Upload
tari-satriasrini
View
159
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan di laksanakan praktikum ini, antara lain:
1. Mahasiswa dapatr mengetahui alat-alat yang di gunakan pada praktikum
mikrobiologi-virologi
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat yang
digunakan pada praktikum
3. Mahasiswa dapat mengetahui macam-macam sterilisasi
4. Mahasiswa dapat mengetahui enam macam ruangan yang terdapat dalam
laboratorium mikrobiologi-virologi FFS UHAMKA
5. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur sterilisasi berbagai alat
laboratorium.
6. Mahasiswa dapat melakukan sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dengan
benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk-makhluk
kecil yang hanya kelihatan dengan mikrosop (bahasa Yunani: mikros = kecil, bios =
hidup, logos = kata atau ilmu). Makhluk-makhluk kecil itu disebut mikroorganisme,
mikroba, protista atau jasad renik.
Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723) ialah orang yang pertama kali
mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya ia dapat
melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga sama sekali
keadaannya. Mikroskop buatan Leeuwenhoek itu memberikan pembesaran sampai 300
kali. Dari air hujan yang menggenang di kubangan-kubangan dan dari air jambangan
bunga ia peroleh beraneka sel hewan bersel satu yang olehnya diberi nama Infusoria
atau “Hewan tuangan”.
Antara tahun 1674 sampai 1683 ia terus-menerus mengadakan hubungan dengan
lembaga “Royal Society” di Inggris. Ia melaporkan hal-hal yang diamatinya dengan
mikroskop itu kepada lembaga tersebut. Laporan-laporan itu disertai dengan gambar-
gambar mikroorganisme yang beraneka ragam. Di dalam sejarah mikrobiologi,
Leeuwenhoek dapat dipandang sebagai peletak batu pertamanya.
Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri dan cendawan yang
merupakan penghasil bermacam-macam zat organik dan obat-obatan antibiotik. Di
dalam biokimia, mikroorganisme memegang peranan penting dalam menganalisis
sistem enzim dan dalam menganalisis komposisi suatu bahan makanan. Genetika maju
pesat sejak digunakannya mikroorganisme sebagai makhluk percobaan.
Mengenai perkembangan mikrobiologi dapatlah disimpulkan bahwa
mikrobiologi maju dengan pesatnya karena hal-hal sebagai berikut.
a. Penemuan serta penyempurnaan mikroskop
b. Jatuhnya teori abiogenesis
c. Keyakinan orang bahwa pembusukan itu disebabkan oleh mikroorganisme.
d. Bukti yang menunjukkan bahwa penyakit itu disebabkan oleh bibit penyakit.
Kajian mikrobiologi membutuhkan metode yang tepat untuk pengamatan
mikrobia. Metode mikroskopik dan kemampuan mengkultur mikrobia merupakan
metodologi dasar yang dilakukan para ahli mikrobiologi untuk mempelajari struktur,
sifat-sifat fisiologisnya (metabolisme dan pertumbuhan) serta mengungkapkan
keragaman mikrobia. Penggunaan dan pengembangan alat-alat mikroskopik, kultur
murni, metode molekuler dan immunologis memungkinkan peneliti melakukan
pengujian yang pada akhirnya berhasil membuat temuan-temuan baru dibidang tersebut.
Kemajuan dalam bidang metodologi ini telah mengungkap pemahaman sifat-sifat dasar
mikrobia serta aspek-aspek yang berkenaan dengan teknik dan metodologi penelitian
mikroba.
STERILISASI
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan.
Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misalnya larutan enzim dan antibiotik.
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
2.1 Pemanasan
a) Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
b) Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll.
c) Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung
air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi.
d) Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf
2.2 Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV
2.3 Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan
antara lain alkohol.
2.4 Sterilisasi gas, dengan menggunakan gas atau uap untuk membunuh
mikroorgsnisme yang tidak diinginkan.
ALAT-ALAT PRAKTIKUM
Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan di
laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya
praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan.
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip
kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya
diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll.
Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan
“graph” seperti thermograph, barograph (Moningka,2008).
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan mengenai
kegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang bersangkutan.
Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum biasanya digunakan untuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan peralatan
khusus lebih banyak digunakan untuk suatu pengukuran atau penentuan (Moningka,
2008).
Alat-alat dalam praktikum mikrobiologi umum dapat dibagi menjadi:
Alat-alat yang terbuat dari gelas
1. Alat-alat sterilisasi
2. Mikroskop
3. Alat-alat lain.
Erlenmeyer (Erlenmeyer flask, Conical flask, E-flaks) digunakan dalam proses
titrasi untuk menampung larutan yang akan dititrasi. Dalam mikrobiologi,
erlenmeyer digunakan untuk pembiakan mikroba. Erlenmeyer tidak dapat
digunakan untuk menampung volume.
Pipet tetes (drop pipette), membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu
ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil tetes demi tetes.
