9
Starbucks Corporation: Coffee Shop to Largest Coffeehouse in the World Presented By : Indra Prasetya Kesuma Ningrum Maria Rosaline Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Trisakti Jakarta 2013

Study Case - Starbucks

  • Upload
    lia2479

  • View
    67

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

management strategic of starbucks

Citation preview

Page 1: Study Case - Starbucks

Starbucks Corporation: Coffee Shop

to Largest Coffeehouse in the World

Presented By : Indra Prasetya

Kesuma NingrumMaria Rosaline

Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Trisakti

Jakarta2013

Page 2: Study Case - Starbucks

Berdirinya Starbucks Starbucks Model Going Global : International Expansion Pencapaian

Page 3: Study Case - Starbucks

Berdirinya Starbucks : Jerry Baldwin Zev Siegl Gordon Bowker

Howard Schlutz (seorang karyawan di Hammarplast)

1971 - membuka kedai kopi “Starbucks” menjual biji kopi yang telah dipanggang, kopi bubuk dan alat-alat pemanggangan

1982 – Howardd Schlutz sebagai bagian pemasaran

1987 – Pendiri dan pemilik Starbucks menjual kepemilikannya kepada Howard Schlutz, dan “Il Giornale” dirubah menjadi Starbucks

1992 – Starbucks “Go Public”

1985 – Howardd Schlutz membuka coffe bar “Il Giornale” terinspirasi coffee bar di Italia

1996 Going Global – Kedai pertama Starbucks di Tokyo Jepang

Page 4: Study Case - Starbucks

Starbucks Model :“ Establish Starbucks as the premier purveyor of the

finest coffee in the world while maintaining uncompromising principles as we grow”

Schlutz’s Goal

“ become an enduring, great company with the most recognized and respected brand in the world, known for inspiring and nurturing the human spirit”

25 year Company’s Goal

Page 5: Study Case - Starbucks

Starbucks Model : Securing the Finest Raw Materials

Kualitas coffee Starbucks dimulai dari bahan-bahan coffee arabica yang berkualitas. Starbucks memastikan hanya coffee arabica terbaik yang digunakan

Vertical IntegrationSalah satu hal penting dalam menjaga citarasa coffee adalah pada saat pemanggangan, dan hal itu dilakukan oleh pegawai yang telah dilatih oleh Starbucks

Starbucks ExperienceStarbucks menciptakan experience tersendiri bagi para pengunjung Starbucks, antara lain dengan penyajian music jazz atau opera untuk mendapatkan suasana khas Starbucks, juga ukuran outlet yang telah ditentukan untuk kenyamanan

Page 6: Study Case - Starbucks

Starbucks Model : Building a Unique Culture

“Happy employee” merupakan kunci untuk kompetitif dan pertumbuhan bagi perusahaan, dan Starbucks berusaha mewujudkan melalui beberapa benefit program dari Starbucks, kepemilikan perusahaan dan training.

Leverage Brand– Berbagai channel distribusi : stand alone stores, café and

carts, outlet di rumah sakit, bank, perkantoran, supermarket dan shopping center.

– Tahun 1995 memasukka teh sebagai salah satu produk dari Starbucks untuk mengantisipasi permintaan akan Teh. Starbucks juga membangun kemitraan dengan PepsiCo Inc, Dreyers’ Grand Ice Cream.Starbucks juga mengembangkan produk entertainment lain melalui “Hear Music”.

Page 7: Study Case - Starbucks

Going Global : International Expansion

Early Expansion– Dibentuk anak perusahaan Starbucks Coffee International Inc.

yang bertanggung jawab terhadap Starbucks di luar North American.

– Kedai pertama di Tokyo Japan. Starbucks tidak mengadopsi budaya lokal, tetapi tetap dengan ciri khasnya dan mempunyai pangsa pasar tersendirri dari kalangan mapan.

Pangsan pasar coffee bar di US akan mengalami fase mature demikian juga pada Starbucks, sehingga ekspansi ke luar negeri menjadi suatu kebutuhan.

Page 8: Study Case - Starbucks

Going Global : International Expansion The Starbucks Way

– Starbucks tidak menyesuaikan dengan taste local tetapi tetap menyajikan citarasa terbaik coffee (di Jepang dilakukan penyesuaian dengan menjual dalam kemasan dingin dalam cankir plastik di tahun 2005).

– Di North America ekspansi tidak melalui franchise tetapi semua milik Starbucks untuk menjaga kualitas.

– Ekspansi menggandeng lokal partner yang sejalan dengan misi Starbucks.

– Melakukan penetrasi pasar secara agresif dengan membeli peluang pesaing (predatory real estate).

– Promosi melalui media sosial dengan biaya murah tetapi efektif (twitter, facebook, youtube, starbucks ideas)

Page 9: Study Case - Starbucks

Pencapain : Global BrandAkhir 2012 Starbucks berdiri di 61 negara dengan Net Revenue + 13,3 Billion USD