32
ILMU PENYAKIT SYARAF (NEUROLOGI) SEFALGIA 1. Nama Penyakit/Diagnosis : Sefalgia Sefalgia jenis kontraks otot sefalgia vaskuier tipe migren Sefatgia post trauma kapitis, Neuraigia trigeminal, glossofaringeal 2. Kriteria Diagnosis : Nyeri kepala rasa berat/rasa diikat/dibebani/ditekan/pegal/panas dll. Lokasi biasanya diffus bilateral. Biasanya khronis. Biasanya bercampur migren. Nyeri kepala berdenyut sinkron dengan nadi timbulnya episodik, sering oleh suatu faktor presipitasi. Bertambah berat bila melakukan aktivitas. Biasanya unilateral/Hemikrania, dapat disertai nausea, muntah, epifora sebelah. Dapat didahului aura. Khronis 1 sub khronis. Nyeri vertigo setelah trauma kepala, terutama bila kepala digerakkan. Bisa menjadi khronis. Neuralgia trigeminal, glossofaringeal. Nyeri hebat, rasa mencucuk, memancar, dibor, panas, hilang timbul beberapa detik, timbul didaerah persarafan nervus yang terlibat. Dapat dicetuskan dengan sentuhan pada daerah tertentu (trigger point), berbicara, tertawa, mengunyah, sapu wajah, minum air dli. 4. Diagnosis Diferensial : Sefalgia oleh karena penyakit lain : Misal : tumor otak, arteritis, penyakit sinus, nyeri psikofogis dll. 5. Pemeriksaan Penunjang : - Laboratorium daerah rutin. - Foto Ro: kranium, sinus, mastoid, servikal dll. - EEG. - CT scan otak. Konsultasi: tergantung keadaan. 6. Perawatan Rumah Sakit : - Bila penyakit berat - Bila perlu pemeriksaan intensif - lndikasi sosial 1

Spm Ilmu Penyakit Syaraf

  • Upload
    susi

  • View
    78

  • Download
    12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SPM SYARAF

Citation preview

Page 1: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

ILMU PENYAKIT SYARAF (NEUROLOGI)

SEFALGIA

1. Nama Penyakit/Diagnosis : SefalgiaSefalgia jenis kontraks otot sefalgia vaskuier tipe migren Sefatgia post trauma kapitis, Neuraigia trigeminal, glossofaringeal

2. Kriteria Diagnosis : Nyeri kepala rasa berat/rasa diikat/dibebani/ditekan/pegal/panas dll. Lokasi biasanya diffus bilateral.Biasanya khronis. Biasanya bercampur migren. Nyeri kepala berdenyut sinkron dengan nadi timbulnya episodik, sering oleh suatu faktor presipitasi.Bertambah berat bila melakukan aktivitas.Biasanya unilateral/Hemikrania, dapat disertai nausea, muntah, epifora sebelah.Dapat didahului aura.Khronis 1 sub khronis.Nyeri vertigo setelah trauma kepala, terutama bila kepala digerakkan.Bisa menjadi khronis.Neuralgia trigeminal, glossofaringeal.Nyeri hebat, rasa mencucuk, memancar, dibor, panas, hilang timbul beberapa detik, timbul didaerah persarafan nervus yang terlibat.Dapat dicetuskan dengan sentuhan pada daerah tertentu (trigger point), berbicara, tertawa, mengunyah, sapu wajah, minum air dli.

4. Diagnosis Diferensial : Sefalgia oleh karena penyakit lain : Misal : tumor otak, arteritis, penyakit sinus, nyeri psikofogis dll.

5. Pemeriksaan Penunjang : - Laboratorium daerah rutin.- Foto Ro: kranium, sinus, mastoid, servikal dll.- EEG.- CT scan otak.Konsultasi: tergantung keadaan.

6. Perawatan Rumah Sakit : - Bila penyakit berat- Bila perlu pemeriksaan intensif- lndikasi sosial

7. Terapi : a. Sefalgia jenis kontraksi otat.- analgetika, relaxan otot, antiansietas.- suportif- terapi penyakit yang mendasarinya mis: OA.- dapat diberi fisioterapi.

b. Sefalgia vaskuler tipe migren- hindari faktor pencetus.- golongan ergotamin.- aspirin.- parasetamol.

1

Page 2: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

- propilaksis.- CA. entry blocker selektif mis: Flunarizine.- Pizotifen.- Sipro heptadin.Terapi simtomatik.Bila diketahui penyebab:terapi kausal- Karbamazepin.- Fenitoin.- Dapat ditambahkan analgetika, vitamin dosis

tinggi terutama vit. B12, penenang bila perlu.- Bila tak ada respons, konsultasi bagian bedah

saraf.

8. Standart Rumah Sakit : - Semua Rumah Sakit.- Pada penyakit yang sulit sembuh, atau migren

neurologik dirawat dirumah sakit oteh diokter ahli.

9. Penyulit : Kesulitan menegakkan diagnosis. menyebabkan diagnosis kurang teliti.

10. Informed Consent : Tak perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Umum.Bila ada kesulitan diagnostik atau terapi, rujuk ke

dokter spesialis.

12. Lama Perawatan : - Berobat jalan.- Dirawat apabila rasa sakitnya tidak tertahankan.

13. Masa Pemulihan : Tergantung keadaan.

14. Output : - Biasanya serangan dapat diatasi.- Pada migren, bisa timbul defisit neurologis yang

menetap.

15. P. A. : Tak perlu, kecuali pada arteritis.

16. Outopsia : Tak ada.

EPILEPSI

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Epilepsi

2. Kriteria Diagnosis : - Epilepsi adalah suatu sindroma gangguan fungsi otak yang iritatif, timbul tiba-tiba, hilang tiba-tiba, dan berulang.

- Status kejang adalah serangan kejang yang sambung menyambung, penderita tetap tidak sadar.

3. Diagnosis Diferensial : - Gangguan iritatif korteks serebri yang disebabkan oleh penyakit lain misalnya TIA, metabolik, eklansi, radang otak, tumor, dll.

2

Page 3: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

- Kejang psikogenik.

4. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium:Gula, ureum, kreatinin, elektrolitlastrup, LFT, dll.EEG, Foto kepala, Head CT Scan, MRI, Angiografi, dll.Analisa Likuor (atas indikasi).

5. Konsultasi : - Anastesi.- Penyakit Dalam/Anak.- dll, bila perlu.

6. Perawatan Rumah Sakit : - Rawat jalan.- Rawat inap, hanya status kejang yang rawat ianap

di IPI.

