35
Tata Cara Menanam Gaharu Masyarakat awam seringkali mengaburkan istilah gaharu dengan pohon penghasil gaharu. Menurut SNI 01-5009.1-1999 gaharu didefinisikan sebagai sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati sebagai akibat dari suatu proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada suatu jenis pohon, yang pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria sp. (Istilah bahasa daerah: Karas, Alim, Garu, dan lain-lain). Lokasi Penanaman Cara Budidaya Gaharu

Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gaharu

Citation preview

Page 1: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Tata Cara Menanam Gaharu

Masyarakat awam seringkali mengaburkan istilah gaharu dengan pohon penghasil gaharu. Menurut SNI 01-5009.1-1999 gaharu didefinisikan sebagai sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati sebagai akibat dari suatu proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada suatu jenis pohon, yang pada umumnya terjadi pada pohon Aquilaria sp. (Istilah bahasa daerah: Karas, Alim, Garu, dan lain-lain).  

Lokasi Penanaman

Cara Budidaya Gaharu

Pemilihan Species Aquilaria malaccensis, A. microcarpa serta A. crassna adalah species penghasil gubal gaharu dengan aroma yang sangat disenangi masyarakat Timur Tengah, sehingga memiliki harga paling tinggi.

Page 2: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Pohon penghasil gaharu dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 750 m dpl.

Pengenalan dan Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria.sp: (aquilaria beccariana, malacensis, microcarpa dan sejenisnya)

Penanaman benih pohon penghasil gaharu sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan di pagi hari sampai jam 11.00, dan dapat dilanjutkan pada jam 4 petang harinya.

Bersihkan Lahan untuk keperluan pembuatan Lobang, untuk memudahkan penanganan sebaiknya dilakukan pengajiran / patok dengan dimensi sesuai keinginan (pengalaman 5 x 5 meter).

Galilah tanah lobang Ukuran 50 x 50 x 50 Cm. Pisahkan antara tanah galian atas dan tanah galian bawah biarkan selama ± 15 hari.

Siapkan pupuk kandang atau kompos yang akan menggantikan tanah bawah (dimasukkan terlebih dahulu).

Kemudian ambil bibit Pohon penghasil gaharu yang siap tanam sobek dan buang pembungkus / polybag dan tutup tanah galian seperti biasa. (bibit sebaiknya sudah ditempatkan di lokasi kebun 2 minggu sebelum ditanam dan menanam pada sore hari dimusim hujan).

Page 3: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Buatlah atap pelindung dari daun ilalang jika kebun monokultur / terbuka hingga tanaman berumur 18 bulan, setelah itu lahan dapat mulai dibuka.

Kebutuhan pupuk relatif kecil yakni NPK 10 – 50 gr / 6 bulan. Jika tanaman sudah terjangkit mikoreza maka tidak banyak memerlukan pupuk.

Pemeliharaan

Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos sebanyak 3 kg melalui pendangiran di bawah canopy. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr / tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman.Hama tanaman / pohon penghasil gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung dan pruning agar kena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, dan Reagent. Pembersihan gulma dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.

Tips pemeliharaan yang baik

1. Lobang paling bawah waktu menanam diisi pupuk kandang / kompos.2. Awal musim hujan dan awal kemarau perlu diberi Pupuk NPK tablet 10-50

gr pohon.3. Akhir musim hujan / awal musim kemarau tanaman perlu di-dangir /

dibersihkan rumput sekitarnya untuk mencegah kebakaran.Jarak tanam yang ideal untuk pohon penghasil gaharu minimal 2 x 3 meter atau menyesuaikan dengan tanaman perpaduan lainnya seperti karet, pisang, pepaya dan lain-lain.

Sumber: http://muherda.blogspot.com/2011/11/tata-cara-menanam-gaharu.html

Cara Budidaya Pohon penghasil gaharu

Pemilihan Species

Aquilaria malaccensis, A. microcarpa serta A. crassna adalah species penghasil gubal gaharu dengan aroma yang sangat disenangi masyarakat Timur Tengah, sehingga memiliki harga paling tinggi.

Lokasi Penanaman.

Pohon penghasil gaharu dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 750 m dpl.

Page 4: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Pola Tanam

Monokultur atau sistem campur (tumpangsari, atau agroforestry)

Jarak Tanam

Jarak tanam 3 x 3 m (1.000 pohon / ha.), namun dapat juga 2.5 x 3 m sampai 2.5 x 5 m. Jika pohon penghasil gaharu ditanam pada lahan yang sudah ditumbuhi tanaman lain, maka jarak tanaman penghasil gaharu minimal 3 m dari tanaman tersebut.

Lubang tanam

Ukuran lubang tanam adalah 40 x 40 x 40 cm. Lubang yang sudah digali dibiarkan minimal 1 minggu, agar lubang bereaksi dengan udara luar. Kemudian masukkan pupuk dasar, campuran serbuk kayu lapuk dan kompos dengan perbandingan 3 : 1 sampai mencapai ¾ ukuran lubang. Kemudian setelah beberapa minggu pohon penghasil gaharu siap untuk ditanam.

Penanaman

Penanaman benih pohon penghasil gaharu sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan di pagi hari sampai jam 11.00, dan dapat dilanjutkan pada jam 4 petang harinya.

Pemeliharaan

Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos sebanyak 3 kg melalui pendangiran di bawah canopy. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr / tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman. Hama tanaman penghasil gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung dan pruning agar kena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, Reagent., dll

Pembersihan gulma dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.

Pemangkasan pohon dilakukan pada umur 3 sampai 5 tahun, dengan memotong cabang bagian bawah dan menyisakan 4 sampai 10 cabang atas. Pucuk tanaman dipangkas dan dipelihara cukup sekitar 5 m, sehingga memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu.

