Upload
phamkhanh
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
KABUPATEN BINTAN DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN BUDAYA
BACA MASYARAKAT
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
ANDINY INDAH PURNAMASARI
NIM : 110563201112
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DANILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
1
STRATEGI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
KABUPATEN BINTAN DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN BUDAYA
BACA MASYARAKAT
ANDINY INDAH PURNAMASARI
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Danilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
A B S T R A K
Perpustakaan merupakan hal yang mutlak ada di tengah tengah masyarakat
dan mempunyai peran strategis dalam kehidupan masyarakat. Perpustakaan menjadi
media, pusat informasi dan sumber ilmu pengetahuan yang tidak akan pernah habis
untuk diperdalam dan dikembangkan. Kerakteristik mendasar yang dimiliki oleh
perpustakaan daerah Kabupaten Bintan diatur oleh sebuah badan untuk melayani
kepentingan umum. Kenyataan di lapangan, perpustakaan umum masih banyak
kekurangan. Adanya masalah koleksi, SDM, fasilitas, dan pelayanan makin
memperburuk keberadaan perpustakaan umum sebagai sarana memperoleh dan
meningkatkan ilmu pengetahuan dengan pemberian pelayanan informasi kepada
semua lapisan masyarakat. Keadaan yang sama juga dialami oleh Kantor Arsip dan
Perpustakaan Daerah Kabupaten Bintan. Data yang diperoleh dari Kantor
Perpustakaan Daerah Kabupaten Bintan pengunjung setiap bulannya mengalamai
naik turun. Tujuan penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mengetahui Strategi
Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan Dalam Meningkatkan
Minat Dan Budaya Baca Masyarakat dan untuk mengetahui hambatan Strategi
Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan Dalam Meningkatkan
Minat Dan Budaya Baca Masyarakat. Dalam pembahasan skripsi ini menggunakan
penelitian deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini diambil menggunakan
teknik Purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan
informan maka dapat diketahui bahwa Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan sudah menjalankan beberapa strategi untuk meningkatkan minat
baca di Kabupaten Bintan. Walaupun tidak semua startegi tersebut berjalan dengan
baik. dalam pelaksanaan pengawasan merupakan salah satu yang penting dalam
startegi meningkatkan minat baca di Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Bintan dengan membuat inovasi pelayanan, namun hingga saat ini belum optimal
dilakukan. Dimensi konsekuensi isu stratejik dan manifes diketahui bahwa Pada
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan, para pegawainya banyak
yang ditempatkan tidak sesuai dengan pendidikannya. S1 yang dimiliki pegawai
banyak diantaranya tidak linear dengan pekerjaannya. Pegawai Kantor Perpustakaan
Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan yang senada mengatakan bahwa Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan sudah mempersiapkan para
pegawainya untuk Ikut mendukung peningkatan minat baca di lingkungan Kabupaten
Bintan, namun secara kuantitas memang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku
karena minimnya pustakawan.
Kata Kunci : Strategi, Perpustakaan
2
A B S T R A C T
The library is absolutely in the middle of society and has a strategic role in
public life. Library into media, information centre and source of knowledge that will
never run out for deepened and developed. Bintan Regency public library is a library
which is held by Government funds with the aim of serving the people. Fundamental
Kerakteristik which is owned by Bintan District regional library is governed by a
body to serve the public interest. The reality in the field, the public library is still a
lot of shortcomings. The existence of the problem collection, HR, facilities, and
services was further aggravated the existence of public libraries as a means of
acquiring and improving the science with the giving of the information service to all
walks of life. The same situation is also experienced by Office archive and regional
library District Bintan. Data obtained from the Office of regional library District
Bintan visitors each month mengalamai up and down. The purpose of this research is
basically to find out the strategy of the Office of the District Library and archives
Bintan in increasing interest and Cultural Community and Read to know resistance
Strategies the Office of the District Library and archives Bintan in increasing
interest and Reading Culture society. In the discussion of the thesis is descriptive
qualitative research uses. Informants in this study is taken using a Purposive
sampling technique. Data analysis techniques used in this research is descriptive
qualitative data analysis techniques. Based on the results of interviews with
informants then it can be noted that the Office of the District Library and archives
Bintan already run several strategies to increase interest in reading in Bintan.
Although not all the strategy went well. in the implementation of the supervision is
one that is important in the conduct of increasing interest in the library and Archives
Reading Area District service innovation by making Bintan, but until now has not
been optimally performed. The dimension of the consequences of strategic issues and
it is known that the manifest At the offices of the District Library and archives
Bintan, his officers many stationed not in accordance with his education. S1
employee owned many of them are not linear with his job. Clerk County Regional
Library and archives Bintan similar said that the Office of the District Library and
archives Bintan is already preparing his officers to support the increased interest in
Bintan Regency neighborhood read, but the quantity was not in accordance with the
rules in force due to the lack of a librarian.
Keywords: Strategy, Library
3
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan perpustakaan memiliki
nilai strategis untuk memperkaya
khazanah diri dan kualitas sumberdaya
manusia sesuai fungsinya sebagaimana
tertuang dalam Undang-undang No 20
tahun 2003 tentang perpustakaan
sebagai pusat informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, kesenian dan
sosial budaya. Untuk itu, Pemerintah
Daerah memandang perlu
meningkatkan kualitas pelayanan
perpustakaan sebagai salah satu pusat
informasi yang difungsikan secara luas
guna menarik minat baca bagi seluruh
kalangan masyarakat.
Perpustakaan merupakan hal
yang mutlak ada di tengah tengah
masyarakat dan mempunyai peran
strategis dalam kehidupan masyarakat.
Perpustakaan menjadi media, pusat
informasi dan sumber ilmu pengetahuan
yang tidak akan pernah habis untuk
diperdalam dan dikembangkan. Melalui
perpustakaan masyarakat dapat untuk
saling bertukar pikiran, menambah
wawasan dan pengalaman serta
merupakan nilai tambah dalam
mengembangkan pola kehidupan.
Melihat pentingnya keberadaan dari
perpustakaan di tengah masyarakat,
maka didirikanlah salah satu jenis
perpustakaan yakni perpustakaan
umum.
Perpustakaan umum merupakan
salah satu perangkat pemerintah daerah
berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Daerah
(bupati/walikotamadya). (Sutarno,
2006: 71). Perpustakaan umum
berfungsi melayani semua lapisan
masyarakat dalam memperoleh dan
meningkatkan ilmu pengetahuan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa
perpustakaan umum mempunyai peran
yang strategis dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Pemerintah sangat berperan
dalam pengembangan minat baca.
