23
SOLUSIO PLASENTA BAB II TINJAUAN TEORI 1. 1. PENGERTIAN Solusio plasenta (abrubtio plasenta) adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dimana pada keadaan normal implantasinya diatas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak. Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada fundus uteri/korpus uteri sebelum janin lahir (PB POGI,1991). Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan 22 minggu atau berat janin di atas 500 gr (Rustam 2002 ). Jadi definisi yang lengkap adalah : solusio plasenta adalah sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak (menurut buku obstetric patologi 2002). Solusio plasenta atau abrupsion plasenta adalah pelepasan sebagian atau keseluruhan plasenta dari uterus selama hamil dan persalinan (Chapman V,2003) Solusio plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable,dimana plaesnta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korfus) terkelupas atau terlepas sebelum kala III (Achadiat,2004). Sinonim dari solusio plasenta adalah Abrupsion plasenta. Solusio plasenta adalah : terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal dari uterus,sebelum janin dilahirkan.defenisi ini berlaku pada kehamilan dengan usia kehamilan (masa gestasi ) di atas 22 minggu atau berat janin diatas 500 gr. Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter (Saefuddin AB,2006)

SOLUSIO PLASENTA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

solusio plasenta

Citation preview

Page 1: SOLUSIO PLASENTA

SOLUSIO PLASENTA

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. 1.     PENGERTIAN

Solusio plasenta (abrubtio plasenta) adalah lepasnya sebagian atau seluruh plasenta dimana pada keadaan normal implantasinya diatas 22 minggu dan sebelum lahirnya anak.

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada fundus uteri/korpus uteri sebelum janin lahir (PB POGI,1991).

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan 22 minggu atau berat janin di atas 500 gr (Rustam 2002 ).

Jadi definisi yang lengkap adalah : solusio plasenta adalah sebagian atau seluruh plasenta yang normal implantasinya antara minggu 22 dan lahirnya anak (menurut buku obstetric patologi 2002).

Solusio plasenta atau abrupsion plasenta adalah pelepasan sebagian atau keseluruhan plasenta dari uterus selama hamil dan persalinan (Chapman V,2003)

Solusio plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable,dimana plaesnta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korfus) terkelupas atau terlepas sebelum kala III (Achadiat,2004). Sinonim dari solusio plasenta adalah Abrupsion plasenta.

Solusio plasenta adalah : terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal dari uterus,sebelum janin dilahirkan.defenisi ini berlaku pada kehamilan dengan usia kehamilan (masa gestasi ) di atas 22 minggu atau berat janin diatas 500 gr. Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter (Saefuddin AB,2006)

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus,sebelum janin dilahirkan.(Sarwono prawirohardjo 2009)

Page 2: SOLUSIO PLASENTA

Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasinya pada korpus uteri sebelum bayi lahir. dapat terjadi pada setiap saat dalam kehamilan. Terlepasnya plasenta dapat sebagian (parsialis),atau seluruhnya(totalis) atau hanya rupture pada tepinya (rupture sinus marginalis) (dr.Handayo,dkk)

1. 2.     KLASIFIKASI

1)      Klasifikasi dari solusio plasenta adalah sebagai berikut:

a)                  Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja plasenta terlepas dari tempat perlengkatannya.

b)                  Solusio plasenta totalis ( komplek ) : bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat perlengketannya.

c)                  Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan dapat teraba pada pemeriksaan dalam.

 

2)      Solusio plasenta di bagi menurut tingkat gejala klinik yaitu :

a)                  Kelas 0 : asimptomatik

Diagnosis ditegakkan secara retrospektif dengan menemukan hematoma atau daerah yang mengalami pendesakan pada plasenta. Rupture sinus marginal juga dimasukkan dalam kategori ini.

 

b)                  Kelas 1 : gejala klinis ringan dan terdapat hampir 48 % kasus.

Solusio plasenta ringan yaitu : rupture sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak,sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu atau janinnya.