7. Terapi : Rawat jalan:- Lurninal 3 - 5 mglKg/hari.- Fenitoin 3 - 8 mg/Kg/hari.- Karbamazepin 10 - 20 mg/Kglhari.- Asam valporit 15 mg/Kglhari.- Clonazepam:

Anak 0,1 - 0,2 mg/Kglhari.Dewasa 1,5 - 20 mg/hari.

8. Rawat lnap (Kejang) : - Tindakan umum terhadap koma.- Hentikan kejang dengan:

Diazepam 10 - 20 mg IV pelan-pelan yang dapat diulangi setelah 15-30 menit, bila kejang belum berhenti, Diazepam 40 -100 mg dalam larutan Darrow dengan kecepatan 40 cc / jam drip, bila kejang belum teratasi,Fenitoin 10 - 15 mg/Kg maksimal 250 IV pelan-pelan (kecepatan 50 mglmenit) hati-hati depresi/blok jantung, bila masih kejang, Pertimbangkan anastesi umum.

- Bila kejang telah berhenti, untuk mencegah timbulnya kejang yang berulang, diberikan Fenitoin,Fenobarbital atau anti kejang lainnya untuk rumatan.

9. Standar Rumah Sakit : Rawat jalan, semua rumah sakit.Rawat inap, semua rumah sakit, diutamakan yang

mempunyai IP1.

10. Penyulit : Rawat jalan- Jenis dari epilepsi.- Berobat tidak teratur.Rawat inap- Karena penyakit, bila kejang tidak- berhenti timbul gangguan pernafasan. edema

serebri dll.- Karena tindakan, alat kardiorespirator yang tidak

siap pakai atau terlambat bertindak.

11. lnformed Consent : Perlu.

3

Page 4: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

12. Standart Tenaga : - Dokter Umum.- Konsultasi Dokter Spesialis Saraf.

13. Lama Perawatan : Rawat jalanSampai 2 - 3 tahun bebas gejala.Rawat lnap di lPI.Sampai kejang teratasi dan kesadaran pulih, kemudian pindah keruangan dan berobat jalan bila keadaan umum telah memungkinkan.Masa Pemulihan:Rawat jalan: -Rawat inap: lebih kurang satu minggu.

14. Output : Rawat inap:Biasanya kejang dapat diatasi, tapi pasien harus tetap makan obat anti kejang secara teratur untuk rumatan.Rawat jalan:Tergantung jenis epilepsi, biasanya dapat terkontrol dengan obat anti kejang.

15. P. A. : - Jarang.- Bila kausanya dioperasi (misalnya tumor).

16. Autopsi : Bila diperlukan

GANGGUAN PEREDARAN DARAH OTAK (CVD / STROKE)

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Gangguan Peredaran Darah Otak (CVD/STROKE)

2. Kriteria Diagnosis : Kelainan neurologi fokal yang timbul mendadak akibat gangguan aliran darah lokal di otak.Klinis dapat berupa hemiparesis, afasia, gangguan saraf kranial dll, disertai gangguan kesadaran atau tidak.

Non-Hemoragik:TIA/RIND.Thrombosis serebri. Emboli serebri.Hemoragik:Perdarahan intraserebellar.Perdarahan subarchoidal.Perdarahan intraserebellar.

3. Diagnosis Diferensial : - Kontusio serebri.- Meningitis/ensefalitis.- SOL (tumor otak dll).- Dll.

4. Pemeriksaan Penunjang : - LP, Head CT Scan, Arteriografi, MRI, Dopler dll- Laboratorium: darah rutin, thrombosit, hematoktrit,

fibrinogen, agregasi thrombosit, urine rutin, gula darah N/ PP, cholestrol (total, HDULDL, trigliseride), asam urat, ureum creatinin.

4

Page 5: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

- X-Foto Thoraks dan ECG.

5. Konsultasi : - Kardiologi /ginjal hipertensilEndokrinologi dari Bagia Penyakit dalam.

- Bedah Saraf (kasus stroke hemoragik yang selektif).

6. Perawatan Rumah Sakit : - Untuk penderita baru (kurang dari minggu ) dan penderita yang penyakitnya progresif, segera dirawat.

- Untuk penderita yang sudah lama ata. ringan, dapat berobat jalan atau tergantung keadaan.

7. Terapi : - Perawatan koma pada pasien dengar kesadaran yang menurun.

- Memperbaiki aliran darah ke otak (CBF ) a.l.:- Tekanan darah optimal:

TD > 200 mmHg sistol atau > 120 mmHg diastol mulai diberi terapi Nifedipine atau captopril, dosis tergantung TD.TD < 100 mm Hg sistol,diberi dopanime dengan dosis sesuai keadaan.

- Pemberian anti edema:Glycerol 10 % kuur, 1 fl perhari selama 6-8 jam, 5 hari berturut.

- Perawatan umum: keseimbangan cairan elektrolit, mencegah infeksi sekunder dekubitus, deepvein thrombosis dll termasuk fisioterapi sedini mungkin.Pada perdarahan subarchnoidal, ditambah dengan anti fibrinolitik seperti tranxenemicacid dan nimodipine untuk mencegah vasospasma.Pada stroke hemoragik yang lain juga diberi anti fibrinolitik seperti tranxenemic acid atau coagulansia yang lain.Pada stroke hemoragik dipertimbangkan tindakan operatif secara selektif seperti perdarahan intra serebellar.Pada stroke non hemorogik, setelah fase akut, dapat diberi aspirin untuk rnencegah serangan ulang, disamping mengontrol faktor resiko.

8. Standart Rumah Sakit : Semua RS, bila ada penyulit atau ada indikasi operasi, rujuk ke RS yang lebih lengkap fasilitasnya.

9. Penyulit : 1. Karena penyakitInfark atau perdarahan semakin Iuas (perburukan).lnfark yang diikuti perdarahan (infark hemoragik).Ada komplikasi penyakit lain (jantung, ginjal, DM,

dll).2. Karena tindakan: jarang.

10. lnformed Consent : Perlu (tertulis).

11. Standart Tenaga : Sedapat mungkin Dokter Spesialis.

5

Page 6: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

12. Lama Perawatan : Non Hemoragik: 2 minggu.Hemoragik: 3 – 4 minggu (bergantung keadaan).

13. Masa Pemulihan : 1-3 bulan, bervariasi, sebagian tidak dapat bekerja lagi.

14. Output : TIA dan RIND secara klinis sembuh total.Yang lain umumnya dengan gejala sisa (sequele).Karena biasanya disertai penyakit lain (faktor resiki), komplikasi menjadi tumpang tindih.

