Taksonomi Bloom 1

Embed Size (px)

Citation preview

A. Pengertian Taksonomi Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadiansampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi B. Taksonomi Bloom Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu: Ranah proses berfikir (cognitive domain) Ranah nilai atau sikap (affective domain) Ranah keterampilan (psychomotor domain)

Ranah Kognitif Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan di bawah ini: Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu. Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil

perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada. Perbandingan hierarki ranah kognitif Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah revisi, dapat dilihat pada gambar berikut :

Berikut ini tabel yang menunjukkan pembagian ranah kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi. Kategori dan No. Proses Kognitif 1 Mengingat (Remember) : Nama Alternatif

Defenisi dan Contoh

Memunculkan kembali apa yang sudah

diketahui dan tersimpan dalam ingatan jangka-panjang. 1.1 Mengenali (recognizing) lagi Mengidentifikasi Menempatkan pengetahuan hafalan panjang konsisten materi disampaikan. ( mengenali tanggal dan peristiwa penting dalam jangka yang dengan yang

di AS. Sejarah )

Memunculkan 1.2 Mengingat kembali Memunculkan (recalling) 2 Memahami (Understand) : Membangun pengetahuan

kembali yang

relevan dari memori jangka panjang makna dari pesan

instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan komunikasi grafis 2.1. Menerjemahkan Memperjelas, (interpreting) mewakili. Paraphrase, menerjemah kan Berubah dari satu dari representasi yang lain

2.2.

Mencontohkan Menggambarkan (exemplifying)

Mencari contoh spesifik atau suatu prinsip ilustrasi konsep dari atau

2.3.

Klasifikasi (classifying)

Pengkategorian

Menentukan sesuatu yang milik kategori

2.4.

Meringkas (summarizing) Abstrak, generalisasi

Abstrak tema umum atau titik utama (menulis ringkasan pendek dari peristiwa video yang dipotret pada rekaman

Mengambil 2.5. Menyimpulkan Penutup, (inferring) ekstrapolasi, interpolasi, prediksi

kesimpulan

logis dari informasi yang disajikan

Mendeteksi korespondensi Kontrass, 2.6. Perbandingan (comparing) pemetaan, pencocokan Membangun model couseMembangun, 2.7. Menjelaskan (explaining) 1 Menerapkan (Apply) : Melakukan sesuatu, atau menggunakan sesuatu . 3 prosedur dalam situasi tertentu. 3.1. Melaksanakan Melakukan (executing) Menerapkan untuk akrab 3.2. Menerapkan (implementing) prosedur tugas yang model akibat sistem dari suatu antara dua ide, objek, dan sejenisnya

Menggunakan

Menerapkan untuk asing

prosedur tugas yang

4

Menganalisa (Analyze) : Menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang membentuknya, dan menetapkan bagaimana bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut satu sama lain saling terkait, dan bagaimana kaitan unsur-unsur tersebut kepada keseluruhan struktur atau tujuan sesuatu itu. 4.1. Membedakan Diskriminasi, (differentiating) membedaka Membedakan relevan dari bagian yang tidak

n,

fokus,

relevan atau penting dari bagian-bagian penting dari materi yang disampaikan

memilih

4.2. Menata/menyusun (organizing) Menemukan, sesuai, terpadu, menguraika n, 4.3. Menentukan sifat/ciri (attributing) 5 Menilai (Evaluate): standar tertentu. 5.1. Memeriksa Koordinasi, (checking) mendeteksi, pemantauan, pengujian parsing, terstruktur Mendekonstruksi

Menentukan elemen struktur

bagaimana cocok atau

berfungsi dalam suatu

Menentukan atau niat

titik yang materi

pandang, bias, nilai, mendasari yang disajikan

Membuat penilaian, berdasarkan kriteria dan

Mendeteksi keidakkonsistenan atau kekeliruan dalam proses atau produk: menentukan suatu produk konsistensi mendeteksi efektivitas dilaksanakan prosedur seperti yang sedang proses apakah atau memiliki internal:

Mendeteksi inkonsistensi 5.2. Mengkritisi Menilai (critiquing) antara kriteria menentukan suatu produk dan eksternal, apakah produk

memiliki konsistensi eksternal, mendeteksi kesesuaian prosedur untuk suatu masalah 6 Menciptakan (Create) : Meletakkan elemen bersama untuk membentuk satu kesatuan yang koheren atau fungsional, merombak unsur menjadi unsur pola baru atau struktur.

6.1.

Memunculkan memperoleh (Generating)

/ Hipotesis/ memunculka n ide lain

Datang dengan hipotesa berdasarkan (menghasilkan hipotesis menjelaskan diamati untuk suatu kriteria

6.2.

