11
STUDI EVALUASI KEBUTUHAN AIR IRIGASI PADA JARINGAN IRIGASI SUMBER BENDO JERUK KABUPATEN PROBOLINGGO Dian Ambarsari 1 , Rispiningtati 2 , Dian Chandrasasi 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia email : [email protected] ABSTRAK Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk mengairi areal irigasi seluas 1909 Ha. Penggunaan air irigasi di Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk dirasa masih kurang efektif dan kurang efisien, hal ini dapat dilihat ketika terjadi kekurangan air pada musim kemarau. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kebutuhan air irigasi di Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk, kemudian menghitung kembali kebutuhan air menggunakan dua metode pemberian air yaitu SCL (Stagnant Constant Level), SRI (System of Rice Intensification) dan menggunakan gabungan kedua metode tersebut, sehingga dapat mengoptimalkan kebutuhan air irigasi. Dari hasil evaluasi, didapatkan besarnya intensitas tanam padi pada Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk adalah 117,63% melebihi intensitas rencana tanam padi yang ditentukan yaitu sebesar 106,29%. Dengan menggunakan intensitas tananam yang sama kebutuhan air dengan metode SRI dapat menghemat air hingga 90%. Dengan menggabungkan antara kedua metode tersebut (SCL+SRI) pemberian air dapat menghemat 36%, dan dengan lebih ditingkatkan lagi intensitas tanam padi menggunakan metode SRI (259,39% padi) penggunaan air masih bisa menghemat hingga 90% dari metode SCL. Untuk meningkatkan hasil produksi padi dan penggunaan air secara efisien dan efektif maka penanaman padi menggunakan metode SRI (Sytem of Rice Intensification) merupakan solusi yang tepat untuk diterapkan para petani di daerah studi. Kata Kunci: Kebutuhan air irigasi, SCL, SRI, Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk ABSTRACT Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk irrigates an irrigation area covering 1909 Ha. The use of irrigation water in the Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk is considered less effective and less efficient seen from a water shortage occurred in the dry season. The purpose of this study for evaluated the need of irrigation water on Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk, and recalculated the water needs using two methods of irrigation, SCL (Stagnant Constant Level), SRI (System of Rice Intensification), and using a combination of both methods, so that can to optimize the needs of irrigation water. The results of the evaluation revealed that the intensity of rice plants in Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk was 117.63% exceeding the planned intensity of rice plants which was 106.29%. Using the intensity of similar plant, calculation of water needs using the SRI method could save water up to 90%. By combining the two methods (SCL+ SRI), it could save 36% water supply, and the increased intensity of rice plants using the SRI method (259.39% rice), water use could still save up to 90% of the SCL method. To increase the yield of rice production and water use efficiently and effectively the rice

Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

  • Upload
    ledien

  • View
    234

  • Download
    15

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

STUDI EVALUASI KEBUTUHAN AIR IRIGASI

PADA JARINGAN IRIGASI

SUMBER BENDO JERUK KABUPATEN PROBOLINGGO

Dian Ambarsari1, Rispiningtati2, Dian Chandrasasi2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya – Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia

email : [email protected]

ABSTRAK

Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk mengairi areal irigasi seluas 1909 Ha.

Penggunaan air irigasi di Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk dirasa masih kurang efektif

dan kurang efisien, hal ini dapat dilihat ketika terjadi kekurangan air pada musim kemarau.

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kebutuhan air irigasi di Jaringan Irigasi

Sumber Bendo Jeruk, kemudian menghitung kembali kebutuhan air menggunakan dua

metode pemberian air yaitu SCL (Stagnant Constant Level), SRI (System of Rice

Intensification) dan menggunakan gabungan kedua metode tersebut, sehingga dapat

mengoptimalkan kebutuhan air irigasi.

Dari hasil evaluasi, didapatkan besarnya intensitas tanam padi pada Jaringan Irigasi

Sumber Bendo Jeruk adalah 117,63% melebihi intensitas rencana tanam padi yang

ditentukan yaitu sebesar 106,29%. Dengan menggunakan intensitas tananam yang sama

kebutuhan air dengan metode SRI dapat menghemat air hingga 90%. Dengan

menggabungkan antara kedua metode tersebut (SCL+SRI) pemberian air dapat menghemat

36%, dan dengan lebih ditingkatkan lagi intensitas tanam padi menggunakan metode SRI

(259,39% padi) penggunaan air masih bisa menghemat hingga 90% dari metode SCL.

Untuk meningkatkan hasil produksi padi dan penggunaan air secara efisien dan efektif

maka penanaman padi menggunakan metode SRI (Sytem of Rice Intensification)

merupakan solusi yang tepat untuk diterapkan para petani di daerah studi.

Kata Kunci: Kebutuhan air irigasi, SCL, SRI, Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk

ABSTRACT

Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk irrigates an irrigation area covering

1909 Ha. The use of irrigation water in the Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk is

considered less effective and less efficient seen from a water shortage occurred in the dry

season.

The purpose of this study for evaluated the need of irrigation water on Irrigation

Network of Sumber Bendo Jeruk, and recalculated the water needs using two methods of

irrigation, SCL (Stagnant Constant Level), SRI (System of Rice Intensification), and using

a combination of both methods, so that can to optimize the needs of irrigation water.

