33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu Instansi Pemerintah yang melayani masyarakat dalam bidang kesehatan medis dan berfungsi sebagai pelayanan kesehatan dan usaha penyembuhan terhadap suatu penyakit yang diderita oleh pasien serta pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa. Dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, rumah sakit mempunyai pedoman-pedoman khusus sebagai acuan atau pedoman dalam pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan kondisi dan type dari rumah sakit tersebut. Oleh karena itu diharapkan pelayanan terhadap pasien dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang menggunakan pelayanan tersebut. Pengelolaan dan pelayanan adalah hal yang sangat penting bagi suatu struktur kerja yang bergerak di bidang pelayanan jasa, khususnya bagi suatu rumah sakit, baik atau buruknya sistem pengelolaan dan pelayanan akan menentukan kualitas bagi suatu rumah sakit. Rumah sakit yang maju, berkualitas dan terpercaya oleh masyarakat tentunya akan menunjukanm bahwa sistem pengelolaan dan pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut baik.

Tata Letak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tata Letak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu Instansi Pemerintah yang

melayani masyarakat dalam bidang kesehatan medis dan berfungsi

sebagai pelayanan kesehatan dan usaha penyembuhan terhadap

suatu penyakit yang diderita oleh pasien serta pemulihan keadaan

cacat badan dan jiwa. Dalam melaksanakan tugasnya masing-

masing, rumah sakit mempunyai pedoman-pedoman khusus sebagai

acuan atau pedoman dalam pelayanan terhadap masyarakat sesuai

dengan kondisi dan type dari rumah sakit tersebut. Oleh karena itu

diharapkan pelayanan terhadap pasien dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang menggunakan pelayanan tersebut.

Pengelolaan dan pelayanan adalah hal yang sangat penting

bagi suatu struktur kerja yang bergerak di bidang pelayanan jasa,

khususnya bagi suatu rumah sakit, baik atau buruknya sistem

pengelolaan dan pelayanan akan menentukan kualitas bagi suatu

rumah sakit. Rumah sakit yang maju, berkualitas dan terpercaya oleh

masyarakat tentunya akan menunjukanm bahwa sistem pengelolaan

dan pelayanan yang ada di rumah sakit tersebut baik.

Sub bidang pelayanan radiologi merupakan salah satu

komponen dari suatu rumah sakit. Keberadaan sub bidang

pelayanan radiologi adalah salah satu penunjang medik khususnya

untuk membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit. Oleh karena

itu, sub bidang pelayanan radiologi juga memerlukan suatu

pengelolaan dan pelayanan yang baik.

Sebuah instalasi radiologi yang mempunyai tingkat pemeriksaan

dan jumlah pasien yang banyak, membutuhkan ruang yang luas, baik

itu ruang pemeriksaan maupun ruang tunggu pasien. Di Instalasi

Radiologi RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sudah

Page 2: Tata Letak

cukup luas dan memungkinkan dalam kelancaran pemeriksaan.

Tetapi pada ruang tunggu untuk pasien rawat inap, kurang luas

sehingga brankart pasien satu dengan lainnya akan saling

bertabrakan. Hal ini menyebabkan suatu pemeriksaan terhambat,

sehingga belum efektif.

Latar belakang itulah yang mendasari penulis untuk mengkaji

lebih lanjut tentang pengelolaan dan pelayanan Radiodiagnostik di

Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

dan masalah-masalahnya serta pemecahannya agar pengelolaan

dan pelayanan radiodiagnostik bisa lebih baik.

1. 2. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah dalam pembahasan, penulis merumuskan

pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tata ruang di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto ?

2. Apakah ruang tunggu pasien / door loop di Instalasi

Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sudah

efektif ?

1.3. Tujuan Penulisan Laporan

Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana tata ruang di Instalasi

Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

apakah sudah efektif atau belum.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang

dihadapi dalam pengelolaan dan pelayanan radiodiagnostik

dan mengetahui pemecahan masahal tersebut.