Sesungguhnya, pengembangan minat
baca di sekolah, di masyarakat, dan di
keluarga tidak bisa terlepas dari peran
pemerintah, baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah. Dengan
adanya otonomi daerah, peran
pemerintah daerah, khususnya
pemerintah kabupaten atau pemerintah
kota, lebih dominan dari pemerintah
pusat. Hal ini disebabkan karena
kewenangan di bidang pendidikan ada
pada pemerintah daerah.
Peran pemerintah dalam pengembangan
minat baca di sekolah terutama terlihat
dari sejauh mana komitmen pemerintah
dalam pengadaan buku-buku atau
koleksi perpustakaan sekolah.
Tersedianya buku-buku yang
menarik dan sesuai dengan kebutuhan
siswa yang memadai di perpustakaan
sekolah akan mendorong tumbuhnya
minat baca siswa. Kenyataan
menunjukkan bahwa secara umum,
keadaan perpustakaan sangat
mengkhawatirkan. Kendala utama yang
dihadapi adalah pengadaan koleksi. Di
samping itu, perpustakaan sekolah juga
mengalami kendala dalam pengelolaan.
Kendala pengadaan koleksi
perpustakaan biasanya dikaitkan
dengan terbatasnya dana.
Salah satu upaya untuk
meningkatkan minat baca, pemerintah
daerah perlu mengaktifkan
perpustakaan keliling. Sebagaimana
diketahui, secara demografi, penduduk
kita kebanyakan tinggal di desa-desa
dan pedesaan yang jauh dari kota-kota
kabupaten yang biasanya juga memiliki
perpustakaan daerah masing-masing.
4
Perpustakaan Umum Kabupaten Bintan
adalah perpustakaan yang
diselenggarakan oleh dana pemerintah
dengan tujuan melayani masyarakat.
Kerakteristik mendasar yang dimiliki
oleh perpustakaan daerah Kabupaten
Bintan diatur oleh sebuah badan untuk
melayani kepentingan umum.
Perpustakaan umum terbuka untuk
semua dan setiap anggota masyarakat
dapat mengakses koleksi. Perpustakaan
daerah Kabupaten Bintan merupakan
tempat kegiatan yang banyak
dikunjungi masyarakat untuk
mendapatkan informasi. Dengan adanya
perpustakaan daerah yang sudah
difasilitasi dengan berbagai jenis buku
maupun sumber belajar lainnya
diharapkan mampu meningkatkan
minat baca mahasiswa khususnya
dalam memanfaatkan perpustakaan
daeran sebagai sumber belajar dan
informasi yang dibutuhkan melalui
tekhnologi.
Dengan tugas pokok dan fungsi
aparatur perpustakaan dan kearsipan
Kabupaten Bintan sangatlah penting
dan menjadi ujung tombak pemerintah
daerah dalam berbagai hal yang
menyangkut kepentingan daerah dan
masyarakat setempat. Kantor ini adalah
salah satu kantor yang bertugas untuk
melayani masyarakat dari berbagai
kalangan. Fenomena yang terjadi saat
ini adalah di Perpustakaan Kabupaten
Bintan Pelayanan yang diberikan masih
banyak menimbulkan permasalahan.
Kemajuan dalam segala bidang
terutama dalam teknologi informasi
yang terjadi saat ini sedikit banyak telah
membuat generasi muda menjadi lalai
terhadap berbagai upaya membekali diri
dengan wawasan dan ilmu
pengetahuan, karena telah terjadi
penurunan minat baca terutama dari
siswa-siswa sekolah. Data statistik
UNESCO pada 2012 juga menyebutkan
indeks minat baca di Indonesia baru
mencapai 0,001. Artinya, dari 1.000
penduduk, hanya satu warga yang
tertarik untuk membaca. Menurut
indeks pembangunan pendidikan
UNESCO ini, Indonesia berada di
nomor 69 dari 127 negara. (Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/koran
/opini-koran/15/02/27/nkf7k917-minat-
membaca)
Sementara itu, untuk pembaca buku
cerita cenderung stabil. Pada 2006,
angkanya sebesar 6,46 persen, turun
jadi 4,58 persen pada 2009, dan naik
lagi menjadi 5,01 persen untuk 2012.
Selanjutnya, yang membaca buku
pelajaran sekolah meningkat, dari 18,27
persen pada 2006 menjadi 19,13 persen
selama 2009, dan 20,48 persen pada
2012. Untuk masyarakat yang membaca
buku pengetahuan, pada 2006 angkanya
sebesar 13,21 persen, 2009 angkanya
12,7 persen, dan 14,08 persen pada
2012, oleh karena itu diharapkan
adanya perpustakaan daerah benar-
benar mampu memberikan nilai tambah
dalam upaya meningkatkan minat dan
budaya baca dari generasi muda serta
menumbuhkan kembali motivasi belajar
yang pada gilirannya dapat bermanfaat
bagi peningkatan nilai prestasi sekolah
serta mampu mendukung terciptanya
sumberdaya manusia yang berwawasan
luas.
Kenyataan di lapangan, perpustakaan
umum masih banyak kekurangan.
Adanya masalah koleksi, SDM,
fasilitas, dan pelayanan makin
memperburuk keberadaan perpustakaan
umum sebagai sarana memperoleh dan
meningkatkan ilmu pengetahuan
dengan pemberian pelayanan informasi
kepada semua lapisan masyarakat.
Keadaan yang sama juga dialami oleh
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah
5
Kabupaten Bintan. Data yang diperoleh
dari Kantor Perpustakaan Daerah
Kabupaten Bintan pengunjung setiap
bulannya mengalamai naik turun.
Kemudian permasalahan yang
da yaitu Masih kurangnya sumber daya
manusia yang berkompeten dibidang
perpustakaan hal ini dapat dilihat
bahwa belum adanya pustakawan yang
ada di Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Bintan. Hal ini dapat
dilihat dari jumlah keseluruhan pegawai
adalah 20 orang, dengan tingkat
pendidikan S1 berjumlah 2 orang, S2
berjumlah 1 orang, D3 berjumlah 3
orang, D2 berjumlah 1 orang sedangkan
SMA berjumlah 11 orang. Dari 20
pegawai tidak ada yang khusus
bersekolah pada bidang pustakawan.
Sistem pengelolaan masih bersifat
manual sehingga proses pencetakan
registrasi pengunjung menjadi lambat.
