21
TANAMAN GAMBAS (Luffa acutangula) Gambar 1. Tanaman gambas secara keseluruhan. Klasifikasi ilmiah : Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Cucurbitales Famili : Cucurbitaceae Genus : Luffa Spesies : L. acutangula

Tana Man Gambas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

A

Citation preview

Page 1: Tana Man Gambas

TANAMAN GAMBAS (Luffa acutangula)

Gambar 1. Tanaman gambas secara keseluruhan.

Klasifikasi ilmiah :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Luffa

Spesies : L. acutangula

Page 2: Tana Man Gambas

Deskripsi Umum :

Gambas merupakan tumbuhan hijau yang sering ditanam secara tahunan.

Gambas termasuk jenis tanaman merambat. Tanaman ini termasuk dalam anggota

suku labu-labuan (cucurbitaceae). Akar tanaman gambas bulat, panjang 5-30 cm.

Batang tanaman gambas bersegi, permukaannya berambut halus, basah, dan

mempunyai panjang 0,5-3,0 meter. Gambas mempunyai sulur berbentuk spiral

yang keluar di sisi tangkai daun. Bila menyentuh galah maka sulur akan mulai

melingkarinya. Daun merupakan daun tunggal, letaknya berseling dan bentuknya

bulat telur lebar, ujungnya runcing dan tepinya bergerigi. Panjangnya 4-10 cm,

lebar 5-8 cm, dan warnanya hijau. Bunga tanaman gambas berumah satu.

Tanaman gambas mempunyai buah yang bulat panjang, tumbuh menggantung,

permukaannya bersegi, warnanya hijau. Buah ini panjangnya 20-30 cm dan

bagian pangkalnya terdapat sisa ovarium. Di dalam buah gambas terdapat banyak

biji yang bentuknya lonjong meruncing pipih berwarna putih pada gambas muda

sedangkan hitam pada gambas tua.

Page 3: Tana Man Gambas

AKAR

Deskripsi Morfologi

Sistem perakaran tanaman gambas adalah tunggang.

Yaitu akar primer sebagai sumbu utama dan cabang-cabangnya disebut dengan

akar lateral atau akar sekunder.

Deskripsi Anatomi

Akar

Cabang

Xilem

Floem

endodermis

korteks

Page 4: Tana Man Gambas

Penampang akar yang kami temukan menunjukkan pada tahap

pertumbuhan primer. Penampang sel akar menunjukkan penampakan korteks,

endodermis, berkas pengangkut dan daerah akar cabang. Epidermis tidak terlihat

pada penampang yang kami buat. Hal ini dikarenakan pada waktu kami membuat

irisan preparat terpotong, sehingga lapisan epidermis tidak terlihat. Korteks juga

terlihat sebagian saja. Pada bagian ini terdiri dari jaringan parenkim. Berkas

pengangkut yang tersusun secara radial (melingkar) dan berselang-seling antara

xilem dan floem. Perkembangan berkas pengangkutan secara eksarkh,

pertumbuhan xilem dan floem yang menuju daerah sentripetal, sehingga

protoxilem dan protofloem letaknya di daerah perifer sedangkan metaxilem dan

metafloem di dalamnya.

Page 5: Tana Man Gambas

BATANG

Deskripsi Morfologi

Batang basah, bentuk bersegi (angularis). Permukaan batang berbulu

kasar. Arah tumbuh batang memanjat (scandens) dengan menggunakan penunjang

berupa sulur. Panjang batang 0,5-3,0 m.

Deskripsi Anatomi

A. Anatomi Batang Muda

Gambar : batang muda

Epidermis

Korteks

Berkas pembuluh

Rongga

empulur

Page 6: Tana Man Gambas

Gambar : berkas pembuluh

Terlihat irisan melintang batang dari luar ke dalam :

Epidermis terdiri dari selapis sel yang terletak paling luar dan

mengelilingi sel secara keseluruhan. Daerah korteks terdiri dari parenkim

korteks. Parenkim dengan ciri bentuk isodiametris dan tanpa penebalan dinding.