Gelas ukur (graduated cylinder, measuring cylinder), mengukur volume larutan,
cairan atau tepung pada berbagai ukuran volume. Terbuat dari gelas
(polipropilen) atau plastik. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume 10
hingga 2000 mL. Gunakan gelas ukur dengan ukuran volume terdekat.
Labu ukur (volumetric flask). Digunakan untuk menyiapkan larutan dalam
kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui dengan pasti dengan
keakuratan yang sangat tinggi. Terbuat dari gelas dengan badan tabung yang rata
dan leher yang panjang dengan penutup. Di bagian leher terdapat lingkaran
graduasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas.
Corong gelas (Funnel conical). Membantu memindahkan cairan dari wadah
yang satu ke wadah yang lain terutama yang bermulut kecil. Digunakan untuk
menyimpan kertas saring dalam proses penyaringan.
Tabung reaksi (test tube, culture tube). Wadah mereaksikan dua atau lebih
larutan/bahan kimia. Wadah pengembangan mikroba, misalnya dalam pengujian
jumlah bakteri.
Thermometer, skala derajat Celcius, air raksa, berisi gas, panjang 300 mm,
diameter 6-7 mm. Fungsi mengukur suhu suatu senyawa kimia (cair) atau suhu
ruang inkubator.
Salah satu alat untuk melihat sel mikroorganisme adalah mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop kita dapat mengamati sel bakteri yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Pada umumnya mata tidak mampu membedakan benda
dengan diameter lebih kecil dari 0,1 mm. Berikut merupakan uraian tentang cara
penggunaan bagian-bagian dan spesifikasi mikroskop cahaya merk Olympus
CH20 yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi.
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu
121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15
pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang
dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-
70oC.
Laminar air flow cabinet adalah suatu alat yang digunakan dalam pekerjaan:
persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan tanaman dari sutu botol
ke botol yang lain dalam kultur in vitro. Alat ini diberi nama Laminar Air Flow
Cabinet, karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati tempat kerja
sehingga tempat kerja bebas dari, debu dan spora-spora yang mungkin jatuh ke
dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara berasal dari udara
ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-filter), yang
kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang disebut HEPA
(High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan blower.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat yang dipakai dalam praktikum adalah :
Jarum inokulasi (ose) dan jarum tanam tajam
Cawan petri
Tabung reaksi
Inkubator
Pipet ukur
Beaker glass
Erlenmeyer
Gelas ukur
Spatula
Pipet tetes
Mikropipet dan tip
Tabung durham
Pembakar Bunsen
Kruicible tang
Labu ukur
Pinset
Rak tabung reaksi
Botol semprot aquadest
Spektrofotometer
Oven
Autoklaf
Transfer box/Laminar Air Flow
Pipet Filler / Rubber Bulb
Kaca Silinder
Cakram
Prosedur Praktikum
1).Cara memijarkan jarum tanam tajam dan jarum ose
a) Jarum Ose atau tanam tajam dipegang dengan 3 jari, ibu jari, telunjuk, dan jari
tengah.
b) Jarum dipanaskan di atas bunsen yang menyala secara perlahan-lahan dari
bagian ujung sampai semuanya terbakar.
c) Jarum diangkat dari api, setelah itu dilakukan inokulasi
2). Cara memegang cawan petri
a) Pinggiran cawan dipegang oleh telunjuk, ibu jari, dan jari tengah, bagian bawah
cawan petri dipegang dengan jari manis dan kelingking
b) Dilalukan pemanasan pinggiran cawan petri di atas api, kemudian dibuka
setengah penutup dengan telunjuk dan ibu jari
c) Setelah dilakukan inokulasi kemudian dilalukan lagi cawan di atas api
d) Sumbat tabung erlenmeyer dibuka dengan tangan kiri
e) Kemudian leher tabung dilalukan di atas api.
f) Kemudian cawan petri dilalukan lagi di atas api
g) Cawan petri dibuka tutup sampai setengah
h) Medium dituangkan secara aseptis
3). Cara memegang pipet
a) Selongsong logam dipegang dengan tangan kiri
b) Selongsong logam dimiringkan
c) Selongsong logam dibuka tutup dengan tangan kanan
d) Pipet steril diambil dari selongsong logam dengan tangan kanan
e) Selongsong logam ditutup kembali
f) Ujung pipet ditutup dengan telunjuk
4). Cara Membungkus Cawan petri dan pipet ukur
a. Bungkus Cawan Petri dan pipet ukur dengan menggunakan kertas yellow pages
b. Lipat kertas dengan rapi, sehingga seluruh bagian cawan petri dan pipet ukur
tertutup oleh kertas yellow pages.