The results of the evaluation revealed that the intensity of rice plants in Irrigation

Network of Sumber Bendo Jeruk was 117.63% exceeding the planned intensity of rice

plants which was 106.29%. Using the intensity of similar plant, calculation of water needs

using the SRI method could save water up to 90%. By combining the two methods (SCL+

SRI), it could save 36% water supply, and the increased intensity of rice plants using the

SRI method (259.39% rice), water use could still save up to 90% of the SCL method. To

increase the yield of rice production and water use efficiently and effectively the rice

Page 2: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

cultivation using the SRI (System of Rice Intensification) method is the right solution to be

applied to farmers in the study area.

Keywords: Irrigation water needs,SCL, SRI, Irrigation Network of Sumber Bendo Jeruk

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan pangan di Indonesia

terus meningkat seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk. Usaha

peningkatan produksi pangan harus

didukung oleh pengelolaan sumber daya

air yang baik, yaitu dengan mengelola

tata air secara efektif dan efisien.

Air merupakan salah satu faktor

penentu dalam proses produksi pertanian.

Terganggunya salah satu aspek dalam

pemberian air di sawah akan

mempengaruhi kinerja sistem yang ada.

Selama ini pemberian air di sawah

kadang-kadang masih berlebihan karena

banyak petani yang kurang memahami

pentingnya ketepatan pemberian air. Hal

ini mengakibatkan penggunaan air yang

kurang efektif dan efisien.

Penggunaan air irigasi di

Kabupaten Probolinggo dirasa masih

kurang efektif dan efisien, hal ini dapat

dilihat ketika terjadi kekurangan air pada

musim kemarau.

Perencanaan jaringan irigasi

didasarkan atas rencana tata tanam.

Rencana tata tanam ini merupakan

perpaduan antara permintaan luas

tanaman dari petani dengan ketersediaan

air yang berkaitan dengan musim selama

setahun maka terbentuklah Rencana Tata

Tanam Global (RTTG). Faktor yang

menjadi acuan dalam penyusunan pola

tata tanam diantaranya adalah kebutuhan

air. Untuk itu perlu adanya evaluasi

kebutuhan air irigasi sebagai rencana

sistem pembagian air irigasi.

Sosialisasi kepada kelompok tani

pun perlu dilakukan. Agar

ketidaksesuaian dengan kondisi lapangan

bisa teratasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Daerah Irigasi Sumber Bendo

Jeruk seluas 1909 Ha, merupakan Daerah

Irigasi yang terletak di Kabupaten

Probolinggo. Dam Sumber Bendo Jeruk

terletak di Kali Pandanlaras. Pengelolaan

wilayahnya dibawah pengawasan UPTD

Pengairan Wilayah Besuk.

Daerah Irigasi Sumber Bendo

Jeruk mencakup 22 Desa yang tersebar

pada 5 kecamatan. Permasalahan yang

ada di Jaringan Irigasi Sumber Bendo

Jeruk adalah sebagai berikut:

1. Pada bagian tengah (T As.1 Ki, T

As.2 Ki, T As.1 Ka) dan hilir (T Ks.2

Ki, T Ks.2 Tgh) Jaringan Irigasi

Sumber Bendo Jeruk mengalami

kekurangan air.

2. Rencana Tata Tanam Global (RTTG)

dikeluarkan oleh Dinas Pengairan

tidak terlaksana dengan baik atau

tidak sesuai dengan kondisi yang

ada. Antara RTTG dan keadaan

irigasi bulanan banyak

ketidaksesuaian baik dalam waktu

pelaksanaan maupun luasan tanaman

yang telah direncanakan.

Dari permasalahan yang ada,

maka diperlukan evaluasi pola tanam

guna mencukupi kebutuhan air tanaman

dengan ketersediaan air yang ada.

1.3 Batasan Masalah

Dalam studi ini diambil batasan

masalah sebagai berikut:

1. Studi ini dikhususkan pada Jaringan

Irigasi Sumber Bendo Jeruk yang

memiliki luas baku sawah 1909 Ha.

2. Mencari debit andalan dengan

metode modus dan median dengan

menggunakan data debit selama lima

tahun terakhir.

3. Kebutuhan air irigasi dihitung

dengan metode FPR dan LPR.

Page 3: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

4. Membahas tentang rencana tata

tanam.

5. Membahas tentang sistem pembagian

dan pemberian air irigasi.

6. Tidak membahas penyebab

kehilangan di saluran.

7. Tidak membahas tentang hidrolika.

1.4 Rumusan Masalah

Dalam studi ini diambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Berapakah nilai debit andalan yang

ada pada Dam Sumber Bendo Jeruk

dari Tahun 2010-2014?

2. Bagaimanakah hasil evaluasi

kebutuhan air irigasi kondisi

eksisting dan intensitas tanam di

Jaringan Irigasi Sumber Bendo

Jeruk?

3. Bagaimanakah rencana tata tanam

rencana untuk meningkatkan

intensitas tanam padi?

4. Bagaimanakah pemberian air irigasi

yang dibutuhkan untuk Jaringan

Irigasi Sumber Bendo Jeruk

berdasarkan sistem pemberian air

irigasi genangan terus-menerus

(Stagnant Constant Level) dan irigasi

hemat air (System of Rice

Intensification)?

5. Bagaimanakah rencana sistem

pembagian air yang sesuai untuk

Jaringan Irigasi Sumber Bendo

Jeruk?

1.5 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui debit andalan

yang ada pada Dam Sumber Bendo

Jeruk dari Tahun 2010-2014.

