8
TATA CARA WAWANCARA: Wawancara adalah salah satu faktor penting dalam menggali informasi dari nara sumber, dalam hal ini rumah tangga sample. Dengan teknik wawancara yang baik dan benar diharapkan tujuan interview akan tercapai. Setiap enumerator harus mengetahui teknik wawancara yang efisien dan efektif. Cara Wawancara yang Efisien dan Efektif 1. Persiapan diri dengan baik dengan cara memahami sepenuhnya cakupan isi kuesioner dan maksud dari setiap pertanyaan. 2. Cermatilah setiap tanda yang menunjukkan catatan kaki ataupun keterangan agar tahu persis maknanya. 3. Camkan dalam hati bahwa kita yang butuh data, bukan responden. 4. Kembangkan dan pertahankan suasana komunikasi yang baik dengan responden dengan cara bersikap ramah , sopan, bersahaja, dan jangan tergesa-gesa. 5. Untuk jenis-jenis pertanyaan yang (agak) sulit dijawab oleh responden, gunakan

Tata Cara Wawancara Riki Andrian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tata Cara Wawancara Riki Andrian

TATA CARA WAWANCARA:

Wawancara adalah salah satu faktor penting dalam menggali informasi dari nara

sumber, dalam hal ini rumah tangga sample. Dengan teknik wawancara yang baik

dan benar diharapkan tujuan interview akan tercapai. Setiap enumerator harus

mengetahui teknik wawancara yang efisien dan efektif.

Cara Wawancara yang Efisien dan Efektif

1. Persiapan diri dengan baik dengan cara memahami sepenuhnya cakupan isi

kuesioner dan maksud dari setiap pertanyaan.

2. Cermatilah setiap tanda yang menunjukkan catatan kaki ataupun keterangan agar

tahu persis maknanya.

3. Camkan dalam hati bahwa kita yang butuh data, bukan responden.

4. Kembangkan dan pertahankan suasana komunikasi yang baik dengan responden

dengan cara bersikap ramah , sopan, bersahaja, dan jangan tergesa-gesa.

5. Untuk jenis-jenis pertanyaan yang (agak) sulit dijawab oleh responden, gunakan

cara lain dalam bertanya tanpa mengubah makna dari pertanyaan yang tercantum

dalam kuesioner.

6. Khusus untuk modul usahatani, pemahaman enumerator tentang komoditas yang

diusahakan oleh responden sangat membantu, jaga konsistensi antara luas persil

contoh dengan jawaban-jawaban responden mulai dari awal sampai akhir (dari

pra-panen sampai pasca panen dan pengolahan). Apabila jawaban responden agak

meragukan (misalnya penggunaan pupuk atau tenaga kerja pada persil contoh

terlalu tinggi atau terlalu rendah), dikonfirmasikan lagi dengan hati-hati.

7. Penggunaan gambar atau denah dalam menggali data yang berkenaan dengan

Page 2: Tata Cara Wawancara Riki Andrian

lahan, usahatani, dan akan sangat membantu mempermudah wawancara.

8. Pada waktu wawancara gunakan satuan-satuan setempat sesuai apa yang

dimengerti dengan baik oleh responden. Jangan lupa catat konvensinya dengan

satuan yang umum/standar.

9. Selesai wawancara, lihat sekali lagi apakah semua pertanyaan yang relevan telah

ditanyakan dan telah terisi jawabannya.

10. Jika oleh karena suatu hal wawancara terpaksa dihentikan sedangkan wawancara

belum selesai, buatlah perjanjian dengan responden waktu penggantinya. Tepati

janji tersebut.

11. Selesai wawancara segeralah melakukan editing hari itu juga. Jangan menunda

editing lebih dari 12 jam.

12. Kuesioner ini didesain menggunakan banyak kode (pre coded). Waktu editing

patuhilah penggunaan kode-kode tersebut.

13. Jika ada kesulitan dan tak dapat memecahkannya, bertanyalah dan minta arahan

dari Supervisor.

14. Catatlah temuan-temuan yang relevan dengan substansi penelitian tetapi tidak

tercantum dalam kuesioner dan tuliskan dalam catatan harian.

15. Di lokasi penelitian, satuan untuk luas yang ditemukan kemungkinan adalah ru,

bata, tumbak, dan sebagainya. Ikutilah satuan itu ketika wawancara, tetapi

konversikan dalam satuan sebagaimana diminta dalam kuesioner ketika mengedit.

Di suatu desa yang sama konversinya pada umunya seragam. Tetapi lebih baik

dicheck kembali di tiap desa yang menjadi lokasi penelitian. Ingat pula catatan

ketika coaching.

Page 3: Tata Cara Wawancara Riki Andrian

16. pelaksanaan tugas penggalian data dinyatakan telah selesai hanya jika enumerator telah

melakukan wawancara dengan lengkap, cermat, dan hasil wawanara telah diedit dengan teliti

dan lengkap.

