300
2010, No.321 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010 www.djpp.depkumham.go.id

SUB BIDANG PERANCANGAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 5

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI

PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG PERANCANGAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010

www.djpp.depkumham.go.id

Page 2: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 6

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

1. Kode Unit : KTL.IR.200.201.01 Judul Unit : Merancang sistem pencahayaan 2. Kode Unit : KTL.IR.202.201.01 Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah 3. Kode Unit : KTL.IR.202.202.01 Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah. 4. Kode Unit : KTL.IR.206.203.01 Judul Unit : Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung. 5. Kode Unit : KTL.IR.208.201.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik bangunan hunian rumah tinggal

tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

6. Kode Unit : KTL.IR.203.301.01 Judul Unit : Merancang instalasi sistem otomisasi bangunan. 7. Kode Unit : KTL.IR.208.301.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan sosial dan

budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum, dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non swalayan.

8. Kode Unit : KTL.IR.208.302.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah dan rendah untuk

bangunan sosial dan budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non swalayan.

9. Kode Unit : KTL.IR.208.303.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha

pasar swalayan. 10. Kode Unit : KTL.IR.208.304.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan

usaha pasar swalayan. 11. Kode Unit : KTL.IR.208.305.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha

hotel dan apartemen.

12. Kode Unit : KTL.IR.208.306.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah untuk bangunan

usaha hotel dan apartemen. 13. Kode Unit : KTL.IR.208.307.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha

rumah sakit. 14. Kode Unit : KTL.IR.208.308.01

www.djpp.depkumham.go.id

Page 3: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 7

Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha rumah sakit.

15. Kode Unit : KTL.IR.208.309.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah bangunan usaha

industri kecil dan menengah. 16. Kode Unit : KTL.IR.208.310.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan menengah bangunan usaha

industri besar.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 4: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 8

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.200.201.01 Judul Unit : Merancang sistem pencahayaan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem pencahayaan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan dan merencanakan tingkat pencahayaan dan tata letak.

1.1. Tingkat pencahayaan dan tata letak instalasi pencahayaan direncanakan dan disiapkan untuk perolehan K3 serta kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dengan urutan kerja sesuai persyaratan.

1.2. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak dikoordinasikan dengan personel yang tepat dan pihak terkait lainnya untuk memastikan tingkat pencahayaan dan tata letak dengan baik.

1.3. Penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak disesuaikan dengan persyaratan.

1.4. Alat ukur dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi penentuan tingkat pencahayaan dan tata letak diidentifikasi sesuai prosedur dan persyaratan.

2. Menetapkan tingkat pencahayaan dan tata letak.

2.1. Kebijakan dan prosedur K3 diterapkan. 2.2. Tingkat iluminasi dan tata letak dirinci

sesuai prosedur dan persyaratan. 2.3. Respon terhadap kondisi yang tidak

direncanakan, dirinci sesuai prosedur. 2.4. Persetujuan melaksanakan pekerjaan yang

tidak direncanakan dirinci sesuai prosedur. 2.5. Pemeriksaan terhadap kualitas pekerjaan

dirinci dan dilakukan terus-menerus sesuai prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 5: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 9

3. Memeriksa dan melaporkan penyelesaian pekerjaan.

3.1. Pemeriksaan akhir penentuan kapasitas sirkit dilakukan sesuai prosedur.

3.2. Hasil perancangan tingkat iluminasi dan tata letak dibuat dan didokumentasikan sesuai prosedur.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur perancangan sistem pencahayaan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan sistem pencahayaan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun perhitungan. 1.4. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku dan sistem

format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.5. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem pencahayaan.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). b. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). c. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. e. Teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan. f. Kualitas dan kuantitas pencahayaan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). b. Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 6: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 10

c. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga).

d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Menerapkan teknik tingkat dasar prinsip pencahayaan. f. Menerapkan kualitas dan kuantitas pencahayaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem pencahayaan.

d. Menginterpretasikan gambar karakteristik pencahayaan dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 7: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 11

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta

mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan instalasi pencahayaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 8: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 12

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.202.201.01 Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Prosedur dan kebijakan K3 ditetapkan. 1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan

personel yang tepat. 1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem elektrikal dan

persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.

2. Merancang sistem instalasi pemasangan.

2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat.

2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan, diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.

2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem.

2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan.

2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.

3. Memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan.

3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 9: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 13

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik tegangan rendah. 1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem listrik fasa tiga tegangan rendah. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indek proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. e. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. f. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. e. Menerapkan Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. f. Menerapkan Teknik tingkat dasar konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 10: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 14

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

d. Menginterpretasikan gambar sistem listrik fasa tiga tegangan rendah dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 11: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 15

Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta

mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 12: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 16

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.202.202.01 Judul Unit : Merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu lingkungan yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan.

1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat.

1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem elektrikal dan persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.

2. Merancang sistem instalasi pemasangan.

2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat.

2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.

2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem.

2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan.

2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.

3. Memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan.

3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 13: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 17

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi instalasi tenaga listrik tegangan menengah. 1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) . b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan menengah. f. Teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel tegangan menengah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan menengah. i. Teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta arus bolak-balik. j. Kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung pendek. k. Teknik dan aplikasi transformator daya. l. Teknik dan aplikasi UPS.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 14: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 18

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. e. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah dan tegangan menengah. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari panel tegangan rendah dan panel tegangan

menengah. g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi sistem listrik fasa tiga tegangan

menengah. i. Menerapkan teknik dan aplikasi mesin listrik arus searah serta arus bolak-balik. j. Menerapkan kalkulasi gangguan, perhitungan analisis hubung pendek. k. Menerapkan teknik dan aplikasi transformator daya. l. Menerapkan teknik dan aplikasi UPS.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

d. Menginterpretasikan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah dan gambar teknik lainnya.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 15: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 19

2.3. Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan sistem listrik fasa tiga tegangan menengah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 16: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 20

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.206.203.01 Judul Unit : Merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Prosedur dan kebijakan K3 dan isu-isu lingkungan yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan.

1.2. Konsep rancangan dan rinciannya didiskusikan dengan personel yang tepat.

1.3. Parameter rancangan, spesifikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung dan persyaratan lainnya yang dapat mempengaruhi rancangan ditetapkan berdasarkan kebijakan organisasi.

2. Merancang sistem instalasi pemasangan.

2.1. Rancangan alternatif dipertimbangkan dan didiskusikan dengan personel yang tepat.

2.2. Model dari sirkit/sistem yang lazim dipergunakan, diterapkan untuk mengevaluasi usulan rancangan.

2.3. Pertimbangan keselamatan, kefungsian dan ekonomi diterapkan dalam rancangan sistem.

2.4. Rancangan memenuhi semua persyaratan termasuk spesifikasi dan dokumentasi untuk pemasangan peralatan/perlengkapan, lengkapan dan sistem pengawatan.

2.5. Petunjuk penggunaan dan pengoperasian peralatan dan perlengkapan sistem yang diperlukan didokumentasikan.

3. Memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Rancangan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ditetapkan agar memenuhi persyaratan.

3.2. Rancangan diajukan untuk perolehan persetujuan lembaga berwenang sesuai undang-undang atau peraturan yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai prosedur yang ditetapkan dan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 17: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 21

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem proteksi petir pada bangunan gedung. 1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar. c. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. d. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. e. Teknik tingkat dasar konstruksi jaringan listrik. f. Teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar. c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. d. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. e. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik. f. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 18: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 22

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

d. Menginterpretasikan sistem proteksi petir pada bangunan gedung dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 19: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 23

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan sistem proteksi petir pada bangunan gedung.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 20: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 24

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.201.01 Judul Unit : Merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal,

rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal,

Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 21: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 25

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga

listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan

disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan Hunian Rumah Tinggal Tunggal, Rumah Tinggal Deret dan Rumah Tinggal Sementara dan Bangunan Keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 22: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 26

bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.4. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.5. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.6. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. e. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. f. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. g. Teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, pemutus arus balik atau saklar.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 23: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 27

d. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

e. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. f. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. g. Menerapkan teknik tingkat dasar Konstruksi jaringan listrik.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

d. Menginterpretasikan instalasi bangunan hunian rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 24: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 28

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja

dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 1 (satu) tahun dalam bidang perancangan instalasi listrik bangunan rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret dan rumah tinggal sementara dan bangunan keagamaan Masjid, Gereja, Pura, Wihara dan Klenteng.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 25: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 29

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.203.301.01 Judul Unit : Merancang Instalasi sistem otomisasi bangunan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi sistem otomisasi bangunan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan, letak peralatan yang akan

diotomisasi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi pengkabelan (wiring) kabel dari sentral sistem otomisasi bangunan ke peralatan-peralatan yang akan dikontrol, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem otomisasi bangunan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan jumlah titik yang akan dikontrol dan

dimonitor oleh sistem otomisasi bangunan. b) Pemilihan jenis dan kapasitas kabel. c) Besar/kapasitas sistem sentral otomisasi bangunan. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 26: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 30

e) Analisa sistem tenaga listrik. f) Data/spesifikasi teknis peralatan sistem otomisasi

bangunan yang dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.

2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi sistem otomisasi Bangunan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi sistem otomisasi Bangunan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang sistem otomisasi bangunan. 1.4. Kemampuan pengoperasian komputer. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 27: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 31

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi sistem otomisasi Bangunan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar. c. Teknik penerapan transduser d. Teknik dan aplikasi PLC/DCS. e. Teknik perhitungan tenaga listrik. f. Analisa sistem tenaga listrik. g. Teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik. h. Teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA. i. Teknik pengetahuan transmiter dan konverter. j. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. k. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. l. Teknik dan aplikasi sumber daya UPS. m. Teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi dan kabel kontrol. n. Teknik pengetahuan penggerak kecepatan (Variabel Speed Drive).

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar. c. Menerapkan teknik penerapan transduser. d. Menerapkan teknik dan aplikasi PLC/DCS. e. Menerapkan teknik perhitungan tenaga listrik. f. Menerapkan analisa sistem tenaga listrik. g. Menerapkan teknik dan aplikasi distribusi tenaga listrik. h. Menerapkan teknik pengetahuan sistem kendali/SCADA. i. Menerapkan teknik pengetahuan transmiter dan konverter. j. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. k. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 28: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 32

l. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya UPS. m. Menerapkan teknik konstruksi jaringan kabel data/komunikasi dan kabel kontrol. n. Menerapkan teknik pengetahuan penggerak kecepatan (Variabel Speed Drive).

