127
“TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN SUMBANGAN PUBLIK OLEH PERSEROAN TERBATAS (Studi Kasus. PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk)” Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Nurlia Fikawaty 11140480000135 K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M F A K U L T A S S Y A R I A H D A N H U K U M U N I V E R S I T A S I S L A M N E G E R I S Y A R I F H I D A Y A T U L L A H J A K A R T A 1439 H / 2018 M

“TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

  • Upload
    dokhanh

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

i

“TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN

SUMBANGAN PUBLIK OLEH PERSEROAN TERBATAS

(Studi Kasus. PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk)”

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Nurlia Fikawaty

11140480000135

K O N S E N T R A S I H U K U M B I S N I S

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

F A K U L T A S S Y A R I A H D A N H U K U M

U N I V E R S I T A S I S L A M N E G E R I

S Y A R I F H I D A Y A T U L L A H

J A K A R T A

1439 H / 2018 M

Page 2: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

ii

Page 3: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

iii

Page 4: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

iv

Page 5: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

v

ABSTRAK

NURLIA FIKAWATY. NIM 11140480000135. TANGGUNG JAWAB

PENYELENGGARA PENGUMPULAN SUMBANGAN PUBLIK OLEH

PERSEROAN TERBATAS (Studi Kasus. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk). Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1439 H / 2018 M.

Isi: ix + 68 halaman + 47 halaman lampiran + 3 halaman daftar pustaka.

Permasalahan utama dalam skripsi ini adalah mengenai prosedur

pengumpulan sumbangan, pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan oleh

penyelenggara pengumpulan sumbangan yang khususnya dalam hal ini dilakukan

oleh suatu perseroan terbatas yaitu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk melalui gerai

Alfamart pada Putusan Komisi Informasi Pusat (KIP) Nomor Registrasi

011/III/KIP-PS/2016. Namum PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk ini tidak

melaksanakan tanggungjawabnya sebagaimana mestinya dengan menolak untuk

menyamoaikan informasi kepada publik terkait kegiatan pengelolaan

pengumpulan sumbangan yang telah dilakukannya hingga saat ini.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif

dilakukan dengan cara menelaah dan menginterpretasikan hal-hal yang bersifat

teoritis yang menyangkut asas, konsepsi, doktrin, dan norma hukum yang

berkaitan dengan penyelenggaraan pengumpulan sumbangan.

Kesimpulan dari penelitian, pada dasarnya prosedur pengumpulan

sumbangan yang dilakukan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sudah sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah mendapat perizinan

dari Kementerian Sosial yang mana mempunyai pertanggungjawaban kepada

pihak penerima bantuan dengan memberikan seluruh hasil sumbangan dengan

memastikan hasil sumbangan tersebut dapat tersalurkan dan berguna dengan baik

serta terdapat pula tanggungjawab terhadap para donator sumbangan yang selama

ini telah turut serta dalam membantu PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk melalui

gerai-gerai Alfamart dengan cara memberikan informasi secara berkala kepada

publik baik melalui media massa, cetak maupun online.

Kata Kunci : Tanggungjawab Penyelenggara Sumbangan, Perseroan Terbatas

Pengumpulan Sumbangan Publik, Kesejahteraan Sosial

Pembimbing : Mustolih Sidradj, S.Hi., M.H

Daftar Pustaka : Tahun 1982 Sampai Tahun 2016

Page 6: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan

rahmat-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “TANGGUNG JAWAB

PENYELENGGARA PENGUMPULAN SUMBANGAN PUBLIK OLEH

PERSEROAN TERBATAS (Studi Kasus. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk)” dapat

diselesaikan dengan baik, walaupun terdapat beberapa kendala yang dihadapi saat

proses penyusunan skripsi ini.

Hal ini tidak dapat dicapai tanpa adanya bantuan, dukungan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesimpulan ini, dengan

segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat saya ini mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta beserta para Wakil Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., ketua Program Studi Ilmu Hukum

dan Drs. Abu Thamrin, S.H., M.Hum., sekretaris Program Studi Ilmu Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Mustolih Sidradj, S.Hi., M.H. Dosen pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya. Beserta Segenap Dosen Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Dosen

Program Studi Ilmu Hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang

sangat bermanfaat untuk peneliti.

4. Dr. Yayan Sopyan, SH., M.H. M.Ag, Nur Habibi, SH. M.H, Nur Rohim

Yunus, LL.M, Indra Rahmatullah, S.Hi, M.H, Hidayatulloh, S.Hi., M.H.

Dosen yang selalu membatu selama penulisan skripsi dimulai hingga selesai.

5. Orang tua peneliti yang dengan sangat sabar mendidik peneliti mulai dari lahir

hingga sekarang ini tanpa merasa lelah dan juga selalu memberikan dukungan

baik materiil maupun immaterial serta selalu memberikan doa terhadap

peneliti. Terima kasih juga kepada kakak-kakak dan adik peneliti yang selalu

menyemangati peneliti serta selalu memberikan dukungan kepada peneliti

dalam pembuatan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat yang yang selalu bersama dan menemani peneliti selama

peneliti mengemban dunia pendidikan sejak semester 3 hingga saat ini, Hanifa

Tri Agustina, Masyita Mustika Saryani, Nabila Nur Annisa, Iqlimatul Annisa,

Putri Nur Aini, Adella Farah Fadhillah, Widy Mayunita. Terima kasih selalu

ada dan menyemangati peneliti sejak awal dimulainya penulisan skripsi ini

hingga selesai. Semoga persahabatan kita tidak terputuskan hingga tua nanti.

Page 7: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

vii

7. Keluarga besar Ilmu Hukum angkatan 2014, keluarga Saman Ilmu Hukum

2013, 2014 serta 2015 dan Junior maupun Senior UIN Jakarta khususnya Kak

Wardah Humaira, Kak Rini Sulistyowati yang telah memberikan dorongan

semangat dalam kelancaran dalam penulisan skripsi peneliti.

8. Daffa Albari Naufal yang selalu memberikan semangat serta bantuan kepada

peneliti bahkan sebelum dimulainya penulisan skripsi ini serta telah menjadi

faktor pendukung dalam selesainya skripsi ini.

9. Erma, Titia, Tyas, Ivana, Yunika, Alifia, Indah, Sarah, Galuh yang selalu

mewarnai hidup peneliti dan menyemangati peneliti sejak SMP, SMA sampai

sekarang. Semoga setelah ini kita akan terus memberikan semangat satu sama

lain hingga tua nanti.

10. Semua pihak terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Tidak ada

yang bisa peneliti berikan untuk membalas jasa-jasa kalian kecuali doa dan

ucapan terima kasih. Akhir kata, Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Terima kasih.

Jakarta, 8 Maret 2018

Nurlia Fikawaty

Page 8: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................... ii

PERSETUJUAN BIMBINGAN ..................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7

D. Metode Penelitian ........................................................................ 8

E. Sistematika Penulisan .................................................................. 12

BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI PENYELENGGARA

PENGUMPULAN SUMBANGAN DARI MASYARAKAT

A. Tinjauan Umum Terhadap Perseroan Terbatas .......................... 14

B. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Sebagai Pelaku Usaha ............. 19

C. Regulasi Dalam Kesejahteraan Sosial ........................................ 23

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ........................................... 29

BAB III PERAN PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK SEBAGAI

PENYELENGGARA PENGUMPULAN UANG KEMBALIAN

KONSUMEN

A. Dasar Hukum Penyelenggaraan Sumbangan ............................... 32

B. Prosedur Penyelenggaraan Sumbangan ....................................... 33

C. Perseroan Terbatas Sebagai Penyelenggara Sumbangan ............. 37

D. Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik ............. 38

Page 9: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

ix

BAB IV TANGGUNGJAWAB PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA

TBK SEBAGAI PELAKSANAAN KEGIATAN

PENGUMPULAN DONASI UANG KEMBALIAN KONSUMEN

A. Mekanisme Pendistribusian Hasil Sumbangan

Oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk........................................ 47

B. Tanggungjawab Hukum Penyelenggara Sumbangan ................. 49

C. Analisis Putusan Sengketa Informasi Publik

Oleh Komisi Informasi Pusat Nomor Register

011/III/KIP-PS/2016 .................................................................. 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 66

B. Rekomendasi ............................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69

LAMPIRAN .................................................................................................... 72

Page 10: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam sejarah perkembangan manusia tak terdapat seorangpun

yang hidup menyendiri, terpisah dari kelompok manusia lainnya, kecuali

dalam keadaan terpaksa dan itupun hanyalah untuk sementara waktu.

Sejak dahulu kala pada diri manusia terdapat hasrat untuk berkumpul

dengan sesamanya dalam satu kelompok, hasrat untuk bermasyarakat.1

Maka dari itu sejak dulu hingga sekarang ini manusia selalu hidup

berkelompok, saling membutuhkan satu sama lainnya khususnya dalam

hal perekonomian.

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Undang-

Undang Dasar (UUD) 1945 adalah negara hukum yang mengatur segala

kepentingan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk

diantaranya adalah aspek perekonomian. Negara dalam tatanan hukum

perekonomian diberi landasan kewenangan hukum untuk bertindak dalam

mengatur segala sesuatu yang terkait dengan perekonomian. Dalam aspek

perekonomian ini didalamnya mencakup masalah perdagangan, jual beli,

dan lain sebagainya. Dari kegiatan perdagangan maupun jual beli ini telah

membuktikan bahwa setiap manusia tidak bisa jauh dari hidup

bermasyarakat dan juga saling membutuhkan satu sama lain.

Sesungguhnya peranan hukum dalam konteks ekonomi adalah

menciptakan ekonomi dan pasar yang kompetitif.2 Pengertian ini tidak

terbatas hanya persoalan yang menyangkut hubungan antara hukum dan

kegiatan ekonomi, tetapi didalamnya mencakup substansi tentang

pembagian hasil pembagian ekonomi yang merupakan Hak Asasi

1 CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka,1986), h. 29.

2 Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Kencana), h. 21.

Page 11: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

2

Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini merupakan

pembagian hasil yang didapatkan atau diterima oleh masing-masing

pelaku usaha sebagai penyedia barang dan/atau jasa maupun konsumen

sesuai dengan haknya masing-masing.

Dengan pesatnya pembangunan dan perkembangan perekonomian

nasional saat ini telah menghasilkan variasi produk barang dan/atau jasa

yang dapat dikonsumsi.4 Dengan adanya hal ini membuat banyak orang

yang memilih memanfaatkannya dengan berbisnis untuk mendapatkan

sejumlah keuntungan dengan mendirikan suatu perusahaan-perusahaan

tertentu seperti Perseroan Terbatas.

Istilah Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari dua kata, yakni

perseroan dan terbatas. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri

dari sero-sero atau saham-saham. Kata terbatas merujuk kepada

tanggungjawab pemegang saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai

nominal semua saham yang dimilikinya.5

Dalam melakukan usaha dengan mendirikan suatu perusahaan,

baiknya pelaku usaha harus mempunya iktikad baik dan mengacu kepada

hukum yang berlaku khususnya dalam hukum ekonomi dengan tidak boleh

merugikan orang lain (konsumen). Hal ini telah dijelaskan oleh Subekti. di

dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Hukum Perdata, yaitu tiap

orang adalah merdeka untuk melakukan perusahaan apa saja yang

dikehendaki. Hanya ia harus menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan

yang bertentangan dengan kepatutan dan kejujuran.6

3 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2004), h. 2.

4 Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau Dari Hukum

Acara Serta Kendala Implementasinya, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 1.

5 H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 2, (Jakarta:

Djambatan, 1982), h. 85.

6 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Intermasa, 1989, Cet. 22), h. 193.

Page 12: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

3

Pembangunan perekonomian nasional yang diselenggarakan

berdasarkan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi

yang berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,

serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi telekomunikasi,

dan informatika juga turut mendukung perluasan ruang gerak transaksi

barang dan/atau jasa hingga melintasi batas-batas wilayah suatu negara.7

Dengan adanya kemajuan ini membuat banyak pelaku usaha

memanfaatkannya untuk melakukan pembangunan kesejahteraan sosial

dengan menjadi jasa untuk menampung kehendak baik dari masyarakat

yang ingin menyumbangkan sesuatu dalam kegiatan sosial yang berguna

bagi pembangunan masyarakat adil dan makmur, dengan jalan antara lain

mengumpulkan uang atau barang.

Pengertian kesejahteraan sosial menurut pasal 1 angka 1 Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial adalah

kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Berdasarkan amanat tersebut maka

peran negara adalah menyelenggarakan pelayanan dan pengembangan

kesejahteraan sosial secara terencana, terarah, dan berkelanjutan.

Berkaitan dengan adanya partisipasi masyarakat untuk turut serta

melakukan pembangunan kesejahteraan sosial bersama, dalam hal ini yang

banyak membuat para pelaku usaha menyelenggarakan program

pengumpulan sumbangan. Yang mana cara pengumpulan sumbangannya

salah satunya dengan cara meminta uang kembalian dari masyarakat yang

membeli suatu produk barang dan/atau jasa di perusahaan yang selaku

penyelenggara sumbangan tersebut.

7 Susanti Adi Nugroho, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau Dari Hukum

Acara... h. 1.

Page 13: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

4

Berhubungan dengan hal tersebut maka dalam hal usaha

pengumpulan sumbangan harus bertujuan untuk pembangunan dalam

bidang kesejahteraan sosial, sebagaimana dimaksud dalam pasal 1

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 tentang Pengumpulan Uang atau

Barang (untuk selanjutnya disebut UUPUB) yang mengatakan bahwa yang

diartikan dengan pengumpulan uang atau barang dalam undang-udang ini

ialah setiap usaha mendapatkan uang atau barang untuk pembangunan

dalam bidang kesejahteraan sosial, mental/agama/kerokhanian,

kejasmanian dan bidang kebudayaan.

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi dalam

mewujudkan penyelenggaraan pembangunan kesejahteraan sosial yang

terbuka, salah satunya adalah keterbukaan atau adanya transparansi

mengenai pengumpulan dana dari pihak penyelenggara terhadap pemberi

sumbangan atau juga terhadap masyarakat. Sebagaimana yang telah diatur

dalam pasal 4 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik yang menyatakan bahwa setiap orang

berhak memperoleh informasi publik sesuai dengan ketentuan Undang-

Undang ini. Oleh karena itu hak atas informasi menjadi sangat penting

karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi publik,

penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan.

Di dunia perekonomian Indonesia saat ini, pada kenyataannya

masih terdapat beberapa pelaku usaha yang menyelenggrakan program

pengumpulan sumbangan yang tidak memenuhi tanggungjawabnya karena

tidak adanya transparansi kepada pemberi sumbangannya dengan menolak

untuk memberikan informasi kepada publik mengenai pengelolaan

pengumpulan sumbangan yang telah dilakelolanya selama ini.

Hal ini dilakukan oleh salah satu pelaku usaha yang telah

mendirikan suatu perseroan yang bergerak dibidang ekonomi sebagai

perusahaan yang menjual berbagai produk barang dan/atau jasa yang

menjadi penyelenggara pengumpulan sumbangan yang dikumpulkannya

Page 14: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

5

dari uang-uang kembalian konsumen setelah membeli produk barang

dan/atau jasa darinya.

Menurut Yahya Harahap yang dimaksud dengan Perseroan

Terbuka (Tbk) dalam pasal 1 angka 7 Undang-Undang Perseroan Terbatas

adalah:8

1. Perseroan publik yang telah memenuhi kriteria sebagai perseroan

publik yaitu memiliki pemegang saham sekurangnya 300 orang dan

modal disetor sekurang-kurangnya Rp. 3 miliar, atau

2. Perseroan yang melakukan penawaran umum (public offering) saham

di Bursa Efek. Maksudnya perseroan tersebut menawarkan atau

menjual saham atau efeknya kepada masyarakat luas.

Hanya emiten yang boleh melakukan penawaran umum. Emiten

tersebut adalah pihak yang melakukan Penawaran Umum.9 Seharusnya

pelaku usaha yang merupakan emiten atau perusahaan yang tercatat di

bursa efek serta sahamnya dimiliki oleh publik, seharusnya memberikan

transparansi mengenai penyaluran donasi uang kembalian dari masyarakat

kepada publik. Sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang

menjelaskan bahwa hak memperoleh informasi publik merupakan hak

asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri

penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat

untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik.

