116
TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH MUTILASI DI RUMAH SAKIT dr. CIPTO MANGUNKUSUMO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Skripsi Diajukan Kepada Falkutas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana (S1) Oleh: Welvis Noverzandy NIM.104043101303 KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIQH PROGAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB HUKUM FALKUTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH MUTILASI

DI RUMAH SAKIT dr. CIPTO MANGUNKUSUMO DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Falkutas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi

Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana (S1)

Oleh:

Welvis Noverzandy

NIM.104043101303

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIQH

PROGAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB HUKUM

FALKUTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH MUTILASI

DI RUMAH SAKIT dr. CIPTO MANGUNKUSUMO DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Skripsi

Diajukan Kepada Falkutas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy.)

Oleh :

Welvis Noverzandi

NIM: 104043101303

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H.Muhammad Taufiki, M.Ag Rosdiana, M.A. NIP.196511191998031002 NIP.196906102003122001

KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIQH

PROGAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB HUKUM

FALKUTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi ini berjudul “TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH MUTILASI DI

RUMAH SAKIT dr. CIPTO MANGUNKUSUMO DALAM PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM” telah diujikan dalam sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 15 Juni

2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Syari’ah (S.Sy.) pada Progam Studi Perbandingan Mazhab Hukum.

Jakarta, 15Juni 2010 Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof.Dr.H. Muhammad Amin Suma, SH, M.A., M.M.

NIP. 195505051982031012

PANITIA UJIAN MUNAQASYAH

1. Ketua : Prof.Dr.H.M.Amin Suma,SH, M.A., M.M. (.……………………) NIP. 195505051982031012 2. Sekretaris : Dr.H.Muhammad Taufiki, M.Ag (.……………………) NIP. 196511191998031002 3. Pembimbing I: Dr.H.Muhammad Taufiki, M.Ag (.……………………) NIP. 196511191998031002 4. Pembimbing II: Rosdiana, M.Ag (.……………………) NIP. 196906102003122001 5. Penguji I : Dr.H.A.Juawaini Syukri, Lc, M.A. (.……………………) NIP.195507061992031001 6. Penguji II : Dr.H.M.Nurul Irfan, M.Ag. (.……………………)

NIP.197308022003121001

Page 4: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2010

Welvis Noverzandi Nim.10404301303

Page 5: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

بسم اهللا الرحمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt., yang telah

memberi nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, juga karena izin dan ridha-Nya

pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sesuai dengan yang

diharapkan. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.,

yang dengan kehadirannya telah memberikan pencerahan, ketenangan dan

kenyamanan hidup manusia. Tak lupa pula kepada para sahabat, keluarga dan orang-

orang yang pernah mengikuti dan mentaati ajarannya hingga akhir zaman.

Setelah melewati waktu yang melelahkan, akhirnya dengan penuh

kesabaran dan keyakinan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua ini tentunya

tidak menjadi sebuah kenyataan, tanpa bantuan dan keterkaitan semua pihak, untuk

itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ayahanda H.Warlis dan Ibunda Almarhummah Hj. Warniza, Adalah orang tua

penulis yang dimuliakan, disayangi dan juga yang telah menemani penulis

sejak kecil baik suka maupun duka. Selama di dalam penulisan skripsi ini

beliau selalu memberikan semanggat dengan kata-kata yang membuat penulis

semakin semanggat untuk menyelesaikan skripsi ini hingga menjadi

Wisudawan.

2. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM. selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

i

Page 6: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

3. Bapak Dr. H. Ahmad Mukri Adji, MA. selaku Ketua Jurusan Perbandingan

Mazhab Fiqh. Bapak Dr. H. Muhammad Taufiki, M.Ag. selaku Sekertaris

Jurusan Perbandingan Mazhab Fiqh.

4. Bapak Dr.H. Muhammad Taufiki, M.Ag dan Ibu Rosdiana, M.A, sebagai dosen

pembimbing yang selalu memberikan masukan, arahan, dan kritikan yang

konstruktif pada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Penguji I, Dr.HA.Juaini Syukri, Lcs, MA. dan penguji II, Dr.H.M.Nurul Irfan,

M.Ag. Sebagai penguji penulis di dalam sidang munaqasah yang telah banyak

memberikan masukan-masukan semakin sempurnanya skripsi.

6. Pimpinan Perpustakaan, baik perpustakaan pusat maupun Perpustakaan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan berupa buku

ataupun literlatur lainnya sehingga memperoleh informasi.

7. Bapak/ibu dosen khususnya Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis

selama masa pendidikan berlangsung.

8. Bapak dr. Tjetjep Dwidja Siswaja, Sp.F selaku pembimbing wawancara dari

Departemen Forensik dan Medikolegal, dan Ibu Siti Hasni, S.Sos selaku

pembimbing wawancara dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman (Pemerintah

Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta) yang telah memberikan kemudahan

penulis untuk mendapatkan data dan wawancara yang berhubungan dengan

ii

Page 7: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

masalah skripsi penulis seperti; Lampiran-lampiran dari Departemen Forensik

dan Medikolegal di RSCM dan juga dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman

(Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta).

Tidak ada yang dapat penulis berikan sebagai balas jasa kepada mereka

yang telah memberikan banyak dan dukungan kepada penulis, kecuali dengan do’a.

Semoga Allah membalas segala amal baik karena sesungguhnya Dialah Tuhan satu-

satunya tempat memohon dan meminta.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini tidak terlepas dari

keterbatasan. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritikan dan masukan

yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat menjadi amal bagi

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pengembangan bagi wacana keislaman.

Amin ya robbal’alamin

Penulis

Welvis Noverzandi Nim.10404301303

iii

Page 8: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ............................................................................. 1

B. Pembatasan dan perumusan masalah ........................................................ 5

C. Tujuan dan kegunaan penulisan ................................................................ 6

D. Tinjauan pustaka ....................................................................................... 7

E. Metode penelitian ...................................................................................... 10

F. Sistematika pembahasan ........................................................................... 11

BAB II PENGURUSAN JENAZAH MUTILASI MENURUT HUKUM

ISLAM

A. Pengertian jenazah .................................................................................... 13

B. Hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan jenazah ................................. 14

C. Pengurusan jenazah mutilasi Menurut Fuqaha ................................ 40

BAB III MENGENAL RUMAH SAKIT dr. CIPTO MANGUNKUSUMO

A. Sejarah Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo ...................................... 48

B. Visi, Misi, dan Tujuan RSCM ......................................................... 50

C. Unit dan Instalsi RSCM ............................................................................ 51

D. Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM ........................................ 57

iv

Page 9: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

v

BAB IV TINJAUAN PENGURUSAN JENAZAH MUTILASI DI RSCM

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Pengurusan Jenazah Mutilasi di RSCM Menurut Hukum Islam ........... 62

B. Analisa Penulis .......................................................................................... 85

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 86

B. Saran .......................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kematian adalah sesuatu yang pasti akan dialami oleh setiap manusia dan

makhluk hidup lain di dunia yang fana. Kematian merupakan pintu gerbang menuju

kepada kehidupan selanjutnya, yaitu kehidupan akhirat, ia sebagai bukti kekuasaan

Allah, bukti adanya kebangkitan dan bukti yang meyakinkan bahwa manusia akan

berdiri di hadapan Allah, Tuhan alam semesta. Kematian juga sebagai bukti akan

kehidupan kekal yang dikehendaki oleh Tuhan semesta alam, dengan ukuran-ukuran

yang telah diketahui dan timbangan-timbangan yang baik dan adil.

Kematian mesti ada, karena kematian berarti kembali ke asal manusia

diciptakan. Sebagaimana Allah telah menciptakan manusia dari tanah, maka ia mesti

kembali menjadi tanah agar menjadi peringatan bagi jiwa-jiwa yang lalim di saat

berada dalam kelaliman, bagi jiwa-jiwa yang gundah di saat kegundahannya, dan

jiwa-jiwa yang rusak di saat berada dalam kerusakan bahwa tempat kembalinya

adalah ke dalam tanah.1

Kehidupan manusia timbul pada saat ruh ditiupkan pada jasad janin dalam

rahim seorang ibu. Sedangkan kematian adalah jembatan yang menghubungkan dua

1 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati,” (Jakarta: Cendekia, 2001), h. 13.

1

Page 11: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

2

kehidupan; kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat2 atau terputusnya hubungan

dan terpisahnya ruh dengan jasad manusia. Namun demikian suka atau tidak suka,

cepat atau lambat, kematian pasti datang menjemput kita, ia diibaratkan dengan anak

panah yang telah dilepas dari busurnya, ia terus akan mengejar sasarannya, dan begitu

ia tiba pada sasarannya saat itu pula kematian yang ditujunya tiba.

Selain itu manusia tidak dapat terhindar sama sekali dari keresahan hidup.

Ada keresahan yang dapat ditanggulanginya sendiri atau bersama orang lain, tetapi

ada juga keresahan yang tidak dapat ditanggulanginya yaitu keresahan menghadapi

kematian. Kecemasan tentang kematian dan apa yang terjadi sesudah mendorong

manusia mencari sandaran yang dapat diandalkan. Kematian makhluk hidup,

termasuk manusia yang hidup selamanya, meskipun begitu Tuhan juga menegaskan

berkali-kali mengenai kepastian kematian manusia agar mereka menyiapkan diri

dalam menghadapinya3.

Mati secara etimologis berati padam, diam, dan tenang4. Maksudnya

sesuatu yang tidak memiliki roh jika tenang merupakan makna asal dari kematian.

Dengan demikian gerak adalah makna asal dari kehidupan.

Allah SWT telah menggariskan kematian atas manusia sejak dalam

kandungan atau rahim ibu, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa ketika

2 Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, Jilid II, (Beirut: Dar al-Fikr,

1989), h. 3 Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, Jilid II, h. 9. 4 Sudirman Tebba, Menuju Kematian yang Husnul Khatimah, (Tanggerang: Pustaka

Irvan, 2006) h.11.

Page 12: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

3

jabang bayi seorang manusia sudah menginjak 40 hari, Allah akan menentukan

padanya manusia rezekinya, umurnya dan jodohnya.

Ketentuan-ketentuan akan batasan umur manusia di atas dikenal dengan

istilah taqdir, artinya sebuah ketetapan yang tidak bisa dijamah oleh nalar manusia,

karena ia adalah hak prerogatif Allah. Manusia hanya diwajibkan berusaha dengan

berdoa meminta agar panjang umur, adapun kepastiannya Allahlah yang menentukan.

Jika ajal sudah datang, tak seorangpun bisa mengelaknya dan menghindarnya, alih-

alih meminta dipercepat. Allah SWT berfirman:

)34]:7[ ف األعرا(

Artinya:“…Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS.al-A’raaf [7]: 34)

عمر ال( … … )185] : 3[ ان

Artinya: ”…Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati . . .”(QS.Ali-Imran[3]:185)

Takdir kematian yang telah ditetapkan oleh Allah SWT secara umum

terjadi karena sebab-sebab (al-asbab). Kematian bisa disebabkan oleh suatu penyakit,

kecelakaan, atau pelanggaran hukum seperti pembunuhan atau yang lainya.

Di dalam skripsi ini, penulis berusaha meneliti di dalam pengurusan

jenazah dengan sebab kematian termutilasi karena kecelakaan (tergilas kereta, mobil),

pembunuhan mutilasi, atau karena bom bunuh diri dengan tubuh mayat yang hancur-

Page 13: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

4

hancuran. Dalam kaitan ini, penelitian tentang tata cara pengurusan jenazah mutilasi

dirasa perlu untuk mencari kejelasan identitas seseorang yang terbunuh tersebut.

Sebagaimana dikemukakan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana bab

Penyidikan bagian kedua pada pasal 133 ayat 3:

“Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada

rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan

terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat,

dilaksanakan dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki

atau bagian lain badan mayat.”

Kematian yang tidak wajar yang disebabkan termutilasi atau anggota

tubuh mayat yang hancur harus dicari untuk kepentingan identifikasi korban dan

untuk mendapatkan kepastian hukumnya. Dalam kaitan ketidakjelasan jenazah yang

ditemukan, yang perlu diketahui adalah; Apakah jenazah tersebut mati secara tidak

wajar? Apakah ada tanda-tanda atau ciri-ciri khusus pada jenazah? dan untuk

mengetahui identitasnya tanda-tanda khusus tersebut perlu dicocokkan dengan

keluarganya melalui informasi anggota keluarganya yang hilang. Dalam KUHP bab

penyidikan bagian ke dua pasal 133 ayat 2:

“Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas

untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan

bedah mayat.”

Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak dikenal perlu diketahui juga

identitas agamanya. Mengapa? karena identitas agama suatu jenazah sangat penting

Page 14: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

5

ketika melakukan proses pengkremasian jenazah dan penguburan, di mana setiap

agama memiliki peraturan (syariat) yang berbeda-beda. Dan ini sejalan undang-

undang dasar Negara Indonesia yang mengakui keyakinan umat beragama

sebagaimana tertera dalam sila ke 1 Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa

Kemudian, dalam kaitannya dengan jenazah yang beragama Islam, secara

khusus ada beberapa aturan penatalaksanan (tata cara) pengurusan jenazah yang perlu

diperhatikan, yang meliputi tata cara memandikan, mengkafankan, menshalatkan,

serta menguburkan jenazah. Dan ini merupakan kajian yang penulis bahas dalam

skripsi ini.

Dari latar belakang di atas, penulis sangat tertarik mengadakan penelitian

dalam penulisan skripsi ini dengan mengambil judul: “Tata Cara Pengurusan

Jenazah Mutilasi di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo dalam Perspektif

Hukum Islam.” Penulis berharap skripsi ini bisa memberikan faedah khususnya bagi

penulis dan siapa saja yang membaca skripsi ini. Amin ya rabbal-a’lamin.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berhubung judul skripsi ini sangat luas, dan keterbatasan waktu, tenaga

serta biaya penulis, maka penelitian dalam skripsi ini dibatasi dengan hanya

membahas tata cara pengurusan jenazah mutilasi menurut hukum Islam, yang

objek penelitiannya adalah RSUP dr. Cipto Mangunkusumo. Untuk memberikan

Page 15: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

6

arah yang tepat dan tidak memperluas pembahasan, maka penulis perlu

membatasi objek penelitian pada masalah.

Dengan mengacu pada pembatasan di atas maka pokok masalah dalam

skripsi ini dapat dirumuskan:

1. Apa yang dimaksud dengan jenazah mutilasi dan bagaimana pengurusannya

menurut Islam ?

2. Bagaimana tata cara pengurusan jenazah mutilasi di Rumah Sakit dr. Cipto

Mangunkusumo menurut hukum Islam?

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menambahkan ilmu, informasi di

dalam tata cara pengurusan jenazah, dan khususnya pada jenazah mutilasi.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah;

1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1)

2. Untuk memberikan gambaran-gambaran umum tentang jenazah mutilasi.

3. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pengurusan jenazah mutilasi di Rumah

Sakit dr. Cipto Mangunkusumo dalam perspektif hukum Islam.

Sedangkan kegunaan yang hendak dicapai dari penulisan skripsi ini

adalah:

1. Sebagai bahan bagi penulis untuk menambah wawasan khazanah intelektual

dalam kaitannya dengan hukum Islam.

Page 16: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

7

2. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak-pihak lain dalam dunia

kedokteran, sehingga bisa merealisasikan syariat Islam dalam pengurusan

jenazah yang muslim.

3. Sebagai bagian dari sumbangsih pemikiran penulis terhadap permasalahan-

permasalahan keagamaan yang ada di Indonesia.

D. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis menelusuri di beberapa perpustakaan, khususnya di

perpustakaan syariah, dan perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

penulis menemukan beberapa skripsi yang berkaitan dengan permasalahan skripsi

yang penulis bahas. Skripsi-skripsi tersebut dijadikan sebagai bahan acuan dan

rujukan bagi penulis dalam penulisan penelitian ini. Diantara skripsi-skripsi yang

penulis temukan berjudul;

1. “Pandangan Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Tindakan

Pembunuhan Mutilasi” yang ditulis oleh Nurlaila Awalani (9945117053)

Progam Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum pada tahun 2003. Skripsi ini

membahas tentang pembunuhan mutilasi, pandangan hukum Islam dan hukum

positif atas pembunuhan mutilasi dan juga sanksi hukum Islam dan hukum

positif tindak pidana. Kesimpulannya, secara umum pengertian tindak pidana

pembunuhan dalam hukum pidana Islam dan hukum pidana positif tidak jauh

berbeda, pembunuhan itu adalah perbuatan yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang yang menyebabkan hilangnya nyawa orang lain.

Page 17: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

8

Sedangkan dalam al-Qur’an sanksi hukuman pembunuhan ada dua macam

yaitu pertama; di dunia yang melangar hak Adami (hak sesama manusia untuk

hidup) dan hak Allah (kematian hanya Allah-lah yang menentukannya) dan

yang kedua; pidana di dalam hukum Islam bagi tindak pidana pembunuhan

adalah Qishas sedangkan dalam KUHP pasal 339 maksimum hukumanya

adalah 20 tahun penjara.

2. “Pembongkaran Makam dan Pemindahan Kerangka Jenazah Menurut

Perspektif Hukum Islam” yang ditulis oleh Sugeng Pramono (104043101340)

Progam Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum pada tahun 2008. Sedangkan

skripsi ini membahas tentang pembongkaran makam dan pemindahan

kerangka jenazah analisis empat mazhab. Kesimpulannya, seorang muslim

terhadap muslim lainnya tidak hanya berlaku ketika masih hidup saja, akan

tetapi ketika matipun kita mempunyai kewajiban untuk mengurusinya,

sedangkan hukum membongkar makam dan pemindahan kerangka jenazah

dalam pandangan Islam pada dasarnya tidak boleh, haram hukumnya

terkecuali jenazah itu dikuburkan di tanah rampasan, tertinggalnya benda-

benda berharga di dalam kubur dan kain kafannya hasil rampasan. Dalam

hukum Islam para ulama berbeda pendapat tentang hukum pemindahan

kerangka jenazah diantaranya Imam Syafi’i dan Imam Abu Hanifah

berpendapat haram hukumnya Pembongkaran makam dan pemindahan

kerangka jenazah, kecuali dalam keadaan dharurat.

Page 18: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

9

3. “Efektifitas Penyelengaraan Jenazah pada Lembaga Persatuan Bela

Sungkawa Ciputat” yang di tulis oleh Agus Kalim (101053022676) Progam

Studi Manajemen Da’wah pada tahun 2005. Skripsi ini membahas tentang

prosedur penyelengaraan jenazah dalam Islam di Lembaga Persatuan Bela

Sungkawa Ciputat dan mempresentasikan kaidah-kaidah atau dalil-dalil yang

sah menurut hukum Islam. Kesimpulannya, bahwa proses penyelengaraan

jenazah yang dilaksanakan di lembaga penyelengaraan jenazah persatuan bela

sungkawa berjalan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam ajaran agama

Islam dan bersesuaian dengan prosedur-prosedur yang telah di tetapkan dalam

anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Persatuan Bela Sungkawa Ciputat.

Sedangkan penyelengaraan jenazah di lembaga Persatuan Bela Sungkawa

sudah berjalan sangat efektif.

Dari beberapa skripsi tersebut, penulis menemukan ada kesamaan di

dalam kajian penelitian penulisan skripsi yang penulis bahas tentang pengurusan

jenazah, dan mutilasi. Yang membedakan dalam kajian penelitian penulisan

skripsi ini adalah bahwa skripsi ini membahas tentang tata cara pengurusan

jenazah mutilasi menurut hukum Islam (memandikannya, mengkafaninya,

menshalatkannya, dan menguburkannya) dan objek bahasannya terfokus pada

Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa

RSCM dianggap sebagai satu-satunya rumah sakit nasional yang telah berumur

lama dan menjadi rujukan bagi rumah sakit-rumah sakit di Jakarta.

Page 19: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

10

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan yang digunakan

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengunakan pendekatan kualitatif,

yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa sumber-sumber tertulis

dan tidak tertulis (lisan) dari orang-orang atau pelaku yang diamati. Penelitian ini

bersifat studi pustaka (Library Research), juga studi lapangan (Field Research).

Library Research, yaitu: metode penulisan dengan cara pengumpulan data dengan

berbagai literatur. Sedangkan Field Research, yaitu; penelitian yang dilakukan

dengan terjun langsung ke lapangan dalam hal ini responden yang dituju adalah

Tim Forensik Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Dinas Pertamanan dan

Pemakaman, dan Penggali Kubur TPU Kampung Kandang di Cilandak.

2. Sumber data

a. Studi dokumentasi

Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu; dokumentasi dan

wawancara. Sedangkan data sekunder; al-Qur’an, al-Hadis, buku-buku fiqh

tentang pengurusan jenazah, internet, serta Koran-koran yang ada kaitannya

dengan penulisan skripsi ini.

b. Studi wawancara

Wawancara dilakukan dengan tanya jawab dengan Tim Forensik Rumah

Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, serta

Penggali Kubur TPU Kampung Kandang di Cilandak.

Page 20: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

11

3. Teknik analisa data

Data yang dikumpulkan lalu diolah, dianalisa, dan diinterpretasikan untuk

menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Data yang diperoleh akan

ditinjau lebih jauh untuk mendapatkan hasil yang diinginkan penulis. Sedangkan

perolehan data yang diperoleh dari hasil wawancara dilakukan dengan cara

mengedit (editing) data yaitu; memeriksa data yang terkumpul apakah jawaban-

jawaban dari pertanyaan yang diajukan dalam wawancara sudah sesuai dengan

data-data yang di butuhkan, dan jawaban yang dianggap lengkap atau yang belum

lengkap harus dipisahkan.

Setelah mengolah data selesai, kemudian menganalisa data. Analisa data

dilakukan dengan mengunakan metode content analisa yang kemudian

menginterpretasikannya dengan bahasa penulis sendiri. Maksud dari content

analisa dalam penelitian ini adalah menganalisa.

Teknik penulisan pada skripsi ini merujuk pada “Buku Pedoman

Penulisan Skripsi Falkutas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2007”.

F. Sistematika Pembahasan

Agar pemahaman dalam naskah skripsi ini teratur dan berurutan dengan

baik maka pembahasannya disusun sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat

Page 21: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

12

diperoleh kejelasannya semaksimal mungkin dari informasi yang dimuat di

dalamnya. Sistematika pembahasan tersebut, sebagai berikut;

Bab I: Bab ini membahas tentang pendahuluan pada bab ini menguraikan

tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian.