Page 5: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Sumber: http://www.gogreen.web.id/2008/07/cara-budidaya-gaharu.html

Penanaman Pohon penghasil gaharu

Gaharu merupakan gumpalan berbentuk padat berwarna coklat kehitaman sampai hitam, berbau harum jika dibakar. Gaharu terdapat pada bagian kayu atau akar dari jenis pohon penghasil gaharu yang telah mengalami proses perubahan kimia dan fisika akibat terinfeksi oleh sejenis jamur.

Beberapa jenis pohon penghasil gaharu antara lain adalah Aquilaria spp., Aetoxylon sympetallum, Gyrinops, dan Gonystylus.

Pemanfaatan gaharu di Indonesia oleh masyarakat pedalaman Sumatera dan Kalimantan telah berlangsung puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu. Secara tradisional gaharu dimanfaatkan antara lain dalam bentuk dupa untuk upacara ritual dan keagamaan, pengharum tubuh dan ruangan, bahan kosmetik dan obat-obatan sederhana. Saat ini pemanfaatan gaharu telah berkembang sangat luas antara lain untuk parfum, aroma terapi, sabun, body lotion, bahan obat-obatan yang memiliki khasiat sebagai anti-asmatik, anti-mikroba, dan stimulan kerja syaraf dan pencernaan.

Akibat dari pola pemanenan yang berlebihan dan perdagangan gaharu yang masih mengandalkan pada alam, jenis-jenis tertentu (seperti Aquilaria dan Gyrinops) saat ini sudah tergolong langka, dan masuk dalam lampiran Convention on International Trade on Endangered Species of Flora and Fauna (Appendix II CITES).

Guna menghindari pohon penghasil gaharu tidak punah dan pemanfaatannya dapat lestari, perlu upaya konservasi, baik in-situ (di dalam habitat) maupun ex-situ (di luar habitat) dan budidaya, serta rekayasa untuk mempercepat produksi gaharu dengan teknologi induksi (inokulasi).

Oleh karena itu, pengembangan budidaya pohon penghasil gaharu ke depan, selain untuk konservasi, juga sekaligus dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, pemerintah daerah, dan devisa bagi negara. Informasi yang bersifat “RAHASIA”, yaitu Perhitungan Kasar / Konservatif terhadap usaha ekonomi budidaya pohon penghasil gaharu pada luasan 1 hektar dengan 1000 pohon penghasil gaharu selama 10 tahun, hanya memerlukan biaya sebesar Rp. 80 juta, tetapi dapat menghasilkan penghasilan Rp. 2,8 milyar. Luar biasa kan?! Apalagi, upaya ini juga dapat menyelamatkan keanekaragaman hayati Indonesia, dengan mencegah punahnya pohon-pohon penghasil gaharu.

Kegiatan penanaman pohon penghasil gaharu sebagai batas kawasan TWA Gunung Baung ini bertujuan untuk membangun kembali atau mempertegas kembali batas kawasan konservasi di lapangan, sehingga batas kawasan TWA

Page 6: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Gunung Baung dapat diketahui secara pasti dan dapat dilihat dari jauh. Selain bertujuan sebagai batas kawasan, penanaman pohon penghasil gaharu ini juga ditujukan sebagai percontohan budidaya gaharu (Alternatif Usaha Ekonomi Kehutanan Produktif ber Pasar Ekspor) dengan Teknologi BIO INDUKSI. Budidaya pohon penghasil gaharu di TWA Gunung Baung ini merupakan kegiatan usaha ekonomi masyarakat sekitar TWA Gunung Baung yang berpola bapak angkat. Bapak angkat membantu modal, manajemen, teknologi, dan pasar. Selain itu, penanaman pohon penghasil gaharu ini akan dikemas dalam kegiatan penanaman oleh para wisatawan / pengunjung / siswa sekolah. Pohon yang ditanam tersebut akan berpapan nama PENANAM-nya, dan setiap 6 bulan para penanam akan memperoleh informasi dan foto perkembangan pohon-nya (ADOPT TREE) melalui Email. Demikian juga setelah pohon penghasil gaharu berumur 5-6 tahun atau berdiameter 10-15 cm,

Para wisatawan / pengunjung / siswa sekolah dapat melakukan INDUKSI JAMUR penghasil gaharu, yang perkembangan hasilnya juga akan diinformasikan kepada pelaku induksi melalui email. (DIKUTIP DARI: BAUNG CAMP)

Sumber: http://hairulsani.blogspot.com/2008/09/penanaman-pohon-gaharu-gaharu-merupakan.html

GAHARUBisnis Masa Depan

MEMBURU gaharu di pedalaman Asmat biasanya dilakukan oleh kelompok. Selain kelompok pemuda, ada juga kelompok yang terdiri atas anggota keluarga. Bapak, ibu, dan sejumlah anak yang dibantu anggota keluarga lain bergabung mencari gaharu di hutan-hutan. Anak- anak sekolah pun dilibatkan dalam kegiatan itu. Mereka membolos dari sekolah sampai berbulan-bulan dan menetap di hutan. Bagi warga yang tinggal cukup jauh dari kota kecamatan,

Page 7: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

tugas menjual gaharu diserahkan kepada suami.

Harga gaharu sangat bervariasi, Rp 300.000-Rp 10 juta / kg, tergantung jenis dan kualitas gaharu. Gaharu berkualitas sering disebut jenis super, berwarna hitam mengkilat. Harga gaharu jenis super di pedalaman Asmat sampai Rp 10 juta / kg, dan di luar negeri, seperti Singapura dan Hongkong, mencapai Rp 50 juta / kg. Karena itu, para pedagang gaharu tidak segan mengeluarkan uang untuk mendapatkan gaharu berkualitas.

Agar tidak rugi, para pedagang ini selalu memantau perkembangan harga gaharu di Singapura, Hongkong, Korea, China, dan Jepang dengan menggunakan telepon satelit.

