50
TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SETENGAH PADAT DAN SETENGAH CAIR “Suspensi Rekonstitusional Eritromisin Estolat” Disusun oleh : Kelas C Michiko Tanadi ( 2011210156)

Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

TUGAS MATA KULIAHTEKNOLOGI FARMASI

SEDIAAN SETENGAH PADAT DAN SETENGAH CAIR

“Suspensi Rekonstitusional Eritromisin Estolat”

Disusun oleh :

Kelas C

Michiko Tanadi ( 2011210156)

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

Mei 2013

Page 2: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

2

KATA PENGANTAR

Perubahan dapat diidentikkan dengan inovasi yang dapat menghasilkan sesuatu

yang baru atau sesuatu yang lebih baik. Di sisi lain, perubahan sering diartikan sebagai

bagian dari sikap adaptif terhadap dinamika yang terjadi. Perubahan itu pulalah yang

tampaknya harus diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, yaitu dalam upaya

peningkatan kualitas pendidikan yang meliputi aspek- aspek moral, akhlak, budi pekerti,

perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Dalam rangka pemenuhan tugas

mata kuliah Teknologi Farmasi Sediaan Setengah Padat dan Setengah Cair dan untuk

menyuguhkan karya tentang Suspensi Rekonstitusi, maka penulis membuat suatu bentuk

makalah tentang Suspensi Rekonstitusional Eritromisin Estolat.

Kami juga hendak mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga

hendak mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami

dalam pembuatan karya ilmiah ini, di antaranya:

1. Ibu Dra. Siti Umroh Noor, M.Si., Apt. yang telah memberi kami kesempatan

untuk menyuguhkan makalah ini dan telah membimbing kami dalam proses

pembuatan makalah ini

2. Keluarga dan teman-teman kami yang telah memberi ruang bagi kami untuk

membuat karya ilmiah ini serta segala dukungan mereka yang merupakan

sumber daya semangat baru yang tak ada habisnya.

Seperti peribahasa yang sudah lama kita kenal “Tak ada gading yang tak retak”

maupun “Sepandai-pandainya tupai melompat pasti pernah jatuh juga”, begitu pula karya

ilmiah ini kami persembahkan dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Oleh karena

itu, kami juga memohon maaf apabila di antaranya ada salah kata yang kurang dapat

diterima satu ataupun lain pihak. Sekian dan terima kasih, selamat membaca!

Penulis

Page 3: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

3

DAFTAR ISI

Halaman

Kata pengantar.......................................................................................... 2

Daftar isi............................................................................................. 3

BAB I SUSPENSI DAN SUSPENSI REKONSTITUSI

1.1. Suspensi.......................................................................... 4

1.2. Suspensi Rekonstitusi……................................................. . 11

BAB II SUSPENSI REKONSTITUSIONAL ERITROMISIN ESTOLAT

2.1. Data Preformulasi……………………………………………. 15

2.2. Formulasi…………………………………………………….. 22

2.3. Perhitungan dan Penimbangan ……………………………… 22

2.4. Alat dan Bahan……………………………………………… 23

2.5. Cara Pembuatan…………………………………………….. 24

2.6. Air untuk Rekonstitusi……………………………………… 25

2.7. Uji Evaluasi………………………………………………… 26

2.8. Rancangan Kemasan……………………………………….. 32

BAB III KESIMPULAN …………………………………………… 33

Daftar Pustaka ..................................................................................

34Lampiran ……………………………………………………………………

35BAB ISUSPENSI DAN SUSPENSI

REKONSTITUSISuspensi

1.1.1. Definisi

1. Farmakope Indonesia IV Th. 1995, h. 17

Page 4: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

4

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak

larut yang terdispersi dalam fase cair.

2. Farmakope Indonesia III, Th. 1979, h. 32

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam

bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa.

3. USP XXVII, 2004, h. 2587

Suspensi oral  : sediaan cair  yang menggunakan partikel-partikel

padat terdispersi dalam suatu pembawa cair dengan flavouring agent

yang cocok yang dimaksudkan untuk pemberian oral.

Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel

padat yang terdispersi dalam suatu pembawa cair yang dimaksudkan

untuk pemakaian pada kulit.

Suspensi otic   : sediaan cair yang mengandung partikel-partikel

mikro dengan maksud ditanamkan  di luar telinga.

4. Formularium Nasional Edisi 2 Th. 1978 h. 333

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak

melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau

sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan

atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam

cairan pembawa yang ditetapkan.  Yang pertama berupa suspensi

jadi, sedangkan yang kedua berupa serbuk untuk suspensi yang harus

disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.

5. Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi

Keempat. 2005. Jakarta: UI Press

Suspensi adalah sediaan obat yang terbagi dengan halus yang ditahan

dalam suspensi dengan menggunakan pembawa yang sesuai.

Page 5: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

5

1.1.2. Jenis Sediaan Suspensi

1.1.2.1. Berdasarkan pengunaan

1. Suspensi Oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel

padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan

pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan

oral.

2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel

padat yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukkan

untuk penggunaan pada kulit.

3. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril yang

mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan

pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.

4. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang

mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk

diteteskan pada telinga bagian luar.

5. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan berupa suspensi

serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak disuntikan

secara intravena atau kedalam saluran spinal.

6. Suspensi untuk injeksi terkontinyu adalah sediaan padat

kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk

membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk

suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang

sesuai.