15. P. A. : Bila dilakukan tindakan bedah (tidak begitu penting).

16. Autopsi : Bila perlu (atas permintaan polisi atau yang berwenang lainnya, dengan izin keluarga).

TRAUMA SUSUNAN SARAF PUSAT KEPALA (TRAUMA KAPITIS). TRAUMA KAPITIS: ICD 850 -854 Intracranial injury

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Trauma Susunan Saraf Pusat Kepara (Trauma Kapitis).

Trauma Kapitis: ICD 850 -854 lntracranial injury1. Komosio serebri : ICD 850-

8542. Kontusio serebri : ICD 8513. Edema serebri traumatika : ICD 8544. Fraktur kranii tertutup : 1CD 800.15. Fraktur kranii terbuka : ICD 800.36. Impressi fraktur tanpa gejala neurofogik fokal (> 1

cm).7. Impressi fraktur disertai gejala neurologik fokal (<

1 cm).8. Fraktur basis kranii.9. Perdarahan Epidurai : ICD 85210. Perdarahan

Subdural : ICD 85211. Perdarahan

intraserebral.12. Perdarahan

Subarakhnoid.

2. Kriteria Diagnosis : Anamnese/dilihat sendiri:adanya benturan dikepala, riwayat pingsan, muntah, amnesia retrograd, post traumatic amnesia.Adanya lusid interval, pusing, pening, perdarahan telinga, hidung, dll.Pemeriksaan: gangguan tingkat kesadaran, kelumpuhan, kejang, SKG.

3. Diagnosis Diferensial : CVD 1 Stroke, Epilepsi, Tumor Otak.

4. Pemeriksaan Penunjang : X foto tengkorak AP/Lat, CT Scan Otak/MRI, Artereografi/EEG, LP.

6

Page 7: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

5. Konsultasi : Bedah saraf/bedah (tergantung indikasi).

6. Terapi : lstirahat, observasi dan simptomatis.Anti edema serebri: manitol dll.Perawatan intensif jika kasus berat.Operatif pada kasus-kasus tertentu.Fisioterapi dan rehabilitasi.

7. Perawatan Rumah Sakit : Semua kasus trauma kapitis harus dirawat nginap di rumah sakit minimal 3 hari untuk observasi/adanya suatu perdarahan epidural/subdural yang mempunyai lusid interval (terutama pada daerah RS yang tidak mempunyai alat CT Scan/Arteriografi).

8. Standart Rumah Sakit : - Pada komosio serebri + kontusio ringan: semua RS.- Pada kasus-kasus yang lebih berat : minimal RS

kelas C.

9. Penyulit : - Perdarahan masif.- Edema serebri yang tak terkontrol.- Sindroma otak organik.- Herniasi.

10. lnformed Consent : Terutama pada kasus yang berat.

11. Standart Tenaga : - Dokter Spesialis Saraf.- Dokter Umum (pada daerah yang tidak ada ahli

saraf).

12. Lama Perawatan : Minimal 3 hari.

13. Output : Post trauma kapitis sindroma gejala sisa/kelumpuhan, SOO.

14. Autopsi : Dilakukan jika klinis meragukan untuk kepentingan hukum.

TRAUMA MEDULLA SPINALIS

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Trauma Medulla SpinalisDiagnosis Anatomis:- Servical.- Torakal.- Lumbal.- Sakral.- Koksigis.Diagnosis Etiologis:- Perdarahan Epidural.- Perdarahan Subdural.- Spinal concussion.- Spinal contusion.- Spinal Avulsi.- Spinal Whiplash lnjury

7

Page 8: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

- Compressi Medulla Spinalis.

2. Kriteria Diagnosis : Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan:Klinis:Gangguan sensorik (dermatom).Kelumpuhan.Refleks-refleks.Gangguan miksi.Gangguan defaekasi.Impotensi.Laboratorium:Foto Vertebra AP/LAT.Myelografi.Cat Scan Spinal Cord.Elektro Neurografi.Evoked potential.

3. Diagnosis Diferensial : - No 1 dan 2- Kelainan intra kranial.- Kelainan saraf tepi.

4. Pemeriksaan Penunjang : Lihat pemeriksaan Iaboratorium.

5. Konsultasi : Pada dugaan trauma medulla spinalis harus segera konsultasi pada ahli saraf semua trauma medulla spinalis dan tulang punggung harus dirawat.

7. Terapi : Tergantung etiologi dan lokalisasi lesi.Akut: Di tempat, harus dapat dilakukan.lmmobilisasi dengan:- Spinal brace (sebelum penderita diangkat).- Stift collar.- Strapping pakai peregang atau backboard.- Immobiiisasi dengan kantung pasir.Di Rumah Sakit:- Pada yang non kompressif diberi steroid.- Tindakan bedah orthopedik dan traksi.- Tindakan bedah saraf.

8. Prognosis : Tergantung pada lamanya dan luasnya gangguan fungsi saraf.

Total paralysis: Prognosis jelek.

TRAUMA SUSUNAN SARAF PUSAT SPINALISTRAUMA MEDULLA SPINALISKomosio Medullae: ICD 907.2Kontosio Medullae: ICD 907.2 Disertai luksasi/fraktur vertebrae: ICD 806.

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Trauma Susunan Saraf Pusat SpinalisTrauma Medulla SpinalisKomosio Medullae: ICD 907.2Kontosio Medullae: ICD 907.2Disertai luksasi/fraktur vertebrae: ICD 806.

8

Page 9: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

2. Kriteria Diagnosis : Anamnese + fisik diagnostik:Riwayat kecelakaan/jatuh.Keluhan kelumpuhan anggota gerak, sensibilitas,

miksi defekasi.