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 29: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 33

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi sistem otomisasi bangunan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 30: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 34

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.301.01 Judul Unit : Merancang instalasi listrik tegangan rendah untuk Bangunan

Sosial dan Budaya (sekolah, madrasah, pesantren, museum dll) dan bangunan usaha gedung olahraga, perkantoran dan perdagangan non swalayan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan

Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 31: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 35

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga

listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan

disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 32: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 36

Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan. ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi kampus,

gedung olahraga dan kantor. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran

maupun perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 33: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 37

d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 34: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 38

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 35: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 39

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.302.01 Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah

Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan

Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 36: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 40

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga

listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan

disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan Sosial dan Budaya dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 37: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 41

Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi kampus,

gedung olahraga dan kantor. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasi tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan

pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik laboratorium.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 38: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 42

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Menerapkan teknik dan aplikasi tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi tegangan sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus

peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik laboratorium.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 39: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 43

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan dan gambar teknik lainnya.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah dan Rendah untuk Bangunan Sosial dan Budaya (Sekolah, Madrasah, Pesantren, Museum dll) dan Bangunan Usaha Gedung Olahraga, Perkantoran dan Perdagangan Non Swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 40: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 44

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.303.01 Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah Bangunan usaha

pasar swalayan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha pasar swalayan, titik

pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha pasar swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

www.djpp.depkumham.go.id

Page 41: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 45

Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga

listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.

2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha pasar swalayan.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi pasar

swalayan. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 42: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 46

1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan

pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Teknik konstruksi jaringan listrik. l. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) . b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 43: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 47

g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus

peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 44: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 48

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha pasar swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 45: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 49

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.304.01 Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan menengah Bangunan usaha

pasar swalayan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha pasar swalayan, titik

pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 46: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 50

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga

listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan

disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha pasar swalayan.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi pasar

swalayan. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 47: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 51

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah untuk Bangunan usaha pasar swalayan. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasikabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan

pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Menerapkan teknik dan aplikasikabel tegangan menengah dan kabel tegangan

rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 48: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 52

i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus

peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 49: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 53

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha pasar swalayan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 50: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 54

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.305.01 Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan

usaha hotel dan apartemen.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha hotel dan apartemen.

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha hotel dan

apartemen, titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha hotel dan apartemen yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 51: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 55

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi

Tenaga Listrik Tegangan Rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi

tenaga listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang

dipakai dan data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan.

2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha hotel dan apartemen.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 52: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 56

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi hotel dan

apartemen. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah Bangunan usaha hotel dan apartemen. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan

pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 53: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 57

k. Teknik konstruksi jaringan listrik. l. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus

peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.2. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 54: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 58

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha hotel dan apartemen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 55: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 59

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.306.01 Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha

hotel dan apartemen.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha hotel dan apartemen, titik

pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha hotel dan apartemen yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 56: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 60

c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik tegangan menengah dan tegangan rendah.

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga

listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan

disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha hotel dan apartemen.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi hotel dan

apartemen. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 57: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 61

1.6. ersyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha hotel dan apartemen. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan

pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 58: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 62

g. Menerapkan teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.

h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus

peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 59: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 63

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha hotel dan apartemen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 60: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 64

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.307.01 Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan

usaha rumah sakit.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha rumah sakit.

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha rumah sakit, titik pemakaian

listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha rumah sakit yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 61: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 65

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga

listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan

disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha rumah sakit.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit ini meliputi: 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi rumah

sakit. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 62: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 66

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha rumah sakit. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan

pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Teknik konstruksi jaringan listrik. l. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. n. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. o. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 63: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 67

h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus

peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. n. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium. o. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 64: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 68

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha rumah sakit.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 65: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 69

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.308.01 Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha

rumah sakit.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha rumah sakit, titik pemakaian

listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha rumah sakit yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

www.djpp.depkumham.go.id

Page 66: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 70

tegangan menengah dan tegangan rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga

listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan

disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha rumah sakit.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha rumah sakit yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha rumah sakit ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi rumah sakit. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan

format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 67: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 71

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan

pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. o. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. p. Teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa

tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 68: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 72

g. Menerapkan teknik dan aplikasi kabel tegangan menengah dan kabel tegangan rendah.

h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus

peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kolam renang. n. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi dapur basah dan kering. o. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium. p. Menerapkan teknik dan aplikasi instalasi listrik kamar operasi.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 69: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 73

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja

dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha rumah sakit.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 70: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 74

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.309.01 Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan

usaha Industri kecil dan menengah.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha industri kecil dan menengah,

titik pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik Bangunan usaha industri kecil dan menengah yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : 2.3.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 71: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 75

a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

tegangan rendah. d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga listrik

yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.4. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan

disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.5. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha industri kecil dan menengah.

2.6. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan menengah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan menengah ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan rendah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi industri

(kecil dan menengah). 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 72: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 76

1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan.

1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Rendah bangunan usaha industri kecil dan menengah.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah. g. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan

pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Teknik konstruksi jaringan listrik. l. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 73: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 77

g. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. h. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. i. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. j. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus

peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. k. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. l. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha Industri kecil dan menengah.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 74: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 78

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja

dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah untuk Bangunan usaha industri kecil dan menengah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 75: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 79

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PERANCANGAN

Kode Unit : KTL.IR.208.310.01 Judul Unit : Merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha

Industri besar.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan rencana pekerjaan dan menetapkan konsep awal rancangan.

1.1. Langkah rencana pekerjaan dipersiapkan, prosedur dan kebijakan K3 didiskusikan secara kelompok ataupun dipelajari dengan cermat dan teliti.

1.2. Prinsip kerja perhitungan beban listrik dan panel distribusi dipahami dan dikuasai serta diaplikasikan secara benar dan cermat.

1.3. Data dan parameter rancangan dikumpulkan, dipelajari dan diindentifikasikan secara cermat dan teliti meliputi : a. Denah Bangunan usaha industri besar, titik

pemakaian listrik (lampu dan stop kontak), penempatan Panel Hubung Bagi dipelajari dan data teknis yang terbaru dan telah disahkan dikumpulkan.

b. Peta, jenis konstruksi distribusi tenaga listrik tegangan menengah, tegangan rendah, volume fisik panjang jaringan dengan data teknis penghantar yang dipakai.

c. Format administrasi dan dokumen (uraian dan gambar) tentang sistem Instalasi Listrik industri besar yang terbaru dan telah disahkan didokumentasikan.

2. Melaksanakan perhitungan, merancang sistem dan instalasi pemasangan.

2.1. Data pada butir 1.2 disurvei bagian/hal yang perlu disurvei dan penelitian ulang secara cermat dilakukan perhitungan elektrikal matematis sesuai ketentuan dan metode yang berlaku.

2.2. Hasil analisa dan perhitungan pada butir 2.1 meliputi : a) Perhitungan beban listrik. b) Perhitungan kapasitas kabel dan transformator. c) Besar Sistem Proteksi pada Distribusi Tenaga Listrik

tegangan menengah dan tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 76: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 80

d) Dipertimbangkan aspek efisiensi biaya. e) Peta sistem pembumian jaringan distribusi tenaga

listrik yang telah disahkan. f) Data/spesifikasi teknis alat proteksi yang dipakai dan

data penyetelannya sesuai dengan yang diberlakukan. 2.3. Hasil perhitungan pada butir 2.2 dievaluasi dan

disimulasikan sesuai dengan standar besaran yang telah ditentukan sebelum direkomendasi sebagai acuan pengoperasian.

2.4. Dokumen hasil perhitungan dan analisa pada butir 2.2, 2.3 dan 3.1 disusun sebagai panduan membuat dokumen (gambar dan spesifikasi) perancangan Instalasi Bangunan usaha industri besar.

2.5. Hasil perhitungan juga digunakan dalam menentukan spesifikasi teknis alat proteksi yang disusun secara cermat pada format yang ditentukan untuk digunakan sebagai acuan pengoperasian pemeliharaan.

3. Membuat laporan, memeriksa dan menyelesaikan rancangan.

3.1. Laporan hasil perhitungan dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang telah ditetapkan.

3.2. Semua dokumen Rancangan (gambar dan spesifikasi) diajukan kepada atasan/pihak yang berwenang untuk memperoleh persetujuan dan pengesahan, sesuai peraturan atau undang-undang yang berlaku.