5). Cara membuat sumbat
a) Diambil kapas secukupnya
b) Disimpan kapas di atas kain kassa
c) Kapas dibungkus dengan kain kassa
d) Pasang kain kassa di lubang masuk tabung reaksi, atau membuat sumbat dengan
kapas saja, tidak menggunakan kassa juga dapat di lakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Praktikum:
NO NAMA ALAT PRINSIP KERJA
1 Spektrofotometer Berdasarkan prosentase transmisi dari suatu suspensi
yang akan diukur pada panjang gelombang
2 Inkubator Menjaga suhu tetap konstan dengan aliran udara
sebagai penghantarnya dan tanpa adanya pengocokan
3 Oven Mengalirkan udara panas pada suhu 1600 C selama 2
jam
4 Autoklaf Mengalirkan dengan uap panas,suhu 1210 C, selama
20 menit
5 Laminair Air Flow Sterilisasi ruangan Luminair Air Flow dengan
menyemprotkan alkohol 70%, di bersihkan kembali
dengan lap, kemudian nyalakan lampu UV selama 15
menit, matikan. Kemudian nyalakan lampu untuk
mentransfer biakan mikroorganisme. Matikan seluruh
lampu.
Pembahasan:
Sterlisasi
Sterilisasi adalah proses membebaskan alat dan bahan dari berbagai macam
mikroorganisme yang tidak di inginkan. Sterilisasi merupakan syarat utama untuk
mencapai keberhasilan kerja dalam laboratorium mikrobiologi. Apabila medium dan
alat-alat yang di pergunakan dalam inokulasi itu tidak steril, maka kita akan
memperoleh bakteri yang tidak di inginkan. Langkah pertama sebelum inokulasi adalah
mengusahakan sterilnya medium serta alat-alat perlengkapannya.
Ada beberapa metode sterilisasi, antara lain:
Sterilisasi fisik (Penggunaan panas)
a) Tyndalisasi
Metode ini, untuk mensterilkan medium atau alat yang tidak tahan dengan suhu
tinggi, berupa memdidihkan medium dengan uap beberapa menit saja. Dengan
suhu 1000 C selama 30 menit dalam 3 hari berturut-turut. Sehingga dapat di
hasilkan medium yang steril dan zat-zat organik yang terkandung di dalamnya
tidak mengalami banyak perubahan.
b) Pasteurisasi
Pasteuuurisasi bukan suatu sterilisasi, tetapi metode untuk membinasakan
organisme penyebab penyakit. Dengan cara di panaskan dengan suhu sekitar 60-
800 C selma 1 jam dan 3 hari berturut-turut
c) Pembakaran
Di gunakan untuk memusnahkan bangkai, hewan-hewan penelitian yang
terinfeksi, dan bahan terinfeksi lainnya yang perlu di buang. Pemusnahan
mikroorganisme dengan pembakaran juga rutin di lakukan terhadap jarum
transfer, yang di pijarkan di atas pembakar bunsen. Metode pembakaran sangat
efektif untuk sterilisasi
d) Sterilisasi panas kering
Metode ini dilakukan dalam oven, di gunakan untuk mensterilakn serbuk,
perban kain jarang khusus atau perban petrolatum dan bahan lain yang rusak
oleh uap atau air, alat-alat gelas yang membutuhkan keakuratan (alat ukur,
penutup karet), serta untuk mensubstansi yang berminyak seperti salep yang
tidak larut dalam air dan tidak dapat di tembus oleh panas yang lembab.
Sterilisasi ini memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk keefektifan penuh
daripada sterilisasi uap. Suhu yang di gunakan sebesar 160-1700 C selama 2 jam.
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi
sampai kering. Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati.
e) Sterilisasi panas lembab
Metode ini menggunakan autokalaf, dengan uap di bawah tekanan. Autoklaf di
gunakan untuk mensterilkan pembalut peralatan, media dan barang-barang
terkontaminasi lainnya yang tidak memerlukan suhu tinggi. Suhu sterilisasi
bergantung pada tekanan uap. Suhu uap yaitu 1210 C, pada tekananb 15 pon
setiap inchi poersegi (1,05 Kg/cm2), selama 20 menit, atmosfer harus bebas
udara dan hanya mengandung uap. Penggunaan autoklaf yang tidak benar
biasanya di sebabkan oleh 2 kesalahan, yaitu: kelalaian untuk mengeluarkan
semua udara sebelum menutup katup buangan dan membebani autoklaf secara
berlebihan atau pengemasan yang tidak benar.
Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40 menit
tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu
lama menyebabkan:
1. Penguraian gula.
2. Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.
Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada
temperatur yang lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan.
Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah terjadinya
denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.
Kondisi yang dibutuhkan untuk sterilisasi uap dengan menggunakan autoclave
adalah:
o Suhu 115,5 ℃, waktu 30 menit
o Suhu 121,5 ℃, waktu 20 menit
o Suhu 126,5 ℃, waktu 15 menit
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan
bahan-bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan
terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas,
pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastik, dan media untuk pekerjaan
mikrobiologi.
f) radiasi
Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan/produk dan alat-alat medis
yang peka terhadap panas (termolabil) dan jika residu etilen oksida tidak
diharapkan. Pengukuran presisi dari dosis radiasi, yang tidak berhubungan
dengan suhu, adalah merupakan faktor kontrol dalam sterilisasi radiasi selama
dengan waktu radiasi. Monitoring dan kotrol proses sangat sederhana, tetapi
kehati-hatian akan keamanan harus dilakukan oleh operator sterilisasi. Prinsip
sterilisasi radiasi adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung
mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Ada dua
macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar
γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).