Page 3: Tata Letak

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Nyata.

2. Agar mahasiswa mampu melaksanakan pengelolaan dan

pelayanan radiodiagnostik dengan baik.

3. Agar mahasiswa mampu menyusun laporan kerja dan

mempresentasikan dalam forum diskusi atau seminar.

4. Sebagai bekal bagi mahasiswa untuk bekerja nantinya.

1.5. Metodologi Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai

berikut :

1. Metode Observasi.

Penulis mengamati langsung terhadap jalannya

pemeriksaan selama melaksanakan praktek kerja nyata pada

tanggal 8 Mei –3 Juni 2006 di Instalasi Radiologi RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

2. Metode wawancara

Penulis melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang

terkait dengan penulisan laporan ini sehingga diperoleh data

dan informasi yang lebih lengkap dan terperinci.

3. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data-data yang ada di Instalasi

Radiologi yang berkaitan dengan penulisan laporan ini.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan praktek kerja nyata adalah

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,

metodologi pengumpulan data dan sistematika penulisan.

Page 4: Tata Letak

BAB II : PENGELOLAAN PELAYANAN RUMAH SAKIT DAN

RADIOLOGI, berisi tentang gambaran umum rumah

sakit, sejarah, tipe, visi, misi rumah sakit, jenis kegiatan

pelayanan di rumah sakit, jenis pelayanan spesialis,

jumlah tenaga kerja, struktur organisasi rumah sakit dan

pengelolaan pelayanan radiologi, visi misi radiologi,

manajemen radiologi, pelayanan radiologi, administrasi

dan arsip radiologi, peralatan dan sarana pendukung di

Instalasi dan arsip radiologi, peralatan dan sarana

pendukung di Instalasi radiologi, peralatan dan sarana

pendukung di Instalasi Radiologi, proteksi radiasi dan

perijinan perawat.

BAB III : PERMASALAHAN, berisi tentang paparan masalah dan

penyebab masalah.

BAB IV : PEMBAHASAN, merupakan pembahasan dari masalah

yang ada.

BAB V : PENUTUP, berisi tentang kesimpulan dan saran.

Page 5: Tata Letak

BAB II

PENGELOLAAN PELAYANAN RUMAH SAKIT DAN RADIOLOGI

2.1. GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1.1 Sejarah Rumah Sakit, Tipe, dan Visi Misi Rumah Sakit.

Rumah Sakit Umum Purwokerto merupakan rumah sakit

umum tipe C yang dikelola oleh pemerintah daerah Tingkat I

Propinsi Jawa Tengah, sejak tahun 1952, berlokasi dijalan Dr.

Angka No.2 Purwokerto, menempati areal tanah seluas 35.000

m2, merupakan rumah sakit jaman belanda yang awal mula

berdirinya yaitu pada tahun 1917 dimaksudkan untuk pelayanan

kesehatan bagi karyawan pabrik gula Kalibagor-Sokaraja.

Dimasa perjuangan kemerdekaan rumah sakit ini sempat

terbengkalai tidak ada yang merawat, dan telah beberapa kali

mengalami pengelolaannya, awal perjuangan kemerdekaan

setelah ditinggalkan penjajah Belanda-Jepang dikelola oleh

pemerintah daerah Tingkat II Kabupaten Banyumas, kemudian

diserahkan kepada Departemen Kesehatan RI dan akhirnya

semenjak tahun 1952 dikelola oleh Pemerintah Daerah Tingkat I

Propinsi Jawa Tengah, mengingat Pemerintah Daerah Tingkat II

Kabupaten Banyumas telah mengelola Rumah Sakit Umum di

Banyumas sehingga di Kabupaten Banyumas sejak saat itu

berdiri dua rumah sakit umum yaitu RSU Purwokerto di kota

Purwokerto dan RSU Banyumas di Kabupaten Banyumas.