Berkas pengangkut tipe bikolateral dengan susunan floem luar, kambium luar,

xilem, kambium dalam dan floem dalam. Pada batang muda ini berkas

pengangkutannya masih dalam bentuk struktur primer. Xylem terdiri dari trachea

(lubang yang berwarna putih), serat xilem dan parenkim xilem. Floem terdiri dari

pembuluh tapis, sel pengiring, serat floem dan parenkim floem. Terdapat keunikan

pada susunan floem luar yaitu berbentuk seperti topi. Daerah empulur terdiri dari

jaringan dasar parenkim yang bentuknya isodiametris tanpa penebalan dinding.

Floem luar

kambium

xilem

Kambium

Floem dalam

Page 7: Tana Man Gambas

B. Anatomi Batang Tua

Terlihat irisan melintang batang dari luar ke dalam :

Peridermis adalah jaringan pengganti epidermis dari batang yang telah

mengalami pertumbuhan sekunder. Peridermis terdiri dari satu lapis sel. Daerah

korteks mengalami penyempitan daerah. Korteks terdiri dari jaringan dasar

parenkim yang isodiametris tanpa penebalan dinding. Penyempitan daerah ini

disebabkan karena adanya pertumbuhan sekunder dari batang, akibat aktivitas

kambium. Berkas pengangkut semakin lebar dan rapat akibat pertumbuhan

xylem sekunder dan floem sekunder. Tipe berkas pengangkut bikolateral. Xylem

terdiri dari trachea (lubang yang berwarna putih), serat xilem dan parenkim xilem.

Peridermis

berkas pembuluh

Korteks

Floem luar

kambium

Xilem

Floem dalam

Kambium

Daerah

Empulur

Page 8: Tana Man Gambas

Floem terdiri dari pembuluh tapis, sel pengiring, serat floem dan parenkim floem.

Daerah empulur berisi jaringan dasar parenkim yang isodiametris tanpa

penebalan dinding.

Kesimpulan :

Melihat adanya penampakan irisan melintang batang di atas, kami dapat

mengambil kesimpulan. Bahwa batang gambas menunjukkan ciri batang dari

tanaman dikotil. Dengan alasan : tipe berkas pengangkutannya bikolateral

(terbuka) sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan sekunder pada tahap

pendewasaannya. Pada pertumbuhan sekundernya berkas pengangkut menjadi

lebih padat dan rapat yang lama-kelamaan akan mendesak sampai ke daerah

korteks yang kemudian akan mengalami penyempitan daerah. Dan apabila telah

mencapai tahap dewasa (tua) seluruh sel batang akan dipenuhi oleh berkas-berkas

pengangkut tersebut. Bagian yang bertanggungjawab atas pertumbuhan dan

perkembangan sekunder ini adalah kambium.

Page 9: Tana Man Gambas

DAUN

Gambar permukaan daun adaksial Gambar permukaan daun abaksial

Deskripsi Morfologi

Pada tanaman gambas memiliki daun tunggal, tidak memiliki stipula (daun

penumpu). Bangun daun bulat. Daging daun seperti kertas. Permukaan daun

kasap. Tangkai daun bulat dan berambut kasar. Pangkal daun berlekuk. Tepi daun

berlekuk menjari. Ujung daun runcing. Tulang daun menjari. Filotaksis daun 3

1

yang memiliki arti bahwa daun mempunyai 1 spiral genetik dan 3 helai daun

dalam satu ortostik.

Page 10: Tana Man Gambas

Deskripsi Anatomi

Terlihat irisan melintang daun dari luar ke dalam :

Daun gambas memiliki selapis epidermis pada sisi adaksial dan abaksial.

