51
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Page 2: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Page 3: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Page 4: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Page 5: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS ORTHOAPEDI & TRAUMATOLOGI

INDONESIA

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI &

TRAUMATOLOGI INDONESIA INDONESIAN ORTHOPAEDIC ASSOCIATION

JAKARTA, AGUSTUS 2008

Page 6: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS ORTHOAPEDI & TRAUMATOLOGI

INDONESIA

PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ILMU ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA

INDONESIAN ORTHOPAEDIC ASSOCIATION

S e k r e t a r i a t: Divisi Orthopaedi & Traumatologi / Departemen Ilmu Bedah

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl Diponegoro No. 71, Jakarta 10430

Telp. 021-3909655, Telp/Fax : 021-3905894 E-mail : [email protected]

Page 7: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

KATA SAMBUTAN Ketua Pengurus Pusat PABOI

Assalamu’alaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat-Nya sehingga terbitlah Buku Standar Pendidikan Profesi Doker Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia ini. Buku ini diterbitkan dengan tujuan agar setiap Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi di Indonesia mempunyai pedoman dan penuntun dalam mendidik seorang dokter umum untuk menjadi seorang Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi yang memiliki kemampuan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat dipertanggung jawabkan. Kemampuan serta ketrampilan yang baik merupakan persyaratan dasar yang sepatutnya dimiliki oleh seorang dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi yang ingin melakukan atau menjalani praktik kedokteran sebagai dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi. Kepada seluruh anggota tim penyusun buku pedoman ini saya atas nama Perhimpunan Dokter Spesialiis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia mengucapkan terima kasih yang sebesar-bewarnya atas jering payah saudara-saudara. Semoga buku pedoman ini dapat digunakan sebaik-baiknya oleh Institusi – institusi Pendidikan Dokter Spesialis Orhtopaedi dan Traumatologi di Indonesia. Jakarta, Agustus 2008 Ketua PP PABOI Dr. Bambang Nugroho, SpOT

i

Page 8: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

KATA PENGANTAR

Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia Dalam menyambut Undang-Undang No. 29 tahun 2004 perihal Praktik Kedokteran pasal 26 dimana salah satu ayatnya menyatakan bahwa standar pendidikan profesi dokter disusun oleh asosiasi institusi pendidikan kedokteran, Perhimpunan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi termasuk Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia perlu mempersiapkan diri dengan berbagai kewajiban yang diamanahkan dalam Undang-undang Praktik Kedokteran tersebut. Untuk mengakomodasi amanah Undang-undang Praktik Kedokteran tersebut dianggap perlu untuk menyusun pedoman Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap semua pihak yang telah bekerja keras untuk ikut serta menyusun Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia. Kami menyadari bahwa Standa Pendidikan Profesi ini masih jauh dari sempurna, karena itu standar ini akan selalu disempurnakan secara berkala berdasarkan masukan dari berbagai pihak maupun dari bukti-bukti empiris. Kami mohon ma’af apabila selama proses penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Semoga di masa yang akan datang, proses penyusunan dapat berlangsung lebih baik. Akhir kata, semoga Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia bermanfaat bagi Institusi – institusi Pendidikan Dokter Spesialis Orhtopaedi dan Traumatologi di Indonesia. Jakarta, Agustus 2008 Ketua Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia Prof. Dr. H. Errol U. Hutagalung, SpB, SpOT

ii

Page 9: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

DAFTAR ISI

Kata Sambutan Ketua PP PABOI ..................................................................................... i Kata Pengantar Ketua Kolegium-IOT................................................................................ ii Daftar Isi ........................................................................................................................... iii Daftar Singkatan ............................................................................................................... v Pengertian Umum ……………………………………………………………………............... vi I. Pendahuluan ................................................................................................................. 1 II. Standar Umum Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi ............... 2

1. Misi dan Tujuan Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi ........ 2 1.1. Misi Pendidikan 1.2. Tujuan Pendidikan 1.3. Otonomi dan Profesionalisme 1.4. Luaran Pendidikan 1.5. Sikap dan Perilaku professional Orthopaedi dan Traumatologi

2. Proses Pendidikan……………………………………………………………………… 3

2.1. Pendekatan Pembelajaran 2.2. Metode Pendidikan 2.3. Tahapan Pendidikan 2.4. Isi Pendidikan 2.5. Struktur, Kompetensi dan Lama Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan

Traumatologi 2.6. Hubungan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan 2.7. Manajemen Proses Pendidikan 2.8. Materi Pendidikan

3. Sistem Evaluasi …………………………………………………………………………. 11 3.1. Sistem Evaluasi Peserta Didik 3.2. Panduan Ujian Nasional 3.3. Tahapan Pendidikan 3.4. Kaitan Antara Penilaian dan Pendidikan 3.5. Umpan Balik Peserta Didik 3.6. Penghentian masa pendidikan

4. Peserta Didik Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi.. 14

4.1. Sistem Penerimaan Peserta Didik 4.2. Jumlah Peserta Didik 4.3. Bimbingan dan Konseling 4.4. Kondisi Kerja Peserta Didik

5. Staf Akademik ………………………………………………………………………….. 15

5.1. Sistem Penerimaan Staf 5.2. Sistem Pengembangan Staf

6. Sumber Daya Pendidikan ……………………………………………………………… 15

6.1. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan 6.2. Fasilitas Fisik

iii

Page 10: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

6.3. Tim Klinik 6.4. Teknologi Informasi 6.5. Fasilitas Riset 6.6. Ekspertis Pendidikan 6.7. Pertukaran Staf

7. Evaluasi Program ……………………………………………………………………. 16

7.1. Sistem Evaluasi Program 7.2. Umpan Balik Pendidik dan Peserta Didik 7.3. Kinerja Luarang Pendidikan 7.4. Authorisation dan Monitoring of Training Settings 7.5. Keterlibatan Stake Holders

8. Administrasi Pendidikan dan Penyelenggaraan Program ……………………….. 17

8.1. Penyelenggaraan Program 8.2. Kepemimpinan Akademik 8.3. Alokasi Anggaran dan Sumber Dana 8.4. Interaksi dengan Sektor Kesehatan

9. Perbaikan Berkesinambungan ………………………………………………………. 18 10. Aturan Tambahan …………………………………………………………………….. 18

III. Penutup ……………………………………………………………………………………… 19 Lampiran: ………………………………………………………………………………………. 20 - Kurikulum Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi

iv

Page 11: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

DAFTAR SINGKATAN

KKI Konsil Kedokteran Indonesia MKKI Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia IPDS-IOT Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi PPDS-IOT Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi IOT Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi KPS Ketua Program Studi SPS Sekretaris ProgramStudi CPC Clinico Pathology Conference MPPI Minesota Multiphasic Personality Inventory PABOI Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia

v

Page 12: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Pengertian Umum

Standar pendidikan profesi dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi adalah kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi (IPDS-IOT) dalam melaksanakan penyelenggaraan pendidikan.

IPDS-IOT di Fakultas Kedokteran diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran di

lingkungan Universitas Negeri, dimana pada pelaksanaanya menggunakan Rumah Sakit pendidikan atau yang setingkat, dengan pengembangan satelit RS pendidikan/jejaringnya.

IPDS-IOT sebagai bagian dari struktur fakultas kedokteran secara fungsional

melaksanakan pendidikan, penelitian dan secara profesional mengemban tugas pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilingkungan rumah sakit pendidikan dan satelitnya yang dilakukan oleh peserta pendidikan dalam bidang akademis, yaitu strata diploma, sarjana, dan pasca sarjana, dan dalam bidang profesi, yaitu dokter, spesialisasi I dan II.

Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi bertugas dan bertanggung jawab

atas : (1) standar umum IPDS-IOT, (2) katalog IPDS-IOT, (3) kurikulum IPDS-IOT, (4) Modul-modul pendidikan, dan (5) Standar Pelayanan Medis (SPM).

vi

Page 13: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

BAB I

Pendahuluan

Pendidikan sudah lama disadari sebagai salah satu hal yang sangat penting.

Dengan pendidikan kita dapat menyejahterakan rakyat, meningkatkan rasa percaya diri

dan melakukan berbagai pembaharuan di berbagai bidang. Ironinya kenyataan di

Indonesia pendidikan seperti kurang mendapatkan perhatian terbukti dengan nilai

anggaran yang masih relatif kecil dibandingkan dengan bidang lainnya.

Perhatian lebih serius baru terlihat akhir-akhir ini yang tercantum pada Undang-

Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 dimana termaktub perlunya

standar nasional pendidikan yang harus dijadikan acuan dalam pengelolaan

pendidikan.

Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia yang sudah berumur lebih dari 30 tahun

semakin banyak mengalami perkembangan dan tantangan. Perkembangan dibidang

keilmuan, pengetahuan dan alat pendukung seperti imaging, instrumentasi, biologi

molekuler bahkan, bahkan sel punca telah pula semakin pesat yang menjadi tantangan

bagi penyelenggara pendidikan untuk memfasilitasi insan orthopaedi dan traumatologi

Indonesia.

Page 14: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

BAB II Standar Umum Pendidikan

Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi 1. Misi dan Tujuan Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi

1.1. Misi Pendidikan

a) Melaksanakan pendidikan kepada dokter untuk menjadi seorang Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi dengan sistem pendidikan yang berpusat pada peserta didik (student centered) sehingga inovasi tetap berkembang untuk meningkatkan efektifitas dalam bidang pelayanan.

b) Menekankan pentingnya evidence based dalam pendidikan sehingga mampu menguasai ilmu dalam bidang Orthopaedi dan Traumatologi secara mendalam dan mutakhir.

c) Mendidik peserta dengan mengetengahkan perkembangan baru sehingga terbiasa untuk meningkatkan ilmu secara terus menerus.

1.2. Tujuan Pendidikan

a) Tujuan umum pendidikan Dokter Spesiali Orthopaedi dan Traumatologi adalah untuk mendidik dan melatih dokter untuk menjadi dokter spesialis Orthopaedi dan Traumatologi yang mempunyai yang mempunyai ciri-ciri: 1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sistem

muskuloskeletal sesuai dengan kebijakan pemerintah 2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai keterampilan

dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah kesehatan sistem muskuloskeletal sistem muskuloskeletal secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan sistem muskuloskeletal kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal.

3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan, penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi.

4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi. b) Tujuan khusus pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi adalah untuk

mendidik dan melatih dokter sehingga mampu menegakkan diagnosis dan melakukan terapi dengan standar ilmu pengetahuan dan kemampuan optimal di tempat mereka melakukan praktek dengan cirri-ciri:

1. Menjunjung tinggi kode etik kedokteran Indonesia 2. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi bedah orthopaedi &

traumatologi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan 3. Mampu mengembangkan pelayanan ilmu orthopaedi & traumatologi dilingkungannya 4. Mengerjakan ilmu orthopaedi & traumatologi sebagai profesi 5. Menjaga pengetahuan yang cukup tentang rehabilitasi cacad tubuh dan mampu

melaksanakan rehabilitasi prefentif 6. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih sumber-sumber

belajar yang sehat dapat menjurus keterampilan akademik tertinggi.

Page 15: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

1.3. Profesionalisme dan Kemandirian Pada proses pendidikan Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, sebelum mempelajari

hal-hal spesifik sebagai Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, terlebih dahulu diberikan pendidikan yang sangat mendasar di bidang orthopaedi dan traumatologi seperti ilmu dan pengetahuan orthopaedi dasar dan keterampilan bedah dasar di bidang orthopaedi dan traumatologi, bagaimana bersikap dan membina hubungan empati dengan pasien / keluarga sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik bagi penderita dan masyarakat (pelayanan prima).

1.4. Hasil Akhir Pendidikan Tingkat Kompetensi (level of competency)

Pemula/Pembekalan Mampu melakukan kegiatan ilmu orthopaedi dan traumatologi dasar

Magang Mampu melakukan kegiatan ilmu orthopaedi dan traumatologi lanjut di bawah bimbingan staf pengajar

Mandiri Mampu melakukan kegiatan ilmu orthopaedi dan traumatologi lanjut di bawah pengawasan staf pengajar.

1.5. Sikap dan Perilaku profesional Orthopaedi dan Traumatologi Kemanusiaan Spesialis orthopaedi dan traumatologi memperlakukan setiap penderita sebagai insan

yang bermartabat dan menjunjung tinggi nilai-nilai budi luhur

Kesadaran akan keterbatasan Dalam hal terjadi kesalah pahaman seorang spesialis orthopaedi dan traumatolgi

mengutamakan kejujuran dan menyadari suatu keterbatasan. Segala sesuatu yang diyakini benar dalam suatu hal dapat saja terjadi kesalahan karena berbagai keterbatasan yang dimiliki

Etika

Menyangkut rahasia pasien, maka etika dalam mengelola sangat penting diutamakan oleh seorang spesialis orthopaedi dan traumatologi.

Kebersamaan

Dalam upaya penegakan diagnosis yang melibatkan spesialis di luar orthopaedi dan traumatologi, spesialis orthopaedi dan traumatologi harus mengutamakan semangat kebersamaan, demikian pula dalam melakukan terapi yang seringkali membutuhkan suatu kerjasama tim di bidang lain. Semangat kebersamaan sudah seharusnya diutamakan.

Ilmiah Penambahan dan ikut serta secara aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan di

bidang orthopaedi dan traumatologi menjadi ciri spesialis orthopaedi dan traumatologi. Penegakan dan pengambilan keputusan selalu merujuk kepada ilmu pengetahuan orthopaedi dan traumatologi mutakhir yang tidak terlepas dari kesadaran akan keterbatasan diri.

