170
LAPORAN PENULISAN MODUL AJAR MATAKULIAH: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (212 D51 05) Oleh: Rahmi Amin Ishak, ST., MT. Hj. Nurmaida Amri, ST., MT. PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

  • Upload
    buihanh

  • View
    313

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

LAPORAN PENULISAN MODUL AJAR

MATAKULIAH:

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

(212 D51 05)

Oleh:

Rahmi Amin Ishak, ST., MT.

Hj. Nurmaida Amri, ST., MT.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2013

Page 2: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 ii

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENULISAN MODUL AJAR

1. Nama Matakuliah : Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 (212 D51 05)

2. Ketua Penulis a. Nama Lengkap dan Gelar : Rahmi Amin Ishak, ST., MT. b. Jenis Kelamin : Perempuan c. N I P : 19760314 200212 2 005 d. Pangkat/Golongan : Penata / IIIc e. Jabatan Fungsional : Lektor f. Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur g. Alamat Rumah : Jl. Sunu Komp. Unhas Blok L4, Makassar h. Telpon/E-mail : 081242626565/ [email protected]

3. Jumlah Anggota : 1 Orang Nama Anggota : Hj. Nurmaida Amri, ST., MT.

4. Jangka Waktu Penulisan : 10 minggu/2,5 bulan 5. Biaya yang diusulkan : Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah)

Makassar, Desember 2013 Mengetahui, Ketua Jurusan Arsitektur, Ketua Penulis,

Page 3: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 iii

KATA PENGANTAR

Dalam upaya peningkatan efektivitas proses belajar-mengajar, serta

meningkatkan motivasi dan kemandirian belajar mahasiswa, maka disamping

perbaikan strategi pembelajaran juga dibutuhkan ketersediaan bahan ajar baik

cetak maupun non-cetak khususnya yang berbasis internet pada LMS-Unhas.

Pengembangan bahan ajar merupakan tanggung jawab dosen dalam mengemban

Tridharma Perguruan Tinggi. Kesiapan mengajar ditunjukkan dengan adanya

bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan terstruktur, sehingga mampu

memotivasi dan memudahkan mahasiswa dalam memahami materi pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan silih satu komponen penting dalam

pelaksanaan proses belajar-mengajar di perguruan tinggi. Kesiapan mengajar

ditunjukkan dengan adanya bahan ajar yang tersusun secara sistematis dan

terstruktur, sehingga mampu memotivasi dan memudahkan mahasiswa dalam

memahami materi pembelajaran. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan,

ketersediaan bahan ajar juga harus disertai kegiatan melengkapi dan

memperbaharui materi dengan referensi terbaru, sehingga materi yang diberikan

senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

Makassar, Desember 2013

Penulis

Page 4: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 iv

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vi

GLOSSARIUM x

DEFINISI OPERASIONAL xv

BAB I DOKUMEN PENDUKUNG

A. Profil Lulusan Program Studi Arsitektur 1

B. Profil Lulusan Matakuliah 3 Tahun Terakhir 1

C. Kompetensi Program Studi 2

D. Analisis Kebutuhan Pembelajaran 3

E. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) 8

F. Petunjuk Penggunaan Modul 12

BAB II PEMBELAJARAN

Materi Matakuliah 13

Organisasi Materi Matakuliah 14

Modul 1. Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur 15

Modul 2. Perencanaan dan Perancangan Arsitektur 35

Modul 3. Metode Perancangan Arsitektur 49

Modul 4. Pemrograman Arsitektur 60

Modul 5. Perancangan Arsitektur 118

BAB III EVALUASI 146

BAB IV PENUTUP 150

LAMPIRAN 152

Page 5: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 v

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Rumusan Kompetensi Program Studi 2

Tabel 2. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP) 8

Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D 33

Tabel 4. Aspek Dasar Perancangan 39

Tabel 5. Aspek dalam Penentuan Masalah 60

Tabel 6. Persyaratan kedekatan & Matriks interaksi 74

Tabel 7. Contoh pengisian matriks kriteria dan hubungan kedekatan ruang 75

Tabel 8. Penilaian Kompetensi Mahasiswa 146

Tabel 9. Akumulasi nilai akhir 149

Page 6: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 vi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Nilai Matakuliah TSPA 2 1

Gambar 2. Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2 2

Gambar 3. Tahap Pendekatan Pembelajaran 7

Gambar 4. Materi Matakuliah 13

Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah 14

Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network 22

Gambar 7. Hubungan ruang 22

Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait... 23

Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas 23

Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur.... 25

Gambar 11. Bentuk 3D solid 26

Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan 27

Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan 27

Gambar 14. Teknik transformasi bentuk 28

Gambar 15. Metafora bentuk 28

Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya 29

Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk 30

Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi 30

Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif 30

Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk 31

Gambar 21. Space & Form 31

Gambar 22. Lingkup Perancangan Arsitektur 36

Gambar 23. Kedudukan Arsitektur sebagai wacana & pengetahuan normatif 37

Gambar 24. Hubungan waktu antara Perencanaan dan Perancangan 37

Gambar 25. Lingkup Perancangan Arsitektur 38

Gambar 26. Proses Perancangan 40

Gambar 27. Siklus Proses Perancangan lima-langkah... 42

Gambar 28. Siklus Proses Perancangan lima-langkah... 42

Gambar 29. Proses Disain menurut: Mario Salvadiro, J.C.Jones... 43

Gambar 30. Proses Disain dalam Arsitektur 44

Gambar 31. Desainer sebagai kotak hitam dalam proses perancangan 50

Page 7: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 vii

Gambar 32. Perbedaan antara metode lama dan baru 51

Gambar 33. Desainer sebagai kotak kaca dalam proses perancangan... 51

Gambar 34. Metode divergen dan konvergen 52

Gambar 35. Proses strategi llinier 52

Gambar 36. Proses strategi siklus 52

Gambar 37. Proses strategi percabangan 53

Gambar 38. Proses strategi berjenjang 53

Gambar 39. Pendekatan sistem struktur dan geometri bangunan 56

Gambar 40. Tahap Proses Pemrograman dalam Arsitektur 61

Gambar 41. Tahap memulai program 63

Gambar 42. Input & Output tahap pemrograman Arsitektur 64

Gambar 43. Matriks pertimbangan perumusan masalah 64

Gambar 44. Kegiatan penyusunan Konsep 66

Gambar 45. Analogi pada disain 67

Gambar 46. Metafora pada disain 67

Gambar 47. Ekspresi bentuk dari tanggapan tingkah-laku & lingkungan alam 68

Gambar 48. Menuangkan ide gagasan 68

Gambar 49. Penggunaan gambar visual pada konsep 69

Gambar 50. Penggunaan kalimat dalam konsep 69

Gambar 51. Penulisan huruf yang mudah dibaca 70

Gambar 52. Persiapan data eksisting 70

Gambar 53. Hirarki fungsi bangunan 71

Gambar 54. Diagram penyusunan hirarki ruang 73

Gambar 55. Diagram hubungan ruang 74

Gambar 56. Hindari persilangan pada hubungan ruang 74

Gambar 57. Contoh penyusunan diagram keterkaitan 75

Gambar 58. Pengelompokan Fungsi/Zonasi Ruang 76

Gambar 59. Jenis & Derajat Hubungan Ruang 77

Gambar 60. Sketsa perhitungan dimensi ruang 78

Gambar 61. Dimensi ruang gerak tubuh manusia, berdasarkan data standar 79

Gambar 62. Penggunaan modul fungsi dalam perencanaan ruang 80

Gambar 63. Altenatif diagram bubble tata letak ruang 81

Gambar 64. Perbaikan tahap 1, diagram bubble tata letak ruang 83

Gambar 65. Perbaikan tahap 2 diagram bubble tata letak ruang 84

Page 8: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 viii

Gambar 66. Perbaikan blok plan 85

Gambar 67. Alternatif blok plan dengan flip-chart 85

Gambar 68. Perubahan konfigurasi blok plan dengan flip-chart 86

Gambar 69. Perencanaan site dan proses desain 87

Gambar 70. Contoh matriks analisis penentuan lokasi 88

Gambar 71. Diagram proses penentuan site 88

Gambar 72. Potensi Site menghasilkan data yang dipetakan pada kondisi... 89

Gambar 73. Analisis site menilai potensi site dan kendala-desain-faktor... 89

Gambar 74. Kendala dan potensi yang mungkin terdapat di site atau... 91

Gambar 75. Contoh program rancangan tapak 92

Gambar 76. Alternatif penggunaan tapak 100

Gambar 77. Contoh rancangan tapak jalur kendaraan dan letak gerbang.. 101

Gambar 78. Diagram Konsep usulan penggunaan dan hubungan spasial.. 103

Gambar 79. Analisis Site menunjukkan pertimbangan utama dari.. 104

Gambar 80. Potongan Site jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya 105

Gambar 81. Sebuah rencana situs yang menunjukkan hubungan landscape 108

Gambar 82. Alternatif pola modul struktur sebagai dasar pengembangan.. 120

Gambar 83. Penggunaan modul fungsi dalam pengembangan denah 121

Gambar 84. Denah dengan pola sirkulasi 121

Gambar 85. Denah dengan layout perabot 122

Gambar 86. Denah rencana plafond 122

Gambar 87. Teknik rendering pada denah 123

Gambar 88. Presentasi Denah dengan CAD 124

Gambar 89. Presentasi Denah dengan teknik manual 124

Gambar 90. Denah dengan skala detail 125

Gambar 91. Contoh gambar kerja dengan CAD 125

Gambar 92. Tampak Depan Bangunan 128

Gambar 93. Pengembangan gambar denah ke tampak 129

Gambar 94. Potongan & Tampak 130

Gambar 95. Garis potongan pada denah 131

Gambar 96. Informasi pada gambar potongan 132

Gambar 97. Contoh gambar potongan 133

Gambar 98. Potongan dengan CAD 134

Gambar 99. Detail bangunan 134

Page 9: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 ix

Gambar 100. Site Plan & Perspektif 137

Gambar 101. Contoh gambar Site Plan 138

Gambar 102. Contoh gambar Situasi 138

Gambar 103. Contoh gambar denah tapak/Site plot 139

Page 10: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 x

SENARAI KATA (GLOSARIUM)

Aktivitas. Kegiatan untuk menyelenggarakan sebuah fungsi tertentu.

