Studi Kelayakan Inudstri Teh Goreng

Embed Size (px)

Citation preview

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Bab I PENDAHULUANA. Latar Belakang Teh (Camellia sinensis) merupakan salah satu komoditi andalan Provinsi Jawa Barat yang dikenal masyarakat sejak zaman Hindia Belanda (tahun 1860). Melalui sejarah yang panjang, perkebunan teh dibudidayakan dan dikelola oleh perusahaan negara, perusahaan swasta, maupun perkebunan rakyat. Usaha pembuatan minuman teh di Kabupaten Bandung sendiri, didukung oleh areal kebun teh yang sangat luas. Tentunya perkembangan usaha ini tidak jauh dari perkembangan pertanian di Kabupaten Bandung terutama perkebunan tehnya. Perkebunan teh tersebut banyak terdapat di pegunungan yang memiliki suhu udara relatif rendah dan mendapatkan pasokan air yang cukup teratur. Usaha pembuatan teh ini dikelola dan ang dikerjakan oleh sumber daya manusia lokal. Bahan baku dibeli dari perkebunan teh milik rakyat sekitar, diproses menjadi minuman teh di tempat usaha yang dimiliki. Usaha teh ini memiliki prospek yang c cukup bagus, mengingat pasar teh di Indonesia cukup luas. Dengan inovasi produk yang dihasilkan, maka pasar teh yang akan tergarap akan semakin luas. B. Gambaran Umum Potensi Usaha Teh Goreng hadir sebagai alternatif baru dalam konsumsi teh sebagai minuman. Inovasi akan menghasilkan diferensiasi yang menjadi nilai untuk bersaing di pasar teh, karena pemain di usaha/industri teh ini sudah banyak. Baik untuk kebutuhan domestik maupun luar negeri. Inovasi yang diberikan adalah hadirnya suatu produk bernama teh goreng. Inovasi yang diberikan adalah nama yang unik dan pengemasannya. Namun, sebenarnya teh goreng ini merupakan teh hitam ortodox, yang masih belum familiar di telinga konsumen. Teh ortodox memiliki kekhasan dari segi aroma teh yang dihasilkan, terutama saat penyeduhan. Selain itu, flavour juga sedikit ditambah untuk memperkuat rasa dan aroma teh goreng. Ada 3 varian rasa : yaitu cinnamon, vanilla melati, dan lemon. Flavour yang dipilih merupakan flavour dengan bahan alami yang

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

tidak menghilangkan aroma khas dari teh goreng, melainkan akan memperkuat aromanya.

Gambar 1. Varian Flavour Teh Goreng C. Tujuan Tujuan proyek ini adalah mendirikan sistem pertanian terintegrasi pengolahan teh untuk mendukung program pengembangan pertanian melalui agroindustri, yaitu berupa pendirian usaha pengolahan teh dengan diferensiasi produk.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Bab II ASPEK UMUM DAN LEGALITASA. Profil Usaha CV Bandung Wangi Indosari (logo perusahaan pada Gambar 2) bergerak di bidang proses pengolahan komoditas daun teh menjadi minuman teh seduh, yaitu produk Teh Goreng. Proses yang disajikan sebenarnya merupakan produk teh hitam orthodox yang merupakan salah satu jenis dari diversifikasi pengolahan teh sebagai minuman.

Gambar 2. Logo Perusahaan Proses produksi Teh Goreng dilakukan otomatisasi di hampir semua stasiunnya, namun untuk pengemasannya masih jadi memerlukan tenaga manual. Sehingga, penyerapan tenaga kerja di sekitar masih dapat dilakukan. CV Bandung Wangi Indosari didirikan di daerah yang dekat dengan sumber bahan baku (perkebunan teh). Karena sifat bahan baku yang merupakan bahan pertanian y yang memiliki sifat perishable kamba, dan perishable, musiman. Sehingga, pemilihan tempat yang dekat dengan bahan baku diharapkan dapat mengurangi resiko menurunnya kualitas bahan baku. B. Lokasi Proyek pendirian industri Teh Goreng oleh CV. Bandung Wangi Indosari berlokasi di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Alasan pemilihan Kecamatan Pasirjambu adalah karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah sentra perkebunan teh di Bandung. Pertimbangan lainnya adalah karena daerah pemasarannya yang cukup dekat dengan Ibukota Jakarta dan Bandung merupakan pusat wisata kuliner di Jawa Barat. Kabupaten Bandung adalah Daerah Tk. II bagian dari Provinsi Jawa Barat, yang terletak pada suatu dataran tinggi diantara 641' - 7'19' Lintang Selatan dan di antara 10722' - 1085' Bujur Timur pada ketinggian antara

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

110 m sampai dengan 2429 m di atas permukaan laut dengan luas wilayah meliputi 309.207,93 Hektar. Letak daerah ini sangat strategis, bisa ditempuh dari Ibu Kota Negara (Jakarta) hanya 2 jam saja, bahkan dengan pesa pesawat terbang hanya memakan waktu 30 menit. Kecamatan Pasirjambu ini dibatasi oleh : - Sebelah Utara :Kecamatan Cililin - Sebelah Timur :Kecamatan Soreang, Banjaran, dan Pangalengan - Sebelah Selatan :Kecamatan Garut - Sebelah Barat :Kecamatan Ciwidey

Gambar 3. Peta Wilayah Kecamatan Pasirjambu ambar

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

C. Perizinan Dalam perizinan pendirian CV, izin izin yang perlu diajukan adalah : izin-izin 1. Akta yang dikeluarkan oleh notaris. 2. Permohonan Surat Keterangan Domisili diajukan kepada Kepala Kantor Kelurahan setempat sesuai dengan Alamat Kantor perusahaan berada, sebagai bukti keterangan/keberadaan alamat perusahaan. 3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan Surat Keterangan sebagai Wajib Pajak, diajukan pada Kantor Pelayanan Pajak sesuai dengan keberadaan domisili perusahaan. 4. UUG/SITU ITU-Surat Izin Tempat Usaha, UUG/SITU Ini diperlukan untuk proses Izin Usaha Industri/Tanda Daftar Industri atau SIUP SIUP-Surat Izin Usaha Perdagangan atau untuk Izin kegiatan usaha yang dipersyaratkan adanya UUG/SITU berdasarkan Undang Undang-undang Gangguan. 5. SIUP-Surat Izin Usaha Perdagangan, Surat keberadaan domisili Perusahaan. 6. TDP-Tanda Daftar Perusahaan, Permohonan pendaftaran diajukan Tanda kepada Kantor Dinas Perindustrian & Perdagangan Kota/Kabupaten Perdagangan cq. Kantor Pendaftaran Daftar perusahaan Perusahaan sesuai dengan bukti domisili bahwa perusahaan. Bagi perusahaan yang telah terdaftar akan diberikan sertifikat Tanda sebagai Perusahaan/Badan Usaha telah melakukan Wajib Daftar Perusahaan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 37/M-DAG/PER/9/2007 37/M DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan . D. Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu hubungan dan susunan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi ataupun perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Permohonan SIUP diajukan kepada Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten/Propinsi sesuai dengan

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

CV Bandung Wangi Indosari membutuhkan beberapa tenaga kerja dalam menjalankan kegiatan operasional di industri agar dapat beroperasi alam beroperasi. Manajemen CV ini telah menyusun suatu struktur organisasi yang diharapkan dapat menunjang kelancaran kegiatan operasional yang sedang dijalankan. CV Bandung Wangi Indosari memiliki struktur organisasi sebagai berikut. Direktur Utama

General Manager

Manager HRD&GA

Manager Marketing

Manager SCM

Manager Finance&Accounting

Manager Produksi

Manager PDQA

HRD Head

PPIC

Finance & Accounting IA dan Sisdur

Production Asst. Manager Technician Asst. Manager

PD

GA

FG & Distribution Purchasing

QA

Gambar 4. Bagan Struktur Organisasi CV. Bandung Wangi Indosari . E. Personalia Karena berbentuk CV atau usaha dengan skala menengah, beberapa posisi dapat dilakukan oleh 1 karyawan, namun untuk pengembangannya, akan dibagi-bagi menurut struktur organisasi yang sudah dipaparkan. bagi Untuk kebutuhan tenaga kerja, CV Bandung Wangi Indosari akan merekrut tenaga kerja dengan total 30 orang karyawan dengan deskripsi sebagai karyawan berikut : Divisi HRD & GA : 2 orang. Divisi Marketing : 2 orang. Divisi SCM : 2 orang.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

-

Divisi Finance & Accounting : 2 orang. Divisi Produksi : 20 orang. Divisi PDQA : 2 orang.

