50
iii PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG DENGAN SUMBER IDE BUNGA LILI TUGAS AKHIR Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknologi Jasa dan Produksi Busana Universitas Negeri Semarang Oleh Robiatul Adawiyah FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

tata busana

Embed Size (px)

DESCRIPTION

-

Citation preview

Page 1: tata busana

iii

PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG

DENGAN SUMBER IDE BUNGA LILI

TUGAS AKHIR

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknologi Jasa dan Produksi Busana

Universitas Negeri Semarang

Oleh

Robiatul Adawiyah

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2007

Page 2: tata busana

iv

ABSTRAK

Robiatul Adawiyah, 2006. PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG DENGAN SUMBER IDE BUNGA LILI. Teknologi Jasa dan Produksi Busana D3, Fakultas Teknik , Universitas Negeri Semarang, Pembimbing Dra. Uchiyah Achmad, M.Pd. Sumber ide bunga lili.

Latar belakang pembuatan busana panggung yaitu busana panggung memiliki peran penting dalam sebuah pertunjukan karena secara tidak langsung penonton mengamati busana yang dipakainya. Busana panggung menjadi pusat perhatian sesuai tema dan karakter dalam pertunjukan atau pementasan, misalnya Kontes Dangdut TPI (KDI), Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Kondang In dan Indonesian Idol. Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah (1) bagaimana disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? (2) Bagaimana proses pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? (3) Bagaimana teknik penyelesaian busana panggung dengan sumber ide bunga lili ? Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas akhir ini adalah menciptakan suatu disain busana dengan sumber ide bunga lili, mengetahui cara pembuatan busana dan korsase bunga lili, mengetahui hasil busana panggung dengan sumber ide bunga lili. Manfaat yang diperoleh dalam pembuatan busana panggung bagi penulis dan masyarakat bahwa bunga lili dapat dimanfaatkan sebagai sumber ide pembuatan busana yang unik dan kreatif.

Proses pembuatan busana panggung secara keseluruhan ini dimulai dari mendisain model. Busana panggung dengan sumber ide bunga lili ini berupa blus dan rok yang terdiri dari (1) bagian atas, untuk bagian atas berupa blus yang pas badan, memakai kupnat dengan lengan panjang dan ujungnya diberi korsase bunga lili yang melingkar pada pergelangan tangan, untuk korsase bunga lili yang ukuran besar diletakkan pada lingkar pinggang, bagian leher diberi border tepid an dihiasi dengan payet; (2) bagian bawah (rok), pada bagian bawah berupa rok panjang sampai lutut pas badan, bagian lutut dimasukkan 2 cm kemudian dikembangkan, bagian depan dipotong lengkung sebatas lutut kemudian dibordir tepi. Persiapan-persiapan dalam pembuatan busana ini adalah sebagai berikut; memahami disain busana, mempersiapkan alat berupa alat menggambar pola dan alat membuat busana, mempersiapkan bahan yaitu bahan utama, bahan pelengkap, bahana pembantu. Mengambil ukuran. Sebelum mengambil ukuran harus memperhatikan bentuk bahu, badan, pinggang dan pinggul. Orang yang akan diukur sebaiknya memakai busana yang pas badan agar ukuran yang diambil dapat akurat. Membuat pola dengan system praktis, merancang bahan dan harga bertujuan agar dapat memperhitungkan banyaknya bahan dan biay yang diperlukan. Membuat pola ukuran sebenarnya. Dalam pembuatan pola besar tinggal mengutip dari pola ukuran kecil. Meletakkan pola di atas bahan yaitu pola-pola besar diletakkan terlebih dahulu kemudian baru pola-pola yang kecil. Menggunting kain sesuai dengan pola, memberi tanda jahitan dapat menggunakan karbon jahit, kapur jahit ataupun dengan cara dijelujur. Mengepas 1 agar mengetahui letak kesalahan busana panggung. Membordir, menjahit, tertib kerja

Page 3: tata busana

v

menjahit blus: menjahit kupnat bagian muka maupun belakang, menjahit sisi, menjahit bahu, memasang risliting, menjahit lengan, menjahit furing, menyatukan furing dengan blus, tertib kerja menjahit rok : menjahit bagian sisi rok, memasang risliting, menyatukan furing dengan rok, menjahit ban pinggang. Tertib kerja membuat korsase bunga lili : menentukan ukuran kelopak bunga dan daun, membuat pola dan menempelkan pada kain, membordir, menyolder dan menggunting, memotong furing kelopak bunga dan menyatukan dengan bahan utama, memasang payet dan halon, memasang kawat dan merangkai menjadi bunga lili.

Hasil busana panggung yaitu model busana yang terdiri dari blus dan rok. Pada blus bagian leher dibordir tepi dan dihiasi dengan payet. Sedang rok terdapat hiasan berupa bordir tempel yang berbentuk daun dihiasi dengan payet dan halon.

Pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili memerlukan waktu yanag relatif, yaitu 30 hari dengan menghabiskan dana keseluruhan Rp. 728.250,-. Perawatan busana panggung ini digantung dan disimpan dalam almari.

Page 4: tata busana

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI.........................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vi

DAFTAR TABEL................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Permasalahan ..................................................................................2

C. Penegasan Istilah ............................................................................3

D. Tujuan Tugas Akhir........................................................................4

E. Manfaat Tugas Akhir......................................................................4

BAB II ISI

A. Landasan Teori ...............................................................................6

B. Proses Pembuatan Busana Panggung dengan Sumber Ide Bunga

Lili ..................................................................................................11

C. Hasil dan Pembahasan ....................................................................44

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................47

B. Saran ...............................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................48

LAMPIRAN-LAMPIRAN....................................................................................49

Page 5: tata busana

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Hemerocallis Uliosphodelus LO-17 ..............................................9

2. Gambar 2 Hemerocallis Uliosphodelus AV-9................................................9

3. Gambar 3 Hemerocallis Uliosphodelus AO-59..............................................10

4. Gambar 4.1 Disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili tampak

depan.................................................................................................................12

5. Gambar 4.2 Disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili tampak

depan.................................................................................................................12