Analisis. Pemisahan atau pemecahan dari keseluruhan menjadi elemen-elemen

mendasar atau bagian komponen.

Area tidak tetap. Terdiri dari semua ruang pelayanan di dalam bangunan,

khususnya daerah sirkulasi, area mekanik, toilet umum, lemari petugas

kebersihan, penyimpanan yang belum disyaratkan, dinding, dan partisi.

Pembagian wilayah tidak tetap disyaratkan di bawah persentase dari luas

kotor bangunan.

Area Sirkulasi. Termasuk interior koridor, jalur-jalur eksterior tertutup, dan koridor

bayangan yang tidak terdefinisi jalur sirkulasinya, seperti jalur melalui ruang

lobi. Perhatikan bahwa daerah sirkulasi sejauh ini adalah komponen ruang

tunggal terbesar yang belum ditetapkan dan hal ini berguna untuk

membedakan antara ruang primer dan sekunder.

Asumsi. Sebuah pernyataan yang diterima atau kebenaran tanpa bukti. Dalam

pemrograman, diklasifikasikan sebagai fakta nyata atau pandangan tetap.

Data. Bahan faktual yang digunakan sebagai landasan dalam penalaran, diskusi,

atau keputusan.

Deduksi. Menurunkan kesimpulan dengan penalaran menyimpulkan dari pinsip

umum.

Desain. Suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan dimana titik

beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah atau

tersendiri, melainkan sebagai keseluruhan dimana satu masalah dengan

lainnya saling kait mengait.

Desain Skematis. Penafsiran suatu kebutuhan proyek pemilik dengan studi dan

gambar yang memperlihatkan konsep arsitektural pokok, kebutuhan ruang,

dan hubungan sirkulasi utama, skala, permasalahan, penggunaan tapak,

umum dan kecukupan anggaran yang disyaratkan.

Empiris. Berdasarkan informasi faktual. Observasi atau pengalaman indrawi

langsung sebagai lawan pengetahuan teoritis.

Facade. Muka luar dari bangunan yang merupakan bagian depan Arsitektur yang

kadang-kadang berbeda di setiap tampak dengan penggarapan detail-detail

arsitektur atau ornamen.

Page 11: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xi

Fakta. Informasi yang disajikan yang memiliki realitas objektif; kebenaran.

Filsafat. Sebuah teori dasar mengenai subjek tertentu, proses, atau bidang

kegiatan. Mengajukan pada klien tentang filosofi di balik program fungsional

yang bersifat abstrak dan manfaatnya langsung.

Fungsi. Bagaimana performa karya desain dalam melakukan tugas yang

seharusnya dilakukan. Kinerja.

Form/bentuk. Dalam desain bentuk berarti shape (tiga dimensi) dan struktur

sebuah bangunan, dibedakan dari bahannya.

Geometri. Susunan benda atau begian berdasarkan garis, bidang, raut, dan lain-

lain.

Generalisasi. Sebuah pernyataan umum, hukum, prinsip, atau proposisi.

Goal. Tujuan akhir terhadap usaha diarahkan. Tersirat suatu yang dicapai hanya

dengan usaha berkepanjangan.

Hipotesis. Sebuah proposisi, kondisi, atau prinsip yang diasumsikan, tanpa

keyakinan, dalam rangka untuk menarik keluar konsekuensi logis, metode ini

untuk menguji sesuai dengan fakta-fakta yang diketahui atau dapat

ditentukan.

Heuristic. Upaya untuk mengarahkan, menemukan, atau mengungkapkan.

Sebagai stimulan untuk melakukan pembuktian penelitian empiris.

Induksi. Penalaran dari bagian ke keseluruhan, dari khusus ke umum, dari

individu ke universal.

Informasi. Pengetahuan yang diperoleh dari investigasi, penelitian, atau instruksi.

Interior desain. Menata ruang yang sesuai fungsi, kegiatan dan lingkungan di

sekitarnya. Karya arsitek yang khusus menyangkut bagian dalam dari suatu

bangunan.

Karakteristik pengguna. Sifat-sifat fisik, sosial, emosional, dan intelektual yang

mencirikan pengguna dan mempengaruhi pola perilaku mereka. Karakteristik

umum mencakup besaran fisik, umur, jenis kelamin, kelas sosial, kesukaan

dan ketidaksukaan, kemampuan intelektual.

Kebudayaan. Hasil kegiatan dan penciptaan batin atau akal budi manusia seperti

kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

Kebutuhan. Sesuatu yang diperlukan. Hal yang sangat diperlukan atau penting

terkait kualitas.

Page 12: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xii

Kebutuhan Ruang. Sebuah daftar yang terperinci tentang jumlah tiap jenis ruang

yang dibutuhkan untuk fungsi tertentu.

Keinginan. Sesuatu yang belum mencukupi, sehingga diinginkan atau diharapkan

keberadaannya.

Komprehensif. Mencakup seluruh pertimbangan. Memperhitungkan semua, atau

hampir semua pertimbangan terkait.

Konsep. Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa atau sesuatu yang

konkrit. Gambaran mental suatu objek proses.

Konsep program. Mengacu pada ide-ide yang dimaksudkan terutama sebagai

solusi fungsional dan organisasi kinerja bagi klien. Konsep-konsep

mencakup ide-ide umum atau abstrak umum dari kasus tertentu.

Konsep Desain. Mengacu pada ide-ide yang dimaksudkan sebagai solusi untuk

masalah arsitektur dari klien.

Konstruksi bangunan. Bagian dari elemen struktur bangunan yang secara utuh

mendukung berfungsinya efektifitas yang terjadi padanya.

Matriks. Acuan, cetakan, sarana, untuk membentuk atau mengembangkan

sesuatu.

Metode. Cara kerja yang sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya.

Metodologi. Pendekatan yang dipakai dalam pemecahan sebuah masalah,

cabang logika yang menganalisa prosedur yang membimbing penyelidikan

atau mempertanyakan teknik, prosedur yang digunakan dalam bidang

tertentu.

Organisasi. Menyiapkan kegiatan bersama untuk menyusun elemen-elemen

menjadi sebuah keseluruhan yang biasanya saling bergantung.

Parameter. Konstanta yang ditandai dengan masing-masing nilai tertentu dan

beberapa bagian tertentu dari sistem.

Pemrograman Arsitektur. Sebuah proses yang menjurus pada pernyataan

masalah arsitektural dan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

mengajukan pemecahan.

Penelitian. Investigasi kritis dan lengkap atau eksperimen yang bertujuan

menemukan fakta-fakta baru dengan memberikan interpretasi yang tepat.

Pengembangan Desain. Tahap setelah desain skematik, pengembangan

termasuk penentuan desain, dan koordinasi arsitektur, struktur, mekanikal,

dan listrik sistem, layout peralatan, dan semua yang berhubungan penataan

Page 13: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xiii

site. Fase ini menghasilkan gambar dan dokumentasi, ditambah materi

tambahan yang diperlukan untuk menggambarkan akhir pembangunan dan

memastikan bahwa semua pertanyaan desain yang signifikan dan masalah

yang telah diselesaikan.

Perancangan. Proses atau cara pembuatan merancang.

Perencanaan/Planning. Kegiatan yang berkesinambungan, sistem dan rasional,

berorientasi kemasa depan dalam rangka memecahkan masalah.

Persyaratan Manusia. Persyaratan yang berasal dari kebutuhan manusia secara

umum dari segi fisik, sosial, dan lingkungan psikologis yang diberikan.

Kebutuhan manusia terbagi atas: keamanan dan kenyamanan fisik, citra diri,

dan hubungan sosial untuk tujuan tertentu.

Prinsip. Sebuah kesimpulan yang diperoleh secara empiris tentang kualitas yang

direduksi dari sistem. Abstraksi tertentu yang meringkas fenomena bidang

subjek tertentu.

Rasional. Kesimpulan yang memungkinkan seorang mengerti dunia sekitarnya

dan menghubungkan pengetahuan demikian kepada pencapaian goal.

Reduksionisme. Sebuah prosedur atau teori yang mengurangi data yang

kompleks atau fenomena untuk istilah sederhana.

Ruang. Sela-sela yang berada di antara dua tiang atau lebih, rongga yang

dibatasi oleh atau dikelilingi oleh bidang, rongga yang tidak terbatas dan

merupakan tempat segala sesuatu yang ada.

Resolusi. Proses mengurangi ke bentuk yang lebih sederhana. Seni menganalisis

atau mengubah gagasan yang kompleks menjadi sederhana, satu atau lebih

menjadi unsur-unsurnya.

Sintesis. Komposisi, atau kombinasi dari bagian-bagian atau elemen, sehingga

membentuk satu kesatuan yang koheren.