Dalam perkembangan selanjutnya, RSU Purwokerto

yang semula berstatus sebagai RSU Tipe C plus, ditingkatkan

tipenya menjadi RSU Tipe B nonpendidikan dengan SK. Men.

Kes. RI Nomor 41/Men. Kes/SK/1/1987 tanggal 21 januari 1987

dan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Jawa

Tengah Nomor 061.1/091/1988 tanggal 5 Mei 1988.

Page 6: Tata Letak

Sejalan dengan peningkatan tipe rumah sakit, pihak RSU

Purwokerto melalui DPRD Tingkat II Banyumas mengusulkan

nama Prof. Dr. Margono Soekarjo kepada Pemerintah Propinsi

Dati I Jawa Tengah untuk diabadikan sebagai nama rumah sakit

umum Purwokerto yang baru. Hal ini dimaksudkan untuk

mengenang jasa almarhum sebagai salah seorang pejuang dan

dokter ahli bedah pertama bangsa Indonesia dengan reputasi

internasional, dimana beliau berasal dari Sokaraja-Banyumas.

Usul ini mendapat persetujuan dari DPRD Tingkat I Propinsi

Jawa Tengah dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi

Jawa Tengah yang ditandai dengan diterbitkannya SK.

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Tengah nomor

445/32/1990 tanggal 18 April 1990. Dengan demikian sejak

tanggal 18 April 1990, RSU Purwokerto telah berubah namanya

secara resmi menjadi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto. Pembangunan gedung RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto yang dimulai dengan peletakan batu

pertama oleh Dr. Soewarjono Soeryaningrat Menteri Kesehatan

RI pada waktu itu.

Kemudian berdasarkan Surat keputusan menteri

Kesehatan dan kesejahteraan Sosial RI nomor : 239/MENKES-

KESOS/III, Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono

Soekarjo merupakan Rumah sakit milik Pemerintah Propinsi

Jawa Tengah ditetapkan sebagai rumah sakit tipe B Pendidikan.

Rumah sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

mempunyai visi, yauitu sebagai rumah sakit pusat rujukan

pelayanan kesehatan yang prima dan rumah sakit pendidikan

yang berkualitas.

Adapun misi dari rumah sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto adalah sebagai berikut

Page 7: Tata Letak

1. Menyelenggarakan pelayanan rujukan spesialistik yang

professional.

2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan pari purna yang

terjangkau oleh masyarakat.

3. Melaksanakan pelayanan kesehatan secara cepat, tepat,

rumah, lues, dan informative yang memuaskan semua pihak.

4. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian

masyarakat secara professional dalam bidang kesehatan.

2.1.2 Jenis Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit

Jenis palayanan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto dapat dikelompokan sebagai berikut

1. Instalasi rawat jalan, terdiri dari 16 poliklinik yaitu

a. Poliklinik Bedah Umum

b. Poliklinik Bedah Orthopaedi

c. Poliklinik Bedah Syaraf

d. Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

e. Piliklinik Mata

f. Poliklinik Penyakit Jantung

g. Poliklinik Penyakit Paru

h. Poliklinik Penyakit Dalam

i. Poliklinik Penyalit Hipertensi dan Ginjal

j. Poliklinik Diabetus Militus

k. Poliklinik Penyakit THT

l. Poliklinik Penyakit Kulit dan Kelamin

m.Poliklinik Anak

n. Poliklinik Kesehatan Jiwa

o. Poliklinik Gigi dan Mulut

p. Poliklinik Orthodonsi

2. Instalasi Rawat Inap, terdiri dari 13 ruang perawatan yaitu

a. Ruang Perawatan Seruni

b. Ruang Perawatan Cempaka

Page 8: Tata Letak

c. Ruang Perawatan Kenanga

d. Ruang Perawatan Dahlia

e. Ruang Perawatan Soka

f. Ruang Perawatan Mawar

g. Ruang Perawatan Melati

h. Ruang Perawatan Flamboyan

i. Ruang Perawatan Kamar Bersalin (VK)

j. Ruang Perawatan Aster

k. Ruang Perawatan Teratai

l. Ruang Perawatan Pavilliun Soeparjo Roestam B

m.Ruang Perawatan Pavilliun Soeparjo Roestam A

3. Instalasi Perawatan Intensif

a. Intensif Caren Unit (ICU)

b. Intensif Coroner Caren Unit (ICCU)