2. Proses Pendidikan

2.1. Pendekatan Pembelajaran

Pendidikan dimulai dengan pengenalan sarana, prasarana, ruang lingkup serta pembekalan teori dan keterampilan bedah. Peserta diberikan kesempatan mengikuti kursus yang berkaitan dengan teori dan keterampilan bedah di bidang orthopaedi dan traumatologi. Peserta diberikan kesempatan belajar di beberapa pusat pendidikan di dalam maupun di luar

Page 16: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

negeri untuk menambah wawasan dan kemampuan terbaru dibidang orthopaedi dan traumatologi sesuai kemampuan dan ketersediaan kapasitas yang dimiliki. Peserta mendapat bimbingan langsung melakukan operasi yang sesuai dengan teknik yang diakui oleh dunia. Peserta diberikan kebebasan untuk melakukan konseling kepada KPS atau tim yang ditentukan.

2.2. Metode Pendidikan

Pendidikan di bidang orthopaedi dan traumatologi yang berorientasi pada kemampuan mengelola pasien yang terbagi pada kemampuan diagnosis dan kemampuan terapi. Selain itu diharapkan juga spesialis orthopaedi dan traumatologi mampu melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan yang muncul di lapangan ketika mengelola pasien tersebut. Kemampuan diagnosis memerlukan pengetahuan dibidang membina hubungan empati dokter dan pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Kemampuan terapi memerlukan keterampilan bedah dan non bedah, pengetahuan instrumentasi dan implant, dan kemampuan analisis terhadap peluang capaian terapi bagi pasien.

Metode yang dapat digunakan antara lain:

1. Tutorial 2. Diskusi pasien dalam laporan jaga dan laporan operasi 3. CPC 4. Presentasi kasus 5. Baca journal 6. Penulisan makalah ilmiah 7. Referat 8. Stase subdivisi/seksi 9. Stase di pusat pendidikan lain 10. Paper akhir / penelitian

2.3. Tahapan Pendidikan

1. Bedah Dasar (3 semester) 2. Orthopaedi dan Traumatologi Dasar (1 semester/ semester IV) 3. Orthopaedi dan Traumatologi Lanjut 1 (2 semester/ semester V-VI ) 4. Orthopaedi dan Traumatologi Lanjut 2 (2 semester/ semester VI-VII) 5. Chief Residen Orthoapedi dan Traumatologi (1 semester/ semester IX) 2.4. Isi Pendidikan

Isi pendidikan pada program pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang dijabarkan dalam kompetensi yang ingin dicapai dan disusun dalam kurikulum Program studi spesialis I Ilmu orthopaedi dan traumatologi (lampiran kurikulum pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatolgi)

Page 17: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

2.5. Struktur, Kompetensi dan Lama Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi

dan Traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10

Orthopaedi Dasar

OTL1 OTL 2 Chief Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

1 Biologi selular dan molecular muskuloskeletal S42.0 A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

2 Pembentukan, Pertumbuhan dan Dasar Genetik Kelainan Muskuloskeletal

A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 1

3 Surgical Anatomy and Approach A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

4 Biomekanik Muskuloskeletal dan Biomaterial A2 B1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

5 Inflamasi, Degenerasi dan Neoplasma Muskuloskeletal

A2 B1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

6 Imajing Orthopaedi A2 B1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 1

7 Dasar Traumatologi Muskuloskeletal A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 1

8 Komplikasi Trauma Muskuloskeletal A2 B1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 1

9 Dasar Osteosintesa A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

10 Orthopaedic research (Methodology and statistics)

A2

A2

A2

A3

2

Trauma Ekstremitas Bawah

5

11 Fraktur femur proksimal S72.0/S72.1/S72.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

12 Fraktur femur diafisis S72.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4

13 Fraktur femur distal S72.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

14 Fraktur tibia proksimal S82.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 15 Fraktur tibia fibula diafisis S822 A2 B2 A2 B3 A3 B4

16 Fraktur tibia fibula distal S82.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4

17 Fraktur Kalkaneus nor artikular S92.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

18 fraktur metatarsal, falang non artikular S92.3/S92.4/S92.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

19 Sindroma Kompartemen femur, tungkai bawah, kaki

A2 B2 A2 B3

A3 B4

20 Amputasi traumatik: femur, tungkai bawah, kaki S78/S88/S98 A2 B2 A2 B3 A3 B4

21

Trauma jaringan lunak, tendon fleksor &ekstensor kaki (sederhana) temasuk tendon Achiles

S96.1/S96.0 S86.0

A2 B2 A2 B3

A3 B4

22 Dislokasi panggul, lutut (sederhana)) S83.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

Trauma Ekstremitas Bawah 7

23 Fraktur Femur (kompleks) S72 A2 B2 A2 B3 A3 B4 24 Fraktur tungkai bawah (Kompleks) S82 A2 B2 A2 B3 A3 B4

25 Dislokasi panggul dan fraktur kaput femur A2 B2 A2 B3 A3 B4

26

Fraktur femur subtrokanter, pertrokanter, intertrokanter

S72.2/S72.1

A2 B2 A2 B3

A3 B4

27 Fraktur femur kolum S72.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

28 Fraktur femur interkondilus S72.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

29 Cedera patella dan mekanisme ekstensi S83.7 A2 B2 A2 B3 A3 B4

30 Dislokasi lutut traumatik akut S83.0/S83.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 31 Fraktur plato tibia S82.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

32 Fraktur plafon tibia S82.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4 33 Fraktur &dislokasi pengelangan kaki S82.6/S93.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

34 Fraktur Kalkaneus (intraartikular) S92.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

35 Fraktur talus & dan dislokasi subtalar S92.1/S93.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

36 Fraktur dislokasi kaki tengah,kaki depan termasuk cedera Lisfranc S93.3

A2 B2 A2 B3 A3 B4

37 Fraktur Pelvis S32.3/S32.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

38 Fraktur Acetabulum S32.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

39 Cedera Pelvis akut & resusitasi bedah (Fiksasi eksternal, Klem C))

A2 B2 A2 B3 A3 B4

Page 18: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10

Orthopaedi Dasar

OTL1 OTL 2 Chief

Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

Trauma Ekstremitas Atas 7

40 Fraktur Klavikula S42.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

41 Fraktur humerus proksimal S42.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

42 Fraktur humerus diafisis S42.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4

43 Fraktur humerus distal S52 A2 B2 A2 B3 A3 B4

44 Fraktur lengan bawah (antebrachii) S52.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

45 Fraktur radius distal non artikular S52.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

46 Fraktur metacarpal, falang non artikular S62.2/S62.3 S62.5/S62.6

A2 B2 A2 B3 A3 B4

47 Cedera jaringan lunak tangan, kulit, kuku, tendon fleksor dan ekstensor (sederhana)

S66.1/S66.2 S60.1

A2 B2 A2 B3 A3 B4

48 Sindroma kompartemen akut lengan bawah dan tangan

A2 B2 A2 B3 A3 B4

49 Amputasi traumatic (non replantasi): jari, ujung jari, tangan, lengan bawah, lengan atas

S68.0/S68.1/S68.4 S68.8/S68.9

A2 B2 A2 B3 A3 B4

50 Dislokasi bahu, siku (sederhana) S.43.0/S53.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

Trauma Ekstremitas Atas 7

51 Cedera sendi AC dan sternoklavikular S43.1/S43.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

52 Fraktur scapula & disosiasi Skapulotorasik S42.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

53 Fraktur & dislokasi glenohumeral S43.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

54 Fraktur humerus proksimal (kompleks) S43.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

55 Fraktur Humerus dan komplikasi neurologis (kompleks)) A2 B2 A2 B3 A3 B4

56 Fraktur interkondilus humerus S42.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

57 Fraktur dan dislokasi siku, instabilitas siku S53.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

58 Fraktur olekranon dan kaput radius S52.0/S52.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

59 Fraktur Galeazzi & Montegia S52.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

60 Fraktur radius distal intraartikular S52.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

61 Fraktur metacarpal, falang (intraartikular) termasuk skafoid& fraktur karpal lainnya

S62.1/S62.2/S62.3 S62.5/S62.6 A2 B2 A2 B3 A3 B4

62

Fraktur & dislokasi tangan: interfalang, metakapofalang,karpometakarpal, interkapal /radiokarpal (lanatum, perilunatum, skafolunatum) ,sendi radioulnar distal

S63.0 A2 B2

A2 B3

A3 B4

63

Cedera jaringan lunak kompleks: penyusunan kembali, graf, flap ( tidak termasuk flap lepas), saraf tepi, vaskuler (tak termasuk bedah mikro) A2 B2

A2 B3

A3 B4

Trauma Pediatrik 4

64 Fraktur & dislokasi bahu pasien anak S43.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

65

Fraktur lempeng pertumbuhan &cedera muskuloskeletal akibat penyiksaan anak S82.2/S72.9 A2 B2 A2 B3 A3 B4

66 Fraktur dan dislokasi siku pada anak S53.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

67 Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit) S52

A2 B2 A2 B3 A3 B4

68 Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit) S52.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

69 Fraktur & dislokasi karpus S62.1/S62.2/S62.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4

70 Fraktur leher femur&fraktur dislokasi panggul pada anak S72.0/S73.0

A2 B2 A2 B3 A3 B4

71 Fraktur tulang belakang pada anak A2 B2 A2 B3 A3 B4

72 Fraktur femur pada anak S72.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

73 Fraktur femur interkondilus pada anak S72.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

74 Fraktur plato tibia pada anak S82.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

Page 19: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10

Orthopaedi Dasar

OTL1 OTL 2 Chief

Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

75 Cedera patella & mekanisme ekstensi S83.7 A2 B2 A2 B3 A3 B4

76 Fraktur tibia fibula diafisis pada anak S82.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

77 Fraktur & dislokasi kaki & pergelangan kaki pada anak S92/S93.0

A2 B2 A2 B3 A3 B4

Trauma Tulang Belakang 2

78 Evaluasi inisial pasien cedera tulang belakang A2 B2 A2 B3 A3 B4

79 Fraktur&dislokasi tulang cervikal atas (oksiput,atlas&aksis)

S12.0/S12.1 /S12.2

A2 B2 A2 B3 A3 B4

80 Fraktur tulang cervikal bawah S12.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

81 fraktur &dislokasi torakolumbar S22.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

82 Cedera medulla spinalis S22.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

INFEKSI DAN INFLAMASI

Ekstremitas 6

83 Infeksi sendi (supuratif-granulomatosa)) M86.6.5/M86.6.6 A2 B2 A2 B3 A3 B4

84 Infeksi jaringan lunak (selulitis, tenosinovitis supuratif)) M86.6.7/M86.0.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

85 Osteomielitis akut dan kronik M86.0.6/M86.0.7/

M86.0.7 A2 B2

A2 B3 A3 B4

86 Penyakit inflamasi sendi (RA, gout, pseudogout), ) A2 B2 A2 B3 A3 B4

87 Kaki diabetes A2 B2 A2 B3 A3 B4

88 Gangren & fasciitis nekrotikans A2 B2 A2 B3 A3 B4

89 Entesopati ekstremitas atas A2 B2 A2 B3 A3 B4

90 Entesopati ekstremitas bawah A2 B2 A2 B3 A3 B4

91 Rheumatisme Non-articular dan nyeri miofasial A2 B2 A2 B3 A3 B4

Tulang Belakang

92 Spondilitis (supuratif-granulomatosa) A2 B2 A2 B3 A3 B4

93 Penyakit inflamasi tulang belakang (AS, RA) A2 B2 A2 B3 A3 B4

Pediatrik

94 Osteomielitis hematogenik akut s A2 B2 A2 B3 A3 B4

95 Artritis septic pada anak A2 B2 A2 B3 A3 B4

96 Osteomielitis kronik tulang panjang pada anak A2 B2 A2 B3 A3 B4

Cedera ekstremitas terkait olahraga 3

97 Instabilitas sendi A2 B2 A2 B3 A3 B4

98 Cedera otot (strain, afulsi, ruptur,kontusio) A2 B2 A2 B3 A3 B4

99 Cedera Ligamen A2 B2 A2 B3 A3 B4

100 Sindroma pemakaian berlebihan A2 B2 A2 B3 A3 B4

101 masalah tulang rawan sendi A2 B2 A2 B3 A3 B4

102 Diagnostik artroskopi pada lutut dan bahu A2 B2 A2 B3 A3 B4

103 fraktur stress/fatigue A2 B2 A2 B3 A3 B4

Muskuloskeletal tumour (MST) 5

104 Asesmen Tumor muskuloskeletal A2 B1 A2 B2 A3 B4

105 Biopsi pada Tumor Muskuloskeletal A2 B1 A2 B2 A3 B4

106 Manajemen tumor tulang jinak A2 B1 A2 B2 A3 B4

107 Manajemen tumor jinak jaringan lunak A2 B1 A2 B2 A3 B4

108 Manajemen tumor ganas tulang A2 B1 A2 B2 A3 B4

109 Manajemen tumor ganas jaringan lunak A2 B1 A2 B2 A3 B4

110 Manajemen penyakit metastasis tulang A2 B1 A2 B2 A3 B4

111 Amputasi Radikal A2 B1 A2 B2 A3 B4

112 Prosedur penyelamatan tungkai A2 B1 A2 B2 A3 B4

Page 20: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10 Orthopaedi Dasar OTL1 OTL 2

Chief Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

Orthopaedi Paediatrik 6

113 Penyakit muskuloskeletal congenital & genetik (postur pendek, akondroplasia, epifiseal, displasia, ollier’s, multi ereditari exostosis)

Q65.79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

114 Penyakit metabolic muskuloskeletal (Rickets, osteomalasia, renal osteodistrofi, hidrofostasia, paratiroid, juvenile osteoporosis, mucopolisakaridosis

E55

A1 B1

A2 B2

A2 B3

115

Penyakit hematologis muskuloskeletal (Gaucher’s, hemofilia, hemoglobinopati))