1.1.3. Berdasarkan sifat

1. Suspensi Deflokulasi

Partikel yang terdispersi merupakan unit tersendiri dan apabila

kecepatan sedimentasi bergantung daripada ukuran partikel tiap unit,

Page 6: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

6

maka kecepatannya akan lambat. Gaya tolak-menolak di antara dua

partikel menyebabkan masing-masing partikel menyelip diantara

sesamanya pada waktu mengendap. Supernatan sistem deflokulasi

keruh dan setelah pengocokan kecepatan sedimentasi partikel yang

halus sangat lambat. Sistem deflokulasi dengan viskositas tinggi akan

mencegah sedimentasi tetapi tidak dapat dipastikan apakah sistem

akan tetap homogen pada waktu paronya.

Keunggulannya : sistem deflokulasi akan

menampilkan dosis yang relatif homogen pada waktu

yang lama karena kecepatan sedimentasinya yang

lambat.

Kekurangannya : apabila sudah terjadi endapan sukar

sekali diredispersi karena terbentuk masa yang

kompak.

2. Suspensi Flokulasi

Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat

terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel

dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurang agregat relatif

besar. Cairan supernatan pada sistem deflokulasi cepat sekali bening

yang disebabkan flokul-flokul yang terbentuk cepat sekali mengendap

dengan ukuran yang bermacam-macam.

Keunggulannya :sedimen pada tahap akhir penyimpanan akan

tetap besar dan mudah diredispersi.

Kekurangannya :dosis tidak akurat dan produk tidak elegan

karena kecepatan sedimentasinya tinggi.

Flokulasi dapat dikendalikan dengan :

1. Kombinasi ukuran partikel

2. Penggunaan elektrolit untuk kontrol potensial zeta.

Page 7: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

7

3. Penambahan polimer mempengaruhi hubungan/ struktur partikel

dalam suspensi.

1.1.4. Keuntungan dan Kekurangan Sediaan (RPS ed. 18, vol 3, 1538-1539)

1.1.4.1. Keuntungan

1. Baik digunakan untuk pasien yang sukar menerima tablet /

kapsul, terutama anak-anak.

2. Homogenitas tinggi

3. Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet / kapsul (karena luas

permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna

meningkat).

4. Dapat menutupi rasa tidak enak / pahit obat (dari larut /

tidaknya)

5. Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.

1.1.4.2. Kekurangan

1. Kestabilan rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh, degradasi,

dll)

2. Jika membentuk “cacking” akan sulit terdispersi kembali

sehingga homogenitasnya turun.

3. Alirannya menyebabkan sukar dituang

4. Ketepatan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan

5. Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan

sistem dispersi (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika

terjadi fluktuasi / perubahan temperatur.

6. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk

memperoleh dosis yang diinginkan.

1.1.5. Syarat Suspensi

1.1.5.1. FI IV, 1995, hal 18

1. Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan

intratekal

2. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara

tertentu harus mengandung zat antimikroba.

Page 8: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

8

3. Suspensi harus dikocok sebelum digunakan

4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.

1.1.5.2. FI III, 1979, hal 32

1. Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap

2. Jika dikocok, harus segera terdispersi kembali

3. Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas

suspensi

4. Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan

mudah dikocok dan dituang.

5. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga

ukuran partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang

lama pada penyimpanan.(Ansel, 356)

1.1.5.3. Fo r mularium N as ional Edisi 2, 1978, hal 333

Pada pembuatan suspensi, untuk mencegah pertumbuhan

cendawan, ragi dan jasad renik lainnya, dapat ditambahkan zat

pengawet yang cocok terutama untuk suspensi yang akan

diwadahkan dalam wadah satuan ganda atau wadah dosis

ganda.

1.1.6. Stabilitas Suspensi dan Cara Penilaiannya

Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan

suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga

homogenitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan

untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi

stabilitas suspensi ialah :

1. Ukuran partikel

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel

tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan

antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas

Page 9: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

9

penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya

tekan keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar

ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume

yang sama) .Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya

tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel

untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut

dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.

2. Kekentalan ( viscositas )

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari

cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin

turun (kecil). Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan

mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat

didalamnya. Dengan demikian dengan menambah viskositas cairan,

gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat.

Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu

tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum “Stokes“.

d 2 ( - 0 ) g

V = -------------------------

18

Keterangan : V = kecepatan aliran

Page 10: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

10

d = diameter dari partikel

= berat jenis dari partikel

0 = berat jenis cairan

g = gravitasi

= viskositas cairan

3. Jumlah partikel (konsentrasi)

Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar ,

maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas

karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut.

Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat

tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar

kemungkinan terjadinya endapan partikel dalam waktu yang singkat.

4. Sifat / muatan partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa

macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan

demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang

menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena

sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak

dapat mempe-ngaruhinya.

Stabilitas fisik suspensi farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi

dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi

merata. Bila partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi

kembali dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap

ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk

membentuk agregat dan selanjutnya membentuk compacted cake dan

peristiwa ini disebut caking .

Kalau dilihat dari faktor-faktor tersebut diatas, faktor konsentrasi dan

sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap, artinya tidak dapat

diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat yang tertulis

Page 11: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

11

dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat

diubah atau disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas.

Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan

mixer, homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase

eksternal dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang

dapat larut kedalam cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering

disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya

bersifat mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).