Gejala : perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman dan sedikit sekali bahkan tidak ada,perut terasa agak sakit terus-menerus agak tegang,tekanan darah dan denyut jantung maternal normal,tidak ada koagulopati,dan tidak ditemukan tanda-tanda fetal distress.

c)                  Kelas II : gejala klinik sedang dan terdapat hampir 27% kasus.

Page 3: SOLUSIO PLASENTA

Solusio plasenta sedang dalam hal ini plasenta telah lebih dari seperempatnya tetapi belum sampai dua pertiga luas permukaannya.

 

Gejala : perdarahan pervaginan yang berwarna kehitam-hitaman,perut mendadak sakit terus-menerus dan tidak lama kemudian disusul dengan perdarahan pervaginam walaupun tampak sedikit tapi kemungkinan lebih banyak perdarahan di dalam,didinding uterus teraba terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian bagian janin sulit diraba,apabila janin masih hidup bunyi jantung sukar di dengar dengan stetoskop biasa harus dengan stetoskop ultrasonic,terdapat fetal distress,dan hipofibrinogenemi (150 – 250 % mg/dl).

 

d)                 Kelas III : gejala berat dan terdapat hampir 24% kasus.

Solusio plasenta berat,plasenta lebih dari dua pertiga permukaannya,terjadinya sangat tiba-tiba biasanya ibu masuk syok dan janinnya telah meninggal.

 

Gejala : ibu telah masuk dalam keadaan syok,dan kemungkinan janin telah meninggal,uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri,perdarahan pervaginam tampaknya tidak sesuai dengan keadaan syok ibu,perdarahan pervaginam mungkin belum sempat terjadi besar kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal,hipofibrinogenemi (< 150 mg/dl)

 

3)      Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam

a)                  Solusio plasenta ringan

Perdarahan pervaginam <100 -200 cc.

b)                  Solusio plasenta sedang

Perdarahan pervaginam > 200 cc,hipersensitifitas uterus atau peningkatan tonus,syok ringan,dapat terjadi fetal distress.

c)                  Solusio plasenta berat

Page 4: SOLUSIO PLASENTA

Perdarahan pervaginam luas > 500 ml,uterus tetanik,syok maternal sampai kematian janin dan koagulopati.

4)      Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam

a)                  Solusio plasenta yang nyata/tampak (revealed)

Terjadi perdarahan pervaginam,gejala klinis sesuai dengan jumlah kehilangan darah,tidak terdapat ketegangan uterus,atau hanya ringan.

b)                  Solusio plasenta yang tersembunyi (concealed)

Tidak terdapat perdarahan pervaginam,uterus tegang dan hipertonus,sering terjadi fetal distress berat. Tipe ini sering di sebut perdarahan Retroplasental.

c)                  Solusio plasenta tipe campuran (mixed)

Terjadi perdarahan baik retroplasental atau pervaginam,uterus tetanik.

 

5)      Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas dari uterus

a)                  Solusio plasenta ringan

Plasenta yang kurang dari ¼ bagian plasenta yang terlepas. Perdarahan kurang dari 250 ml.

b)                  Solusio plasenta sedang

Plasenta yang terlepas ¼ – ½ bagian. Perdarahan <1000 ml,uterus tegang,terdapat fetal distress akibat insufisiensi uteroplasenta.

c)                  Solusio plasenta berat

Plasenta yang terlepas > ½ bagian,perdarahan >1000 ml,terdapat fetal distress sampai dengan kematian janin,syok maternal serta koagulopati.

 

1. 3.     INSIDEN

1)      Berkisar 1% – 2% dari seluruh kehamilan (AAFP,2001)

Page 5: SOLUSIO PLASENTA

2)      Diperkirakan resiko kematian ibu 0,5% – 5% dan kematian janin 50 – 80% (Mansjoer,2001)

 

1. 4.     ETIOLOGI

Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui dengan jelas. Meskipun demikian,beberapa hal di bawah ini di duga merupakan factor-faktor yang berpengaruh pada kejadiannya,antara lain sebagai berikut :

1)      Hipertensi esensial atau preeklampsi.