D66

A1 B1

A2 B2 A2 B3

116

Gangguan neuromuskuler (distrofi muskular, polio & paralisis terkait, spinal muscular atrofi, neuropati perifer, cerebral palsy, myelodisplasia)

680-83

A1 B1

A2 B2

A2 B3

117

Gangguan umum, ekstremitas atas (defisiensi lengan, dislokasi congenital kaput radius, osteochondritis dissecans, penyakit sprengel’s)

M93.2/Q65-79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

118

Gangguan umum tulang belakang (muscular torticolis, skoliosis idiaopatik, neuro-muscular skoliosis, klippel feil , all kyphosis, spondylosis-spondy-lolisthesis

Q65-79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

119

Gangguan umum panggul (DDH, coxavara, leg perthes

Q65-79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

120

Gangguan pada femur & tibia (perbedaan panjang tungkai, defisiensi kongenital-PFFD, masalah torsional tibia, tibia vara, congenital pseudoarthrosis, posteromedial bow)

Q65-79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

121

Gangguan pada lutut (penyakit osgood schlatter, osteochondritis dissecans, nyeri patella femoral , discoid meniscus, dislokasi/subluksasi kongenital )

Q65-79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

122

Gangguan pada kaki & pergelangan kaki a. Clubfoot b. Kongenital vertical talus, metatarsus adductus calcaneovalgus, tarsal coalition, cavus feet, complex congenital foot deformities : central ray-polydactily-syndactily-congenital hallux valgus. Amputation congenital & traumatic

Q65-79 Q65-79

A1 B1

A2 B2

A2 B3

Orthopaedi Geriatrik & Degeneratif 3

123 Osteoarthritis tungka M.13 A1 B1 A2 B3 A3 B4

124 Osteoarthritis tulang belakang A1 B1 A2 B3 A3 B4

125 Masalah pada ibu jari kaki : OA, hallux valgus.

M19.9 A1 B1 A2 B3 A3 B4

126 Osteoporosis A1 B1 A2 B3 A3 B4

127 Manajemen fraktur osteoporosis A1 B1 A2 B3 A3 B4

128 Penyakit degeneratif tulang belakang (stenosis,penyakit diskus degeneratif, herniasi diskus, degeneratif spondylolisthesis, spondylosis) Cervical Thoracal Lumbal

A1 B1 A2 B3 A3 B4

Page 21: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10 Orthopaedi Dasar OTL1 OTL 2

Chief Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

Metabolik Endokrin 3

Metabolik

129 Sendi Charcot : kaki diabetik I79.2 A1 B1 A2 B3 A3 B4

130 Gout, psedogout M10 A1 B1 A2 B3 A3 B4

131 Arthropati Hemofilia D66 A1 B1 A2 B3 A3 B4

Tulang Belakang 4

132

Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical ,kifosis&skoliosis torakalis, kifosis&skoliosis lumbal)

M40/M41

A1 B1

A2 B3 A3 B4

133 Ketidakseimbangan sagital A1 B1 A2 B3 A3 B4

134 Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocerebralia, spina bifida. A1 B1 A2 B3 A3 B4

Ekstremitas Atas 10

135

Penyakit sendi degeneratif (artritis sendi sternoclav , osteoarthritis sendi AC, osteo-arthritis glenohumeral, rotator cuff/subacro-mial bursa-impingment syndrome, frozen shoulder-calcific tendinitis-brceps tendinitis)

A1 B1

A2 B3

A3 B4

136

Gangguan neurologis a.Sindroma jepitan pada ekstremitas atas b. Traumatik c. Cedera pleksus brakialis

S44

A1 B1

A2 B3

A3 B4

137 Anomali kongenital A1 B1 A2 B3 A3 B4

138

Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagalan difensiasi (syndactily), duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih (macrodactily), sindroma jepitan pita congenial, abnormalitas skeletal secara umum (madelung)

Q65-79

A1 B1

A2 B3

A3 B4

139 Penutupan jaringan lunak dan kulit A1 B1 A2 B3 A3 B4

140 Replantasi A1 B1 A2 B2 A3 B3

141 Transfer Tendon A1 B1 A2 B3 A3 B4

142 Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren A1 B1 A2 B3 A3 B4

Pelvis dan Ekstremitas Bawah Rekonstruksi Kelainan Panggul 6

143 Artroplasti panggul (dengan/tanpa prostesis) 5-816 A1 B1 A2 B3 A3 B4

144 Osteotomi rekonstruksi sekitar panggul 5-761 A1 B1 A2 B3 A3 B4

145 Arthrodesis 5-812 A1 B1 A2 B3 A3 B4

146 AVN sendi panggul 578 A1 B1 A2 B3 A3 B4

147 Pembebasan jaringan lunak/rekonstruksi sekitar panggul 5-821 A1 B1

A2 B3 A3 B4

Rekonstruksi gangguan pada lutut

148 artroskopik debridemen A1 B1 A2 B3 A3 B4

149 Arthroskopik rekonstruksi A1 B1 A2 B3 A3 B4

150 Arthroplasty S-814 A1 B1 A2 B3 A3 B4

151 Osteotomi rekonstruksi sekitar lutur : femur (supracondylar), tibia (HTO) 5-761 A1 B1

A2 B3 A3 B4

152 Arthrodesis (primary) 5-812 A1 B1 A2 B3 A3 B4

153 Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut A1 B1 A2 B3 A3 B4

154 Gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia patella) A1 B1

A2 B3 A3 B4

Page 22: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10

Orthopaedi Dasar

OTL1 OTL 2 Chief

Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki

155 Instabilitas pergelangan kaki A1 B1 A2 B2 A3 B3

156 Fasciitis Plantaris A1 B1 A2 B2 A3 B4

157 gangguan jari kaki A1 B1 A2 B2 A3 B4

158 Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki A1 B1 A2 B2 A3 B4

Rehabilitasi Medik 2

159 Rehabilitasi Peri operatif A2 B2 A2 B3 A3 B4

160 Prinsip amputasi tungkai A2 B2 A2 B3 A3 B4

161 Orthotic-prosthetic di orthopaedi A1 B1 A2 B3 A3 B4

162 Terapi fisik A1 B1 A2 B3 A3 B4

163 Chief Resident

- Chief IPDS-IOT A1 B1 A2 B3 A3 B3 10

- Roasi Luar (Magang-Mandiri) A1 B1 A2 B3 A3 B3

- Penyelesaian Karya Akhir A1 B1 A2 B3 A3 B3 8

114

2.6. Hubungan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan

Pelayanan kesehatan di bidang orthopaedi dan traumatologi berupa pengelolaan pasien baik yang di poliklinik, gawat darurat dan kamar operasi merupakan tanggung jawab divisi orthopaedi sebagai institusi.

Pendidikan di bidang orthopaedi dan traumatologi bertujuan memberikan kemampuan pada peserta didik dalam mengelola pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik diberikan kewenangan mengelola pasien di fasilitas pelayanan sesuai dengan tingkat kemampuannya di bawah supervisi konsultan orthopaedi dan traumatologi.

Jadi dalam pendidikan orthopaedi dan traumatologi, pelayanan kesehatan merupakan salah satu metode pembelajaran yang memerlukan kerjasama yang harmonis antara pengelola pendidikan dengan pengelola pelayanan .

2.7. Manajemen Proses Pendidikan

Proses pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi, dilaksanakan di pusat pendidikan yang berada pada Divisi atau Departemen Orthopaedi dan Traumatologi di Fakultas Kedokteran Negeri.

Dalam melaksanakan program pendidikan itu, Divisi atau Departemen Orthopaedi dan Traumatologi membentuk tim pengelola program studi yang terdiri atas seorang ketua program studi, seorang sekretaris program studi. Ketua Program Studi bersama sekretaris membuat buku pendidikan yang memuat berbagai hal secara sismatik yaitu:

1. Misi kurikulum dan pentahapannya 2. Tujuan Pendidikan 3. Proses belajar mengajar 4. Sistem pendidikan 5. Tugas-tugas PPDS 6. Sistem penilaian 7. Jadwal para dosen dan pembimbing 8. Sistem pemeriksaan peserta program 9. Ketentuan tentang adaptasi

Page 23: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

10. Ketentuan tentang stase baik dalam institusi tersebut maupun dengan institusi jejaring dalam pendidikan

11. Sistem evaluasi peserta program

Disamping itu tim pengelola juga 1. Mempersiapkan sarana yang diperlukan dalam proses pendidikan 2. Mengadakan koordinasi dengan kepala bagian dan staf-staf tertentu dalam seleksi

penerimaan peserta baru 3. Mengatur jaewal penugasan PPDS 4. Mengawasi pelaksanaan penelitian 5. Mengawasi perilaku peserta program 6. Mengatur pelaksanaan ujian 7. Berkoordinasi dengan Kolegium 8. Mengusahakan ujian Nasional 9. Membual laporan bekala tentang berbagai masalah dalam proses pendidikan kepada

dekan dan tembusan diberikan kepada Ketua Divisi atau Departemen orthopaedi dan traumatologi

2.8. Materi Pendidikan

Sesuai dalam tahapannya peserta didik diberikan kesempatan memperdalam pengetahuannya dibidang orthopaedi dan traumatologi baik teori dan keterampilan mengelola pasien diberbagai fasilitas yang tersedia.

3. Sistem Evaluasi 3.1. Sistem Evaluasi Peserta Didik Metode evaluasi yang dipergunakan : - Ujian tulis - Ujian lisan - Telaah buku catatan kegiatan ( log book ) - Ujian ketrampilan - Pengamatan terus menerus 3.2. Panduan Ujian Board Nasional Pelaksanaan Ujian Board Nasional dilakukan dua kali dalam setahun. Sistem penilaian akhir dilakukan dengan kriteria-kriteria : Tabel 1. Sistem penilaian Ujian National Board Orthopaedi & Traumatologi

Ujian Tulis Tahap I

Ujian Oral Tahap II

MCQ

Angka Maks 200

OSCE

Angka Maks 200

PA

Angka Maks 100

Orthopaedi Elektif

Angka Maks

200

Orthopaedi Trauma

Angka Maks

200

Penilaian Klinik Dasar

Angka Maks

100

Page 24: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Tabel 2. Angka, Nilai mutu, Markah dan Interpretasinya pada system penilaian peserta program

ANGKA NILAI MUTU MARKAH INTERPRETASI

80 – 100 4.00 A Baik Sekali

76 – 79 73 – 75

3.70 3.30

A- B+

Baik

70 – 72 3.00 B Cukup

66 – 69 63 – 65 60 – 62 56 – 59

2.75 2.50 2.00 1.75

B- C+ C C-

Kurang

50 – 55 < 50

1.00 0.00

D E

Kurang Sekali

Nilai Batas Lulus (NBL) : 70 (IPK = 2,75)

Untuk menghitung IPK dipakai rumus

IPK = (SKS x Nilai Modul)

SKS seluruhnya 3.3. Tahapan Pendidikan a. Bedah Dasar: Dilakukan oleh masing-masing Bagian/SMF dimana IPDS Ilmu

Orthopaedi & Traumatologi menjalani rotasi, dilanjut-kan ujian akhir bedah dasar.

b. Profesi Orthopaedi Sistem yang digunakan

1. Bed side teaching (saat di unit rawat inap) 2. Diskusi kasus dilaksanakan saat diskusi ilmiah yang dilaksanakan 1 x /minggu pada

masing-masing bidang pengembangan. 3. Diskusi ilmiah

- Melakukan presentasi dengan permbacaan naskah ilmiah /journal reading /text book reading dilakukan sesuai jadwal masing-masing PPDSI sesuai masing-masing jadwal materi persemester

- Presentasi tehnik operasi setiap akan melakukan jenis operasi bimbingan elektif untuk kasus tertentu

4. Asistensi bimbingan - Sebelum melakukan operasi bimbingan elektif diwajibkan mengikuti asistensi untuk

setiap kasus 5. Operasi bimbingan

- Dilaksanakan setelah dinyatakan lulus pada saat presentasi teknik operasi oleh senior pembimbing dan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali

6. Operasi mandiri - Dilaksanakan untuk setiap kasus dengan pencapaian sejumlah kasus sesuai katalog

yang berlaku 7a. Penulisan makalah dan karya akhir yang terbagi dalam 4 kategori dengan

pembagian sebagai berikut : 1. Tinjauan kepustakaan ( dipresentasikan di institusi ) 2. Laporan kasus (emergency + elektif) (dipresentasikan di forum nasional /

internasional ) 3. Laporan serial kasus (dipresentasikan di forum nasional / internasional) 4. Penelitian(dipresentasikan di forum nasional/ internasional )

Page 25: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Kriteria evaluasi : 1. Cara penulisan 2. Hubungan judul dan latar belakang 3. Bobot materi ilmiah 4. Penguasaan materi diskusi 5. Cara penyajian

7b. Kognitif : Tahapan evaluasi (ujian) yang dilaksanakan pada saat :

1. Emergency (awal semester V) 2. Jaga II (elektif) awal semester VI 3. Chief (awal semester X) 4. Institusi 5. Board & penelitian 6. Dilakukan dengan : MCQ,Essay, OSCE, Oral (kasus)

7c. Attitude/Affektif yang dievaluasi 1. Sikap terhadap penderita 2. Sikap terhadap staff pendidik & kolega 3. Sikap terhadap paramedis 4. Disiplin dan tanggung jawab 5. Ketaatan pengisian dokumen medik & LPD 6. Ketaatan tugas yang diberikan 7. Ketaatan melaksanakan pedoman penggunaan antibiotika dan obat generik

7d. Psikomotor evaluasi dilakukan pada saat : 1. Operasi bimbingan dinilai oleh pembimbing 2. Operasi mandiri, evaluasi meliputi program sebelum operasi dan hasil operasi

UJIAN INSTITUSI: dilaksanakan oleh IPDS-IOT pada akhir semester 9, dengan salah satu pengujinya ditunjuk oleh Kolegium IOT. UJIAN BOARD NASIONAL Pengertian : Ujian yang dilaksanakan oleh Kolegium IOT untuk mendapatkan kompetensi sebagai Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Syarat : 1. Telah lulus ujian institusi 2. Telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kolegium IOT

3.4. Kaitan Antara Penilaian dan Pendidikan

Cara penilaian yang bervariasi sangat ditentukan oleh tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Bila dikaitkan dengan pelayanan kesehatan sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu memberikan kemampuan dalam penegakan diagnosis, maka evaluasi juga ditekankan pada penilaian keterampilan tersebut. Selanjutnya hasil evaluasi yang pada akhirnya ditentukan oleh Ujian Nasional, dipakai juga sebagai landasan dalam menilai sistem pendidikan serta metode pendidikan.

