42
STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK Pendugaan Fungsi Kepekatan

STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK

Pendugaan Fungsi Kepekatan

Page 2: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

MATERI

1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

2. Pendugaan fungsi kepekatan peubah tunggal • Metode Histogram (Naive Histogram) • Metode Kernel

3. Pendugaan fungsi kepekatan peubah ganda

4. Penerapan pendugaan fungsi kepekatan 5. Pemodelan nonparametrik

• Pemulusan plot tebaran • Metode pemulus Kernel

6. Pemodelan nonparametrik peubah ganda 7. Regresi Spline 8. Model aditif

Page 3: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE HISTOGRAM

• Deskripsi tentang penyebaran, kemiringan atau kemenjuluran, dan

kemungkinan adanya modus ganda

Histogram

• Gambaran perilaku data sebagai komponen penting dalam analisis data

• Pola data ideal yang simetrik tidak selalu tergambarkan secara baik Metode Pendugaan Nonparametrik

Pemulusan

Page 4: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE HISTOGRAM

• Data contoh acak x1 , x2 , ... , xn • Fungsi teoritik bersifat kontinu dan memiliki turunan sedangkan fungsi

empirik bersifat diskrit (terputus-putus)

Page 5: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

HISTOGRAM

• Fungsi kepekatan menjelaskan sebaran suatu peubah X dan peluang P(a<X<b) dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑃 𝑎 < 𝑋 < 𝑏 = 𝑓 𝑢 𝑑𝑢

𝑏

𝑎

• Penduga nonparametrik fungsi kepekatan berdasarkan definisi berikut:

𝑓(𝑥) ≡𝑑

𝑑𝑥𝐹(𝑥) ≡ lim

ℎ→0

𝐹 𝑥 + ℎ − 𝐹(𝑥)

𝐹 𝑥 =#(𝑥𝑖 ≤ 𝑥)

𝑛

Page 6: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

HISTOGRAM

• Penduga histogram dari fungsi kepekatan

𝑓 𝑥 =#{𝑥𝑖 ≤ 𝑏𝑗+1} − #{𝑥𝑖 ≤ 𝑏𝑗} /𝑛

ℎ , 𝑥 ∈ (𝑏𝑗 , 𝑏𝑗+1]

𝑓 𝑥 =𝑛𝑗

𝑛ℎ

nj = banyaknya pengamatan dalam bin ke-j

h = bj+1 + bj

Page 7: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

HISTOGRAM

• Histogram merupakan penduga fungsi kepekatan nonparametrik

• Proses penyusunan histogram: • Penentuan jumlah kelas (segmen) nilai

• Penentuan lebar kelas

• Penentuan lokasi nilai tengah masing-masing kelas

• Pengalokasian pengamatan ke dalam salah satu kelas

• Pembuatan kotak (persegipanjang) pada setiap kelas dengan tinggi kotak

masing-masing merupakan frekuensi

Page 8: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

HISTOGRAM

• Sturges (1926) : banyaknya kelas atau segmen (L)

n = 2L-1 atau L = [1 + log2n]

h = R/L

• Scott (1979) : lebar kelas (h)

h = 3.49 s n-(1/3)

Page 9: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

HISTOGRAM

Page 10: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

HISTOGRAM

• Data pengamatan data x1 , x2 , ... , xn • Selang nilai data [a,b] dibagi menjadi m segmen dengan lebar h • Titik batas a+ih untuk 0 ≤ i ≤ m

aj = a + jh nj = banyaknya data amatan xi dalam kelas atau selang [aj-1 , aj]

Page 11: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

PENDUGA NAIVE HISTOGRAM

• Berdasarkan definisi kepekatan peluang, jika peubah acak X mempunyai

kepekatan f, maka

𝑓 𝑥 = limℎ→0

1

2ℎ𝑃 𝑥 − ℎ < 𝑋 < 𝑥 + ℎ

• Untuk h tertentu, penduga P(x-h<X<x+h) adalah proporsi contoh dalam

selang (x-h<X<x+h) • Penduga naive adalah

𝑓 𝑥 =1

2ℎ𝑛[𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑥𝑖 𝑑𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 (x−h,x+h)