Bab II: Bab ini membahas tata cara pengurusan jenazah menurut hukum Islam,

bab ini menguraikan tentang; pengertian jenazah, hal-hal yang

berkaitan dengan pengurusan jenazah, dan pengurusan jenazah

mutilasi menurut fuqaha.

Bab III: Bab ini membahas tentang mengenal rumah sakit dr. Cipto

Mangunkusumo, bab ini menguraikan tentang; Sejarah Rumah Sakit dr.

Cipto Mangunkusumo, Visi, Misi, dan Tujuan RSCM, Unit dan Instalsi

RSCM, Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM.

Bab IV: Bab ini membahas Tinjauan pengurusan jenazah mutilasi di RSCM

dalam perspektif hukum Islam, bab ini menguraikan tentang;

Pengurusan Jenazah Mutilasi di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo

menurut Hukum Islam, dan Analisa Penulis

Bab V: Pada bab akhir ini dikemukan kesimpulan dan saran-saran serta

dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Page 22: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

BAB II

PENGURUSAN JENAZAH MUTILASI MENURUT HUKUM ISLAM

A. Pengertian jenazah

Jenazah berasal dari kata arab “Janazah” artinya “tubuh mayyit” sedangkan

kata “Jinazah” yang artinya “tandu pembawa mayat” berasal dari kata “Janaza” yang

berarti “menutupi”. Dinamakan jenazah karena tubuh mayyit itu harus ditutupi”1. Arti

janazah dalam enksiklopedia Islam yaitu segala yang berkaitan dengan proses

pemakaman dan kafan bagi si mayat2. Sedangkan kata mayat, selanjutnya disebut

jenazah, berasal dari bahasa arab “al-mayyit” yang berarti orang yang meninggal,

sebagaimana ungkapan di dalam Al-Quran:

… )15: ]23[ ن منو المؤ ( ☺

Artinya: “... Kemudian, sesudah itu sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan

mati” (Q.S. Al-Mu’minun [23]:15)

Pada ayat di atas kata al-mayyit digunakan untuk manusia yang telah meninggal,

meski demikian dalam bahasa Indonesia kata “mayat” lebih sering dipakai.

Menurut Hasby Ash-Shiddiqie kata jenazah dalam bahasa Arab bersifat

umum artinya kata jenazah digunakan untuk manusia yang meninggal dunia maupun

1Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka

Progesif, 2002), cet. ke-25, h. 214. 2 Cepil Glasse, Enksiklopedia Islam: Ringkas, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999),

h. 192.

13

Page 23: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

14

untuk binatang yang mati. Akan tetapi di dalam bahasa Indonesia kata jenazah

dikhususkan kepada manusia yang meninggal dunia3.

B. Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Pengurusan Jenazah

Penatalaksanaan atau pengurusan jenazah merupakan salah satu hak

kewajiban seorang muslim dengan muslim lainya. Hukum pengurusan jenazah adalah

fardhu kifayah4 atau kewajiban sebagian bukan seluruhnya, artinya jika sudah ada

sebagian muslim yang mengurus jenazah maka gugurlah kewajiban sebagian yang

lain.

Dalam kaitannya dengan hak seorang muslim dengan muslim lainnya

Nabi Muhammad SAW bersabda:

ا انهنو عبسب ملسو هيلع ى اهللالص يبالن نارمأ: الق هنع اهللا يضر اءربال نع رصنو ياعالد ةابجإو ضيرمال ةاديعو ةازنجال اعباتا بنرمأ: عبس نع ةضفال ةينأ نا عانهنو ساطعال تيمشتو مالالس درو مسقال ارربإو مولظمال 5)رواه البخاري( قربتسالاو ئسقالو اجبيالدو ريرحالو بهالذ ماتخو

Artinya: “Diriwayatkan dari Al-Barra ra, dia berkata: Nabi SAW memerintahkan tujuh hal kepada kami dan melarang kami tujuh hal pula, Nabi SAW memerintahkan kami, mengiringkan jenazah ke kubur, menjenguk orang sakit, mendatangi undangan, menolong orang yang didzolimi, melaksanakan sumpah, menjawab salam, mendoakan orang yang bersin (dengan ucapan yarkamukulllah, apabila orang yang bersin tersebut mengucapkan alhamdulillah). Rasulullah SAW melarang kami menggunakan bejana perak, bercincin emas (bagi laki-laki), berbusana sutra,

3 Hasby Ash Shiddiqie, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1971), h. 245. 4 Othman Mukim Hassan, Khulasah Kifayah Himpunan 600 Masalah Jenazah, cet. I,

(Malaysia: Pustaka Ilmi, 1995), h. 2. 5 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikr),

h. 88.

Page 24: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

15

bergaun dibaj (sutra murni), menggunkan kain qassi (sejenis sutra) menggunkaan kain istabraq (sejenis sutra).” (HR. Al-Bukhari)

Adapun hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan jenazah dalam syariat

agama Islam adalah meliputi memandikan mayat, mengkafankan, menshalatkan dan

menguburkan. Semua proses-proses pengurusan jenazah tersebut diterangkan dalam

beberapa hadits Nabi Muhammad SAW.

1. Memandikan Mayat

Mayoritas ulama berpendapat bahwa memandikan mayat seorang muslim

hukumnya fardhu kifayah. Tetapi mereka berbeda pendapat mengenai

memandikan sebagian tubuh mayat muslim atau tubuh yang termutilasi yang akan

penulis bahas di akhir bab.

Berkenaan dengan memandikan mayat, Rasulullah SAW bersabda:

يفشي عليه ما يكون منه عند اال يعني أن من غسل ميتا فأدى فيه الأمانةذلك آان من ذنوبه آيوم ولدته أمه قالت فقال رسول الله صلى الله عليه

يعلم فليله منكم من االوسلم وليله أقرب أهله منه إن آان يعلم فإن آان 6)رواه أحمد والطبراني( .ترون أن عنده حظا من ورع أو أمانة

Artinya:“Siapa yang memandikan mayyit, ia laksanakan dengan amat, tidak

menyebarkan (menceritakan) apa yang ada pada mayyit ketika memandikannya, maka ia keluar dari dosanya seperti waktu ibunya melahirkan dirinya.” Ia berkata “hendaklah ia memandikan oleh orang yang paling dekat dengan kalian, jika dia mengetahui (dengan baik persoalan mayyit). Tetapi jika ia tidak mengetahui, maka hendaknya yang memandikannya orang yang memiliki sifat wara’ dan amanah.”(HR. Imam Ahmad dan Thabarani)

6 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al-

Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1949), h.342.

Page 25: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

16

Perkataan beliau “hendaklah ia mandikan oleh orang yang paling dekat

dengan kalian” maksudnya bahwa yang paling berhak memandikan mayat adalah

orang yang paling dekat kepada mayat, dengan syarat ia orang yang mengetahui

ilmu yang dibutuhkan untuk itu. Imam Yahya mengatakan bahwa orang yang

lebih dekat (kaum kerabat) harus didahulukan dari yang lainnya.

Adapun ucapan beliau “Maka hendaknya yang memandikannya orang

yang memiliki sifat wara’ dan amanah” mengandung dalil yang dipegang oleh

mazhab Hadawiyah7 bahwa orang yang memandikan mayat disyaratkan orang

yang adil. Akan tetapi jumhur (mayoritas) ulama berbeda dengan mereka

mengenai persoalan tersebut. Mereka mengatakan: orang yang memandikan itu

(sebagaimana setiap muslim lain) dibebankan dengan beban-beban syara’, dan

memandikan mayat termasuk di antaranya. Jika tidak maka tidak sah setiap

perbuatan yang dibebankan kepadanya, dan ini menyalahi ijmak. Mereka

bersandar pada dalil-dalil yang tak dapat kami sebutkan di sini. Akan tetapi, yang

tidak diragukan adalah bahwa apabila orang yang memandikan memiliki sifat

adil, hal itu sangat utama8.

7 Mazhab Hadawiyah ialah mazhab yang nisbah ke salah satu madzhab fiqih orang-orang

syi'ah, yaitu mazhab zaidiyah atau disebut juga sebagai Syi'ah Zaidiyah Hadawiyah. Zaidiyah nisbah ke Zaid ibn 'Ali Zain al-'Aabidiin ibn Husain ibn 'Ali Ibn Abi Thaalib yang kebanyakan di Yaman dan Hadawiyah ini nisbah kepada al-Haady Yahya ibn al-Husain (w. 298 H). salah satu kitab Mazhab Hadawiyah ialah “Kitab Hadaa'iqul Azhaar yang disyarh oleh al-Imam al-Syaukaany” dan sedangkan syarahnya berjudul “al-Sail al-Jarraar al-Mutadaffiq 'Ala Hadaaiq al-Azhaar”.

8 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati,” (Jakarta: Cendekia, 2001), h. 78-79.

Page 26: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

17

a. Hal-hal yang disunahkan dalam memandikan:9

1) Mewudhukan mayat sebagaimana wudhunya orang yang masih hidup, yaitu

dengan air pada basuhan pertama setelah menghilangkan najis dan kotoran.

2) Menggunakan air yang dicampur daun bidara dan sabun pada semua basuhan,

serta menggunakan kapur pada basuhan yang terakhir.

واقف بعرفة إذ وقع بينما رجل عن ابن عباس رضي الله عنهم قالعن راحلته فوقصته أو قال فأوقصته قال النبي صلى الله عليه وسلم

10)رواه البخاري. (..اغسلوه بماء وسدر

Artinya:“Diriwayatkan dari Ibn Abbas ra., ia berkata: ‘diantara kita terdapat seorang laki-laki yang berwukuf di Arafah bersama Rasulullah saw., tiba-tiba dia terjatuh dari hewan tunggangannya sehingga lehernya patah, kemudian Nabi SAW. Bersabda: “Mandikan dia dengan air dan daun bidara,…” (HR. Al-Bukhari)

3) Mengganjilkan basuhan pada mayat

Dari Ummu Athiyyah r.a., ia berkata kepada kami, bahwa ketika kami

memandikan putrinya Rasulullah SAW, bersabda:

ذلك بماء وسدر واجعلن في اغسلنها ثالثا أو خمسا أو أآثر مناآلخرة آافورا فإذا فرغتن فآذنني فلما فرغنا آذناه فألقى إلينا حقوه

11)رواه البخاري(.فقال أشعرنها إياه

Artinya:“Mandikanlah tiga kali atau lima kali atau lebih dari itu jika kalian memandang perlu, dengan air dan daun bidara, dan jadikanlah di akhirnya kapur barus atau sedikit dari kapur barus, setelah selesai beritahukanlah

9 Sayyid Sabiq, Fiqhussunnah, diterjemahkan oleh Mahyuddin Syaf dengan judul “Fiqh

Sunnah 4”, cet.1, (Penerbit:PT Alma’arif bandung, 1978), h.94-98. 10 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, h. 94. 11 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, h. 91.

Page 27: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

18

kepadaku.”Setelah kami selesai memandikannya kami beritahukan kepada beliau, maka beliau memberitahukan kepada beliau, maka beliau memberikan kain sarungnya kepada kain seraya berkata,“Jadikanlah ini sebagai pakaian yang menyentuh kulitnya.” (HR. Al-Bukhari)

4) Menekan perut mayat ketika memandikannya secara lembut untuk

mengeluarkan kotoran dalam perutnya.

5) Mengalirkan air yang banyak pada bagian qubul dan dubur untuk

membersihkan kotoran/najis.

6) Memakai sarung tangan bagi orang yang memandikannya ketika membasuh

bagian-bagian yang termasuk aurat.

7) Mendahulukan yang kanan, yaitu membasuh bagian kanan kemudian yang

kiri, dimulai dari kepala bagian belakang, pundak sampai telapak.

Dari Ummu Athiyyah r.a., dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda kepada

para wanita yang memandikan putri beliau:

12)رواه البخاري( بدأن بميامينها ومواضع الوضوء منهاا

Artinya:“Mulailah dengan bagian tubuh yang kanan dan anggota-anggota wudhu’nya.” (HR. Al-Bukhari)

2. Cara Mengkafankan Mayat

Mengkafankan mayat adalah fardhu kifayah bagi seorang muslim yang

menghadirinya. Mengkafankanya itu dilakukan langsung setelah mayat

dimandikan. Sebaiknya orang yang mengkafankan mayat adalah orang yang

terdekat dengannya-sebagaimana yang telah dibicarakan diatas.

12 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, h. 9.

Page 28: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

19

Hikmah dari mengkafankan mayat adalah untuk menutupinya dari

pandangan mata dan sebagai penghormatan padanya. Karena menutupi auratnya

dan menghormatinya adalah wajib selagi ia masih hidup, begitu pula ketika ia

telah meninggal.

a. Macam-Macam Kafan 13;

1) Kafan Wajib (Kafan ad-Darurah)

Yaitu baju yang menutupi seluruh badan, di mana tidak ada kekurangan

pada bagian bawah badan.

الإ هفي هنفكن ائيش دجن ملف دحأ موي لتق ريمع نب بعصم ..." : لقا جرخ هيلجر انيطغ اذإف هالجر تجرخ هسأر اهب انيطغ اذإ انآ ةرمن اهب هسأر يطغن نأ ملسو هيلع اهللا ىلص اهللا لوسر انرمأف هسأر 14)رواه البخاري( "...رخذإ نم هيلجر ىلع لعجنو

Artinya:”Ia (Khabab bin al-Art) berkata, ”... Mush’ab bin Umair terbunuh pada perang uhud. Dia tidak memiliki pakaian kecuali kain wol yang menyelimuti badan. Jika kami menutupi kepalanya, kakinya kelihatan, bila kami menutupi kakinya kepalanya terbuka. Maka Rasulullah SAW memerintahkan agar kami menutupi kepalanya dengan kain itu dan menutupi kakinya dengan idzkhar (sejenis tumbuhan yang wangi) ...”.(HR. Al-Bukhari)

Perkataan “dan menutupi kakinya dengan idzkhar” menunjukkan bahwa

jika tidak ada penutup sama sekali, baik untuk sebagian badan atau

seluruhnya, disunnahkan untuk menutupinya dengan sejenis tumbuhan yang

wangi. Jika yang tumbuh di rumah-rumah kita atau di sekeliling kuburan di

13 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati,” h.86-88. 14 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, Nomor hadits,

h.647.

Page 29: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

20

tempat kita. Kata idzkhar adalah jenis tumbuhan wangi yang berada di

Madinah.

ه آفن إال بردة ملحاء إذا جعلت على رأسه وقال لكن حمزة لم يوجد لقلصت عن قدميه وإذا جعلت على قدميه قلصت عن رأسه حتى مدت

)15 رواه أحمد (على رأسه وجعل على قدميه اإلذخر Artinya:”Ia berkata (khabab) bahwa Hamzah tidak memiliki kain kafan kecuali

selendang penutup. Ketika selendang itu digunakan menutupi kakinya, menyusut atas kepalanya, lalu selendang itu diukurkan ke atas kepalanya dan kedua kakinya ditutupi dengan sejenis tumbuhan” (HR. Ahmad).

2) Kafan yang Cukup (Kafan al-Kifayah)

Yaitu dua baju yang menutupi seluruh badan (di bawahnya tidak kurang).

Kain dan lipatan keduanya harus menutupi seluruh badan. Mencukupkan

dengan keduanya dibolehkan dan tidak makruh.

3) Kafan Sunah (kafan as-sunnah)

Yaitu baju untuk laki-laki yang telah baligh dan yang hampir baligh

menurut para ulama Hanafi dan banyak fukaha dari berbagai mazhab; baju,

kain, dan penutup atau lipatan. Pakaian gamis menutupi dari leher hingga

kaki, tanpa lengan baju, tidak terbuka pada dada dan sisi lambung. Bawahnya

tidak usah lebar-lebar seperti pakaian orang hidup, tetapi harus sejajar.

Begitu pula pada kain harus menutupi seluruh badan, lalu memakai

penutup untuk tubuhnya dari kepala sampai kaki. Seluruhnya mayat itu

15 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al-

Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, h. 365.

Page 30: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

21

ditutupi tiga pakaian. Itulah kafan yang disunnahkan berdasarkan hadits-

hadits.

أثواب نجرانية الحلة شال ثة آفن رسول الله صلى الله عليه وسلم في 16)رواه أبو داود( ثوبان وقميصه الذي مات فيه

Artinya:”Dari ibn Abbas bahwa Rasulullah saw dikafankan dengan tiga pakaian;

pakaian gamis yang ketika beliau wafat dan baju Najran. (HR. Abu Daud)

Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari Aisyah ra.

أثواب يمانية بيض شال ثة فى صلى الله عليه وسلمآفن رسول الله 17)رواه الجماعة( قميص وال عمامة ليس فيها

Artinya:“Rasulullah SAW dikafankan dengan tiga pakain putih Suhuliyah Judada

Yamaniyah, tidak ada gamis dan tidak juga imamah (serban) yang di lipatkan” (HR.Jama’ah) عن ليلى بنت قانف الثقفية قالت آنت فيمن غسل أم آلثوم بنت رسول

اهللا عليه وسلم عند وفاتها فكان أول ما أعطانا رسول الله الله صلى صلى اهللا عليه وسلم الحقاء ثم الدرع ثم الخمار ثم الملحفة ثم أدرجت

الس بعد فى الثوب اآلخر قالت ورسول الله صلى اهللا عليه وسلم ج 18 )و أبو داود رواه أحمد( عند الباب معه آفنها يناولناها ثوبا ثوبا

Artinya:”Dari Laila binti Qanif ast-Tsaqafiah, ia berkata, “Aku termasuk orang yang

memandikan Ummi Kalsum (putri Rasulullah SAW) ketika ia wafat. Yang pertama diberikan oleh Rasulullah kepada kami adalah kain, kemudian pakaian, lalu kerudung, dan selimut, selanjutnya setelah itu dilipatkan baju akhir.” Ia berkata: sementara Rasul SAW berada di pintu memegang

16 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, (Kairo: Dar al-

Hadits,1988), h. 360. 17 Abi al Husein Muslim bin al Haj al Qusyairi al Nasaburi, Shahih Muslim, (Kairo: Dar

Ihya al Kutub al Arabiyyah,1918), Juz. 2, nomor hadits 941, h.649. 18 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.362.

Page 31: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

22

kafannya, lalu beliau mengambilkan baju kepada kami satu demi satu. (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Al-Bukhari berkata: Hasan mengatakan, dengan sobekan pakaian-pakaian

yang kelima kedua paha dan pangkalnya biasa tertutup di bawah pakaian itu.

Imam asy-Syaukani mengatakan: Hadits di atas menunjukkan bahwa yang

diharuskan dalam mengkafankan mayat wanita adalah dibuatkan kain,

pakaian, kerudung selimut, dan lipatan. Tidak disebutkan nama Ummi

‘Athiyah dalam hadits orang yang melayatnya.

Imam asy-Syaukani mengatakan dalam Fiqh al-Wadhih: sebagaian Fukaha

memandang makruh penambahan kain mayat lebih dari tiga, mereka

menganggap itu hal yang berlebihan. Namun sebagaian lagi membolehkan

penambahan sampai lima; untuk gamis, imamah, Dan tiga untuk pakaian.

Menurut asy-Syaukani Persoalan di atas menurut saya luas sekali, hanya saja

membatasi tiga pakaian lebih utama karena itu yang sesuai dengan kafan Nabi

SAW.

b. Hal-hal yang disunnahkan dalam mengkafankan19:

1) Membaguskan kafan; yaitu dengan menggunakan kafan yang bersih, wangi,

bisa menutupi seluruh anggota badan, bukan yang diharamkan-seperti sutera,

dan penggunaanya tidak berlebihan. Hal di atas berdasarkan bahwa Rasulullah

SAW bersabda:

19 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h. 89.

Page 32: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

23

يلا وذإ ملسو هيلع ى اهللالص اهللا لوسر الق: الق ةادتق يبأ نع 20 )الترمذي رواه( .هنفآ نسحيلف اهخأ مآدحأ

Artinya:“Diriwayatkan dari Abi Qatadah, ia berkata: ‘Jika seoarang diantara kalian

mengurus mayyit saudaranya, hendaklah ia memperbagus kain kafannya.” (HR. at-Tirmidzi)

2) Berwarna putih, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

.وا من ثيابكم البياض فإنها من خير ثيابكم وآفنوا فيها موتاآم البس 21)رواه أبو داود(

Artinya:“Pakailah yang putih dari pakaian kalian, karena dia adalah yang terbaik dari pakaian kalian, dan pakailah dia sebagai kafan.”(HR. Abu Dawud)

3) Bagi mayat laki-laki kain kafan tiga helai, dan bagi mayat perempuan lima

helai22. Bagian ini telah dijelaskan sebelumnya pada bab kafan sunah.

4) Hendaknya salah satu dari kain-kain tersebut adalah kain yang bergaris-garis

jika hal itu memungkinkan23. Hal ini berdasarkan hadits Jabir bahwasannya

Rasulullah SAW bersabda:

رواه أبو . (إذا توفي أحدآم فوجد شيئا فليكفن في شو ب حبرة 24)داود

20 Muhammad bin ‘Isa, Abu ‘Isa at-Tirmidzi as-Sullami, Sunan at-Tirmidzi, (Beirut: Dar

Ihya at-Turats al-Arabi, tt), Juz.3, hal. 320. 21 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, (Kairo: Dar al-

Hadits, 1988) , h.362. 22 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h.89. 23 Abu Ahmad Arif Fathul ulum, 1 Jam Belajar Mengurus Jenazah panduan praktis tata

cara penyelengaraan jenazah dan hukum-hukumnya, Cet. 1, (Penerbit: Pustaka Darul Ilmi, 2009), h.38.

24 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.425.

Page 33: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

24

Artinya:“Jika wafat seorang diantara kalian dan mampu maka hendaknya dikafankan

dalam kain yang bergaris-garis” (HR.Abu Dawud)

3. Menshalatkan mayat

a. Hukum shalat mayat25

Menshalati mayat hukumnya fardhu kifayah bagi orang muslim yang

menghadirinya.

