93
SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA ADJEKTIVA DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG 日本語における形容詞に付く接尾辞「さ」と「み」 SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 Humaniora dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Oleh : Putri Claresta Mukti NIM 13050112140095 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017

SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA ADJEKTIVA DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

日本語における形容詞に付く接尾辞「さ」と「み」

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana

Program Strata 1 Humaniora dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Jepang

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Oleh :

Putri Claresta Mukti NIM 13050112140095

PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2017

Page 2: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

ii

SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA ADJEKTIVA DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

日本語における形容詞に付く接尾辞「さ」と「み」

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 Humaniora dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Jepang

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Oleh :

Putri Claresta Mukti NIM 13050112140095

PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2017

Page 3: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan sebenarnya, penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun tanpa

mengambil bahan hasil penelitian baik untuk memperoleh suatu gelar sarjana atau

diploma yang sudah ada di Universitas lain maupun hasil penelitian lainnya.

Penulis juga menyatakan bahwa skripsi ini tidak mengambil bahan dari publikasi

atau tulisan orang lain kecuali yang sudah disebutkan dalam rujukan dan dalam

Daftar Pustaka. Penulis bersedia menerima sanksi jika terbukti melakukan plagiasi

atau penjiplakan.

Semarang, 10 Februari 2017 Penulis,

Putri Claresta Mukti

Page 4: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

iv

HALAMAN PERSETUJUAN

Disetujui

Dosen Pembimbing

Lina Rosliana, SS, M.Hum.

NIP 198208192014042001

Page 5: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Sufiks Sa Dan Mi Yang Melekat Pada Adjektiva Dalam

Kalimat Bahasa Jepang” ini telah diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi

Program Strata-1 Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Diponegoro. Pada tanggal: 10 Februari 2017.

Tim Penguji Skripsi Ketua

Lina Rosliana, S.S, M.Hum

Anggota I

Maharani Patria Ratna, S.S, M.Hum.

Anggota II

S.I Trahutami, S.S, M.Hum.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

Dr. Redyanto Noor, M.Hum NIP. 195903071986031002

Page 6: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

vi

MOTTO

今目の前にある事を頑張るはず

(大野智)

Work hard, play hard, pray hard

(Avila Carlo)

Page 7: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis dedikasikan untuk orang – orang yang selalu

memberikan bantuan, semangat dan doa kepada penulis. Tidak lupa penulis

mengucapakan terima kasih yang sebesar – besarnya, kepada:

1. Keluarga tercinta, Bapak, Ibu dan Raafi.Terima kasih sebesar besarnya

karena selalu hadir, memberikan semangat, doa dan nasihat kepada

penulis.

2. Ayu Ratna, Nila Tunjungsari, Ririn Pratiwi, Bambang Septiana, Arizal K,

dan Ahmad S, selaku Ily’s Crew & Icik Fam, Rosy Nungki S, Rizza

Febri yang telah memberikan bantuan, semangat dan saran kepada

penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

3. Safira Putri, Amelia Anindya P, Novy Sheila R, Monica Putri, Made

Mahadipa, Rizqi A, Aisyah Ni’mah, Sutia Windary, Diana Aprilia dan

seluruh mahasiswa S1 Sastra Jepang Universitas Diponogoro angkatan

2012.

4. Adam F, Bugy Ardhyanto, Moch. Yusuf, Nani Nuryani, Nurachni D.M.S,

Riskha Arumsari, Safrina selaku teman – teman KKN Tim I Desa

Tempuran serta Bapak dan Ibu Carik yang sudah seperti keluarga sendiri.

Page 8: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

viii

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas limpahan nikmat dan karunia, serta hidayah-Nya sehingga penulis

akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

program strata I Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.

Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi yang berjudul “Sufiks Sa Dan

Mi yang Melekat Pada Adjektiva Dalam Kalimat Bahasa Jepang” ini tidak lepas

dari peran dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa

hormat penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Redyanto Noor, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Diponegoro Semarang.

2. Elizabeth Ika Hesti Aprilia Nindia Rini, S.S., M.Hum., selaku Ketua

Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Semarang.

3. Lina Rosliana, S.S., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing penulisan skripsi

serta Dosen Wali. Terimakasih banyak atas saran, bimbingan, kesabaran,

bantuan dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis. Seluruh jasa

Sensei akan selalu saya kenang dan tertanam dalam hati saya.

4. Maharani Patria Ratna, S.S, M.Hum. dan S.I Trahutami, S.S, M.Hum,

selaku dosen penguji ujian skripsi dan komprehensif.

Page 9: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

ix

5. Seluruh Dosen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Diponegoro Semarang yang telah membagikan ilmunya dan memberikan

jasa yang tak ternilai harganya.

6. Bapak, Ibu dan juga seluruh keluarga besar, terimakasih atas seluruh doa,

dukungan, dan semangat yang diberikan kepada penulis.

7. Ily’s Crew, Icik Fam dan sahabat – sahabat tercinta, terima kasih atas

bantuan, dukungan, saran dan doanya selama ini.

8. Teman-teman seperjuangan Sastra Jepang Universitas Diponegoro

Semarang angkatan 2012 yang telah banyak membantu dan memberikan

warna selama masa-masa kuliah ini.

9. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kelemahan dan belum

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

agar dapat lebih baik di masa mendatang.

Semarang, 10 Februari 2017

Putri Claresta Mukti

Page 10: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN………………………………………….………...iii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………….………...iv

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………..…………v

MOTTO………………………………………………………………….…….….vi

PERSEMBAHAN………………………………………………………………..vii

PRAKATA………………………………………………………………………viii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………x.

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xiii

INTISARI……………………………………………………………………......xiv

ABSTRACT………………………………………………………………….......xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Permasalahan..……………………………………….1

1.1.1 Latar Belakang........…………………………………………………1

1.1.2 Permasalahan..........………………………………………….………4

1.2 Tujuan Penelitian.………………………………………………………....4

1.3 Ruang Lingkup Penelitian.…………………………………………….......4

1.4 Metode Penelitian.…................................………………………………....5

1.4.1 Metode Pengumpulan Data………….………………………………6

1.4.2 Metode Analisis Data…........……………………………..…………6

1.4.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data………..…………………......7

1.1.1 Manfaat Penelitian.....…….……………………………………………….7

1.5.1 Manfaat Teoritis.........….........………………………………………7

Page 11: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

xi

1.5.2 Manfaat Praktis..........…........……….………………………………7

1.1.2 Sistematika Penulisan………..…………………………………………….7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka…………………..………………………………………9

2.2 Kerangka Teori………………..………………………………………….10

2.2.1 Morfologi…...........….……………………………………………..10

2.2.2 Kata….........................……………………………………………..11

2.2.3 Kelas Kata…….......…….………………………………………….12

2.2.3.1 Adjektiva............………..………………………………….12

2.2.3.3 Nomina............……………….....………………………….15

2.2.4 Kosakata…....….....……………..………………………………….16

2.2.5 Morfem..…....…...…………..…..………………………………….17

2.2.6 Klasifikasi Morfem..………………...….………………………….18

2.2.7 Unsur Pembentuk Kata………………...….……………………….19

2.2.8 Pembentukan Kata....…………………...………………………….21

2.2.9 Afiks......…..…...…………………………..……………………….22

2.2.10 Sufiks...…....….…………………………..……………………….25

2.2.11 Sufiks Sa......…...……….…………………..…………………….26

2.2.12 Sufiks Mi.....…...……….……………………...………………….27

BAB III PEMAPARAN HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sufiks Sa...............……..…………………………………………………29

3.1.1 Adjektiva – I + Sa.…………….……………………...……………29

3.1.1.1 Adjektiva + Sa...…………………..........………………….29

Page 12: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

xii

3.1.1.2 Adjektiva Reduplikasi + Sa...……….…...……..………….37

3.1.1.3 Adjektiva Turunan + Sa.….…...........……..……………….40

3.1.1.4 Adjektiva Gabungan + Sa.….…...............…………..……..44

3.1.2 Adjektiva – Na + Sa..………………………....……………………48

3.2 Sufiks Mi.................…………...….……………………………………...53

3.2.1 Adjektiva – I + Mi.....………….……...……………………………54

3.3 Persamaan dan Perbedaan Sufiks Sa dan Mi……...……………………...65

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan…..……………………………………………………………..67

4.2 Saran..…..………………………………………………………………...68

YOUSHI…………….……………………………………………………………69

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....73

LAMPIRAN……………………………………………………………………...75

BIODATA PENULIS……………………………………………………………78

Page 13: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pembentukan kata turunan dengan struktur Prefiks dan morfem isi

Tabel 2 Pembentukan kata turunan dengan struktur morfem isi dan sufiks

Tabel 3 Penambahan infiks pada verba

Tabel 4 Struktur kata sufiks ~sa dan ~mi yang melekat pada adjektiva.

Tabel 5 Makna kata sufiks ~sa dan ~mi yang melekat pada adjektiva.

Page 14: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

xiv

INTISARI

Mukti, Putri Claresta. 2017. “Sufiks Nominalisasi Sa dan Mi yang Melekat Pada Adjektiva dalam Kalimat Bahasa Jepang”. Skripsi, Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Semarang. Pembimbing Lina Rosliana, S.S., M.Hum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan sturktur kata dan makna kata sufiks sa dan mi yang melekat pada adjektiva dalam kalimat Bahasa Jepang. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui website Asahi Shinbun, More Zasshi dan berbagai website Jepang lainnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang nantinya hanya akan difokuskan pada pencarian jenis majas. Teori yang digunakan dalam penelitain ini adalah teori adjektiva dan sufiks nominalisasi sa dan mi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara struktur terbentuknya, sufiks nominalisasi sa dan mi dapat melekat pada adjektiva. Secara makna katanya, sufiks nominalisasi sa dan mi melekat pada adjektiva yang menyatakan makna tentang indera manusia, ukuran, warna, hubungan jarak, penilainan dan perasaan.

Kata kunci: adjektiva, sufiks, sufiks sa, sufiks mi

Page 15: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

xv

ABSTRACT

Mukti, Putri Claresta, 2017. “Sufiks Nominalisasi Sa dan Mi yang Melekat Pada Adjektiva dalam Kalimat Bahasa Jepang”. A thesis in partial fulfillment of the requirement for S-I Degree Japanese Department, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Semarang. The Advisor Lina Rosliana, S.S., M.Hum. This research aims to explain about the structure and meaning of suffix nominalization sa and mi . The sources which used in research are Japanese websites Asahi Shinbun, More Zasshi and the other Japanese websites. The method which used in this research is descriptive method, which will only be focused on the search type of figure of speech. The theory which used in this research are adjective theory and suffix nominalizatation sa and mi. The result of research showing that based on the structure of the word of suffix nominalitation sa and mi can be attached with adjective. And the meaning of suffix nominalization sa and mi are the adjectives which express about sense human, degree, colours, relation, valuation and feeling. Keywords: adjective, suffix, suffix sa, suffix mi.

Page 16: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

1.1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang berakal budi yang tidak pernah lepas

dari bahasa. Sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para

anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi dan

mengidentifikasi diri disebut dengan bahasa (Kridalaksana dalam Kushartanti dkk,

2007 : 3). Sebagai alat komunikasi sosial, bahasa berkaitan erat dengan

masyarakat. Dengan adannya bahasa, masyarakat dapat mengungkapkan pikiran,

pendapat dan gagasannya kepada orang lain. Penyampaian bahasa tidak hanya

dilakukan secara lisan dan tertulis, body language juga termasuk salah satu jenis

penyampaian bahasa yang cara penyampaiannya menggunakan anggota badan

tubuh. Misalnya, bahasa isyarat yang digunakan oleh tuna wicara.

Pada kehidupan sehari – hari, hubungan masyarakat dengan bahasa tidak

dapat dipisahkan. Dengan adanya bahasa, masyarakat dapat berkomunikasi antar

sesama. Soeparno (2002 : 5) menyimpulkan bahwa tidak ada masyarakat tanpa

bahasa dan tidak ada pula bahasa tanpa masyarakat. Dengan pemakaian bahasa,

dapat diketahui bagaimana kondisi dan identitas masyarakat tersebut.

Menurut Chaer (2012:1) ilmu tentang bahasa atau ilmu yang menjadikan

bahasa sebagai objek kajiannya disebut dengan linguistik. Dalam bahasa Jepang,

linguistik disebut dengan Gengogaku. Secara garis besar linguistik memiliki enam

Page 17: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

2

cabang kajian, yaitu fonetik (onseigaku), fonologi (oninron), morfologi

(keitairon), sintaksis (tougoron), semantik (imiron), pragmatik (goyouron) dan

sosiolonguistik (shakai gengogakuron).

Morfologi adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang

proses pembentukan kata, dengan morfem (keitaiso) sebagai satuan terkecilnya.

Menurut Ramlan dalam Tarigan (1987 : 4) morfologi mempelajari seluk – beluk

bentuk kata serta fungsi perubahan – perubahan bentuk kata, baik fungsi gramatik

maupun fungsi semantik. Objek yang dikaji yaitu kata (tango) merupakan satuan

gramatikal yang terbentuk dari satu morfem bebas atau lebih (Iori, 2001:34). Iori

juga menambahkan bahwa morfem ialah satuan gramatikal terkecil yang telah

memiliki makna. Sebuah kata dapat terbentuk dari satu buah morfem atau lebih.

Sebagai contoh, kawa (sungai) dan hito (orang) merupakan sebuah kata

yang terbentuk dari satu morfem saja. Karena kawa dan hito tidak bisa dibagi lagi

menjadi satuan lebih kecil yang memiliki makna. Namun terdapat pula sebuah

kata yang terbentuk lebih dari satu morfem, berikut contohnya :

(1) 白 + ~い → 白い Shiro ~i Shiroi Putih Putih

(Koizumi, 2004 : 94)

(2) 子 + 供 + ~らしい → 子供らしい Ko tomo ~rashii Kodomorashii

Anak - anak Kekanak - kanakan (Koizumi, 2004 : 95)

Shiroi dan kodomorashii adalah sebuah kata yang terbentuk dari dua

morfem atau lebih. Kata shiroi terbentuk dari dua morfem, yaitu morfem shiroi

yang terbentuk dari dua morfem, yaitu morfem shiro dan afiks i. Morfem isi atau

Page 18: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

3

afiks i yang melekat pada nomina shiro, mengubah kelas katanya menjadi

adjektiva. Sedangkan kata kodomorashii terbentuk dari tiga morfem, yaitu

morfem ko, tomo dan rashii. Melalui proses morfologis, morfem ko dan tomo

membentuk kata yaitu kodomo. Sebagai bentuk dasar (goki), kodomo melekat

pada afiks rashii, sehingga menghasilkan kata kodomorashii. Melalui proses

afiksasi atau proses pembubuhan afiks pada bentuk dasar, kedua morfem tersebut

membentuk sebuah kata baru yang disebut dengan kata turunan (haseigo) (Chaer,

2010 : 177).