3. Diagnosis Differensial : Tumor spinal, infeksi mielitis, sponsilitis, motor neuron disease.

4. Pemeriksaan Penunjang : X-Foto veretebra, mielografi, MRI spinal.

5. Konsultasi : Bedah saraf/ortopedi (jika/tergantung indikasi).

6. Terapi : - lstirahat mutlak/immobilisasi/fiksasi.- Anti oedema.- Operatif.- Rehabilitasi/fisioterapi.

7. Perawatan Rumah Sakit : Mutlak.

8. Standart Rumah sakit : Minimal Rumah Sakit tipe C.

9. Penyulit : Tromboemboli, dekubitus, gangguar miksi, defekasi, kelemahan/atrofi otot infeksi sekunder.

10. Standart Tenaga : Dokter Spesialis.

11. Lama Perawatan : Minimal 2 minggu.

12. Informed Consent : Perlu.

13. P. A. : -

NEUROPATI (GANGGUAN NEUROGEN PERIFER)

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Neuropati (Gangguan Neurogen Perifer)

2. Kriteria Diagnosis : Gangguan saraf perifer motoris, sensoris dan autonom.

Dapat akut maupun kronik.

3. Diagnosis Differensial : Polio Mielitis yang simetris.

4. Pemeriksaan Penunjang : - Pungsi Lumbal pemeriksaan likuor untuk : sel, protein, glukosa, NaCL, Immunologis (bila perlu).

- Darah tepi rutin, glukosa, elektrolit. protein, enzim, lipid, kholestrol, logarr berat, immunologid dan lain-lain.

- Bila ada tanda anemipernisiosa, perikss hematologis lengkap.

- Urine lengkap.- Pemeriksaan EMG.- Pemeriksaan potensial cetusan (bila ada)- EKG, biopsi: atas indikasi.

9

Page 10: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

5. Konsultasi : - Penyakit Dalam (Endokrin, Imunologi, Toksikologi, Hematologi dll). Tegantung dari kausanya.

- Bedah saraf (Bedah Umum).- Kulit (bila kausanya lepra, herpes dan lain-lain).

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap segera pada Neuropati akut, bila timbul gangguan pernafasan (pada sindroma Landry), memerlukan perawatan intensif di ICU Neuropati.Khronik: Tergantung keadaan.

7. Terapi : - Neurotonika (kombinasi B1, B6, B12, dll).- Fisioterapi.- Simptomatis (untuk nyeri karbamazepin, salisilat

dll), bila kausanya diketahui tanggulangi kausa.- Vaskuler: perbaiki vaskularisasi (vasidilatansia,

pengawasan lemak dll).- Trauma: (mekanik, tistrik, penyinaran}, hindari

kausa, operasi dipertimbangkan pada neuropati yang disebabkan trauma mekanik.

- Defesiensi: Gizi dan fungsi penyerapan diperbaiki.- Endokrin/metabolik: obati penyakit dasarnya (DM,

Uremi, Hypertiroid dll).- lnfeksi: Herpes, Acyclovir, simptomatis.- Lepra: Rifampicin 300-600 mg/hari, DDS 25-100

mg/hari.- Dapsone, operasi pada kasus-kasus tertentu.- Keracunan (intoksikasi) karena logam berat, bahan

kimia dan obat-obatan.- Hindari penyebabnya.- Antidotum untuk logam berat: EDTA, BAL

(Chelating Agent).- Sindroma Guilain Barre/Landry dan varientnya

(AIDP = Acute lmflamatory Demyelinating Poliradiculoneuropathy dan Chronic lmflamatory Demyelinating Polyraddicu lopathy).

Pada yang akut:- Kortikosteroid- ACTH, kortison, prednison (masih banyak

perbedaan pendapat tentang hal ini).- Obat-obat imunosupresif lain: Azathioprine.- Plasma faresis.- Anti viral: boleh dicoba.- Anti Imflamasi: boleh dicoba.- Fisioterapi.Pada yang kronik:Perawatan, fisioterapi, prednison.

8. Standart Rumah Sakit : Semua RS, bila dicurigai akan timbul gangguan pernafasan, segera rujuk ke RS yang lebih lengkap (punya ICU).

9. Komplikasi : 1. Karena Penyakit.- Terjadi karena progresifitas.- Gangguan pernafasan (kelumpuhan otot-otot

10

Page 11: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

pernafasan), infeksi traktus urinarius dll.2. Karena Tindakan.

Perawatan dan fisioterapi yang kurang cermat, dapat memudahkan terjadinya dekubitus/kontraktur.

10. lnformed Consent : Perlu, terutama bagi yang dicurigai beratt progresif.

11. Standart Tenaga : Dokter Umum, bila tak ada Dokter Spesialis.

12. Lama Perawatan : Rata-rata 2 minggu – 1 bulan.

13. Masa Pemulihan : Tergantung keadaan, ada yang tak dapat bekerja untuk selamanya.

14. Output : Umumnya sembuh dengan gejala sisa, tapi ada juga yang menetap.

15. P. A. : Kadang-kadang pada kasus tertentu dilakukan biopsi untuk memastikan diagnosis (jarang).

16. Autopsi : Bila diperlukan (jarang).

MIASTENIA GRAVIS

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Miastenia Gravis

2. Kriteria Diagnosis : Kelemahan otot yang progresif sewaktu melakukan aktivitas diikuti dengan perbaikan setelah masa istirahat.

3. Diagnosis Diferensial : Polimiositis, thyrotoksikosis, exopthalmic opthalmoplegia, myasthenic syndrome, periodic paralysis dll.

4. Pemeriksaan Penunjang : - Tensilon test/Prostigmin test.- EMG (Jolly test 1 Harvey Masland test).- Foto Rontgen Thoraks AP-L-Obl- Pemeriksaan imunologis.- CT Scan Thoraks.

5. Konsultasi : - Bagian Patologi Klinik untuk pemeriksaan hematology-imunologi.

- Bagian Bedah (bedah thoraks).

6. Perawatan Rumah Sakit : Miastenia umum yang berat dan krisis miastenia harus dirawat, kalau bisa diruang ICU.

7. Terapi : - Anti kholinesterase (pyridostigmin atau prostigmin).- Kortikosteroid (methyl prednisolone atau

dexamethason).- lmmunosuppresive (Azothioprine atau

siklofosfamid).- Timektomi.

11

Page 12: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

- Plasmaphoresis.

8. Standart Rumah Sakit : Sedapat mungkin RS yang mempunyai ICU dengan alat bantu nafas.

9. Penyulit : - karena penyakit: krisis miastenia dan krisis kholinergik.

- karena tindakan: terlambat bertindak/peralatan respirator yang tidak siap pakai.

10. lnformed Consent : Perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Spesialis.12. Lama Perawatan : Tergantung keadaan.