وأنه بخيبر توفي المسلمين من رجال أن الجهنى خالد بن زيد عنصاحبكم على صلوا :فقال وسلم عليه اهللا صلى اهللا لرسول ذآر

غل صاحبكم إن :قال بهم الذى رأى فلما لذلك، القوم وجوه فتغيرت يساوي ما اليهود خرز فيه فوجدنا متاعه ففتشنا اهللا سبيل في 26)الترمذى إال الخمسة رواه (رهميند

Artinya:“Dari Zaid bin Khalid al-Juhani, ia berkata: bahwa ada seorang sahabat Nabi SAW meninggal dunia pada waktu perang Khaibar maka para sahabat menyampaikan beritanya kepada Rasulullah SAW maka beliau bersabda “Shalatilah teman kalian ini” (maksudnya Rasulullah SAW tidak mau menshalatinya tetapi menyuruh para sahabat untuk menshalatinya) maka berubahlah wajah orang-orang ketika mendengar hal itu maka, Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya teman kalian ini berbuat curang ketika berjihad” maka kami memeriksa barang-barangnya ternyata ada satu buah permata dari permata orang-orang Yahudi yang nilainya tidak sampai dua dirham.” (HR.Lima kecuali Tirmidzi)

b. Keutamaanya

25 Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan oleh Syatiri

Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h. 91-98. 26 Al-Imam Muhammad Ibn ‘ali Ibn Muhammad Asy-Syaukani, Nail al-Authar, Jilid: III-

IV, (Kairo: Maktabah al-Imam), h. 56.

Page 34: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

25

بعها فله قيراطان قيل من صلى على جنازة ولم يتبعها فله قيراط فإن ت 27)رواه مسلم( وما القيراطان قال أصغر هما مثل أحد

Artinya:“Barangsiapa yang menshalati jenazah dan tidak mengiringkannya sampai di kuburnya maka ia mendapatkan pahala satu qirath dan jika dia ikut mengiringkannya maka dia mendapatkan pahala dua qirath” Ditanyakan kepadanya “Apa yang di maksud dengan dua qirath?” Rasulullah SAW bersabda “Yang terkecil dari keduanya seperti gunung Uhud” (HR. Muslim)

ما من قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عن مالك بن هبيرة قال

غوا أن يكونوا ثلاثة فيصلي عليه أمة من المسلمين بل مؤمن يموتقال فكان مالك بن هبيرة يتحرى إذا قل أهل صفوف إلا غفر له .صفوف شال ثة جنازة أن يجعلهم

28)رواه أحمد(

Artinya:“Dari malik bin Hubairah, ia mengatakan, ‘Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin mati, lalu di shalatkan oleh kaum Muslim mencapai tiga baris, melaikan diampuni dosanya. Malik bin Hubairah biasa memeriksa jamaah yang menshalatkan jenazah; apabila mereka sedikit, ia jadikan mereka tiga baris. (HR. Ahmad)

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ما من ميت تصلي ائشةعن ع

شفعوا فيه العليه أمة من المسلمين يبلغون مائة آلهم يشفعون له إ 29)مسلمورواه أحمد(

Artinya:“Dari ‘Aisyah mengatakan,’tidaklah seorang mayyit dishalatkan oleh kaum Muslim mencapai seratus orang, semua meminta pertolongan untuknya, melainkan mereka diberikan pertolongan padanya.” (HR.Ahmad dan Muslim)

27 Abi al Husein Muslim bin al Haj al Qusyairi al Nasaburi, Shahih Muslim, (Kairo: Dar

Ihya al Kutub al Arabiyyah, 1918), Juz 2, h.653. 28Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al-

Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, Juz. 34, Nomor hadits 16125, h.75. 29Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al-

Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, Juz 49, Nomor hadits 22997, h.153., lihat juga Muslim bin al Haj al Qusyairi al Nasaburi, Shahih Muslim, Juz 5, Nomor hadits.1576, h. 42.

Page 35: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

26

c. Syarat-Syarat Shalat Mayat

Shalat mayat disyaratkan sebagaimana biasa; yaitu dalam keadaan suci,

menghadap kiblat, menutup aurat, terhindar dari darah haid dan nifas. Hanya

saja tidak disyariatkan masuknya waktu, tetapi dilakukan pada setiap waktu.

Hanya saja Imam Ahmad, Ibn al-Mubarak, dan Ishaq, tidak menyukai shalat

jenazah dilakukan pada waktu terbit matahari, atau di waktu matahari

tergelincir, atau di waktu matahari terbenam, kecuali bila dikhawatirkan ada

perubahan pada jenazah.

d. Rukun-Rukunnya

1) Niat

2) Berdiri bagi orang yang mampu. Ini menurut pendapat jumhur.

3) Empat kali takbir. Membaca surah al-Fatihah secara perlahan.

4) Membaca shalawat atas Rasulullah SAW dengan ucapan apa saja. Seandainya

mengucapakan “allahumma shalli’ ala Muhammad” sudah cukup, tetapi yang

lebih utama mengucapkan:

اللهم صل على محمد وعلى آل محمد، آما صليت على إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد آما بارآت . وعلى آل إبراهيم

براهيم فى العالمين إنك حميد مجيدعلى إبراهيم وعلى آل إ

Artinya:“Ya Allah ya Tuhan kami, limpahkan shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan shalawat atas Ibrahim dan keluarganya. Dan berikan keberkahan atas Muhammad dan keluarganya,

Page 36: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

27

sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, pada semesta alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha agung.”

Shalawat diucapkan setelah mengucapkan takbir yang kedua, sekalipun

tidak ada keterangan yang menjelaskan tempat diucapkannya shalawat ini.

5) Membaca doa. Ini merupakan rukun sesuai kesepakatan ulama. Bisa dengan

doa apa saja, tetapi disunnahkan membaca doa-doa yang datang dari

Rasulullah SAW, seperti berikut ini:

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW apabila

menshalati jenazah, beliau mengucapkan doa berikut:

اللهم اغفر لحينا وميتنا وشاهدنا وغائبنا وصغيرنا وآبيرنا وذآرنا نا فأحيه على اإلسالم ومن توفيته منا فتوفه وأنثانا، اللهم من أحييته م

.على اإليمان 30)الترمذي و رواه أحمد(

Artinya:“Ya Allah, ampunilah orang yang hidup dan mati di antara kami, orang yang hadir bersama kami, dan orang yang tidak datang bersama kami, ampuni anak-anak kecil dan orang-orang dewasa diantara kami dan ampuni lelaki dan wanita-wanita kami. Ya Tuhanku, siapa saja yang Engkau hidupkan di antara kami, maka hidupkanlah dia dalam keadaan Islam, dan siapa saja yang Engkau matikan di antara kami, maka matikanlah dia dalam keadaan beriman. (HR.Ahmad dan at-Tirmidzi).

e. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam shalat jenazah31:

1) Orang yang ingin shalat jenazah hendaklah berdiri setelah menyempurnakan

syarat-syarat shalat, berniat dalam hatinya melaksanakan shalat atas jenazah

30 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al-

Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, h. 456. 31 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h. 96-97.

Page 37: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

28

Muslim yang ada di hadapannya, mengangkat tangannya untuk takbiratul

ihram, lalu meletakan tangannya yang kanan diatas tangan kiri, memulai

bacaan surat al-Fatihah, kemudian takbir yang kedua dan bershalawat atas

Nabi, lalu melakukan takbir yang ketiga dan berdoa untuk mayat, selanjutnya

takbir yang keempat dan berdoa, dan terakhir salam setelah doa.

2) Posisi berdiri imam terhadap jenazah lelaki dan wanita.

Disunnahkan imam berdiri di hadapan kepala mayat lelaki dan ditengah

mayat wanita. Hal ini didasarkan riwayat lain dari Abu Ghalib al-Khayyath

r.a., dia berkata:

لى جنازة رجل فقام عند رأسه فلما رفع شهدت أنس بن مالك صلى عيا أبا حمزة : فقيل له. أتي بجنازة امرأة من قريش أو من األنصار

طها فصلى عليها فقام وس. هذه جنازة فالنة ابنة فالن فصل عليهافلما رأى اختالف قيامه على الرجل . وفينا العالء بن زياد العدوي

يا أبا حمزة هكذا آان رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : قال. والمرأة: قال. نعم: أة حيث قمت؟ قاليقوم من الرجل حيث قمت ومن المر

32)رواه أحمد. (احفظوا: فقال.فالتفت إلينا العالء

Artinya:“Aku menyaksikan Anas bin Malik menshalati Jenazah seorang laki-laki maka dia berdiri di sisi kepalanya ketika Jenazah tersebut di angkat didatangkan Jenazah seorang perempuan dari Quraisy atau Anshar maka dikatakan kepadanya “Wahai Abu Hamzah ini adalah Jenazah Fulanah binti Fulan maka shalatilah dia” maka Anas menshalatinya dan berdiri di tengahnya dan diantara kami ada ‘Alla’ bin Ziyad al-Adawi ketika ia melihat perbedaan tepat berdirinya Anas pada jenazah laki-laki dan wanita maka dia berkata “Wahai Abu Hamzah apakah Rasulullah SAW juga berdiri sebagaimana Engkau berdiri ? Anas menjawab “Ya Maka ‘Allah’ menoleh kepada kami seraya berkata “Hafalkanlah ini”(HR.Ahmad)

32 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al-

Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, juz. 3, h. 204.

Page 38: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

29

3) Seseorang yang menshalati jenazah hendaknya membaca do’a dengan do’a-

do’a yang telah disebutkan.

4) Jika mayat seorang wanita, jangan katakan “abdilha zaujan khairon min

zaujiha” (gantikan untuknya suami yang lebih baik baginya dari pada

suaminya), karena suaminya dapat memperoleh wanita lain di surga,

sedangkan wanita tidak mungkin mendapatkan suami lain bersama suaminya

di dalam surga, berbeda dengan lelaki.

5) Jika mayat bukan mukallaf seperti anak kecil, maka tidak dimintakan ampun

baginya, melainkan bagi kedua orang tuanya dan kaum muslim yang telah

meninggal. Disunahkan berdo’a dengan mengucapkan:

ارجأا وطرفا وفلس هلعاج مهللا

Artinya:“Ya Allah, jadikanlah dia bagi kami sebagai pahala yang mendahului dan sebagai ganjaran.”

6) Membaca Doa setelah takbir yang keempat.

Imam Syafi’i berkata: Hendaklah sesudah takbir ke empat mengucapkan:

هدعب انتفت الو هرجأا نمرحت ال مهللا

Artinya:“Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami akan pahalanya, dan jangan Engkau uji kami sesudahnya.”

Ibn Abi Hurairah mengatakan: orang-orang terdahulu, sesudah takbir yang

keempat, mengucapakan:

ارالن ابذا عنقو ةنسح ةرخآلا ىفو ةنسا حينالد ىا فنتآا نبر مهللا

Page 39: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

30

Artinya:“Ya Allah ya Tuhan kami, datangkan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka.”

7) Mengucapkan salam. Kalangan fukaha sepakat atas wajibnya salam, kecuali

Abu Hanifah.

4. Mengiringi jenazah

Berjalan mengiringi jenazah ketika membawanya hukumnya adalah

fardhu kifayah. Berjalan mengiringi jenazah artinya mengiring jenazah sampai ke

tempat pemakaman. Dari Abu Hurairah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda :

بعها فله قيراطان قيل من صلى على جنازة ولم يتبعها فله قيراط فإن ت 33)رواه مسلم(وما القيراطان قال أصغر هما مثل أحد

Artinya: “Barangsiapa yang menshalati jenazah dan tidak mengiringkannya sampai di kuburnya maka ia mendapatkan pahala satu qirath dan jika dia ikut mengiringkannya maka dia mendapatkan pahala dua qirath” Ditanyakan kepadanya “Apa yang di maksud dengan dua qirath?” Rasulullah saw bersabda “Yang terkecil dari keduanya seperti gunung Uhud” (HR. Muslim)

a. Hal-hal yang disunnahkan ketika membawa jenazah34

1) Mensegerakan dalam mengantar dan membawa jenazah dengan berjalan

biasa, tidak terlalu cepat karena hal tersebut makruh ukurannya yaitu sekira

mayat tidak tergoncang akibat cepatnya berjalan. Dari Abu Hurairah, ia

berkata: bahwa Rasulullah SAW bersabda:

33 Abi al Husein Muslim bin al Haj al Qusyairi al Nasaburi, Shahih Muslim, (Kairo: Dar

Ihya al Kutub al Arabiyyah,1918), h.653. 34 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h. 112.

Page 40: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

31

ى وس نكت نإ، وانهومدقت ريخف ةحالص نكت نإ، فةازنجالا بوعرسأ 35 )البخاريه روا( مكابقر نع هنوعضت رشف كلذ

Artinya:“Percepatlah iringan jenazah. Jika ia orang baik, berarti kalian

menyegerakannya dalam memperoleh kenikmatan. Dan jika ia tidak baik, berarti kalian segera menyingkirkan kejelekannya dari lingkungan kalian.” (HR. Al-Bukhari)

Adapun dimakruhkannya berjalan terlalu cepat ketika membawa jenazah

karena adanya hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud, ia berkata:

دون ال ماسألنا نبينا صلى الله عليه وسلم عن المشي مع الجنازة فق 36)رواه أبو داود( ...الخبب

Artinya:“Kami bertanya kepada Rasulullah SAW tentang (bagaimana) berjalan

membawa jenazah, Rasulullah SAW bersabda: yang tidak cepat-cepat…” (HR Abu Dawud)

2) Mengitari kurung batang, sampai mengitari seluruh sisi. Hal ini berdasarkan

hadits riwayat dari Ibn Mas’ud yang mengatakan:

نازة فليحمل بجوانب السرير آلها فإنه من السنة ثم إن شاء من اتبع ج 37)رواه ابن ماجه. (فليتطوع وإن شاء فليدع

Artinya:“Siapa yang mengiringi jenazah, hendaklah membawanya di setiap sisi, karena itu termaksuk sunnah. Jika ia mau, silakan lakukan, jika enggan, silakan tinggalkan.” (HR. Ibn Majah)

35 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-

Fikr), h.133. 36 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, (Maktabah

Syamilah), Juz 8, Nomor hadits. 2769, h.466. 37 Abdullah Ibn Yazid al Qazweni Ibn Majah, Sunan Ibnu Majah, Juz 4, Nomor hadits

1467, h. 420.

Page 41: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

32

3) Berjalan di depannya, di belakangnya, di sampingnya sebelah kanan atau

sebelah kiri yang berdekatan dengan mayat. Ini berdasarkan hadits riwayat

Anas Ibn Malik ra.:

أن النبي صلى الله عليه وسلم وأبا بكر وعمر وعثمان عن أنس 38)رواه أبو داود. (أمام الجنازة مشونآانوا ي

Artinya:”Dari Anas bahwa Rasulullah SAW dan Abu Bakar, Umar dan Utsman,

mereka berjalan di depan jenazah.” (HR.Abu Dawud)

Mayoritas ulama tidak menyukai menaiki kendaraan ketika

mengantarkan jenazah kecuali ada halangan. Hal tersebut berdasarkan hadits

riwayat Tsauban r.a.:

خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في جنازة عن ثوبان قالفرأى ناسا رآبانا فقال ألا تستحيون إن ملائكة الله على أقدامهم وأنتم

39)لترمذي وابن ماجهرواه ا( .الدواب على ظهور

Artinya:”Diriwayatkan dari Tsauban, ia berkata: ’di saat kami berserta Rasulullah keluar mengiringi jenazah, beliau melihat orang-orang yang ikut mengiringi jenazah berkendaraan. “Maka tidakkah kalian malu bahwa malaikat Allah berjalan di atas kaki-kaki mereka, sementara kalian berada di atas pundak kendaraan kalian.” (HR. Tirmidzi dan Ibn Majah)

5. Menguburkan Mayat

a. Hukumnya

38 Muhammad bin ‘Isa, Abu ‘Isa at-Tirmidzi as-Sullami, Sunan At-Tirmidzi, Juz 4,

Nomor hadits 931 h. 134. 39 Muhammad bin ‘Isa, Abu ‘Isa at-Tirmidzi as-Sullami, Sunan At-Tirmidzi, Juz 4, h.

138, Nomor hadits 933., lihat juga Abdullah Ibn Yazid al Qazweni Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz 4, h.422, Nomor hadits 1469.

Page 42: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

33

Menguburkan mayat hukumnya Fardhu Kifayah; yaitu menguburkan

mayat di dalam tanah, agar tidak tercium baunya, tidak dimakan oleh binatang

buas, dan agar tidak memungkinkan pencuri mengambil kain kafannya dengan

mudah.

b. Hal-hal yang disunahkan ketika menguburkan mayat 40;

1) Mendalamkan kuburnya.

Dari Hisyam bin Amir dia berkata: Ketika perang Uhud, banyaklah orang

yang gugur dari kaum muslimin, dan banyak dari kaum muslimin yang

terluka, maka kami katakan, “Wahai Rasulullah, sekarang ini kita merasa

berat jika harus membuat satu lubang untuk satu mayat, maka apa yang

Engkau perintahkan kepada kami?.” Rasulullah SAW bersabda:

في القبر وقدموا أآثرهم إحفروا وأوسعوا وادفنوا االثنين والثالثة قرآنا

41)رواه أبو داود(

Artinya:“Galilah, luaskanlah, dalamkanlah, dan baguskanlah, kuburkanlah dua atau tiga orang di satu lubang, dan dahulukan yang paling banyak bacaan qur’annya dari ketiganya, maka dia didahulukan”. (HR. Abu Dawud)

40 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h.103. 41 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.34.

Page 43: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

34

2) Memperluas bagian kepala mayat dan kaki-nya

3) Lebih baik menguburkan mayat pada lahad jika tanah itu keras. Jika tanah itu

lunak, menguburkannya pada syaq (parit) lebih baik. Karena, tanah yang keras

tidak bisa membuat bagunan berguguran terhadap mayat.

Lahad adalah membelah di sisi kuburan menghadap kiblat, diatasnya

dipasang batu, sehingga seperti rumah yang beratap.

Sementara syaq adalah lubang yang dalam seperti parit. Di dalam kubur

dibuat dengan batu, di situ mayat diletakkan, dan ditutup dengan sesuatu

seperti tanah dan kayu, sekira-kira tutup itu tidak sampai mengenai jasad

mayat.

4) Mengubur mayat di kuburan yang jauh dari rumah. Karena mengubur di

rumah hanya dikhususkan untuk mayat para Nabi.

5) Orang yang mengubur adalah orang yang berhak menjadi imam dalam shalat

mayat. Jika ia tidak memiliki ilmu tentang tata cara penguburan, sebaliknya

dilakukan oleh kaum Muslim yang mengetahui itu.

6) Menutup kubur dengan kain ketika meletakkan mayat di dalam kubur, untuk

menutupi mayat, baik mayat lelaki maupun wanita, dan melepaskan ikatan

kafan, karena mayat itu tidak diikat kecuali untuk menahan tergelincir.

7) Memasukkan mayat dari sisi kakinya, jika memungkinkan bagi pengubur

maka ia boleh memasukkannya dari sisi kepalanya.

8) Menghadapkan mayat ke arah kiblat. Hal itu dimaksudkan agar mayat

beristirahat di lambung kanannya dan wajahnya menghadap kiblat.

Page 44: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

35

9) Orang yang meletakan mayat mengucapkan:

بسم اهللا وعلى ملة الرسول اهللا

Artinya: “Dengan nama Allah dan berdasarkan agama Rasululllah”

Berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar:

ن النبي صلى اهللا عليه وسلم آان إذا وضع الميت في القبر قال بسم أ 42)رواه أبو داود. (اهللا وعلى سنة رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم

Artinya:“Bahwasanya Nabi SAW, jika meletakkan mayyit diliang kuburnya

mengucapkan “Bismillah, wa’ala millati Rasulillah” (Dengan nama Allah dan di atas agama Rasulullah).” (HR. Abu Dawud)

10) Menempelkan pipi mayat yang kanan dan diletakkan di atas ganjalan atau

batu atau tanah.

11) Meletakan sesuatu di belakangnya dari tanah atau lainnya agar ia tidak jatuh

dan selalu menghadap kiblat.

12) Menutup kubur dengan tanah dan meninggikannya sejengkal dari tanah, jika

tidak ada tanah bisa dengan lainnya. Dan tidak diratakan dengan tanah,

dengan tujuan agar diketahui, kemudian dijaga dan tidak dihinakan. Hal ini

berdasarkan hadits riwayat Jabir r.a.:

فع أن النبي صلى اهللا عليه وسلم ألحد ونصب عليه اللبن نصبا ور 43)رواه إبن حبان والبيهقي( قبره من األرض نحوا من شبر

42 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.32.

Page 45: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

36

Artinya:“Bahwasanya Nabi SAW dibuatkan lahad baginya, ditimbunkan batu bata di

atasnya, dan ditinggikan kuburnya dari tanah sekitar sejengkal .”(HR.Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)

13) Hendaknya kubur dibuat menjadi gundukkan, berdasarkan hadits Sufyan at-

Tammar, bahwasanya dia berkata:

البخا واه ر(.نه حدثه أنه رأى قبر النبي صلى اهللا عليه وسلم مسنماأ 44)رى

Artinya:“Aku melihat kubur Nabi SAW berbentuk gundukkan tanah.”

(HR.Al-Bukhari)

14) Memberi tanda berupa batu atau yang semisalnya, agar bisa dikuburkan

didekatnya yang meninggal kemudian dari keluarganya, berdasarkan hadits

Muthallib bin Abdullah, bahwasanya dia berkata:

فدفن فأمر النبي صلى , مان بن مظعون أخرج بجنازتهلما مات عثفقام إليها , اهللا عليه وسلم رجال أن يأتيه بحجر فلم يستطع حملهقال آثي قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم وحسر عن ذراعيه

قال الذي يخبرني ذلك عن رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : المطلبآأني أنظر إلى بياض ذراعي رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : قال

أتعلم بها قبر : ضعها عند رأسه وقالحين حسر عنهما ثم حملها فو 45)رواه أبو داود. (أخي وأدفن إليه من مات من أهلي

Artinya:“Ketika Utsman bin mazh’un meninggal, maka dikeluarkanlah jenazahnya

dan dikuburkanya, kemudian Rasulullah SAW memerintahkan seseorang agar

43 Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin Ali al-Baihaqi, Sunan al-Kubra, (Beirut: Dar el-

Fikr), Jilid 4, h.410. 44 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, Nomor hadits 1390,

h.130. 45 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.22.