Merencanakan Desain (Planning)

Merancang tugas sebuah penelitian

prosedur beberapa makalah tentang

untuk menyelesaikan (merencanakan

topik sejarah tertentu)

Menemukan

produk

(membangun habitat untuk tujuan tertentu) 6.3. Menghasilkan karya (Producing) Membangun

PROSES DIMENSI KOGNITIF

Dalam pembahasan berikut ini, kita mendefinisikan proses kognitif dalam setiap dari enam kategori secara rinci membuat perbandingan dengan proses kognitif lainnya, jika sesuai. Kami menawarkan tujuan sampel pendidikan dan penilaian dalam berbagai bidang studi serta versi alternatif tugas penilaian. Setiap tujuan ilustrasi dalam materi berikut harus dibaca seolah-olah didahului dengan kalimat "siswa mampu ..." atau "siswa belajar untuk ....".

1.

Mengingat (Remember) Ketika tujuan pengajaran adalah untuk mempromosikan retensi materi yang disajikan dalam banyak bentuk yang sama seperti yang diajarkan, kategori proses yang relevan adalah ingat. Mengingat melibatkan mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kedua terkait kognitif proses adalah mengenali dan mengingat. Pengetahuan yang relevan mungkin faktual, konseptual. Prosedural, atau metakognitif, atau beberapa kombinasi ini. Untuk menilai belajar siswa dalam kategori proses sederhana, siswa diberi pengakuan atau tugas penarikan kembali dalam kondisi sangat mirip dengan yang di mana dia belajar materi. Sedikit, jika ada, ekstensi di luar yang kondisi yang diharapkan. Jika, misalnya, seorang siswa belajar Inggris setara dengan 20 kata Spanyol, maka tes mengingat dapat melibatkan meminta siswa untuk mencocokkan kata Spanyol dalam daftar dengan setara Inggris mereka dalam daftar kedua (mis. mengenali) atau untuk menulis kata bahasa Inggris yang sesuai di samping setiap kata Spanyol disajikan dalam daftar (saya, e .. recall) Mengingat pengetahuan sangat penting untuk pembelajaran bermakna dan pemecahan masalah sebagai pengetahuan yang digunakan dalam tugastugas yang lebih kompleks. Misalnya, pengetahuan tentang ejaan yang benar dari kata bahasa Inggris umum yang tepat, pengetahuan tentang ejaan yang benar dari kata bahasa Inggris umum sesuai dengan tingkat kelas yang diberikan diperlukan jika siswa adalah untuk menguasai menulis esai. Dimana guru hanya berkonsentrasi pada hafalan, mengajar dan menilai fokus hanya pada mengingat unsur atau fragmen pengetahuan, sering dalam isolasi dari konteks mereka. Ketika para guru fokus pada pembelajaran bermakna, namun, mengingat pengetahuan mengintegrasikan dalam tugas yang lebih besar dari membangun pengetahuan baru atau pemecahan masalah baru. 1.1. Mengenali Lagi (Recognizing)

Mengenali lagi melibatkan kemampuan mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang disajikan. Dalam proses mengenali lagi, siswa mencari memori jangka panjang untuk sepotong informasi yang identik atau sangat mirip dengan informasi yang diwakili (yang diwakili dalam memori kerja). Ketika disajikan dengan informasi baru, siswa menentukan apakah informasi yang sesuai dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya, mencari kecocokan. Istilah alternatif untuk mengakui adalah mengidentifikasi. Contoh tujuan dan penilaian yang sesuai: Dalam penelitian sosial, sebuah tujuan bisa untuk siswa untuk mengenali tanggal yang benar dari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah AS. Sebuah item uji yang sesuai adalah: "dalam sastra, suatu tujuan bisa mengenali penulis karya sastra Inggris. Suatu penilaian yang sesuai adalah tes yang cocok yang berisi daftar sepuluh novel (termasuk David Charles Dickens) dan daftar sedikit lebih dari sepuluh novel (termasuk Copperfield). Dalam matematika, suatu tujuan dapat mengenali jumlah sisi dalam bentuk geometris dasar. Suatu penilaian yang sesuai adalah tes pilihan ganda dengan barang-barang seperti berikut: "Berapa banyak sisi tidak segilima miliki? (A) empat, (b) lima, (c) enam, (d) tujuh. " Format Penilaian : Seperti diilustrasikan dalam paragraf

sebelumnya, pohon metode utama menyajikan tugas pengakuan untuk tujuan penilaian adalah verifikasi, pencocokan, dan memaksa pilihan. Dalam tugas verifikasi, siswa diberikan beberapa informasi dan harus memilih apakah atau tidak itu adalah benar. Format benar-salah adalah contoh yang paling umum. Dalam pencocokan, dua daftar yang disajikan, dan mahasiswa harus memilih bagaimana setiap item dalam satu daftar sesuai dengan item dalam daftar lain. Dalam tugas pilihan paksa, siswa diberikan prompt bersama dengan jawaban beberapa kemungkinan dan harus memilih yang jawabannya adalah benar atau "jawaban terbaik". Pilihan ganda adalah format yang paling umum 1.2. Mengingat (Recalling)