Sugioka (2005:75) menyatakan bahwa peran afiks atau imbuhan pada

pembentukan kata secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu afiks impleksional

yang menyatakan fungsi secara tata bahasanya, seperti jumlah dan waktu. Afiks

derivasional yang menyatakan fungsi secara arti atau maknanya. Dalam bahasa

Inggris, huruf /s/ pada kata books termasuk afiks impleksional, karena /s/

menerangkan jamak atau banyaknya jumlah dari buku tersebut. Sedangkan afiks

fu~, go~, ~sa, ~mi, ~rashii termasuk ke dalam afiks derivasional, karena afiks

tersebut dapat mengubah jenis kata dan makna gramatikalnya. Berikut contohnya

(Sunarni, 2010 : 52):

(3) 美しい + ~さ → 美しさ Utuskushii Sa Utsukushisa Cantik Kecantikan

(4) 強い + ~み → 強み Tsuyoi Mi Tsuyomi Kuat = Kekuatan

Page 19: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

4

Pada data di atas, afiks ~sa yang melekat pada kata utsukushii dan afiks

~mi pada kata tsuyoi termasuk ke dalam afiks derivasional. Hal tersebut ditandai

dengan berubahnya identitas leksikal kata dasarnya. Setelah melekatnya afiks ~sa

dan ~mi, kelas katanya berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Meskipun memiliki proses pembentukan dan makna jadian yang sama,

tidak semua adjektiva dapat dilekati oleh afiks derivasional ~sa dan ~mi. Namun

ada pula adjektiva yang dapat dilekati kedua afiks tersebut. Sulitnya menemukan

perbedaan yang mutlak dari kedua afiks tersebut, sering kali membuat pengguna

bahasa Jepang kesulitan ketika menggunakannya. Karena permasalahan itulah

membuat penulis tertarik untuk meneliti penelitian yang berjudul sufiks sa dan mi

yang melekat pada adjektiva dalam kalimat bahasa Jepang.

1.1.2 Permasalahan

1. Bagaimana struktur kata sufiks sa dan mi yang melekat pada adjektiva?

2. Bagaimana makna kata sufiks sa dan mi yang melekat pada adjektiva?

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui struktur kata sufiks ~sa dan ~mi yang melekat pada adjektiva.

2. Mengetahui makna kata sufiks ~sa dan ~mi yang melekat pada adjektiva.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Adanya ruang lingkup dalam suatu penelitian sangatlah penting, yaitu untuk

membatasi agar pembahasan masalah tidak meluas sehingga objek penelitian

Page 20: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

5

menjadi lebih jelas. Ruang lingkup penelitian disesuaikan dengan rumusan

masalahnya, yaitu mengenai kajian morfologi dan semantik. Data yang diambil

dari penelitian ini bersumber pada media online NHK, Asahi Shinbun, More

Zasshi dan beberapa website berbahasa Jepang.

1.4 Metode Penelitian

Alat prosedur dan teknis yang dipilih dalam melaksanakan penelitian (dalam

mengumpulkan data) disebut dengan metode penelitian (Djadjasudarma, 1993 : 3).

Pada sebuah penelitian, diperlukan metode untuk mengumpulkan data,

menganalisis data dan menyajikan hasil analisis data. Selain metode, teknik dan

prosedur juga diperlukan dalam penelitian. Maksudnya metode hanya dapat

dikenali lewat teknik – tekniknya dan teknik dapat dipahami lewat prosedurnya

(Mastoyo, 2007 : 2). Menurut Sudaryanto dalam Mastoyo (2007 : 2) teknik itu

menyangkut jabaran metode yang sesuai dengan alat beserta sifat alat yang

dipakai, sedangkan prosedur menyangkut tahapan atau urutan penggunaan teknik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode yang bertujuan membuat deskripsi seperti membuat gambaran, lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat – sifat serta hubungan

fenomena – fenomena yang diteliti disebut metode deskriptif (Djadjasudarma,

1993 : 8).

Page 21: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

6

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode yang digunakan ialah metode simak atau

metode observasi dengan teknik sadap. Metode simak dilakukan dengan cara

menyimak penggunaan bahasa. Sedangkan teknik sadap adalah pelaksanaan

metode simak dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa

orang. Penggunaan bahasa yang di sadap dapat berbentuk lisan dan tertulis

(Mastoyo , 2007 : 43). Data pada penelitian ini bersumber dari media online NHK,

Asahi Shinbun, More Zasshi dan lain - lain. Penulis membaca dan memilah data –

data yang mengandung topik dari penelitian. Setelah mendapatkannya, data – data

tersebut di ambil untuk di analisis dengan mencantumkan sumbernya.

1.4.2 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah

yang terkandung dalam data (Sudaryanto dalam Mastoyo: 2007, 47). Tanpa

didasari dengan metode, dapat terjadi kesalahan dalam menganalisis data.

Berdasarkan rumusan masalahnya, metode yang tepat untuk penelitian ini adalah

metode agih. Analisis rumusan masalah akan menggunakan metode agih, yaitu

metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari

bahasa yang diteliti. Data – data yang sudah terkumpul di analisis proses

pembentukan katanya dengan menggunakan teknik lanjutannya, yaitu teknik

teknik bagi unsur langsung.

Page 22: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

7

1.4.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data

Metode yang digunakan dalam penyajian hasil analisis data yaitu secara

informal. Menurut Sudaryanto dalam Mastoyo (2007 : 71), metode ini penyajian

hasil analisis datanya dengan menggunkan kata – kata biasa. Rumus – rumus atau

kaidah – kaidah disampaikan menggunakan kata – kata biasa, kata – kata yang

apabila dibaca dengan serta merta dapat langsung dimengerti.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dilihat dari segi teoritis dan praktis

1.5.1 Manfaat Teoritis

Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan

mengenai proses pembentukan kata dalam bahasa Jepang, terutama pembentukan

kata yang dilekati dengan sufiks ~sa dan ~mi.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangsih ilmu pengetahuan untuk kalangan pembelajar bahasa Jepang pada

umumnya dan pembelajar linguistik bahasa Jepang pada khususnya.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi empat bab, dengan rincian

sebagai berikut:

Page 23: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

8

Bab I berisi tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, ruang

lingkup penelitian, metode penelitian yang digunakan, manfaat dari penelitian dan

sistematika penulisan

Bab II berupa tinjauan pustaka yang berisi tentang penelitian terdahulu yang

membahas mengenai pembentukan kata melalui proses afiksasi dan kerangka

teoritis yang digunakan sebagai landasan untuk menganalisis data.

Bab III memaparkan hasil dan pembahasan proses pembentukan kata sufiks

~sa dan ~mi yang melekat pada adjektiva dalam kalimat bahasa Jepang dan

makna kata yang dilekati sufiks ~sa dan ~mi

Bab IV merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang diperoleh dalam

melakukan penelitian, serta saran.

Page 24: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang sufiks sa dan mi sudah pernah dilakukan sebelumnya.

Terdapat dua penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini. Pertama,

penelitian yang berjudul “Sufiks Sa dan Mi dalam bahasa Jepang: Suatu Analisis

Morfologi” oleh Yesri Rahayu Maulia (2008), Universitas Andalas. Pada

penelitian tersebut Maulia meneliti proses pembentukan kata, klasifikasi adjektiva

yang dilekatinya dan perbedaan sufiks ~sa dan ~mi dalam satu kalimat.

Kesimpulan yang diperoleh, yaitu kata dasar yang dilekati sufiks ~sa dan

~mi adalah adjektiva. Sufiks sa banyak melekat pada adjektiva-i, sedangkan

adjektiva-na yang dapat melekat pada kedua sufiks tersebut jumlahnya sangat

terbatas. Selain itu terdapat perbedaan antara sufiks ~sa dan ~mi. Sufiks sa

berfungsi untuk menyatakan tingkat atau derajat, tingkat keadaan dan sifat atau

kualitas. Sedangkan sufiks mi berfungsi untuk menyatakan tingkat atau derajat,

keadaan, bagian dari keadaan atau tempat, penilaian dan penilaian terhadap suatu

keadaan.

Penelitian yang berikutnya, yaitu “Sufiks Nominalisasi Adjektiva ~sa, ~mi,

~ki dan ~me” pada tahun 2010 oleh Ting-chi Tang, Fu-Jen Catholic University

dan Yi-chen Liu, Kainan University. Penelitian tersebut membahas tentang

Page 25: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

10

struktur kata, pengklasifikasian semantik adjektivanya dan produktivitas

derivasinya.

Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa sufiks ~sa dapat

melekat pada kata serapan, verba dan adjektiva yang mengungkapkan keinginan

dan kesulitan. Sufiks ~mi hanya dapat melekat pada adjektiva yang jumlahnya

tidak mencapai tiga puluh buah. Sedangkan nomina turunan yang dilekati sufiks

~me mempengaruhi kandungan maknanya, serta nomina turunan yang dilekati

sufiks ~ki mempengaruhi penggunaan pada bahasa tertulisnya. Berbeda dengan

penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih memfokuskan pada proses

pembentukan kata dan makna kata sufiks ~sa dan ~mi yang melekat pada

adjektiva.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Morfologi

Morfologi merupakan cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan

proses pembentukannya (Sutedi, 2011:43). Morfologi juga diartikan sebagai

bagian dari tata bahasa yang membahas bentuk kata. Menurut Prihantini

(2015:15) morfologi adalah bagian dari tata bahasa yang membahas bentuk kata.

Koizumi (2004:89) menyatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang

berpusat pada analisis pembentukan kata. Kata merupakan satuan terkecil dalam

suatu kalimat.

Page 26: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

11

2.2.2 Kata

Prihantini (2015:15) menyatakan bahwa kata adalah unsur bahasa yang

diucapkan atau dituliskan dan merupakan perwujudan dari kesatuan perasaan atau

pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. Dalam ilmu linguistik, kata juga

diartikan sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk bebas yang

dapat berdiri sendiri dan dapat terbentuk dari morfem tunggal dan morfem

gabungan.

Menurut Sudjianto (2014:136) satuan terkecil yang membentuk kalimat

dikenal dengan istilah kata atau tango. Istilah tango atau go sering disamakan

dengan goi, padahal keduanya memiliki konsep yang berbeda. Tango adalah

satuan terkecil dari bahasa yang memiliki arti dan fungsi secara gramatikal. Tango

juga dapat membentuk sebuah kalimat yang dengan sendirinya atau ditambah kata

lain. Sedangkan goi adalah kosakata atau kumpulan kata yang berhubungan

dengan suatu bahasa atau dengan bidang tertentu dalam bahasa itu (Sudjianto,

2014: 97-98).

Sebagai satuan terkecil pada sebuah kalimat yang terbentuk dari satu

morfem atau lebih, kata diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Secara umum,

kata diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kata tunggal dan kata gabung. Kata

tunggal atau tanjungo adalah kata yang terbentuk dari satu morfem bebas.

Contohnya, hito (orang), otoko (laki - laki), dan samui (dingin).

Kata gabung atau gouseigo adalah kata yang terbentuk lebih dari satu

morfem. Kata gabung terbagi lagi menjadi dua jenis. Berikut klasifikasinya :

Page 27: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

12

a. Kata majemuk atau fukugougo merupakan kata yang terbentuk dari dua

morfem isi atau lebih. Contohnya, amagasa (payung), aozora (langit biru),

arukimawaru (berkeliling) dan takanaru (meninggi).

b. Kata turunan atau yang disebut dengan haseigo merupakan kata yang

tersusun dari morfem bebas atau morefem terikat yang bergabung dengan

afiks atau akhiran (gobi). Contohnya, otaku (rumah) dan takasa

(ketinggian).

2.2.3 Kelas Kata

Hinshi merupakan istilah bahasa Jepang yang memiliki arti kelas kata.

Menurut Iori (2005:340), sekelompok kata yang diklasifikasikan berdasarkan

perubahan bentuk dan cara kerjanya dalam sebuah kalimat disebut dengan kelas

kata. Muramaki dalam Sudjianto (2014:149-182) mengklasifikasikan kelas kata

menjadi sepuluh jenis, yaitu verba (doushi), adjektiva-i (ikeiyoushi), adjektiva-na

(nakeiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi),

interjeksi (kandoushi), konjungsi (setsuzokushi), verba bantu (jodoushi) dan

partikel (joushi).

2.2.3.1 Adjektiva

Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal

keadaan pada suatu benda (Prihantini, 2015 : 40). Adjektiva dalam bahasa Jepang

disebut dengan keiyoushi. Pada umumnya adjektiva terbagi menjadi dua, yaitu

adjektiva-i (ikeiyoushi) dan adjektiva-na (nakeiyoushi). Adjektiva-i atau yang

Page 28: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

13

disebut dengan ikeiyoushi yaitu kelas kata yang menyatakan sifat atau keadaan

sesuatu, dengan sendirinya dapat menjadi predikat dan dapat mengalami

perubahan bentuk (Sudjianto, 2014:154). Setiap kata yang termasuk adjektiva-i

selalu diakhiri silabel /i/ dalam bentuk kamusnya. Namun terdapat beberapa

adjektiva yang berakhiran silabel /i/, tetapi tidak termasuk ke dalam adjektiva-i.

Contohnya, yunmei (terkenal), kirai (benci), dan kirei (cantik).

Menurut Sudjianto (2014:155), kelas kata yang dengan sendirinya dapat

membentuk sebuah kalimat, dapat berubah bentuknya dan bentuknya diakhiri

dengan da atau desu disebut dengan adjektiva-na. Dalam bahasa Jepang adjektiva-

na disebut dengan nakeiyoushi atau keiyoudoushi. Hal itu disebabkan

perubahannya mirip dengan verba, sedangkan artinya mirip dengan adjektiva-i,

oleh karena itu kelas kata ini diberi nama keiyoudoushi. Dalam penggunaannya

adjektiva-na sering diartikan sebagai nomina.