1.2. Suspensi Rekonstitusi

1.2.1. Definisi

1. Farmakope Indonesia IV Th. 1995, h.17

Suspensi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu suspensi yang siap

digunakan atau yang dikonstitusikan dengan sejumlah air untuk injeksi

atau pelarut lain yang sesuai sebelum digunakan. Suspensi tidak boleh

diinjeksikan secara intravena dan intratekal.

2. British Pharmacopeia Th. 2002, h. 1181,1884

Serbuk dan grabul untuk larutan dan suspensi oral: Serbuk oral adalah

preparat yang mengandung zat padat longgar (loose), partikel kering

yang bervariasi dalam derajat kehalusannya. Dapat mengandung satu

atau lebih zat aktif, dengan atau tanpa bahan pembantu, dan jika

perlu, zat warna yang diijinkan serta zat pemberi rasa. Disuspensikan

dalam air atau pembawa lain sebelum diberikan oral.

3. Pharmaceutical Dosage Forms: Dispersi System, 1989, Vol. 2, h.

318, h. 326

Suatu suspensi yang direkonstitusikan adalah campuran sirup dalam

keadaan kering yang akan didispersikan dengan air pada saat akan

digunakan dan dalam USP tertera sebagai “for oral suspension”

Bentuk suspensi ini digunakan terutama untuk obat yang mempunyai

stabilitas terbatas di dalam pelarut air, seperti golongan antibiotika.

Page 12: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

12

1.2.2. Persyaratan Sediaan Suspensi Rekonstitusi (Pharmaceutical Dosage

Forms: Disperse System, 1989, Vol. 2, h. 318)

1. Campuran serbuk/granul haruslah merupakan campuran yang

homogen, sehingga konsentrasi/dosis tetap untuk pemberian obat.

2. Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara cepat

dan sempurna dalam medium pembawa.

3. Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan mudah

didispersikan kembali dan dituang oleh pasien untuk memperoleh

dosis yang tepat dan serba sama.

4. Produk akhir harus menunjukkan penampilan, rasa, dan aroma yang

menarik.

1.2.3. Jenis sediaan suspensi Rekonstitusi (Pharmaceutical Dosage Forms:

Disperse System, 1989, Vol. 2, h. 318, 323-325)

Ada 3 jenis sediaan suspensi rekonstitusi:

1. Suspensi rekonstitusi berupa campuran serbuk.

Formula berupa campuran serbuk merupakan cara yang paling

mudah dan sederhana. Proses pencampuran dilakukan secara

bertahap apabila ada bahan berkhasiat dalam komponen yang berada

dalam jumlah kecil.

Keuntungan formulasi bentuk campuran ini

Alat yang dibutuhkan sederhana

Jarang menimbulkan masalah stabilitas dan kimia karena tidak

digunakannya pelarut dan pemanasan saat pembuatan

Dapat dicapai kondisi kelembabam yang sangat rendah.

Kerugian:

Homogenitas kurang baik.

Adanya kemungkinan ketidakseragaman ukuran partikel

Aliran serbuk kurang begitu baik

2. Suspensi rekonstitusi yang di granulasi

Page 13: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

13

Pembuatan dengan cara granulasi terutama ditujukan untuk

memperbaiki sifat aliran serbuk dan pengisian serta mengurangi

volume sediaan yang voluminous dalam wadah.

Dengan cara granulasi ini, zat aktif dan bahan-bahan laindalam

keadaan kering dicampur sebelum diinkorporasi atau disuspensikan

dalam cairan penggranulasi. Granulasi dilakukan dengan

menggunakan air atau larutan pengikat dalam air. Dapat juga

digunakan pelarut non air untuk bahan berkhasiat yang terurai dengan

adanya air.

Keuntungan:

Penampilan lebih baik dariapda campuran serbuk

Sifat aliran baik

Tidak terjadi pemisahan

Tidak terlalu banyak menimbulkan debu selama pengsian

Kekurangan:

Proses lebih panjang serta peralatan lebih banyak

Adanya panas dan kontak dengan pelarut dapat menyebabkan

resiko instabilitas zat aktif

Sulit menghilangkan cairan penggranul yang dapat

menyebabkan menurunnya stabilitas cairan

Eksipien yang ditambahkan saat proses granulasi harus stabil

Ukuran granul diusahakan sama karena bagian yang halus

akan memisah sebagai debu

3. Suspensi rekonstitusi yang merupakan campuran serbuk dan granul

Pada cara ini komponen yang peka terhadap panas seperti zat aktif

yang tidak stabil terhadap panas atau flavor dapat ditambahkan

sesudah pengeringan granul untuk mencegah pengaruh panas. Pada

tahap awal dibuat granul dari beberapa komponen, kemudian

dicampur dengan serbuk(fines)

Kerugian:

Page 14: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

14

Meningkatnya risiko tidak homogeny

Menjaga keseragaman, ukuran partikel harus dikendalikan.