Minimnya alokasi anggaran APBD
Bintan untuk kantor perpustakaan
Kabupaten Bintan seperti dalam
program pemeliharaan gedung yang
dialokasikan dengan jumlah
192.600.000, nominal ini dirasakan
tidak memadai untuk pemeliharaan
rutin dan peningkatan sarana prasarana
aparatur, kemudian untuk pengadaan
buku hanya disiapkan 100.067.500 atau
sekitar 619 buku, anggran untuk
pengadaan buku mulai dianggarkan
pada tahun 2014. Belum ada inovasi
layanan yang diberikan Kantor
Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan seperti saat ini di
perpustakaan ini belum memiliki
aplikasi e-book. Buku elektronik
(disingkat Buku-e atau ebook) atau
buku digital adalah versi elektronik dari
buku. Jika buku pada umumnya terdiri
dari kumpulan kertas yang dapat
berisikan teks atau gambar, maka buku
elektronik berisikan informasi digital
yang juga dapat berwujud teks atau
gambar. E-book lebih mempermudah
pengunjung mendapatkan refrensi yang
mereka butuhkan. Salah satu usaha
untuk melestarikan literatur berbentuk
buku yang banyak jumlahnya dan
memerlukan biaya perawatan yang
mahal adalah dengan melakukan
transfer dari bentuk buku ke bentuk
buku elektronik. Dalam hal ini akan
banyak ruang dan juga upaya yang
dihemat untuk merawat literatur-
literatur tersebut.
Kantor Perpustakaan dan Arsip
Kabupaten Bintan selama ini sudah
berupaya memberikan pelayanan yang
terbaik bagi masyarakat, mulai dari
penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai, serta kesiapan-kesiapan
lainnya hanya saja permasalahan
pelayanan masih saja menjadi kendala.
Berangkat dari permasalahan yang ada,
maka penelitian ini mengambil judul
penelitian yaitu : “STRATEGI
KANTOR PERPUSTAKAAN DAN
ARSIP DAERAH KABUPATEN
BINTAN DALAM
MENINGKATKAN MINAT DAN
BUDAYA BACA MASYARAKAT”.
B. Perumusan Masalah
Dari indentifikasi permasalahan
diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut
bagaimana strategi kantor perpustakaan
dan arsip daerah Kabupaten Bintan
dalam meningkatkan minat dan budaya
baca masyarakat?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini pada
dasarnya adalah untuk: Untuk
mengetahui Strategi Kantor
Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan Dalam
6
Meningkatkan Minat Dan Budaya Baca
Masyarakat.
2. Kegunaan Penelitian
Setelah mengidentifikasi dan
merumuskan masalah tersebut di atas,
maka penulis berharap penelitian ini
dapat berguna:
a. Praktis : Diharapkan dengan
adanya penelitian ini mampu
memberikan masukan dan
sumbang saran agar pemerintah
khususnya pada kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan dalam
melaksanakan pelayanan publik
b. Akademis : Dengan adanya
tulisan penelitian ini dapat
memberikan referensi dan data
untuk penelitian-penelitian
berikutnya khususnya dalam hal
manajemen strategi.
D. Konsep Operasional
Agar dapat memberikan
gambaran yang jelas serta untuk
menghindari kesalah pahaman untuk
mencapai realitas dalam rangka
penelitian secara empiris, maka perlu
kiranya diberikan definisi yang jelas
secara konseptual yang masih abstrak
perlu dioprasionalkan agar benar-benar
menyentuh fenomena yang akan diteliti
Ada beberapa dimensi dalam
manajemen stratejik menurut Siagian
(2011:18) yaitu :
a. Dimensi keterlibatan
manajemen puncak
b. Dimensi alokasi dana
c. Dimensi waktu keputusan
strategic
d. Dimensi orientasi masa depan
e. Dimensi konsekuensi isu
stratejik
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan penelitian jenis
Deskriptif. Menurut Sugiyono (2011:6)
mengatakan bahwa : “Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan terhadap variable mandiri
yaitu tanpa membuat perbandingan atau
menggabungkan dengan variable lain.”
Dalam kaitannya dengan penelitian
yang dimaksud untuk mendapatkan
informasi yang seluas-luasny adalah
untuk mengungkapkan berbagai
fenomena-fenomena yang berkaitan
dengan masalah penelitian
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian ini
bersifat deskriptif kualitatif. Dalam
penelitian ini, analisa data dilakukan
dalam bentuk mudah dibaca dan
diinterprestasikan, yakni seluruh data
yang didapat dan dikumpulkan sesuai
dengan kebutuhan penelitian dianalisa
secara kualitatif. Bila data yang sudah
terkumpul maka dipilah menurut
jenisnya, selanjutnya menganalisis data-
data yang terkumpul dengan cara
deskriptif yaitu memaparkan data apa
adanya sesuai dengan fakta yang
diperoleh menjadi data yang sistematik,
terstruktur dan mempunyai makna.
Dalam penelitian ini maka untuk
menyempurnakan hasil penelitian di
tuliskan kata, dan kalimat serta
pengertian secara tepat yang dapat
dipergunakan untuk mendeskripsikan
data dan hasil analisisnya agar mudah
dimengerti oleh pembaca.
II. LANDASAN TEORI
Kata strategi berasal dari bahasa
Yunani yaitu strategia, yang berarti
kata bentukan dari dua kata stratus
yang artinya militer dan ag yang artinya
memimpin. Pada awalnya istilah
7
strategi digunakan dalam bidang militer
yang diartikan sebagai kemampuan
memimpin pasukan untuk
memenangkan perang. Namun konsep
militer ini diadopsi oleh dunia bisnis
sebagai pedoman untuk
mengalokasikan sumber daya yang
terbatas dan usaha suatu organisasi.
Pengertian strategi dari
beberapa tokoh mengatakan bahwa
strategi adalah suatu rencana yang luas
untuk mencapai suatu tujuan yang baik
dari lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal. Pengendalian
strategi adalah sebagaimana organisasi
itu membuat rencana strategi yang telah
direncanakan dari sebelumnya agar
dapat berhubungan baik dengan hal
yang disengaja, yang tidak
terealisasikan bahkan yang tidak pernah
diharapkan (keadaan darurat).
Menurut Chandler dalam
Rangkuti (2006 : 3) mengatakan bahwa
strategi adalah rencana dasar yang luas
dari suatu tindakan oragnisasi untuk
mencapai suatu tujuan. Strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam kaitannya dengan
tujuan jangka panjang, program tindak
lanjut serta prioritas alokasi sumber
daya. Stanton dalam Budhita (2004 : 8)
menyebutkan bahwa strategi adalah
sebagai suatu rencana dasar yang luas
dari suatu tindakan orgnisasi untuk
mencapai suatu tujuan tersebut sesuai
dengan lingkungan eksternal dan
internal perusahaan.