2)      Tali pusat yang pendek karena pergerakan janin yang banyak atau bebas.

3)      Trauma abdomen seperti terjatuh terkelungkup,tendangan anak yang sedang di gendong.

4)      Tekanan rahim yang membesar pada vena cava inferior.

5)      Uterus yang sangat kecil.

6)      Umur ibu (< 20 tahun atau > 35 tahun

7)      Ketuban pecah sebelum waktunya.

8)      Mioma uteri.

9)      Defisiensi asam folat.

10)  Merokok,alcohol,dan kokain.

11)  Perdarahan retroplasenta.

12)  Kekuatan rahim ibu berkurang pada multiparitas.

13)  Peredaran darah ibu terganggu sehingga suplay darah ke janin tidak ada.

14)  Pengecilan yang tiba-tiba pada hidromnion dan gamely.

15)   

Factor-faktor yang mempengaruhi solusio plasenta antara lain sebagai berikut :

Page 6: SOLUSIO PLASENTA

1)      Factor vaskuler (80-90%) yaitu toksemia gravidarum,glomerulonefritis kronik,dan hipertensi esensial. Adanya desakan darah yang tinggi membuat pembuluh darah mudah pecah sehingga terjadi hematoma retroplasenter dan plasenta sebagian terlepas.

2)      Factor trauma.

a)      Pengecilan yang tiba-tiba dari uterus pada hidromnion dan gamely.

b)      Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat dari pergerakan janin yang banyak/bebas,atau pertolongan persalinan.

3)      Factor paritas

Lebih banyak dijumpai pada multi dari pada primi. Holmer mencatat bahwa dari 83 kasus solusio plasenta dijumpai 45 multi dan 18 primi.

4)      Pengaruh lain seperti anemia,malnutrisi,tekanan uterus pada vena cava inferior,dan lain-lain.

5)      Trauma langsung seperti jatuh,kena tendang dan lain-lain.

 

1. 1.     PATOFISIOLOGI

1)    Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta atau uterus yang membentuk hematoma pada desidua,sehingga plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila perdarahan sedikit,hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan plasenta,pedarahan darah antara uterus dan plasenta belum terganggu,dan tanda serta gejala pun belum jelas. Kejadian baru diketahui setelah plasenta lahir,yang pada pemeriksaan di dapatkan cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah yang berwarna kehitam-hitaman.

Biasanya perdarahan akan berlangsung terus-menerus karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya. Akibatnya hematoma retroplasenter akan bertambah besar,sehingga sebagian dan seluruh plasenta lepas dari dinding uterus. Sebagian darah akan menyeludup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban atau mengadakan ektravasasi di antara serabut-serabut otot uterus.

Page 7: SOLUSIO PLASENTA

Apabila ektravasasinya berlangsung hebat,maka seluruh permukaan uterus akan berbercak biru atau ungu. Hal ini di sebut uterus Couvelaire (Perut terasa sangat tegang dan nyeri). Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter,maka banyak trombosit akan masuk ke dalam peredaran darah ibu,sehinga terjadi pembekuan intravaskuler dimana-mana,yang akan menghabiskan sebagian besar persediaan fibrinogen. Akibatnya terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah tidak hanya di uterus tetapi juga pada alat-alat tubuh yang lainnya.

Keadaan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus. Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas,akan terjadi anoksia sehingga mengakibatkan kematian janin. Apabila sebagian kecil yang terlepas,mungkin tidak berpengaruh sama sekali,atau juga akan mengakibatkan gawat janin. Waktu sangat menentukan beratnyaa gangguan pembekuan darah,kelainan ginjal,dan keadaan janin. Makin lama penanganan solusio plasenta sampai persalinan selesai,umumnya makin hebat komplikasinya.

 

2)      Pada solusio plasenta,darah dari tempat pelepasan  akan mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim hingga akhirnya keluar dari serviks hingga terjadilah perdarahan keluar atau perdarahan terbuka.