Page 12: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

PENDUGA NAIVE HISTOGRAM

• Penduga naive dapat dituliskan

𝑓 𝑥 =1

𝑛

1

𝑛

𝑖=1

𝑤𝑥 − 𝑥𝑖ℎ

fungsi pembobot w

𝑤 𝑥 =

1

2𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 1

0 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

Page 13: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

PENDUGA NAIVE HISTOGRAM

• Penduga naive

Page 14: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

library(sm)

y <- log(aircraft$Span[aircraft$Period==3])

par(mfrow=c(1,2))

hist(y, xlab="Log Span", ylab="Frequency")

sm.density(y, xlab="Log Span")

par(mfrow=c(1,1))

Page 15: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

y <- log(aircraft$Span[aircraft$Period==3])

par(mfrow=c(1, 2))

sm.density(y, hmult = 1/3, xlab="Log span")

sm.density(y, hmult = 2, xlab="Log span")

par(mfrow=c(1,1))

Page 16: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

y1 <- log(aircraft$Span[aircraft$Period==1])

y2 <- log(aircraft$Span[aircraft$Period==2])

y3 <- log(aircraft$Span[aircraft$Period==3])

sm.density(y3, xlab="Log span")

sm.density(y2, add=T, lty=2)

sm.density(y1, add=T, lty=3)

legend(3.5, 1, c("Period 1", "Period 2", "Period 3"), lty=1:3)

Page 17: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

pc3<-

cbind(airpc$Comp.1[airpc$Period==3],airpc$Comp.2[airpc$Period==3])

par(mfrow=c(2,2))

par(cex=0.6)

plot(pc3)

sm.density(pc3, zlim=c(0,0.08))

sm.density(pc3, hmult=0.5, zlim=c(0,0.15))

sm.density(pc3, hmult=2, zlim=c(0,0.04))

par(cex=1)

par(mfrow=c(1,1))

Page 18: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

sm.density(pc3, display="image") sm.density(pc3, display="slice")

Page 19: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

pc <- cbind(airpc$Comp.1, airpc$Comp.2)

pc1<-cbind(airpc$Comp.1[airpc$Period==1],airpc$Comp.2[airpc$Period==1])

pc2<-cbind(airpc$Comp.1[airpc$Period==2],airpc$Comp.2[airpc$Period==2])

pc3<-cbind(airpc$Comp.1[airpc$Period==3],airpc$Comp.2[airpc$Period==3])

plot(pc, pch=20) sm.density(pc1, display="slice",add=T,col="red")

sm.density(pc2, display="slice",add=T,col="green")

sm.density(pc3, display="slice",add=T,col="blue")

Page 20: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL

• Pembobot w disubstitusi dengan fungsi kernel K sehingga diperoleh penduga kernel

𝑓 𝑥 =1

𝑛

1

𝑛

𝑖=1

𝑤𝑥 − 𝑥𝑖ℎ

• Penduga kernel

𝑓 𝑥 =1

𝑛

1

𝑛

𝑖=1

𝐾𝑥 − 𝑥𝑖ℎ

• Fungsi kernel K memenuhi

𝐾 𝑢 𝑑𝑢 = 1

+~

−~

• Fungsi K biasanya berupa fungsi kepekatan peluang simetri seperti kepekatan normal h disebut window width atau parameter pemulus (smoothing) atau band width.

Page 21: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL

window width 0.4 window width 0.2 window width 0.8

Page 22: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL

window width 0.3 window width 0.1 window width 0.6

Page 23: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL

penduga kernel (h=0.25) bimodal sebenarnya

Page 24: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PENENTUAN LEBAR JENDELA

• 𝑓 𝑥 merupakan penduga bagi f berdasarkan nilai h tertentu

• Nilai h yang kecil menunjukkan ketergantungan pada data yang berdekatan dengan x,

sebaliknya nilai h yang besar menunjukkan data yang agak berjauhan akan mempunyai

sumbangan yang hampir sama dengan data yang berdekatan dengan x

• Beberapa kriteria penduga kepekatan yang baik:

• MSE (mean square error)

• ISE (integrated squared error)

• MISE (mean integrated squared error)

• AMISE (asymptotic mean integrated squared error)

Page 25: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PENENTUAN LEBAR JENDELA

• MSE (mean square error)

