Upload
nadia-rafida
View
51
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tata letak pabrik, pembagian departemen dalam pabrik pengolahan singkong
Citation preview
PRAKTIKUM PERANCANGAN PABRIK PENGOLAHAN PANGAN
Tata Letak Pabrik
LOCAFORE COMPANY
Kelompok 8 :
Nur Shabrina 240210120045
Nadia Rafida 240210120046
Zahroh Siti N 240210120047
Emi Dwi A 240210120048
Nofia Nurafni 240210120049
Florin Kosalim 240210120050
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR
2015
I. PENDAHULUAN
Layout merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi
sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak
strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam segi
kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja,
kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat
membantu organisasi mencapai suatu strategi yang menunjang diferensiasi,
biaya rendah, atau respon cepat. Tujuan strategi tata letak adalah untuk
membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan
perusahaan (Heizer dan Render;2009:532).
Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area
kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi
produksi aman, dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja
dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat
memberikan keuntungan–keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain
sebagai berikut :
1.) Menaikkan output produksi.
Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran (output) yang lebih besar
atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, dan/atau mengurangi jam kerja
mesin (machine hours).
2.) Mengurangi waktu tunggu (delay).
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing–
masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung
jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir
dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu (delay) yang berlebihan.
3.) Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).
Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan
desainnya pada usaha–usaha memindahkan aktivitas–aktivitas pemindahan bahan
pada saat proses produksi berlangsung.
4.) Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service.
Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin–mesin yang berlebihan,
dan lain–lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik.
Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba mengatasi segala
masalah pemborosan pemakaian ruangan ini dan berusaha untuk mengkoreksinya.
5.) Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, dan/atau
fasilitas produksi lainnya.
Faktor–faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lain–lain adalah erat
kaitannya dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan
banyak membantu pendayagunaan elemen–elemen produksi secara lebih efektif
dan lebih efisien.
Adapun terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyusunan
layout pabrik diantaranya untuk dapat membuat susunan layout yang baik, perlu
pertimbangan agar tujuan tercapai. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.) Faktor bahan
Pertimbangan terhadap material tersebut adalah :
¯ Desain serta spesifikasi produk
¯ Karateristik fisik dan kimiawi
¯ Kualitas bahan
¯ Variasi produk atau macam material
¯ Komponen-komponen sebagai bagian dari produk
2.) Faktor mesin/peralatan
Yang menjadi pertimbangan adalah :
¯ Proses produksi serta mesin yang dipakai
¯ Metode kerja yang dipakai
¯ Kegunaan mesin
¯ Kebutuhan terhadap mesin-mesin serta perlengkapan
¯ Alat yang dipakai
3.) Faktor tenaga kerja
Faktor pertimbangannya adalah :
¯ Keamanan kerja
¯ Kondisi kerja
¯ Tenaga kerja yang dibutuhkan
¯ Kegunaan tenaga kerja yang dibutuhkan
¯ Pengawasan yang diperlukan
4. Faktor gerakan (movement)
Faktor pertimbangan :
¯ Pola aliran dari material
¯ Daerah untuk gerakan yang diperlukan
¯ Alat-alat pemindahan bahan
¯ Analisis lebih lanjut dari kegiatan pemindahan
5. Faktor menunggu
Pertimbangannya adalah :
¯ Lokasi dari penyimpanan
¯ Luas daerah yang dibutuhkan
¯ Metode penyimpanan
¯ Alat-alat pengamanan
¯ Alat untuk penyimpanan
6. Faktor pelayanan
Pelayanan ada tiga macam :
a. Pelayanan terhadap manusia
¯ Fasilitas karyawan
¯ Kantor-kantor yang diperlukan
¯ Alat-alat pelindung panas/dingin
¯ Penerangan
b. Pelayanan barang
¯ Pengendalian kualitas
¯ Pengendalian produksi
¯ Pembuangan waste
c. Pelayanan berhubungan dengan mesin
¯ Kegiatan pemeliharaan
¯ Distribusi bahan-bahan pembantu produksi
II. TATA LETAK PABRIK
II.1 Penyimpanan Bahan Baku
Suatu industri khususnya industri dalam skala besar, komponen
pergudangan atau penyimpanan bahan baku merupakan aspek yang sangat penting
untuk diperhatikan. Perencanaan desain layout gudang bahan baku memiliki
beberapa tujuan, yaitu: utilisasi luas lantai secara efektif, menyediakan
pemindahan bahan secara efisien, meminimalisasi biaya penyimpanan,
mencapai fleksibilitas maksimum dan menyediakan housekeeping yang baik
(Hadiguna dan Heri, 2008). Menurut Sriyanto, Bambang dan Dessy (2009), untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut maka perencanaan desain layout gudang
bahan baku dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor komoditi
bahan yang dibagi menjadi empat kriteria, yaitu: popularity, similarity,
characteristic dan size. Keempat kriteria tersebut merupakan kunci dari
tercapainya tujuan pembangunan gudang.