Terkadang darah tidak keluar,tetapi berkumpul di belakang plasenta membentuk hematom retroplasenta. Perdarahan semacam ini disebut perdarahan ke dalam atau perdarahan tersembunyi.

Solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih khas karena seluruh perdarahan tertahan di dalam dan menambah volume uterus. Umumnya lebih berbahaya karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai dengan beratnya syok. Perdarahan pada solusio plasenta terutama berasal dari ibu,namun dapat juga berasal dari anak.

 

Perdarahan keluar Perdarahan tersembunyi

1. Keadaan umum penderita relative lebih baik.

2. Plasenta terlepas sebagian atau

 

Page 8: SOLUSIO PLASENTA

inkomplit.3. Jarang berhubungan dengan

hipertensi.a. Keadaan penderita jauh lebih

jelek.

1. Plasenta terlepas luas,uterus keras/tegang.

2. Sering berkaitan dengan hipertensi.

 

Terlepasnya plasenta sebelum waktunya menyebabkan timbunan darah antara plasenta dan dinding uterus yang menimbulkan gangguan penyulit terhadap ibu dan janin.

Penyulit terhadap ibu Penyulit terhadap janin

1. Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah umum

2. Terjadi penurunan tekanan darah,peningkatan nadi dan pernapasan

3. Ibu tampak anemis4. Dapat timbul gangguan pembekuan

darah,karena terjadi pembekuan intravaskuler diikuti hemolisis darah sehingga fibrinogen makin berkurang dan memudahkan terjadinya perdarahan (hipofibrinogenemia)

5. Dapat timbul perdarahan packapartum setelah persalinan karena atonia uteri atau gangguan pembekuan darah

6. Dapat timbul gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan komplikasi sekunder

7. Timbunan darah yang meningkat dibelakang plasenta dapat menyebabkan uterus menjadi keras,padat dan kaku.

8. Tergantung pada luasnya plasenta

 

Page 9: SOLUSIO PLASENTA

yang lepas dapat menimbulkan asfiksia ringan sampai kematian dalam uterus.

 

 

 

1. 5.     GEJALA

Beberapa gejala dari solusio plasenta adalah sebagai berikut :

1)      Perdarahan yang disertai nyeri.

2)      Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.

3)      Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois).

4)      Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.

5)      Fundus uteri makin lama makin baik.

6)      Bunyi jantung biasanya tidak ada.

7)      Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus (karena isi rahim bertambah).

8)      Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.

 

1. 6.     DIAGNOSIS

1)      Diagnosis solusio plasenta kadang sukar ditegakkan.

2)      Penderita biasanya datang dengan gejala klinis :

a)      Perdarahan pervaginam (80%)

b)      Nyeri abdomen atau pinggang dan nyeri tekan uterus (70%)

Page 10: SOLUSIO PLASENTA

c)      Gawat janin (60 %)

d)     Kelainan kontraksi uterus (35%)

e)      Kelainan premature idiopatik (25%)

f)       Dan kematian janin (15%)

3)      Syok yang terjadi kadang tidak sesuai dengan banyak perdarahan

4)      Pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan diagnosis banding solusio plasenta antara lain :

1. Hitung sel darah lengkap2. Fibrinogen3. Waktu prothrombin/waktu tromboplastin parsial teraktifasi untuk

mengetahui terjadinya DIC4. Nitrogen urea/kreatinin dalam darah5. Kleithauer-Betke test untuk mendeteksi adanya sel darah merah janin di

dalam sirkulasi ibu

5)      Pemeriksaan penunjang ultrasonografi (USG) membantu menentukan lokasi plasenta (untuk menyingkirkan kemungkinan plasenta previa). Saat ini lebih dari 50% pasien yang diduga mengalami solusio plasenta dapat teridentifikasi melalui USG.

6)      Hematom retroplasenter dapat dikenali sekitar 2-15% dari semua solusio plasenta. Pengenalan hematoma tergantung pada derajat hematoma (besar dan lamanya) serta keahlian operator.

