48
Oleh: Khoiri Zamroni NRP: 1110100022 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. rer.nat Bagus Jaya Santosa, S.U STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-40039-1110100022-presentation.pdfSTUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS,

Embed Size (px)

Citation preview

Oleh: Khoiri Zamroni NRP: 1110100022

Dosen Pembimbing: Prof. Dr. rer.nat Bagus Jaya Santosa, S.U

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN

MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI

ANALISA DATA

KESIMPULAN

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI

ANALISA DATA

KESIMPULAN

Latar Belakang

Potensi Panas Bumi

Pemanfaatan Panas Bumi Di Jawa Timur

Belum Maksimal

Penelitian sumber daya panas bumi

Metode Geofisika (Geomagnet)

Latar Belakang

Lokasi Penelitian

Perumusan Masalah

Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah bagaimana struktur bawah permukaan di sekitar daerah manifestasi panas-bumi desa wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo.

Batasan Masalah

1. Pengambilan data di sekitar daerah manifestasi panas-bumi desa Wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo. 2. Pengolahan data digunakan perangkat lunak Surfer. 3. Interprestasi data secara kualitatif menggunakan Software Matlab dan Magpick

Tujuan Penelitian

1. Mengetahui struktur bawah permukaan di sekitar daerah manifestasi panas-bumi desa wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo dari penyebaran anomalinya. 2. Mencari struktur yang mengontrol terjadinya manifestasi air panas di daerah tersebut.

Manfaat Penelitian

1. Memperoleh data terbaru tentang kondisi / potensi panas bumi di Wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo. 2. Data Tugas Akhir ini dapat digunakan untuk tahapan lebih lanjut, dalam melakukan eksplorasi panas bumi di Wagir lor, kecamatan Ngebel, kabupaten Ponorogo.

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI

ANALISA DATA

KESIMPULAN

Medan Magnet Bumi

Gambar Medan Magnet Bumi

Dr. Laurent Marescot

Metode Magnetik

Metode Geofisika

Intensitas Medan Magnet

Bawah Permukaan

Variasi Suseptibilitas

Medan Magnet dan Suseptibilitas

𝐌 = 𝜒𝑚𝐇

Dimana : M :Magnetisasi(emu) 𝜒𝑚: Suseptibilitas (emu/gr) H : Intensitas medan magnet(nT)

Suseptibilitas dan Temperatur Curie

𝜒𝑚 = 𝐶𝑇

Dimana : C :konstanta yang disebut konstanta Curie T : temperatur kelvin(K)

Sifat Kemagnetan Batuan

Sifat magnetik batuan dikelompokkan menjadi:

Diamagnetik

Contoh : batuan kuarsa, marmer,graphite,rock salt, dan anhydrite/gysum

Sifat Kemagnetan Batuan

Sifat magnetik batuan dikelompokkan menjadi:

Paramagnetik

Contoh: Olivine ,pyroxene,amphibole dan biotite

Sifat Kemagnetan Batuan

Sifat magnetik batuan dikelompokkan menjadi:

Ferromagnetik

Contoh:shale, sandstone , dolomite

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI

ANALISA DATA

KESIMPULAN

ALAT YANG DIGUNAKAN

Proton Magnetometer ENVI SCINTREX

GPS Kompas Geologi

Proton Magnetometer

Skema alat proton magnetometer

Diagram Alir Penelitian

Area penelitian

Luas Area penelitian: 1.5x1.5 km2 Jumlah Titik : 85 titik

Sudut inklinasi: -32.96 sudut deklinasi:1.20 niali IGRF sebesar: 44973,7.