Ruang penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang memadai
untuk menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk
seperti bahan awal dan bahan pengemasan, produk antara, produk ruahan dan
produk jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan, produk
yang di tolak, produk yang dikembalikan atau produk yang ditarik dari peredaran.
Area penyimpanan hendaklah di desain atau disesuaikan untuk menjamin kondisi
penyimpanan yang baik ; terutama area tersebut hendaklah bersih, kering dan
dapat penerangan yang cukup serta dipelihara dalam batas suhu yang ditetapkan.
Apabila kondisi penyimpanan khusus (misal suhu, kelembaban) dibutuhkan,
kondisi tersebut hendaklah disiapkan, dipantau dan dicatat dimana diperlukan.
Area penyimpanan dan pengiriman barang hendaklah dapat memberikan
perlindungan terhadap bahan dan produk terhadap cuaca. Area penerimaan
hendaklah didesain dan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk kebutuhan
pembersihan wadah barang bila perlu.
II.2 Ruang Produksi
Ruang produksi berada dibawah departemen produksi, yaitu departemen
yang secara langsung terlibat dalam proses perubahan bahan baku menjadi produk
jadi (Risnayadi et al., 2008). Ruang produksi sebaiknya berdekatan dengan ruang
pengepakan untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi selama proses
transportasi produk setelah selesai diproduksi hingga dikemas. Ruang produksi
juga harus berjauhan dengan area pengolahan limbah agar produk yang diproduksi
kualitasnya tetap terjaga karena sangat rentan terjadinya proses kontaminasi silang
dari limbah. Tata letak didalam ruang produksi sendiri harus memperhatikan
kenyamanan dan kemudahan akses pekerja dengan cara mengatur sedemikian
rupa peletakan alat/mesin produksi.
II.3 Ruang Simpan Produk Akhir
2.4 Ruang Pengujian
Laboratorium Pengawasan Mutu hendaklah terpisah dari area produksi,
area pengujian biologis, mikrobiologi dan radio isotop hendaklah dipisahkan satu
dengan yang lain. Laboratorium pengawasan mutu hendaklah didesain sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan. Luas ruangan hendaklah memadai untuk
mencegah campur baur dan pencemaran silang. Hendaklah disediakan tempat
penyimpanan yang luas memadai untuk sempel, baku pembanding (bila perlu
dengan kondisi suhu terkendali) pelarut pereaksi dan catatan. Suatu ruangan yang
terpisah mungkin di perlukan untuk perlindungan istrumen terhadap gangguan
listrik, getaran, kelembaban yang berlebihan dan gangguan lain, atau bila perlu
untuk mengisolasi instrumen. Desain laboratorium hendaklah memperhatikan
kesesuaian bahan bangunan yang di pakai, ventilasi dan pencegahan terhadap
asap. Pasokan udara ke laboratorium hendaklah di pisah dari pasokan ke area
produksi. Hendaklah dipasang unit pengendali udara yang terpisah untuk masing
masing laboratorium biologi, mikrobiologi dan isotop.