6. Gambar 4.3 Disain produksi tampak depan......................................................13

7. Gambar 4.4 Disain produksi tampak belakang.................................................14

8. Gambar 5 Gambar cara mengambil ukuran.....................................................22

9. Gambar 5.1 Gambar lingkar badan .................................................................22

10. Gambar 5.2 Gambar lingkar pinggang............................................................22

11. Gambar 5.3 Gambar lingkar panggul..............................................................22

12. Gambar 5.4 Gambar lebar muka .....................................................................22

13. Gambar 5.5 Gambar panjang muka ................................................................22

14. Gambar 5.6 Gambar panjang bahu..................................................................22

15. Gambar 5.7 Gambar lubang lengan ................................................................22

16. Gambar 5.8 Gambar panjang lengan...............................................................22

17. Gambar 5.9 Gambar panjang punggung .........................................................23

18. Gambar 5.10 Gambar lebar punggung ............................................................23

19. Gambar 5.11 Gambar panjang gaun dari pinggang ........................................23

Page 6: tata busana

viii

20. Gambar 6.1 Gambar pola dasar badan system praktis ....................................25

21. Gambar 6.2 Gambar pola dasar lengan system praktis ...................................26

22. Gambar 6.3 Gambar pola dasar rok ................................................................27

23. Gambar 6.4 Gambar pola kelopak bunga bagian pinggang ............................28

24. Gambar 6.5 Gambar pola kelopak bunga bagian lengan ...............................28

25. Gambar 6.6 Gambar pola daun .......................................................................28

26. Gambar 6.7 Gambar merubah pola badan.......................................................30

27. Gambar 6.8 Gambar merubah pola lengan .....................................................30

28. Gambar 6.9 Gambar merubah pola gaun berdasarkan model .........................31

29. Gambar 6.10 Gambar merubah pola lengan berdasarkan model ....................31

30. Gambar 6.11 Gambar merubah pola rok berdasarkan model .........................32

31. Gambar 6.12 Gambar merubah pola rok berdasarkan model .........................33

32. Gambar 7.1 Gambar menjahit kupnat .............................................................39

33. Gambar 7.2 Gambar menjahit sisi bagian blus ...............................................40

34. Gambar 7.3 Gambar menjahit bahu ................................................................40

35. Gambar 7.4 Gambar memasang risliting ........................................................40

36. Gambar 7.5 Gambar memasang lengan ..........................................................40

37. Gambar 7.6 Gambar menyatukan furing dengan blus ....................................41

38. Gambar 7.7 Gambar menjahit sisi rok ............................................................41

39. Gambar 7.8 Gambar menyatukan furing dengan rok......................................41

40. Gambar 7.9 Gambar menjahit ban pinggang ..................................................42

41. Gambar 7.10 Gambar menentukam ukuran kelopak dan daun ......................42

42. Gambar 7.11 Gambar membuat pola dan menempelkan pada kain................42

Page 7: tata busana

ix

43. Gambar 7.12 Gambar menggunting dan menyoldir........................................43

44. Gambar 7.13 Gambar memotong furing .........................................................43

45. Gambar 7.14 Gambar memasang payet ..........................................................43

46. Gambar 7.15 Gambar memasang kawat dan merangkai.................................43

Page 8: tata busana

x

DAFTAR TABEL

1. Skema pembuatan busana panggung.............................................................11

2. Tabel jenis ukuran .........................................................................................24

3. Tabel keterangan tanda pola ..........................................................................29

4. Tabel rancangan harga...................................................................................36

5. Tabel penentuan harga pokok pebjualan .......................................................37

Page 9: tata busana

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran I Contoh bahan ........................................................................49

2. Lampiran II Halon, payet, kawat ..............................................................51

3. Lampiran III Contoh bordiran daun...........................................................52

4. Lampiran IV Contoh bordiran kelopak bunga...........................................53

5. Lampiran V Merancang bahan utama untuk kelopak bunga....................54

6. Lampiran VI Merancang bahan untuk daun ..............................................55

7. Lampiran VII Rancangan bahan utama untuk gaun ...................................56

8. Lampiran VIII Rancangan bahan untuk furing............................................57

9. Lampiran IX Hasil pembuatan busana panggung dengan sumber ide

bunga lili tampak depan ......................................................58

10. Lampiran X Hasil pembuatan busana panggung dengan sumber ide

bunga lili tampak samping ..................................................59

11. Lampiran XI Hasil pembuatan busana panggung dengan sumber ide

bunga lili tampak belakang .................................................60

Page 10: tata busana

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang berfungsi sebagai

penutup tubuh. Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman dan

teknologi, busana mengalami penambahan fungsi yaitu sebagai hiasan. Pada

zaman pra sejarah manusia hidup berpindah-pindah, mereka hidup dengan

cara memanfaatkan apa yang ada di alam sekitarnya. Ketika mereka telah

pandai berburu binatang liar, mereka mendapat dua hal yang begitu penting

dalam hidupnya, yaitu daging untuk dimakan dan kulit binatang untuk

menutupi tubuhnya. Seiring dengan perkembangan zaman, pakaian tidak

hanya dijadikan sebagai penutup tubuh, melainkan dijadikan sebagai hiasan

yang dibuat dengan disain menarik yang membutuhkan daya cipta, rasa dan

karya. Meskipun demikian sebuah busana juga perlu dibuat sedemikian rupa

agar nyaman ketika dikenakan.

Dewasa ini perkembangan dunia hiburan sangat pesat, terutama dunia

panggung seorang penyanyi. Ini bisa dilihat dari banyaknya TV swasta yang

menayangkan acara kontes seperti Kontes Dangdut TPI (KDI), Kondang In,

Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Indonesian Idol dan lain-lain. Dari

tayangan-tayangan tersebut ditampilkan beraneka macam model busana

panggung yang unik dan menarik. Oleh karena itu penulis terinspirasi untuk

menciptakan kostum pentas penyanyi dangdut yang unik, menarik dan

mempunyai nilai artistik atau seni. Akan tetapi lagu dangdut banyak sekali

Page 11: tata busana

2

jenisnya, diantaranya dangdut slow, dangdut rock dan dangdut reggae.

Diantara ketiga jenis dangdut tersebut yang cocok untuk busana panggung ini

yang terdiri dari blus dan rok dengan hiasan bunga lili yang dilingkarkan di

pinggang, ujung lengan dan di kepala sebagai mahkota ini adalah dangdut

slow, karena tidak banyak menuntut gerak dan goyang sang penyanyi.