2. Untuk mengetahui hasil evaluasi

kebutuhan air irigasi dan intensitas

tanam di Jaringan Irigasi Sumber

Bendo Jeruk

3. Untuk mengetahui tata tanam yang

sesuai pada Jaringan Irigasi Sumber

Bendo Jeruk.

4. Untuk mengetahui pemberian air

irigasi yang dibutuhkan untuk

Jaringan Irigasi Sumber Bendo

Jeruk.

5. Untuk mengetahui sistem pembagian

air yang tepat untuk Jaringan Irigasi

Sumber Bendo Jeruk.

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan wawasan keilmuan

bagi para mahasiswa yang berminat

dalam bidang irigasi.

2. Dapat dijadikan sebagai informasi

usulan perbaikan rencana tata tanam

global pada Jaringan Irigasi Sumber

Bendo Jeruk untuk Dinas PU

Pengairan Kabupaten Probolinggo.

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Debit Andalan

Debit andalan (dependable flow)

adalah debit minimum sungai untuk

kemungkinan terpenuhi yang sudah

ditentukan yang dapat dipakai untuk

irigasi. Kemungkinan terpenuhi

ditetapkan 80% (kemungkinan bahwa

debit sungai lebih rendah dari debit

andalan adalah 20%) (Kriteria

Perencanaan Irigasi KP 01).

1(%)

n

mKeandalan (1)

dengan : m = nomor urut data

n = Jumlah data

1.1.1. Median

Median (median) adalah nilai

tengah dari suatu distribusi, atau

dikatakan variat yang membagi frekuensi

menjadi 2 (dua) bagian yang sama.

(Soewarno, 1995 Jilid 1:57).

a. Data yang belum dikelompokkan

1. Jumlah data ganjil

Untuk data yang jumlahnya ganjil,

median adalah data pada urutan ke (k1)

yang dapat dihitung dengan rumus:

k1 = (2)

Dimana:

k1= Letak median

n = Jumlah data

2. Jumlah data genap

Untuk data yang jumlahnya genap,

median adalah data pada titik tengah

Page 4: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

urutan data ke (k1) yang dapat dihitung

dengan rumus:

k1 = (3)

k2 = (4)

Dimana:

k1, k2 = Letak median

n = Jumlah data

b. Data yang dikelompokkan

Median dari data yang telah

dikelompokkan menjadi suatu distribusi

frekuensi dapat dihitungan dengan rumus

sebagai berikut:

Md = b + i (5)

Dimana:

Md = Median

I = Interval kelas

k1 = Letak median

b = Tepi bawah

f = Frekuansi kelas median

F = Frekuensi kumulatif sebelum

kelas median

1.1.2. Modus

Modus adalah variat yang terjadi

pada frekuensi yang paling banyak.

Sebelum menghitung nilai modus,

terlebih dahulu data yang disusun dalam

suatu distribusi frekuensi interval kelas

lalu nilai modus dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

Mo = B + i (6)

Dimana:

Mo = Modus

B = Batas bawah interval kelas

modus

i = Interval kelas

F = Frekuensi maksimum kelas

modus

f1 = Frekuensi sebelum kelas modus

f2 = Frekuensi setelah kelas

modus

2.2 Kebutuhan Air Irigasi Metode

FPR-LPR

Metode FPR Faktor Palawija Relatif merupakan

metode perhitungan kebutuhan air irigasi

yang berkembang di Jawa Timur. Dalam

situasi menipisnya sumber daya air di

Jawa Timur khususnya, perencanaan

kebutuhan air merupakan faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan

dalam pengelolan air yang tersedia.

LPR

QFPR

(7)

(2- 17)

dengan :

FPR = Faktor Palawija Relatif

(ltr/det/ha.pol)

Q = Debit yang mengalir di sungai

(ltr/det)

LPR = Luas Palawija Relatif (ha.pol)

Tabel 1. Nilai FPR Berdasarkan Berat

Jenis Tanah

Metode Nilai LPR (Luas Palawija Relatif)

Pada dasarnya nilai LPR adalah

perbandingan kebutuhan air antara jenis

tanaman satu dengan jenis tanaman

lainnya. Tanaman pembanding yang

digunakan adalah palawija yang

mempunyai nilai 1 (satu). Semua

kebutuhan tanaman yang akan dicari

terlebih dahulu dikonversikan dengan

kebutuhan air palawija yang akhirnya

didapatkan satu angka sebagai faktor

konversi untuk setiap jenis tanaman

(Huda, 2012: 14).

2.3 Sistem Pemberian Air Irigasi

Mengingat pentingnya fungsi air

bagi penanaman padi di sawah, maka

pengaturan pemberian air perlu

disesuaikan dengan kebutuhannya. Air

yang masuk ke petakan sawah akan

merembes ke bawah (infiltrasi) dan

perembesan diteruskan ke lapisan tanah

yang lebih bawah yang disebut perkolasi.

