14
TUGAS GBE TEMATIK Technological Enviroment: Processing Technology Dosen Pengampu: Zuprizal., Dr., Prof. Oleh Aditya Achmad Narendra Whindracaya 13/ 358202/ PEK/ 18491 Master Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada 2014

Technological Enviroment Processing Technology

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Technological Enviroment Processing Technology

TUGAS GBE TEMATIKTechnological Enviroment: Processing Technology

Dosen Pengampu: Zuprizal., Dr., Prof.

Oleh

Aditya Achmad Narendra Whindracaya

13/ 358202/ PEK/ 18491

Master Manajemen

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

2014

Page 2: Technological Enviroment Processing Technology

BAB 1

PENDAHULUAN

Smart card adalah sebuah kartu berbentuk plastik yang serupa dengan kartu kredit yang

tertanam sebuah chip di dalam kartu. Chip merupakan integrated circuit (IC) yang terdiri dari

prosesor dan memori, chip memiliki fungsi untuk menyediakan power ke smart card untuk

melakukan proses data, seperti mengintegrasikan data, menyimpan data, dan menulis atau

membaca data yang tersimpan dalam kartu. Secara fisik smart card dibedakan menjadi dua jenis

1. Contact Card

Cara penggunaan antara contact card dan contactless smart card berbeda, contact card

dapat berkomunikasi secara fisik dengan smart card reader, dimana kartu harus dimasukkan ke

dalam reader agar kartu mendapat aliran listrik untuk dapat melakukan proses data. Pada

proses data, reader akan melakukan deteksi kartu untuk mendapatkan Nomor ID kartu, dimana

setiap kartu memiliki Nomor ID kartu yang berbeda.

2. Contactless Card

Contactless card merupakan sebuah kartu yang dapat berkomunikasi dengan reader tanpa

bersentuhan secara fisik. Ketika kartu sudah didekatkan dengan reader dan chip pada kartu

akan mendapatkan gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk melakukan proses alir

data dengan reader. Proses alir data terjadi ketika reader telah mendapatkan Nomor ID kartu.

Contactless card memiliki inductor yang dapat menangkap sinyal sebagai daya agar kartu

dapat melakukan proses data, dan contactless card memiliki jarak tertentu untuk dapat

melakukan pertukaran data dengan reader. Standar komunikasi contactless smart card adalah

ISO/IEC 14443.

Page 3: Technological Enviroment Processing Technology

Standar Tipe Contactless Smart Card Jarak Komunikasi

ISO/IEC 10536 Close-coupling card ±1 cm

ISO/IEC 14443 Proximity coupling card(PICC) ±10 cm

ISO/IEC 15693 Vicinity coupling card(VICC) ±1cm

Tabel 1.1. Standarisasi ISO/IEC Contactless Smart Card

RFID atau radio frequency Identification, adalah suatu metode yang digunakan dalam hal

menyimpan atau menerima data secara jarak jauh tanpa bersentuhan dengan suatu piranti yang

bernama RFID tag. RFID tag terdapat pada kartu smart card, yang berbentuk seperti chip kecil

yang tersimpan dalam kartu. RFID memiliki sebuah antena yang memungkinkan RFID untuk

menerima dan merespon ketika RFID mendapatkan gelombang radio dari RFID transceiver

(Smart card reader). RFID tag memiliki dua tipe yaitu,

1. RFID tag aktif

RFID tag aktif memiliki power supply sendiri sehingga memiliki jarak jangkauan yang

lebih jauh dibandingkan dengan RFID tag pasif. Keunggulan RFID tag aktif yaitu

jangkauannya mencapai jarak sekitar 10 meter, dan memiliki memori yang lebih besar.

2. RFID tag pasif

RFID tag pasif tidak memiliki power supply, sehingga RFID tag pasif hanya memiliki

induksi listrik yang terdapat pada antena untuk dapat merespon balik ketika RFID didekatkan

dengan transceiver. Setiap RFID tag pasif hanya memiliki Nomor ID pada kartu yang

unik(berbeda). Nomor ID ini dapat membedakan suatu kartu dengan kartu lainnya, sehingga

ketika RFID menerima gelombang radio dari transceiver, maka variabel yang didapat berupa

Nomor ID. Jarak jangkauan antara kartu dengan transceiver mulai dari 10 mm sampai dengan

6 meter.