Model busana apapun bisa digunakan sebagai busana panggung, namun

yang membedakan busana panggung dengan busana lainnya adalah pemilihan

bahan dan pelengkap yang digunakan. Bahan busana panggung yang dipilih

biasanya bahan yang indah, mahal, berkualitas tinggi dan berkesan mewah

serta memiliki nilai istimewa bagi pemakainya, seperti kain satin, tafeta,

brokat, kain tile, organdi, sutera cina, dan lain-lain.

Perputaran mode akhirnya sampai pada suatu masa dimana ide diambil

dari mana saja, dari waktu kapan saja lalu dirakit menjadi sebuah bentuk baru

untuk orang masa kini. Untuk itu penulis terinspirasi untuk membuat Busana

Panggung Dengan Sumber Ide Bunga Lili sebagai judul Tugas Akhir, karena

bentuk bunganya indah dan warnanya menyolok. Warna bunga lili ada yang

putih, kuning dan orange. Kombinasi warna bunga dan daun yang kontras ini

sangat bagus bila diterapkan pada busana panggung karena bahan busana

panggung yang dipilih biasanya bahan yang indah, warna menyolok dan

berkesan mewah dan ini merupakan suatu ide atau gagasan yang baru untuk

menciptakan model busana panggung. Tentunya dengan menggunakan bahan

yang sama dan dengan hiasan yang unik yaitu korsase yang berbentuk daun

dan bunga lili yang diberi hiasan payet sehingga akan menambah

kemewahannya.

Page 12: tata busana

3

Berdasarkan hal tersebut perlu dicoba membuat busana panggung

dengan bunga lili sebagai sumber ide yang berbentuk daun, korsase bunga lili,

dihiasi bordir dan payet. Mempertimbangkan hal tersebut penulis mengangkat

judul Tugas Akhir sebagai berikut “PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG

DENGAN SU\MBER IDE BUNGA LILI“.

B. PERMASALAHAN

Permasalahan yang akan penulis bahas dalam tugas akhir ini adalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana cara membuat disain busana panggung dengan sumber ide

bunga lili ?

2. bagaimana cara membuat korsase bunga lili ?

3. Bagaimana proses menjahit busana panggung dengan sumber ide bunga

lili ?

4. Bagaimana teknik penyelesaian pada busana panggung dengan sumber ide

bunga lili ?

C. PENEGASAN ISTILAH

Penegasan istilah untuk memberikan arahan yang jelas dan memperoleh

kesatuan pengertian dalam memahami judul tugas akhir ini dapat dijelaskan

istilah-istilah yang digunakan sebagai berikut.

1. Pembuatan

Pembuatan adalah suatu proses ( Tim Penyusun, 2002 : 89 ). Pembuatan

adalah proses pembuatan, cara pembuatan.

Page 13: tata busana

4

2. Busana

Busana adalah sesuatu yang dipakai mulai dari ujung rambut sampai ujung

kaki (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1986 : 11).

3. Panggung

Panggung adalah pentas, lantai yang ditinggikan, tempat pertunjukan

(Soerdinoto Suwirja 1998 : 217). Panggung adalah pentas, lantai dari

papan, buluh dan sebagainya (W.J.S Poerwodarminto, 2002 : 705)

4. Sumber Ide

Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gagasan

seseorang untuk menciptakan sesuatu, misalnya disain busana.

5. Bunga

Bunga adalah bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok

warnanya dan harum baunya (W.J.S. Poerwadarminto, 2002 : 165).

6. Lili

Lili adalah nama sebuah tanaman. Bunganya berbentuk piala/terompet

panjang, besar. Warnanya bermacam-macam, ada yang putih, kuning dan

orange.

D. TUJUAN TUGAS AKHIR

Tujuan tugas akhir pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili

adalah sebagai berikut.

1. Menciptakan disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili

2. Mengetahui cara pembuatan busana dan korsase bunga lili

3. Mengetahui hasil busana panggung dengan sumber ide bunga lili.

Page 14: tata busana

5

E. MANFAAT TUGAS AKHIR

Tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut.

1. Bagi penulis

a. Menambah wawasan tentang busana panggung.

b. Membentuk pola pikir yang kreatif dan inovatif berupa ide atau gagasan

yang melahirkan inspirasi model busana yang memperkaya khasanah

perkembangan mode busana dalam negeri.

2. Bagi masyarakat

a. Secara tidak langsung memotivasi pembaca agar lebih tertarik dalam

mengembagkan ide-ide flora untuk menciptakan suatu hasil karya yang

bermanfaat bagi masyarakat.

b. Sebagai bahan informasi bahwa bunga lili dapat digunakan sebagai

sumber ide busana panggung yang artistik dan natural.

Page 15: tata busana

6

BAB II

ISI

A. Landasan Teori

Landasan teori dari proses “Pembuatan Busana panggung dengan

Sumber Ide Bunga Lili” adalah sebagai berikut.

1. Pembuatan

Pembuatan adalah proses, cara, pembuatan membuat (Tim

Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:168). Menurut

Lukman Ali (1991:148), pembuatan adalah proses pembuatan, cara,

pembuatan. Jadi pembuatan adalah proses pembuatan suatu produk

tertentu, dari awal sampai akhir atau membuat bahan mentah atau belum

jadi menjadi barang jadi.

2. Busana

Busana adalah sesuatu yang dipakai mulai dari ujung rambut

sampai ujung kaki. (Prapti Karomah dan Sicilia Sawitri, 1968: 11). Busana

adalah segala sesuatu yang digunakan pada tubuh, baik dengan maksud

melindungi tubuh maupun memperindah penampilan tubuh (Wasia

Roesbani, 1984 : 16). Jadi busana adalah sesuatu yang melekat pada tubuh

baik berupa pakaian, pelengkap maupun hiasan dengan maksud

melindungi maupun memperindah penampilan.

3. Panggung

Panggung adalah pentas, lantai yang ditinggikan, tempat

pertunjukan (Soerdinoto Suwirja 1998 : 217). Panggung adalah pentas,

lantai dari papan, buluh dan sebagainya (W.J.S Poerwodarminto, 2002 :

705)

Page 16: tata busana

7

Panggung atau pentas yang dimaksud disini adalah tempat

pertunjukan dimana sesuatu dapat dilihat dan didengarkan oleh penonton

untuk dinikmati keindahannya sehingga dapat memberikan kepuasan bagi

pelakunya atau pemakainya.