2.5 Ruang Pengepakan
Area pengepakan atau pengemasan adalah area dimana produk hasil
pengolahan dilakukan pengemasan dalam suatu wadah plastik atau kemasan
lainnya kemudian dipak dalam sebuah wadah-wadah besar seperti karton atau
box. Area pengepakan produk hendaklah berdekatan dengan area produksi untuk
mengurangi kemungkinan produk terkontaminasi lingkungan. Perusahaan ini
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang frozen food sehingga hendaknya
area pengepakan di-set pada suhu 20oC atau kurang agar kualitas dari produk tetap
terjaga. Ruang pengepakan juga hendaknya didesain dengan penerangan yang
cukup, bersih, dan kering. Ruang pengepakan biasanya didekatkan dengan ruangn
gudang penyimpanan produk agar produk-produk yang telah dikemas dalam
karton-karton/ kardus dapat langsung dipindahkan dengan mempertimbangkan
efisiensi waktu.
2.6 Ruang Kantor
Ruangan untuk kantor ini dirasakan sangat penting untuk suatu industri,
sehingga untuk itu perlu disediakan area khusus. Lokasi untuk perkantoran ini
disediakan di depan bangunan pabrik guna mempermudah orang luar (tamu)
berkunjung. Letak ruang kantor bisa tidak hanya satu, seperti ruang general atau
administration office bisa diletakkan di depan sedangkan kantor untuk melayani
pabrik secara langsung akan diletakkan berdekatan atau di dalam area produksi
dalam pabrik. Dalam perencanaan tata letak untuk perkantoran ini, segala
prosedur yang harus ditempuh pada hakekatnya tidak jauh berbeda dengan
perencanaan produksi, yaitu menganalisa macam pekerjaan yang berlangsung,
memperhatikan segala fasilitas kerja yang dibutuhkan, menentukan leas area yang
diperlukan, dan menganalisa derajat hubungan antara masing-masing aktivitas
bagian dari kantor tersebut. Dalam perencanaan tata letak kantor ini maka
pengaturan letak masing-masing departemen/bagian/seksi akan banyak
dipengaruhi oleh struktur organisasi dan tingkatan hirarki yang sesuai dengan job
discription yang berlaku.
Suatu industri paling tidak harus menyediakan sejumlah area untuk kantor
dari departemen-departemen berikut ini :
- Plant Manager
- Industri Engineering
- Production Manager
- Shipping
- Supervisors & Foreman
- Drafting
- Production control
- Receiving
- Quality control
- Methods Eng.
- Plant Engineering
- Security
- Sales
- Drafting
- Accounting
- Personel
- Purchasing
- R & D
Tata letak perkantoran yang baik seharusnya diawali dengan
penetapan fungsi dan metode kerja yang diharapkan dari departemen
tersebut, personalia yang ditugaskan untuk melaksanakan masing-masing
fungsi, dan hubungan antar masing-masing fungsi atau tugas yang ada.
Menurut hasil diskusi letak ruangan kantor Cassava Stick berada sedikit
lebih jauh “U” dengan ruang pengepakan, ruang pengujian, ruang simpan,
ruang penyimpanan bahan baku, product storage, dan area limbah.
Sedangkan letak ruang kantor dengan ruang produksi jaraknya cukup
dekat “O”. Hal ini disebabkan karena kerja dalam ruang kantor tidak
begitu dipengaruhi ruangan lain, sehingga letaknya bisa sedikit lebih jauh
dengan ruangan-ruangan lain. Sedangkan untuk kedekatan dengan ruang
produksi adalah karena pada ruang kantor terdapat departemen QC dan
R&D sehingga apabila letaknya tidak terlalu jauh dengan ruang produksi
maka kerja kedua departemen tersebut lebih maksimal.
2.7 Ruang Produk Storage
Ruang produk storage berfungsi untuk tempat menyimpan produk-
produk yang telah selesai dikerjakan. Departemen ini mempunyai tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut
- Penerimaan produk jadi yang telah selesai dikerjakan oleh departemen
produksi.
- Penyimpanan produk jadi dengan sebaik-baiknya dan selalu siap pada saat
ada permintaan masuk.
- Pengepakan (packaging) dari produk untuk dapat dikirim dengan aman.