Praktek pengalihan uang kembalian konsumen oleh pelaku usaha

termasuk salah satu usaha yang dilakukan oleh pelaku usaha untuk

melakukan pengumpulan sumbangan yang nantinya akan diberikan kepada

yayasan sosial. Akan tetapi seharusnya kegiatan ini dilakukan sesuai

dengan prosedur Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 Tentang

Pengumpulan Uang dan Barang.

8 Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), h. 41.

9 Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas... h. 41.

Page 15: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

6

Menurut peneliti sangat diperlukannya tanggungjawab oleh pihak

penyelenggara pengumpulan sumbangan terdahap konsumen yang telah

memberikan sumbangan agar dapat terpenuhinya hak-hak pemberi

sumbangan dengan baik, benar dan jujur serta diberikan informasi yang

jelas mengenai sumbangan yang telah ia berikan selama ini.

Peneliti menjadikan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk dalam

penulisan skripsi ini sebagai contoh kasus yang keputusannya nanti bisa

dijadikan sebagai yurisprudensi hukum oleh perusahaan-perusahaan lain

yang turut serta berperan sebagai penyelenggara pengumpulan sumbangan.

Selain itu dikarenakan belum adanya aturan yang tuntas maupun lengkap

sehingga dengan ini maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian ini sebagai suatu pengkajian.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian hukum dengan judul: “TANGGUNG JAWAB

PENYELENGGARA PENGUMPULAN SUMBANGAN PUBLIK

OLEH PERSEROAN TERBATAS (Studi Kasus. PT. Sumber Alfaria

Trijaya, Tbk)”

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan

pengelolaan pengumpulan uang dan barang, yaitu:

a. Mengetahui prosedur pengumpulan sumbangan yang dilakukan

oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk sudah memenuhi peraturan

perundang-undangan yang berlaku atau tidak.

b. Hak-hak yang didapatkan oleh pihak pemberi sumbangan maupun

penyelenggara pengumpulan sumbangan.

c. Tanggungjawab hukum yang harus dilakukan oleh pihak

penyelenggara sumbangan.

Page 16: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

7

d. Cara pemberi sumbangan mendapatkan kepastian hukum agar

memperoleh informasi mengenai donasi yang telah diberikannya

kepada pihak pengelola.

e. Perlindungan hukum bagi konsumen untuk mendapatkan haknya

dalam mengetahui informasi penyaluran dana uang kembalian

yang dilakukan oleh pelaku usaha.

2. Pembatasan Masalah

Untuk lebih memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian ini,

maka perlu adanya pembatasan masalah agar dalam praktek penelitian

dan penyusunan secara ilmiah dapat dipahami dengan mudah. Oleh

karena itu, peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti secara

khusus membahas tentang tanggungjawab penyelenggara

pengumpulan sumbangan publik oleh perseroan terbatas dengan

melakukan penelitian kepada PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk.

3. Perumusan Masalah

Agar penelitian ini berjalan dengan baik, maka perlu dibuat

perumusan masalah yang kemudian dibuat pertanyaan penelitian

sebagai berikut :

a. Bagaimana mekanisme pendistribusian hasil sumbangan publik

oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk?

b. Bagaimana tanggungjawab hukum yang harus dilakukan oleh

pihak penyelenggara sumbangan?

c. Bagaimana pertimbangan majelis komisioner Komisi Informasi

Pusat dalam memberikan putusan pada perkara Nomor Register

011/III/KIP-PS/2016?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penulisan berdasarkan permasalahan-

permasalahan sudah ditulis pada rumusan masalah diatas. Sedangkan

secara khusus tujuan penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 17: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

8

a. Untuk mengetahui prosedur penyelenggara pengumpulan

sumbangan yang dilakukan oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk

sudah berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku atau tidak.

b. Untuk mengatahui apa saja tanggungjawab penyelenggara

sumbangan yang seharusnya dilakukan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan ini sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penulisan ini adalah sebagai bahan kajian dan acuan

bagi pengembangan wawasan ilmu hukum pada hukum bisnis

khususnya Hukum Perdata dalam mempelajari mengenai

pengumpulan uang dan barang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan secara mendalam.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi acuan bagi

peneliti lain, sebagai sarana pelatihan, peningkatan wawasan dan

ilmu pengetahuan bagi penulis serta bagi pemerintah dalam

memberikan kebijakan. Penelitian ini juga diharapkan menjadi

masukan bagi praktisi hukum yang bersangkutan dalam

penyelesaian kasus yang serupa dimasa yang akan datang.

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini dibutuhkan data yang akurat, yang

berasal dari studi dokumentasi untuk meyelesaikan persoalan-persoalan

yang ada pada skripsi ini. Oleh karena itu metode penelitian yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:

Page 18: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

9

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yang merupakan

penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung

menggunakan analisis.10

Menggunakan bahan hukum sebagai rujukan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis

normatif. Pendekatan yuridis normatif dilakukan dengan cara

menelaah dan menginterpretasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang

menyangkut asas, konsepsi, doktrin, dan norma hukum yang berkaitan

dengan penyelenggaraan pengumpulan sumbangan.

Pendekatan yuridis disini menekankan dari segi perundang-

undangan dan peraturan-peraturan serta norma-norma hukum yang

relevan dengan permasalahan ini, yang bersumber pada yang

dilakukan dengan melihat kenyataan yang ada dalam praktek yang

menyangkut prosedur dalam pelaksanaan pengumpulan dana untuk

disumbangan kepada yayasan sosial terkait tanggungjawab yang harus

dilakukan oleh pihak penyelenggara.

Pendekatan yuridis normatif mengacu pada peraturan perundang-

undangan dan keputusan pengadilan,11 penelitian hukum normatif

mencakup asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum

dan sinkronisasi hukum serta penelitian terhadap sejarah dan

perbandingan hukum,12 yang mengatur tentang pengumpulan uang dan

barang yang terdapat permasalahan tentang tata cara pengumpulan

dana dengan menelaah kasus sesuai sumber hukum primer berupa

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengumpulan

sumbangan uang donasi yang pada umumnya dan pada khususnya

yaitu Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 Tentang Pengumpulan

10

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian_Kualitatif, Diakses pada 30 Oktober 2017.

11 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2011, cet.Ke-3), h.

142.

12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia (UI-

Press), 2014), h. 51.

Page 19: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

10

Uang atau Barang, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang

Kesejahteraan Sosial, Undang-Undang nomor 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik, sedangkan bahan hukum sekunder,

terdiri dari buku-buku, makalah dan artikel ilmiah yang berhubungan

dengan penulisan skripsi ini.

2. Spesifikasi Masalah

Spesifikasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

deskripstif analisis, yaitu menggambarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan

praktek pelaksanaan hukum positif yang terkait.

Data yang diperoleh dari penelitian, diusahakan memberikan gambaran

atau mengungkapkan berbagai faktor yang dipandang erat

hubungannya dengan gejala-gejala yang diteliti, kemudian akan

dianalisa mengenai penerapan atau pelaksanaan peraturan perundang-

undangan serta ketentuan-ketentuan mengenai pengumpulan

sumbangan yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan meminta uang

kembalian dari pembeli untuk mendapatkan data atau informasi

mengenai pelaksanaan dan tangungjawab yang seharusnya dilakukan

pihak penyelenggara sumbangan.

3. Sumber Data dan Bahan Hukum

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder dalam penelitian hukum merupakan data yang diperoleh

dari hasil penelaahan pustaka atau bahan pustaka yang berkaitan

dengan permasalahan atau materi penelitian yang disebut dengan

bahan hukum.13

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoritatif yang artinya memiliki otoritas. Bahan-bahan hukum

primer meliputi perundang-undangan, catataan-catatan resmi atau

13

Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif

dan Empiris, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 156.

Page 20: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

11

risalah dalam pembuatan perundang-undangan atau putusan-

putusan hukum.14

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum

utama. Bahan hukum yang digunakan dalam tulisan ini adalah:

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 Tentang Pengumpulan

Uang atau Barang, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011

Tentang Kesejahteraan Sosial, Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen, Undang-Undang nomor 14 Tahun 2008

Tentang Keterbukaan Informasi Publik serta Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1980 Tentang Pelaksanaan

Pengumpulan Sumbangan

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang dapat

memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yang

berupa rancangan peraturan perundang-undangan, hasil penelitian,

buku, buku teks, jurnal, media cetak dan media elektronik.15

c. Bahan Non Hukum

Bahan Non Hukum yaitu berupa literatur yang berasal dari non

hukum yang pempunyai relevansi dengan topik penelitian berupa

kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kamus hukum, majalah,

koran, internet, dan lainya.16

4. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Pengumpulan data dalam penulisan penelitian hukum normatif

dilakukan dengan studi pustaka terhadap bahan-bahan hukum maupun

non hukum yang berkaitan dengan topik penelitian. Dilakukan dengan

membaca, melihat, mendengarkan maupun penelusuran lebih lanjut

14

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum... h. 141.

15 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif

dan Empiris, h. 157-158.

16 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum... h. 143.

Page 21: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

12

sehingga mampu memberikan penjelasan terhadap masalah yang

terdapat dalam penelitian ini yang nantinya dapat menyimpulkan

uraian dari bahan-bahan hukum tersebut.17

5. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Teknik pengolahan data yang digunakan penulis adalah dengan

mengelola data sedemikian rupa sehingga data dan bahan hukum

tersebut tersusun secara runtut, sistematis sehingga akan memudahkan

penulis dalam melakukan analisis.18

Pertama, data tersebut diklasifikasikan sesuai pembahasan yang

menjadi fokus penelitian. Kedua, diuraikan dan dijelaskan fokus

penelitian tersebut berdasarkan teori-teori yang sesuai dengan fokus

penelitian. Ketiga, penjelasan tersebut dievaluasi atau dinilai

berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dan pedoman yang digunakan penulis dalam

skripsi ini berdasarkan kaidah-kaidah dan teknik penulisan yang

terdapat dalam “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah Dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun

2017”.

E. Sistematika Penulisan

Untuk menjelaskan isi skripsi secara menyeluruh ke dalam

penulisan yang sistematis dan terstruktur maka skripsi ini penulis susun

dengan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini dijelasakan latar belakang masalah,

perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan

17

Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum... h. 160.

18 Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum… h. 180.

Page 22: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

13

manfaat penulisan, manfaat penulisan, kerangka

konseptual, metode penelitian, sistematika penulisan, dan

daftar pustaka sementara.

BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI

PENYELENGGARA PENGUMPULAN

SUMBANGAN DARI MASYARAKAT

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang

dikemukan oleh sarjana-sarjana hukum dan para ahli

lainnya, kajian pustaka yang didahului kerangka konseptual

serta diakhiri tinjauan (review) kajian terdahulu.

BAB III PERANAN PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK

SEBAGAI PENYELENGGARA PENGUMPULAN

UANG KEMBALIAN KONSUMEN

Dalam bab ini akan menguraikan bagaimana penelitian

dilakukan, yang mengemukakan tentang metode

pendekatan, teknik pengumpulan data, pengambilan

sampel, analisis data.

BAB IV PERTANGGUNGJAWABAN PT SUMBER ALFARIA

TRIJAYA TBK SEBAGAI PELAKSANAAN

KEGIATAN PENGUMPULAN DONASI UANG

KEMBALIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana tanggungjawab

yang dilakukan oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya sebagai

Perseoan Terbatas sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dengan melakukan analisis terhadap

putusan Komisi Informasi Publik (KIP).

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dimana akan disimpulkan

dari pembahasan bab-bab sebelumnya dan juga berisi

rekomendasi.

Page 23: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

14

14

BAB II

PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI PENYELENGGARA

PENGUMPULAN SUMBANGAN DARI MASYARAKAT

A. Teori-Teori Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas merupakan persekutuan yang berbentuk badan

hukum, dimana badan hukum ini disebut dengan “perseroan”. Istilah

perseroan pada perseroan terbatas menunjuk pada cara penentuan modal

pada badan hukum itu yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham dan

istilah terbatas menunjuk pada batas tanggung jawab para persero atau

pemegang saham, yaitu hanya sebatas pada jumlah nilai nominal dari

semua saham-saham yang dimiliki.1

Istilah Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari dua kata, yakni

perseroan dan terbatas. Perseroan merujuk kepada modal PT yang terdiri

dari sero-sero atau saham-saham. Kata terbatas merujuk kepada

tanggungjawab pemegang saham yang luasnya hanya terbatas pada nilai

nominal semua saham yang dimilikinya.2

Pada umumnya, orang berpendapat bahwa PT adalah suatu bentuk

perseroan yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan modal

perseroan tertentu yang terbagi atas saham-saham, dan para pemegang

saham ikut serta dengan mengambil satu saham atau lebih dan melakukan

perbuatan-perbuatan hukum yang dibuat oleh nama bersama, dengan tidak

bertanggung jawab sendiri untuk persetujuan perseroan itu3

Perseroan Terbatas merupakan badan hukum (legal entity), yaitu

badan hukum “mandiri” (persona standi in judicio) yang memiliki sifat

1 C.S.T Kansil dan Christine, Pokok-Pokok Hukum Perseroan Terbatas Tahun 1995,

(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), h. 31.

2 H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 2, (Jakarta:

Djambatan, 1982), h. 85.

3 Farida Hasyim, Hukum Dagang, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), h. 147.

Page 24: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

15

dan ciri kualitas yang berbeda dari bentuk usaha yang lain, yang dikenal

sebagai karakteristik suatu PT yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai asosiasi modal.

2. Kekayaan dan utang PT adalah terpisah dari kekayaan dan utang

Pemegang Saham.

3. Pemegang Saham:

a. Bertanggung jawab hanya pada apa yang disetorkan, atau tanggung

jawab terbatas (limited liability).

b. Tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan (PT) melebihi

nilai saham yang telah diambilnya.

c. Tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat

atas nama perseroan.

4. Adanya pemisahan fungsi antara Pemegang Saham dan Pengurus atau

Direksi.

5. Memiliki Komisaris yang berfungsi sebagai pengawas.

6. Kekuasaan tertinggi berada pada Rapat Umum Pemegang Saham atau

RUPS.4

Perseroan Terbatas merupakan bentuk yang begitu popular dari

semua usaha bisnis. Perseroan Terbatas masuk ke dalam ranah Hukum

Perusahaan yang mana penjelasan resmi tentang definisi perusahaan tidak

diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.5 Pengaturan tentang

Perseroan Tebatas semula diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang. Akan tetapi, ketentuan tentang perseroan terbatas dalam kitab ini

kemudian tidak berlaku lagi setelah adanya Undang-Undang Perseroan

Terbatas yang merupakan undang-undang khusus yang mengatur tentang

perseroan terbatas.6 Namun demikian dari ketentuan-ketentuan Pasal 36,

4 I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Undang-Undang dan Peraturan Pelaksanaan di

Bidang Usaha, (Jakarta: Kesaint Blanc, 2005), h. 142-143.

5 C.S.T Kansil dan Cristine, Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam Ekonomi),

(Jakarta: Pradnya Paramita, 2001), h. 67.

6 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005), h. 36.

Page 25: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

16

40, 42 dan 45 KUHD akan didapati pengertian perseroan terbatas. Dalam

pasal-pasal tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat membentuk

badan usaha menjadi perseroan terbatas. Unsur-unsur tersebut disimpulkan

sebagai berikut:7

1. Adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing

persero (pemegang saham), dengan tujuan untuk membentuk sejumlah

dana sebagai jaminan bagi semua perikatan perseroan;

2. Adanya persero yang tanggung jawabnya terbatas pada jumlah

nominal saham yang dimilikinya;

3. Adanya pengurus (Direksi) dan Komisaris yang merupakan satu

kesatuan pengurusan dan pengawasan terhadap perseroan dan

tanggung jawabnya terbatas pada tugasnya.

Sedangkan apabila dilihat secara yuridis, pengertian mengenai

perseoan terbatas telah diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-

Undang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa perseroan terbatas

adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar

yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.8

Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi (akta

yang dibuat oleh notaris) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari

perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain.

Akta ini harus disahkan oleh menteri kehakiman. Setelah mendapat

pengesahan perseroan terbatas harus didaftarkan ke Pengadilan Negeri dan

selanjutnya diumumkan di Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).9

Jika semua persyaratan terpenuhi oleh para pendiri maka perseroan

7 C.S.T Kansil dan Christine, Pokok-Pokok Hukum Perseroan Terbatas Tahun 1995, h. 30.

8 Dr. Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan Tentang Prseroan Terbatas, (Bandung:

Nuansa Aulia, 2006), h. 15-16.