Jika harga gaharu di luar negeri sedang membaik, berapa pun harga yang diminta para pemilik, pengumpul, dan masyarakat adat di pedalaman Asmat tetap dibayar pengusaha.

Karena itu, sering para pengumpul dan pemilik gaharu mengintip perkembangan harga gaharu di luar negeri melalui para pengusaha dan pedagang di daerah itu. Jika harga gaharu melonjak, mereka akan meminta harga gaharu berkualitas dengan harga lebih dari Rp 10 juta / kg.

Sumber: http://hairulsani.blogspot.com/2008/09/nikmatnya-gaharu-pahitnya-derita.html

GAHARUBisnis Masa Depan

Page 8: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

TEKNOLOGI PERCEPATAN PEMBENTUKAN BUDIDAYA GUBAL GAHARU

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ) Kabupaten Ketapang bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Tanjung Pura telah mengadakan Opservasi dan Presentasi pada tanggal, 7 Desember 2006 dan telah dihadiri oleh beberapa dinas dan instansi terkait.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Ketapang FARHAN, SE,Msi. Dalam kata sambutannya secara singkat dikatakan bahwa masih adanya sebagian masyarakat di pedesaan belum memahami cara mengambil gubal gaharu, yang sudah bisa diambil / dipanen. Selanjutnya dikatakan dengan adanya kegiatan penelitian ini, karena sudah banyak kejadian bahwa sudah banyak jumlah pohon yang ditebang namun tidak terdapat gaharu, karena itu Kepala BAPPEDA mengharapkan Lembaga Penelitian dari Universitas Tanjung Pura agar kegiatan ini bisa bekerja sama dengan dinas kehutanan dan dinas perkebunan untuk mengadakan penelitian secara terpadu.

Adapun tenaga penelitian, selaku Ketua Penanggung Jawab, DR,Ir.Abdurrani Muin MS mengatakan, kegiatan ini sudah diujicoba di Kabupaten Kapuas Hulu, namun karena di Ketapang terdapat gubal gaharu yang asal alami dan asal tebang. Untuk mendapatkan gubal gaharu akan diadakan melalui suntikan gaharu yang terbuat dari cendawan yang dikembangbiakkan. Di Ketapang pohon penghasil gaharu bisa tumbuh di antara pohon-pohon lainnya seperti karet dan tumbuh-tumbuhan, karena pembuatannya sangat mudah dan umur kayu mencapai 5 (lima) tahun sudah bisa ditebang / dipanen, dan hasil kayu gaharu ini diekspor ke Singapura dengan harga yang cukup tinggi. Untuk itu dihimbau kepada masyarakat agar mulai saat ini agar segera menanam kayu gaharu di

Page 9: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

kebun-kebun atau perkarangan karena hasilnya sangat menjanjikan dengan pendapatan yang cukup besar bagi petani dan bisa meningkatkan PAD setempat.

Di Kabupaten Ketapang telah diujicoba di Desa Segagap Kacamatan Nanga Tayap dan sudah mencapai umur 6 (enam) bulan, diharapkan daerah lain agar bisa mengikuti, sehingga beberapa tahun ke depan Ketapang bisa menjadi daerah pengekspor gaharu terbesar ke Singapura. ( T a m r i n ).

Sumber: http://hairulsani.blogspot.com/2008/09/teknologi-percepatan-pembentukan.html

GAHARUBisnis Masa Depan

Gaharu Sembuhkan Banyak Penyakit

Pohon penghasil gaharu dikenal berasal dari marga tumbuhan bernama Aquilaria. Di Indonesia tumbuh berbagai macam spesiesnya, seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A. hirta, A. beccariana, dan A. Filaria. Karena banyaknya jenis tumbuhan ini ada di Indonesia, maka bukan barang aneh, bila kemudian tumbuhan ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat. Salah satu

Page 10: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

manfaatnya merupakan fungsi flora ini sebagai obat. Meningkatnya penggunaan obat-obatan dari bahan organik seperti tumbuhan (herbal), membuat gaharu semakin diminati sebagai bahan baku obat-obatan untuk berbagai macam penyakit. Dari hasil penelitian yang ada, gaharu dikenal mampu mengobati penyakit seperti stres, asma, liver, ginjal, radang lambung, radang usus, rematik, tumor, dan kanker. Kini pengunaan gaharu sebagai obat terus meningkat.

Tapi sayangnya, hingga kini Indonesia baru mampu memasok 15 persen total kebutuhan gaharu dunia. Bahkan, kini fungsi gaharu juga merambah untuk bahan berbagai produk kecantikan dan perawatan tubuh. Sebagai kosmetik gaharu bisa dijual seharga Rp 2-5 juta per kilogram, bahkan untuk jenis super dan dobel super harganya mencapai Rp18 juta per kilogram.

Di Indonesia tanaman ini dikelompokkan sebagai produk komoditi hasil hutan bukan kayu. Atas dasar itu, pengembangan gaharu sangat mendukung program pelestarian hutan yang digalakkan pemerintah.

Investasi di bidang gaharu sendiri sebenarnya sangat menguntungkan. Gaharu bisa dipanen pada usia 5-7 tahun. Untuk satu hektar pohon penghasil gaharu hingga bisa dipanen, diperlukan biaya sebesar Rp 125 juta namun hasil panen yang didapat mencapai puluhan kali lipat. Budidaya pohon penghasil gaharu sangat cocok dikembangkan untuk meningkatkan hasil hutan non-kayu, sementara pasarnya sangat luas dan tidak terbatas. (ant/slg)

DIKUTIP DARI : Copyright © Sinar Harapan 2003

Sumber: http://hairulsani.blogspot.com/2008/09/gaharu-sembuhkan-banyak-penyakit.html

MANFAAT GAHARU

Sampai saat ini, pemanfaatan gaharu masih dalam bentuk bahan baku (kayu bulatan, cacahan, bubuk,atau fosil kayu yang sudah terkubur. Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda. Gaharu mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas. Dari aromanya itu yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh masyarakat negara-negara di Timur Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Oman, daratan China, Korea, dan Jepang sehingga dibutuhkan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan, kosmetika, dupa, dan pengawet berbagai jenis asesori serta untuk keperluan kegiatan keagamaan, gaharu sudah lama diakrabi bagi pemeluk agama Buddha, dan Hindu.