7)      Pemeriksaan histologik setelah plasenta dikeluarkan dapat memperlihatkan hematoma retroplasenter.

8)      Penemuan lain yang mungkin adalah adanya ektravasasi darah ke miometrium,yang tampak sebagai bercak ungu pada tunika serosa uterus yang dikenal sebagai Uterus Couvelaire.

9)      Secara klinis diketahui dari adanya nyeri dan tegang pada uterus.

10)  Diagnosis banding lain perdarahan pada trimester ketiga selain plasenta previa adalah vasa previa,trauma vaginal,serta keganasan (jarang).

 

Page 11: SOLUSIO PLASENTA

 

1. 7.     DIAGNOSIS BANDING SOLUSIO PLASENTA DAN PLASENTA PREVIA

 

  Solusio plasenta Plasenta previa

1.Kejadian

 

2.Anamnesa

 

 

 

 

 

3.Kesadaran umum

 

 

 

 

 

 

 

 

Hamil tua Impartu Mendadak Dapat trauma Perdarahan dengan

nyeri

 

 

 

Tidak sesuai dengan perdarahan

Anemis TD,nadi dan

pernapasan tidak sesuai dengan perdarahan

Dapat disertai dengan preeklampsi/eklampsi

Tegang ,nyeri

 

Bagian janin sulit diraba

 

 

perlahan,tampa disadari

 

tampa trauma

 

perdarahan dengan nyeri

 

sesuai dengan perdarahan yang tampak

 

 

 

 

 

tidak ada

 

Page 12: SOLUSIO PLASENTA

 

 

4.Palpasi abdomen

 

 

 

5.Denyut jantung janin

 

 

6.pemeriksaan dalam

Asfiksia sampai kemtian janin,tergantung lepasnya plasenta

 

Teraba ketuban tegang menonjol

hamil tua

 

 

lembek,tampa rasa nyeri

bagian janin mudah diraba

asfiksia – meninggal bila Hb <5 gr%

 

 

 

teraba jaringan plasenta

 

 

Sumber : Manuaba,2004

 

1. 8.     KOMPLIKASI

Komplikasi bisa terjadi pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya dengan criteria :

1)      Komplikasi pada ibu

1. Perdarahan yang dapat menimbulkan : variasi turunnya tekanan darah sampai keadaan syok,perdarahan tidak sesuai keadaan penderita anemis sampai syok,kesadaran bervariasi dari baik sampai syok.

2. Gangguan pembekuan darah : masuknya trombosit ke dalam sirkulasi darah menyebabkan pembekuan darah intravaskuler dan diserti hemolisis,terjadinya penurunan fibrinogen sehingga hipofibrinogen dapat mengganggu pembekuan darah.

Page 13: SOLUSIO PLASENTA

3. Oliguria menyebabkan terjadinya sumbatan glomerulus ginjal dan dapat menimbulkan produksi urin makin berkurang.

4. Perdarahan postpartum : pada solusio plasenta sedang sampai berat terjadi infiltrasi darah ke otot rahim,sehingga mengganggu kontraksi dan menimbulkan perdarahan karena atonia uteri,kegagalan pembekuan darah menambah bertanya perdarahan.

5. Koagulopati konsumtif,DIC: solusio plasenta merupakan penyebab koagulopati konsumtif yang tersering pada kehamilan.

6. Utero renal reflex7. Ruptur uteri

2)      Komplikasi pada janin

1. Asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin,karena perdarahan yang tertimbun dibelakang plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi kearah janin. Rintangan kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam rahim tergantung pada beberapa sebagian placenta telah lepas dari implantasinya di fundus uteri.

2. Kelainan susunan system saraf pusat3. Retardasi pertumbuhan4. Anemi

 

 

 

1. 9.     CARA MELAKUKAN DETEKSI TERHADAP KEMUNGKINAN SOLUSIO PLASENTA

 

1)      amannesis,yakni : ibu mengeluh terjadi perdarahan disertai sakit yang tiba-tiba diperut untuk menentukan tempat terlepasnya plasenta. Perdarahan pervaginam dengan berupa darah segar dan bekuan-bekuan darah. Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti (tidak bergerak lagi). Kepala pusing,lemas,pucat,pandangan berkunang-kunang,ibu kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar. Kadang0kadang ibu dapat menceritakan trauma.