9 Farida Hasyim, Hukum Dagang… h. 151.

Page 26: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

17

terbatas menjadi Badan Hukum. Apabila Perseroan Terbatas sudah

menjadi badan hukum maka keberadaan PT dalam lalu lintas hukum

diakui sebagai subjek hukum, artinya PT dapat menuntut dan dituntut di

muka pengadilan.10

Dalam hal ini badan usaha yang berupa Perseroan

Terbatas (PT) dinilai penting bagi para pelaku usaha, selain melegalkan

perusahaan juga bisa mempermudah berbagai perizinan dalam berbagai

kegiatan usaha.

Pada umumnya orang berpendapat bahwa PT adalah suatu bentuk

perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan

modal perseroan tertentu yang terbagi atas saham-saham, dalam mana para

pemegang saham (persero) ikut serta mengambil satu saham atau lebih dan

melakukan perbuatan-perbuatan hukum dibuat oleh nama bersama, dengsn

tidak bertanggung jawab sendiri untuk persetujuan-persetujuan perseroan

itu (dengan tanggung jawab yang semata-mata terbatas pada modal yang

mereka setorkan).11

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang

Perseroan Terbatas menyatakan bahwa Perseroan harus mempunyai

maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan atau

kesusilaan. Berdasarkan ketentuan ini, setiap perseroan harus mempunyai

“maksud dan tujuan” serta kegiatan usaha yang jelas dan tegas. Dalam

pengkajian hukum, disebut “klausul objek”. Perseroan yang tidak

mencantumkan dengan jelas dan tegas apa maksud dan tujuan serta

kegiatan usahanya, dianggap cacat hukum (legal defect), sehingga

keberadaannya tidak valid (invalidate).

Tujuan tertentu dari suatu perseroan terbatas dapat diketahui di

dalam anggaran dasarnya sebagaimana ditentukan dalam Pasal 12 huruf b

Undang-Undang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa anggaran

10

Farida Hasyim, Hukum Dagang… h. 152.

11 C.S.T Kansil dan Christine, Pokok-Pokok Hukum Perseroan Terbatas… h. 31.

Page 27: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

18

dasar memuat sekurang-kurangnya: maksud dan tujuan serta kegiatan

usaha perseroan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Bahkan dari namanya dapat diketahui bahwa pemakaian nama

perseroan dapat mencerminkan tujuan pokok dari perseroan, misalnya PT

Bank Pembangunan Indonesia (PT Bapindo). Dilihat dari namanya sudah

dapat diketahui bahwa PT Bapindo bergerak di bidang perbankan. Tujuan

perseroan bukan merupakan tujuan atau kepentingan pribadi dari satu atau

beberapa orang peseronya dan perjuangan untuk mencapai tujuan itu

dilakukan oleh organ perseroan yang disebut Direksi. Jadi, jelas bahwa

unsur mempunyai tujuan tertentu yang terdapat dalam badan hukum

dipunyai juga oleh perseroan terbatas.12

Pencantuman maksud dan tujuan serta kegiatan usaha dalam

anggaran dasar, dilakukan bersamaan pada saat pembuatan akta pendirian.

Hal itu sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2007 Tetang Perseroan Terbatas yang menggariskan, Akta

Pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain yang berhubungan

dengan perseroan

Pencantuman maksud dan tujuan serta kegiatan usaha dalam

anggaran dasar bersifat hukum memaksa. Pencantuman maksud dan tujuan

serta kegiatam usaha dalam anggaran dasar perseroan memegang peranan

“fungsi prinsipil” (principle function). Dikatakan memegang peranan

fungsi prinsipil karena pencantuman itu dalam anggaran dasar merupakan

“landasan hukum” (legal foundation) bagi “Pengurus” perseroan, dalam

hal ini Direksi dalam melaksanakan pengurusan dan pengelolaan kegiatan

usaha perseroan. Sehingga pada setiap transaksi atau kontrak yang mereka

lakukan tidak menyimpang atau keluar maupun melampaui dari maksud

dan tujuan, serta kegiatan yang ditentukan dalam anggaran dasar.

Selain itu tujuan dengan didirikannya Perusahaan Perseroan adalah

untuk mengejar keuntungan. Hal ini berarti perusahaan tersebut harus

12 Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, h.

30.

Page 28: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

19

dikelola berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang modern.

Artinya, perusahaan harus menganut transparansi, akuntabel dan

dijalankan secara professional. Untuk itu, kapasitas para pengelolanya

sangat dituntut mempunyai integritas yang dapat dinilai kinerjanya.13

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Pasal 12 Undang-

Undang BUMN, maksud dan tujuan pendirian Persero adalah sebagai

berikut:

1. Menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya

saing kuat. Baik dipasar dalam negeri Mupun internasional.

2. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.14

B. PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Sebagai Pelaku Usaha

1. Sejarah berdirinya PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk

Sejarah Alfamart dimulai pada tahun 1989 oleh Djoko Susanto

dan keluarga. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart/Perseroan),

mengawali usahanya dibidang perdagangan dan distribusi, kemudian

pada 1999 mulai memasuki sector minimarket. Ekspansi secara

eksponensial dimulai Perseroan pada tahun 2002 dengan mengakuisisi

141 gerai Alfaminimart dan membawa nama baru “Alfamart”.

Tahun 2015 Perseroan telah mengoperasikan 11.115 gerai,

dimana 37,6% di wilayah Jabodetabek, 37,1% berada di Pulau Jawa

(Non Jabodetabek), dan 25,3% di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,

Bali dan Lombok. Pembukaan gerai baru pada tahun 2005 mencapai

1.254 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sejalan dengan fokus Perseroan untuk mengembangkan pasar

di luar Jabodetabek, pada tahun 2015 dari total gerai baru yang dibuka

lebih dari 70% berada di wilayah Jawa (Non Jabodetabek) dan Luar

Jawa. Dari kepemilikan, 81,7% merupakan gerai baru Perseroan dan

13

Dr. Sentosa Sembiring, Hukum Perusahaan… h. 67.

14 Farida Hasyim, Hukum Dagang… h. 164.

Page 29: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

20

18,3% merupakan gerai baru franchise, sehingga sampai dengan akhir

2015, total gerai franchise mencapai 3.152 gerai atau 28,4% dari total

gerai yang dikelola.15

Sedangkan pada tahun 2016 Alfamart merupakan salah satu

yang terdepan dalam usaha ritel, dengan melayani lebih dari 3,8 juta

pelanggan setiap hatinya di lebih dari 12.300 gerai dan 32 gudang yang

tersebar di Indonesia.16

Alfamart menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dengan

harga yang terjangkau, tempat berbelanja yang nyaman, serta lokasi

yang mudah dijangkau. Didukung lebih dari 100.000 karyawan

menjadikan Alfamart sebagai salah satu pembuka lapangan kerja

terbesar di Indonesia.

Sebagai “Toko Komunitas”, Alfamart senantiasa berupaya

memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar melalui program

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang berkesinambungan. Melalui

paying program Alfamart Sahabat Indonesia dengan 6 pilar kegiatan

Alfamart Sport, Clean & Green, Smart, SME’s, Vaganza dan Care,

Perseroan berupaya untuk memberikan nilai tambah dalam berbagai

aspek masyarakat.

Alfamart telah menerima penghargaan dari berbagai institusi

yang terpercaya, di antaranya; Top Brand Award 2008-2016, Indonesia

Best Brand Award 2008-2016, Indonesia Most Admired Company

2009-2016, Digital Marketing Award 2012-2016, Social Media Award

2016, Indonesia Public Relations Awards and Summit 2016, Waralaba

Indonesia 2016 untuk Kategori Waralaba Global, Employer Brand

Award 2016 untuk Kategori Asia Best Employer Brand Award serta

Rekor MURI untuk Jaringan Toko Virtual 3D Pertama di Indonesia.

15

Laporan Tahunan Annual Report, PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, 2015, h. 66.

16 Laporan Tahunan Annual Report, PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, 2016, h. 29.

Page 30: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

21

Adapun visi PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk yaitu menjadi

distribusi ritel termuka yang dimiliki oleh masyarakat luas,

berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan

kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara

global. Sedangkan misinya antara lain:

a. Memberikan kepuasan kepada pelanggan/konsumen dengan

berfokus pada produk pelayanan yang berkualitas unggul.

b. Selalu menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dilakukan dan

selalu menegakkan tingkah laku/etika bisnis yang tinggi.

c. Ikut berpartisipasi dalam membangun negara dengan cara

menumbuh-kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.

d. Membangun organisasi global yang terpercaya, sehat dan terus

bertumbuh dan bermanfaat bagi para pelanggan, pemasok,

karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.

2. Tata Kelola Perusahaan

Perseroan bertekad untuk senantiasa menerapkan, menelaah

dan memperbaiki implementasi prinsip-prinsip Good Corporate

Governance (GCG) secara konsisten di seluruh lini organisasi dan

usaha. Upaya ini bertujuan untuk mendorong sinergi dan melindungi

seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan keberlanjutan

usaha pereroan di masa yang akan datang.

Penerapan prinsip-prinsip ini secara konsisten di seluruh aspek

bisnis akan menciptakan proses dan struktur yang baik dalam mengabil

keputusan untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan,

menciptakan hubungan harmonis antara perseroan, dengan para

pemangku kepentingan, serta meningkatkan kepercayaan investor. Hal

ini menjadi salah satu factor kunci perseroan untuk mencapai visi dan

misi perseroan.

Demikian juga upaya internalisasi prinsip-prinsip Good

Corporate Governance (GCG) di seluruh lini bisnis perseroan

dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai Good Corporate Governance

Page 31: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

22

(GCG) dalam seluruh proses bisnis. Perseroan juga secara berkala

mengadakan kegiatan yang bertujuan memberikan informasi kepada

pemangku kepentingan mengenai kinerja operasional, laporan

keuangan, pencapaian dan aksi korporasi perseroan.

Sejauh ini manajemen perseroan berkeyakinan bahwa prinsip-

prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan melakukan

transparansi, tanggung jawab, independensi, kesetaraan dan kewajaran

termasuk pengendalian internal yang diterapkan perseroan telah

memadai. Namun demikian manajemen akan senantiasa melakukan

penelaahan dan perbaikan kualitas penerapan prinsip-prinsip yang

telah dilakukan ini.

Mekanisme hubungan tata kelola perseroan mengacu kepada

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

dan Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan mempunyai 3 (tiga) organ

pokok korporasi, yaitu:

a. RUPS;

b. Dewan Komisaris;

c. Direksi.

Setiap organ perseroan memiliki tugas dan wewenang masing-

masing dimana RUPS merupakan organ tertinggi dalam hubungan tata

kelola perseroan. RUPS merupakan wadah bagi pemegang saham

untuk mengambil keputusan penting yang berkaitan dengan

pengelolaan perseroan dan memperhatikan anggaran dasar serta

ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

Dewan komisaris melakukan pengawasan yang memadai

terhadap pengelolaan yang dilakukan Direksi. Direksi menjalankan

pengurusan pengelolaan perseroan. Sesuai dengan maksud dan tujuan

pendiriannya. Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi memiliki

Page 32: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

23

pemahaman dan kompetensi yang memadai untuk membuat keputusan

secara independen dan mendorong peningkatan kinerja perseroan.17

C. Regulasi Dalam Kesejahteraan Sosial

Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang

Kesejahteraan Sosial menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah

kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga

negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Rumusan tersebut menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai

suatu keadaan dimana digambarkan secara ideal adalah suatu tatanan (tata

kehidupan) yang meliputi kehidupan material maupun spiritual, dengan

tidak menempatkan satu aspek lebih penting dari yang lainnya, tetapi lebih

mencoba melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik

keseimbangan yang dimaksud adalah keseimbangan antara aspek sosial,

material, dan spiritual.18

Sedangkan dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Kesejahteraan Sosial yaitu kegiatan-kegiatan yang terorganisir yang

bertujuan untuk membantu individu dan masyarakat guna memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras

dengan kepentingan keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini menunjukkan

kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga

pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi

atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial,

peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat.19

17

Laporan Tahunan Annual Report, PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, 2016, h. 106-107.

18 Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial,

dan Kajian Pembagunan), (Jakarta: Rajawali Pres, 2015), h. 23.

19 Edi Suharto, Analisis Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 34.

Page 33: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

24

Kesejahteraan sosial di negara-negara maju disebut bantuan sosial

(social assistance) dan jaminan sosial (social insurance), yang

diselenggarakan oleh negara terutama untuk kaum yang kurang beruntung

(disadvantaged groups). Sedangkan di Indonesia kesejahteraan sosial

sering dipandang sebagai tujuan atau kondisi kehidupan yang sejahtera

yakni terpenuhinya kebutuhan pokok manusia. Akan tetapi dalam konteks

yang sangat luas kesejahteraan sosial banyak diinterpretasikan bermacam-

macam arti dan makna. Pemaknaan yang luas tentang kesejahteraan sosial

tidak dapat disalahkan karena pembahasan kesejahteraan sosial memiliki

berbagai ruang lingkup.

Dalam buku Kesejahteraan Sosial karya Isbandi Rukminto telah

dijelaskan definisi kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi dalam suatu

masyarakat menurut sudut pandang dari James Midgley yaitu suatu

keadaan atau kondisi kehidupan manusia yang tercipta ketika berbagai

permaalahan sosial dapat dikelola dengan baik; ketika kebutuhan manusia

dapat terpenuhi dan ketika kesempatan sosial dapat dimaksimalisasikan.20

Dalam kaitan dengan definisi Ilmu Kesejahteraan Sosial, pada

dasarnya ilmu kesejahteraan sosial merupakan suatu ilmu yang mencoba

mengembangkan pemikiran, strategi, dan teknik untuk meningkatkan

derajat kesejahteraan suatu masyarakat. Sedangkan bila melihat pada

pengertian Kesejahteraan Sosial yang dikemukakan oleh Midgley diatas,

maka Ilmu Kesejahteraan Sosial dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu

terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta

metodologi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hidup

(kondisi) masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial;

pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat; dan pemaksimalan kesempatan

anggota masyarakat untuk berkembang (termasuk di dalamnya

kesempatan bekerja dan berpartisipasi dalam pembangunan).21

20

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial, dan Kajian Pembagunan), h. 23.

21 Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial… h. 23-24.

Page 34: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

25

Kesejahteraan sosial bisa dipandang sebagai ilmu atau disiplin

akademis yang mempelajari kebijakan sosial, pekerjaan sosial, dan

pelayanan-pelayanan sosial. Seperti halnya Sosiologi, psikologi,

Antropologi, Ekonomi, Politik, Studi Kependudukan, dan Pekerjaan

Sosial, ilmu kesejahteraan sosial berupaya mengembangkan basis

pengetahuannya untuk mengidentifikasi masalah sosial, penyebabnya, dan

strategi penanggulangannya.

Di Indonesia, bidang kesejahteraan sosial dalam arti sempit sering

diidentikkan dengan bidang-bidang yang ditangani oleh Kementerian

Sosial. Sedangkan untuk bidang kesejahteraan sosial dalam arti luas sering

kali diidentikkan dengan bidang yang terkait dengan kesejahteraan rakyat

yang meliputi berbagai Kementerian, seperti Kementerian Dalam Negeri,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial,

Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif,

Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pemuda

dan Olahraga, serta Kementerian Perumahan Rakyat.22

Perhatian pemerintah dan masyarakat secara umum terhadap

perlunya standar kehidupan yang lebih baik, telah mendorong

terbentuknya berbagai layanan sosial. Layanan sosial (social services) itu

sendiri, pada dasarnya merupakan suatu program ataupun kegiatan yang

didesain secara konkret untuk menjawab masalah, kebutuhan masyarakat

ataupun meningkatkan taraf hidup masyarakat. Layanan sosial itu sendiri

dapat ditujukan pada individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam

komunitas, ataupun komunitas sebagai suatu kesatuan. Dengan hal ini,

dapat diketahui bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kondisi

kehidupan yang diharapkan masyarakat tidak dapat terwujud bila tidak

dikembangkan usaha kesejahteraan sosial, baik oleh pihak pemerintah,

22

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial… h. 90-91.

Page 35: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

26

organisasi nonpemerintah, maupun dunia usaha. Karena itu berjalan atau

tidaknya suatu usaha kesejahteraan sosial sangat dipengaruhi oleh

organisasi yang menyediakan usaha kesejahteraan sosial tersebut.