3.3. Berkas dokumen rancangan yang telah disetujui, diterbitkan dengan copy sejumlah tertentu untuk diserahkan dan disimpan sesuai persyaratan dan prosedur yang ditetapkan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha industri besar yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah Bangunan usaha industri besar ini meliputi : 1.1. Standar desain sistem distribusi tegangan menengah yang berlaku. 1.2. Undang-undang dan peraturan-peraturan teknik ketenagalistrikan yang berlaku. 1.3. Ketentuan-ketentuan tentang proteksi sistem distribusi tenaga listrik instalasi industri

besar. 1.4. Peta impedansi hubung singkat sistem yang diperlukan. 1.5. Peralatan kerja, perlengkapan dan perkakas yang memadai untuk penggambaran maupun

perhitungan. 1.6. Persyaratan pekerjaan dan prosedur pemeriksaan yang ditetapkan/berlaku serta sistem

dan format pembuatan rancangan dan pelaporan yang ditetapkan perusahaan. 1.7. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3 dan PUIL.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 77: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 81

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi merancang Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha industri besar. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik atau saklar. d. Teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. f. Teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Teknik dan aplikasi dari kabel tegangan menengah dan tegangan rendah. h. Teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus peralatan

pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi. l. Teknik konstruksi jaringan listrik. m. Teknik dan aplikasi listrik laboratorium. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan teknik rangkaian listrik dasar (baik fasa tunggal, fasa dua atau fasa tiga). c. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi, indeks proteksi (IP), pemutus arus balik

atau saklar. d. Menerapkan teknik perhitungan analisis hubung pendek. e. Menerapkan teknik dan aplikasi proteksi keselamatan manusia dan makhluk hidup

lainnya. f. Menerapkan teknik dan aplikasi panel tegangan menengah dan transformator daya. g. Menerapkan teknik dan aplikasi dari kabel tegangan menengah dan tegangan rendah. h. Menerapkan teknik dan aplikasi sistem pentanahan. i. Menerapkan teknik dan aplikasi penerangan penunjuk arah evakuasi. j. Menerapkan teknik pengetahuan mesin listrik arus searah dan arus bolak-balik. k. Menerapkan teknik dan aplikasi sumber daya cadangan dan instalasi listrik khusus

peralatan pengendalian api, asap dan perlengkapan evakuasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 78: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 82

l. Menerapkan teknik konstruksi jaringan listrik. m. Menerapkan teknik dan aplikasi listrik laboratorium.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

c. Orientasi berupa pelatihan lapangan, dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.

d. Menginterpretasikan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha Industri besar.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 79: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 83

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal setara D3 Listrik dengan pengalaman 2 (dua) tahun dalam bidang perancangan Instalasi Listrik Tegangan Menengah bangunan usaha industri besar.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 80: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 84

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI

PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG OPERASI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010

www.djpp.depkumham.go.id

Page 81: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 85

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG OPERASI

1. Kode Unit : KTL.IO.205.101.01 Judul Unit : Mengoperasikan sistem pembumian (Arde). 2. Kode Unit : KTL.IO.206.101.01 Judul Unit : Mengoperasikan penangkal /penangkap petir 3. Kode Unit : KTL.IO.207.101.01 Judul Unit : Mengoperasikan catu daya arus searah (DC Power Supply). 4. Kode Unit : KTL.IO.207.102.01 Judul Unit : Mengoperasikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu

lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). 5. Kode Unit : KTL.IO.207.103.01 Judul Unit : Mengoperasikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan

lampu penerangan lapangan (out door). 6. Kode Unit : KTL.IO.201.201.01 Judul Unit : Mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan rendah

(Low Voltage Main Distribution Board). 7. Kode Unit : KTL.IO.201.202.01 Judul Unit : Mengoperasikan papan hubung bagi utama tegangan

menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). 8. Kode Unit : KTL.IO.202.201.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa

(untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). 9. Kode Unit : KTL.IO.202.202.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik

(untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). 10. Kode Unit : KTL.IO.203.201.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit motor kontrol non

programmable logic control (Non PLC). 11. Kode Unit : KTL.IO.204.201.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit programmable logic

control (PLC). 12. Kode Unit : KTL.IO.207.201.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam

renang tegangan rendah. 13. Kode Unit : KTL.IO.207.202.01 Judul Unit : Mengoperasikan Komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA

14. Kode Unit : KTL.IO.207.203.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 82: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 86

15. Kode Unit : KTL.IO.207.204.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

16. Kode Unit : KTL.IO.207.205.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

17. Kode Unit : KTL.IO.208.201.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

18. Kode Unit : KTL.IO.208.202.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

19. Kode Unit : KTL.IO.208.203.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

20. Kode Unit : KTL.IO.208.204.01 Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

21. Kode Unit : KTL.IO.208.205.01………………………………………….. Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

22. Kode Unit : KTL.IO.208.206.01…………………………………………… Judul Unit : Mengoperasikan komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 83: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 87

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI

PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010

www.djpp.depkumham.go.id

Page 84: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 88

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

1. Kode Unit : KTL.IH.205.101.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).

2. Kode Unit : KTL.IH.206.101.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir.

3. Kode Unit : KTL.IH.207.101.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC

Power Supply). 4. Kode Unit : KTL.IH.207.102.01

Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).

5. Kode Unit : KTL.IH.207.103.01

Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).

6. Kode Unit : KTL.IH.201.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama

tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board). 7. Kode Unit : KTL.IH.201.202.01

Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

8. Kode Unit : KTL.IH.202.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).

9. Kode Unit : KTL.IH.202.202.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

10. Kode Unit : KTL.IH.203.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit motor

kontrol non programmable logic control (Non PLC).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 85: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 89

11. Kode Unit : KTL.IH.204.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

programmable logic control (PLC). 12. Kode Unit : KTL.IH.207.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.

13. Kode Unit : KTL.IH.207.202.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

14. Kode Unit : KTL.IH.207.203.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

15. Kode Unit : KTL.IH.207.204.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

16. Kode Unit : KTL.IH.207.205.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

17. Kode Unit : KTL.IH.208.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

18. Kode Unit : KTL.IH.208.202.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

19. Kode Unit : KTL.IH.208.203.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

20. Kode Unit : KTL.IH.208.204.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

www.djpp.depkumham.go.id

Page 86: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 90

instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

21. Kode Unit : KTL.IO.208.205.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

22. Kode Unit : KTL.IH.208.206.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 87: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 91

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.205.101.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

2. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde).

1.5. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.6. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian disiapkan sesuai persyaratan.

1.7. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian disiapkan dan dimengerti.

1.8. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.9. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.10. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (arde).

2. Memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Peralatan/material pembumian dipelihara dan diperbaiki sesuai spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku.

2.3. Peralatan/material pembumian dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 88: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 92

2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan elektrode pembumian (earthing rod) yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari

hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi.

4. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang

www.djpp.depkumham.go.id

Page 89: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 93

diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki sistem pembumian (Arde). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian. c. Konstruksi sistem pembumian (Arde). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian

(Arde). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). h. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan sistem pembumian (Arde). c. Menerapkan konstruksi sistem pembumian (Arde). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan sistem

pembumian (Arde). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan penulisan laporan pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup :

www.djpp.depkumham.go.id

Page 90: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 94

a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi kerja.

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 91: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 95

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.206.101.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan Lightning rod disiapkan sesuai persyaratan.

1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan penangkal/ penangkap petir disiapkan dan dimengerti.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan penangkal / penangkap petir diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan penangkap petir.

2. Memelihara dan memperbaiki penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Peralatan/material penangkal / penangkap petir (Lightning rod) dipasang sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.

2.3. Peralatan/material penangkal/penangkap petir dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 92: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 96

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.

2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir (Lightning rod) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir (Lightning rod) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan elektrode penangkal/ penangkap petir (Lightning rod) yang

sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari

hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 93: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 97

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki penangkal/penangkap petir (Lightning rod). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap petir. c. Konstruksi penangkal/penangkap petir (Lightning rod). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan penangkal/penangkap

petir (Lightning rod). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). h. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan penangkal/ penangkap petir. c. Menerapkan konstruksi penangkal/penangkap petir. d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan

penangkal/penangkap petir (Lightning rod). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 94: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 98

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 95: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 99

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.101.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power

Supply).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power Supply).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah disiapkan sesuai dengan persyaratan.

1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply) disiapkan dan dimengerti.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang terlibat.

1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan catu daya DC.

2. Memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power Supply).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power Supply) dipelihara dandiperbaiki sesuai dengan spesifikasi dan instruksi manual.

2.3. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power Supply) dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 96: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 100

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan.

2.6. Pemberian tegangan pada catu daya arus searah (DC Power Supply) dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah (DC Power Supply) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari

hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 97: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 101

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki catu daya arus searah (DC Power Supply). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah. c. Konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah

(DC Power Supply). e. Elektronika Penyearah (Rectifier). f. Alat ukur pengukuran listrik. g. Teori listrik dasar. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan catu daya arus searah. c. Menerapkan konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan catu

daya arus searah (DC Power Supply). e. Menggunakan Elektronika Penyearah (Rectifier). f. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. g. Menerapkan teori listrik dasar. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 98: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 102

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang catu daya arus searah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 99: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 103

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.102.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu

lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda disiapkan sesuai dengan persyaratan.

1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda disiapkan dan dimengerti.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

2. Memelihara dan memperbaiki lampu tanda.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Peralatan/material lampu tanda dipasang sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.

2.3. Peralatan/material lampu tanda dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.4. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.6.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 100: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 104

2.7. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari

hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 101: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 105

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memasang dan memperbaiki lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas,

papan reklame/Billboard dan lampu kabut). c. Konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard

dan lampu kabut). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan lampu tanda. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu tanda (tanda bahaya,

lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). c. Menerapkan konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan

reklame/Billboard dan lampu kabut). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu

tanda. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Meneraokan teknik Penerangan lampu tanda. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 102: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 106

c. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

d. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 103: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 107

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 104: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 108

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.103.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum

(PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan disiapkan sesuai dengan persyaratan.

1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan disiapkan dan dimengerti.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan lampu PJU.

2. Memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan Kontaktor) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.3. Peralatan/material lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan dipelihara dan diperbaiki sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 105: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 109

2.4. Peralatan/material lampu penerangan jalan umum dan lampu penerangan lapangan dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.

2.7. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan sesuai persyaratan

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu

penerangan lapangan (out door) yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari

hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 106: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 110

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan

lampu penerangan lapangan (out door). c. Konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan

(out door). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan

jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan lampu PJU dan penerangan lapangan. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan lampu penerangan jalan umum

(PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). c. Menerapkan konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan

lapangan (out door). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan lampu

penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik Penerangan lampu jalan umum (PJU) dan penerangan lapangan

(out door). h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 107: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 111

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 108: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 112

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 109: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 113

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.201.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan

rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perbaikan PHB utama tegangan rendah, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.

1.6. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (LVMDB) disiapkan sesuai dengan persyaratan dan SOP.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan.

2. Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai gambar konstruksi.

2.3. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB dan Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 110: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 114

2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan standar Operasi.

2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama dilaksanakan sesuai standar konstruksi dan instruksi manual.

2.6. Karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang pada PHB utama tegangan rendah diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi.

2.7. PHB utama dan lengkapannya dipelihara dan diperbaiki sesuai dengan instruksi manual dan SOP.

2.8. PHB utama dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.9. Pemberian tegangan pada PHB utama dan instalasi/jurusan dilaksanakan sesuai SOP.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Tegangan pada PHB utama tegangan rendah setiap fasa diperiksa dengan tester tegangan dan diukur sesuai SOP.