2)      Perika pandang (inspeksi ): pasien tampak gelisah,pasien terlihat pucat,sianosis dan keringat dingin,terlihat darah keluar pervaginam.

Page 14: SOLUSIO PLASENTA

3)      Pada saat palpasi : didapatkan hasil fundus uteri teraba naik karena terbentukmya retroplasenta hematoma,uterus tidak sesuai dengan kehamilan: uterus teraba tegang dank eras seperti papan disebut uterus in bois (wooden uterus baik waktu his maupun di luar his),nyeri tekan terutama ditempat plasenta,bagian-bagian janin sudah dikenali,karena perut (uterus) tegang.

4)      Auskultasi sulit,karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya di atas 140 x/menit,kemudian turun dibawah 100 x/menit dan akhirnya hilang biila plasenta yang terlepas dari sepertiganya.

5)      Pada pemeriksaan dalam teraba servik biasanya lebih terbuka atau masih tertutup. Kalau servik sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang,baik sewaktu his maupun diluar his,kalu ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya,plasenta ini akan turun ke bawah dan pemeriksaan disebut prolapsus plasenta.

6)      Hasil pemeriksaan umum : tekanan darah semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler,tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok,nadi cepat dan kecil filiformis.

7)      Pemeriksaan laboratorium : urin : protein (+) dan reduksi (-),albumin (+) pada pemeriksaan sedimen terdapat silinder dan lekosit. Darah : hemoglobin (Hb) anemi, pemeiksaan golongan darah,kalau bisa cross match tets.

8)      Pemeriksaan plasenta sesudah bayi dan plaseta lahir,maka kita harus memeriksa plasentanya. Biasanya plasenta tampak tipis dan cekung dibagian plasenta yang terlepas (krater) dan terdapat koagulan atau darah dibelakang plasenta yang disebut hematoma retroplasenter.

 

1. 10.               PENATALAKSANAAN

 

Tujuan utama pelaksanaan ibu dengan solusio plasenta,pada prinsipnya adalah anak :

1)      Mencegah kematian ibu

2)      Menghentikan sumber perdarahan

3)      Jika janin masih hidup,mempertahankan dan mengusahakan janin lahir hidup

Page 15: SOLUSIO PLASENTA

Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :

1)      Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur keseimbangan cairan

2)      Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan infuse dan transfuse darah segar

3)      Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi ginjal

4)      Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika

5)       Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea. Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.

6)      Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin

7)      Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan

Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu penanganan di tempat pelayanan kesehatan tingkat dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan mempersiapkan rujukan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.

Mengingat komplikasi yang dapt terjadi yaitu perdarahan banyak dan syok berat hingga kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan darah dan oliguria. Maka sikap paling utama dari bidan dalam menghadapi solusio plasenta adalah segera melakukan rujukan ke rumah sakit.

 

1.11.    RUJUKAN

Dalam melakukan rujukan,bidan dapat memberikan pertolongan darurat dengan :

1)      Memasang infus

2)      Tampa melakukan pemeriksaan dalam

Page 16: SOLUSIO PLASENTA

3)      Menyertakan petugas dalam merujuk pasien

4)      Mempersiapkan donor darah dari keluarga/masyarakat

5)      Mentyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan dalm pemberian pertolongan pertama.

Section caesaria : indikasi section saesaria dapat dilihat dari sisi ibu dan /atau anak. Tindakan section caesaria dipilih bila persalinan diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu singkat (dengan dilatasi 3-4 cm kejadian solusio plasenta pada nulipara).

