C, alergi dan non spesifik

Enlargement pada kehamilan :

1. Terjadi pada marginal gingiva dan biasanya general.

2. Bisa terjadi singel atau multipel tumor.

3. Gingiva merah, mengkilat, lunak dan halus.

4. Sering terjadi perdarahan spontan.

5. Biasa terjadi 3 bulan kehamilan.

6. Reduksi terjadi setelah selesai kehamilan.

7. Hilang setelah iritasi lokal dihilangkan

Enlargement pada pubertas

Terjadi selama masa pubertas baik laki dan perempuan. Sering pada permukaan fasial jarang lingual. Setelah melewati pubertas enlargement berkurang dan hilang bila iritasi lokal dihilangkan

Defisiensi vitamin C

Page 14: Soft Tissue Diseases

Defisiensi vitamin C tidak menyebabkan enlargement, tapi menyebabkan hemorhagi, degenerasi kolagen , edema jaringan ikat plak.

def vit C + inflamasi enlargement

Infeksi penyakit Periodontal

1. Melalui Karies

1. Margin Gingiva

Page 15: Soft Tissue Diseases

Perhatikan yaaa..

Jadi digambar juga uda disebutkan bahwa gigi memiliki lapisan dari atas kebawah yaitu enamel, dentin, pulp chamber, dan root canal.

1. Penyakit Periodontal

berkembang dari Karies

Granuloma yang menyebabkan gigi susah dicabut

Page 16: Soft Tissue Diseases

Penyakit periodontal memulai kisahnya ketika ada white spot, kemudian akan terjadi caries yang lebih besar di email. Kalo dibiarin aja caries akan masuk ke dentin, biasanya tanpa nyeri kecuali pada orang yang hypersensitive dentin. Trus kisahnya berlanjut lagi hingga caries masuk ke pulp chamber, disini ni rasa nyeri akan muncul soalnya kan uda ada pembuluh darah dan syaraf. Infeksi di pulp chamber menyebabkan munculnya pertahanan berupa granuloma yang akan melokalisir infeksi, sehingga gigi akan susah untuk dicabut.

2. Penyakit periodontal berkembang dari margin gingiva

Page 17: Soft Tissue Diseases

Hubungan timbal balik antara penyakit pulpa dengan penyakit periodontal

1. Lesi pulpa / Pulpitis NekroseLesi Periapikal Jaringan Periodontal (periodontitis / Periodontal diseases)

2. Periodontitis / Periodontal disease kanal asesori / foramen periapikal lesi Pulpa

Klinis Kerusakan Jaringan

Periodontal

Ringan

Sedang

Berat

Page 18: Soft Tissue Diseases

Lesi / kelainan yang berpengaruh pada jaringan Periodontal

1. Lesi Periapikal ( Granuloma / cyste periapikal, ß gigi nekrose)

2. Kegagalan Perawatan endo

3. Fraktur instrument

4. Perforasi saat pelebaran Saluran Akar

5. Pengisian berlebihan pada perawatan SA

6. Over instrumentation

7. Fraktur apeks

Penangangan kasus periodontal karena lesi pulpa

1. Trepanasi; pada saat tjd abses pada gigi gangren mengeluarkan pus, gas gangren

2. Drainase/ insisi; dikerjakan saat terjadi abses periodontal yang telah melibatkan tulang dan gingiva, DAA

PATHOGENESIS PENYAKIT

PERIODONTAL Plak

CariesLesi marginal Lesi pulpa

Marginal PeriodontitisRetrogadePeriodontitis

T/ Perawatan PerioT/ Perawatan Endo

Problem endo-perioMarginal periodontitis

Page 19: Soft Tissue Diseases

3. Prosedur bedah tergantung jenis kelainan

Kuretase periapikal , apeks reseksi, Flap operation

Tindakan bedah pada kasus perio yang diakibatkan karena lesi/kelainan pulpa/perawatan endo

1. Apeks resesi

2. Flap operasi

3. Kuretase periapikal

Indikasi dari aspek :

Fraktur akar, gangguan pertumbuhan dan

anomali akar gigi, pengisian apeks yang tak sempurna,

Kuretase periapikal

1. Mengambil jaringan lesi sekitar apeks gigi

2. Tujuan : mengambil iritan, jaringan nekrose, dan menyiapkan daerah apikal untuk apeks reseksi dan retrofill.

Apeks reseksi

1. Mengambil sebagian ujung akar gigi (apicoectomi)

2. Indikasi : apeks tak terisi pada perawatan saluran Akar untuk persiapan retrofill granuloma/kista yang melibatkan apeks

Page 20: Soft Tissue Diseases

Retrofill

1. Penempatan filling material dari arah apikal

1. indikasi: pasca apicoectomi

Bedah Flap

1. Flap : ketebalan penuh atau ketebalan sebagaian ( Full or partial tickness flap operation)

2. Visibilitas dan assesibilitas baik

Tahapan yang harus dikerjakan sebelum perawatan ortho dari aspek periodonsia

1. Scalling dan root planing

2. Kesadaran home care untuk menjaga kebersihan mulut

3. Oklusal adjusment pada kondisi TFO

Jejas Jaringan Periodontal yang mungkin timbul pada terapi orthodonsi

1. Abses periodontal

2. Resesi gingiva

3. Resorbsi akar

4. OHI jelek ( retensi plak)

Page 21: Soft Tissue Diseases

5. Perlukaan gingiva

Pembuatan prosthetic dari aspek periodonsia

1. Desain dan bentuk pontic

2. Luas permukaan oklusal pontic

3. Pemilihan material

4. Preparasi ; daerah kritis margin adaptasi harus baik

Tujuan perawatan ortho dari aspek periodonsia

1. Pengurangan retensi plak

2. Perbaikan bentuk gingiva

3. Memperbaiki estetika jaringan periodontal (morfologi gingiva )

Skematis Hubungan Perawatan ortho terhadap kelainan periodontal

Page 22: Soft Tissue Diseases

Kelainan Jaringan periodontal yang berhubungan dengan prostodonsia

Perawatan Bedah Perio -Esthetic (Crown lengthening)

Page 23: Soft Tissue Diseases

Perawatan Konser-Perio

Page 24: Soft Tissue Diseases