Upload
nana-ratna-saleh
View
58
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TATA CARA WAWANCARA:
Wawancara adalah salah satu faktor penting dalam menggali informasi dari nara
sumber, dalam hal ini rumah tangga sample. Dengan teknik wawancara yang baik
dan benar diharapkan tujuan interview akan tercapai. Setiap enumerator harus
mengetahui teknik wawancara yang efisien dan efektif.
Cara Wawancara yang Efisien dan Efektif
1. Persiapan diri dengan baik dengan cara memahami sepenuhnya cakupan isi
kuesioner dan maksud dari setiap pertanyaan.
2. Cermatilah setiap tanda yang menunjukkan catatan kaki ataupun keterangan agar
tahu persis maknanya.
3. Camkan dalam hati bahwa kita yang butuh data, bukan responden.
4. Kembangkan dan pertahankan suasana komunikasi yang baik dengan responden
dengan cara bersikap ramah , sopan, bersahaja, dan jangan tergesa-gesa.
5. Untuk jenis-jenis pertanyaan yang (agak) sulit dijawab oleh responden, gunakan
cara lain dalam bertanya tanpa mengubah makna dari pertanyaan yang tercantum
dalam kuesioner.
6. Khusus untuk modul usahatani, pemahaman enumerator tentang komoditas yang
diusahakan oleh responden sangat membantu, jaga konsistensi antara luas persil
contoh dengan jawaban-jawaban responden mulai dari awal sampai akhir (dari
pra-panen sampai pasca panen dan pengolahan). Apabila jawaban responden agak
meragukan (misalnya penggunaan pupuk atau tenaga kerja pada persil contoh
terlalu tinggi atau terlalu rendah), dikonfirmasikan lagi dengan hati-hati.
7. Penggunaan gambar atau denah dalam menggali data yang berkenaan dengan
lahan, usahatani, dan akan sangat membantu mempermudah wawancara.
8. Pada waktu wawancara gunakan satuan-satuan setempat sesuai apa yang
dimengerti dengan baik oleh responden. Jangan lupa catat konvensinya dengan
satuan yang umum/standar.
9. Selesai wawancara, lihat sekali lagi apakah semua pertanyaan yang relevan telah
ditanyakan dan telah terisi jawabannya.
10. Jika oleh karena suatu hal wawancara terpaksa dihentikan sedangkan wawancara
belum selesai, buatlah perjanjian dengan responden waktu penggantinya. Tepati
janji tersebut.
11. Selesai wawancara segeralah melakukan editing hari itu juga. Jangan menunda
editing lebih dari 12 jam.
12. Kuesioner ini didesain menggunakan banyak kode (pre coded). Waktu editing
patuhilah penggunaan kode-kode tersebut.
13. Jika ada kesulitan dan tak dapat memecahkannya, bertanyalah dan minta arahan
dari Supervisor.
14. Catatlah temuan-temuan yang relevan dengan substansi penelitian tetapi tidak
tercantum dalam kuesioner dan tuliskan dalam catatan harian.
15. Di lokasi penelitian, satuan untuk luas yang ditemukan kemungkinan adalah ru,
bata, tumbak, dan sebagainya. Ikutilah satuan itu ketika wawancara, tetapi
konversikan dalam satuan sebagaimana diminta dalam kuesioner ketika mengedit.
Di suatu desa yang sama konversinya pada umunya seragam. Tetapi lebih baik
dicheck kembali di tiap desa yang menjadi lokasi penelitian. Ingat pula catatan
ketika coaching.
16. pelaksanaan tugas penggalian data dinyatakan telah selesai hanya jika enumerator telah
melakukan wawancara dengan lengkap, cermat, dan hasil wawanara telah diedit dengan teliti
dan lengkap.
LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN OBSERVASI ADALAH SEBAGAI
BEERIKUT:
1. Harus diketahui dimana observasi itu dapat dilakukan
2. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi
3. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan
4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
5. Harus diketahui tentang cara mencatat hasil observasi, seperti telah menyedikan buku
catatan, camera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.