Pengertian lain dari strategi
adalah rencana berskala besar, dengan
orientasi masa depan, guna berinteraksi
dengan kondisi persaingan untuk
mencapai tujuan perusahaan (Pearce &
Robinson, 2008:6). Jadi, berdasarkan
pengertian-pengertian mengenai strategi
yang telah dijabarkan, strategi
merupakan rencana atau penentuan
tujuan yang dilakukan perusahaan
dalam jangka menengah dan jangka
panjang
Strategi adalah arah dan cakupan
organisasi yang secara ideal untuk
jangka yang lebih panjang, yang
menyesuaikan sumber dayanya dengan
lingkungan yang berubah, dan secara
khusus, dengan pasarnya, dengan
pelanggan dan kliennya untuk
memenuhi harapan stakeholder”.
Konsep strategi dapat
didefinisikan menjadi dua perspektif
berbeda: 1) dari apa yang organisasi
ingin lakukan, dan 2) dari perspektif
apa yang organisasi akhirnya lakukan.
Dari perspektif pertama, strategi dapat
didefinisikan sebagai program untuk
menentukan dan mencapai tujuan dan
mengimplementasikan program
tersebut. Sedangkan berdasarkan
perspektif kedua, strategi didefinisikan
sebagai pola tanggapan atau respon
organisasi terhadap lingkungan
sepanjang waktu (Tjiptono, 2000:6).
Menurut Hamel dan Prahalad
dalam Rangkuti (2006:4) strategi
merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan
terus menerus, serta dilakukan berdasar
sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan. Dengan demikian strategi dapat
dimulai dengan apa yang dapat terjadi
bukan dimulai dari apa yang telah
terjadi. Terdapat elemen utama yang
merupakan jantung manajemen strategi,
menurut Kuncoro (2006:7), strategi
memerlukan 3 proses yang
berkelanjutan, yaitu: Analisis,
Keputusan dan Aksi.
Sedangkan konsep strategi
menurut Itami dalam Kuncoro (2006:1)
menentukan kerangka kerja dari
aktivitas bisnis perusahaan dan
memberikan pedoman untuk
8
mengkordinasikan aktivitas. Newman
dan logan dalam Suyanto (2007: 243)
menggunakan terminology
“pengendalian sistem terkemudi” untuk
menyoroti beberapa karakteristik
penting dari pengendalian strategi.
Konsep strategi dapat didefinisikan
menjadi dua perspektif berbeda: 1) dari
apa yang organisasi ingin lakukan, dan
2) dari perspektif apa yang organisasi
akhirnya lakukan. Dari perspektif
pertama, strategi dapat didefinisikan
sebagai program untuk menentukan
dan mencapai tujuan dan
mengimplementasikan program
tersebut. Sedangkan berdasarkan
perspektif kedua, strategi didefinisikan
sebagai pola tanggapan atau respon
organisasi terhadap lingkungan
sepanjang waktu (Tjiptono, 2000:6).
Menurut Hamel dan Prahalad
dalam Rangkuti (2006:4) strategi
merupakan tindakan yang bersifat
incremental (senantiasa meningkat) dan
terus menerus, serta dilakukan berdasar
sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan. Dengan demikian strategi dapat
dimulai dengan apa yang dapat terjadi
bukan dimulai dari apa yang telah
terjadi.
Terdapat elemen utama yang
merupakan jantung manajemen strategi,
menurut Kuncoro (2006:7), strategi
memerlukan 3 proses yang
berkelanjutan, yaitu: Analisis,
Keputusan dan Aksi. Sedangkan konsep
strategi menurut Itami dalam Kuncoro
(2006:1) menentukan kerangka kerja
dari aktivitas bisnis perusahaan dan
memberikan pedoman untuk
mengkordinasikan aktivitas. Newman
dan logan dalam Suyanto (2007: 243)
menggunakan terminology
“pengendalian sistem terkemudi” untuk
menyoroti beberapa karakteristik
penting dari pengendalian strategi.
Stephanie K. Marrus, seperti
yang dikutip Sukristono (1995) dalam
Husein Umar (2003;31) strategi
didefinisikan sebagai: ”Suatu proses
penentuan rencana pada pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat
dicapai”. Selain definisi-definisi strategi
yang sifatnya umum, ada juga yang
lebih khusus, misalnya dua orang pakar
strategi, Hamel dan Prahalad (1995)
dalam Husein Umar (2003;31), mereka
mendefinisikan strategi yang
terjemahannya seperti berikut ini:
"Strategi merupakan tindakan yang
bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan
demikian strategi hampir selalu dimulai
dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi".
Berdasarkan perspektif, strategi
dapat didefinisikan sebagai program
untuk menentukan dan mencapai tujuan
organisasi dan implementasi misinya.
Artinya, bahwa para manajer
memainkan peranan penting yang aktif,
sadar dan rasional dalam merumuskan
strategi organisasi. Sedangkan
berdasarkan perspektif kedua, strategi
didefinisikan sebagai pola tanggapan
atau respon organisasi terhadap
lingkungannya sepanjang waktu. Pada
definisi ini, setiap organisasi pasti
memiliki strategi, meskipun strategi
tersebut tidak pernah dirumuskan secara
eksplisit. Pandangan ini
diterapkan bagi para manajer yang
bersifat reaktif, yaitu hanya
menanggapi dan menyesuaikan diri
9
terhadap lingkungan secara pasif
manakala dibutuhkan. Pernyataan
strategi secara eksplisit merupakan
kunci keberhasilan dalam menghadapi
perubahan lingkungan bisnis. Strategi
memberikan kesatuan arah bagi semua
anggota organisasi. Bila konsep strategi
tidak jelas, maka keputusan yang
diambil akan bersifat subyektif atau
berdasarkan intuisi belaka dan
mengabaikan keputusan yang lain.
Fred R. David ( 2010 : 5 )
Manajemen strategi dapat didefinisikan
sebagai seni dan pengetahuan dalam
merumuskan, mengimplementasikan,
serta mengevaluasi keputusan –
keputusan lintas fungsional yang
memampukan sebuah organisasi
mencapai tujuannya. Sebagaimana
disiratkan oleh definisi ini, manajemen
strategi berfokus pada usaha untuk
mengintegrasikan manajemen,
pemasaran, keuangan / akuntasi,
produksi / operasi, penelitian dan
pengembangan, serta sistem informasi
computer untuk mencapai keberhasilan
organisasional. Terkadang istilah
manajamen strategi digunakan untuk
merujuk pada perumusan,
implementasi, dan evaluasi strategi.