Mengingat melibatkan mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang bila diberikan prompt untuk melakukannya. Prompt sering pertanyaan. Dalam mengingat mahasiswa mencari memori jangka panjang untuk sepotong informasi dan membawa potongan informasi ke memori kerja di tempat yang dapat diproses. Istilah alternatif dari recalling ini sedang mengambil. Contoh obyektif dan penilaian yang sesuai: Dalam mengingat, siswa mengingat informasi yang dipelajari sebelumnya ketika diberi prompt. Dalam penelitian sosial, suatu tujuan bisa mengingat ekspor utama negara-negara Amerika Selatan yang beragam. Sebuah item uji yang sesuai adalah "apa adalah ekspor utama Bilivia?" Dalam sastra, suatu tujuan bisa mengingat penyair yang menulis puisi berbagai. Pertanyaan uji yang sesuai adalah "yang menulis tuduhan brigade cahaya?" Dalam matematika, sebuah tujuan bisa mengingat seluruh jumlah fakta perkalian. Sebuah item tes yang sesuai meminta siswa untuk mengalikan 7 x 8 =? " Format penilaian : Penilaian tugas untuk mengingat dapat bervariasi dalam kualitas sejumlah isyarat bahwa siswa disediakan dan bervariasi dalam jumlah embedding, atau sejauh mana item yang tempat dalam konteks bermakna besar 2. Memahami (Understanding) Dari jumlah tersebut, bisa dibilang kategori terbesar transfer berbasis tujuan pendidikan ditekankan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang undersanding. Mahasiswa memahami ketika mereka membangun hubungan antara pengetahuan "baru" yang bisa diperoleh dan pengetahuan mereka sebelumnya. Lebih khusus, pengetahuan masuk dalam terintegrasi dengan skema yang ada dan kerangka kerja kognitif, pengetahuan konseptual memberikan dasar untuk pengertian 2.1. Menerjemahkan (Interpreting) Interpreting terjadi ketika seorang mahasiswa saya mampu mengubah informasi dari satu bentuk representasi yang lain. Interpreting

mungkin melibatkan mengubah kata-kata untuk kata-kata, gambar untuk kata-kata, kata-kata untuk gambar, nomor untuk kata-kata, kata-kata untuk angka, not balok untuk nada, dan sejenisnya. Istilah alternatif menerjemahkan, parafrase, mewakili, dan mengklarifikasi. 2.2. Mencontohkan (Exemplifying) Mencontohkan terjadi ketika seorang siswa memberikan contoh tertentu atau contoh dari konsep umum atau principle.exempliying melibatkan mengidentifikasi fitur mendefinisikan konsep umum atau prinsip dan menggunakan fitur ini untuk memilih atau membangun sebuah contoh spesifik. Istilah alternatif yang menggambarkan dan instantiating. 2.3. Klasifikasi (Classifying) Klasifikasi terjadi roda mahasiswa na mengakui sesuatu yang masuk kategori tertentu. Istilah alternatif untuk mengklasifikasikan adalah mengelompokkan dan subsuming. 2.4. Meringkas (Summarizing) Summering terjadi ketika seorang siswa menunjukkan pernyataan tunggal yang mewakili informasi yang disajikan atau abstrak tema umum. Meringkas melibatkan membangun representasi dari informasi, seperti arti dari adegan dalam bermain, dan abstrak ringkasan dari itu, seperti menentukan tema atau poin utama. Istilah alternatif generalisasi dan abstrak. 2.5. Menyimpulkan (Inferring) Menyimpulkan melibatkan menemukan pola dalam serangkaian contoh atau kasus. Menyimpulkan terjadi ketika mahasiswa mampu abstrak suatu konsep atau prinsip bahwa account untuk satu set contoh atau kasus dengan pengkodean fitur yang relevan dari setiap contoh dan yang paling penting, dengan mencatat hubungan antara mereka.