3.2. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama diperiksa dengan tester putaran fasa sesuai SOP.

3.3. Pengukuran beban PHB utama untuk masing-masing jurusan instalasi dilaksanakan sesuai SOP.

3.4. PHB utama diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan SOP.

3.5. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai SOP.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemasangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 111: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 115

1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan terdiri dari hand tools dan

power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat

ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). b. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). c. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi

utama. d. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah

(Low Voltage Main Distribution Board). e. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi

utama tegangan rendah. f. Peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk memelihara dan

memperbaiki PHB utama tegangan rendah. g. Alat ukur dan pengukuran listrik. h. Teori listrik dasar. i. Bahan Listrik. j. PUIL dan Persyaratan Peralatan Listrik. k. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. l. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). b. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 112: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 116

c. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi utama tegangan rendah.

d. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

e. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi utama tegangan rendah.

f. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk memelihara dan memperbaiki PHB utama tegangan rendah.

g. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. h. Menggunakan teori listrik dasar. i. Menggunakan bahan listrik. j. Menerapkan PUIL dan Persyaratan Peralatan Listrik. k. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. l. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.4. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 113: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 117

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem kontrol PLC.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 114: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 118

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.201.202.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan

menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan pemeliharaan dan perbaikan PHB utama tegangan menengah, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.

1.6. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (MVMDB) disiapkan sesuai dengan persyaratan dan SOP.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan MVMDB.

2. Memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai gambar konstruksi.

2.3. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LBS, PMT dan Fuse TM) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 115: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 119

2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai stándar konstruksi dan standar operasi.

2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama dilaksanakan sesuai standar konstruksi dan instruksi manual.

2.6. Karakteristik dan rating relai pembatas arus yang dipasang pada PHB utama tegangan menengah diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi.

2.7. PHB utama dan lengkapannya dipelihara dan diperbaiki sesuai dengan instruksi manual dan standing operation procedure (SOP).

2.8. PHB utama dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.9. Pemberian tegangan pada PHB utama dan instalasi/jurusan dilaksanakan sesuai SOP.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Tegangan pada PHB utama tegangan menengah setiap fasa diperiksa dengan tester tegangan dan diukur sesuai SOP.

3.2. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama diperiksa sesuai SOP.

3.3. Pengukuran beban PHB utama untuk masing-masing jurusan instalasi dilaksanakan sesuai SOP.

3.4. PHB utama diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan SOP.

3.5. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai SOP.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) ini meliputi :

www.djpp.depkumham.go.id

Page 116: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 120

1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan terdiri dari hand tools dan

power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat

ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi

utama. c. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama tegangan menengah

(Medium Voltage Main Distribution Board). d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi

utama tegangan menengah. e. Peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk memelihara dan

memperbaiki PHB utama tegangan menengah. f. Alat ukur dan pengukuran listrik. g. Teori listrik dasar. h. Bahan Listrik. i. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 117: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 121

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung

bagi utama tegangan menengah. c. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan papan hubung bagi utama

tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan

hubung bagi utama tegangan menengah. e. Menggunakan peralatan/perkakas kerja hand tools dan power tools untuk

memelihara dan memperbaiki PHB utama tegangan menengah. f. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. g. Menggunakan teori listrik dasar. h. Menggunakan bahan listrik. i. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 118: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 122

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem kontrol PLC.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 119: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 123

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.202.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa direncanakan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Jenis sistem Perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan instalasi.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 120: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 124

instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.3. Komponen instalasi listrik pompa dan lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku.

2.4. Sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapan nya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan terus-menerus sesuai prosedur.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai SOP.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) ini meliputi: 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa yang sesuai

standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 121: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 125

1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan.

1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari

hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa

(untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). c. Konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa

(untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit

instalasi listrik pompa. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik instalasi tenaga. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa). i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Sistem pembumian. k. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 122: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 126

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi

listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). c. Menerapkan konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi

listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan

komponen dan sirkit instalasi listrik pompa. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik instalasi tenaga. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa). i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Menerapkan sistem pembumian. k. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 123: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 127

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 124: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 128

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.202.202.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi motor

listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang sesuai standar dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan instalasi.

2. Memelihara dan memperbaiki

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 125: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 129

komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.3. Komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dan lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku.

2.4. Komponen dan sirkit instalasi (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.6. Komponen instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik yang sesuai

standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 126: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 130

1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan.

1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari

hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik

(untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). c. Konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik

(untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit

instalasi motor listrik. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik instalasi tenaga. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik). i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Sistem pembumian. k. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 127: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 131

b. Menerapkan prosedur komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

c. Menerapkan konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi motor listrik.

e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik instalasi tenaga. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik). i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Menerapkan sistem pembumian. k. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 128: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 132

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 129: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 133

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.203.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit motor kontrol

non programmable logic control (Non PLC).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memasang komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar pengawatan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC disiapkan sesuai instruksi manual.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan tahap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan instruksi manual.

1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang sesuai standar dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan.

1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit motor kontrol non

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 130: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 134

programmable logic control (Non PLC).

standar peralatan. 2.3. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dan

lengkapannya dipasang sesuai dengan instruksi manual dan persyaratan yang berlaku.

2.4. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.5. Komponen dan instalasi motor kontrol non PLC, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.6. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-loading dengan program yang sesuai untuk operasi motor kontrol dan Modem disiapkan, sesuai instruksi manual dan SOP.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai SOP.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan Standing Operation procedure (SOP). 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari

hand tools dan power tools.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 131: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 135

1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memeliharaan dan perbaikin komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan komponen dan sirkit motor

kontrol non PLC. c. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemeliharaan dan

perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. e. Alat ukur dan pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor

kontrol non PLC. h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan komponen dan sirkit

motor kontrol non PLC. c. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor

kontrol non PLC. d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection)

pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. f. Menggunakan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan

sirkit motor kontrol non PLC. h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 132: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 136

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti

www.djpp.depkumham.go.id

Page 133: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 137

yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel. b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta

mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem motor kontrol.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 134: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 138

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.204.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable

logic control (PLC).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar pengawatan pemeliharaan komponen dan sirkit PLC disiapkan sesuai instruksi manual.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) direncanakan dan disiapkan sesuai dengan persyaratan.

1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipelihara sesuai standar dan dokumen pemeliharaan.

1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) dan lengkapannya dipelihara dan diperbaiki sesuai dengan instruksi manual dan SOP.

2.3. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 135: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 139

2.4. Komponen instalasi programmable logic control (PLC), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.5. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU diloading dengan program yang sesuai untuk operasi PLC dan Modem disiapkan, sesuai instruksi manual dan SOP.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan.

4.1 Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2 Berita Acara pemeliharaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan terdiri dari hand tools dan

power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat

ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 136: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 140

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen dan sirkit

PLC. c. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit PLC. d. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemasangan PLC. e. Alat ukur dan pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan PLC. h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan

komponendan sirkit PLC. c. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit PLC. d. Menggunakan spesifikasi / persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection)

pemasangan PLC. e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. f. Menggunakan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemeliharaan dan perbaikan PLC. h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 137: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 141

2.2.2. Cakupan Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem Kontrol PLC.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 138: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 142

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

kolam renang tegangan rendah.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan pemperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang direncanakan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Jenis sistem Perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan instalasi.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik kolam

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar

www.djpp.depkumham.go.id

Page 139: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 143

renang tegangan rendah.

peralatan. 2.3. Komponen instalasi listrik kolam renang dan

lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku.

2.4. Sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya dipelihara sesuai dengan standar, dan persyaratan yang berlaku.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang dipelihara sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

3. Memeriksa pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan.

3.1. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3.2. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.3. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan selesainya pemeliharaan dan perbaikan.

4.1 Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2 Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik yang sesuai standar. 1.2. Pemeliharaan dan perbaikan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum

di dalam gambar rencana pemeliharaan dan perbaikan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 140: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 144

1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pemeliharaan dan perbaikan terdiri dari

hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah. Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam

renang tegangan rendah. c. Konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam

renang tegangan rendah. d. Hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit

instalasi listrik kolam renang. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan kolam renang. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang). i. Bahan instalasi listrik untuk kolam renang tegangan rendah. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Sistem pembumian. l. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi

listrik kolam renang tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 141: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 145

c. Menerapkan konstruksi pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.

d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang.

e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik Penerangan kolam renang. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang). i. Menerapkan bahan instalasi listrik untuk kolam renang. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Menerapkan sistem pembumian. l. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 142: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 146

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 143: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 147

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.202.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan sistem.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 144: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 148

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol) dipelihara sesuai prosedur.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai SOP.

2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA dan lengkapannya dipelihara sesuai SOP.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.

2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.

3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 145: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 149

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan Pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam Laporan Pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan

earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA).

f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 146: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 150

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 147: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 151

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 148: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 152

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.203.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan sistem.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 149: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 153

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol) dipelihara sesuai prosedur.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai SOP.

2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis dan lengkapannya dipelihara sesuai SOP.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.

2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.

3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 150: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 154

4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan

earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 151: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 155

f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 152: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 156

2.3. Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 153: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 157

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.204.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang terlibat.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan dan perbaikan sistem.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas

www.djpp.depkumham.go.id

Page 154: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 158

supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor/peralatan kontrol) dipelihara sesuai prosedur.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai SOP.

2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk ruang khusus medis dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk ruang khusus medis diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.

2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

2.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.

2.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

2.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

2.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

2.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.

2.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

2.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 155: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 159

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan

earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis/ruang roentgen/ruang operasi).

f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 156: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 160

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis/ruang roentgen/ruang operasi).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 157: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 161

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 158: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 162

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.207.205.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 159: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 163

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang ditentukan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dipelihara sesuai SOP.

2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri khusus dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri khusus diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.

2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.

3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan pemeliharaan dan

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 160: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 164

perbaikan. 4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan

earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan

untuk bangunan industri khusus).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 161: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 165

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 162: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 166

2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 163: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 167

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.201.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Jenis lokasi sirkit dan komponen terkait yang dipelihara dan diperbaiki sesuai standar peralatan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan instalasi.

