37
BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Peramalan (forecasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan merupakan kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang terjadi pada waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu rencana diantaranya didasarkan pada suatu proyeksi atau peramalan [1] . Peramalan adalah suatu untuk memperkirakan keadaan dimasa yang akan datang melalui pengujian keadaan dimasa lalu. Dalam kehidupan sosial segala sesuatu itu serba tidak pasti, sukar diperkirakan secara tepat. Dalam hal ini perlu diadakan peramalan. Peramalan yang dibuat selalu diupayakan agar dapat meminimumkan pengaruh ketidakpastian ini terhadap sebuah permasalahan. Dengan kata lain peramalan bertujuan mendapatkan peramalan yang bisa meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan mean square error, mean absolute error, dan sebagainya. Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang 5

teori neuro fuzzy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: teori neuro fuzzy

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Teori Peramalan (forecasting)

2.1.1 Pengertian Peramalan

Peramalan merupakan kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa

yang terjadi pada waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan

penentuan apa yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Peramalan

menjadi sangat penting karena penyusunan suatu rencana diantaranya didasarkan

pada suatu proyeksi atau peramalan[1].

Peramalan adalah suatu untuk memperkirakan keadaan dimasa yang akan

datang melalui pengujian keadaan dimasa lalu. Dalam kehidupan sosial segala

sesuatu itu serba tidak pasti, sukar diperkirakan secara tepat. Dalam hal ini perlu

diadakan peramalan. Peramalan yang dibuat selalu diupayakan agar dapat

meminimumkan pengaruh ketidakpastian ini terhadap sebuah permasalahan.

Dengan kata lain peramalan bertujuan mendapatkan peramalan yang bisa

meminimumkan kesalahan meramal (forecast error) yang biasanya diukur dengan

mean square error, mean absolute error, dan sebagainya.

Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan

yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan

yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan.

Keberhasilan dari suatu peramalan sangat ditentukan oleh:

a. Pengetahuan teknik tentang pengumpulan informasi (data) masa lalu, data

ataupun informasi tersebut bersifat kuantitatif.

b. Teknik dan metode yang tetap dan sesuai dengan pola data yang telah

dikumpulkan.

Gambaran perkembangan pada masa lalu dan yang akan datang diperoleh

dari hasil analisis data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan.

Perkembangan pada masa depan merupakan perkiraan apa yang akan terjadi,

sehingga dapat dikatakan bahwa peramalan selalu diperlukan didalam penelitian.

Ketepatan penelitian merupakan hal yang penting, walaupun demikian perlu

5

Page 2: teori neuro fuzzy

diketahui bahwa sesuatu ramalan selalu ada unsur kesalahannya, sehingga yang

perlu diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kesalahan dari ramalan

tersebut.

2.1.2 Teknik Peramalan

Situasi peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor

yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola data dan berbagai aspek lainnya.

Untuk menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah

dikembangkan. Teknik tersebut dibagi dalam dua kategori utama, yaitu [2]:

1. Peramalan Kuantitatif

Peramalan kuantitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif

masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada metode

yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.

2. Peramalan Kualitatif atau teknologi

Peramalan kualitatif adalah peramalan yang didasarkan atas data kualitatif

pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung pada orang

yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut

ditentukan berdasarkan pemikiran yang intuisi, pendapat dan pengetahuan

serta pengalaman penyusunnya.

Baik tidaknya metode peramalan yang digunakan tergantung dengan

perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang

terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang

akan terjadi maka semakin baik pula metode yang digunakan.

peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat kondisi berikut: [2]

a. Tersedia informasi (data) tentang masa lalu.

b. Informasi (data) tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.

c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut

Peramalan kuantitatif dapat dibagi ke dalam deret berkala (time series) dan

metoda kausal. Pada jenis deret berkala, pendugaan masa depan dilakukan

berdasarkan nilai masa lalu dari suatu variabel dan/atau kesalahan masa lalu.

Tujuan metode peramalan itu adalah menemukan pola dalam deret data

historis dan mengekstrapolasikan pola dalam menemukan pola didalam pola deret

6

Page 3: teori neuro fuzzy

data historis dan mengekstrapolasikan data tersebut ke masa depan. Sedangkan

model kausal mengasumsikan bahwa faktor yang diramalkan menunjukan suatu

hubungan sebab-akibat dengan satu atau lebih variabel bebas.

Langkah penting dalam memilih suatu metode deret berkala yang tepat

adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling

tepat dengan pola tersebut dapat diuji. pola dapat dibedakan menjadi empat jenis

yaitu: [2]

a. Pola Horizontal (H)

Pola horizontal terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-

rata konstan. Suatu produk yang penjualannya tidak meningkat atau menurun

selama waktu tertentu termasuk jenis ini. Gambar 2.1 menunjukan pola khas

horizontal.

Gambar 2.1. Pola Khas Data Horizontal

b. Pola Musiman (S)

Pola musiman terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman

(misalnya kuartal tahun tertentu, bulan atau harian). Penjualan dari produk

seperti minuman ringan, es krim dan bahan bakar pemanas ruang, semuanya

menunjukan jenis pola ini. Gambar 2.2 menunjukan pola khas dari data

musiman.

7

Page 4: teori neuro fuzzy

Gambar 2.2. Pola Khas Data Musiman

c. Pola Siklis (C)

Pola siklis terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi

jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis seperti mobil,

baja dan peralatan utama lainnya. Penjualan produk seperti mobil, baja dan

peralatan utama lainnya menunjukan jenis pola ini, dapat dilihat pada Gambar

2.3.

Gambar 2.3. Pola Khas Data Siklus

d. Pola Trend (T)

Pola trend terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka

panjang dalam data. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional,

dan berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya mengikuti pola trend

selama perubahannya sepanjang waktu. Gambar 2.4 menunjukan pola trend.

8

Page 5: teori neuro fuzzy

Gambar 2.4. Pola Khas Data Trend

Pola Trend Terbagi atas beberapa macam :

Trend Linear

Trend linear adalah kecenderungan data dimana

perubahannya berdasarkan waktu adalah tetap (konstan)

Gambar 2.5 Trend Linear

Titik-titik data tidak akan persis seluruhnya melewati garis

lurus, tetapi secara umum, pola yang terlihat akan

membentuk seperti garis lurus. Oleh karenanya, jika trend

data membentuk seperti pola tersebut di atas, maka kita

dapat menggunakan model trend linear untuk peramalan.

Trend Eksponensial

Trend pertumbuhan eksponensial adalah kecenderungan

data dimana perubahannya semakin lama semakin

bertambah secara eksponensial. Secara grafis, contoh time

9

Page 6: teori neuro fuzzy

series plot dari trend pertumbuhan eksponensial sebagai

berikut.

Gambar 2.6. Trend Pertumbuhan Eksponensial

Trend Logaritmis

Trend ini memiliki pertumbuhan yang meningkat, atau menurun

secara logaritmis, secara grafis, bentuk trend ini adalah seperti pada

gambar

Gambar 2.7. Trend Logarithmic

Trend Polinomial

Memiliki persamaan garis polynomial orde n, secara grafis, trend ini

biasanya berbentuk :

10

Page 7: teori neuro fuzzy

Gambar 2.8. Trend Polinomial

Trend Power

Digunakan pada data set yang meningkat secara berkala. Trendline

tipe ini tidak dapat digunakan jika ada nilai 0 atau penurunan nilai.

Biasanya berbentuk seperti :

Gambar 2.9. Trend Power

2.1.3 Ukuran Ketepatan Metoda Peramalan

Dalam pemodelan deret berkala, sebagian data yang diketahui dapat

digunakan untuk meramalkan data berikutnya. Selisih besaran (ukuran kesalahan

peramalan) data peramalan terhadap data aktual yang terjadi merupakan suatu

data penting untuk menilai ketepatan suatu metode peramalan. Dengan

11

Page 8: teori neuro fuzzy

membandingkan ukuran kesalahan beberapa metode peramalan, akan diperoleh

metode mana yang mempunyai ukuran kesalahan terkecil, sehingga nilai

peramalan dapat dipakai sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan

dimasa yang akan datang.

terdapat beberapa ukuran kesalahan dalam peramalan diantaranya MSE

(Mean Square Error). [2]

2.2 Kecerdasan Buatan

Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence didefinisikan sebagai

kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini

umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam

suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat

dilakukan manusia. Kecerdasan buatan ini merupakan cabang dari ilmu komputer

yang concerned dengan pengotomatisasi tingkah laku cerdas. Karena itu

kecerdasan buatan harus didasarkan pada prinsip-prinsip teoretikal dan terapan

yang menyangkut struktur data yang digunakan dalam representasi pengetahuan

(knowledge representation), algoritma yang diperlukan dalam penerapan

pengetahuan itu, serta bahasa dan teknik pemrograman yang dipakai dalam

implementasinya. Pada awal diciptakannya, komputer hanya difungsikan sebagai

alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran

komputer semakin mendominasi kehidupan umat manusia. Komputer tidak lagi

hanya digunakan sebagai alat hitung, lebih dari itu, komputer diharapkan untuk

dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang bisa dikerjakan oleh

manusia.

2.3 Lingkup Kecerdasan Buatan

Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan perkembangan cara hidup

yang membutuhkan adanya kehadiran kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan

sudah mulai dibutuhkan di berbagai bidang ilmu dan teknologi. Gabungan antara

ilmu psikologi dan kecerdasan buatan melahirkan sebuah area yang dikenal

dengan nama Cognition & Psycolinguistik. Gabungan antara teknik elektro

dengan kecerdasan buatan melahirkan berbagai ilmu seperti : pengolahan citra,

12

Page 9: teori neuro fuzzy

teori kendali, pengenalan pola dan robotika. Pengklasifikasian kecerdasan buatan

didasarkan pada keluaran yang diberikan yaitu aplikasi komersial. Lingkup utama

dalam kecerdasan buatan adalah:

1. Sistem Pakar (Expert System). Komputer digunakan sebagai sarana untuk

menyimpan pengetahuan para pakar, sehingga komputer akan memiliki

keahlian menyelesaikan masalah dengan meniru keahlian yang dimiliki

oleh para Pakar.

2. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing). Dengan

pengolahan bahasa alami ini diharapkan user dapat berkomunikasi dengan

komputer dengan menggunakan bahasa sehari-hari.

3. Pengenalan Ucapan (Speech Recognition). Melalui pengenalan ucapan

diharapkan manusia dapat berkomunikasi dengan komputer dengan

menggunakan suara.

4. Robotika & Sistem Sensor (Robotics & Sensory Systems).

5. Computer Vision, mencoba untuk dapat menginterpretasikan gambar atau

objek-objek tampak melalui komputer.

6. Intelligent Computer-Aided Instruction. Komputer dapat digunakan sebagai

tutor yang dapat melatih dan mengajar.

7. Game Playing.

Metodologi-metodologi yang digunakan dalam Soft Computing adalah :

1. Sistem Fuzzy (mengakomodasi ketidaktepatan); Logika Fuzzy (fuzzy

logic)

2. Jaringan Syaraf (menggunakan pembelajaran); Jaringan Syaraf Tiruan

(neural network)

3. Probabilistic Reasoning (mengakomodasi ketidakpastian)

4. Evolutionary Computing (optimasi); Algoritma Genetika

2.4 Logika Fuzzy

2.4.1 Pengertian Logika Fuzzy

Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar-samar. Suatu nilai

dapat bernilai besar atau salah secara bersamaan. Dalam Fuzzy dikenal derajat

13

Page 10: teori neuro fuzzy

keanggotaan yang memiliki rentang nilai 0 (nol) hingga 1(satu). Berbeda dengan

himpunan tegas yang memiliki nilai 1 atau 0 (ya atau tidak).

Logika Fuzzy merupakan seuatu logika yang memiliki nilai kekaburan atau

kesamaran (Fuzzyness) antara benar atau salah. Dalam teori logika fuzzy suatu

nilai bias bernilai benar atau salah secara bersama. Namun berapa besar

keberadaan dan kesalahan suatu tergantung pada bobot keanggotaan yang

dimilikinya. Logika Fuzzy memiliki derajat keanggotaan dalam rentang 0 hingga

1. Berbeda dengan logika digital yang hanya memiliki dua nilai 1 atau 0. Logika

Fuzzy digunakan untuk menterjemahkan suatu besaran yang diekspresikan

menggunakan bahasa (linguistic), misalkan besaran kecepatan laju kendaraan

yang diekspresikan dengan pelan, agak cepat, cepat, dan sangat cepat. Dan Logika

Fuzzy menunjukan sejauh mana suatu nilai itu benar dan sejauh mana suatu nilai

itu salah. Tidak seperti Logika klasik crisp/tegas, suatu nilai hanya mempunyai 2

kemungkinan yaitu merupakan suatu anggota himpunan atau tidak. Derajat

keanggotaan 0 (nol) artinya nilai bukan merupakan anggota himpunan dan 1

(satu) berarti nilai tersebut adalah anggota himpunan. [2]

Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang

input kedalam suatu ruang output, mempunyai nilai kontinyu. Fuzzy dinyatakan

dalam derajat dari suatu keanggotaan dan derajat dari kebenaran. Oleh sebab itu

sesuatu dapat dikatakan sebagian benar dan sebagian salah pada waktu yang sama

[3].

Logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan 1, tingkat

keabuan dan juga hitam dan putih, dan dalam bentuk linguistik, konsep tidak pasti

seperti "sedikit", "lumayan" dan "sangat"[7]. Kelebihan dari teori logika fuzzy

adalah kemampuan dalam proses penalaran secara bahasa (linguistic reasoning).

Sehingga dalam perancangannya tidak memerlukan persamaan matematik dari

objek yang akan dikendalikan.

2.4.2 Himpunan Fuzzy

Dalam teori logika Fuzzy dikenal himpunan Fuzzy (Fuzzy set) yang

merupakan pengelompokan sesuatu berdasarkan variabel bahasa (linguistic

variable), yang dinyatakan dalam fungsi keanggotaan. Didalam semesta

14

Page 11: teori neuro fuzzy

pembicaraan (universe of discourse) U, fungsi keanggotaan dari suatu himpunan

Fuzzy tersebut bernilai 0 sampai dengan 1.

2.4.3 Fungsi Keanggotaan

Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang

menunjukan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaan (disebut

juga derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0 sampai 1[4].

Fungsi keanggotaan yang digunakan Jang, J.–S.R, Sun, C.-T dan

Mitsuzani, E . adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Keanggotaan Segitiga

Kurva segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linear).

Pada kurva ini, hanya satu nilai x yang memiliki derajat keanggotan yang

sama dengan 1, yaitu ketika x = b. Tetapi, nilai-nilai di sekitar b memiliki

derajat keanggotaan yang turun cukup tajam (menjauhi 1). Representasi

kurva segitiga bisa dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.10. Kurva Segitiga

Fungsi Keanggotaan :

µ[x]={ 0 ;(x−a)/(b−a);

−(x−c)/(c−b);

x ≤ a atau x ≥ ca≤ x≤ bb<x ≤ c

( 2.1 )

2. Representasi kurva trapesium

Pada dasarnya sama dengan kurva segitiga, tetapi memiliki nilai

keanggotaan 1 untuk beberapa titik. Representasi kurva ini dapat dilihat

dari gambar 2.6 dibawah.

15

Page 12: teori neuro fuzzy

Gambar 2.11. Kurva Trapesium

Fungsi keanggotaannya :

μ [ x ]={0 ; x ≤ a atau x≥ c( x−a )(b−a)

;a≤ x ≤ b

1 ;b≤ x ≤ c(d−x )(d−c )

; x≥ d

( 2.2 )

3. Representasi kurva bentuk bahu

Daerah yang terletak di tengah-tengah variabel yang direpresentasikan

dalam bentuk segitiga, pada sisi kiri dan kanannya akan naik dan turun.

Seperti dapat dilihat pada gambar 2.7 dibawah ini.

Gambar 2.12. Kurva Bentuk Bahu

4. Representasi kurva-s

16

Page 13: teori neuro fuzzy

Kurva penyusutan dan pertumbuhan merupakan kurva-s atau sigmoid yang

berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara non-

linear.

Kurva-s untuk pertumbuhan akan bergerak naik dari sisi kiri, seperti pada

gambar 2.8. Fungsi keanggotaannya berada pada 50% dari nilai

keanggotaan yang sering disebut sebagai titik infleksi.

Gambar 2.13. Kurva-S Pertumbuhan

Sedangkan kurva-S untuk penyusutan akan bergerak dari sisi paling kanan

(bernilai 1) ke sisi yang paling kiri (bernilai 0). Seperti dapat dilihat pada

gambar 2.9.

Gambar 2.14. Kurva-S Penyusutan

Pada gambar 2.10, Kurva-S didefinisikan menggunakan 3 parameter : nilai

keanggotaan bernilai nol (α), nilai keanggotaan lengkap (γ), dan titik

infleksi atau crossover (β) yaitu titik yang memiliki nilai 50% benar.

17

Page 14: teori neuro fuzzy

Gambar 2.15. Karakteristik Fungsi Kurva-S

Fungsi kurva-S pertumbuhan :

S( x ; α , β , γ )={ 0 ;2{(x−α)/(γ−α )}2 ;

1−2 {(γ−x )/(γ−α)}2 ;1 ;

x≤ aα ≤ x ≤ ββ ≤ x ≤ γ

x ≥ γ

( 2.3 )

Fungsi Kurva-S penyusutan

S( x ; α , β , γ )={ 1 ;1−2 {(x−α )/(γ−α)}2;

2{(γ−x )/(γ−α )}2 ;0 ;

x≤ aα ≤ x ≤ ββ ≤ x ≤ γ

x ≥ γ

( 2.4 )

5. Representasi kurva bentuk lonceng (bell curve)

Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya digunakan kurva

berbentuk lonceng. Kurva berbentuk lonceng ini terbagi atas tiga kelas

yaitu : himpunan fuzzy PI, BETA, dan GAUSS. Perbedaan ketiganya

terdapat pada gradiennya.

Kurva PI

Berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan satu terletak pada

pusat dengan domain (γ), dan lebar kurva (β) sepeti terlihat pada

gambar.

18

Page 15: teori neuro fuzzy

Gambar 2.16. Karakteristik Fungsi Kurva PI

Fungsi keanggotaannya:

Π ( x , β , γ )=¿ ( 2.5 )

Kurva BETA

Juga berbentuk lonceng namun lebih rapat. Kurva ini didefinisikan

dengan 2 parameter yaitu nilai pada domain yang menunjukkan

pusat kurva (γ), dan setengah lebar kurva (β).

Gambar 2.17. Karakteristik Fungsi Kurva Beta

Fungsi keanggotaannya:

19

Page 16: teori neuro fuzzy

B (x ;γ , β )= 1

1+( x−γβ )

2

( 2.6 )

Kurva GAUSS

Jika kurva PI dan BETA menggunakan 2 parameter yaitu (γ) dan

(β) , kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk menunjukkan

nilai domain pada pusat kurva dan (k) yang menunjukkan lebar

kurva

Gambar 2.18 Karakteristik Fungsi Kurva Gauss

Fungsi keanggotaannya:

G ( x ;k , γ )=e−k (γ−x )2 ( 2.7 )

2.4.4 Sistem Inferensi Fuzzy

Sistem inferensi fuzzy (fuzzy inference system atau FIS) merupakan suatu

kerangka komputasi yang didasarkan pada teori himpunan fuzzy, aturan fuzzy

berbentuk if – then, dan penalaran fuzzy.[3] Secara garis besar, diagram blok

proses inferensi fuzzy terlihat pada gambar :

20

Page 17: teori neuro fuzzy

Gambar 2.19. Proses Infrensi Sistem Fuzzy

Struktur dasar dari sistem inferensi fuzzy berisi tiga komponen konseptual:

1. Dasar aturan yang mana berisi sebuah pemilihan aturan fuzzy.

2. Database yang mendefinisikan fungsi keanggotaan yang digunakan dalam

aturan fuzzy

3. Mekanisme pemikiran yang mengerjakan prosedur inferensi terhadap

aturan dan kenyataan yang diketahui untuk menurunkan output atau

kesimpulan yang masuk akal

Sistem Inferensi fuzzy menerima input crisp. Input ini kemudai dikirim ke

basis pengetahuan yang berisi n aturan fuzzy dalam bentuk IF- THEN. Fire strength

akan dicari pada setiap aturan. Apabila jumlah aturan lebih dari satu, maka akan

dilakukan agregasi dari semua aturan. Selanjutnya, pada hasil agregasi akan

dilakukan defuzzy untuk mendapatkan nilai crisp sebagai output sistem.

a. Model Fuzzy Sugeno

Sistem inferensi menggunakan metode sugeno, memiliki karakteristik

yaitu konsekuen tidak merupakan himpunan fuzzy, namun merupakan

suatu persamaan linear dengan variable-variabel sesuai dengan variable-

variabel inputnya. Metoda ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang

pada tahun 1985.

Ada 2 model untuk sistem inferensi fuzzy dengan menggunakan metoda

TSK, yaitu model TSK orde-0 dan TSK orde-1

Model Fuzzy Sugeno orde-0

Secara umum bentuk model fuzzy sugeno orde-0 adalah :

21

Page 18: teori neuro fuzzy

IF ( x1 is A1 )° ( x2is A2 ) ° ( x3 is A3 ) °…° ( xnis An ) Then z=k

Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-I sebagai anteseden, ° adalah

operator fuzzy, dan k adalah suatu konstanta(tegas) sebagai

konsekuen.

Model Fuzzy Sugeno orde-1

Secara umum bentuk model fuzzy sugeno orde-0 adalah :

IF ( x1 is A1 )° …° ( xnis An ) Then z=p 1∗x1+…+pn∗xn+q

Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-I sebagai anteseden, ° adalah

operator fuzzy, pi adalah suatu konstanta(tegas) ke-i dan q juga

merupakan konstanta dalam konsequen

Proses agregasi dan defuzzy untuk mendapatkan nilai tegas sebagai output

untuk M aturan fuzzy dilakukan dengan menggunakan rata-rata terbobot,

yaitu :

y i=∑k=1

M

α k Zk

∑k=1

M

α k

a. Model Fuzzy Sukamoto

Dalam model fuzzy Tsukamoto, consequent dari masing-masing

aturan fuzzy If-Then direpresentasikan oleh satu set fuzzy dengan MF

monoton. Sebagai hasilnya output yang terinferensi dari masing-masing

aturan didefinisikan sebagai nilai crisp diinduksikan oleh aturan firing

strength. Output keseluruhan diambilkan sebagai rata-rata terbobot dari

tiap aturan output.

22

Page 19: teori neuro fuzzy

Gambar 2.20. Aturan Fuzzy Tipikal Model Sukamoto

2.5 Fuzzy C-Means

Fuzzy C-Means (FCM) dikenalkan pertama kali oleh Jim Bezdek pada

tahun 1981 yang merupakan salah satu metode clustering menggunakan model

pengelompokan fuzzy sehingga data dapat menjadi anggota dari semua kelas atau

cluster dengan derajat atau tingkat keanggotaan yang berbeda antara 0 hingga 1.

Konsep dari fuzzy c-means pertama kali adalah menentukan pusat cluster,

yang akan menandai lokasi rata-rata untuk tiap-tiap cluster. Pada kondisi awal,

pusat cluster ini masih belum akurat. Tiap-tiap titik data memiliki derajat

keanggotaan untuk tiap-tiap cluster. Dengan cara memperbaiki pusat cluster dan

derajat keanggotaan tiap-tiap titik data secara berulang, maka akan dapat dilihat

bahwa pusat cluster akan bergerak menuju lokasi yang tepat. Perulangan ini

didasarkan pada minimasi fungsi obyektif yang menggambarkan jarak dari titik

data yang diberikan kepusat cluster yang terbobot oleh derajat keanggotaan titik

data tersebut.

Output dari fuzzy c-means bukan merupakan deretan pusat cluster dan

beberapa derajat keanggotaan untuk tiap-tiap titik data. Informasi ini dapat

digunakan untuk membangun suatu fuzzy inference system [6].

Apabila terdapat suatu himpunan data (input atau output data dari sistem

fuzzy) sebagai berikut :

U = (u1, u2, u3, …., uN ) (2. 10)

Derajat keanggotaan suatu titik data ke – k dicluster ke – i adalah :

23

Page 20: teori neuro fuzzy

µik(uk) ε [0, 1] dengan (1 ≤ i ≤ c ; 1 ≤ k ≤ N) (2. 11)

Pada metode FCM, matrik partisi didefinisikan sebagai :

(2. 12)

dengan

(2. 13)

Yang berarti bahwa jumlah nilai keanggotaan suatu data pada semua cluster harus

sama dengan 1.

Fungsi objektif iterasi ke – t P(c) pada matrik partisi adalah :

(2. 14)

keterangan persamaan :

= fungsi objektif iterasi ke – t

vfi = pusat vektor pada cluster fuzzy ke – i

µik =derajat keanggotaan suatu titik data ke – k dicluster ke – i

µk =derajat keanggotaan suatu titik data ke – k

Dengan vfi adalah pusat vektor pada cluster fuzzy ke – i,

(2. 15)

keterangan persamaan :

vfi = pusat vektor pada cluster fuzzy ke – i

µik =derajat keanggotaan suatu titik data ke – k dicluster ke – i

µk =derajat keanggotaan suatu titik data ke – k

w = bobot nilai keanggotaan

24

Page 21: teori neuro fuzzy

dan w adalah bobot pada nilai – nilai keanggotaan, adalah bentuk normal

Euclidian yang digunakan sebagai jarak antara uk dan vfi.

2.6 Jaringan Syaraf Tiruan

2.6.1 Gambaran Umum Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan saraf tiruan merupakan suatu pemrosesan informasi yang di

desain dengan menirukan cara kerja otak manusia dalam menyelesaikan suatu

masalah dengan melakukan proses pembelajaran. Seperti halnya otak manusia,

jaringan saraf tiruan terdiri dari neuron-neuron yang saling berhubungan.

Informasi yang diterima neuron akan ditransformasikan melalui jaringan

keluarannya ke neuron yang lain, hubungan ini dikenal dengan bobot. Informasi-

informasi tersebut disimpan pada suatu nilai tertentu pada bobot tersebut. Input

diproses oleh suatu fungsi perambatan yang akan menjumlahkan nilai semua

bobot yang datang. Hasil dari penjumlahan ini kemudian dibandingkan dengan

nilai ambang (threshold) tertentu melalui fungsi aktifasi setiap neuron. Bila nilai

input melewati nilai threshold maka neuron akan diaktifkan dan neuron tersebut

akan mengirimkan nilai output melalui bobot-bobot output ke semua neuron yang

terhubung.

Jaringan saraf tiruan terdiri dari beberapa neuron dan terdapat hubungan

antara neuron-neuron tersebut. Neuron akan mentransformasikan informasi yang

diterimanya melalui sambungan keluaran menuju neuron-neuron yang lain.

Neuron merupakan unit pemroses informasi yang merupakan dasar operasi

jaringan saraf tiruan.

Pada jaringan saraf, neuron-neuron akan dikumpulkan dalam lapisan-

lapisan (layer) yang disebut dengan lapisan neuron (neuron layer). Neuron-neuron

pada satu lapisan akan dihubungkan dengan lapisan-lapisan sebelum dan

sesudahnya (kecuali lapisan input dan lapisan output). Informasi yang diberikan

pada jaringan saraf akan dirambatkan dari lapisan ke lapisan, mulai dari lapisan

input sampai ke lapisan output melalui lapisan yang dikenal dengan lapisan

tersembunyi (hidden layer).

25

Page 22: teori neuro fuzzy

Jaringan saraf tiruan ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut:

1. Pola hubungan antar neuron (arsitektur jaringan)

2. Metode untuk menentukan bobot penghubung (metode

learning/training)

3. Penggunaan bias

4. Fungsi aktifasi

1. Jaringan dengan lapisan tunggal (single layer network)

Jaringan lapisan tunggal hanya memiliki satu lapisan dengan bobot

terhubung. Jaringan ini hanya menerima input kemudian secara langsung

akan mengolahnya menjadi output tanpa harus melalui lapisan tersembunyi.

Pada gambar 2.4 dapat dilihat lapisan input memiliki 3 neuron, yaitu X1, X2,

dan X3, sedangkan output terdiri dari 2 neuron yaitu Y1 dan Y2. Neuron-

neuorn pada kedua lapisan saling berhubungan. Seberapa besar hubungan

antara 2 neuron ditentukan oleh bobot yang bersesuaian.

Gambar 2.21Jaringan dengan lapisan tunggal

26

Nilai Output

Lapisan Output

Matrik Bobot

Lapisan Input

Nilai Input

Y1 Y2

X3X2X1

W11W12

W21 W22

W31 W32

Page 23: teori neuro fuzzy

2. Jaringan dengan banyak lapisan (multi layer network)

Jaringan dengan banyak lapisan memiliki satu atau lebih lapisan yang terletak

diantara lapisan input dan lapisan output yang disebut dengan lapisan

tersembunyi (hidden layer). Jaringan dengan banyak lapisan ini dapat

menyelesaikan permasalahan yang lebih sulit daripada lapisan tunggal, tetapi

dengan pembelajaran yang lebih rumit .

27

Lapisan Tersembunyi

Matirk Bobot

Y1

Nilai Output

Lapisan Output

Matrik Bobot

Lapisan Input

Nilai Input

Z1 Z2

X3X2X1

W11W12

W21 W22

W31 W32

W1 W2

Page 24: teori neuro fuzzy

Gambar 2.22 Jaringan dengan banyak lapisan (multi layer network)

3. Jaringan Recurrent

Model jaringan recurrent mirip dengan jaringan layer tunggal ataupun

banyak. Hanya saja ada neuron output yang memberikan sinyal pada unit

input (sering disebut dengan feedback loop).

2.6.2 Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Jaringan saraf tiruan perambatan galat mundur (backpropagation)

merupakan salah satu algoritma yang digunakan dalam penyelesaian masalah-

masalah yang rumit karena jaringan dengan algoritma ini dilatih dengan

menggunakan metode pembelajaran terbimbing. Pada jaringan diberikan pola

masukan dan pola keluaran yang diinginkan. Ketika suatu pola diberikan kepada

jaringan, bobot-bobot akan diubah untuk memperkecil perbedaan pola keluaran

dan pola yang diinginkan. Latihan ini dilakukan berulang-ulang sehingga semua

pola yang dikeluarkan jaringan dapat memenuhi pola yang diinginkan.

Algoritma pelatihan jaringan saraf perambatan galat mundur terdiri dari

dua langkah, yaitu perambatan maju dan perambatan mundur. Langkah

perambatan maju dan perambatan mundur ini dilakukan untuk setiap pola yang

diberikan selama jaringan mengalami pelatihan.

Jaringan perambatan galat mundur terdiri dari tiga lapisan atau lebih

lapisan pengolah. Lapisan paling bawah adalah lapisan input yang berfungsi

menerima input dari luar. Lapisan diatasnya adalah lapisan tersembunyi (hidden

layer). Lapisan paling atas adalah lapisan output. Ketiga lapisan ini terhubung

secara penuh.

2.6.3 Metode Pelatihan/Pembelajaran

Cara berlangsungnya pembelajaran atau pelatihan JST dikelompokkan

menjadi 3 yaitu[5]:

a. Supervised Learning (Pembelajaran Terawasi)

Pada metode ini, setiap pola yang diberikan kedalam JST telah diketahui

keluarannya. Selisih antara pola keluaran aktual (keluaran yang dihasilkan)

dengan pola keluaran yang dikehendaki (target keluaran) yang disebut

28

Page 25: teori neuro fuzzy

error digunakan untuk mengkoreksi bobot JST sehingga JST mampu

menghasilkan keluaran sedekat mungkin dengan pola kelauran target yang

telah diketahui oleh JST. Contoh algoritma JST yang menggunakan

metode ini adalah: Perceptron, ADALINE, Boltzman, Hopfield, LVQ

(Learning Vector Quantization) dan Backpropagation.

b. Unsupervised Learning (Pembelajaran tak terawasi)

Pada metode ini, tidak memerlukan target keluaran. Pada metode ini tidak

dapat ditentukan hasil seperti apakah yang diharapkan selama proses

pembelajaran. Selama proses pembelajaran, nilai bobot disusun dalam

suatu range tertentu. Pembelajaran ini biasanya sangat cocok untuk

klasifikasi pola. Contoh algoritma JST menggunakan metode ini adalah:

Competitive, Hebbian, Kohonen, dan Neocognitron.

c. Hybrid Learning (Pembelajaran Hibrida)

Merupakan kombinasi dari metode pembelajaran Supervised Learning dan

Unsupervised Learning. Sebagian bobot-bobotnya ditentukan melalui

pembelajaran terawasi dan sebagian lainnya melalui pembelajaran tak

terawasi. Contoh algoritma JST yang menggunakan metode ini yaitu :

algoritma RBF.

2.7 Neuro-Fuzzy System (NFS)

2.7.1 Gambaran Umum Neuro-Fuzzy System

Neuro-Fuzzy adalah gabungan dari dua sistem yaitu sistem logika fuzzy

dan jaringan syaraf tiruan. Sistem Neuro-Fuzzy berdasar pada sistem inferensi

fuzzy yang dilatih menggunakan algoritma pembelajaran yang diturunkun dari

sistem jaringan syaraf tiruan. Pelatihan dengan jaringan syaraf dapat memberikan

cara yang baik untuk mengatur pengetahuan kepakaran dan secara otomatis

membuat aturan-aturan dan fungsi-fungsi keanggotaan fuzzy tambahan untuk

pencapaian suatu spesifikasi tertentu, Sistem inferensi fuzzy memperkaya

kemampuan sistem jaringan syaraf untuk memberikan keluaran-keluaran yang

lebih layak dengan ekstrapolasi diatas batas pelatihan. Dengan demikian sistem

neuro-fuzzy memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh system inferensi fuzzy

dan sistem jaringan syaraf tiruan.

29

Page 26: teori neuro fuzzy

Model ini digunakan untuk akuisisi pengetahuan dan pembelajaran.

Jaringan syaraf diminimalisasi dengan pengetahuan pakar dalam bentuk symbol,

kemudian dilatih berdasarkan input-output system nyata. Pengetahuan dalam

bentuk symbol yang diperoleh dari pelatihan dasar tersebut kemudian

direpresentasikan dalam logika fuzzy.[5]

NFS dirancang untuk merealisasikan proses penalaran fuzzy, dimana

bobot-bobot yang terhubung pada jaringan tersebut berhubungan dengan

parameter-parameter penalaran fuzzy dengan menggunakan algoritma

pembelajaran backpropagation, NFS dapat mengidentifikasikan aturan-aturan

fuzzy dan melatih fungsi keanggotaan dari penalaran fuzzy tersebut. Biasanya,

NFS memiliki neuron-neuron yang terpisah antara bagian anteseden, bagian

operator dan bagian konsekuen. NFS berupa jaringan dengan banyak lapisan yang

digunakan untuk menentukan relasi input-output pada system fuzzy. NFS dapat

melatih aturan-aturan yang berbentuk linguistic dan atau fungsi keanggotaan.

Pada NFS, perancangan jaringan syaraf dipandu oleh formalisme logika

fuzzy, dimana perancangan jaringan saraf tersebut digunakan untuk

mengimplementasikan logika fuzzy dan fuzzy decision making, dan juga

digunakan untuk merepresentasikan fungsi keanggotaan yang merepresentasikan

himpunan fuzzy.

2.7.2 Jaringan Saraf Sebagai Pengendali Penalaran Fuzzy

Konsep dasar dari pemakaian jaringan saraf sebagai pengendali penalaran

fuzzy adalah menggunakan jaringan saraf untuk merealisasikan atau

membangkitkan system inferensi fuzzy model sugeno, baik pada bagian anteseden

(membangkitkan fungsi keanggotaan), maupun pada bagian konsekuen

(melakukan inferensi)[5].

Seperti telah kita ketahui bahwa salah satu kelemahan terbesar dari system

inferensi fuzzy adalah penentuan fungsi keanggotaan dan pembangkitan fungsi

pembelajaran pada aturan-aturan inferensi. Pada NFS digunakan jaringan syaraf

dengan algoritma pembelajaran backpropagation untuk membangun himpunan-

himpunan fuzzy pada bagian anteseden, dan fungsi inferensi yang ada pada bagian

konsekuen, aturan inferensi yang diberikan memiliki format sebagai berikut :

30

Page 27: teori neuro fuzzy

R s: IFx=( x1 , x2 , …, xn ) is A s THEN ys=N N s ( x1 , x2 , …, xm ); ( 2.16 )

s = 1, 2, …, r.

dengan r adalah jumlah aturan inferensi, As adalah himpunan fuzzy pada bagian

anteseden pada setiap aturan, dan NN(.) adalah jaringan backpropagation dengan

input ( x1 , x2 , …, xm ) dan output ys.

31