2.6. Membandingkan (Comparing) Kemampuan membandingkan merupakan kemampuan mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, ataupun keadaan. Termasuk juga ke dalamnya upaya menemukan hubungan korespondensi satu-satu antara beberapa elemen atau pola pada suatu objek, peristiwa, atau ide lainnya. Ketika digunakan terhadap objek, peristiwa, atau ide secara bersamaan dengan proses

menyimpulkan dan menerapkan, proses membandingkan ini dapat memberikan kontribusi dalam memberikan alasan berupa analogi. Atau dengan istilah lain, membedakan, mencocokkan, dan memetakan. Contoh Tujuan dan Penilaian yang Sesuai : Dalam

membandingkan, ketika dberikan sebuah informasi, siswa mendeteksi keterkaitan antara pengetahuan yang telah dimilikinya. Contohnya: pada siswa kelas sosial, contoh tujuan pembelajarannya adalah : memahami peristiwa sejarah dengan membandingkannya dengan situasi saat ini. Pertanyaan yang sesuai untuk menilainya adalah : apakah kemiripan antara perang pada revolusi Amerika dengan pertengkaran antar saudara atau perdebatan antar teman ?. Dalam pelajaran sains, contoh tujuan pembelajarannya adalah: membandingkan antara sirkuit listrik dengan sistem yang sudah diketahui lainnya. Dalam penilaian, pertanyaan yang dapat digunakan adalah : apakah kemiripan antara sirkuit listrik dengan aliran air pada pipa? Format Penilaian : Salah satu teknik utama untuk menilai aspek kognitif berupa kemampuan membandingkan adalah dengan memetakan. Dalam pemetaan, siswa harus menunjukkan bagaimana tiap bagian dari suatu objek, ide, masalah, atau situasi berkaitan dengan tiap bagian dari objek, ide, masalah, atau situasi lainnya. Contohnya: seoran siswa dapat diminta untuk menjelaskan bagaimana baterai, kabel, dan resistor dalam sebuah rangkaian listrik terkait dengan pompa, pipa, dan konstruksi pipa dalam sebuah sistem pengairan. 2.7. Menjelaskan (Explaining)

Kemampuan menjelaskan dituntut ketika siswa diminta untuk menkonstruksi dan menggunakan model hubungan sebab-akibat dari sebuah sistem. Model tersebut bisa didapatkan dari sebuah teori formal (pada ilmu sains murni) atau dari pengalaman penelitian sebelumnya (pada ilmu sosial sains dan sastra). Sebuah penjelasan yang lengkap melibatkan kemampuan mengkonstruksi model sebab-akibat, dan menggunakan model untuk melihat bagaimana perubahan dari sebuah bagian dari suatu sisrtem dapat merubah atau berpengaruh pada bagian lain. Istilah lain untuk kemampuan menjelaskan ini adalah mengkonstruksi model. Contoh Tujuan dan Penilaian yang Sesuai : Pada kemampuan menjelaskan, ketika diberikan sebuah sistem, seorang siswa mengembangkan dan menggunakan model hubungan sebab-akibat dari sistem tersebut. Dalam ilmu sosial, contoh tujuan pembelajarannya misalnya: menjelaskan penyebab-penyebab kejadian-kejadian bersejarah pada abad ke -18. Pada proses penilaiannya, setelah siswa membaca buku mengenai sebuah sejarah pada Revolusi Amerika, siswa diminta untuk mengkonstruksi rantai sebab-akibat sehingga dapat menjelaskan penyebab perang tersebut terjadi. Dalam ilmu sains, contoh tujuan pembelajarannya misalnya: menjelaskan bagaimana cara kerja hokum-hukum dasar fisika. Penilaian yang sesuai adalah dengan meminta siswa yang sedang mempelajari hukum Ohm untuk menjelaskan apa yang terjadi jika sebuah baterai dimasukkan ke dalam rangkaian, atau dengan menanyakan kepada siswa yang telah menonton sebuah video tentang badai kilat untuk menjelaskan bagaimana perbedaan temperature dapat mempengaruhi formasi kilat. Format Penilaian : Beberapa tugas dapat diberikan dengan tujuan untuk mengases kemampuan siswa dalam menjelaskan, termasuk memberikan alasan, memecahkan masalah, menyusun kembali, dan memprediksi. Dalam tugas memberi alasan, seorang siswa diminta untuk menawarkan sebuah alasan untuk sebuah kejadian yang diberikan. Contohnya: mengapa udara bisa masuk kedalam sebuah pompa ban ketika kamu mengangkat pegangannya?. Dalam kasus ini, jawaban yang

mungkin misalnya, udara dapat masuk karena tekanan udara didalam pompa lebih rendah dari pada tekanan udara diluar pompa. Dalam pemecahan masalah, seorang siswa dapat diminta untuk mendiagnosa apa kesalahan yang terjadi dalam sebuah sistem. Contohnya: misalnya kamu telah mengangkat dan menekat pegangan pompa tersebut beberapa kali, namun tidak ada udara yang keluar, apa yang salah disana? Dalam kasus ini, siswa harus menemukan penjelasan dari sebuah gejala, seperti ada sebuah lobang di tabungnya, atau katupnya terjebak dalam posisi terbuka. Dalam penyusunan kembali, seorang siswa dapat diminta untuk merubah sistem untuk mencapai sebuah tujuan. Contohnya, bagaimana cara kamu memperbaiki sebuah pompa sehingga dapat bekerja lebih efisien?. Untuk menjawab pertanyaan ini, siswa harus membayangkan untuk mengubah satu atau lebih komponen pada sistem, seperti memberi pelumas antara piston dan tabung pompa. Dalam menjelaskan memprediksi, bagaimana seorang siswa pada dapat sebuah diminta bagian untuk dapat