Tabel 1.2.3.1- Perbandingan Ketiga Jenis Suspensi Rekonstitusi

Jenis Suspensi Keuntungan Kerugian

Campuran serbuk Lebih ekonomis;resiko

kestabilan lebih rendah

Terjadi mixing dan

segregasi; kehilangan

selama proses

Campuran granul Penampilan lebih

baik;karakteristik aliran

lebih baik; segregasi dan

debu dapat ditekan

Harga lebih mahal; efek

panas dan cairan

penggranulasi pada obat

dan eksipien

Kombinasi antara serbuk

dan granul

Harga lebih murah; dapat

menggunakan senyawa

yang tidak tahan panas

Dapat terjadi segregasi

campurang yang granular

dan non granular

BAB II

SUSPENSI REKONSTITUSI ERITROMISIN ESTOLAT

2.1.Data Preformulasi

2.1.1. Zat Aktif

1. Eritromysin Estolat

Pustaka : Farmakope Indonesia IV. 1995 h. 361

Page 15: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

15

Drug Information. 2010. h. 243

Martindale 36th . 2009. h. 269

Bobot Molekul : 1056,4

Rumus Molekul : C40H71NO14, C12H26O4S

Pemerian : Serbuk atau hablur; putih atau agak

kuning,tidak berbau atau sedikit berbau, dan

rasa agak pahit.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20

bagian etanol (95%) P, dalam 15 bagian

aseton, dan 10 bagian kloroform.

Wadah &Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindungi

dari cahaya.

Stabilitas : Stabil pada kisaran PH 7,0 – 7,5. Juga

dipengaruhi oleh adanya dapar dan ion logam.

Tidak stabil dalam air.

OTT : Asam kuat dan basa kuat atau sediaan zat

aktif yang bersifat asam kuat dan basa kuat.

pH : 6,0-11,0

Khasiat : Antibiotikum

Dosis : Dewasa: 250 mg/6 jam, 500 mg /12 jam

Anak: 2-4 dd 30-50 mg/kg.

Indikasi : Infeksi saluran napas (khusunya pneumonia),

infeksi jaringan kulit dan jaringan lunak,

gastroenteritis.

Page 16: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

16

Kontraindikasi : Hipersensitif dalam bentuk alergi dan

eosinophilia

Farmakokinetik : Basa eritromisin diserap baik oleh usus kecil

bagian atas; aktivitasnya menurun karena obat

dirusak asam lambung. Hanya 2,5% eritromisin

yang dieksresi dalam bentuk aktif melalui urin.

Eritromisin berdifusi baik ke berbagai jaringan

tubuh kecuali ke otak dan cairan serebrospinal.

Obat ini terutama dieksresi melalui hati. Pada

wanita hamil dapat meningkatkan

SGOT/SGPT.

Efek samping : Sering menimbulkan iritasi saluran cerna seperti mual, muntah, dan nyeri epigastrum

2.1.2. Eksipien

1. Pulvis Gummi Arabicum

Pustaka : Farmakope Indonesia IV 1995 h. 718

Handbook of Pharmaceutical Excipients VI. 2009 h.1

Bobot molekul : 240.000 - 580.000

Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan, tidak

berbau dan tidak berasa.

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian Gliserin, 1:20 pada

propilen glikol, 1:27 pada air, praktis tidak larut

dalam etanol 95 % (P).

Stabilitas : Dapat terdegradasi oleh aktivitas bakteri dan

reaksi enzimatis

Wadah&penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tempat yang

sejuk dan kering.

OTT : Amidopyrin, apomorphine, kresol, etanol 95

%, garam feri, fenol, tannin, timol, vanillin.

Page 17: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

17

Kegunaan : Suspending agent

Konsentrasi : 5-10 % (suspending agent)

2. Sorbitol

Pustaka : Farmakope Indonesia III 1979 h. 567

Handbook of Pharmaceutical Excpients Ed. VI 2009 h. 718

Rumus Molekul : C6H14O6

Berat Molekul : 182,17

Pemerian : Serbuk; butiran atau kepingan; tidak

berwarna; putih; atau hampir berwarna;

higroskopis.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform; 1:2,5

dalam etanol 95 %; 1:0,5 dalam air.

Konsentrasi : 70 % (suspense oral)

Stabilitas : Inert dan kompatibel dengan hampir semua

bahan tambahan

Wadah&penyimpanan : Wadah yang tertutup rapat dan simpan di

tempat yang sejuk dan kering.

OTT : Larutan sorbitol mengkelat ion logam divalen

dan trivalent pada kondisi asam dan basa kuat.

Kegunaan : Sweetening agent dan wetting agent

Konsentrasi : 70% (suspensi oral)

3. Natrium Benzoat

Pustaka : Farmakope Indonesia IV 1995 h. 584

Handbook of Pharmaceutical Excipients VI 2009 h. 627

Rumus Molekul : C7H5NaO2

Berat Molekul : 144,11

Pemerian : Granul atau serbuk hablur; putih, tidak berbau

atau praktis tidak berbau, higroskopis, rasa

khas.

Page 18: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

18

Kelarutan : Mudah larut dalam air (1:1,6) dan pada suhu

100; agak sukar larut dalam etanol 95 % P

(1:75) dan dalam etanol 90% (1:50).

Stabilitas : Larutan dalam air boleh disterilisasi.

OTT : Senyawa kuartener, gelatin, gatram feri,

garam Ca dan logam berat, efek berkurang

dengan kaolin dan surfaktan ionic.

Wadah&penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik dan simpan

ditempat yang sejuk dan kering.

pH : 8

Kegunaan : Anti mikroba (bakteriostatik dan antifungal)

Konsentrasi : 0,2 – 0,5% (sediaan oral)

4. Sakarin

Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipients VI 2009 h.638

Rumus Molekul : C7H4NNaO3S

Berat Molekul : 205,16

Pemerian : Serbuk atau kristal, tidak berbau atau berbau

aromatik lemah, rasa manis yang dirasakan

cukup lama.