Sistem. Aturan, prinsip, fakta dsb, yang digolongkan atau disusun dalam bentuk

teratur untuk mewujudkan rencana yang logis yang berhubungan dengan

berbagai bagian yang teratur untuk melakukan sesuatu.

Skala. Perbandingan rasio antara dimensi objek dan dimensi yang mewakilinya.

Schematic Design/Desain Skema. Interpretasi persyaratan proyek pemilik

dengan studi dan gambar yang mengilustrasikan dasar konsep arsitektur,

kebutuhan ruang dan hubungan, sirkulasi utama, skala, massa, penggunaan

site, tampilan bangunan, dan ruang lingkup proyek. Termasuk pernyataan

kecukupan anggaran proyek yang ditetapkan.

Page 14: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xiv

Struktur bangunan. Rangkaian yang tersusun dari bahan materi bangunan

dengan sesuatu sistem tertentu dengan cara yang logis sehingga

membentuk wujud yang mempunyai nama dan dimanfaatkan secara

optimum.

Tapak. Lahan yang akan ditempati sebuah bangunan, site.

Teori. Prinsip dan generalisasi antar hubungan yang menyajikan pandangan yang

jelas, utuh, dan sistematis dari masalah yang kompleks atau bidang tertentu.

Page 15: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xv

DEFINISI OPERASIONAL

A. Tahap Perencanaan

1. Konsep pemahaman merancang

Merancang adalah merangkai unsur-unsur disain dan mengkaitkan antara

unsur-unsur tersebut dalam satu kesatuan yang merepresentasikan ruang

sebagai suatu produk.

2. Teori dan metoda

Landasan atau acuan untuk merancang dengan menerapkan cara-cara

atau langkah-langkah tertentu untuk mewujudkan suatu rancangan (ruang

dan atau bentuk).

3. Program perencanaan

Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh informasi berkaitan

dengan karakter kegiatan, penentuan fasilitas, keterkaitan ruang, besaran

dan kapasitas ruang, program ruang, perhitungan tapak, dan

pengembangan lingkungan tapak. Dalam program perencanaan

didalamnya ada dua kegiatan utama, yaitu (1) pendekatan yang digunakan

dan (2) dasar/landasan yang digunakan.

4. Program perancangan

Serangkaian langkah-langkah untuk memperoleh acuan untuk mewujudkan

representasi ruang kedalam bentuk melalui studi konsep dan ide/gagasan

bentuk dalam program perancangan didalamnya ada dua kegiatan utama,

yaitu (1) pendekatan yang digunakan dan (2) dasar/landasan yang

dipakai.

5. Substansi materi pendukung

Pengetahuan tentang fungsional ruang, estetika bentuk, teknis struktural,

dan aritektural akan memberikan varian dan pengayaan dalam

memecahkan masalah perancangan.

B. Tahap Eksplorasi Rancangan

1. Sketsa ruang

Upaya merangkai unsur-unsur rancangan dala representasi sketsa

2. Sketsa bentuk

Upaya menyusun ruang kedalam satu bentuk dalam representasi sketsa

Page 16: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 xvi

3. Sketsa façade

Upaya menyusun kesan visual dalam satu bentuk dalam representasi

sketsa

4. Sketsa detail

Upaya klarifikasi detail dalam merancang dalam satu representasi sketsa

5. Sketsa dituangkan dalam grafis freehand dengan format penyajian pada

kertas A3 dan untuk maket studi digunakan material sesuai kemampuan

mahasiswa.

C. Tahap Produk Rancangan

1. Grafis presentasi manual

Aplikasi ketrampilan manual dalam menggambarkan produk disain

2. Produk akhir

Suatu produk proposal disain yang terdiri atas konsep disain, situasi, denah

situasi, denah, tampak, dan perspektif dalam format kertas A3 (skala

disesuaikan dan notasi lengkap)

Page 17: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Profil Lulusan Program Studi Arsitektur Profil lulusan merupakan penciri dari program studi. Lulusan Prodi Arsitektur

Unhas diharapkan dapat berprofesi sebagai:

1. Praktisi disainer (arsitek, disainer interior, disainer lansekap)

2. Pelaku industri jasa (a.l. developer, disainer grafis, drafter, estimator)

3. Pendidik arsitektur dan/atau bidang rancang-bangun terkait

4. Peneliti arsitektur dan/atau bidang rancang-bangun terkait

5. Birokrat arsitektur dan lingkung binaan terkait

6. Pelaku industri manufaktur (a.l. produsen furnitur, bahan bangunan)

B. Profil Lulusan Matakuliah 3 Tahun Terakhir

Tingkat kelulusan mahasiswa pada matakuliah TSPA 2 dalam 3 semester

terakhir (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013) cukup baik, rata-rata 93% lulus

dari rata-rata 30 peserta matakuliah (11% nilai A, 23% nilai A-, 21% nilai B+, 25%

nilai B, 8% nilai B-, 4% nilai C+, 4% nilai C, 1% nilai D) dan 2% tidak lulus (nilai E).

Dalam 3 semester terakhir tidak terdapat mahasiswa yang mengundurkan diri

pada matakuliah TSPA 2.

Gambar 1. Nilai Matakuliah TSPA 2

(Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013)

A A- B+ B B- C+ C D E K

2010/2011 7 11 20 22 13 7 9 4 7 0

2011/2012 14 33 33 19 0 0 0 0 0 0

2012/2013 13 26 10 32 10 6 3 0 0 0

0

5

10

15

20

25

30

35

Pe

rse

nta

se

Nilai Matakuliah TSPA 2(TA. 2010/2011 - 2012/2013)

Page 18: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 2

Gambar 2. Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2

(Tahun Ajaran 2010/2011 s/d 2012/2013)

Grafik di atas menunjukkan kecenderungan nilai yang dicapai oleh peserta

matakuliah TSPA 2 pada 3 semester terakhir (Tahun Ajaran 2010/2011 s/d

2012/2013). Kecenderungan peningkatan kelulusan nampak pada Tahun Ajaran

2011/2012 dengan adanya perbaikan metode pembelajaran (SCL). Dapat

diasumsikan bahwa peserta matakuliah memiliki minat dan motivasi yang cukup

baik terhadap matakuliah ini. Namun dalam pelaksanaannya metode

pembelajaran tersebut terkendala dengan ketersediaan sumber belajar baik cetak

maupun noncetak yang dapat diunduh langsung oleh mahasiswa dalam

melengkapi referensi belajar.

C. Kompetensi Program Studi

Tabel 1. Rumusan Kompetensi Program Studi

RUMUSAN KOMPETENSI

UT

AM

A

U1 Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, &

inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan

U2

Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyintesis issu-issu &

masalah-masalah arsitektural, serta mengeksplorasi alternatif-

alternatif solusi dalam bentuk konsep-konsep yang dapat

dikembangkan lebih lanjut dalam perancangan arsitektur dan

pelaksanaan konstruksi

U3 Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi, & estetika

arsitektural dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi, & budaya

masyarakat

7

11

2022

13

79

47

0

14

33 33

19

0 0 0 0 0 0

13

26

10

32

10

6

3

0 0 0

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

A A- B+ B B- C+ C D E K

Grafik Persentase Tingkat Kelulusan Matakuliah TSPA 2

2010/2011 2011/2012 2012/2013

Page 19: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 3

U4 Menguasai ragam teori & pendekatan disain arsitektural era klasik,

modern, pasca-modern, maupun mutakhir

U5

Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur,

mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan

pra-rancangan skematik dwimatra/2D & trimatra/3D

U6

Menguasai metode dan manajemen proyek yang dapat diaplikasikan

dalam pelaksanaan konstruksi bangunan

PE

ND

UK

UN

G

P1 Menjunjung tinggi nilai agama, moral, etika & tanggungjawab

profesional

P2 Menguasai wawasan lingkungan kepulauan beriklim tropis lembab

P3

Menguasai wawasan filosofis kearifan lokal dalam perspektif global

dan dalam konteks kekinian

P4

Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural

menggunakan berbagai media presentasi (freehand-style dan/atau

computerised-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D, maupun

animasi audiovisual

P5 Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan

bangunan dan lingkungan dalam konteks perencanaan kota

LA

INN

YA

L1 Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi

kemitraan secara multi-disiplin

L2 Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas

profesional lingkup nasional maupun internasional

L3 Memiliki sikap responsif & partisipatif terhadap dinamika

perkembangan ilmu/sains, teknologi, dan seni yang mutakhir

Sumber: Dokumen Prodi Arsitektur, 2010

D. Analisis Kebutuhan Pembelajaran

1. Tinjauan Matakuliah

Matakuliah Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 (TSPA 2) secara garis

besar membahas tentang materi fungsi, memahami dan menata ruang (space)

dan tempat (place) serta elemen-elemen pembentuk ruang yang dikaitkan dengan

aspek fungsi, struktur sederhana dan kenyamanan ruang. Aktivitas jamak dan

pertautan shape-space-place, melalui proses dari ‗dalam‘ ke ‗luar‘ (induktif), dari

aktivitas jamak ke bentuk dan dari ‗dalam‘ ke ‗luar‘ (deduktif) sesuai konteks

perancangan.