perubahan

mempengaruhi bagian lain dalam sistem. Contohnya, apa yang terjadi jika kamu memperbesar diameter tabung pompa? Pertanyaan ini menghendaki agar siswa dapat memikirkan kecenderungan dari pompa untuk melihat apakah jumlah udara yang melewati pompa dapat dinaikkan dengan memperbesar diameter tabungnya. 3. Menerapkan (Apply) Menerapkan melibatkan kemampuan menggunakan prosedur untuk melakukan latihan atau pun menyelesaikan masalah. Jadi, menerapkan sangat dekat hubungannya dengan Pengetahuan Prosedur. Yang dimaksud dengan latihan adalah sebuah tugas dimana siswa telah mengetahui prosedur yang tepat untuk digunakan, sehingga siswa telah mengembangkan prosedur rutin untuk mencapainya. Sedangkan masalah, maksudnya adalah sebuah tugas dimana siswa belum mengetahui prosedur apa yang harus digunakan, sehingga siswa harus menemukan dulu prosedur untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Kategori menerapkan terdiri dari dua proses kognitif: menjalankan (executing), jika tugasnya berupa latihan/sudah familiar) dan mengimplementasikan (implementing), jika tugasnya berupa masalah/ tidak familiar). 3.1. Menjalankan (executing) Dalam kemampuan menjalankan, seorang siswa melakukan prosedur rutin untuk menyelesaikan tugas yang sudah biasa mereka kerjakan. Situasi yang telah akrab bagi siswa sering memberikan petunjuk yang akan membimbing siswa untuk memilih prosedur yang tepat untuk digunakan. Contoh Tujuan dan Penilaian yang Sesuai : Dalam menjalankan , siswa dihadapkan pada tugas yang sudah akrab dan siswa telah mengetahui prosedur yang akan dilakukan untuk menyelesaikannya. Contohnya, tujuan pembelajaran pada pelajaran matematika tingkat Sekolah Dasar : mempelajari bagaimana cara membagi sebuah bilangan cacah dengan bilangan cacah lainnya dengan beberapa digit. Kata membagi memberika petunjuk mengenai langkah-langkah yang akan digunakan, yang disebut dengan Pengetahuan Prosedur. Untuk mengases tujuan ini, siswa diberikan sebuah LKS yang berisi latihan pembagian 15 buah bilangan cacah, dan siswa diminta untuk menentukan hasil baginya. Format Penilaian : Dalam menjalankan, siswa diberikan tugas yang sudah familiar yang dapat diselesaikan dengan menggunakan pengetahuan prosedur. Contohnya: tentukan solusi dari persamaan x2 + 2x 3 = 0 dengan menggunakan teknik melengkapkan kuadrat sempurna. Siswa dapat diminta untuk menentukan hasilnya (soal isian), atau jika diperlukan, siswa juga dapat memilih jawabannya dari kemungkinan jawaban yang telah disediakan (soal pilihan ganda). Lebih jauh lagi, karena penekanannya lebih ke prosedur, siswa dapat diharuskan untuk tidak hanya menemukan jawaban, tapi juga menunjukkan langkah pengerjaannya. 3.2. Mengimplementasikan (implementing)

Implementasi terjadi ketika siswa memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan permasalahan yang tak biasa. Karena diharuskan untuk memilih prosedur, siswa harus memiliki pemahaman mengenai permasalahan yang dihadapi untuk memutuskan prosedur yang diambil. Jadi, implementasi memiliki keterkaitan dengan kategori proses kognitif lain, yaitu memahami (understand) dan menciptakan (create). Contoh Tujuan dan Penilaian yang Sesuai: Dalam