Langkah-langkah Membuat Kuisioner
Berikut ini penjelasan tentang pembuatan kuisioner yang sistematis:
1. Mendefinisikan konstrak (construct definition)
Construct definition, definition of concept atau content definition, yaitumembuat batasan
mengenai variabel yang akan diukur. Karya ilmiahselalu bertolok ukur pada definisi, tanpa
definisi segala sesuatu dapatdiartikan segala sesuatu, sehingga tak ada sesuatupun yang
dapatdipegang sebagai patokan. Kalau “informasi ilmiah” hasil penelitianharus bisa
dipertahankan, tak pelak lagi segala sesuatu akan terpulangkepada definisi yang dapat
diterima secara umum.
2. Menyidik faktor (identification of factors) Dalam tahap ini tidak bisa berspekulasi, betapa
pun luas pengetahuan kitamengenai bidang yang akan diteliti. Kita perlu lagi membaca-
baca,merekam hasil-hasil bacaan, membanding-bandingkan kedalaman dankeluasan setiap
konsep yang direkam dan diakhirnya mengambil 64 keputusan untuk mengambil faktor-
faktor yang relevan dengan sasaranpenelitian yang ditetapkan.
3. Menyusun butir-butir pertanyaanDari instrumen uji, yang akan kelihatan keluar adalah
butir-butirpertanyaan yang harus diisi atau dijawab oleh penerima, walaupunsebenarnya
butir-butir yang kita susun haruslah sedapat-dapatnyaberbicara hanya mengenai faktornya
saja, tidak membicarakan faktoryang lainnya. Jadi perlu diusahakan agar suatu butir
pertanyaan tidak lagidapat dipindahkan ke faktor lain karena nampaknya atau isinya
memang juga menanyakan faktor yang lain itu. Inilah yang dalam istilahpengukuran disebut
butir yang univocal . Tiap butir haruslah eksklusif untuk faktornya sendiri.
Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada
dalam sebuah kuisioner, apakah isi dari butirpertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel atau
belum. Jika butir-butir 65 sudah valid dan reliabel, berarti butir-butir tersebut sudah bisa
untuk mengukur faktornya. Langkah selanjutnya adalah menguju apakah faktor-faktor sudah
valid untuk mengukur konstrak yang ada.Analisis dimulai dengan menguji validitas terlebih
dahulu,selanjutnya menguji reliabilitasnya. Jadi jika sebuah butir tidak valid, makaotomatis
butir tersebut dibuang. Butir-buitr yang sudah valid kemudiansecara bersama-sama diukur
reliabilitasnya
Persyaratan dalam membuat kuesioner
(a) Relevansi kuesioner: Relevansi pertanyaan dengan tujuan studi,
relevan pertanyaan dengan responden secara perorangan.
(b) Relevansi pertanyaan dengan studi: betul
(c) Relevansi pertanyaan dengan responden: betul.
Adapun Kegagalan-kegagalan dalam membuat kuesioner:
(a) Luncuran pertanyaan ganda: Jangan menanyakan satu masalah dalam
satu pertanyaan. Contoh, apakah anda sering menyobek buku di
perpustakaan selagi tidak ada pengawas yang melihatnya; dan apakah
anda juga sering mencoreti buku milik perpustakaan untuk kepentingan
penjelasan secara khusus?.
(b) Pertanyaan yang mengaahkan: Hindari bentuk pertanyaan seperti ini.
Contoh, menurut presiden, kita harus mengencangkan ikat pinggang
dalam menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini. Anda setuju,
bukan?. Pertanyaan seperti ini biasanya dijawab secara langsung dengan
kata 'setuju'. Bisa dibayangkan bahwa jika semua pertanyaan dijawab
dengan setuju.
(c) Pertanyaan sensitif: Hati-hati dengan pertanyaan sensitif seperti
contoh berikut: Anda pernah melakukan onani?; Anda pernah melakukan
hubungan seks sebelum nikah?. Pertanyaan jenis ini termasuk kategori
sensitif, bahkan kurang ajar.
(d) Pertanyaan yang menakut-nakuti: Contoh. Di daerah ini sering terjadi
perampokan dan penodongan di malam hari. Bisa Anda sebutkan
orangnya?; atau, Anda tentu mengetahui peristiwa pembunuhan yang
terjadi beberapa waktu lalu di daerah ini, karena andalah yang paling
dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP). Kami datang untuk
menyelidikinya, oleh karena itu tolong jawab dengan sejujurnya
pertanyaan-pertanyaan kami.