4. Instalasi Bedah Sentral

a. OK Bedah Umum

b. OK Bedah Orthopaedi

c. OK Bedah Syaraf

d. OK Bedah Mata

e. OK Bedah Kebidanan

f. OK Bedah THT

5. Instalasi Gawat Darurat

a. Gawat Darurat Non Bedah

b. Gawat Darurat Bedah

c. Gawat Darurat Kebidanan

6. Instalasi Rehabilitasi Medis

7. Instalasi Radiologi

8. Instalasi Patologi Klinik

9. Instalasi Patologi Anatomi

2.1.3 Jenis Pelayanan Spesialis

Page 9: Tata Letak

Jenis pelayanan spesialis Rumah Sakit Uumu Daerah Prof. Dr.

Margono Soekarjo adalah sebagai berikut

1. Spesialis Penyakit Dalam

2. Spesialis Kesehatan Anak

3. Spesialis Penyakit Bedah

4. Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan

5. Spesialis Mata

6. Spesialis THT

7. Spesialis Saraf

8. Spesialis Kulit dan Kelamin

9. Spesialis Penyakit Jantung

10. Spesialis Penyakit Paru-paru

11. Spesialis Bedah Ortopaedi

12. Spesialis Bedah Syaraf

13. Spesialis Kesehatan Jiwa

14. Spesialis Anastesi

15. Spesialis Rehabilitasi Medis

16. Spesialis Radiologi

17. Spesialis Patologi Klinik

18. Spesialis Patologi Anatomi

19. Spesialis Orthodontis

2.1.4 Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang tersedia di Rumah Sakit Umum

Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto adalah sebagai

berikut

1. Tenaga Medis berjumlah 66 orang

2. Tenaga keperawatan berjumlah 305 orang

3. Tenaga Apoteker dan asisten apoteker berjumlah 17 orang

4. Tenaga para medis non perawatan berjumlah 35 orang

5. Tenaga administrasi berjumlah 230 orang

2.1.5 Struktur Organisasi Rumah Sakit

Page 10: Tata Letak

Berdasarkan Perda Propinsi Dati I Jawa Tengah Nomor 4 tahun

1997 bagan susunan organisasi RSUD Porf. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto da[at digambarkan dalam lampiran.

2.2 Pengelolaan, Pelayanan Radiologi

2.2.1 Visi, Misi Radiologi

Instalasi Radiologi mempunyai tujuan mengemban tugas

misi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto dengan

memberikan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan

radiodiagnostik dan diagnostikimejiing dengan mutu setinggi-

tingginya kepada pasien rawat jalan, rawat inap, gawat darurat

dan masyarakat umum sehingga mampu meningkatkan derajat

kesehatan secara umum. Oieh karna itu, instalasi Radiologi

RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo memiliki visi sebagai pusat

rujukan pelayanan kesehatan yang prima dan rumah sakit

pendidikan yang berkualitas dasamping visi tersebut, instalasi

radiologi juga mempunyai misi , yaitu:

1. Memberikan peyanan radiologi secara professional.

2. Menyelenggarakan pelayanan radiologi yang prima kepada

masyarakat.

3. Melaksanakan pelayanan radiologi dengan cara cepat, tepat,

ramah, lues dan informative sehingga memuaskan semua

pihak.

