28
BAB I PENDAHULUAN Pemenuhan sumber energi dalam bentuk cair terutama solar pada sektor transportasi merupakan sektor paling kritis dan perlu mendapat perhatian khusus. Dengan meningkatnya konsumsi solar dalam negeri, berarti impor dari luar negeri adalah hal yang tidak bisa ditunda lagi, jika tidak maka kekurangan pasukan tidak dapat dihindari, pada saat ini kurang lebih 25% kebutuhan solar dalam negeri telah menjadi bagian yang di Impor yang artinya adalah pengurasan devisa negara. Oleh karena itu sudah saatnya dipikirkan untuk dapat disubtitusi dengan bahan bakar alternatif lainnya terutama bahan bakar yang berkesinambungan terus pengadaannya (renewable) dalam upaya meningkatkan security of supply dan mengurangi kuantitas impor bahan baku tersebut. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari bahan mentah terbaharukan (renewable) selain bahan bakar diesel dari minyak bumi. Biodiesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak- minyak tumbuhan seperti minyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak pagar, minyak biji kapok randu, dan

Teknologi Biofuel,Cpo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teknologi Biofuel,Cpo

BAB I

PENDAHULUAN

Pemenuhan sumber energi dalam bentuk cair terutama solar pada sektor

transportasi merupakan sektor paling kritis dan perlu mendapat perhatian khusus.

Dengan meningkatnya konsumsi solar dalam negeri, berarti impor dari luar negeri

adalah hal yang tidak bisa ditunda lagi, jika tidak maka kekurangan pasukan tidak

dapat dihindari, pada saat ini kurang lebih 25% kebutuhan solar dalam negeri telah

menjadi bagian yang di Impor yang artinya adalah pengurasan devisa negara.  Oleh

karena itu sudah saatnya dipikirkan untuk dapat disubtitusi dengan bahan bakar

alternatif lainnya terutama bahan bakar yang berkesinambungan terus pengadaannya

(renewable) dalam upaya meningkatkan security of supply dan mengurangi kuantitas

impor bahan baku tersebut.

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari bahan mentah terbaharukan

(renewable) selain bahan bakar diesel dari minyak bumi. Biodiesel tersusun dari

berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak-minyak

tumbuhan seperti minyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak pagar,

minyak biji kapok randu, dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan Indonesia

yang potensial untuk dijadikan sumber energi bentuk cair ini.

Biodiesel bisa digunakan dengan mudah karena dapat bercampur dengan

segala komposisi dengan minyak solar, mempunyai sifat-sifat fisik yang mirip dengan

solar biasa sehingga dapat diaplikasikan langsung untuk mesin-mesin diesel yang ada

hampir tanpa modifikasi, dapat terdegradasi dengan mudah (biodegradable), 10 kali

tidak beracun dibanding minyak solar biasa, memiliki angka setana yang lebih baik

dari minyak solar biasa, asap buangan biodiesel tidak hitam, tidak mengandung sulfur

serta senyawa aromatic sehingga emisi pembakaran yang dihasilkan ramah

lingkungan serta tidak menambah akumulasi gas karbondioksida di atmosfer sehingga

lebih jauh lagi mengurangi efek pemanasan global atau banyak disebut dengan zero

CO2 emission.

Page 2: Teknologi Biofuel,Cpo

Oleh karena itu, pengembangan biodiesel di Indonesia dan dunia menjadi

sangat penting seiring dengan semakin menurunnya cadangan bahan bakar diesel

berbasis minyak bumi, isu pemanasan global, serta isu tentang polusi lingkungan.

Pengembangan biodiesel didunia sudah dilakukan sejak tahun 1980-an sehingga pada

saat ini beberapa bagian dunia telah dilakukan komersialisasi bahan bakar ramah

lingkungan ini.

Page 3: Teknologi Biofuel,Cpo

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kelapa Sawit

Asal mula tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jack) secara pasti belum

bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari tempat, yaitu

Amerika Selatan clan Afiika (Guenia). Spesies Elaeis melanocca atau Elaells

oleivera diduga berasal dari Amerika selatan clan spesies £laeis gllinensis bersal dari

Afiika (Guenia). Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah

antara lain tanah podsolik, alluvial dan tanah gambut. Namun tanah yang cocok

adalah tanah padsolik kuning.