𝑀𝑆𝐸 𝑓 (𝑥) = 𝐸 𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑥) 2 =var 𝑓 (𝑥) +(bias{𝑓 (𝑥)})2

bias{𝑓 (𝑥) = E{𝑓 (𝑥)} – f(x)

• MSE tergantung pada parameter

Page 26: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PENENTUAN LEBAR JENDELA

• ISE (integrated squared error)

ISE(h) = 𝑓 𝑥 − 𝑓(𝑥) 2

• ISE(h) adalah fungsi dari nilai pengamatan x melalui f(x)

• ISE(h) tergantung pada nilai f(x), penduga fungsi, dan ukuran contoh

• MISE (mean integrated squared error)

MISE(h) = E{ISE(h)}

• MISE(h) dan ISE(h) sebagai ukuran kualitas penduga fungsi, 𝑓 𝑥

• AMISE (asymptotic mean integrated squared error)

Page 27: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PENENTUAN LEBAR JENDELA

• AMISE (asymptotic mean integrated squared error)

AMISE(h) = (𝑅(𝑘)

𝑛ℎ+

ℎ4𝜎𝑘4𝑅(𝑓")

4

Nilai h meminimum AMISE(h):

h = 𝑅(𝐾)/𝑛𝜎𝑘4𝑅(𝑓") 1/5

R(g) = ukuran kekasaran fungsi g

= 𝑔2(z)dz

Jika g ~N(µ,σ2) maka R(g’) = 1

4 𝜋𝜎3 dan R(g”) =

3

8 𝜋𝜎5

Page 28: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PENENTUAN LEBAR JENDELA

• Validasi Silang

• Penduga fungsi 𝑓 𝑥 di suatu titik ke-i diduga berdasarkan seluruh pengamatan tanpa

pengamatan ke-i

𝑓 𝑥 =1

ℎ(𝑛 − 1) 𝐾

(𝑥𝑖 − 𝑥𝑗

ℎ𝑗≠𝑖

• Besarnya h diperoleh dengan memaksimumkan pseudo-likelihood berikut:

𝑃𝐿 ℎ = 𝑓−𝑖

𝑛

𝑖

(𝑥𝑖)

Page 29: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PENENTUAN LEBAR JENDELA

• Validasi Silang

• Penentuan h dengan ISE(h)

𝐼𝑆𝐸 ℎ = 𝑅 𝑓 − 2𝐸 𝑓 𝑥 + 𝑅(𝑓)

R(f) adalah suatu konstanta

2E{f(x)} diduga dengan 2

𝑛 𝑓−𝑖(𝑥𝑖)𝑖

Nilai h diperoleh dengan meminimumkan fungsi

𝑈𝐶𝑉 ℎ = 𝑅 𝑓 −2

𝑛 𝑓−𝑖(𝑥𝑖)

𝑖

• Metode ini disebut validasi silang tak bias di mana E{UCV(h)} = MISE(h)

Page 30: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PENENTUAN LEBAR JENDELA

• Validasi Silang

• Penentuan h berdasarkan validasi silang berbias, BCV(h), dengan meminimumkan

AMISE(h)

• Metode validasi silang memerlukan komputasi intensif

• Beberapa rumus h (secara plug-in):

1. ℎ = 1.06𝜎𝑛−1

5 (Silverman 1986)

2. ℎ = 1.59𝜎𝑛−1

3 (Sheather dan Jones 1991)

3. ℎ = 1.44𝜎𝑛−1

5 (Terrell 1990)

Page 31: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PEMILIHAN FUNGSI KERNEL

• Beberapa fungsi kernel

• Normal

1

2𝜋𝑒−

1

2𝑡2

, −∞ < 𝑡 < +∞

• Uniform (kotak)

1

2𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 < 1

0 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

Page 32: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PEMILIHAN FUNGSI KERNEL

• Beberapa fungsi kernel

• Epanechnikov

34

1 −15𝑡2

5𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 < 5

0 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

• Triangle (segitiga)

1 − |𝑡| 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 < 10 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

Page 33: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

METODE KERNEL PEMILIHAN FUNGSI KERNEL

• Beberapa fungsi kernel

• Biweight (penimbang ganda)