Page 46: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

37

membawakan batu kepadanya, maka beranjaklah orang itu mengambil batu, tetapi ternyata dia tidak kuat mengangakatnya, maka beranjaklah Rasulullah SAW menuju batu tersebut dan menyisingkan kedua lengannya. Muthallib berkata: Berkatalah orang yang mengabarkan kepadaku dari Rasulullah SAW, “Sepertinya aku melihat kepada putihnya kedua lengan Rasulullah SAW ketika disingsingkan.” Kemudian Rasulullah SAW membawa batu tersebut dan meletakkan pada tempat kepala Utsman bin mazh’un seraya berkata, “Agar menjadi tanda bagi kuburan saudaraku ini, dan aku kuburkan disisinya orang yang meninggal dari keluargaku.”(HR. Abu Dawud)

15) Orang yang menghadiri penguburan mayat hendaknya memegang tiga

gumpalan tanah di atas kubur di sisi kepala mayat kemudian menaburkannya

dengan kedua tangannya. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah r.a.:

ثم أتى قبر أن رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم صلى على جنازة 46)رواه إبن ماجة. (الميت فحثى عليه من قبل رأسه ثالثا

Artinya:“Bahwasanya Rasulullah SAW menshalati jenazah kemudian mendatangi

kubur dan menaburkan di atasnya pada sisi kepalanya tiga kali.”(HR.Ibnu Majah)

16) Orang yang mengiringi mayat hendaknya menunggu setelah penguburan

dengan waktu kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyembelih unta dan

membagikan dagingnya kepada orang-orang miskin agar mayat merasa

tentram dengan mereka.

17) Berdiri di sisi kubur sambil mendoakan keteguhan bagi mayat, memohonkan

ampun baginya, dan memerintahkan orang-orang yang hadir agar melakukan

hal yang serupa. Hal ini berdasarkan hadits Utsman bin ‘Affan r.a.

bahwasanya dia berkata:

46 Abdullah Ibn Yazid al Qazweni Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar al-Ihya al-

Turath al-Araby, 1975), h.499

Page 47: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

38

آان النبي صلى اهللا عليه وسلم إذا فرغ من دفن الميت وقف عليه ألخيكم وسلوا له بالتثبيت فإنه اآلن يسأل :فقال رواه أبو .(استغفروا 47)داود

Artinya:“Adalah Nabi SAW jika selesai dari penguburan mayyit, dia berdiri di sisi kubur seraya berkata, “mohonkanlah ampunan bagi saudara kalian ini, dan mohonkanlah keteguhan baginya, karena sekarang dia sedang ditanya!.” (HR. Abu Dawud)

Dan juga dibolehkan duduk di sisi kubur saat penguburan dengan maksud

mengingatkan orang-orang yang hadir kepada kematian dan hal-hal yang

terjadi sesudahnya, berdasarkan hadits Bara’ bin Azib, bahwasanya dia

berkata: “Kami keluar bersama Nabi SAW mengiringkan jenazah seseorang

dari Anshar, maka sampailah kami penguburan yang waktu itu belum digali,

kemudian duduklah Rasulullah SAW dan kami juga duduk di sekitarnya,

seakan-akan di kepala-kepala kami ada burung, di tangan Rasulullah SAW

ada sebatang kayu, maka beliau mencocokkannya ke tanah dan mengangkat

kepalanya seraya berkata, “mintalah perlindungan kepada Allah dari Adzab

kubur.” Dua atau tiga kali, kemudian dia bersabda, “Sesungguhnya seorang

hamba yang mu’min, jika telah terputus dari dunia dan memulai kehidupan

akhiratnya, turunlah para malaikat dari langit.”

47 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, h.41.

Page 48: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

39

C. Pengurusan Jenazah Mutilasi Menurut Fuqaha

Sebelum penulis memaparkan pendapat para fuqaha tentang pengurusan

jenazah mutilasi, telebih dahulu penulis menjelaskan tentang arti jenazah mutilasi.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, mutilasi ialah proses atau tindakan

memotong-motong (biasanya) tubuh manusia atau hewan,48 dan Mutilasi dilihat dari

Ilmu Pengetahun adalah kebiasaan merusakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh,

misalnya menanggalkan gigi dan memotong jari sebagai tanda korban.49

Pengertian mutilasi menurut, dr. Tjetjep Dwidja Siswaja, Sp.F adalah

kondisi mayat yang tidak utuh menjadi beberapa bagian karena, suatu kejadian.

Misalnya yaitu; mutilasi karena pembunuhan, kecelakaan; kemudian tubuhnya

terpisah menjadi beberapa bagian hingga terpencar atau terpotong-potong.50

48 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3, cet.4, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2007), h. 768. 49 Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:Lembaga pengkajian

Kebudayaan Nusantara (LPKN), 1997), Cet.Ke-I, h. 695. 50 Wawancara, Pribadi dengan dr. Tjetjep Dwidja Siswaja, Sp.F., Staf Departemen

Forensik dan Medikolegal FKUI/ RSCM di bidang Hukum, Tanggal 09 July 2009.

Page 49: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

40

Dan sedangkan menurut kriminolog UI Adrianus Melia, yang dimaksud

dengan mutilasi adalah terpisahnya anggota tubuh yang satu dengan yang lainnya

oleh sebab yang tidak wajar.51

Adapun yang dimaksud dengan jenazah mutilasi, dengan mengacu pada

penjelasan tentang arti mutilasi di atas, adalah jenazah yang terpotong-potong

beberapa bagian dari suatu kejadian, seperti pembunuhan atau kecelakaan yang

menyebabkan tubuhnya terpencar/terpotong-potong.

Dalam pengurusan jenazah mutilasi, penulis membagi beberapa pendapat

diantara para fuqaha ke dalam 3 golongan, yaitu:

1. Golongan Pertama

Golongan pertama berpendapat bahwa mayat yang tidak lengkap

tubuhnya, termasuk di dalamnya mayat yang termutilasi tetap dimandikan,

dikafankan, dan dishalatkan. Mereka mengatakan bahwa tidak ada bedanya mayat

yang tubuhnya lengkap dengan yang ada hanya anggota badannya saja. Di dalam

pengurusan jenazah, pendapat yang pertama ini mewajibkan memandikan anggota

tubuh si mayat yang terdapat itu seperti wajibnya memandikan mayat yang

lengkap anggota badannya.

Pendapat ini dikemukan oleh Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal,

dan Ibnu Hazm. Imam Syafi’i berkata: “kami mendapat berita bahwa di waktu

perang berunta, seekor burung menjatuhkan sepotong tangan manusia di mekkah

(tangan itu adalah tangan Abdurahman bin ‘Itab bin Asid). Tangan itu dapat

51 Mutilasi yang timbul di ibukota, Sinar Harapan, (Jakarta:17 Januari 2003), h. 10.

Page 50: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

41

mereka kenali dengan cincin. Maka tangan itu mereka mandikan dan shalatkan,

dan hal itu adalah di depan para sahabat”.52

Imam Ahmad, berkata: “Abu Ayyub menshalatkan sepotong kaki, sedang

Umar menshalatkan tulang-belulang”.53

Dan menurut Ibnu Hazm: ”hendaklah dishalatkan apa yang ditemukan

dari tubuh mayat muslim, juga hendaklah dimandikan, dan dikafani. Kecuali jika

berasal dari orang mati syahid. Katanya pula hendaklah dalam menshalatkan

sebagian tubuh mayat itu, diniatkan menshalatkan keseluruhannya, baik jasad

maupun roh”.54

2. Golongan Kedua

Golongan kedua berpendapat bahwa; jika yang terdapat itu lebih dari

separuh badan mayat, maka haruslah dimandikan, dikafani, dan dishalatkan,

namun jika tidak, maka tidak wajib dimandikan dan dishalatkan.

Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Hanifah dan Imam Malik. Pendapat

Abu Hanifah dan Imam Malik ini adalah semata-mata Ijtihad mereka.

52 Sayyid Sabiq, Fiqhussunnah, diterjemahkan oleh Mahyuddin Syaf dengan judul “Fiqh

Sunnah 4”, cet.1,(Penerbit:PT Alma’arif bandung, 1978), h.89-90. 53 Sayyid Sabiq, Fiqhussunnah, diterjemahkan oleh Mahyuddin Syaf dengan judul “Fiqh

Sunnah 4”, h.89-90. 54 Sayyid Sabiq, Fiqhussunnah, diterjemahkan oleh Mahyuddin Syaf dengan judul “Fiqh

Sunnah 4”, h.89-90.

Page 51: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

42

Abu Hanifah dan Imam Malik, berkata : “jika ditemukan lebih dari

separuhnya, hendaklah dimandikan dan dishalatkan, dan jika kurang maka tidak

perlu dimandikan dan dishalatkan”.55

3. Golongan Ketiga

Golongan ketiga dari Imamiyah56 berpendapat bahwa kalau yang

didapatkan dari sepotong anggota badan mayat itu adalah dadanya atau sebagian

yang lainnya yang mengandung hati, maka hukumnya persis seperti hukum

terhadap mayat yang sempurna, yaitu wajib dimandikan, dikafankan, dan

dishalatkan. Namun, jika tidak ada sepotong saja dari anggota tubuhnya yang

mengandung hati, atau sebagainya, seperti dada, tapi terdapat tulangnya, maka ia

wajib dimandikan dan dibungkus dengan sehelai kain kemudian dikuburkan.

Tapi bila ia tidak terdapat tulang didalam anggota tubuh yang

ditemukannya itu, maka ia hanya dibungkus dengan sehelai kain dan dikuburkan,

tidak usah dimandikan.57

55 Sayyid Sabiq, Fiqhussunnah, diterjemahkan oleh Mahyuddin Syaf dengan judul “Fiqh

Sunnah 4”, h.89-90. 56 Imamiyah adalah Mazhab Syi’ah Imamiyah disebut juga Mazhab Syi’ah Itsna

Asyariyah (Syi’ah Dua Belas),karena mereka mempunyai 12 orang Imam nyata. Diantaranya, yaitu; Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan, Al-Husen, Ali Zain al-Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja’far al-Shadiq, Musa al-Kazhim, Ali al-Ridha, Muhammad al-Jawwad, Ali al-Hadi, Al-Hasan bin Muhammad al-Askari, Muhammad al-Mahdi al-Muntazar. Syi’ah Imamiyah menjadi paham resmi di Negara Iran.

57 Muhammad Jawad Mughniyah, al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Khamsah, diterjemahkan

oleh Masykur A.B.,Afif Muhammad, Idrus Al-Kaff dengan judul “Fiqih Lima Mazhab: Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hambali”, cet.19 (Jakarta: Lentera, 2007) h.45-46.

Page 52: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

43

Pendapat yang pertama lebih kuat karena diperbuat dan dilaksanakan

dihadapan para sahabat nabi dan para mayat yang terlepas dari anggota badannya

korban dari perang Uhud dan Jamal.58

Adapun tata cara dalam memandikan mayat yang tubuhnya terpotong –

seperti misalnya terpotong kepalanya-jika potongan tersebut ada, maka terlebih

dahulu menangkapkan tepi yang satu dengan yang lain lalu menjahitnya dengan

menggunakan tali pengikat atau pembalut atau juga dengan lumpur yang tak

bercampur pasir, sehingga tidak tampak kejelekannya. Apabila ada sesuatu yang

lepas dari tubuh mayat seperti gigi, maka tetap dimandikan dan dikafankan.59

Sebagai penutupan dari pembahasan bab 2 ini mengenai ”Pengurusan

Jenazah Mutilasi Menurut Hukum Islam”, penulis akan memberikan kesimpulan di

dalam pembahasan ini;

Jenazah adalah segala yang berkaitan dengan proses pemakaman dan

pengkafanan bagi si mayat, sedangkan kata al-mayyit dalam bahasa arab yang berarti

orang yang meninggal. Dalam pengurusan jenazah hukumnya ialah fardhu kifayah,

artinya jika sudah ada sebagian muslim yang mengurus jenazah maka gugurlah

kewajiban sebagian yang lain, baik itu memandikannya, mengkafankannya,

menshalatkannya, dan menguburkannya.

58 Othman Mukim Hassan, Khulasah Kifayah Himpunan 600 Masalah Jenazah, cet. I,

(Malaysia: Pustaka Ilmi, 1995), h. 51-52. 59 Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1989), Juz

2, h. I1489.

Page 53: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

44

Di dalam memandikan jenazah hendaknya orang yang paling dekat (kaum

kerabat) dan yang memiliki sifat wara dan amanah. Pendapat ini dipegang oleh

mazhab Hadawiyah, bahwa orang yang memandikan jenazah disyaratkan orang yang

Adil. Sedangkan, Jumhur Ulama berbeda pendapat dalam hal ini dan mereka

mengatakan bahwa orang yang memandikan jenazah itu dibebankan dengan beban-

beban syara’, dan memandikan mayat termasuk di antaranya, jika tidak maka tidak

sah setiap perbuatan yang dibebankan kepadanya, dan ini menyalahi ijmak.

Mengkafankan jenazah juga sama dengan, memandikan jenazah yaitu

dilakukannya oleh kerabat. Sedangkan hikmah dari mengkafankan mayat adalah

untuk menutupi auratnya dari pandangan mata dan sebagai penghormatan padanya.

Pengkafanan para fuqaha berbeda pendapat; menurut Imam Hanafi dan berbagai

fuqaha mazhab, untuk kafan laki-laki baliq; bahwa pakaian gamis menutupi dari leher

hingga kaki, tanpa lengan baju tidak terbuka pada dada dan sisi lambung, dan

Bawahnya tidak usah lebar-lebar seperti pakaian orang hidup, tetapi harus sejajar.

Sedangkan kafan untuk wanita, Imam Syaukani mengatakan (hadits yang

diriwayatkan Laila binti Qanif ast-Tsaqafiah) adalah dibuatkan kain, pakaian,

kerudung selimut, dan lipatan. Dan dalam Fiqh al-Wadhih, Imam Syaukani

mengatakan bahwa sebagian Fuqaha memandang Makruh dalam penambahankain

kafan mayat lebih dari tiga, hal demikian mereka mengannggap berlebihan.

Menshalatkan jenazah hukumnya fardhu kifayah bagi yang orang muslim

yang menghadirinya. Syarat-syarat shalat mayat, dilaksanakan sebagaimana biasanya;

harus dalam keadaan suci, menghadap kiblat, menutup aurat, terhindar dari darah

Page 54: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

45

haid dan nifas. Dan rukun-rukunnya, yaitu; Niat, Berdiri bagi orang yang mampu,

Empat takbir, Membaca Shalawat atas Rasulullah SAW, Membaca doa. Dalam

berjalan mengiringi jenazah termasuk proses dalam pengurusan jenazah, dan

hukumnya fardhu kifayah. Berjalan mengiringi jenazah artinya mengusung jenazah

sampai tempat pemakaman mayat dikuburkan. Hal-hal yang disunnahkan ketika

membawa jenazah; Mensegerakan dalam membawa jenazah, Mengintari kurung

batang, Berjalan di depannya atau di belakangnya atau di sampingnya sebelah kanan

atau juga sebelah kiri yang berdekatan dengan mayat.

Dan yang terakhir yaitu proses penguburannya, yaitu menguburkan mayat

di dalam tanah, agar terhindar dari; tercium baunya, dimakan oleh binatang buas.

Dalam ketika penguburan jenazah di sunnahkan untuk; Mendalamkan kuburnya,

Memperluas bagian kepala mayat dan kakinya, lebih baik menguburkan mayat pada

lahad yang tanahnya keras, Menguburkan mayat di kuburan yang jauh dari rumah,

Orang yang mengubur yang menjadi imamdalam shalat mayat, menutup kubur

dengan kain ketika meletakkan mayat di dalam kubur, Memasukkan mayat dari sisi

kakinya, Menghadapkan mayat ke arah kiblat, Orang yang meletakan mayat

mengucapkan: ”Bismillahi wa a’lamilatilrasullillah”, Menempelkan pipi mayat yang

kanan dan diletakkan di atas ganjalan atau batu atau tanah, Meletakan sesuatu di

belakangnya dari tanah atau lainnya agar ia tidak jatuh dan selalu menghadap kiblat,

Menutup kubur dengan tanah dan meninggikannya sejengkal dari tanah, Memberi

tanda berupa batu dan Orang yang menghadiri penguburan mayat hendaknya

memegang tiga gumpalan tanah di atas kubur di sisi kepala mayat kemudian

Page 55: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

46

menaburkannya dengan kedua tangannya, Orang yang mengiringi mayat hendaknya

menunggu setelah penguburan dengan waktu kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk

menyembelih unta dan membagikan dagingnya kepada orang-orang miskin agar

mayat merasa tentram dengan mereka, Berdiri di sisi kubur sambil mendoakan

keteguhan bagi mayat dan memohonkan ampunan bagi si mayat.Dan pada hakikatnya

Islam menganjurkan agar setiap orang yang meninggal untuk disegerakan

melaksanakan proses pengurusan jenazahnya.

Untuk pengurusan jenazah mutilasi, mereka (Fuqaha) berbeda pendapat

dan terbagi menjadi tiga golongan diantaranya, yaitu; Golongan pertama, Imam

Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, dan Ibnu Hazm mengatakan dalam pengurusan

jenazah mutilasi: mayat tidak lengkap tubuhnya, wajib memandikan anggota tubuh si

mayat yang terdapat itu seperti wajibnya memandikan mayat yang lengkap anggota

badannya. Golongan kedua, Imam Abu Hanifah, dan Imam Malik mengatakan dalam

pengurusan jenazah mutilasi: jika yang ditemukan lebih dari separuh badan mayat,

hendaklah dimandikan dan dishalatkan, dan jika kurang maka tidak perlu dimandikan

dan dishalatkan. Sedangkan, Golongan ketiga, Imamiyah mengatakan dalam

pengurusan jenazah mutilasi: jika didapatkan dari sepotong anggota badan mayat itu

adalah dadanya atau sebagian yang lainnya yang mengandung hati, maka wajib

dilaksanakan pengurusan jenazah seperti, hukum terhadap mayat yang sempurna,

yaitu wajib dimandikan, dikafankan, dan dishalatkan. Dan apabila, yang didapatkan

tidak ada sepotong saja dari anggota tubuhnya yang mengandung hati, atau

Page 56: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

47

sebagainya, seperti dada, tetapi ditemukan ada tulangnya, maka ia wajib dimandikan

dan dibungkus dengan sehelai kain kemudian dikuburkan.

Page 57: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

BAB III

MENGENAL RUMAH SAKIT dr. CIPTO MANGUNKUSUMO

A. Sejarah Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo

Sejarah RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, tidak terlepas dari sejarah

Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia, karena perkembangan kedua instansi ini

yang saling tergantung dan saling mengisi satu sama lain. Pada tahun 1896, dr. H.

Roll ditunjuk sebagai pimpinan pendidikan kedokteran di Batavia, sekarang Jakarta,

saat itu laboratorium dan sekolah Dokter Jawa masih berada dalam satu pimpinan.

Kemudian pada tahun 1910, Sekolah Dokter Jawa diubah menjadi STOVIA1 yang

nantinya menjadi cikal bakal Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pada tanggal 19 November 1919 didirikan CBZ (Centrale Burgelijke

Ziekenhuis) yang disatukan dengan STOVIA. Sejak saat itu penyelenggaraan

pendidikan dan pelayanan kedokteran semakin maju dan berkembang fasilitas

pelayanan kedokteran spesialistik bagi masyarakat luas.

Saat Indonesia diduduki oleh Jepang pada bulan Maret 1942, CBZ

dijadikan rumah sakit perguruan tinggi (Djakarta Ika Dai Gaku). Dan pada tahun

1945, CBZ diubah namanya menjadi “Rumah Sakit Oemoem Negeri” (RSON)

dipimpin oleh Prof. dr. Asikin Widjaya Koesoema dan selanjutnya dipimpin oleh

Prof. Tamija.

1Alfred.C.Satyo, Sejarah Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi II, cet III, (Penerbitan dan

Percetakan USU (Press, Universitas Sumatera Utara Medan, 2004), h. 28-29.

48

Page 58: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

49

Kemudian pada tahun 1950 RSON diubah namanya menjadi Rumah Sakit

Umum Pusat (RSUP). Setelah 19 tahun kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada

tanggal 17 Agustus 1964, Menteri Kesehatan Prof. dr.. Satrio meresmikan nama

Dokter Tjipto Mangunkusumo bagi rumah sakit. Sebagai ketahui kemudian nama ini

lazim ditulis Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo dan dengan seiringnya dengan

waktu dan perkembangan ejaan baru Bahasa Indonesia, maka diubah menjadi

(RSCM). Hingga kini RSCM yang menjadi rujukan rumah sakit-rumah sakit nasional

masih berdiri kokoh walaupun dari awal berdirinya terjadi banyak pergantian nama.

Pada tanggal 13 Juni 1994, turunlah SK Menteri kesehatan (Menkes)

nomor 553/Menkes/SK/VI/1994, memutuskan mengganti nama menjadi Rumah Sakit

Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo dan juga berdasarkan

S.K.134/Munkes Sk/1978, tugas RS. dr. Cipto Mangunkusumo ialah memberikan

pelayanan medik dengan mutu yang tinggi sesuai perkembangan ilmu teknologi

kedokteran2. Kemudian berdasarkan PP nomor 116 Tahun 2000 yang diterbitkan

pada tanggal 12 Desember 2000, RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo ditetapkan

sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) RS dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, dan

dalam perkembangan selanjutnya, Perjan RSCM berubah menjadi Badan Layanan

Umum yang berdasarkan PP Nomor 23 tahun 2005.

2 Rukmono, Hanifa Wiknjosastro, dkk. Sejarah & Perjuangan RSCM-FKUI, (Penerbit:

Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989), h.89.

Page 59: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

50

B. Visi, Misi, dan Tujuan RSCM

1. Visi :

“Menjadi Rumah Sakit Pendidikan yang mandiri dan terkemuka di Asia Pasifik”

2. Misi :

a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu serta terjangkau

oleh semua lapisan masyarakat.

b. Menjadi tempat pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan.

c. Tempat penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan derajat

3. Tujuan :

a) Tercapainya pelayanan prima yang menjamin kepuasan konsumen.

b) Terciptanya manajemen yang adil, akuntabel dan transparan.

c) Hasil pendidikan dan penelitian kesehatan dapat di manfaatkan secara

nasional dan global.

d) Tercapainya karyawan yang produktif dan melalui kesejahteraan yang

berkeadilan dan pengembangan karir yang sehat.

e) Tercapainya pelayanan ilmu kedokteran forensik dan medikolegal serta

pemulasaraan jenazah sebagai Unit Reveneu Center.