Organisasi yang menyediakan layanan sosial ini, dalam perspektif yang

lebih luas sering kali disebut dengan nama oganisasi pelayanan

kemanusiaan (human service organizations atau sering kali disingkat

dengan sebutan HSO). HSO mempunyai lingkup yang lebih luas dari

organisasi sosial yang dikenal di Indonesia. Karena HSO bisa merupakan

organisasi pemerintah, nonpemerintah maupun pihak swasta yang

memperhatikan dengan masalah-masalah sosial dengan masalah

kesejahteran sosial dalam arti sempit seperti masalah yang terkait dengan

prostitusi, anak jalanan, tuna netra, tuna rungu, dan tuna grahita.23

Selain motif organisasi dalam mengembangkan usaha

kesejahteraan sosial. Jenis layanan kesejahteraan sosial yang ditawarkan

ke masyarakat dapat berupa:

1. Layanan yang langsung ditujukan ke kelompok (komunitas) sasaran

yang dikenal dengan nama Direct Services. Misalnya saja, suatu

lembaga pelayanan masyarakat (human service organizations)

mengembangkan program pengembangan modal usaha dan berbagai

macam model pemberian bantuan keuangan untuk komunitas (income

generating activities), program bea siswa untuk anak yang tidak

mampu, dan sebagainya. Disini, semua layanan yang dilakukan oleh

lembaga ditujukan langsung pada komunitas sasaran.

2. Layanan yang tidak langsung diarahkan pada komunitas sasaran, tetapi

bantuan diberikan pada lembaga yang mempunyai program langsung

ke komunitas sasaran. Bentuk layanan seperti ini dikenal dengan nama

Indirect Services.

Jenis layanan sosial dijalankan oleh suatu organisasi pelayanan

kemanusiaan guna meningkatkan derajat kesejahteraan (taraf hidup)

23

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial… h. 107-108.

Page 36: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

27

masyarakat. Dalam melakukan perubahan di masyarakat, organisasi

pelayanan kemanusiaan dapat melakukannya secara langsung ke

komunitas sasaran ataupun melakukan secara tidak langsung, yaitu dengan

cara menjadi lembaga donor (donor agency) bagi lembaga yang

mempunyai program pelayanan langsung ke masyarakat.

Selain itu terdapat pula peraturan khusus yang dikeluarkan oleh

pemerintah untuk mendukung terjalinnya hubungan yang serasi, seimbang,

sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, budaya masyarakat setempat,

untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungannya yang mana

merupakan teori regulasi.24

Regulasi umumnya diasumsikan untuk

dirancang dan dioperasikan demi kepentingan industri yang ada. Tujuan

sosial dalam regulasi mencakup kewajaran laporan keuangan,

keseimbangan informasi yang disajikan (Information Symmetry), dan

perlindungan terhadap para investor.

Dalam hal regulasi, teori ini terbagi menjadi Teori Regulasi

Ketertarikan Publik (The Public Interest Theory) dan Teori Ketertarikan

Kelompok (The Interest Group Theory), dalam hal ini terkait dengan Teori

Regulasi Ketertarikan Publik (The Public Interest Theory) yang

menjelaskan bahwa regulasi terjadi karena tuntutan publik dan muncul

sebagai koreksi atas kegagalan pasar. Kegagalan pasar terjadi karena

adanya alokasi informasi yang belum optimal dan ini dapat disebabkan

oleh:

1. Keengganan perusahaan mengungkapkan informasi;

2. Adanya penyelewengan informasi, dan

3. Penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya.

Dalam teori ini, sentral otoritas juga disebut regulator dan

diasumsikan bahwa masyarakat memiliki kepentingan terbesar pada

informasi akuntansi. Regulator berusaha untuk melakukan pengaturan

24

http://id.wikipedia.org/wiki/teori_regulasi, Diakses pada 15 Desember 2017.

Page 37: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

28

dengan sebaik mungkin karena akan memaksimalkan kesejahteraan sosial.

Dalam penerapannya teori kepentingan publik ternyata memiliki masalah

sehingga teori ini dikatakan memiliki masalah implementasi karena sulit

menentukan berapa jumlah regulasi yang sesuai. Penentuan jumlah

regulasi merupakan sesuatu yang sulit dilakukan untuk komoditas seperti

informasi. Masalah yang lebih sulit terletak pada motivasi dari regulator

itu sendiri. Harus disadari bahwa sangat sulit untuk memonitor operasi

regulator dan kekuatan publik untuk memaksa regulator beroperasi demi

kepentingan publik adalah lemah. Kelemahan tersebut juga akan

menimbulkan kemungkinan bahwa badan ini akan beroperasi untuk

kepentingan pribadi dan tidak untuk kepentingan umum.

Terdapat 3 tujuan utama yang terkait dengan kesejahteraan sosial

(yang pada umumnya berhubungan dengan upaya memperoleh sumber

daya yang terbatas):25

1. Tujuan yang bersifat kemanusiaan dan keadilan sosial (humanitarian

and social justice goals)

Berdasarkan tujuan ini, usaha kesejahteraan sosial banyak diarahkan

pada upaya pengidentifikasikan kelompok yang paling tidak mendapat

perhatian, kelompok yang paling diterlantarkan, kelompok yang paling

tergantung terhadap pihak lain, kelompok yang kurang diuntungkan

ataupun kelompok yang tidak mampu menolong dirinya sendiri, dan

menjadikan mereka kelompok sasaran dalam kaitannya dengan upaya

menjembatani sumber daya yang langka. Usaha kesejahteraan sosial

menjadikan mereka sebagai kelompok sasaran dalam upaya

menjembatani kelangkaan sumber daya yang mereka (kelompok

sasaran) miliki yang mana hal ini berasal dari keyakinan bahwa setiap

manusia mempunyai hak untuk mengembangkan potensi yang mereka

masing-masing secara menyeluruh tanpa terkecuali.

25

Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial… h. 108.

Page 38: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

29

2. Tujuan yang berkaitan dengan pengendalian sosial (social control

goal)

Tujuan ini berdasarkan pemahaman bahwa kelompok yang tidak

diuntungkan, kekurangan, ataupun tidak terpenuhinya kebutuhannya

akan dapat melakukan serangan ataupun menjadi ancaman (baik secara

individu atau kelompok) terhadap masyarakat (terutama masyarakat

yang sudah mapan). Oleh karena itu kelompok masyarakat tersebut

harus berupaya untuk mengamankan diri mereka dari sesuatu yang

dapat mengancam kehidupan, pemilikan, maupun stabilitas politik

yang sudah berjalan. Ancaman seperti ini biasanya dimunculkan oleh

kelompok yang kurang mempunyai kesempatan dan sumber daya

untuk mendapatkan taraf hidup yang memadai. Usaha kesejahteraan

sosial yang diberikan pada pelaku kejahatan baik remaja maupun

dewasa merupakan salah satu perwujudan dari tujuan pengendalian

sosial dari kesejahteraan sosial.

3. Tujuan yang terkait dengan pembangunan ekonomi (Economic

Development Goal)

Tujuan pembangunan ekonomi memprioritaskan pada program-

program yang dirancang untuk meningkatkan produksi barang dan jasa

serta pelayanan yang diberikan, ataupun berbagai sumber daya lain

yang dapat menunjang serta memberikan sumbangan terhadap

pembangunan ekonomi.

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam menjaga keaslian judul peneliti ajukan dalam proposal

skripsi ini perlu kiranya penulis lampirkan juga beberapa rujukan yang

menjadi bahan pertimbangan. Antara lain:

1. Skripsi yang berjudul: “Perlindungan Konsumen Terhadap Uang

Kembalian Yang Dijadikan Uang Donasi Ditinjau Dari Undang-

Undang Nomor. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen”.

Karya Anisa Munawaroh (10/304832/HK/18563), Fakultas Hukum

Page 39: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

30

Universitas Gadjah Mada, 2015. Skripsi ini membahas tentang

permintaan uang kembalian yang jumlahnya relatif sangat kecil dan

tidak bisa dikembalikan dalam traksaksi jual beli serta lebih membahas

mengenai perbuatan yang dilakukan oleh pelaku usaha atas pengalihan

uang kembalian menjadi uang donasi sudah sesuai atau tidak dengan

peraturan perundang-undangan yang telah diatur dalam Undang-

Undang Nomor. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan

peraturan perundang-udangan lainnya yang terkait. Namun dari

penelitian yang peneliti lakukan lebih mengarah kepada

tanggungjawab penyelenggara pengumpulan sumbangan oleh

perseroan terbatas terkait pengalihan uang kembalian konsumennya.

Yang mana seharusnya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Skripsi yang berjudul: “Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah Terhadap

Praktek Pengalihan Sisa Uang Pembeli Dalam Transaksi Jual Beli Di

Toko Arafah Cirebon”. Karya Muhimmatus Salamah (14112210099),

Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri

Syekh Nurjati Cirebon, 2015. Skripsi ini membahas tentang pengalihan

sisa-sisa uang kembalian dari pembeli yang dirasa merugikan pembeli

dikarenakan tidak adanya pengembalian yang didapatkan oleh pembeli

secara utuh khususnya perbuatan ini dilakukan oleh pihak Toko Arafah

Cirebon yang menerapkan sisa uang pembeli yang dialihkan kedalam

dana donasi atau dapat juga diganti dengan permen sebagai pengganti

uang kembaliannya. Dari hal ini, Muhimmatus Salamah melakukan

analisa dari sudut pandang hukum ekonomi syariah dalam hal

pengalihan uang kembalian menjadi uang donasi dan juga pengalihan

uang kembalian menjadi permen, apakah kedua hal tersebut sudah

sesuai dengan perspektif hukum ekonomi syariah atau tidak. Akan

tetapi, peneliti lebih membuat penelitian yang mengacu pada ketentuan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 Tentang Pengumpulan Uang

atau barang.

Page 40: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

31

3. Buku dengan judul “Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial,

Pembangunan Sosial, dan Kajian Pembangunan”. Karya Isbandi

Rukminto Adi. Buku ini membahas mengenai kesejahteraan sosial,

dalam pembangunan sosial yang ditujukan untuk mendapatkan titik

keseimbangan dalam kesejahteraan sosial.akan tetapi lebih fokus

dalam membahas terkait ilmu-ilmu dalam kesejahteraan sosial. Ada

perbedaan dari skripsi yang peneliti lakukan, yaitu dalam penelitian

yang peneliti lakukan terkait tanggungjawab dari perseroan terbatas

sebagai pengelola dalam membantu peningkatan kesejahteraan sosial.

4. Jurnal dengan judul “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Corporate Social

Responsibility in Public Welfare Enhancement)”. Karya Ratih

Probosiwi, 2016. Jurnal ini membahas menganai tanggung jawab

sosial perusahaan (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat

membuat peningkatan dalam kesejahteraan masyarakat. Hal ini

dikarenakan CSR menjadi salah satu alternatif pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan melalui

berbagai macam program yang ditawarkan oleh perusahaan, maka

masalah sosial masyarakat dapat teratasi terutama peningkatan

ekonomi dan masalah pendidikan. Jurnal ini mengambil contoh dengan

membahas salah satu perusahaan yaitu PT HM Sampoerna, Tbk yang

mulai menerapkan CSR dalam kegiatan usahanya. Dari jurnal ini, ada

beberapa persamaan yang dibahas oleh peneliti yaitu menganai

peningkatan kesejahteraan sosial. Akan tetapi, peneliti lebih

memfokuskan untuk melakukan penelitian kepada perusahaan yang

melakukan pengelolaan uang masyarakat khususnya dalam bentuk

praktek pengalihan uang kembalian konsumen yang nantinya akan

didonasikan kepada yayasan sosial.

Page 41: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

32

BAB III

PERAN PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK SEBAGAI

PENYELENGGARA PENGUMPULAN UANG KEMBALIAN

KONSUMEN

A. Dasar Hukum Penyelenggaraan Sumbangan

Secara umum pengumpulan sumbangan merupakan usaha untuk

mendapatkan uang atau barang untuk pembangunan dalam bidang

pendidikan dan juga kesejahteraan terhadap masyarakat. Dalam Pasal 1

angka 3 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1980 Tentang

Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan menjelaskan pengertian terkait

pengumpulan sumbangan bahwa pengumpulan sumbangan adalah setiap

usaha mendapatkan uang atau barang untuk pembangunan dalam bidang

kesejahteraan sosial, mental/agama/kerokhanian, kejasmanian, pendidikan

dan bidang kebudayaan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 1961 Tentang Pengumpulan Uang atau Barang.

Dari penjelasan mengenai pengumpulan sumbangan diatas, maka

dasar hukum terkait pengumpulan sumbangan yaitu sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 Tentang Pengumpulan Uang

atau Barang.

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Kesejahteraan Sosial.

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1980 Tentang Pelaksanaan

Pengumpulan Sumbangan Sosial.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Tata Cara

Pengumpulan dan Penggunaan Sumbangan Masyarakat Bagi

Penanganan Fakir Miskin.

6. Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 56/HUK/1996

Tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan oleh Masyarakat.

32

Page 42: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

33

B. Prosedur Penyelenggaraan Sumbangan

Ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan oleh

seseorang/lembaga/organisasi kemasyarakatan untuk memperoleh izin

sebagai penyelenggara sumbangan. Pengumpulan sumbangan tersebut

harus dilaksanakan berdasarkan izin dari Pejabat yang berwenang.

Pejabat yang berwenang memberikan izin pengumpulan

sumbangan ialah:

1. Menteri Kesejahteraan Sosial, setelah mendengar pendapat Panitia

Pertimbangan yang diangkat olehnya dan terdiri dari sekurang-

kurangnya 5 orang anggota, apabila pengumpulan itu diselenggarakan

dalam seluruh wilayah Negara atau melampui Daerah tingkat I atau

untuk menyelenggarakan/membantu suatu usaha sosial diluar negeri;

2. Gubernur Kepala Daerah tingkat I, setelah mendengar pendapat Panitia

Pertimbangan yang diangkat olehnya dan terdiri dari sekurang-

kurangnya 5 orang anggota, apabila pengumpulan itu diselenggarakan

di dalam seluruh wilayahnya yang melampui suatu Daerah tingkat II

dalam wilayah Daerah tingkat I yang bersangkutan;

3. Bupati/Walikota, Kepala Daerah tingkat II, setelah mendengar

pendapat Panitia Pertimbangan yang diangkat olehnya dan terdiri dari

sekurang-kurangnya 5 orang anggota, apabila pengumpulan itu

diselenggarakan dalam wilaah Daerah tingkat II yang bersangkutan.

Bupati, Kepala Daerah tingkat II dapat menunjuk pejabat setempat

untuk melaksanakan wewenang memberi izin pengumpulan uang atau

barang (sumbangan), apabila pengumpulan itu diselenggarakan untuk

suatu daerah terpencil dalam batas wilayah pejabat yang bersangkutan

yang sukar hubungannya dengan tempat kedudukan Bupati Kepala

Daerah tingkat II tersebut.

Mengenai pengajuan surat permohonan izin penyelenggaraan

pengumpulan sumbangan dapat diajukan oleh organisasi Pemohon kepada:

1. Menteri, yang dalam pengumpulan sumbangan meliputi:

a. Seluruh wilayah Republik Indonesia;

Page 43: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

34

b. Lebih dari satu wilayah Provinsi;

c. Satu wilayah Provinsi, tetapi Pemohon berkedudukan di Provinsi

lain.

2. Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I, yang dalam pengumpulan

sumbangan meliputi:

a. Seluruh wilayah Provinsi yang bersangkutan;

b. Lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kotamadya dari wilayah

Provinsi yang bersangkutan.

3. Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II, yang dalam hal

pengumpulan sumbangan diselenggarakan dalam wilayah

Kabupaten/Kotamadya yang bersangkutan.

Surat permohonan izin pengumpulan sumbangan yang ditujukan kepada

Menteri harus disertai:

1. Surat persetujuan Gubernur Kepala Daerah tingkat I tempat organisasi

Pemohon berkedudukan;

2. Bagi Pemohon yang berkedudukan di Provinsi lain, disamping

persetujuan harus meminta persetujuan kepada Gubernur Kepala

Daerah tingkat I tempat organisasi Pemohon berkedudukan, harus

disertai pula dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah Ttngkat I

tempat pengumpulan sumbangan akan diselenggarakan;

3. Surat keterangan dari instansi Kepolisian setempat, mengenai loyalitas

para pengurusnya.