Perekrutan karyawan dilakukan dengan penerimaan lamaran pekerja, kemudian dikualifikasi, lalu tahap selanjutnya adalah intervie Untuk divisi interview. produksi, dibutuhkan tenaga kerja untuk proses produksi, yang diutamakan uhkan perekrutannya dari masyarakat sekitar ya dapat dididik. yang

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Bab III ASPEK TEKNIK PERENCANAANA. Umur Proyek/ Kerangka Waktu Evaluasi Umur proyek mulai dari pendirian hingga kegiatan operasional produksi direncanakan selama 1 tahun. Sepuluh bulan pertama direncanakan sebagai masa pembangunan dan pendirian bangunan produksi, termasuk di dalamnya comissioning dan uji coba produksi. Pada bulan pertama produksi direncanakan kapasitas produksi adalah 80 persen dari kapasitas terpasang, kemudian pada bulan kedua ditingkatkan menjadi 90 persen dari kapasitas persen terpasang, kemudian bulan bulan selanjutnya kapasitas produksi menjadi bulan-bulan 100% kapasitas terpasang. Selanjutnya secara berkala setiap akhir tahun akan dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi proyek untuk memastikan bahwa proyek berjalan secara efektif dan efisien, sekaligus mengantisipasi berjalan perubahan yang mungkin terjadi selama proyek berjalan. B. Skala Proyek Total kapasitas terpasang bangunan pengolahan teh goreng CV. Bandung Wangi Indosari saat ini baru sebesar 50 Kg Teh/hari. Namun, kapasitas terpasang tersebut sudah lebih dari cukup untuk mengolah daun teh segar menjadi teh goreng, dimana daun segar yang diolah per harinya baru sebanyak 45 Kg, yang dapat menghasilkan 200 kemasan teh goreng. Dalam pelaksanaan produksi nantinya, tentu saja dimungkinkan akan terjadinya kelebihan bahan baku daun teh segar ketika musim panen, ataupun terjadi kesulitan mendapatkan bahan baku pada waktu waktu tertentu. Hal ini waktu-waktu tentu dapat diatasi dengan membuat penjadwalan yang baik untuk melakukan produksi teh goreng. Kerjasama yang dilakukan dengan petani pemasok bahan baku pun harus secara profesional, saling mengunutngkan kedua belah pihak. C. Topografi Kecamatan Pasirjambu terletak di daerah pegunungan di Kabupaten Bandung. Kondisi lingkungan tersebut sangat sesuai sebagai daerah

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

perkebunan teh, sehingga daerah ini dijadikan sebagai salah satu pusat perkebunan teh di Jawa Barat. D. Bahan Baku Bahan baku yang diperlukan untuk membuat produk teh goreng adalah sebagai berikut. 1. Daun Teh Segar Dalam proses produksi teh goreng, dibutuhkan bahan segar agar kualitas teh goreng yang dihasilkan tinggi serta menghasilkan cita rasa teh yang baik. Daun teh yang digunakan merupakan daun teh hasil petikan halus, yaitu pucuk peko dengan satu daun atau pucuk burung etikan dengan satu daun muda. Petikan halus merupakan daun teh grade I sehingga dalam proses produksi dapat mencapai kualitas teh yang hingga terbaik. 2. Flavour Produk teh goreng yang diproduksi oleh PT. Bandung Wangi Indosari merupakan teh goreng dengan tambahan tiga jenis flavour. Tujuan dari penambahan flavour adalah memberikan pilihan aneka rasa dan aroma dalam mengkonsusi teh. Flavour yang digunakan adalah le lemon flavour, vanilla jasmine flavour, dan cinnamon flavour. Flavour yang digunakan disuplai dari pabrik pengahsil flavour dalam bentuk sachet plastik dengan kapasitas 5 gram. 3. Bahan Pengemas a. Kemasan Primer Kemasan primer merupakan kemasan yang membungkus kemasan sekunder dan flavour. Kemasan primer yang digunakan pada industri teh goreng adalah alloy. Pemilihan alloy sebagai kemasan sekunder dimaksudkan selain alloy mempunyai kemampuan melindungi produk juga dapat meningk meningkatkan kualitas performa produk teh goreng.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

b. Kemasan Sekunder Kemasan sekunder yang digunakan untuk produk teh goreng adalah paper sack dengan kapasitas 50 gram. Pemilihan paper sack sebagai kemasan sekunder karena aman bagi produk, praktis, murah, dan dap megurangi masalah limbah. dapat

Gambar 5. Desain Kemasan Sekunder . c. Kemasan Tersier Kemasan tersier yang digunakan adalah kardus yang memiliki kapasitas 10 buah produk teh goreng per kardus. Kardus ini berfungsi sebagai kemasan untuk mempermudah pendistribusian produk teh goreng. E. Perencanaan Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah produk yang harus diproduksi untuk memperoleh keuntungan yang optimal, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran per satuan waktu. Perencanaan kapasitas produki sangatlah penting bagi suatu pabrik atau industri karena kapasitas produksi karena erat kaitannya dengan ketersediaan bahan baku dan kemampuan pasar untuk menyerap produksi pabrik baik pasar lokal maupun pasar internasional. Kapasitas produksi yang direncanakan dari produk teh goreng a adalah 110 kg daun teh segar segar/hari atau setara dengan 500 kemasan teh/hari 50 gram per hari. Untuk dapat memenuhi kapasitas yang telah direncanakan maka diperlukan bahan baku seperti dalam Tabel 1.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Tabel 1. Keperluan Bahan Baku Produksi .Bahan Baku Daun teh segar Lemon flavour Vanilla jasmine flavour Cinnamon flavour Kebutuhan 110 kg/hari 5 kg/hari 5 kg/hari 5 kg/hari

F.

Supplier Reputasi atau peforma pemasok selama ini dan pengalaman pemasok pada masa lampau. Pemasok harus jelas domisilinya, mudah dihubungi dan tanggap untuk menerima komplain. Untuk pemasok daun teg segar, kami lebih memilih perkebunan teh di kawasan sekitar Bandung. Pemasok tersebut dipilih Bandung. dengan mempertimbangkan jumlah lahan besar dan jarak tempuh perkebunan dan pabrik yang tidak terlalu jauh sehingga diharapkan dapat menjamin kesinambungan pasokan. Kebutuhan bahan baku diperoleh dari pemasok pemasok yang telah pemasok-pemasok mengalami penyeleksian terlebih dahulu. Perusahaan akan melakukan perjanjian dengan pemasok berupa kontrak selama waktu tertentu untuk bahan baku yang dibutuhkan dalam jumlah besar. Pemesanan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan beberapa waktu tertentu namun penyerahan barangnya namun dilakukan secara bertahap. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas dan ketersediaan bahan baku agar dapat memenuhi kebutuhan pemakaiannya. Daftar supplier dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar Nama Suplliers Untuk Produksi Teh Goreng . No. 1. 2. 3. 4. 5. Jenis Bahan Baku Daun teh segar Lemon flavour, vanilla jasmine flavour, flavour dan cinnamon flavour Kemasan paper sack Kemasan alloy Kemasan kardus Suppliers Perkebunan Teh Pasirjambu PT. Givaudan PT. Delta Kemasindah Utama PT. Delta Kemasindah Utama PT. Delta Kemasindah Utama

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Bab IV ANALISIS PASARA. Deskripsi Industri dan Outlook 1. Deskripsi CV Bandung Wangi Indosari mengolah komoditas daun teh menjadi minuman teh seduh, yaitu produk Teh Goreng. Proses yang disajikan disadur dari resep tradisional dari daerah Jawa Tengah. Pengolahannya hampir menyerupai pengolahan daun teh menjadi produk minuman teh hitam, yaitu dengan proses fermentasi saat penyangraian. n Produk teh goreng yang dihasilkan terdiri atas tiga varian rasa terpisah, yaitu cinnamon tea, jasmine tea, dan lemon tea yang dapat ditambahkan saat penyeduhan Produk teh goreng ini dikemas dalam satu ukuran yang penyeduhan. lam seragam, yaitu 50 gram untuk setiap unit produk dengan kemasan alloy yang mudah dibuka tutup sebagai kemasan primer, dan kertas sebagai dibuka-tutup kemasan sekundernya. 2. Size of Industry Saat ini, CV Bandung Wangi Indosari berproduksi dengan kapasitas 500 unit per hari. Tujuan perusahaan kami ke depan adalah meningkatkan kapasitas produksi dengan penambahan tenaga kerja dan alat-alat produksi. Dengan peningkatan volume produksi, wilayah alat distribusi produk kami akan lebih luas. Tujuan perusahaan kami untuk lima produk tahun ke depan, adalah memperoleh pangsa pasar sebesar 35% dari total market size industri teh. Selain itu kami berusaha untuk menjadi produk utama minuman teh seduh dengan penambahan flavour yang ingin dicapai dalam waktu kurang dari satu tahun. Untuk tujuan jangka yang lebih panjang, yaitu satu sampai lima tahun ke depan, kami akan memperkuat brand image dengan cara promosi dan peningkatan kualitas secara berkesinambungan. Penanaman brand di otak konsumen dilakukan dengan penggunaan slogan di setiap media promosi. Dengan demikian, diharapkan produk teh goreng dapat dikenal secara nasional dan dapat menjadi top of mind yang akan selalu dicari pembeli.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Cara lain yang akan ditempuh adalah dengan memb membangun pemasaran relasional yakni menjadikan konsumen sebagai relasi sehingga akan membuat konsumen lebih loyal terhadap produk yang ditawarkan. Konsumen akan lebih merasa diperhatikan dan merasa nyaman ketika melakukan transaksi. Hal ini membawa dampak yan baik yang bagi perusahaan, yakni perusahaan akan memperoleh banyak masukan. B. Target Markets 1. Segmentasi Segmentasi pasar teh goreng dibedakan berdasar tujuan penggunaannya. Segmen pasar pertama adalah untuk konsumsi langsung. Teh goreng yang telah dikemas didistribusikan ke toko-toko dan swalayan toko di seluruh daerah Jawa. Pendistribusian untuk permulaan hanya dilakukan dalam batas wilayah Pulau Jawa, namun seiring dengan perkembangan perusahaan, maka pendistribusian produk akan diperluas hingga mencakup seluruh wilayah di Indonesia bahkan menuju pasar internasional. seluruh 2. Targetting Target pasar teh goreng adalah semua lapisan masyarakat baik anak muda, pelajar/mahasiswa, anak anak dan orang tua karena produk anak-anak minuman yang dapat diterima semua orang. Kami memilih target pemasaran dengan menggunakan pertimbangan besarnya pasar, insentif, kemungkinan hambatan usaha, dan jaminan pasar terhadap penerimaan produk. Namun ditinjau dari harga dan kualitas produk, target pemasaran lebih ditekankan pada lapisan masyarakat mengengah ke masyarakat atas. Sementara dari segi jaminan pasar, maka pendirian pabrik teh goreng sebagai minuman penyegar cukup menjanjikan ditimbang dari permintaan teh yang terus meningkat sejak tahun 2003. Pendirian pabrik teh goreng ini ditujukan untuk menyuplai kebutuhan konsumsi langsung. menyuplai 3. Positioning Sebagai usaha baru, tidak menitikkan kepada usaha kecil dengan biaya sedikit namun lebih kepada usaha yang mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia sehingga membutuhkan perusahaan