4. Melaksanakan pendidikan bidang radiologi serta

melaksanakan pengembangan SDM untuk menyesuaikan

perkembangan IPTEK dibidang radiologi

2.2.2 Manajemen Radiologi

Kepala instalasi Radiologi bertanggung jawab kepada

Direktur Rumah Sakit melalui Direktur Pelayanan. Dalam

tugasnya, Kepala Instalasi Radiologi dibantu oleh Sekretaris

Radiologi yang bertugas sebagai Penanggung Jawab

Page 11: Tata Letak

Pelayanan dan Administrasi Radiologi. Penanggung jawab

Jaminan Kualitas dan Proteksi serta pelaksa Radiografi.

Instalasi Radiologi melayani pasien dari IRJA, IRNA,

IRDA, dan pasien rujukan dari Rumah Sakit atau praktek pribadi

dokter. Pelayanan Radiologi dilaksanakan SMF Radiologi dan

para medis fungsional yang bertanggung jawab kepada Kepala

Instalasi melalui atasan langsungnya.

Kinerja Instalasi Radiologi digambarkan dalam suatu

sruktur organisasi Radiologi yang meggambarkan fungsi

hubungan jabatan-jabatan. Jabatan-jabatan tersebut antara

lain :

1. Kepala Instalasi Radiologi

2. Sekretaris Radiologi

3. Penanggung Jawab Radiologi

4. Penanggung Jawab Administrasi Radiologi

5. Penanggung Jawab Jaminan Kualitas Proteksi dan Proteksi

Radiasi

6. Pelaksana Radiografi

7. Pelaksana Administrasi

8. Palaksana Jaminan Kualitas dan Proteksi Radiasi

Tugas jabatan-jabatan tersebut dijelaskan dalam uraian

jabatan dalam pelaksanaan tugas jabatan-jabatan tersebut

berpedoman pada kebijakan dan prosedur tetap yang sudah

disyahkan dan diberlakukan dirumah sakit.

2.2.3 Pelayanan Radiologi

Alur Pelayanan Radiodiagnostik dan diagnostik imejing

untuk pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat daruarat adalah

sebagai berikut :

Page 12: Tata Letak

1. Pemeriksaan Radiologi hanya diberikan atas perintah dokter

dengan mengisi surat permintaan pemeriksaan Radiologi

yang ditulis dengan jelas jenis pemeriksaan, data klinis dan

ditand tangani.

2. Surat pemintaan pemeriksaan diserahkan oleh pasien atau

perawat pengantar di loket pendaftaran yang selanjutnya

akan diproses oleh petugas administrasi.

3. Petugas administrasi memberikan informasi tentang

pemeriksaan yang akan dilakukan dan besarnya tariff.

4. Untuk pasien dari rawat jalan, petugas administrasi memberi

surat perintah pembayaran yang ditujukan kepada loket

pembayaran (loket khusus) tentang jenis pemeriksaan dan

besar tarif yang harus dibayar pasien rawat inap dan gawat

darurat besar tarif ditulis pada status keuangan

5. Radiografer memanggil pasien, mengecek identias pasien

dan data klinis, memberi informasi tindakan yang akan

dilakukan dan meminta kerja samanya. Untuk pemeriksaan

radiologi invasif, tindakan dilakukan oleh medis/dokter,

kepada pasien diberi informasi tentang persiapan dan jadual

pemeriksaan.

6. Setelah dicek identitas pasien, dilakukan pemeriksaan

sesuai dengan permintaan dokter dan sesuai dengan

prosedur tetap yang berlaku.

7. Hasil pemeriksaan dan ekspertisi diserahkan kapada pasien

atau kapada perawat pengantar bagi pasien dari rawat inap

atau gawat darurat.

Pelayanan Radiologi diluar jam kerja dilakukan oleh

radiografer jaga on site dan ekspertisi oleh radiollog jaga on call.

2.2.4 Administrasi dan Arsip Radiologi.

Hal-hal yang berhubungan dengan administrasi dan arsip

Radiologi, antara lain :

Page 13: Tata Letak

1. Pendaftaran Pasien

Pasien datang dan dicatat dalam buku pendaftaran. Hal-hal

yang perlu dicatat adalah tanggal, nomor rekam medis,

nama, alamat, umur, asal, asal pasien, jenis pemeriksaan,

dokter pengirim, besar biaya pemeriksaan dan cara

pemeriksaan.