Sedangkan dalam membuat permohonan izin pengumpulan

sumbangan yang diajukan kepada Gubernur Kepala Daerah tingkat I harus

disertai dengan beberapa hal, yaitu sebagai berikut:

1. Surat persetujuan dari Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat

II tempat organisasi Pemohon berkedudukan;

2. Surat keterangan dari instansi Kepolisian setempat, mengenai loyalitas

dari para pengurusnya.

Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 Tentang

Pengumpulan Uang atau Barang telah dijelaskan bahwa surat permohonan

Page 44: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

35

untuk mendapat izin menyelenggarakan pengumpulan sumbangan

diajukan tidak bermaterai langsung kepada pejabat pemberi izin dengan

memuat syarat-syarat penyelenggaraan dan kewajiban memberi

pertanggungan jawab kepada pemberi izin.

Surat permohonan izin penyelenggaraan pengumpulan sumbangan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor yang

harus dengan jelas memuat:

1. Nama dan alamat organisasi Pemohon;

2. Waktu pendirian;

3. Susunan pengurus;

4. Kegiatan sosial yang telah dilaksanakan;

5. Maksud dan tujuan pengumpulan sumbangan;

6. Usaha-usaha yang telah dilaksanakan untuk tujuan tersebut;

7. Waktu penyelenggaraan;

8. Luas penyelenggaraan (Wilayah, Golongan);

9. Cara penyelenggaraan dan penyaluran;

10. Rencana pelaksanaan proyek dan rencana pembiayaan secara

terperinci.

Pengumpulan sumbangan yang dilakukan oleh pihak pengelola

sumbangan dapat diselenggarakan dengan beberapa cara seperti yang

dijabarkan dalam Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1980

Tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan, yaitu:

1. Mengadakan pertunjukan;

2. Mengadakan bazar;

3. Penjualan barang secara lelang;

4. Penjualan kartu undangan menghadiri suatu pertunjukan;

5. Penjualan perangko amal;

6. Pengedaran daftar (les) derma;

7. Penjualan kupon-kupon sumbangan;

8. Penempatan kotak-kotak sumbangan di tempat-tempat umum;

Page 45: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

36

9. Penjualan barang/bahan atau jasa dengan harga atau pembayaran yang

melebihi harga yang sebenarnya;

10. Pengiriman blangko pos wesel untuk meminta sumbangan;

11. Permintaan secara langsung kepada yang bersangkutan tertulis atau

lisan.

Sedangkan dengan jenis cara pengumpulan sumbangan yang

dilakukan oleh suatu lembaga selain yang telah dijelaskan tersebut,

ditetapkan oleh Menteri.

Izin pengumpulan sumbangan diberikan dalam bentuk Surat

Keputusan dan untuk jangka waktu selama-lamanya 3 bulan. Apabila

dianggap perlu izin dapat diperpanjang 1 kali untuk jangka waktu paling

lama 1 bulan. Untuk surat Keputusan Izin pengumpulan sumbangan

memuat ketentuan-ketentuan tata cara penyelenggaraan seperti:

1. Batas wilayah;

2. Batas waktu;

3. Wajib lapor kepada Kepala Pemerintahan setempat, Lurah, RT/RW

setempat dimana tempat kegiatan pengumpulan sumbangan dilakukan.

Persyaratan-persyaratan penyelenggaraan tersebut dapat pula

diberikan oleh Pejabat pemberi izin berdasarkan kebutuhan, kondisi dan

situasi daerah. Pemegang izin/penyelenggara pengumpulan sumbangan

wajb mempertanggungjawabkan usahanya serta penggunaannya kepada

pemberi izin. Pejabar pemberi izin berkewajiban membuat laporan berkala

kepada Menteri secara hierarkis yang mana tata cara pelaksanaann tersebut

diatur oleh Menteri.

Permohonan izin untuk menyelenggarakan pengumpulan

sumbangan dapat ditolak oleh pemberi izin, setelah mendengar pendapat

Panitia Pertimbangan. Apabila penolakan pemberi izin dilakukan oleh

Bupati/Walikota, Kepala Daerah tingkat II, Pemohon dapat meminta

perimbangan dan putusan terakhir dari Gubernur Kepala Daerah tingkat I

dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah keputusan penolakan itu

diterima.

Page 46: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

37

Selain itu Pemohon dapat meminta perimbangan kembali oleh

Bupati, Kepala Derah Tingkat II apabila permohonannya ditolak oleh

pejabat setempat yang dapat dilakukan dalam waktu 14 (empat belas) hari.

Akan tetapi apabila keputusan penolakan izin yang dilakukan oleh

Gubernur Kepala Daerah tingkat I atau Menteri Kesejahteraan Sosial

merupakan keputusan terakhir dan tidak dapat dimintakan pertimbangan

kembali.

C. Perseroan Terbatas Sebagai Penyelenggara Sumbangan

Dalam hal penyelenggaraan sumbangan, masyarakat mempunyai

kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam penyelenggaraan

kesejahteraan sosial. Peran yang dimaksud dalam Pasal 38 Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial yaitu yang

dilakukan oleh:

1. Perseorangan;

2. Keluarga;

3. Organisasi Keagamaan;

4. Organisasi Sosial Kemasyarakatan;

5. Lembaga Swadaya Masyarakat;

6. Organisasi Profesi;

7. Badan Usaha;

8. Lembaga Kesejahteraan Sosial

9. Lembaga Kesejahteraan Sosial Asing.

Peran-peran tersebut sebagai penyelenggara pengumpulan

sumbangan dilakukan untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial. Sedangkan terhadap peran yang dimiliki oleh badan

usaha sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam Pasal 38 huruf g

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Kesejahteraan Sosial

dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan sebagai tanggung

jawab sosial dan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Page 47: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

38

Dalam Pasal 42 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2015 Tentang

Kesejahteraan Sosial telah dijelaskan bahwa untuk melaksanakan peran

badan usaha yang dalam hal ini PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dalam

penyelenggaran kesejahteraan sosial dapat dilakukan koordinasi antar

lembaga/organisasi sosial. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaran

kesejahteraan sosial oleh badan usaha tersebut diwujudkan dengan

membentuk suatu lembaga koordinasi kesejahteraan sosial nonpemerintah

dan bersifat terbuka, independen, serta mandiri. Lembaga koordinasi

kesejahteraan sosial nonpemerintah dibentuk pada tingkat Nasional,

Provinsi, dan Kabupaten/Kota yang bersifat otonom dan bukan merupakan

lembaga yang mempunyai hubungan hierarki.

Ada beberapa tugas yang dimiliki oleh lembaga koordinasi

kesejahteraan sosial yaitu:

1. Mengkoordinasikan organisasi/lembaga sosial;

2. Membina organisasi/lembaga sosial;

3. Mengembangkan model pelayanan kesejahteraan sosial;

4. Menyelenggarakan forum komunikasi dan konsultasi penyelenggaraan

kesejahteraan sosial;

5. Melakukan advokasi sosial dan advokasi anggaran terhadap

lembaga/organisasi sosial.

D. Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Publik

1. Komisi Informasi

Komisi informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi

menjalankan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik berserta

peraturan pelaksanaannya dengan menetapkan petunjuk teknis standar

layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi

Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi. Komisi

Informasi terdiri dari Komisi Informasi Pusat yang berkedudukan di

Ibukota Negara, Komisi Informasi Provinsi yang berkedudukan di

Page 48: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

39

Ibukota Provinsi, dan jika diperlukan Komisi Informasi Kota/Daerah

yang masing-masing berkedudukan di Ibukota Kabupaten dan Kota.

Komisi Informasi Pusat (KIP) sendiri merupakan sebuah lembaga

mandiri yang lahir berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Komisi Informasi Pusat

pertama kali bekerja pada tanggal 1 Mei 2010 berdasarkan ketentuan

pelaksanaan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang

mensyaratkan pelaksanaan undang-undang ini setelah 2 tahun

diundangkan oleh Pemerintah.

Susunan keanggotaan Komisi Informasi Pusat berjumlah 7 orang

Komisioner yang harus mencerminkan unsur dari pemerintah dan

unsur masyarakat. Bagi keanggotaan Komisi Informasi pada tingkat

daerah, Komisi Informasi Provinsi/Kabupaten/Kota, Komisionernya

berjumlah 5 orang yang juga harus mencerminkan unsur dari

pemerintah dan unsur masyarakat. Dalam memudahkan tugasnya, para

Komisioner harus menggelar rapat pleno untuk memilih seorang Ketua

dan seorang Wakil Ketua yang masing-masing darinya juga

merangkap sebagai anggota.1

Tugas dan fungsi Komisi Informasi yaitu:

a. Menjalankan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik dan

peraturan pelaksanaannya

b. Menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik; dan

c. Menyelesaikan sengketa informasi publik melalui Mediasi dan/atau

Ajudikasi nonlitigasi.

Fungsi ini mencerminkan bahwa Komisi Informasi merupakan

organ pengatur sekaligus penghukum yang menegakkan Undang-

Undang Keterbukaan Informasi Publik melalui penyelesaian sengketa

secara Mediasi dan/atau Ajudikasi di luar pengadilan. Untuk itu

Komisi Informasi berwewenang menetapkan peraturan pelaksana dari

1 https://www.komisiinformasi.go.id/category/profil/tentang-kip. Diakses pada 10

Februari 2018.

Page 49: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

40

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik berupa petunjuk

teknis.

Beberapa peraturan pelaksana yang secara eksplisit dinyatakan

oleh Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik untuk diatur oleh

Komisi Informasi, yaitu:

a. Tata cara pelaksanaan kewajiban Badan Publik memberikan dan

menyampaikan Informasi Publik secara bekala.

b. Tata cara pelaksanaan kewajiban badan publik menyediakan

Informasi Publik yang dapat diakses atau tersedia setiap saat.

c. Tata cara permintaan dan pelayanan informasi

d. Prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa.

e. Kode etik.2

2. Informasi Publik

Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda

yang mengandung nilai, makna dan pesan, baik data, fakta maupun

penjelasannya yang dapat dilihat, didengar dan dibaca. Yang disajikan

dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun

nonelektronik.

Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan,

dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang

berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau

penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai

dengan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik serta informasi

lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Sedangkan yang

dimaksud dengan badan publik disini adalah lembaga eksekutif,

legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya

berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh

2 Henri Subagiyo, Dessy Eko dkk, Anotasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

Tentang Keterbukaan Informasi Publik, (Jakarta: Komisi Informasi Pusat Republik Indonesia, 2009), h. 45.

Page 50: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

41

dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),

atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh

dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD, sumbangan

masyaraka dan/atau luar negeri.

Jadi dengan demikian informasi publik merupakan informasi yang

bersumber dari badan publik yang berkaitan dengan penyelenggaraan

Negara serta kepentingan publik. Adapun informasi yang wajib

disediakan dan diumumkan, yaitu:

a. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala,

yaitu:

1) Informasi yang berkaitan dengan badan publik;

2) Informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan publik terkait;

3) Informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau

4) Informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan.

b. Informasi yang wajib diumumkan secara serta-merta yaitu

informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan

ketertiban umum.

c. Informasi yang wajib tersedia setiap saat yang terdiri dari:

1) Daftar seluruh informasi publik yang berada di bawah

penguasaan badan publik, tidak termasuk informasi yang

dikecualikan;

2) Hasil keputusan badan publik dan pertimbangannya;

3) Seluruh kebijakan badan publik yang ada berikut dokumen

pendukungnya;

4) Rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan

pengeluaran tahunan badan publik;

5) Perjanjian badan publik dengan pihak ketiga;

6) Informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik

dalam pertemuan yang terbuka untuk umum;

Page 51: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

42

7) Prosedur kerja pegawai badan publik yang berkaitan dengan

pelayanan masyarakat; dan/atau

8) Laporan mengenai pelayanan akses informasi publik.

Beberapa informasi publik yang tidak dapat diberikan oleh badan

publik, yaitu:

a. Informasi yang dapat membahayakan negara;

b. Informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha

dari persaingan usaha tidak sehat;

c. Informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;

d. Informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau

e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau

didokumentasikan.

3. Keterbukaan Informasi Publik

Keterbukaan informasi publik adalah salah satu produk hukum

Indonesia yang dikeluarkan pada Tahun 2008 dan diundangkan pada

tanggal 30 April 2008 dan mulai berlaku dua tahun setelah

diundangkan. Undang-undang yang terdiri dari 64 Pasal ini pada

intinya memberikan kewajiban kepada setiap Badan Publik untuk

membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk

mendapatkan informasi publik, kecuali beberapa informasi tertentu.

Ada beberapa tujuan yang dimiliki dengan diberlakukannya

undang-undang mengenai keterbukaan informasi publik ini, yaitu:

a. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan

kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses

pengambilan kebijakan publik serta alasan pengambilan suatu

keputusan publik;

b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan

kebijakan publik;

c. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan

kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik;

Page 52: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

43

d. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang

transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat

dipertanggungjawabkan;

e. Mengetahui alasan kebijakan publik yang memengaruhi hajat

hidup orang banyak;

f. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan

bangsa; dan/atau

g. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan informasi di

lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi

yang berkualitas.3

4. Mekanisme Memperoleh Informasi Publik

Prinsipnya, setiap orang berhak memperoleh informasi publik

sesuai dengan ketentuan yang ada. Mekanisme untuk memperoleh

Informasi Publik didasarkan pada prinsip cepat, tepat waktu dan biaya

ringan sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 21 Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi

Publik. Adapun dalam Pasal 4 Undang-Undang Keterbukaan Informasi

Publik menjelaskan bahwa hak-hak Pemohon dalam memperoleh

Informasi Publik yaitu:

a. Melihat dan mengetahui Informasi Publik;

b. Menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk

memperoleh Informasi Publik;

c. Mendapatkan salinan Informasi Publik melalui permohonan sesuai

dengan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik; dan/atau

d. Menyebarluaskan Informasi Publik sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Dalam ketentuan Pasal 22 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

Tentang Keterbukaan Informasi Publik dijelaskan mengenai proses

permohonan Informasi Publik, yang dapat dilakukan sebagai berikut:

3 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Keterbukaan_Informasi_Publik.

Diakses pada 10 Februari 2018.

Page 53: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

44

a. Pemohon Informasi Publik mengajukan permintaan disertai alasan

permintaan tersebut dengan cara tertulis meupun tidak tertulis.

b. Badan Publik yang menerima permohonan Informasi Publik

tersebut wajib mencatat nama dan alamat pemohon, subjek dan

format informasi serta cara penyampaian informasi yang diminta.

c. Apabila permohonan diajukan secara tidak tertulis makan Badan

Publik yang bersangkutan wajib mencatat permintaan Informasi

Publik.

d. Setelah itu Badan Publik terkait wajib memberikan tanda bukti

penerimaan permintaan berupa nomor pendaftaran pada saat

permintaan diterima.

Dalam hal permintaan disampaikan secara langsung atau melalui

surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan

permintaan.

Jika permintaan disampaikan melalui surat, pengiriman nomor

pendaftaran dapat diberikan bersamaan dengan pengiriman

informasi.

e. Paling lambat 10 hari kerja sejak diterimanya permintaan (dapat

diperpanjang dengan memberikan alasannya secara tertulis), Badan

Publik yang bersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan

tertulis yang berisikan:

1) Informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya

ataupun tidak;

2) Badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang

menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang

diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan Badan

Publik yang menerima permintaan mengatahui keberadaan

informasi yang diminta;

3) Penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasan bahwa

informasi yang dimohonkan merupakan informasi yang

Page 54: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

45

dikecualikan sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Nomor

14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik;

4) Dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian

dicantumkan materi informasi yang akan diberikan;

5) Dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang

dikecualikan dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun

2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka informasi

yang dikecualikan tersebut dapat dihitamkan dengan disertai

alasan dan materinya;

6) Alat penyampaian dan format informasi yang akan diberikan;

dan/atau

7) Biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi

yang diminta.

Apabila permohonan yang diajukan sudah sesuai dengan

mekanisme dan kriteria informasi publik, akan tetapi permohonan

tersebut tidak ditanggapi atau tidak mendapatkan data yang

dibutuhkan, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan

mengajukan keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat Pengelola

Informasi dan Dokumentasi. Dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor

14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan informasi Publik telah dijelaskan

mengenai keberatan yang diajukan secara tertulis yaitu dengan alasan-

alasan sebagai berikut:

a. Penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan

pengecualian;

b. Tidak disediakannya informasi berkala;

c. Tidak ditanggapinya permintaan informasi;

d. Permintaan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta;

e. Tidak dipenuhinya permintaan informasi;

f. Pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau

g. Penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur.