Berdasarkan terbentuknya kata turunan ~sa dan ~mi, Ting-chi (2010 : 123)

mengklasifikasi adjektiva menjadi dua jenis, yaitu adjektiva berdasarkan struktur

dan adjektiva berdasarkan makna.

Berdasarkan struktur terbentuknya kata turunan ~sa dan ~mi, terdapat

empat jenis adjektiva, yaitu:

a. Adjektiva (Tanjunkeiyoushi)

Adjektiva atau adjektiva tunggal adalah adjektiva yang berasal dari bahasa Jepang

asli. Adjektiva tunggal biasanya ditulis dengan huruf hiragana atau huruf kanji.

Contoh: kowasa (ketakutan), eraisa (kepandaian) dan takasa (ketinggian).

Page 29: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

14

b. Adjektiva reduplikasi (Hanpukukeiyoushi)

Adjektiva reduplikasi atau berulang adalah adjektiva yang memiliki unsur

perulangan kata di dalamnya. Contoh: uiuishisa (kesederhanaan), kougoushisa

(kesungguhan) dan tadotadoshisa (kecanggungan).

c. Adjektiva turunan (Hasseikeiyoushi)

Adjektiva turunan adalah adjektiva yang terbentuk dari proses afiksasi atau proses

melekatnya nomina atau verba dengan afiks. Contoh: onnarashisa (kefeminiman)

dan kodomorashisa (kekanak - kanakan).

d. Adjektiva gabungan (Fukugoukeiyoushi)

Berdasarkan proses terbentuknya kata, adjektiva gabungan diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu adjektiva yang tersusun dari nomina + adjektiva, akar kata

adjektiva + adjektiva dan verba + adjektiva. Contoh: mushiatsusa (kelembaban)

dan habahirosa (kelebaran).

Ting-chi (2010 : 124) juga mengklasifikasikan adjektiva berdasarkan

maknanya menjadi empat, yaitu:

a. Adjektiva keadaan (Zokuseikeiyoushi)

Adjektiva keadaan adalah adjektiva yang menyatakan sifat atau keadaan secara

objektif. Secara garis besar adjektiva keadaan diklasifikasi lagi menjadi tiga, yaitu

adjektiva yang mengandung makna tentang indera, ukuran dan warna. Contoh:

akasa (kemerahan), katasa (ketebalan), atsusa (kepanasan), sawagashisa

(keramaian) dan ookisa (keluasan).

Page 30: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

15

b. Adjektiva hubungan jarak (Kankeikeiyoushi)

Adjektiva hubungan jarak adalah adjektiva yang menyatakan jarak secara nyata

dan abstrak. Contoh: hayasa (kecepatan), shitashisa (keakraban) dan chikashisa

(kedekatan).

c. Adjektiva penilaian (Hyoukakeiyoushi)

Adjektiva penilaian adalah adjektiva yang mengungkapkan suatu ukuran yang

dapat dibandingkan dengan sejenisnya. Contoh: utsukushisa (kecantikan), tsuyosa

(kekuatan) dan muzukashisa (kesulitan).

d. Adjektiva perasaan (Kanjoukeiyoushi)

Adjektiva perasaan adalah adjektiva yang menyatakan perasaan atau emosi secara

subjektif. Contoh: itasa (kesakiran) dan kawasa (keindahan).

2.2.3.2 Nomina

Nomina adalah kata – kata yang menyatakan nama suatu perkara, benda,

barang, kejadian atau peristiwa, keadaan dan sebagainya yang tidak mengalami

konjugasi. Dalam bahasa Jepang nomina disebut dengan meishi. Selain tidak

mengalami perubahan bentuk, kelas kata ini dapat menjadi subjek, objek, predikat

dan adverbia. Menurut Takanao dalam Sudjianto (2014:156), nomina

diklasifikasikan menjadi lima jenis. Klasifikasi nomina yang pertama yaitu futsuu

meishi atau nomina yang menyatakan nana – nama benda, barang, peristiwa, dan

sebagainya yang bersifat umum. Contohnya, ki (pohon), yamanobori (pendakian

gunung), kanashimi (kesedihan), samusa (dinginnya) dan sebagainya.

Page 31: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

16

Klasifikasi yang kedua, yaitu koyuu meishi atau nomina yang menyatakan

nama – nama yang menunjukkan benda secara khusus seperti nama daerah, nama

negara, nama orang, nama buku dan sebagainya. Klasifikasi ketiga adalah shuushi

yaitu nomina yang menyatakan bilangan, jumlah, kuantitas, urutan dan sebagainya.

Klasifikasi keempat, yaitu keishiki meishi atau nomina yang menerangkan

fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti sebenarnya sebagai

nomina. Klasifikasi terakhir adalah daishimeishi atau kata – kata yang

menunjukkan sesuatu secara langsung tanpa menyebutkan nama orang, benda,

barang, perkara, arah, tempat dan sebagainya.

2.2.4 Kosakata

Kosakata dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi. Menurut

Sudjianto (2014:99), berdasarkan asal – usulnya kosakata bahasa Jepang dibagi

menjadi tiga, yaitu wago, kango dan gairaigo. Namun selain ketiga kosakata

tersebut, terdapat sebuah kosakata yang disebut konshugo atau kata – kata yang

merupakan gabungan dari beberapa kata dari sumber yang berbeda. Berikut

pengklasifikasian goi, yaitu:

a. Wago

Kata – kata bahasa Jepang asli yang sudah ada sebelum kango dan bahasa

asing masuk. Wago sering disebut dengan yamato kotoba. Terdapat banyak wago

yang menyatakan tentang alam dan benda konkrit. Biasanya wago digunakan

dalam kegiatan sehari – hari. Contohnya, hitobito (orang - orang) dan gohan (nasi).

Page 32: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

17

b. Kango

Pada ragam tulisan, kango ditulis menggunakan huruf kanji atau huruf

hiragana. Umumnya kango terbentuk dari perpaduan dua buah kanji. Kango

dibaca dengan cara on yomi. Dan kango banyak ditemukan dalam nomina,

terutama mengenai aktifitas manusia dan nomina abstrak. Contohnya, kane (uang),

saigo (terakhir) dan nyuugaku (masuk sekolah).

c. Gairaigo

Gairaigo adalah kata – kata yang berasal dari bahasa asing yang dipakai

sebagai bahasa nasional. Gairaigo ditulis dengan huruf katakana. Meskipun

gairaigo berasal dari bahasa asing, terdapat juga gairaigo yang dibuat oleh orang

Jepang. Banyak ditemukan gairaigo dengan penambahan sufiks na yang termasuk

ke dalam adjektiva-na. Contohnya, kaa (mobil), miruku (susu) dan hansamu

(tampan).

d. Konshugo

Kelompok kosakata yang terbentuk sebagai gabungan dari dua buah kata

yang memiliki asal – usul yang berbeda seperti gabungan kango dengan wago,

kango dengan gairaigo, atau wago dengan gairaigo disebut dengan konshugo.

Misalnya, nimotsu (barang), bangumi (program televisi) dan kinenbi (hari

peringatan).

2.2.5 Morfem

Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna dan tidak bisa

dipecahkan lagi ke dalam satuan makna yang lebih kecil lagi (Sutedi, 2011:43).

Page 33: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

18

Morfem juga merupakan salah satu objek kajian utama dari morfologi. Prihantini

(2015:15) menyatakan bahwa morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang

mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi lagi menjadi bagian

bermakna yang lebih kecil.

Sebuah morfem dapat dikenal karena pemunculannya yang berulang.

Morfem juga dapat ditemukan dengan cara melakukan pemotongan pada suatu

bentuk bahasa. Contohnya, kata honbako (rak buku) dapat dibagi menjadi satuan

terkecil yang memiliki makna yaitu hon (buku) dan hako (kotak). Satuan terkecil

tersebut disebut dengan morfem (Koizumi, 2010:89).

2.2.6 Klasifikasi Morfem

Sebagai unsur pembentuk kata, morfem diklasifikasikan menjadi beberapa

jenis. Namun secara umum morfem dibagi berdasarkan bentuknya, yaitu morfem

bebas (jiyuukeitaiso) dan morfem terikat (kousokukeitaiso). Morfem bebas adalah

morfem yang secara potensial dapat berdiri sendiri dalam suatu kalimat

(Prihantini, 2015:15). Menurut Sutedi (2011:45), morfem bebas ialah morfem

yang bisa berdiri sendiri dan bisa dijadikan sebagai kalimat tunggal. Contohnya,

morfem kuruma (mobil) dan yama (gunung). Sedangkan morfem terikat adalah

morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri dan selalu terikat

dengan morfem lain untuk membentuk sebuah ujaran. Contohnya, morfem go dari

kata gokazoku (keluarga) dan morfem chin dari kata yachin (sewa rumah). Selain

pembagian morfem di atas, Machida (2005:52) mengungkapkan bahwa morfem

Page 34: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

19

juga terbagi menjadi dua, yaitu morfem isi (naiyoukeitaiso) dan morfem fungsi

(kinoukeitaiso).

Morfem isi adalah inti dari sebuah kata yang menunjukkan makna kata.

Contohnya, kata waraimasu (tertawa). Morfem isi dari waraimasu adalah warau

(tawa), karena morfem isi tersebut adalah bagian inti yang menghasilkan makna

“tawa”. Morfem isi bahasa Jepang terdiri dari, adverbia, pangkal kata sifat,

nomina dan lain – lain.

Sementara itu morfem fungsi atau kinoukeitaiso merupakan morfem yang

menunjukkan fungsi gramatikalnya. Dengan kata lain, morfem yang menunjukkan

karakteristik dari seluruh kumpulan keadaan dan individu yang sama di seluruh

dunia disebut dengan morfem fungsi. Contoh morfem fungsi adalah morfem sa

dari utsukushisa (kecantikan). Pada bahasa Jepang, morfem fungsi terdiri dari

morfem pembentuk kala, pangkal kata kerja bantu, dan partikel. Namun ketiga

bentuk tersebut di sebut dengan afiks atau setsuji. Morfem fungsi sama dengan

morfem terikat.

2.2.7 Unsur Pembentuk Kata

Morfem merupakan unsur pembentuk kata. Namun dalam pembentukan

kata bahasa Jepang terdapat beberapa istilah yang sering digunakan. Berikut unsur

– unsur pembentuk kata menurut Sunarni (2010:12):

a. Dasar kata atau base (Goki)

Dasar kata merupakan salah satu unsur pembentuk kata yang menunjukkan

bagian yang tersisa setelah semuanya dipisahkan dari imbuhan. Dalam bahasa

Page 35: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

20

Jepang, dasar kata dikenal dengan istilah goki. Contohnya, /oki-/ dari kata

okirareru (dibangunkan), /tabe-/ dari kata taberareru (makan) dan /hanasa-/ dari

kata hanasareru (membicarakan).

b. Akar kata atau root (Gokon)

Akar kata adalah unsur yang menjadi dasar pembentukan kata atau sebuah

bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Beberapa linguis menyebut

bahwa akar kata sama dengan dasar kata. Contohnya, sawayaka (segar), nigiyaka

(ramai), yawaraka (lembut), dan sebagainya.

c. Pangkal kata atau stem (Gokan)

Salah satu unsur pembentuk kata yang merupakan bagian yang tersisa

setelah dipisahkan dari afiks impleksional disebut stem atau pangkal kata. Stem

merupakan sebuah bagian yang tidak mengalami perubahan bentuk. Menurut

Koizumi (2004:95), stem adalah morfem yang sudah memiliki makna. Contohnya,

/hanas-/ dari kata hanashimasu (berbicara), /tabe-/ dari kata tabemasu (makan)

dan /-shiro/ dari kata masshiro (putih bersih).

d. Akhiran atau ending (Gobi)

Sesuai dengan karakteristik bahasa Jepang sebagai bahasa impleksi dan

agluitasi, verba kamus yang memiliki akhiran silabel /u/, silabel tersebut disebut

dengan akhiran atau gobi. Contohnya, /u/ dari kata hanasu (berbicara) dan /i/ dari

kata hanashimasu (berbicara).

Page 36: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

21

2.2.8 Pembentukan Kata

Kata merupakan satuan gramatikal yang terbentuk dari satu morfem bebas

atau lebih (Iori, 2001:34). Gokeisei adalah istilah bahasa Jepang dari pembentukan

kata. Menurut Machida (2005:54) pembentukan kata adalah cara membuat kata

yang baru. Contohnya, nomina ohashi (sumpit) terbentuk dari afiks o yang

melekat pada nomina hashi. Selain itu nomina tanigawa (aliran gunung)

terbentuk dari gabungan dua buah nomina, yaitu tani (lembah) dan kawa (sungai).

Pada umumnya terdapat dua jenis bentukan kata dalam bahasa Jepang, yaitu kata

turunan dan kata majemuk.

Proses bentukan kata pertama adalah kata turunan atau kata yang terbentuk

dengan struktur morfem isi dan afiks. Dalam bahasa Jepang, kata turunan

diklasifikasi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Prefiks + Morfem Isi Tabel 1. Pembentukan kata turunan

dengan struktur Prefiks dan morfem isi

1 O + meishi ohashi, okome, otegami O + nomina sumpit, beras, surat

2 Go + meishi gohon, gokazoku, gorenraku

Go + nomina buku, keluarga, hubungan

3 Ko + meishi Koyakamashii, kourusai

ko + nomina Rengekan, cerewet

b. Morfem Isi + Sufiks Tabel 2. Pembentukan kata turunan

dengan struktur morfem isi dan sufiks

1 Keiyoushigokan + sa atsusa, samusa, takasa

Pangkal kata sifat +sa kepanasan, kedinginan, ketinggian

Page 37: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

22

2 Keiyoushigokan +mi fukami, tsuyomi

Pangkal kata sifat +mi kedalaman, kekuatan

3 Meishi + suru undousuru, henkasuru

Nomina+ suru berolahraga, mengubah

4 Meishi + teki koudouteki, kihonteki

Nomina + teki secara gerakan, mendasar

Proses bentukan kata yang kedua, yaitu kata majemuk atau sebuah kata

baru yang terbentuk dari penggunaan dua morfem isi atau lebih. Kata majemuk

bahasa Jepang memiliki dua jenis proses bentukan kata. Pembentukan kata yang

pertama adalah sebuah kata yang tersusun dari morfem isi saja. Contohnya,

amagasa (payung) dan madowaku (kusen jendela). Proses bentukan kata majemuk

yang kedua adalah sebuah kata yang tersusun dari morfem isi dan afiks.