2. Prosedur Pemerikasaan Radiologi

Pemeriksaan Radiologi dilakukan atas permintaan dokter

dan dilakukan oleh radiographer sesuai dengan Prosedur

Tetap (Protap) yang ada di Instalasi Radiologi RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

3. Pembayaran

Pembayaran biaya pemeriksaan radiologi untuk pasien

rawat jalan ditangani di bagian loket pendaftaran, sedangkan

untuk rincian biaya pemeriksaan rawat inap pada tagihan

catatan medik yang akan dibayar saat pasien keluar dari

rumah sakit.

4. Penyerahan Hasil Pembacaan.

Hasil radiograf merupakan milik pasien sepenuhya dan

dapat diambil pada hari pelaksanaan pemeriksaan setelah

dibaca oleh radiolog.

5. Pengarsipan

Pengarsiran di Instalasi radiologi berupa hasil radiograf dan

hasil pemeriksaanya yang disusun berdasarkan bulan

dilaksanakannya pemeriksaan.

Laporan pembukuan Instalasi Radiologi dilakukan sebulan

sekali oleh Kepala Instalasi Radiologi ke Bagian Catatan

Medik. Laporan ini meliputi jenis pemeriksaan, jumlah pasien

rawat jalan dan rawat inap, IGD, jumlah pemakaian film dan

kerusakan film.

2.2.5 Peralatan dan Sarana Pendukung di Instalasi Radiologi

Page 14: Tata Letak

Gedung Instalasi Radiologi menempati lantai satu

bersama TPPRI dan loket khusus dimana terdiri atas :

1. Tiga buah ruang pemeriksaan masing-masing berukuran 5m

x 5m x 3,5m (p x l x t).

2. Satu ruang pemeriksaan USG berukuran 5m x 5m x 3,5m (p

x l x t).

3. Satu ruang ‘whole body CT Scanner’ 6m x 6m x 3,5m (p x l x

t).

4. Satu ruang pemeriksaan Mammografi, pemeriksaan dental

(gigi), general examination 8m x 8m x 3,5m (p x l x t).

5. Dua ruang administarasi masing-masing untuk loket

pendaftaran dan loket pangambilan hasil pameriksaan.

6. Satu ruang arsip.

7. Satu ruang radiolog.

8. Satu ruang Kapala Instalasi.

9. Satu ruang kamar gelap.

10.Satu ruang kamar pengering.

11.Dua ruang gudang.

12.Satu ruang secretariat/administrasi.

13.Satu ruang sekretaris.

14.Satu ruang istirahat.

15.Satu ruang jaga.

16.Satu ruang tamu.

17.Satu ruang musholla.

Adapun peralatan Radiologi yang dimiliki oleh Instalasi

Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto antara

lain :

1. Satu unit x-ray diagnostic ‘Misono’ 500 mA, 125 kV, 2 tube,

standar kaset dan ‘tilting table’ (1980).

2. Satu unit x-ray diagnostic “Shimadzu” 300 mA, 125 kV, 1

tube, meja pemeriksaan (bucky table) dan bucky stand.

Page 15: Tata Letak

3. Tiga unit x-ray mobile :

a. Satu unit ‘Toshiba’ KCD-10M-7 100 mA, 90 kVp,

‘Condensor Discharge’ (1986, roda rusak).

b. Satu unit ‘Toshiba’ 100 mA, 90 kVp, ‘Condensor

Discharge’ (1982, rusak).

c. Satu unit ‘Shimadzu’ 50 mA, 90 kVp, ‘Condensor

Discharge’ (1983, di ICU).

4. Satu unit x-ray ‘Siemens’ 50 mA, 80 kVp (1952, disimpan)

5. Satu unit x-ray ‘Siregraf Siemens’ dengan CCTV, tilting table,

bucky stand, 1 tube (1995).