Jadi busana panggung di sini adalah busana yang digunakan pada

saat pentas di panggung yang berfungsi sebagai penutup tubuh juga

digunakan untuk menarik simpati penonton pada pementasannya maupun

sebagai promosi busana yang dipakainya

4. Sumber Ide

Saat mendisain busana memerlukan ide-ide atau sumber ide untuk

mewujudkan suatu atau beberapa gambar disain busana yang dapat

diterima oleh seseorang, kelompok orang, atau masyarakat luas. Untuk

menumbuhkan daya imajinasi pada seseorang, salah satunya dengan

adanya sumber ide. Walaupun dengan adanya sumber ide tidak setiap

orang akan mencapai hasil yang terbaik, karena akan tergantung bakat dan

kreatifitas seseorang.

Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide

seseorang untuk menciptakan disain yang baru (Sri Widartika 1996 : 581)

Dengan demikian yang dimaksud sumber ide adalah gagasan untuk

menciptakan sesuatu, yang timbul setelah melihat kenyataan yang ada,

baik lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan

alam buatan dan lingkungan sosial.

Macam –macam sumber ide (Arifah Ariyanto 2003: )

Page 17: tata busana

8

1. Sumber ide disain busana dari keadaan alam hayati.

Menyangkut sumber ide disain busana dari keadaan alam hayati yaitu

keadaan tumbuh-tumbuhan (flora), keadaan hewan (fauna), dan

keadaan manusia.

2. Sumber ide disain dari keadaan alam non hayati terdiri atas keadaan

alam di darat, di laut dan di udara.

3. Sumber ide disain busana dari keadaan benda buatan, seperti

gemerlapnya lampu, keadaan bentuk geometris atau bentuk benda

geometris seperti bola, globe, tempat air (kendi) dan benda-benda

buatan lain.

4. Sumber ide disain dari keadaan social, seperti peristiwa bom di Bali,

bencana tsunami di Aceh dan kerumunan orang di pasar.

5. Bunga Lili ( Hemerocallis Liliosphodelus )

Tanaman ini tergolong dalam famili liliaceae. Nama lain bunga lili

yaitu hemerokalis, dai lili dan lemon lili. Sebutan lilium berasal dari yunani

yaitu leirus yang berarti lembut dan licin. Bunga lili sudah dibudidayakan

di daerah sekitar Laut Tengah (Italia, Mesir, dan Libanon) sejak abad 9 M.

Daun berukuran panjang, berbentuk pedang dan berbentuk roset akar. Daun

dan bunga berdiri tegak, tetapi agak melengkung (terkulai) pada bagian

ujungnya. Bunganya berbentuk piala atau terompet panjang, besar,

berwarna kuning kemerahan (oranye) dan beraroma harum.

Oleh karena pemuliaan dan seleksi, sekarang telah dihasilkan

banyak sekali varietas yang dikembangkan dan dibudidayakan orang.

Diantaranya bunga lili jenis LO-17, AV-9 dan AO-59. Ketiga jenis bunga

Page 18: tata busana

9

lili ini merupakan hasil penemuan Dr. Lia Sanjaya, peneliti di Balai

Penelitian Tanaman Hias (Balithi). Penampilannya tidak kalah menarik

dengan lili impor dan lebih mudah dibungakan. Bunga lili jenis LO-17

berwarna putih dengan benang sari berwarna kuning. Lili jenis AV-9

berwarna kuning kemerahan dengan benangsari berwarna merah (Pupu

Marfuah, 2004 : 36).

Gambar 1 (Hemerocallis Liliosphodelus LO-17)

Gambar 2

(Hemerocallis Liliosphodelus AV-9)

Page 19: tata busana

10

Bunga lili jenis AO-59 merupakan hasil persilangan hibrida impor

ovignon X opusone dengan lilium formansonum local. Hibrida baru ini

berwarna oranye pekat dengan kuntum merekah. Warna ini merupakan sifat

dari ovignon yang berwarna jingga pudar, sedangkan lapisan beludru pada

permukaan kuntumnya merupakan sifat dari opusone. Tinggi tanaman ini

mencapai 1 – 1,2 m, masing-masing terdapat lima kuntum bunga

berdiameter 11 cm (pupu Marfuah, 2004 : 36).

Gambar 3

(Hemerocallis Liliosphodelus AO-59)

Salah satu jenis bunga lili yang banyak dijumpai di Indonesia yaitu

lilium japonicum. Tanaman ini berasal dari Jepang. Biasanya berwarna putih bersih dan murni, tetapi ada juga yang berwarna merah muda, kuning kemerahan (oranye) dengan benang sari berwarna merah. Bunga lilium japonicum berbunga pada bulan juni, juli dan saat musim kemarau tiba (S.M.N. Astoeti Heerdjan dan Moh. Fajar Soeharto Heerdjan, 2005 : 45).

Adapun kegunaan bunga lili antara lain : 1. Sebagai lambang kemurnian bangsa Mesir, Yunani dan Romawi kuno. 2. Sebagai karangan bunga pada acara keagamaan atau pemakaman. 3. Sebagai penghias kebun dan taman. 4. Sebagai obat tradisional untuk mengobati demam, pertusis, batuk, lemah

syahwat, TBC, bronkitis, pneomonia, diare dan disentri.

Page 20: tata busana

11

B. Proses Pembuatan Busana Panggung dengan Sumber Ide Bunga Lili

Proses Pembuatan Busana Panggung dengan Sumber Ide Bunga Lili

(Hemerocallis Liliosphodelus) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema

proses pembuatan busana panggung.