Contohnya, yaki sakana (ikan bakar) dan nomi tomodachi (teman minum).

2.2.9 Afiks

Afiks adalah bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar atau

bentuk dasar akan mengubah makna gramatikalnya (Prihantini, 2015:18). Dalam

bahasa Jepang afiks disebut dengan setsuji. Machida (1999:62) menjabarkan afiks

sebagai sebuah komponen yang menyusun kata, khususnya kata turunan. Menurut

Iori (2005:526), afiks adalah suatu hal yang tidak dapat digunakan secara bebas

bila bentuk yang dilekatinya tidak dengan kata dasar atau bagian pangkal katanya.

Koizumi (2004:95) menyatakan bahwa afiks adalah morfem yang menunjukkan

hubungan secara gramatikal. Afiks merupakan morfem terikat atau morfem fungsi.

Page 38: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

23

Menurut Koizumi (2004:95), berdasarkan proses pembentukannya, afiks

bahasa Jepang diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu prefiks atau settougo

adalah afiks yang menempel pada bagian awal pangkal katanya. Contohnya,

prefiks /ma/ pada kata manatsu (tengah musim panas).

Kedua, sufiks atau setsubiji adalah afiks yang melekat pada akhir pangkal

kata. Sebagian besar afiks bahasa Jepang merupakan sufiks. Contohnya, sufiks

penanda kala /ta/ dari kata tabeta (makan).

Terakhir infiks atau secchuugo adalah afiks yang disisipi di antara pangkal

kata. Pada umumnya, dalam bahasa Jepang tidak ada infiks, namun bila dilihat

berdasarkan verba transitif dan verba intrasitifnya, terdapat kemungkinan adanya

infiks. Sebagai contoh:

Tabel 3. Penambahan infiks pada verba Verba Tansitif Verba Intrasitif

Miru Mieru

Melihat Kelihatan

Niru Nieru

Mendidih Didih

Huruf /e/ yang disisipkan pada pangkal verba intrasitif dapat dikatakan

sebagai infiks. Berbeda dengan Koizumi, Iori (2005:256) yang juga membagi

afiks menjadi tiga, menggantikan klasifikasi infiks dengan klasifikasi prefiks +

sufiks. Contohnya, bentuk kata formal (o ~ naru) dan bentuk kata sopan (o ~

suru).

Page 39: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

24

Selain pembagian afiks berdasarkan bentuknya, Koizumi (2004:96) juga

mengklasifikasikan afiks berdasarkan isinya, yaitu afiks imfleksional dan afiks

derivasional. Klasifikasi afiks pertama adalah afiks imfleksional atau afiks yang

mengubah secara sistematik yang berdasarkan kategori gramatikal kelas katanya.

Dalam bahasa Jepang afiks imfleksional dikenal dengan istilah kussetsu setsuji.

Sebagai contoh diambil perubahan berdasarkan jumlah nomina pada bahasa

Inggris.

Bentuk tunggal: boy bentuk jamak: boys

Afiks penanda jumlah /s/ yang melekat pada kata boy, mengubah kata dasarnya

menjadi boys.

Klasifikasi afiks yang kedua yaitu afiks derivasional atau afiks yang dapat

mengubah kelas katanya dan dapat memberi karakteristik gramatikal katanya,

meskipun berada pada kelas kata yang sama. Hasei setsuji merupakan istilah

bahasa Jepang untuk afiks derivasional. Berdasarkan fungsinya, afiks derivasional

dibagi menjadi beberapa jenis. Jenis afiks derivasional yang pertama adalah afiks

derivasional yang dapat merubah kelas katanya. Contohnya :

a. Sufiks rashii mengubah kata jadiannya menjadi adjektiva

Onna (meishi) + rashii onnarashii (keiyoushi)

Perempuan (nomina) + feminim (adjektiva)

b. Sufiks sa mengubah kata jadiannya menjadi nomina

Hiroi (keiyoushi) + sa hirosa (meishi)

Luas (adjektiva) + luasnya (nomina)

c. Sufiks maru mengubah kata jadiannya menjadi verba

Hiroi (keiyoushi) + maru hiromaru (doushi) Luas (adjektiva) + meluas (verba)

Page 40: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

25

Jenis afiks derivasional kedua adalah afiks yang memberikan karakteristik

gramatikal pada sebuah kata yang memiliki kelas kata yang sama. Contohnya,

penambahan sufiks ase pada verba yomu (membaca) menghasilkan verba

yomaseru. Penambahan sufiks tersebut memberikan karakteristik yang bersifat

pasif pada verba yomu.

2.2.10 Sufiks

Akhiran atau sufiks adalah imbuhan yang dibubuhkan di akhir kata

(Prihantaini, 2015:25). Menurut Machida (1999:65), berdasarkan perbedaan kelas

kata yang dapat dilekatinya, secara garis besar sufiks terbagi menjadi tiga bagian.

Berikut adalah pembagian sufiks:

1. Sufiks verbalisasi adalah sufiks yang dapat mengubah kelas kata dasarnya

menjadi verba. Sufiks ini dapat melekat pada nomina, adjektiva dan verba.

Contohnya, hazukashigaru (malu - malu).

2. Sufiks adjektivalisasi adalah sufiks yang dapat mengubah kelas kata

dasarnya menjadi adjektiva. Contohnya, mizuppoi (berair), otokorashii (maskulin)

dan benrina (praktis).

3. Sufiks nominalisasi adalah sufiks yang dapat mengubah kelas kata

dasarnya menjadi nomina. Sufiks nominalisasi dapat melekat pada adjektiva-na

atau nomina, adjektiva-i dan verba. Berikut contohnya:

a. Sufiks yang melekat pada nomina

Suzuki (meishi) + san Suzukisan (meishi) Suzuki (nomina) + Suzukisan (nomina)

Heya (meishi) + dai Heyadai (meishi) Kamar (nomina) + harga kamar (nomina)

Page 41: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

26

b. Sufiks yang melekat pada adjektiva-na atau nominna

Juuyou (nakeiyoushi) + sei juuyousei (meishi) Penting (adjektiva-na) + kepentingan (nomina)

Kansou (nakeiyoushi) + ka kansouka (meishi) Sederhana (adjektiva-na) + penyederhanaan (nomina)

c. Sufiks yang melekat pada adjektiva-i

Atsui (ikeiyoushi) + sa atsusa (meishi) Panas (adjektiva-i) + panasnya (nomina)

Fukai (ikeiyoushi) + mi fukami (meishi) Dalam (adjektiva-i) + kedalaman (nomina)

d. Sufiks yang melekat pada verba

Yomu (doushi) + kata yomikata (meishi) Membaca (verba) + cara baca (nomina)

Kaku (doushi) + te kakite (meishi) Menulis (verba) + tulis tangan (nomina)

2.2.11 Sufiks ~Sa

Iori (2005:528) mengungkapkan bahwa sufiks sa melekat pada adjektiva

dan membuat kata dasarnya menjadi nomina yang mengungkapkan tentang

jumlah atau tingkatan. Menurut Sugioka (2005:77) sufiks sa dapat melekat pada

hampir seluruh adjektiva-i dan adjektiva-na. Sufiks sa dapat melekat pada kata

baru, kata serapan, kata majemuk, kata kausatif, kata pasif dan kata turunan.

Karena cangkupannya yang luas, sufiks sa juga disebut sebagai afiks yang

memiliki produktivitas yang sangat tinggi.

Secara garis besar, kata yang dilekati sufiks sa mengandung beberapa

makna, diantaranya :

Page 42: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

27

a. 仮説の正しさを疑う (正しさ=正しいこと) Kasetsu no tadashisa wo utagau (tadashisa = tadashiikoto)

Mencurigai kebenaran hipotesa (kebenaran = suatu hal yang benar)

b. 部下の仕事に完全さを求める Buka no shigoto ni kanzensa wo motomeru Meminta kesempurnaan pada pekerjaan anak buah

(完全さ=完全であること) (kanzensa = kanzen de aru koto) (kesempurnaan = suatu hal yang sempurna)

c. ロープの長さをはかる (長さ=長い程度) Roopu no nagasa wo hakaru (nagasa = nagai teido) Mengukur ketinggian tali (ketinggian = tinggkat tinggi)

Makna pada (a) dan (b) mengandung sebuah konteks atau sebuah keadaan dan

makna pada (c) yaitu mengandung sebuah tingkatan keadaan. Ringkasnya, makna

nomina turunan yang dilekati sufiks sa memiliki dua kemungkinan yaitu koto

(suatu hal) dan teido (tingkatan atau derajat).

2.2.12 Sufiks ~Mi

Menurut Sugioka (2005:77), berbanding terbalik dengan sufiks sa yang

dapat melekat pada hampir seluruh adjektiva-i dan adjektiva-na, sufiks mi hanya

dapat menempel pada adjektiva yang jumlahnya tidak sampai tiga puluh. Sufiks

mi disebut sebagai sufiks yang memiliki produktivitas rendah.

a. 深い + み 深み fukai + mi fukami dalam + kedalaman

b. 高い + み 高み takai + mi takami

Page 43: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

28

tinggi + ketinggian

c. 強い + み 強み tsuyoi + mi tsuyomi kuat + kekuatan

Nomina turunan yang dilekati sufiks mi pada (a) dan (b) memiliki makna yaitu

menyatakan tempat yang memiliki suatu konteks dan makna point atau nilai pada

kata jadian (c).

Page 44: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

29

BAB III

PEMAPARAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Sufiks ~sa dan ~mi merupakan sufiks nominalisasi yang dapat mengubah

kelas kata dan makna kata dasar yang dilekatinya. Kemiripan sufiks tersebut

mendasari dilakukannya penelitian ini. Berikut pemaparan hasil dan pembahasan

dari analisis sufiks ~sa dan ~mi.

3.1 Sufiks Sa

Sufiks nominalisasi ~sa adalah sufiks yang hanya dapat melekat pada

adjektiva. Dari beberapa data yang telah terkumpul, adjektiva yang dapat dilekati

oleh sufiks ~sa terbagi menjadi empat jenis, yaitu adjektiva tunggal, adjektiva

reduplikasi, adjektiva turunan dan adjektiva gabungan. Berikut pemaparan hasil

dan pembahasan kata yang dilekati oleh sufiks ~sa :

3.1.1 Adjektiva–i

3.1.1.1 Adjektiva + ~Sa

(5) テーブルの高さはおヘソの位置ぐらい。 Teeburu / no / takasa / ha /oheso / no / ichi / gurai. Meja makan / par / ketinggian / par / pusar / par / terletak / kira - kira. ‘Ketinggian meja makan kira – kira sepusar .’

(www.asahi.com)

Page 45: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

30

高い Takai

さ Sa

高さ Takasa

高(い) Taka (i)

Adapun proses pembentukan kata takasa dapat digambarkan dengan grafik

di bawah ini:

Takasa terbentuk dari kata takai dan sufiks sa. Takai merupakan

adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi sa merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari takai, yaitu taka melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata

turunan yaitu takasa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i takai memiliki makna “tinggi” atau sebuah

posisi yang memiliki jarak besar antara bagian atas dan bawah. Takai termasuk

adjektiva yang mengandung makna tentang penilaian (hyouka). Sufiks

nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal.

Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva takai, makna katanya berubah dari tinggi

(keadaannya) menjadi ketinggian (perihal ukurannya).

Page 46: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

31

おいしさ Oishisa

おいしい Oishii

さ Sa

おいし(い) Oishi (i)

(6) インスタントコーヒーとは思えないおいしさを実現したのです。 Insutanto / koohii / to / ha / omoenai / oishisa / wo / jitsugenshita / no / desu. Instan / kopi / par / par / tidak dapat terpikirkan / kelezatan / par / mewujudkan / par / kop. ‘Kopi instan merupakan perwujudan kelezatan yang tak terpikirkan.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata oishisa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Oishisa terbentuk dari kata oishii dan sufiks sa. Oishii merupakan

adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi sa merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari oishii, yaitu oishi melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata

turunan yaitu oishisa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i oishii memiliki makna “lezat”. Oishii

termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang keadaan yang dirasakan

indera manusia. Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak

memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva oishii, makna

katanya berubah dari lezat (sifatnya) menjadi kelezatan (kadar atau ukurannya).

Page 47: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

32

優しさ Yasashisa

優しい Yasashii

さ Sa

優し(い) Yasashi (i)

(7) 礼儀や優しさを何よりも大事にしようとすることだという。 Reigi / ya / yasashisa / wo / naniyori / mo / daiji / ni / shiyou / to / suru / koto / da / to iu. Kesopanan / par / keramahan / par / paling / par / berharga / par / melakukan / par / melakukan / hal / kop / disebut. ‘Mari kita hargai keramahan dan kesopanan mereka lebih dari apapun.’

(www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata yasashisa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Yasashisa terbentuk dari kata yasashii dan sufiks sa. Yasashii merupakan

adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi sa merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari yasashii, yaitu yasashi melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah

kata turunan yaitu yasashisa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah

dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i yasashii memiliki makna “ramah” atau

karakter seseorang yang bersifat ramah. Yasashii termasuk adjektiva yang

mengandung makna tentang perasaan (kanjou). Sufiks nominalisasi sa merupakan

morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat

pada adjektiva yasashii, makna katanya berubah dari ramah (sifat atau

Page 48: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

33

暑さ Atsusa

暑い Atsui

さ Sa

暑(い) Atsu (i)

karakternya) menjadi keramahan (hal yang dimiliki oleh seseorang atau

kelompok).

(8) 街中の暑さを忘れさせてくれます。 Machinaka / no / atsusa / wo / wasuresasetekuremasu. Tengah kota / par / panasnya / par / membuat jadi lupa. ‘Membuatku lupa akan panasnya pusat kota.’