13. Masa Pemulihan : 1 minggu atau tergantung keadaan.

14. Output : Paralisis pernafasan, infeksi (biasa pneumonia), sembuh parsial.

15. P. A. : Bila timektomi.

16. Autopsi : Jarang.

MIOPATI

1. Nama Penyakit/Diagnosis : MiopatiDistrofia muskulorum progessiva.Polimiositis/miositisMiotoniaDrug induced myopathy.Periodic paralysis.

2. Kriteria Diagnosis : - Kelemahan otot, atrofi, biasanya proksimal, kadang-kadang pseudohipertrofi (DMP).

- Didapat (infeksi, obat-obatan, defisiensi, trauma, idiopatik).

- Herediter.

3. Diagnosis Diferensial : - Poliomielitis.- Neuropati.

4. Pemeriksaan Penunjang : - Enzim serum (CPK, LDH, SGOT, SGPT, Aldolase), bagi yang herediter, semua saudaranya diperiksa).

- EMG.- Biopsi otot.

5. Konsultasi : Bagian Patologi Klinik dan Patologi Anatomi.

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap bila ada penyulit atau untuk menegakkan diagnosis dan mencoba mencari kausanya.

12

Page 13: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

7. Terapi : Herediter:Suportif.Rehabilitasi/fisioterapiPencegahan (marriage counseling).Didapat: tergantung diagnosisnya.

8. Standart Rumah Sakit : Rumah sakit yang mempunyai fasilitas EMG, Patologi Klinik dan Patologi Anatomi.

9. Penyu!it : 1. Karena Penyakit: Penyakitnya memburuk secara bertahap.

2. Karena tindakan: jarang.

10. lnformed Consent : Perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Spesialis.

12. Lama Perawatan : Setelah diagnosis pasti, penyulit atau kausa bagi yang diketahui sudar ditanggulangi, penderita dapat berobal jalan terutama untuk fisioterapi. Umumnya secara medis tidak dapat berbuat banyaH untuk penyakit ini.

13. Masa Pemulihan : Tergantung keadaan dan diagnosis, penyakitnya cenderung memburuk pelan-pelan.

14. Output : Dengan perawatan dan fisioterapi penderita merasa membaik atau paling tidak sebagai usaha untuk dapat mobilisasi selama mungkin.

15. P. A. : Untuk diagnostik biopsi.

16. Autopsi : Bila perlu, untuk mengetahui penyebab kematian.

POLIO MIELITIS ANTERIOR AKUTA

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Polio Mielitis Anterior AkutaYang diopname:Bentuk non paralitik.Bentuk paralitik.

2. Kriteria Diagnosis : 1. Bentuk Non Paralitik:Panas, nyeri kepala, diare, kaku kuduk kering, Brud zinski I dan II yang positif.Lumbal pungsi akan memperlihatkan pleositosis, total protein meningkat, glucosa normal.

2. Bentuk Paralitik:Panas, nyeri kepala, diare, kaku kuduk, kering, Brud zinski I dan II positif. Tampak kelumpuhan pada satu atau beberapa anggota tubuh.

3. Diagnosis Diferensial : 1. Bentuk Non Paralitik:Reaksi meninggal simpatik misalnya pada:- mastoiditis.

13

Page 14: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

- Sinusitis.- Choriomeningitis limpotoria.- Penyakit Weil.

2. Bentuk Paralistik:- Mielitis transversa.- Guillain Barre.- Poliartritisrematika.- Motor neuron disease. -dll.

4. Pemeriksaan Penunjang : 1.Laboratorium: darah, urine rutine.2. LP3 EMG.

5. Konsultasi : - Anestesi.- Orthopaedi.- Fisioterapi.

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap.

7. Terapi : 1. Istirahat total.2. Pada bagian tubuh yang nyeri dapat diberi botol

hangat.3. Analgetika, Phenobarbital.

Sesudah 2 minggu dan keadaan likuor kembali normal dilakukan fisioterapi.Fase Rekon/valensi pertama (1 – 6) bulan:Fisioterapi.Tindakan orthopedik bila perlu.Fase Rekon/valensi kedua (6 bulan – 3 tahun):Latihan – latihan berkelompok.Orthopedik bila perlu.

8. Standart Rumah sakit : Semua Rumah sakit bila ada ICU lebih baik.

9. Penyulit : Gsaluran pernafasan.10. lnformed Consent : Perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Spesialis.

12. Lama Perawatan : Kira-kira 2 minggu.

13. Masa Pemulihan : Lebih kurang 1 bulan.

14. Output : 1. Non Paralitik diharapkan tanpa gejalasisa.2. Paralitik dengan gejala sisa monoparese.

15. P. A. : Tidak dilakukan.

16. Autopsi : Bila diperlukan.

MOTOR NEURON DISEASE (AMYTROPIK LATERAL SCLEROSIS, DLL).

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Motor Neuron Disease (Amytropik Laters Sclerosis Dll)

14

Page 15: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

Merupakan penyakit sistem saraf senra yang kionik progressive yang diser.a degenerasi sel –sel motorik kortek serebri batang otak dan medula spinalis.Gejala: U. M. N. pareparese spastic tetra parese spastic dengan paralise psendo bulber.Gejala: L. M. N. paralisis dan atropi dan senar, hipotenar dan m. interosi pada satu atau kedua tangan tanpa gangguan sensibilitas.

2. Kriteria Diagnosis : Dijumpai kelumpuhan tipe UMN dan LMN secara bersamaan.

3. Diagnosis Diferensial : 1. Lues Spinalis.2. Siringo mieli dan siringobulbi.3. Tumor medulla spinalis (didaerah servikal).Diskus hernia di daerah servikal.Adkesi – adkesi pada arakhnoidea didaerah servikal.

4. Pemeriksaan Penunjang : 1.Kadar kreatin Josfatase.2. Cairan otak / LP.3. EMG.4. EEG.

5. Konsultasi : - Bagian Anastesi (bila perlu).- Fisioterapi.

6. Perawatan Rumah Sakit : Rawat inap untuk diagnostik atau taraf lanjut dengan penyakit.

7. Terapi : 1. Suporsif.2. Fisioterapi.

8. Standart Rumah Sakit : Semua Rumah sakit, bila ada ruangan ICU lebih baik.

9. Penyulit : - Karena penyakit: Gangguan pernafasan.- Karena peralatan: Respirator yang tidak ada.

10. lnformed Consent : Perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Spesialis.