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

skala besar. Produk teh kami menekankan pada penggunaanya sebagai minuman penyegar yang dengan aroma yang lebih khas.. C. Bauran Pemasaran 1. Produk Pada produksi teh hijau ortodoks akan dilakukan pengawasan kualitas oleh departemen quality control untuk memastikan teh sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengolahan teh kering dengan No SNI 01 01-3836-2000, diantaranya keadaan air seduhan 2000, (warna: hijau kekuningan dengan bau dan rasa yang khas); kadar air 8%, kadar ekstrak dalam air min minimum 32%, dan kadar abu total maksimum 8% . Selain itu, produk teh goreng ini memiliki keunggulan keunggulan, antara lain : Mengandung antioksidan alami, hak ini membuat teh yang dikonsumsi mampu melindungi sel sel tubuh dari berbagai pengaruh radikal sel-sel bebas yang berperan berperan besar dalam menimbulkan kanker, penyumbatan pembuluh darah, dan gangguan jantung. Memiliki aroma teh yang lebih kuat dan khas karena proses penyangraian dan pemberian flavour. Berpenampilan unik dengan flavor terpisah dan dapat ditambahkan sesuai sele konsumen saat penyeduhan. selera 2. Price Harga yang ditetapkan untuk produk ini ditetapkan sedikit lebih tinggi dari harga teh pada umumnya namun cukup terjangkau. Harga yang lebih tinggi untuk produk ini sebanding dengan kualitas yang dapat diperoleh konsumen. Untuk setiap unit produk teh goreng memiliki berat bersih 50 gram. Harga u untuk setiap unit produk adalah 12 ribu rupiah. 3. Promotion Untuk mempromosikan produk, dilakukan pencatuman slogan khasiat teh goreng dan keunggulannya dibandingkan dengan produk teh lain dengan maksud untuk memicu konsumen membeli produk yang kami tawarkan. Promosi dilakukan dengan pemasangan iklan pada media cetak, media elektronik, serta spanduk, dan brosur di tempat ak, tempat-tempat

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

rekreasi dan swalayan. Dengan pelayanan, promosi, strategi harga yang tepat dan kualitas produk yang prima dimaksudkan agar konsumen mengetahui, mencoba, puas dan merekomendasikan kepada oran lain. orang Pada dasarnya bila konsumen merasa puas, pasti akan merekam pada otaknya dan akan selalu teringat serta akan melakukan pembelian ulang sehingga kepuasan konsumen menjadi prioritas utama perusahaan kami. Dalam hal ini kepuasan konsumen memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda pada tiap individu. Dengan menggunakan sistem TQM ( (Total Quality Management) perusahaan lebih mementingkan ) kualitas kepada konsumen walaupun harus memenuhi kuantitas produk tiap bulan. 4. Place/Distribution Distribusi produk dari pabrik ke konsumen dilakukan dengan produk pengankutan menggunakan truk truk dari perusahaan yang kemudian truk-truk didistribusikan ke seluruh daerah di Jawa Barat dan Pulau Jawa. Distribusi dilakukan secara langsung maupun melalui agen atau distributor. D. Permintaan Proyeksi permintaan diperoleh dari jumlah penduduk Indonesia dengan asumsi konsumsi masyarakat Indonesia sebesar 330 gram/orang/tahun dan asumsi pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 2,6 juta jiwa per tahun. Tahun 2008 : 225 juta. Dari sisi penguasaan pasar, teh hitam mengambil porsi n 75% dari jumlah konsumen teh. Berdasar target pasar yang kami tetapkan, yaitu masyarakat menengah ke atas tanpa batas rentang usia, maka dapat diasumsikan konsumsi produk teh goreng sebesar 50% dari jumlah konsumen teh hitam di Indonesia. Namun demikian, terdapat beberapa kendala tam pemasaran, yaitu pada adanya industri saingan serta keterbatasan lokasi distribusi dan promosi. Kendala pada segi promosi dan distribusi yang belum mencakup nasional, yaitu hanya pulau jawa untuk permulaan, memperkecil persentase kemungkinan konsumen potensial bagi produk kami. Estimasi yang kami tetapkan dengan adanya beberapa kendala tersebut, produk kami

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

dapat menembus angka 35% dari jumlah konsumesi teh di Indonesia. Dengan demikian, proyeksi permintaan produk teh goreng dapat dilihat pada Tabel 3. permintaan Tabel 3. Target Permintaan Pasar Teh Goreng .Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah Penduduk (juta orang) 205 207,6 210,2 212,8 215,4 218 220,6 223,2 225,8 228,4 Konsumen Teh (kg /thn) 67.650.000 68.508.000 69.366.000 70.224.000 71.082.000 71.940.000 72.798.000 73.656.000 74.514.000 75.372.000 Konsumen Teh Hitam (kg/thn) 50.737.500 51.488.100 52.024.500 52.668.000 53.311.500 53.955.000 54.598.500 55.242.000 55.885.500 56.529.000 Proyeksi Permintaan Teh Goreng (kg/thn) 23.677.500 23.996.000 24.278.100 24.578.400 24.878.700 25.179.000 25.479.300 25.779.600 26.079.900 26.380.200

E.

Daur Hidup Produk Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati. Setiap tumbuh, produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk teh termasuk produk pemenuhan kebutuhan sehari hari dan tidak memiliki rentang waktu sehari-hari yang sempit dalam tren penggunaannya. Berikut tahap suatu daur hidup produk (Product Life Cycle : duct Cycle) 1. Tahap Perkenalan / Introduction Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai cara. 2. Tahap Pertumbuhan / Growth Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengam mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar. 3. Tahap Kedewasaan / Maturity Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak ak banyak akan terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun. 4. Tahap Penurunan / Decline Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau produsen perlahan tapi pasti dan akhirnya mati. Dilihat dari tahapan daur hidup produk di atas, daur hidup produk teh berada pada tahap pertumbuhan dan tahap kedewasaan. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk memperpanjang daur hidup produk memperpanjang 1. Meningkatkan ditawarkan. 2. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Hal ini akan takaran, dilakukan pada program jangka panjang agar konsumen tidak bosan dengan tampilan produk kami. Namun hal ini dilakukan secara bertahap agar konsumen tidak terkejut dengan perubahan yang kami lakukan. 3. Mencari target konsumen baru. Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Hal ini dilakukan ketika produksi tela dilakukan telah dalam jumlah yang besar, biaya produksi dapat diminimisasi sehingga harga dapat diturunkan dan target pasar dapat diperluas. konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan penggunaan produk kami dengan berbagai manfaat yang

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

F.

Analisis Persaingan Untuk menganilis industri dan persaingan, ada empat cara yang dilakukan: 1. Definisikan pasar sasaran (target market). Mendefinisikan pasar sasaran ). akan memudahkan perusahaan untuk mengetahui produk atau jasa mana saja yang membidik sasaran yang sama. ang 2. Identifikasi pesaing langsung. Identifikasi pesaing langsung akan membantu untuk melihat peta persaingan, posisi perusahaan dibanding pesaing, dan apa yang harus dilakukan untuk memenangkan persaingan. 3. Ketahui kondisi persaingan dengan melihat daya tarik persaingan apakah sudah ketat ataupun belum. 4. Penilaian keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah kemampuan utama yang dimiliki oleh perusahaan yang diyakini sebagai modal untuk memenangkan persaingan. Pesaing Langsung : Pesaing langsung adalah perusahaan yang memberikan produk ataupun jasa yang relatif serupa dengan target market yang kurang lebih sama. Identifikasi pesaing langsung akan membantu untuk melihat peta persaingan, posisi perusahaan dibanding pesaing, dan apa yang harus dilakukan untuk memenangkan persaingan. Pesaing utama produk kami adalah a. Produk (mutu, ukuran, kemasan, dll mutu, dll) b. Harga (harga satuan, syarat pembayaran, potongan, dll harga dll) c. Jalur Penjualan d. Promosi