2. Memelihara dan memperbaiki

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 164: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 168

komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.2. Penyambungan dan terminasi komponen dan sirkit instalasi listrik dengan bagian lain diperiksa, sesuai dokumen pemasangan dan SOP pemeliharan dan perbaikan.

2.3. Peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.

2.4. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sesuai SOP dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan.

2.5. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga dipelihara dan diperbaiki agar sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa hasil pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

3.2. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

3.3. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.4. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.5. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan pengoperasian.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) meliputi: 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas ,pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 165: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 169

1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools

dan power tools. 1.7. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk

penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 166: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 170

d. Menggunakan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan

untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 167: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 171

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 168: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 172

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.202.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan danperbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Jenis lokasi sirkit dan komponen terkait yang dipelihara dan diperbaiki sesuai standar peralatan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai pemeliharaan instalasi.

2. Memelihara dan memperbaiki

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 169: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 173

komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.2. Penyambungan dan terminasi komponen dan sirkit instalasi listrik dengan bagian lain diperiksa, sesuai dokumen pemasangan dan SOP pemeliharan dan perbaikan.

2.3. Peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.

2.4. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sesuai SOP dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan.

2.5. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances), dipelihara dan diperbaiki agar sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa hasil pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.

3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.5. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.6. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan pengoperasian.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) meliputi :

www.djpp.depkumham.go.id

Page 170: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 174

1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam gambar rencana pemasangan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan pengoperasian terdiri dari hand tools

dan power tools. 1.7. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan

piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 171: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 175

c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menggunakan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk

penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 172: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 176

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 173: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 177

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.203.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang dipengoperasian diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan secara bertahap

www.djpp.depkumham.go.id

Page 174: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 178

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. 2.3. Peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS)

diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta

lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dipelihara dan diperbaiki sesuai SOP.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa dan dipelihara sesuai standar peralatan dan SOP.

2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri rumah tangga diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.9. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sesuai SOP dan dokumen pemeliharaan dan perbaikan.

2.10. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga, dipelihara dan diperbaiki agar sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.11. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dan diperbaiki sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa hasil pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.

3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 175: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 179

4. Membuat laporan pemeliharaan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan prbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pengoperasian, terdiri dari megger dan earth tester

yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 176: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 180

d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga/home Industries).

f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pengoperasian. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga/home Industries).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pengoperasian.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 177: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 181

b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 178: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 182

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.204.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 179: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 183

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang ditentukan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dipelihara sesuai SOP.

2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.

2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik), dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.

3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan pemeliharaan dan

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 180: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 184

perbaikan. 2.1. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan

earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan

untuk bangunan industri (pabrik).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 181: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 185

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 182: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 186

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 183: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 187

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IO.208.205.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

2. Memelihara dan

memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang

www.djpp.depkumham.go.id

Page 184: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 188

ditetapkan. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta

lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang ditentukan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya dipelihara sesuai SOP.

2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan publik dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan publik diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.

2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.

3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 185: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 189

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan

earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan

untuk bangunan publik. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 186: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 190

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang

digunakan untuk bangunan publik. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 187: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 191

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 188: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 192

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN

Kode Unit : KTL.IH.208.206.01 Judul Unit : Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Pemeliharaan dan perbaikan direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang akan dipelihara diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemeliharaan dan perbaikan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

2. Memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual peralatan dan SOP.

2.3. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang

www.djpp.depkumham.go.id

Page 189: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 193

ditetapkan. 2.4. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta

lengkapannya dipelihara sesuai prosedur yang ditentukan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) dipelihara sesuai SOP.

2.6. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri hiburan dan lengkapannya, dipelihara sesuai SOP.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk bangunan industri hiburan diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.10. Perlengkapan utama dan pelengkap instalasi diperiksa kelayakannya sebelum dipelihara sesuai SOP.

2.11. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan, dipelihara sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.12. Komponen dan sirkit instalasi listrik dipelihara dengan tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

3. Memeriksa pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik.

3.1. Tegangan pada PHB diperiksa dan dicatat, sesuai prosedur.

3.2. Putaran fasa R, S dan T diperiksa dengan alat pemeriksa putaran fasa, sesuai instruksi manual.

3.3. Beban pada PHB untuk masing-masing jurusan instalasi dan percabangan diukur dan dicatat sesuai SOP.

3.4. Penyimpangan operasi yang terjadi dilakukan identifikasi sesuai SOP.

3.5. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.6. Penyimpangan yang terjadi ditetapkan alternatif pemecahannya sesuai prosedur yang berlaku.

3.7. Alternatif yang dipilih diterapkan sesuai dengan persyaratan.

4. Membuat laporan pemeliharaan dan perbaikan.

4.1. Laporan pemeliharaan dan perbaikan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

4.2. Berita Acara pemeliharaan dan perbaikan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 190: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 194

1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Pemeliharaan dan perbaikan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan ini meliputi : 1.1. Pemeliharaan dan perbaikan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeliharaan dan perbaikan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeliharaan dan perbaikan, terdiri dari megger dan

earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memelihara dan memperbaiki komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri

hiburan. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan laporan pemeliharaan dan perbaikan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 191: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 195

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur pemeliharaan dan perbaikan instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeliharaan dan perbaikan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 192: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 196

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan formal SMK Listrik atau SMU IPA dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 193: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 197

LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 08 TAHUN 2010 TANGGAL : 5 Juli 2010

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI

PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

SUB BIDANG INSPEKSI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2010

www.djpp.depkumham.go.id

Page 194: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 198

DAFTAR ISI STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

1. Kode Unit : KTL.II.205.101.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde). 2. Kode Unit : KTL.II.206.101.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan penangkal /penangkap petir. 3. Kode Unit : KTL.II.207.101.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power

Supply). 4. Kode Unit : KTL.II.207.102.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu

lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). 5. Kode Unit : KTL.II.207.103.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum

(PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). 6. Kode Unit : KTL.II.201.201.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan

rendah (Low Voltage Main Distribution Board). 7. Kode Unit : KTL.II.201.202.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan

menengah (Medium Voltage Main Distribution Board). 8. Kode Unit : KTL.II.202.201.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). 9. Kode Unit : KTL.II.202.202.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor

listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). 10. Kode Unit : KTL.II.203.201.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol

non programmable logic control (Non PLC). 11. Kode Unit : KTL.II.204.201.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable

logic control (PLC). 12.

Kode Unit

:

KTL.II.207.201.01

Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.

13. Kode Unit : KTL.II.208.202.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

14. Kode Unit : KTL.II.208.203.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 195: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 199

15. Kode Unit : KTL.II.208.204.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

16. Kode Unit : KTL.II.207.301.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

17. Kode Unit : KTL.II.207.302.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

18. Kode Unit : KTL.II.207.303.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

19. Kode Unit : KTL.II.207.304.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

20. Kode Unit : KTL.II.208.301.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

21. Kode Unit : KTL.II.208.302.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

22. Kode Unit : KTL.II.208.303.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 196: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 200

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.205.101.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

3. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).

1.11. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.12. Prosedur inspeksi sistem pembumian disiapkan sesuai dengan persyaratan.

1.13. Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan sistem pembumian disiapkan dan dimengerti.

1.14. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi sistem pembumian diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.15. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.16. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan sistem pembumian (arde).

5. Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Peralatan/material pembumian diperiksa sesuai dengan spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku.

2.3. Peralatan/material pembumian diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 197: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 201

pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan. 2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai

tahanan pembumian sesuai persyaratan. 2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan

ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

6. Membuat laporan inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

5. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan elektrode pembumian (earthing rod) yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand

tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi.

6. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 198: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 202

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde). c. Konstruksi sistem pembumian (Arde). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). h. Penulisan Laporan Inspeksi.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan sistem pembumian (Arde). c. Menerapkan konstruksi sistem pembumian (Arde). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan sistem

pembumian (Arde). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan Penulisan Laporan Inspeksi.

2.4. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 199: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 203

2.3. Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja

dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 200: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 204

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.206.101.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Prosedur inspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir disiapkan sesuai dengan persyaratan.

1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir disiapkan dan dimengerti.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain.

1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan penangkap petir.

2. Menginspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir (Lightning rod).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Peralatan/material penangkal/penangkap petir (Lightning rod) diinspeksi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.

2.3. Peralatan/material penangkal/penangkap petir diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 201: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 205

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.

2.6. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod), yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan elektrode penangkal/penangkap petir (Lightning rod) yang

sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand

tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 202: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 206

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir (Lightning rod).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir. c. Konstruksi penangkal/penangkap petir (Lightning rod). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan penangkal/penangkap petir

(Lightning rod). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). h. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan penangkal/ penangkap petir. c. Menerapkan konstruksi penangkal/penangkap petir. d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan

penangkal/penangkap petir (Lightning rod). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). h. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 203: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 207

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penangkal/penangkap petir (Lightning rod).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 204: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 208

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.101.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power

Supply).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).

1.1.Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2.Prosedur inspeksi pemasangan catu daya arus searah disiapkan sesuai persyaratan.

1.3.Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply) disiapkan dan dimengerti.

1.4.Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan catu daya arus searah diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5.Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.6.Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).

2. Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power Supply) diinspeksi sesuai dengan spesifikasi dan gambar Shop Drawing.

2.3. Peralatan/material catu daya arus searah (DC Power Supply) diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.4. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 205: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 209

2.5. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas sesuai persyaratan.

2.6. Pemberian tegangan pada catu daya arus searah (DC Power Supply) dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan catu daya arus searah yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand

tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC Power Supply).

www.djpp.depkumham.go.id

Page 206: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 210

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan catu daya arus searah. c. Konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan catu daya arus searah (DC

Power Supply). e. Elektronika Penyearah (Rectifier). f. Alat ukur pengukuran listrik. g. Teori listrik dasar. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan catu daya arus searah. c. Menerapkan konstruksi catu daya arus searah (DC Power Supply). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan catu daya arus

searah (DC Power Supply). e. Menggunakan Elektronika Penyearah (Rectifier). f. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. g. Menerapkan teori listrik dasar. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 207: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 211

b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja

dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang catu daya arus searah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 208: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 212

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.102.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu

lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Prosedur inspeksi pemasangan lampu tanda disiapkan sesuai dengan persyaratan.