(www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata atsui dapat digambarkan dengan grafik

di bawah ini:

Atsusa terbentuk dari kata atsui dan sufiks sa. Atsui merupakan adjektiva-

i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi sa merupakan sufiks yang

dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar kata dari atsui,

yaitu atsu melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata turunan yaitu

atsusa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi

nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i atsusa memiliki makna “panas”. Atsui

termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang keadaan yang dirasakan

indera manusia. Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak

Page 49: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

34

苦しさ Kurushisa

苦しい Kurushii

さ Sa

苦し(い) Kurushi (i)

memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva atsui, makna

katanya berubah dari panas (keadaan) menjadi panasnya (perihal ukuran).

(9) 先輩からマラソンの苦しさをよく聞かされていましたから。 Senpai / kara / marason / no / kurushisa / wo / yoku / kikasareteimashita / kara. Senior / dari / lari maraton / par / kesulitan / par / sering / mendengar / karena.

‘Karena sering mendengar kesulitan lari maraton dari senior.’ (www.asahi.com)

Adapun proses pembentukan kata kurushisa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Kurushisa terbentuk dari kata kurushii dan sufiks sa. Kurushii

merupakan adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi sa

merupakan sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi

nomina. Akar kata dari kurushii, yaitu kurushi melekat pada sufiks sa dan

menghasilkan sebuah kata turunan yaitu kurushisa. Identitas gramatikal kata

turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i kurushi memiliki makna “sulit” atau sebuah

perasaan yang tidak tertahankan karena tekanan dan rasa sakit. Kurushi termasuk

adjektiva yang mengandung makna tentang perasaan (kanjou). Sufiks

nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal.

Page 50: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

35

深さ Fukasa

深い Fukai

さ Sa

深(い) Fuka (i)

Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva kurushi, makna katanya berubah dari

sulit (sifatnya) menjadi kesulitan (perihal rasanya).

(10) その深さは 20m を超えることもあります。 Sono / fukasa / ha / 20 m / wo / koeru / koto / mo / arimasu. Itu / kedalamannya / par / 20 meter / par / melebihi / hal / par / ada. ‘Kedalamannya melebihi 20 meter.’

(www.alpen-route.com) Adapun proses pembentukan kata fukasa dapat digambarkan dengan grafik

di bawah ini:

Fukasa terbentuk dari kata fukai dan sufiks sa. Fukai merupakan

adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi sa merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari fukai, yaitu fuka melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata

turunan yaitu fukasa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i fukai memiliki makna “dalam” atau jarak

antara permukaan sampai dasarnya sangat panjang. Fukai termasuk adjektiva

yang mengandung makna tentang penilaian (hyouka). Sufiks nominalisasi sa

merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks

Page 51: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

36

濃さ

Kosa

濃い Koi

さ Sa

濃(い) Ko (i)

sa melekat pada adjektiva fukai, makna katanya berubah dari dalam (keadaan)

menjadi kedalaman (perihal ukurannya).

(11) うるおいの濃さが足りない。 Uruoi / no / kosa / ga / tarinai. Kelembaban / par / kepekatan / par / tidak cukup. ‘Kepekatan kelembabannya tidak cukup.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata kosa dapat digambarkan dengan grafik

di bawah ini:

Kosa terbentuk dari kata koi dan sufiks sa. Koi merupakan adjektiva-i

yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi sa merupakan sufiks yang

dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar kata dari koi,

yaitu ko melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata turunan yaitu kosa.

Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i koi memiliki makna “pekat” atau tingkat

kekadarannya kuat. Koi termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang

penilaian (hyouka). Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak

memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva koi, makna

katanya berubah dari pekat (sifatnya) menjadi kepekatan (perihal ukurannya).

Page 52: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

37

ずみずしさ

Mizumizushisa

ずみずしい

Mizumizushii

さ Sa

ずみずし(い) Mizumizushi (i)

3.1.1.2 Adjektiva Reduplikasi + ~Sa

(12) 『クロエ』らしいオトナの甘さは失わず、プラスされたのは花のみ

ずみずしさ。 [Kuroi] / rashii / otona / no / amasa / ha / ushinawazu, / purasusareta / no ha / hana / no / mizumizushisa. [Chloe] / seperti / dewasa / par / kemanisan / par / tanpa menghilangkan, / ditambahkan / par / bunga / par / kesegaran. ‘Seperti parfum Chloe yang menambahkan aroma kesegaran bunga tanpa menghilangkan aroma manis yang matang.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata mizumizushisa dapat digambarkan

dengan grafik di bawah ini:

Mizumizushisa terbentuk dari kata mizumizushii dan sufiks sa.

Mizumizushii merupakan adjektiva-i reduplikasi yang termasuk kedalam kango.

Sufiks nominalisasi sa merupakan sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang

dilekatinya menjadi nomina. Akar kata dari mizumizushii, yaitu mizumizushi

melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata turunan yaitu

mizumizushisa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari adjektiva

menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i mizumizushii memiliki makna “segar”.

Mizumizushii termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang keadaan yang

dirasakan indera manusia. Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang

Page 53: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

38

弱々しさ Yowayowashisa

弱々しい Yowayowashii

さ Sa

弱々し(い) Yowayowashi (i)

tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva

mizumizushi, makna katanya berubah dari segar (keadaan) menjadi kesegaran

(perihal kondisi suatu produk).

(13) 先週の会見では声に弱々しさをにじませていた。 Senshuu / no / kaiken / de ha / koe / ni / yowayowashisa / wo / nijimaseteita. Minggu lalu / par / wawancara / par / suara / par / kelembutan / par / mengabur. ‘Pada wawanara minggu lalu, kelembutan suaranya mengabur.’

(http://astand.asahi.com/) Adapun proses pembentukan kata yowayowashisa dapat digambarkan

dengan grafik di bawah ini:

Yowayowashisa terbentuk dari kata yowayowashii dan sufiks sa.

Yowayowashii merupakan adjektiva-i reduplikasi yang termasuk kedalam kango.

Sufiks nominalisasi sa merupakan sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang

dilekatinya menjadi nomina. Akar kata dari yowayowashii, yaitu yowayowashi

melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata turunan yaitu

yowayowashisa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari adjektiva

menjadi nomina.

Page 54: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

39

荒々しさ Araarashisa

荒々しい Araarashii

さ Sa

荒々し(い) Araarashi (i)

Pada kata di atas, adjektiva-i yowayowashii memiliki makna “lembut”.

Yowayowahii termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang penilaian

(hyouka). Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki

identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva yowayowashi, makna

katanya berubah lembut (sifanya) menjadi kelembuatan (perihal keadaannya).

(14) 北欧家具にも通じる優しいディテールが荒々しさを中和している。 Hokuou / kagu / ni mo / tsuujiru / yasashii / detaaru / ga / araarashisa / wo / chuuwashiteiru. Eropa Utara / perabot rumah / par / mengerti / anggun / detail / par / kekasaran / par / menawarkan. ‘Pada perabot rumah bergaya Eropa Utara pun menawarkan kekasaran detail yang anggun.’

(http://www.asahi.com/) Adapun proses pembentukan kata araarashisa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Araarashisa terbentuk dari kata araarashii dan sufiks sa. Araarashii

merupakan adjektiva-i reduplikasi yang termasuk kedalam kango. Sufiks

nominalisasi sa merupakan sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang

dilekatinya menjadi nomina. Akar kata dari araarashii, yaitu araarashi melekat

pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata turunan yaitu araarashisa. Identitas

gramatikal kata turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Page 55: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

40

女らしさ

Onnarashisa

女 + らしい Onna + rashii

さ Sa

女らし(い) Onnarashi (i)

Pada kata di atas, adjektiva-i araarashii memiliki makna “kasar”.

Araarashii termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang penilaian

(hyouka). Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki

identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva araarashi, makna

katanya berubah dari kasar (sifatnya) menjadi kekasaran (perihal keadaannya).

3.1.1.3 Adjektiva Turunan + ~Sa

(15) ポインテッドトゥが可憐な女らしさを叶えてくれる、美しいシルエ

ットのモデルです。 Poin teddotou / ga / karenna / onnarashisa / wo / kanaete / kureru,/ utsukushii / shiruetto / no / moderu / desu. Pointed toe /par / manis / kefeminiman / par / memberi/ datang / cantik / siluet / par / model / kop. ‘Pointed toe merupakan siluet model cantik yang dapat memberikan kefeminiman yang manis.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata onnarashisa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Onnarashisa terbentuk melalui dua proses, yaitu proses pembentukan

adjektiva turunan dan proses pembentukan adjektiva turunan yang dilekati sufiks

sa. Onnarashii merupakan adjektiva turunan yang terbentuk dari kata onna dan

sufiks rashii. Kata turunan onnarashii termasuk ke dalam wago. Akar kata dari

Page 56: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

41

使いやすさ

Tsukaiyasusa

使い + やすい Tsukai + yasui

さ Sa

使いやす(い) Tsukaiyasui (i)

onnarashii, yaitu onnarashi melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata

turunan yaitu onnarashisa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, nomina onna memiliki makna “feminim”. Sufiks

adjektivalisasi rashii merupakan sufiks yang menyatakan pendapat mengenai

sebuah kabar yang pasti. Nomina onna yang dilekati oleh sufiks rashii

menghasilkan makna yang baru, yaitu “bersifat feminim”. Sufiks nominalisasi sa

merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks

sa melekat pada adjektiva turunan onnarashii, makna katanya berubah dari

feminim (sifatnya) menjadi kefeminiman (perihal sifat dan keadaannya).

(16) デザインから使いやすさまでこだわりぬかれたコスメラインもやっ

ぱりマストハブ。 Dezain / kara / tsukaiyasusa / made / kodawari / nukareta / kosume rain / mo / yappari / masutohabu. Desaign / dari / kemudahan penggunaanya / sampai / menyelesaikan / permasalahan / kosmetik / par / wajib / dimiliki. ‘Kosmetik yang menyelesaikan permasalahan dari desaign sampai kemudahan penggunaannya merupakan barang yang wajib dimiliki.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata tsukaiyasusa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Page 57: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

42

Tsukaiyasusa terbentuk melalui dua proses, yaitu proses pembentukan

adjektiva turunan dan proses pembentukan adjektiva turunan yang dilekati sufiks

sa. Tsukaiyasui merupakan adjektiva turunan yang terbentuk dari verba tsukai dan

sufiks yasui. Kata turunan tsukaiyasui termasuk ke dalam wago. Akar kata dari

tsukaiyasui, yaitu tsukaiyasu melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah

kata turunan yaitu tsukaiyasusa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut

berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, verba tsukai memiliki makna “penggunaan”. Sufiks

adjektivalisasi yasui merupakan sufiks yang menunjukkan suatu objek yang

memiliki sifat mudah dalam melakukan sesuatu. Verba tsukai yang dilekati oleh

sufiks yasui menghasilkan makna yang baru, yaitu “mudah penggunaan”. Sufiks

nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal.

Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva turunan tsukaiyasui, makna katanya

berubah dari mudah penggunaan menjadi kemudahan penggunaannya.

(17) 職場での服装もすっかり夏っぽさを感じられるものとなり。 Shokuba / de / no / fukusou / mo / sukkari / natsupposa / wo / kanjirareru / mono / to / nari. Tempat kerja / par / par / pakaian / par / sepenuhnya / bernuansa musim panas / par / terasa / barang / par / menjadi.

‘Pakaian di tempat kerja pun menjadi terasa nuansa musim panasnya.’ (more.hpplus.jp)

Page 58: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

43

夏っぽさ

Natsupposa

夏 + っぽい Natsu + ppoi

さ Sa

夏っぽ(い) Natsuppo (i)

Adapun proses pembentukan kata natsupposa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Natsupposa terbentuk melalui dua proses, yaitu proses pembentukan

adjektiva turunan dan proses pembentukan adjektiva turunan yang dilekati sufiks

sa. Natsuppoi merupakan adjektiva turunan yang terbentuk dari nomina natsu dan

sufiks ppoi. Kata turunan natsuppoi termasuk ke dalam wago. Akar kata dari

natsuppoi, yaitu natsuppo melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata

turunan yaitu natsupposa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, nomina natsu memiliki makna “musim panas”. Sufiks

adjektivalisasi ppoi merupakan sufiks yang memiliki makna bersifat. Nomina

natsu yang dilekati oleh sufiks ppoi menghasilkan makna yang baru, yaitu bersifat

musim panas. Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak

memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva turunan

natsuppoi, makna katanya berubah dari bersifat musim panas menjadi nuansa

musim panas.

Page 59: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

44

かっこよさ Kakkoyosa

かっこ + よい Kakko + yoi

さ Sa

かっこよ(い) Kakkoyo (i)

3.1.1.4 Adjektiva Gabungan + ~Sa

(18) 「槇」絵はかっこよさと儚さと可憐さをもつ。 ‘Maki’ / e / ha / kakkoyosa / to / hakanasa / to / kawaisa / wo / motsu. ‘Rant ing’ / lukisan / par / kemenarikan / par / kefanaan / par / keindahan / par / memiliki. ‘Lukisan ‘rant ing’ yang memiliki keindahan, kefanaan dan kemenarikan.’ (www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata kakkoyosa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Kakkoyosa terbentuk melalui dua proses, yaitu proses pembentukan

adjektiva gabungan dan proses pembentukan adjektiva turunan yang dilekati

sufiks sa. Kakkoyosa terbentuk dari kata kakko dan adjektiva ii atau yoi yang

termasuk kedalam konshugo. Identitas gramatikal kata tersebut berubah menjadi

adjektiva. Akar kata dari kakkoyoi, yaitu kakkoyo melekat pada sufiks sa dan

menghasilkan sebuah kata turunan yaitu kakkoyosa. Identitas gramatikal kata

turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, nomina kakko memiliki makna “penampilan”. Adjektiva

yoi memiliki makna baik. Nomina kakko yang bergabung dengan adjektiva yoi

menghasilkan makna yang baru, yaitu “menarik”. Sufiks nominalisasi sa

merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks

Page 60: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

45

気まずさ Kimazusa

気 + まずい Ki + mazui

さ Sa

気まず(い) Kimazu (i)

sa melekat pada adjektiva gabungan kakkoyoi, makna katanya berubah dari

menarik menjadi kemenarikan.