G. Kekuatan dan Kelemahan Kompetitif Untuk bisa bertahan dalam persaingan, perusahaan kami mempunyai keunggulan bersaing (competitive ( advantage) ) dibandingkan dengan competitor yang ada. Keunggulan bersaing akan menjadi senjata untuk menaklukkan pasar dan kompetisi. Untuk selalu membangun keunggulan bersaing, kami melakukan beberapa langkah, yaitu : i 1. Mencari sumber sumber keunggulan, seperti teknologi yang digunakan sumber-sumber dan produk akhir yang dihasilkan.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

2. Mencari keunggulan posisi dibanding pesaing, dengan mengefisienkan biaya produksi dan memberikan nilai tambah kepada konsumen. kepada 3. Menghasilkan performa yang prima, dengan melihat kepuasan dan loyalitas pelanggan atas pelayanan dan produk yang dihasilkan. Adapun kekuatan produk teh goreng sebagai berikut : 1. Produk teh goreng memiliki aroma yang lebih khas akibat proses penyangraian. penyangraian 2. Memiliki varian rasa yang berbeda dari teh seduh lain, yaitu penambahan flavor kayu manis, melati, atau lemon dengan kemasan terpisah. 3. Kemasan yang unik dan safe karena terdiri atas kemasan primer dan sekunder dengan disain yang elegan. Sementara kelemahan produk teh goreng sebagai berikut : tara 1. Tidak praktis karena hanya berupa serbuk daun teh. 2. Produksi dengan ukuran seragam (hanya mengeluarkan varian dengan (hanya berat bersih 50 gram) sehingga tidak banyak pilihan ukuran untuk konsumen. H. Program Pemasaran aran 1. Pengembangan Produk Pengembangan produk merupakan salah satu strategi untuk memperpanjang daur hidup produk ( (life cycle product) sehingga produk ) tidak mengalami tahap decline. Pengembangan produk ini diperlukan jika . produk sudah memasuki tahap maturity yaitu, dimana produk perusahaan mengalami titik jenuh, ditandai dengan tidak terjadi penambahan konsumen sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu. Jika produk sudah mencapai tahap ini, dan perusahaan tidak segera melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Hal ini menarik akan mengakibatkan keuntungan yang diperoleh semakin menurun serta penjualan yang cenderung turun. Contoh strategi pengembangan produk yang kami rencanakan adalah sebagai berikut : a. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, ar kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dalam jangka waktu tertentu dan secara bertahap..

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

b. Memakai strategi product lining, product lining adalah strategi pemasaran untuk menjual beberapa jenis produk (menjual terpisa terpisah beberapa produk yang saling berkaitan). Satu lini produk bisa terdiri dari beberapa produk dengan berbagai variasi ukuran, tipe warna, kualitas, atau harga. Hal ini sangat menguntungkan dalam melakukan promosi yaitu penamaan citra positif yang merupakan promosi dapat menggunakan citra positif salah satu jenis produk dalam satu lini yang memiliki kualitas tertinggi dibandingkan dengan produk lain dalam satu lini. Dampak positif yang terjadi akan mempengaruhi seluruh lini produk. 2. Pengembangan Wilayah Pemas Pemasaran Wilayah pemasaran Teh Goreng saat ini mencakup 35% pangsa pasar untuk memenuhi kebutuhan lokal di Pulau Jawa. Jalur distribusi yang dilakukan adalah bekerja sama dengan beberapa distributor, penjualan retail ke toko toko-toko dan swalayan, serta pemenuhan kebutuhan industri selanjutnya untuk diolah menjadi minuman teh dalam kemasan. Perencanaan yang dilakukan untuk lima tahun ke depan, wilayah pemasaran akan dikembangkan ke seluruh Indonesia. 3. Kegiatan Promosi Iklan merupakan salah satu alat utama perusahaa yang perusahaan digunakan untuk mengetahui komunikasi persuasive dengan pembeli sasaran dan masyarakat umum. Iklan adalah setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor yang dikenal yang bersifat tidak pribadi. Berikut kegiatan promosi yang dilakukan : kegiatan Tabel 4. Kegiatan Promosi yang dilakukan Promosi yang Dilakukan 1. Brosur 2. Iklan Media Cetak (Koran dan majalah) 3. Iklan di Radio 4. Menawarkan Langsung (Perusahaan)

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

4. Strategi Penetapan Harga Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga berinteraksi dengan seluruh elemen lainnya dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektivitas dari setiap elemen dan keseluruhan elemen. Tujuan yang menuntun strategi penetapan harga menuntun haruslah merupakan bagian dari tujuan yang menuntun strategi pemasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu tidaklah benar bila harga dipandang sebagai elemen yang mandiri dari bauran pemasaran, karena harga itu sendiri adalah elemen sentral dalam bauran pemasaran. Harga elemen merupakan satu satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan satu-satunya pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh lainnya) hak kepemilikian atas penggunaan suatu barang atau jasa. Sementara itu dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai (value) dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan dengan harga. Dengan demikian pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Seringkali pula dalam penentuan nilai suatu barang atau Seringkali jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa substitusi. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. para Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demi demikian harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

5. Analisis Hambatan Sebagai produk baru, teh goreng menghadapi penghambat sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Biaya riset untuk menjamin kualitas produk sebagai industry pendatang baru. Akses ke saluran distribusi yang padat dengan berbagai produk sejenis. Peraturan pemerintah yang mewajibkan lisensi bagi industry baru. yang Sulitnya menyaingi produk market leader saat ini. Konsumen membandingkan produk baru dengan produk market leader di pasaran. Bersaing dengan produk market leader dalam harga. Suatu industry besar dapat menekan biaya produksinya karena produksi dilakukan secara massal atau dalam jumlah besar.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Bab IV ASPEK TEKNOLOGI DAN ENGINEERINGA. Diagram Alir Proses Produksi Teh Goreng Pemilihan teknologi yang terintegrasi dikembangkan dengan merencanakan pendirian Pabrik Teh Goreng kapasitas daun teh segar 110 kg/hari melalui dua siklus tahapan produksi dengan kapasitas terpasang 60 kg/siklus. Pabrik direncanakan memproduksi teh goreng berkapasitas 500 kemasan/hari dengan berat produk 50 gram per kemasan. Proses pengolahan teh goreng dapat dilihat pada diagram alir pengolahan teh goreng berikut.Daun Teh Segar

Penerimaan (Timbangan)

Pelayuan (Withering Trough)

Penggilingan, Fermentasi, Penggulungan (Mesin CTC)

Pengeringan (Fluid Bed Dryer)

Penyangraian (Rotary Dryer)

Penyortiran (Sieve Machine)

Pengemasan (Sealing Machine)

Flavour

Teh Goreng

Gambar 6. Diagram Alir Pengolahan Teh Goreng .

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

B. Stasiun Utama 1. Stasiun Penerimaan Daun Stasiun penerimaan daun merupakan stasiun yang berfungsi menerima bahan baku daun teh dari pemasok. Bahan baku berupa daun teh segar ditimbang untuk mengetahui berapa jumlah bahan baku yang masuk. 2. Stasiun Pelayuan Tahap pertama pada proses pengolahan teh goreng adalah pelayuan. Selama proses pelayuan, daun teh akan mengalami dua perubahan yaitu perubahan senyawa senyawa kimia yang terdapat senyawa-senyawa dalam daun serta menurunnya kandungan air sehingga daun teh menjadi lemas. Proses ini dilakukan pada alat Witehring Trough selama 14 18 jam sampai kada air daun teh berkisar 15 20 %. Hasil pelayuan yang kadar baik ditandai dengan pucuk layu yang berwarna hijau kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjadi lentur, bila digenggam terasa lembut dan bila dilemparkan tidak akan buyar serta timbul aroma yang khas seperti buah masak.

Gambar 7. Witehring Trough 3. Stasiun Penggilingan Daun teh yang telah dilayukan dibawa ke stasiun penggilingan untuk proses selanjutnya. Pucuk layu digiling pada Mesin Crushing Tearing and Curling (CTC) selama 90 120 menit. Penggilingan bertujuan menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya unsur-unsur mutu yang unsur-

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

diinginkan, yakni terjadinya pencampuran sempurna antara enzim, katekin, dan udara. Secara kimia, selama proses pengilingan merupakan proses awal terjadinya oksimatis yaitu bertemunya polifenol dan enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen. Penggilingan akan mengakibatkan memar dan dinding sel pada daun teh menjadi rusak. Cairan sel akan keluar dipermukaan daun secara rata. Proses ini merupakan dasar terbentuknya mutu teh. Selama proses ini berlangsung, katekin akan diubah menjadi tehaflavin dan teharubigin yang merupakan arubigin komponen penting baik terhadap warna, rasa maupun aroma seduha teh seduhan hitam.

Gambar 8. CTC Machnine 4. Stasiun Pengeringan Proses pengeringan bertujuan untuk menghentikan proses oksimatis pada saat seluruh komponen kimia penting dalam daun teh telah secara optimal terbentuk. Proses ini menyebabkan kadar air daun teh turun menjadi 2,5 4 %. Mesin yang digunakan untuk proses pengeringan adalah FBD ( (Fluid Bed Dryer) pada suhu 90-95C selama 20 95C 20-22 menit.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Gambar 9. Fluid Bed Dryer 5. Stasiun Penyangraian Proses penyangraian merupakan proses yang bertujuan untuk memberikan memberikan aroma dan rasa yang khas teh, yaitu memperkuat aroma teh serta memberikan kesan rasa yang lebih gurih. Proses penyangraian dilakukan pada Rotary Dryer selama 5 menit dengan suhu penyangraian beriksar 40 OC.

