20
TEORI-TEORI KRIMINOLOGI Oleh: Bachrul Tulus Fauzi Abdillah Nurul Anissa Selvi Selvia Viyolla Nadyta P UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK PRODI PKN

TEORI KEJAHATAN revisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEORI KEJAHATAN revisi

TEORI-TEORI KRIMINOLOGI

Oleh:Bachrul TulusFauzi AbdillahNurul AnissaSelvi SelviaViyolla Nadyta P

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTAFAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN ILMU SOSIAL POLITIK PRODI PKN

Page 2: TEORI KEJAHATAN revisi

Penjelasan Biologis Atas KejahatanCesare Lombroso Lombrosso menggabungkan positivisme Comte , evolusi dari Darwin,

serta banyak lagi pioneer dalam studi tentang hubungan kejahatan dan tubuh manusia

Lombroso menggeser konsep free will dengan determinisme Ajaran inti Lambroso adalah penjahat mewakili suatu tipe keanehan /

keganjilan fisik yang berbeda dengan non-kriminal. Teori Lombroso adalah born criminal ,insane criminals

dan criminoloids.

Teori-Teori Kejahatan Dari PerspektifBiologis Dan Psikologis

Page 3: TEORI KEJAHATAN revisi

ERNST KRETSCHMER (1888-1964)Mengidentifikasi empat tipe fisik: Asthenic: kurus, bertubuh ramping, berbahu kecil Athletic: menengah tinggi, kuat, berotot, bertulang kasar Pyknic: tinggi sedang, figure yang tegap, leher besar, wajah

luas Beberapa tipe campuran, tidak terklasifikasi

BODY TYPES THEORIES (TEORI-TEORI TIPE FISIK)

Page 4: TEORI KEJAHATAN revisi

BODY TYPES THEORIES (TEORI-TEORI TIPE FISIK)

DISFUNGSI OTAK DAN LEARNING DISABILITIESAda bukti yang semakin berkembang bahwa fungsi otak

dan cacat neurologis secara umum ditemukan pada mereka yang menggunakan kekerasan secar berlebihan dibanding orang pada umumnya.

Banyak pelaku kejahatan kekerasan kelihatannya memiliki cacat didalam otaknya yang berhubungan dengan terganggunya self-control

Page 5: TEORI KEJAHATAN revisi

KRIMINALITAS DAN FAKTOR GENETIKA

Ada beberapa hasil kajian yang menghubungkan faktor-faktor genetika dengan kriminalitas antara lain

• Studi tentang orang kembar (twin studies), • Adopsi (adoption studies), dan • Cromosom (The XYY syndrome).

Page 6: TEORI KEJAHATAN revisi

Twin StudiesKarl Cristiansen dan Sarnoff A Mednick melakukan suatu studi terhadap 3.586 pasangan kembar disatu kawasa. Denmark antara tahun 1881 dan 1910 dikaitkan dengan kejahatan serius. Mereka menemukan bahwa pada identical twins jika pasangannya melakukan kejahatan maka 50% pasangannya juga melakukan. Sedangkan pada fraternal twins angka tersebut hanya 20%. Temuan ini mendukung hipotesa bahwa beberapa pengaruh genetika meningkatkan resiko kriminalitas.

Page 7: TEORI KEJAHATAN revisi

Adoption Studies

Satu studi tentang adopsi ini pernah dilakukan terhadap 14.427 anak yang diadopsi di Denmark antara tahun 1924 dan 1947. Penelitian ini menemukan data:

• Dari anak-anak yang orang tua angkat dan orang tua aslinya tidak tersangkut kejahatan, 13,5% terbuktu melakukan kejahatan

• Dari anak-anak yang memiliki orang tua angkat kriminal tapi orang tua aslinya tidak, 14,7% terbukti melakukan kejahatan.

• Dari anak-anak yang orang tua anaknya tidak kriminal tapi memiliki orang tua asli kriminal, 20% terbukti melakuakn kejahatan

• Dari anak-anak yang orang tua angkat dan orang tua aslinya kriminal, 24,5% terbukti melakukan kejahatan.

Temuan diatas mendukung klaim bahwa kriminalitas dari orang tua asli (orang tua biologis) memiliki pengaruh lebih besar terhadap anak dibanding kriminalitas dari orang tua angkat.

Page 8: TEORI KEJAHATAN revisi

The XXY SyndromeKromosom merupakan struktur dasar yang mengandung gen-kita (suatu materi biologis yang membuat masing-masingkita berbeda).

kesalahan dalam memproduksi sperma atau sel telur menghasilkan abnormalitas genetika. Satu tipe abnormalitas tersebut adalah “the XYY chromosome male” atau laki-laki dengan XYY kromosom. Orang tersebut menerima dua Y kromosom (dan bukan satu) dari ayahnya. Kurang lebih satu dari tiap 1000 kelahiran laki-laki dari keseluruhan populasi memiliki komposisi genetika semacam ini. mereka yang memiliki kromosom XYY cenderung bertubuh tinggi, secara fisik agresif, sering melakukan kekerasan.