(19) 気まずさで言えなかった。 Kimazusa / de / ienakatta. Kecanggungan / par / tidak dapat dikatakan. ‘Tidak dapat dikatakan dengan kecanggungan.’

(www.asagei.com) Adapun proses pembentukan kata kimazusa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Kimazusa terbentuk melalui dua proses, yaitu proses pembentukan

adjektiva gabungan dan proses pembentukan adjektiva turunan yang dilekati

sufiks sa. Kimazusa terbentuk dari nomina ki dan adjektiva mazui. Identitas

gramatikal kata tersebut berubah menjadi adjektiva. Akar kata dari kimazui, yaitu

kimazu melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata turunan yaitu

kimazusa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari adjektiva

menjadi nomina.

Pada kata di atas, nomina ki memiliki makna “semangat”. Adjektiva mazui

memiliki makna tidak menyenangkan. Nomina ki yang bergabung dengan

adjektiva mazui menghasilkan makna yang baru, yaitu “canggung”. Sufiks

Page 61: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

46

気持ち悪さ

Kimochiwarusasa

(気+持ち) +悪い (Ki+mochi) + warui

さ Sa

気持ち悪(い) Kimochiwaru (i)

nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal.

Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva gabungan kimazui, makna katanya

berubah dari canggung (keadaan) menjadi kecanggungan (perihal keadaannya).

(20) 逆に満腹の状態でクルマに乗ったりすることは、気持ち悪さを

引き起こします。 Gyaku / ni / manpuku / no / jotai / de / kuruma / ni / nottarisuru / koto / ha,/ kimochiwarusa / wo / hikiokoshimasu. Sebaliknya / par / perut kenyang / par / kondisi / par / mobil / par / menaiki / hal / par / kemualan / par / menyebabkan ‘Sebaliknya, menaiki mobil dengan kondisi perut kenyang, menyebabkan kemualan.’

(www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata kimochiwarusa dapat digambarkan

dengan grafik di bawah ini:

Kimochiwarusa terbentuk melalui tiga proses, yaitu proses pembentukan

nomina, adjektiva gabungan dan proses pembentukan adjektiva turunan yang

dilekati sufiks sa. Kimochiwarusa terbentuk dari nomina ki dan verba mochi yang

menghasilkan kata kimochi bergabung dengan adjektiva warui. Identitas

gramatikal kata tersebut berubah menjadi adjektiva. Akar kata dari kimochiwarui,

yaitu kimochiwaru melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata turunan

Page 62: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

47

寝苦しさ Negurushisa

寝 + 苦しい Ne + Kurushii

さ Sa

寝苦し(い) Negurushi (i)

yaitu kimochiwarusa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, nomina kimochi memiliki makna “perasaan”. Adjektiva

warui memiliki makna “buruk”. Nomina kimochi yang bergabung dengan

adjektiva warui menghasilkan makna yang baru, yaitu “mual”. Sufiks

nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal.

Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva gabungan kimochiwarui, makna katanya

berubah dari mual (keadaan) menjadi kemualan (perihal kondisinya).

(21) 寝苦しさに悩んでいる人にはお薦めですよ。 Negurushisa / ni / nayandeiru / hito / ni / ha / osusumedesuyo Kesulitan tidur / par / menderita / orang / par / par /direkomendasikan ‘Untuk orang yang menderita kesulitan tidur sangat direkomendasikan.’

(www.nishinippon.co.jp) Adapun proses pembentukan kata negurushisa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Negurushisa terbentuk melalui dua proses, yaitu proses pembentukan

adjektiva gabungan dan proses pembentukan adjektiva turunan yang dilekati

sufiks sa. Negurushisa terbentuk dari verba neru dan adjektiva kurushii. Identitas

Page 63: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

48

大切さ

Taisetsusa

大切な Taisetsuna

さ Sa

大切(な) Taisetsu (na)

gramatikal kata tersebut berubah menjadi adjektiva. Akar kata dari negurushii,

yaitu negurushi melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah kata turunan

yaitu negurushisa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, verba neru memiliki makna “tidur”. Adjektiva kurushii

memiliki makna sulit. Verba neru yang bergabung dengan adjektiva kurushii

menghasilkan makna yang baru, yaitu “sulit tidur”. Sufiks nominalisasi sa

merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks

sa melekat pada adjektiva turunan negurushii, makna katanya berubah dari sulit

tidur menjadi kesulitan tidur.

3.1.2 Adjektiva–na + ~Sa

(22) スキンケアの大切さを実感できるはず。 Sukin / kea / no / taisetsusa / wo / jikkan / dekiru / hazu. Kulit / perawatan / par / pentingnya / par / kenyataan / dapat / harus. ‘Dapat kita rasakan pentingnya produk perawatan kulit.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata taisetsusa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Page 64: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

49

自由さ Jiyuusa

自由な Jiyuuna

さ Sa

自由(な) Jiyuu (na)

Taisetsusa terbentuk dari kata taisetsuna dan sufiks sa. Taisetsuna

merupakan adjektiva-na yang termasuk kedalam kango. Sufiks nominalisasi sa

merupakan sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi

nomina. Akar kata dari taisetsuna, yaitu taisetsu melekat pada sufiks sa dan

menghasilkan sebuah kata turunan yaitu taisetsusa. Identitas gramatikal kata

turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-na taisetsuna memiliki makna “penting” atau

suatu hal yang sangat penting. Taisetsuna termasuk adjektiva yang mengandung

makna tentang penilain (Hyouka). Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem

fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada

adjektiva taisetsuna, makna katanya berubah dari penting (sifat) menjadi

pentingnya (perihal nilainya).

(23) そんな時に必要なのはロマンチシズムと自由さだと思う。 Sonna / toki / ni / hitsuyouna / no / ha / romanchishizumu / to / jiyuusa / da / to / omou. Seperti itu / waktu / par / penting / par / par / romantisme / par / kebebasan / kop / par / memikir. ‘Saat itu, yang terpenting adalah kebebasan dan romantisme.’

(www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata jiyuusa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Page 65: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

50

豊富さ Houfusa

豊富な Houfuna

さ Sa

豊富(な) Houfu (na)

Jiyuusa terbentuk dari kata jiyuuna dan sufiks sa. Jiyuuna merupakan

adjektiv

a-i yang termasuk kedalam kango. Sufiks nominalisasi sa merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari jiyuuna, yaitu jiyuu melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah

kata turunan yaitu jiyuusa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-na jiyuuna memiliki makna “bebas” atau

sesuai dengan apa yang dipikirkan. Taisetsuna termasuk adjektiva yang

mengandung makna tentang perasaan (kanjou). Sufiks nominalisasi sa merupakan

morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat

pada adjektiva jiiyuuna, makna katanya berubah dari bebas (sifat atau keadaan)

menjadi kebebasan (perihal keadaannya).

(24) 何より気に入ったのは、そのカラーの豊富さ。 Nani / yori / ki ni itta / no / ha,/ sono / karaa / no / houfusa Apa / apa pun / sayangi / par / par,/ itu / warna / par / kekayaannya ‘Dibandingkan apa pun, yang paling kusukai adalah kekayaannya akan warna.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata houfusa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Page 66: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

51

斬新さ Zanshinsa

斬新な Zanshinna

さ Sa

斬新(な) Zanshin (na)

Houfusa terbentuk dari kata houfuna dan sufiks sa. Houfuna merupakan

adjektiva-na yang termasuk ke dalam kango. Sufiks nominalisasi sa merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari houfuna, yaitu houfu melekat pada sufiks sa dan menghasilkan sebuah

kata turunan yaitu houfusa. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-na houfuna memiliki makna “kaya” atau suatu

hal yang memiliki intensitas sangat banyak. Houfuna termasuk adjektiva yang

mengandung makna tentang penilaian (Hyouka). Sufiks nominalisasi sa

merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks

sa melekat pada adjektiva houfuna, makna katanya berubah kaya (keadaan)

menjadi kekayaannya (perihal keadaan yang dimiliki oleh sseorang atau

kelompok).

(25) 伝統に斬新さを加えたデザインが目を引く。

Dentou / ni / zanshinsa / wo / kuwaeta / dezain / ga / me / wo / hiku. Tradisional / par / keaslian / par / menambahkan / desaign / par / mata / par / menarik. ‘Keaslian desain tradisionalnya menarik perhat iaan. ’

(www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata zanshinsa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Page 67: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

52

フレッシュさ Furesshusa

フレッシュな Furesshuna

さ Sa

フレッシュ(な) Furesshu (na)

Zanshinsa terbentuk dari kata zanshinna dan sufiks sa. Zanshinna

merupakan adjektiva-na yang termasuk ke dalam kango. Sufiks nominalisasi sa

merupakan sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi

nomina. Akar kata dari zanshinna, yaitu zanshin melekat pada sufiks sa dan

menghasilkan sebuah kata turunan yaitu zanshinsa. Identitas gramatikal kata

turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-na zanshinna memiliki makna “asli” atau suatu

ide baru yang menyolok. Zanshinna termasuk adjektiva yang mengandung makna

tentang penilaian (hyouka). Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem fungsi

yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva

zanshinna, makna katanya berubah dari asli (sifat) menjadi keaslian (perihal

kondisi yang dimiliki sebuah produk).

(26) ハーブや若葉のフレッシュさがあるでしょ。 Haabu / ya / yasai / no / furesshusa / ga / aru / desho? Herbal / par / sayuran / par / kesegaran / par / ada / kop? ‘Bukankah terdapat kesegaran pada sayuran dan tanaman herbal?’

(www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata furesshusa dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Page 68: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

53

Furesshusa terbentuk dari kata furesshuna dan sufiks sa. Furesshuna

merupakan adjektiva-na yang termasuk kedalam gairaigo. Sufiks nominalisasi sa

merupakan sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi

nomina. Akar kata dari furesshuna, yaitu furesshu melekat pada sufiks sa dan

menghasilkan sebuah kata turunan yaitu furesshusa. Identitas gramatikal kata

turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-na furesshuna berasal dari kata berasal dari

kata fresh yang memiliki makna “segar”. Furesshuna termasuk adjektiva yang

mengandung makna tentang kondisi yang dirasakan indera manusai (zokusei).

Sufiks nominalisasi sa merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas

leksikal. Setelah sufiks sa melekat pada adjektiva furesshuna, makna katanya

berubah dari segar (keadaan) menjadi kesegaraan (perihal keadaan suatu produk).

3.2 Sufiks Mi

Sufiks nominalisasi mi adalah sufiks yang hanya dapat melekat pada

adjektiva. Dari beberapa data yang telah terkumpul, sufiks mi hanya dapat

melekat pada adjektiva-i. Berikut pemaparan hasil dan pembahasan kata yang

dilekti oleh sufiks mi.

Page 69: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

54

温かみ Atatakami

みMi

温か(い) Atataka (i)

3.2.1 Adjektiva–i + ~Mi

(27) ほっこりと温かみのあるメイクが楽しめちゃいます。

Hokkori / to / atatakami / no / aru / meiku / ga / tanoshimechaimasu. Kelembutan / par / kehangatan / par / ada / kosmetik / par / menikmati.

‘Menikmati kosmetik yang memiliki kehangatan dan kelembutan.’ (more.hpplus.jp)

Adapun proses pembentukan kata atatakami dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Atatakami terbentuk dari kata atatakai dan sufiks mi. Atatakai

merupakan adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi mi

merupakan sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi

nomina. Akar kata dari atatakai, yaitu atataka melekat pada sufiks mi dan

menghasilkan sebuah kata turunan yaitu atatakami. Identitas gramatikal kata

turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i atatakai memiliki makna “hangat” atau

memiliki suhu udara yang tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Atatakai

termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang kondisi yang dirasakan

indera manusia (zokusei). Sufiks nominalisasi mi merupakan morfem fungsi yang

tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks mi melekat pada adjektiva

温かい Atatakai

Page 70: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

55

深み Fukami

Mi 深(い)

Fuka (i)

atatakai, makna katanya berubah dari hangat (keadaan) menjadi kehangatan

(perihal keadaannya).

(28) 上品に輝くゴールドパールから色っぽい赤みブラウンまで、質感の

異なる四色を重ねるほどに目元が深みをおびるアイシャドウ。 Jouhin / ni / kagayaku / goorudo / paaru / kara / iroppoi / akami / buraun /

made, / shitsukan / no / kotonaru / yonshaku / wo / kasaneru / hodo / memoto / ga / fukami / wo / obiru / aishadou.

Keanggunan / par / cemerlang / emas / mutiara / dari / sexy / kemerahan / cokelar / sampai,/ kualitas material / par / berbeda / empat warna / dilapisi / sampai / par / mata / par / ketajaman / par / memiliki / eye shadow.

‘Keanggunannya yang berasal dari mutiara emas sampai cokelat kemerahan yang terlihat sexy, kualitas material yang berbeda – beda pun sampai dapat dilapisi empat warna eye shadow yang memiliki ketajaman warna.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata fukami dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Fukami terbentuk dari kata fukai dan sufiks mi. Fukai merupakan

adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi mi merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari fukai, yaitu fuka melekat pada sufiks mi dan menghasilkan sebuah kata

turunan yaitu fukami. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

深い Fukai

Page 71: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

56

甘み

Amami

みMi

甘(い) Ama (i)

Pada kata di atas, adjektiva-i fukai memiliki makna “tajam” atau memiliki

warna yang pekat. Fukai termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang

penilaian (hyouka). Sufiks nominalisasi mi merupakan morfem fungsi yang tidak

memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks mi melekat pada adjektiva fukai, makna

katanya berubah dari dalam (keadaan) menjadi kedalaman (perihal keadaannya).

(29) 上品なセクシーさのあとに訪れるスパイシーな甘み。 Jouhinna / sekushiisa / no / ato / ni / otozureri / supaishiina / amami.

Kelembutan / keseksian / par / setelah / par / mengunjungi / pedas / manisnya.