Gambar 10. Rotary Dryer 6. Stasiun Penyortiran Sortasi bertujuan untuk memisahkan teh kering berdasarkan warna, ukuran dan berat. Sedangkan grading bertujuan untuk memisahkan teh berdasarkan standar mutu yang telah disepakati secara nasional maupun internasional. Sortasi dan grading dilakukan pada Siev Machine. Sieve

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Gambar 11. Sieve Machine 7. Stasiun Pengemasan Teh yang telah disortasi dan digrading dikemas menggunakan kemasan primer yaitu alloy menggunakan Sealing and Packaging Machine dengan berat teh masing masing kemasan 50 gram. Teh masing-masing goreng yang telah dikemas dengan kemasan primer dan tersebut dikemas kembali dengan kemasan sekunder yaitu papersack bersamaan dengan flavour yang telah dikemas dalam berat 5 gram, oleh tenaga manual. Setelah proses pengemasan, dilakukan proses telah pengepakan teh goreng dalam kemasan gram ke dalam kardus karduskardus dengan kapasitas tiap kardus adalah 10 kemasan. Teh goreng yang telah di dipack ke dalam kardus disimpan di tempat penumpukan sementara atau di gudang untuk selanjutnya didistribusikan ke untuk konsumen.

Gambar 12. Sealing and Packaging Machine

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Gambar 13. Desain Kemasan Sekunder C. Stasiun Pendukung 1. Laboraturium Laboraturium yang berada pada PT. Bandung Wangi Indosari adalah laboraturium untuk pengujian mutu teh. Pengujian mutu yang dilakukan adalah kadar air, kadar abu, dan organoleptik. 2. Pengolahan Limbah Limbah yang dihasilkan dari hasil proses pengolahan teh pada PT. Bandung Wangi Indosari adalah daun teh segar atau teh bubuk yang merupakan losses dan hasil sortasi yang berkualitas buruk, batu batubatuan kecil, maupun pasir yang terikut dalam pengangkutan bah bahan baku. Limbah yang dihasilkan diolah menjadi pupuk organik pada instalasi pengolahan limbah.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Bab V ASPEK KEUANGANTujuan menganalisis aspek finansial adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, deng dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Dalam melakukan investasi diperlukan perhitungan kemungkinan keuntungan yang tinggi agar harapan untuk mendapatkan nilai lebih pada waktu mendatang dapat tercapai. Sebagai tolak ukur analisis finansial di diperlukan parameter-parameter yang parameter berasal dari analisa sebelumnya, antara lain kapasitas produksi, pangsa pasar, teknologi yang dipakai, pilihan peralatan, jumlah tenaga kerja, fasilitas pendukung dan proyeksi harga harga-harga. Untuk menentukan perkiraan biaya diperlukan asumsi asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan biaya. Asumsi asumsi tersebut antara lain adalah: Asumsi-asumsi a. Umur ekonomis proyek direncanakan selama 10 tahun selama 300 hari produksi/tahun. Umur proyek ini ditentukan berdasarkan umur mesin dan peralatan yang digunakan dalam proyek. ng b. Nilai sisa bangunan pada masa akhir proyek bernilai 10 persen dari nilai awal, sedangkan nilai tanah tetap. c. Nilai sisa mesin 10 persen dari nilai awal. d. Kapasitas produksi yang akan diraih dan perhitungan neraca massa adalah sebag berikut: sebagai Kebutuhan bahan baku: daun teh segar 110 Kg/hari atau 33.000 Kg/tahun, flavour 5 Kg/hari atau 1500 Kg/tahun. Kapasitas produksi teh goreng 500 kemasan/hari atau 150.000 kemasan /tahun. Lama operasi: 16 jam/hari, 25 hari dalam sebulan, 12 bulan dalam setahun. Hari operasi: 300 hari per tahun. e. Harga-harga yang digunakan dalam analisa finansial ini berdasarkan harga harga pada saat analisis kelayakan tahun 2009 dan selama tahun perencanaan yang dipengaruhi discount factor pada MARR sebesar 12 persen di bank. ank.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

f. Debt Equity Ratio (DER) yang ditetapkan adalah sebesar 40 persen modal sendiri dan 60 persen modal yang dipinjam dari bank, besar angsuran tiap bulan seragam. g. Harga bahan baku dan produk diasumsikan sama selama periode 12 tahun. h. Besar pajak kemungkin didasarkan pada Undang-undang No. 17 tahun kemungkinan undang 2000 dan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) berdasarkan pasal 1 undang undangundang PPN, yaitu sebagai berikut: Jika pendapatan < 50.000.000 maka 10 persen x pendapatan Jika pendapatan 50.000.000 < pendapatan < 100.000.00 maka 100.000.000 (10 persen x 50.000.000) + (15 persen x pendapatan 50.000.000) Jika pendapatan > 100.000.000 maka (10 persen x 50.000.000) + (15 persen x 50.000.000) + (30 persen x pendapatan 100.000.000). k. Proyek dimulai pada tahun ke dan bersamaan dengan konstruksi pabrik ke-0 sedangkan produksi pertama berlangsung pada tahun ke 1 dan masa ke-1 konstruksi pembangunan kurang lebih selama 1 tahun. A. Sumber Dana dan Struktur Pembiayaan Pembiayaan investasi terdiri atas dua sumber dana yaitu dari dana pinjaman bank dan modal sendiri. Untuk dana oinjaman berasal dari bank modal konvensional, yaitu kredit investasi yang diberikan untuk mendirikan usaha baru. Nilai suku bunga yang berlaku untuk pinjaman tersebut adalah 12%. Tabel 5. Struktur Pembiayaan Industri Teh Goreng Sumber Dana Pinjaman Bank Modal Sendiri Total Persentase 60% 40% 100% Investasi dan Modal Kerja Rp Rp Rp 1,099,461,000.00 732,974,000.00 1,832,435,000.00

Pembayaran pinjaman sumber dana untuk investasi dilakukan selama 10 tahun yang dimulai pada tahun pertama dengan tingkat suku bunga 12%.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

B. Biaya Investasi Biaya investasi adalah biaya yang dibutuhkan pada saat akan mendirikan pabrik teh goreng. Investasi pada proyek ini terdiri atas biaya tetap dan modal kerja. Biaya tetap merupakan biaya yang diperlukan untuk yang keperluan pabrik, mulai dari biaya pra investasi, pembangunan pabrik, fasilitas penunjang, pembelian mesin mesin, peralatan kantor, dan tansportasi. mesin-mesin, Perincian investasi pabrik dapat dilihat pada Lampiran 1. Biaya modal kerja adalah biaya operasi yang diperlukan untuk memproduksi teh pada kali pertama dan dibutuhkan untuk menjamin kegiatan pada awal produksi. Modal kerja merupakan gabungan dari biaya pabrik tidak langsung, pengadaan bahan baku, utilitas produksi, dan biaya tenaga kerja langsung. Modal kerja parik teh goreng dapat diperhitungkan sebagai a biaya operasional pabrik yang dihitung per bulan untuk mengetahui besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memulai produksi dalam satu bulan. Berikut komposisi biaya operasional yang dibutuhkan untuk memulai produksi dalam satu bulan : Tabel 6. Komposisi biaya operasionalNILAI (RUPIAH) 4,125,000 12,500,000 2,500,000 3,750,000 250,000 9,000 495,000 67.000.000 270,000 90,000 2,366,000 800,000 5,000,000 3,000,000

No A. 1 2 3 4 5 6 7 B. 1 2 3 4 5 6 7

KOMPONEN Biaya Variabel Pembelian Daun Teh Pembelian Flavor Pembelian Paper Sack Pembelian Alloy Pembelian Kardus Air Biaya Bahan Bakar Transportasi Biaya Tetap Tenaga Kerja Biaya Maintenance Mesin Biaya Maintenance Kendaraan Listrik Biaya Telepon Biaya Lain-lain Biaya Pemasaran

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

C. Harga dan Prakiraan Penerimaan Harga produksi ditentukan berdasarkan metode Full Costing melalui persamaan sebagai berikut :

Keterangan : HP = Harga Pokok Produksi BT =Biaya Tetap BV = Biaya Variabel OH= Biaya over head Berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel Rp. 1.225.860.000,00, biaya overhead sebesar Rp. 20.770.000,00, dan jumlah produk yang dihasilkan per tahun yaitu 150.000 kemasan/ tahun, maka harga pokok produksi teh goreng (HP) yaitu sebesar Rp. 8.310,86 Harga jual ditentukan berdasarkan persamaan berikut ini : Dengan : HJ =Harga Jual HP = Harga Pokok Produksi Mark Up sebesar 44.38% dari harga pokok produksi. Penerimaan diperoleh antara jumlah produksi dengan harga jual. Asumsi yang dipakai adalah produk terjual 100% dari yang diproduksi. i Jumlah prodksi untuk tahun pertama sebesar Rp. 135.000,00, tahun kedua hingga tahun kesepuluh sebesar Rp. 150.000,00. Penerimaan tahunan didapat dari hasil penjualan pada tahun tersebut. Asumsi yang digunakan adalah setiap tahun seluruh produk the goreng yang si diproduksi habis terjual. Hal ini disebabkan, the goreng yang diproduksi telah memiliki standar kualitas dan harga kompetitif sehingga dengan spesifikasi the goreng yang dihasilkan diharapkan dapat bersaing dipasaran. Untuk diharapkan tahun pertama asumsi produksi sebesar 90%, sedangkan untuk tahun kedua sampai tahun kesepuluh asumsi produksi sebesar 100% dari total kapasitas pabrik, ditargetkan 100% the goreng dapat terjual dari total produk yang diproduksi pada tahun tersebut. Pada tahun tahun berikutnya, penjualan produksi tahun-tahun tetap dipertahankan sebesar 100% dari total teh goreng yang diproduksi.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