Tujuan dari manajemen strategi
adalah untuk mengeksploitasi serta
menciptakan berbagai peluang baru dan
berbeda untuk esok ; perencanaan
jangka panjang, sebaliknya, berusaha
untuk mengoptimalkan untuk esok.
Menurut Haryadi, Bambang ( 2003:3 )
strategi manajemen adalah suatu proses
yang dirancang secara sistematis oleh
manajemen untuk merumuskan strategi,
menjalankan strategi dan mengevaluasi
strategi dalam rangka menyediakan
nilai – nilai yang terbaik bagi seluruh
pelanggan untuk mewujudkan visi
organisasi.
Menurut John A Pearce II dan
Richard B. Robinson yang dikutip
dalam buku Tunggal Amin Widjaja (
2004 : 2 ) manajemen strategi adalah
kumpulan keputusan dan tindakan yang
merupakan hasil dari formulasi dan
implementasi, rencana yang didesain
untuk mencapai tujuan suatu
perusahaan. Menurut Michael R. Porter,
seperti yang dikutip dalam buku Husein
Umar ( 2003:34 ) menyatakan bahwa
strategi generic dibagi menjagi 3 yaitu :
1. Strategi Diferensiasi (
Differentiation Strategy )
Strategi dimana perusahaan
mengambil keputusan untuk
membangun persepsi pasar
potensial terhadap suatu produk
atau jasa yang unggul agar
tampak berbeda dengan produk
yang lain.
2. Strategi Kepemimpinan Biaya (
Cost Leadership Strategy )
Strategi dimana perusahaan
lebih memperhitungkan pesaing
daripada pelanggan dengan cara
memfokuskan harga jual produk
yang murah, sehingga biaya
produksi, promosi maupun riset
dapat ditekan bila perlu produk
yang dihasilkan hanya sekedar
meniru produk perusahaan lain.
3. Strategi Fokus ( Focus Strategy
)
Strategi dimana perusahaan
mengkonsentrasikan pada
pangsa pasar yang kecil untuk
menghindar dari pesaing yang
menggunakan strategi
kepemimpinan biaya
menyeluruh atau diferensiasi.
Crown Dirgantoro (2001;5)
menyatakan definisi strategi sebagai
berikut: “Strategi adalah hal yang
menetapkan arah kepada manajemen
dalam arti orang tentang sumber daya
10
dalam bisnis dan tentang bagaimana
mengidentiikasikan kondisi yang
memberikan keuntungan terbaik untuk
membantu memenangkan persaingan
dalam pasar” Menurut Tedjo Tripomo
(2005;17): “Strategi adalah kerangka
atau rencana yang mengintegrasikan
tujuan-tujuan (goals) kebijakan-
kebijakan (policies), dan
tindakantindakan/ program (programs)
organisasi”.
Karyoso (2005;70) menjelaskan
”Strategi ialah suatu seni menggunakan
kecakapan dan sumber daya suatu
organisasi untuk mencapai sasarannya
melalui hubungannya yang efektif
dengan lingkungan dalam kondisi yang
paling menguntungkan”. Tujuan
pemilihan strategi adalah untuk
menjamin ketepatan pencapaian
sasaran. Suatu rancangan strategi dapat
dipilih untuk menutup kesenjangan
dalam mencapai sasaran. Berkenaan
dengan pilihan strategic maka akan
dikaji penentuan pilihan melalui
matriks kekuatan, kelemahan, peluang,
ancaman (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, Threats matrix), melalui
cara ini suatu organisasi dapat
memandang kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman sebagai suatu
kesatuan yang integral dalam
perumusan strategi.
Manajemen strategik terdiri dari
empat langkah utama dalam
menciptakan masa depan perusahaan
(Mulyadi, 2007:36):
1. Perencanaan laba jangka
panjang (long-range profit
planning)
2. Perencanaan laba jangka
panjang (long-range profit
planning), yang terdiri dari tiga
langkah penting berikut
iniPerencanaan laba jangka
pendek (short-range profit
planning) yaitu Dinas Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Kota
Tanjungpinang lebih efektif
untuk memfokuskan usaha
seluruh pegawai untuk
menciptakan nilai bagi
masyarakat melalui pemuasan
kebutuhan.
3. Pengimplementasian
(implementation) yaitu
Impelemtasi strategi adalah
proses di mana manajemen
mewujudkan strategi dan
kebijakannya dalam tindakan
melalui pengembangan
program, anggaran, dan
prosedur.
4. Pemantauan (monitoring) yaitu
suatu proses pengumpulan dan
menganalisis informasi dari
penerapan suatu program
termasuk mengecek secara
reguler untuk melihat apakah
kegiatan/program itu berjalan
sesuai rencana sehingga
masalah yang dilihat /ditemui
dapat diatasi.
Pemerintah pada era sekarang
ini, baik pemerintah pusat, daerah
maupun lokal diharapkan untuk
menjadi: akuntabel, kompetitif, ramah
rakyat, dan berfokus pada kinerja.
Organisasi pemerintah juga ditantang
untuk memenuhi harapan berbagai
kelompok stakeholders (yaitu penerima
layanan, karyawan, lembaga pemberi
pinjaman/hibah, masyarakat, dan
pembayar pajak). Tuntutan ini
mengharuskan organisasi pemerintah
untuk bertindak profesional
sebagaimana yang dilakukan oleh
organisasi swasta.
Ada lima tahapan yang bisa
dilakukan agar implementasi strategi
berhasil, lima tahapan tersebut menurut
11
Nilasari (2014 : 135) adalah sebagai
berikut :
1. Luruskan insiatif yaitu insiatif
yang dilakukan harus sesuai
dengan strategi yang ditetapkan.
2. Luruskan masalah dana dan
performa yaitu dana sebaiknya
diserahkan kepada divisi-divisi
sehingga mereka dapat
mengelola dana tersebut untuk
alokasi startegi.
3. Struktur mengikuti strategi yaitu
struktur perlu diubah sesuai
dengan strategi, perubahan
struktur diperlukan jika strategi
yang dilakukan juga berubah.
4. Melibatkan staff yaitu
pelaksanaan strategi perlu
melibatkan pegawai dengan
persiapan, melibatkan pegawai
secara langsung,
mengkominikasikan, serta
klarifikasi apa fungsi dari
strategi yang dilakukan
5. Monitor atau pengawasan
dilakukan dalam pelaksnaan
strategi.
Organisasi pemerintah harus
mempunyai sistem manajemen
strategis. Karena dunia eksternal adalah
sangat tidak stabil, maka sistem
perencanaan harus mengendalikan
ketidak-pastian yang ditemui.
Organisasi pemerintah, dengan
demikian, harus berfokus strategi.