Pada matakuliah ini mahasiswa diberikan dasar-dasar proses perencanaan

& perancangan dalam menyusunan program ruang & tapak dengan pendekatan

pembelajaran yang menerapkan strategi reproduktif-brainstorming (mengingat dan

Page 20: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 4

mengungkap pengalaman), kemudian tahap analitik-elaborasi (berfikir kritis) dan

tahap spekulatif-konsolidasi (memberi peluang pada kemungkinan baru). Melalui

pola studio, presentasi-diskusi, pemahaman teori, workshop, observasi, studi

sumber cetak dan elektronik (IT), dll. Latihan studio berupa bangunan fungsi

ganda, massa tunggal (antara lain fungsi hunian profesi & fungsi komersil),

bangunan fungsi ganda, massa majemuk, (antara lain fungsi pendidikan pra-

sekolah & pelayanan umum) dengan batas level 2 lantai.

Dalam Kurikulum 2011, matakuliah TSPA 2 ditunjang beberapa matakuliah

dasar perancangan, yaitu Teknik Presentasi & Komunikasi Arsitektur, Nirmana

Ruang, Struktur & Konstruksi Bangunan 1 (SKB 1), dan Teori & Studio

Perancangan Arsitektur 1 (TSPA 1). Sehingga sebagai matakuliah wajib yang

berjenjang, disyaratkan telah melulusi matakuliah: Teori & Studio Perancangan

Arsitektur 1, dan Struktur & Konstruksi Bangunan 1. Sebagai mata rantai

matakuliah perancangan, TSPA 2 mendukung matakuliah wajib di atasnya, yaitu

TSPA 3 – TA, dan matakuliah pilihan berbasis desain. Dalam pelaksanaannya

matakuliah ini lebih menekankan pada unsur kreativitas dan kemandirian dengan

penekanan pada kemampuan psikomotorik. Metode pembelajaran yang

digunakan adalah kombinasi beberapa bentuk pembelajaran, yaitu kuliah tatap

muka, eksplorasi literatur, studi lapangan, small group discussion, home group

discussion, studio (gambar & maket model) dan presentasi. Porsi terbesar

ditekankan kepada proses menggambar di studio. Keterlibatan mahasiswa pada

proses pembelajaran matakuliah TSPA 2 dalam ranah kognitif = 10%, afektif =

20% dan psikomotorik = 70%. Matakuliah TSPA 2 wajib menggunakan

keterampilan presentasi grafis arsitektur & sketsa (freehand).

2. Tujuan Matakuliah

Setelah mengikuti matakuliah TSPA 2 ini diharapkan mahasiswa memiliki

kemampuan mengolahpikir dan mengolahrasa aspek-aspek ruang (spasial),

estetika (aesthetic), bentuk (formal) arsitektur, kemampuan mengungkap gagasan

secara verbal maupun non-verbal (grafis 2D & 3D, maket model) komposisi

ruang arsitektonik, dari bangunan fungsi ganda-majemuk & massa tunggal-

majemuk, serta mampu kritis & kreatif menjelajahi/eksplorasi, menemukan,

menetapkan & mengembangkan suatu tema spesifik rancangan yang akan

menjiwai karya arsitektur proyek masing-masing. Mampu mengungkapkan

Page 21: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 5

gagasan & berbagi informasi dengan anggota kelompok (vision-sharing,

networking). Mampu bekerja sama, bertoleransi, serta saling menghargai dalam

beradu argumentasi maupun mengambil keputusan secara berkelompok dalam

batasan waktu yang telah ditentukan (group decision marking, time

management). Setelah melulusi TSPA 2, diharapkan mahasiswa telah memiliki

cukup wawasan & kemandirian untuk memasuki jenjang pembelajaran

selanjutnya.

3. Kompetensi Matakuliah

a. Kompetensi Utama

Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif

yang berbasis pelestarian lingkungan dengan menerapkan pengetahuan

dasar Nirmana Ruang, Teori & Sejarah Perkembangan Arsitektur, Studio

Perancangan Arsitektur 1, serta Struktur & Konstruksi Bangunan 1 (U1).

Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup

penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan

skematik dwimatra/2D & trimatra/3D, dengan menerapkan pengetahuan

dasar Presentasi Grafis Arsitektur (U5).

b. Kompetensi Pendukung

Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan

media presentasi manual (freehand-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D

(P4) .

c. Kompetensi Lain

Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan

secara multi-disiplin, bertoleransi, serta saling-menghargai dalam beradu

argumentasi maupun mengambil keputusan secara berkelompok dalam

batasan waktu yang telah ditentukan (group decision-making; time

management) (L1).

d. Kompetensi Sasaran Matakuliah

Mampu memahami fungsi, aktivitas dan ruang, serta keterkaitan konteks

perancangan.

Mampu menerapkan metode perancangan, melalui tahapan

perencanaan secara sistematis.

Page 22: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 6

Mampu merencanakan dan merancang bangunan dan lingkungan

arsitektur pada skala dan kedalaman 2 fungsi domain (bangunan fungsi

ganda, massa tunggal/majemuk, berlantai 1-2).

e. Sasaran Belajar

Program Perencanaan

Kemampuan menerapkan pendekatan perencanaan dalam memenuhi

karakter fungsi, kegiatan, ruang & tapak, mencakup:

Kemampuan mengidentifikasi karakter fungsi & kegiatan

Kemampuan menentukan jenis kegiatan & ruang yang dibutuhkan,

serta besaran (kapasitas) ruang

Kemampuan menentukan hubungan antar kegiatan, pola aktivitas,

program ruang, serta tautan tapak dan rencana besaran tapak (atas

dasar peraturan yang berlaku).

Program Perancangan

Kemampuan menerapkan pendekatan perancangan dalam memenuhi

karakter fungsi, ruang, bentuk & tapak, mencakup:

Rancangan pendekatan ruang & bentuk dasar denah 2D (denah);

Rancangan pendekatan bentuk 3D (perspektif);

Rancangan façade (tampak), dan racangan detail-detail pendukungnya.

Rancangan pendekatan struktur & material (potongan).

Rancangan pengolahan tapak & lingkungan (blok plan & site plan).

Page 23: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 7

f. Tahap Pendekatan Pembelajaran

Tahap I Tahap II Tahap III (Reproduktif) (Analitik) (Spekulatif)

minggu ke 1-3 minggu 4-8 minggu 9-16

Tipe

Aktivitas Karakteristik pertanyaan Strategi Tujuan

Gambar 3. Tahap Pendekatan Pembelajaran

Memberi peluang

pada kemungkinan

baru dan penjelasan

Berpikir kritis Mengingat &

mengungkap

pengalaman

Spekulasi

hipotesa

Pertanyaan,

menentukan &

menggabungkan

ide & informasi

dalam argumen

Menyimpulkan, menggambarkanidentifkasi cara & informasi

What if? Why? How?

How valid?

How

important?

What?

Observasi,

tugas mandiri,

team-work

studio,

presentasi-

diskusi log-

book.

Observasi, tugas

mandiri, kuliah

tatap muka, team-

work studio,

presentasi-diskusi,

log-book.

Observasi,

tugas mandiri,

kuliah tatap

muka, diskusi,

studio, log-

book.

Kreatif, orisinil,

sepenuhnya

pendekatan &

pengetahuan baru

Simpel, orisinil,

penerapan

materi dalam

pola berbeda.

Perbaikan

Page 24: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 8

E. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)

Tabel 2. Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)

Matakuliah: Teori & Studio Perancangan Arsitektur (212 D51 05)

Mg

ke- SASARAN

PEMBELAJARAN

MATERI

PEMBELAJARAN

STRATEGI

PEMBELAJARAN KRITERIA

PENILAIAN

BOBOT

NILAI

(%)

1 2 3 4 5 6

1

- Memahami tujuan, strategi & pokok materi pembela-jaran

- Mampu memahami fungsi, ruang & bentuk arsitektur

- Mampu menyusun komposisi ruang

- Pengantar

matakuliah

- Fungsi, Ruang & Bentuk Arsitektur

1. Pengertian 2. Jenis & Karakter 3. Persyaratan

- Kuliah tatap muka

- Latihan studio: Menyusun komposisi ruang & bentuk (2D & 3D)

- Kreativitas penyusunan komposisi/alternatif komposisi (0,5%)

- Penerapan prinsip komposisi (1%)

- Teknik presentasi grafis (0,5%)

2

2

- Mampu memahami proses perencanaan & perancangan arsitektur

- Mampu menyusun garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda

- Perencanaan & perancangan arsitektur

1. Pengertian 2. Tujuan 3. Proses 4. Tata Cara

- Kuliah tatap muka

- Presentasi & diskusi

- Latihan studio: Menyusun laporan, garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi)

- Kelengkapan &

kesesuaian data

(0,5%)

- Kejelasan hirarki

& sistematika

penyusunanan

laporan (1%)

- Ketuntasan

materi (0,5%)

- Keaktifan dalam

diskusi (0,5%)

- Presentasi &

pemahaman

materi (0,5%)

3

3

- Mampu memahami & menentukan metoda yang tepat bagi suatu Proyek Perancangan sesuai dengan karakteristik dan jenisnya.

- Metode Perancangan

1. Metode Lama (Tradisional)

2. Metode Baru: 3. Desainer

sebagai: Black Boxes,Glass Boxes, Self Organizing

- Kuliah tatap muka

- Kajian pustaka

- Diskusi kelompok

- Latihan studio: menyusun skema proses perancangan dengan metode

- Kelengkapan

variabel data

(1%)

- Kesesuaian

strategi yang

digunakan

(1,5%)

- Kejelasan hirarki

5

Page 25: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 9

Mg

ke- SASARAN

PEMBELAJARAN

MATERI

PEMBELAJARAN

STRATEGI

PEMBELAJARAN KRITERIA

PENILAIAN

BOBOT

NILAI

(%)

- Mampu menyusun skema proses perancangan dengan metode In-Out & Out-In pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi)

System.

4. Metoda Perancangan in-action.

In-Out & Out-In pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi)

& sistematika

skema (1,5%)

- Kreativitas

penyusunan

skema (1%)

4

- Mampu menyusun program ruang bangunan fungsi ganda, massa tunggal

dengan berbagai pendekatan

- Programming Arsitektur 1. Pengertian 2. Proses

- Programming dengan pendekatan:

1. Ruang 2. Bentuk 3. Struktur 4. Tapak

- Kuliah tatap muka

- Kajian pustaka - Diskusi

kelompok - Latihan studio/

kelompok: Menyusun program rencana fungsi hunian profesi (Collaborative Learning)

Program ruang bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai

berdasarkan: 1. fungsi &

kegiatan 2. pelaku

kegiatan 3. kebutuhan

ruang 4. besaran

ruang 5. hubungan

ruang

- Kesesuaian

antara

fungsi~tema~jud

ul (1%)

- Kejelasan

ekspresi tematis

dalam konsep

arsitektur

(fungsional,

spasial, formal)

(2%)

- Kejelasan narasi

dan ilustrasi

grafis (1%)

- Kerjasama

kelompok;

Kontribusi

keaktifan dlm

diskusi kelas

(1%)

5

5

- Mampu mentransformasi konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan fungsi ganda, massa tunggal

Perancangan

Arsitektur

(bangunan fungsi

ganda, massa

tunggal, 1 lantai)

1. Merancang denah

2. Mengembangkan denah ke tampak dan potongan

- Latihan studio: Gambar ranca-ngan fungsi hunian profesi: Denah, tampak & potongan arsitektural (1:100) (Problem Based Learning)

- Latihan mandiri:

- Kesesuaian

antara

fungsi~tema~judu

l (1%)

- Kejelasan

ekspresi tematis

dalam konsep

arsitektur

(fungsional,

5

Page 26: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 10

Mg

ke- SASARAN

PEMBELAJARAN

MATERI

PEMBELAJARAN

STRATEGI

PEMBELAJARAN KRITERIA

PENILAIAN

BOBOT

NILAI

(%)

- Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda secara verbal & non-verbal

bangunan

Perspektif

spasial, formal)

(2%)

- Kejelasan narasi

dan ilustrasi grafis

(1%)

- Kerjasama

kelompok;

Kontribusi

keaktifan dlm

diskusi kelas (1%)

6

Mampu menyusun

alur konsep

perancangan

arsitektur

bangunan fungsi

ganda, massa

tunggal, 2 lantai

Perancangan

Arsitektur

(bangunan fungsi

ganda, massa

tunggal, 2 lantai)

Menyusun alur

konsep rancangan

sesuai tuntutan

fungsi bangunan,

meliputi:

- Batasan Perancangan

- Tapak

- Fungsi & Kegiatan

- Tata Ruang

- Bentuk & Tampilan Bangunan

- Kajian pustaka - Diskusi

kelompok (Collaborative Learning)

- Latihan studio: Menyusun konsep fungsi komersial (Collaborative Learning)

- Latihan mandiri: Menyusun konsep: 1. Tata Ruang 2. Bentuk &

Tam-pilan Bangunan

- Kesesuaian

antara

fungsi~tema~jud

ul (1%)

- Kejelasan

ekspresi tematis

dalam konsep

arsitektur

(fungsional,

spasial, formal)

(2%)

- Kejelasan narasi

dan ilustrasi

grafis (1%)

- Kerjasama

kelompok;

Kontribusi

keaktifan dlm

diskusi kelas

(1%)

5

7

- Mampu mentransformasi konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan

Perancangan

Arsitektur

(bangunan fungsi

ganda, massa

tunggal, 2 lantai)

1. Merancang denah bangunan

2. Mengembangkan

- Latihan studio: Gambar rancangan fungsi komersil: Denah, tampak, potongan arsitektural (1:100) &

- Ketuntasan ungkapan gagasan (1%)

- Kelengkapan gambar (1,5%)

- Ketepatan teknik menggambar (2%)

- Kebersihan

5

Page 27: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 11

Mg

ke- SASARAN

PEMBELAJARAN

MATERI

PEMBELAJARAN

STRATEGI

PEMBELAJARAN KRITERIA

PENILAIAN

BOBOT

NILAI

(%)

fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai

denah bangunan ke tampak dan potongan bangunan

perspektif (Problem Based Learning)

- Latihan mandiri: Maket model

- Diskusi

gambar (0,5%)

8

Mampu

mengungkapkan

ide, gagasan

bangunan fungsi

ganda, massa

tunggal, 2 lantai

secara verbal &

non-verbal

Ujian Tengah

Semester (UTS)

Presentasi hasil

desain bangunan

bermassa

sederhana

(konsep, gambar

rancangan, maket

model)

Display & presentasi: Fungsi komersil (Collaborative Learning)

- Kejelasan ide & inovasi desain (4%)

- Sistematika pemaparan(3%)

- Kelengkapan materi presentasi; gambar & maket model (3%)

10

9

Mampu menyusun

alur konsep

perancangan

arsitektur

bangunan fungsi

ganda, massa

majemuk, 1

lantai

Perancangan

Arsitektur

(bangunan fungsi

ganda, massa

majemuk, 1 lantai)

Menyusun alur

konsep rancangan

sesuai tuntutan

fungsi bangunan,

meliputi:

- Batasan Perancangan

- Tapak

- Fungsi & Kegiatan

- Tata Ruang

- Komposisi Massa (horisontal)

- Bentuk & Tampilan Bangunan

- Struktur

- Kajian pustaka - Diskusi

kelompok (Collaborative Learning)

- Latihan studio: Menyusun konsep fungsi pendidikan pra-sekolah (Collaborative Learning)

- Latihan mandiri: Menyusun konsep: 1. Komposisi

massa 2. Bentuk &

Tam-pilan Bangunan

3. Struktur

- Kesesuaian

antara

fungsi~tema~judu

l (1%)

- Kejelasan

ekspresi tematis

dalam konsep

arsitektur

(fungsional,

spasial, formal)

(2%)

- Kejelasan narasi

dan ilustrasi grafis

(1%)

- Kerjasama

kelompok;

Kontribusi

keaktifan dlm

diskusi kelas (1%)

5

10 - Mampu Perancangan - Latihan studio: a. Tugas kelompok: Blok Plan (1%)

10

Page 28: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 12

Mg

ke- SASARAN

PEMBELAJARAN

MATERI

PEMBELAJARAN

STRATEGI

PEMBELAJARAN KRITERIA

PENILAIAN

BOBOT

NILAI

(%)

11 mentransformasi konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai

- Mampu mengungkapkan ide, gagasan bangunan fungsi ganda secara verbal & non-verbal

Arsitektur

(bangunan fungsi

ganda, massa

majemuk, 1 lantai)

1. Merancang denah bangunan

2. Mengembangkan denah bangunan ke tampak dan potongan bangunan

3. Merancang & mengolah tapak

4. Presentasi hasil desain (konsep, gambar rancangan, maket model)

Gambar rancangan fungsi pendidikan pra-sekolah:

Denah, tampak, potongan & siteplan (1:100) (Problem Based Learning)

- Latihan mandiri: Perspektif

- Diskusi

- Display & presentasi (Collaborative Learning)

b. Tugas Individu (8%)

- Ketuntasan ungkapan gagasan (2%)

- Kelengkapan gambar (2%)

- Ketepatan teknik menggambar (2%)

- Kebersihan gambar (1%)

- Maket model (1%)

c. Presentasi kelompok (1%)

12

Mampu menyusun

alur konsep

perancangan

arsitektur

bangunan fungsi

ganda massa

majemuk, 2

lantai

Perancangan

Arsitektur

(bangunan fungsi

ganda massa

majemuk, 2 lantai)

Menyusun alur

konsep rancangan

sesuai tuntutan

fungsi bangunan,

meliputi:

- Batasan Perancangan

- Tapak

- Fungsi & Kegiatan

- Tata Ruang

- Komposisi Massa (vertikal & horizontal)

- Bentuk & Tampilan Bangunan

- Struktur

- Kajian pustaka - Diskusi

kelompok (Collaborative Learning)

- Latihan studio: Menyusun konsep fungsi pelayanan umum (Collaborative Learning)

- Latihan mandiri: Menyusun konsep: 1. Komposisi

massa 2. Bentuk &

Tam-pilan Bangunan

3. Struktur

- Kesesuaian

antara

fungsi~tema~jud

ul (1%)

- Kejelasan

ekspresi tematis

dalam konsep

arsitektur

(fungsional,

spasial, formal)

(2%)

- Kejelasan narasi

dan ilustrasi

grafis (1%)

- Kerjasama

kelompok;

Kontribusi

keaktifan dlm

diskusi kelas

(1%)

5

13 - Mampu Perancangan - Latihan studio: a. Tugas kelompok: Blok Plan (2%)

15

Page 29: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 13

Mg

ke- SASARAN

PEMBELAJARAN

MATERI

PEMBELAJARAN

STRATEGI

PEMBELAJARAN KRITERIA

PENILAIAN

BOBOT

NILAI

(%)

14

mentransformasi konsep ke dalam gambar pra- rencana sesuai tema rancangan untuk bangunan fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai

Arsitektur

(bangunan fungsi

ganda, massa

majemuk, 2 lantai)

1. Merancang denah bangunan

2. Mengembangkan denah bangunan ke tampak dan potongan bangunan

3. Merancang & mengolah tapak

Gambar ranca-ngan fungsi pelayanan umum: Denah, tampak, potongan (1:100), siteplan (1:200), detail arsitektur (1:50) & perpektif (Problem Based Learning)

- Latihan mandiri: Maket model

b. Tugas Individu (13%)

- Ketuntasan ungkapan gagasan (3%)

- Kelengkapan gambar (4%)

- Ketepatan teknik menggambar (3%)

- Kebersihan gambar (1%)

- Maket model (2%)

15

Mampu

mengungkapkan

ide, gagasan

bangunan fungsi

ganda, massa

majemuk, 2

lantai secara

verbal & non-

verbal

Presentasi hasil

desain bangunan

fungsi ganda,

massa majemuk,

2 lantai (konsep,

gambar rancangan,

maket model)

- Diskusi kelas (home group discussion)

- Display dan presentasi fungsi pelayanan umum

(Collaborative Learning)

- Kemampuan presentasi (2%)

- Kelengkapan materi display (3%)

5

16

Mampu

mengungkapkan

ide, gagasan dan

konsep dalam

gambar

rancangan

arsitektur

Ujian Akhir Semester (UAS)

- Latihan studio (Problem Based Learning)

- Konsep perancangan (5%)

- Disain (5%)

20

Page 30: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 14

F. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Penjelasan bagi mahasiswa

a. Sebelum mengikuti perkuliahan hendaknya mahasiswa telah

membaca modul ajar ini dan memperkaya dengan sumber acuan

lain yang terkait di tiap sesi perkuliahan.

b. Untuk memudahkan pemahaman materi bacalah terlebih dahulu

halaman penyekat, terutama pada; sasaran pembelajaran, deskripsi

singkat, bahan bacaan, dan pertanyaan kunci.

c. Di tiap sesi perkuliahan akan diberikan tugas studio setelah paparan

materi dan penjelasan tugas.

d. Disamping tugas studio, peserta matakuliah juga mengerjakan tugas

mandiri yang diberikan di akhir pertemuan sesuai petunjuk

pelaksanaan.

e. Kegiatan perkuliahan akan diisi dengan proses bimbingan di tiap

sesi pertemuan.

2. Penjelasan peran fasilitator/dosen

a. Sebelum memberikan perkuliahan, fasilitator/dosen dianjurkan

untuk mempersiapkan materi berupa softcopy (powerpoint), atau

materi berupa contoh gambar/visualisasi, sketsa desain yang dapat

memudahkan pemahaman mahasiswa.

b. Fasilitator/dosen dianjurkan menyediakan waktu di luar jadwal

perkuliahan untuk memberikan bimbingan dalam pengerjaan tugas

studio & tugas mandiri.

c. Pelaksanaan sesi perkuliahan sebaiknya dikoordinasi dengan baik

bersama tim Pengampu matakuliah.

Page 31: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 15

BAB II

PEMBELAJARAN

MATERI MATAKULIAH

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

(TSPA 2)

Gambar 4. Materi Matakuliah TSPA 2

1.

Fungsi, Ruang, dan Bentuk Arsitektur

2. Perenca-naan & Peranca-ngan Arsitektur

3.

Metode Peranca-ngan Arsitektur

4.

Pemrograman Arsitektur

5.

Disain Arsitektur

Page 32: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 16

ORGANISASI MATERI MATAKULIAH

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 (TSPA 2)

Gambar 5. Organisasi Materi Matakuliah

STAGE III

SCHEMATIC DESIGN 5. Disain Arsitektur

STAGE II CONCEPTUAL DESIGN:

PROGRAMMING (Analysis) 2. Perencanaan & Perancangan Arsitektur 3. Metode Perancangan Arsitektur 4. Pemrograman Arsitektur

STAGE I PROBLEM HUNTING &

THEMATIC EXPLORATION

1. Fungsi, Ruang, dan

Bentuk Arsitektur

● Eksplorasi fungsi, ruang, bentuk, & tapak melalui: identifikasi karakter kegiatan, kebutuhan ruang, & aspek bangunan. Identifikasi peluang & hambatan, dan pengusulan beberapa alternatif solusi masalah

Penjelajahan/eksplorasi, tema

spesifik rancangan

Sintesis konsep:ruang, bentuk, Arsitektural, & tapak. Penyelesaian Akhir menjadi Rancangan Skematis

(Schematic Design)

Analisis konsep: program ruang, bentuk Arsitektural & analisis tapak melalui sketsa-sketsa gagasan verbal dan visual secara freehand.

GAMBAR PERANCANGAN ARSITEKTUR

Page 33: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 17

SSeessii PPeerrkkuulliiaahhaann kkee :: 11

II.. SSaassaarraann PPeemmbbeellaajjaarraann

PPaaddaa aakkhhiirr sseessii iinnii mmaahhaassiisswwaa ddiihhaarraappkkaann mmaammppuu::

11.. MMeennjjeellaasskkaann mmaakknnaa && kkaarraakktteerriissttiikk ffuunnggssii,, rruuaanngg,, ddaann bbeennttuukk ddaallaamm arsitektur 2. MMeennjjeellaasskkaann kkaaiittaann ffuunnggssii,, rruuaanngg,, ddaann bbeennttuukk ddaallaamm aarrssiitteekkttuurr

IIII.. TTooppiikk KKaajjiiaann//BBaahhaassaann::

“FUNGSI, RUANG, DAN BENTUK ARSITEKTUR”

IIIIII.. DDeesskkrriippssii ssiinnggkkaatt::

Dalam sesi ini Anda akan mempelajari makna & karakter: fungsi, ruang dan

bentuk arsitektur, serta keterkaitannya.

IIVV.. BBaahhaann BBaaccaaaann UUttaammaa 1. Ching, Francis.D.K. (1989), Architecture: Form, Space & Order, John Wiley &

Sons, Inc. 2. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta:

Erlangga. 3. Sutedjo, Suwondo B. (1985), Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk

Arsitektur, Jakarta: Djambatan.

VV.. BBaahhaann BBaaccaaaann PPeenndduukkuunngg

11.. FFrriicckk,, HHeeiinnzz ((11999988)),, SSiisstteemm BBeennttuukk SSttrruukkttuurr BBaanngguunnaann,, DDaassaarr--ddaassaarr

KKoonnssttrruukkssii ddaallaamm AArrssiitteekkttuurr,, YYooggyyaakkaarrttaa:: KKaanniissiiuuss..

22.. IIddhhaamm,, NNoooorr CChhoolliiss ((22001133)),, MMeerraannccaanngg BBaanngguunnaann GGeedduunngg BBeerrttiinnggkkaatt RReennddaahh,,

YYooggyyaakkaarrttaa:: GGrraahhaa IIllmmuu..

VVII.. PPeerrttaannyyaaaann KKuunnccii//TTuuggaass

PPaaddaa ssaaaatt AAnnddaa mmeemmbbaaccaa mmaatteerrii bbeerriikkuutt,, gguunnaakkaannllaahh ppeerrttaannyyaaaann--ppeerrttaannyyaaaann bbeerriikkuutt

iinnii uunnttuukk mmeemmaanndduu AAnnddaa..

11.. JJeellaasskkaann mmaakknnaa ffuunnggssii,, rruuaanngg && bbeennttuukk ddaallaamm arsitektur

22.. JJeellaasskkaann kkaarraakktteerriissttiikk ffuunnggssii,, rruuaanngg && bbeennttuukk ddaallaamm arsitektur

33.. JJeellaasskkaann kkaaiittaann ffuunnggssii,, rruuaanngg && bbeennttuukk ddaallaamm arsitektur

Page 34: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 18

MODUL 1

FUNGSI, RUANG & BENTUK ARSITEKTUR

A. Fungsi dalam Arsitektur

Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan, fungsi juga dapat

dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan. Fungsi timbul sebagai

akibat adanya kebutuhan manusia dalam mempertahankan dan mengembangkan

hidup. Fungsi dalam arsitektur menurut Geoffrey Broadbent memiliki enam

peranan yang disebut sebagai ―Multifungsionalitas Arsitektur‖, yaitu:

Environmental Filter. Bangunan dapat mengontrol iklim, berperan sebagai

filter antara lingkungan luar dan dalam bangunan.

Container of Activities. Bangunan sebagai wadah kegiatan yang

menempatkannya pada tempat yang khusus & tertentu.

Capital Investment. Bangunan dapat memberikan nilai lebih pada tapak,

dan menjadi sumber investasi.

Symbolic Function. Bangunan dapat memberikan nilai-nilai simbolik.

Behaviour Modifier. Bangunan dapat merubah perilaku/kebiasaan

pengguna, sesuai suasana ruang.

Aesthetic Function. Bangunan memiliki nilai visual yang indah sesuai

dengan imajinasi arsiteknya.

1. Makna Fungsi dalam Arsitektur

Makna fungsi dalam bentuk arsitektur atau Fungsionalisme Bentuk dikenal

dengan “Form Follow Function”, memiliki karakter:

Segala rancangan arsitektur terjadi karena fungsi

Pembedaan bagian bangunan menurut tujuannya

Rancangan bangunan untuk memenuhi kebutuhan manusia

Bentuk berasal dari keinginan pemakai

Dalam fungsionalisme struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas

tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari aspek lain, dikenal dengan

“Form Follow Structure”, memiliki karakter:

Page 35: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 19

Bentuk berasal dari syarat sistem struktur, konstruksi dan bahan

bangunan

Menurut penggunaan struktur, konstruksi yang jujur, jelas dan wajar

tanpa disembunyikan

Rancangan struktur untuk tujuan estetik melalui elemen strukturnya

sendiri

Rancangan bangunan memperlihatkan struktur & konstruksi serta

peralatan bangunan secara

Fungsionalisme ekspresi, dengan ciri:

Memperlihatkan guna dan struktur secara bersama-sama dalam

arsitektur

Bentuk merupakan wujud dari kegunaan / fungsi di dalamnya

Bentuk secara simbolik melukiskan fungsi

Fungsionalisme geometris mencoba mengabaikan guna dan memusatkan

perhatian pada cara dimana geometri bangunan berfungsi secara visual

atau dikenal dengan ―Function Follow Form”, dengan ciri:

Penciptaan bentuk bukan untuk menyesuaikan dengan guna, tetapi

akibat penyesuaian bentuk geometris itu sendiri

Kesederhanaan bentuk dengan geometri dan bebas dari ornamen

Nilai estetis diperoleh dari pengolahan elemen geometri

Dalam Fungsionalisme Organis karya arsitektur tidak hanya fungsional

tetapi juga organis (bentuk sebagai suatu proses kehidupan yang alamiah)

dimana Bentuk dan Fungsi Identik, dengan ciri:

Karya arsitektur berwawasan lingkungan

Bentuk tercipta dari fenomena alam dan penggalian gagasan dari

mahluk hidup

Fungsi bangunan adalah aktifitas yang menciptakan bentuk, sehingga

bentuk adalah fungsi dari keseluruhan

Fungsionalisme ekonomis, dengan ciri:

Pendekatan ekonomi dalam proses penciptaan karya arsitektur

Bentuk terjadi akibat pemakaian peralatan dan bahan secara ekonomis

Penggunaan metode dan cara yang paling efektif dan efisien

Page 36: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 20

Fungsionalisme cultural, penciptaan karya arsitektur dengan menempatkan

manusia secara sentral atau “Form Follow Culture”, dengan ciri:

Bentuk berasal dari pola perilaku, kondisi sosial budaya pemakai

Bentuk dijiwai oleh kehidupan manusia, watak, kecenderungan dan

nafsu serta cita-cita

2. Karakteristik Fungsi

Fungsi adalah proses, dalam proses penciptaan suatu karya arsitektur

fungsi juga sejalan dengan proses tersebut. Unsur pemakai/pengguna,

pemilihan komponen bangunan, penyusunan ruang, pengolahan bentuk

dan proses penciptaan lainnya akan dideteksi dari fungsi setiap aspek.

Fungsi adalah tujuan, karena fungsi adalah proses, maka akan

mengarah pada satu tujuan dan karenanya arsitektur diciptakan.

Fungsi adalah keseluruhan, fungsi mengacu pada keseluruhan/

totalitas karya Arsitektur

Fungsi adalah perilaku, dalam sistem arsitektur, fungsi dipengaruhi

oleh kecenderungan perilaku yang timbul dalam setiap tahapan

prosesnya

Fungsi adalah hubungan, sebagai suatu sistem, maka fungsi berada

dalam keterkaitan antara komponen satu dengan lainnya

3. Fungsi Bangunan

Fungsi bangunan adalah cara bangunan melayani pemakainya dalam

suatu kegiatan yang mengandung proses. Fungsi bangunan berarti untuk apa

bangunan digunakan. Kelompok fungsi bangunan terbagi atas: bangunan

hunian, tempat kerja, hiburan & ibadah.

Kelompok bangungan wisma, fungsi bangunan untuk rumah tinggal.

Kelompok bangungan karya, fungsi bangunan untuk tempat bekerja,

seperti kantor, industri, pasar.

Kelompok bangungan suka, Fungsi bangunan untuk tempat hiburan,

seperti bioskop, restoran, pertokoan, tempat bermain.

Kelompok bangungan tempat ibadah, Fungsi bangunan untuk tempat

beribadah, seperti mesjid, gereja, vihara.

Page 37: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 21

Cara membuat bangunan fungsional:

Perancang merasakan/mengalami langsung proses yang terjadi dalam

sebuah bangunan, mencakup: jenis kegiatan, jenis ruang, persyaratan

ruang (fisik & psikis).

Memahami rangkaian kegiatan/urut-urutan kegiatan awal-akhir, mencakup:

sirkulasi kegiatan pemakai ruang.

Pengelompokan ruang & penyusunan organisasi ruang (diagram

hubungan), mencakup: hubungan antar ruang & pola hubungan ruang.

4. Fungsi Ruang

Sebuah bangunan terdiri dari bermacam ruang yang mempunyai fungsi

berbeda. Fungsi ruang dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar, yaitu:

ruang publik, ruang, privat, ruang sirkulasi, ruang servis

Ruang Publik

Syarat fisik:

Mudah dicapai & dimasuki.

Mudah keluar (syarat keamanan).

Jalan masuk & keluar dihubungkan dengan ruang terbuka di luar

bangunan.

Fleksibilitas ruang untuk perubahan fungsi.

Syarat psikis:

Ventilasi & penerangan serta pengaruhnya terhadap suasana ruang.

View, hubungan antara interior & eksterior

Ruang Privat, adalah ruang yang digunakan untuk kepentingan pribadi,

dengan flowing interior space terbatas. Misalnya:

Ruang membaca, menulis, belajar & meneliti.

Ruang wawancara & pertemuan.

Ruang tidur & istirahat.

Ruang Servis, ruang yang ada pada bangunan karena kebutuhannya

yang vital sebagai bagian penting dalam pengoperasian bangunan,

umumnya diletakkan bukan pada tempat utama.

Ruang Sirkulasi adalah jalan perlintasan dari luar bangunan ke dalam

bangunan/sebaliknya & dari satu ruang ke ruang lain (secara vertikal

maupun horisontal).

Page 38: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 22

Syarat khusus sirkulasi:

Urut-urutan yang logis (dalam ukuran ruang, bentuk & arah).

Pencapaian yang mudah & langsung.

Memberikan gerak yang logis & pengalaman visual yang baik.

Syarat umum sirkulasi: Langsung, Aman, cukup cahaya & urutan yang

logis.

B. Ruang dalam Arsitektur

1. Pengertian Ruang

Ruang selalu melingkupi keberadaan kita. Melalui volume ruang kita

bergerak melihat bentuk-bentuk, mendengar suara-suara, merasakan angin,

mencium bau semerbak bunga yang mekar di tanam. Bentuk visual ruang,

dimensi dan skalanya, kualitas cahayanya semua tergantung persepsi kita akan

batas-batas ruang yang ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya. Jika ruang

telah ditetapkan, dilingkupi, dibentuk, dan diorganisir oleh unsur-unsur massa,

maka arsitektur menjadi kenyataan.

Beberapa pengertian ruang:

Plato: Ruang adalah sesuatu yang nyata, dilihat dan diraba. Menjadi teraba

karena memiliki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya.

Aristoteles: Ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang

menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada.

Faraday dan Maxwell: Ruang ditentukan oleh tiga dimensi yang statis.

Albert Einstein: Ruang itu mempunyai medan nyata, dan bukan suatu ruang

yang kosong.

Rudolf Amheim: Ruang adalah sesuatu yang dapat dibayangkan sebagai satu

kesatuan yang terbatas atau tidak terbatas, seperti keadaan yang kosong

yang sudah disiapkan mempunyai kapasitas untuk diisi barang.

Generasi kedua setelah Plato, Aristoteles mengemukakan sebuah konsep

baru mengenai ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat sebagai suatu yang

menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik cenderung berada.

Aristoteles mencoba mengemukakan tempat (topos), dengan memberi lima

karakteristik ruang, yaitu :

Page 39: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 23

Tempat melingkungi objek yang ada padanya.

Tempat bukan bagian dari yang dilingkunginya.

Tempat dari sesuatu objek tidak lebih besar dan tidak lebih kecil dari objek

tersebut.

Tempat dapat ditinggalkan oleh objek, serta dapat dipisahkan pula dari objek

itu.

Tempat selalu mengikuti objek, meskipun objek terus berpindah sampai

berhenti pada posisinya.

Ruang dibentuk dan dirangkai oleh unsur-unsur geometris titik, garis,

bidang dan volume. Dalam membentuk ruang interior dan ruang luar,dinding-

dinding menentukan karakter masing-masing ruang.ruang tersebut mungkin tabal

dan berat dan mengekspresikan perbedaan yang tegas antara lingkungan interior

yang tertata dan ruang luar tersebut dipisahkan. Sebagai bentuk 3 dimensi, ruang

sangat terkait dengan volume. Secara konsep, sebuah volume mempunyai tiga

dimensi, yaitu: panjang, lebar, dan tinggi. Semua volume dapat dianalisis dan

dipahami terdiri atas:

Titik atau ujung di mana beberapa bidang bertemu.

Garis atau sisi-sisi di mana dua buah bidang berpotongan.

Bidang atau permukaan yang membentuk batas-batas volume.

2. Persyaratan Fisik Ruang

Setiap ruang menuntut syarat yang penting untuk dipenuhi. Terbagi atas

syarat fisik dan syarat psikis. Syarat fisik umumnya lebih mudah dipenuhi karena

lebih mudah dalam penentuan elemen-elemennya. Syarat fisik meliputi:

Ukuran luas & tinggi ruang dalam memenuhi kegiatan.

Ruang gerak perorangan, kelompok & standar minimum statis gerak.