Epidermis daun gambas dilapisi oleh lapisan kutikula. Dinding sel epidermis

mengalami penebebalan yang tidak merata. Dinding sel epidermis yang

menghadap keluar memiliki dinding yang lebih tebal daripada dinding sel

epidermis yang menghadap dalam. Stomata tipe anisositik, mempunyai 3 atau

lebih sel tetangga, salah satu sel tetangga tersebut lebih kecil daripada sel tetangga

yang lainnya. Selain itu stomata gambas adalah stomata fanerofor. Yaitu letak sel

penutup sama tinggi dengan sel epidermis. Trikoma yang panjang dan lebih dari

1 sel (bentuk bintang). Trikoma ditemukan dalam jumlah yang banyak dan

bervariasi ukurannya di dalam epidermis. Mesofil yaitu daerah yang berada di

antara epidermis atas dan epidermis bawah. Berisi jaringan dasar yaitu jaringan

Trikoma

Epidermis

Jaringan palisade

jaringan sponsa

stomata

Berkas pembuluh

Jaringan Mesofil

Page 11: Tana Man Gambas

parenkim (bentuk isodiametris). Jaringan parenkim pada daun gambas

mengalami difererensisai jaringan menjadi jaringan palisade dan jaringan sponsa.

Namun sayangnya, pada penampang melintang daun gambas kami tidak terlihat

dengan jelas mana bagian dari jaringan palisade maupun jaringan sponsa.

Jaringan palisade atau biasa disebut dengan jaringan tiang memiliki ciri-ciri

tersusun oleh sel-sel berbentuk batang, letaknya berderet-deret rapat tanpa ruang

antar sel. Sel ini mengandung kloroplas. Parenkim sponsa atau jaringan bunga

karang, tersusun oleh sel-sel parenkimatik yang bentuk dan susunannya tidak

teratur. Hubungan antar sel satu dengan lainnya membentuk ruang antar sel, yang

digunakan sebagai alat pertukaran gas saat fotosintesis maupun respirasi. Jaringan

sponsa biasanya berhubungan langsung dengan stomata. Ditemukan jaringan

pengangkutan yang terdiri dari xylem dan floem. Xylem terdiri dari trachea

(lubang yang berwarna abu-abu), serat xilem dan parenkim xilem. Sedangkan

Floem (berwarna putih) terdiri dari pembuluh tapis, sel pengiring, serat floem dan

parenkim floem. Vena pada penampang melintang daun gambas, tersusun

membentuk pola percabangan yang menyebar. Yaitu vena kecil merupakan

cabang dari vena yang besar atau biasa disebut dengan pola seperti jala. Berkas

pengangkutan pada daun memiliki ciri yang khas, yaitu letak xilem pada bagian

adaksial atau berada di atas floem. Pada daerah ini juga diperkuat oleh jaringan

penguat kolenkim (jaringan dasar yang mengalami penebalan dinding yang tidak

merata). Epidermis Abaksial terdiri dari 1 lapis sel yang tersusun rapi dan

terdapat banyak derivatnya (stomata tipe fanerofor dan trikoma yang berbentuk

bintang).

Page 12: Tana Man Gambas

ALAT REPRODUKSI

(BUNGA, BUAH DAN BIJI)

Deskripsi Morfologi

Bunga tunggal, di ketiak daun, tanpa daun pelindung, bertangkai, sempurna,

zigomorf, hipogen, hermaprodit, kuning ; tangkai bunga bulat, P. 3-4 cm, hijau

kekuningan. Kelopak 5 sepal, P. 2 cm, berlekatan, terompet, berkarang, hijau

kekuningan, tidak mudah rontok. Mahkota 5 petal, P. 2-3 cm, lepas, bulat telur

terbalik, berkarang, kuning, mudah rontok, zigomorf. Benang sari 3, kepala sari

bercabang, lepas ; putik sudah tumbuh menjadi buah.

Page 13: Tana Man Gambas

Deskripsi Morfologi

Buah bulat memanjang berbentuk silindris, permukaan bersegi, panjang 20-30 cm;

Warna buah hijau dengan karpel 3 katup,

Deskripsi Morfologi

Di dalam buah gambas terdapat banyak biji yang bentuknya lonjong meruncing

pipih berwarna putih pada gambas muda sedangkan hitam pada gambas tua,

Page 14: Tana Man Gambas

Polen Luffa acutangula

Deskripsi

Ciri-ciri polen:

Tipe : Quinquangular obtuse convex

Bentuk : Tetrapantocolporate

Jumlah celah : 2

Pori : ada

Page 15: Tana Man Gambas

Buluh Serbuk Sari Luffa acutangula

Larutan gula

Waktu Gambar Buluh Serbuk Sari Perbesaran Keterangan

10.58

10 x 40 Tampak

tonjolan

protoplasma

yang keluar

dari celah

buluh serbuk

sari.