Sterilisasi Kimia (bahan kimia)
Di gunakan untuk proses desinfektan area laboratorium. Zat yang di gunakan untuk
sterilisasi yaitu densifektan (larutan: CuSO4. AgNO3, alkohol 50-70%, formalin 4020%,
larutan garam yaitu NaCl 9%, KCl 10%). Beberapa bahan tertentu seperti Etilen klorida
di gunakan untuk perangkat plastik dan pipet
Sterilisasi Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori
dan serbuk padat, sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang
terkristal akan dibunuh. Sterilisasi yang digunakan dalam bidang farmasi untuk
mensterilkan bahan-bahan dan menghilangkan dari bahan yang disterilkan pada akhir
jalur sterilisasi, gas ini tidak inert, dan kereaktifannya terhadap bahan yang disterilkan
harus dipertimbangkan misalnya thiamin, riboflavin, dan streptomisin kehilangan
protein ketika disterilkan dengan etilen oksida. Sterilisasi gas berjalan lambat waktu
sterilisasi tergantung pada keberadaan kontaminasi kelembaban, temperatur dan
konsentrasi etilen oksida. Konsentrasi minimum etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi,
konsentrasi ini 85°C dan 50% kelembaban relatif dibutuhkan 4-5 jam pemaparan.
Di bawah kondisi sama 1000 mg/L membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam pensterilan
digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid,
propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan
untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik,
antibiotik. Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus –SH, -OH, -
COOH,-NH2 dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami
kerusakan dan mikroba mati.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas,
suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung
pada adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan
pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain
khusus pada bahan pengemas.
Sterilisasi mekanik (filtrasi)
Mensterilkan substansi yang peka terhadap panas (serum, enzim, toksin, ekstrak sel,dll).
Menggunakan filter bakteri serta filter khusus (filter berkefeld, chamberland, seitz) yang
memiliki pori-pori kecil (sekitar 0,22 mikrometer) untuk menahan mikroorganisme.
Tipe filter berbentuk filter selulosa, dan gelas porselin. Metode ini tidak dapat
membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari
filtratnya. Dibutuhkan penguasaan teknik aseptik yang baik dalam melakukan metode
ini. Filter biasanya terbuat dari asbes, porselen. Filtrat bebas dari bakteri tetapi tidak
bebas dari virus. Cara kerja dari sterilisasi ini berbeda dari metode lainnya karena
sterilisasi ini menghilangkan mikroorganisme melalui penyaringan dan tidak
menghancurkan mikroorganisme tersebut. Penghilangan mikroorganisme secara fisik
melalui penyaring dengan matriks pori ukuran kecil yang tidak membiarkan
mikroorganisme untuk dapat melaluinya.
Cara sterilisasi ini untuk produk berupa cairan yang dapat disaring atau bahan yang
tidak tahan terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain.
Teknologi tinggi membran filtrasi meningkatkan penggunaan sterilisasi filtrasi,
khususnya jika digunakan berpasangan dengan sistem proses aseptik.
Sebelum di sterilkan, alat yang akan di gunakan terlebih dahulu di bungkus dengan
kertas alumunium foil atau kertas yellow page. Bertujuan untuk mencegah uap air
masuk ke dalam alat-alat tersebut dan mencegah kontaminasi
Sebelum melakukan praktikum kita harus sterilisasi alat maupun lingkungan kerja yang
akan dipakai.
1. Sterilisasi ruangan bisa dilakukan dengan cara membersihkannya dari berbagai
kotoran berat, menyapu dan mengepel ruangan secara rutin sebelum dan sesudah
melakukan percobaan. Untuk meja yang akan digunakan, kita lap bersih terlebih
dahulu kemudian semprot dengan menggunakan alkohol dengan kadar 70 % dan
nyalakan api (bunsen) selama 5-10 menit untuk menghilangkan mikroorganisme
yang menempel.
2. Sterilisasi alat yakni dengan mencuci bersih alat terlebih dahulu, semprot dengan
menggunakan alkohol atau jika tidak langsung saja lalukan bagian benda tertentu
pada api biru untuk menghilangkan mikroorganisme yang baru menempel. Lebih
baik sterilisasikan alat menggunakan metode basah dan kering agar hasilnya lebih
baik.