Kelarutan : Air (1:1,2)

Konsentrasi : 0,075 %-0,6% (oral)

Stabilitas : Stabil. pada suhu tinggi (125oC) & pH rendah

(pH=2) selama 1 jam terjadi dekomposisi.

OTT : Dapat mengalami reaksi Maillard

Wadah&penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan simpan

ditempat yang kering.

Kegunaan : Sweetening agent

KD : 78, 54

5. Poly Vinil Pirolidone (PVP)

Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipients VI 2009 h. 581

Page 19: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

19

Pemerian : Serbuk putih/ putih kekuningan, berbau lemah

atau tidak berbau, higroskopis, rasa khas.

Kelarutan : Mudah larut dalam asam, sukar larut dalam

etanol 95 % Konsentrasi : 10 - 25 %

Stabilitas : Tidak stabil pada suhu 1500C, rentan

terhadap pertumbuhan cendawan & jamur,

mudah teroksidasi karena mengandung

peroksida.

Wadah&penyimpanan : Wadah tertutup baik.

OTT : Kompatibel dengan garam anorganic, bahan

alam & bahan kimia lain.

Kegunaan : Bahan pengikat

Konsentrasi : 0,5%-5%

6. Sunset Yellow

Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipients VI 2009 h. 194

Rumus Molekul : C16H10N2Na2O7S2

Berat Molekul : 452,37

Pemerian : Serbuk kuning kemerahan, didalam larutan

memberikan warna orange terang.

Kelarutan : Mudah larut gliserin dan air, mudah larut

dalam propilenglikol 50%, sukar larut dalam

etanol 75%.

OTT : Asam sitrat, sukrosa, na. bikarbonat jenuh,

asam askorbat, gelatin dan glukosa.

Kegunaan : Pewarna

Wadah&penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat dan tempat

yang sejuk dan kering.

7. Essence Lemon

Pustaka : Martindale 36th 2009 h. 680

Page 20: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

20

Pemerian : cairan aroma seperti jeruk (Terbuat dari kulit

jeruk yang masih segar yang diproses secara

mekanik dan terkandung kurang lebih 90%

lemon).

Kelarutan : Mudah larut dalam alcohol 90%, asam asetat

glacial.

Kegunaan : Pewarna dan pewangi.

Wadah : Dalam wadah tertutup dan tempat yang sejuk

dan kering dan terhindar dari cahaya

matahari.

8. Etanol

Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipients VI 2009 h. 17

Bobot Molekul : 46,07

Rumus Molekul : C2H60

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, mudah

menguap dan memiliki bau yang khas, rasa

seperti terbakar.

Wadah&Penyimpanan : Wadah tertutup rapat dan tempat sejuk

Kegunaan : Pengawet antimikroba, Disinfektan, Peningkat

penetrasi, Pelarut.

9. Aquadest

Pustaka : Farmakope Indonesia III 1979 h. 96

Handbook Of Pharmaceutical Excipients IV 2005 h. 580

Bobot molekul : 18,02

Rumus molekul : H20

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau

dan tidak berasa

Kelarutan : Dapat bercampur dengan pelarut polar

Page 21: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

21

Wadah&penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

OTT : Bereaksi dengan obat dan zat tambahan,

bereaksi keras dengan logam alkali

Kegunaan : Pelarut

10.Aerosil

Pustaka: Handbook of Pharmaceutical Excipients VI 2009 h. 185-186

Rumus Molekul : SiO2

Bobot Molekul : 60,08

Pemerian : Serbuk amorf; berwarna putih, tidak berbau

dan tidak berasa, silica sub mikroskopik ukuran

15 nm, ringan.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik dan

asam kecuali HF, larut dalam larutan alkali

hydroxide.

Stabilitas : Higroskopis, pH 0-7,5 efektif meningkatkan

viskositas.

Wadah&penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup baik.

OTT : Dengan diethylstilbestrol.

Kegunaan : Glidant, anticaking agent.

Konsentrasi : 0,1 % – 1% (glidant), 2%-10% (suspending &

thickening agent)

2.2.Formulasi

KomposisiFormula

Form 1 (Granulasi) Form 2 (Non Granulasi)