Page 55: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

46

Pengajuan keberatan huruf b sampai huruf g diatas, diselesaikan

dengan cara musyawarah.

Pengajuan keberatan diajukan dalam jangka waktu oaling lambat 30

hari kerja setelah ditemukannya alasan pengajuan keberatan.

Selanjutnya atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi

memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan Pemohon

Informasi Publik dalam jangka waktu 30 hari kerja sejak diterimanya

keberatan secara tertulis.

Apabila tanggapan atasan Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi dalam proses keberatan tidak memuaskan, Pemohon

Informasi Publik dapat mengajukan upaya penyelesaian Sengketa

Informasi Publik kepada Komisi Informasi Pusat dan/atau Komisi

Informasi Provinsi dan/atau Komisi Informasi Kabupaten/Kota sesuai

dengan kewenangannya. Upaya ini diajukan dalam waktu paling

lambat 14 hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi.

Komisi Informasi harus mulai mengupayakan penyelesaian

Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi

nonlitigasi paling lambat 14 hari kerja setelah menerima permohonan

penyelesaian sengketa informasi publik. Proses penyelesaian sengketa

informasi publik paling lambat dapat diselesaikan dalam waktu 100

hari kerja. Dan putusan Komisi Informasi yang berasal dari

kesepakatan melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi ini bersifat

final dan mengikat sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 39

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan

Informasi Publik.

Page 56: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

47

BAB IV

TANGGUNGJAWAB PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK SEBAGAI

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGUMPULAN DONASI UANG

KEMBALIAN KONSUMEN

A. Mekanisme Pendistribusian Hasil Sumbangan Oleh PT. Sumber

Alfaria Trijaya Tbk

Sepanjang tahun 2015, perseroan telah menyalurkan donasi

konsumen sebesar Rp. 33 miliar rupiah untuk berbagai aksi kemanusiaan

yang melibatkan 8 yayasan kredibel berskala nasional maupun

internasional.

Pada awal tahun 2015, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

melanjutkan kerjasama dengan Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia

(YKAKI) untuk membangun 3 Rumah Singgah bagi anak penderita

kanker di Indonesia. Rumah Singgah diperuntukkan bagi anak-anak

penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan rawat jalan, rumah

singgah dipilih lokasinya dekat dengan Rumah Sakit yang memiliki

fasilitas pengobatan dan dokter spesialis kanker anak.

Selanjutnya, bersama Yayasan Berani Bhakti Bangsa (YBBB) PT

Sumber Alfaria Trijaya Tbk melakukan program Bright Eyes Bright

Future, yakni pemeriksaan mata dan pembagian 30.000 kacamata minus

gratis bagi pelajar di berbagai daerah yang memiliki gangguan

penglihatan. Selain itu bekerjasama dengan Habitat for Humanity (HFH)

Indonesia menjalankan program Kampung Alfamart untuk merekonstruksi

Rumah Layak Huni bagi keluarga prasejahtera. Program yang berjalan

sejak tahun 2013 ini telah merekonstruksi 106 unit rumah di Tangerang,

Medan, Surabaya, Semarang dan Batam.

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk juga bekerjasama dengan United

Nations Children Fund (UNICEF) melalui program Sahabat Pendidikan

berupa pengembangan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Holistik Integratif, baik dari segi fasilitas maupun tenaga pengajarannya.

47

Page 57: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

48

Selanjutnya bekerjasama dengan Yayasan BM Cinta Indonesia untuk

menyalurkan donasi konsumen melalui program Satu Hati Berbagi untuk

Indonesia yakni penyaluran 20.000 paket bantuan kepada keluarga

prasejahtera. Program ini juga didukung oleh Kementerian Sosial

Republik Indonesia.

Untuk membantu anak-anak usia dini mendapatkan fasilitas

pendidikan yang layak, perusahaan bekerjasama dengan Happy Hearts

Fund Indonesia (HHFI) dalam program Sekolah Impian untuk membangun

Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) di pelosok tanah air untuk membangun 5 sekolah TK atau PAUD

di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Utara.

Dalam penyaluran donasi dari konsumen, PT Sumber Alfaria

Trijaya Tbk mempercayakan penyaluran donasi tersebut pada Kick Andy

Foundation (KAF) untuk membagikan sepatu sekolah gratis dalam

program Alfamart Sahabat Indonesia. Donasi tersebut telah disalurkan

dalam bentuk 30.000 pasang sepatu sekolah gratis untuk pelajar di

berbagai daerah. Aksi ini pun tercatat pada Museum Rekor Dunia

Indonesia (MURI) kategori rekor pembagian sepatu sekolah terbanyak.

Selanjutnya perseroan bekerjasama juga dengan Palang Merah

Indonesia (PMI) dalam program Alfamart Care dengan mengajak

masyarakat untuk mendukung aksi kemanusiaan PMI. Bantuan tersebut

disalurakn untuk pengadaan 5 unit mobil ambulans dan paket bantuan

bencana. Serta kembali bekerjasama dengan Yayasan Berani Bhakti

Bangsa (YBBB) untuk menggagas program Berbagi Bersama Masyarakat

yaitu penyaluran 5.000 alat bantu bagi penyandang disabilitas dan

pembangunan fasilitas umum di daerah. Program ini bekerjasama juga

dengan Kantor Kementerian Sosial Republik Indonesia dan Dinas Sosial

Pemerintah Daerah.

Page 58: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

49

B. Tanggungjawab Hukum Penyelenggara Sumbangan

Penyelenggaraan Pengumpulan Sumbangan merupakan penerapan

untuk menciptakan pembangunan ekonomi guna meningkatkan

kesejahteraan sosial. Namun untuk dapat menciptakan kesejahteraan sosial

yang baik dan terbuka diperlukannya tanggungjawab dari para pihak

pengelola agar terlaksana dengan sebagaimana mestinya. Salah satu faktor

yang dapat mendukung terciptanya kesejahteraan sosial yang terbuka yaitu

dengan selalu melakukan transparansi terkait perincian dana yang telah

diperoleh serta informasi terkait pelaksanaan pengelolaan dan penyaluran

sumbangan yang dilakukan oleh pihak penyelenggara pengumpulan

sumbangan.

Peraturan khusus juga dikeluarkan oleh pemerintah untuk

mendukung terjalinnya hubungan yang serasi, seimbang, sesuai dengan

lingkungan, nilai, norma, budaya masyarakat setempat, untuk mewujudkan

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungannya yang mana merupakan teori regulasi.

Regulasi umumnya diasumsikan untuk dirancang dan dioperasikan demi

kepentingan industri yang ada. Tujuan sosial dalam regulasi mencakup

kewajaran laporan keuangan, keseimbangan informasi yang disajikan

(Information Symmetry), dan perlindungan terhadap para investor.

Dalam hal regulasi, teori ini terbagi menjadi Teori Regulasi

Ketertarikan Publik (The Public Interest Theory) dan Teori Ketertarikan

Kelompok (The Interest Group Theory), dalam hal ini terkait dengan Teori

Regulasi Ketertarikan Publik (The Public Interest Theory) yang

menjelaskan bahwa regulasi terjadi karena tuntutan publik dan muncul

sebagai koreksi atas kegagalan pasar. Kegagalan pasar terjadi karena

adanya alokasi informasi yang belum optimal dan ini dapat disebabkan

oleh:

1. Keengganan perusahaan mengungkapkan informasi;

2. Adanya penyelewengan informasi, dan

3. Penyajian informasi akuntansi secara tidak semestinya.

Page 59: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

50

Dalam teori ini, sentral otoritas juga disebut regulator dan

diasumsikan bahwa masyarakat memiliki kepentingan terbesar pada

informasi akuntansi. Regulator berusaha untuk melakukan pengaturan

dengan sebaik mungkin karena akan memaksimalkan kesejahteraan sosial.

Dalam penerapannya teori kepentingan publik ternyata memiliki masalah

sehingga teori ini dikatakan memiliki masalah implementasi karena sulit

menentukan berapa jumlah regulasi yang sesuai. Penentuan jumlah

regulasi merupakan sesuatu yang sulit dilakukan untuk komoditas seperti

informasi. Masalah yang lebih sulit terletak pada motivasi dari regulator

itu sendiri. Harus disadari bahwa sangat sulit untuk memonitor operasi

regulator dan kekuatan publik untuk memaksa regulator beroperasi demi

kepentingan publik adalah lemah. Kelemahan tersebut juga akan

menimbulkan kemungkinan bahwa badan ini akan beroperasi untuk

kepentingan pribadi dan tidak untuk kepentingan umum.

Dengan adanya teori regulasi ini peneliti berpendapat bahwasannya

informasi dan transparansi menjadi sangat penting untuk diawasi oleh

publik, karena apabila semakin publik mengawasi dan mengetahui

pengelolaan pengumpulan sumbangan tersebut maka akan sangat lebih

mudah bagi penyelenggara pengumpulan sumbangan untuk melakukan

tanggungjawabnya dengan lebih baik dan benar.

C. Analisis Putusan Sengketa Informasi Publik Oleh Komisi Informasi

Pusat Nomor Register 011/III/KIP-PS/2016

1. Posisi Kasus

Sengketa perkara yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

adanya kelalaian pengelola pengumpulan sumbangan dalam memenuhi

tanggungjawabnya kepada para donator atau pemberi sumbangan

dengan tidak melakukan transparasi dalam pengolaannya serta tidak

mau memberikan informasi kepada konsumen/masyarakat/publik

terkait dengan kegiatan yang telah dilakukan olehnya selama ini.

Sehingga perkara ini dilaporkan kepada Komisi Informasi Pusat untuk

Page 60: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

51

ditindaklanjuti lebih jauh. Pemohon dalam perkara ini adalah Mustolih

Siradj selaku donator yang selama ini turut serta dalam memberikan

sumbangan (donasi) yang berdomisili di Pisangan, Ciputat Timur

Tangerang Selatan. Sedangkan Termohon adalah PT. Sumber Alfaria

Trijaya Tbk selaku pihak penyelenggara sumbangan (donasi)

masyarakat yang dilakukannya dengan cara mengumpulkan

sumbangan dari uang kembalian konsumen di gerai Alfamart.

Permohonan Sengketa Informasi Publik ini diajukan oleh Pemohon

dikarekan yang pada mulanya Pemohon mengajukan Permohonan

Informasi Publik melalui surat tertanggal 26 Oktober 2015 yang

ditujukan kepada Pejabat Penglola Informasi dan Dokumentasi PT

Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Akan tetapi dikarenakan tidak

mendapatkannya informasi yang dibutuhkan secara menyeluruh dari

Termohon, maka dari itu Pemohon mengajukan Permohonan Sengketa

Informasi Publik kepada Komisi Informasi Pusat agar dapat

memperoleh informasi tersebut.

Adapun informasi yang dimohon oleh Pemohon adalah:

1. Salinan/copy Surat Keputusan (SK) Pengangkatan tim/panitia yang

betanggungjawab terhadap kegiatan pengumpulan donasi uang dari

konsumen/masyarakat/publik yang diterbitkan Alfamart melalui

gerai Alfamart, sejak pertama kali diterbitkan berikut perubahan-

perubahannya sampai 2015.

2. Salinan/copy proposal izin pengajuan penyelenggaraan kegiatan

pengumpulan donasi uang kepada masyarakat/konsumen melalui

gerai Alfamart yang diajukan PT Sumber Alfaria Tijaya TBK

kepada Menteri Sosial dan/atau Dinas Sosial, sejak pertama kali

diajukan berikut pengajuan perpanjangan sampai 2015.

3. Salinan/copy Standar Operating Prosedur (SOP) pelaksanaan

kegiatan, kerjasama dengan pihak ketiga, dan penyaluran serta

kegiatan-kegiatan yang terkait dengan sumbangan donasi uang dari

47

Page 61: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

52

konsumen/masyarakat/publik kepada PT Sumber Alfaria Trijaya

TBK melalui gerai Alfamart.

4. Salinan/copy Legalitas izin pengumpulan sumbangan donasi uang

konsumen Alfamart dari Kementerian Sosial dan/atau Dinas Sosial

dari pertama kali dijalankan sapai dengan 2015 termasuk

perubahan-perubahannya.

5. Salinan Anggaran Dasar PT Sumber Alfaria Trijaya TBK berikut

perubahan-perubahannya yang telah disahkan oleh Kementerian

Hukum dan HAM Republik Indonesia.

6. Salinan/copy Laporan Keuangan pengumpulan donasi uang dari

konsumen/masyarakat/publik kepada Alfamart dari mulai kegiatan

dijalankan sampai Tahun 2015, yang telah diaudit oleh akuntan

publik.

7. Salinan/copy Laporan Penggunaan dan Realisasi Program

penyaluran sumbangan donasi uang dari konsumen Alfamart yang

dilakukan PT Sumber Alfaria Trijaya TBK sejak kegiatan tersebut

dijalankan sampai 2015.

8. Salinan/copy jumlah dan nama-nama penerima manfaat baik

perseorangan/badan/organisasi/komunitas atas kegiatan penyaluran

donasi uang konsumen Alfamart, sejak kegiatan tersebut dijalankan

sampai 2015.

9. Salinan/copy Memmorandum of Understanding (MoU) dan

Kontrak Kerjasama antara PT Sumber Alfaria Trijaya TBK dengan

Yayasan/Lembaga/Badan/Instansi pemerintah/pihak ketiga/mitra

terkait dengan aspek berbagai kegiatan, penyaluran dan

pendayagunaan donasi dari uang konsumen Alfamart sejak

kegiatan tersebut dijalankan sampai 2015.

10. Salinan/copy pengumuman laporan keuangan dan/atau laporan

kegiatan penyaluran donasi uang dari konsumen Alfamart yang

pernah diterbitkan/dipublikasikan di media massa baik local

Page 62: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

53

maupun nasional (cetak, elektronik, dan/atau online) sejak kegiatan

tersebut dilakukan sampai 2015.

11. Salinan/copy Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan

pengumpulan donasi konsumen Alfamart, dari PT Sumber Alfaria

Trijaya TBK kepada Kementerian Sosial dan/atau Dinas Sosial

sejak kegiatan tersebut dijalankan sampai 2015.

Dengan hal ini maka Pemohon mengajukan permohonan informasi

publik karena dalam rangka untuk dapat memenuhi asas transparansi

yang memang sudah seharusnya didapatkan serta pertanggungjawaban

dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atas pengelolaan donasi uang yang

dikumpulkan dari publik, serta memberikan akses informasi terhadap

publik yang menjadi objek kegiatan pengumpulan dana. Maka dari itu

Pemohon meminta kepada Komisi Informasi Pusat untuk memutus

sengketa informasi publik a quo dengan sebaik-baiknya.

2. Pertimbangan Hukum

Pertimbangan merupakan pendapat mengenai baik dan buruk.

Sedangkan hukum adalah undang-undang atau peraturan untuk

mengatur pergaulan hidup manusia. Maka dari itu pertimbangan

hukum dapat diartikan sebagai suatu pandangan hakim yang

didasarkan pada peraturan perundang-undangan mengenai dampak

baik dan buruk suatu putusan yang diambil tersebut. Adapun beberapa

pertimbangan hukum yang dipertimbangkan oleh Majelis Komisioner

dalam memutus perkara Sengketa Permohonan Informasi Publik ini

adalah sebagai berikut:

Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan sesungguhnya

adalah mengenai permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 5, Pasal 35 ayat (1) huruf e,

dan Pasal 37 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) juncto Pasal 5 huruf b, Pasal

13 huruf b Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang

Page 63: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

54

Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Perki Nomor 1

Tahun 2013) dengan alasan permintaan informasi tidak ditanggapi.

Menimbang bahwa sebelum memeriksa pokok permohonan,

berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Perki Nomor 1 Tahun 2013, Majelis

Komisioner akan mempertimbangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai

berikut:

1. Kewenangan Komisi Informasi Pusat untuk memeriksa dan

memutus permohonan a quo.

2. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon untuk mengajukan

permohonan penyelesaian sengketa informasi.

3. Kedudukan hukum (legal standing) Termohon sebagai Badan

Publik dalam penyelesaian sengketa informasi.

4. Batas waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa

informasi.

Terhadap keempat hal tersebut diatas, Majelis Komisioner

mempertimbangkan dan memberikan pendapat sebagai berikut:

1. Kewenangan Komisi Informasi Pusat

Menimbang bahwa berdasarkan UU KIP junco Perki Nomor 1

Tahun 2013, Komisi Informasi (KI) Pusat mempunyai dua

kewenangan, yaitu kewenangan absilut dan kewenangan relatif.