1.3. Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan lampu tanda disiapkan dan dimengerti.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan lampu tanda diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.6. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan lampu tanda.

2. Menginspeksi pemasangan lampu tanda.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Peralatan/material lampu tanda dipasang sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.

2.3. Peralatan/material lampu tanda diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.4. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 209: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 213

2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.

2.7. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.8. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Pernyataan

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan lampu tanda ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan lampu tanda yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand

tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 210: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 214

Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan

reklame/Billboard dan lampu kabut). c. Konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan reklame/Billboard

dan lampu kabut). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu tanda. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan lampu tanda. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu

lintas, papan reklame/Billboard dan lampu kabut). c. Menerapkan konstruksi lampu tanda (tanda bahaya, lampu lalu lintas, papan

reklame/Billboard dan lampu kabut). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu tanda. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik penerangan lampu tanda. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan

menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 211: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 215

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja

dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 212: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 216

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.103.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU)

dan lampu penerangan lapangan (out door).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2.Prosedur inspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan disiapkan sesuai dengan persyaratan.

1.3.Gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan disiapkan dan dimengerti.

1.4.Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5.Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.6.Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan lampu PJU.

2. Menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan Kontaktor) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.3. Peralatan/material lampu PJU dan lampu penerangan lapangan dipasang sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang berlaku.

2.4. Peralatan/material lampu PJU dan lampu penerangan lapangan diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak

www.djpp.depkumham.go.id

Page 213: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 217

mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.6. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian dan tahanan isolasi sesuai persyaratan.

2.7. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.8. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan lampu PJU dan lampu penerangan lapangan (out door) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan PJU dan lampu penerangan lapangan (out door) yang sesuai

standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand

tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang

telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 214: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 218

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu

penerangan lapangan (out door). c. Konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan

(out door). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan

umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik Penerangan lampu PJU dan penerangan lapangan. h. Standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum Instalasi Listrik

(PUIL). i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU)

dan lampu penerangan lapangan (out door). c. Menerapkan konstruksi lampu penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan

lapangan (out door). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan lampu

penerangan jalan umum (PJU) dan lampu penerangan lapangan (out door). e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik penerangan lampu jalan umum (PJU) dan penerangan lapangan

(out door). h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan Persyaratan Umum

Instalasi Listrik (PUIL). i. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 215: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 219

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 216: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 220

e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi penerangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 217: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 221

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.201.201.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan

rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan inspeksi pemasangan PHB utama tegangan rendah, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan rendah diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.

1.6. Inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (LVMDB) disiapkan sesuai dengan SOP.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan LVMDB.

2. Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai gambar konstruksi dan SOP.

2.3. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB dan Fuse) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas

www.djpp.depkumham.go.id

Page 218: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 222

sesuai stándar konstruksi dan standar operasi. 2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama tegangan

rendah diinspeksi sesuai standar dan instruksi manual. 2.6. Karakteristik dan rating pembatas arus yang dipasang

pada PHB utama diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi.

2.7. Pemasangan PHB utama dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan instruksi manual dan SOP.

2.8. PHB utama yang dipasang diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.9. PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan SOP.

2.10. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama tegangan rendah diperiksa sesuai SOP.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board) ini meliputi : 1.1. Inspeksi pemasangan komponen yang sesuai standar. 1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes dan peralatan pencarian gangguan. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat

ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini

www.djpp.depkumham.go.id

Page 219: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 223

dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.5. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main Distribution Board).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi

utama tegangan rendah. c. Konstruksi papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage Main

Distribution Board). d. Prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi. e. Spesifikasi/Persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi

utama tegangan rendah. f. Peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan rendah. g. Alat ukur dan pengukuran listrik. h. Teori listrik dasar. i. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Penulisan Laporan Inspeksi Pemasangan PHB Utama.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung

bagi utama tegangan rendah. c. Menerapkan konstruksi papan hubung bagi utama tegangan rendah (Low Voltage

Main Distribution Board). d. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan

rendah. e. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan

hubung bagi utama tegangan rendah. f. Menggunakan peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama

tegangan rendah. g. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. h. Menggunakan teori listrik dasar. i. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Menuliskan laporan inspeksi pemasangan PHB utama.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 220: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 224

2.6. Ruang Lingkup Pengujian 2.6.1 Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.6.2 Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.7. Metode Asesmen 2.7.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi. 2.7.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.7.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.7.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.8. Aspek Penting 2.8.1 Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.8.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.8.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja

dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 221: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 225

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.9. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi pendidikan formal D3 Listrik dengan pengalaman di bidang papan hubung bagi utama tegangan rendah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 222: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 226

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.201.202.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan

menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Gambar satu garis yang berkaitan dengan inspeksi pemasangan PHB utama tegangan menengah, diperiksa sesuai dokumen yang ditetapkan perusahaan dan SOP.

1.3. Rencana kerja disusun agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai SOP.

1.4. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan menengah diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.5. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.

1.6. Inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (MVMDB) disiapkan sesuai dengan SOP.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan MVMDB.

2. Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan dan fisik PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai gambar konstruksi dan SOP.

2.3. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LBS, PMT dan Fuse TM) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.4. Setiap rangkaian listrik diukur untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas

www.djpp.depkumham.go.id

Page 223: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 227

sesuai stándar konstruksi dan standar operasi. 2.5. Pemasangan sepatu kabel pada PHB utama tegangan

menengah diinspeksi sesuai standar dan instruksi manual.

2.6. Karakteristik dan rating relay pembatas arus yang dipasang pada PHB utama diperiksa dan nilainya harus sesuai dengan standar operasi.

2.7. Pemasangan PHB utama dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan instruksi manual dan standing operation procedure (SOP).

2.8. PHB utama yang dipasang diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.9. PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya dan SOP.

2.10. Urutan fasa R, S dan T pada PHB utama tegangan menengah diperiksa sesuai SOP.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1. Laporan inspeksi dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan komponen yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes dan peralatan pencarian gangguan. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat

ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus

www.djpp.depkumham.go.id

Page 224: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 228

dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main Distribution Board).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung bagi

utama tegangan menengah. c. Konstruksi papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium Voltage Main

Distribution Board). d. Prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama tegangan menengah. e. Spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan hubung bagi

utama tegangan menengah. f. Peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama tegangan

menengah. g. Alat ukur dan pengukuran listrik. h. Teori listrik dasar. i. Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Penulisan Laporan Inspeksi Pemasangan PHB Utama.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar satu garis dan pengawatan pemasangan komponen papan hubung

bagi utama tegangan menengah. c. Menerapkan konstruksi papan hubung bagi utama tegangan menengah (Medium

Voltage Main Distribution Board). d. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan papan hubung bagi utama. e. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) papan

hubung bagi utama tegangan menengah. f. Menggunakan peralatan/perkakas kerja untuk inspeksi pemasangan PHB utama

tegangan menengah. g. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. h. Menggunakan teori listrik dasar. i. Menerapkan Persyaratan Umum Instalasi dan Peralatan Listrik. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Menuliskan Laporan Inspeksi Pemasangan PHB utama.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 225: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 229

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : 1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. 2. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja

dan mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 226: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 230

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja. 2.5. Persyaratan Pendidikan

Kualifikasi pendidikan formal D3 Listrik dengan pengalaman di bidang papan hubung bagi utama tegangan menengah.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 227: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 231

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.202.201.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa direncanakan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Jenis sistem perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.

2. Menginspeksi pasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi

www.djpp.depkumham.go.id

Page 228: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 232

hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah).

manual dan standar peralatan. 2.3. Komponen instalasi listrik pompa dan lengkapannya

diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku.

2.4. Sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik pompa dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.10. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1 Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2 Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah) ini meliputi : 1.1. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa yang sesuai standar. 1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum

di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand

tools dan power tools.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 229: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 233

1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk

hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa (untuk hydrant,

sprinkler, air bersih dan air limbah). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit

instalasi listrik pompa. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik instalasi tenaga. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa). i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Sistem pembumian. k. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

pompa (untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). c. Menerapkan konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik pompa

(untuk hydrant, sprinkler, air bersih dan air limbah). d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen

dan sirkit instalasi listrik pompa. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik instalasi tenaga.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 230: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 234

h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik pompa).

i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Menerapkan sistem pembumian. k. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 231: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 235

Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 232: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 236

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.202.202.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor

listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/ AC, lift, escalator dan conveyor).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait dipasang sesuai standar dan dokumen inspeksi pemasangan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB,

www.djpp.depkumham.go.id

Page 233: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 237

instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.3. Komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku.

2.4. Komponen dan sirkit instalasi (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.5. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.6. Komponen instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.9. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor) ini meliputi : 1.1. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik yang sesuai standar. 1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum

di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand

tools dan power tools.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 234: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 238

1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air

conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air

conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit

instalasi motor listrik. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik instalasi tenaga. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik). i. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Sistem pembumian. k. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur komponen dan sirkit instalasi motor listrik (untuk air

conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). c. Menerapkan Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi motor listrik

(untuk air conditioning/AC, lift, escalator dan conveyor). d. Menggunakan Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen

dan sirkit instalasi motor listrik. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. f. Menerapkan teori listrik dasar.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 235: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 239

g. Menerapkan teknik instalasi tenaga. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi motor listrik). i. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. j. Menerapkan sistem pembumian. k. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup: a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti

sebagai dasar di dalam memberikan asesmen. 2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 236: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 240

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 237: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 241

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.203.201.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non

programmable logic control (Non PLC).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar pengawatan pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC disiapkan sesuai instruksi manual.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan tahap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan instruksi manual.

1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait diinspeksi sesuai standar dan dokumen penginspeksian.

1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 238: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 242

programmable logic control (Non PLC).

standar peralatan. 2.3. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC dan

lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) diinspeksi sesuai dengan instruksi manual dan persyaratan yang berlaku.

