37
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama : E.S Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 35 tahun Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Tidak bekerja Bangsa/suku : Jawa - Indonesia Alamat :Diwek, 06/04 Bojonegoro, Temanggung No. RM : 15-24 Tanggal masuk rumah sakit : 2 November 2012 II. ALLOANAMNESIS Alloanamnesis diperoleh dari data rekam medis pasien yang berasal dari alloanamnesis dari keluarga pasien (orang tua dan istri) yang membawa pasien ke rumah sakit pada tanggal 2 November 2012. II.1. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit (Keluhan Utama) Pasien dibawa ke Rumah Sakit oleh keluarga pasien karena pasien sering mengamuk dan mengancam ingin membunuh ayahnya. Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 1

Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : E.S

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 35 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Bangsa/suku : Jawa - Indonesia

Alamat :Diwek, 06/04 Bojonegoro, Temanggung

No. RM : 15-24

Tanggal masuk rumah sakit : 2 November 2012

II. ALLOANAMNESIS

Alloanamnesis diperoleh dari data rekam medis pasien yang berasal dari

alloanamnesis dari keluarga pasien (orang tua dan istri) yang membawa

pasien ke rumah sakit pada tanggal 2 November 2012.

II.1. Sebab Dibawa ke Rumah Sakit (Keluhan Utama)

Pasien dibawa ke Rumah Sakit oleh keluarga pasien karena pasien

sering mengamuk dan mengancam ingin membunuh ayahnya.

II.2. Riwayat Perjalanan Penyakit (Riwayat Penyakit Sekarang)

Pasien bercerita bahwa dirinya sejak lulus SMA telah memiliki

rasa curiga berlebihan terhadap orang lain serta takut akan di bunuh

oleh orang-orang disekitarnya dikarenakan sering mendengar bisikan-

bisikan yang menyatakan bahwa dia akan dibunuh serta melihat orang-

orang disekitarnya sebagai makhluk yang menyeramkan. Selain itu,

pasien juga mengatakan bahwa dirinya telah di beri kekuatan oleh Kyai

Jawa Tengah sehingga dapat mengetahui isi hati orang lain, sehingga

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 1

Page 2: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

apabila ada yang ingin berbuat jahat kepadanya, pasien segera tahu.

Selain itu, beberapa tahun belakangan ini pasien menambahkan bahwa

dirinya sering mendengar suara langkah kaki ataupun ketukan pada

pintu kamar di rumahnya sehingga pasien kesulitan untuk tidur..Hal ini

telah sesuai dengan data rekam medis yang menyatakan bahwa pasien

sering mengamuk dengan menuduh orang lain akan mencelakainya.

Dari data rekam medis juga diketahui bahwa pasien ingin membunuh

ayahnya karena ketakutan akan dibunuh. Selain itu, sebelum masuk

Rumah Sakit pada 2 November 2012 lalu pihak keluarga mengatakan

bahwa pasien tidak mau tidur dan makan selama beberapa hari. Pasien

mengaku juga memiliki kekuatan untuk menyembuhkan orang sakit

yang didapat dari pemberian Kyai Jawa Tengah pula. Pasien merasa

sangat bangga dengan kekuatan tersebut

Dari hasil anamnesis terhadap pasien dan dari data rekam

medis diketahui bahwa pasien telah masuk Rumah Sakit Jiwa sejak

tahun 1996 dan beberapa kali keluar Rumah Sakit Jiwa, terakhir pasien

masuk RSJ pada tanggal 2 November 2012 ini sampai sekarang.

Selama perawatan di RSJ beberapa kali tersebut, pasien biasanya

diberi obat diazepam dan Haloperidol. Setelah pemberian obat tersebut

gejala pasien akan berkurang sehingga diperbolehkan untuk

dipulangkan ke rumah namun tetap menjalani rawat jalan. Namun,

apabila sudah dipulangkan biasanya pasien tidak melakukan kontrol

rutin ke Rumah Sakit sehingga tidak mendapatkan terapi yang adekuat

dan gejala kambuh kembali.