Strategi ini lebih bersifat hipotesis,
suatu proses yang dinamis, dan
merupakan pekerjaan setiap staf.
Organisasi pemerintah harus juga
merasakan, mengadakan percobaan,
belajar, dan menyesuaikan dengan
perkembangan. Agar organisasi
pemerintah dapat berfokus pada strategi
yang sudah dirumuskan, maka
organisasi pemerintah juga harus
menterjemahkan strategi ke dalam
terminologi operasional, menyelaraskan
organisasi dengan strategi (dan bukan
sebaliknya), memotivasi staf sehingga
membuat strategi merupakan tugas
setiap orang, menggerakkan perubahan
melalui kepemimpinan eksekutif, dan
membuat strategi sebagai suatu proses
yang berkesinambungan.
Menurut Mintzberg dalam
Budhita (2004 : 8) menyatakan bahwa
strategi dapat disefinisikan dari lima
segi, yaitu :
1. Strategi sebagai rencana (plan)
yaitu sejenis aksi yang ingin
dilakukan, sejumlah panduan
yang dibuat sebelum aksi dan
dibangun dengan sadar dan
dengan tujuan tertentu.
2. Strategi sebagai pola (pattern)
yaitu pola gelombang aksi.
Dengan kata lain, strategi adalah
konsistensi perilaku baik yang
diharapkan maupun yang tidak
diharapkan.
3. Strategi sebagai cara (play)
yaitu cara untuk mengalahkan
rival dalam situasi komperatif
atau tawar menawar.
4. Strategi sebagai posisi (position)
yaitu alat untuk menempatkan
organisasi pada suatu
lingkungan. Dari definisi ini,
strategi menjadi kekuatan dalam
memediasi atau menyesuaikan
antara organisasi dan
lingkungan antara konteks
internal dan konteks eksternal.
5. Strategi sebagai perspektif
(perspective) yaitu suatu tujuan
kedalam organisasi tentang
bagaimana organisasi tersebut
mempersepsikan
lingkungannya. Hal ini
berimplikasi bahwa semua
strategi diasumsikan sebagai
konsep atau abstarksi yang ada
12
dalam pikiran pihak yang
berkepentingan
Menurut Newman dan Loga dalam
Suyanto (2007 : 243) menggunakan
terminology “pengendalian system
terkemudi” untuk menyoroti beberapa
karakteristik penting dari pengendalian
strategi. Biasanya suatu rentang waktu
yang penting terjadi antara awal
implementasi strategi dengan
pencapaian dari hasil yang diharapkan.
Menurut Hary Mintzberg dalam
Suyanto (2007 : 245) menyatakan
bahwa persoalaan sebagaimana baiknya
organisasi membuat rencana strategi,
tetapi strategi yang berada akan
muncul. Memulai dengan strategi yang
telah direncanakan atau diharapkan
berhubungan dengan beberapa hal
yaitu:
1. Strategi yang diharapkan yang
dapat direalisasikan yang
disebut startegi dengan sengaja.
2. Strategi yang diharapkan yang
tidak dapat direalisasikan yang
disebut strategi tidak terealisasi.
3. Strategi yang terealisasi yang
tidak pernah diharapkan disebut
strategi darurat.
Konsep strategi adalah untuk
mencapai tujuan dan tindakan yang
bersifat selalu meningkatkan untuk
dimasa yang akan datang. Sebagaimana
kita ketahui bahwa pariwisata itu ialah
perpindahan orang dengan jangka
pendek untuk melihat dan menikmati
berbagai macam keindahan yang ada
disekitar tempat tersebut.
Menurut Chandler dalam
Rangkuty (2006 : 3) menyatakan
strategi adalah alat untuk mencapai
tujuan perusahaan dalam kaitannya
tujuan jangka panjang, program tindak
lanjut serta perioritas alokasi sumber
daya. Masih terlihat dalam Rangkuty,
menurut Hamel dan Prahald (2006 : 4)
mengatakan strategi adalah tindakan
yang bersifat selalu meningkat
(incremental) dan terus menerus dan
dilakukan berdasarkan sudut pandang
tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan dimasa yang akan datang.
Sedangkan menurut Stoner, Freeman
dan Gilbert.Jr (2001) konsep ini dapat
didefinisikan berdasarkan dua
perspektif yang berbeda, yakni :
1. Perspektif apa suatu organisasi
ingin dilakukan (intends to do)
2. Perspektif apa yang organisasi
akhirnya dilakukan (eventually
does)
Berdasarkan yang pertama,
strategi dapat didefinisikaan sebagai
program untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi dan
implementasi misinya. Artinya, bahwa
para manajer memainkan peranan
penting yang aktif, sadar dan rasional
dalam merumuskan strategi organisasi.
Sedangkan berdasarkan perspektif
kedua, strategi didefinisikan sebagai
pola tanggapan atau respon organisasi
terhadap lingukangannya disepanjang
waktu.
Pada definisi ini setiap
organisasi pasti memiliki strategi,
meskipun strategi tersebut tidak pernah
dirumuskan secara ekpilit. Pandanagan
ini diterapkan para manajer yang
bersifat reaktif, yaitu hanya
menanggapi dan menyesuaikan diri
terhadap lingkungan secara pasif
manakala dibutuhkan.
Pernyataan strategi secara
ekspilit merupakan kunci keberhasilan
dalam menghadapi perubahan
lingkungan bisnis. Strategi memberikan
kesatuan arah bagi semua anggota
organisasi. Bila konsep strategi tidak
jelas, maka keputusan yang diambil
akan bersifat subyektif atau berdasarkan
13
intiusi berkala dan menggambarkan
keputusan yang lain.
Menurut Marrus (2002:31)
strategi didefinisikan sebagai suatu
proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai. Bryson (2001:189-190)
menjelaskan bahwa strategi dapat
dipandang sebagai pola tujuan,
kebijakan, progam tindakan, keputusan
atau alokasi sumber daya yang
mendefinisikan bagaimna organisasi
itu, apa yang dilakukan dan mengapa
organisasi melakukannya. Dari berbagai
pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa penyusunan strategi harus
memperhatikan tujuan dan sasaran yang
akan dicapai di waktu yang akan
datang, selain itu suatu organisasi harus
senantiasa berinteraksi dengan
lingkungan dimana strategi tersebut
akan dilaksanakan, sehingga strategi
tersebut tidak bertentangan melainkan
searah dan sesuai dengan kondisi
lingkungan dan melihat kemampuan
internal dan eksternal yang meliputi
kekuatan dan kelemahan organisasinya.