‘Pedas manisnya yang mengunjungi setelah kelembutan keseksiannya.’ (more.hpplus.jp)

Adapun proses pembentukan kata amami dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Amami terbentuk dari kata amai dan sufiks mi. Amai merupakan

adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi mi merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari amai, yaitu ama melekat pada sufiks mi dan menghasilkan sebuah kata

turunan yaitu amami. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

甘い Amai

Page 72: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

57

旨み Umami

みMi

旨(い) Uma (i)

Pada kata di atas, adjektiva-i amai memiliki makna “manis” atau rasa yang

seperti madu dan gula. Amai termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang

kondisi yang dirasakan indera manusia (zokusei). Sufiks nominalisasi mi

merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks

mi melekat pada adjektiva amai, makna katanya berubah dari manis (keadaan dan

sifatnya) menjadi manisnya (perihal keadaannya).

(30) ウナギの旨みは、血にあると言われています。

Unagi / no / umami / ha, / sara / ni / aru / to / iwareteimasu. Belut / par / kelezatan / par,/ piring / par / ada / par / dikatakan. ‘Kelezatan belut dapat dikatakan pada sebuah piring.’

(www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata umami dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Umami terbentuk dari kata umai dan sufiks mi. Umai merupakan

adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi mi merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari umai, yaitu uma melekat pada sufiks mi dan menghasilkan sebuah kata

turunan yaitu umami. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

旨い Umai

Page 73: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

58

重み Omomi

みMi

重(い) Omo (i)

Pada kata di atas, adjektiva-i umai memiliki makna “lezat” atau makanan

yang memiliki rasa enak. Umai termasuk adjektiva yang mengandung makna

tentang kondisi yang dirasakan indera manusia (zokusei). Sufiks nominalisasi mi

merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks

mi melekat pada adjektiva umai, makna katanya berubah dari lezat (keadaan)

menjadi kelezatan (perihal keadaannya).

(31) 態度は言葉より重みがあるし、一番伝わります。 Teido / ha / kotoba / yori / omomi / ga / arushi, / ichiban / tsutawarimasu. Sikap / par / kata / dibandingkan / bobot / par / ada,/ paling / disampaikan. ‘Dibandingkan kata, sikap memiliki bobot, salah satu hal yang harus disampaikan.’

(www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata omomi dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Omomi terbentuk dari kata omoi dan sufiks mi. Omoi merupakan

adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi mi merupakan

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari omoi, yaitu omo melekat pada sufiks mi dan menghasilkan sebuah kata

重い Omoi

Page 74: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

59

悲しみ

Kanashimi

Mi 悲し(い)

Kanashi (i)

turunan yaitu omomi. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i omoi memiliki makna “bobot” atau perihal

yang memiliki tingkatan penting. Omoi termasuk adjektiva yang mengandung

makna tentang penilaian (hyouka). Sufiks nominalisasi mi merupakan morfem

fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks mi melekat pada

adjektiva omoi, makna katanya berubah dari berat (keadaan) menjadi bobot

(perihal keadaannya).

(32) ぼくの悲しみも悔しさも、読者は一緒に味わっていく。 Boku / no / kanashimi / mo / kuyashisa / mo,/ dokusha / ha / isshoni / ajiwatte / iku. Aku / par / kesedihan / par / kekesalan / par / pembaca / par / bersama / merasakannya / datang.

‘Kesedihan dan kekesalanku pun, pembaca dapat merasakannya.’ (www.asahi.com)

Adapun proses pembentukan kata kanashimi dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Kanashimi terbentuk dari kata kanashii dan sufiks mi. Kanashii

merupakan adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi mi

merupakan sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi

悲しい Kanashii

Page 75: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

60

厚み

Atsumi

Mi 厚(い)

Atsu (i)

nomina. Akar kata dari kanashii, yaitu kanashi melekat pada sufiks mi dan

menghasilkan sebuah kata turunan yaitu kanashimi. Identitas gramatikal kata

turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i kanashii memiliki makna “sedih” atau

perasaan yang ingin menangis Kanashii termasuk adjektiva yang mengandung

makna tentang perasaan (kanjou). Sufiks nominalisasi mi merupakan morfem

fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks mi melekat pada

adjektiva kanashii, makna katanya berubah dari sedih (keadaan) menjadi

kesedihan (perihal keadaannya).

(33) 1㎝を超える厚みのふかふかパフで、使い心地はマシュマロみたい。 Ichi senchi / wo / koeru / atsumi / no / fukafuka / pafu / de,/ tsukai / kokochi / ha / mashumaro / mitai. Satu centimeter / par / lebih / ketebalan / par / lembut / puff / par,/ guna / sensasi / par / marsmallow / seperti. ‘Dengan puff yang lembut dan ketebalan yang lebih dari 1 cm , rasanya seperti marsmellow.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata atsumi dapat digambarkan dengan

grafik di bawah ini:

Atsumi terbentuk dari kata atsui dan sufiks mi. Atsui merupakan

adjektiva-i yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi mi merupakan

厚い Atsui

Page 76: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

61

sufiks yang dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar

kata dari atsui, yaitu atsu melekat pada sufiks mi dan menghasilkan sebuah kata

turunan yaitu atsumi. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari

adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i atsui memiliki makna “tebal” atau jarak yang

besar antara kedua permukaan suatu benda. Atsui termasuk adjektiva yang

mengandung makna tentang penilaian (hyouka). Sufiks nominalisasi mi

merupakan morfem fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks

mi melekat pada adjektiva atsui, makna katanya berubah dari tebal (keadaan)

menjadi ketebalan (perihal keadaannya).

(34) 上品に輝くゴールドパールから色っぽい赤みブラウンまで、質感の

異なる四色を重ねるほどに目元が深みをおびるアイシャドウ。

Jouhin / ni / kagayaku / goorudo / paaru / kara / iroppoi / akami / buraun / made, / shitsukan / no / kotonaru / yonshaku / wo / kasaneru / hodo / memoto / ga / fukami / wo / obiru / aishadou.

Keanggunan / par / cemerlang / emas / mutiara / dari / sexy / kemerahan / cokelar / sampai,/ kualitas material / par / berbeda / empat warna / dilapisi / sampai / par / mata / par / ketajaman / par / memiliki / eye shadow.

‘Keanggunannya yang berasal dari mutiara emas sampai cokelat kemerahan yang terlihat sexy, kualitas material yang berbeda – beda pun sampai dapat dilapisi empat warna eye shadow yang memiliki ketajaman warna.’

(more.hpplus.jp)

Page 77: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

62

赤み

Akami

赤い Akai

みMi

赤(い) Aka (i)

Adapun proses pembentukan kata akami dapat digambarkan dengan grafik

di bawah ini:

Akami terbentuk dari kata akai dan sufiks mi. Akai merupakan adjektiva-i

yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi mi merupakan sufiks yang

dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar kata dari akai,

yaitu aka melekat pada sufiks mi dan menghasilkan sebuah kata turunan yaitu

akami. Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi

nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i akai memiliki makna “warna merah”. Akai

termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang kondisi yang menyatakan

warna (zokusei). Sufiks nominalisasi mi merupakan morfem fungsi yang tidak

memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks mi melekat pada adjektiva akai, makna

katanya berubah dari merah (sifatnya) menjadi kemerahan (perihal keadaannya).

Page 78: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

63

青み

Aomi

青い Aoi

Mi 青(い)

Ao (i)

(35) 毛先を巻かない無造作ヘアにぽんとストローハットをかぶったり、

ナチュラルメイクに青みピンクのリップを乗せたり。 Kesaki / wo / makanai / muzousa / hea / nipon / to / sutoro-hatto / wo /

kabuttari,/ nachuraru / meiku / ni / aomi / pinku / no / rippu / wo / nosetari. Ujung rambut / par / tidak menggulung / mudah / rambut / Jepang / par /

topi jerami / par / memakai / natural / make up / par / kebiruan / merah muda / par / bibir / par / dapat bekerja.

‘Memakai topi jerami dan rambut khas jepang yang ujung rambutnya tidak menggulung, cocok dengan bibir pink kebiruan pada make up naturalnya.’

(more.hpplus.jp) Adapun proses pembentukan kata aomi dapat digambarkan dengan grafik

di bawah ini:

Aomi terbentuk dari kata aoi dan sufiks mi. Aoi merupakan adjektiva-i

yang termasuk kedalam wago. Sufiks nominalisasi mi merupakan sufiks yang

dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar kata dari aoi,

yaitu ao melekat pada sufiks mi dan menghasilkan sebuah kata turunan yaitu aomi.

Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i aomi memiliki makna “warna biru”. Aoi

termasuk adjektiva yang mengandung makna tentang kondisi yang menyatakan

warna (zokusei). Sufiks nominalisasi mi merupakan morfem fungsi yang tidak

memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks mi melekat pada adjektiva aoi, makna

katanya berubah dari biru (keadaan) menjadi kebiruan (perihal keadaannya).

Page 79: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

64

痛み

Itami

痛い Itai

みMi

痛(い) Ita (i)

(36) 現在は、今までよりも骨転移の痛みを感じている。 Genzai / ha,/ ima / made / yori / mo / hone / teni / no / itami / wo / kanjiteiru. Zaman sekarang / par / sekarang / sampai / lebih dari / pun / tulang / transisi / par / kesakitan / par / dirasakan. ‘Zaman sekarang, kesakitan transisi tulang pun terasa sampai saat ini.’

(www.asahi.com) Adapun proses pembentukan kata itai dapat digambarkan dengan grafik di

bawah ini:

Itami terbentuk dari kata itai dan sufiks mi. Itai merupakan adjektiva-i

yang termasuk ke dalam wago. Sufiks nominalisasi mi merupakan sufiks yang

dapat mengubah kelas kata yang dilekatinya menjadi nomina. Akar kata dari itai,

yaitu ita melekat pada sufiks mi dan menghasilkan sebuah kata turunan yaitu itami.

Identitas gramatikal kata turunan tersebut berubah dari adjektiva menjadi nomina.

Pada kata di atas, adjektiva-i itai memiliki makna “sakit” atau seseorang

yang merasa sakit pada tubuhnya. Itai termasuk adjektiva yang mengandung

makna tentang perasaan (Kanjou). Sufiks nominalisasi mi merupakan morfem

fungsi yang tidak memiliki identitas leksikal. Setelah sufiks mi melekat pada

adjektiva itai, makna katanya berubah dari sakit (keadaan) menjadi kesakitan

(perihal keadaannya).

Page 80: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

65

3.3 Persamaan dan Perbedaan Sufiks Sa dan Mi

Berdasarkan analisis data di atas, ditemukan beberapa persamaan dan

perbedaan kata turunan sa dan mi. Pada tabel berikut akan disajikan kesimpulan

persamaan dan perbedaan sufiks sa dan mi yang diklasifikasikan menurut struktur

terbentuknya kata dan makna kata yang dihasilkan.

Tabel 4. Struktur Kata Sufiks ~Sa dan ~Mi yang Melekat Pada Adjektiva

Sufiks Adjektiva

Tunggal Turunan Reduplikasi Gabungan

~Sa

O O O

Contoh: Takasa, Oishisa, Yasashisa

Contoh: Onnarashisa, Tsukaiyasusa

Contoh: Mizumizusa, Yowayowashisa, Araarashisa

Contoh: Kakkoyosa, Kimazusa

~Mi

O X X X

Contoh: Fukami, Amami, Kanashimi

Contoh: - Contoh: - Contoh: -

Keterangan : O : Iya : Jarang X : Tidak Sufiks nominalisasi sa dapat melekat pada seluruh adjektiva, yaitu

adjektiva tunggal, adjektiva turunan, adjektiva reduplikasi dan adjektiva gabungan.

Namun sufiks sa yang dapat melekat pada adjektiva gabungan jumlahnya tidak

banyak. Berbeda dengan sufiks sa, sufiks nominalisasi mi hanya dapat melekat

Page 81: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

66

pada adjektiva tunggal saja. Ditambah lagi, berbading terbalik dengan sufiks sa

yang dapat melekat pada semua jenis kosakata, seperti wago, kango, gairaigo dan

koonshugo, sufiks mi hanya dapat melekat pada jenis kosakata wago saja.

Tabel 5. Makna Kata Sufiks ~Sa dan ~Mi yang Melekat Pada Adjektiva

Sufiks

Makna Keadaan Hubungan

Jarak Penilaian Perasaan Indera Manusia Ukuran Warna

~Sa

O O O O O

Contoh: Oishisa, Araarashisa, Furesshusa,

Contoh: Takasa

Contoh: Shirosa

Contoh: Shitashisa, Chikasa

Contoh: Kosa, Houfusa

Contoh: Kurushisa, Yasashisa

~Mi

O O O X O O

Contoh: Atatakami

Contoh: Fukami

Contoh: Akami, Aomi

Contoh: - Contoh: Omomi

Contoh: Itami

Keterangan : O : Iya : Jarang X : Tidak Berdasarkan makna yang dihasilkan dari melekatnya sufiks nominalisasi

dengan adjektiva, terdapat enam makna, yaitu indera manusia, ukuran, warna,

hubungan jarak, penilaian dan perasaan. Sufiks nominalisasi sa dapat melakat

pada seluruh adjektiva yang mengandung makna – makna tersebut, namun untuk

adjektiva yang menyatakan makna hubungan jarak jarang sekali ditemukan.

Sementara sufiks nominalisasi mi, dapat melekat keseluruh makna – makna

tersebut kecuali adjektiva yang menyatakan makna hubungan jarak.

Page 82: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

67

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan pemaparan hasil dan pembahasan, didapat simpulan bahwa

sufiks nominalisasi sa dan mi yang melekat pada adjektiva dapat diklasifikasikan

menjadi dua, yaitu secara struktur terbentuknya kata dan secara makna kata yang

dihasilkan. Secara struktur terbentuknya, sufiks sa dan mi menominalisasikan

adjektiva menjadi nomina. Selain itu, terdapat pula beberapa karakteristik lain

yang dimiliki sufiks sa dan mi. Berikut karakteristik sufiks sa dan mi dilihat dari

struktur terbentuknya kata:

1. Sufiks sa

a) Melekat pada adjektiva-i dan adjektiva-na

b) Melekat pada adjektiva tunggal, adjektiva reduplikasi, adjektiva

turunan dan adjektiva gabungan.

c) Melekat pada kosakata wago, kango, gairaigo dan konshugo.