Dengan seiringnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi industri, gaharu bukan hanya berguna sebagai bahan untuk industri wangi-wangian saja,

Page 11: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

tetapi juga secara klinis dapat dimanfaatkan sebagai obat. Gaharu bisa dipakai sebagai obat: anti asmatik, anti mikroba, stimulan kerja syaraf dan pencernaan ,obat sakit perut, perangsang nafsu birahi, penghilang rasa sakit, kanker, diare, tersedak, tumor paru-paru, obat tumor usus ,penghilang stress, gangguan ginjal, asma, hepatitis, sirosis, dan untuk kosmetik (perawatan wajah dan menghaluskan kulit).

Sumber: http://wahanagaharu.blogspot.com/2009/06/manfaat-gaharu.html

KEBUN GAHARU

INOKULASI

Fusarium yang di-inokulasi ke jaringan pohon itu sebenarnya kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu pohon penghasil gaharu itu melawan dengan memproduksi resin bernama fitoaleksin supaya kuman tak menyebar ke jaringan pohon lain. Seiring waktu, resin itu mengeras di sudut-sudut pembuluh xylem dan floem – organ pohon yang mendistribusikan makanan berwarna kecoklatan, serta harum bila dibakar.

Mengingat jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda-beda sesuai kondisi iklim dan lingkungan, penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman penghasil gaharu alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis penyakit dari pohon yang terserang.

Page 12: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Bahan inokulan gaharu (Fusarium sp)

Agar berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu. Untuk hal ini, sangat diperlukan peran dari pemerintah daerah, instansi atau lembaga terkait, perguruan tinggi, dan investor atau pengusaha swasta di daerah setempat sebagai pelaku produksi inokulan. Adapun tahapan teknik pengembangan inokulan sebagai berikut:

• Pilih pohon penghasil gaharu alami yang sudah terinfeksi mikroba penyakit pembentuk gaharu.

• Ambil potongan cabang atau kupasan batang pohon penghasil gaharu terpilih. Potongan cabang atau kupasan batang ini disebut “ Preparat ”.

• Bawa preparat tersebut ke laboratorium dan upayakan agar suhu dan kelembapannya tetap terjaga dengan cara dimasukkan dalam kotak es.

• Kembangkan spora dari preparat cabang dan / atau batang tersebut di dalam media untuk diidentifikasi jenis mikrobanya sebagai biakan murni.

• Kembangkan spora dan miselium biakan murni tersebut ke dalam media padat seperti serbuk gergaji pohon penghasil gaharu atau dalam media cair yang telah berisi unsur makro dan mikro sebagai energi hidup.

• Masukkan media spora kedalam incubator pembiakan dan kondisikan suhu dan kelembapan incubator pembiakan tersebut pada keadaan optimal, yaitu suhu 24 – 32C dan kelembapan 80%. Biarkan sekitar 1 – 2 bulan.

• Tempatkan spora yang sdah dibiakkan tersebut kedalam wadah berupa botol kaca, botol plastic, atau botol infuse bekas.

• Simpan botol dalam freezer incubator. Inokulan ini sudah siap di-inokulasikan ke tanaman / pohon penghasil gaharu. Teknik inokulasi dengan inokulan terhadap pohon penghasil gaharu berbeda-beda sesuai dengan bentuk inokulannya. Pada pelaksanaan penginokulasian terhadap pohon penghasil gaharu ini, harus diperhatikan umur dan diameter batangnya. Batas minimal suatu pohon dapat di-inokulasi ditandai dengan pohon yang mulai berbunga. Biasanya umur tanaman tersebut sekitar 4 – 5 tahun atau diameter batang sudah mencapai 8 – 10 cm. Berikut diulas teknik inokulasi menggunakan inokulan padat dan cair.

Inokulasi dengan inokulan padat

Teknik inokulasi pohon penghasil gaharu menggunakan inokulan padat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

Page 13: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

• Buat lubang pada batang kayu gaharu dengan menggunakan bor. Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 10 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.

• Bersihkan tangan pelaku inokulasi dengan air hingga bersih dan dibilas dengan alcohol sebelum pelaksanaan inokulasi.

• Masukkan inokulasi padat ke setiap lubang. Jumlah inokulan disesuaikan dengan kedalaman lubang. Sebagai patokan, pemasukan ini dilakukan hingga lubang terisi penuh dengan inokulan. Agar pemasukan menjadi mudah, gunakan potongan kayu atau bamboo yang ukurannya sesuai dengan ukuran diameter lubang.

• Tutup setiap lubang yang sudah diberi inokulan untuk mnghindari masuknya air ke dalam lubang. Penutupan lubang ini dilakukan dengan pasak kayu gaharu. Penutupan pun dapat dilakukan dengan “lili malam”

Membuat lubang untuk memmasukkan inokulan

Inokulasi dengan inokulan cair.

Teknik inokulasi menggunakan inokulan cair dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

• Lakukan pengeboran pada pangkal batang pohon dengan posisi miring kebawah. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan diameter batang pohon, biasanya 1/3 diameter batang. Sementara mata bor yang digunakan berukuran sama dengan selang infus sekitar 0,5 cm. Selang infuse tersebut biasanya sudah disediakan produsen inokulan pada saat pembelian inokulan. Namun, bila belum tersedia, selang infuse dapat disediakan sendiri oleh petani.