Gambar 2.1: Kelapa Sawit

Klasifikasi Kelapa Sawit

Divisi : spennatophyta

Subdivisi : Angiospennae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Palmales

Famili : Palmaceae

Genus : Elaeis

Spesies : – Elaeis Guineensis

Page 4: Teknologi Biofuel,Cpo

– Elaeis Odora (tidak ditanam di indonesia)

– Elaeis Melanococca (Elaeis oleivera)

Varietas : – Elaeis guineensis dura

– Elaeis guineensis tenera

– Elaeis guineensis pisifera

Sampai saat ini, kedua spesies diatas sudah menyebar ke seluruh negara

beriklim tropis, termasuk Indonesia. Adrien Hallet, seorang berkebangsaan Belgia

merupakan orang pertama yang memasukkan tanaman ini ke Indonesia pada tahun

1911 sekaligus mendirikan perkebunan kelapa sawit di Asahan (Sumatera timur) dan

Sungai Liput (Aceh Timur). Perkebunan ini sekarang benama PT. Socfindo. Setelah

terbukti perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi,

banyak perusahaan aging berbondong – bondong berinvestasi di bidang perkebunan

ini. Para investor tersebut di antaranya RCMA (Inggris), Urn Royal (Amerika

Serikat), SIPEF (Belgia), clan Lonsum (InggFis). Kelapa sawit merupakan tanaman

komoditas perkebunan yang cukup renting di Indonesia dan masih memiliki prospek

pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit baik berupa baik mentah

maupun hasil olahannya menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa nonmigas

terbesar bagi negara setelah karet dan kopi. Kelapa sawit adalah tanaman penghasil

minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki

berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman

lain. Keungulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolestrol rendah bahkan tanpa

kolestrol.

Diperkirakan pada tahun 2007 atau sebelum tahun 2015 Indonesia akan

menjadi negara Net-Importir bahan baku minyak mentah.

Saat ini Indonesia mengimpor hampir 5-6 Milyar liter bahan bakar diesel,

yang merupakan hampir 50% kebutuhan solar dalam negeri sehingga alternatif

substitusi dengan bahan baku di Indonesia sangat layak dilakukan. Subtitusi dalam

sedikit bagian saja (1-3%) biodiesel dalam solar akan menghemat devisa yang cukup

berarti.

Page 5: Teknologi Biofuel,Cpo

Disisi lain, Indonesia termasuk pengekspor Crude Palm Oil (CPO) nomer dua

terbesar di dunia setelah Malaysia, dan terus bertambah setiap tahunnya, dan

diperkirakan pada tahun 2012 akan menjadi ekportir Crude Palm Oil (CPO) terbesar

di dunia. Oleh karena itu CPO merupakan bahan baku biodiesel yang paling potensial

pada saat ini.

Secara alami kelapa sawit hanya dapat tumbuh didaerah tropis , Tanaman ini

dapat tumbuh ditempat berawa disepanjang bantaran sungai dan ditempat yang

basah. Sinar matahari harus langsung mengenai daun kelapa sawit , lama penyinaran

matahari rata-rata 5-7 jam perhari. Angin tidak mempengaruhi pertumbuhan karena

bentuk daun yang sedemikian rupa sehingga tidak mudah dirusak angin . Benih

kelapa sawit mengalami dormansi ( keadaan sementara Tanaman ) yang cukup

panjang, Diperlukan aerasi yang baik dan temperatur yang tinggi untuk memutuskan

masa dormansi agar bibit dapat berkecambah.

Pada proses perkecambahan diperlukan kelembaban 60-80% dengan

temperatur 35 oC, curah hujan tahunan antara 1.500-4.000 mm, optimal 2.000–3. 000

mm/tahun.