6. Satu unit CT-Scanner ‘Siemens’ (1995).

7. Satu unit C-Arm ‘Siemens’ dengan CCTV 100 mA (1995, di

IBS).

8. Satu unit Mammografi ‘Metaltronica Flat’ (1997).

9. Satu unit USG Multi Purpose.

2.2.6 Proteksi Radiasi dan Perijinan Pesawat

Instalasi Radiologi mempunyai tiga petugas proteksi radiasi

dengan kursus tambahan proteksi radiasi tahun 1994 yaitu Sdr.

Kholik Al Amin, dan tahun 2000 yaitu Sdr. Prahardi, Sdr. Agus

Sholeh.

Page 16: Tata Letak

BAB III

PERMASALAHAN

3.1 DASAR TEORI3.1.1

3.2 STRUKTUR BANGUNAN INSTALASI RADIOLOGI3.3 PAPARAN MASALAH

Berdasarkan teori, ruangan radiologi didesain sedemikian rupa

agar ruangan tersebut tidak mengganggu dalam aktifitas

pemeriksaan dan juga memberikan kenyamanan bagi pasien

maupun petugas di Instalasi Radiologi.

Di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto pada dasarnya ruang pemeriksaan sudah efisien dan

sangat luas, ruang untuk pemeriksaan ekstremitas, kontras,

fluoroskopy, USG, mammografi dan CT-scan sudah ada ruangan

sendiri-sendiri dan sangat memadai. Hanya saja di ruang tunggu

pasien rawat inap sangat sempit sehingga apabila ada brankart /

tempat tidur pasien yang mau lewat akan saling bertabrakan satu

sama lain sehingga satu dari brankart tersebut harus dikeluarkan

terlebih dahulu.

Hal ini dapat menghambat jalannya pemeriksaan dan lalu lintas,

sehingga belum efektif baik dari segi waktu maupun tenaga.

3.4 PENYEBAB MASALAHDi instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto, ruang tunggu untuk pasien rawat inap yang juga

merupakan tempat berlalu lintas para petugas maupun pasien rawat

jalan sangat sempit sehingga sering terjadi antrian orang maupun

brankart yang mau lewat, bahkan antar brankart 1 dengan lainnya

tidak dapat berdamping sejajar karena ruangan sempit. Hal ini

menyebabkan ketidakefektifan kerja bagi petugas baik dari segi

waktu maupun tenaga.

Page 17: Tata Letak

BAB IV

PEMBAHASAN

Di Instalasi radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto,

sering terjadi antrian brankart pasien yang berderet sehingga

mengganggu petugas maupun pasien rawat jalan yang akan masuk

keruang pemeriksaan dan menjadikan ketidakefektifan kerja baik dari segi

waktu maupun tenaga.

Berikut alternatif pemecahan masalah :

a. Menyediakan ruang khusus untuk pasien rawat inap yang

memakai brankart baik untuk pemeriksaan ekstrimitas maupun

kontras.

Keuntungan :

1. Mempercepat proses pemeriksaan

2. Pasien tidak bercampur antara pasien rawat inap

dan rawat jalan.

Kerugian :

1. Butuh ruangan yang luas untuk instalasi radiologi.

b. Memperlebar ruang radiologi di bagian ruang tunggu

/ doorloop, sehingga ruang tunggu pasien rawat jalan berada di

dalam ruang radiologi dan semua aktifitas di instalasi radiologi

berada di dalam instalasi radiologi baik administrasi maupun

pasien rawat jalan yang menunggu pemeriksaan maupun

menunggu hasil.

Keuntungan :

1. Gedung instalasi radiologi menjadi gedung tertutup dimana

semua aktifitas di Instalasi radiologi berada di dalam satu

gedung.

Page 18: Tata Letak

2. Antara brankart 1 dengan lainnya tidak saling bertumbukan

maupun mengantri panjang karena ruang tunggu sudah

dilebarkan.