 

1. 11.               PENATALAKSANAAN ASUHAN IBU DI KAMAR BERSALIN

 

Bidan yang bertugas dikamar bersalin rumah sakit/rumah bersalin dalam menghadapi pasien (ibu) dengan solusio plasenta,dapat melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :

1)      Abservasi keadaan umum ibu sebelum partus/persalina :

a)      Ukur tekanan darah,nadi,pernapasan setiap ¼ jam sekali

b)      Pemberian oksigen sesuai kebutuhan

c)      Mengukur banyaknya perdarahan yang keluar,periksa hemoglobin

d)     Pasang infuse sesuai dengan keadaan umum ibu

e)      Penyediaan darah secepatnya sebaiknya darah segar dengan jumlah yang telah diperhitungkan dengan perkiraan kehilangan darah

f)       Minta izin operasi

g)      Dilakukan pemeriksaan terst pembekuan darah (COT:Clot Observation Test)

2)      Observasi keadaan umum ibu sesudah partus/persalinan,yang bertujuan untuk :

Page 17: SOLUSIO PLASENTA

a)      Mencegah agar tidak terjadi perdarahan pasca persalinan (Hemorhagi postpartum/HPP) dengan :

1. Memasang folley kateter (kolaborasi)2. Memasang gurita untuk penekanan pada fundus uteri

b)      Mencegah infeksi

 

1. 12.               PENGELOLAAN

Setiap pasien yang dicurigai solusio plasenta harus dirawat di rumah sakit kerena memerlukan monitoring yang lengkap baik dalam kehamilan maupun persalinan. Pengelolaan pada solusio plasenta adalah sebagai berikut :

1)      Tidak terdapat renjatan : usia gestasi kurang dari 36 minggu atau taksiran berat fetus kurang dari 2500 gr :

a)      Solusio plasenta ringan dilakukan pengelolaan secara

1. Ekspektatif meliputi tirah baring

                                                                                                                                i.            Sedative

                                                                                                                              ii.            Mengatasi anemia

                                                                                                                            iii.            Monitoring keadaan janin dengan kardiotokografi dan USG

                                                                                                                            iv.            Serta menunggu persalinan spontan

1. Aktif dengan mengakhiri kehamilan spontan :

                                                                                                                                i.            Keadaan memburuk

                                                                                                                              ii.            Perdarahan berlangsung terus

Page 18: SOLUSIO PLASENTA

                                                                                                                            iii.            Kontraksi uterus berlangsung

                                                                                                                            iv.            Dapat mengancam ibu atau janin

                                                                                                                              v.            Partus pervaginam (aminotomioksitosin infuse)

                                                                                                                            vi.            Seksio sesarea bila pelvic skor <5 atau persalinan >6 jam

2)      Sedang/berat

1. Resusitasi cairan2. Atasi anemi (transfuse darahpartus pervaginam : bila diperkirakan partus

dapat berlangsung dalam 6 jam (amonotomi dan oksitosin)3. Partus perabdominal : bila partus pervaginam diperkirakan tidak dapat

berlangsung dalam 6 jam4. Tidak terdapat renjatan : usia gestasi 37 minggu atau lebih/taksiran berat

fetus 2500 gr

3)      Solusio plasenta

Solusio plasenta ringan/sedang/berat : partus perabdominal bila persalinan pervaginam diperkirakan berlangsung lama

1. Terdapat renjatan :

Atasi renjatan,resusitasi caiarn dan transfuse darah.

1. Bila ada renjatan tidak teratasi,upayakan tindakan penyelamatan yang optimal.

2. Bila renjatan tidak dapat teratasi pertimbangkan untuk paartus perabdominal bila janin masih hidup atau bila persalinan diperkirakan berlangsung lama.

