28
Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Implementasinya dalam Pendidikan REP | 12 March 2011 | 17:53 Dibaca: 28172 Komentar: 0 Nihil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia bentukan perseptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari sudut tinjauan biologi dan antarafikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif. Piaget, dalam Bringuier, 1980, hlm. 110. Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasa n kembalitentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingkungannya.Kecerdasan merupakan proses yang berkesinamb ungan yang membentuk struktur yangdiperlukan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentukoleh kecerdasan, pengetahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal. Perkembangan cara berfikir yang berlainan dari masa bayi sampai u sia dewasameliputi tindakan dari bayi, pra operasi, operasi kongk rit dan opersai formal. Prosesdibentuknya setiap struktur yang le bih kompleks ini adalah asimilasi dan akomodasi,yang diatur oleh ekuilibrasi. Piaget juga memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandan gan yang lain, iamenguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan ek

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Implementasinya dalam Pendidikan

REP | 12 March 2011 | 17:53 Dibaca: 28172    Komentar: 0    Nihil

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengetahuan itu bukanlah salinan dari obyek dan juga bukan berbentuk

kesadaran apriori yang sudah ditetapkan di dalam diri subyek, ia

bentukan perseptual, oleh pertukaran antara organisme dan lingkungan dari

sudut tinjauan biologi dan

antarafikiran dan obyeknya menurut tinjauan kognitif.

Piaget, dalam Bringuier, 1980, hlm. 110.

Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif memberikan batasan kemb

alitentang kecerdasan, pengetahuan dan hubungan anak didik dengan lingku

ngannya.Kecerdasan merupakan proses yang berkesinambungan yang

membentuk struktur yangdiperlukan dalam interaksi terus

menerus dengan lingkungan. Struktur yang dibentukoleh kecerdasan, penget

ahuan sangat subjektif waktu masih bayi dan masa kanak –

kanak awal dan menjadi objektif dalam masa dewasa awal.

Perkembangan cara berfikir yang berlainan dari masa bayi sampai usia dewa

sameliputi tindakan dari bayi, pra operasi, operasi kongkrit dan opersai form

al. Prosesdibentuknya setiap struktur yang lebih kompleks ini adalah asimilas

i dan akomodasi,yang diatur oleh ekuilibrasi.

Piaget juga memberikan proses pembentukan pengetahuan dari pandangan 

yang lain, iamenguraikan pengalaman fisik atau pengetahuan eksogen, yang 

merupakan abstraksidari ciri –

ciri dari obyek, pengalaman logis matematis atau pengetahuan endogendisu

sun melalui reorganisasi

Page 2: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

proses pemikiran anak didik . Sruktur tindakan, operasikongkrit dan operasa

i formal dibangun dengan jalan logis – matematis.

Sumbangan bagi praktek pendidikan untuk karya –

karya Piaget mengenalipengetahuan yang disosialisasikan dari sudut pandan

gan anak. Implementasi kurikulummenjadi pelik oleh kenyataan

bahwa teorinya tidak memasukan hubungan antaraberfikir logis dan pelajara

n – pelajaran pokok seperti membaca dan menulis.

B. Rumusan Makalah

a. Pengertian Kognitif

b. Prinsip dasar teori Piaget

c. Aspek inteligensi

d. Teori Perkembangan Piaget

e. Implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran

f. Kritik Terhadap Teori Piaget

C. Tujuan Perumusan Masalah, Untuk mengetahui tentang :

a. Pengertian Kognitif

b. Prinsip dasar teori Piaget

c. Aspek inteligensi

d. Teori Perkembangan Piaget

e. Implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran

f. Kritik Terhadap Teori Piaget

BAB II

Page 3: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

PEMBAHASAN

A.Pengertian Kognitif

Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. Secara

umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan :

pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan

(aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi

(evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk

mengembangkan kemampuan rasional (akal).

Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Oleh sebab itu kognitif berbeda dengan teori behavioristik, yang lebih menekankan pada aspek kemampuan perilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespons terhadap stimulus yang datang kepada dirinya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata kognitif. Dari aspek

tenaga pendidik misalnya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi

bidang kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual,

seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara

mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.

Akan tetapi apa arti kognitif yang sebenarnya? Lalu apa perkembangan

kognitif itu?

Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian (adaptasi).

Kecenderungan organisasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk mengintegasi proses-proses sendiri menjadi system - sistem yang koheren. Adaptasi dapat dilukiskan sebagai kecenderungan bawaan setiap organisme untuk memyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan sosial.

Page 4: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.

B. Prinsip Dasar Teori Piaget

Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yg menyeluruh,

yg mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi &

psikologis ( perkembanganjiwa).

Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap

lingkungan. Contoh : manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut

untuk melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan

untuk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian

dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk

memproduksi pakaian & kendaraan untuk transportasi.

Faktor yang Berpengaruh dalam Perkembangan Kognitif, yaitu :

1. Fisik

Interaksi antara individu dan dunia luat merupakan sumber pengetahu

an baru,tetapi kontak dengan dunia fisik itu tidak cukup untuk menge

mbangkanpengetahuan kecuali jika intelegensi individu dapat memanf

aatkan pengalamantersebut.

1. Kematangan

Kematangan sistem syaraf menjadi penting karena memungkinkan ana

kmemperoleh manfaat secara maksimum dari pengalaman fisik. Kemat

anganmembuka kemungkinan untuk perkembangan sedangkan kalau 

kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi secara

kognitif. Perkembangan

Page 5: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

berlangsung dengan kecepatan yang berlainan tergantung pada sifat k

ontakdengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.

1. Pengaruh sosial

Lingkungan sosial termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalama

n fisikdapat memacu atau menghambat perkembangan struktur kognit

if

1. Proses pengaturan diri yang disebut ekuilibrasi

Proses pengaturan diri dan pengoreksi diri, mengatur interaksi spesifik 

dariindividu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalama

n sosial danperkembangan jasmani yang menyebabkan

perkembangan kognitif berjalansecara terpadu dan tersusun baik.

C. Aspek Inteligensi

Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda :

1. Struktur Disebut juga scheme (skemata/Schemas). Struktur &

organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru

struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan

dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework”-nya

sendiri. Struktur kognitif merupakan mental framework yg dibangun

seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan &

menginterpretasikannya, mereorganisasikannya serta

mentransformasikannya (Flavell, Miller & Miller)

2 hal penting yg harus diingat tentang membangun struktur

kognitif :

1.a. seseorang terlibat secara aktif dalam membangun proses.b. lingkungan dimana seseorang berinteraksi penting untuk

perkembangastruktural.

Page 6: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

2. Isi Disebut juga content, yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu

menghadapi sesuatu masalah. Merupakan materi kasar, karena Piaget

kurang tertarik pada apa yg anak-anak ketahui, tapi lebih tertarik dengan

apa yang mendasari proses berpikir. Piaget melihat “isi” kurang penting

dibanding dengan struktur & fungsinya, Bila isi adalah “apa” dari

inteligensi, sedangkan “bagaimana” & “mengapa” ditentukan oleh

kognitif atau intelektual.

3. Fungsi Disebut fungtion, yaitu suatu proses dimana struktur kognitif

dibangun. Semua organisme hidup yg berinteraksi dengan lingkungan

mempunyai fungsi melalui proses organisasi & adaptasi. Organisasi:

cenderung untuk mengintegrasi diri & dunia ke dalam suatu bentuk dari

bagian-bagian menjadi satu kesatuan yg penuh arti, sebagai suatu cara

untuk mengurangi kompleksitas.

Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam 2 cara :

a) organisme memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi

serupa dengan dirinya. Proses ini disebut dengan asimilasi. Asimilasi

mengambil sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya ke dalam

struktur yg sudah ada. contoh: manusia mengasimilasi makanan

dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan yg mereka

makan menjadi bagian dari diri mereka.

b) organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai

lingkungannya. Proses ini disebut akomodasi. Ketika seseorang

mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk

memenuhi kebutuhan eksternal. contoh: tubuh tidak hanya

mengasimilasi makanan tapi juga mengakomodasikannya dengan

mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya & kontraksi

lambung mencernanya secara involunter.

Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaanequilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara

Page 7: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.

D. Teori Perkembangan Piaget

Jean Piaget, merancang model yang mendeskripsikan bagaimana manusia

memahami dunianya dengan mengumpulkan dan mengorganisasikan

informasi. Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009)

perkembangan kognitif dipengaruhi oleh  maturasi (kematangan), aktivitas

dan transmisi sosial. Maturasi atau kematangan berkaitan dengan

perubahan biologis yang terprogram secara genetik. Aktivitas berkaitan

dengan kemampuan untuk menangani lingkungan dan belajar darinya.

Transmisi sosial berkaitan dengan interaksi dengan orang-orang di sekitar

dan belajar darinya.

Tahap – tahap Perkembangan

Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama

yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia :

1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)

2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)

3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)

4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

1. Periode sensorimotor

Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga

dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui

diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode

pertama dari empat periode.

Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan

kemampuan dan pemahaman spatial / persepsi penting dalam enam

sub-tahapan :

Page 8: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

a. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam

minggu

dan berhubungan terutama dengan refleks.

b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu

sampai

empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-

kebiasaan.

c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia

empat

sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara

penglihatan dan pemaknaan.

d. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia

sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk

melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda

kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).

e. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua

belas

sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan

cara-cara baru untuk mencapai tujuan.

f. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama

dengan

tahapan awal kreativitas.

2. Tahapan praoperasionalTahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari

Page 9: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra) Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.

Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

3. Tahapan operasional konkrit

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia

enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika

yang memadai.

Proses-proses penting selama tahapan operasional konkrit adalah :

Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran,

bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran,

mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling

Page 10: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

kecil.

Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi

serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,

termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan

benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki

keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup

dan berperasaan)

Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu

dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan

cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti

menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian

Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali

ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti

akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu

bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

4. Tahapan operasional formalTahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar

Page 11: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada “gradasi abu-abu” di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

Informasi umum mengenai tahapan-tahapan

Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi

urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada

urutan yang mundur.

• Universal (tidak terkait budaya)

• Bisa digeneralisasi : representasi dan logika dari operasi yang ada dalam

diri

seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan

• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara

logis

• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen

dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)

• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model

berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif

Pembelajaran dilakukan dengan memusatkan perhatian kepada :

 berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya dan

mengutamakan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran serta

Page 12: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

memaklumi adanya perbedaan individu dalam kemajuan

perkembangan yang dapat dipegaruhi oleh perkembangan intelektual

anak.

 Teori dasar perkembangan kognitif dari Jean Piaget mewajibkan guru

agar pembelajaran diisi dengan kegiatan interaksi inderawi antara

siswa dengan benda-benda dan fenomema konkrit yang ada di

lingkungan serta dimaksudkan untuk menumbuh-kembangkan

kemampuan berpikir, antara lain kemampuan berpikir konservasi.

 Piaget memusatkan pada tahap-tahap perkembangan intelektual yang

dilalui oleh semua individu tanpa memandang latar konteks sosial  dan

budaya , yang mendalami bagaimana anak berpikir dan berproses

yang berkaitan dengan perkembangan intelektual.

 Menurut Peaget, siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam

proses perolehan informasi dan membangun pengetahuan mereka

sendiri.

 Pengetahuan tidak statis tetapi secara terus menerus tumbuh dan

berubah pada saat siswa menghadapi pengalaman-pengalaman baru

yang memaksa mereka membangun dan memodivikasi pengetahuan

awal mereka.

 Piaget menjelaskan bahwa anak kecil memiliki rasa ingin tahu bawaan

dan secara terus –menerus berusaha memahami dunia sekitarnya.

Rasa ingin tahu ini menurut Piaget, memotivasi mereka untuk aktif

membangun pemahaman mereka tentang lingkungan yang mereka

hayati. PBI dikembangkan berdasarkan kepada teori Piaget ini.

 Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima prinsip-prinsip umum

Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda dengan

pemikiran orang dewasa, dan jenis logika anak-anak itu berubah

seiring dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang

meributkan detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai usia

ketika anak mampu menyelesaikan tugas-tugas spesifik.

Page 13: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

E. Implementasi Teori Perkembangan Kognitif Piaget Dalam Pembela

jaran,adalah :

1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena ituguru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikiranak

2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan

dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi

denganlingkungan sebaik-baiknya.

1. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

1. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dandiskusi dengan teman-temanya.

Inti dari implementasi teori Piaget dalam pembelajaran antara

lain sebagai berikut :

1.    Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak

sekedar padaproduknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru

harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada

jawaban tersebut.

2.   Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali

dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran.

Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi

penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya

sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.

3.   Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk

menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.

Page 14: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

4. Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan

perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak

berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka

memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda.

F. Kritik terhadap Teori Piaget

1. Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan

bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia

yang lebih muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget. 

2. Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru

mencapai pemahaman tentang objek permanence pada usia di atas 6 bulan.

Balillargeon dan De Vos (1991) ; 104 anak diamati sampai mereka berusia

18 tahun, dan diuji dengan berbagai tugas operasional formal berdasarkan

tugas-tugas yang dipakai Piaget, termasuk pengujian hipotesa. Mayoritas

anak-anak itu memang belum mencapai tahap operasional formal. Hal ini

sesuai dengan studi-studi McGarrigle dan Donaldson serta Baillargeon dan

DeVos, yang menyatakan bahwa Piaget terlalu meremehkan kemampuan

anak-anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih

tua.

3. Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa

mayoritas anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak.

BAB III

PENUTUP / KESIMPULAN

Page 15: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Jean Piaget (1896-1980), pakar psikologi dari Swiss, mengatakan

bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka

sendiri. Teori Jean Piagettentang perkembangan kognitif memberikan batasa

n kembali tentang kecerdasan,pengetahuan dan hubungan anak didik denga

n lingkungannya. Seorang guru diharuskan memiliki kompetensi bidang

kognitif. Artinya seorang guru harus memiliki kemampuan intelektual,

seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara

mengajar, pengetahuan cara menilai siswa dan sebagainya.

Jean Piaget dikenal dengan teori perkembangan intelektual yg

menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi &

psikologis. Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan

digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih kompleks. Pada

masa kanak-kanak , anak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang

tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya.

Anak telah dapat mengetahui symbol-simbol matematis, tetapi belum dapat

menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud).

Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda :

1. Struktur 2. Isi 3. Fungsi

Menurut Piaget seperti yang dikutip Woolfolk (2009) perkembangan

kognitif dipengaruhi oleh  maturasi (kematangan), aktivitas dan transmisi

sosial. Maturasi atau kematangan berkaitan dengan perubahan biologis yang

terprogram secara genetik.

Implementasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam

pembelajaranadalah :

Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa, Anak-anak

akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan

baik, bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi

tidak asing, berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap

perkembangannya dan di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang

untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.

Page 16: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Perbandingan kritik terhadap teori PIAGET dan teori lainnya, diantara lain :

No

.

Teori PIAGET Teori lainnya

1.

2.

3.

periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)

mayoritas anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak

terlalu meremehkan kemampuan anak - anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua

McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget

Balillargeon dan De Vos (1991)

Mayoritas anak-anak itu memang belum mencapai tahap operasional formal

Tidak meremehkan kemampuan anak - anak kecil dan tidak menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua

DAFTAR PUSTAKA

Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan, CV Rajawali

UniversitasTerbuka, 1991

Wikipedia, VALMBAND, Latar Belakang Jean

Piaget,arthachristianti.wordpress.com, Pembelajaran Guru, Berbagai Bahan

Terkait Model-Model Pembelajaran

By Gina F & Balya Hulaimy, Ibid., hlm. 28

Anita Woolfolk, Educational Psychology, Active Learning Edition, Bagian

Pertama, Edisi Bahasa Indonesia. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar : 2009) hlm.

49-50

Santrock, op. cit., hlm 38-44

Jamaris. Op. Cit., hlm. 37

Page 17: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Anita Woolfolk. Educational Psychology. Edisi Bahasa Indonesia. (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009) hlm. 51

Page 18: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Teori perkembangan kognitifDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup

tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan

berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara

lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar

pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana

seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang

memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke

dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan

kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita

membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap

lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang

digunakananak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan

semakin canggih seiring pertambahan usia:

Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)

Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)

Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)

Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Page 19: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Daftar isi

[sembunyikan]

1 Periode sensorimotor

2 Tahapan praoperasional

3 Tahapan operasional konkrit

4 Tahapan operasional formal

5 Informasi umum mengenai tahapan-

tahapan

6 Proses perkembangan

7 Isu dalam perkembangan kognitif [1]

o 7.1 Tahapan perkembangan

o 7.2 Natur dan nurtur

o 7.3 Stabilitas dan kelenturan dari

kecerdasan

8 Sudut pandang lain

9 Referensi

10 Bacaan lebih lanjut

11 Referensi

[sunting]Periode sensorimotor

Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi

dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode

sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai

perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:

1. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama

dengan refleks.

2. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan

berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.

3. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan

berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.

4. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan,

saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau

kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).

Page 20: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

5. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan

dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.

6. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

[sunting]Tahapan praoperasional

Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa

menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari

fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan

secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika

tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan

gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut

pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan

semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya

berbeda-beda.

Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai

enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai

merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan

penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak

dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka

kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan

untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini

dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

[sunting]Tahapan operasional konkrit

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan

mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:

Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila

diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling

kecil.

Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya,

ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan

benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika

berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)

Page 21: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa

memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit

isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke

keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama

dengan 4, jumlah sebelumnya.

Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan

dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi

cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang

ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain

(bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang

memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang

memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi

konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu

tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

[sunting]Tahapan operasional formal

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai

dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampaidewasa. Karakteristik tahap

ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik

kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta,

bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi

abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai

perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral,

perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai

perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa

dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

[sunting]Informasi umum mengenai tahapan-tahapan

Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada

ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.

Universal (tidak terkait budaya)

Page 22: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga

pada semua konsep dan isi pengetahuan

Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis

Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya,

tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)

Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya

perbedaan kuantitatif

[sunting]Proses perkembangan

Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut,

seseorang akan memperoleh skema. Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam

menginterpretasi dan memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun

fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam pandangan Piaget, skema

mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan

pengalamannya mengeksplorasi lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi,

menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada. Sebagai contoh, seorang anak mungkin memiliki

skema tentang sejenis binatang, misalnya dengan burung. Bila pengalaman awal anak berkaitan

dengan burung kenari, anak kemungkinan beranggapan bahwa semua burung adalah kecil, berwarna kuning,

dan mencicit. Suatu saat, mungkin anak melihat seekor burung unta. Anak akan perlu memodifikasi skema

yang ia miliki sebelumnya tentang burung untuk memasukkan jenis burung yang baru ini.

Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat

subjektif, karena seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar

bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya. Dalam contoh di atas, melihat burung kenari dan

memberinya label "burung" adalah contoh mengasimilasi binatang itu pada skema burung si anak.

Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat

adanya informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi

pemunculan skema yang baru sama sekali. Dalam contoh di atas, melihat burung unta dan mengubah

skemanya tentang burung sebelum memberinya label "burung" adalah contoh mengakomodasi binatang itu

pada skema burung si anak.

Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa

meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu

karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya

dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut

selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.

Page 23: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif

tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

[sunting]Isu dalam perkembangan kognitif[1]

Isu utama dalam perkembangan kognitif serupa dengan isu perkembangan psikologi secara umum.

[sunting]Tahapan perkembangan

Perbedaan kualitatif dan kuantitatif

Terdapat kontroversi terhadap pembagian tahapan perkembangan berdasarkan perbedaan kualitas atau

kuantitas kognisi.

Kontinuitas dan diskontinuitas

Kontroversi ini membahas apakah pembagian tahapan perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan

atau proses terputus pada tiap tahapannya.

Homogenitas dari fungsi kognisi

Terdapat perbedaan kemampuan fungsi kognisi dari tiap individu

[sunting]Natur dan nurtur

Kontroversi natur dan nurtur berasal dari perbedaan antara filsafat nativisme dan filsafat empirisme. Nativisme

mempercayai bahwa pada kemampuan otak manusia sejak lahir telah dipersiapkan untuk tugas-tugas kognitif.

Empirisme mempercayai bahwa kemampuan kognisi merupakan hasil dari pengalaman.

[sunting]Stabilitas dan kelenturan dari kecerdasan

Secara relatif kecerdasan seorang anak tetap stabil pada suatu derajat kecerdasan, namun terdapat

perbedaan kemampuan kecerdasan seorang anak pada usia 3 tahun dibandingkan dengan usia 15 tahun.

[sunting]Sudut pandang lain

Pada saat ini terdapat beberapa pendekatan yang berbeda untuk menjelaskan perkembangan kognitif.

Teori perkembangan kognitif neurosains [2]

Kemajuan ilmu neurosains dan teknologi memungkinkan mengaitkan antara aktivitas otak dan perilaku.

Biologis menjadi dasar dari pendekatan ini untuk menjelaskan perkembangan kognitif. Pendekatan ini memiliki

tujuan untuk dapat mengantarai pertanyaan mengenai umat manusia yaitu

Page 24: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

1. Apakah hubungan antara pemikiran dan tubuh, khususnya antara otak secara fisik dan

mental proses

2. Apakah filogeni atau ontogeni yang menjadi awal mula dari struktur biologis yang teratur

Teori Konstruksi pemikiran-sosial

Selain biologi, konteks sosial juga merupakan salah satu sudut pandang dari perkembangan kognitif.

Perspektif ini menyatakan bahwa lingkungan sosial dan budaya akan memberikan pengaruh terbesar terhadap

pembentukan kognisi dan pemikiran anak. Teori ini memiliki implikasi langsung pada dunia pendidikan. Teori

Vygotsky menyatakan bahwa anak belajar secara aktif lebih baik daripada secara pasif. Tokoh-tokohnya

diantaranya Lev Vygotsky, Albert Bandura, Michael Tomasello

Teori Theory of Mind (TOM)

Teori perkembangan kognitif ini percaya bahwa anak memiliki teori maupun skema mengenai dunianya yang

menjadi dasar kognisinya. Tokoh dari ToM ini diantaranya adalah Andrew N. Meltzoff

[sunting]Referensi

Bjorklund, D.F. (2000) Children's Thinking: Developmental Function and individual differences. 3rd ed.

Bellmont, CA : Wadsworth

Cole, M, et al. (2005). The Development of Children. New York: Worth Publishers.

Johnson, M.H. (2005). Developmental cognitive neuroscience. 2nd ed. Oxford : Blacwell publishing

Piaget, J. (1954). "The construction of reality in the child". New York: Basic Books.

Piaget, J. (1977). The Essential Piaget. ed by Howard E. Gruber and J. Jacques Voneche Gruber,

New York: Basic Books.

Piaget, J. (1983). "Piaget's theory". In P. Mussen (ed). Handbook of Child Psychology. 4th edition. Vol.

1. New York: Wiley.

Piaget, J. (1995). Sociological Studies. London: Routledge.

Piaget, J. (2000). "Commentary on Vygotsky". New Ideas in Psychology, 18, 241–259.

Piaget, J. (2001). Studies in Reflecting Abstraction. Hove, UK: Psychology Press.

Seifer, Calvin "Educational Psychology"

Page 25: Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan Implementasinya Dalam Pendidikan

[sunting]Bacaan lebih lanjut

Geary, D. C. (2004). Evolution and cognitive development. In R. Burgess & K. MacDonald

(Eds.), Evolutionary perspectives on human development (pp. 99-133). Thousand Oaks, CA: Sage

Publications. Teks selengkapnya

Wagner, K. V. Background and Key Concepts of Piaget's Theory

[sunting]Referensi

1. ̂  Bjorklund, D.F. (2000) Children's Thinking: Developmental Function and individual differences.

3rd ed. Bellmont, CA : Wadsworth

2. ̂  Johnson, M.H. (2005) Developmental cognitive neuroscience. 2nd ed. Oxford : Blacwell

publishing