Tanah yang baik untuk budidaya kelapa sawit harus mengandung banyak

lempung , beaerasi baik dan subur. Tanah harus berdrainase baik permukaan air tanah

cukup dalam, solum cukup dalam, tidak berbatu.Tanah latosol, ultisol dan aluvial

yang meliputi tanah gambut, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan

perkebunan kelapa sawit, tanah memiliki derajad keasaman ( pH ) antara 4-6.

Ketinggian tempat yang ideal bagi pertumbuhan tanaman kelapa sawit antara 1-400

m, topografi datar dan berombak sampai bergelombang, kelerengan ideal berkisar

antara 0-25 %.

Keasaman tanah (pH) menentukan ketersediaan dan keseimbangan unsur-

unsur hara dalam tanah. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH antara 4 hinga 6,5

sedangkan pH optimum berkisar antara 5 hingga 5,5 (Suyatno,1994)

Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa

sawit. Potensi produksi per hektar mencapai 6 ton per tahun, jika dibandingkan

Page 6: Teknologi Biofuel,Cpo

dengan tanaman penghasil minyak lai (1,5 ton per tahun), tingkat produksi ini

termasuk tinggi. Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa

sawait berupa minyak mentah CPO (Crude Palm Oil)yang berwama kuning dan

minyak inti sawit PKO (Palm Kernel Oil) yang tidak berwama (jemih). CPO atau

PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan

margarin), industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar altematif (minyak

diesel).

Gambar 2.2: Crude Palm Oil

Mutu minyak sawit yang dihasilkan pabrik dipengaruhi bahan baku. Bahan

baku dipengaruhi oleh tingkat kematangan clan perlakuan pasca panen. Pembahan

mutu minyak dalam tandan buah sejak panen hinga awal pengolahan sangat besar

dibandingkan selama pengaolahan (Naibaho,I998)

Syarat tandan buah segar (TBS) kelapa sawit untuk pengolahan CPO adalah

buah matang penuh, tidak boleh mentah,dan tangkai buah harus dibuang. Syarat lain

yaitu harus memenuhi kriteria matang panen. Kriteria meliputi fraksi 0 sampai fraksi

5. Kriteria ini dilihat dari tingkat kematangan buah, warna buah dan persentase buah

yang lepas dari tandan (Tim Penulis PS,1998).

Page 7: Teknologi Biofuel,Cpo

Kriteria buah matang panen selengkapnya dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2.1. Kriteria Buah Matang(Fraksi TBS)

No Keterangan Fraksi Jumlah Brondolan Keterangan

1 Mentah 00 Tidak ada, buah berwarana hitamSangat

mentah

0 1-12,5% Buah luar membrondol Mentah

2 Matang 1 12,5-25% buah luar membrondolKurang

matang

2 25-50% buah luar membrondol Matang I

3 50-75% buah luarmembrondol Matang II

3 Lewat 4 75-100% buah luar membrondolLewat

Matang

Matang 5 Buah dalam juga membrondolLewat

Matang

Ada buah yang busuk

Sumber: perkebunan kelapa sawit Betung

TBS yang baik untuk diolah menjadi CPO adalah buah pada Fraksi 1 sampai

3. Biasanya TBS yang diolah m,eliputi 85 % fraksi 1 – 3 dan 15 % dari fraksi 4 dan 5.

Bahan baku yang masuk ke PKS diseleksi terlebih dahulu sebelum diolah, bahan

baku yang belum sempat diolah diproses dan disimpan terlebih dahulu di stasiun

bongkar muat (Loading ramp).

Menurut lubis (1984) minyak sawit terdiri dari dua jenis yaitu hasil extraksi

daging buah (mesokap) dan minyak inti sawit dari inti buah kelapa sawit. Hasil

extrasi daging buah di kenaI dengan minyak sawit kasar (CPO) yang dapat di olah

lebih lanjut menjadi minyak goreng.

Page 8: Teknologi Biofuel,Cpo

CPO adalah minyak sawit yang berwarna kuning jingga kemerah-merahan

yang di peroleh dari pengepresan daging kelapa sawit serta mengandung pro vitamin

A (betakaroten) 60 hingga 100.ppm. Minyak inti sawit adalah minyak yang tidak

mengandung kotoran serta berbentuk padat pada suhu kamar dan titik lebur sangat

tinggi ( Lubis, 1987 ).