Menimbang bahwa berdasakan UU KIP junco Perki Nomor 1

Tahun 2013, Majelis berpendapat bahwa yang menjadi

kewenangan absolut Komisi Informasi menyangkut dua hal, yakni:

a. Adanya permohonan informasi, keberatan, dan permohonan

penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada Komisi

Informasi.

b. Sengketa yang diajukan adalah Sengketa Informasi Publik yang

terjadi antara Pemohon dengan Badan Publik.

Menimbang terkait unsur kewenangan absolut, Majelis

berpendapat bahwa sengketa a quo telah memenuhi tahapan

prosedur yang benar menurut UU KIP dan Perki Nomor 1 Tahun

Page 64: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

55

2013 yaitu melalui tahapan permohonan informasi, keberatan, dan

permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik kepada

Komisi Informasi Pusat.

Menimbang dalam hal penentu apakah sengketa a quo adalah

sengketa informasi publik antara Pemohon Informasi Publik dan

Badan Publik, Majelis berpendapat sebagai berikut:

a. Terkait materi yang menjadi pokok sengketa Majelis

berpendapat bahwa materi sengketa informasi a quo pada

pokoknya mengenai permohonan informasi terhadap beberapa

dokumen yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan

pengumpulan sumbangan (donasi) kepada masyarakat yang

dilakukan Termohon melalui gerai-gerainya.

b. Majelis terlebih dahulu mempertimbangkan kedudukan hukum

(legal standing) Termohon sebagai Badan Publik atau bukan.

Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 atau (2) UU

KIP junco Pasal 6 ayat (1) Perki Nomor 1 Tahun 2013, untuk

menentukan kewenangan relatif Komisi Informasi Pusat harus

terpenuhi kedudukan hukum (legal standing) Termohon sebagai

Badan Publik pusat. Dengan demikian Majelis terlebih dahulu

harus mempertimbangkan dan memutus apakan Termohon badan

publik atau bukan badan publik di tingkat.

2. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon

Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 11 dan angka 12 UU

KIP junco Pasal 1 angka 7 Perki Nomor 1 Tahun 2013 disebutkan

bahwa Pemohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik adalah

Pengguna atau Pemohon Informasi Publik yang menggunakan

informasi publik atau mengajukan permintaan informasi publik

sebagaimana diatur dalam UU KIP.

Menimbang bahwa dalam fakta permohonan dan fakta

persidangan, Pemohon telah menyertakan identitas berupa salinan

Kartu Tanda Penduduk yang berdasarkan ketentuan Pasal 11 ayat

Page 65: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

56

(1) huruf a Perki Nomor 1 Tahun 2013 mengenai kelengkapan

Permohonan berupa identitas yang sah, Majelis berpendapat

Pemohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing)

dalam sengketa a quo.

3. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Termohon

Menimbang bahwa Termohon mendalilkan bukan sebagai badan

publik maupun non publik sebagaimana disebut dalam Pasal 1

angka 3 UU KIP. Termohon adalah perseroan bernama PT Sumber

Alfaria Trijaya Tbk yang didirikan berdasarkan Anggaran Dasar

terakhir berupa Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk

Nomor 61 Tanggal 22 Juni 2015 yang dibuat dihadapan Sriwi

Bawana Nawaksari, SH., MKn, Notaris di Kabupaten Tangerang

menyebutkan bahwa Termohon merupakan perseroan yang modal

dasarnya berjumlah Rp. 1.200.000.000.000,- (satu triliun dua ratus

miliar rupiah) terbagi atas 120.000.000.000,- (seratus dua puluh

miliar) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp. 10,-

(sepuluh rupiah) (surat T-2).

Menimbang bahwa terhadap dalil Termohon yang menyatakan

bukan sebagai badan publik. Majelis berpendapat bahwa sepanjang

mengenai pembentukannya, Termohon merupakan perkumpulan

suatu perhimpunan atau perserikatan orang (zedelijke lichamen,

corporate body) yang didirikan untuk maksud tertentu yang tidak

bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum dan

kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1653 KUHPerdata.

Sebagai perkumpulan tempat perhimpunan orang perorangan.

Termohon memilih bentuk badan usaha privat (non pemerintah)

perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas).

Menimbang bahwa dengan surat-surat yang diajukan oleh

Pemohon berupa fotokopi Keputusan Menteri Sosial Republik

Page 66: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

57

Indonesia No. 22/HUK-PS/2016 tentang pemberian Izin

Penyelenggaraan Pengumpulan Sumbangan Kepada Panitia Bakti

Sosial Alfamart di Tangerang dan fotokopi Keputusan Menteri

Sosial Republik Indonesia No. 900/HUK-PS/2015 tentang

Pemberian Izin Penyelenggaraan Pengumpulan Sumbangan

Kepada Panitia Bakti Sosial Alfamart di Tangerang. Maka Majelis

Komisioner berkeyakinan bahwa seluruh surat-surat a quo

merupakan dokumen resmi yang sah yang diterbitkan merupakan

dokumen resmi yang sah yang diterbitkan oleh pejabat dan/atau

badan sesuai kewenangannya yakni Kementerian Sosial

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Menimbang bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

1961 tentang Pengumpulan Uang atau Barang yang menjadi salah

satu dasar hukum. Majelis berpendapat bahwa penerbitan kedua

dokumen a quo tersebut merupakan izin penyelenggaraan

pengumpulan sumbangan bagi Termohon melalui gerai-gerainya

yang diberikan oleh Kementerian Sosial, telah memenuhi seluruh

persyaratan yang berlaku dan telah melalui berbagai pemeriksaan

atau persyaratan tersebut secara seksama yang dilakukan oleh

Kementerian Sosial.

Menimbang bahwa terhadap dalil Termohon yang menyatakan

untuk kegiatan Termohon berupa penyelenggaraan pengumpulan

sumbangan (donasi) kepada masyarakat yang dilakukan melalui

gerai-gerai Termohon, Termohon hanya bertindak sebagai channel

(penyalur) dari sumbangan tersebut dan pengelolaannya tidak

didanai atau bersumber dari APBN/APBD maupun sumbangan

masyarakat maka Majelis Komisioner sepenuhnya menolak dalil

Termohon tersebut dan berpendapat sebagai berikut:

a. Bahwa yang menjadi pokok sengketa permohonan informasi

adalah berkenaan dengan penolakan Termohon atas

permohonan informasi atas beberapa dokumen yang terkait

Page 67: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

58

dengan penyelenggaraan pengumpulan sumbangan (donasi)

kepada masyarakat yang dilakukan Termohon melalui gerai-

gerainya bukan dokumen lainnya.

b. Bahwa Termohon meskipun telah diberikan kesempatan oleh

Majelis Komisioner dalam persidangan tidak memberikan

pembuktian baik menghadirkan dokumen atau saksi dan/atau

ahli untuk menguatkan dalil Termohon bahwa penyelenggaraan

pengumpulan sumbangan (donasi) kepada masyarakat tidak

didanai atau bersumber dari APBN/APBD maupun sumbangan

masyarakat, kecuali hanya keterangan dalam persidangan yang

menyatakan bahwa transaksi belanja dan hasil donasi terpisah,

hal tersebut sesuai dengan prinsip hukum Affirmanti Incumbit

Probate (barang siapa yang mendalilkan hasus membuktikan).

c. Bahwa sebaliknya berdasarkan surat-surat yang diajukan

Pemohon pada dictum ketujuh huruf b surat a quo dinyatakan

bahwa sebanyak-banyaknya 10% dari sumbangan yang

terkumpul digunakan untuk biaya operasional.

Menimbang berdasarkan seluruh uraian, Majelis Komisioner

berpendapat oleh karena terbukti Termohon menyelenggarakan

kegiatan pengumpulan sumbangan kepada masyarakat melalui

gerai-gerainya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku mengenai pengumpulan sumbangan, maka sepanjang

melakukan kegiatannya tersebut Termohon harus dinyatakan

sebagai Badan Publik tingat Pusat sebagaimana dimaksud Undang-

Undang Keterbukaan Informasi Publik yaitu perkumpulan. Secara

demikian Termohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal

standing) sebagai Termohon Penyelesaian Sengketa Informasi

Publik dalam perkara a quo. Termohon adalah Badan Publik

tingkat Pusat.

4. Batas Waktu Pengajuan Permohonan Penyelesaian Sengketa

Informasi

Page 68: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

59

Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum, ketentuan-ketentuan

mengenai jangka waktu dalam prosedur penyelesaian Sengketa

Informasi Publik dan berdasarkan perhitungan jangka waktu

pengajuan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik

oleh Pemohon kepada Komisi Informasi Pusat, Majelis Komisioner

menemukan ketidaktepatan di dalam prosedur penyelesaian

sengketa informasi yang telah ditempuh oleh Pemohon.

Menimbang bahwa meskipun terdapat ketidaktepatan dalam jangka

waktu pengajuan permohonan penyelesaian sengketa informasi ini,

dengan mempertimbangkan fakta hukum sebagai berikut:

a. Kedudukan hukum Termohon sebagai Badan Publik

nonpemerintah berbentuk badan usaha nonpemerintah yang

melakukan kegiatan pengumpulan sumbangan masyarakat.

b. Legalitas perizinan yang telah dimiliki oleh Termohon dari

Kementerian Sosial untuk bertindak sebagai perkumpulan,

badan usaha nonpemerintah yang berbentuk badan hukum

privat yakni badan usaha perseroan terbatas yang melakukan

kegiatan pengumpulan sumbangan masyarakat.

c. Pengelolaan dan pendanaan bagi kegiatan pengumpulan

sumbangan masyarakat yang dilakukan Termohon bersumber

atau diambil dari sebagian sumbangan masyarakat itu sendiri.

d. Besarnya jumlah hasil kegiatan pengumpulan sumbangan

(donasi) masyarakat yang dilakukan Termohon sepanjang

Tahun 2015 sebagaimana disebut dalam Laporan Tahunan

(Annual Report) 2015 PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk pada

halaman 126 mencapai Rp. 33 Milyar.

Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa sangat terang dan

jelas aktivitas Termohon melibatkan partisipasi publik dalam

jumlah yang sangat besar yang meliputi seluruh wilayah Indonesia,

sehingga sangat beralasan hukum jika publik baik secara kelompok

maupun perorangan mengetahui seluruh informasi yang berkaitan

Page 69: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

60

dengan kegiatan pengumpulan sumbangan (donasi) masyarakat

yang dilakukan Termohon sebagaimana dijamin oleh Undang-

Undang Keterbukaan Informasi Publik. Oleh karena itu Majelis

berpendapat cukup alasan hukum untuk mengesampingkan (set a

side) ketentuan jangka waktu terhadap sengketa a quo dan

melanjutkan pemeriksaan terhadap sengketa a quo.

3. Pendapat Berbeda (Dissenting Opinion)

Pendapat berbeda (dissenting opinion) merupakan pendapat dalam

membuat pernyataan yang memperlihatkan ketidaksetujuan terhadap

putusan perkara dalam suatu persidangan yang mana ketidaksetujuan

tersebut terdiri dalam beberapa bagian pendapat yang dimungkinkan

karena adanya sejumlah alasan seperti penggunaan prinsip-prinsip

yang berbeda atau interpretasi yang berbeda dari fakta-fakta.

Terhadap putusan perkara ini, Majelis Komisioner Evy Trisuno

memiliki pendapat berbeda yaitu sebagai berikut:

Menimbang bahwa Termohon adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk

yang berdasarkan Anggaran Dasar dan dokumen korporasi Termohon

terakhir yang dinyatakan dalam Pernyataan Keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk Nomor

61 Tanggal 22 Juni 2015 dibuat dihadapan Sriwi Bawana Nawaksari,

SH., MKn, Notaris di Kabupaten Tangerang menyebutkan bahwa

Termohon merupakan perseroan yang modal dasarnya berjumlah Rp.

1.200.000.000.000,- (satu triliun dua ratus miliar rupiah) terbagi atas

120.000.000.000,- (seratus dua puluh miliar) saham, masing-masing

saham bernilai nominal Rp. 10,- (sepuluh rupiah).

Menimbang bahwa dalam UU KIP yang pada pokoknya menyebutkan

bahwa badan publik memiliki sumber dana dari APBN dan atau yang

sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 ayat (3), saya selaku anggota

Majelis Komisioner memiliki definisi terhadap sumber anggaran yang

belum diterjemahkan dalam undang-undang yakni dimaknai sebagai

modal/asset/dan atau operasional rutin dari suatu organisasi yang

Page 70: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

61

memiliki dampak yang mendasar terhadap keberadaan organisasi dan

lain sebagainya. Terhadap hal ini tidak terbukti dalam fakta-fakta

persidangan dan atau bukti-bukti dokumen bahwa terdapat dana yang

bersumber dari sumbangan masyarakat. Artinya disini bahwa

pengelolaan sumbangan donasi sebagaimana diijinkan oleh pemerintah

dalam hal ini adalah Kementerian Sosial RI adalah untuk operasional

pengelolaan sumbangan itu sendiri, bukan terhadap hal-hal yang

dimaknai sebagai modal atau operasional asset rutin dari suatu

organisasi dalam hal ini adalah Termohon.

Menimbang bahwa dalam hal pengumpulan sumbangan yang

dilakukan oleh Termohon merupakan bagian dari kebijakan good

governance dimana pihak Termohon sebagai swasta yang memberikan

bantuan kepada pemerintah dalam hal ini eksekutif sebagai regulator

dan katalisator. Sementara itu Termohon merupakan korporasi yang

menjalankan aturan/regulator dan seharusnya bertanggungjawab

kepada pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Sosial RI. Oleh

karena itu, terhadap pemahaman mendasar Termohon PT Sumber

Alfaria Trijaya Tbk dilihat dari sumber anggaran tidak terbukti adanya

dana/aliran dari sumbangan masyarakat sebagal modal dasar atau asset

atau operasional rutin sehingga dinyatakan bahwa Termohon bukan

merupakan Badan Publik.

Menimbang bahwa terkait aktifitas Termohon melakukan

penggalangan donasi konsumen melalui kasir di gerai Alfamart,

dengan bantuan system informasi yang terintegrasi dengan komputer

yang dapat mencatat penerimaan donasi konsumen, merupakan

aktifitas diluar aktifitas bisnis Termohon. Oleh karena itu Termohon

bukanlah badan publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 3

UU KIP. Terhadap pertimbangan jangka waku dan lain sebagainya,

saya Majelis Komisioner dalam sengketa ini tidak mempertimbangkan

terlebih dahulu tetapi mempertimbangkan terhadap posisi Termohon

sebagai badan publik atau bukan badan publik.

Page 71: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

62

4. Analisis Peneliti

Dissenting opinion merupakan opini atau pendapat yang dibuat oleh

satu atau lebih anggota Majelis Hakim yang setuju dengan keputusan

yang diambil oleh mayoritas anggota majelis. Dengan diaturnya

dissenting opinion oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang

Kekuasaan Kehakiman, maka Majelis Komisioner sekarang ini

diperbolehkan untuk menerapkan dissenting opinion dalam proses

pengambilan putusan. Perkara yang terjadi antara PT Sumber Alfaria

Trijaya Tbk dengan Mustolih Siradj selaku konsumen serta donator

dalam penyelenggaraan sumbangan yang dilakukan oleh PT Sumber

Trijaya Tbk selama ini menjadi salah satu contoh dalam penerapan

dissenting opinion. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebagai

peyelenggara pengumpulan sumbangan tidak memenuhi

tanggungjawab dengan baik kepada para konsumen/donaturnya.

Hal pertama yang akan peneliti analisis yaitu pengakuan dari

Termohon yang menyatakan bahwa Termohon bukan badan publik dan

pendapat dari salah satu Majelis Komisioner Evy Trisono yang

menyatakan bahwa dalam hal pengumpulan sumbangan yang

dilakukan oleh Termohon merupakan bagian dari kebijakan good

governance dimana pihak Termohon sebagai swasta yang memberikan

bantuan kepada pemerintah dalam hal ini eksekutif sebagai regulator

dan katalisator. Sementara itu Termohon merupakan korporasi yang

menjalankan aturan/regulator dan seharusnya bertanggungjawab

kepada pemerintah dalam hal ini adalah Kementerian Sosial RI. Oleh

karena itu, terhadap pemahaman mendasar Termohon PT Sumber

Alfaria Trijaya Tbk dilihat dari sumber anggaran tidak terbukti adanya

dana/aliran dari sumbangan masyarakat sebagal modal dasar atau asset

atau operasional rutin sehingga dinyatakan bahwa Termohon bukan

merupakan Badan Publik.