3.5. Umpan Balik Peserta Didik

Melalui buku harian peserta didik, maka umpan balik tentang kinerjanya dapat dipantau terus menerus dan secara berkala diberikan kepada para pendidik agara dapat digunakan sebagai landasan untuk menentukan metode pendidikan selanjutnya.

3.6. Penghentian Masa Pendidikan

Penghentian masa pendidikan PPDS mengikuti aturan yang diterapkan IPDS-OT setempat dan melaporkannya ke Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi.

4. Peserta Didik Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi & Traumatologi

Page 26: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

4.1. Sistem Penerimaan Peserta Didik

Tujuan Menentukan calon yang akan diterima dalam suatu IPDS-IOT

Cara a. Seleksi dilakukan dengan cara tulisan maupun wawancara dengan memperhatikan :

Penampilan calon (sikap)

kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan Inggris

Pandangan calon terhadap etika kedokteran

Motivasi

Pengalaman kerja

Kemampuan pengenalan masalah kesehatan & Ilmu pengetahuan yang mutahir di bidang Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi

Kemampuan ilmiah bidang Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi

Wawasan nasional dan Internasional b. Psikotest dan Psikometrik test (MMPI) Pelaksanaan :

Seleksi dilaksanakan oleh IPDS-IOT dan dipimpin oleh Ketua Program Studi IPDS-IOT. Keputusan hasil seleksi penerimaan ditentukan oleh IPDS-IOT dan diumumkan oleh Fakultas Kedokteran. IPDS-IOT wajib melaporkan seluruh hasil seleksi ke Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi.

Calon PPDS yang tidak lulus seleksi penerimaan di salah satu IPDS-IOT masih diberikan

kesempatan 1 kali ujian penerimaan IPDS-IOT baik di IPDS-IOT yang sama maupun yang lain dengan syarat melampirkan surat keterangan dari IPDS-IOT sebelumnya.

Hal-hal yang belum diatur dalam butir 7 katalog ini akan diatur lebih lanjut oleh Kolegium IOT.

4.2. Jumlah Peserta Didik

Jumlah peserta didik yang bisa diterima, disesuaikan dengan daya tampung institusi pendidikan. Untuk menjamin agara proses pendidikan bisa dikerjakan lancar, maka jumlah peserta harus dibatasi. Sesuai kesepakatan maka jumlah peserta didik dibatasi maksimal enam orang perinstitusi persemester.

4.3. Bimbingan dan Konseling

Dalam pelaksanaan proses pendidikan, maka setiap staf pengajar wajib memberikan bimbingan kepada peserta. Khusus untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul selama proses pendidikan berlangsung, institusi pendidikan bisa membentuk suatu badan yang bertugas memberikan konseling dan sekaligus mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang timbul serta memonitor perkembangan pemecahan masalah yang ada.

4.4. Kondisi Kerja Peserta Didik

Para peserta program wajib mengikuti dan melaksanakan seluruh ketentuan yang ada dalam kurikulum baik yang bersifat akademik maupun profesi. Pada dasarnya pendidikan spesialis adalah pendidikan yang bersifat akademik profesional.

Dalam pelaksanaannya setiap institusi pendidikan wajib membuat buku panduan pendidikan yang merinci tentang hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab peserta didik. Untuk memperlancar proses pendidikan peserta didik boleh membentuk organisasi sebagai wadah yang bisa memberikan umpan balik kepada institusi pendidikan baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program.

5. Staf Akademik

Page 27: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

5.1. Sistem Penerimaan Staf

Staf pendidik dari suatu pusat pendidikan adalah bagian dari keseluruhan staf dari institusi induknya yaitu universitas atau fakultas kedokteran. Oleh karena itu kebijakan penerimaan staf, tidak bisa dilepaskan dari kebijakan-kebijakan institusi induknya.

Yang paling mengetahui tentang kebutuhan staf adalah Divisi atau departemen Orthopaedi dan Traumatolgi sendiri. Oleh karena itu penerimaan staf untuk program pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi diawali dari Divisi/Departemen Orthopaedi dan Traumatologi sendiri. Saringan awal ada di Divisi/Departemen yang kemudian diusulkan ke Dekan dan seterusnya.

Harapan dari masyarakat sebagai salah satu stake holder adalah agar apapun yang

dilakukan oleh departemen, fakultas atau universitas diharapkan transparan untuk menghindari berbagai kemungkinan negative.

5.2. Sistem Pengembangan Staf

Sejalan dengan perkembangan Ilmun dan Teknologi yang sangat pesat dan sesuai dengan visi dan misis Universitas serta fakultas, maka pengembangan staf menjadi sangat penting.

Divisi/Departemen Orthopaedi dan Traumatologi yang menyelenggarakan pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, mengembangkan stafnya sesuai dengan subdivisi/divisi yang terdapat dalam ruang lingkup Orthopaedi dan Traumatologi.

Pengembangan ilmu dari staf ini disesuaikan dengan jumlah staf yang ada dan banyaknya subdivisi/divisi yang dimiliki. Pengembangan ilmu dari staf ini ditujukan untujk menjamin pencapaian mutu pendidikan yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Orthopaedi dan Traumatologi.

6. Sumber Daya Pendidikan 6.1. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan

Fasilitas yang dimiliki oleh Divisi/Departemen Orthopaedi dan Traumatologi suatu institusi pendidikan tempat diselenggarakannya pendidikan yang sudah terakreditasi seharusnya merupakan suatu tempat yang dapat menjamin proses alih ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sementara yang belum terakreditasi oleh MKKI tetapi oleh Kolegium Orthopaedi dan Traumatologi dinyatakan bisa sebagai lahan pendidikan sebagian dari program pendidikan Orthopaedi dan traumatologi, dapat dipakai oleh pusat pendidikan yang sudah terakreditasi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan untuk modul-modul tertentu dari program yang ada.

6.2. Fasilitas Fisik

Divisi / Departemen Orthopaedi dan Traumatologi yang bisa dinyatakan sebagai pusat pendidikan harus sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kolegium dan telah dilakukan pemeriksaan (visitasi) oleh MKKI. Fasilitas fisik yang diutamakan adalah:

Fasilitas untuk kuliah dan diskusi

Fasilitas perpustakaan

Ruang belajar untuk PPDS

Fasilitas latihan keterampilan

Fasilitas untuk menyimpan data dan penelitian 6.3. Tim Klinik

Perkembangan dalam prinsip penanganan pasien mengarah kepada penanganan pasien secara multidisiplin. Dalam hal ini Dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi seharusnya memiliki peran yang besar dalam mengelola pasien terutama yang bersinggungan langsung dengan bidan orthopaedi dan traumatologi. Demikian pula dalam upaya pengambilan keputusan terapi dokter spesialis orthopaedi seharusnya berperan lebih dominan.

Page 28: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Untuk beberapa kasus seperti kasus tumor muskulo skeletal, ataupun kasus subspesialistik lainnya yang memerlukan tukar keilmuan dengan departemen lain yang rutin maka perlu dibentuk suatu tim CPC yang membahas permasalahannya secara multidisiplin. Pada kegiatan ini peserta didik dapat berperan aktif dalam mencarikan berbagai solusi terhadap kasus tersebut sesuai dengan bidang keilmuan yang bersangkutan.

6.4. Teknologi Informasi

Dalam proses pendidikan, PPDS selalu memerlukan informasi-informasi baru yang sulit didapatkan dalam bentuk buku atau majalah ilmiah tetapi jauh lebih mudah didapatkan melalui internet.

Oleh karena itu institusi pendidikan Orthopaedi dan traumatologi wajib memiliki dan mengembangkan fasilitas teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan PPDS. Pada dasarnya seluruh civitas academica, bisa memanfaatkan sarana teknologi informasi yang ada

6.5. Fasilitas Riset

Pada dasarnya di bidang orthopaedi dan traumatologi terbuka lebar lahan yang dapat dilakukan penelitian mulai dari penelitian deskriptif sampai pada penelitian eksperimental; mulai dari penelitian yang dilakukan pada binatang, biomekanik, bahkan penelitian yang dilakukan pada manusia sebagai subjek. Berbagai bidang dan lahan penelitian ini membutuhkan keinginan yang kuat dari peserta didik untuk mewujudkan penelitian seperti apa yang ingin mereka lakukan sesuai capaian yang diinginka.

6.6. Ekspertise Pendidikan

Seorang peserta didik orthopaedi dan traumatologi dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik ketika mereka berhadapan dengan penderita yang mereka kelola. Banyaknya materi yang hendak dikuasai dan terbatasnya waktu dan tempat yang memungkinkan penguasaan materi, maka bila suatu institusi dapat mengirimkan peserta didiknya ke institusi yang merupakan jejaringnya.

6.7. Pertukaran Staf

Dalam hal satu pusat pendidikan memerlukan tenaga pengajar khusus, maka IPDS tersebut dapat menggunakan tenaga IPDS lain atau bila memungkinkan dilakukan pertukaran peserta program. Hal ini dimungkinkan untuk menjamin pelaksanaan pendidikan di suatu IPDS yang masih kekurangan staf pengajar.

7. Evaluasi Program 7.1. Sistem Evaluasi Program

Standar pendidikan IOT dibuat oleh Kolegium IOT dan pelaksanaannya dilakukan di IPDS-IOT sesuai dengan buku panduan yang dibuat oleh masing-masing penanggung jawab program pendidikan IOT ( KPS) pada IPDS-IOT. Evaluasi program dilakukan secara bersama-sama oleh Kolegium dan IPDS-IOT. Evaluasinya meliputi proses pendidikan dan kelengkapan sarana pendidikan. Proses pendidikan yang dievaluasi meliputi evaluasi hasil seleksi masuk dan identifikasi masalah yang dapat menghambat kelangsungan proses pendidikan. Evaluasi yang mencakup organisasi pendidikan, sarana dan prasarana serta lingkungan pendidikan juga harus dilakukan. Evaluasi pelaksanaan pendidikan dokter spesialis dilakukan secara berkala termasuk evaluasi seleksi masuk, proses dan lulusan pendidikan.

7.2. Umpan Balik dan Peserta Didik KPS adalah penanggungjawab pendidikan di IPDS-IOT, sedangkan kelengkapan sarana

tanggungjawab kepala Departemen/Bagian Orthopaedi dan Traumatologi. KPS akan menginformasikan semua hal yang berkaitan dengan pendidikan PPDS dan mengharapkan informasi balik mengenai segala hal yang berkaitan dengan pendidikan PPDS tersebut. KPS membuat sistem yang memungkinkan pendidik dan peserta didik secara aktif berperanserta dalam perencanaan pengembangan program pendidikan. Penilaian dan informasi tentang kompetensi lulusan digunakan sebagai umpan balik pengembangan proses pembelajaran.

Page 29: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

7.3. Kinerja Luaran Pendidikan

Penilaian akhir kompetensi peserta didik dilakukan melalui ujian board, disamping itu, untuk menilai keberhasilan proses pendidikan kinerja peserta didik juga perlu dinilai. Penilaian kinerja mencakup lama pendidikan, nilai evaluasi selama proses pendidikan serta hasil-hasil dalam menjalani modul-modul pendidikan dan ketrampilan. Penilaian ini juga akan berguna untuk menilai sistem penerimaan PPDS, dengan menghubungkannya dengan kinerja dalam proses pendidikan.

7.4. Authorisation dan Monitoring of Training Settings

IPDS-IOT mendapat kewenangan melaksanakan program pendidikan dari Dekan dan Rektor setelah mendapat ijin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berdasarkan rekomendasi KKI. IPDS-IOT secara berkala akan dipantau dan dievaluasi oleh kolegium yang bersangkutan. IPDS-IOT diakreditasi oleh kolegium-IOT melalui sistem yang ditetapkan.

7.5. Keterlibatan Stake Holders Program pendidikan PPDS-IOT melibatkan unsur-unsur :

(1) Penyelenggara program (2) Staf akademik (3) Staf rumah sakit jejaring (4) Pegawai administrasi terutama administrasi pendidikan (5) Peserta didik (6) Rumah sakit pendidikan dan jejaring pendidikan (7) PABOI (8) Kolegium IOT dan KKI (9) masyarakat

8. Administrasi Pendidikan dan Penyelenggaraan Program 8.1. Penyelenggaraan Program

Program pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi merupakan program bersama antara IPDS-IOT dan kolegium ilmu orthopaedi dan traumatologi. Dalam penyelenggaraannya terdapat struktur dan organisasi di IPDS-IOT seperti Ketua Program Studi (KPS), sekretaris program studi (SPS), pendidik, staf administrasi, penanggungjawab sarana dan di Kolegium IOT, yaitu komisi kurikulum, pendidikan dan ujian, kredensial, akreditasi dan staf ahli. Wujud program bersama adalah institusi pendidikan akan memberikan ijazah pada saat PPDS dinyatakan lulus dan kolegium akan memberikan sertifikat kompetensi.