Kebutuhan air di sawah dan debit yang

diperlukan pada pintu pengambilan

dihitung dengan menggunakan

Jenis Tanah

FPR (l/det) ha. palawija

Air kurang Air cukup Air memadai

Alluvial 0.18 0.18 - 0.36 0.36

Latosol 0.12 0.12 - 0.23 0.23

Grumosol 0.06 0.06 - 0.12 0.12

Giliran Perlu Mungkin Tidak

Page 5: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

persamaan di bawah ini (Anonim,

1977:155):

000.101 xT

AxHQ

(8)

)1(

1

86400

12

Lx

QQ

(9)

dengan :

1Q = Kebutuhan harian air di

lapangan/petak sawah (m3/hr)

2Q = Kebutuhan harian air pada pintu

pemasukan (m3/det)

H = Tinggi genangan (m)

A = Luas area sawah (ha)

T = interval pemberian air (hari)

L = Kehilangan air di petak sawah

dan saluran

2.4 Pola Tanam

Pola tanam adalah pola mengenai

rencana tanam yang terdiri dari

pengaturan jenis tanaman, waktu

penanaman, tempat atau lokasi tanaman

dan luas areal tanaman yang memperoleh

hak atas air pada suatu daerah irigasi.

Penetapan pola tanam ini diperlukan agar

tanaman tidak kekurangan air dan agar

unsur hara didalam tanah yang diperlukan

oleh tanaman tidak habis. Selain itu

pengaturan pola tata tanam diperlukan

untuk memudahkan pengelolaan air

irigasi terutama pada musim kemarau,

dimana air irigasi yang tersedia sangat

sedikit sedangkan areal yang diairi

luasnya relatif sama dengan musim

penghujan (Kriteria Perencanaan Irigasi

KP 01).

2.5 Neraca Air

Untuk mengetahui kebutuhan air

irigasi untuk tanaman dan debit andalan

yang tersedia di intake maka dibuat

neraca air unutk satu daerah irigasi.

Sehingga kekurangan dan kelebihan air

dapat dipantau atau dievaluasi pada

perencanaan selanjutnya.

2.6 Sistem Golongan

Sistem golongan adalah memisah-

misahkan periode-periode pengolahan

(penggarapan) dengan maksud menekan

kebutuhan air maksimum. Pada saat-saat

dimana air tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan air tanaman dengan pengaliran

menerus, maka pemberian air tanaman

dilakukan dalam sistem pemberian air

secara bergilir, dengan maksud

menggunakan air lebih efisien. Sawah

dibagi menjadi golongan-golongan saat

permulaan pekerjaan sawah bergiliran

menurut golongan masing-masing.

2.7 Sistem Giliran

Sistem Giliran adalah cara

pemberian air di saluran tersier atau

saluran utama dengan interval waktu

tertentu bila debit yang tersedia kurang

dari faktor K. Jika persediaan air cukup

maka faktor K = 1 sedangkan pada

persediaan air kurang maka faktor K<1.

Rumus untuk menghitung faktor K

(Kunaifi, A.A. 2010:15):

dibutuhkanyangDebit

tersediayangDebitK

(10)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Sttudi

Bangunan utama dari Jaringan

Irigasi ini adalah Dam Sumber Bendo

Jeruk. Luas layanan Dam Sumber Bendo

Jeruk 1909 Ha. Berada di Kabupaten

Probolinggo dengan posisi 1120 51’ –

1130 30’ Bujur Timur dan 70 40’ – 80 10’

Lintang Selatan. Secara administrasi

batas wilayahnya adalah :

Sebelah Utara : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten

Lumajang dan Kabupaten Malang

Sebelah Barat : Kabupaten Pasuruan

Sebelah Timur : Kabupaten

Situbondo dan Kabupaten Jember

Sedangkan di sebelah Utara

bagian tengah terdapat Daerah Otonom

yaitu Kota Probolinggo

3.2 Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam

penelitian ini meliputi:

1. Data Debit

Dalam proses analisa, data debit

yang dipakai adalah data debit intake di

Page 6: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

Dam Sumber Bendo Jeruk, rerata 10

harian selama 5 tahun terakhir mulai

tahun 2010-2014. Data tersebut

digunakan untuk menghitung debit

andalan.

2. Data Irigasi

a. Skema jaringan irigasi untuk

mengetahui luas baku sawah

b. Data tanaman

c. Kebutuhan air irigasi kondisi

eksisting

d. Jadwal dan Pola tanam

e. Luas areal tanam

Semua keseluruhan data tersebut

didapatkan dari Dinas PU Pengairan

Kabupaten Probolinggo.

3.3 Langkah-Langkah Pengolahan

Data

Tahapan-tahapan dalam pengolahan

data tercantum pada Tabel 2:

Tabel 2. Pengolahan Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Debit Andalan

Debit minimum yang digunakan

dalam perhitungan ini debit yang diambil

dari debit minimum yang masuk ke

intake berdasarkan tingkat kebutuhan air

di petak sawah tiap periode. Berikut ini

adalah hasil perhitungan debit andalan

metode Modus dan Median.

Tabel 3. Perhitungan Debit Andalan

dalam liter/detik

4.2 Evaluasi Kondisi Eksisting

a. Pencapaian Rerata Intensitas Tanam

bila dibandingkan dengan RTTG

ditunjukkan pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Pencapaian Rerata Intensitas

Tanam dibandingkan dengan

RTTG

b. Nilai FPR Jaringan Irigasi Sumber

Bendo Jeruk selama 5 tahun (2010-

2014) ditunjukkan pada Tabel 5

Tabel 5. Nilai FPR Jaringan Irigasi

Sumber Bendo Jeruk dengan Jenis Tanah

Latosol

Sumber : Hasil Analisa

4.3 Pola Tanam Rencana

Memperhatikan evaluasi kondisi

pola tanam eksisting selama 5 (lima)

Jenis Tanaman

Pencapaian Luas Tanam (%) Jumlah (%)