Page 60: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

51

C. Unit dan Instalasi RSCM

1. Unit Penyakit Anak 2. Unit Kesehatan Anak 3. Unit Bedah 4. Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan 5. Unit Bedah Saraf 6. Unit Ilmu Penyakit Telinga-Hidung-Tengorokan. 7. Unit Penyakit Mata 8. Unit Penyakit Gigi dan Mulut 9. Unit Penyakit Saraf 10. Unit Kedokteran Jiwa (Psikiatri) 11. Unit Penyakit Kulit dan Kelamin 12. Unit Radiodiagnostik 13. Unit Radioterapi 14. Unit Anestesiologi 15. Unit Rehabilitasi Medik (URM) 16. Instalasi Laboratium Klinik 17. Intalasi Patologi Anatomik 18. Instalasi Gawat Darurat 19. Instalasi Bedah Pusat 20. Instalasi Perawatan 21. Instalasi Farmasi 22. Instalasi Farmakologi Klinik 23. Instalasi Gizi 24. Instalasi Pemeliharaan Sarana 25. Instalasi Kamar Jenazah

Dari beberapa unit dan instalasi yang ada di RSCM, instalasi kamar

jenazah merupakan obyek yang akan penulis teliti. Perkembangan Instalasi Kamar

Jenazah dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu3;

1. Masa sebelum tahun 1970

Pada masa tersebut kamar jenazah merupakan tempat penampungan jenazah

yang berasal dari yang meninggal di RSCM dan jenazah yang berasal dari luar RSCM

yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memperoleh Visum et Repertum.

3 Rukmono, Hanifa Wiknjosastro, dkk. Sejarah & Perjuangan RSCM-FKUI, h. 309-310.

Page 61: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

52

Kamar jenazah terdiri atas beberapa kamar tempat meletakkan jenazah

sebelum diambil oleh keluarganya. Selain kamar-kamar itu terdapat pula tempat

untuk membersihkan jenazah, tempat kereta jenazah dan kamar mandi sederhana. Di

antaranya kamar-kamar itu terdapat lorong yang menghubungkan halaman

Universitas Indonesia dengan RSCM. Pegawai yang berkerja terdiri atas 15 orang

yang dikepalai oleh M.Yusa. secara bergiliran pegawai-pegawai ini menjaga Kamar

Jenazah selama 24 jam. Tugas mereka hanyalah menjaga jenazah. Dia antara mayat-

mayat yang berasal dari luar RSCM, ada yang tidak jelas keluarganya, atau

ditemukan sudah dalam keadaan busuk.

2. Masa antara tahun 1970 sampai 1978

Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan yang mendasar, baik fisik maupun

organisasi di kamar jenazah. Dengan tujuan agar bagian Patologi Anatomik bisa

terlepas dari gangguan kamar jenazah, Prof. dr. Rukmono yang menjadi kepala

bagian Patologi Anatomi minta kepada Direktur RSCM yaitu Prof. dr. Odang, agar

diperbolehkan mengurus kamar jenazah. Tawaran ini tentu saja disambut gembira

oleh Direktur RSCM. Dengan dibantu oleh dr. Sutjahjo Endardjo, salah satu asisten

bagian Patologi Anatomik, Prof. dr. Rukmono mulai mengatur dan mengadakan

perbaikan-perbaikan antara lain;

a. Membuat ketentuan bahwa jenazah yang sudah di kamat jenazah lebih dari 48

jam akan dikubur. Untuk ini diadakan kerjasama dengan pihak Pemerintah

Daerah DKI.

Page 62: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

53

b. Mengadakan perbaikan gedung kamar jenazah dengan dana dari RSCM atau

dari Departemen Kesehatan RI.

c. Kamar-kamar tempat penyimpanan mayat dibongkar sama sekali dan pada

naungan yang baru diadakan.

d. Tempat untuk menunggu jenazah yang sekaligus dapat dijadikan tempat untuk

upacara.

e. Tempat untuk adminitrasi.

f. Tempat penyimpanan jenazah berupa lemari pendingin.

g. Tempat memandikan jenazah.

h. Perbaikan pagar kamar jenazah yang merupakan sumbangan dari para ibu

Angkatan Laut (Jalaselastri).

i. Mengadakan mobil untuk mengangkut jenazah. Karena dana yang sangat

terbatas maka mula-mula yang digunakan sebagai mobil jenazah adalah mobil

bekas dari dr. Tumbelaka ( Staf senior dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak).

Dengan sarana fisik yang serba sederhana dan adminitrasi yang mulai teratur

kamar jenazah berhasil menghimpun dana yang berasal dari sewa kendaraan jenazah,

dengan dana inilah perbaikan-perbaikan terus diadakan. Pada tahun 1973, Prof. dr.

Rukmono diangkat menjadi Direktur RSCM, sehingga praktis kamar jenazah tidak

ada yang mengatur. Dengan persetujuan Dekan Falkutas Kedokteran UI Prof. H.

Djamaloeddin pada tahun 1973 menunjuk dr. I Made Nasar asisten di bagian Patologi

Anatomi untuk menjadi Kepala Kamar Jenazah. Didalam pengelolaan keuangan

kamar jenazah pada periode ini bersifat otonom, maka dari seluruh penghasilan

Page 63: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

54

kamar jenazah dapat digunakan kembali untuk keperluan pelayanan dan

pembangunan kamar jenazah serta pembelian sarana. Walupun bersifat otonom

namun setiap bulan pengelola kamar jenazah diwajibkan membuat laporan keuangan

kepada Direktur. Perubahan atau pengembangan penting yang terjadi pada masa ini

ialah:

Tahun 1976:

a. Pembangunan bagian belakang kamar jenazah meliputi tempat pemandian

jenazah, tempat peti, dan brankar jenazah.

b. Pembuatan lemari pendingin mayat sampai mencapai 4 unit, tiap unit dapat

diisi dengan 3 mayat.

Tahun 1978:

a. Pembelian kendaraan jenazah 2 buah.

b. Pemugaran ruang upacara.

Organisasi dikamar jenazah juga mulai lebih teratur, sejalan dengan jenis pelayanan

yang dapat diberikan yaitu:

a. Memandikan mayat.

b. Persiapan sampai jenazah siap dikubur.

c. Membantu menguruskan surat jalan bila jenazah akan dibawa ke luar DKI

sesuai dengan peraturan DKI.

d. Pengangkutan jenazah,dll.

Sehingga hal ini menyebabkan jumlah karyawan di kamar jenazah meningkat.

Page 64: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

55

3. Masa sesudah tahun 1978

Dengan keluarnya Surat Keputusan Menkes No.134 tahun 1978, tiap

rumah sakit termasuk RSCM harus menyesuaikan organisasi maupun kegiatan

dengan SK (Surat Keputusan). Dalam SK.134 ditentukan kamar jenazah merupakan

suatu Instalasi. Dengan ditetapkannya kamar jenazah menjadi suatu Instalsi rumah

sakit.

Instalasi Kamar Jenazah kemudian mendapat dana untuk perbaikan

gedung dan pengadaan lemari pendingin mayat yang baru, tetapi di lain pihak

Instalasi Kamar Jenazah harus memasukkan semua penghasilan ke Kas Negara

sebagai bagian dari penghasilan RSCM. Sampai akhir tahun 1978, walaupun

penghasilan telah disetor kepada Bendahara RSCM, namun Instalasi Kamar Jenazah

masih diperbolehkan memakai uang setoran itu untuk keperluan di kamar jenazah

sendiri.

a. Tahun 1982 kamar jenazah mendapat sebuah mobil jenazah dari RSCM.

b. Tahun 1984 membeli mobil jenazah dengan uang penghasilan kamar jenazah.

c. Tahun 1986 untuk terakhir kalinya membeli sebuah mobil jenazah lagi.

Mulai tahun 1988 Instalsi Kamar Jenazah sudah benar-benar merupakan suatu

Instalasi Rumah Sakit, seluruh kegiatan pelayanan maupun pembangunan harus

melalui perencanaan yang matang.

Saat ini Instalasi Kamar Jenazah telah mempunyai sarana untuk pelayanan berupa;

a. 5 buah mobil jenazah.

b. Lemari pendingin mayat dengan kapasitas18 mayat.

Page 65: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

56

c. Ruang untuk upacara.

d. Ruang untuk adminitrasi.

e. Musholla.

f. Tempat pemandian jenazah.

g. Tempat penyimpanan peti.

h. Tempat brankar.

i. Pelayana yang dapat dilakukan ialah :

j. Pembuatan surat kubur atau Surat Kematian.

k. Memadikan jenazah.

l. Penyimpanan jenazah.

m. Pemulasaran jenazah.

n. Pengangkutan jenazah.

o. Membantu pengurusan surat-surat jalan, pengawetan dan penguburan.

Pada saat ini terjadi beberapa peristiwa yang menimbulkan banyak korban, yaitu

peristiwa ledakan pabrik mercon, kebakaran pabrik konfeksi dan terakhir kejadian

kecelakaan kereta api di Bintaro. Pada kejadian-kejadian tersebut Instalasi Kamar

Jenazah telah membuktikan dapat menyelesaikan dengan baik urusan jenazah secara

massal.

Hingga pada tahun 2007, instalasi kamar jenazah bergabung dengan

bidang Forensik dengan nama Departemen Forensik dan Medikolegal. Dengan

bergabungnya dua instalasi tersebut dengan mempunyai cakupan ilmu dan tujuan

yang sama di dalam memajukan visi dan misi untuk menjadi yang terunggul di asia

Page 66: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

57

pasifik. Maka, tepatnya pada tahun 2007 diresmikanlah dengan nama Departemen

Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo.4

D. Departemen Forensik dan Medikolegal di RSCM

Departemen Forensik dahulu dikenal sebagai Ilmu Kedokteran

Kehakiman, ia, adalah cabang spesialistik dari Ilmu Kedokteran yang mempelajari

penggunaan Ilmu Kedokteran untuk membantu penyelesaian masalah hukum yang

menyangkut tubuh manusia. Karenanya, obyek pemeriksaan kedokteran forensik

dilakukan adalah tubuh manusia, baik yang hidup atau yang mati, bagian dari tubuh

atau yang diduga berasal dari tubuh manusia. Sesuai dengan ketentuan hukum yang

berlaku, pemeriksaan kedokteran forensik dilakukan atas dasar adanya permintaan

resmi dari pihak yang berwenang, yaitu POLISI, yang diajukan menyertai tubuh

manusia selaku benda bukti. Dalam pemeriksaan terhadap korban mati atau bagian

tubuh dilaksanakan oleh Bagian Kedokteran Forensik FKUI dan Pusat Pelayanan

Keadilan dan Pengabdian Hukum-UI.

Pada awalnya, sebelum tahun 1948, tugas pemeriksa kedokteran forensik

dilakukan oleh Bagian Patologi Anatomi dari FKUI. Pada masa pra 1948, tepatnya

pada tahun 1935-1947, Profesor dr. Sutomo Tjokronegoro merupakan ahli penyakit

umum, Ilmu Urai dalam Sakit dan Ilmu Kedokteran Kehakiman yang banyak berjasa

dalam bidang kedokteran forensik dengan memberikan beberapa tulisan mengenai

kedokteran forensik, bahkan pidato pada 1 Oktober 1946 dalam rangka Dies Natalis

4 http://rscm.co.id.Sejarah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Page 67: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

58

pertama Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia (sekarang FKUI). Sejak

tahun 1948, Lembaga Kriminologi dibentuk secara structural berada dibawah

Falkutas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan UI dan dipimpin oleh Prof.

dr. H. Muller. Unit Kedokteran Forensik juga berafiliasi pada Lembaga Kriminologi

ini dalam hal pelayanan pemeriksaan jenazah secara kedokteran forensik, sedangkan

untuk fungsi pendidikan bagi para doktorandus medikus, tetap bernaungan di bawah

FKUI.

Semenjak Prof. dr. Muller dipensiunkan dan meninggalkan Indonesia,

Ilmu Kedokteran Forensik tidak ada aktivitas didalam pemeriksaan mayat. Hanya

Asisten Mahasiswa yang banyak membantu pada saat itu, ialah dr. Tjan Han Tjong

(sekarang staf ahli pada Bidang pelayanan Kriminalistik Pusat Pelayanan Keadilan

dan Pengabdian Hukum UI). Setelah Prof. dr. Muller dipensiunkan, dr. Soernardi

Dhanutirto diangkat menjadi Kementrian Kesehatan untuk menduduki jabatan

pimpinan Bagian Ilmu Kedokteran Kehakiman. Beliau memimpin Bagian Ilmu

Kedokteran Kehakiman hingga masa pensiunanya, dan digantikan oleh dr.Arif

Budiyanto memimpin Bagian Kedokteran Forensik (Ilmu Kedokteran Kehakiman)

sampai tahun 1985.5

Adapun wewenang hukum di dalam kedokteran adalah setiap keputusan

dan tindakan dipegang secara penuh oleh dokter baik itu dokter umum maupun dokter

forensik yang didalam memegang kuasa secara penuh untuk membedah ataupun

5 Rukmono, Hanifa Wiknjosastro, dkk. Sejarah & Perjuangan RSCM-FKUI, h.171-172.

Page 68: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

59

menyelidiki mayat yang meninggal secara alami dan non alami. Sebagaimana yang

telah di sahkan di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Bab XIV

Penyidikan Pasal 133 ayat 1:

“Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang

korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa

yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan

keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli

lainnya.”

Departemen Medikolegal ialah departemen yang mengelola bidangnya

didalam setiap prosedur tata cara atau penatalaksanaan dari berbagai aspek yang

berkaitan pelayanan kedokteran yang mengacu kepada kepentingan hukum yang

berlaku di Indonesia dan mengacu kepada sumpah dokter dan etika kedokteran.

Diantaranya yaitu6;

a. Pengadaan Visum et Repertum untuk kepentingan penyidikan (Pasal 133 ayat

1 KUHP bab XIV penyidikan), baik pemeriksaan mayat untuk peradilan

(Pasal 222 KUHP bab XIV penyidikan).

b. Pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka (Pasal 53 UU Kesehatan) yaitu:

ayat (3) Tenaga Kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan

tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan

keselamatan yang bersangkutan.

c. Seorang yang ahli di dalam bidangnya diminta untuk memberikan keterangan

ahli demi keadilan (Pasal 179 ayat 1 dan Pasal 1 Butir 28 KUHP bab XIV

6http://forensik.ilmukedokteran.net/hukum-kesehatan/158-pengantar-mediko-legal

Page 69: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

60

penyidikan), apabila sewaktu-waktu di minta oleh penyelidik untuk bersaksi.

Dan apabila saksi ahli atau juru bahasa tidak memenuhi kewajibannya, maka

diancam: dalam perkara pidana, dengan penjara paling lama sembilan bulan

(Pasal 224 KUHP bab XIV penyidikan).

d. Kerahasiaan kedokteran dicantumkan di dalam;

Pasal 1 PP No 10 Tahun 1966;

”Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang

diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama

melakukan pekerjaanya dalam lapangan kedokteran”.

Pasal 2 PP No 10 Tahun 1966;

”Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang

tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat

atau lebih tinggi dari pada PP ini menentukan lain”.

Pasal 3 PP No 10 Tahun 1966;

Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud pasal 1 ialah;

a) Tenaga Kesehatan menurut pasal 2 Undang-Undang tentang tenaga

kesehatan (Pasal 2 UU tentang Tenaga Kesehatan dibagi 2 diantaranya

Tenaga Kesehatan Sarjana; Dokter, Dokter gigi, Apoteker, Sarjana-

sarjana lain dalam bidang kesehatan. dan Tenaga Kesehatan Sarjana

Muda, Menengah, dan Rendah: di bidang Farmasi: Asisten apoteker,

di bidang Kebidanan: Bidan dan sebagiannya, di bidang Perawatan:

Perawat dan Fisioterapis, di bidang Kesehatan Masyarakat: Pemilik

Kesehatan, Nutrisionis.

Page 70: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

61

b) Mahasiswa Kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan

pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan, dan orang lain yang

ditetapkan oleh menteri kesehatan.

dan Sumpah Dokter, dengan peryataannya yaitu:

“Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena

perkerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter”.

e. Tentang penerbitan Surat Keterangan Kematian, dan Surat Keterangan Medik.

f. Tentang fitness/kompentesi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik.

Page 71: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

BAB IV

TINJAUAN PENGURUSAN JENAZAH MUTILASI DI RSCM DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Pengurusan Jenazah Mutilasi di RSCM Menurut Hukum Islam

Telah diterangkan sebelumya bahwa jenazah mutilasi adalah jenazah yang

terpotong-terpotong. Hal ini tentunya pengurusanya tidak sama dengan pengurusan

jenazah biasa, karena ada beberapa hal yang menjadi aspek dharurat dalam

pengurusannya. Penulis berusaha memaparkan beberapa hal mengenai pengurusan

jenazah yang dilakukan oleh RSCM sebagai berikut:

Untuk jenazah mutilasi ataupun korban yang mayatnya hancur karena

terlindas atau tertabrak kereta, mobil dan atau bom bunuh diri yang dibawa ke rumah

sakit harus menjalani pemeriksaan yang disebut identifikasi potongan tubuh manusia,

yaitu untuk bertujuan menentukan apakah potongan berasal dari manusia atau

binatang dan bila berasal dari manusia, ditentukan apakah potongan-potongan

tersebut berasal dari satu tubuh. Sedangkan di dalam memastikan bahwa potongan

tubuh berasal dari manusia dapat digunakan beberapa pemeriksaan seperti

pengamatan jaringan secara makroskopik, mikroskopik, dan pemeriksaan serologik1

berupa reaksi antigen-antibodi (reaksi presipitin). Dan untuk penentuan jenis kelamin

dilakukan dengan pemeriksaan makroskopik dan diperkuat dengan pemeriksaan

1 Pemeriksaan Serologik ialah bertujuan menentukan golongan darah jenazah. Untuk

penentuan golongan darah jenazah yang telah hancur-hancuran dan membusuk dapat dilakukan dengan memeriksa rambut, kuku, dan tulang.

62

Page 72: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

63

mikroskopik yang bertujuan menentukan kromatin seks wanita seperti drum stick

pada lekosit dan barr body pada sel epitel. Di dalam penentuan ini tidak hanya jenis

kelamin saja yang meliputi pemeriksaan melainkan juga ras, umur, tinggi badan, dan

keterangan lain seperti cacat tubuh, penyakit yang pernah diderita, status social

ekonomi, kebiasaan-kebiasaan tertentu dan sebagainya serta cara pemotongan tubuh

yang mengalami mutilasi.2

Di dalam penatalaksanaan jenazah di Rumah Sakit dr.Cipto Mangunkusumo,

khususnya mayat yang dimutilasi atau mayat yang hancur akan dilaksanakan proses

pengebumikannya apabila setelah menjalani pemeriksaan identifikasi potongan tubuh

manusia, baik yang sempurna maupun yang hancur dan juga kondisi jenazah tubuh

yang telah sempurna ditemukan dengan selayaknya manusia normal ataupun lebih

dikenal di dalam ilmu kedokteran yaitu struktur anatomi tubuhnya sempurna dan

apabila dari penyelusuran penyelidik hanya menemukan beberapa potongan saja

tetapi tidak menemukan tubuh mayat dengan sempurna, bila pihak rumah sakit

mendapat perintah dari POLISI untuk dilaksanakan penatalaksanan jenazah maka

petugas intalasi kamar jenazah akan melaksanakan tugasnya untuk pengurusan

jenazah mutilasi.

2Arif Budiyanto,Wibisana Widiatmaka, dkk, Ilmu Kedokteran Forensik, (Penerbit:Bagian

Kedokteran Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997), Cet ke-II, h.199.

Page 73: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

64

Dokter akan melakukan kontruksi3 mayat untuk jenazah yang ditemukan

dengan sempurna. Dengan cara; tubuh jenazah yang terpisahkan karena pembunuhan

mutilasi disambung-sambung atau dengan kata lain dijahit, dan setelah dilakukan

kontruksi status mayatnya sudah dapat diketahui identitasnya dari Informasi orang

hilang, ataupun liga dokumen (seperti; KTP, STNK, dan surat-surat identitas lainnya)

ini pun sebagai jenazah yang dikenal, dan apabila tidak diketahui identitasnya maka

disebut sebagai jenazah yang tidak dikenal. Setelah ditentukan status jenazah tersebut

barulah dilaksanakanlah proses penatalaksanaan jenazah sesuai dengan prosedur

rumah sakit. Bila jenazah tersebut beragama Islam maka, dilaksanakan sesuai dengan

Syari’at Islam dan apabila jenazah tersebut beragama lain maka dilaksanakan dengan

cara umum4. Setelah menjalani prosedur yang wajib dilaksanakan untuk jenazah

termutilasi atau yang hancur, petugas penatalaksanaan jenazah Rumah Sakit dr. Cipto

Mangunkusumo melaksanakan kewajibannya untuk pengurusan jenazah mutilasi dari

memandikan, mengkafankan, menshalatkan, dan penguburan (berkerjasaman dengan

Dinas Pertanaman dan Pemakaman PEMDA DKI). Diantaranya, yaitu5;

1. Memandikan Jenazah Mutilasi

a. Niat untuk memandikan jenazah

3 Kontruksi ialah dijahit atau disambung-sambung anggota tubuh yang terpisah tatanan

anatomi tubuh. 4Wawancara, Pribadi dengan dr.Tjetjep Dwidja Siswaja, Sp.F., Staf Departemen

Forensik dan Medikolegal FKUI/ RSCM di bidang Hukum, Tanggal 09 July 2009. 5 Wawancara, Pribadi dengan Bapak Asbullah, Staf Tim Penatalaksanaan Jenazah

RSCM, Tanggal 18 Maret 2010.