Cara Sterilisasi Cawan Petri
a. Pertama-tama siapkan cawan petri dalam keadaan bersih.
b. Pegang pinggiran cawan dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari
tengah, sedangkan jari manis dan kelingking menahan bagian bawah cawan
kemudian lalukan pinggiran cawan di atas api (untuk meyakinkan tidak
adanya mikroorganisme yang menempel.
c. Tutup cawan dan letakkan dalam keadaan terbalik dengan maksud
menghindari timbulnya uap yang agar tidak menetes ke dalam medium yang
telah dibuat.
d. Bungkus cawan petri dengan menggunakan kertas coklat, letakkan ditengah-
tengah kertas.
e. Lipat bagian tengah kertas, buat segitiga di bagian ujung-ujungnya kemudian
lipatkan ke belakang cawan hingga terbungkus rapih.
Cara Sterilisasi Pipet Volume
a. Siapkan volume dalam keadaan bersih, lalukan terlebih dahulu pipet diatas api
bagian ujung-unjungnya.
b. Bungkus pipet volume dengan menggunakan kertas coklat dengan membuat
segitiga terlebih dahulu di bagian ujungnya.
c. Kemudian lilitkan kertas ke seluruh bagian pipet hingga tertutup rapat.
d. Buat lagi lilitan di bagian pangkal hingga pipet tertutup seluruhnya.
Cara Sterilisasi Tabung Reaksi dan Membuat Sumbat
a. Siapkan tabung reaksi dalam keadaan bersih, lalukan bagian mulutnya diatas api
b. Siapkan kapas dan kain kassa steril untuk membuat sumbat.
c. Pertama-tama letakkan kapas diujung kain kassa, gulung hingga tersisa sedikit di
bagian ujungnya.
d. Ikat bagian ujung kanan dan kiri kain kassa serapat mungkin, selipkan sisa
ikatan sehingga terlihat rapih tanpa ada benang yang tersisa.
e. Sumbatkan pada tabung reaksi, jika sudah terdengar bunyi ‘plok’ saat dibuka,
sumbat sudah benar dan siap digunakan. Karena bila belum terdengar bunyi,
sumbat masih renggang dan mikroorganisme dapat masuk merusak media yang
telah dibuat.
Cara Sterilisasi Jarum Inokulasi (Ose)
a. Pegang ose dengan menggunakan ibu jari, telunjuk dan jari tengah.
b. Bakar jarum seluruhnya dalam posisi tegak di atas api.
c. Angkat dan diamkan sesaat, ose siap digunakan untuk inokulasi.
Peralatan Mikrobiologi
1. Alat-alat yag terbuat dari gelas
a. Tabung reaksi
Tabung reaksi adalah gelas tahan panas yang berfungsi untuk melakukan suatu
reaksi kimia dan wadah penyimpanan medium atau larutan yang akan
disterilkan.
Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan medium dengan volume
tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala.
b. Tabung Durham
Tabung durham yaitu tabung yang memiliki bentuk yang sama dengan tabung
reaksi tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding tabung reaksi.
Berfungsi untuk menampung hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas.
Dalam penggunaannya, maka tabung durham itu ditempatkan terbalik di dalam
tabung reaksi yang lebih besar dan tabung ini kemudian diisi dengan medium
cair. Setelah seluruhnya disterilkan dan medium sudah dingin, maka dapat
dilakukan inokulasi. Jika bakteri yang ditumbuhkan dalam media tersebut
memang menghasilkan gas, maka gas akan tampak sebagai gelembung pada
dasar tabung durham.
c. Erlenmeyer
Tabung erlenmeyer adalah tabung kaca yang berbentuk kerucut dengan mulut
sempit, memiliki kapasitas 50, 100, 250, 500, 1000, dan 2000 ml. Fungsinya
untuk menyimpan medium, menyimpan larutan sisa, atau larutan yang akan
dipergunakan, dan tempat untuk menyimpan medium yang akan disterilkan.
Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan benda cair dengan jumlah
besar dan berskala.
d. Gelas ukur
Gelas ukur adalah tabung yang dilengkapi dengan bibir tuang dan kaki yang
berbentuk heksagonal, memiliki skala dan berfungsi untuk mengukur volume
larutan yang akan digunakan. Ukuran gelas ini bermacam-macam, mulai dari
volume 25 ml sampai dengan volume 250 ml. jenis gelas ukur ada yang tahan
panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan panas (gelas biasa). Pembuatan
larutan sterilisasi eksplan, yaitu chlorox selalu menggunakan gelas ukur. Pada
saat menggunakan gelas ukur perlu diperhatikan cara membaca skala pada gelas
ukur. Prinsip kerjanya yaitu sebagai wadah penyimpanan benda cair dengan
jumlah besar dan berskala.
e. Pipet tetes
Pipet tetes yaitu pipet dengan karet isap ada bagian ujung atasnya. Pipet ini
digunakan untuk mengambil dan memindahkan larutan yang akan digunakan
dan dikeluarkan tetes per tetes. Prinsip kerjanya yaitu pengambilan larutan
berdasarkan pompa karet atau pengatur skala pada bagian atas.