mengimplementasikan, siswa dberikan permasalahan yang tak biasa yang harus dipecahkan. Kebanyakan format penilaian yang diberikan dimulai dari spesifikasi masalah tersebut. Siswa diminta untuk menentukan prosedur yang tepat untuk memecahkan masalah tersebut, menggunakan prosedur yang telah dipilih (membuat modifikasi jika perlu), atau biasanya keduanya. 4. Menganalisis (Analize) Analisis melibatkan kemampuan memecah materi menjadi bagianbagian penyusunnya dan menentukan bagaimana keterkaitan antara bagian, dan antar bagian terhadap struktur keseluruhan. Kategori proses ini termasuk kepada proses kognitif membedakan, menyusun, dan menghubungkan. Mengembangkan kemampuan siswa dalam menganalisis merupakan tujuan pembelajaran dari banyak cabang ilmu pengetahuan. Guru-guru pada mata pelajaran sains, ilmu sosial, sastra, dan seni, sering menggunakan kalimat belajar untuk menganalis sebagai salah satu tujuan pembelajaran. Mereka mungkin ingin mengembangkan kemampuan siswanya dalam hal, sebagai berikut : Membedakan fakta dan opini Mengaitkan kesimpulan dengan pernyataan yang mendukung Membedakan materi yang relevan dari materi asing Menentukan bagaimana keterkaitan suatu ide dengan ide lain Membedakan ide utama dan ide tambahan dari puisi atau music Menemukan bukti untuk mendukung tujuan penulis

4.1. Membedakan (differentiating) Kemampuan membedakan melibatkan upaya pemisahan bagianbagian dari suatu struktur menjadi unsur-unsur pentingnya. Kemampuan membedakan terlihat ketika siswa membedakan antara informasi yang relevan dan informasi yang tidak relevan. Contoh tujuan dan penilaian yang sesuai : Dalam matematika, tujuan pembelajaran dapat diungkapkan dengan membedakan antara bilangan yang relevan dan tidak relevan dalam sebuah permasalahan. Dalam penilaiannya siswa diharapkan dapat melingkari bilangan yang relevan dan mencoret bilangan yang tidak relevan. Format penilaian : Kemampuan membedakan dapat di nilai dengan memberikan tugas menanggapi dan memilih. Contohnya, tuliskan bilangan-bilangan yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan berikut: pensil dikemas ke dalam kotak yang masingmasingnya berisi 12 buah, dan harga per kotak adalah $2,00. John mempunyai uang $5,00 dan ingin membeli 24 pensil. Berapa kotak pensil yang harus dibeli John? 4.2. Menyusun (Organizing) Kemampuan membentuk struktur menyusun yang melibatkan Kata elemen-elemen yang tepat dari untuk

komunikasi atau situasi dan menyusunnya hingga secara bersama-sama koheren. menggambarkan proses menyusun ini antara lain: penataan, terpadu, menemukan koherensi, menguraikan, dan parsing. Contoh Tujuan dan Penilaian yang Sesuai : Dalam menyusun, ketika diberikan gambaran dari sebuah situasi atau permasalahan, siswa dapat menemukan kesistematisannya dan hubungan yang koheren antar elemen yang relevan. Dalam pelajaran matematika contoh tujuan yang digunakan dapat berupa belajar dengan menguraikan pelajaran pada buku teks. Contoh bahan penilaian yang sesuai misalnya dengan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku pelajaran

matematika tentang statistika dasar dan membuat sebuah matriks yang berisi nama-nama, rumus, dan kondisi pemakaiannya. Format Penilaian : Kemampuan menyusun material kedalam sebuah struktur (seperti: skema, tabel, matriks, atau diagram hirarki). Jadi, penilaian dapat dilakukan dengan memberikan soal membuat konstruksi tersebut, ataupun soal pilihan ganda. Pada soal yang meminta konstruksi, siswa diminta untuk membuat sebuah diagram tentang materi. Sedangkan pada soal pilihan ganda, siswa dapat memilih satu dari empat diagram yang disediakan, yang dianggap paling bersesuaian dengan materi. 4.3. Menetapkan Sifat atau Ciri (Attributing) Kemampuan menetapkan sifat atau ciri terjadi ketika siswa dapat memastikan sudut pandang, bias, nilai, atau niat yang mendasari komunikasi. Kemampuan menetapkan sifat atau ciri melibatkan proses dekonstruksi dimana siswa harus menemukan maksud penulis menjelaskan sebuah materi. Contoh Tujuan dan Penilaian yang Sesuai : Dalam menentukan sifat dan ciri, ketika diberikan informasi, siswa dapat menemukan point penting atau maksud dari penulis. Format Penilaian : Kemampuan menentukan sifat dan ciri dapat dinilai dengan menunjukkan sebuah materi tertulis, kemudian meminta siswa untuk membuat atau memilih sebuah gambaran yang menunjukkan sudut pandang, niat/maksud dari penulis. Soal yang diberikan dapat berupa soal essay yang menuntut siswa untuk menulis tujuan dari penulis materi. Selain itu dapat juga diberikan soal berbentuk pilihan ganda, dimana disediakan sebuah ulasan tentang materi yang diberikan, kemudian siswa diminta menilai apakah ulasan tersebut cukup baik menggambarkan maksud atau sudut pandang penulis, dengan memilih pilihan (a) sangat setuju, (b) setuju, (c) ragu-ragu, (d) tidak setuju, (e) sangat tidak setuju.