Oleh karena itu, strategi merupakan
perluasan misi guna menjembatani
organisasi dengan lingkungannya.
Strategi itu sendiri biasanya
dikembangkan untuk mengatasi isu
strategis, dimana strategi menjelaskan
respon organisasi terhadap pilihan
kebijakan pokok. Strategi secara umum
akan gagal, pada saat organisasi tidak
memiliki konsisten antara apa yang
dikatakan, apa yang di usahakan dan
apa yang dilakukan.
Dalam lingkungan organisasi
atau perusahaan, strategi memiliki
peranan yang sangat penting bagi
pencapaian tujuan, karena strategi
memberikan arah tindakan, dan cara
bagaimana tindakan tersebut harus
dilakukan agar tujuan yang diinginkan
tercapai. Menurut Grant (1999:21)
strategi memiliki 3 peranan penting
dalam mengisi tujuan manajemen, yaitu
:
1. Strategi sebagai pendukung
untuk pengambilan keputusan
Strategi sebagai suatu elemen
untuk mencapai sukses. Strategi
merupakan suatu bentuk atau
tema yang memberikan
kesatuan hubungan antara
keputusan-keputusan yang
diambil oleh individu atau
organisasi.
2. Strategi sebagai sarana
koordinasi dan komunikasi
Salah satu peranan penting
strategi sebagai sarana
koordinasi dan komunikasi
adalah untuk memberikan
kesamaan arah bagi perusahaan
3. Strategi sebagai target Konsep
strategi akan digabungkan
dengan misi dan visi untuk
menentukan di mana perusahaan
berada dalam masa yang akan
datang. Penetapan tujuan tidak
hanya dilakukan untuk
memberikan arah bagi
penyusunan strategi, tetapi juga
untuk membentuk aspirasi bagi
perusahaan. Dengan demikian,
strategi juga dapat berperan
sebagai target perusahaan.
Berdasarkan perspektif yang
pertama, strategi dapat didefinisikan
sebagai program untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi dan
implementasi misinya. Artinya, bahwa
para manajer memainkan peranan
penting yang aktif, sadar dan rasional
dalam merumuskan strategi organisasi.
Sedangkan berdasarkan perspektif
14
kedua, strategi didefinisikan sebagai
pola tanggapan atau respon organisasi
terhadap lingkungannya sepanjang
waktu. Pada definisi ini, setiap
organisasi pasti memiliki strategi,
meskipun strategi tersebut tidak pernah
dirumuskan secara eksplisit. Pandangan
ini diterapkan bagi para manajer yang
bersifat reaktif, yaitu hanya
menanggapi dan menyesuaikan diri
terhadap lingkungan secara pasif
manakala dibutuhkan.
Menurut Rangkuti (2006 : 6-7 )
pada prinsipnya strategi dapat
dikelompokkan berdasarkan 3 tipe
strategi yaitu :
1. Strategi Manajemen Meliputi
strategi yang dapat dilakukan
oleh manajemen dengan
orientasi pengembangan strategi
secara makro, misalnya :
strategi pengembangan produk,
penetapan harga, akuisisi,
pengembangan pasar, dan
sebagainya.
2. Strategi Investasi Merupakan
kegiatan yang berorientasi pada
investasi, misalnya apakah
perusahaan ingin melakukan
strategi pertumbuhan yang
agresif atau berusaha
mengadakan penetrasi pasar,
strategi bertahan, strategi
pembangunan kembali suatu
divisi baru ataau strategi
divestasi, dan sebagainya.
3. Strategi Bisnis Sering juga
disebut sebagai strategi bisnis
secara fungsional karena strategi
ini berorientasi pada fungsi –
fungsi kegiatan manajemen,
misalnya strategi pemasaran,
strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi
dan sebagainya.
III. GAMBARAN UMUM LOKASI
PENELITIAN
Dalam ketentuan umum yang
dimaksud dengan Arsip rekaman
kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan
perkambangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima
oleh lembaga Negara, pemerintahan
daerah, lembaga pendidikan,
perusahaan, organisasi politik,
organisasi kemasyarakatan, dan
perseorangan dalam pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Berdasarkan Undang-
undang no.43 tahun 2007 tentang
perpustakaan. Dalam ketentuan umum :
yang dimaksud Perpustakaan adalah
institusi pengelola koleksi karya tulis,
karya cetak dan atau karya rekam
secara profesional dengan system yang
baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian,
informasi, dan rekreasi para pemustaka.
IV. ANALISA DATA DAN
PEMBAHASAN
1. dimensi keterlibatan manajemen
puncak
Dalam dimensi keterlibatan
manajemen puncak diketahui bahwa
salah satu strategi dari kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan adalah melakukan
perbaikan terhadap permasalahan yang
dapat menghambat pengunjung datang.
Kepala kantor juga mengkontrol setiap
kegiatan yang sudah dilakukan agar
setiap strategi yang dibuat mencapai
sasarannya
2. Dimensi alokasi dana, sarana dan
prasarana
2. Dimensi alokasi dana, sarana
dan prasarana diketahui bahwa sumber
daya modal atau dana yang
dialokasikan khusus untuk strategi
15
Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan memang sudah ada.
Sesuai dengan peraturan daerah yang
ada tersebut, dimana pemerintah daerah
dalam hal ini pemerintah Kabupaten
Bintan wajib mengalokasikan dananya
untuk mendukung strategi Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan untuk meningkatkan
minat baca tersebut namun
kenyataannya dana yang diberikan
menurut para pegawai tidak cukup
untuk mengoperasikan Perpustakaan
dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan,
kemudian sarana prasarana juga belum
memadai karena banyak saat ini yang
tidak berfungsi dengan baik
3. Dimensi waktu keputusan strategi
3. Dimensi waktu keputusan
strategi diketahui bahwa Perpustakaan
Dan Arsip Daerah Kabupaten Bintan
harus memiliki tujuan yang jelas untuk
pelaksanaannya. Hanya saja ketidak
efektifan Perpustakaan Dan Arsip
Daerah Kabupaten Bintan ini bukan
karena tidak jelasnya tujuan organisasi
tersebut tetapi ketidaktahuan para
pengelola dan masyarakat dalam
memanfaatkan Perpustakaan Dan Arsip
Daerah Kabupaten Bintan ini serta
segala permasalahan yang timbul
dilapangan yang kadang tidak terduga.