Page 14: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

• Masukkan selang infus yang ada pada botol inokulan cair kedalam lubang.

• Atur besarnya aliran inokulan cair tersebut. Hentikan aliran infuse bila cairan inokulan sudah keluar dari lubang.

• Tutup bagian tepi di sekitar selang infuse dengan menggunakan “lilin malam”.

• Ulangi pengaturan aliran masuknya cairan infuse kedalam lubang setiap 1 – 2 hari, tergantung keadaan cairan dalam lubang. Pengaturan aliran dilakukan bila lubang sudah tidak terdapat lagi cairan inokulasi.

• Laksanakan penginokulasian ini hingga inokulan cair di dalam botol infuse tersebut habis. Penginokulasian diulang kembali dengan botol inokulasi baru, bila belum ada tanda tanda kematian fisik dan fisiologis.

Disadur dari buku:Budidaya Gaharu karya Yana Sumarna 2002.Potensi dan peluang bisnis tanaman Gaharu di AsahanKarya Mujiono 2008.

Berikut Artikel Majalah TRUBUS , majalah Agrobisnis no, 1 di Indonesia mengenai teori terbentuknya Gubal Gaharu :

Gubal terbentuk karena rangsangan dari mikroba yang masuk ke jaringan tanaman,’ kata Dr Ir Mucharromah, MSc, peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Mikroba-berupa cendawan atau bakteri-masuk melalui luka. Luka bisa disebabkan karena pengeboran, penggergajian, bahan cabang patah, atau kulit terkelupas.

Di Kelurahan Sidomulyo, Bengkulu, Jasmi Syafaruddin punya 5 pohon. Gara-gara Jasmi membakar sampah di dekat situ, kulit 2 tanaman terkelupas. Dalam posisi telanjang seperti itu diduga fusarium datang menyerang. Dua pohon

Page 15: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

berumur 5 tahun itu sekarang sudah bergubal. Abdulqodir Hadi Mustofa Habibullah di Jambi mencoba mengebor secara vertikal. Mata bor ¾ inci dibenamkan sedalam 1-3 m. Lalu minimal 10 botol inokulan fusarium bervolume 600 cc dikucurkan. Dari proses itu Habib mulai menuai gaharu.

Ketika mikroba masuk jaringan tanaman, ia dianggap sebagai benda asing. Makanya tanaman merespon dengan mengeluarkan penangkal. Tri Mulyaningsih, MSi, ahli gaharu dari Universitas Mataram menyebut zat imun itu fitoalexin. Bentuknya berupa resin beraroma yang diproduksi oleh alkaloid sel. Resin berwarna cokelat itu melindungi sel-sel tanaman dari serangan mikroba. ‘Ia membentengi sel dari serangan mikroba,’ kata Mucharromah. Resin melokalisir kerusakan akibat serangan mikroba supaya luka tidak meluas ke jaringan lain. Deposit resin-pada jaringan hidup-yang terus menumpuk berujung pada terbentuknya gaharu.

Proses memasukkan cendawan fusarium sp ke dalam pohon penghasil gaharu yang telah dibor

Salah satu ciri yang dapat dijadikan indikator tajuk tanaman menguning dan rontok, pada batang atau cabang terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan. Namun, ketika mikroba terlalu perkasa, gubal urung terbentuk. Tanaman bisa mati-minimal batang busuk-karena kalah kuat melawan keganasan si penyusup. Jika respon tanaman terlalu kuat, gubal yang sempat terbentuk akan menghilang.

Penyebab harum

Kejadian itu lantaran, ‘Respon setiap jenis tanaman terhadap infeksi mikroba berbeda-beda,’ lanjut Mucharromah. Oleh karena itu mesti ada ‘kecocokan’ antara jenis tanaman penghasil gaharu dengan mikroba inokulannya. Yang dipercaya sebagai inokulan utama di alam adalah Fusarium sp.Penelitian doktor patologi tanaman dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat, itu menunjukkan di Bengkulu F. cylindriscorpum dan F. oxysporum paling top

Page 16: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

‘mengundang’ gubal pada A. malaccensis.

Pada proses inokulasi buatan, ‘Sukses-tidaknya pembentukan gaharu bisa diketahui sejak hari ke-5 pascainokulasi,’ kata Ir Hartal MP, juga peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Pada bagian yang terbentuk gaharu terlihat kayu berubah warna menjadi kecokelatan. Perkara terbentuknya aroma harum gaharu, itu karena resin yang dihasilkan oleh alkaloid sel berupa oleoresin dengan kandungan fitokimia sesquiterpene.

Copyright © 2010 - 2011 Kebun Gaharu, All Right Reserved

Sumber: http://kebungaharu.com/inokulasi.html

Suntikan Inukolan - Sumber Majalah Trubus Indonesia

Setahun Panen Gaharu

Lubang itu teramat mungil: diameter 2 mm dan kedalaman 5 mm. Bekas gerekan serangga Zeuzera conferta di batang karas itu menjadi gerbang bagi cendawan

Page 17: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

penghasil gaharu. Dengan lubang mini itulah justru Erdy Santoso memanen gaharu hanya dalam waktu setahun; lazimnya, 3 tahun pascapenyuntikan.

Erdy Santoso, periset Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam itu menerapkannya di beberapa pohon karas Aquillaria malaccensis milik Johny Wangko. Setahun kemudian pada penghujung Maret-April 2008, Johny memanen 15 kg kamedangan. Kamedangan adalah gaharu kelas tiga yang dijual US$150 setara Rp1,35-juta per kg. Artinya pekebun gaharu di Desa Serdang, Bangka Selatan, itu meraup omzet Rp20-juta dari penjualan 15 kg kamedangan.