11.02

10 x 40 Tidak terjadi

penambahan

tonjolan

pada celah

lain hanya

terjadi

penambahan

panjang

namun

hampir tidak

keliatan.

11.06

10 x 40 Terjadi

penambahan

panjang

tonjolan

protoplasma

namun

hanya

sedikit.

Page 16: Tana Man Gambas

11.10

10 x 100 Pada

perbesaran

maksimal

tampak

panambahan

panjang

protopalsma.

11.14

10 x 100 Terjadi

penambahan

panjang

protoplasma

Buluh serbuk sari yang mengalami pertumbuhan di tandai

dengan adanya tonjolan protoplasma pada celah serbuk sari

dan terjadi penambahan panjang pada protoplasma tersebut.

Page 17: Tana Man Gambas

Larutan Campuran

Waktu Gambar Buluh Serbuk Sari Perbesaran Keteran

gan

11.20

10 x 40 Terjadi

pertum

buhan

buluh

serbuk

sari,

tampak

adanya

tonjolan

protopl

asma.

11.24

10 x 40 Muncul

tonjolan

protopl

asma

baru

dan

terjadi

penamb

ahan

panjang

protopl

asma.

11.29

10 x 40 Terjadi

penamb

ahan

panjang

protopl

asma,

namun

hanya

sedikit

Page 18: Tana Man Gambas

11.34

10 x 40 Terjadi

penamb

ahan

panjang

protopl

asma,

namun

hanya

sedikit

11.39

10 x 40 Terjadi

penamb

ahan

panjang

protopl

asma.

Media Waktu Jumlah yang

tumbuh

Pada lapang

pandang

Larutan gula 5 x 4” 2 2

Larutan

Campuran 5 x4” 3 3

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan serbuk

sari diantaranya:

� Kualitas serbuk sari dari tanaman

� Kematangan dari serbuk sari, semakin tua serbuk sari maka

pertumbuhannya akan lama

� Waktu pengamatan buluh serbuk sari, semakin lama waktu pengamatan

makan pertumbuhan dari buluh serbuk sari akan terlihat jelas.

Page 19: Tana Man Gambas

Kesimpulan

Dari praktikum pertumbuhan buluh serbuk sari dapat disimpulkan

bahwa pertumbuhan serbuk sari lebih cepat pada larutan Campuran

daripada pada larutan gula. Hal ini disebabkan karena pada larutan

campuran terdapat beberapa senyawa yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan buluh serbuk sari. Senyawa yang terdapat pada larutan

campuran antara lain adalah sukrosa yang berfungsi sebagai nutrisi

buluh serbuk sari, senyawa H3BO3 yang berfungsi untuk sintesis

asam nukleat yang penting untuk pembelahan sel, serta CaNO3

Page 20: Tana Man Gambas

HERBARIUM

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Surabaya

Kolektor : Tri Utami Ningsih 083244025

Nina Nurul Hidayati 083244217

Famili : Cucurbitaceae

Spesies : Luffa acutangula

Nama Daerah : Gambas

Pendeterminasi : Tri Utami Ningsih & Nina Nurul Hidayati

Lokasi : Ladang Desa Setro Kecamatan Menganti, Kabupaten

Gresik

Page 21: Tana Man Gambas

Catatan :

Batang basah, bersegi dan berambut halus. Daun tunggal bulat, berseling,

filotaksis 3

1 , permukaan kasap. Akar tunggang. Bunga tunggal, biseksual,

simetri zygomorf; kelopak 5 sepal, berlekatan, warna hijau kekuningan, bentuk

terompet; mahkota 5 petal, lepas, warna kuning, bentuk bulat telur; benang sari 3

stamen, lepas, tangkai sari : p 0,5 – 1,0 cm, kepala sari : P. 0,5– 0,7 cm warna

kuning, beruang tiga.