• 15

161 −

1

5𝑡2

2𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡 < 1

0 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎

Page 34: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

rec <- function(x) (abs(x) < 1) * 0.5

tri <- function(x) (abs(x) < 1) * (1 - abs(x))

gauss <- function(x) 1/sqrt(2*pi) * exp(-(x^2)/2)

x <- seq(from = -3, to = 3, by = 0.001)

plot(x, rec(x), type = "l", ylim = c(0,1), lty = 1, ylab = expression(K(x)))

rectangular (uniform)

Page 35: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

rec <- function(x) (abs(x) < 1) * 0.5

tri <- function(x) (abs(x) < 1) * (1 - abs(x))

gauss <- function(x) 1/sqrt(2*pi) * exp(-(x^2)/2)

x <- seq(from = -3, to = 3, by = 0.001)

plot(x, rec(x), type = "l", ylim = c(0,1), lty = 1, ylab = expression(K(x)))

lines(x, tri(x), lty = 2)

rectangular (uniform) triangular

Page 36: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

rec <- function(x) (abs(x) < 1) * 0.5

tri <- function(x) (abs(x) < 1) * (1 - abs(x))

gauss <- function(x) 1/sqrt(2*pi) * exp(-(x^2)/2)

x <- seq(from = -3, to = 3, by = 0.001)

plot(x, rec(x), type = "l", ylim = c(0,1), lty = 1, ylab = expression(K(x)))

lines(x, tri(x), lty = 2)

lines(x, gauss(x), lty = 3)

rectangular (uniform) triangular normal

Page 37: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

CONTOH

x <- c(0, 1, 1.1, 1.5, 1.9, 2.8, 2.9, 3.5)

n <- length(x)

xgrid <- seq(from = min(x) - 1, to = max(x) + 1, by = 0.01)

h <- 0.4

gauss <- function(x) 1/sqrt(2*pi) * exp(-(x^2)/2)

bumps <- sapply(x, function(a) gauss((xgrid - a)/h)/(n * h))

plot(xgrid, rowSums(bumps), ylab = expression(hat(f)(x)),type = "l", xlab = "x", lwd = 2)

rug(x, lwd = 2)

out <- apply(bumps, 2, function(b) lines(xgrid, b))

Page 38: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

gauss <- function(x) 1/sqrt(2*pi) * exp(-(x^2)/2)

bumps <- sapply(x, function(a) gauss((xgrid - a)/h)/(n * h))

Page 39: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

gauss <- function(x) 1/sqrt(2*pi) * exp(-(x^2)/2)

bumps <- sapply(x, function(a) gauss((xgrid - a)/h)/(n * h))

rug(x, lwd = 2)

Page 40: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

gauss <- function(x) 1/sqrt(2*pi) * exp(-(x^2)/2)

bumps <- sapply(x, function(a) gauss((xgrid - a)/h)/(n * h))

rug(x, lwd = 2)

out <- apply(bumps, 2, function(b) lines(xgrid, b))

Page 41: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

data("faithful", package = "datasets")

x <- faithful$waiting

layout(matrix(1:3, ncol = 3))

hist(x, xlab = "Waiting times (in min.)", ylab = "Frequency",probability

= TRUE, main = "Gaussian kernel", border = "gray")

lines(density(x, width = 12), lwd = 2)

rug(x)

hist(x, xlab = "Waiting times (in min.)", ylab = "Frequency", probability

= TRUE, main = "Rectangular kernel", border = "gray")

lines(density(x, width = 12, window = "rectangular"), lwd = 2)

rug(x)

hist(x, xlab = "Waiting times (in min.)", ylab = "Frequency", probability

= TRUE, main = "Triangular kernel", border = "gray")

lines(density(x, width = 12, window = "triangular"), lwd = 2)

rug(x)

Page 42: STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK - stat.ipb.ac.id · MATERI 1. Pendahuluan • Mengapa pemodelan nonparametrik • Penerapan pemodelan nonparametrik (Eksplorasi data dan Inferensia)

KEPUSTAKAAN

1) Bowman AW, Azzalini A. 1997. Applied Smoothing Techniques for Data Analysis: the Kernel

Approach With S-Plus Illustrations. Oxford University Press. London.

2) Silverman BW. 1986. Density Estimation for Statistics and Data Analysis. Vol. 26 of

Monographs on Statistics and Applied Probability. Chapman & Hall/CRC. London.

3) Simonoff JS. 1996. Smoothing Methods in Statistics. Springer. New York.