D. Proyeksi Laba Rugi Proyeksi Laba Rugi diperlukan untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu usaha. Laba rugi adalah selisih antara penjualan bersih produk selama adalah satu periode tertentu dengan total biaya selama periode yang sama. Laba bersih yang didapatkan memiliki karakteristik laba operasi earning before interest and tax (EBIT) yang dikurangi dengan pembayaran an angsuran dan pajak. Laporan laba rugi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Pajak dihitung berdasarkan Undang undang no. 17 tahun 2000, untuk mendapatkan Undang-undang laba bersih dilakukan pengurangan pada laba atas pajak. Laba bersih pada proyek bernilai positif pada tahun ke-8 . E. Titik Impas (Break Even Point Break Point) Titik impas adalah titik dimana total biaya produksi sama denga pendapatan. Titik impas meninjukkan bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Selain dapat menghubungkan antara volume penjualan, harga, satuan dan laba, analisis titik impas juga memberikan informasi mengenai hubungan antara biaya tetap dan biaya variable. Perhitungan titik impas dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini. Tabel 7 . Perhitungan titik impas produksi biodiesel Titik Impas (Break Event Point) BEP = Biaya Tetap / (1- (Biaya Variabel / Penerimaan)) BEP F. Kriteria Kelayakan Investasi Kriteria investasi yang digunakan antara lain adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost ratio (Net B/C), dan Pay Back Period (PBP). Untuk menentukan layak ataui tidaknya proyek tersebut, maka diperlukan metode yang memperhitungkan pula berubahnya nilai uang terhadap waktu atau faktor diskonto. Hal ini dikarenakan faktor diskonto merupakan suatu teknik, dikarenakan dan dengan teknik tersebut dapat menurunkan manfaat yang diperoleh pada masa mendatang dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa sekarang sekarang. Perhitungan berbagai kriteria investasi harus didasarkan pada pro riteria proyeksi arus uang, dalam hal ini proyeksi arus uang bersih (net cash flow Net cash (net flow). Rp 1.118.506,619

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

flow merupakan penerimaan

nilai riil yang dapat diperhitungkan untuk

pengembalian bunga pinjaman dan angsuran serta untuk memperkirakan jangka Waktu pengembalian kredit. Berdasarkan proyeksi arus uang tersebut Berdasarkan dapat dihitung berbagai kriteria investasi. 1. Net Present Value dan Net B/C Net Present Value (NPV) merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari manfaat dan biaya dari suatu proyek investasi. Nilai NPV yang diperoleh untuk proyek pendirian pabrik teh goreng adalah sebesar Rp 560.379.708. nilai tersebut lebih besar dari nol, yang berarti proyek memperoleh peningkatan nilai uang, sehingga pendirian pabrik mperoleh dianggap layak sesuai perhitungan NPV. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio) menunjukkan manfaat yang diberikan dari proyek ini untuk kepentingan umum dan bukan keuntungan financial perusahaan. Ni Nilai Net B/C dihitung berdasarkan nilai arus kas yang telah diperhitungkan nilai perubahannya terhadap waktu. Nilai Net B/C proyek ini diperoleh sebesar 1,43 yang menunjukkan bahwa pendirian pabrik teh goreng ini layak untuk dilaksanakan karena nilai Net B/C lebih besar dari satu. 2. Payback Period (PBP) PBP merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal suatu investasi, yang dihitung dari aliran kas bersih. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai PBP untuk proyek ini adalah 3 tahun 9 bulan 27 hari yang berarti untuk mengembalikan bulan investasi awal pabrik dibutuhkan waktu 3 tahun 9 bulan 27 hari setelah pabrik berproduksi. Dari hasil tersebut, industri teh goreng layak didirikan karena waktu pengembalian modal lebih cepat dibandingkan dengan umur proyek. n Berdasarkan semua kriteria investasi yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa industri pengolahan the goreng layak untuk direalisasikan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Tabel 8.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Tabel 8. Penilaian Kreiteria Investasi . NPV B/C RATIO PBP PI 560,379,708 1.429669708 3 tahun 9 bulan 27 hari 1.305811507

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Bab VI ASPEK MANAJEMEN RESIKORisk Management ( (Manajemen Resiko) pada dasarnya adalah proses menyeluruh yang dilengkapi dengan alat, teknik, dan sains yang diperlukan untuk mengenali, mengukur, dan mengelola resiko secara lebih transparan. Sebagai sebuah proses menyeluruh Risk Management menyentuh hampir setiap aspek aktivitas sebuah entitas bisnis, mulai dari proses pengambilan keputusan untuk menginvestasikan sejumlah uang, sampai pada keputusan untuk menerima seorang karyawan baru. Wujud penerapan terbaik Risk Management merupakan suatu proses membangun kesadaran tentang resiko di seluruh komponen organisasi, suatu ran proses pendidikan bagaimana menggunakan alat dan teknik yang disediakan oleh Risk Management tanpa harus dikendalikan olehnya, dan mengembangkan naluri pengambilan keputusan yang kuat (khususnya terh terhadap resiko resiko). Sebagai sebuah proses, kerangka kerja Risk Management pada dasarnya terbagi dalam tiga tahapan kerja : 1. Identifikasi Resiko, adalah rangkaian proses pengenalan yang seksama atas Resiko, resiko dan komponen resiko yang melekat pada suatu aktivitas atau transaksi yang diarahkan kepada proses pengukuran serta pengelolaan resiko yang tepat. Identifikasi Resiko adalah pondasi dimana tahapan lainnya dalam proses Risk Management , dibangun. 2. Pengukuran Resiko, adalah rangkaian proses yang dilakukan dengan tuju Resiko, tujuan untuk memahami signifikansi dari akibat yang akan ditimbulkan suatu resiko, baik secara individual maupun portofolio, terhadap tingkat kesehatan dan kelangsungan usaha. Pemahaman yang akurat tentang signifikansi tersebut akan menjadi dasar bagi pengelol pengelolaan resiko yang terarah dan berhasil guna. 3. Pengelolaan Resiko pada dasarnya adalah rangkaian proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat resiko yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Secara kuantitatif upaya untuk meminimalisasi resiko ini dilakukan dengan menerapkan langkah langkah yang diarahkan pada turunnya (angka) hasil ukur yang diperoleh dari proses pengukuran resiko. Konsep Pengelolaan Resiko bertujuan untuk mencapai :

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

1. Meningkatkan kualitas dan prediktabilitas dari pendapatan pe perusahaan (earning) untuk mengoptimalkan nilai bagi pemegang saham ( ) (shareholder value) 2. Mengurangi kemungkinan munculnya tekanan pada kemampuan keuangan (financial distress) 3. Mempertahankan marjin operasi ( (operating margin) A. Resiko Finansial (Keuangan) siko Resiko Finansial adalah resiko yang diterima oleh investor akibat dari ketidakmampuan emiten saham obligasi memenuhi kewajiban pembayaran n saham/ hi dividen/ bunga serta pokok investasi. Resiko finansial terjadi jika proyek / engineering tidak berjalan sesuai dengan rencana, atau jika tidak selesai tepat rencana, pada waktunya dan tidak sesuai dengan biaya yang dianggarkan. Sehingga dalam suatu proyek perlu perhitungan yang matang dalam penganggaran dan perencanaan pendapatan untuk memenuhi kewajiban kepada kreditor/ pemegang saham. Resiko finansial yang paling utama dihadapi perusahaan adalah volatilitas nilai tukar mata uang, struktur finansial yang kurang mendukung, pengelolaan kas yang lemah, aset yang rusak, dan penarikan tagihan yang penarikan kurang efektif. Perusahaan dapat mengatasi ha hal ini dengan menerapkan sejumlah hal-hal kebijakan untuk meningkatkan struktur finansial, yang mencakup : mengetatkan prosedur pengelolaan kas tatkan memastikan jaminan asuransi aktiva tetap secara memadai asuransi menerapkan kebijakan kredit yang hati hati-hati dan konsisten kepada pelanggan kontrol dan pengawasan level persediaan.B. Resiko Operasional

Resiko operasional merupakan resiko yang memberikan dampak secara langsung bagi operasional perusahaan. Resiko operasional dapat memberikan kerugian keuangan namun dapat pula tidak berdampak langsung pada kerugian keuangan perusahaan. Beberapa resiko yang termasuk dalam resiko operasional diantaranya pasokan kebutuhan baku, ketidakprofesionalan