2. Sufiks mi

a) Melekat pada adjektiva-i

b) Melekat pada adjektiva tunggal.

c) Melekat pada kosakata wago.

Secara makna yang dihasilkan, sufiks nominalisasi sa dapat melekat pada

adjektiva yang menyatakan kondisi indera manusia, ukuran, warna, hubungan

jarak (kankei), penilaian (hyouka) dan perasaan (kanjou). Tetapi sufiks sa yang

Page 83: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

68

dilekati adjektiva yang menyatakan hubungan jarak jarang ditemukan dalam

kalimat bahasa Jepang. Sementara itu, sufiks mi dapat melekat pada adjektiva

yang menyatakan kondisi indera manusia, ukuran, warna, penilaian (hyouka) dan

perasaan (kanjou). Namun adjektiva yang menyatakan hubungan jarak tidak dapat

melekat pada sufiks mi. Dalam bahasa Indonesia, padanan kata yang dilekati

sufiks sa dan mi adalah kata dengan imbuhan ke – an dan – nya.

4.2 Saran

Sebagai imbuhan yang memiliki peranan penting dalam kalimat, sufiks

bahasa Jepang sangat banyak jumlah dan jenisnya. Selain sufiks sa dan mi, juga

terdapat sufiks nominalisasi lainnya. Peneliti menyarankan untuk menindaklanjuti

temuan yang ada dan melakukan penilitian yang berkesinambungan dengan

penelitian ini.

Page 84: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

69

要旨

本論文で筆者は日本語における形容詞に付く接尾辞「さ」と「み」に

ついて書いた。このテーマを選んだ理由は日本語における形容詞に付く接

尾辞「さ」と「み」を含んだ文にはどんな意味を表すのか、そしてどんな

構造を持つのだろうかという意味的と構造的の分析をしたいと思う。

本研究の目標として、筆者は日本語における形容詞に付く接尾辞「さ」

と「み」の文法的な使い分けや意味を調べた。この論文で使った方法論は

記述「DESKRIPTIF」という方法論である。本論文を研究する順番は三つ

ある。最初はデータを集め、分析をし、最後に結果を記述的に説明する。

データを得る方法は「朝日新聞」や雑誌「More」や「NHK 新聞」やイン

ターネットのニュースなどでのデータを調べて集めたりした。集めたデー

タは「AGIH」法で分析する。「AGIH」法は一つの手法を持っている。そ

の手法は「Teknik Bagi Unsur Langsung」である。

接尾辞とは語根の後に付加されるものである。接尾辞はそれが付加し

てできる派生語の品詞の違いによって、主として名詞性接辞、動詞性接辞、

形容詞性接辞に分けることができる。接尾辞「さ」と「み」は名詞性接尾

辞または名詞化接尾辞と呼ぶ。形容詞に付く接尾辞が名詞という品詞の派

生語を作る。接尾辞「さ」は形容詞と形容動詞の語根にほとんどつくこと

ができるの対し、「み」は限られた三十ほどの形容詞にしかつかない。

Page 85: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

70

一般的に形容詞はイ形容詞とナ形容詞に分けることで、本研究で筆者

は形容詞を構造的と意味的の分析をした。形容詞は構造的に単純形容詞、

反復形容詞、発生形容詞、複合形容詞にわけることで、意味的に知覚形容

詞または属性形容詞、関係形容詞、評価形容詞、感情形容詞に分ける。ま

た、属性形容詞は知覚、程度、色に分けることができる。

分析した結果、名詞化接尾辞「さ」は単純形容詞、反復形容詞、発生

形容詞、複合形容詞に付加されることで、意味的に知覚、程度、色、関係、

評価、感情表す形容詞である。次は構造的と意味的な形容詞によって名詞

化形容詞「さ」の例文である。

(1) テーブルの高さはおヘソの位置ぐらい。 (www.asahi.com)

(2) 先週の会見では声に弱々しさをにじませていた。 (http://astand.asahi.com/)

(3) ポインテッドトゥが可憐な女らしさを叶えてくれる、美しい

シルエットのモデルです。 (more.hpplus.jp)

(4) 気まずさで言えなかった。 (www.asagei.com)

構造的に接尾辞「さ」は「高い」という単純形容詞に付加する。接尾

辞「さ」が「たか」という語根の形容詞に付加して、「たかさ」という語

になった。この新語は発生語と呼ぶ。意味的には「高い」が評価形容詞で

ある。インドネシア語で「Tinggi」という意味である。「さ」を付加した

後、意味は「Ketinggian」「高い程度」になった。

Page 86: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

71

データを見ると名詞化接尾辞「さ」は「弱々しさ」という反復形容詞

や「女らしさ」という発生形容詞や「気まずさ」という複合形容詞に付く

ことできる。接尾辞「さ」の文法的な意味は、インドネシア語で「Ke - an」

である。弱々しいの意味は「Lembut」で、「さ」を付加された後、意味

は「Kelembutan」「弱々しいこと」になった。しかし、「-nya」に訳する

場合もある。例えば、

(5) 街中の暑さを忘れさせてくれます。 (www.asahi.com)

形容詞「暑い」の意味は「Panas」である。「さ」を付加された後、意味

は「Panasnya」「暑いこと」になった。

それに対して、名詞化接尾辞「み」が少ないので、単純形容詞しか付

かない。接尾辞「さ」はイ形容詞とナ形容詞に付加されたことに対し、

「み」はイ形容詞しか付加されない。意味的に、知覚、程度、色、評価、

感情を表す形容詞に付く。文法的な意味は、接尾辞「み」は接尾辞「さ」

の文法的な意味と同じで、インドネシア語の「Ke - an」と「-nya」である。

例えば、

(6) ウナギの旨みは、血にあると言われています。 (www.asahi.com)

(7) 上品なセクシーさのあとに訪れるスパイシーな甘み。 (more.hpplus.jp)

旨いの意味は「Lezat」で、「み」を付加された後、意味はインドネシ

ア語で「Kelezatan」「旨いこと」になった。(7)の甘いの意味は「Manis」

で、付加された後、インドネシア語で「Manisnya」「甘いこと」になった。

Page 87: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

72

名詞化接尾辞「さ」と「み」は同じ形容詞に付加することができる。

例えば、「高さ」と「高み」という単語である。「さ」と「み」は形

容詞の「高い」に付いて、構造的に同じで、意味的に同じではない。

データ 1 の「高さ」はテーブルの高い程度または高いことについて表

すこと。

一方、「高み」は高い所または高い場所という意味が表す。例えば、

「高みの見物」である。この例文の意味は「高い所にいて、見物する

こと」である。「高い」という形容詞に付加される接尾辞「み」は高

い場所のことである。

接尾辞「さ」と「み」は構造的に形容詞に付加することである。「さ」

は単純形容詞、反復形容詞、発生形容詞、複合形容詞に付くことで、「み」

は単純形容詞しか付かない。意味的、「さ」は知覚、程度、色、関係、評

価、感情を表す形容詞に付いて、接尾辞「み」は関係の表すの以外全部が

同じである。

Page 88: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

73

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djadjasudarman, Fatimah. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian

dan Kajian. Bandung: PT Eresco.

Isao, Iori dan Shino, Takanashi dan Kumiko, Nakanishi dan Toshihiro, Yamada.

2005. Chuujoukyuu wo Oshieru Hito no Tame no Nihongo Bunpou

Handobukku..Toukyou: Suriiee Netto Waaku.

Koizumi, Tamotsu. 2004. Nihon go Kyoushi no Tame no Gengogaku Nyuumon.

Toukyou: Taishukan.

Machida Ken dan Yosuke Momiya. 2005. Yoku Wakaru Gengogaku Nyuumon.

Toukyou: Babel Press.

Mastoyo, Tri. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta:

Carasvati.

Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Nani Sunarni dan Jonjon Johana. 2010. Morfologi Bahasa Jepang. Bandung :

Sastra Unpad Press.

Sudjianto. 1996. Gramatika Bahasa Jepang Modern Seri A. Jakarta: Kesant Blanc.

Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2014. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.

Jakarta: Kesaint Blanc.

Sutedi, Dedi. 2011. Dasar – dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung:

Humaniora.

Page 89: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

74

Taniguchi, Goro. 2011. Kamus Standar Bahasa Jepang – Indonesia. Jakarta: PT

Dian Rakyat.

Vance, Timothy J. 1993. Prefiks dan Sufiks dalam Bahasa Jepang. Jakarta:

Kesaint Blanc.

Page 90: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

75

LAMPIRAN

A. Data Sufiks Sa

NO KALIMAT SUMBER

5 テーブルの高さはおヘソの位置ぐらい。 http://www.asahi.com/and_w/life/SDI2015100741241.html?iref=andwtop_timeline

6 インスタントコーヒーとは思えないおいしさを実現し

たのです。 http://more.hpplus.jp/odekake/gourmet/3477

7 礼儀や優しさを何よりも大事にしようとすることだと

いう。

http://www.asahi.com/and_w/fashion/SDI2015062571231.html?iref=andM_kiji_backnum

8 街中の暑さを忘れさせてくれます。

http://www.asahi.com/and_travel/articles/SDI2016080437401.html?iref=andt_pc_top_article008

9 先輩からマラソンの苦しさをよく聞かされていました

から。 http://www.asahi.com/articles/ASJDG5RKPJDGTIPE032.html

10 その深さは 20m を超えることもあります。 http://www.alpen-route.com/enjoy_navi/snow_otani/

11 うるおいの濃さが足りない。 http://more.hpplus.jp/beauty/itbeauty/3912

12 『クロエ』らしいオトナの甘さは失わず、プラスされ

たのは花のみずみずしさ。 http://more.hpplus.jp/beauty/itbeauty/11047

13 先週の会見では声に弱々しさをにじませていた。 http://astand.asahi.com/webshinsho/asahipub/aera/product/2016061300003.html

14 北欧家具にも通じる優しいディテールが荒々しさを中

和している。

http://www.asahi.com/articles/ASJ7663HWJ76UEHF018.html

15 ポインテッドトゥが可憐な女らしさを叶えてくれる、

美しいシルエットのモデルです。

http://more.hpplus.jp/fashion/news/3467

Page 91: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

76

16 デザインから使いやすさまでこだわりぬかれたコスメ

ラインもやっぱりマストハブ。 http://more.hpplus.jp/beauty/itbeauty/8393

17 職場での服装もすっかり夏っぽさを感じられるものと

なり。 http://news.livedoor.com/article/detail/11780283/

18 槇絵はかっこよさと儚さと可憐さをもつ。 http://www.asahi.com/and_M/interest/entertainment/Cpia201611070000.html

19 気まずさで言えなかった。 http://www.asagei.com/excerpt/59623

20 逆に満腹の状態でクルマに乗ったりすることは、

気持ち悪さを引き起こします。

http://www.asahi.com/and_M/interest/SDI2016103114151.html

21 寝苦しさに悩んでいる人にはお薦めですよ。 http://www.nishinippon.co.jp/feature/life_topics/article/260887

22 スキンケアの大切さを実感できるはず。 http://more.hpplus.jp/beauty/itbeauty/7784

23 そんな時に必要なのはロマンチシズムと自由さだ

と思う。

http://www.asahi.com/and_w/fashion/SDI2015100943471.html?iref=andwtop_timeline

24 何より気に入ったのは、そのカラーの豊富さ

http://www.asahi.com/and_w/interest/SDI2016072527831.html?iref=andwtop_articles

25 伝統に斬新さを加えたデザインが目を引く。

http://www.asahi.com/and_w/fashion/SDI2016071520521.html?iref=andwtop_articles

26 ハーブや若葉のフレッシュさがあるでしょ。 http://www.asahi.com/and_w/life/SDI2016080336851.html?iref=andwtop_articles

Page 92: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

77

B. Data Sufiks Mi

NO KALIMAT SUMBER

27 ほっこりと温かみのあるメイクが楽しめちゃいま

す。 http://more.hpplus.jp/beauty/itbeauty/2450

28 上品に輝くゴールドパールから色っぽい赤みブラウ

ンまで、質感の異なる四色を重ねるほどに目元が深

みをおびるアイシャドウ。

http://more.hpplus.jp/beauty/itbeauty/3831

29 上品なセクシーさのあとに訪れるスパイシーな甘

み。 http://more.hpplus.jp/beauty/itbeauty/3707

30 ウナギの旨みは、血にあると言われています。 http://www.asahi.com/and_w/life/SDI2016080235091.html?iref=andwtop_articles

31 態度は言葉より重みがあるし、一番伝わります。

http://www.asahi.com/and_travel/articles/SDI2016082454931.html?iref=andt_pc_top_article004

32 ぼくの悲しみも悔しさも、読者は一緒に味わって

いく。

http://www.asahi.com/and_w/information/SDI2015101552341.html?iref=andwtop_timeline

33 1㎝を超える厚みのふかふかパフで、使い心地はマ

シュマロみたい。 http://more.hpplus.jp/beauty/itbeauty/3194/

34 上品に輝くゴールドパールから色っぽい赤みブラウ

ンまで、質感の異なる四色を重ねるほどに目元が深

みをおびるアイシャドウ。

http://more.hpplus.jp/beauty/itbeauty/3831

35 毛先を巻かない無造作ヘアにぽんとストローハット

をかぶったり、ナチュラルメイクに青みピンクのリ

ップを乗せたり。

http://more.hpplus.jp/fashion/coordinate/9485

36 現在は、今までよりも骨転移の痛みを感じてい

る。

http://www.asahi.com/and_M/interest/entertainment/Cfettp01612220034.html

Page 93: SUFIKS SA DAN MI YANG MELEKAT PADA …eprints.undip.ac.id/51944/1/SKRIPSI_LENGKAP.pdfPROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2017 iii HALAMAN

78

BIODATA

Nama Lengkap : Putri Claresta Mukti

NIM : 13050112140095

Alamat : Jl. Bandungmulyo 06/II, Bandungrejo, Mranggen, Demak

Nama Orang Tua : Gatot L. Luhur (Ayah)

Siti Romdhonah (Ibu)

Nomor Telepon : 085727717481

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Pedurungan Kidul 01 Semarang (Tamat Tahun 2006)

2. SMP Negeri 14 Semarang (Tamat Tahun 2009)

3. SMA Negeri 11 Semarang (Tamat Tahun 2012)

4. Universitas Diponegoro (Tamat Tahun 2017)