II.3. Anamnesis Sistem (Keluhan Fisik dan Dampak terhadap Fungsi

Sosial dan Kemandirian)

Keluhan Fisik:

Cerebrospinal : Tidak ada keluhan

Kardiovaskular : Tidak ada keluhan

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 2

Page 3: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

Respirasi : Tidak ada keluhan

Digesti : Tidak ada keluhan

Urogenital : Tidak ada keluhan

Integumentum : Tidak ada keluhan

Muskuloskeletal : Tidak ada keluhan

Dampak terhadap fungsi sosial dan kemandirian

Dikarenakan pasien tidak memiliki keluhan fisik maka tidak didapatkan

hubungan yang bermakna antara keluhan fisik dengan fungsi sosial dan

kemandirian pasien. Namun, dari gangguan psikis yang dialami pasien

telah menyebabkan gangguan terhadap fungsi sosial dan

kemandiriannya. Adapun beberapa dampak tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Pasien sulit tidur karena berhalusinasi dan ketakutan

b. Pasien selalu curiga terhadap orang disekitarnya sehingga

menjauhi orang disekitarnya.

c. Adanya perasaan ingin dibunuh membuat pasien ingin membunuh

orang lain.

II.4. Grafik Perjalanan Penyakit

Gejala Klinis

Mental Health Line/Time

Fungsi Peran

II.3. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit dan Riwayat Penyakit Dahulu

II.3.1. Hal-Hal yang Mendahului Penyakit

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 3

Page 4: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

II.3.1.1. Faktor Organik

Dari data rekam medis tidak ditemukan adanya faktor

organik seperti demam, kejang ataupun trauma fisik

yang mendahului penyakit pasien.

II.3.1.2. Faktor Psikososial (Stressor Psikososial)

Hubungan antara pasien dengan ayahnya kurang baik,

karena dari hasil anamnesis dari pasien, pasien mengaku

bahwa pasien tidak begitu menyukai ayahnya dikarenakan

sejak kecil pasien sering dimarahi dan dipukul oleh ayahnya.

Pasien memiliki satu orang adik dan beranggapan bahwa

adiknya tersebut lebih disayang oleh orang tuanya.

II.3.1.3. Faktor Predisposisi

Dari hasil anamnesis terhadap pasien diketahui bahwa pasien

di didik secara keras oleh orangtuanya sejak kecil. Pasien

sering dimarahi dan dipukuli sehingga dapat dikatakan adanya

pola asuh keluarga yang buruk yang dapat menjadi faktor

predisposisi bagi gangguan jiwa yang pasien alami saat ini.

II.3.1.4. Faktor Presipitasi

Sampai saat ini, dari hasil anamnesis dan data rekam medis

tidak diketahui faktor presipitasi pada pasien.

II.3.2. Riwayat Penyakit Dahulu

II.3.2.1. Riwayat Penyakit Serupa Sebelumnya

Riwayat gangguan jiwa (+) sejak tahun 1996 dan beberapa

kali kambuh

II.3.2.2. Riwayat Sakit Berat/Opname

Tidak ditemukan adanya riwayat sakit berat/opname pada

pasien

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 4

Page 5: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

II.4. Riwayat Keluarga

II.4.1. Pola Asuh Keluarga

Pasien diasuh oleh keluarga (orang tua) dengan cara mendidik yang

keras. Pasien memiliki satu saudara, hubungan pasien dengan

saudaranya tersebut juga kurang baik karena pasien menggangap

bahwa orang tuanya lebih menyayangi adiknya tersebut.

II.4.2. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa

II.4.3. Silsilah Keluarga

Pasien

II.5. Riwayat Pribadi

II.5.1. Riwayat Kelahiran

Pasien dilahirkan secara normal

II.5.2. Latar Belakang Perkembangan Mental

Perkembangan mental pasien baik sampai duduk di bangku SMA,

namun sejak lulus SMA pasien mulai menampakkan gejala gangguan

jiwa seperti mengamuk dan mudah curiga pada orang lain.

II.5.3. Perkembangan Awal

Sebelum memiliki gangguan jiwa, pasien merupakan tipe orang yang

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 5

Page 6: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

mudah untuk bersosialisasi dengan orang lain.

II.5.4. Riwayat Pendidikan

Pasien telah menyelesaikan pendidikan terakhirnya di SMA.

II.5.5. Riwayat Pekerjaan

Pasien telah beberapa kali berganti pekerjaan, mulai dari bertani,

tukang bengkel serta tukang bangunan. Terakhir kali pasien sudah

tidak bekerja lagi karena sering mengamuk.

II.5.6. Riwayat Perkembangan Seksual

Pasien telah menikah sebanyak 3 kali dan memiliki 3 orang anak dari

ketiga istri tersebut.