Skema pembuatan Busana Panggung

1. Disain busana

2. Persiapan

3. Mengambil ukuran

4. Membuat pola skala 1 : 6

5. Merancang bahan dan harga

7. Meletakkan pola di atas bahan

8. Menggunting bahan sesuai pola

9 Memberi tanda jahitan

10. Mengepas 1

12. Menjahit

12. Hasil jadi busana panggung

Menjahit rok

11. Mengepas 2

Membuat korsase bunga lili

Memasang motif hias

6. Membuat pola ukuran sebenarnya

11. Membordir

Page 21: tata busana

12

2. Persiapan

Persiapan dalam pembuatan busana panggung dengan sumber ide

bunga lili adalah sebagai berikut.

a. Memahami Disain Busana (Gambar 4)

Disain busana adalah suatu karya, hasil rancangan seseorang dari

sesuatu yang sangat awal, yaitu penciptaan bahan (Winarno : 1990).

Menurut Hartatiati Sulistio (2004 : ) disain adalah suatu kreativitas

seni yang diciptakan seseorang dengan pengetahuan dasar kesenian

serta rasa indah. Dengan demikian disain adalah rancangan dari suatu

produk baik berupa busana maupun benda lain yang memiliki nilai guna

dan keindahan.

Jadi yang dimaksud memahami disain adalah kegiatan

pengamatan pada setiap detail disain yang akan dibuat sehingga busana

yang dibuat sesuai dengan disainnya.

Adapun disain dalam pembuatan busana panggung dengan

sumber ide bunga lili adalah :

a. Pakaian

Pakaian untuk busana panggung sumber ide bunga lili ini berupa

blus dan rok yang terdiri dari :

1) Bagian atas

Untuk bagian atas busana panggung dengan sumber ide bunga

lili berupa blus yang pas badan, memakai kupnat dengan lengan

panjang dan ujungnya diberi korsase bunga lili. Untuk bagian

kerah atau leher diberi bordir tepi dan dihiasi dengan payet.

Page 22: tata busana

13

2) Bagian bawah (rok)

Pada bagian bawah memakai rok panjang diberi bordir tepi,

bagian pinggang sampai lutut pas badan, bagian lutut

dimasukkan 2 cm kemudian dikembangkan dan bagian depan

dipotong cekung sebatas lutut.

b. Hiasan

Hiasan untuk busana panggung ini berupa korsase berbentuk bunga

lili yang terbuat dari kain organdi berwarna orange yang dibordir

bagian tengah dan tepi, kemudian dighiasi dengan payet sebagai

pemanis busana tersebut.

c. Pelengkap

Pelengkap busana panggung dengan sumber ide bunga lili ini

berupa sepatu berwarna orange dan kalung yang diberi hiasan bunga

lili.

b. Alat

Alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan busana panggung adalah :

1) Alat menggambar pola

a) Pensil biasa, pensil merah biru, spidol dan alat tulis lainnya

b) Skala meter (skala 1: 6)

c) Penggaris

d) Kertas doorslag merah biru dan kertas payung

e) Gunting kertas, karbon jahit, rader

f) Metlin atau meteran, lem

Page 23: tata busana

14

2) Alat membuat atau menjahit busana panggung

a) Mesin jahit

b) Gunting kain

c) Jarum tangan, jarum mesin dan jarum payet

d) Alat pendedel dan kawat kecil

c. Bahan

Bahan utama adalah bahan-bahan pokok yang dipergunakan untuk

membuat busana. Bahan ini tergantung pada jenis dan kegunaan dari

busana yang akan dibuat. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam

pembuatan busana panggung dengan sumber ide bunga lili adalah

sebagai berikut.

1) Bahan utama, terdiri dari :

a) Kain satin berwarna hijau tua dan hijau muda

b) Kain organdi

2) Bahan pelengkap

a) Benang

b) Resleting

c) Kancing kait

d) Kawat kecil

3) Bahan pembantu

a) Kain kapas (vislin)

b) Kain furing (asah)

c) Kain furing habutai

Page 24: tata busana

15

d) Payet

e) Halon

d. Pelengkap

Pelengkap busana adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

melengkapi penampilan di dalam berbusana. Adapun pelengkap nyang

digunakan pada busana panggung ini adalah anting, kalung dengan

hiasan korsase bunga lili, sepatu warna orange yang dihiasi dengan

payet.

3. Mengambil Ukuran

Sebelum mengambil ukuran tubuh seseorang, perhatikan bentuk

bahu, badan, pinggang dan pinggul orang yang akan diukur. Orang yang

akan diukur sebaiknya mengenakan busana yang pas badan agar ukuran

yang diambil dapat akurat. Sebelum mulai mengukur, ikatkan seutas

peterban atau tali yang lemas di sekeliling pinggang. Lingkaran di

sekeliling pinggang tersebut akan menjadi patokan yang dapat membantu

proses pengukuran bagian tertentu gaunnya (Soekarno : 12).

a. Cara mengambil ukuran

1) Lingkar Badan (LB)

Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada,

ketiak, letak centimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak.

Diukur pas kemudian ditambaha 4 cm.

Page 25: tata busana

16

2) Lingkar Pinggang (LP)

Diukur sekeliling pinggang, bagian sisi yang tidak mempunyai tulang

melewati badan belakang, diukur pas kemudian ditambah 1 cm lagi.

3) Lingkar Panggul (LPa)

Diukur sekeliling lingkar panggul yang terbesar melalui puncak

panggul, diukur pas kemudian ditambah 4 cm.

4) Tinggi Panggul (TPa)

Diukur dari peterban pinggang sampai peterban panggul.

5) Lebar Muka (LM)

Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu

terendah dan ketiak dari batas lengan kanan-kiri.

6) Panjang Muka (PM)

Diukur dari batas leher pada tengah muka ke bawah sampai di bawah

peterban pinggang.

7) Panjang Bahu (PB)

Diukur dari batas leher sisi sampai pada tulang paling menonjol pada

lengan.

8) Lingkar Lubang Lengan (L. Lu. Le.)

Diukur sekeliling lubang lengan pas ditambah 2 cm (untuk lubang

lengan tanpa lengan) + 4 cm untuk busana yang menggunakan lengan.

9) Panjang Lengan (PL)

Diukur dari tulang lengan yang paling menonjol sampai pada

pergelangan lengan.

Page 26: tata busana

17

10) Panjang Punggung (PPu)

Diukur dari tulang leher tengah belakang yang menonjol lurus ke

bawah sampai peterban pinggang

11) Lebar Punggung (Le. Pu)

Diukur 9 cm di bawah tulang leher tengah belakang yang menonjol

atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan

kiri sampai lengan kanan.