Eritromisin Estolat 5 % 5 %

PGA 20 % 20 %

Sorbitol 5 % 5 %

Na Benzoat 0,2 % 0,2 %

Page 22: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

22

Sakarin 0,2 % 0,2 %

Sunset Yellow 0,0125% 0,0125%

Essence Lemon 0,125 % 0,125 %

PVP (etanol) 1 % -

2.3.Perhitungan dan Penimbangan

1. Dosis dan Aturan Pakai

Dewasa: 250 mg/6 jam atau 500 mg/16 jam = 2-4 dd 250 mg-500 mg

Tiap 5 ml (sk) mengandung 250 mg eritromisin estolat

Untuk dewasa = 2 dd 2 sk = 2 dd 500 mg = 1000 mg ≈ TL

Untuk anak = 2 dd 1 sk = 2 dd 250 mg = 500 mg ≈ TL

2. Formula I (granulasi)

Tiap 5 ml mengandung 250 mg eritromisin estolat = x 400 mL = 20 g ~ 5%

1. PGA = 20% x 400 g = 80 g

2. Sorbitol = 5% x 400 g = 20 g

3. Sakarin = 0,2% x 400 g = 0,8 g

4. PVP = 1% x 400 g = 4 g

5. Na Benzoat = 0,2% x 400 g = 0,8 g

6. Sunset Yellow = 0,0125% x 400 g = 0,05 g

7. Essence Orange = 0,125% x 400 g = 0,5 g ~ 10 tetes

3. Formula II (tanpa granulasi)

Tiap 5 ml mengandung 250 mg eritromisin estolat = x 400 mL = 20 g ~ 5%

1. PGA = 20% x 400 g = 80 g

2. Sorbitol = 5% x 400 g = 20 g

3. Sakarin = 0,2% x 400 g = 0,8 g

4. Na Benzoat = 0,2% x 400 g = 2 g

5. Sunset Yellow = 0,0125% x 400 g = 0,05 g

Page 23: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

23

6. Essence Lemon = 0,125% x 400 g = 0,5 g ~ 10 tetes

KomposisiFormula

Form 1 (Granulasi) Form 2 (Non Granulasi)

Eritromisin Estolat 20 g 20 g

PGA 80 g 80 g

Sorbitol 20 g 20 g

Na Benzoat 0,8 g 0,8 g

Sakarin 0,8 g 0,8 g

Sunset Yellow 0,05 g 0,05 g

Essence Lemon 0,5 g ~ 10 tetes 0,5 g ~ 10 tetes

PVP (etanol) 4g -

2.4.Alat dan Bahan

2.4.1. Alat

1. Viskometer Brookfield tipe LV

2. Neraca Analitik

3. Pengayak No 12 & 14

4. Mortar & Alu

5. Tabung sedimentasi

6. Beaker glass

7. Gelas Ukur

8. Spatula

9. Sendok tanduk

10.Batang Pengaduk

11.Penangas

12.Kertas Perkamen

13.Kertas Grafik

14.Botol coklat

15.Vial

16.Shaker

17.Sudip

Page 24: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

24

18.Mesh no 20,40,60,80,120

2.4.2. Bahan

1. Eritomisin Estolat

2. PGA

3. Sorbitol

4. Sodium Benzoat

5. Natrium Sakarin

6. Sunset Yellow

7. Essence Lemon

8. PVP

9. Etanol

10.Aquadest

11.Aerosil

2.5.Cara Pembuatan

2.5.1. Formula 1 Dengan Granulasi

1. Siapkan alat dan bahan dan timbang bahan-bahan.

2. Larutkan PVP dengan etanol hingga melarut sempurna, timbang 4 g

larutan PVP-etanol.

3. Gerus PGA dalam mortar dan alu hingga halus.

4. Tambahkan Eritomisin estolat dan Sorbitol, gerus hingga halus dan

homogen.

5. Tambahkan Na Benzoat, Na Sakarin, gerus hingga halus dan

homogen.

6. Pindahkan ke dalam penangas. Aduk hingga merata,

7. Tambahkan sunset yellow dan essence ke dalam granul.

8. Tambahkan PVP 1 % (dalam alkohol) setetes demi setetes hingga

membentuk massa granul.

9. Bentuk hingga membentuk massa granul yang homogen fisiknya

10.Ayak massa granul dengan pengayak no. 12

11.Massa granul dikeringkan.

12.Timbang massa granul yang didapat.

Page 25: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

25

13.Tara masing-masing botol.

14.Lakukan uji evaluasi pada sisa serbuk (Sifat Alir, Viskositas, dan

Ukuran Partikel)

2.5.2. Formula 2 Tanpa Granulasi

1. Siapkan alat dan bahan dan timbang bahan-bahan.

2. Gerus PGA dalam mortar dan alu hingga halus.

3. Tambahkan Eritomisin estolat dan Sorbitol, gerus hingga halus dan

homogen.

4. Tambahkan Na Benzoat, Na Sakarin, gerus hingga halus dan

homogen.

5. Tambahkan sunset yellow dan essence ke dalam granul.

6. Bentuk hingga membentuk massa granul yang homogen fisiknya

7. Ayak massa granul dengan pengayak no. 12

8. Massa granul dikeringkan.

9. Timbang massa granul yang didapat.

10. Tara masing-masing botol.

11. Lakukan uji evaluasi pada sisa serbuk (Sifat Alir, Viskositas, dan

Ukuran Partikel)

2.6. Perhitungan Air untuk Rekonstitusi

Misalkan pada Formula 1:

Total berat teoritis : 20 + 80 + 20 + 0,8 + 4 + 2 + 0,1 + 0,5 = 126,4 g

Bobot praktek : 121,20 g

1. Faktor koreksi air :

: = 383,5 mL

Page 26: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

26

2. Bobot yang diserahkan :

: = 19,0 g

3. Air untuk rekonstitusi : faktor koreksi air – 60 mL

: 383,5 mL – 60 mL = 323,5 mL

2.7.Uji Evaluasi

1. Uji Organoleptik

1. Lakukan uji Homogenitas Granul/Serbuk.

2. Rekonstitusikan terlebih dahulu granul dengan air untuk

direkonstitusikan.

3. Tentukan warna, bau, dan rasa dari suspensi yang telah

direkonstitusikan.