LANGKAH-LANGKAH DALAM MELAKUKAN OBSERVASI ADALAH SEBAGAI

BEERIKUT:

1. Harus diketahui dimana observasi itu dapat dilakukan

2. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi

3. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan

4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar

5. Harus diketahui tentang cara mencatat hasil observasi, seperti telah menyedikan buku

catatan, camera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.

Langkah-langkah Membuat Kuisioner

Berikut ini penjelasan tentang pembuatan kuisioner yang sistematis:

1. Mendefinisikan konstrak (construct definition)

Construct definition, definition of concept atau content definition, yaitumembuat batasan

mengenai variabel yang akan diukur. Karya ilmiahselalu bertolok ukur pada definisi, tanpa

definisi segala sesuatu dapatdiartikan segala sesuatu, sehingga tak ada sesuatupun yang

dapatdipegang sebagai patokan. Kalau “informasi ilmiah” hasil penelitianharus bisa

dipertahankan, tak pelak lagi segala sesuatu akan terpulangkepada definisi yang dapat

diterima secara umum.

2. Menyidik faktor (identification of factors) Dalam tahap ini tidak bisa berspekulasi, betapa

pun luas pengetahuan kitamengenai bidang yang akan diteliti. Kita perlu lagi membaca-

baca,merekam hasil-hasil bacaan, membanding-bandingkan kedalaman dankeluasan setiap

konsep yang direkam dan diakhirnya mengambil  64 keputusan untuk mengambil faktor-

faktor yang relevan dengan sasaranpenelitian yang ditetapkan.

3. Menyusun butir-butir pertanyaanDari instrumen uji, yang akan kelihatan keluar adalah

butir-butirpertanyaan yang harus diisi atau dijawab oleh penerima, walaupunsebenarnya

butir-butir yang kita susun haruslah sedapat-dapatnyaberbicara hanya mengenai faktornya

saja, tidak membicarakan faktoryang lainnya. Jadi perlu diusahakan agar suatu butir

pertanyaan tidak lagidapat dipindahkan ke faktor lain karena nampaknya atau isinya

Page 4: Tata Cara Wawancara Riki Andrian

memang juga menanyakan faktor yang lain itu. Inilah yang dalam istilahpengukuran disebut

butir yang univocal . Tiap butir haruslah eksklusif untuk faktornya sendiri.

Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan yang ada

dalam sebuah kuisioner, apakah isi dari butirpertanyaan tersebut sudah valid dan reliabel atau

belum. Jika butir-butir 65 sudah valid dan reliabel, berarti butir-butir tersebut sudah bisa

untuk mengukur faktornya. Langkah selanjutnya adalah menguju apakah faktor-faktor sudah

valid untuk mengukur konstrak yang ada.Analisis dimulai dengan menguji validitas terlebih

dahulu,selanjutnya menguji reliabilitasnya. Jadi jika sebuah butir tidak valid, makaotomatis

butir tersebut dibuang. Butir-buitr yang sudah valid kemudiansecara bersama-sama diukur

reliabilitasnya

Persyaratan dalam membuat kuesioner

(a) Relevansi kuesioner: Relevansi pertanyaan dengan tujuan studi,

relevan pertanyaan dengan responden secara perorangan.

(b) Relevansi pertanyaan dengan studi: betul

(c) Relevansi pertanyaan dengan responden: betul.

Adapun Kegagalan-kegagalan dalam membuat kuesioner:

(a) Luncuran pertanyaan ganda: Jangan menanyakan satu masalah dalam

satu pertanyaan. Contoh, apakah anda sering menyobek buku di

perpustakaan selagi tidak ada pengawas yang melihatnya; dan apakah

anda juga sering mencoreti buku milik perpustakaan untuk kepentingan

penjelasan secara khusus?.

(b) Pertanyaan yang mengaahkan: Hindari bentuk pertanyaan seperti ini.

Contoh, menurut presiden, kita harus mengencangkan ikat pinggang

dalam menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan ini. Anda setuju,

bukan?. Pertanyaan seperti ini biasanya dijawab secara langsung dengan

Page 5: Tata Cara Wawancara Riki Andrian

kata 'setuju'. Bisa dibayangkan bahwa jika semua pertanyaan dijawab

dengan setuju.

(c) Pertanyaan sensitif: Hati-hati dengan pertanyaan sensitif seperti

contoh berikut: Anda pernah melakukan onani?; Anda pernah melakukan

hubungan seks sebelum nikah?. Pertanyaan jenis ini termasuk kategori

sensitif, bahkan kurang ajar.

(d) Pertanyaan yang menakut-nakuti: Contoh. Di daerah ini sering terjadi

perampokan dan penodongan di malam hari. Bisa Anda sebutkan

orangnya?; atau, Anda tentu mengetahui peristiwa pembunuhan yang

terjadi beberapa waktu lalu di daerah ini, karena andalah yang paling

dekat dengan tempat kejadian perkara (TKP). Kami datang untuk

menyelidikinya, oleh karena itu tolong jawab dengan sejujurnya

pertanyaan-pertanyaan kami.

Page 6: Tata Cara Wawancara Riki Andrian