f. Cawan petri dan penutup
Cawan petri yaitu wadah yang menyerupai mangkuk dengan dasar rata. Cawan
ini digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media. Prinsip
kerjanya yaitu, medium diletakkan di dalam cawan petri kemudian ditutup
dengan menggunakan penutup cawan.
g. Batang gelas bengkok
Merupakan alat kaca yang berbentuk segitiga pada ujung batangnya. Berfungsi
untuk menyebar medium atau mikrobia pada cawan petri. Prinsip kerjanya yaitu,
medium atau mikrobia yang berada pada cawan petri diratakan dengan
menggunakan alat ini.
h. Corong
Merupakan alat yang digunakan dalam proses penyaringan dan memindahkan
medium cair dari tempat yang besar ke tempat yang kecil misalnya pada gelas
kimia ke labu Erlenmeyer, prinsip kerjanya yaitu memindahkan cairan dengan
teliti.
i. Batang pengaduk
Batang pengaduk yang digunakan dalam praktikum ini biasanya terbuat dari
kaca atau dari pyrex sehingga dapat dipanaskan dengan otoklaf. Alat ini
berfungsi untuk mengaduk bahan kimia atau menghomogenkan medium yang
akan dibuat. Prinsip kerjanya yaitu menghomogenkan dengan cara mengaduk
larutan tersebut dengan menggunakan batang pengaduk.
j. Gelas kimia
Gelas kimia adalah sebuah wadah yang menyerupai tabung, terbuat dari kaca
atau pyrex, bentuknya tinggi dengan bibir tuang dan memiliki kapasitas 50, 100,
150, 250, 400, 600, 1000, dan 2000 ml. berfungsi untuk menyimpan,
memanaskan dan mencampur larutan kimia dan medium meskipun skala tidak
terlalu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu apabila ingin mencampurkan suatu senyawa
misal 1000 ml, maka kita pakai gelas kimia yang skala 1000 ml. Kita hanya
tinggal memasukkan senyawa yang akan dicampur.
k. Termometer
Termometer adalah batang kaca yang panjangnya 300 mm, diameter 6-7 mm
berisi air raksa dan gas, serta dilengkapi dengan skala derajat Celcius. Berfungsi
untuk mengukur suhu suatu larutan atau ruang inkubator. Prinsip kerjanya yaitu
mengukur suhu sesuai laju air raksa di dalam termometer.
l. Labu ukur
Labu ukur adalah wadah yang terbuat dari gelas jernih dengan penutup, leher
panjang dan berfungsi untuk menyimpan hasil ekstraksi dan pengenceran.
Prinsip kerjanya yaitu, memasukkan zat atau larutan yang akan diencerkan ke
dalam labu ukur kemudian menambahkan aquadest sampai batas garis skala
yang telah ditentukan.
2. Alat-alat sterilisasi
a. Autoklaf
Autoklaf yaitu alat yang berfungsi untuk sterilisasi dengan uap panas
bertekanan. Alat ini terdiri dari bejana tekanan tinggi yang dilengkapi
manometer dan klep bahaya. Otoklaf dipakai untuk sterilisasi medium atau
larutan atau alat-alat yang tidak tahan suhu tinggi. Prinsip kerjanya yaitu
mensterilkan dengan bantuan uap.
b. Oven
Alat ini digunakan untuk sterilisasi alat-alat yang tahan terhadap panas tinggi
misalnya cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, dan lain-lain. Alat ini
umumnya dilengkapi termometer. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan dengan
bantuan panas dari pijaran api atau listrik.
c. Bunsen
Bunsen yaitu alat sterilisasi yang berbentuk botol pendek dengan badan yang
bundar. Dilengkapi dengan sumbu dan menggunakan spiritus sebagai bahan
bakar. Digunakan untuk memanaskan medium, mensterilkan jarum inokulasi
dan alat-alat yang terbuat dari platina dan nikrom seperti jarum platina dan ose.
Cara menggunakannya yaitu menyalakan Bunsen lalu memanaskan alat-alat
tersebut di atas api sampai pijar. Alat ini juga digunakan dalam pengerjaan
secara aseptik yaitu dengan mendekatkan di sekitar tempat pengerjaan mikrobia
untuk menghindari terjadinya kontaminasi. Prinsip kerjanya yaitu mensterilkan
dengan pijaran api kecil.
3. Alat-alat lain
a. Colony counter
Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni bakteri atau jamur
yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar.
Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala/ kuadran yang sangat berguna
untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada
cawan petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di-reset. Cara
menggunakannya yaitu setelah kita ON-kan, kita menyimpan cawan petri yang
berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada
posisi dan mulia menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil
melihat jumlah pada layar hitung.