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

pengelolaan pucuk teh yang berpotensi menurunkan daya saing sehingga mengganggu kualitas dan produktivitas pengembangan pucuk teh, fluktuasinya harga teh, adanya pemogokan kerja, ketidakpatuhan karyawan dalam pemogokan melaksanakan prosedur standar operasi, maupun adanya kegagalan penanganan lingkungan. Resiko operasional merupakan potensi kerugian yang timbul akibat tidak berfungsinya sistem dan proses internal, ketidakmampuan karyawan serta ketidakmampuan manajemen, atau kegagalan operasional yang timbul dari faktor eksternal. Tujuan dari manajemen resiko operasional adalah memastikan bahwa perusahaan memiliki kebijakan, perangkat dan praktek yang tepat untuk menghindari kegagalan maup meminimumkan kerugian. maupun Kepastian pasokan bahan baku merupakan hal yang krusial bagi operasional pabrik teh. Produksi teh dengan kapasitas 500 kemasan hari teh kemasan/ dengan kapasitas 50 gram/kemasan membutuhkan bahan baku pucuk teh sebanyak 110 kg/hari. Kebutuhan bahan baku ini harus disupply dari produksi bahan pucuk teh dari kebun yang berada tidak jauh dari lokasi pendirian pabrik yaitu Perkebunan Teh Pasirjambu. Resiko terjadinya gangguan produksi pucuk teh yang ada di Perkebunan Teh Pasirjambu. dapat diantisipasi dengan membeli pucuk dari perkebunan lain sekitar pabrik.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Bab VII ASPEK EKONOMI DAN SOSIALA. Dampak terhadap Masyarakat Sekitar 1. Dampak Pemasaran terhadap masyarakat CV Bandung Wangi Indosari memiliki segmen pasar masyarakat luas dengan target pasar semua lapisan masyarakat baik anak muda, pelajar/mahasiswa, anak-anak, anak anak, dan orang tua. Hal tersebut mempengaruhi aspek kehidupan masyarakat disekitarnya. Dampak yang dirasakan masyarakat sekitar adalah perusahaan teh goreng ini dapat menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat yang tinggal di yang daerah sekitar pabrik sehingga setiap individu baik yang merupakan penduduk asli maupun penduduk pendatang dapat merasakan benefit dari pendirian pabrik teh goreng ini. Pemasaran yang dilakukan pun mempengaruhi kesejahteraan masyarakat sekitar karena dengan pemasaran yang memadai maka masyarakat pun dapat merasakan efek dari promosi dan pemasaran yang dilakukan. Devisa masyarakat daerah tersebut akan meningkat karena pesatnya pemasaran yang dilakukan industri teh goreng serta penyerapan tenaga kerja yang signifikan pun dapat membantu program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dan pengangguran. 2. Dampak produksi dan teknologi terhadap masyarakat Produksi teh goreng dan teknologi yang diterapkan didalamnya membawa dampak positif terhadap pengembangan komunitas masyarakat asli dan pendatang. Peningkatan softskill masyarakat serta pengetahuan mengenai teknologi dan juga proses produksi teh goreng ini menghasilkan dampak positif bagi perkembangan psikologis serta kesejahteraan masyarakat. 3. Dampak organisasi dan SDM terhadap masyarakat Dari sisi manajemen, perusahaan ini memperkerjakan para pegawai yang terampil dan ahli dalam bidang proses produksi teh goreng. Sedangkan dari sisi organisasi, perusahaan ini mempunyai struktur

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

organisasi yang disusun berdasarakan fungsi fungsi manajemen dengan fungsi-fungsi Manajer Umum/ Umum/CEO/ Direktur sebagai pimpinan puncak. Pabrik teh / goreng ini juga memiliki program pemberdayaan masyarakat melalui masyarakat program Corporate Sosial Responsibility yang bertujuan untuk membangun dan mendorong kehidupan social masyarakat yang lebih baik. Hal ini terealisasi dengan berbagai program social dalam pengembangan softskill masyarakat melalui pelatihan serta pendirian fasilitas umum serta berbagai gerakan lingkungan seperti penanaman pohon untuk menyerap emisi karbon pun dilakukan untuk menunjang kehidupan masyarakat yang lebih baik. Dampak positif yang diharapkan adalah terciptanya masyarakat madani yang cerdas, mandiri, serta peka terhadap yang lingkungan sekitar. B. Dampak terhadap Lingkungan 1. Dampak produksi dan teknologi terhadap lingkungan Produksi teh goreng ini merupakan proses produksi yang menerapkan efisiensi terhadap bahan baku sehingga produk beser beserta produk samping yang dihasilkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan produk lain yang dapat dijual kembali. Teknologi yang dihasilkan pun mengacu pada teknologi ramah lingkungan dimana teknologi yang digunakan tidak mencemari lingkungan dan perawatannya dan pun mudah, murah, serta aman bagi lingkungan sekitar. Produksi yang digunakan dan dikembangkan pun terfokus pada eco-friendly production friendly dimana setiap proses yang melibatkan bahan baku serta bahan tambahan lain tidak menggunakan bahan bahan-bahan kimia yang dapat mencemari n lingkungan. 2. Penanganan limbah yang dihasilkan akibat proses produksi Proses produksi teh goreng ini memiliki stasiun pengolahan limbah terpadu yang dapat mengolah limbah sehingga menghasilkan produk dari limbah yang dapat dijual kembali. Limbah yang dihasilkan dalam industri teh goreng ini termasuk ke dalam limbah organik sehingga penanganannya pun tidak terlalu rumit. Limbah organik hasil pengola nannya pengolahan daun teh menjadi bubuk teh, dimanfaatkan menjadi biokomposer sehingga

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

dapat digunakan sebagai pupuk organik yang dapat menyuburkan tanah. Limbah kemasan sisa, dapat dimanfaatkan industri untuk dijual kembali ke pemasok-pemasok plastik serta ke perajin perajin daur ulang plastik. pemasok perajin-perajin C. Dampak terhadap Industri Lain Dampak pendirian industri teh goreng ini adalah adanya sinkronsasi pendirian antara tiga industri yang masing masing berperan sebagai pemasok bahan masing-masing baku daun teh segar, flavor, serta kemasan plastik. Perkebunan teh Pasirjambu sebagai pemasok daun teh segar, Industri flavor sebag industri sebagai pemasok bahan tambahan teh goreng, serta Industri kemasan plastik memiliki hubungan yang sangat erat dengan industri teh goreng dalam memasok bahan baku teh goreng. Hubungan mutualisme atau hubungan saling menguntungkan itulah yang menyebabkan adanya keselarasan dan keseimbangan antar lini industri.

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Lampiran 1. Detail/Rincian Analisis Finansial /Rincian I. Rencana Kebutuhan DanaUraian Nilai Tukar Luas Lahan Harga Beli Daun The Harga Beli Flavor Cinnamon Flavor Lemon Flavor Vanilla Jasmine Flavor Harga Beli Bahan Kemasan Paper Sack Alloy Kardus Kebutuhan Produksi Daun Teh Segar Jumlah Satuan

9,600 IDR/1 US $ 500 m2 1,500 rupiah/kg 100,000 rupiah/kg 100,000 rupiah/kg 100,000 rupiah/kg 100,000 rupiah/roll 150,000 rupiah/roll 200 rupiah/buah 110 kg/hari 33,000 kg/tahun Flavor 5 kg/hari 1,500 kg/tahun

Kapasitas Terpasang Berat per kemasan Hasil produksi Teh + Flavor

60 kg/proses 55 gr/kemasan 500 kemasan/hari 12,500 kemasan/bulan 150,000 kemasan/tahun

Kapasitas

Paper Sack & Alloy Kardus Kebutuhan Kardus

500 kemasan/roll 10 kemasan/kardus 50 kardus/hari 12,000 rupiah/kemasan 23%

Harga Jual Teh Goreng Rendemen the

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

Jumlah Tenaga Kerja Direktur Utama General Manager Manager Dept staf Dep. HRD & GA staf Dep. Marketing staf Dep. SCM staf Dep. Finance & Accouting staf Dep. PDQA staf Dep. Produksi Jam Kerja Hari Kerja

38 orang 1 orang 1 orang 6 orang 2 orang 2 orang 2 orang 2 orang

2 orang 20 orang 16 jam/hari 25 hari/bulan 300 hari/tahun

Umur Proyek Persentase Modal Pinjaman Bank Persentase Modal Sendiri Biaya Modal Pinjaman Bank Biaya Modal Sendiri Jangka Waktu Pengembalian Modal Persentase Produksi Tahun 1 2 3 4 5

10 tahun 60%

40% 12% 20% 10 tahun 90% 100% 100% 100% 100%

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

6 7 8 9 10 Pajak Harga Listrik

100% 100% 100% 100% 100% 10% 650 rupiah per KWh

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

II. Kebutuhan Dana InvestasiN o URAIAN JUMLAH SATUA N HARGA SATUAN (Rp) TOTAL UMUR EKONOMIS (TAHUN) Tanah dan Bangunan 1 2 3 Luas Lahan Konstruksi Bangunan Interior 500 400 250 m2 m2 m2 120,000 500,000 350,000 60,000,000 200,000,000 87,500,000 10 10 10% 10% 20,000,000 8,750,000 18,000,000 7,875,000 PERSENTASE NILAI SISA NILAI SISA (Rp) DEPRESIASI (Rp) PEMAKAIAN DAYA LISTRIK (KW)