2.4. Komponen dan sirkit motor kontrol non PLC diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.5. Komponen dan instalasi motor kontrol non PLC diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.6. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-loading dengan program yang sesuai untuk operasi motor kontrol dan Modem disiapkan sesuai instruksi manual dan SOP.

2.7. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop Drawing.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana inspeksi

pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan menginspeksi pemasangan terdiri dari

hand tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat

ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 239: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 243

2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi memasang komponen dan sirkit motor kontrol non programmable logic control (Non PLC).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen dan sirkit

motor kontrol non PLC. c. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. d. Spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) inspeksi pemasangan

komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. e. Alat ukur dan pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar dan spesifikasi inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non

PLC. h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen

dan sirkit motor kontrol non PLC. c. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non

PLC. d. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection)

inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor kontrol non PLC. e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. f. Menggunakan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar dan spesifikasi inspeksi pemasangan komponen dan sirkit motor

kontrol non PLC. h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Inspeksi pemasangan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 240: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 244

2.4. Ruang Lingkup Pengujian 2.4.1 Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.4.2 Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.5. Metode Asesmen

2.5.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.5.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.5.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.5.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.6. Aspek Penting

2.6.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.6.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.6.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 241: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 245

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.7. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem motor kontrol.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 242: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 246

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.204.201.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable

logic control (PLC).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program kerja, diagram tangga (Ladder), dan gambar pengawatan pemasangan komponen dan sirkit PLC disiapkan sesuai instruksi manual.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) direncanakan dan disiapkan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan tahap pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan.

1.5. Lokasi sirkit dan komponen terkait diinspeksi sesuai standar dan dokumen inspeksi.

1.6. Personel yang tepat/supervisor dihubungi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit PLC.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 243: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 247

2.3. Komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.4. Komponen instalasi programmable logic control (PLC) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.5. Bila terdapat CPU dan Modem maka CPU di-loading dengan program yang sesuai untuk operasi PLC dan Modem diperiksa sesuai instruksi manual dan SOP.

2.6. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi perencanaan dilakukan dengan pemeriksaan diagram tangga (Ladder) dan membandingkan gambar Shop Drawing.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC) ini meliputi : 1.1. Menginspeksi pemasangan komponen yang sesuai standar. 1.2. Menginspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi seperti yang tercantum di dalam gambar rencana

pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand

tools dan power tools. 1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger, AVO meter dan alat

ukur besaran listrik yang telah dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 244: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 248

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit programmable logic control (PLC).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponendan sirkit

PLC. c. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit PLC. d. Spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection) pemasangan PLC. e. Alat ukur dan pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Standar dan spesifikasi pemasangan PLC. h. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Membaca gambar diagram tangga (Ladder) dan pengawatan pemasangan komponen

dan sirkit PLC . c. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit PLC. d. Menggunakan spesifikasi/persyaratan tingkat pengamanan (Index Protection)

pemasangan PLC. e. Menggunakan alat ukur dan pengukuran listrik. f. Menggunakan teori listrik dasar. g. Menerapkan standar dan spesifikasi pemasangan PLC. h. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. i. Menuliskan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 245: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 249

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang sistem kontrol PLC.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 246: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 250

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.201.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

kolam renang tegangan rendah.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang direncanakan untuk memastikan kebijakan dan prosedur K3 diikuti dan pekerjaan diurut secara tepat sesuai dengan persyaratan.

1.5. Jenis sistem perlengkapan utama dan perlengkapan pelengkap yang dibutuhkan disiapkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi peralatan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 247: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 251

renang tegangan rendah.

standar peralatan. 2.3. Komponen instalasi listrik kolam renang dan

lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku.

2.4. Sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya diinspeksi sesuai dengan standar dan persyaratan yang berlaku.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang diperiksa sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (Index Protection) yang telah ditetapkan.

2.6. Pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan dilakukan sesuai prosedur.

2.7. Komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang dan lengkapannya diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.8. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.10. Penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standar yang berlaku / gambar Shop Drawing.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi pemasangan.

3.1. Laporan inspeksi pemasangan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.2. Berita Acara inspeksi pemasangan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah, yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah ini meliputi : 1.1. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik yang sesuai standar. 1.2. Inspeksi pemasangan polaritas dengan benar. 1.3. Pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian seperti yang tercantum

di dalam gambar rencana inspeksi pemasangan. 1.4. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.5. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.6. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.7. Peralatan tes, pencarian gangguan dan peralatan inspeksi pemasangan terdiri dari hand

tools dan power tools.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 248: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 252

1.8. Gawai uji yang diperlukan untuk pemeriksaan, terdiri dari megger dan earth tester yang telah dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan rendah.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang

tegangan rendah. c. Konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang tegangan

rendah. d. Hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen dan sirkit

instalasi listrik kolam renang. e. Alat ukur pengukuran listrik. f. Teori listrik dasar. g. Teknik penerangan kolam renang. h. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang). i. Bahan instalasi listrik untuk kolam renang tegangan rendah. j. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Sistem pembumian. l. Penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

kolam renang tegangan rendah. c. Menerapkan konstruksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik kolam

renang tegangan rendah. d. Menggunakan hand tools dan power tools untuk inspeksi pemasangan komponen

dan sirkit instalasi listrik kolam renang. e. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 249: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 253

f. Menerapkan teori listrik dasar. g. Menerapkan teknik penerangan kolam renang. h. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL untuk komponen dan sirkit instalasi listrik kolam renang). i. Menerapkan bahan instalasi listrik untuk kolam renang. j. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. k. Menerapkan sistem pembumian. l. Menerapkan penulisan Laporan Inspeksi pemasangan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi

www.djpp.depkumham.go.id

Page 250: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 254

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 251: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 255

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.202.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program Kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, FUSE dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 252: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 256

2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan

2.4. Bagian atau hubungan instalasi dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP.

2.6. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan

2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 253: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 257

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan

piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 254: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 258

i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan. Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Menerapkan bahan instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti

elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 255: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 259

2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal SLTA atau SMK Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 256: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 260

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.203.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan

mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk

memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 257: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 261

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.

2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP.

2.6. Komponen instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances), diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.3. Laporan Pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 258: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 262

3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 259: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 263

d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk penerangan,

piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan sederhana). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk

penerangan, piranti elektronik dan piranti rumah tangga (Home Appliances). g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.4. Ruang Lingkup Pengujian

2.4.1 Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.4.2 Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 260: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 264

2.5. Metode Asesmen 2.5.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi. 2.5.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.5.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.5.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.6. Aspek Penting

2.6.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.6.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.6.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.7. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 261: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 265

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.204.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan

mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk

memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi.

2. Menginspeksi pemasangan

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 262: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 266

komponen dan sirkit instalasi listrik.

Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan. 2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (MCB, Fuse

dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan

2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.

2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri rumah tangga dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP.

2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk penerangan, piranti elektronik dan piranti industri rumah tangga diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.3. Laporan Pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak

www.djpp.depkumham.go.id

Page 263: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 267

yang terkait. 3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi

disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga /

www.djpp.depkumham.go.id

Page 264: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 268

Home Industries). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan

untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri rumah tangga / Home Industries).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri rumah tangga (Home Industries).

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b.Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 265: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 269

2.3. Metode Asesmen 2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan

proyek dan latihan simulasi. 2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 266: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 270

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.301.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan

mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk

memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 267: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 271

2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.

2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan khusus sistem SCADA dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan SOP.

2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan khusus sistem SCADA diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 268: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 272

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA).

f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 269: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 273

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus sistem SCADA).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus sistem SCADA.

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 270: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 274

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 271: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 275

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.302.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Jika dapat diterapkan, semua peraturan yang relevan dan informasi yang sesuai persyaratan peraturan dan dokumentasi diperoleh sebelum memulai inspeksi.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 272: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 276

2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.

2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan khusus layanan medis dan lengkapannya, diperiksa dan diuji sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi.

2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan khusus layanan medis diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan

2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 273: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 277

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam Laporan Pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis).

f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 274: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 278

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) . b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan khusus layanan medis).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan khusus layanan medis.

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b.Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan instruksi

kerja. b.Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 275: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 279

2.4. Aspek Penting 2.4.1. Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 276: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 280

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.303.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan instalasi.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi

www.djpp.depkumham.go.id

Page 277: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 281

manual dan standar peralatan. 2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta

lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.

2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi.

2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan

2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 278: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 282

1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi.

2. Panduan Penilaian Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis / ruang roentgen / ruang operasi).

f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 279: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 283

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik.. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik ruang khusus medis / ruang roentgen / ruang operasi).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk ruang khusus medis (ruang roentgen, ruang operasi).

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h.Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1. Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 280: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 284

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi Pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 281: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 285

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.207.304.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan

mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1. Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk

memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2. Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3. Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4. Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5. Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6. Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7. Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan sistem.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1. Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi

www.djpp.depkumham.go.id

Page 282: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 286

manual dan standar peralatan. 2.3. Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta

lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.

2.4. Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5. Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri khusus dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi.

2.6. Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri khusus diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7. Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8. Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.9. Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10. Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11. Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1. Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2. Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.3. Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.4. Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3.5. Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 283: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 287

1. Batasan Variabel Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan

untuk bangunan industri khusus. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 284: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 288

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri khusus).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri khusus.

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2. Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1. Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2. Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3. Metode Asesmen

2.3.1. Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2. Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3. Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4. Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 285: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 289

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4. Aspek Penting

2.4.1. Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2. Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3. Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5. Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 286: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 290

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.301.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1 Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2 Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3 Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4 Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5 Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6 Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7 Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan sistem.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1 Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2 Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan

www.djpp.depkumham.go.id

Page 287: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 291

standar peralatan. 2.3 Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta

lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol non PLC) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.

2.4 Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5 Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri (pabrik) dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi.

2.6 Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri (pabrik) diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7 Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8 Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.9 Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10 Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11 Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1 Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2 Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.3 Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.4 Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3.5 Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 288: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 292

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik) ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga yang digunakan

untuk bangunan industri (pabrik). g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 289: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 293

i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri/pabrik).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal atau fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri (pabrik).

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1 Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2 Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3 Metode Asesmen

2.3.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 290: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 294

2.3.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4 Aspek Penting

2.4.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5 Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 291: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 295

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.302.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan

mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1 Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk

memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2 Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3 Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4 Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5 Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6 Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7 Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan instalasi.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1 Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2 Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB, MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi

www.djpp.depkumham.go.id

Page 292: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 296

manual dan standar peralatan. 2.3 Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta

lengkapannya diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.