Prinsip kerjanya adalah menghitung mikroba secara otomatis dengan bantuan
pulpen/tombol hitung.
b. Inkubator
Inkubator adalah suatu unit/suatu kabinet yang suhunya dapat diatur untuk
menyimpan organisme guna tujuan tertentu. Pada prinsipnya sama dengan oven,
hanya terdapat sedikit perbedaan yaitu pada inkubator terdapat 2 pintu
sedangkan pada oven hanya 1 pintu. Berfungsi untuk menginkubasi mikroba
yang diinginkan pada suhu optimum pertumbuhannya. Prinsip kerjanya adalah
menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan.
c. Shaker
Shaker adalah alat yang digunakan untuk menghomogenkan dan menginkubasi
mikroba. Prinsip kerjanya yaitu mengagitasi pertumbuhan mikroba dengan
kecepatan yang bisa diatur atau menghomogenkan isolat-isolat dalam medium
cair.
d. Enkas
Merupakan sebuah kotak tertutup, terbuat dari kaca/playwood yang dibagian
depannya terdapat dua lubang untuk memasukkan tangan pemakai. Untuk
mensterilkan bagian dalamnya bisa dilakukan dengan cara menyemprotkan
alkohol 95% atau formalin cair. Fungsinya yaitu digunakan dalam pengerjaan
media biakan secara aseptis, untuk melakukan isolasi dan inokulasi bakteri agar
tidak terkontaminasi oleh bakteri lainnya.
Prinsip kerja enkas adalah pengerjaan sampel dengan aseptis dan menekan udara
bebas.
e. Ose
Ose adalah batang kaca yang ujungnya terdapat kawat panjang, ada yang
berbentuk lurus dan adapula yang bulat. Berfungsi untuk memindahkan atau
mengambil koloni suatu mikrobia ke media yang akan digunakan kembali.
Prinsip kerjanya yaitu ose disentuhkan pada bagian mikrobia kemudian
menggosokkan pada kaca preparat untuk diamati.
f. Rak tabung
Rak tabung ini bentuknya persegi panjang dengan permukaan papannya
berlubang sebagai tempat penyimpanan tabung reaksi agar posisi tabung tetap
tegak. Prinsip kerjanya yaitu meletakkan tabung reaksi tegak lurus dalam jumlah
banyak.
g. Gegep
Alat ini digunakan untuk menjepit tabung, khususnya tabung reaksi. Cara
penggunaannya adalah dengan menekan pemegang penjepit kemudian menjepit
tabung dengan lubang yang ada di tengah penjepit.
h. Sikat tabung
Alat ini digunakan untuk membersihkan tabung reaksi dan alat-alat laboratorium
yang mulut tabungnya kecil. Penggunaannya dengan cara memasukkan seluruh
bagian sikat pada tabung reaksi atau alat yang akan dibersihkan lalu
menggosoknya/disikat hingga ke bagian dasarnya. Prinsip kerjanya dalah
membersihkan bagian/permukaan alat yang sulit dijangkau.
i. Spuit
Spoit berfungsi untuk memindahkan medium cair dan mengambil larutan stok
dalam pembuatan medium dengan volume tertentu. Spoit (jarum injeksi) ada
yang terbuat dari plastik dan ada pula yang terbuat dari kaca. Spoit ada pula
yang dapat disterilisasi dengan otoklaf. Jarumnya dapat diambil atau dipasang
sehingga dapat diganti dengan suatu alat saring steril untuk keperluan sterilisasi
larutan. Penggunaannya yaitu memasukkan jarum spoit ke dalam wadah medium
cair yang akan diambil lalu menarik bagian pangkal spoit sehingga medium cair
tersebut mengisi badan spoit sesuai dengan volume yang diinginkan kemudian
menekan bagian pangkal spoit untuk memindahkan cairan tersebut. Adapun
prinsip kerjanya adalah mengambil cairan sesuai skala yang diinginkan secara
detail.
j. Vortex
Vortex merupakan peralatan elektronik yang berfungsi untuk mengaduk
senyawa kimia yang ada dalam suatu tabung reaksi atau wadah. Tabung reaksi
diletakkan pada lubang tempat tabung kemudian menekan tombol power hingga
tempat meletakkan tabung bergerak. Dengan adanya tegangan yang diberikan,
maka tabung reaksi yang berisi larutan akan tercampur rata. Prinsip kerjanya
yaitu menghomogenkan larutan pada satu tabung reaksi.
k. Centrifuge
Berfungsi untuk keperluan isolasi filtrate. Prinsip kerjanya yaitu dengan
memasukkan larutan ke dalam centrifuge, nantinya akan didapatkan endapan
pada dasar tabung dan filtrat pada bagian atas tabung.
l. Neraca analitik
Prinsip kerja Neraca analitik yaitu alat penghitung satuan berat suatu benda
dengan teknik digital. Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan
digunakan dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip
kerjanya yaitu meletakkan bahan pada timbangan tersebut kemudian melihat
angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari bahan yang
ditimbang.