Selain menghasilkan minyak, hasil sampingan. dari proses pengolahan

minyak sawit adalah pupuk kalium yang berasal dari ampas tandan buah, ampas inti

sawit ( Bungkil ) dapat di gunakan sebagai makanan ternak cangkang atau tempumng

dapat diolah menjadi arang atau Dahan pengeras jalan di kebun. Batang dan pelepah

daun dapat di gunakan sebagai bahan mulsa bila di busukkan ( Satyamidjaja, 1991 ).

Minyak kelapa sawit ( CPO) terdiri dari campuran minyak, air dan serat kasar.

Melalui saringan getar sebagian padatan serta terpisah, sedangkan tangkai klarifIkasi

akan memisahkan fraksi minyak ke atas dan air Lumpur ( Sludge) ke bawah.

Beberapa produk dari kelapa sawit yang umum diperdagangkan adalah :

a. Minyak Sawit Kasar atau Crude Palm Oil (CPO)

Berupa minyak yang agak kental berwarna kuning jingga kemerah-merahan. CPO

mengandung asam lemak bebas (EFA) 5% dan mengandung banyak Carolene atau

pro vitamin E (800-900 ppm). Titik lunak berkisar antara 33-34 °C.

b. Minyak Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel (PKO)

Berupa minyak putih kekuning-kuningan yang diperoleh dari proses ekstraksi inti

buah tanaman kelapa sawit. Kandungan asam lemak sekitar 5 %.

c. Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel

Merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan

tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Kandungan minyak yang terkandung

di dalam inti sekitar 50 % dan kadar FFA-nya sekitar 5 %.

d. Bungkil Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel Cake

Page 9: Teknologi Biofuel,Cpo

Bungkil inti kelapa sawit merupakan daging inti kelapa sawit yang telah diambil

minyaknya. Minyak dihasilkan melalui proses pemerasan mekanis atau proses

ekstraksi dengan pelarut yang lazim dipergunakan. Bungkil mengandung sekitar 2

% minyak.

e. Pretreated Palm Oil

Pretreated palm oil merupakan minyak yang diperoleh dari proses deguming dan

prebleaching untuk persiapan “physical refining” minyak daging buah. Kadar FFA

pretreated palm oil sekitar 5 %. Nilai titik lunaknya adalah 33-39 °C.

f. Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBD Palm Oil)

RBD palm oil merupakan minyak kelapa sawit yang telah mengalami proses

refinasi lengkap. RBD mengandung FFA 0,15 % yang berwarna kuning kejingga-

jinggaan dengan titik lunak antara 30-39 °C. RBD Palm Oil hanya digolongkan

dalam satu jenis mutu.

g. Crude Palm Fatty Acid

Adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari refinasi lengkap

CPO dan fraksi-fraksinya, kandungan asam lemak bebasnya mencapai 89 %.

h. Crude Palm Oil

Berupa minyak yang berwarna merah sampai jingga. Minyak ini diperoleh dari

fraksinasi CPO dengan kadar FFA 5 %. Nilai titik lunak CPO maksimum 24 °C.

g. Preteated Palm Olein

Adalah minyak yang diperoleh dari proses deguming dan prebleaching untuk

persiapan “physical refining” fraksi cair CPO. Pretreated palm olein berwarna

merah kekuning-kuningan dan memiliki kadar FFA sebesar 5%. Nilai titik

lunaknya adalah 24 °C.

h. RBD Palm Olein

Adalah minyak yang berwarna kekuning-kuningan. RBD palm olein diperoleh dari

CPO yang telah mengalami refinasi lengkap. Kadar FFA-nya sekitar 0,15 % dan

titik lunak maksimumnya adalah 24 °C.