Program pendidikan, institusi pendidikan dan staf pengajar dinilai secara berkala dan berkeseinambungan oleh Kolegium. Salah satu wujud penilaian tersebut adalah akreditasi IPDS-IOT oleh Kolegium, termasuk kredensialisasi penguji board IOT. Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan secara internal menjadi penanggungjawab IPDS-IOT.

8.2. Kepemimpinan Akademik

KPS bertanggungjawab terhadap terlaksananya program pendidikan IPDS-IOT dan kepemimpinannya dievaluasi secara berkesinambungan oleh atasan langsung. Sedangkan, pelaksanaan pendidikan IOT secara nasional dan termasuk keseragaman kompetensi spesialis orthopaedi dan traumatologi berada dalam kepemimpinan ketua Kolegium IOT. Para staf pengajar di IPDS-IOT merupakan individu yang berpredikat pemimpin akademik di bidang ilmu yang diajarkan. Gaya kepemimpinan dan ilmu yang diajarkan kepada PPDS-IOT akan tertanam pada PPDS-IOT dan akan menjadi masukan bagi mereka pada saat mengaplikasikan pada profesi dan masyarakat.

8.3. Alokasi Anggaran dan Sumber Dana Pendanaan pendidikan berasal dari IPDS-IOT dan dana hasil usaha IPDS-IOT yang

dikelola oleh KPS. Sebagai seorang manager, KPS harus mengatur masalah keuangan, keluaran pendidikan, kesejahteraan staf pengajar dan karyawan serta hal-hal pengembangan.

Page 30: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan dan keberlanjutan. Realisasi anggaran pendidikan untuk mencapai misi dan tujuan program pendidikan orthopaedi dan traumatologi dikelola secara transparan dan akuntabel.

8.4. Interaksi dengan Sektor Kesehatan

IPDS-IOT akan menghasilkan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi yang sangat diperlukan dalam sektor kesehatan karena berperan dalam penanganan kasus orthopaedi dan traumatologi secar medis, pembedahan, dan fisik rehabilitatif.

8.5. Tenaga Administrasi

Tenaga administratif penyelenggara program pendidikan terdiri dari tenaga administratif keuangan, pendidikan, dan pendataan/penelitian. Kualifikasi tenaga ini untuk mendukung implementasi dan manajemen yang atas semua sumber daya.

8.6. Regulasi dan Persyaratan

KKI bersama kolegium IOT dan PABOI menetapkan jenis dan jumlah spesialisasi dan subspesialisasi serta pakar orthopaedi lain yang dibutuhkan. KKI bersama kolegium IOT dan perhimpunan profesi terkait juga menyelesaikan permasalahan lintas spesialisasi yang timbul akibat perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi, termasuk duplikasi isi kurikulum.

9. Perbaikan Berkesinambungan

Standar pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi ini disahkan oleh Kolegium IOT. Standar pendidikan ini dibahas dan dievaluasi pada Konferensi Kerja, Continuing Orthopaedic Education, dan Konggres Nasional PABOI, atau pun rapat-rapat khusus yang diadakan kolegium IOT. Kompoen program yang dievaluasi meliputi struktur, fungsi, proses, kinerja dan mutu program. Perbaikan standar pendidikan ini memerhatikan analisi hasil evaluasi program terdahulu dan kinerja saat ini serta perspektif di masa datang.

10. Aturan Tambahan

Hal-hal yang belum diatur di dalam ketentuan di standar pendidikan ini akan diatur kemudian sesuai dengan ketentuan dan perkembangan kondisi tertentu saat itu.

Page 31: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

BAB III

PENUTUP

Standar pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi ini merupakan

standar umum bagi semua IPDS-IOT di Indonesia. Penerapan standar ini diharapkan dapat menyeragamkan luaran pendidikan masing-masing IPDS-IOT. Hal ini menjadi penting karena sesuai dengan harapan semua penduduk Indonesia mendapat pelayanan yang memenuhi standar dan berkualitas. Masing-masing IPDS-IOT dapat mengembangkan dan menambahkan muatan-muatan lain sesuai dengan keadaan daerahnya. Pada tingkat IPDS-IOT, program studi IOT juga harus membuat panduan pelaksanaan program yang sesuai dengan kondisi daerah dan institusi masing-masing.

Standar ini diharapkan dapat digunakan sebagai penjaga mutu dan sebagai

landasan pengembangan berkesinambungan dari program pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi di Indonesia. Dan semoga standar ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraaan seluruh rakyat Indonesia. Amin.

Page 32: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Lampiran:

Kurikulum Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi 1. Pengertian : Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan yang meliputi tujuan

pendidikan, isi, bahan pelajaran, cara pencapaian dan penilaian, yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan ilmu orthopaedi dan traumatologi

2. Kompetensi Spesialis Orthopaedi Dan Traumatologi terdiri dari tiga kategori 1. Kompetensi spesialis orthopaedi dan traumatologi lanjut 1, 2. Kompetensi spesialis orthopaedi dan traumatologi lanjut 2, 3. Kompetensi spesialis orthopaedi dan traumatologi Chief Residen, 3. Lingkup bahasan dan tingkat kompetensi 3.1. Tahap Bedah Dasar (sesuai katalog bedah dasar/3 semester) 3.2. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Dasar (1 semester/semester IV)

A. Biologi selular dan molecular musculoskeletal B. Pembentukan, Pertumbuhan dan Dasar Genetik Kelainan Muskuloskeletal C. Surgical Anatomy and Approach D. Biomekanik Muskuloskeletal dan Biomaterial E. Inflamasi, Degenerasi dan Neoplasma Muskuloskeletal F. Imajing Orthopaedi G. Dasar Traumatologi Muskuloskeletal H. Komplikasi Trauma Muskuloskeletal I. Dasar Osteosintesis J. Orthopaedic research (Methodology and statistic)

3.3. Tahap Orthopaedi & Traumatologi lanjut 1 (2 semester/semester V-VI) A. Trauma ekstremitas bawah 1. Fraktur femur proksimal 2. Fraktur femur diafisis 3. Fraktur femur distal 4. Fraktur tibia proksimal 5. Fraktur tibia fibula diafisis 6. Fraktur tibia fibula distal 7. Fraktur Kalkaneus nor artikular 8. fraktur metatarsal, falang non artikular 9. Sindroma Kompartemen femur, tungkai bawah, kaki 10. Amputasi traumatik: femur, tungkai bawah, kaki 11. Trauma jaringan lunak, tendon fleksor &ekstensor kaki (sederhana) temasuk tendon

Achiles 12. Dislokasi panggul, lutut (sederhana)

13. Fraktur Femur (kompleks) 14. Fraktur tungkai bawah (Kompleks) 15. Dislokasi panggul dan fraktur kaput femur 16. Fraktur femur subtrokanter, pertrokanter, intertrokanter

17. Fraktur femur kolum 18. Fraktur femur interkondilus 19. Cedera patella dan mekanisme ekstensi 20. Dislokasi lutut traumatik akut 21. Fraktur plato tibia 22. fraktur plafon tibiaTibial plafond fraktur 23. Fraktur &dislokasi pengelangan kaki

Page 33: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

24. Fraktur Kalkaneus (intraartikular) 25. Fraktur talus & dan dislokasi subtalar 26. Fraktur dislokasi kaki tengah,kaki depan termasuk cedera Lisfranc

27. Fraktur Pelvis 28. Fraktur Acetabulum

29. Cedera Pelvis akut & resusitasi bedah (Fiksasi eksternal, Klem C) B. Trauma Ekstremitas Atas 1. Fraktur Klavikula 2. Fraktur humerus proksimal 3. Fraktur humerus diafisis 4. Fraktur humerus distal 5. Fraktur lengan bawah (antebrachii) 6. Fraktur radius distal non artikular 7. Fraktur metacarpal, falang non artikular 8. Cedera jaringan lunak tangan, kulit, kuku, tendon fleksor dan ekstensor (sederhana) 9. Sindroma kompartemen akut lengan bawah dan tangan 10. Amputasi traumatic (non replantasi): jari, ujung jari, tangan, lengan bawah, lengan atas 11. Dislokasi bahu, siku (sederhana)

12. Cedera sendi AC dan sternoklavikular 13. Fraktur scapula & disosiasi Skapulotorasik 14. Fraktur & dislokasi glenohumeral 15. Fraktur humerus proksimal (kompleks)

16. Fraktur Humerus dan komplikasi neurologis (kompleks) 17. Fraktur interkondilus humerus

18. Fraktur dan dislokasi siku, instabilitas siku 19. Fraktur olekranon dan kaput radius 20. Fraktur Galeazzi & Montegia 21. Fraktur radius distal intraartikular 22. Fraktur metacarpal, falang (intraartikular) termasuk skafoid& fraktur karpal lainnya 23. Fraktur & dislokasi tangan: interfalang, metakapofalang,karpometakarpal, interkapal/

radiokarpal (lanatum, perilunatum, skafolunatum), sendi radioulnar distal. 24. Cedera jaringan lunak kompleks: penyusunan kembali, graf, flap ( tidak termasuk flap lepas),

saraf tepi, vaskuler (tak termasuk bedah mikro) C. Trauma pediatrik 1. Fraktur&dislokasi bahu pasien anak 2. Fraktur lempeng pertumbuhan &cedera musculoskeletal akibat penyiksaan anak 3. Fraktur dan dislokasi siku pada anak 4. Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit) 5. Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit) 6. Fraktur & dislokasi karpus 7. Fraktur leher femur&fraktur dislokasi panggul pada anak 8. Fraktur tulang belakang pada anak 9. Fraktur femur pada anak 10.Fraktur femur interkondilus pada anak 11.Fraktur plato tibia pada anak 12. Cedera patella & mekanisme ekstensi 13. Fraktur tibia fibula diafisis pada anak 14. Fraktur & dislokasi kaki & pergelangan kaki pada anak D. Trauma Tulang belakang

1. Evaluasi inisial pasien cedera tulang belakang 2. Fraktur&dislokasi tulang cervikal atas (oksiput,atlas&aksis) 3. Fraktur tulang cervikal bawah 4. fraktur &dislokasi torakolumbar 5. Cedera medulla spinalis

Page 34: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

E. Infeksi & inflamasi Ekstremitas 1. Infeksi sendi (supuratif-granulomatosa) 2. Infeksi jaringan lunak (selulitis, tenosinovitis supuratif) 3. Osteomielitis akut dan kronik 4. Penyakit inflamasi sendi (RA, gout, pseudogout) 5. Kaki diabetes 6. Gangren & fasciitis nekrotikans 7. Entesopati ekstremitas atas 8. Entesopati ekstremitas bawah 9. Rheumatisme Non-articular dan nyeri miofasial Spine 10. Spondilitis (supuratif-granulomatosa) 11. Penyakit inflamasi tulang belakang (AS, RA) Paediatric 12. Osteomielitis hematogenik akut 13. Artritis septic pada anak 14. Osteomielitis kronik tulang panjang pada anak F. Cedera ekstremitas terkait olahraga 1. Instabilitas sendi 2. Cedera otot (strain, afulsi, ruptur, kontusio) 3. Cedera Ligamen 4. Sindroma pemakaian berlebihan 5. Masalah tulang rawan sendi 6. Diagnostik artroskopi pada lutut dan bahu 7. Fraktur stress/fatigue 3.4. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Lanjut 2 (semester VII – VIII) a. Tumor Muskuloskeletal (MST) 1. Asesmen Tumor muskuloskeletal 2. Biopsi pada Tumor Musculoskeletal 3. Manajemen tumor tulang jinak 4. Manajemen tumor jinak jaringan lunak 5. Manajemen tumor ganas tulang 6. Manajemen tumor ganas jaringan lunak 7. Manajemen penyakit metastasis tulang 8. Amputasi Radikal 9. Prosedur penyelamatan tungkai

b. Pediatrik Orthopaedi 1. Penyakit musculoskeletal congenital 7 genetik (postur pendek, akondroplasia, epifiseal,

displasia, ollier’s, multi ereditari exostosis) 2. Penyakit metabolic muskuloskeletal (Rickets, osteomalasia, renal osteo-distrofi, hidrofostasia,

paratiroid, juvenile osteoporosis, mucopolisa-karidosis) 3. Penyakit hematologis muskuloskeletal (Gaucher’s, hemofilia, hemoglobinopati) 4. Gangguan neuromuskuler (distrofi muskular, polio & paralisis terkait, spinal muscular atrofi,

neuropati perifer, cerebral palsy, myelodisplasia) 5. Gangguan umum, ekstremitas atas (defisiensi lengan, dislokasi congenital kaput radius,

osteochondritis dissecans, penyakit sprengel’s ) 6. Gangguan umum tulang belakang (muscular torticolis, skoliosis idiaopatik, neuro-muscular

skoliosis, klippel feil , all kyphosis, spondylosis-spondy-lolisthesis) 7. Gangguan umum panggul (DDH, coxavara, leg perthes) 8. Dangguan pada femur & tibia (perbedaan panjang tungkai, defisiensi kongenital– PFFD,

masalah torsional tibia, tibia vara, congenital pseudoarthrosis, posteromedial bow)

Page 35: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

9. Gangguan pada lutut (penyakit osgood schlatter, osteochondritis dissecans, nyeri patella femoral , discoid meniscus, dislokasi/subluksasi kongenital )