12. Lama Perawatan : - Bila untuk diagnostik 3 – 5 hari. Taraf lanjut tergantung keadaan.

13. Masa Pemulihan : Tergantung keadaan penyakitnya cenderung memburuk pelan-pelan.

14. Output : Dengan perawatan dan fisioterapi diharapkan penderita dapat lebih lama aktif.

15. P. A. : Jika dilakukan biopsi.

16. Autopsi : Bisa diperlukan.

15

Page 16: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

GANGGUAN EKSTRAPIRAMIDAl/MOVEMENT DISORDERS (GANGGUAN GERAK)

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Gangguan Ekstrapiramidal/Movement Disorders (Gangguan Gerak)Sindroma Parkinson (parkinson Disease, Drug induced

dll).Chorea.Athetosis.Dystonia.Myoklonus.Ballismus.Myokymia.Tic.Spasmodic torticollis.dll.

2. Kriteria Diagnosis : Adanya gerakan-gerakan involunter yang nyata.

3. Diagnosis Diferensial : Penyakit-penyakit dengan gejala gerakan-gerakan involunter.

4. Pemeriksaan Penunjang : - Pemeriksaan Iaboratorium lengkap.- Rontgen Foto (Servical, dll sesuai dengan

kemungkinan diagnosis).- EEG.- Head CT Scan.- MR1.- E M G.- Test – test tertentu seperti test Neuropsikologis,

aktivitas fungsinal dll.- LP jika ada indikasi.

5. Terapi : Sindroma Parkinson:Levodopa.Anticholinergic-drugs.Antihistamine.Bromocriptine.Deprenyl dll.Chorea:lstirahat.Chlorpromazine.Kortikosteroid.Haloperidol.Penicillin (Prophylaxis).

7. Perawatan Rumah Sakit : Bila ada penyulit atau untuk melengkapi prosedur diagnostik.

8. Standart Rumah sakit : Rumah sakit yang mempunyai fasilitas untuk prosedur diagnostik.

9. Penyulit : karena terlambatnya diagnosis dan berlanjutnya penyakit.

10. lnformed Consent : Perlu, terutama yang dicurigai berat.

16

Page 17: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

11. Standart Tenaga : Dokter Spesialis.

12. Lama Perawatan : Untuk diagnostik, kira-kira 3 hari, untuk penyakit dengan penyulit atau taraf lanjut tergantung keadan.

13. Masa Pemulihan : Tergantung diagnosis, dapat sembuh sempurna sampai dengan memburuk pelan – pelan.

14 . Output : Tergantung diagnosis, dari sembuh total sampai dengan defisit neurologik berat.

15. P. A. : Bila ada biopsi (jarang).

16. Autopsi : Bila diperlukan (jarang).

TUMOR OTAK

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Tumor Otak

2. Kriteria Diagnosis : Primer:Jaringan otak.Spinal kord.Selaput otak.Pembuluh darah.Kelenjar pituitari & Pineal.Metastase:Paru-paru.Saluran cerna.Payudara.Ginjal.

3. Diagnosis Diferensial : - Hematoma Subdural.- Abses otak.- Ensefalitis akuta.- Meningitis Tuberculosa.- Pseudo tumor serebri.

4. Pemeriksaan Penunjang : Foto tengkorak (schedula foto) dijumpai:- Klasifikasi intrakanial.- Tanda-tanda peninggian intrakanial.- Pembentukan tulang baru.- Destruksi tulang.- Udara pada ventrikel.Foto Toraks.Computed Tomography.EEG (Electro Ensefalography).Punksi Lumbal.Echo Encephalography.Ventikulography.Lain-lain.

5. Konsultasi : - Bagian Bedah.- Bagian Paru.- Bagian THT.

17

Page 18: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

- Bagian Mata.

6. Perawatan Rumah sakit : Rawat inap & berobat jalan.

7. Terapi : Operasi tergantung pada jenis & lokasi Tumor, tidak dilakukan pada tumor batang otak, noncapsule dan luas (lnfiltrating).Radiasi dan Steroid.Tumor primer ganas.Tumor metastosis.Kartikosteroid untuk mencegah edema serebri diberikan methyl prednisolon 80 – 100 mg/hari.Kemotherapi.Pemberian intra vena (sistematik)* methamicin.* Vicristin sulfat.* B. C. N. 0 .Pemberian intra arterial:* nitrogen mustard.* metho threkasat.* bremuridin.* S. Fluonracil.B.C.N.0 + Radio therapy efektif.

8. Standart Rumah sakit : Semua Rumah Sakit yang lengkap dengan fasilitas penunjang dan therapi.

9. Penyulit : - Lokalisasi tumor yang sangat dalam dan dekat dengan bagian vital otak spthpothalamus, batang otak.

- Karakteristik tumor sangat ganas. Saran peralatan operasi yang lengkap.

10. lnformed Consent : Perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Umum.Dokter Spesialis.

CEREBRAL PALSY

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Cerebral Palsy

2. Kriteria Diagnosis : Gangguan sikap, gerak dan tonus daripada anggota tubuh akibat gangguan perkembangan otak ataupun penyakit-penyakit yang mengenai otak dalam masa umur anak dibawah 2 tahun (prenatal, natal dan postnatal).

3. Diagnosis Diferensial : Herediter anomali, Retardasi Mental.

4. Pemeriksaan Penunjang : - EEG.- X foto tengkorak.- Brain CT Scan/MRI.

18

Page 19: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

5. Konsultasi : - T H T.- Mata.- Psikiatri.- Psikologi.

6. Perawatan Rumah Sakit : Jika tergolong Scvere CP.

7. Terapi : - Medikamen: antikonvulsan, muscle relaxant, vitamin, tranquilizzer k/p.

- Rehabilitasi.- Operatif Ortopedi.

8. Penyulit : lnfeksi sekunder, kejang, gangguan penglihatan, gangguan bahasa, gangguan mental.

9. lnformed Consent : Perlu jika akan dilakukan operatif.

10. Lama Perawatan : Tergantung indikasi.

11. Masa Pemulihan : Tergantung tingkatan derajat keparaltiar+ dan penyulit penyerta.

12. Output : -

13. P. A. : -

NYERI PUNGGUNG

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Nyeri Punggung Nyeri tengkuk.Nyeri punggung bawah.Nyeri dada belakang.

2. Kriteria Diagnosis : 1. Nyeri tengkuk.Nyeri yang berasal dari tengkuk, lokal, adakalanya menjalar ke kepala belakang, atau lengan dan jari yang tidak berasal dari organ viseral.Misalnya: trauma,spondilosis,HNP,dll.