12) Panjang Gaun dari Pinggang

Panjang gaun dapat diukur dari tulang leher depan sampai bawah

(batas yang diinginkan), atau dapat juga diukur dari peterban sisi

bagian pinggang sampai bawah (batas yang diinginkan).

b. Ukuran yang dibutuhkan untuk membuat busana panggung

1) Lingkar badan (LB)

2) Limgkar pinggang (LP)

3) Lingkar panggul (LPa)

4) Tinggi panggul (TPa)

5) Lebar muka (LM)

6) Panjang muka (PM)

7) Panjang bahu (PB)

8) Lingkar lubang lengan

9) Panjang lengan (PL)

10) Panjang punggung (PPu)

11) Lebar punggung (Le. pu)

12) Panjang rok

Page 27: tata busana

18

4. Membuat Pola

a. Membuat pola dasar skala 1 : 6

Sistem pembuatan pola dapat bermacam-macam jenisnya. Untuk

itu dalam membuat pola suatu model busana, dalam hal ini digunakan

system pola dasar. Pola dasar yang penulis pakai dalam pembuatan

busana panggung adalah sistem praktis, karena mudah, cepat dan enak

dipakai.

Ukuran yang dibutuhkan dalam pembuatan busana panggung

adalah sebagai berikut.

No. Jenis Ukuran Ukuran

1. Lingkar badan 84 + 4 cm

2. Lebar muka 33 cm

3. Panjang muka 33 cm

4. Lebar punggung 34 cm

5. Panjang punggung 35 cm

6. Panjang bahu 12 cm

7. Panjang sisi 15 cm

8. Tinggi dada 15 cm

9. Lingkar pinggang 68 cm

10. Tinggi panggul 18 cm

11. Lingkar panggul 93 + 2 cm

12. Panjang rok 104 cm

13. Panjang baju 55 cm

Tabel 1. Jenis Ukuran

Page 28: tata busana

19

Keterangan Gambar Cara Mengambil Ukuran

Page 29: tata busana

20

Keterangan Tanda pola

Keterangan tanda pola sangat diperlukan untuk mengetahui dan

memahami bagian-bagian dari gambar pola dalam proses menjahit.

Adapun keterangan tanda pola pada pembuatan pola busana panggung

dengan sumber ide bunga lili adalah sebagai berikut.

No. Tanda Pola Artinya

1.

Garis pola asli dengan pensil hitam

2. Garis pola bagian muka dengan pensil

warna merah

3. Garis pola bujur belakang dengan pensil

warna biru

4. Tanda arah benang atau serat kain menurut

panjangnya

5. Garis pertolongan dengan warna pensil

menurut bagiannya

6. Garis lipatan dengan warna pensil menurut

bagiannya

7. TM Tengah Muka

8. TB Tengah Belakang

9. Garis bersudut

Page 30: tata busana

21

b. Merubah Pola

Page 31: tata busana

22

Keterangan Merubah Pola

Pola badan yang dirubah adalah bagian bahu, leher dan panjang baju yaitu

dengan cara pada bagian bahu dimasukkan 4 cm, bagian leher diturunkan 6 cm,

untuk bagian pinggang diturunkan sepanjang tinggi panggul kemudian dinaikkan

sesuai ukuran yang diinginkan yaitu dari pinggang turun 13 cm.

Pola lengan yang dirubah adalah bagian ujung lengan yaitu dari ukuran

standar 30 cm menjadi 24 cm atau dari lebar 15 cm dimasukkan 4 cm. Sedangkan

polar ok yang dirubah adalah bagian lutut ke bawah. Bagian lutut dimasukkan 2

cm, lingkar lutut dibagi 12 dengan pembagian 6 di muka dan 6 di belakang. Dari

pembagian tersebut ditarik garis lurus, kemudian dipotong dan dilebarkan 7 cm.

setelah dilebarkan, untuk bagian muka ditarik garis ke atas sebatas lutut kemudian

dibuat garis lengkung.

Page 32: tata busana

23

Gambar disain busana panggung dengan sumber ide bunga lili

Gambar 4.1 Gambar 4.2 Disain tampak depan Disain tampak belakang

Page 33: tata busana

24

Gambar disain produksi

anting

kalung

border tepi

halon + payet

korsase bunga lili

border tempel

halon hijau tua

rok dari lutut mengembang

border tepi

sepatu

Gambar 4.3 Disain tampak depan

Page 34: tata busana

25

Gambar disain produksi

risliting

korsase bunga lili

risliting

korsase bunga lili

payet + halon

border tempel warna hijau tua

bordir tepi

Gambar 4.4 Disain tampak belakang

Page 35: tata busana

26

5. Merancang Bahan dan Harga

Merancang bahan dan harga adalah merencanakan atau menghitung

baik secara garis besar maupun secara detail bahan dan harga yang

dibutuhkan dalam membuat suatu busana. Merancang bahan dan harga

bertujuan untuk mengetahui jumlah harga, banyaknya bahan agar tidak

banyak bahan yang tersisa. Rancangan bahan dapat dibuat dengan dua

cara, yaitu :

a. Rancangan bahan secara umum

Merancang bahan secara umum yaitu memasang pola besar yang sudah

dibuat di atas kain.

b. Rancangan bahan secara detail

Merancang bahan secara detail yaitumenggunakan pola-pola kecil yang

ditempatkan pada kertas, biasanya menggunakan kertas payung.

Langkah-langkah merancang bahan :

1) Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam membuat rancangan

bahan : pensil, penggaris, kertas merah biru, lem, gunting dan lain-

lain.

2) Membuat pola ukuran skala 1 : 4 atau 1 : 6 dilengkapi tanda-tanda

pola.

3) Pola dipotong dan ditempel pada kertas payung, dimulai pola yang

besar kemudian pola yang kecil dengan catatan tetap

memperhatikan arah serat.

4) Pola yang ditempel diberi kampuh pada tepi pola kurang lebih 2

cm.