RFID dapat dikategorikan berdasarkan frekuensi radio seperti yang terlihat pada table 1.2

Page 4: Technological Enviroment Processing Technology

Jenis Frekuensi Frekuensi Radio

Low Frequency Tag antara (125 ke 134 khz)

High Frequency Tag Tag 13.56 mhz

Uhf Tag 868 sampai 956 mhz

Microwave Tag 2.45 ghz

Tabel 1.2 Jenis Frekuensi Radio.

Dengan memanfaatkan susunan memori di dalam kartu, pengaksesan smartcard bisa

dibuat dalam suatu standar. Melalui standar tersebut, bisa dibuat struktur penyimpanan data

dalam kartu sehingga memungkinkan untuk menerapkan berbagai layanan di dalam kartu. Suatu

kerangka kerja juga dibuat untuk memudahkan penambahan aplikasi baru ke dalam kartu dan

sistem. Standar ini juga mengakomodasi adanya berbagai teknologi smartcard yang beredar di

pasaran. Dengan adanya standar ini, bermacam-macam kartu dari teknologi yang berbeda bisa

digunkan untuk mengakses layanan yang sama. Referensi standar smartcard yang diterapkan

adalah ITSO (Integrated Transport Smartcard Organization).

Standar ITSO sudah diaplikasikan di Inggris Raya sejak 1998. Standar ini mencakup

proses bisnis, regulasi dan keamanan data dalam kartu. Aplikasi ITSO mencakup bidang yang

cukup luas: transportasi, ID, e-purse, voucher, akses jalan tol, dan ticket elektronis. Spesifikasi

teknis standar ITSO tersedia secara bebas, kecuali sistem pengamanannya. Berdasarkan cara

pengaksesan data, ITSO bisa dibagi menjadi 3 layer, yaitu lapisan fisik, lapisan aplikasi (shell)

dan lapisan produk

Card layer atau lapisan fisik adalah media tempat data-data layanan disimpan. Media

tersebut bisa berwujud kartu (smartcard) atau mobile device. Lapisan aplikasi berupa suatu

sektor memori dalam smartcard. Sektor memori untuk lapisan aplikasi akan berisi informasi

struktur kartu, identitas pihak operator kartu, dan informasi tentang kunci (key) untuk

pengaksesan datanya. Lapisan produk berisi informasi tentang produk yang didukung oleh kartu.

Skema layan silang bisa diterapkan pada lapisan produk. Data-data produk atau layanan yang

didukung oleh kartu akan disimpan pada layer produk. Penambahan suatu produk baru juga

dilakukan pada layer ini.

Page 5: Technological Enviroment Processing Technology

Gambar 1.3 Pembagian lapisan dalam standar ITSO

Pada standar ITSO, format penyimpanan data juga sudah ditentukan. Data pada standar

ITSO dikemas dalam bentuk grup data. Ada 4 jenis grup data dalam ITSO, yaitu:

a) Shell Environment mewakili lapisan aplikasi dalam piramida ITSO, berisi data-data yang

bersifat read only.

b) Directory Data Group sebagai penunjuk alamat produk yang akan diakses.

c) Product Data Group berisi data produk yang sifatnya tetap/jarang berubah.

d) Value Record Data Group berisi data produk yang sifatnya sering berubah.

Masing-masing grup data mempunyai struktur data yang hampir sama. Elemen struktur

data terdiri dari Label, Dataset, Instance Identifier, dan Seal, tetapi tidak semua grup data

mempunyai semua elemen tersebut.

Untuk menjamin keamanan data yang tersimpan, dilakukan autentikasi sebelum

mengakses baik baca maupun tulis terhadap suatu sektor kartu. Kunci untuk autentikasi tersebut

didapat dari modul SAM (Security Access Module) yang ikut ditanamkan ke sistem. Data yang

tersimpan dalam suatu blok juga bisa dienkripsi sebagai pengamanan tambahan dengan kunci

yang juga disimpan di modul SAM.