MH MK I MK II

Renc Real Renc Real Renc Real Renc Real

Padi 90.57 89.33 10.48 25.22 5.24 3.08 106.29 117.63

Palawija dll 0.00 12.93 54.43 9.481 61.76 9.23 116.19 31.64

Tembakau 0.00 0.00 16.24 38.77 23.57 71.73 39.81 110.51

Tebu 9.43 0.53 18.86 0.43 9.43 0.388 37.72 1.35

Intensit as Tanam 100.00 102.80 100.00 73.90 100.00 84.43 300.00 261.13

Intensitas Tanam 90.57 102.26 64.90 34.70 67.00 12.31 222.47 149.27

Padi dan Palawija

Pedoman FPR (l/det) ha. palawija

Air kurang Air cukup Air memadai

Pemberian Air <0.12 0.12 - 0.23 >0.23

Musim Hujan 0,22

Musim Kemarau I 0,30

Musim Kemarau II 0,43

Giliran Perlu Mungkin Tidak

No. Analisa dan

Perhitungan

Data yang

diperlukan

Metode yang

Digunakan Keluaran

1. Kondisi Eksisting

Jaringan Irigasi

Data luas baku sawah

Jaringan Irigasi

2. Perhitungan Debit

Andalan

Data debit intake

periode 10 harian

selama 5 tahun (20 10-

2014)

- Metode Modus

dan Median

Nilai debit andalan

(Q80) (liter/detik)

3. Evaluasi pola tanam,

pemberian air, dan

neraca air kondisi

eksisting

- Data Rencana Tata

Tanam Global

2010-2014

- Realisasi Tanam 10

harian selama 5

tahun (20 10-2014)

- Nilai debit andalan

(liter/detik)

- Pemberian air

eksisting

(liter/detik)

- Membandingkan

besarnya intensitas

tanam rencana

dengan realisasi

- FPR-LPR

- Faktor K dalam

Neraca air

eksisting

(membandingkan

antara Q yang

tersedia dengan

hasil perhitungan

pemberian air)

- Evaluasi sebagai

dasar penyusunan

RTTG dengan

meningkatkan

intensitas tanam

- Rerata pemberian air

eksisting (liter/detik)

- Penentuan sis tem

pembagian air

(rotasi atau terus -

menerus)

4.

Rencana Pola Tanam Rencana Tata Tanam

Global 20 10-2014

Merencanakan Pola

Tanam berdasarkan

evaluasi RTTG

eksisting selama 5

tahun

Pola Tanam Rencana

5. Rencana pembagian

air dan analisa neraca

air rencana

- Nilai FPR hasil

evaluasi kondisi

eksisting

- Pemberian air

rencana dengan

metode SCL, SRI,

gabungan

SCL&SRI (lt/detik)

- Q tersedia

- Metode SCL

- Metode SRI

- Gabungan metode

SCL dan SRI

- Faktor K

Pemberian air rencana

(lt/detik) dan kriteria

pemberian air irigasi

8. Analisa jadwal

pemberian air irigasi

a. Hasil evaluasi

neraca air rencana

b. Pola tanam rencana

Jadwal pemberian air

irigasi

Q tersedia

9. Kesimpula n dan

saran

I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III

2010 1832 1208 2498 2063 2580 2897 3229 3471 3480 3535 3320 2950 2476 1763 1470 1569 1570 1903 1842 1607 1189 1097 1062 1023 1038 919 1092 923 1040 1099 1061 1020 1513 1310 2744 3295

2011 3432 3210 3128 3128 3364 3432 3608 3432 3019 3098 3098 3432 4019 4019 3689 3098 2876 2581 2708 2708 2254 1558 1421 1390 1421 1303 1088 1315 1295 1210 2585 2062 2257 2354 1868 2133

2012 2133 2876 3230 3098 2876 2354 2883 2615 2456 2667 2354 2558 3098 2354 1868 1868 2236 1868 1421 1285 1225 1201 1017 1017 1017 868 902 1272 1366 1219 1218 1476 1801 2361 2719 2638

2013 2368 1868 2133 1944 2236 3432 2354 1868 2354 2354 1648 2118 2445 2254 2354 2354 2354 2354 2354 2354 1421 1421 1336 1173 1173 941 834 795 856 896 829 1017 1421 1560 1868 1868

2014 2058 2354 2558 2876 3386 3432 3098 3341 2876 2876 2876 2876 2663 2354 2288 2354 2155 2155 2354 2058 1595 1229 1254 1027 1944 2236 891 873 837 847 713 691 797 1017 1094 1507

Jmlh Data 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Rata-rata 2365 2303 2709 2622 2888 3109 3034 2945 2837 2906 2659 2787 2940 2549 2334 2249 2238 2172 2136 2002 1537 1301 1218 1126 1319 1253 961 1036 1079 1054 1281 1253 1558 1720 2059 2288

Max 3432 3210 3230 3128 3386 3432 3608 3471 3480 3535 3320 3432 4019 4019 3689 3098 2876 2581 2708 2708 2254 1558 1421 1390 1944 2236 1092 1315 1366 1219 2585 2062 2257 2361 2744 3295

Min 1832 1208 2133 1944 2236 2354 2354 1868 2354 2354 1648 2118 2445 1763 1470 1569 1570 1868 1421 1285 1189 1097 1017 1017 1017 868 834 795 837 847 713 691 797 1017 1094 1507

Desember

Bulan

Juni Juli Agustus September Oktober NovemberMeiTahun Januari Februari Maret April

I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II IIIJan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Page 7: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

tahun periode tanam, maka pola tanam

yang direncanakan adalah meningkatkan

intensitas tanam padi rencana dengan

mempertimbangkan pola tanam yang

sesuai dengan kebiasaan petani setempat

yaitu Padi + Palawija + Tebu – Padi +

Palawija/Tembakau + Tebu – Padi +

Palawija/Tembakau + Tebu.