Page 10: Teknologi Biofuel,Cpo

i. Crude Palm Stearin

Crude palm stearin merupakan lemak berwarna kuning sampai jingga kemerah-

merahan yang diperoleh dari proses fraksinasi CPO. Crude palm stearin memiliki

kadar FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak sekitar 48 °C.

j. Pretreated Palm Stearin

Pretreated palm stearin adalah lemak yang diperoleh dari proses degumming dan

prebleaching untuk persiapan “physical refining” fraksi padat CPO. Pretreated

palm stearin memiliki kandungan FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak 48 °C.

k. RDB Palm Stearin

Adalah fraksi lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami refinasi

lengkap. RBD palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 0,2 %. Nilai titik

lunaknya sama dengan Crude Palm Stearin, hanya warnanya lebih kuning.

l. Palm Acid Oil

Palm acid oil adalah asam lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami

proses netralisasi dengan soda kaustik dan dilanjutkan dengan proses pengasaman

dengan asam sulfat. Palm acid oil memiliki kandungan FFA sebesar 50 % dengan

total kadar lemak maksimum 95 %.

m. Crude Palm Kernel Fatty Acid

Crude palm fatty acid adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan

dari refinasi lengkap minyak inti sawit (PKO) dan fraksi-fraksinya. Kadar FFA-

nya minimum 70 %.

Dari produk-produk tersebut yang memegang peranan penting dalam

perdagangan dunia adalah minyak sawit, minyak inti sawit dan beberapa produk

olahan lanjutan dari minyak sawit antara lain Olein, Stearin, Fatty Acid dan

sebagainya.

Diposting dari : apwardhanu.wordpress.com/.../produk-lanjutan-crude-palm-oil-cpo/

2.2 Pengembangan Biodiesel

Page 11: Teknologi Biofuel,Cpo

Metode dasar pengembangan biodiesel sudah banyak dilakukan di Indonesia,

disamping pengetahuan dan kemampuan penanganan bahan baku kelapa sawit sudah

sangat dikenal di Indonesia.

Biodiesel adalah bahan bakar mesin diesel yang dibuat dari sumber daya

hayati. Biodiesel dapat dibuat dari minyak trigliserida (minyak kelapa sawit, kedelai,

kacang tanah, biji bunga matahari, jarak pagar, kapuk, saga hutan, kelor, kemiri,

d.l.l.). Trigliserida tersebut diubah menjadi alkil ester dengan mereaksikannya dengan

alkil alkohol.

Secara umum, pengembangan biodiesel termasuk teknologi menengah bahkan

bisa dikatakan cukup sederhana, tidak memerlukan unit-unit operasi dengan tingkat

kerumitan maupun resiko yang tinggi.

Reaktor berpengaduk adalah unit utama dalam pembuatan biodisel disamping

unit penting lainnya berupa unit-unit pemisahan dan pemurnian. Bahkan pembuatan

biodiesel ini dimungkinkan dilakukan dengan skala rumah tangga atau skala kecil.

Biodiesel dibuat dengan mereaksikan Crude Palm Oil (CPO) dengan

methanol atau etanol melalui reaksi esterifikasi dilanjutkan dengan reaksi

transesterifikasi berkatalis menjadi senyawa Ester dengan produk samping gliserin.

Pada saat ini gliserin juga merupakan produk dengan harga jual yang cukup tinggi.

Dalam setiap unit energi yang digunakan untuk menghasilkan biodiesel maka akan

dihasilkan 3.2 unit energi. Hal ini berarti, penyerapan energi matahari menjadi energi

kimia dalam biodiesel adalah sangat efisien.

Crude Palm Oil (CPO) dipasaran biasanya mengandung sekitar 5% Free Fatty

Acid (FFA) yang akan mengganggu reaksi utama pembentukan biodiesel, karena itu

FFA ini harus dihilangkan atau dikonversi dengan menggunakan katalis asam melalui

reaksi Esterifikasi.