Formula I

(Dengan Granulasi)

Formula II

(Non Granulasi)

Warna

Homogenitas Granul

Bau

Rasa

4. Uji Kecepatan Alir Granul atau Serbuk

A. Cara Langsung (Aulton, 1988;Liebermann & Lachman, 1986)

1. Timbang 25 g granul, tempatkan pada corong dalam keadaan

tertutup.

2. Nyalakan mesin agar bergetar.

3. Buka tutup dan biarkan granul mengalir.

4. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk mengalir dengan stopwatch

(g/s).

Page 27: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

27

Ketentuan:

Kec. Mengalir

(g/s)

Aliran

> 10 Very Free Flowing

4-10 Free Flowing

1,6-4 Cohesive

<1,6 Very Cohesive

B. Cara Tidak Langsung (Aulton, 1988;Liebermann & Lachman, 1986)

1. Timbang 25 g granul, tempatkan pada corong dalam keadaan

tertutup.

2. Nyalakan mesin agar bergetar.

3. Buka tutup dan biarkan granul mengalir.

4. Granul ditampung di atas kertas millimeter block

5. Hitung besar diameter dan tinggi granul

6. Hitung sudut dengan persamaan :

Keterangan:

r = jari-jari bidang datar kerucut

h = tinggi kerucut

α = sudut diam

Ketentuan:

Page 28: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

28

Sudut diam (α) Keterangan

< 25o Sangat baik

25o-30o Baik

30o-40o Cukup

>40o Buruk

Bobot t (s) r (cm) h (cm) α () Kec.alir (g/s)

5. Uji Ukuran Partikel (Metode Pengayakan)

1. Timbang sejumlah granul ( 100 g).

2. Masukkan ke dalam seperangkat mesh yang telah dibersihkan

sebelumnya.

3. Nyalakan shaker selama 10 menit.

4. Hitung dan timbang bobot granul yang tertinggal di dalam masing-

masing nomor mess.

5. Buat kurva distribusi ukuran partikel.

No Diameter rata-rata Bobot % Bobot : ( % Bobot x diameter

Page 29: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

29

mesh (µm) (gram)

20 > 850 2 1700

20/40 8 5100

40/8020

6050

80/100 40 6600

100/120 20 2750

12010 1250

Total 100 100%

6. Uji Waktu Rekonstitusi

Page 30: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

30

1. Timbang sejumlah granul sesuai bobot yang harus dimasukkan ke

dalam botol.

2. Masukkan ke dalam botol.

3. Tambahkan air hingga tanda batasnya

4. Dikocok hingga granul terdispersi merata.

5. Hitung waktu yang dibutuhkan dengan stopwatch.

6. Waktu rekonstitusi yang ideal adalah kurang dari 1 menit.

7. Uji Viskositas

Alat : Viskometer Brookfield,

Gelas Ramping

1. Rekonstitusikan terlebih dahulu granul dengan air untuk

direkonstitusikan.

2. Siapkan 200 mL sampel sediaan, masukkan ke dalam gelas

ramping.

3. Pilih spindle yang sesuai, pasang viscometer, turunkan hingga

tercelup tanda batas.

4. Atur hingga posisi jarum menunjuk angka nol.

5. Atur dan set RPM.

6. Nyalakan viscometer, biarkan jarum berputar 3 kali depan mata

pengamat.

7. Hentikan viscometer, lakukan pembacaan dengan melihat skala,

catat dalam tabel hasil pengamatan.

8. Pastikan skala yang terbaca harus ≥10 dan ≤ 100 agar valid, jika

skala tidak terbaca, naikkan nomor spindle.

9. Setiap pembacaan skala, sampel harus didiamkan ± 5 menit untuk

mengembalikan ke konsistensi semula.

10.Lakukan perhitungan viskositas sampel untuk setiap formula

sediaan serta buat rheogram (diagram sifat alir) antara F & RPM.

Misalkan diperoleh data sebagai berikut

Page 31: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

31

No Spindel

Rpm Faktor Skalaη (Faktor x skala)

[cps]

F (skala x kv (673.7) )

(dyne/cm)

3 12 800

3 22,5 400 cm

3 32,5 200

3 21,5 400

3 11,5 800

8. Uji Sedimentasi

Alat: Tabung sedimentasi

Page 32: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

32

Cara:

1. Rekonstitusikan granul terlebih dahulu dengan air untuk

merekonstitusikan.

2. Masukkan 25 mL sediaan emulsi kedalam tabung sedimentasi

3. Amati selama 1 minggu

4. Hitung derajat sedimentasi

Keterangan:

Vu = Volume sedimentasi

Vo = Volume awal

Hari ke- Formula I Formula 2

Vo 25 25

Vu

F

2.8.Rancangan Kemasan (Terlampir)

BAB III

Page 33: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

33

KESIMPULAN

Suspensi rekonstitusi adalah suspensi yang dibuat dalam bentuk serbuk/granul,

dan penggunaannya harus direkonstitusikan dengan pembawa yang sesuai

sebelum digunakan, biasanya ditujukan untuk penggunaan oral.

Kebanyakan dari obat-obat yang dibuat sebagai campuran kering untuk suspensi

oral adalah obat golongan antibiotik yang memiliki kestabilan rendah dalam air.