Yang menggembirakan tentu saja bukan hanya uang segunung itu. Namun, bagi Johny adalah singkatnya waktu panen yang Cuma setahun. Bandingkan dengan pekebun lain yang panen 2-3 tahun pascapenyuntikan cendawan. Singkatnya waktu panen itu berkat inspirasi serangga Zeuzera conferta yang membuat lubang mini di permukaan batang karas alias gaharu. Selama ini teknologi untuk menginokulasi gaharu dengan cara menggergaji batang sedalam 1 cm secara zigzag.

Perbanyak lubang

Pekebun yang menerapkan teknologi lubang besar berkedalaman 1/3 diameter batang itu baru dapat menuai gaharu setelah 3 tahun. Menurut Dr Irnayuli R Sitepu, ahli bakteri, lubang besar memudahkan masuknya berbagai serangga dan jasad renik lain yang bersifat patogen. Lubang besar juga memicu pohon lapuk. 'Akibatnya pohon busuk dan mati,' ujar doktor alumnus Hokaido University itu. Lubang kecil justru mempunyai banyak kelebihan.

Pertama karena menghemat inokulum alias cendawan yang akan disuntikkan ke dalam lubang. Menurut Ir Ragil SB Irianto MSc, ahli gaharu, lubang 2 mm memerlukan 1 cc inokulum; lubang 1 cm 5 cc. Inokulum dijajakan dalam kemasan 300 cc dengan harga Rp50.000. Lubang kecil memang mengakibatkan lamanya waktu virulensi. Oleh karena itu, 'Saya perbanyak jumlah lubang,' kata Erdy.

Pohon setinggi 4 m, misalnya, terdiri atas 300 lubang. Erdy membuat lubang-lubang itu dengan bor. Poros lubang zigzag dengan jarak 5-10 cm agar, 'Gaharu yang terbentuk berkumpul dan membentuk lingkaran,' ujar peneliti gaharu sejak 1984 itu. Dengan lubang zigzag, praktis semua bagian pohon terinfeksi cendawan yang pada akhirnya membentuk gaharu.

Ahli patologi hutan itu juga menyuntikkan cendawan di bagian akar. Ia menggali akar yang terpendam dalam tanah dan mengebornya. Cara dan jarak pengeboran sama dengan pembuatan lubang di batang. Setelah cendawan disuntikan ke akar, ia menutupnya dengan parafi n untuk mencegah masuknya mikroorganisme patogen.

Cendawan top

Page 18: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Rahasia sukses panen cepat gaharu itu juga berkat cendawan unggul koleksi Erdy. Pria 50 tahun itu mengumpulkan cendawan dari 17 provinsi seperti Jambi, Gorontalo, Kalimantan Barat, dan Sumatera Barat. Dari 23 cendawan yang biasa menginfeksi gaharu, Erdy menemukan 4 unggulan. Semua bergenus Fusarium. Sayang, Erdy enggan mengungkap spesies cendawancendawan itu lantaran tengah dipatenkan.

Perpaduan antara cendawan dan teknik suntik terbaru itu menghasilkan proses infeksi lebih cepat. 'Sebulan setelah penyuntikan, sekitar lubang sudah tampak kehitaman,' kata Johny Wangko yang menerapkan temuan Erdy. Setahun kemudian, 1-2 kg resin gaharu bisa dipanen. Kayu terinfeksi itu berwarna hitam dengan gurat-gurat putih samar. 'Jika dibiarkan 1-2 tahun lagi, gaharu yang terbentuk akan lebih banyak dan lebih hitam,' katanya.

Menurut Drs Yana Sumarna MSi, periset Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan, proses terbentuknya gaharu akibat pohon terluka dan terinfeksi patogen. Mekanisme proses fi siologis terbentuknya gaharu dimulai dari masuknya mikroba penyakit ke dalam jaringan kayu. Untuk mempertahankan hidup dan perkembangannya, mikroorganisme itu memanfaatkan cairan sel jaringan pembuluh batang sebagai sumber energi. Secara perlahan, efek hilangnya cairan sel menurunkan kinerja jaringan pembuluh dalam mengalirkan hara ke daun.

Sel-sel yang isinya sudah dikonsumsi mikroba itu akan membentuk suatu kumpulan sel mati pada jaringan pembuluh. Akibatnya, fungsi daun dalam memproses hara menjadi energi pun terhenti sehingga daun menguning dan tanaman mati. Secara fisik, cabang dan ranting mengering, kulit batang pecah, dan mudah dikelupas. Kondisi itu merupakan ciri biologis pohon yang menghasilkan gaharu. Singkatnya, gaharu terbentuk sebagai hasil respon tanaman terhadap infeksi patogen, luka, atau stres. (Lani Marliani)

Sumber: http://www.gaharuman.com/2008/09/suntikan-inukolan-sumber-majalah-trubus.html

HASIL SUNTIKAN INOKULAN - SUMBER MAJALAH TRUBUS

Page 19: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

WANGIAN DARI KEBUN

Untuk memperoleh 21 kg gubal gaharu, Adi Saptono tak perlu menjelajah hutan yang menguras tenaga. Ia cukup menebang 3 pohon di kebunnya setahun pascainsersi. Dari penjualan gubal itu, total pendapatannya Rp52-juta.(RM 21 000.00)

Adi Saptono memang mengebunkan 10 ha gaharu masing-masing terdiri atas 400 pohon per ha. 'Di halaman belakang rumah ada 200 pohon,' kata pekebun di Pangkalpinang, Bangka-Belitung itu. Gaharu-gaharu di kebun itulah yang ia panen setelah setahun disuntik cendawan. Pohon-pohon lain anggota famili Thymelaeceae itu menyusul panen pada bulan mendatang. Adi tak perlu repot memasarkan gaharu. Soalnya, importir asal Taiwan mendatangi rumahnya. 'Importir itu malah minta pasokan rutin 10 ton sehari,' katanya.