Secara umum, karakteristik biodiesel untuk konsumsi mesin diesel adalah

sebagai berikut:

Page 12: Teknologi Biofuel,Cpo

Karakteristik Biodiesel

Komposisi Metil Ester

Bilangan Setana 55

Densitas, g/mL 0.8624

Viskositas, cSt 5.55

Titik Kilat, C 172

Energi yang dihasilkan, MJ/Kg 40.1

Tabel 2.2. Karakteristik Biodiesel

Sumber: (Dr. Tirto Prakoso. POTENSI BIODIESEL INDONESIA)

Indonesia saat ini berpeluang besar untuk mengembangkan energi biodiesel

dari minyak sawit mentah (CPO) sebagai bahan bakar altematif, terutama untuk

mesin diesel. Pengembangan bahan bakar biodisel dari minyak sawit mentah sangat

potensial karena setiap tahun Indonesia dapat memproduksi sekitar 10 juta ton CPO.

Perkebunan kelapa sawit terus berkembang dengan pesat. Tahun 2003 arealnya sudah

mencapai 4,9 juta hektar dan itu masih akan terus berkembang. Lima tahun

mendatang, Indonesia akan menjadi produsen CPO terbesar dengan total produksi 15

juta ton. Oleh karena itu harus dipikirkan” pengembangan pasar bagi kelapa sawit

agar tidak hanya diolah menjadi CPO. Salah satu altematifnya diolah menjadi

biodisel. Peluang untuk mengembangkan biodisel dari minyak kelapa sawit dan

minyak jarak terbuka luas, sebab produksinya dapat dilakukkan dalam skala kecil

maupun skala besar.

Page 13: Teknologi Biofuel,Cpo

2.3 Proses Pembuatan Biodiesel dari CPO

Gambar 2.2 : Diagram Alir Pengolahan Biodiesel dari CPO

Untuk pembuatan Biodiesel dari CPO maka sebelumnya perlu dilakukan

Transesterifikasi , proses transesterifikasi meliputi 2 tahap.

Transesterifikasi I pencampuran antara Kalium Hidroksida ( KOH ) dan

Metanol ( CH3OH ) dengan minyak sawit . proses transesterifikasi I berlangsung

sekitar 2 jam pada suhu 58 – 65oC . Bahan yang pertama kali dimasukkan kedalam

reaktor adalah asam lemak yang selanjutnya dipanaskan pada suhu yang telah

ditentukan. Reaktor transesterifikasi dilengkapi pemanas dan pengaduk, selama

proses pemanasan , pengadukan dijalankan. Tepat pada suhu reaktor 63oC campuran

metanol dan KOH dimasukkan kedalam reaktor dan waktu reaksi mulai dihitung pada

saat itu.

Pada akhir reaksi akan terbentuk metil ester dengan konversi sekitar 94 %

selanjutnya produk ini diendapkan selama waktu tertentu untuk memisahkan gliserol

dengan metil ester. Gliserol yang terbentuk berada dilapisan bawah karena berat jenis

nya lebih besar dari pada metil ester. Gliserol kemudian dikeluarkan dari reaktor agar

tidak mengganggu proses trans esterifikasi II. Selanjudnya dilakukan transesterifikasi

II pada metil ester.

Page 14: Teknologi Biofuel,Cpo

Setelah proses transesterifikasi II selesai , dilakukan pengendapan selama

waktu tertentu agar gliserol terpisah dari metil ester. Pengendapan II memerlukan

waktu lebih pendek dari pada pengendapan I karena gliserol yang rterbentuk relatif

sedikit dan akan larut melalui proses pencucian, adapun tahapannya adalah sebagai

berikut:

2.2.1 Pencucian

Pencucian hasil pengendapan pada transesterifikasi II bertujuan untuk menghilangkan

senyawa yang tidak diperlukan seperti sisa gliserol dan metanol. Pencucian dilakukan

pada suhu sekitar 55 oC. Pencucian dilakukann tiga kali sampai pH campuran menjadi

normal ( pH 6,8 – 7,2 ).

2.2.3 Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan air yang tercampur dalam metil

ester. Pengeringan dilakukan sekitar 10 menit pada suhu 130 oC , pengeringan

dilakukan dengan cara memberikan panas pada produk dengan suhu sekitar 95 oC

secara sirkulasi. Ujung pipa sirkulasi ditempatkan ditengah permukaan cairan pada

alat pengering.