Page 9: TEORI KEJAHATAN revisi

PENJELASAN PSIKOLOGIS ATAS KEJAHATAN

Personality Characteristics (Sifat-Sifat Kepribadian)

Samuel Yochelson dan Stanton Samenow Mental Disorder Teori Psikoanalisa, SIGMUND FREUD (1856-

1939) Personality Traits / Inherited criminality

(DUGDALE dan GODDARD) Moral Development Theory Social Learning Theory

Page 10: TEORI KEJAHATAN revisi

1. Personality Characteristics (Sifat-Sifat Kepribadian)

Empat alur penelitian psikologis yang berbeda telah menguji hubungan antara kepribadian dengan kejahatan. Pertama, melihat pada perbedaan-prbedaan antara struktur kepribadian dari penjahat dan bukan penjahat ; kedua, memprediksi tingkah laku ; ketiga, menguji tingkatan dimana dinamika-dinamika kepribadian normal beroperasi dalam diri penjahat ; dan keempat, mencoba menghitung perbedaan-perbedaan individual antar tipe-tipe dan kelompok-kelompok pelaku kejahatan.

Psikologi kejahatan

Page 11: TEORI KEJAHATAN revisi

2. Samuel Yochelson dan Stanton Samenow

Dalam bukunya The Criminal Personality (kepribadian criminal), Yochelson (seorang psikister) dan Samenow (seorang Psikologis) menolak klaim para psikologis bahwa kejahatan disebabkan oleh konflik internal. Tetapi yang sebenarnya para penjahat itu sama-sama memiliki pola pikir yang abnormal yang membawa mereka memutuskan untuk melakukan kejahatan.

Psikologi kejahatan

Page 12: TEORI KEJAHATAN revisi

3. Mental Disorder (Kekacauan mental)

Psikiater Hervey Cleckey memandang psychopathy sebagai suatu penyakit serius meski sipenderita tidak kelihatan sakit. Menurutnya para psychopath terlihat mempunyai kesehatan mental yang sangat bagus. Tetapi apa yang kita saksikan itu sebenarnya hanyalah suatu “mask of sanity” atau topeng kewarasan. Para psychopath tidak menghargai kebenaran, tidak tulus, tidak merasa malu, bersalah atau terhina. Mereka berbohong dan melakukan kecurangan tanpa ada keraguan dan melakukan pelanggaran verbal maupun fisik tanpa perencanaan. Psikologi

kejahatan

Page 13: TEORI KEJAHATAN revisi

4. Teori Psikoanalisa, SIGMUND FREUD (1856-1939)

Sigmund Freud, penemu dari psychoanalysis berpendapat bahwa kriminalitas mungkin hasil dari “an overactive conscience” yang menghasilkan perasaan bersalah yang berlebih. Freud menyebut bahwa mereka mengalami perasaan bersalah yang tak tertahankan akan melakukan kejahatan dengan tujuan agar mereka ditangkap dan dihukum. Begitu mereka dihukum maka perasaan bersalah mereka akan mereda.

Psikologi kejahatan

Page 14: TEORI KEJAHATAN revisi

5. Personality Traits / Inherited criminality (DUGDALE dan GODDARD)

Menurut Dugdale, kriminalitas merupakan sifat bawaan yang diwariskan melaui gengen.

Kesimpulan yang serupa diperoleh Hendry Goddard (1866-1957). Dalam studinya tentang keluarga besar Martin Kallikak, Goddard menemukan lebih banyak penjahat diantara keturunan dari anak tak sah Kallikak dibandinkan keturunan dari anaknya yang lain hasil perkawinan barunya dengn seorang perempuan yang berkualitas sama dengannya.

Psikologi kejahatan

Page 15: TEORI KEJAHATAN revisi

6. Moral Development Theory

Psikolog Lawrence Kohlberg, pioneer dari teori perkembangan moral, menemukan bahwa moral tumbuh dalam tiga tahap, yaitu :

preconventional stage atau tahap pra konvensional.

conventional level (tingkatan konvensional). postconventional level (tingkatan

postkonvensional) individu

Psikologi kejahatan

Page 16: TEORI KEJAHATAN revisi

7. Social Learning Theory

Teori pembelajaran social ini berpendirian bahwa perilaku delinquent dipelajari melalui proses psikologis yang sama sebagaimana semua perlaku non-delinquent.

Ada beberapa jalan kita mempelajari tingkah laku : melalui observasi (observation), pengalaman langsung (direct exposure), dan Penguatan yang berbeda (differential reinforcement).

Page 17: TEORI KEJAHATAN revisi

a. Albert Bandura (Observational Learning)

Tokoh utama social learning theory ini berpendapat bahwa individu-individu mempelajari kekerasan dan agresi melalui behavioral modeling : anak belajar bagaimana bertingkah laku melalui peniruan tingkah laku orang lain. Jadi tingkah laku secara social ditransmisikan melalui contoh-contoh yang terutama datang dari keluarga, sub-budaya, dan media massa.

Sosial learning

Page 18: TEORI KEJAHATAN revisi

b. Gerard Patterson (Direct Experience)

Patterson dan kawan-kawan menguji bagaimana agresi dipelajari melalui pengalaman langsung (direct experience).

Sosial learning

Page 19: TEORI KEJAHATAN revisi

c. Ernest Burgess dan Ronald Akers

Burgess dan Akers menggabungkan learning theory dari Bandura yang berdasarkan psikologi dengan teori differential association dari Edwin Sutherland yang berdasarkan sosiologi dan kemudian menghasilkan teori Differential Assosiation-reinforcement. Menurut teori ini berlangsung terusnya tingkah laku criminal tergantung pada apakah ia diberi penghargaan atau diberi hukuman.

Sosial learning

Page 20: TEORI KEJAHATAN revisi

TERIMAKASIH