Peralatan dan Mesin 1 2 3 4 5 6 7 8 Witehring Through Mesin CTC Fluidized Bed Dryer Rotary Dryer Mesin Sieve Mesin Sealing dan Packaging Perlengkapan QC Timbangan 1 1 1 1 1 1 2 2 buah buah buah buah buah buah buah unit 6,500,000 57,500,000 40,000,000 32,000,000 19,800,000 21,000,000 4,000,000 500,000 6,500,000 57,500,000 40,000,000 32,000,000 19,800,000 21,000,000 8,000,000 1,000,000 10 10 10 10 10 10 10% 10% 10% 10% 10% 10% 650,000 5,750,000 4,000,000 3,200,000 1,980,000 2,100,000 585,000 5,175,000 3,600,000 2,880,000 1,782,000 1,890,000 1 1 0.5 0.5 1 1.1

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Ember/Baskom Pisau Sikat Sapu Selang Gunting Keranjang Daun Bohlam Lampu Tangki Penampung Air Pompa Air

4 4 5 4 50 4 4 10 2 2

buah buah buah buah meter buah buah buah buah buah

10,000 15,000 5,000 15,000 5,000 5,000 50,000 15,000 300,000 1,000,000

40,000 60,000 25,000 60,000 250,000 20,000 200,000 150,000 600,000 2,000,000 1 10 10 10% 10% 10% 15,000 60,000 200,000 135,000 54,000 180,000 0.75 0.07

Sarana dan Prasarana 1 2 3 4 5 6 Kendaraan operasional (mobil) Kendaraan operasional (motor) Furniture Perlengkapan Kamar Mandi Komputer + Printer + Fax Kalkulator 1 1 1 2 2 4 unit unit unit unit unit unit 35,000,000 9,000,000 5,000,000 1,000,000 4,000,000 30,000 35,000,000 9,000,000 5,000,000 2,000,000 8,000,000 120,000 5 10% 800,000 1,440,000 0.5 10 10 10% 10% 3,500,000 900,000 3,150,000 810,000

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

7 8 9 10 11 12

Telepon Instalasi Listrik (pabrik) Instalasi Air + Pompa Meja Kerja Kursi Perizinan

2 1 2 18 34 1

unit unit unit unit unit unit

600,000 2,000,000 1,000,000 120,000 85,000 500,000

1,200,000 2,000,000 2,000,000 2,160,000 2,890,000 500,000 10 10 10% 10% 200,000 200,000 180,000 180,000

TOTAL BIAYA INVESTASI TOTAL DEPRESIASI TOTAL NILAI SISA TOTAL BIAYA INVESTASI + MODAL KERJA AWAL

606,575,000 47,916,000 52,305,000 1,832,435,00 0

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

III. Biaya OperasionalNo KOMPONEN VOLUME SATUAN HARGA PER SATUAN (Rp) BIAYA PER BULAN (Rp) BIAYA PER TAHUN (Rp)

A.

Biaya Variabel 1 Pembelian Daun Teh 2 Pembelian Flavor 3 Pembelian Paper Sack 4 Pembelian Alloy 5 Pembelian Kardus 6 Air 7 Biaya Bahan Bakar Transportasi 110 kg 5 kg 1 roll 1 roll 50 buah 3,000 liter 110 liter 1,500 100,000 100,000 150,000 200 3 4,500 4,125,000 12,500,000 2,500,000 3,750,000 250,000 9,000 495,000 49,500,000 150,000,000 30,000,000 45,000,000 3,000,000 108,000 5,940,000

B.

Biaya Tetap 1 Tenaga Kerja 2 orang 6 orang 10 orang 5,000,000 3,500,000 1,800,000 10,000,000 21,000,000 18,000,000 120,000,000 252,000,000 216,000,000

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

20 orang 2 Biaya Maintenance Mesin 3 Biaya Maintenance Kendaraan 4 Listrik 5 Biaya Telepon 6 Biaya Lain-lain 7 Biaya Pemasaran SUB TOTAL BIAYA VARIABEL SUB TOTAL BIAYA TETAP TOTAL BIAYA OPERASIONAL 6 unit 2 unit 1 unit 2 unit 1 unit 1 unit

900,000 45,000 45,000 2,366,000 400,000 5,000,000 3,000,000

18,000,000 270,000 90,000 2,366,000 800,000 5,000,000 3,000,000

216,000,000 3,240,000 1,080,000 28,392,000 9,600,000 60,000,000 36,000,000 283,548,000 942,312,000 1,225,860,000

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

IV. Proyeksi Laba RugiKETERANGAN TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5 TAHUN 6 TAHUN 7 TAHUN 8 TAHUN 9 TAHUN 10 1,800,00 0,000 1,800,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 574,140, 000 47,916,0 00 526,224,

Penjualan Teh Goreng

1,620,00 0,000 1,620,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 394,140, 000 47,916,0 00 346,224,

1,800,00 0,000 1,800,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 574,140, 000 47,916,0 00 526,224,

1,800,00 0,000 1,800,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 574,140, 000 47,916,0 00 526,224,

1,800,00 0,000 1,800,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 574,140, 000 47,916,0 00 526,224,

1,800,00 0,000 1,800,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 574,140, 000 47,916,0 00 526,224,

1,800,00 0,000 1,800,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 574,140, 000 47,916,0 00 526,224,

1,800,00 0,000 1,800,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 574,140, 000 47,916,0 00 526,224,

1,800,00 0,000 1,800,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 574,140, 000 47,916,0 00 526,224,

1,800,00 0,000 1,800,00 0,000 942,312, 000 283,548, 000 1,225,86 0,000 574,140, 000 47,916,0 00 526,224,

Total Penjualan

Biaya Tetap

Biaya Variabel

Biaya Operasional

Pendapatan Sebelum Depresiasi, Bunga, dan Pajak Depresiasi

Pendapatan Sebelum Bunga,

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

dan Pajak Bunga (WACC)

000 131,935, 320 214,288, 680 21,428,8 68 192,859, 812 359,517, 600

000 131,935, 320 394,288, 680 39,428,8 68 354,859, 812 521,517, 600

000 131,935, 320 394,288, 680 39,428,8 68 354,859, 812 521,517, 600

000 131,935, 320 394,288, 680 39,428,8 68 354,859, 812 521,517, 600

000 131,935, 320 394,288, 680 39,428,8 68 354,859, 812 521,517, 600

000 131,935, 320 394,288, 680 39,428,8 68 354,859, 812 521,517, 600

000 131,935, 320 394,288, 680 39,428,8 68 354,859, 812 521,517, 600

000 131,935, 320 394,288, 680 39,428,8 68 354,859, 812 521,517, 600

000 131,935, 320 394,288, 680 39,428,8 68 354,859, 812 521,517, 600

000 131,935, 320 394,288, 680 39,428,8 68 354,859, 812 521,517, 600

Pendapatan Sebelum Pajak

Pajak

Pendapatan Setelah Pajak

Net Cash Flow

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

V. Net Present Value (NPV)TAHUN NCF (Rp) DF 16% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai Sisa JUMLAH Io NPV 359,517,600 521,517,600 521,517,600 521,517,600 521,517,600 521,517,600 521,517,600 521,517,600 521,517,600 521,517,600 52,305,000 0.862069 0.743163 0.640658 0.552291 0.476113 0.410442 0.353830 0.305025 0.262953 0.226684 309,928,966 387,572,533 334,114,252 288,029,528 248,301,317 214,052,860 184,528,327 159,076,144 137,134,607 130,076,175 PV of NCF (Rp)

2,392,814,708 1,832,435,000 560,379,708

TAHUN

NCF

DF 16%

0 1 2 3 4

1,832,435,000 394,140,000 574,140,000 574,140,000 574,140,000 0.862069 0.743163 0.640658 0.552291 339,775,862 426,679,548 367,827,197 317,092,411

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

5 6 7 8 9 10

574,140,000 574,140,000 574,140,000 574,140,000 574,140,000 574,140,000

0.476113 0.410442 0.353830 0.305025 0.262953 0.226684

273,355,527 235,651,316 203,147,686 175,127,316 150,971,824 130,148,124

PI

2,392,814,708.28 1,832,435,000.00 = 1.305811507

Jumlah b/c ratio

2,619,776,811 1.429669708

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

VI. InflowKomponen A. Sumber Dana Pinjaman Bank Modal Sendiri Sub Total B. Penjualan Teh Goreng (kemasan) Sub Total Total 12500 Rp 12,000.00 Rp 150,000,000.00 Rp Rp Rp 1,800,000,000.00 1,800,000,000.00 3,632,435,000.00 Rp Rp Rp 1,099,461,000.00 732,974,000.00 1,832,435,000.00 Unit/bulan Harga Inflow/bulan Inflow/tahun

Sisa HutangTERM KE0 Rp 1,099,461,000.00 1 967,525,680 2 835,590,360 3 703,655,040 4 571,719,720 5 439,784,400 6 307,849,080 7 175,913,760 8 9 10

Feasibility Study Teh Goreng CV Bandung Wangi Indosari, Bandung Bandung-Jawa Barat

VII. Payback PeriodINVESTASI + MODAL KERJA AWAL CF1 1,832,435,000 359,517,600 1,472,917,400 521,517,600 951,399,800 521,517,600 429,882,200 521,517,600 -91,635,400 521,517,600 -613,153,000 521,517,600 -1,134,670,600 521,517,600 -1,656,188,200 521,517,600 -2,177,705,800 521,517,600 -2,699,223,400 521,517,600 -3,220,741,000

CF2

CF3

CF4

CF5

CF6

CF7

CF8

CF9

CF10