15
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yangh mana atas berkat dan rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HATI NURANI” ini dengan baik meskipun masih banyak terdapat kesalahan di sana sini. Dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu atas terselesaikanya makalah yang berjudul “HATI NURANI” ini dengan baik. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada para pembaca makalah ini khususnya mahsiswa dan mahasiswi yang mempelajari makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin 1

TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah terbaik

Citation preview

Page 1: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yangh mana atas berkat dan

rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HATI NURANI”

ini dengan baik meskipun masih banyak terdapat kesalahan di sana sini.

Dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang

telah membantu atas terselesaikanya makalah yang berjudul “HATI NURANI” ini

dengan baik.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada para pembaca makalah ini

khususnya mahsiswa dan mahasiswi yang mempelajari makalah ini. Semoga makalah

ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin

Bangko, 1 Desember 2009

Penulis

Kelompok 6

1

Page 2: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................ 1

Daftar isi......................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 3

A. latar belakang....................................................................... 3

B. Rumusan masalah................................................................. 3

B. Tujuan.................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................4

A. Q.S Al a’raf ayat 172 – 173................................................4

B. Q.S Al Ah zab ayat 7 – 8 .................................................. 4

BAB III PENUTUP...................................................................... 7

A. Kesinpuan................ ......................................................... 7

B. Saran..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 3: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap orang memiliki fitrah , walaupun sering kali dengan kesibukan dan dosa

dosa maka suara fitrahnya begitu lemah atau tdak terdengar lagi. Fir’aun

sendiri yang tadinya mengingkari Allah dan keesaan nya akhirnya percaya

ketika ruhnya telah akan meninggalkan jasad nya. Allah swt menerangkan

petunjuk Allah kepada umat menusasia dengan mengutus para utusannya dan

menurukan kitab kitab Nya, yakni dalam kisah allah tentang bani israil,maka

Allah menerangkan pula petunjuknya kepada merek, berupa bakat iman tang

telah Allah letakkan di dalam naluri mereka. Yakni bakat untuk beriman

kepada allah dan mengesakannya, serta bersukur keepada Nya, sejak mereka

di ciptakan pertama kali.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagai manakah bakat iman manusia itu (hati nurani) menurut firman allag QS al

a’araf 172 – 173 dan qs al ahzab 7 -8?

C. TUJUAN

Adapun tujuan atas terselesaikannya makalah yang berjudul “Hati Nurani “ ini

adalah untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca khususnya maha

siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah ini tentang tentang bagai mana

hati nurani manusia yang sebenarnya. Selain dari pada itu terselesaikannya

makalah yang berjudul “Hati Nurani“ ini adalah untuk memenuhi Tafsir Tarbawi

3

Page 4: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

BAB II

PEMBAHASAN

Hati nurani

A. Q.S AL- A’RAF AYAT 172 – 173

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam

dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka

(seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul

(Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian

itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani

Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua Kami

telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang Kami ini adalah anak-

anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka Apakah Engkau akan

membinasakan Kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?"

pengertian secara umum tentang ayat ini, setelah Allah swt menerangkan

petunjuk Allah kepada umat menusasia dengan mengutus para utusannya dan

menurukan kitab kitab Nya, yakni dalam kisah allah tentang bani israil,maka

Allah menerangkan pula petunjuknya kepada merek, berupa bakat iman tang

4

Page 5: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

telah Allah letakkan di dalam naluri mereka. Yakni bakat untuk beriman

kepada allah dan mengesakannya, serta bersukur keepada Nya, sejak mereka

di ciptakan pertama kali.

Dan ingatlah, ketika tuhanmu mengeluarkan dari putra putri adam masing

masing dari punggung atau sulbiorang tua mereka kemudian meletakkan nya

di rahim ibu ibu mereka dan akhirnya menjadikan keturunan mereka manusia

sempurna, dan yakin Allah mempersaksikan mereka putra putri adam itu di

atas diri mereka sendiri yakni diminta pengakuan mereka masing masing

melalui potensi yang di anugerahkan mereka yakni akal mereka. Juga melelui

hamparan bukti ke esaan Nya di alam raya dan mengutus para nabi seraya

berfirman : “bukan aku tuhan pemelihara kamu dan selalu berbuat baik kepada

kamu?”. Mereka menjawab : “betul !, kami menyaksikan bahwa engkau tuhan

kami dan kami menyaksikan juga bahwa engkua maha esa”.

Seakan akan ada yang bertanya :”mengapa engkau lakukan yang demikian

wahai tuhan?”. Allah menjawab :”kami lakukan yang demikian itu agar di

hari kiamat nanti kamu wahai yang mengingkari keesaanku tidak

mengatakan :”sesungguhnya kami adalah orang orang yang lengah terhadap

ini yakni keesaan tuhan, karena tidak ada bukti bukti tentang keesaan Allah”.

Atau agar kamu tidak mengatakann seandainya tidak ada rasul ya g kami utus

atau tidak ada bukti bukti itu – bahwa “ sesungguhnya orang tua kami telah

mempertsekutukan tuhan sebelum ini yakni sejak dahulu, sedang kami tidak

mempunyai bimbingan selain mereka sehingga kami mengikuti mereka saja

karena kami ini anak anak keturunan yang dating sesudah mereka. Maka

apakah wajar wahai tuhan, engkau akan menyiksa dan membinasakan kami

karena perbuatan orang orang tua kami yang sesat?”