10. Gangguan pada kaki & pergelangan kaki a. Clubfoot b. Kongenital vertical talus, metatarsus adductus calcaneovalgus, tarsal coalition, cavus

feet, complex congenital foot deformities : central ray-polydactily-syndactily-congenital hallux valgus. Amputation congenital & traumatic

c. Degeneratif dan Geriatri Orthopaedi

1. Osteoarthritis tungkai 2. Osteoarthritis tulang belakang 3. Masalah pada ibu jari kaki : OA, hallux valgus 4. Osteoporosis 5. Manajemen fraktur osteoporosis 6. Penyakit degeneratif tulang belakang (stenosis,penyakit diskus degeneratif, herniasi diskus,

degeneratif spondylolisthesis, spondylosis) Cervical Thoracal Lumbal

d. Metabolik endokrin

Metabolik 1. Sendi Charcot : kaki diabetik

2. Gout, pseudogout 3. Arthropati Hemofilia e. Tulang Belakang 1. Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical ,kifosis&skoliosis torakalis,

kifosis&skoliosis lumbal) 2. Ketidakseimbangan sagital 3. Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocerebralia, spina bifida f. Ekstremitas Atas 1. Penyakit sendi degeneratif (artritis sendi sternoclav , osteoarthritis sendi AC, osteoarthritis

glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursa impingment syndrome, frozen shoulder-calcific tendinitis-brceps tendinitis)

2. Gangguan neurologis a. Sindroma jepitan pada ekstremitas atas b. Traumatik c. Cedera pleksus brakialis 3. Anomali kongenital 4. Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagalan difensiasi (syndactily),

duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih (macrodactily), sindroma jepitan pita congenial , abnormalitas skeletal secara umum (madelung)

5. Penutupan jaringan lunak dan kulit 6. Replantasi 7. Transfer Tendon 8. Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren g. Pelvis dan Ekstremitas bawah

Reconstruction of hip disorder 1. Artroplasti panggul (dengan/tanpa prostesis) 2. Osteotomi rekonstruksi sekitar panggul 3. Arthrodesis 4. AVN sendi panggul 5. Pembebasan jaringan lunak/rekonstruksi sekitar panggul

Page 36: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Rekonstruksi gangguan pada lutut : 6. Artroskopik debridemen 7. Arthroskopik rekonstruksi 8. Arthroplasti 9. Osteotomi rekonstruksi sekitar lutur : femur (supracondylar), tibia (HTO) 10. Arthrodesis 11. Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut

12. Gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia patella) Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki 13. Instabilitas pergelangan kaki

14. Fasciitis plantaris 15. Gangguan jari kaki 16. Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki h. Rehabilitasi Medik 1. Rehabilitasi Peri operatif 2. Prinsip amputasi tungkai 3. Orthotic-prosthetic di orthopaedi 4. Terapi fisik 3.5. Tahap Chief Resident Orthopaedi & Traumatologi (semester IX)

1. Chief IPDS-IOT 2. Rotasi luar (Tahap Magang – mandiri) 3. Penyelesaian Karya Akhir

Page 37: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

MATRIKS HUBUNGAN ANTARA POKOK BAHASAN,

TAHAPAN PENDIDIKAN DAN TINGKAT KOMPETENSI KOGNITIF DAN AFEKTIF

KOLEGIUM ILMU ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

INDONESIA

JAKARTA, OKTOBER 2007

Page 38: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

MATRIKS Hubungan antara Pokok Bahasan, Tahapan Pendidikan

dan Tingkat Kompetensi Kognitif dan Afektif Tingkat Kompetensi : A1 : Dapat mengetahui dan mengingat materi A2 : Dapat memahami dan mengerti materi A3 : Dapat menerapkan, menganalisa, mengevaluasi dan merumuskan B1 : Mampu mendiagnosis dan meruju8k B2 : Mampu mendiagnosis dan memberi terapi sementara dan merujuk B3 : Mampu mendiagnosis dan memberi terapi paripurna B4 : Mampu mendiagnosis, terapi dan rawat bersama Semester / tahapan pendidikan di mulainya pokok bahasan

No. POKOK BAHASAN ICD 10

Orthopaedi Dasar

OTL1 OTL 2 Chief Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

1 Biologi selular dan molecular musculoskeletal S42.0 A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

2 Pembentukan, Pertumbuhan dan Dasar Genetik Kelainan Muskuloskeletal

A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 1

3 Surgical Anatomy and Approach A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

4 Biomekanik Muskuloskeletal dan Biomaterial A2 B1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

5 Inflamasi, Degenerasi dan Neoplasma Muskuloskeletal

A2 B1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

6 Imajing Orthopaedi A2 B1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 1

7 Dasar Traumatologi Muskuloskeletal A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 1

8 Komplikasi Trauma Muskuloskeletal A2 B1 A2 B2 A2 B3 A3 B4 1

9 Dasar Osteosintesa A2 A2 B2 A2 B3 A3 B4 2

10 Orthopaedic research (Methodology and statistics)

A2

A2

A2

A3

2

Trauma Ekstremitas Bawah

5

11 Fraktur femur proksimal S72.0/S72.1/S72.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

12 Fraktur femur diafisis S72.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4

13 Fraktur femur distal S72.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

14 Fraktur tibia proksimal S82.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

15 Fraktur tibia fibula diafisis S822 A2 B2 A2 B3 A3 B4

16 Fraktur tibia fibula distal S82.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4

17 Fraktur Kalkaneus nor artikular S92.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

18 fraktur metatarsal, falang non artikular S92.3/S92.4/S92.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

Page 39: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10

Orthopaedi Dasar

OTL1 OTL 2 Chief Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

19 Sindroma Kompartemen femur, tungkai bawah, kaki

A2 B2 A2 B3

A3 B4

20 Amputasi traumatik: femur, tungkai bawah, kaki S78/S88/S98 A2 B2 A2 B3 A3 B4

21

Trauma jaringan lunak, tendon fleksor &ekstensor kaki (sederhana) temasuk tendon Achiles

S96.1/S96.0 S86.0

A2 B2 A2 B3

A3 B4

22 Dislokasi panggul, lutut (sederhana)) S83.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

Trauma Ekstremitas Bawah 7

23 Fraktur Femur (kompleks) S72 A2 B2 A2 B3 A3 B4

24 Fraktur tungkai bawah (Kompleks) S82 A2 B2 A2 B3 A3 B4

25 Dislokasi panggul dan fraktur kaput femur A2 B2 A2 B3 A3 B4

26

Fraktur femur subtrokanter, pertrokanter, intertrokanter

S72.2/S72.1

A2 B2 A2 B3

A3 B4

27 Fraktur femur kolum S72.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

28 Fraktur femur interkondilus S72.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

29 Cedera patella dan mekanisme ekstensi S83.7 A2 B2 A2 B3 A3 B4

30 Dislokasi lutut traumatik akut S83.0/S83.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

31 Fraktur plato tibia S82.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

32 fraktur plafon tibia S82.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4

33 Fraktur &dislokasi pengelangan kaki S82.6/S93.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

34 Fraktur Kalkaneus (intraartikular) S92.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

35 Fraktur talus & dan dislokasi subtalar S92.1/S93.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

36 Fraktur dislokasi kaki tengah,kaki depan termasuk cedera Lisfranc S93.3

A2 B2 A2 B3 A3 B4

37 Fraktur Pelvis S32.3/S32.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

38 Fraktur Acetabulum S32.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

39 Cedera Pelvis akut & resusitasi bedah (Fiksasi eksternal, Klem C))

A2 B2 A2 B3 A3 B4

Trauma Ekstremitas Atas 7

40 Fraktur Klavikula S42.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

41 Fraktur humerus proksimal S42.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

42 Fraktur humerus diafisis S42.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4

43 Fraktur humerus distal S52 A2 B2 A2 B3 A3 B4

44 Fraktur lengan bawah (antebrachii) S52.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

45 Fraktur radius distal non artikular S52.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

46 Fraktur metacarpal, falang non artikular S62.2/S62.3 S62.5/S62.6

A2 B2 A2 B3 A3 B4

47 Cedera jaringan lunak tangan, kulit, kuku, tendon fleksor dan ekstensor (sederhana)

S66.1/S66.2 S60.1

A2 B2 A2 B3 A3 B4

48 Sindroma kompartemen akut lengan bawah dan tangan

A2 B2 A2 B3 A3 B4

49 Amputasi traumatic (non replantasi): jari, ujung jari, tangan, lengan bawah, lengan atas

S68.0/S68.1/S68.4 S68.8/S68.9

A2 B2 A2 B3 A3 B4

50 Dislokasi bahu, siku (sederhana) S.43.0/S53.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

Trauma Ekstremitas Atas 7

51 Cedera sendi AC dan sternoklavikular S43.1/S43.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

52 Fraktur scapula & disosiasi Skapulotorasik S42.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

53 Fraktur & dislokasi glenohumeral S43.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

54 Fraktur humerus proksimal (kompleks) S43.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

55 Fraktur Humerus dan komplikasi neurologis (kompleks))

A2 B2 A2 B3 A3 B4

Page 40: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10

Orthopaedi Dasar

OTL1 OTL 2 Chief Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

56 Fraktur interkondilus humerus S42.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

57 Fraktur dan dislokasi siku, instabilitas siku S53.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

58 Fraktur olekranon dan kaput radius S52.0/S52.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

59 Fraktur Galeazzi & Montegia S52.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

60 Fraktur radius distal intraartikular S52.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

61 Fraktur metacarpal, falang (intraartikular) termasuk skafoid& fraktur karpal lainnya

S62.1/S62.2/S62.3 S62.5/S62.6

A2 B2 A2 B3 A3 B4

62

Fraktur & dislokasi tangan: interfalang, metakapofalang,karpometakarpal, interkapal/radiokarpal (lanatum, perilunatum, skafolunatum) ,sendi radioulnar distal

S63.0

A2 B2 A2 B3

A3 B4

63

Cedera jaringan lunak kompleks: penyusunan kembali, graf, flap ( tidak termasuk flap lepas), saraf tepi, vaskuler (tak termasuk bedah mikro)

A2 B2 A2 B3

A3 B4

Trauma Pediatrik 4

64 Fraktur & dislokasi bahu pasien anak S43.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

65

Fraktur lempeng pertumbuhan &cedera musculoskeletal akibat penyiksaan anak S82.2/S72.9 A2 B2 A2 B3 A3 B4

66 Fraktur dan dislokasi siku pada anak S53.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

67 Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit) S52

A2 B2 A2 B3 A3 B4

68 Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit) S52.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

69 Fraktur & dislokasi karpus S62.1/S62.2/S62.3 A2 B2 A2 B3 A3 B4

70 Fraktur leher femur&fraktur dislokasi panggul pada anak S72.0/S73.0

A2 B2 A2 B3 A3 B4

71 Fraktur tulang belakang pada anak A2 B2 A2 B3 A3 B4

72 Fraktur femur pada anak S72.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

73 Fraktur femur interkondilus pada anak S72.4 A2 B2 A2 B3 A3 B4

74 Fraktur plato tibia pada anak S82.1 A2 B2 A2 B3 A3 B4

75 Cedera patella & mekanisme ekstensi S83.7 A2 B2 A2 B3 A3 B4

76 Fraktur tibia fibula diafisis pada anak S82.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

77 Fraktur & dislokasi kaki & pergelangan kaki pada anak S92/S93.0

A2 B2 A2 B3 A3 B4

Trauma Tulang Belakang 2

78 Evaluasi inisial pasien cedera tulang belakang A2 B2 A2 B3 A3 B4

79 Fraktur&dislokasi tulang cervikal atas (oksiput,atlas&aksis)

S12.0/S12.1 /S12.2

A2 B2 A2 B3 A3 B4

80 Fraktur tulang cervikal bawah S12.2 A2 B2 A2 B3 A3 B4

81 Fraktur &dislokasi torakolumbar S22.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

82 Cedera medulla spinalis S22.0 A2 B2 A2 B3 A3 B4

INFEKSI DAN INFLAMASI 6

Ekstremitas

83 Infeksi sendi (supuratif-granulomatosa)) M86.6.5/M86.6.6 A2 B2 A2 B3 A3 B4

84 Infeksi jaringan lunak (selulitis, tenosinovitis supuratif)) M86.6.7/M86.0.5 A2 B2 A2 B3 A3 B4

85 Osteomielitis akut dan kronik M86.0.6/M86.0.7/

M86.0.7 A2 B2

A2 B3 A3 B4

86 Penyakit inflamasi sendi (RA, gout, pseudogout), ) A2 B2 A2 B3 A3 B4

87 Kaki diabetes A2 B2 A2 B3 A3 B4

88 Gangren & fasciitis nekrotikans A2 B2 A2 B3 A3 B4

89 Entesopati ekstremitas atas A2 B2 A2 B3 A3 B4

90 Entesopati ekstremitas bawah A2 B2 A2 B3 A3 B4

91 Rheumatisme Non-articular dan nyeri miofasial A2 B2 A2 B3 A3 B4

Page 41: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10 Orthopaedi Dasar OTL1 OTL 2

Chief Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

Tulang Belakang

92 Spondilitis (supuratif-granulomatosa) A2 B2 A2 B3 A3 B4

93 Penyakit inflamasi tulang belakang (AS, RA) A2 B2 A2 B3 A3 B4

Pediatrik

94 Osteomielitis hematogenik akut s A2 B2 A2 B3 A3 B4

95 Artritis septic pada anak A2 B2 A2 B3 A3 B4

96 Osteomielitis kronik tulang panjang pada anak A2 B2 A2 B3 A3 B4

Cedera ekstremitas terkait olahraga 3

97 Instabilitas sendi A2 B2 A2 B3 A3 B4

98 Cedera otot (strain, afulsi, ruptur, kontusio) A2 B2 A2 B3 A3 B4

99 Cedera Ligamen A2 B2 A2 B3 A3 B4

100 Sindroma pemakaian berlebihan A2 B2 A2 B3 A3 B4

101 masalah tulang rawan sendi A2 B2 A2 B3 A3 B4

102 Diagnostik artroskopi pada lutut dan bahu A2 B2 A2 B3 A3 B4

103 fraktur stress/fatigue A2 B2 A2 B3 A3 B4

Musculoskeletal tumour (MST) 5

104 Asesmen Tumor muskuloskeletal A2 B1 A2 B2 A3 B4

105 Biopsi pada Tumor Musculoskeletal A2 B1 A2 B2 A3 B4

106 Manajemen tumor tulang jinak A2 B1 A2 B2 A3 B4

107 Manajemen tumor jinak jaringan lunak A2 B1 A2 B2 A3 B4

108 Manajemen tumor ganas tulang A2 B1 A2 B2 A3 B4

109 Manajemen tumor ganas jaringan lunak A2 B1 A2 B2 A3 B4

110 Manajemen penyakit metastasis tulang A2 B1 A2 B2 A3 B4

111 Amputasi Radikal A2 B1 A2 B2 A3 B4

112 Prosedur penyelamatan tungkai A2 B1 A2 B2 A3 B4

Orthopaedi Pediatrik 6

113 Penyakit musculoskeletal congenital & genetik (postur pendek, akondroplasia, epifiseal, displasia, ollier’s, multi ereditari exostosis)