Page 74: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

65

Jenazah mutilasi ataupun mayat-mayat yang hancur, maka pengurus

jenazah RSCM meniatkan jenazah-jenazah tersebut seperti jenazah yang

normal dengan kata lain pengurus meniatkan mayat dalam keadaan utuh

walaupun prakteknya mayat tersebut dalam keadaan terpotong-potong

(mutilasi) atau hancur (ketabrak kereta atau mobil). Apabila yang ditemukan

hanya sepotong atau sebahagian tubuh saja, maka niatnya sama seperti

meniatkan mayat yang normal begitu juga dengan mayat yang ditemukan

hanya sebahagian ataupun sepotong dari tubuh mayat yang dimutilasi, yaitu:

niatnya bukan untuk mayat yang sepotong-sepotong melainkan niat

memandikan jenazah yang keadaannya masih sempurna.

b. Mewudhukan

Dalam mewudhukan jenazah yang mutilasi sebagaimana wudhunya orang

yang masih hidup yaitu; Apabila tubuh mayat ditemukan dengan sempurna

dan dilaksanakan penyambungan (kontruksi) bagian-bagian tubuh yang

terpisah karena dimutilasi, yaitu dengan air pada basuhan pertama setelah

menghilangkan najis dan kotoran. Sedangkan untuk jenazah yang hanya

sepotong tangan mayat yang dimutilasi ataupun mayat yang tubuh jenazahnya

hancur karena korban kecelakaan kereta atau mobil, dll. Maka, pengurus

RSCM hanya men-Tayamum-kan mayat tersebut karena tidak memungkinkan

untuk disucikan dengan air bahwa, air tersebut dapat menghancurkan tubuh

mayat.

c. Memakai sarung tangan

Page 75: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

66

Untuk bagi orang yang memandikan ketika membasuh bagian-bagian

yang termasuk aurat mayat dan juga menghindari tertularnya kuman-kuman

penyakit yang telah menghinggap di tubuh mayat, karena tubuh mayat yang

terpotong-potong (mutilasi) ditemukan dalam kondisi yang hampir busuk atau

berhari-hari baru ditemukan.

d. Menggunakan air yang dicampur daun bidara atau air sabun;

بينما رجل واقف بعرفة إذ وقع عن ابن عباس رضي الله عنهم قالعن راحلته فوقصته أو قال فأوقصته قال النبي صلى الله عليه وسلم

6)رواه البخاري.... (دراغسلوه بماء وس

Artinya:“Diriwayatkan dari Ibn Abbas ra., ia berkata: ‘diantara kita terdapat seorang laki-laki yang berwukuf di Arafah bersama Rasulullah SAW., tiba-tiba dia terjatuh dari hewan tunggangannya sehingga lehernya patah, kemudian Nabi SAW. Bersabda: “Mandikan dia dengan air dan daun bidara,…”(HR.Al- Bukhari)

e. Selalu menganjilkan setiap basuhan pada mayat mutilasi;

و خمسا أو أآثر من ذلك بماء وسدر واجعلن في اغسلنها ثالثا أاآلخرة آافورا فإذا فرغتن فآذنني فلما فرغنا آذناه فألقى إلينا حقوه

. فقال أشعرنها إياه 7)رواه البخاري(

Artinya:“Mandikanlah tiga kali atau lima kali atau lebih dari itu jika kalian

memandang perlu, dengan air dan daun bidara, dan jadikanlah di akhirnya kapur barus atau sedikit dari kapur barus, setelah selesai beritahukanlah kepadaku.”Setelah kami selesai memandikannya kami beritahukan kepada beliau, maka beliau memberitahukan kepada beliau, maka beliau memberikan

6 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikr),

h. 94. 7 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim,Shahih al-Bukhari, h. 91

Page 76: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

67

kain sarungnya kepada kain seraya berkata,“Jadikanlah ini sebagai pakaian yang menyentuh kulitnya.” (HR. Al-Bukhari)

f. Mendahulukan yang kanan

Yaitu dengan membasuhkan bagian yang kanan kemudian yang kiri, di

mulai dari kepala bagian belakang, dan pundak sampai telapak hal ini untuk

jenazah mutilasi yang ditemukan secara lengkap dan untuk jenazah mutilasi

yang tidak lengkap ditemukan maka, tetap dilaksanakan sesuai dengan syariat

Islam yang telah di tentukan. Dari Ummu Athiyyah r.a., dia berkata:

“Rasulullah SAW bersabda kepada para wanita yang memandikan putri

beliau:

8)رواه البخاري( ا ومواضع الوضوء منهابدأن بميامينها

Artinya:“Mulailah dengan bagian tubuh yang kanan dan anggota-anggota wudhu’nya.” (HR. Al-Bukhari)

Apabila tidak memungkinkan untuk di basuh dengan air maka, melainkan

di Tayamumkan sebagaimana yang sudah dijelaskan di dalam mewudhukan

jenazah mutilasi.

g. Mengalirkan air yang banyak pada bagian qubul dan dubur untuk

membersihkan kotoran/najis.

8 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, h. 9.

Page 77: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

68

Bagi jenazah mutilasi yang bagian qubul dan dubur ditemukan dengan

sempurna dengan mengalirkan air yang banyak dan apabila ditemukan dalam

keadaan tidak sempurna maka, ditayamumkan.

h. Menekan-nekan perut mayat ketika memandikannya secara lembut untuk

mengeluarkan kotoran dalam perutnya.

Bila yang menekan perut mayat mutilasi dan keluar kotoran-kotoran dari

dalam perut dan bersamaan dengan keluarnya darah dari kontruksi tubuh yang

dijahit maka, langsung dibersihkan dan juga dipercepat untuk diwudhukan

mayat tersebut.

2. Mengkafankan Jenazah Mutilasi

a. Setelah mayat mutilasi dibersihkan dan juga dipercepat untuk diwudhukan

maka, pengurus jenazah RSCM langsung membungkus mayat mutilasi dengan

plastik bertujuan untuk menjaga tetesan darah ke kain kafan dan setelah

dibungkus dengan plastik lalu di berikan kapas hingga menutupi keseluruhan

tubuh mayat barulah ditutupi dengan kain kafan. Yang terpenting dalam

mengkafankan mayat ialah menutupi seluruh badan mayat untuk

penghormatan padanya. Karena menutupi auratnya dan menghormatinya

adalah wajib selagi ia masih hidup, begitu pula ketika ia telah meninggal. Hal

ini untuk jenazah yang meninggal dalam keadaan sempurna ataupun jenazah

yang meninggal dalam keadaan yang tidak wajar.

Page 78: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

69

إال فيه نكفنه شيئا نجد فلم أحد يوم قتل بن عمير مصعب".... : قال خرج رجليه غطينا فإذا رجاله خرجت رأسه بها غطينا إذا آنا نمرة بها رأسه نغطي أن وسلم عليه اهللا صلى اهللا رسول فأمرنا رأسه 9)رواه البخاري...." (إذخر من رجليه على ونجعل

Artinya:”Ia (Khabab bin al-Art) berkata, ”... Mush’ab bin Umair terbunuh pada

perang uhud. Dia tidak memiliki pakaian kecuali kain wol yang menyelimuti badan. Jika kami menutupi kepalanya, kakinya kelihatan, bila kami menutupi kakinya kepalanya terbuka. Maka Rasulullah SAW memerintahkan agar kami menutupi kepalanya dengan kain itu dan menutupi kakinya dengan idzkhar (sejenis tumbuhan yang wangi) ...”(HR.Al-Bukhari)

b. Membaguskan kain kafan.

Hal ini berdasarkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

يلا وذإ ملسو هيلع ى اهللالص اهللا لوسر الق: الق ةادتق يبأ نع 10 )رواه الترمذي. (هنفآ نسحيلف اهخأ مآدحأ

Artinya: “Diriwayatkan dari Abi Qatadah, ia berkata: ‘Jika seoarang diantara kalian

mengurus mayyit saudaranya, hendaklah ia memperbagus kain kafannya.” (HR. at-Tirmidzi)

c. Berwarna putih.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

.ابكم البياض فإنها من خير ثيابكم وآفنوا فيها موتاآمالبسوا من ثي 11)رواه أبو داود(

Artinya:“Pakailah yang putih dari pakaian kalian, karena dia adalah yang terbaik dari pakaian kalian, dan pakailah dia sebagai kafan.”(HR.Abu Dawud)

9 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, nomor hadits. 1276,

h.647. 10 Muhammad bin ‘Isa, Abu ‘Isa at-Tirmidzi as-Sullami, Sunan at-Tirmidzi, (Beirut: Dar

Ihya at-Turats al-Arabi, tt), juz 3, h. 320. 11 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, (Kairo: Dar al-

Hadits, 1988), h.362.

Page 79: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

70

d. Dan di dalam pembungkusan kain kafan jenazah mutilasi tidak ada perbedaan

dengan jenazah yang normal dalam berapa helai kain kafan. Sama dengan

jenazah yang normal yaitu; Laki-laki tiga helai dan perempuan lima helai kain

kafan. Dan bagaimana yang ditemukan hanya sepengal kepala saja, bila

diketahui kepala tersebut kepala Laki-laki maka tiga helailah kain kafan

mayat tersebut.

3. Menshalatkan Jenazah Mutilasi

Di dalam Menshalatkan mayat mutilasi di RSCM dilaksanakan sesuai

dengan Syari’at Islam bagi jenazah yang beragama muslim. Sebagaimana

yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW;

ثم يقرأ بفاتحة , أن السنة في الصالة على الجنازة أن يكبر اإلمامثم يصلي على النبي صلى , الكتاب بعد التكبيرة األولى سرا في نفسه

ال يقرأ في , التكبيراتالدعاء للجنازة في اهللا عليه وسلم ويخلص 12)البيهقي رواه( شيء منهن ثم يسلم سرا في نفسه

Artinya:“Sesungguhnya yang sunah dalam shalat jenazah adalah hendaknya imam bertakbir kemudian membaca al-Fatihah setelah takbir yang pertama dengan pelan kemudian bershalawat kepada Nabi SAW dan mengikhlaskan doa kepada jenazah pada tiga takbir yang berikutnya tidak membaca (surat) sedikitpun (pada tiga takbir itu) kemudian mengucapkan salam dengan pelan.” (HR. Al-Baihaqi)

a. Dengan diawali niat

12 Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin Ali al-Baihaqi, Sunan al-Kubra, Jilid 4, (Beirut:

Dar el-Fikr), h. 39.

Page 80: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

71

b.Posisi imam berdiri untuk mayat laki-laki, yaitu; di belakang kepala mayat

laki-laki dan sedangkan mayat wanita, yaitu; di tengah (badan) mayat

wanita.

c. Berdiri bagi orang yang mampu.

d.Empat kali takbir;

أن رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم نعى النجاشي في اليوم الذي مات 13)رواه البخاري( ربعافيه خرج إلى المصلى فصف بهم وآبر أ

Artinya:“Bahwasanya Rasulullah SAW menyampaikan berita kematian Najasy di

hari saat dia meninggal beliau keluar ke tanah lapangan menata sahabat shaf mereka dan bertakbir empat kali.” (HR.Al-Bukhari)

e. Membaca shalawat atas Rasulullah SAW;

اهيم اللهم صل على محمد وعلى آل محمد، آما صليت على إبروبارك على محمد وعلى آل محمد آما بارآت . وعلى آل إبراهيم

14 على إبراهيم وعلى آل إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد

Artinya:“Ya Allah ya Tuhan kami, limpahkan shalawat atas Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan shalawat atas Ibrahim dan keluarganya. Dan berikan keberkahan atas Muhammad SAW dan keluarganya, sebagaimana engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, pada semesta alam. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha agung.”

f. Membaca doa;

13 Abdullah Muhammad Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, h.90. 14 Abdul Lathif Asyur, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati”, h. 91-98.

Page 81: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

72

نا وميتنا وشاهدنا وغائبنا وصغيرنا وآبيرنا وذآرنا اللهم اغفر لحيوأنثانا، اللهم من أحييته منا فأحيه على اإلسالم ومن توفيته منا فتوفه

15)و الترمذي رواه أحمد( على اإليمان

Artinya:“Ya Allah, ampunilah orang yang hidup dan mati di antara kami, orang yang hadir bersama kami, dan orang yang tidak datang bersama kami, ampuni anak-anak kecil dan orang-orang dewasa diantara kami dan ampuni lelaki dan wanita-wanita kami. Ya Tuhanku, siapa saja yang Engkau hidupkan di antara kami, maka hidupkanlah dia dalam keadaan Islam, dan siapa saja yang Engkau matikan di antara kami, maka matikanlah dia dalam keadaan beriman.” (HR.Ahmad dan at-Tirmidzi).

4. Menguburkan Jenazah Mutilasi

Dalam menguburkan mayat mutilasi di bagi dua kategori bagian di dalam

penguburan jenazah mutilasi yaitu yang pertama; untuk jenazah yang dikenal

akan di proses oleh keluarga korban bila ia beragama Islam akan dilaksanakan

sesuai dengan syari’at Islam dan bila beragama non muslim maka, keluarga

korban akan melaksanakan sesuai dengan keyakinannya. Dan yang kedua;

untuk jenazah yang tidak dikenal RSCM berkerjasama dengan Dinas

Pertanaman dan Pemakaman PEMDA DKI.

Sedangkan dalam prosedur pengurusan jenazah yang wajar (karena;

penyakit) ataupun jenazah yang tidak wajar (karena; mutilasi korban pembunuhan

atau kecelakaan) di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo ada 3 penatalaksanaan

(tata cara), diantaranya yaitu; yang dilaksanakan sesuai dengan syari’at Islam bagi

yang beragama Islam, dilaksanakan secara pemandian jenazah umum bagi yang

15 Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdullah ibn Hasan al-

Syaibaniy, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, h.456.

Page 82: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

73

beragama (Kristen, Katolik, Prostetan, Hindu, Budha), dan pelaksanaan bagi jenazah

yang tidak dikenal. Diantaranya yaitu;

Pertama, dilaksanakan dengan cara pemandikan jenazah di RSCM

dilaksanakan sesuai dengan syari’at Islam bagi yang beragama muslim, dengan

ketentuan umum16;

a) Setiap jenazah harus diperlukan secara manusiawi dan bermatabat

b) Setiap jenazah yang beragama Islam harus dimandikan dan dikafankan dengan

mengikuti syari’at Islam sebelum dikuburkan

c) Pemandian jenazah dan mengkafankan jenazah dilaksanakan oleh petugas

UPKJ Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM yang memiliki jenis

kelamin yang sama.

Di dalam mempersiapkan pemandian jenazah yang sesuai dengan Syari’at

Islam diawali dengan mensiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk

memandikan jenazah, diantaranya yaitu;

1. Kamar Mandi.

2. Tempat/dipan mandi.

3. Sabun mandi.

4. Air daun bidara.

5. Air bersih.

6. Sugi – 7 batang.

16Artikel, Prosedur Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal, Pemandian Jenazah Beragama Islam, Revisi 2007.

Page 83: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

74

7. Sarung tangan – 3 atau – pasang.

8. Sedikit kapas.

9. Air kapur barus.

10. Gayung.

11. Kain lap/handuk.

Dan tidak lupa dengan Mempersiapkan perlengkapan untuk

mengkafankan jenazah yaitu;

1. Kain putih (bidang 45”) – 20 meter bagi dewasa.

2. Gunting.

3. Kapas.

4. Cendana.

5. Kapur barus.

6. Air tawar.

7. Minyak wangi (Minyak Attar).

8. Tikar jerami.

9. Bantal (dari daun pandan).

Setelah perlengkapan dan peralatan telah dipersiapkan lalu di dalam

penatalaksanaan pemandian jenazah di RSCM, yaitu;

1. Letakkan jenazah di tempat mandi yang disediakan.

2. Tutup seluruh anggota tubuh jenazah, kecuali muka.

3. Petugas memakai sarung tangan.

4. Sediakan air sabun dan air kapur barus.

Page 84: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

75

5. Istinjakkan jenazah terlebuh dahulu.

6. Angkat sedikit bagian kepalanya.

7. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memijit-mijit

perutnya secara perlahan-lahan, serta kotoran dalam mulutnya dengan

menggunakan kain dan dialas agar tidak tersentuh auratnya.

8. Siram dan basuh dengan air sabun saja dahulu.

9. Gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari

tangan, dan kakinya serta rambutnya.

10. Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air yang bersih sambil

mengucapkan niat.

11. Telentangkan jenazah siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki 3 kali

dengan air bersih.

12. Siram sebelah kanan 3 kali lalu sebelah kiri 3 kali.

13. Miringkan jenazah ke kiri basuh bagian perut kanan sampai belakang.

14. Miringkan jenazah ke kanan basuh bagian perut sebelah kirinya.

15. Telentangkan jenazah kembali ulangi menyiram seperti pada nomor 11 sampai

nomor 14.

16. Siram dengan air kapur barus.

17. Wudhukan jenazah.

18. Lap seluruh badan jenazah hingga kering.

19. Kafankan jenazah.

Page 85: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

76

20. Dalam hal jenazah akan dibawa keluar kota maka jenazah dibungkus dengan

plastik.

Setelah dilaksanakan proses pemandian dan pengkafankan jenazah, lalu

kewajiaban yang masih hidup untuk melaksanakan menshalatkan jenazah tersebut.

Apabila jenazah tersebut dishalatkan di rumah sakit maka dishalatkan oleh staf kamar

jenazah sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan apabila

jenazah tersebut ingin dishalatkan di rumah korban jenazah maka sebelum diantarkan

dengan ambulan pihak keluarga atau ahli waris menyelesaikan adminitrasi kemudian

barulah diberikan Surat Keterangan Kematian jenazah tersebut dan diantarkan dengan

mobil ambulan

Kedua, pelaksanaan cara pemandikan jenazah di RSCM dilaksanakan

untuk pemandian jenazah umum bagi yang beragama (Kristen, Katolik, Prostetan,

Hindu, Budha), dan dengan ketentuan umum17;

a. Setiap jenazah harus diperlakukan secara manusiawi dan bermatabat

b. Jenazah yang berasal dari:

a) Dalam RSCM (IGD/IRNA), yang akan dibawa pulang oleh keluarganya tidak

perlu dimandikan di UPKJ (Unit Pelayanan Kamar Jenazah) Departemen

Forensik dan Medikolegal RSCM, kecuali diminta oleh pihak keluarga

17 Ibid, Artikel, Prosedur Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal, Pemandian Jenazah Umum, Revisi 2007.

Page 86: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

77

b) Luar RSCM setelah dilakukan pemeriksaan luar dengan/tanpa pemeriksaan

dalam dimandikan dahulu di UPKJ Departemen Forensik dan Medikolegal

RSCM sebelum diserahkan kepada pihak keluarga atau dikuburkan

c) Pemandian jenazah dilaksanakan oleh petugas UPKJ Departemen Forensik

dan Medikolegal RSCM.

Di dalam mempersiapkan pemandian jenazah yang secara umum dengan

mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk memandikan

jenazah yaitu;

1. Tempat/dipan mandi.

2. Sabun mandi.

3. Air bersih.

4. Sarung tangan – 3 atau – sepasang.

5. Gayung atau shower.

6. Kain lap atau handuk.

Lalu mempersiapkan jenazah yang akan dimandikan petugas yang akan

memandikan jenazah untuk menyiapkan diri sebelum melaksanakan Penatalaksanaan

pemandian jenazah secara umum, yaitu;

1. Letakkan jenazah di tempat mandi yang disediakan.

2. Petugas memakai sarung tangan.

3. Sediakan air sabun.

4. Angkat sedikit bagian kepalanya.

Page 87: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

78

5. Keluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan atau memijit-mijit perutnya

secara perlahan-lahan, serta kotoran dalam mulutnya.

6. Gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari

tangan, dan kakinya serta rambutnya.

7. Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.

8. Bilas seluruh tubuh jenazah dengan air bersih.

9. Miringkan jenazah ke kiri basuh bagian perut kanan sampai belakang.

10. Miringkan jenazah ke kanan basuh bagian perut sebelah kirinya pula.

11. Telentangkan jenazah kembali ulangi menyiram.

12. Lap seluruh badan jenazah hingga kering.

13. Dipakaikan dengan pakaian untuk Laki-laki memakai baju celana dan jas yang

berwarna hitam dan putih sedangkan untuk wanita memakai gaun berwarna

putih dan wajahnya di hias hingga terlihat cantik.

14. Dan dimasukkan ke dalam peti jenazah.

Sedangkan yang ketiga, pelaksanaan cara pemandikan jenazah di RSCM

bagi jenazah yang tidak dikenal dan dengan ketentuan umumnya,18 yaitu: Pengaturan

alur dan tata cara penatalaksanaan jenazah yang tidak dikenal di UPKJ (Unit

Pelayanan Kamar Jenazah) Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM. Dengan

tujuan, yaitu: Terlaksananya penaganan jenazah yang tidak dikenal di unit pelayanan

18 Ibid, Artikel, Prosedur Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal, Jenazah Yang Tidak Dikenal, Revisi 2007.

Page 88: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

79

kamar jenazah Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM dengan baik dan benar.

Dengan system penerapan yang berlaku di RSCM, diantaranya ialah;

1. Menetapkan prosedur baku alur dan tata cara penatalaksanaan jenazah yang

tidak dikenal di unit pelayanan kamar jenazah Departemen Forensik dan

Medikolegal RSCM.

2. Menetapkan diberlakukanya Universal Precautions pada penanganan setiap

jenazah yang tidak dikenal di unit pelayanan kamar jenazah Departemen

Forensik dan Medikolegal RSCM.

Sebelum pelaksanaan jenazah yang tidak dikenal haruslah mengetahui

beberapa Ketentuan kebijakan umum di RSCM untuk jenazah yang tidak dikenal,

diantaranya;

1. Setiap jenazah harus diperlakukan secara manusiawi dan bermartabat.

2. Sebagaimana diatur dalam pasal 133-134 KUHAP, pemeriksaan otopsi

(pemeriksaan dalam/Bedah Jenazah) hanya dapat dilaksanakan setelah masa

menunggu salama 2 hari.

3. Pada kasus jenazah yang tidak dikenal, harus dilakukan upaya-upaya

pendokumentasian yang baik untuk kepentingan identifikasi.

4. Sebagaimana diatur dalam PP 1981, Jenazah tak dikenal yang hingga masa

menunggu berlalu tidak diurus oleh keluarganya dapat dimanfaatkan untuk

pendidikan dan pelatihan.

Prosedur dan tata cara penatalaksanaan jenazah yang tidak dikenal di unit

pelayanan kamar jenazah Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM, dari

Page 89: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

80

datangnya jenazah hingga sampai ada yang mengenali jenazah yang tidak dikenal

yaitu;

1. Setiap jenazah yang tidak dikenal yang dikirim ke RSCM harus diantar oleh

petugas kepolisian atau diberi surat pengantar dari kepolisian dan disertai

dengan Surat Permintaan Visum (SPV).

2. Petugas melaksanakan prosedur penerimaan jenazah sebagaimana mestinya, dan

melakukan pengisian formulir dan buku registrasi “jenazah tak dikenal”.

3. Petugas UPPF (Unit Pelayanan Patologi Forensik) melakukan pemeriksaan luar

jenazah, memeriksa dan mencatat ciri-ciri identitas, memasukannya ke dalam

database dan menyimpan sampel pakaian dan barang lain yang diduga

diperlukan untuk identifikasi. Semua pakaian, perhiasan, barang-barang pribadi,

ciri/ciri fisik/medis, dan identitas khusus jenazah dicatat secara lengkap dan

rinci.

4. Petugas Unit Pelayanan Patologi Forensik memotret wajah, identitas khusus,

dan pakaian jenazah dengan ikut menampilkan labelnya.

5. Petugas Unit Pelayanan Patologi Forensik memasukkan foto tersebut ke dalam

database jenazah.

6. Petugas Unit Pelayanan Patologi Forensik mengambil darah dan/atau kuku

dan/atau rambut jenazah untuk pemeriksaan golongan darah dan/atau DNA.