2.2.4 Filtrasi.

Tahap akhir dari proses pembuatan biodiesel adalah filtrasi. Filtrasi bertujuan

untuk menghilangkan partikel- partikel pengotor biodiesel yang terbentuk selama

proses berlangsung, seperti karat ( kerak besi ) yang berasal dari dinding reaktor atau

dinding pipa atau kotoran dari bahan baku. Filter yang dianjurkan berukuran sama

atau lebih kecil dari 10 mikron.

Sumber: Jurnal ilmiah tekno biodiesel , continue process, crude palm oil

Page 15: Teknologi Biofuel,Cpo

- 100 Kg Crude Palm Oil- 14 Kg Metanol- Katalis

Reaksi menjadi Methyl Ester

- Methyl Ester (Biodiesel) 95 Kg (minimal)- Gliserine 10 Kg- Metanol Recovery- Produk Lain

Gambar 2.3: Diagram blok pembuatan Biodiesel

Sumber : www.migas-indonesia.com/.../Potensi_ Biodiesel .do ..

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena

permintaan dari tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya didalam

negeri, tetapi juga diluar negeri. Karena itu, sebagai negara tropis yang masih

memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan

perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal daging maupun skala

perkebunan rakyat.

Hingga saat ini Indonesia masih sangat bergantung pada bahan bakar berbasis

fosil sebagai sumber energi. Data yang didapat dari Departemen Energi dan Sumber

Daya Mineral menunjukkan bahwa dengan persediaan minyak mentah di Indonesia,

yaitu sekitar 9 milyar barrel, dan dengan laju produksi rata-rata 500 juta barrel per

tahun, persediaan tersebut akan habis dalam 18 tahun. Untuk mengurangi

ketergantungan terhadap minyak bumi dan memenuhi persyaratan lingkungan global,

satu-satunya cara adalah dengan pengembangan bahan bakar alternatif ramah

lingkungan.

Pemilihan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif berbasis pada ketersediaan

bahan baku. Minyak rapeseed adalah bahan baku untuk biodiesel di Jerman dan

kedelai di Amerika. Sedangkan bahan baku yang digunakan di Indonesia

adalah crude palm oil (CPO). Selain itu, masih ada potensi besar yang ditunjukan

Page 16: Teknologi Biofuel,Cpo

oleh minyak jarak pagar (Jathropa Curcas) dan lebih dari 40 alternatif bahan baku

lainnya di Indonesia.

Rancangan fasilias produksi biodiesel (INBT 2008)

Page 17: Teknologi Biofuel,Cpo

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari bahan mentah terbaharukan

(renewable) selain bahan bakar diesel dari minyak bumi. Biodiesel tersusun dari

berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak-minyak

tumbuhan seperti minyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak pagar,

minyak biji kapok randu, dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan Indonesia

yang potensial untuk dijadikan sumber energi bentuk cair ini.

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena

permintaan dari tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya didalam

negeri, tetapi juga diluar negeri. Karena itu, sebagai negara tropis yang masih

memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan

perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal daging maupun skala

perkebunan rakyat.

Page 18: Teknologi Biofuel,Cpo

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal ilmiah tekno biodiesel , continue process, crude palm oil

http://majarimagazine.com/2009/06/potensi-pengembangan-biodiesel-di- indonesia / by Anita Pravitasari 

Dr. Tirto Prakoso. POTENSI BIODIESEL INDONESIA

www.migas-indonesia.com/.../Potensi_ Biodiesel .do

apwardhanu.wordpress.com/.../produk-lanjutan-crude-palm-oil-cpo/

Page 19: Teknologi Biofuel,Cpo

TUGAS

TEKNOLOGI BIOFUEL

BIODIESEL

CRUDE PALM OIL

OLEH:

NAMA STAMBUK

RAHMAWATI 0922090009

ARDAN REZKIANSYAH 092209000

MAIFA DIAPATI JANNA 0922090008

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2011