m. Spektrofotometer
Spektrofotometer yaitu alat yang berfungsi untuk mengukur kekeruhan suspensi
sel dengan cara menentukan jumlah cahaya dilewatkan dari suatu sumber cahaya
monokromatik yang dilewati oleh suatu sel fotoelektrik yang dihubungkan
dengan suatu galvanometer, sehingga jumlah cahaya yang dilewatkan dapat
diukur. Prinsip kerjanya adalah pendugaan pertumbuhan mikroba secara
turbidimetri.
n. Lemari pendingin
Lemari pendingin yaitu suatu alat elektronik yang digunakan untuk menyimpan
bahan atau alat yang telah disterilisasi dengan proses pendinginan. Prinsip
kerjanya yaitu, mengawetkan mikroba/medium sesuai pada suhu yang
diinginkan
o. Kompor gas
Kompor gas yaitu suatu alat yang digunakan untuk memanaskan suatu alat atau
bahan. Prinsip kerjanya yaitu, alat diletakkan di atas elemen kompor kemudian
dipanaskan dengan menekan tombol.
p. Laminary air flow
Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis
dalam pekerjaan persiapan bahan tanaman, penanaman, dan pemindahan
tanaman dari suatu botol ke botol yang lain dalam kultur in vitro. LAF
mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril
dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum digunakan. Alat ini diberi nama
Laminar Air Flow karena meniupkan udara steril secara kontinue melewati
tempat kerja sehingga tempat kerja bebas dari debu dan spora-spora yang
mungkin jatuh ke dalam media, waktu pelaksanaan penanaman. Aliran udara
berasal dari udara ruangan yang ditarik ke dalam alat melalui filter pertama (pre-
filter), yang kemudian ditiupkan keluar melalui filter yang sangat halus yang
disebut HEPA (High efficiency Particulate Air FilterI), dengan menggunakan
blower.
Prinsip kerjanya yaitu, menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit
sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.
Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang
dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow Cabinet, disemprot terlebih dahulu
dengan alcohol 70% atau spiritus. Meja dan dinding dalam LAF disemprot
dengan alkohol 70% atau spiritus untuk mensterilkan LAF. Blower pada LAF
dihidupkan untuk menjalankan air flow. Nyalakan lampu dalam LAF,
selanjutnya LAF sudah siap untuk digunakan.
4. Mikroskop
Mikroskop ditemukan pada abad ke-16 oleh Antonie Van Leeuwenhock. Sesuai
dengan namanya. Mikroskop adalah alat optis yang digunakan untuk
memperbesar bayangan objek yang kecil. Ada dua macam mikroskop, yaitu
mikroskop sederhana atau tunggal yang hanya terdiri dari satu lensa serta
mikroskop majemuk yang berisi 2 lensa. Mikroskop terbagi atas 2 bagian besar
yaitu bagian mekanik dan bagian optik. Bagian mekanik terdiri dari tubus dan
pengaturnya (kasar dan halus), revolver, pengatur kondensor dan penggerak
objek. Bagian optik terdiri dari lensa okuler, lensa objektif, kondensor dan
sumber cahaya. Selain kedua bagian tadi, pada mikroskop juga dikenal adanya
kondensor, dimana alat ini berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya yang
masuk ke dalam mikroskop.
Prinsip kerjanya yaitu, meletakkan objek/preparat yang akan diamati di atas
meja sediaan dengan menggunakan kaca objek.
BAB V
KESIMPULAN
1. Mirobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup kecil yang tidak
terlihat oleh mata telanjang
2. Sterilisasi adalah proses membebaskan alat dan bahan dari berbagai macam
mikroorganisme yang tidak di inginkan.
3. Sterilisasi di bagi menjadi 4 macam, yaitu: sterilisasi fisik (pemanasan),
sterilisasi mekanik (penyaringan), sterilisasi kimia (desinfektan), dan sterilisasi
gas
4. Sterilisasi fisik (pemanasan) di bagi lagi menjadi 6 macam sterilisasi: sterilisasi
kering (panas kering), sterilisasi basah (panas basah), Tyndalisasi, Pasteurisasi,
radiasi, dan pembakaran
5. Alat-alat yang di gunakan pada praktikum mikrobiologi, yaitu: alat-alat gelas
(tabung durham, tabung reaksi, erlenneyer, cawan petri, gelas kimia, gelas ukur,
pipet tetes, dll) alat-alat sterilisasi (bunsen, autoklaf, oven), dan alat-alat lain
(Laminar Air Flow, inkubator, colony counter, mikroskop, dll)
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Pelczar, Michael J. Dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:
UI-Press
Volk, Wesley A. Dan Margaret F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1, Edisi
kelima. Jakarta: Erlangga
“Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi”, http://rofix.wordpress.com/2009/03/08/alat-
alat-laboratorium-mikrobiologi/, diakses tanggal 03 oktober 2012 pukul 09.00 WIB
Moningka, Harvey. 2008. http://harveymoningka.wordpress.com/teknik-laboratorium-
pengenalan-alat-dan-bahan/trackback, di akses pada tanggal 03 oktober 2012 pukul
09.10 WIB