Page 36: tata busana

27

Tabel 1. Rancangan Harga

No. Uraian Banyaknya Harga Satuan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Kain satin

Kain organdi

Kain asahi

Kain habutai

Payet

Risliting

Benang

Kancing kait

Kawat tembaga

Sepatu

3,75 m

2,50 m

1,75 m

1 m

-

2 buah

4 buah

1 pasang

5 m

1 pasang

Rp. 20.000,-

Rp. 10.000,-

Rp. 5.000,-

Rp. 5.000,-

Rp. 30.000,-

Rp. 1.500,-

Rp. 500,-

Rp. 200,-

Rp. 3.000,-

Rp. 75.000,-

Rp. 75.000,-

Rp. 25.000,-

Rp. 6.250,-

Rp. 5.000,-

Rp. 30.000,-

Rp. 3.000,-

Rp. 2.000,-

Rp. 200,-

Rp. 15.000,-

Rp. 75.000,-

Jumlah Rp.236. 250,-

Menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Penentuan besarnya harga pokok penjualan (HPP) dihitung dari

besarnya beban yang diperlukan dalam proses pembuatan busana

panggung dengan cara membuat tabel penentuan harga pokok penjualan

(HPP).

Page 37: tata busana

28

Tabel 2. Penentuan HPP

No. Sumber Biaya Jumlah Biaya Harga Total

1. Biaya bahan

Biaya transportasi

Biaya listrik

Biaya produksi

a. ongkos jahit

b. ongkos bordir

-

Rp. 50.000,-

Rp. 50.000,-

30 hari x Rp. 10.000,-

= Rp. 300.000,-

Rp. 102.000,-

Rp. 226.250,-

Rp. 50.000,-

Rp. 50.000,-

Rp. 300.000,-

Rp. 102.000,-

Jumlah HPP Rp. 728.250,-

6. Membuat Pola Ukuran Sebenarnya

Membuat pola ukuran sebenarnya dilakukan sesudah membuat

rancangan bahan dan rancangan harga. Dalam pembuatan pola, besar

kertas yang lebih besar seperti kertas payung, koran atau kertas khusus.

Dalam pembuatan pola besar tinggal mengutip dari pola ukuran kecil

seperti rancangan bahan sehingga mudah dalam pembuatannya.

7. Meletakkan Pola di atas Bahan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meletakkan pola pada kain

sebagai berikut.

a. Kain yang mudah menyusut adalah kain tenun yang dianyam

menggunakan ATBM. Oleh karena itu bahan terlebih dahulu direndam

Page 38: tata busana

29

selama satu malam (agar kain tersebut dapat menyusut secara optimal)

kemudian diperas kemudian dijemur searah serat kain dan disetrika.

b. Membentangkan kain di atas meja atau tempat yang datar dan lebar

sepanjang yang dibutuhkan.

c. Meletakkan pola-pola pada kain dengan jarum pentul, sematkan pola

sesuai arah serat kain pada lipatan kain dimulai dengan bagian pola-

pola yang besar, letakkan sehemat mungkin dan sesuai dengan

rancangan bahan.

d. Memberi kelebihan jahitan atau kampuh.

8. Menggunting Kain Sesuai dengan Pola

Pola yang telah diletakkan pada kain sesuai dengan rancangan bahan

dan jika sudah diperiksa dengan teliti, maka mulai menggunting kain. Cara

menggunting kain adalah sebagai berikut.

a. Tangan kiri menekan kainyang akan digunting

b. Tangan kanan memegang gunting dengan posisi lubang gunting yang

besar berada di bawah.

c. Mulai menggunting kain dari pola besar kemudian baru yang kecil

dengan posisi kain tetap sejajar dengan tepi meja

9. Merader atau Memberi Tanda pada Kain

Kain yang sudah digunting kemudian dirader, yaitu memberi tanda

dengan memindahkan garis pada kain, dapat menggunakan karbon jahit,

kapur jahit ataupun dengan cara dijelujur apabila kain tidak bisa dengan

cara dikarbon atau dikapur jahit. Cara merader sebagai berikut.

Page 39: tata busana

30

a. Selipkan karbon jahit di antara kain yang sudah digunting menurut

polanya.

b. Menekan rader sambil digerakkan ke arah depan sesuai dengan garis

pola

c. Melepaskan karbon jahit apabila sudah selesai merader.

10. Mengepas 1

Setelah kain dipotong, diberi tanda jahitan kemudian dijelujur

selanjutnya dipas oleh model untuk mengetahui letak kesalahan pada

busana panggung tersebut dan selanjutnya dibordir.

11. Membordir

Setelah dipas oleh model busana tersebut dibordir sesuai motif

disain.

12. Menjahit

Menjahit memerlukan ketrampilan, ketekunan, kerapian dan

kesabaran yang tinggi agar mendapatkan hasil yang rapi dan enak dipakai.

Menjahit dengan ukuran sebagai berikut :

a. Menjahit blus

1) Menjahit kupnat pada bagian muka maupun belakang

Gb. 7.1) Gambar menjahit kupnat

Page 40: tata busana

31

Menjahit bagian sisi blus

2) Menjahit bahu

3) Memasang risliting

4) Menjahit lengan

Page 41: tata busana

32

5) Menjahit furing

Langkah-langkah menjahit furing sama dengan langkah-langkah

menjahit blus.

6) Menyatakan furing dengan blus, pada bagian tepi dijelujur

b. Menjahit rok

1) Menjahit bagian sisi rok, kemudian memasang risliting

2) Menyatukan furing dan rok

Page 42: tata busana

33

3) Menjahit ban pinggang

4) Merapikan dan menghilangkan benang-benang bekas jahitan

c. Membuat hiasan atau korsase bunga lili

Setelah busana panggung selesai dijahit kemudian membuat korsase

bunga lili. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut.

1) Menentukan ukuran kelopak bunga daun lili

2) Membuat pola dan menempelkan pada kain

3) Membordir

Page 43: tata busana

34

4) Menyolder dan menggunting

5) Memotong furing kelopak bunga dan menyatukan dengan bahan

utama (kain organdhi)

6) Memasang payet dan halon

7) Memasang kawat

Page 44: tata busana

35

13. Mengepas 2

Setelah hiasan bentuk bunga lili selesai selanjutnya dipas oleh model

agar kelihatan pas sesuai badan model disertai pelengkap-pelengkapnya antara

lain anting-anting dan sepatu. Pelengkap tersebut akan memberi kesan indah

dan mewah.

Page 45: tata busana

36

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Setelah membuat busana panggung dapat diperoleh hasil sebagai

berikut.