II.5.7. Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual

Pasien tidak melakukan ibadah seperti shalat dan mengaji dengan

alasan bahwa ruangan Rumah Sakit kotor.

II.5.8. Riwayat Perkawinan

Pasien menikah sebanyak 3 kali yaitu pada usia 22, 25 dan 29 tahun.

Namun, dua istri pertama telah pasien ceraikan.

II.5.9. Riwayat Kehidupan Emosional (Riwayat Kepribadian

Premorbid)

Sebelum mengalami gangguan jiwa, pasien merupakan tipe orang

yang tidak mudah marah dan memiliki hubungan baik dengan orang

disekitarnya.

II.5.10. Hubungan Sosial

Hubungan sosial antara pasien dan orang disekitarnya cukup baik

sebelum pasien mengalami gangguan jiwa. Namun, semenjak pasien

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 6

Page 7: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

mengalami gangguan jiwa, pasien mengaku menjauhi orang lain

dengan alasan curiga dan takut pada orang lain. Selain itu, pasien

juga mengatakan bahwa orang-orang disekitarnya berniat untuk

menjauhi dirinya pula.

II.5.11. Kebiasaan

Pasien memiliki kebiasaan makan teratur sebelumnya, namun jika

gangguan jiwa pasien muncul pasien tidak mau makan. Pasien jarang

berolahraga.

II.5.12. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi pasien dapat dikatakan rendah karena selama

ini pasien hidup menumpang di rumah kedua orang tuanya.

II.5.13. Riwayat Khusus

Pengalaman militer (-)

Urusan dengan polisi (-)

II.6. Tingkat Kepercayaan Alloanamnesis

Dapat dipercaya

Kurang dapat dipercaya

Sangat diragukan kebenarannya

II.7. Kesimpulan Alloanamnesis

Dari hasil alloanamnesis didapatkan kesimpulan bahwa pasien di bawa

ke rumah sakit dikarenakan sering mengamuk, mudah curiga dan ingin

membunuh ayahnya. Dari latar belakang pasien, diketahui bahwa

pasien dididik dengan keras oleh ayahnya semenjak pasien kecil.

Pasien telah mengalami gangguan jiwa semenjak tahun 1996 dan telah

beberapa kali keluar-masuk rumah sakit jiwa.

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 7

Page 8: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

III. PEMERIKSAAN FISIK

III.1. STATUS PRAESENS

III.1.1. Status Internus

Kesadaran : Compos mentis (E4 V5 M6)

Keadaan Umum : Baik dan gizi cukup

Bentuk Badan : Tidak ada kelainan atau cacat fisik

Berat Badan : Pasien tampak dengan BB normal

Tinggi Badan : ± 165 cm

Tanda Vital : Tekanan Darah : 110/86 mmHg

Nadi : 80x/menit

Respirasi : 17x/menit

Suhu : 36,5°C

Kepala : dalam batas normal

Leher : dalam batas normal

Thorax

Sistem Kardiovaskuler :tidak dilakukan pemeriksaan

Sistem Respirasi :tidak dilakukan pemeriksaan

Abdomen

Sistem Gastrointestinal :tidak dilakukan pemeriksaan

Sistem Urogenital :tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas

Sistem Muskuloskeletal :dalam batas normal

Sistem Integumentum :dalam batas normal

Kelainan Khusus :tidak ditemukan adanya

kelainan khusus

Kesan Status Internus :baik

III.1.2. Status Neurologis

Kepala dan Leher : dalam batas normal

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 8

Page 9: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

Tanda Meningeal : tidak dilakukan pemeriksaan

Nervi Kranialis : dalam batas normal

Kekuatan Motorik : dalam batas normal

Sensibilitas : tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi Saraf Vegetatif: tidak dilakukan pemeriksaan

Refleks Fisiologis : tidak dilakukan pemeriksaan

Refleks Patologis : tidak dilakukan pemeriksaan

Gerakan Abnormal : tidak ditemukan adanya gerakan abnormal

Gangguan Keseimbangan dan Koordinasi Gerakan: tidak ditemukan

Kesan Status Neurologis: baik

III.1.3 Hasil Pemeriksaan Laboratorium/Penunjang

Pemeriksaan darah rutin dalam batas normal

Pemeriksaan bilirubin direct dan total dalam batas normal

Pemeriksaan SGOT, SGPT, urea, dan kreatinin dalam batas normal

Pemeriksaan kadar glukosa darah dalam batas normal

Kesan Pemeriksaan Laboratorium/Penunjang: Dari keseluruhan

hasil pemeriksaan penunjang, pasien dikatakan baik karena hasil

pemeriksaan dalam bata normal.