Page 6: Technological Enviroment Processing Technology

Gambar 1.4. Arsitektur Rusnas Framework

Sampai saat ini penelitian GBE ini dibuat, penulis melihat sudah menghasilkan sistem

yang 100% sudah menerapkan standar ITSO. Standar ini bisa diterapkan untuk layanan akademis

dan transportasi. Teknologi kartu yang digunakan mencakup teknologi Mifare dan DesFire.

Aplikasi POS berbasis smartcard juga berhasil dibuat menggunakan SBC. Untuk pengamatan

lebih lanjut, akan dilakukan pengembangan aplikasi SBC yang berbasis GUI (Graphical User

Interface) untuk integrasi sistem transportasi.

Page 7: Technological Enviroment Processing Technology

BAB II

PEMBAHASAN

Masyarakat memanfaatkan teknologi untuk setiap aktivitas atau pekerjaan yang

dilakukan didunia perkantoran, perindustrian, dan lain-lain. Dalam hal ini peran teknologi

informasi sangatlah penting. Ditandai dengan masyarakat yang selalu ingin mendapatkan hasil

dari suatu proses dengan cara yang cepat (instant). Perkembangan teknologi informasi yang

sangat pesat, sehingga muncul teknologi smart card yang menawarkan kemudahan dan

penyimpanan data. Smart card ini merupakan solusi yang dapat difungsikan sebagai identitas

dari pengguna smart card. Selain itu smart card juga dapat dipergunakan dalam hal transaksi

seperti pembelian tiket, pembayaran di kantin, penyimpanan saldo, absensi di sekola atau

dikantor dan lain-lain. Transportasi merupakan sebuah sarana yang dipergunakan manusia untuk

memindahkan suatu barang atau manusia ke tempat lain. Transportasi memiliki berbagai macam

jenis yaitu bus, kereta, mobil, sepeda motor, dan lain-lain. Salah satu transportasi yang

digunakan oleh masyarakat umum adalah bus, yang memiliki rute jalan khusus yang dinamakan

busway. Pada setiap transportasi pasti mengenal istilah tiket, dengan tiket tersebut penumpang

dapat mempergunakan jasa transportasi. Umumnya penumpang harus membeli tiket di loket.

Dalam hal ini tiket yang digunakan busway masih menggunakan tiket manual yaitu tiket kertas,

dimana penumpang harus membeli tiket di loket untuk mendapatkan sebuah tiket

Sampai saat ini penelitian ini sudah menghasilkan sistem yang 100% sudah menerapkan

standar ITSO. Standar ini bisa diterapkan untuk layanan akademis dan transportasi. Teknologi

kartu yang digunakan mencakup teknologi Mifare dan DesFire. Aplikasi POS berbasis smartcard

juga berhasil dibuat menggunakan SBC. Untuk penelitian lebih lanjut, akan dilakukan

pengembangan aplikasi SBC yang berbasis GUI (Graphical User Interface).yaitu,Berbagai

bisnis dengan inovasi teknologi sekarang mulai bermunculan di sekitar kita. Salah satunya

adalah bisnis inovasi teknologi di bidang transportasi, Trans Jogja. Trans Jogja adalah BRT (bus

rapid transit) yang beroperasi di Kota Yogyakarta, mulai beroperasi pada februari 2008.

Transportasi umum ini dioperasikan oleh PT Jogja Tugu Trans dengan lebih dari 50 bus yang

telah beroperasi. Selain itu, Trans Jogja telah memiliki lebih dari 70 halte dengan 8 rute yang

Page 8: Technological Enviroment Processing Technology

berbeda. Trans Jogja didesain untuk memenuhi kebutuhan transportasi bagi masyarakat yang

berada di Jogja. Yaitu sebagai solusi transportasi umum yang sebelumnya dirasa kurang oleh

masyarakat Yogyakarta. Apalagi mengingat Jogja sebagai kota pelajar sekaligus kota wisata.