Tabel 6. Pola Tanam Rencana Jaringan

Irigasi Sumber Bendo Jeruk

4.4 Rencana Pembagian Air

Pembagian golongan dalam setiap

sistem jaringan irigasi melalui bangunan

bendung direncanakan sesuai yang

tercantum dalam Tabel 7.

Tabel 7. Pembagian Golongan Jaringan

Irigasi Sumber Bendo Jeruk

4.4.1. Kebutuhan Air Irigasi dengan

Metode Terus-Menerus (Stagnant

Constant Level)

Kriteria nilai FPR dan LPR

sebagaimana penjelasan di BAB II

merupakan terapan yang digunakan untuk

daerah Provinsi Jawa Timur. Nilai FPR

dan LPR dalam perhitungan ini

berdasarkan hasil evaluasi kriteria FPR

dan LPR.

Tabel 8. Perhitungan Kebutuhan Air

Metode SCL

4.4.2. Kebutuhan Air Irigasi dengan

Metode SRI (System of Rice

Intensification)

Untuk perhitungan kebutuhan air

metode SRI dapat dilihat pada Tabel 9.

Musim Jenis

Tanam Tanaman Ha (%) I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III Padi Total

Luas Baku Sawah 1909 Ha

Padi 1800 94.29 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 44 2.30

Tembakau - 0

Tebu 65 3.40

Padi 1622.7 85.00 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 27.72 1.45

Tembakau 133.63 7.00

Tebu 125 6.55

Padi 763.6 40.00 PL PLPL

PLPL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 946.77 49.60

Tembakau 133.63 7.00

Tebu 65 3.40

Sumber : Dinas Pengairan Jember Total 219.29 300.00

Sep Intensitas Tanam (%)

MH

MK I

Jun Jul Agt

Palawija

Tembakau

Tebu

Palawija

Tebu

100.00

85.00 100.00

MK II

Rencana Mar Apr MeiOkt Nov Des Jan Feb

40.000 100.00

94.29

Palawija

Tembakau

Tebu

Gol. Nama Petak DesaLuas Baku Sawah

(Ha)

Karangren 44

Seboro 25

Karangren 48

Katimoho 50

Seboro 1

T. Sj. 2. Tengah Kedung Caluk 60

T. Sj. 2. Kanan Kedung Caluk 46

T. Sj. 3. Kiri Kedung Caluk 19

Kedung Caluk 13

Dawuhan 23

Soka’an 60

Dawuhan 44

Soka’an 132

Matekan 39

604

T. Sj. 7 Kiri Matekan 27

T. Sj. 8 Kiri 1 Matekan 39

Krampilan 125

Matekan 12

Krampilan 45

Alas Kulon 2

Krampilan 10

Alas Kulon 16

Besuk 7

Matekan 42

Soka’an 32

Gebangan 36

Matekan 16

Kandang Jati Wetan 18

Kandang Jati Kulon 10

Matekan 10

Krampilan 1

Kandang Jati Wetan 85

Alas Kulon 15

T. As. 2 Kiri Alas Kulon 13

Alas Kulon 59

Alas Kandang 1

621

Besuk Agung 3

Alas Kandang 60

Besuk Kidul 2

Besuk Agung 26

Alas Kandang 5

Randu Jalak 77

Sindet Lami 1

Alas Tengah 9

Sindet Lami 34

Randu Jalak 14

Alas Tengah 77

Glagah 90

Kandang Jati Wetan 54

T. Ks. 1 Kiri Alas Kandang 3

Alas Kandang 13

Alas Lor 75

Taman Sari 28

Sumber Lele 1

T. Ks. 2 Tengah Alas Kandang 40

Alas Kandang 15

Randu Jalak 17

Alas Tengah 40

684

1909

Hulu

T. Sj. 1. Kiri

T. Sj. 2. Kiri

T. Sj. 4. Kiri

T. Sj. 5. Kiri

T. Sj. 6. Kiri

Jumlah

Tengah

T. Sj. 8 Kiri 2

T. Sj. 9 Kiri 1

T. Sj. 9 Kiri 2

T. Mk. 1 Kiri

T. Mk. 1 Tengah

T. Mk. 1 Kanan

T. As. 1 Kiri

T. As. 2 Kanan

Jumlah

Hilir

T. Sj. 10 Kiri

T. Sj. 10 Kanan

T. Sj. 11 Kiri

T. Sj. 12 Kiri

T. Ks. 2 Kiri

T. Ks. 2 Kanan

Jumlah

Total Keseluruhan

Page 8: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

Tabel 9. Perhitungan Kebutuhan Air

Metode SRI

Sebagai pembanding dalam

menggunakan metode SRI, maka dibuat

rencana pola tanam ulang dengan

meningkatkan lagi intensitas tanam padi

pada MK II. Rencana pola tanam yang ke

dua ini dapat dilihat pada Tabel 10 dan

perhitungan kebutuhan airnya pada Tabel

11.