Q65.79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

114 Penyakit metabolic muskuloskeletal (Rickets, osteomalasia, renal osteodistrofi, hidrofostasia, paratiroid, juvenile osteoporosis, mucopolisakaridosis

E55

A1 B1

A2 B2

A2 B3

115

Penyakit hematologis muskuloskeletal (Gaucher’s, hemofilia, hemoglobinopati))

D66

A1 B1

A2 B2 A2 B3

116

Gangguan neuromuskuler (distrofi muskular, polio & paralisis terkait, spinal muscular atrofi, neuropati perifer, cerebral palsy, myelodisplasia)

680-83

A1 B1

A2 B2

A2 B3

117

Gangguan umum, ekstremitas atas (defisiensi lengan, dislokasi congenital kaput radius, osteochondritis dissecans, penyakit sprengel’s)

M93.2/Q65-79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

118

Gangguan umum tulang belakang (muscular torticolis, skoliosis idiaopatik, neuro-muscular skoliosis, klippel feil , all kyphosis, spondylosis-spondy-lolisthesis

Q65-79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

119

Gangguan umum panggul (DDH, coxavara, leg perthes

Q65-79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

Page 42: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10 Orthopaedi Dasar OTL1 OTL 2

Chief Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

120

Gangguan pada femur & tibia (perbedaan panjang tungkai, defisiensi kongenital– PFFD, masalah torsional tibia, tibia vara, congenital pseudoarthrosis, posteromedial bow)

Q65-79

A1 B1

A2 B2

A2 B3

121

Gangguan pada lutut (penyakit osgood schlatter, osteochondritis dissecans, nyeri patella femoral , discoid meniscus, dislokasi/subluksasi kongenital )

Q65-79

A1 B1

A2 B2 A2 B3

122 Gangguan pada kaki & pergelangan kaki a. Clubfoot b. Kongenital vertical talus, metatarsus adductus calcaneovalgus, tarsal coalition, cavus feet, complex congenital foot deformities : central ray-polydactily-syndactily-congenital hallux valgus. Amputation congenital & traumatic

Q65-79 Q65-79

A1 B1

A2 B2

A2 B3

Orthopaedi Geriatrik Degeneratif 3

123 Osteoarthritis tungka M.13 A1 B1 A2 B3 A3 B4

124 Osteoarthritis tulang belakang A1 B1 A2 B3 A3 B4

125 Masalah pada ibu jari kaki : OA, hallux valgus. M19.9 A1 B1 A2 B3 A3 B4

126 Osteoporosis A1 B1 A2 B3 A3 B4

127 Manajemen fraktur osteoporosis A1 B1 A2 B3 A3 B4

128 Penyakit degeneratif tulang belakang (stenosis,penyakit diskus degeneratif, herniasi diskus, degeneratif spondylolisthesis, spondylosis) Cervical Thoracal Lumbal

A1 B1 A2 B3 A3 B4

Metabolik Endokrine 3

Metabolik

129 Sendi Charcot : kaki diabetik I79.2 A1 B1 A2 B3 A3 B4

130 Gout, psedogout M10 A1 B1 A2 B3 A3 B4

131 Arthropati Hemofilia D66 A1 B1 A2 B3 A3 B4

Tulang Belakang 4

132

Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical ,kifosis&skoliosis torakalis, kifosis&skoliosis lumbal)

M40/M41

A1 B1

A2 B3 A3 B4

133 Ketidakseimbangan sagital A1 B1 A2 B3 A3 B4

134 Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocerebralia, spina bifida. A1 B1 A2 B3 A3 B4

Ekstremitas Atas 10

135

Penyakit sendi degeneratif (artritis sendi sternoclav, osteoarthritis sendi AC, osteoarthri-tis glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursa-impingment syndrome, frozen shoulder-clacific tendinitis-briceps tendinitis)

A1 B1

A2 B3

A3 B4

136

Gangguan neurologis a.Sindroma jepitan pada ekstremitas atas b. Traumatik c. Cedera pleksus brakialis

S44

A1 B1

A2 B3

A3 B4

Page 43: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

No. POKOK BAHASAN ICD 10

Orthopaedi Dasar

OTL1 OTL 2 Chief Resident SKS

SM1 - 4 SM 5-6 SM 7-8 SM 9

137 Anomali congenital A1 B1 A2 B3 A3 B4

138

Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagalan difensiasi (syndactily), duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih (macrodactily), sindroma jepitan pita congenial, abnormalitas skeletal secara umum (madelung)

Q65-79

A1 B1

A2 B3

A3 B4

139 penutupan jaringan lunak dan kulit A1 B1 A2 B3 A3 B4 140 Replantasi A1 B1 A2 B2 A3 B3

141 Transfer Tendon A1 B1 A2 B3 A3 B4

142 Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren A1 B1 A2 B3 A3 B4

Pelvis dan Ekstremitas Bawah Rekonstruksi Kelainan Panggul 6

143 Artroplasti panggul (dengan/tanpa prostesis) 5-816 A1 B1 A2 B3 A3 B4

144 Osteotomi rekonstruksi sekitar panggul 5-761 A1 B1 A2 B3 A3 B4

145 Arthrodesis 5-812 A1 B1 A2 B3 A3 B4 146 AVN sendi panggul 578 A1 B1 A2 B3 A3 B4

147 Pembebasan jaringan lunak/rekonstruksi sekitar panggul 5-821 A1 B1

A2 B3 A3 B4

Rekonstruksi gangguan pada lutut

148 artroskopik debridemen A1 B1 A2 B3 A3 B4

149 Arthroskopik rekonstruksi A1 B1 A2 B3 A3 B4

150 Arthroplasty S-814 A1 B1 A2 B3 A3 B4

151 Osteotomi rekonstruksi sekitar lutur : femur (supracondylar), tibia (HTO) 5-761 A1 B1

A2 B3 A3 B4

152 Arthrodesis (primary) 5-812 A1 B1 A2 B3 A3 B4

153 Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut A1 B1 A2 B3 A3 B4

154

gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia patella)

A1 B1

A2 B3

A3 B4

Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki

155 Instabilitas pergelangan kaki A1 B1 A2 B2 A3 B3 156 Fasciitis Plantaris A1 B1 A2 B2 A3 B4

157 gangguan jari kaki A1 B1 A2 B2 A3 B4

158 Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki A1 B1 A2 B2 A3 B4

Rehabilitasi Medik 2

159 Rehabilitasi Peri operatif A2 B2 A2 B3 A3 B4

160 Prinsip amputasi tungkai A2 B2 A2 B3 A3 B4

161 Orthotic-prosthetic di orthopaedi A1 B1 A2 B3 A3 B4 162 Terapi fisik A1 B1 A2 B3 A3 B4

163 Chief Resident

- Chief IPDS-IOT A1 B1 A2 B3 A3 B3 10

- Roasi Luar (Magang-Mandiri) A1 B1 A2 B3 A3 B3

- Penyelesaian Karya Akhir A1 B1 A2 B3 A3 B3 8

114

Page 44: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

KOMPETENSI KETRAMPILAN (PROSEDUR)

KOLEGIUM ILMU ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI

INDONESIA

JAKARTA, OKTOBER 2007

Page 45: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

KompetensiKompetensi ProsedurProsedur

Cervical Spine

Brachial Plexus

Thoracic Spine

Lumbar Spine

Extremitas Atas

Extremitas Bawah

Trauma General

Fraktur Pediatrik

ProsedurProsedur

Infeksi Inflamasi

Tumor Musckuloskeletal

Degeneratif

Instability

Metabolik

Spine

Hand

Rekonstruksi Dewasa

TraumaNon

Trauma

32

KOMPETENSI KETRAMPILAN (PROSEDUR)

Page 46: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

Tingkat Kompetensi :

C1 : Melihat C2 : Mengerjakan untuk kasus sederhana C3 : Mengerjakan dan mengajarkan kasus sulit Keterangan : OTL 1 : Orthopaedi dan Traumatologi Lanjut 1 OTL 2 : Orthopaedi dan Traumatologi Lanjut 2 CR : Chief Resident

