Click here to load reader
Upload
truongduong
View
225
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
TATA CARA
PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI PASIF UNTUK PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG
SNI 03-1736-2000 (Revisi SNI 03-1736-989)
RUANG LINGKUP :
Standar ini menetapkan tata cara perencanaan sistem proteksi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung yang meliputi ketentuan – ketentuan, aspek konstruksi, proteksi dan penghunian, kriteria minimal untuk perancangan fasilitas jalan keluar yang aman. sehingga usaha mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran pada bangunan gedung dapat tercapai. RINGKASAN : Persyaratan Kinerja , Bangunan gedung mempunyai bagian atau elemen bangunan yang pada tingkat tertentu bisa mempertahankan stabilitas struktur selama terjadi kebakaran, dan dapat mencegah penjalaran asap kebakaran, dan perlu dipasang atau disediakan untuk menahan penyebaran api pada bukaan, sambungan-sambungan, tempat-tempat penembusan struktur untuk utilitas perlu dilindungi. Ketahanan api dan stabilitas Tipe konstruksi tahan api terdiri dari tipe A, B, dan C : Tipe A : konstruksi yang unsur struktur pembentuknya tahan api dan mampu menahan secara struktural terhadap beban bangunan. Tipe B : konstruksi yang elemen struktur pembentuk kompartemen penahan api mampu mencegah penjalaran kebakaran ke ruang-ruang di dalam bangunan. Tipe C : komponen struktur bangunannya adalah dari bahan yang dapat terbakar serta tidak dimaksudkan untuk mampu menahan secara struktural terhadap kebakaran. Tipe konstruksi tahan api dari suatu bangunan harus sesuai dengan ketentuan pada tabel di bawah ini :
Kelas bangunan/ tipe konstruksi Jumlah lantai bangunan*) 2, 3, 9 5, 6, 7, 8 4 atau lebih A A 3 A B 2 B C 1 C C
Spesifikasi konstruksi tahan api : Persyaratan dinding dan kolom bahan yang tidak dapat terbakar, dinding yang merupakan bagian dari satu pemikul beban dari bahan beton atau pasangan bata. Persyaratan lantai, atap, lubang cahaya atap harus sesuai persyaratan yang tercantum dalam standar ini.
Ukuran maksimum dari kompartemen kebakaran atau atrium
Klasifikasi bangunan atau bagian dari bangunan ditentukan berdasarkan fungsi yang dimaksudkan di dalam perencanaan, pelaksanaan, atau perubahan yang diperlukan pada bangunan Kelas 1 : bangunan hunian biasa, kelas 2 : bangunan hunian yang terdiri atas 2 atau lebih unit hunian, kelas 3 : bangunan hunian di luar bangunan kelas 2 dan 2, kelas 4 : bangunan hunian campuran, kelas 5 : bangunan kantor, kelas 6 : bangunan perdagangan, kelas 7 : bangunan gudang, kelas 8 : bangunan laboratorium/ industri/ pabrik, kelas 9 : bangunan umum, kelas 10 : bangunan yang bukan hunian.
Tipe konstruksi bangunan Uraian Tipe A Tipe B Tipe C Maks. Luas Lt 8000 m2 5.500 m2 3.000 m2
Kelas 5 & 9b Maks. Volume
48.000 m3 33.500 m3 18.000
m3 Maks. Luas Lt 5.000 m2 3.500 m2 2.000 m2 Kls 6,7,8 & 9
Kecuali areal pasien Maks.
volume 30.000 m3 21.500 m3 12.000
m3