Johny Wangko, pekebun lain yang mencecap bisnis gaharu. Maret 2008, memasarkan 15 kg kamedangan-gubal gaharu kelas 3. Produktivitas gaharu Aquillaria malaccensis rata-rata 2 kg per pohon setinggi 4 m. Dengan harga Rp1,3-juta/kg , Johny Wangko mengantongi Rp20-juta. Padahal, 6 tahun silam ketika hendak mengebunkan gaharu, rekannya meragukan. 'Saya saja tak pernah panen,' kata karibnya itu yang menanam 60 pohon di Bogor dan Sukabumi, keduanya di Jawa Barat.

Page 20: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Di Bogor ia menanam 7 jenis gaharu seperti Aquillaria filaria dan A. cumingiana dari Seram, A. hirta (Batam), A. malaccensis (Kalimantan Selatan), dan A. crassna (Indocina). Selain di sana, Johny juga mengebunkan gaharu di Desa Serdang, Bangka Selatan, sebanyak 140 pohon. 'Yang di Sukabumi untuk tabungan saya, jadi dipanennya nanti saja kalau sudah tua,' kata pria 59 tahun itu. Lima tahun terakhir memang banyak orang mengebunkan pohon penghasil gaharu. Di Kubangan, Riau, ada Rama yang mengebunkan 4.000 gaharu di lahan 4 ha. Nun di Dusun Hena, Flavo, Kecamatan Sentani Tengah, Papua, Doren Woku menanam 50 gaharu beringin Aquillaria filaria di halaman rumah. Selain di halaman rumah, ayah 3 anak itu juga menanam 100 pohon di kebun di Siklop, Sentani. Sekarang umur pohon 4 tahun dan siap disuntik cendawan.

Pekebun-pekebun lain tersebar di berbagai kota seperti Mataram, Sanggau, dan Bengkulu Utara. Mengapa mereka mengebunkan gaharu? Harga jual tinggi-mencapai Rp30-juta per kg-menjadi daya tarik utama. Siapa tak tergiur harga selangit itu? Itulah sebabnya banyak pemburu mencari gaharu di hutan. Akibatnya, populasi pohon penghasil gaharu di alam pun semakin menyusut. Beberapa spesies seperti Aquillaria malaccensis kini termasuk appendix II oleh Convention on International Trade of Endangered Species Wild Flora and Fauna (CITES).

Oleh karena itu, satu-satunya jalan untuk menyiasatinya adalah dengan budidaya . Itu bukanlah hal mudah. Maklum, selama ini tak ada yang memanen gaharu di kebun. Nah, Johny Wangko dan Adi Saptono termasuk pekebun pertama yang menikmati manisnya memanen gaharu.

Menurut Dr Erdy Santoso, periset gaharu di Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, membudidayakan gaharu mempunyai banyak kelebihan ketimbang mengambil di alam.

Di alam, cendawan baru dapat masuk ke jaringan tanaman ketika ada 'pintu masuk', misalnya cabang patah diterjang angin. Masalahnya, menunggu cabang patah tak menentu. Bandingkan bila pekebun

membudidayakan gaharu. Kapan pun mau, pekebun dapat menyuntikkan cendawan ke pohon dewasa-minimal 5 tahun. Selain itu Departemen Kehutanan melalui Balai Konservasi Sumber Alam (BKSDA) juga membatasi jumlah penjualan gaharu alam di dalam negeri dan mancanegara.

Dari tahun ke tahun, kuota ekspor gaharu cenderung menurun. Pada 2000, kuota jenis A. filaria mencapai 200 ton dan A. malaccensis 225 ton. Pada 2005, kuota anjlok masing-masing menjadi 125 ton dan 50 ton. Ketika populasi menipis di hutan, sementara pasar terbentang luas, membudidayakan gaharu solusi terbaik. Apalagi tak mungkin mengandalkan pasokan gaharu dari hutan lantaran regulasi itu. Menurut Erdy penampilan gaharu alam dan budidaya relatif sama.

Page 21: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Untuk mengawasi peraturan itu BKSDA rutin menyambangi kebun gaharu milik masyarakat.

Kuota

Menurut Ir Agus Djoko Ismanto, periset gaharu Pusat Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, pasar gaharu tak terbatas. Johny Wangko, eksportir juga mengatakan hal serupa. 'Importir Taiwan siap menampung berapa pun banyaknya,' katanya. Sayang, karena jumlah pohon masih sedikit, Johny tak sanggup memenuhi permintaan Taiwan.

Syaswirizal dari CV Aroma, eksportir gaharu sejak 1995, juga kelimpungan mencari pasokan gaharu untuk melayani total permintaan 140 ton per tahun. Ia hanya sanggup memasok 40 ton. Pasar yang menyerap gaharu adalah Singapura (75%), Timur Tengah (17%), dan Taiwan (5%). Selebihnya terserap pasar Hongkong, Jepang, dan Malaysia, 'kata Muhammad Faisal Salampessy, eksportir gaharu.

Di Arab Saudi, misalnya, gaharu menjadi kebutuhan rutin setiap rumahtangga. 'Sehabis membersihkan rumah, menyambut kedatangan tamu, atau pada perayaan-perayaan khusus, mereka pasti membakar gaharu sebagai pengharum,' kata Agus Djoko Ismanto. Negeri kaya minyak itu menghabiskan 2,5-miliar real atau setara US$667-juta setahun untuk pengadaan 500 ton gaharu. Itulah sebabnya banyak orang Indonesia yang umroh-ke Mekkah- menenteng 2-3 kg gaharu kelas kacangan untuk dijajakan di sana. Gubal gaharu laku 800-1.000 real setara Rp2-juta-Rp2,5-juta per kilogram.