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI

ANALISA DATA

KESIMPULAN

Pengolahan Data

Data Magnetik

Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian)

Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek

regional)

Reduksi Ke Kutub Bumi

Transformasi Psiodogravity

Interpretasi

Pengolahan Data

Data Magnetik

Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian)

Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek

regional)

Reduksi Ke Kutub Bumi

Transformasi Psiodogravity

Interpretasi

Pengolahan Data

Peta kontur sebelum dilakukan koreksi

Data Magnetik

Rumus Perhitungan

𝐻 =𝑡𝑛 − 𝑡𝑎𝑎𝑡𝑎𝑎 − 𝑡𝑎𝑎

(𝐻𝑎𝑎 − 𝐻𝑎𝑎)

Dimana: H : Nilai intensitas medan magnetik total tn :Waktu pengukuran di titik tertentu taw :Waktu pengukuran awal di base station tak : Waktu pengukuran akhir di base station Hak :intensitas medan magnet awal.

Data Magnetik

∆𝐻 = 𝐻 − 𝐻0 − 𝐻𝐷

Dimana ∆H :anomali intensitas medan magnet total H :intensitas medan magnet hasil observasi Ho :Intensitas medan magnet utama bumi(IGRF) HD :Intensitas medan magnet pengaruh luar(diural)/variasi harian

Pengolahan Data

Data Magnetik

Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian)

Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek

regional)

Reduksi Ke Kutub Bumi

Transformasi Psiodogravity

Interpretasi

Peta hasil koreksi

Peta kontur hasil koreksi IGRF dan variasi harian

Peta hasil koreksi

Peta kontur sebelum koreksi IGRF dan variasi harian

Pengolahan Data

Data Magnetik

Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian)

Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek

regional)

Reduksi Ke Kutub Bumi

Transformasi Psiodogravity

Interpretasi

Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional)

Peta Anomali Lokal Kontinuasi 350m Peta Anomali Regional Kontinuasi 350m

Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek regional)

Peta Anomali Regional Kontinuasi 350m

D

C

Hasil Sayatan C-B

Grafik Sayatan C-D

Pengolahan Data

Data Magnetik

Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian)

Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek

regional)

Reduksi Ke Kutub Bumi

Transformasi Psiodogravity

Interpretasi

Reduksi Ke Kutub Bumi

Peta kontur anomali magnetik lokal setelah direduksi ke kutub

Kontur anomali lokal

Peta kontur anomali Lokal

Pengolahan Data

Data Magnetik

Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian)

Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek

regional)

Reduksi Ke Kutub Bumi

Transformasi Psiodogravity

Interpretasi

Transformasi Pseudogravity

Peta kontur anomali magnetik lokal setelah ditransformasi pseudogravity

Reduksi Ke kutub

Peta kontur anomali magnetik lokal setelah direduksi ke kutub

Pengolahan Data

Data Magnetik

Koreksi Data (Koreksi IGRF dan Koreksi harian)

Kontinuitas Ke atas (Pemisahan efek lokal dan efek

regional)

Reduksi Ke Kutub Bumi

Transformasi Psiodogravity

Interpretasi

Interpretasi

Peta kontur anomali lokal dengan Sayatan A-B

Grafik hasil sayatan A-B

Model penampang vertikal sayatan A-B

Gambar Overlay peta countur dengan Peta penelitian

Hasil overlay dari anomali regional dengan peta geologi

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI

ANALISA DATA

KESIMPULAN

KESIMPULAN

Setelah melakukan akuisisi, pengolahan dan interpretasi data maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Anomali hasil pengolahan data menunjukkan adanya perbedaan clousure positif dan clousure negatif. Dengan nilai tertinggi 18000nT dan nilai terendah -18000nT.

2. Dari peta kontur reduksi ke kutub dan gradient horizontal transformasi pseudogravitasi dapat diketahui bahwa anomali magnetik memanjang dari arah selatan ke utara.

3. Hasil dari sayatan pada titik A-B menunjukkan adanya perbedaan material penyusun di bawah permukaaan. Kisaran nilai suseptibilitasnya 0.1x10-3-0.6x10-3 emu/g yang diidentifikasikan sebagai batuan sedimen.

4. Adanya manifestasi air panas pada daerah Ngebel disebabkan karena adanya sesar yang membujur dari selatan ke utara yang sesuai dengan data anomali magnetik.