2. Nyeri punggung bawah.Nyeri yang berasal dari punggung bawah, lokal, adakalanya menjalar ketungkai, kaki, dan jari yang tidak berasal dari organ viseral.Misalnya: trauma, HNP, Osteoartropati, ankilosing, spondilitis, neoplasma (ekstradural malignant tumors), infeksi, dll.

3. Nyeri dada belakang.Misalnya spondilitis tuberkulosis, dll.

3. Diagnosis Diferensial : - Nyeri Psikogenik.- Nyeri pada tengkuk ataupun punggung bawah, tapi

pada pemeriksaan tidak dijumpai kelainan saraf.

4. Pemeriksaan Penunjang : 1.Darah rutin, Urine rutin, Likuor.2. Foto tulang vertebra, Mielografi, CT Scan, MRI, dll

(tergantung indikasi).

19

Page 20: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

5. Konsultasi : Bedah Saraf, Ortopedik, dll (tergantung kausa).

6. Perawatan Rumah sakit : 1.Rawat jalan.2. Rawat inap.

Tergantung kausa, berat ringannya penyakit, penyulit dan penyakit yang menyertainya.

7. Terapi : 1. Analgetik.2. Relaksan Otot.3. Tergantung kausa.

8. Standart Rumah Sakit : Semua Rumah sakit.

9. Penyulit : Karena penyakit: Bila kausa tidak bisa di tanggulangi, misalnya malignansi, osteoporosis, dll.

10. Informed Consent : Bila perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Umum, bila tidak ada Dokter Spesialis.

12. Lama Perawatan : 1. Rawat jalan: Sampai rasa nyeri hilang, biasanya 6 — 8 minggu.

2. Rawat inap: tergantung kausa.

13. Masa Pemulihan : Rawat inap, tergantung kausa.

14. Output : Tergantung kausa.

15. P. A. : Bila perlu (misal tumor).

16. Autopsi : Bila perlu.VERTIGO

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Vertigo

2. Kriteria Diagnosis : Disorientasi dalam ruangan.Dirasakan bumi rasa berputar, tubuh rasa diayun, rasa melayang dan sebagainya.

3. Diagnosis Diferensial : 1. Parese yang ringan (stroke).2. Gangguan serebllum.3. Epilepsi Penfield.

4. Pemeriksaan Penunjang : 1.Laboratorium darah rutin.2. Rontgen foto tengkorak, sinus para nasal, mastoid,

vertebra servicalis.3. E E G.4. CT Scan (atas indikasi).

5. Konsultasi : Tergantung keadaan (THT, Mata, Psikiatri, Penyakit dalam).

6. Perawatan Rumah Sakit : Berobat jalan, bila keadaan berat rawat inap.

20

Page 21: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

7. Terapi : 1. Terapi kausal.2. Terapi medikamen:

- Betahistine (merislon).- Betahistine dihidrochloride (Betaserc).

3. Sinarizin.Flunarizin.Fenotiazin.Tietilperazin.Sulperid.Pirasetam.

8. Standart Rumah Sakit : Semua Rumah Sakit.

9. Penyulit : Jarang, kecuali diagnosis kurang teliti.

10. lnformed Consent : Tidak perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Umum, bila kurang berhasil, kirim kepada Dokter Spesialis.

12. Lama Perawatan : Rawat jalan, tergantung keadaan.

13. Masa Pemulihan : Tergantung keadaan.

14. Output : Tergantung pada penanggulangan penyakit dasar tersebut.

15. P. A. : Tergantung pada penyakit dasar (mis. tumor).

16. Autopsi : Tergantung pada penyakit dasar (mis. tumor).

KOMA (PENURUNAN KESADARAN)

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Koma (Penurunan Kesadaran)Koma metabolik.Koma intrakranial primer.- Koma intrakraniat primer.- Koma intrakranial primer difus.

2. Kriteria Diagnosis : 1. Koma metabolik.Tidak dijumpai tanda defisit neurologis.

2. Koma intrakranial primer fokal.Tanda kelainan neurologi dimulai dengan gejala

fokal.3. Koma intrakranial primer difus.

Tanda kelainan neurologi sejak permulaan difus atau simetris yang progresif tingkat demi tingkat.

3. Diagnosis Diferensial : 1. Koma Psikogenik.Kelihatannya seperti koma tapi pada pemeriksaan tidak dijumpai kelainan.

2. Locked-in syndrome.Pasien bangun dan sanggup berkomuniksai hanya dengan kedip/gerakan mata.

21

Page 22: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

Persistent vegetative state.Pasien bangun tapi tidak waspada.

4. Pemeriksaan Penunjang : 1.Pemeriksaan darah, urin, likuor, dll.2. Foto kepala, Head CT Scan, Angiografi, MRI (atas

indikasi).

5. Konsultasi : Kerjasama dengan bagian Anestesi, Penyakit Dalam, Anak, dll.

6. Perawatan Rumah Sakit : Ruang ICU.

7. Terapi : 1. Mempertahankan sistem pernafasan yang optimal.2. Mempertahankan sistem kardiovaskuler yang

optimal.3. Mempertahankan perfusi otak yang optimal,

termasuk penanggulangan edema serebri dengan cara:- Mannitol 20% dosis 1 gr/kg fV dihabiskan dalam

waktu 10 – 30 menit, boleh diulang 12 jam, pemberian lebih dua kali tidak efektif.

- Furosemide.- Steroid, Nonglucocorticoid, Lazeroid untuk cedera

kepala.Perawatan bowel.Perawatan bladder.dll.

8. Standart Rumah Sakit : Semua Rumah Sakit bila ada ICU

9. Penyulit : 1. Kausa, beratnya kausa, penyakit lain yang menyertainya dan edema serebri.

2. Karena tindakan, alat yang tidak siap pakai atau terlambat bertindak.

10. lnformed Consent : Perlu.

11. Standart Tenaga : Neurolog,Anestesiolog, Internist/ Anak, dfl (bila perlu).

12. Lama Perawatan : Sampai kesadaran pulih.

13. Masa Pemulihan : Tergantung kepada:Cepat dan tepatnya tindakan.Lamanya koma.Kausa, penyakit lain dan penyulit.

14. Output : Tergantung ad. 13.

15. P. A. : Jarang.

16. Autopsi : Bila perlu.

22

Page 23: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

DEMENSIA

1. Nama Penyakit/Diagnosis : DemensiaSenile Dementia Alzheimer Type (S. D. A. T).Multi lnfarct Dementia (M.I.D).Parkinson's Disease Dementia (P.D.D).