Kemudian kurangnya media informasi
dalam penyampaikan informasi
Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan, karena selama ini
Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan baru menyediakan
informasi melalui brosur dan website
saja sebagai media iklan dan promosi
keberadaan Perpustakaan Dan Arsip
Daerah Kabupaten Bintan
4. Dimensi orientasi masa depan 4.
Dimensi orientasi masa depan
diketahui bahwa dalam pelaksanaan
pengawasan merupakan salah satu yang
penting dalam startegi meningkatkan
minat baca di Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Bintan dengan
membuat inovasi pelayanan, namun
hingga saat ini belum optimal
dilakukan.
5. Dimensi konsekuensi isu stratejik
dan manifest
Dimensi konsekuensi isu stratejik dan
manifes diketahui bahwa Pada Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan, para pegawainya
banyak yang ditempatkan tidak sesuai
dengan pendidikannya. S1 yang
dimiliki pegawai banyak diantaranya
tidak linear dengan pekerjaannya.
Pegawai Kantor Perpustakaan Dan
Arsip Daerah Kabupaten Bintan yang
senada mengatakan bahwa Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan sudah
mempersiapkan para pegawainya untuk
Ikut mendukung peningkatan minat
baca di lingkungan Kabupaten Bintan,
namun secara kuantitas memang tidak
sesuai dengan aturan yang berlaku
karena minimnya pustakawan
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara
dengan informan maka dapat diketahui
bahwa Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Bintan sudah
menjalankan beberapa strategi untuk
meningkatkan minat baca di Kabupaten
Bintan.
B. Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan kepada Kantor
Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan adalah sebagai
berikut :
16
1. Perlu adanya penambahan dana
agar Kantor Perpustakaan Dan
Arsip Daerah Kabupaten Bintan
dapat mencukupi kebutuhan di
kantor tersebut.
2. Perlu adanya penambahan
pegawai yang sesuai dengan
kemampuan serta peraturan
seperti menambah pustakawan
yang ada di Kantor
Perpustakaan Dan Arsip Daerah
Kabupaten Bintan
3. Perlu adanya penambahan
fasilitas agar dapat menarik
masyarakat untuk datang ke
Kantor Perpustakaan Dan Arsip
Daerah Kabupaten Bintan
4. Kemudian sebaiknya dilakukan
inovasi pelayanan seperti
Kantor Perpustakaan Dan Arsip
Daerah Kabupaten Bintan
mengikuti perkembangan
teknologi dengan menyediakan
e-book (perpustakaan digital),
dan melengkapi perpustakaan
dengan akses internet seperti
wifi.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong Barry, Philip Kotler. Dasar-
dasar Pemasaran. Terjemahan
Wilhelmus, Amin
Widjaja,Tunggal.2004.
Manajemen Strategik. Edisi
Pertama. Harvarindo, Jakarta
Amin Widjaja,Tunggal. 2004.
Manajemen Strategik. Edisi
Pertama. Harvarindo, Jakarta.
Bambang,Hariadi. 2003. Strategi
Manajemen. Bayumedia
Publishing, Jakarta.
Bryson, J. M. (2004). Strategic
Planning for Public and Non
Profit Organizations: A Guide to
Strengthening and Sustaining
Organizational Achievement
(Third Edition). San Francisco:
Jossey-Bass Publishing Co
Chandler, Michael. 2003.
Dreamweaving Rahasia
Menaklukkan Pesaing dalam
Bisnis. PT. Bhuana Ilmu Populer.
Jakarta.
Dirgantoro, Crown.2001. Manajemen
Stratejik Konsep, Kasus, dan
Implementasi. Grasindo, Jakarta.
Fred, R. David.2010. Manajemen
Strategis. Jakarta: Salemba Empat
Grant, Robert M. 1999. Analisis
Strategi Kontemporer, Konsep,
Teknik,
Aplikasi. Edisi Kedua. Jakarta :
Erlangga.
Hamel, G dan Prahalad, C, K, 2006.
Kompetisi Masa Depan. Yakarta :
Bina Rupa
Hermawan, S. Rachman dan Zulfikar
Zen. 2006. Etika
Kepustakawanan: Suatu
Pendekatan Terhadap Profesi dan
Kode Etik Pustakawan Indonesia.
Jakarta : Sagung Seto.
Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas
L. 2003. Manajemen Strategis.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Husein Umar, 2003. Metode Riset
Bisnis, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
17
Karyoso. 2005. Man`ajemen
Perencanaan dan Penganggaran,
Jakarta : PTIK Press
Kuncoro. Mudrajad, 2006, Strategi
Bagaimana Meraih Keunggulan
Kompetitif,. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Marrus. 2002 .Desain Penelitian
Manajemen Strategik. Jakarta:
Rajawali Press.
Miftah Thoha. 1991. Perspektif
Perilaku Birokrasi: Dimensi-
dimensi Prima Ilmu Administrasi
Negara Jilid II. Jakarta: Rajawali
Press.
Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan
Pengendalian Manajemen
(edisi.3). Salemba Empat, Jakarta.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT. remaja Rosdakarya.
Nilasari, Senja. 2014. Manajemen
strategi itu gampang. Jakarta :
Dunia Cerdas
Pamuntjak-Ny, Rusina Sjahrial. 2000.
Pedoman Penyelenggaraan
Perpustakaan. Jakarta : Djambatan
Perpustakaan Nasional RI. 2000.
Pedoman Umum Penyelenggaraan
Perpustakaan Umum. Jakarta :
Perpustakaan Nasional RI.
Pearce dan Robinson.2008. Manajemen
Strategis: Formulasi,
Implementasi dan pengendalian.
Jakarta: Salemba Empat
Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis
SWOT dan Teknik Membedah
Kasus Bisnis. PT.Gramedia
Pustaka, Jakarta.
Siagian, Sondang. 2011. Manajemen
Stratejik. Jakarta : Bumi Aksara
Siregar, A. Ridwan. 2004. Perpustakaan
: Energi Pembangun Bangsa.
Medan :
USU Press.
Sugiyono. 2011 Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: ALFABET
Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Jakarta : Gramedia.
Sutarno NS. 2003. Perpustakaan dan
Masyrakat. Jakarta : Sagung Seto.
--------------. 2006. Manajemen
Perpustakaan : Suatu Pendekatan
Praktis. Jakarta : Sagung Seto
Suyanto. 2007. Marketing Strategi Top
Brand Indonesia, Yogyakarta:CV.
Andi Offset.
Tripomo, Tedjo, 2005. Manajemen
Strategi, Rekayasa Sains, Jakarta.
Tjiptono. 2006. . Manajemen Jasa. Andi
: Yogyakarta.
Umar, Husein, 2003. Strategic
Manajemen In Action. PT.
Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Wheelen, Thomas L dan Hungger, J.
Davis, 2012, Strategic
Management and Bussiness
Policy, Singapore, Addison
Wessley.
Penelitian terdahulu :