Penjualan gaharu langsung juga marak ke Singapura dan Malaysia. 'Dalam sehari bisa keluar sampai 100 ton gaharu ke Singapura,' kata Johny. Hal itu juga berpengaruh terhadap pergerakan harga. Harga gaharu super, misalnya, semula Rp15- juta per kg, kini Rp30-juta. Gaharu super berwarna hitam pekat dan tenggelam bila dimasukkan dalam air. Itu lantaran tingginya permintaan, tapi kuota terbatas.

Jangankan gubal, sisa kerikan kayu gaharu saja laku Rp100.000 per kg. Bahkan suloan alias abu bekas kerikan terjual Rp25.000 per kg. Suloan dimanfaatkan untuk membuat minyak bermutu tinggi. Untuk membuat 100 ml parfum biasanya dibutuhkan 100 cc minyak mawar atau minyak melati. Dengan minyak gaharu cukup 5 cc saja, dan bisa bertahan sampai 6 hari. 'Makanya, semua parfum mahal pasti mengandung gaharu,' kata Erdy.

Harga minyak gaharu cukup tinggi berkisar US$150-US$200 per 10 cc. Malahan ampas hasil sulingan minyak pun bisa dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Di pasaran, ampas itu dihargai Rp8.000-Rp10.000 per kg. Sedangkan air bekas sulingan minyak sebagai pupuk. Dengan banyaknya nilai tambah dari gaharu, wajar jika harga gaharu semakin menjulang. Untuk itulah saatnya kini membudidayakan gaharu. (Lani Marliani/Peliput: Destika Cahyana)

Page 22: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Sumber: http://www.gaharuman.com/2008/09/hasil-suntikan-inokulan-sumber-majalah.html

Budidaya Gaharu: Harta Karun di Kebun Sendiri

Mungkin anda sudah pernah mendengar tentang manfaat dan kegunaan Gaharu atau dalam bahasa latinnya disebut Aquilaria spp. Berikut ada sebuah leaflet mengenai gaharu, lengkap dengan habitat, teknik budidaya, teknik inokulasi dan nilai ekonominya.

Page 23: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1
Page 24: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Sumber: http://belajarmenulisartikel.blogspot.com/2010/04/budidaya-gaharu-harta-karun-di-kebun.html

Budidaya Gaharu Sangat Menjanjikan Keuntungan

Page 25: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

MASIH banyak masyarakat di daerah yang belum tahu prospek bisnis berkebun pohon penghasil gaharu. Jika mendengar harga gaharu dengan kulitas king, telinga kita akan terperanjat. Per kilonya bisa mencapai Rp 50 juta. Syaratnya, petani harus rajin merawat dan menjaga pertumbuhan pohon penghasil gaharu tersebut. Di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), sudah ada sekitar 28.000 bibit yang sudah ditanam. Ada di Desa Layuh dan Karatau Mandala Kecamatan Batu Benawa, Desa Kambat Kecamatan Pandawan, dan Desa Haur Gading Kecamatan Batang Alai Utara (BAU).

Bibit yang sudah ditanam tersebut ada yang sudah berusia lima tahun. Salah satu pembudidaya, M Yani, saat ditemui menceritakan, sejak tahun 2002 dia sudah mulai tertarik dengan usaha budidaya gaharu ini. Sebagai masyarakat pencinta hutan, dia punya komitmen untuk memberdayakan masyarakat petani di daerah. “Saya punya harapan, petani kita memiliki masa depan yang baik. “Ya salah satunya mengembangkan budidaya gaharu ini,” tandasnya.

Selain itu, pihaknya akan memberikan bantuan berupa bibit, penyuntikan, dan pemasaran. Sedangkan system pembagian hasil, petani kebagian 40 % dan pihaknya 60%. “Petani cukup menyediakan lahan dan bisa merawat pohon penghasil gaharu tersebut agar bisa tumbuh subur,” tandasnya.

Sementara itu, Peneliti Gaharu dari Litbang Kehutanan Departemen Kehutanan RI, dr Erdy Santoso mengatakan, gaharu memiliki harga ekonomis yang tinggi serta dapat tumbuh di kawasan hutan tropis. Pengembangan pohon penghasil gaharu saat ini belum terlalu banyak dikenal. Hanya orang tertentu yang sudah mengembangkan dan menanam pohon ini. Padahal, keuntungan dari bisnis pohon penghasil gaharu dapat mengubah tingkat kesejahteraan warga hanya dalam waktu beberapa tahun.

Selain dapat tumbuh di kawasan hutan, katanya pohon penghasil gaharu juga dapat tumbuh di pekarangan warga. Sehingga warga memiliki banyak kesempatan untuk menanam pohon yang menghasilkan getah wangi ini.

Page 26: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Banyaknya getah yang dihasilkan dari pohon penghasil gaharu tergantung dari masa tanam dan panen pohon tersebut. Misalnya untuk usia tanam selama 6 sampai 8 tahun, setiap batang pohon mampu menghasilkan sekitar 2 kilogram getah gaharu,” sebutnya. Sementara harga getah gaharu mencapai Rp 5-20 juta per kilogram. Harga itu tergantung dari jenis dan kualitas getah gaharu. Untuk getah gaharu yang memiliki kualitas rendah dan berwarna kuning laku dijual Rp5 juta per Kg, sedangkan untuk getah pohon penghasil gaharu yang berwarga hitam atau dengan kualitas baik laku dijual Rp15-20 juta / kg.

Sumber: http://petanigaharu.blogspot.com/2011/03/budidaya-gaharu-sangat-menjanjikan.html

Foto gaharu

Page 27: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1
Page 28: Tata Cara Menanam Pohon Penghasil Gaharu1

Sumber: http://gaharusupplier.blogspot.com/2011/04/gaharu.html

Dikompilasi oleh S Belen (6 April 2012)