III.2. STATUS PSIKIATRI

Tanggal Pemeriksaan: 13 November 2012

III.2.1. Kesan Umum : Laki-laki sesuai umur (35 th), perawatan diri baik

III.2.2. Kesadaran :

Kuantitatif

Compos mentis

Kualitatif

Tak Berubah

III.2.3. Orientasi Orang/Waktu/Tempat/Situasi:

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 9

Page 10: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

Baik

III.2.4. Penampilan/Rawat Diri:

Baik

III.2.5. Sikap dan Tingkah Laku:

Dalam batas normal

III.2.6. Roman Muka (Ekspresi Muka):

Curiga

III.2.7. Afek :

Tak ada kelainan (appropriate)

III.2.8. Proses Pikir

III.2.8.1. Bentuk Pikir:

Pikiran tak logis

III.2.8.2. Isi Pikir :

Waham

Dikejar

Diancam

Curiga

Kebesaran

Bizarre

Sisip pikir

Dikendalikan

Magik mistik

III.2.8.3. Progresi Pikir:

Kualitatif

Tak ada kelainan

Kuantitatif

Tak ada kelainan

III.2.9. Mood dan Interest :

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 10

Page 11: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

Paranoid

Merasa terancam

Curiga pada orang di sekitarnya

Iritabilitas/Sensitifitas

Merasa diperlakukan tidak adil

III.2.10.Hubungan Jiwa :

Mudah

III.2.11. Perhatian :

Mudah ditarik mudah dicantum

III.2.12. Persepsi :

Halusinasi

Dengar

Pandang

Penghidu

Ilusi

III.2.13. Memori :

Normal (tidak ditemukan kelainan)

III.2.14. Gangguan Inteligensi Sesuai Umur/Pendidikan

Tidak ada

III.2.15. Insight :

Baik

III.2.16.Gejala dan Tanda Lain yang Didapatkan:

Tidak ada

III.3. Hasil Pemeriksaan Psikologi

III.3.1. Kepribadian : Ekstrovert

III.3.2. IQ: Normal (pasien dapat membaca, berhitung dan menjawab

pertanyaan dengan baik)

III.4. Hasil Pemeriksaan Sosiologi

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 11

Page 12: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

Tidak ada keterangan dari hasil pemeriksaan sosiologi

IV. RANGKUMAN DATA YANG DIDAPATKAN PADA PENDERITA

IV.1. Tanda-Tanda (Sign)

Hasil pemeriksaan fisik semua dalam batas normal

IV.2. Gejala (Simtom)

Waham dan halusinasi merupakan gejala yang menonjol pada

pasien.

IV.3. Kumpulan Gejala (Sindrom)

Dari kumpulan gejala yang ditemukan pada pasien maka

pasien mengalami skizofrenia

V. DIAGNOSIS BANDING

F20.0 Skizofrenia Paranoid

F20.3 Sizofrenia Tak Terinci

VI. PEMBAHASAN

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa pasien

mengalami skizofren paranoid karena adanya waham dan halusinasi yang

mencolok.

VII. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pasien telah mendapatkan pemeriksaan penunjang yang cukup sehingga tidak

perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya.

VIII. DIAGNOSIS

AKSIS I (Gangguan jiwa, kondisi yang menjadi fokus perhatian)

F20.0 Skizofrenia Paranoid

AKSIS II (Gangguan kepribadian, retardasi mental)

F61.0 Gangguan Kepribadian Campuran

AKSIS III (Kondisi medik umum)

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 12

Page 13: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

Tidak ada diagnosis

AKSIS IV (Stressor psikososial)

Masalah dengan keluarga, ekonomi, dan lingkungan sosial

AKSIS V (Fungsi sosial)

GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang)

IX. RENCANA TERAPI/PENATALAKSANAAN

IX.1. Terapi Organobiologik

IX.1.1. Psikofarmaka

Olanzapine 10 mg/hari

IX.1.2. Terapi Fisik

Pada pasien tidak perlu dilakukan terapi fisik

IX.2. Psikoedukatif/Psikoterapi

a. Psikoterapi suportif

Terapi dapat dilakukan dengan persuasi dan konseling

untuk membantu pasien menyikapi masalah yang

dihadapinya.

b. Terapi kerja

Terapi kerja ditekankan pada pembiasaan dan mengisi

kegiatan sehari-hari.

c. Terapi keluarga

Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan sosial

kepada pasien dan mampu menjalin komunikasi aktif

dengan pasien sehingga pasien dapat

mengkomunikasikan jika ada masalah.

IX.3. Terapi Sosiokultural

IX.3.1. Terapi Spiritual

Pasien diharapkan dapat melakukan ibadah rutin seperti

shalat dan mengaji

IX.3.2. Edukasi dan Modifikasi Keluarga

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 13

Page 14: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan kepada

pasien dan memantau pengobatan pasien.

X. PROGNOSIS

X.1. Faktor Premorbid

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada

Pola Asuh Keluarga : Over Protektif

Kepribadian Premorbid : Ekstrovert

Stressor Psikososial : Ada

Sosial Ekonomi : Bawah

Status Perkawinan : Menikah

X.2. Faktor Morbid

Usia Onset : Remaja

Jenis Penyakit : Psikotik

Perjalanan Penyakit : Kronik

Kelainan Organik : Tidak ada

Regresi : Tidak ada

Respon Terapi : Bagus

X.3. Kesimpulan Prognosis

Dubia ad malam

XI.RENCANA FOLLOW UP

Selama masih menunjukkan gejala skizofrenia sebaiknya pasien tetap di rawat di

rumah sakit jiwa agar dapat di follow up secara teratur.

XII. PEMBAHASAN

Dari semua data yang ada maka di tetapkan bahwa diagnosis pasien adalah

skizofren paranoid. Sehingga pada pembahasan ini akan dijelaskan mengenai

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 14

Page 15: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

pengertian, epidemiologi, patofisiologi, gejala, penegakan diagnosis, terapi serta

prognosis bagi pasien skizofren.

XII.1 Pengertian Skizofren

Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang bersifat kronis atau kambuh yang

ditandai dengan terdapatnya perpecahan (schism) antara pikiran, emosi dan

perilaku pasien yang terkena (Kaplan dan Sadock, 2003).

XII.2 Epidemiologi Skizofren

Skizofrenia dapat ditemukan pada semua kelompok masyarakat dan

di berbagai daerah. Insiden dan tingkat prevalensi sepanjang hidup secara

kasar hampir sama di seluruh dunia. Gangguan ini mengenai hampir 1%

populasi dewasa dan biasanya onsetnya pada usia remaja akhir atau awal

masa dewasa. Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih

muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada perempuan lebih lambat yaitu

sekitar 25-35 tahun. Insiden skizofrenia lebih tinggi pada laki-laki daripada

perempuan ((Kaplan dan Sadock, 2003).

Hal ini sesuai dengan pasien, dimana pasien mengalami gejala

skizofrenia pertama kali pada tahun 1996 yaitu saat pasien masih berusia 19

tahun.

XII.3 Etilogi dan Patofisiologi Skizofrenia

Sampai saat ini telah dikemukakan beberapa teori hipotesis mengenai

terjadinya skizofrenia. Adapun beberapa terori tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Diatesis-Stres Model

Teori ini menggabungkan antara faktor biologis, psikososial dan

lingkungan yang secara khusu mempengaruhi diri seseorang sehingga

dapat menimbulkan timbulnya gejala skizofrenia. Ketiga faktor tersebut

saling mempengaruhi secara dinamis (Kaplan dan Sadock, 2003) Hal

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 15

Page 16: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

ini diperkuat dengan penelitian yang menyatakan bahwa skizofrenia

dapat terjadi akibat interaksi antara faktor internal dan eksternal yang

terjadi di dalam kehidupan seseorang (John H. Gilmore,2010)

b. Faktor biologis

Dari faktor biologis dikenal suatu hipotesis dopamin yang

menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopaminergik

yang berlebihan di bagian kortikal otak, dan berkaitan dengan gejala

positif dari skizofrenia. Penelitian terbaru juga menunjukkan

pentingnya neurotransmiter lain termasuk serotonin,norepinefrin,

glutamat dan GABA. Selain perubahan yang sifatnya neurokimiawi,

penelitian menggunakan CT Scan ternyata ditemukan perubahan

anatomi otak seperti pelebaran lateral ventrikel, atropi koteks atau

atropi otak kecil (cerebellum), terutama pada penderita kronis

skizofrenia (Kaplan & Sadock, 2003).

c. Genetika

Penelitian telah dengan kuat menyatakan suatu komponen

genetika terhadap penurunan skizofrenia dengan hasil sebagai

berikut : resiko masyarakat umum 1%, pada orang tua resiko 5%,

pada saudara kandung 8% dan pada anak 12% apabila salah

satu orang tua menderita skizofrenia, walaupun anak telah

dipisahkan dari orang tua sejak lahir, anak dari kedua orang tua

skizofrenia 40%. Pada kembar monozigot 47%, sedangkan untuk

kembar dizigot sebesar 12% (Patrick F. Sullivan, 2005)

Pada pasien tidak ditemukan adanya riwayat keluarga yang juga

mengalami skizofrenia.

XII.4 Gejala Skizofrenia

Secara umum karakteristik gejala skizofrenia dapat digolongkan

dalam tiga kelompok :

a. Gejala positif

Gejala positif adalah tanda yang biasanya pada orang

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 16

Page 17: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

kebanyakan tidak ada, namun pada pasien Skizofrenia justru

muncul. Gejala positif adalah gejala yang bersifat aneh, antara

lain berupa delusi, halusinasi, ketidakteraturan pembicaraan,

dan perubahan perilaku (Kaplan & Sadock,

2003). Adapun gejala positif skizofrenia yang ditemukan pada

pasien didalama kasus adalah halusinasi (visual, pembau dan

auditori), waham (curiga, kejar, kebesaran, mistik), dan ilusi.

b. Gejala negatif

Gejala negatif adalah menurunnya atau tidak adanya

perilaku tertentu, seperti perasaan yang datar, tidak adanya

perasaan yang bahagia dan gembira, menarik diri, ketiadaan

pembicaraan yang berisi, mengalami gangguan sosial, serta

kurangnya motivasi untuk beraktivitas (Kaplan & Sadock, 2003).

Adapun gejala negatif yang ditemukan pada pasien di dalam

kasus adalah :

1. Pasien menarik diri dari lingkungan sosial dengan alasan curiga

dan takut namun sekarang pasien sudah bisa bersosialisasi

dengan cukup baik

2. Sebelum masuk rumah sakit jiwa pada 2 November lalu, pasien

hanya mengamuk dan tidak ingin tidur ataupun makan.

c. Gejala disorganisasi

Perilaku yang aneh (misalnya katatonia, di mana pasien

menampilkan perilaku tertentu berulang-ulang, menampilkan pose

tubuh yang aneh; atau waxy flexibility, yaitu orang lain dapat

memutar atau membentuk posisi tertentu dari anggota badan

pasien, yang akan dipertahankan dalam waktu yang lama) dan

disorganisasi pembicaraan. Adapun disorganisasipembicaraan

adalah masalah dalam mengorganisasikan ide dan

pembicaraan, sehingga orang lain mengerti (dikenal dengan

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 17

Page 18: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

gangguan berpikir formal). Misalnya asosiasi longgar, inkoherensi,

dan sebagainya (Kaplan dan Sadock, 2003). Pada pasien tidak

ditemukan gejala ini.

XII.5 Diagnosis skizofrenia

DIAGNOSIS AKSIS I

Penegakan diagnosis skizofrenia menurut Pedoman Penggolongan dan

Diagnosis Gangguan Jiwa III di Indonesia adalah sebagai berikut (Rusdi

Maslim,2002):

1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan

biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau

kurang jelas):

a. – Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya

sama, namun kualitasnya berbeda, atau

- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk

kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan

- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain

atau umumnya mengetahuinya.

b. – Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar atau

- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar atau

- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas

,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran, tindakan

atau penginderaan khusus).

- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 18

Page 19: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

mukjizat.

c. Halusional Auditorik ;

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien .

- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai

suara yang berbicara atau

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan

agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia

biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan

mahluk asing atau dunia lain)

Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara

jelas:

e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai

baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk

tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan

(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama

berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.

f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak

relevan atau neologisme.

g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi

tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan

stupor.

h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 19

Page 20: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan

penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi

harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau

medikasi neureptika.

* adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun

waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik

prodromal);

* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal

behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,

tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute),

dan penarikan diri secara sosial.

Berdasarkan kriteria diagnosis PPDGJ III tersebut pasien dapat didiagnosis

skizofrenia dengan alasan sebagai berikut :

1. Terdapatnya gejala thought insertion yang mengatakan bahwa orang

disekitarnya ingin membunuhnya.

2. Halusinasi auditorik dimana pasien seperti mendengar suara langkah

kaki atau pintu diketuk saat malam hari

3. Halusinasi visual dimana pasien mengaku dapat melihat genderuwo di

pohon rumah sakit

4. Halusinasi pembau dimana pasien mengatakan bahwa pasien mencium

bau orang jahat sebagai bau amis dan bau orang baik sebagai bau

harum

5. Ilusi berupa pasien terkadang melihat orang-orang disekitarnya dengan

wajah menyeramkan seperti setan

6. Waham curiga dengan orang sekitar

7. Waham kebesaran karena merasa mampu menyembuhkan segala

macam penyakit fisik orang lain

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 20

Page 21: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

8. Waham mistik dimana pasien mengaku mendapat kekuatan dari Kyai

Jawa Tengah sehingga mengetahui isi pikiran orang lain

9. Waham kejar akan dibunuh

10. Pasien menarik diri dari lingkungan sosial dan adanya gejala negatif

tidak mau tidur dan makan

Semua gejala diatas sudah dialami pasien semenjak tahun 1996 dan

beberapa kali kambuh sehingga diagnosis skizofrenia sudah dapat di

tegakkkan.

Setelah diagnosis skizofrenia ditegakkan, maka diagnosis harus lebih di

spesifikkan ke tipe skizofren yang dialami pasien. Pada kasus ini diagnosis

kerja pasien adalah skizofrenia paranoid dengan diagnosis banding

skizofrenia tak terinci.

Diagnosis : F20.0 Skizofrenia Paranoid

Pedoman diagnostik Pada pasien

Memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia Terpenuhi

Halusinasi dan waham harus menonjol

a. Suara-suara halusinasi yang mengancam

pasien atau member perintah, atau

halusinasu auditorik tanpa bentuk verbal

berupa bunyi pluit mendengung, atau

bunyi tawa

b. Halusinasi pembauan atau pengecapan

rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain

perasaan tubuh; halusinasi visual

mungkin ada tetapi jarang

c. Waham hamper setiap jenis, tetapi

waham dikendalikan, dipengaruhi, atau

passivity, dan keyakinan dikejar-kejar

terpenuhi

terpenuhi

terpenuhi

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 21

Page 22: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

yang beraneka ragam, adalah yang

paling khas

Gangguan afektif, dorongan kehendak dan

pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif

tidak menonjol

Terpenuhi

Diagnosis Banding : F.20.3 Skizofrenia Tak Terinci

Pedoman Diagnostik Pada pasien

Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis

skizofrenia

Terpenuhi

Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia

paranoid, hebefrenik atau katatonik

tidak terpenuhi

Tidak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual

atau depresi pasca trauma

Terpenuhi

DIAGNOSIS AKSIS II

F61.0 Gangguan Kepribadian Campuran

Kriteria diagnostik gangguan kepribadian campuran menurut PPDGJ III

(Rusdi Maslim,2002) adalah sebagai berikut:

Dengan gambaran beberapa gangguan pada F60.- tetapi tanpa suatu

kumpulan gejala yang dominan yang memungkinkan suatu diagnosis yang

lebih khas.

Didalam kasus ditemukan beberapa gejala paranoid namun ditemukan

pula gejala kepribadian emosional tidak stabil sehingga merupakan

gangguan kepribadian campuran.

DIAGNOSIS AKSIS III

Tidak ada diagnosis karena pasien tidak mengeluhkan adanya keluhan

fisik serta dari hasil pemeriksaan penunjang tidak ditemukan adanya

kelainan

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 22

Page 23: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

DIAGNOSIS AKSIS IV

Terdapat masalah dengan keluarga, ekonomi dan lingkungan sosial. Hal ini

dapat terlihat dari pasien memiliki masalah dengan keluarga serta bersikap

curiga terhadap etangga. Di sisi lain keadaan ekonomi pasien juga

tergolong sulit.

DIAGNOSIS AKSIS V

Pasien didalam kasus memenuhi GAF Scale untuk scoring 60-51 yaitu

gejala sedang dengan disabiltitas sedang karena waham dan halusinasi

pasien masih cukup menonjol sampai saat ini.

XII.6 Terapi

a. Psikofarmaka

Olanzapin 10mg/hari.

Farmakodinamika : Olanzapin merupakan derivate tienobenzodiazepin,

struktur kimianya mirip dengan klozapin. Olanzapin

memiliki afinitas terhadap reseptor dopamine (D2,

D3, D4, dan D5), reseptor serotonin (5HT2).

Farmakokinetika :Olanzapin diabsorbsi dengan baik setelah

pemberian oral, dengan kadar plasma tercapai

setelah 4-6 jam pemberian, metabolisme di hepar

dan di ekskresi lewat urin.

Indikasi : Indikasi utama adalah mengatasi gejala negatif

maupun positif skizofrenia dan sebagai antimania.

Efek samping : Olanzapin tidak menyebabkan agranulositosis. Efek

samping yang sering dilaporkan adalah peningkatan

berat badan, intoleransi glukosa, hiperglikemia dan

hiperlipidemia (Amir Syarif dkk, 2009)

Olanzapin terbukti memiliki efikasi lebih baik dalam mencegah

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 23

Page 24: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

kekambuhan pada pasien skizofrenia dibandingkan dengan haloperidol

(PV tran dkk,1998)

b. Psikoterapi

1. Psikoterapi suportif

Maramis (2009) menyatakan tujuan dari psikoterapi jenis ini adalah:

Menguatkan daya tahan mental yang ada

Mengembangkan mekanisme yang baru dan yang lebih baik

untuk mempertahankan kontrol diri.

Mengembalikan keseimbangan adaptif (dapat menyesuaikan

diri)

Terdapat berbagai cara untuk psikoterapi suportif ini, adapun

beberapa diantaranya adalah:

Persuasi ialah penerangan yang masuk akal tentang

timbulnya gejala-gejala serta baik-buruknya atau fungsi

gejala-gejala itu. Kritik diri sendiri oleh pasien penting untuk

dilakukan.

Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan

pikiran pada pasien atau membangkitkan kepercayaan

padanya bahwa gejala-gejala akan hilang

Konseling ialah suatu bentuk wawancara untuk membantu

pasien mengerti dirinnya sendiri lebih baik, agar ia dapat

mengatasi suatu masalah lingkungan atau dapat

menyesuaikan diri.

Terapi suportif ini dapat dilakukan dengan frekuensi 1-3 kali

dalam seminggu.

2. Terapi Kerja

Maramis (2009) terapi kerja ditekankan pada pembiasaan dan

mengisi kegiatan sehari-hari supaya pasien dapat menolong diri

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 24

Page 25: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

sendiri dan mengisi waktu. Terapi jenis ini juga dapat berupa latihan

kerja tertentu agar terampil dalam suatu hal dan berguna baginya

untuk mencari nafkah kelak.

3. Terapi keluarga

Maramis (2009) menyatakan bahwa dukungan keluarga amat

penting, menyangkut suasana yang kondusif, suportif dan

pengawasan yang ketat terhadap munculnya peningkatan gejala

serta kebiasaan minum obat.

XII.7 Prognosis

Gambaran yang menunjukkan prognosis baik dan buruk dalam skizofrenia

Prognosis Baik Prognosis Buruk

1. Onset lambat

2. Faktor pencetus yang jelas

3. Onset akut

4. Riwayat sosial, seksual,

dan pekerjaan pramorbid

yang baik

5. Gejala gangguan mood

6. Menikah

7. Riwayat keluarga

gangguan mood

8. Sistem pendukung yang

baik

9. Gejala positif

1. Onset muda

2. Tidak ada faktor pencetus

3. Onset tidak jelas

4. Riwayat sosial, seksual

dan pekerjaan pramorbid

yang buruk

5. Perilaku menarik diri

6. Tidak menikah, bercerai

7. Riwayat keluarga

skizofrenia

8. Sistem pendukung yang

buruk

9. Gejala negatif

10.Tanda dan gejala

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 25

Page 26: Status Psikiatri Baru Rumah Sakit

neurologis

11.Riwayat trauma perinatal

12.Tidak ada remisi dalam

tiga tahun

13.Banyak Relaps

14.Riwayat penyerangan

Dengan melihat pertimbangan berbagai faktor tersebut maka prognosis bagi

pasien adalah dubia ad.malam

Tugas Blok Kesehatan Jiwa : Skizofrenia Paranoid 26