 

1. 13.  TERAPI SPESIFIK

 

1)      Terhadap komplikasi

Page 19: SOLUSIO PLASENTA

a)      Atasi syok

1. Infuse larutan NS/RL untuk restorasi cairan,berikan 500ml dalam 15 menitpertama dan 2 L dalam 2 jam pertama. ( lihat cara mengatasi syok)

2. Berikan transfuse dengan darah segar untuk memperbaiki factor pembekuan akibat koagulopati.

 

b)      Tatalaksana oliguria atau nekrosis tubuler akut

Tindakan restorasi cairan,dapat memperbaiki hemodinamika dan mempertahankan fungsi ekskresi sistema urinaria. Tetepi apabila syok terjadi secara cepat dan telah berlangsung lama (sebelum dirawat) umumnya akan terjadi gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan oliguria (produksi urin < 30 ml/jam). Pada kondisi yang lebih berat dapat terjadi anuria yang mengarah pada nekrosis tubulus renalis. Setelah restorasi cairan,lakukan tindakan untuk mengatasi gangguan tersebut dengan :

1. Furosemina 40 mg dalam 11kristloid dengan 40-60 tetesan per menit.2. Bila belum berhasil,gunakan manitol 500 ml dengan 40 tetesan permenit.

 

c)       Atasi hipofibrinogenemia

Restorasi cairan/darah sesegera mungkin dapat menghindarkan terjadinya koagulopati.

1. Lakukan uji beku darah (bedside coagulation test) untuk menilai fungsi pembekuan darah (penilaian tak langsung kadar ambang fibrinogen ).

Caranya sebagai berikut :

                                                        i.            Ambil darah vena 2 ml,masukkan dalam tabung kemudian di observasi,

                                                      ii.            Genggam bagian tabung yang berisi darah,

                                                    iii.            Setelah 4 menit,miringkan tabung untuk melihat lapisan koagulasi di permukaan,

                                                    iv.            Lakukan hal yang sama setiap menit,

Page 20: SOLUSIO PLASENTA

                                                      v.            Bila bagian permukaan tidak membeku dalam waktu 7 menit, maka diperkirakan titer fibrinogen di anggap di bawah nilai normal ( kritis ),

                                                    vi.            Bila terjadi pembekuan tipis yang mudah robek bila tabung dimiringkan,keadaan ini juga menunjukkan kadar fibrinogen di bawah ambang normal,

1. Bila darah segar tidak dapat segera diberikan,berikan plasma beku segar (15 ml/kgBB).

2. Bila plasma beku segar tidak tersedia,berikan kriopresipitat fibrinogen.3. Pemberian fibrinogen,dapat memperberat terjadinya koagulasi diseminata

intravaskuler yang berlanjut dengan pengendapan fibrin,pembendungan mikrosirkulasidi dalam organ-organ vital,seperti ginjal,glandula adrenalis,hipofisis dan otak.

4. Bila perdarahan masih berlangsung (koagulopati) dan trombosit di bawah 20.000,berikan konsentrat trombosit.

 

 

d)     Atasi anemia

1. Darah segar merupakan bahaan terpilih untuk mengatasi anemia karena disamping mengandung butir-butir darah merah,juga mengandung unsure pembekuan darah.

2. Bila restorasi cairan telah tercapai dengan baik tetapi pasien masih dalam kondisi anemia berat,berikan packed cell.

 

2.Tindakan obstetric

Persalina di harapkan dapat terjadi dalam 3 jam,umumnya dapat pervaginam.

 

1)      Seksio sesarea

a)      Seksio sesarea dapat dilakukan apabia :

1. Janin hidup dan pembukaan belum lengkap,

Page 21: SOLUSIO PLASENTA

2. Janin hidup,gawat janin tetapi persalinan pervaginam tidak dapat dilaksanakan dengan segera,

3. Janin mati tetapi kondisi servik tidak memungkinkan persalinan pervaginam dapat berlangsung dalam waktu yang singkat.

b)      Persiapan untuk seksio sesaria,cukup dilakukan penanggulangan awal (stabilisasi dan tatalaksana komplikasi ) dan segera lahirkan bayi karena operasi merupakan satu-satunya cara efektif untuk menghentikan perdarahan.

1)      Hematoma miometriun tidak mengganggu kontraksi uterus.

2)      Observasi ketat kemungkinan perdarahan ulangan (koagulopati).

 

2)      Partus pervaginam

a)      Partus pervaginam dilakukan apabila :

1. Janin hidup dan pembukaan sudah lengkap