2.4 Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5 Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan publik dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi.

2.6 Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi bangunan publik diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7 Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8 Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.9 Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10 Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11 Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1 Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2 Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.3 Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.4 Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3.5 Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 293: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 297

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen.

2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan publik.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan publik. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang. i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 294: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 298

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan publik). f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan

publik. g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian

2.2.1 Konteks Asesmen a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan

simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya khusus di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2 Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3 Metode Asesmen

2.3.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio. 2.3.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang

diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya. 2.3.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer.

Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 295: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 299

2.4 Aspek Penting 2.4.1 Dokumen Uji

Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5 Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 296: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 300

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG INSPEKSI

Kode Unit : KTL.II.208.303.01 Judul Unit : Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik

penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

Uraian Unit : Unit standar kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Merencanakan dan

mempersiapkan inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

1.1 Perintah kerja yang diterima, dimengerti untuk

memastikan bahwa instruksi dapat dilaksanakan.

1.2 Program kerja, gambar pengawatan dan dokumen terkait menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik disiapkan dan dimengerti.

1.3 Perkakas, perlengkapan, alat K3, alat bantu dan gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi diperoleh dan diperiksa dengan kondisi dapat bekerja baik dan aman serta terkalibrasi.

1.4 Inspeksi direncanakan dan disiapkan untuk memastikan pemasangan instalasi diikuti sesuai kebijakan dan persyaratan.

1.5 Jenis dan lokasi sirkit dan peralatan terkait yang diinspeksi diidentifikasi sesuai kebijakan dan persyaratan pemasangan.

1.6 Personel yang tepat dikonsultasi untuk memastikan pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan yang lain yang terlibat pada tempat kerja.

1.7 Peraturan yang relevan dan dokumentasi yang sesuai persyaratan disiapkan sebelum memulai inspeksi pemasangan instalasi.

2. Menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik.

2.1 Peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja diterapkan selama pelaksanaan pekerjaan.

2.2 Pemasangan peralatan pengaman instalasi (LVCB,

www.djpp.depkumham.go.id

Page 297: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 301

MCB, Fuse dan GPAS) diperiksa sesuai instruksi manual dan standar peralatan.

2.3 Komponen dan sirkit instalasi listrik beserta lengkapannya (kontaktor dan peralatan kontrol) diperiksa sesuai prosedur inspeksi yang ditentukan.

2.4 Bagian atau hubungan instalasi atau pelayanan dilepas supaya dapat melakukan inspeksi, dan disimpan untuk memproteksi terhadap kehilangan dan kerusakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.5 Komponen dan sirkit instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri hiburan dan lengkapannya, diperiksa sesuai standar peralatan dan prosedur inspeksi.

2.6 Komponen instalasi listrik yang digunakan untuk instalasi penerangan dan tenaga bangunan industri hiburan diperiksa sesuai dengan fungsi kerjanya.

2.7 Setiap sirkit listrik diukur untuk memastikan nilai tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan.

2.8 Tahanan pembumian diukur untuk memastikan nilai tahanan pembumian sesuai persyaratan.

2.9 Tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas yang dilakukan oleh pemasang diperiksa dan dibandingkan hasil uji dengan hasil pengukuran rangkaian listrik untuk memastikan nilai telah sesuai persyaratan.

2.10 Setiap ketidaksesuaian atau kegagalan diidentifikasi dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2.11 Bagian dan atau hubungan yang dilepas dalam proses inspeksi dikembalikan ke kondisi sebelum inspeksi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Membuat laporan selesainya inspeksi.

3.1 Jika dapat diterapkan laporan ketidaksesuaian termasuk rekomendasi tindakan yang diambil dan pernyataan apakah sirkit dan peralatan telah dilistriki ulang, dibuat dan disampaikan kepada personel yang tepat.

3.2 Jika ketidaksesuaian yang berpotensi bahaya ditemukan, sirkit dan peralatan terkait diisolasi untuk mencegah energisasi sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3.3 Laporan pemeriksaan dibuat sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku.

3.4 Berita Acara pemeriksaan diisi sesuai dengan prosedur dan format yang berlaku dan ditandatangani oleh pihak yang terkait.

3.5 Dokumentasi yang berkaitan dengan inspeksi disampaikan kepada personel dan atau pihak berwenang yang tepat sesuai dengan persyaratan.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 298: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 302

1. Batasan Variabel

Unit ini menguraikan kompetensi yang berkaitan dengan prosedur inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan yang dapat dilaksanakan oleh pelaksana dengan supervisi dari verifikator. Inspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga yang digunakan untuk bangunan industri hiburan ini meliputi : 1.1. Pemeriksaan komponen yang sesuai standar. 1.2. Pemeriksaan polaritas, pengukuran tahanan isolasi dan pengukuran tahanan pembumian

seperti yang tercantum di dalam laporan pemeriksaan. 1.3. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup peraturan K3. 1.4. Sumber informasi dan dokumentasi verbal dan komunikasi tertulis. 1.5. Dokumentasi K3, instruksi manual peralatan dan SOP. 1.6. Gawai uji yang diperlukan untuk inspeksi, terdiri dari megger dan earth tester yang telah

dikalibrasi. 2. Panduan Penilaian

Panduan Penilaian menyediakan petunjuk penting bagi pengujian unit kompetensi dan harus dibaca berkaitan dengan Kriteria Unjuk Kerja dan Batasan Pernyataan unit kompetensi. Panduan Penilaian membentuk suatu kesatuan menyeluruh dari Unit Standar Kompetensi ini dan digunakan berkaitan dengan semua bagian komponen unit ini dan dilakukan sesuai Pedoman Asesmen. 2.1 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

Bagian ini menggambarkan keterampilan dan pengetahuan dasar dan levelnya yang diperlukan untuk unit ini. Bukti harus menunjukkan bahwa pengetahuan yang telah diperoleh menghasilkan strategi menginspeksi pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik penerangan dan instalasi tenaga tegangan rendah fasa tiga, yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

Pengetahuan yang harus dimiliki a. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Alat ukur pengukuran listrik. d. Teori listrik dasar. e. Penerapan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi lainnya

(PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan). f. Bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri

hiburan. g. Proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Sistem panel utama dan panel cabang.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 299: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 303

i. Sistem pembumian. j. Penulisan Laporan Pemeriksaan.

Keterampilan yang harus dimiliki a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Menerapkan prosedur inspeksi instalasi listrik. c. Menggunakan Alat ukur pengukuran listrik. d. Menerapkan teori listrik dasar. e. Menerapkan standar, peraturan, spesifikasi, prosedur dan persyaratan instalasi

lainnya (PUIL 2000 untuk peralatan dan sirkit instalasi listrik bangunan industri hiburan).

f. Menerapkan bahan instalasi listrik tegangan rendah yang digunakan untuk bangunan industri hiburan.

g. Menerapkan proteksi mekanis dan persyaratan penunjang. h. Menerapkan sistem panel utama dan panel cabang. i. Menerapkan sistem pembumian. j. Menerapkan penulisan Laporan Pemeriksaan.

2.2 Ruang Lingkup Pengujian 2.2.1 Konteks Asesmen

a. Unit Kompetensi diases di tempat/area pekerjaan atau dengan menggunakan simulasi yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan di area pekerjaan dalam keadaan normal, menggunakan prosedur, informasi dan sumber daya hiburan di tempat kerja.

b. Asesmen unit ini harus didukung dengan bukti dalam bentuk dokumen dengan pengesahan yang menyatakan jenis dan penerapan kerja.

c. Sebagai tambahan pada sumber daya yang disebutkan di atas dalam “Konteks Asesmen”, bukti harus menunjukkan kompetensi bekerja dalam ruang yang berbeda seperti halnya dengan jenis struktur/konstruksi dalam suatu lingkungan yang bervariasi.

2.2.2 Cakupan

Harus mencakup : a. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan prosedur dan

instruksi kerja. b. Lingkungan kerja yang sesuai, fasilitas, perangkat dan material untuk

melakukan pekerjaan aktual seperti yang ditentukan oleh unit standar kompetensi ini.

2.3 Metode Asesmen

2.3.1 Observasi langsung terhadap kriteria unjuk kerja, produk, tugas, penugasan proyek dan latihan simulasi.

2.3.2 Kaji ulang logbook atau bukti portfolio.

www.djpp.depkumham.go.id

Page 300: SUB BIDANG PERANCANGAN

2010, No.321 304

2.3.3 Laporan pihak ketiga atau atasan langsung serta asesmen apakah prestasi yang diraih sebelumnya terjamin otentisitasnya.

2.3.4 Tes tertulis, lisan maupun yang menggunakan komputer. Metode tersebut di atas dapat dikombinasikan agar tersedia bukti sebagai dasar di dalam memberikan asesmen.

2.4 Aspek Penting

2.4.1 Dokumen Uji Dokumen yang dipergunakan oleh asesor dalam pengujian untuk standar kompetensi.

2.4.2 Bukti Uji Semua bukti yang dikumpulkan oleh asesor dari asesi.

2.4.3 Seluruh prasyarat harus terpenuhi. Setiap Elemen dan Kriteria Unjuk Kerja terkait harus dipertunjukkan minimal dalam 2 (dua) dimensi kompetensi. Menunjukkan kandidat mampu untuk : a. Menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dan

mempraktekkannya termasuk penggunaan ukuran kendali resiko seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

b. Menggunakan prinsip pengetahuan dan keterampilan serta mempraktekkannya seperti yang ditentukan dalam kriteria unjuk kerja dan batasan variabel.

c. Mempertunjukkan suatu pemahaman dari pengetahuan dasar dan keterampilan yang terkait seperti yang diuraikan dalam ”Pengetahuan dan Keterampilan yang harus dimiliki” dari unit kompetensi ini.

d. Mempertunjukkan level keterampilan yang mendukung pekerjaan. e. Melakukan pekerjaan dengan memperhatikan yang berkaitan dengan

peraturan, kebijakan dan prosedur tempat kerja.

2.5 Persyaratan Pendidikan Kualifikasi pendidikan formal D3 Teknik Listrik dengan pengalaman di bidang instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

www.djpp.depkumham.go.id