5.

Mengevaluasi (Evaluate) Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi dan konsistensi. Sedangkan standar dapat berupa kuantitatifatau kualitatif. Standar yang diterapkan pada kriteria yaitu yang mencakup proses-proses kognitif pemeriksaan dan mengkritisi. 5. Checking (memeriksa) Memeriksa melibatkan pengujian untuk kesalahan-kesalahan dalam operasi atau produk. Contoh tujuan dan penilaian yang sesuai dalam memeriksa. Dalam evaluasi, siswa mencari inkonsistensi internal. Tujuannya dalam ilmu sosial siswa bisa lebih belajar untuk inkonsistensi dalam pesan persuasif. Tugas penilaian yang sesuai yaitu meminta siswa untuk menonton iklan televisi untuk kandidat politik dan menunjukkan setiap kelemahan logis dalam pesan persuasif. Format diciptakan penilaian : memeriksa tugas yang dapat melibatkanoperasiatau produkyang diberikan kepadasiswa atauyang olehsiswa sendiri. Pemeriksaanjugadapat terjadidalam konteksmelaksanakansolusiuntuk masalah ataumelakukan tugas, di mana satu berkaitan dengankonsistensipelaksanaanyang sebenarnya.

5.2. Mengkritisi (Critiquing) Melibatkan menilai produk atau operasiberdasarkan kriteria eksternal yang dipaksakan dan standar.Dalam mengkritisi, seorang siswa mencatat sisi positif dan negatif dari suatu produk dan membuat penilaian.Mengkritisi disebut juga berpikir kritis. Contoh tujuan dan penilaian yang sesuai : Dalam mengkritisi, siswa menilai manfaat suatu produk atau operasi berdasarkan kriteria tertentu. Dalam matematika, tujuan belajar bisa untuk menilai dari dua metode alternatif mana cara yang lebih efektif dan efisien untuk memecahkan masalah (seperti menilai apakah lebih baik untuk menemukan semua faktor prima dari 60 atau untuk menghasilkan suatu persamaan aljabar untuk memecahkan masalah).

Format penilaian : Seorang siswa mungkin akan diminta untuk mengkritik sendiri kreasi yang dihasilkan oleh orang lain. Kritik dapat didasarkan pada 2 jenis yaitu positif dan negatif dan dapat pula menghasilkan konsekuensi baik positif dan negatif. Misalnya, dalam mengkritisi proposal distrik sekolah untuk sepanjang tahun sekolah, seorang siswa akan menghasilkan konsekuensi positif, seperti penghapusan belajar rugi selama liburan musim panas dan konsekuensi negatif, seperti gangguan liburan keluarga. 6. Menciptakan (Create) Yaitu sesuatu menyusun yang elemen-elemen atau untuk membentuk original. berbeda membuat produk

Kreativitas adalah produksi produk yang tidak biasa, ini akibatdari beberapa keterampilan khusus. Proses kreatif dapat dibagi menjadi tiga tahap: a. Masalah representasi, dimana siswa dalam upaya untuk memahami tugas dan menghasilkan solusi yang mungkin; b. Solusi perencanaan, dimana siswa meneliti kemungkinan dan merencanakan suatu rencana yang bisa diterapkan; c. pelaksanaan dan solusi, dimana siswa berhasil melaksanakan rencana tersebut. Dengan demikian, proses kreatif dapat dianggap sebagai fase awal dengan fase divergen dalam berbagai solusi yang mungkin dianggap siswa berusaha memahami tugas (menghasilkan). Ini diikuti oleh fase konvergen, dimana siswa merencanakan metode solusi dan mengubahnya menjadi sebuah rencana aksi(perencanaan). Akhirnya, rencana tersebut dijalankan oleh siswa dalam membangun solusi (yang menghasilkan). Tidak mengherankan, bahwa menciptakan bisa 6. dikaitkan dengan tiga proseskognitif; menghasilkan, merencanakan dan memproduksi. Menghasilkan (Generating) Mewakili masalah dan menemukan alternatif atauhipotesisyang memenuhikriteria tertentu. Disini menghasilkan digunakan dalam arti yang terbatas. Contoh tujuan dan penilaian yang sesuai untuk menghasilkan. Seorang siswa diberikan deskripsi masalah dan harus menghasilkan