Jenis suspensi rekonstitusi ada tiga antara lain campuran serbuk, campuran granul

dan campuran serbuk-granul

Syarat sediaan suspensi Rekonstitusi:

o Campuran serbuk/granul haruslah merupakan campuran yang homogen,

sehingga konsentrasi/dosis tetap untuk pemberian obat.

o Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara cepat dan

sempurna dalam medium pembawa.

o Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan mudah didispersikan

kembali dan dituang oleh pasien untuk memperoleh dosis yang tepat dan

serba sama.

o Produk akhir harus menunjukkan penampilan, rasa, dan aroma yang

menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 34: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

34

1. Departemen Kesehatan RI.1995.Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta :

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

2. Departemen Kesehatan RI.1979.Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta :

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.

3. Howard, Ansel C, 1982, Pengatur Bentuk Sediaan Farmasi, Jakarta.

4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995,

Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Jakarta.

5. Kibbe, Orthur H, 2000. Handbook of Pharmaceutical Excipients, Edisi IV.

Penerbit : Pharmaceutical Press, USA.

6. Rowe, Raymon C, Paul and Marian. 2009. Handbook of Pharmaceutical

Excipients edisi VI. London: Pharmaceutical Press.

7. Martindale, 2009, The Complete Drug Reference, 36th Edition,

Pharmaceutical Press

8. Parrot, Eugene L. 1970. Pharmaceutical Technology. Lowa City: Burgess

Publishing Company

9. Lachman, Leon. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi III, Jilid 2

Jakarta : UI Press. 1989.

10.American Society of Health System Pharmacist. 2010. Drugs Information.

Bethesda, Maryland. American Hoepital Formulary Service.

11.Lieberman, Herbert. Rieger, Martin. Banker, Gilbert S. Pharmaceutical

Dosage Forms: Disperse System Second Edition Vol. 1. Informa Health

Care. 1996. p. 158

12.United States Pharmacopeia XXVII, 2004, h. 2587

Lampiran

Page 35: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

35

Rancangan kemasan

Racangan etiket dan label

®

ERIStolatSUSPENSI

REKONSTITUSI

Netto : 60 mL

Diproduksi oleh:PT.

NATUREWAYFARMAJakarta-Indonesia

Komposisi :Tiap 5 mL mengandung 250 mg Eritromisin Estolat

Indikasi :Antibiotikum

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

KOCOK DAHULU

KETERANGAN LEBIH LENGKAP LIHAT DI

BROSUR

No. Reg : DKL 1308802338A1No. Batch: 302034Exp. Date: Maret 2015

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

KOCOK DAHULU

ERISTOLAT

Aturan Pakai:Dewasa : 2 x sehari 2 s.kAnak-anak : 2 x sehari 1 s.k

Jangan melebihi dosis yang dianjurkan, atau menurut aturan dokter.

Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar (250C-300C) dan terlindung dari cahaya.

®

ERIstolatSUSPENSI

REKONSTITUSI

Netto : 60 mL

Diproduksi oleh:PT.

NATUREWAYFARMAJakarta-Indonesia

Page 36: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

36

Rancangan Label

Aturan Pakai:Dewasa : 2 x sehari 2 s.kAnak-anak : 2 x sehari 1 s.kJangan melebihi dosis yang dianjurkan, atau menurut aturan dokter.

Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar (250C-300C) dan terlindung dari cahaya.

KETERANGAN LEBIH LENGKAP LIHAT DI BROSUR

No. Reg : DKL 1308802338A1No. Batch: 302034Exp. Date: Maret 2015

Komposisi :Tiap 5 mL mengandung 250 mg Eritromisin Estolat

Indikasi :Infeksi saluran napas (khususnya pneumonia), infeksi jaringan kulit dan jaringan lunak, gastroenteritis.

Kontraindikasi:Hipersensitif dalam bentuk alergi dan eosinofilia

®

ERIsTOlATSUSPENSI

REKONSTITUSI

Netto : 60 mL

Diproduksi oleh:PT. NATUREWAYFARMA

Jakarta-Indonesia

KOCOK DAHULU

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Page 37: Suspensi Rekonstitusi Eritromisin Estolat

37

®

ERIstolATSUSPENSI

REKONSTITUSIKomposisi :Tiap 5 mL mengandung 250 mg Eritomisin estolat

Indikasi :Infeksi saluran napas (khususnya pneumonia), infeksi jaringan kulit dan jaringan lunak, gastroenteritis.

Kontraindikasi:Hipersensitif dalam bentuk alergi dan eosinofilia

Farmakokinetik:Basa eritromisin diserap baik oleh usus kecil bagian atas; aktivitasnya menurun karena obat dirusak asam lambung. Hanya 2,5% eritromisin yang dieksresi dalam bentuk aktif melalui urin. Eritromisin berdifusi baik ke berbagai jaringan tubuh kecuali ke otak dan cairan serebrospinal. Obat ini terutama dieksresi melalui hati. Pada wanita hamil dapat meningkatkan SGOT/SGPT.

Efek Samping:Sering menimbulkan iritasi saluran cerna seperti mual, muntah, dan nyeri epigastrum

Aturan Pakai:Dewasa : 2 x sehari 2 s.kAnak-anak : 2 x sehari 1 s.kJangan melebihi dosis yang dianjurkan, atau menurut aturan dokter.

Penyimpanan :Simpan pada suhu kamar (250C-300C) dan terlindung dari cahaya.

Kemasan: Botol 60 mL

No. Reg : DKL 1308802338A1No. Batch: 302034Exp. Date: Maret 2015

Diproduksi oleh:PT. Natureway Farma

Jakarta-Indonesia

KOCOK DAHULUHARUS DENGAN RESEP DOKTER