Salah satu bentuk inovasi dari layanan Trans Jogja adalah pemakaian kartu / tiket

elektronik berbasis teknologi smartcard. Sistem ticketing bus berbasis smart card atau yang biasa

dikenal dengan sebutan gtSmart Ticketing, selain menjadi solusi tiket modern berbasis smartcard

juga dapat diimplementasikan dalam berbagai layanan salah satunya tiket transportasi. Kepada

penumpang/ pelanggan, Trans Jogja menyediakan beberapa model tarif perjalanan, yaitu reguler

(berlangganan untuk umum), single trip (sekali jalan), dan tarif pelajar (berlangganan untuk

pelajar). Model tarif reguler umum dan pelajar merupakan penerapan kartu prabayar yang dapat

digunakan berulangkali dengan mekanisme isi ulang sebagai alat pembayaran. Selain

memberikan kenyamanan bagi penumpang, penggunaan sistem tiket elektronik ini juga

mempermudah pengelolaan operasional Trans Jogja. Lalu lintas di masing-masing halte dapat

terpantau dengan adanya otomatisasi pencatatan transaksi yang dilakukan oleh sistem. Hal ini

bisa dilakukan karena semua mesin tiket terhubung secara online dengan data center. Selain itu,

perangkat sistem tiket juga dilengkapi dengan fitur pemantauan kondisi alat yang akan

memberikan informasi mengenai kerusakan alat secara online ke sistem pusat. Kemudahan lain

yang disediakan pada sistem tiket elektronik ini adalah fasilitas pengelolaan tarif secara tersentral

(dari data center) terhadap mesin-mesin yang tersebar di seluruh halte.

Tak dapat dipungkiri, inovasi teknologi kerap kali mengalami beberapa kendala dan

masalah. Seperti pada inovasi teknologi Trans Jogja ini, pada awalnya banyak juga menemui

hambatan. Hal ini disebabkan oleh perubahan perilaku dan budaya masyarakat menjadi lebih

modern. Selain dari pada masalah teknis itu sendiri. Kendala-kendala yang ada pada waktu

ujicoba transportasi tersebut dapat dikategorikan ke dalam beberapa masalah yaitu kerusakan

pada perangkat, masalah pada desain fisik halte, masalah kelistrikan pada halte, serta

keengganan petugas untuk menggunakan tiket elektronik. Kendala non-teknisnya seperti masih

ada petugas tiket yang enggan untuk menggunakan tiket smartcard dan memilih menjual layanan

secara konvensional dengan alasan mereka belum menguasai betul tata cara penggunaan mesin

dan cara mengatasinya apabila ada kerusakan.

Page 9: Technological Enviroment Processing Technology

Dukungan dari semua pihak menjadi tonggak keberhasilan dari proses bisnis dengan

inovasi teknologi. Hal itu juga perlu disertai dengan inisiatif masyarakat dan pemerintah daerah

untuk menjaga fasilitas-fasilitas yang tersedia. Seperti bus Trans Jogja tersebut. Selain Trans

Jogja, terdapat pula berbagai aplikasi bisnis dengan inovasi teknologi yang sudah berkembang di

sekitar kita. Banyak dari kita yang bahkan sudah memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Karena inovasi teknologi cenderung membawa kita ke tempat yang nyaman. Sebenarnya kitapun

bisa saja tidak hanya berdiri sebagai pengguna, tetapi sekaligus dapat merancang suatu inovasi-

inovasi teknologi yang baru, dengan mengandalkan sistem informasi bisnis dan atau multimedia.

Page 10: Technological Enviroment Processing Technology

Daftar Pustaka

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2823/T1_672008320_Full

%20text.pdf?sequence=2 Diakses pada tanggal 15 Maret 2014, pukul 20:17 WIB.

http://www.dishub-diy.net/Trans-Jogja/kartu-trans-jogja.html Diakses pada tanggal 15 Maret

2014, pukul 20:20 WIB.

http://eprints.undip.ac.id/26321/1/ML2F006005.pdf Diakses pada tanggal 15 Maret 2014, pukul

20:29 WIB.