solusi alternatif. Misalnya, dalam ilmu sosial, belajar untuk menghasilkan solusi yang bermanfaat ganda untuk masalah sosial. Item penilaian yang sesuai adalah: "menyarankan cara-cara untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki asuransi medis yang memadai". Untuk menilai respon siswa, guru harus membangun seperangkat criteria yang dibagi dengan siswa. Dalam ilmu alam, belajar untuk menghasilkan anggapan dasar untuk menjelaskan fenomena yang diamati. Format penilaian : Menghasilkan biasanya melibatkan format respon yang dibangun dimana siswa diminta untuk menghasilkan alternatif atau hipotesis. Ada dua tipe yaitu konsekuensi tugas dan tugas menggunakan. Dalam tugas konsekuensi, seorang mahasiswa harus mendaftar semua kemungkinan konsekuensi dari peristiwa tertentu, seperti "apa yang akan terjadi jika ada pajak penghasilan datar dari pada pajak penghasilan lulus?" Dalam tugas menggunakan, seorang mahasiswa harus mendaftar semua kemungkinan untuk menggunakan objek, seperti "apa saja kemungkinan untuk menggunakan website yang bersangkutan dengan dunia?" hampir tidak mungkin untuk menggunakan format pilihan ganda untuk menilai proses menghasilkan. 6.2 Merencanakan (Planning) Merancang sebuah metode solusi yang memenuhi criteria masalah. Yaitu mengembangkan rencana untuk memecahkan masalah.en

Contoh tujuan dan penilaian yang sesuai: Dalam perencanaan, ketika diberi pernyataan masalah, siswa mengembangkan metode solusi. Dalam matematika, kita dapat mengeluarkan langkahlangkah yang diperlukan untuk memecahkan masalah geometri. Penilaian tugas, meminta siswa untuk memikirkan rencana untuk menentukan volume dari piramida. Rencana tersebut mungkin melibatkan menghitung volume piramida besar, kemudian menghitung volume piramida kecil dan akhirnya mengurangi volume lebih kecil dari yang lebih besar. Format penilaian: Perencanaan dapat dinilai dengan meminta siswa untuk mengembangkan solusi, menjelaskan rencana solusi, atau pilih rencana solusi untuk masalah tertentu.

6.3. Memproduksi (Producing) Memproduksi melibatkan usaha melaksanakan rencana untuk memecahkan masalah yang diberikan yang memenuhi spesifikasi tertentu. Istilah alternativenya adalah membangun. Contoh tujuan dan penilaian yang sesuai : Dalam memproduksi, siswa diberikan deskripsi pemasukan fungsional dan harus membuat produk yang memenuhi deskripsi. Dalam ilmu pengetahuan, belajar untuk merancang habitat untuk spesies tertentu dan tujuan tertentu. Format penilaian, tugas umum untuk menilai produksi adalah tugas desain, dimana siswa diminta untuk menciptakan produk yang sesuai dengan spesifikasi tertentu. Misalnya, siswa dapat diminta untuk menghasilkan rencana skema untuk sebuah sekolah tinggi baru yang mencakup cara-cara baru bagi siswa untuk menyimpan barang-barang pribadi mereka.

Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa, sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya. Bila seseorang memiliki penguasaan kognitif yang tinggi, ciriciri belajar efektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Misalnya; perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar; (a) Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan. (b) Responding/ menanggapi. (c) Valuing/ penilaian. (d) Organization/ Organisasi. (e) Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai. Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. Receiving juga diartikan sebagai kemauan

untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu. Responding/ menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif atau kemampuan menanggapi, kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. Valuing/ penilaian, menilai atau menghargai artinya memeberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu idak dikerjakan kan memebrikan suatu penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena baik atau buruk. Organization/ Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain. Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalam hierarki nilai. Bentuk-bentuk aktivitas dalam pembelajaran matematika 1) Menerima: Siswa menanyakan perbandingan perbandingan senilai dan perbandingan berbalik nilai. 2) Menanggapi: Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru tentang perbandingan senilai. 3) Menilai: Siswa melengkapi jawaban temannya yang di tampilkan di depan kelas. 4) Mengelola: Siswa dapat mengubah bilangan persen ke bentuk decimal. 5) Menghayati: Siswa melengkapi catatan matematikanya serta membuat tugas yang diberikan guru.

Ranah Psikomotor Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Adapun kategori dalam ranah psikomotor; (a) Peniruan, (b) Manipulasi, (c) Pengalamiahan, (d) Artikulasi. Menurut Simpson (1972), Ranah psikomotor mencakup gerakan dan koordinasi jasmani dan pendayagunaan beragam kecakapan motorik. Pengembangan kecakapan-kecakapan tersebut memerlukan adanya latihan yang dapat diukur perkembangannya dilihat dari sudut kecepatan, ketepatan, jarak, tatacara, atau teknik pelaksanaan. Ada tujuh kelompok utama ranah psikomotor ini yang terentang dari perilaku yang paling sederhana sampai pada yang paling rumit].