7. Petugas Unit Pelayanan Patologi Forensik membuat arsip “ciri identitas” yang

berbentuk fisik (kartu identitas, sebagian potongan pakaian jenazah, dan barang,

dan barang-barang pribadi/perhiasan).

Page 90: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

81

8. Petugas Unit Pelayanan Kamar Jenazah membersihkan jenazah setelah

pemeriksaan selesai, kemudian menyimpannya di ruang pendingin dengan

menggunakan sehelai kain penutup.

9. Jenazah disimpan di lemari pendingin sampai keluarga atau pihak-pihak yang

perlu di beritahu dari jenazah dapat ditemukan.

10. Bila setelah 2 hari keluarga atau pihak-pihak yang perlu di beritahu tidak dapat

ditemukan, maka dapat dilakukan pemeriksaan dalam/bedah jenazah.

11. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam, jenazah dimandikan, dikafankan, dan

dikuburkan secara Islam.

12. Petugas Unit Pelayanan Kamar Jenazah melakukan pelaporan ke Direktur

RSCM, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dinas Sosial, Dinas Pemakaman Umum

dan Polda Metro Jaya secara berkala (bulanan).

13. Pemaparan korban tak dikenal di surat kabar atau media massa lain agar dapat

dikenali warga hanya diperkenankan atas izin Kepala Departemen Forensik dan

Medikolegal RSCM.

Setiap jenazah yang datang ke Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo

mewajibkan jenazah untuk diberlakuan Universal Precautions pada penanganan

jenazah yang tidak dikenal di unit pelayanan kamar jenazah Departemen Forensik dan

Medikolegal RSCM, diantaranya yaitu;

1. Setiap jenazah yang tidak dikenal dianggap memiliki potensi mengidap

penyakit yang menular.

Page 91: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

82

2. Setiap petugas yang menangani jenazah harus mengenakan apron, sarung

tangan, masker, kaca mata/goggle, dan sepatu tertutup/sepatu bot.

3. Setelah otopsi, petugas harus mencuci tangan dengan sabun dan cairan

antiseptik dengan baik.

4. Ruangan, alat-alat, dan perlengkapan yang terkena cairan tubuh/jaringan yang

berasal dari jenazah harus dibersihkan dengan cairan antiseptik.

5. Limbah cair dan limbah padat diperlakukan sebagaimana diatur dalam prosedur.

Di dalam pengguburannya, jenazah yang tidak dikenal dilaksanakan oleh

Dinas Pemakaman di Pertamburan Jakarta Pusat. Dinas Pemakaman inilah yang

nantinya akan melaksanakan pengguburan bagi jenazah yang tidak dikenal

identitasnya, dari panti-panti sosial, dari tunawan, dan bagi jenazah-jenazah keluarga

tidak mampu dari rumah sakit yang ada di DKI Jakarta. Untuk jenazah pembunuhan

mutilasi, ketabrak kereta, ataupun bom bunuh diri dengan kondisi mayat yang hancur-

hancuran tidak dapat langsung dikuburkan karena masih dalam tahap penyelidikan

kepolisian di dalam pencarian anggota tubuhnya yang masih belum ditemukan, dan

apabila tidak temukan juga dalam sekian bulan maka, polisi baru menyuruh untuk

dikuburkan dan dilaksanakan proses pengurusan jenazah19. Semua proses

penatalaksanaan jenazah dari memandikan, mengkafankan, menguburkan. Akan

dibiayai oleh PEMDA DKI hingga sampai pengakutan jenazah tersebut ke TPU

Kampung Kandang. Sedangkan jenazah yang dikenal, sebelum dikuburkan di tunggu

19 Wawancara, Pribadi dengan Bapak H.Ma’mun, Staf Tim Pengatalaksanaan Jenazah

RSCM, 14 Juli 2009.

Page 92: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

83

dalam waktu 3 hari oleh pihak rumah sakit untuk mengetahui ada keluarga yang

menjemput jenazah tersebut20. Rumah sakit akan menyediakan fasilitas mobil

ambulan dan sebelum dibawa oleh keluarganya harus menyelesaikan adminitrasi di

kamar jenazah Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo barulah setelah itu diserahkan surat

kematian jenazah mutilasi kepada pihak ahli warisnya.

Bila jenazah beragama muslim maka dilaksanakan sesuai dengan syari’at

Islam, apabila jenazah tersebut beragama non muslim maka dilaksanakan secara

kepercayaan agama masing-masing jenazah tersebut, dan bila tidak diketahui

identitasnya maka dilaksanakan dengan cara yaitu; setiap jenazah yang didatangkan

ke rumah sakit sebelum dimakamkan, pihak rumah sakit melaksanakan prosedur-

persedur jenazah yang tidak di kenalyang sudah ditetapkan oleh rumah sakit, setelah

melaksanakan semua prosedur maka, pihak rumah sakit akan mengatarkan jenazah ke

TPU yang telah ditentukan dengan mobil ambulan. Di dalam penguburannya di

serahkan oleh penggali kubur di TPU Kampung Kandang, Ketika akan dimakamkan

jenazah, langsung dikuburkan setelah lubang Lahad dipersiapkan dengan kedalaman

tanah makamnya 60 Cm atau lebih, setelah itu langsung dikuburkan tanpa harus

dibuka tali kuncup pocongnya karena, jenazah yang tidak dikenali ini sudah hitungan

harian atau mingguan dari rumah sakit jadi, dibungkus plastik dan barulah dibungkus

dengan kain kafan agar bau bangkai mayat tidak menyengat, juga menjauhkan dari

penyakit menular,dan tubuh jenazah sudah pada membiru, dan juga tanpa ada;

20 Wawancara, Pribadi dengan Bapak Sohibi dan Bapak Inah Sopir Mobil Jenazah Dinas

Pertamanan dan Pemakaman,Tanggal 13 Agustus 2009.

Page 93: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

84

diazankan di telinga kanan jenazah, di do’akan karena tidak adanya kejelasan

agamanya dan dalam pelaksanaan penguburannya dilakukan dengan satu lubang

untuk satu jenazah dan tidak pernah melakukan satu lubang untuk dua ataupun tiga

jenazah,21 kata Penggali kubur TPU Kampung Kandang Bapak Hs. Di dalam tempat

penguburannya dilakukan di dua tempat yaitu; TPU Kampung Kandang Cilandak

Jakarta Selatan dan TPU Serengseng Sawah. Untuk TPU Serengseng Sawah, baru

diresmikan dan untuk sebagian hektar tanah di sana akan digunakan untuk

pengguburan jenazah yang tidak dikenal karena, TPU Kampung Kandang telah penuh

dan tidak ada lagi tempat yang memadai untuk pengguburan jenazah yang tidak di

kenal. Sedangkan letak penguburanya dilakukan secara perkelompok-kelompok,

misalkannya; PEMDA DKI mempunyai tanah 100 Hektar tanah tersebut di bagi

secara perkelompok untuk Unit Islam 20 Hektar, Unit Keristen 20 Hektar, Unit Hindu

20 Hektar, Unit Budha 20 Hektar, sisa dari tanah itu untuk jenazah yang tidak di

kenal, dan itu dalam satu Tempat Pemakaman Umum22.

21 Wawancara, Pribadi dengan Bapak Hs Pengali Makam TPU Kampung Kandang,

Tanggal 14 Agustus 2009. 22 Wawancara, Pribadi dengan Ibu Siti Hasni. S.Sos. Kepala Seksi Pemulasaran jenazah,

Tanggal 13 Agustus 2009.

Page 94: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

85

B. Analisa Penulis

Dari prosedur-prosedur yang menjadi acuan penatalaksanaan di Rumah

Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, penulis menyimpulkan bahwa proses atau tata cara

pengurusan jenazah yang dilakukan RSCM sudah sesuai dengan prosedur dalam

syariat agama Islam. Hanya saja waktu penguburan jenazah mutilasi tidak bisa

dikuburkan secara langsung, dalam syariat Islam sunnahnya langsung. Alasan yang

pertama; tidak dapat dikuburkan secara langsung karena jenazah mutilasi yang

ditemukan terlebih dahulu harus melewati prosedur seperti pengumpulan potongan-

potongan tubuh korban, tujuannya supaya dapat diketahui identitas korban dan untuk

menghormati tubuh, kedua; identifikasi korban, tujuannya untuk mencari tahu nama,

daerah tempat tinggal serta status agama korban sehingga memudahkan proses

pengurusannya. Ketiga; identifikasi keluarga korban, tujuannya supaya keluarga

korban mengetahui bahwa korbannya anggota keluarganya sehingga jenazah korban

bisa diambil dan dibawa pulang serta dikuburkan di tempat yang disetujui pihak

keluarga.

Setelah semua prosedur sudah terpenuhi barulah pihak RSCM akan

memberikan surat kematian setelah terlebih dahulu pihak keluarga yang akan

mengambil jenazah membayar administrasi yang ditentukan pihak RSCM. Pihak

RSCM akan memfasilitasi berupa penggunaan kendaraan mobil jenazah untuk

mengangkut jenazah menuju rumah duka korban, dan untuk kemudian dikuburkan.

Page 95: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis bahas, maka dapat ditarik

kesimpulan hal-hal sebagai berikut;

1. Jenazah mutilasi adalah jenazah yang terpotong-potong beberapa bagian dari

suatu kejadian, seperti pembunuhan atau kecelakaan yang menyebabkan tubuhnya

terpencar/terpotong-potong. Para fuqaha berbeda pendapat dalam hal pengurusan

jenazah mutilasi, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, dan Ibnu Hazm

berpendapat bahwa jenazah yang termutilasi tetap dimandikan, dikafankan dan

dishalatkan. Mereka mengatakan bahwa tidak ada bedanya mayat yang tubuhnya

lengkap dengan yang ada hanya anggota badannya saja. Abu Hanifah dan Imam

Malik berpendapat bahwa; jika yang terdapat itu lebih dari separuh badan mayat,

maka haruslah dimandikan, dikafani, dan dishalatkan, namun jika tidak, maka

tidak wajib dimandikan dan dishalatkan. Sedangkan Imamiyah berpendapat

bahwa kalau yang didapatkan dari sepotong anggota badan mayat itu adalah

dadanya atau sebagian yang lainnya yang mengandung hati, maka hukumnya

persis seperti hukum terhadap mayat yang sempurna, yaitu wajib dimandikan,

dikafankan, dan dishalatkan. Namun, jika tidak ada sepotong saja dari anggota

tubuhnya yang mengandung hati, atau sebagainya, seperti dada, tapi terdapat

tulangnya, maka ia wajib dimandikan dan dibungkus dengan sehelai kain

86

Page 96: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

87

kemudian dikuburkan. Tapi bila ia tidak terdapat tulang di dalam anggota tubuh

yang ditemukannya itu, maka ia hanya dibungkus dengan sehelai kain dan

dikuburkan, tidak usah dimandikan.

2. Tata cara pengurusan jenazah mutilasi baik karena pembunuhan, kecelakaan;

tertabrak kereta, kendaraan, atau bom bunuh diri yang anggota tubuhnya hancur.

Dilaksanakan sesuai dengan keberagamaan kepercayaan masing-masing jenazah

dengan prosedur yang dilakukan oleh pengurus jenazah di Rumah Sakit dr. Cipto

Mangunkusumo, secara; Islam, umum dan jenazah yang tidak dikenal. Langkah

awal dalam identifikasi korban mutilasi adalah melaksanakan kontruksi terhadap

korban pembunuhan mutilasi agar dapat diketahui status jenazahnya, dikenal atau

tidak dikenal. Setelah ada keterangan dari informasi orang hilang atau liga

dokumen, maka dapat diketahui identitas jenazah korban pembunuhan mutilasi

tersebut dan apabila jenazah tersebut beragama Islam maka, dilaksanakan

pengurusan jenazah secara syariat Islam. Pengurusan jenazah yang beragama

Islam meliputi proses memandikan, mengkafankan, menshalatkan, serta

menguburkan. Semua proses tersebut harus sesuai dengan syariat Islam yang

baku. Pada hakikatnya Islam menganjurkan agar setiap orang yang meninggal

untuk segera dikuburkan, dan tidak menunggu hingga berlarut-larut. Namun

khusus untuk jenazah mutilasi prosesi penguburan bisa segera dilangsungkan bila

telah lengkap beberapa prosedur, diantaranya adalah identifikasi korban, jenazah

tidak bisa langsung dikuburkan hingga telah jelas siapa dia, yang kedua,

identifikasi keluarga korban. Biasanya pihak rumah sakit tidak akan menguburkan

Page 97: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

88

mayat sampai diketahui pihak keluarganya, bila pihak keluarga tidak kunjung

mengambil pihak rumah sakit akan menyimpannya di ruang jenazah sampai batas

waktu tertentu.

B. Saran-Saran

Dalam mengakhiri penelitian ini, penulis merasa perlu untuk memberikan

saran dan pendapat yang membangun, dengan harapan nantinya terjalin kerjasama

yang baik antara semua pihak, khususnya dalam realisasi hukum Islam: Diantara

saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Adanya kesadaran dari berbagai pihak untuk memberikan pencerahan kepada

masyarakat bahwa yang namanya pembunuhan apalagi memutilasi adalah

tindakan yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan sosial, serta

tindakan pemutilasi terhadap tubuh manusia adalah tindakan yang tidak

manusiawi.

2. Kepada pihak rumah sakit di RSCM agar tidak mempersulit prosedur

pengambilan jenazah korban pembunuhan meliputi pembiayaan-pembiayaan

administrasi, peti jenazah dan transportasi dan lain sebagainya.

3. Kepada para mahasiswa diharapkan menulis penelitian-penelaian yang sama guna

melengkapi cakarawala keislaman yang lebih lengkap.

Page 98: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’an nul Karim dan Terjemahannya, Departemen RI.

Arif Fathul ulum, Abu Ahmad, 1 Jam Belajar Mengurus Jenazah panduan praktis tata cara penyelengaraan jenazah dan hukum-hukumnya, (Penerbit: Pustaka Darul Ilmi, 2009).

Al-Baihaqi, Abu Bakar Ahmad bin al-Husein bin Ali, Sunan al-Kubra, (Beirut: Dar

el-Fikr). Al-Zuhaily, Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-

Fikr, 1989). At -Tirmidzi as-Sullami, Muhammad bin ‘Isa, Abu ‘Isa, Sunan at-Tirmidzi, (Beirut:

Dar Ihya at-Turats al-Arabi, tt). ‘Awdah, ‘Abd al-Qadir, At-Tasyri’ al-Jinaiy al-Islamy, Juz I, (Beirut: Muassasah ar-

Risalah, 1992). Artikel, Prosedur Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal, Revisi 2007. Ash Shiddiqie, Hasby, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1971). Asyur, Lathif, Abdul, Adzab al-Qabri wa Na’imuhu wa izhat al-Maut, diterjemahkan

oleh Syatiri Matrais dengan judul “Pesan Nabi tentang Mati,” (Jakarta: Cendekia, 2001).

Budiyanto,Arif, dkk, Ilmu Kedokteran Forensik, Cet ke-II, (Penerbit:Bagian

Kedokteran Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia,1997). C.Satyo, Alfred, Sejarah Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi II, Cet Ke III, (Penerbitan

dan Percetakan USU (Press, Universitas Sumatera Utara Medan,2004). Chalil, Muanawar, haji, Kiayi, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Shallahu Alihi

Wasalam, Cet-6, (Jakarta: Bulan Bintang 1993). Dagun, Save M, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Cet.Ke-I, (Jakarta:Lembaga

pengkajian Kebudayaan Nusantara (LPKN), 1997). Ensiklopedi Hukum Islam.

89

Page 99: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

90

Glasse, Cepil, Enksiklopedia Islam: Ringkas, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999).

Hasan al-Syaibaniy, ibn Hanbal, Ahmad ibn Muhammad ibn Hanbal ibn Asad ibn

Idris ibn Abdullah ibn, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1949).

Hassan, Mukim, Othman, Khulasah Kifayah Himpunan 600 Masalah Jenazah, cet. I,

(Malaysia: Pustaka Ilmi, 1995). Ibn Yazid, Abdullah, al Qazweni Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, (Beirut:Dar al-Ihya

al-Turath al-Araby,1975). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Malik, Al-Imam, Fathur Rahim, (Beirut: Dar al-Fikr, 1979). Mughniyah, Jawad, Muhammad, al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Khamsah,

diterjemahkan oleh Masykur A.B.,Afif Muhammad, Idrus Al-Kaff dengan judul “Fiqih Lima Mazhab: Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali”, (Jakarta: Lentera, 2007).

Muhammad Ibn ‘ali, Al-Imam, Ibn Muhammad Asy-Syaukani, Nail al-Authar, Jilid:

III-IV, (Kairo: Maktabah al-Imam). Muhammad, Abdullah, Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih al-Bukhari, (Beirut: Dar al-

Fikr). Muhammad, Abdullah, Ibn Isma’il Ibn Ibrahim, Shahih Bukhari, Jilid II, cet.6.

Penerjemah H. zainuddin Hamidy, dkk (Jakarta: Penerbit Widjaya, 1983). Munawwir, Warson, Ahmad, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, (Surabaya:

Pustaka Progesif, 2002). Muslim, Abi al Husein, bin al Haj al Qusyairi al Nasaburi, Shahih Muslim, (Kairo:

Dar Ihya al Kutub al Arabiyyah,1918). Rukmono, Hanifa Wiknjosastro, dkk. Sejarah & Perjuangan RSCM-FKUI, (Penerbit:

Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989). Sabiq, Sayyid, Fiqhsunnah, diterjemahkan oleh Mahyuddin Syaf dengan judul “Fiqh

Sunnah 4”, (Penerbit:PT Alma’arif bandung,1978).

Page 100: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

91

Satyo, Alfred.C.Satyo, Sejarah Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi II, (Penerbitan dan Percetakan USU (Press, Universitas Sumatera Utara Medan, 2004).

Sulaiman, Abu Dawud, Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abi Dawud, juz 8,

(Maktabah Syamilah). Sulaiman, Abu Dawud, Ibn al-Asy’ats al-Sajastani, Sunan Abu Dawud, (Kairo: Dar

al-Hadits,1988). Syaltut, Mahmud, Islam Sebagai Aqidah dan Syari’ah. Penerjemah Bustami A.Gani

dan B.Hamdany Ali, cet. II, Jilid 4, (Jakarta: Bulan Bintang, 1972). Tebba, Sudirman, Menuju Kematian yang Husnul Khatimah, (Tanggerang: Pustaka

Irvan, 2006). Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2007). Tim Liputan SeputarIndonesia RCTI, Sergap 12:32, Tanggal, 27 Juli 2009. Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1989).

Wardi, Muslich, Ahmad, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005). Wawancara, Pribadi dengan Bapak H.Ma’mun, Staf Tim Pengatalaksanaan Jenazah

RSCM, Tanggal 14 Juli 2009. Wawancara, Pribadi dengan Bapak Asbullah, Staf Tim Penatalaksanaan Jenazah

RSCM, Tanggal 18 Maret 2010. Wawancara, Pribadi dengan Bapak Sohibi dan Bapak Inah Sopir Mobil Jenazah

Dinas Pertamanan dan Pemakaman,Tanggal 13 Agustus 2009. Wawancara, Pribadi dengan dr. Tjetjep Dwidja Siswaja, Sp.F., Staf Departemen

Forensik dan Medikolegal FKUI/ RSCM di bidang Hukum, Tanggal 09 July 2009.

Wawancara, Pribadi dengan Hs Pengali Makam TPU Kampung Kandang, Tanggal

14 Agustus 2009. Wawancara, Pribadi dengan Ibu Siti Hasni. S.Sos. Kepala Seksi Pemulasaran

jenazah, Tanggal 13 Agustus 2009.

Page 101: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

92

Yahya, Muhyiddin, Abu Zakariya, Ibn Syarif an-Nawawi ad-Damasyqi, Fatawa al-Imam an-Nawawi al-Musamma al-Masa’il al-Mantsurah, (Beirut: Dar al-Fikr, tt).

Koran: Mutilasi yang timbul di ibukota, Sinar Harapan, (Jakarta:17 Januari 2003).

Internet;

http://rscm.co.id.Sejarah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

http://forensik.ilmukedokteran.net/hukum-kesehatan/158-pengantar-mediko-legal.

Page 102: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

Data Wawancara di Departemen Forensik dan Medikolegal

Nama : dr. Tjetjep Dwidja Siswaja, Sp.F. Nim : 140242317 Jabatan : Staf Departemen Forensik dan Medikolegal FKUI/ RSCM di bidang Hukum Tanggal : 09 Juli 2009, Jam 11.30.

1. Menurut dokter arti mutilasi, itu bagaimana?

Jawab:

kondisi mayat yang tidak utuh menjadi beberapa bagian karena, dari suatu

kejadian. Misalnya; pembunuhan, kecelakaan; kemudian tubuhnya terpisah

menjadi beberapa bagian hingga terpencar atau terpotong-potong.

2. Bagaimanakah seorang dokter dapat membedakan jenazah korban pembunuhan

mutilasi yang beragama dan khususnya beragama Islam ataupun non-Islam?

Jawab:

Tata cara pengatalaksanaan jenazah yaitu sebagaimana menurut prosedur

operasional Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Sedangkan mutilasi ialah

kasus yang dianggap tidak wajar oleh karena itu pengatalaksanaannya harus

terawal dari kepentingan penyelidik. Penyidik akan memberikan surat

permintaan ahli untuk pemeriksaan tubuh mayat, setelah pemeriksaan tubuh

mayat maka ada dua; yaitu;

- Di kenal

- Tidak di kenal

Kalau mayat itu di kenal maka diserahkan kepada pihak keluarga dan pada saat

di serahkan kepada pihak keluarga korban, di tanyakan dulu dari pihak

keluarganya di shalatkan disini atau di rumah. Kalau disini (RSCM)

dilaksanakan seperti yang di contohkan Rasulullah SAW dan kalau dishalatkan

di rumah maka rumah sakit memandikan, mengkafankan, menyerahkan surat

kematiannya dan dibawakan dengan ambulans ke rumah keluarga korban.

Di dalam membedakan mayat mutilasi yang muslim dengan non muslim, yaitu;

13

Page 103: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

14

Adanya informasi dari penyidik atau tidak sama sekali dari penyidik yang di

kenal atau tidak di kenal.

- Bila di kenal adanya Liga Dokumen; seperti KTP, SIM, dan surat-surat

indentitas lainnya yang sah secara hokum dan dapat diketahui agamanya, dari

liga dokumen tersebut.

- Bila statusnya tidak di kenal maka tidak ada surat keterangan indentitas (Liga

Dokumennya).