Tabel 10. Rencana Pola Tanam ke-2

Tabel 11. Kebutuhan Air Irigasi untuk

Rencana Pola Tanam ke-2

Dari analisa perencanaan pola

tanam tanam, maka penulis mencoba

menggabungkan cara pemberian air

metode SCL dengan metode SRI dalam

satu pola tanam dengan memilih 36,51%

petak tersier dibagian hulu dan tengah

menggunakan metode SRI. Pola tanam

gabungan antara metode SCL dan SRI ini

dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Pola Tanam Gabungan antara

Metode SCL dan Metode SRI

Musim Jenis

Tanam Tanaman Ha (%) I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III Padi Total

Luas Baku Sawah 1909 Ha

Padi 1734 90.83 PL PL

PL PL Padi

PL PL

Palawija dll - 0.00

Tembakau - 0.00

Tebu 175 9.17

Padi 1609 84.28 PL PL

PL PL Padi

PL PL

Palawija dll - 0.00

Tembakau 100 5.24

Tebu 200 10.48

Padi 1609 84.28 PL PL

PL PL Padi

PL PL

Palawija dll - 0.00

Tembakau 100 5.24

Tebu 200 10.48

Sumber : Dinas Pengairan Jember Total 259.40 300.00

Tebu

MK II 84.285 100.00

Tembakau

Tebu

MK I 84.28 100.00

90.83 100.00

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Intensitas Tanam (%)

MH

Tebu

Tembakau

Rencana Okt Nov

Musim Jenis

Tanam Tanaman Ha (%) Ha (%) Ha (%) I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III Padi Total

Luas Baku Sawah 1909 Ha

Padi 1800 94.29 1103 57.78 697 36.51 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 44 2.30

Tembakau - 0

Tebu 65 3.40

Padi 1623 85.00 926 48.49 697 36.51 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 65.9 3.45

Tembakau 95.45 5.00

Tebu 125 6.55

Padi 763.6 40.00 67 3.49 697 36.51 PLPL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 985 51.60

Tembakau 95.45 5.00

Tebu 65 3.40

Sumber : Dinas Pengairan Jember Total 219.29 300.00

Tebu

100.00

Metode SCL Metode SRI

Tebu

MK II 40.000

Des Jan Feb Mar Apr Mei

MK I Palawija

MHPalawija

Tembakau

Rencana Okt Nov

100.00Palawija

Tembakau

Tebu

Jun Jul Agt Sep Intensitas Tanam (%)

94.29 100.00

85.00

Page 9: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

Perhitungan kebutuhan airnya dapat

dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Kebutuhan Air dengan Metode

SCL dan SRI

4.5 Jadwal Rotasi pada Jaringan

Irigasi Sumber Bendo Jeruk

Jadwal rotasi dibuat berdasarkan

hasil evaluasi neraca air dan pembagian

air, dan menurut hasil evaluasi

pembagian air, metode SCL lah yang

memerlukan jadwal rotasi golongan.

Tujuan jadwal rotasi ini adalah untuk

mengatur jatah waktu rotasi pada tiap

blok golongan yang sudah ditentukan.

Kemudian untuk jadwal

pemberian air perharinya dihitung 12 jam

dimulai dari jam 05.00 pagi dan

pembagian jamnya disesuaikan dengan

perhitungan lama gilir. Jadwal pemberian

air irigasi tiap musimnya dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Jadwal Pembagian Air Irigasi

Tabel 15. Rekapitulasi Tingkat Kejadian

Rotasi pada Jaringan Irigasi Sumber

Bendo Jeruk

Dari hasil rekapitulasi kejadian

rotasi dengan intensitas tanam yang sama

antara Metode SCL, SRI dan gabungan

antara metode SCL dan SRI dengan

evaluasi neraca air menggunakan debit

Modus, dapat diketahui bahwa dalam satu

tahun periode tanam, Metode SRI tidak

ada kejadian rotasi dibandingkan dengan

Metode SCL (32 kali) dan metode

gabungan (SCL&SRI) (13 kali).

Sedangkan evaluasi neraca air

menggunakan debit Minimum, Metode

SRI tidak ada kejadian rotasi kemudian

Metode SCL ada kejadian rotasi

sebanyak 32 kali dan metode gabungan

(SCL&SRI) 26 kali.

Keb.Air Total Keb. Q modus Kriteria

(lt/det) Air (lt/det) max (lt/det) Pemberian air Periode I Periode II Periode III Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

Gol

.1

1332

.05

39 40

Gol

.2

1369

.54

39 41

05.0

0

08.0

0

12.0

0

17.0

0

Gol

.3

1508

.48

40 41

Gol

.1

1955

.97

40 39

Gol

.2

2011

.03

41 39

05.0

0

09.0

0

14.0

0

17.0

0

Gol

.3

2215

.04

40 41

Gol

.1

1806

.94

38

Gol

.2

1857

.80

39

05.0

0

07.0

0

10.0

0

17.0

0

Gol

.3

2046

.27

43

Gol.2 Gol.3

Mus

im T

anam

III

5711

.00

2493

.50

Gil

iran

Sal

. Sek

unde

r

Gol.1

Lama Gilir (jam) Jadwal Pemberian Air

Mus

im T

anam

II

6182

.04

3216

.40

Gil

iran

Sal

. ter

sier

Mus

im T

anam

I

4210

.07

2376

.78

Gil

iran

Sal

. ter

sier

Gol.1 & Gol.3 Gol.2 & Gol.3

Gol.1 & Gol.2

Gol.1 & Gol.2

Gol.2 & Gol.3Gol. 1 & Gol. 3

Page 10: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dari studi

ini maka dapat diambil beberapa

kesimpulan, diantaranya adalah:

1. Besarnya debit andalan Dam Sumber

Bendo Jeruk menggunakan Q modus

yaitu:

a) MT I (minimum) :882 lt/dt

(maksimum) :2377 lt/dt

b) MT II (minimum) :2139 lt/dt

(maksimum) :3216 lt/dt

c) MT III (minimum) :877 lt/dt

(maksimum) :2494 lt/dt

2. Kebutuhan air eksisting untuk

pembibitan padi adalah 8,064

lt/dt/Ha, untuk garap tanahnya 2,125

lt/dt/Ha, untuk tanam padinya adalah

1,94 lt/dt/Ha untuk luasan

maksimum 1840 Ha dalam satu

tahun. Kemudian dari hasil evaluasi,

besarnya intensitas tanam padi pada

Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk

adalah 117,63% melebihi intensitas

rencana tanam padi yang ditentukan

sebesar 106,29 %.

3. Rencana tata tanam di Jaringan

Irigasi Sumber Bendo Jeruk adalah

meningkatkan intensitan tanam padi

dengan mempertimbangkan pola

tanam yang sesuai dengan kebiasaan

petani. Dari hasil pembahasan

besarnya intensitas tanam padi bisa

mencapai 215%.

4. Dengan menggunakan intensitas

tananam yang sama pekebutuhan air

dengan metode SRI dapat

menghemat air hingga 90% dari

metode SCL dan dengan

menggabungkan antara kedua

metode tersebut (SCL + SRI)

pemberian air dapat menghemat

36%, dan dengan lebih ditingkatkan

lagi intensitas tanam padi

mengunakan metode SRI (259,39%

padi) penggunaan air masih bisa

menghemat hingga 90% dari metode

SCL.

5. Jaringan Irigasi Sumber Bendo Jeruk

apabila menggunakan metode SCL

pada MT I dan MT II pemberian air

dilakukan rotasi gilir tingkat tersier.

Jadwal pembagian air tersebut setiap

periodenya menjatah air pada dua

blok golongan secara bergiliran.

Sedangkan pada MT III pemberian

air dilakukan rotasi gilir tingkat

sekunder. Jadwal pembagian air

tersebut setiap periodenya menjatah

air pada satu blok golongan secara

bergiliran.

5.2 Saran

Untuk meningkatkan hasil

produksi padi dan penggunaan air secara

efisien dan efektif maka penanaman padi

menggunakan metode SRI (Sytem of Rice

Intensification) merupakan solusi yang

tepat yang dapat diterapkan oleh para

petani. Selain memerlukan tenaga petani

yang trampil, perlu adanya perhatian

khusus dari pemerintah setempat seperti

pengenalan penanaman padi metode SRI

dan apabila menggunakan metode SCL

petani perlu diberi pengertian tentang

sistem rotasi secara gilir golongan agar

tidak terjadi perselisihan antar petani

setempat.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Amrina, B. G. 2013. Evaluasi Kebutuhan

Air Irigasi Sebagai Rencana

Sistem Pembagian Air Irigasi

Pada Jaringan Irigasi Jenggawah

Kabupaten Jember. Skripsi tidak

dipublikasikan. Malang :

Universitas Brawijaya.

Departemen Pekerjaan Umum. 1986.

Standar Perencanaan Irigasi,

Kriteria Perencanaan Bagian

Perencanaan Jaringan Irigasi

KP-01. Bandung : Galang Persada

Huda, M. N. 2012. Kajian Sistem

Pemberian Air Irigasi sebagai

Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi

pada Daerah Irigasi Tumpang

Kabupaten Malang. Skripsi tidak

dipublikasikan. Malang :

Universitas Brawijaya.

Page 11: Studi Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi Pada Jaringan Irigasi Sumber

Kunaifi, A. A. 2010. Pola Penyediaan

Air DI. Tibunangka dengan

Sumur Renteng pada Sistem

Suplesi Renggung. Tesis tidak

dipubikasikan. Malang :

Universitas Brawijaya.

Mawardi, H. 2007. Desain Hidraulik

Bangunan Irigasi. Bandung :

Alfabeta.

Prawito. 2010.

http://adiprawito.dosen.narotama.

ac.id/files/2011/07/kebutuhan-air-

irigasi.ppt. (diakses pada 15

September 2015)

Purba, J. H. 2011. Kebutuhan dan Cara

Pemberian Air Irigasi untuk

Tanamanpadi Sawah (Oryza

sativa L.). WIDYATECH Jurnal

Sains dan Teknologi Vol.10 No.3.

http://jurnalwidyatech.files.wordp

ress.com/2012/02/jhon-hardy-

purba.pdf. (diakses pada 6

Desember 2013).

Soewarno. 1995. Hidrologi (Aplikasi

Metode Statistik untuk Analisa

Data jilid I).Bandung : Nova.

Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air

Tanaman. Malang : Institut

Teknologi Nasional Malang Press.

Sosrodarsono, S., Takeda, K. 2003.

Hidrologi untuk Pengairan.

Jakarta : PT. Pradnya Paramitha.

Wawan. 2010. Bab II Teori dasar

Kebutuhan Air Irigasi.

http://thepowerofhalal.blogspot.co

m/2010/10/bab-ii-teori-dasar-

kebutuhan-air.html (diakses pada

20 September 2015)