5

Page 6: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

Kata ( ) artinya mengambil, menurut tabathaba’i mengisyaratkan adanya

pemisah dari sesuatu sehingga yang di ambil itu terpisah dari asalnya. Serta

menunjukan adanya kemandirian yang di ambil. Lanjutan kata di atas

menjelaskan jenis pengambilan itu yakni pengambilan tuhan dari putra putrid

Adam as, dan itu dari punggung punggung mereka, akan tetapi tidak

mengurangi bentuk dari keempurnaan bentuk dari yang di ambilnya. Lalu

sesuatu yang di ambil itu di sempurnakan sehingga mampu mandiri dam

merupakan jenis yang sama dengan asalnya. Seorang anak di ambil dari

punggung/sulbi ayahnya. Sang anak berasal dari ayahnya, kemudian ia berdiri

sendiri dari kedua orang tuannya. Padahal sebelumnya ia bagian dari

punggung/sulbi ayahnya, dan seterusnya sehingga lahir lahir cucu cucunya

yang merupkan bagian dari ayah ayahnya.

Ayat diatas lebih tepat di pahami sebagai ilustrasi tentang aneka pebuktian

yang menyangkut keesaan Allah yang melekat pada diri manusia melalui

fitrah dan akal fikirannya. Ayat di atas menunjukan bahwa dalam diri setiap

manusia ada fitrah keagamaan dan pengakuan akan keesaan Allah, hakikat ini

sejalan dengan firmannya “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada

agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang

lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS Ar Ruun ayat 30)”

Setiap orang memiliki fitrah itu , walaupun sering kali dengan kesibukan dan

dosa dosa maka suara fitrahnya begitu lemah atau tdak terdengar lagi. Fir’aun

sendiri yang tadinya mengingkari Allah dan keesaan nya akhirnya percaya

ketika ruhnya telah akan meninggalkan jasad nya. Ini di uraikan oleh firman

Allah “dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti

6

Page 7: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas

(mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya

percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani

Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

B. Q.S AL AHZAB AYAT 7 - 8

Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil Perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu

(sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah

mengambil dari mereka Perjanjian yang teguh.

Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka

dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.( Q.S al ahzab ayat

7 – 8)

Allah menyebutkan bahwa dia telah mengambil perjanjin kepada nabi nabi,

hendaknya mereka menyampaikan risalh tuhanya, hal ini lebih di tandaskan lagi

kepada rasul rasul ulul azmi.

Dan ingatlah hai rasul perjanjian yang telah allah ambil dari ulul azmi yang

berjumlah lima orang rasul itu berserta nabi nabi lainya, yaitu supaya mereka

menegakkan agama mereka, menyempaikan risalah nya, serta sling membantu di

antara mereka, sebagaimana yang telah di ungkapkannya dalam

7

Page 8: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

ayat lain yaitu firmannya “dan (ingatlah), ketika Allah mengambil

Perjanjian dari Para nabi: "Sungguh, apa saja yang aku berikan

kepadamu berupa kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu

seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu,

niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan

menolongnya "Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan

menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka

menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu

saksikanlah (hai Para Nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama

kamu".

Dan kami telah mengambil perjanjian dari mereka yang teguh

(berat), yaitu melelui pertanyaanku kepada mereka tentang apa

yang mereka lakukan sewaktu mereka di utus.

Dan kami telah mengambil dari para nabi perjanjian yang

telah mereka sanggupi, agar kamu menanyakan kepada para

rasul tentang kesangguan dan tentang apa yang telah

dikerjakan para umatnya di dalam menanggapi risalah dari

tuhan yang telah di sampaikan oleh para rasul kepada

mereka.

Agar Allah menanyakan kepada orang orang yang benartentang

kebenaran mereka, dan agar allah menyediakan bagi mereka

pahala yang besar, agar dia menanyakan kepada orang orang

8

Page 9: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

yang mendustakan para rasul tentang kedustaan mereka, serta

agar Allah menyediakan bagi mereka azab yang sangat pedih

9

Page 10: TAFSIR TARBAWI dwi prayitno

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setiap orang memiliki fitrah , walaupun sering kali dengan kesibukan dan dosa

dosa maka suara fitrahnya begitu lemah atau tdak terdengar lagi. Untuk itu apa

bila ada seseorang yang tidak memiliki agama itu merupakan hanya bersifat

sementara menjelag ruh mereka meneinggalkan jasad mereka, namun di dalam

hati ata fitrah dari tuhan telah mengakui keesaan dan kekuasaan tuhan.

B. SARAN

Terima kasih kami ucapakan kepada para pembaca makalah ini khususnya maha

siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah ini semoga makalah ini dapat

bermampa’at bagi kita semua. Mungkin makalah ini masih banyak di temukan

kesalahan dan mungkin masih jauh dari sempurna. untuk itu kami memohon kritik

dan sarannya yang bersifat membangun

10