3. Menurut dokter arti di dalam pengurusan jenazah, itu apa?

Jawab:

Di dalam pengatalaksanaan (pengurusan) jenazah mayat yang di mutilasi itu akan

dilaksanakan proses pengebumikannya apabila kondisi tubuhnya sudah sempurna

selayaknya manusia normal ataupun didalam ilmu kedokteran yaitu struktur

anatomi tubuhnya sempurna. Lalu, dokter melakukan kontruksi dan, setelah

dilakukan kontruksi status mayatnya sudah di ketahui indentitasnya, maka

dilaksanakanlah proses pengatalaksanaan jenazah/mayat. Bila jenazah tersebut

beragama islam maka dilaksanakan sesuai dengan prosedur hokum islam;

Memandikan, mengkafankan, menshalatkan (bila ada permintaan keluarganya di

lakukan di RSCM) dan mengguburkan (bila jenazah tersebut di kenal maka di

serahkan ke keluarganya dan bila tidak di kenal maka dikuburkan oleh PEMDA

DKI dan dibiayai oleh PEMDA DKI).

Kapan dikuburkan “kata, dokter”?, di jawab:

Dalam hal ini ada waktunya kapan di kuburkan atau ditunda penguburannya dan

tidak bisa semau-maunya karena masih dalam proses penyelidikan. Penguburan

akan dilaksanakan apabila;

- Bila ada perintah dari penyidik untuk dikuburkan maka barulah jenazah dapat

dikuburkan, dan

- Bila badannya atau anggota tubuh lainnya belum ditemukan maka disimpan di

dalam Freezer (lemari pendingin jenazah) karena masih dalam proses pencarian

anatomi tubuh lainnya.

Page 104: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

15

4. Dapatkah bapak ceritakan sejarah, Visi, misi, Tujuan, wewenang hukum, dan

struktur organisasi pengurusan jenazah di Rumah Sakit Dr Cipto

Mangunkusumo?

Jawab:

a. Ceritakan sejarah;

Rumah Sakit dr..Cipto Mangunkusumo ialah Rumah sakit yang dijadikan

rujukan nasional oleh seluruh rumah sakit yang ada di nusantara bumi pertiwi ini.

Semua pelayanan yang berkaitan dengan forensic ataupun bidang lainnya dapat

dilayani oleh seluruh nusantara Indonesia ini.

b.Visi, Misi, dan Tujuan Departemen Forensik dan Medikolegal di RSCM;

Visi :

“menjadi salah satu sentra pendidikan dan pelayanan ilmu kedokteran forensik dan

medikolegal yang unggul di asia pasifik tahun 2010”

Misi :

• Memberikan pelayanan ilmu kedokteran forensic dan medikolegal yang

paripura, bermutu dan terjangkau.

• Menjadi tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam bidang ilmu

kedokteran forensik medikolegal dan pemulasaraan jenazah.

• Menjadi tempat penelitian dan pengembangan dalam rangka upaya

pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegak hokum serta

keadilan.

• Memberikan pelayanan pemulasaraan jenazah yang berstandar asia pasifik

Tujuan :

• Tercapainya pelayanan prima yang menjamin kepuasan konsumen.

• Terciptanya manajemen yang adil, akuntabel dan transparan.

• Hasil pendidikan dan penelitian kesehatan dapat di manfaatkan secara nasional

dan global.

• Tercapainya karyawan yang produktif dan melalui kesejahteraan yang

berkeadilan dan pengembangan karir yang sehat.

Page 105: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

16

• Tercapainya pelayanan ilmu kedokteran forensik dan medikolegal serta

pemulasaraan jenazah sebagai Unit Reveneu Center.

c. Jelaskan di dalam wewenang hukumnya departemen forensic dan medikolegal;

Secara hokum sah, karena yang mengatur ialah dokter (dokter didalam bidang

apa saja). Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Bab XIV

Penyidikan Pasal 133 ayat 1 :“Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan

menangani seorang korban baik luka,keracunan ataupun mati yang diduga karena

peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan

keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli

lainnya.”

d.struktur organisasi pengurusan jenazah di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo;

Dalam bentuk lampiran.

Mengetahui,

dr. Tjetjep Dwidja Siswaja, Sp.F.

Staf Departemen Forensik dan Medikolegal FKUI/ RSCM di bidang Hukum

Page 106: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

17

Nama: H.Namun Jabatan: Tim Pengatalaksanaan (pengurusan) Jenazah Tanggal: 14 Juli 2009, Jam 13.30.

1. Apakah ada mayat mutilasi yang masih didalam penyelidikan langsung di proses

pengatalaksanaannya dan polisi menyuruh untuk di kuburkan saja, Contoh: yang

ditemukan baru kepala dan badannya saja. Apakah kepolisian menyuruh

menguburkannya?

Jawab:

Polisi menyuruh mengkuburkan!? setahu bapak selama berkerja sebagai

pengatalaksanaan jenazah atau mayat selama ini, tidak ada. Kenapa karena

tujuan kepolisian membawa jenazah tersebut ke RSCM Forensik untuk

mengetahui atau mencari tahu sebab-sebab kematiannya kapan dan kenapa.dan

juga tujuannya untuk di visum luar dan visum dalam, ada juga polisi yang sudah

melaksanakan visum luar tetapi visum dalam belum dilakukan karena tidak

adanya persetujuan dari pihak keluarganya atau ahli warisnya.

Untuk langsung dikuburkan jenazah tersebut tidak ada. Tapi, kalau yang di

temukan kepala dan badannya atau kakinya masih bisa kontruksi dan polisi akan

melacak anggota tubuh lainnya kaki, atau tangan, dll dan bila tidak ditemukan

juga dalam sekian bulan, maka polisi baru menyuruh untuk dikuburkannya.

Sedangkan di dalam otopsi tidak bisa dilakukannya begitu saja karena

jenazah/mayat yang datang ke sini (RSCM) ada yang hancur, rusak, dan ada

yang sudah 2,3, 4 hari di temukan baru di bawa ke rumah sakit.

2. Mayat yang di mutilasi ialah mayat yang tidak utuh kondisi tubuhnya, biasanya

di dalam satu kasus pembunuhan mutilasi berapa lama kepolisian melacak atau

menyelidiki mayat yang terpotong-potong lainnya?

Jawab:

Ketentuan di dalam penundaan pengatalaksanaan jenazah tergantung dari

kepolisian di dalam pencarian anggota tubuh jenazah tersebut. Biasanya

seminggu atau lebih dari itu, karena polisi pastinya melacak siapa pelaku

pembunuhan mutilasi tersebut. Batasan waktunya ada tapi masih di dalam

pencariaan anggota tubuh lainnya.

Page 107: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

18

3. Bagaimana pengatalaksanaan jenazah di dalam kasus pembunuhan mutilasi dari

awal penyelidikan hingga memandikan, mengkafankan, menshalatkan,

sedangkan di dalam mengguburkan siapa yang bertangung jawab karena pihak

RSCM hanya tiga hal diatas saja, bagi jenazah yang tidak di kenal dan jelaskan

prosedur untuk mayat yang di kenal dan tidak dikenal ?

Jawab:

Mayat yang pembunuhan mutilasi sudah ditemukan akan dilakukannya

kontruksi tubuhnya dengan cara di jahit anggota tubuhnya yang terpisahkan

karena pembunuhan mutilasi. Bila sudah menemukan bagian-bagian yang telah

hilang atau sudah sempurna tubuhnya, barulah jenazah/mayat tersebut

dilaksanakan proses pengatalaksanaan jenazah yang sebagaimana Rasulullah

SAW contohkan dan itu bagi jenazah yang muslim. Lalu, bagaimana dengan

jenazah Non muslim (Kristen, Katolik, Prostestan, Hindu, Budha, dll) kata

bapak yang sudah berkerja di RSCM sejak tahun 1980-an ini. Bagi jenazah yang

non muslim dilaksanakan sebagaimana biasanya yaitu dimandikan hingga bersih

dari darah yang menempel ditubuhnya dan dipakaikan untuk laki-laki memakai

baju celana dan jas sedangkan untuk wanita memakai gaun dan wajahnya di

hias. Tapi bedanya dengan orang muslim dengan agama lainnya yaitu Islam ada

do’a-do’a untuk jenazah seperti menshalatkan jenazah, sedangkan agama

lainnya tidak ada.

Iya, memang benar bahwa di RSCM ini hanya mengurus jenazah di

memandiannya, menggafankannya dan mengshalatkannya. Sedangkan

mengguburannya dilakukan oleh Dinas Pertanaman dan Pemakaman dan dimana

tempat dilakukan penguburannya tergantung dari keputusan dari Dinas

Pertanaman dan Pemakaman

Mengetahui,

H.Namun Tim Pengatalaksanaan (pengurusan) Jenazah

Di RSCM

Page 108: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

19

Nama : Asbullah Nim : 140288292 Jabatan : Tim Penatalaksanaan jenazah Tanggal : 18 Maret 2010, Jam 15.30

A. Bagaimanakah, tata cara pengurusan jenazah mutilasi karena; Pembunuhan,

Kecelakaan; Ketabrak Kereta, Mobil, ataupun Bom bunuh diri yang tubuhnya

hancur-hancuran ?

Jawab;

1. Memandikan Jenazah Mutilasi

a. Niat untuk memandikan jenazah

Jenazah mutilasi ataupun mayyit-mayyit yang hancur-hancuran maka pengurus

jenazah RSCM meniatkan jenazah-jenazah tersebut seperti jenazah yang normal

dengan kata lain pengurus meniatkan mayyit dalam keadaan utuh walaupun

prakteknya mayyit tersebut dalam keadaan terpotong-potong (mutilasi) atau

hancur-hancuran (ketabrak kereta atau mobil). Apabila yang ditemukan hanya

sepotong atau sebahagian tubuh saja, maka niatnya sama seperti meniatkan

mayyit yang normal begitu juga dengan mayyit yang ditemukan hanya

sebahagian ataupun sepotong dari tubuh mayyit yang dimutilasi, yaitu: niatnya

bukan untuk mayyit yang sepotong-sepotong melainkan niat memandikan

jenazahyang keadaannya masih sempurna.

b. Mewudhukan

Dalam mewudhukan jenazah yang mutilasi sebagaimana wudhunya orang yang

masih hidup. Apabila tubuh mayyit ditemukan dengan sempurna dan

dilaksanakan penyambungan (kontruksi) bagian-bagian tubuh yang terpisah

karena dimutilasi. Sedangkan untuk jenazah yang hanya sepotong tangan mayyit

yang dimutilasi ataupun korban kecelakaan kereta atau mobil, dll. Maka,

pengurus RSCM hanya men-Tayamum-kan mayyit tersebut karena tidak

memungkinkan untuk disucikan dengan air bahwa, air tersebut dapat

menghancurkan tubuh mayyit.

c. Memakai sarung tangan.

Page 109: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

20

Untuk bagi orang yang memandikan ketika membasuh bagian-bagian yang

termasuk aurat mayyit dan juga menghindari tertularnya kuman-kuman penyakit

yang telah menghinggap di tubuh mayyit, karena tubuh mayyit yang terpotong-

potong (mutilasi) ditemukan dalam kondisi yang hampir busuk atau berhari-hari

baru ditemukan.

d. Menggunakan air yang dicampur daun bidara atau air sabun.

e. Mendahulukan yang kanan

Yaitu dengan membasuhkan bagian yang kanan kemudian yang kiri, di mulai

dari kepala bagian belakang, dan pundak sampai telapak hal ini untuk jenazah

mutilasi yang ditemukan secara lengkap dan untuk jenazah mutilasi yang tidak

lengkap ditemukan maka, tetap dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam yang

telah di tentukan dan apabila tidak memungkinkan maka tidak dibasuh melaikan

di Tayamumkan sebagaimana yang sudah dijelaskan di dalam mewudhukan

jenazah mutilasi.

f. Selalu menganjilkan setiap basuhan pada mayyit mutilasi.

g. Menekan perut mayyit ketika memandikannya secara lembut untuk

mengeluarkan kotoran dalam perutnya.

Bila yang menekan perut mayyit mutilasi dan keluar kotoran-kotoran dari dalam

perut dan bersamaan dengan keluarnya darah dari kontruksi tubuh yang dijahit

maka, langsung dibersihkan dan juga dipercepat untuk diwudhukan mayyit

tersebut.

2. Mengkafankan Jenazah Mutilasi

a. Setelah mayyit mutilasi dibersihkan dan juga dipercepat untuk diwudhukan

maka, pengurus jenazah RSCM langsung membungkus mayyit mutilasi dengan

plastik bertujuan untuk menjaga tetesan darah ke kain kafan dan setelah

dibungkus dengan plastik lalu di berikan kapas hingga menutupi keseluruhan

tubuh mayyit barulah ditutupi dengan kain kafan.

b. Membaguskan kain kafan

c. Berwarna putih.

Page 110: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

21

d. Dan di dalam pembungkusan kain kafan jenazah mutilasi tidak ada perbedaan

dengan jenazah yang normal dalam berapa helai kain kafan. Sama dengan

jenazah yang normal yaitu; Laki-laki tiga helai dan perempuan lima helai kain

kafan. Dan bagaimana yang ditemukan hanya sepengal kepala saja, bila

diketahui kepala tersebut kepala Laki-laki maka tiga helailah kain kafan mayyit

tersebut.

3. Menshalatkan Jenazah Mutilasi

Di dalam Menshalatkan mayyit mutilasi di RSCM dilaksanakan sesuai dengan

Syari’at Islam bagi jenazah yang beragama muslim. Sebagaimana yang telah

diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW;

a. Dengan diawali niat

b. Posisi imam berdiri untuk mayyit laki-laki, yaitu; di belakang kepala

mayyit laki-laki dan sedangkan mayyit wanita, yaitu; di tengah (badan)

mayyit wanita.

c. Berdiri bagi orang yang mampu.

d. Empat kali takbir.

e. Membaca shalawat atas Rasulullah SAW

f. Membaca doa.

4. Menguburkan Jenazah Mutilasi

Dalam menguburkan mayyit mutilasi di bagi dua kategori bagian di dalam

penguburan jenazah mutilasi yaitu yang pertama; untuk jenazah yang di kenal

akan di proses oleh keluarga korban bila ia beragama Islam akan dilaksanakan

sesuai dengan syari’at Islam dan bila beragama non muslim maka, keluarga

korban akan melaksanakan sesuai dengan keyakinannya. Dan yang kedua; untuk

jenazah yang tidak dikenal RSCM berkerjasama dengan Dinas Pertanaman dan

Pemakaman

Mengetahui

Tim Pengatalaksanaan jenazah di RSCM

Page 111: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

22

Data Wawancara di PEMDA DKI

Nama : Ibu Siti Hasni

Jabatan: Kepala Seksi Pemulasaran jenazah

Tanggal: 13 Agustus 2009

1. Apa sajakah tugas-tugas pelayanan pemakaman, di Dinas pertamanan dan

pemakaman yang baru saja bergabung?

Jawab:

Kami bertugas memakamkan jenazah yang tidak di kenal, dari panti-panti yang

ada di DKI Jakarta, dari tunawan, dari keluarga miskin hingga dengan

perlengkapan jenazah di persiapkan; kain kafan, tikar, diantarkannya ke tempat

pemakaman umum (TPU), dan semua itu telah di biayai oleh PEMDA DKI .

2. Berapakah data-data jenazah yang biasa dianggkut oleh sopir mobil jenazah di

dinas pertamanan dan pemakaman dalam perbulannya, tenaga pengurusan

jenazah, sopir mobil jenazah ada berapa orang dan yang mengangkut jenazah

dari tempat kasus perkara (TKP) ada berapa ?

Jawab:

Untuk jenazah yang dianggkut mobil jenazah dari dinas pertamanan dan

pemakaman perbulannya itu mencapai 150 jenazah baik itu; Tunawan , Panti-

panti Sosial, dari rumah sakit, dan dari TKP.sedangka tenaga di dalam

pengurusan jenazah ada 4 orang, sedangkan sopir mobil jenazah ada 10 orang

dan yang mengangkut jenazah dari TKP ada 35 orang.

3. Di dalam letak penguburannya; Apakah jenazah muslim dengan jenazah non

muslim masih berada dalam satu lingkungan TPU (Tempat Pemakaman Umum)

dan dimana sajakah tepat pemakaman bagi jenazah yang biasa dianggkut ?

Jawab:

Begini, contohnya; Misalnya kita mempunyai tanah 100 meter untuk 20 m Unit

Islam, 20 m Unit Keristen, dan itupun bukan hanya untuk jenazah yang di kenali

tetapi untuk jenazah tunawan, jenazah yang tidak di kenal, dll. Sedangkan

Page 112: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

23

tempat yang biasa untuk dimakamkannya di dua tempat; TPU Kampung

Kandang, dan tepat yang baru di TPU Serenseng Sawah. Jadi untuk semua

jenazah sudah mendapatkan blok-blok unitnya dan kita yang masih hidup hanya

ingin menghormati jenazah-jenazah tersebut.

Nama : Bapak Sohibi

Bapak Inah

Jabatan: Sopir Mobil Jenazah Dinas Pertamanan dan Pemakaman

Tanggal:13 Agustus 2009

1. Tugas bapak sebagai sopir mobil jenazah di Dinas pertamanan dan pemakaman,

Apa saja?

Jawab:

Tugas saya sebagai sopir mobil jenazah yaitu; mengangkut Tunawan, Korban

Kecelakaan , dll. Lalu dari TKP dibawa ke Rumah Sakit Dr Cipto

Mangunkusumo, itupun kalau mendapat informasi dari kepolisian dan untuk

jenazah yang baru datang dari TKP tidak langsung dilaksanakan melainkan

menunggu 3 hari untuk menunggu keluarganya, jika tidak ada baru dilaksanakan

otopsi jenazah.Lalu, sebelum dibawa ke TPU jenazah dishalatkan secara massal

(bagi jenazah yang tidak dikenal, jenazah tunawan, dan jenazah keluarga miskin

yang meninggal di rumah sakit/ RSCM) barulah setelah itu diangkut ke TPU

Kampung Kandang di daerah Cilandak. Untuk jenazah tidak di kenali diangkut

dari rumah sakit/ RSCM ke TPU hanya 5 hari sekali, dalam pengakutannya

biasa 8-9 jenazah, dan untuk jenazah yang diketahui indentitasnya/di kenali

dibawa oleh keluarga atau ahli warisnya. Sedangkan untuk penguburannya ada

petugas dari TPU setempat yang melaksanakan proses penguburannya, jenazah

yang tidak dikenal dikuburkan sendiri-sendiri maksud saya satu lubang untuk

satu jenazah.

Page 113: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

24

2. Selama Bapak bertugas mengangkut jenazah dari dinas pertamanan dan

pemakaman, Pernahkah bapak mengangkut jenazah mutilasi dari RSCM yang

sudah dikafankan ataupun hanya beberapa potongan tubuh jenazah?

Jawab:

Tidak pernah, walaupun ada itu dari pihak rumah sakit itu sendiri dengan

menggunakan mobil jenazah dari pihak RSCM sendiri.

Mengetahui

Ibu Siti Hasni Kepala Seksi Pemulasaran jenazah

Page 114: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

25

Nama : Hs (disamarkan)

Jabatan dan Pengalaman Kerja ;

• Non Karyawan sebagai Pengali kubur di TPU Kampung Kandang dan biasa

menguburkan jenazah yang tidak di kenal

• Sudah hampir 11 Tahun berkerja sebagai pengali kubur di TPU Kampung

Kandang

Tanggal: 14 Agustus 2009, Jam 13.00.

1. Bagaimana tata cara penguburan jenazah yang tidak di kenali, dari baru

didatangkan hingga sapai dikuburkan?

Jawab:

Untuk jenazah yang tidak di kenali, untuk yang massal (yang tidak ada

keluarganya) di persiapkan 15 lubang atau 20 lubang agar ketika ada jenazah

yang datang ke TPU Kampung Kandang dapat langsung dikuburkan. Biasanya

jenazah yang didatangkan bisa mencapai 9 atau 15 jenazah, didalam

penguburanya jenazah yang tidak di kenali yang baru datang langsung di angkat

menuju makamnya dengan kedalaman tanah makamnya 60 Cm, setelah semua

dipersiapkan langsung dikuburkan tanpa dibuka tali kuncup pocongnya karena

jenazah yang tidak dikenali ini sudah hitungan hari atau mingguan dari rumah

sakit jadi dibungkus plastik dan barulah dibungkus dengan kain kafan agar bau

bangakinya tidak menyengat juga menjauhkan dari penyakit menular dan tubuh

jenazahnya sudah pada membiru, tanpa ada diazankan di telinga kanan jenazah,

di do’akan dan satu lubang hanya untuk satu jenazah saja. Kalaupun di azankan

dan do’akan paling dikhususkan kepada semua jenazah, kadang ketika saya

selesai shalat juga saya khususkan kepada semua jenazah, kadang juga saya

melihatnya juga kasihan terhadap jenazah-jenazah yang tidak di kenali ini. Kata

pengali kubur yang tidak mau indentitasnya di ketahui!.

Page 115: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

26

2. Jenazah yang di kenal yang biasa yang bapak kuburkan dari mana saja dan

sudah ada berapa jenazah yang tidak di kenali di TPU Kampung Kandang ?

Jawab:

Tunawan, Panti-panti sosial dan Keluarga miskin yang tidak mampu. Kurang

lebih ada 1000 jenazah yang tidak di kenali di TPU ini.

3. Bapak pernah tidak melaksanakan tata cara penguburan jenazah mutilasi dari

RSCM dan tahun berapa bapak melaksanakan penguburan jenazah mutilasi?

Jawab:

Kalau itu baru cuma satu kali saja, tapi hanya kakinya sebelah kanan saja yang

tidak ada. Ketika didatangkan sudah dibungkus dengan plastik dan dibungkus

dengan kain kafan, dengan tanpa ada indentitasnya, dan kalau tidak salah itu

pada tahun 2007-an. Penguburannya seperti jenazah yang tidak di kenali karena

ketika dibawa ke TPU Kampung Kandang tidak ada indentitasnya hanya papan

yang bercat putih dan bertulisan; Nomor Kode jenazah dari Rumah Sakit

Dr.Cipto Mangunkusumo, Nama bertulisan Mr.X, dan Tanggal kapan jenazah

dikuburkan.

Mengetahui,

Hs (Minta di Samarkan)

Pengali kubur di TPU Kampung Kandang

Page 116: Tata Cara Pengurusan Jenazah Korban Pembunuhan · PDF fileuntuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.” Dalam kaitannya dengan jenazah yang tidak

27