Kerugian :

1. Membutuhkan biaya besar untuk membongkar dan

melebarkan ruang tunggu di instalasi radiologi.

c. Memberi hiburan pada pasien dengan menempatkan televisi di

ruang tunggu pasien sehingga pasien merasa nyaman.

Keuntungan :

1. Pasien tidak merasa bosan karena terlalu lama menunggu

giliran periksa.

2. Pasien merasa nyaman.

Page 19: Tata Letak

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

a. RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, merupakan

Rumah Sakit tipe B Pendidikan Unit Swadana Daerah dengan SK

Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No. 239 Menkes

Kesos/SK/III/2001

b. Pengelolaan pelayanan diagnostik di RSMS ini sudah cukup baik

tetapi masih perlu ditingkatkan dalam rangka mewujudkan Visi

dan Misi Rumah Sakit.

c. Mengingat banyaknya pasien di Instalasi Radiologi baik pasien

rawat inap maupun pasien rawat jalan maka doorloop dipenuhi

dengan brankart pasien sehingga pemeriksaan menjadi

terhambat dan ketidakefektifan kerja baik dari segi waktu dan

tenaga.

5.2 SARAN

a. Karena di Instalasi Radiologi setiap harinya banyak pasien baik

itu pasien rawat jalan maupun rawat inap maka sebaiknya

disediakan ruang khusus untuk pasien rawat inap yang memakai

brankart.

b. Memperlebar ruang radiologi, terutama di bagian doorloop

sehingga antar brankart tidak saling bertabrakan

c. Memberikan kenyamanan pada pasien misalnya dengan

mengalakan televisi di ruang tunggu ataupun memutarkan lagu-

lagu sehingga pasien tidak akan merasa bosan.

Page 20: Tata Letak

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Nyata dan

menyusun Laporan Praktek Kerja Nyata sebagai salah satu tugas mata

kuliah Praktek Kerja Nyata di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih atas bimbingan,

arahan, bantuan dan saran dalam penyusunan laporan Praktek Kerja

Nyata kepada yang terhormat :

1. Bapak M. Irwan katili, S.Pd, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang.

2. Bapak Dr. S. Ardi Suwarno, Sp.Rad selaku Kapala Instalasi

Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

3. Bapak Kholik Al Amin, S.Si selaku Kepala Ruang Instalasi

Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

4. Ibu Rr. Mina Wahyuningsih, AMR selaku Clinical Instruktur di

Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto.

5. Pak Agus, Pak Masdi, Pak Prahardi, Mas Happy, Mba Putri, Mba

Dina, Bu Sis dan Bu Susi selaku Radiografer di Instalasi Radiologi

RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.

6. Pak Narikun, Bu Sugi, Bu Sri, Pak Karso, Pak Warsito selaku

operator, petugas kamar gelap dan petugas administrasi di Instalasi

Radiologi RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo Purwokerto.

7. Teman-teman seperjuanganku di RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo

Purwokerto (Ara, Wulan, latifah, barkah, Wasis), dan semua pihak

yang telah mambantu dalam penyusunan laporan praktek kerja nyata

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih belum

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembaca.

Page 21: Tata Letak

Semoga laporan praktek kerja nyata ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan instalasi radiologi RSUD Prof. Dr.Margono Soekarjo

Purwokerto pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Purwokerto, Juni 2006

Penulis

Page 22: Tata Letak

LAPORAN PENGELOLAAN PELAYANAN

RADIODIAGNOSTIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PROF. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun untuk melengkapi tugas Praktek Kerja Nyata.

Disusun oleh:

Agung PuspitaningtyasP17430103002

PRODI D III JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG2006

Page 23: Tata Letak

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Nyata Prodi D III Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Semarang di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

Nama : Agung Puspitaningtyas

N I M : P17430103002

Hari / Tanggal :

Mengetahui,Wakil Kepala Instalasi

Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo

Purwokerto

Kholik Al Amin, S.SiNIP. 140 239 706