NO PROSEDUR OTL

1 OTL

2 CR

General

Trauma

Cervical Spine

1 Fiksasi anterior fraktur/dislokasi tulang cervical C1 C1 C2

2 Applikasi traksi halo / tong tulang cervical C2 C3 C3

3 Fraktur dilokasi MUA tulang cervical C2 C2 C2

4 Fiksasi posterior fraktur/dislokasi tulang cervical

Pleksus Brachialis

5 Eksplorasi / reparasi / tandur pleksus brakialis C1 C1 C2

Vertebra torakalis

6 Dekompresi fiksasi anterior vertebra torakalis C1 C1 C2

7 Dekompresi/fiksasi posterior vertebra lumbalis C1 C1 C2

Extremitas Atas

Pelvis

8 ORIF fraktur acetabulum C1 C1 C2

9 Fraktur Pelvis C1 C1 C2

10 Aplikasi fiksator eksterna pada fraktur pelvis C1 C2 C2

11 ORIF fraktur pelvis C1 C2 C2

Klavikula

12 ORIF fraktur klavikula C1 C2 C3

13 ORIF non-union fraktur klavikula C2 C2 C3

Bahu

14 Reduksi tertutup dislokasi anterior bahu C2 C3 C3

15 Reduksi terbuka +/- fiksasi dislokasi anterior bahu C1 C2 C3

16 ORIF dislokasi akut sendi Acromioclavicular C1 C2 C3

17 ORIF fraktur humerus proksimal C1 C2 C3

18 ORIF fraktur glenoid C1 C2 C3

19 Reduksi tertutup dislokasi posterior bahu C2 C3 C3

Siku

20 Reduksi tertutup dislokasi +/- fraktur siku C2 C3 C3

21 Reduksi terbuka +/- fiksasi dislokasi +/- fraktur siku C1 C2 C3

22 ORIF fraktur humerus distal intraartikular C1 C2 C3 23 ORIF fraktur kondilus lateralis C1 C2 C3

24 MUA / K wire / ORIF fraktur kondilus/epikondilus medialis C1 C2 C3

25 ORIF fraktur olekranon C1 C2 C3

26 MUA +/- K wire kaput/kolum radius C1 C2 C3

27 ORIF fraktur kaput/kolum radius C1 C2 C3

28 Penggantian kaput radius akibat fraktur C1 C2 C2

29 MUA +/- K wires fraktur suprakondiler C1 C2 C2

30 Rediksi terbuka fraktur Suprakondiler C1 C2 C3

Page 47: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

NO PROSEDUR OTL 1 OTL 2 CR

Pergelangan tangan

31 Fraktur/dislokasi karpus MUA & percutaneous wires C1 C2 C3

32 MUA & POP fraktur/dislokasi Karpal C1 C2 C3

33 ORIF fraktur/dislokasi karpus C1 C2 C3

34 non-op fraktur skafoid C1 C2 C3

35 ORIF fraktur skafoid C1 C2 C3

36 MUA & percutanaeous wires fraktur skafoid C1 C2 C3

37 ORIF +/- graft non-union fraktur skafoid C1 C2 C3

Tangan

38 non-op fraktur/dislokasi metakarpal ke 5 C2 C3 C3

39 MUA & percutaneous wires fraktur/dislokasi metakarpal ke 5 C2 C3 C3

40 MUA & POP fraktur/dislokasi metakarpal ke 5 C2 C3 C3

41 ORIF fraktur/dislokasi metakarpal ke 5 C2 C3 C3

42 Rekonstruksi ujung jari C2 C3 C3

43 Infeksi C2 C3 C3

44 Drainase infeksi tangan (tak termasuk sarung tendon) C2 C3 C3

45 Drainase infeksi sarung tendon C2 C3 C3

46 Fraktur dislokasi IPJ C2 C3 C3

47 MUA & percutaneous wires Fraktur/dislokasi IPJ C2 C3 C3

48 MUA +/- POP fraktur/dislokasi IPJ C2 C3 C3

49 ORIF fraktur/dislokasi IPJ C2 C3 C3

50 Reparasi ligament tangan C2 C3 C3

51 non-op Fraktur metakarpal(bukan ke1 atau ke 5) C2 C3 C3

52 MUA & Percutaneous wires Fraktur metakarpal(bukan ke1 atau ke 5) C2 C3 C3

53 MUA +/- POP Fraktur metakarpal(bukan ke1 atau ke 5) C2 C3 C3

54 ORIF Fraktur metakarpal(bukan ke1 atau ke 5) C2 C3 C3

55 non-op Fraktur falang C2 C3 C3

56 MUA & percutaneous wires Fraktur falang C2 C3 C3

57 MUA +/- POP Fraktur falang C2 C3 C3

58 ORIF Fraktur falang C2 C3 C3

59 repair Tendon C2 C3 C3

60 repair Tendon extensor C2 C3 C3

61 repair Tendon flexor C2 C3 C3

62 Fraktur/dislokasi MCPJ C2 C3 C3

63 MUA & Percutaneous wires fraktur dislokasi MCPJ C2 C3 C3

64 MUA +/- POP fraktur/dislokasi MCPJ C2 C3 C3

65 ORIF fraktur/dislokasi MCPJ C2 C3 C3

Extremitas Bawah

Panggul

66 Dislokasi Panggul C3

67 Reduksi tertutup dislokasi panggul C2 C3 C3

68 Reduksi terbuka +/-fiksasi dislokasi panggul C1 C2 C3

69 Fraktur Ekstrakapsular

70 CHS / DHS Fraktur ekstrakapsular C1 C2 C3

71 Fiksasi intrameduler Fraktur ekstrakapsular C1 C2 C3

72 Fiksasi lain Fraktur ekstrakapsular C1 C2 C3

73 Fraktur intrakapsular

74 hemiarthroplasty Fraktur intrakapsular C1 C2 C3

75 internal fixation Fraktur intrakapsular C1 C2 C3

76 THR Fraktur intrakapsular C1 C1 C2

Femur

77 Traksi atai spica Fraktur diafisis pada anak C2 C3 C3

78 Fiksasi intrameduler Fraktur diafisis C1 C2 C2

79 plate / screw fixation Fraktur diafisis C2 C3 C3

80 Fasciotomi untuk sindroma kompartemen C2 C3 C3

81 Fraktur Subtrochanter

Page 48: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

NO PROSEDUR OTL

1 OTL

2 CR

82 Fiksasi plat/sekrup Fraktur Subtrochanteric C1 C2 C3

83 Fraktur suprakondiler (tdk intraartikular)) C1 C2 C3

84 DCS/blade plate etc Fraktur suprakondiler (tdk intraartikular)) C1 C2 C3

85 Fiksasi intrameduler Fraktur suprakondiler (tdk intraartikular)) C1 C2 C3

Lutut

86 Reparasi ligament akut C1 C2 C2

87 ORIF fraktur femur distal intraartikular

88 Reduksi tertutup +/- reparasi terbuka dislokasi patella C1 C2 C3

89 ORIF fraktur patella C2 C3 C3

90 Reparasi tendon Patelar C2 C3 C3

91 Reparasi tendson Quadriseps C1 C2 C3

92 Fraktur plato tibiae

93 ORIF dengan plat & kawat fraktru plato tibia C1 C2 C3

94 Terapi fraktur plato tibia dengan frame sirkuler C1 C1 C2

Tibia & Fibula

95 Fiksasi eksterna (termasuk frame) Fraktur diafisis tibia C1 C2 C3

96 Nail intrameduler fraktur tibia diafisis C1 C2 C3

97 MUA & POP fraktur tibia diafisis C1 C2 C3

98 Plat Tibial diafisis C1 C2 C3

99 non-union Tibia

100 management non-union Tibia dgn frame sirkuler C1 C2 C3

101 intramedullary nailing +/- tandur tulang untuk non union tibia C1 C2 C3 Pergelangan kaki

102 Pergelangan kaki fraktur / dislocation

103 Pergelangan kaki fraktur / dislocation MUA & POP C1 C2 C3

104 Ankel fraktur / dislocation ORIF C1 C2 C3

105 Pilon fraktur

106 Pilon fraktur ORIF C1 C2 C3

107 Pilon fraktur with circular frame C1 C1 C2

108 Tendoachilles repair C2 C3 C3

Foot

109 Amputation toe / ray for trauma

110 Calcaneal fraktur ORIF C1 C2 C3

111 Metatarsal fraktur ORIF C1 C2 C3

112 Fraktur falang MUA +/- Kwire +/- ORIF C1 C2 C3

113 Talar, subtalar or midtarsal fraktur / disloc C1 C2 C3

114 Talar, subtalar or midtarsal fraktur / dislocation MUA +/- POP +/- K wires C1 C2 C3

115 Talar, subtalar or midtarsal fraktur / dislocation ORIF C1 C2 C3

Trauma General

116 Free flap C1 C1 C1

117 Full thickness skin graft C2 C3 C3

118 Muscle flap C1 C2 C2

119 Nerve repair C2 C2 C3

120 Pedicle flap C1 C2 C2

121 Removal external fixator or frame C2 C3 C3

122 Removal foreign body from skin / subcutaneous tissue C2 C3 C3

123 Removal K wires or skeletal traction C2 C3 C3

124 Split skin graft C2 C3 C3

125 Transpositional flap C1 C1 C1

126 Wound closure, delayed primary or secondary C3 C3 C3

127 Wound Debridement C2 C3 C3

Forearm

128 Fasciotomy for compartment syndrome C2 C3 C3

129 Fraktur distal radius - closed non-op

130 Fraktur distal radius external fixation C1 C2 C3

131 Fraktur distal radius MUA & percutaneous wires C1 C2 C3

132 Fraktur distal radius MUA & POP C2 C3 C3

133 Fraktur distal radius ORIF C2 C3 C3

Page 49: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

NO PROSEDUR OTL

1 OTL

2 CR

134 Fraktur shaft radius / ulna

135 Fraktur shaft radius / ulna IM nailing C1 C2 C3

136 Fraktur shaft radius / ulna MUA & percutaneous wires C2 C2 C3

137 Fraktur shaft radius / ulna MUA & POP C2 C3 C3

138 Fraktur shaft radius / ulna ORIF C2 C3 C3

Humerus

139 Fraktur diafisis humerus non-op

140 Non-union ORIF +/- bone grafting C1 C2 C3

141 Fraktur diafisis humerus IM nailing C1 C2 C2

142 Fraktur diafisis humerus MUA +/- POP

143 Fraktur diafisis humerus ORIF plating C2 C3 C3

Elektif

Thoracic Spine

144 Dekompresi +/- fiksasi/fusi anterior C1 C2 C2

145 Biopsi vertebra torakalis C1 C2 C2

146 Dekompresi +/- fiksasi/fusi aposterior C1 C2 C1

147 Koreksi skoliosis-pembebasan anterior +/- instrumentasi

148 Koreksi skoliosis-pembebasan posterior +/- instrumentasi C1 C1 C1

Brachial Plexus

149 Eksplorasi/reparasi/tandur pleksus brakialis C1 C2 C2

Lumbar Spine

150 Injeksi epidural kaudal C1 C2 C2

151 Dekompresi vertebra lumbal dengan fusi +/- fiksasi C1 C2 C2

152 Dekompresi vertebra lumbal tanpa fusi +/- fiksasi (tdk disektomi saja) C1 C2 C2

153 Discectomi terbuka / mikro C1 C2 C2

154 Injeksi Nerve root / facet joint vertevra lumabl C1 C2 C2

Shoulder

155 Eksisi sendi AC -artroskopi/terbuka/lateral klavikula C1 C1 C2

156 Rekonstruksi sendi AC (e.g. Weaver Dunn)

157 Acromioplasti terbuka C1 C1 C2

158 Repair Anterior untuk instabilitas per artroskopik C1 C1 C1

159 Dekompresi subakromial per artroskopi C1 C1 C1

160 Arthroskopi diagnostik C1 C2 C2

161 Rotator cuff repair (terbuka atau arthroskopi) +/- acromioplasti C1 C2 C2

162 Total shoulder replacement C1 C1 C1

Kaki

163 Amputasi jari C1 C2 C3

164 osteotomi Kalkaneus C1 C2 C3

165 Koreksi CTEV C1 C2 C3

166 Koreksi jaringan lunak jari ke 5 C1 C2 C3

167 osteotomi metatarsal 1 C1 C2 C3

168 Artrodesi MTPJ1 C1 C2 C3

169 Koreksi jaringan lunak MTPJ1 C1 C2 C3

170 Artrodesis kaki belakang C1 C2 C3

171 Operasi kuku jari yang tumbuh kedalam C2 C3 C3

172 osteotomi metatarsa selain ke 1l C1 C2 C3

173 Lesser toe arthrodesis jari selain ke 1 C1 C2 C3

174 eksisi sebagian/seluruh jari C1 C2 C3

175 Lesser toe tenotomi C1 C2 C3

176 Dekompresi dan reparasiTendon C1 C2 C3

177 Tendon transfer kaki C1 C2 C3

178 tarsectomi baji C1 C2 C3

Elbow

179 Arthrolisis siku (terbuka/arthroskopi) C1 C2 C2

180 Arthrotomi siku C1 C2 C3

181 Excision kaput radius +/- synovektomi C1 C2 C3

182 Penggantian kaput radius C1 C1 C2

183 Pembebasan siku pe Tennis / pegolf C1 C2 C3

184 Total elbow replacement C1 C1 C1

185 Dekompresi/transposisi nervus ulnaris C1 C2 C3

Page 50: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

NO PROSEDUR OTL

1 OTL

2 CR

Elektif letak tak spesifik

186 Aspirasi/injeksi sendi C2 C3 C3

187 Eksisi tumor jinak (jaringan lunak dan tulang) C2 C3 C3

188 Biopsi tulang – jarum C2 C3 C3

189 Biopsi tulang-terbuka C2 C3 C3

190 Eksisi Bursa C2 C3 C3

191 Kuretase kista tulang +/- tandur tulang C2 C3 C3

192 Epipfisiodesis ( geser ke pediatrik) C1 C1 C2

193 Eksisi tumor ganas (jaringan lunak dan tulang) C1 C2 C2

Pergelangan kaki

194 Arthrodesis pergelangan kaki C1 C2 C3

195 Arthrotomi pergelangan kaki C1 C2 C3

196 Dekompresi tendon pada pergelangan kaki C1 C2 C3

197 Pemanjangan Tendoachilles C1 C2 C3

Lutut

198 rekonstruksi ACL C1 C1 C2

199 Arthroskopi lateral release C1 C1 C2

200 Arthroskopi meniscectomi C1 C1 C2

201 Arthroskopi untuk membuangl loose bodies lutut C1 C1 C2

202 Arthroskopi synovectomi C1 C1 C2

203 Arthroskopi diagnostic lutut C1 C2 C2

204 Osteotomi distal femoral C1 C2 C2

205 Osteotomi proximal tibial C1 C2 C2

206 Patella realignment C1 C2 C2

207 Patella resurfacing alone C1 C2 C2

208 Revisi TKR C1 C1 C1

209 TKR C1 C1 C1

210 Unicompartmental knee replacement C1 C1 C1

Tibia & Fibula

211 Amputation dibawah lutut C2 C3 C3

212 Pemanjangan Tibial C1 C1 C2

Femur

213 Amputation diatas lutut C2 C3 C3

214 Pemanjangan femur C1 C1 C2

215 Korektif Osteotom (tidak untuk DDH) C1 C1 C2

Hip

216 Arthrodesis panggul C1 C2 C3

217 Arthrotomi panggul C1 C2 C3

218 Arthroplasty eksis panggul (e.g. Girdlestone) C1 C2 C3

219 Reduksi terbuka untuk DDH C1 C2 C2

220 Osteotomi panggul – pelvis untuk DDH C1 C1 C2

221 Osteotomi panggul-femur proximal untuk DDH C1 C1 C2

222 Osteotomi pelvis –tidak untu DDH C1 C1 C2

223 Revisi Total Hip Replacement C1 C1 C2

224 Revisi THR komponen acetabulum C1 C1 C2

225 Revisi THR kedua komponen C1 C1 C2

226 Revisi THR komponen femoral C1 C1 C2

227 Slipped upper femoral epiphysis C1 C1 C2

228 Reduksi terbuka Slipped upper femoral epiphysis C1 C1 C2

229 Pinning Slipped upper femoral epiphysis C1 C1 C2

230 Total Hip Replacement C1 C1 C2

231 THR cemented C1 C1 C2

232 THR hybrid C1 C1 C2

233 THR surface replacement C1 C1 C2

234 THR uncemented C1 C1 C2

Pergelangan tangan

235 Arthrodesis pergelangan tangan (termasuk arthrodesis sebagian) C1 C2 C3

236 Dekompresi Carpal tunnel C1 C2 C3

237 Dekompresi De Quervain's C1 C2 C3

238 Eksisi distal ulna C1 C2 C3

239 Eksisi Ganglion C1 C2 C3

Page 51: Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologikolegium-ioa.org/standar-pendidikan-profesi.pdf · Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi KATA SAMBUTAN

Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi

NO PROSEDUR OTL

1 OTL

2 CR

240 Pemendekan Ulna C1 C2 C3

241 Dekompresi nervus ulnaris di pergelanagn tangan C1 C2 C3

Tangan

242 Eksisi kista synovial C1 C2 C3

243 Fusi dari MCPJ atau IPJ C1 C2 C3

244 MCPJ replacement C1 C2 C3

245 Rekonstruksi jaringan lunak tangan C1 C2 C2

246 Tendon transfer tangan C1 C2 C2

247 Eksis Trapezium C1 C2 C2

248 Pembebasan Trigger finger C1 C2 C2

249 Pembebasan Trigger thumb C1 C2 C3

Cervical Spine

250 Dekompresi+/- fiksasi/fusi anterior (C2-C7) C1 C1 C1

251 Fiksasi +/- fusi Atlantoaxial C1 C1 C1

252 Biopsi vertebra cervicalis C1 C2 C2

253 Eksisi cervical / iga ke-1 C1 C1 C1

254 Injeksi Nerve root / facet joint vertebra cervical C1 C1 C1

255 Fusi +/- fiksasi Occipito-cervical C1 C1 C1

256 Dekompresi +/- fiksasi/ fusi posterior (C2-C7) C1 C1 C1

MODUL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI

1. Kursus di Bedah Dasar - Basic Surgical Skill (BSS) (optional) 2. Kursus di Orthopaedic Dasar - Basic Orthopaedic Skill (BOS) - Perioperative Course 3. Kursus di Orthopaedic Lanjut - Basic Osteosynthesis Course (BOC) - Basic Musculoskeletal Tumor Course (BMTC)