Disain terdiri dari blus dan rok

Pola dasar yang digunakan penulis dalam pembuatan busana panggung

adalah pola sistim praktis, karena mudah, cepat dan enak dipakai.

Kain satin sebagai bahan utama dalam pembuatan busana panggung

dengan sumber ide bunga lili ternyata tidak kalah menarik dengan

busana panggung yang dibuat dari bahan-bahan yang mewah

Teknik jahitan busana panggung ini dikerjakan dengan teknik kampuh

buka setik lepas.

Penampilan busana panggung akan tampak lebih indah dan unik dengan

hiasan korsase bunga lili yang dibordir dan dihiasi payet

Pembahasan

Disain busana

Disain busana panggung memilih disain yang terdiri atas blus dan rok.

Hiasan untuk memberi kesan unik dilakukan dengan memberinya

korsase bunga lili yang dilingkarkan di pinggang, lengan dan di kepala

sebagai mahkota. Hal ini sesuai dengan judul TA yang bertema flora.

Pola yang digunakan

Page 46: tata busana

37

Pola dasar yang dipakai untuk membuat busana panggung dengan

sumber ide bunga lili adalah pola sistem praktis. Setelah itu membuat

pecah model, untuk menghasilkan blus yang baik dan pas badan

dengan cara pada saat memotong tengah muka bagian dada

dimiringkan 1 cm agar hasil jadinya tidak longgar pada bagian atas

dada.

Jahitan

Teknik jahitan untuk busana panggung dikerjakan dengan teknik

kampuh setik lepas dan kemudian disetrika agar kelihatan rapi dan

hasilnya bagus. Kelemahan kampuh buka adalah adanya kemungkinan

serat kain lepas dan tidak bisa digunakan pada penyelesaian kebaya

membutuhkan benang yang sesuai dengan warna kain.

Penyelesaian busana

Busana panggung ini diselesaikan dengan cara :

Blus diselesaikan dengan bordir engkol tepi

Memasang atau memberi hiasan atau korsase yang dapat

memperindah busana panggung dengan penyelesaian kampuh

balik

Penyelesaian pada bagian bawah rok yaitu dengan menggunakan

bordir kemudian disolder

Perawatan

Cara perawatan untuk busana panggung dengan sumber ide

bunga lili adalah sebagai berikut.

Page 47: tata busana

38

(1). Untuk pakaian adalah dengan cara manual yaitu dengan tangan

“wash by hand”, yaitu :

a). Menyiapkan air bersih tiga ember

b). Satu ember air diberi diterjen

c). Setelah itu pakaian dimasukkan ember yang telah diberi

diterjen, diamkan selama 20 menit, kemudian pakaian diperas

dengan lembut.

d). Setelah dibersihkan dalam ember diterjen, angkat pakaian dan

bilas dalam ember kedua sampai bersih, kemudian dibilas

dalam ember yang ketiga

e). Apabila pakaian telah benar-benar bersih, angkat pakaian dan

gantungkan pada gantungan baju

f). Jemur pakaian di tempat yang tidak terkena sinar matahari

langsung agar warna tidak mudah pudar

g). Setelah kering, simpan dalam almari baju

(2). Untuk korsase bunga lili,

Untuk korsase bunga lili, karena banyak menggunakan kawat dan

payet, cara perawatannya yaitu dengan dry clean (pencucian

kering) yaitu sebagai berikut.

a). Bahan yang dibutuhkana anatara lain; solvent, filter powder

(bubuk saringan), carbon (bubuk arang yang diobati). Bahan-

bahan ini dapat diperoleh di toko-toko kimia.

Page 48: tata busana

39

b). Ukuran atau takaran pencucian untuk 15 potong yaitu, solvent

sebanyak 1 sendok takaran, filter powder 2 sendok takaran dan

carbon ½ sendok takaran.

c). Cara pencuciannya yaitu :

(1). Memberi lapisan

Memberi solvent pada mesin sesuai dengan muatannya,

pemakaian lapisan pada saringan harus diberi filter

powder agar solvent menjadi tersaring dan jernih.

(2). Carbon

Carbon ditambahkan pada suhu saat sore hari, sewaktu

selesai mencuci. Fungsinya menahan kotoran yang tidak

dapat disaring karena telah larut dan bersenyawa dengan

solvent, maka dengan mudah dapat menembus lapisan-

lapisan filter powder perlu adanya bantuan carbon.

(3). Menjalankan mesin

(a). Menjalankan pompa agar solvent terus mengalir

melalui tangki ke filter, selanjutnya dengan bantuan

pompa maka filter powder dan carbon dapat

ditambahkan melalui drum mesin

Page 49: tata busana

40

(b). Setelah solvent jernih dapat dilihat melalui pipa kaca

yang tersedia pada pipa, pipa saluran masuk dan

keluar ruangan pemuatan cucian.

(c). Stel waktu atau tulis pesan yang ada pada mesin

sehingga mesin bekerja sendiri sampai selesai

dengan sebuah tanda bunyi atau lampu menyala.

Penyimpanannya pun harus dalam keadaan kering dan digantung

dengan dimasukkan dalam kantong plastik, agar tidak kena debu.

Page 50: tata busana

41

DAFTAR PUSTAKA

Arfah A. Riyanto. 203. Desain Busana. Bandung : Yapendo

Goet Poespo. 2002. Aneka Gaun (Dress). Yogyakarta : Kanisius Hartatiati Sulistio. 2004. Rancang Busana. Semarang : UPT UNNES Press Lukman Ali. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke II. Jakarta : Balai

Pustaka Pupu Marfuah. 2004. Moleknya Lili Anak Negeri. TRUBUS Richard Sihite. 2000. Loundry and Dry Cleaning. Surabaya : SIC Sri Farida. 2003. Proposal Tugas Akhir Pembuatan Busana Pesta Malam dengan

Teknik Anyaman. Universitas Negeri Semarang Soekarno. 2002. Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta :

PT Gramedia Pustaka Utama S. M. N. Astoeti Heerdjan dan Moh. Fajar Soeharto Heerdjan. 2005. Tanaman

Berbunga Harum. Jakarta : Penebar Swadaya Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi ke III. Jakarta : Balai Pustaka W. J. S. Poerwodarminto. 1954. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta :

Perpustakaan Perguruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan