Upload
dwi-prayitno
View
1.158
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalah terbaik
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yangh mana atas berkat dan
rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “HATI NURANI”
ini dengan baik meskipun masih banyak terdapat kesalahan di sana sini.
Dan tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu atas terselesaikanya makalah yang berjudul “HATI NURANI” ini
dengan baik.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada para pembaca makalah ini
khususnya mahsiswa dan mahasiswi yang mempelajari makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin
Bangko, 1 Desember 2009
Penulis
Kelompok 6
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................ 1
Daftar isi......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 3
A. latar belakang....................................................................... 3
B. Rumusan masalah................................................................. 3
B. Tujuan.................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................4
A. Q.S Al a’raf ayat 172 – 173................................................4
B. Q.S Al Ah zab ayat 7 – 8 .................................................. 4
BAB III PENUTUP...................................................................... 7
A. Kesinpuan................ ......................................................... 7
B. Saran..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap orang memiliki fitrah , walaupun sering kali dengan kesibukan dan dosa
dosa maka suara fitrahnya begitu lemah atau tdak terdengar lagi. Fir’aun
sendiri yang tadinya mengingkari Allah dan keesaan nya akhirnya percaya
ketika ruhnya telah akan meninggalkan jasad nya. Allah swt menerangkan
petunjuk Allah kepada umat menusasia dengan mengutus para utusannya dan
menurukan kitab kitab Nya, yakni dalam kisah allah tentang bani israil,maka
Allah menerangkan pula petunjuknya kepada merek, berupa bakat iman tang
telah Allah letakkan di dalam naluri mereka. Yakni bakat untuk beriman
kepada allah dan mengesakannya, serta bersukur keepada Nya, sejak mereka
di ciptakan pertama kali.
B. RUMUSAN MASALAH
Bagai manakah bakat iman manusia itu (hati nurani) menurut firman allag QS al
a’araf 172 – 173 dan qs al ahzab 7 -8?
C. TUJUAN
Adapun tujuan atas terselesaikannya makalah yang berjudul “Hati Nurani “ ini
adalah untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca khususnya maha
siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah ini tentang tentang bagai mana
hati nurani manusia yang sebenarnya. Selain dari pada itu terselesaikannya
makalah yang berjudul “Hati Nurani“ ini adalah untuk memenuhi Tafsir Tarbawi
3
BAB II
PEMBAHASAN
Hati nurani
A. Q.S AL- A’RAF AYAT 172 – 173
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua Kami
telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang Kami ini adalah anak-
anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka Apakah Engkau akan
membinasakan Kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?"
pengertian secara umum tentang ayat ini, setelah Allah swt menerangkan
petunjuk Allah kepada umat menusasia dengan mengutus para utusannya dan
menurukan kitab kitab Nya, yakni dalam kisah allah tentang bani israil,maka
Allah menerangkan pula petunjuknya kepada merek, berupa bakat iman tang
4
telah Allah letakkan di dalam naluri mereka. Yakni bakat untuk beriman
kepada allah dan mengesakannya, serta bersukur keepada Nya, sejak mereka
di ciptakan pertama kali.
Dan ingatlah, ketika tuhanmu mengeluarkan dari putra putri adam masing
masing dari punggung atau sulbiorang tua mereka kemudian meletakkan nya
di rahim ibu ibu mereka dan akhirnya menjadikan keturunan mereka manusia
sempurna, dan yakin Allah mempersaksikan mereka putra putri adam itu di
atas diri mereka sendiri yakni diminta pengakuan mereka masing masing
melalui potensi yang di anugerahkan mereka yakni akal mereka. Juga melelui
hamparan bukti ke esaan Nya di alam raya dan mengutus para nabi seraya
berfirman : “bukan aku tuhan pemelihara kamu dan selalu berbuat baik kepada
kamu?”. Mereka menjawab : “betul !, kami menyaksikan bahwa engkau tuhan
kami dan kami menyaksikan juga bahwa engkua maha esa”.
Seakan akan ada yang bertanya :”mengapa engkau lakukan yang demikian
wahai tuhan?”. Allah menjawab :”kami lakukan yang demikian itu agar di
hari kiamat nanti kamu wahai yang mengingkari keesaanku tidak
mengatakan :”sesungguhnya kami adalah orang orang yang lengah terhadap
ini yakni keesaan tuhan, karena tidak ada bukti bukti tentang keesaan Allah”.
Atau agar kamu tidak mengatakann seandainya tidak ada rasul ya g kami utus
atau tidak ada bukti bukti itu – bahwa “ sesungguhnya orang tua kami telah
mempertsekutukan tuhan sebelum ini yakni sejak dahulu, sedang kami tidak
mempunyai bimbingan selain mereka sehingga kami mengikuti mereka saja
karena kami ini anak anak keturunan yang dating sesudah mereka. Maka
apakah wajar wahai tuhan, engkau akan menyiksa dan membinasakan kami
karena perbuatan orang orang tua kami yang sesat?”
5
Kata ( ) artinya mengambil, menurut tabathaba’i mengisyaratkan adanya
pemisah dari sesuatu sehingga yang di ambil itu terpisah dari asalnya. Serta
menunjukan adanya kemandirian yang di ambil. Lanjutan kata di atas
menjelaskan jenis pengambilan itu yakni pengambilan tuhan dari putra putrid
Adam as, dan itu dari punggung punggung mereka, akan tetapi tidak
mengurangi bentuk dari keempurnaan bentuk dari yang di ambilnya. Lalu
sesuatu yang di ambil itu di sempurnakan sehingga mampu mandiri dam
merupakan jenis yang sama dengan asalnya. Seorang anak di ambil dari
punggung/sulbi ayahnya. Sang anak berasal dari ayahnya, kemudian ia berdiri
sendiri dari kedua orang tuannya. Padahal sebelumnya ia bagian dari
punggung/sulbi ayahnya, dan seterusnya sehingga lahir lahir cucu cucunya
yang merupkan bagian dari ayah ayahnya.
Ayat diatas lebih tepat di pahami sebagai ilustrasi tentang aneka pebuktian
yang menyangkut keesaan Allah yang melekat pada diri manusia melalui
fitrah dan akal fikirannya. Ayat di atas menunjukan bahwa dalam diri setiap
manusia ada fitrah keagamaan dan pengakuan akan keesaan Allah, hakikat ini
sejalan dengan firmannya “Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada
agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS Ar Ruun ayat 30)”
Setiap orang memiliki fitrah itu , walaupun sering kali dengan kesibukan dan
dosa dosa maka suara fitrahnya begitu lemah atau tdak terdengar lagi. Fir’aun
sendiri yang tadinya mengingkari Allah dan keesaan nya akhirnya percaya
ketika ruhnya telah akan meninggalkan jasad nya. Ini di uraikan oleh firman
Allah “dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti
6
oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas
(mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya
percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani
Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
B. Q.S AL AHZAB AYAT 7 - 8
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil Perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu
(sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah
mengambil dari mereka Perjanjian yang teguh.
Agar Dia menanyakan kepada orang-orang yang benar tentang kebenaran mereka
dan Dia menyediakan bagi orang-orang kafir siksa yang pedih.( Q.S al ahzab ayat
7 – 8)
Allah menyebutkan bahwa dia telah mengambil perjanjin kepada nabi nabi,
hendaknya mereka menyampaikan risalh tuhanya, hal ini lebih di tandaskan lagi
kepada rasul rasul ulul azmi.
Dan ingatlah hai rasul perjanjian yang telah allah ambil dari ulul azmi yang
berjumlah lima orang rasul itu berserta nabi nabi lainya, yaitu supaya mereka
menegakkan agama mereka, menyempaikan risalah nya, serta sling membantu di
antara mereka, sebagaimana yang telah di ungkapkannya dalam
7
ayat lain yaitu firmannya “dan (ingatlah), ketika Allah mengambil
Perjanjian dari Para nabi: "Sungguh, apa saja yang aku berikan
kepadamu berupa kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu
seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu,
niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan
menolongnya "Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan
menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" mereka
menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu
saksikanlah (hai Para Nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama
kamu".
Dan kami telah mengambil perjanjian dari mereka yang teguh
(berat), yaitu melelui pertanyaanku kepada mereka tentang apa
yang mereka lakukan sewaktu mereka di utus.
Dan kami telah mengambil dari para nabi perjanjian yang
telah mereka sanggupi, agar kamu menanyakan kepada para
rasul tentang kesangguan dan tentang apa yang telah
dikerjakan para umatnya di dalam menanggapi risalah dari
tuhan yang telah di sampaikan oleh para rasul kepada
mereka.
Agar Allah menanyakan kepada orang orang yang benartentang
kebenaran mereka, dan agar allah menyediakan bagi mereka
pahala yang besar, agar dia menanyakan kepada orang orang
8
yang mendustakan para rasul tentang kedustaan mereka, serta
agar Allah menyediakan bagi mereka azab yang sangat pedih
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setiap orang memiliki fitrah , walaupun sering kali dengan kesibukan dan dosa
dosa maka suara fitrahnya begitu lemah atau tdak terdengar lagi. Untuk itu apa
bila ada seseorang yang tidak memiliki agama itu merupakan hanya bersifat
sementara menjelag ruh mereka meneinggalkan jasad mereka, namun di dalam
hati ata fitrah dari tuhan telah mengakui keesaan dan kekuasaan tuhan.
B. SARAN
Terima kasih kami ucapakan kepada para pembaca makalah ini khususnya maha
siswa dan maha siswi yang mempelajari makalah ini semoga makalah ini dapat
bermampa’at bagi kita semua. Mungkin makalah ini masih banyak di temukan
kesalahan dan mungkin masih jauh dari sempurna. untuk itu kami memohon kritik
dan sarannya yang bersifat membangun
10