Peneliti tidak sependapat dengan pendapat yang diberikan oleh Majelis

Komisioner Evy Trisno, dikarenakan posisi Termohon saat ini

Page 72: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

63

merupakan suatu Badan Usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT)

yang bersifat Terbuka (Tbk) yang saat ini tercatat sebagai Emiten di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham AMRT yang dapat

melakukan penawaran umum/memperdagangkan saham di pasar

modal. Dengan ini Termohon memenuhi syarat sebagai Badan Publik

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

Tentang Keterbukaan Informasi Publik yang sebagaimana diatur pada

Pasal 1 ayat (3) jo Pasal 3 angka 1 huruf e Peraturan Komisi Informasi

(Perki) Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar Layanan Informasi

Publik. Termohon adalah organisasi non pemerintah yang sebagian

atau seluruh dananya berasal dari sumbangan masyarakat.

Oleh karenanya PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk selaku Termohon

secara sah dan meyakinkan merupakan Badan Publik karena secara

nyata dan tegas melakukan kegiatan atau aktivitas Badan Publik

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi Publik, hal ini didasarkan pada

pengakuan dari Termohon dan bukti-bukti yang disampaikan Pemohon

yang mana telah melakukan kegiatan permintaan sumbangan di

seluruh penjuru tanah air secara rutin dan kontinyu setidak-tidaknya

sejak Tahun 2013 hingga Tahun 2016 dengan cara mengumpulkan

sumbangan atau donasi kepada masyarakat atau konsumen berupa

uang kembalian melalui kasir yang terdapat digerai Alfamart.

Bahwa yang pada mulanya Pemohon mengajukan permohonan

Informasi Publik melalui surat tertanggal 29 Oktober 2015 kepada

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi PT Sumber Alfaria

Trijaya Tbk dengan meminta pertanggungjawaban kepada Termohon

yang harus dimaknai secara luas dan progresif yakni terkait seluruh

aspek yang menyangkut berbagai informasi kegiatan pengumpulan

sumbangan uang kembalian termasuk legal aspek, laporan rincian

keuangan yang telah diaudit akuntan publik, siapa panitia

penyelenggaraannya, kontrak kerjasama dengan pihak ketiga serta

Page 73: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

64

penyaluran dan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan sumbangan

donasi yang dilakukan oleh Termohon. Akan tetapi dikarenakan

Termohon tidak memenuhi permintaannya tersebut maka dari itu

Pemohon mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi

Publik untuk memperoleh informasi tersebut.

Selanjutnya dalam hal ini tidak ada kejanggalan maupun kesalahan

terhadap keinginan yang dilakukan oleh Pemohon dikarenakan sebagai

donator seharusnya memang sudah menjadi haknya untuk

mendapatkan informasi terhadap penggunaan dana yang selama ini

dilakukan oleh Termohon. Begitu pula bagi Termohon hal ini memang

sudah menjadi tanggungjawab Termohon untuk memberikan informasi

terhadap kegiatan pengumpulan sumbangan masyarakat.

Sistem pengumpulan sumbangan yang dilakukan oleh PT Sumber

Alfaria Trijaya Tbk tersebut dilakukan dengan cara kasir yang

menanyakan kepada konsumen terlebih dahulu apakah bersedia

sebagian uang kembaliannya didonasikan yang dilakukan saat

melakukan transaksi. Sistem ini dibuat sama di seluruh toko milik PT

Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Program Donasi-Ku ini dilaksanakan atas

partisipasi masyarakat secara sukarela untuk ikut membantu

masyarakat yang membutuhkan.

Namun sebagai pelaku penyelenggaran sumbangan yang mana

dikumpulkan dari uang donasi konsumen/masyarakat banyak melalui

gerai-gerainya yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia maka

seharusnya PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk memiliki tanggungjawab

kepada para donator yang telah berpartisipasi atas program

pengumpulan sumbangan tersebut sebagaimana yang terdapat dalam

Surat Keputusan Menteri Sosial dengan melakukan transparansi

mengenai informasi kegiatan pengumpulan sumbangan uang termasuk

laporan rincian keuangan yang telah diaudit akuntan publik kepada

para donator dengan cara membuat laporan secara berkala di media

nasional maupun lokal baik cetak maupun online sehingga para

Page 74: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

65

donator/masyarakat/publik dapat mengetahuinya. Hal ini sesuai

dengan firman Allah SWT mengenai tanggungjawab bagi para

penerima tanggungjawab untuk menyampaikan amanat tersebut

dengan sebaik-baiknya yang terdapat dalam Firman Allah SWT, yaitu:

Yang artinya “Sesungguhnya Allah menuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)

apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan

dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-

baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi

Maha melihat.” (Q.S. An-Nisa [4]: 58)

Maka peneliti menyetujui keputusan yang diberikan oleh Majelis

Komisioner Dyah Aryani P selaku Ketua merangkap Anggota dan

Yhannu Setyawan selaku Anggota Majelis Komisioner dengan

memerintahkan Termohon untuk memberikan informasi kepada

Pemohon serta kepada publik secara menyeluruh dikarenakan kegiatan

yang dijalankan oleh Termohon selama ini merupakan informasi publik

yang bersifat terbuka dan berhak diketahui oleh setiap orang.

Akan tetapi yang sangat peneliti sayangkan adalah putusan dari Majelis

Komisioner tidak dipatuhi oleh Termohon yang mana Termohon lebih

memilih untuk membatalkan putusan Komisi Informasi Pusat dengan

mengajukan Banding kepada Pengadilan Negeri Tangerang yang mana

hasil putusan dari Pengadilan Negeri Tangerang memutuskan bahwa

tidak memenuhi permintaan dari PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk untuk

dapat membatalkan hasil putusan dari Komisi Informasi Pusat serta PT.

Sumber Alfaria Trijaya Tbk harus mematuhi hasil putusan dari Komisi

Informasi Pusat dengan cara menyampaikan informasi kepada publik

secara berkala dan menyeluruh.

Page 75: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tanggungjawab perseroan

terbatas sebagai penyelenggara pengumpulan sumbangan publik dengan

menjadikan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sebagai studi kasus ditemukan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Mekanisme pendistribusian hasil sumbangan publik yang dilakukan

oleh PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Sepanjang tahun 2015 telah

bekerjasama dengan 8 yayasan kredibel berskala nasional maupun

internasional. Seperti Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAI),

Yayasan Berani Bhakti Bangsa (YBBB) yang mana dipercayai untuk

bekerjasama pada awal tahun dan akhir tahun 2015, selain itu dengan

Habitat for Humanity (HFH), United Nations Children Fund

(UNICEF), Yayasan BM Cinta Indonesia, Happy Heart Fund

Indonesia (HHFI), Kick Andy Foundation (KAF) dengan menyalurkan

30.000 pasang sepatu sekolah untuk pelajar di berbagai daerah. Serta

bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) untuk

mengadakan 5 unit mobil ambulans dan paket bantuan bencana.

2. PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk sudah melakukan prosedur yang

sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam memperoleh izin

kepada pihak yang terkait. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya

Surat Keputusan Menteri Sosial tentang tata cara pengumpulan donasi,

periode program, wilayah pengumpulan donasi, yayasan penerima

bantuan, dan juga kewajiban untuk menyebarluaskan informasi kepada

masyarakat yang mana surat tersebut memang dikeluarkan oleh

Kementerian Sosial Republik Indonesia secara resmi sehingga dalam

perannya sebagai pelaku pengumpulan sumbangan yang dilakukan

oleh PT Sumber Alfaia Trijaya Tbk memang sudah mempunyai

kekuatan hukum. Meskipun PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk sudah

66

Page 76: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

67

memperoleh izin dari Kementerian Sosial Republik Indonesia namun

masih ada tanggungjawab hukum yang tidak dilakukan seperti tidak

memberikan laporan kepada publik dengan memberikan informasi

secara berkala terhadap kegiatan pengumpulan sumbangan kepada para

donator/masyarakat/konsumen dari gerai Alfamart yang telah

berpartisipasi dalam mendukung kegiatan sosial yang dilakukan oleh

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dari awal melakukan kegiatan hingga

akhir pelaksanaan yang mana informasi tersebut dapat dilihat oleh

seluruh masyarat yang dalam penyebaran informasi tersebut dapat

dilakukan oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk baik secara cetak

maupun online.

3. Dari hasil pertimbangan-pertimbangan yang ada maka Majelis

Komisioner berpendapat oleh karena terbukti Termohon

menyelenggarakan kegiatan pengumpulan sumbangan kepada

masyarakat melalui gerai-gerainya berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku mengenai pengumpulan sumbangan, maka

sepanjang melakukan kegiatannya tersebut Termohon harus

dinyatakan sebagai Badan Publik tingat Pusat sebagaimana dimaksud

Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yaitu perkumpulan.

Secara demikian Termohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal

standing) sebagai Termohon Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

dalam perkara a quo. Termohon adalah Badan Publik tingkat Pusat.

Maka dari itu dari hasil pertimbangan tersebut diputuskan bahwa PT.

Sumber Alfaria Trijaya Tbk yang dalam hal ini sebagai Termohon

diperintahkan untuk memberikan informasi seperti laporan

penggunaan dan realisasi program penyaluran sumbangan donasi uang

dari konsumen Alfamart serta terkait laporan keuangan pengumpulan

donasi uang konsumen/publik dari mulai kegiatan tersebut dilakukan

sampai Tahun 2015, yang telah diaudit oleh akuntan publik.

Page 77: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

68

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penulisan

skripsi ini maka saya sebagai peneliti ingin memberikan beberapa saran

yang dianggap peneliti perlu untuk dilakukan, antara lain:

1. Diperlukan adanya tanggungjawab yang baik dari penyelenggara

pengumpulan sumbangan dengan memberikan seluruh laporan setiap

bulan, informasi terkait kegiatan yang dilakukannya, mengeluarkan

dana masyarakat sesuai dengan prosedurnya, sera harus jelas

presentase dalam pemakaian uang sumbangan dari masyarakat.

2. Diperlukannya sikap yang tegas dari pemerintah apabila sudah

dikeluarkannya putusan dari pihak yang berwenang khususnya dalam

hal ini putusan dari Komisi Informasi Pusat yang mana telah bersifat

inkrah tetapi tidak segera dijalankan sebagaimana mestinya.

3. Diperlukannya kepada pemberi izin dalam penyelenggaraan

sumbangan untuk lebih memperhatikan kembali laporan-laporan

secara terperinci yang diberikan oleh pengelola serta lebih

mempertegas aturan terkait pengumpulan sumbangan dalam

memberikan perizinan dengan lebih merujuk kembali kepada peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4. Ditanamkan rasa yang lebih kritis bagi masyarakat dalam mengawasi

tanggungjawab pihak yang menjadi pengelola kesejahteraan sosial

untuk memperoleh haknya dengan lebih peka melihat segala kondisi

sekitar yang terjadi agar tidak ada lagi hak-hak publik yang terabaikan

karena hak untuk mendapatkan informasi merupakan hak segala

bangsa untuk dapat memperolehnya tanpa terkecuali.

Page 78: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

69

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku

Barkatullah, Abdul Halim. Hak-Hak Konsumen. Bandung: Nusa Media, 2010.

Dewata, Mukti Fajar Nur dan Yulianto Ahmad. Dualisme Penelitian Hukum

Normatif dan Empiris. Jakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Dewi, Eli Wuria. Hukum perlindungan Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu,

2015.

Fuady, Munir. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2005.

Harahap, Yahya. Hukum Perseroan Terbatas. Jakarta: Sinar Grafika, 2016.

Hasyim, Farida. Hukum Dagang. Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

Kansil, CST. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka,1986.

Kansil, CST dan Cristine. Hukum Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum Dalam

Ekonomi). Jakarta: Pradnya Paramita, 2001.

Kansil, CST dan Christine. Pokok-Pokok Hukum Perseroan Terbatas Tahun 1995.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996.

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2011.

Miru, Ahmadi dan Sutarman Yodo. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2004.

Nugroho, Susanti Adi. Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau Dari

Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya. Jakarta: Kencana, 2008.

Purwosutjipto, HMN. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid 2.

Jakarta: Djambatan, 1982.

Rai Widjaya, I.G. Hukum Perusahaan Undang-Undang dan Peraturan

Pelaksanaan di Bidang Usaha Jakarta: Kesaint Blanc, 2005.

Rukminto Adi, Isbandi. Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan

Sosial, dan Kajian Pembagunan). Jakarta: Rajawali Pres, 2015.

Sembiring, Sentosa. Hukum Perusahaan Tentang Prseroan Terbatas. Bandung:

Nuansa Aulia, 2006.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Indonesia

(UI-Press), 2014.

Page 79: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

70

Subagiyo, Henri, Dessy Eko dkk, Anotasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008

Tentang Keterbukaan Informasi Publik. Jakarta: Komisi Informasi Pusat

Republik Indonesia, 2009.

Subekti. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: PT. Intermasa, 1989.

Suharto, Edi. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, 2005.

Zulham. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Kencana, 2013.

Internet

http://erepo.unud.ac.id/8827/3/8b6b4787b4a4b0b19c194f882edd07c9.pdf.

Diakses pada 15 Desember 2017.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian_Kualitatif. Diakses pada 30 Oktober

2017.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Keterbukaan_Informasi_Publik.

Diakses pada 10 Februari 2018.

http://id.wikipedia.org/wiki/teori_regulasi. Diakses pada 15 Desember 2017.

http://journal.unpar.ac.id/index.php/projustitia/article/download/1126/1093.

Diakses pada 30 Oktober 2017.

https://www.komisiinformasi.go.id/category/profil/tentang-kip. Diakses pada 10

Februari 2018.

Jurnal

Suhardin, Yohanes. “Peranan Hukum Dalam Mewujudkan Kesejahteraan

Masyarakat”. Jurnal Hukum Pro Justitia. Vol. 25. No. 3, 2017.

Astika, IB Putra, “Kontribusi Teori Kepentingan Kelompok Dalam Standar

Akuntansi Keuangan (Suatu Kajian Literatur)”. Jurnal Ilmiah Akutansi dan

Bisnis, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, 2010.

Laporan Tahunan Annual Report, PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, 2014.

Laporan Tahunan Annual Report, PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, 2015.

Laporan Tahunan Annual Report, PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk, 2016.

Page 80: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

71

Skripsi dan Makalah

Munawaroh, Anisa. “Perlindungan Konsumen Terhadap Uang Kembalian Yang

Dijadikan Uang Donasi Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor. 8 Tahun

1999 Tentang Perlindungan Konsumen”. Skripsi S1 Fakultas Hukum,

Universitas Gadjah Mada, 2015.

Salamah, Muhimmatus. “Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah Terhadap Praktek

Pengalihan Sisa Uang Pembeli Dalam Transaksi Jual Beli Di Toko Arafah

Cirebon”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Institut Agama

Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, 2015.

Shofa, Nailas. “Perspektif Hukum Islam Terhadap Pengalihan Sisa Pengembalian

Untuk Dana Sosial Dalam Transaksi Jual Beli Di Pamella Swalayan

Yogyakarta”. Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2010.

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1961 Tentang Pengumpulan Uang Atau Barang.

Undang-Undang Nomor. 11 Tahun 2009 Tentang Kesejateraan Sosial.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Kesejahteraan Sosial.

Undang-Undang Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan

Lingkungan Perseroan Terbatas.

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1980 Tentang

Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan.

Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 56/HUK/1996 Tentang Pelaksanaan

Pengumpulan Sumbangan Oleh Masyarakat.

Page 81: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini

72

LAMPIRAN

72

Page 82: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 83: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 84: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 85: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 86: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 87: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 88: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 89: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 90: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 91: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 92: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 93: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 94: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 95: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 96: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 97: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 98: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 99: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 100: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 101: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 102: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 103: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 104: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 105: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 106: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 107: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 108: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 109: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 110: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 111: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 112: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 113: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 114: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 115: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 116: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 117: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 118: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 119: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 120: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 121: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 122: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 123: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 124: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 125: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 126: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini
Page 127: “TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARA PENGUMPULAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41673... · 2018-10-02 · Manusia.3 Yang dapat diartikan bahwa pembagian hasil ini