2. Kriteria Diagnosis : 1. Demensia yang timbul perlahan-lahan, progressif, unifoem dan bukan oleh kausa lain setelah pemeriksaan anamnese, pemeriksaan fisik, laboratorium, psikometrik dan lain-lain.

2. Demensia yang timbul pada stroke dengan gejala neurologik yang multipel dan perubahan mental yang berfluktuasi

3. Demensia yang timbul pada penderita penyakit parkinson.

3. Diagnosis Diferensial : 1. Demensia karena penyakit seperti oleh trauma (demensia pugilistika), infeksi, gangguan metabolisme, obat-obatan, toksin, gangguan sirkulasi darah, tumor dll.

2. Pseudodemensia.

4. Pemeriksaan Penunjang : 1.Laboratorium darah.2. Foto tengkorak.3. CT Scan.

5. Konsultasi : Tergantung keadaan (gangguan endoknr psikiatri dll).

6. Perawatan Rumah Sakit : Berobat jalan, apabila berat, baru perlu rawat inap.

7. Terapi : 1. Terapi medikamen kausal tidak ada.Terapi simtomatis bergantung keadaan.

2. Terapi stroke.Dapat ditambah dengan Nootropics.

3. Terapi Penyakit Parkinson.

8. Standart Rumah Sakit : Semua Rumah sakit.Bila perlu konsultasi dengan spesialis.

9. Penyulit : Sukar menegakkan diagnosa pasti.Pada orang tua, gejala penyakit dan respns terhadap

obat berbeda.

10. Informed Consent : Tidak perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Umum, bila perlu rujuk ke Dokter Spesialis.

12. Lama Perawatan : Berobat jalan saja, tergantung keadaan.

13. Masa Pemulihan : Tergantung keadaan.

14. Output : 1. SDAT.Belum ada penyembuhan.

23

Page 24: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

2. Reversibel dementia.Bergantung keadaan.

15. P. A. : Sangat perlu post mortem.

16. Autopsi : Sangat perlu.

NEUROGENfC BLADDER

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Nuerogenic Bladder

2. Kriteria Diagnosis : Gangguan fungsi kandung kemih akibat gangguan sistem saraf.

3. Diagnosa Banding : Gangguan funsi KK akibat batu, infeksi, prostat hipertrofi, malignansi, dll.

4. Pemeriksaan Penunjang : BNO, IVP/Sistouretrografi, faal ginjal.

5. Konsultasi : Bila perlu dokter ahli fisioterapi.

6. Perawatan Rumah sakit : - Kalau masih akut dirawat inap.- Kalau lama tergantung keadaan.

7. Terapi : 1. Tahap Akut.Kateterisasi intermiten.Metode ini dengan tehnik "non touched". Ritriksi pemberian cairan. Bila penderita dirawat di ruang ber AC, maka jumtah cairan total yang diberikan 1500 cclhari, dibagi rata tiap 2 jam. Katerisasi tiap 6 jam. Urine yang diperoleh tidak lebih dari 500 cc.

2. Tahap Rehabilitasi.Pada tahap ini KK telah terbagi dua, KK UMN dan KK

LMN.1. KK Umum.

Dua hari kemudian dilakukan pemeriksaan refleks anal superfisial, refleks bulbokapernosus dan tes air dingin. Bila belum memberikanrespons, evaluasi diulangi tiap 72 jam.Bila percobaan – percobaan tersebut memberikan hasil yang positif, maka latihan KK (Bladder training) dimulai.Katerisasi dapat dihentikan, bila jumlah urin yang keluar spontan sama dengan jumlah yang diperoleh via kateter.Kadang-kadang bladder training tidak memberikan hasil yang memuaskan, untuk itu pemberian obat-obatan dapat dipertimbangkan misalnya:Untuk otot detrusor kurang efisien, obat kolinergik, misalnya:- Karbakol 0,25 mg IM tiap 6 jam.- Betanekol kloridal0 mg SK tiap6 jam.- Tab. Betanekol 4 x 50 mg.

24

Page 25: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

Terkadang otot detrusor terlalu Wuac kontraksi, untuk mengatasinya, ob®t anti kolinergik misalnya, oral:Bantin 4 x 50 - 100 mg, probantin 4 x 15 mg.Obat yang mengurangi spastic berlebihan

sfingter:- Diazepam 4 x 10 - 20 mg.- Baklofen 3 x 5 - 30 mg.Bila dengan bantuan obat Bladder training

belum juga membaik:Anestesi mukosa KK.Blok N, Pudendus, untuk sfingter uretra yang

terlalu spastik.Bila gagal lagi:Pada wanita, mungkin implantasi sfingter uretra

artifisial.2. KK LMN.

Manual compression.

8. Standart Rumah Sakit : Semua Rumah Sakit.

9. Penyulit : lnfeksi.

10. lnformed Consent : Perlu.

11. Standart Tenaga : Dokter Umum.

12. Lama Perawatan : Tergantung keadaan.

13. Masa Pemulihan : Tergantung keadaan.

14. Output : Tergantung keadaan.15. P. A. : -

16. Autopsi : -

INFEKSI SUSUNAN SARAF PUSAT

1. Nama Penyakit/Diagnosis : Infeksi Susunan Saraf Pusata. Ensefalitis.b. Meningitis.c. Myelitis.

2. Kriteria Diagnosis : Klinis.Penurunan kesadaran, demam, kejang, sakit kepala sangat, kelumpuhan, refleks-refleks patologis, kaku kuduk, gangguan sensibilitas.

3. Diagnosis Diferensial : Ensefalopatia, stroke, epilepsi.

4. Pemeriksaan Penunjang : Lumbal pungsi, Brain CT Scan, MRI, Laboratorium darah, BTA Sputum, Kumbah lambung, EEG, X foto thoraks, vertebrae.

25

Page 26: Spm Ilmu Penyakit Syaraf

5. Konsultasi : Bagian paru-paru (berdasarkan indikasi).

6. Terapi : lstirahat, perawatan koma, anti edema otak, antibiotika/antiviral, fisioterapi/rehabilitasi.

7. Perawatan Rumah Sakit : Semua kasus harus dirawat di rumah sakit.

8. Standart Rumah Sakit : Semua type Rumah sakit.

9. Penyulit : lnfeksi sekunder, edema tak terkontrol, kelumpuhan.

26