- Menyelenggarakan administrasi pergudangan terutama untuk produk jadi.
Tata letak ruang produk storage menurut diskusi kelompok kami
lebih baik dekat “I” dengan ruang pengepakan. Hal ini dikarenakan kedua
ruangan tersebut saling berhubungan dimana setelah produk telah selesai
diproduksi maka akan segera dikemas di dalam ruang pengepakan dan
selanjutnya disimpan pada ruang produk storage. Dengan tata letak yang
dekat ini maka bisa meminimalisir kerusakan dan memperlancar kerja
produksi. Tata letak ruang produk storage bisa dekat dan bisa jauh “O”
dari ruang produksi, karena menurut alur produksi sebelum masuk ke
ruang produksi storage produk harus memlalui ruang pengepakan
sehingga letak ruang produksi storage bisa dekat atau jauh dengan ruang
produksi.
Letak produk storage sedikit lebih jauh “U” dengan ruang kantor,
ruang pengujian, ruang simpan, dan ruang penyimpanan bahan baku. Hal
ini disebabkan karena kerja dari ruang produk storage tidak berhubungan
langsung dengan ruangan-ruangan tersebut sehingga tata letaknya dapat
berjauhan. Sedangkan letak ruang produk storage harus jauh “X” dengan
area pengolahan limbah karena pada ruang produk storage terdapat hasil
produksi yang akan dipasarkan sehingga kualitasnya harus benar-benar
dijaga. Salah satu usaha untuk menjaga kualitas produk tersebut adalah
dengan menjauhkan dari area limbah yang berisi bahan-bahan berbahaya
dan banyak kontaminan mikroorganisme.
2.8 Area pengolahan limbah
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang
merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin
bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka
jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair
dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang
dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka
akan terjadi kerusakan lingkungan. Area pengolahan limbah harus berjauhan
letaknya dengan penyimpanan bahan baku, ruang simpan, ruang produksi, ruang
pengepakan dan ruang kantor. Alasannya, agar ruangan krusial yang berkaitan
langsung dengan bahan baku tidak tercemar dan tidak menimbulkan kontaminasi
silang.
2.9 Tata letak
penyimpanan bahan baku
ruang simpan
ruang produksi
ruang pengujian
ruang pengepakkan
ruang kantor
product storage
area pengolahan limbah
Gambar 1. Activity Relationship Analysis(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
Gambar 2. Diagram Activity Relationship Chart(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
48
17
3
5
6
2
48
17
3
5
6
2
Gambar 3. Diagram Space Relationship (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Berdasarkan diagram space relationship yang dibuat, ruang penyimpanan
bahan baku, ruang simpan produk, dan ruang produksi merupakan lokasi yang
memerlukan area yang luas dibandingkan dengan yang lain. Ruang pengujian dan
kantor dapat menyesuaikan dengan ketersediaan lahan pabrik. Area pengolahan
limbah memerlukan lokasi yang luas karena limbah dari produksi cassava frozen
stick cukup banyak dan berupa air cucian, air perendaman, kulit, dan bagian
singkong yang terbuang, hal tersebut menyebabkan diperlukannya area yang luas
dalam pengolahan limbah dalam jumlah yang cukup besar. Block plan dari space
relationship diagram yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Block plan(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
8
5
67
2
4
3
1
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Petunjuk Operasional Penerapan CPOB. 2006. Badan POM RI, Jakarta
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. 2009. Badan POM RI, Jakarta
Hadiguna, R. A. dan Heri,S. 2008. Tata Letak Pabrik.Penerbit Andi. Yogyakarta.
Laksmi, J. dan Rahayu,W., 1993.Penanganan Limbah Industri Pangan, Kanisius, Jakarta.
Risnayadi, H., Nurhadi, B dan Efri, M. 2008. Perancangan Pabrik Pengolahan Pangan. Widya Padjadjaran, Jatinangor
Sriyanto, Bambang, P. dan Dessy, T. A. 2009. Redesain Layout dan Prosedur Untuk Reduksi Waktu Setup Gudang Komponen.
IV (2): 158-168.