Luas ruang untuk perlengkapan tiap unit kebutuhan.

Sirkulasi & hubungan ruang

Page 40: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 24

Gambar 6. Pola sirkulasi: 1. linier, 2. radial, 3. spiral, 4. grid, 5. network

(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

Gambar 7. Hubungan ruang (Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

Page 41: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 25

Pola organisasi ruang

Gambar 8. Organisasi ruang: ruang di dalam ruang, ruang saling berkait, ruang bersebelahan, dan ruang perantara sebagai penghubung

(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

Kemudahan pemeliharaan & perlengkapan mekanis.

Persyaratan psikis, yaitu syarat suasana/kesan ruang yang harus diciptakan

menurut kebutuhan fungsi.

Penerangan

Ventilasi

Akustik

View

Bentuk ruang, garis, bidang

Warna

C. Bentuk

1. Pengertian

Menurut vitivirus, tidak ada istilah bentuk (form). Bentuk bagi vitivurus,

bila dikaitkan dengan fungsi/utilitas merupakan gabungan antara firmitas

(thecnic) dengan venustas (beauty/delight). Obyek dalam persepsi kita

memiliki wujud/ujud (sha). Wujud merupakan hasil konfigurasi tertentu dari

permukaan-permukaan dan sisi bentuk.

Gambar 9. Wujud bentuk dari unsur utilitas, firmitas & venustas

(Sumber: Ching, D.K.Francis, 1989)

Page 42: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 26

Ciri-ciri visual bentuk pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan

bagaimana cara kita memandangnnya. Bentuk dapat dikenali karena memiliki

ciri-ciri visual yaitu :

Wujud: adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaan-permukaan dan

sisi-sisi bentuk

Dimensi: dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar, tinggi. Dimensi-

dimensi ini menentukan proporsinya. Adapun skalanya ditentukan oleh

perbandingan ukuran relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain di

sekelilingnya.

Warna: corak, intensitas dan nada permukaan pada suatu bentuk. Warna

adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk

terhadap lingkunganya. Warna juga mempengaruhi bobot visual pada

bentuk.

Tekstur: adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur mempengaruhi

perasaan kita pada waktu menyentuh, juga pada saat kualitas pemantulan

cahaya menimpa permukaan benda tersebut.

Posisi: adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu lingkungan atau

medan visual.

Orientasi: adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah

mata angin atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya.

Inersia visual: adalah derajat konsentrasi dan stabilitas suatu bentuk.

Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan orientasi relatifnya

terhadap bidang dasar dan garis pandangan kita.

2. Jenis dan Karakter Bentuk

Bentuk disebut juga shape, dihasilkan dari garis-garis yang tersusun

sedemikian rupa. Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 Dimensi

(trimatra). Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, geografis

dan lainnya. Bentuk dapat dibagi atas:

Bentuk Dasar 2 Dimensi dan Variasinya

Pada dasarnya, bentuk dimulai dari segi 3 sampai segi tidak terhingga atau

lingkaran. Pada beberapa buku, bentuk yang beraturan dan dapat diukur biasa

Page 43: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 27

disebut sebagai bentuk geometri dan bentuk yang tidak beraturan serta sukar

diukur disebut bentuk non geometri.

Gambar 10. A. Komposisi beraturan dari bentuk yang teratur, B. Bentuk beraturan di dalam komposisi yang tidak beraturan, C. Komposisi beraturan dari

bentuk yang teratur, D. Bentuk tidak beraturan di dalam tapak beraturan Sumber: D.K.Ching, Francis (1989)

Bentuk Dasar 3 Dimensi dan Variasinya

Untuk mendapatkan macam-macam bentuk 3 Dimensi yang lebih lengkap dapat

menggunakan bentuk-bentuk dasar (primitive) di 3D Studio Max. Variasi dari

bentuk 3D adalah: bentuk beraturan (regular) dan tidak beraturan (irregular).

A

B

C D

Page 44: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 28

Gambar 11. Bentuk 3D solid

Sumber: D.K.Ching, Francis (1989)

Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan

hubungan antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak

simetris dan lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk beraturan

adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun secara rapi

dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris

terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida

merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa

berasal dari bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan

ataupun hasil dari komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan.

Page 45: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 29

Gambar 12. Bentuk-bentuk geometri tidak beraturan

Gambar 13. Bentuk-bentuk geometri beraturan

Bahwa bentuk–bentuk geometri yang hadir sekarang sebenarnya adalah

sebuah hasil manipulasi dari bentuk–bentuk geometri yang mendasar, misalkan

bentuk persegi, lingkaran, dan segitiga. Dari bentuk–bentuk dasar tersebut

geometri yang baru dapat tercipta dengan menggunakan konsep-konsep tertentu

(transformasi bentuk, metafora bentuk, dll), sehingga memungkinkan terjadinya

perubahan.

Page 46: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 30

Gambar 14. Teknik transformasi bentuk

Gambar 15. Metafora bentuk

Bagian–bagian dari sebuah bangunan yang dapat dijadikan sebagai

perwujudan dari bentuk geometri adalah:

Bentukan dasar dari denah – denah karya arsitektur.

Bentukan tampak dari sebuah karya arsitektur.

Warna dari sebuah karya arsitektur.

Permainan tekstur sebagai unsur eksterior sebuah karya arsitektur.

Dimensi interior sebuah ruangan.

Pengolahan grid dan sistim struktural pada facade bangunan.

Irama dan dimensi dari pembukaan yang terdapat pada bangunan.

3. Ekspresi Bentuk

Ekspresi bentuk adalah apa yang kita lihat menurut pengaruh atau

pengalaman sebelumnya (Smithies, 1984 ). Oleh karena itu setiap orang memiliki

latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka tanggapan terhadap

ekspresi yang dimunculkan oleh subyek juga akan berbeda-beda.

Page 47: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 31

Setiap kerangka arsitektural senantiasa mengandung ekspresi sebagai sebuah

prinsip. Ekpresi dapat dipengaruhi oleh beberapa aspek yakni :

Fungsi. Fungsi dapat melahirkan bentuk yang ekspresif misalnya desain

rumah tinggal profesi pelukis, dengan menitik beratkan pada pemenuhan

fungsi, maka akan muncul bentuk rumah yang dapat mewadahi aktivitas dan

karakter pengguna sebagai seorang seniman lukis.

Struktur. Penonjolan struktur sebagai elemen estetis pada sebuah bangunan

dapat melahirkan bentuk yang eksptesif pula.

Budaya. Misalnya pada bangunan tradisional. Ekspresi yang dimunculkan

merupakan hasil tampilan budaya.

Gambar 16. Ekspresi bentuk arsitektur tradisional sebagai tanggapan budaya SSuummbbeerr:: FFrriicckk,, HHeeiinnzz ((11999988))

D. Kaitan Fungsi, Ruang & Bentuk

Ruang dan bentuk tidak dapat dilihat secara parsial (bagian-bagian) akan

tetapi merupakan satu-kesatuan yang utuh, demikian pula fungsi harus dilihat

sebagai kesatuan fungsi, sehingga tiap bagian bentuk harus dapat saling

mendukung untuk dapat mencapai bentuk kesatuan yang fungsional.

Page 48: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 32

Gambar 17. Kaitan antara fungsi dengan proporsi & konstruksi bentuk (Sumber: Sutedjo, Suwondo B., 1985)

Demikian pula sebaliknya kaitan antara ruang & bentuk terhadap fungsi,

perwujudan ruang & bentuk harus dapat merepresentasikan karakter fungsi

kegiatan yang berlangsung pada wadah, misalnya: fungsi ibadah diwujudkan

dalam karakter ruang dan bentuk yang sakral/profan, fungsi rekreasi diwujudkan

dalam karakter ruang dan bentuk yang dinamis dan non-formal.

Gambar 18. Bentuk dan tampilan bangunan terkait fungsi

Untuk dapat melihat utuh struktur visual dari ruang dan bentuk, tiap

elemen dapat diorganisasikan dalam bentuk positif (sebagai obyek) dan bentuk

negatif (sebagai latar). Dimana antara elemen obyek dan latar tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Kesatuan yang terbentuk dari dua hal yang berbeda

tersebut (positif dan negatif) seperti halnya keterkaitan antara ruang dan bentuk.

Bentuk melingkupi ruang, sedangkan ruang merupakan kekosongan di dalamnya.

Gambar 19. Visual elemen bidang dengan outline, bidang positif dan negatif (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)

Page 49: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 33

Gambar 20. Kaitan antara ruang dan bentuk (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)

Gambar 21. Space & Form (Sumber: Ching, Francis.D.K.,1989)

Page 50: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 34

E. Rangkuman

Fungsi dalam arsitektur secara umum adalah pemenuhan terhadap

aktivitas manusia, sedangkan ruang dan bentuk bangunan yang fungsional

adalah pemenuhan terhadap kebutuhan pengguna secara tepat tanpa ada unsur

yang tidak berguna. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi adalah

kriteria utama dalam setiap perancangan ruang & bentuk, dan fungsi adalah cara

untuk memenuhi kebutuhan.

F. Tugas

RANCANGAN TUGAS I PERENCANAAN

(Perkuliahan Minggu ke-1)

1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja Studio)

2. TUJUAN TUGAS :

Menyusun komposisi 2D & 3D

3. URAIAN TUGAS :

a. Obyek garapan : ruang & bentuk (2D & 3D)

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Sketsa komposisi 2D & 3D, dengan materi (bentuk geometri) yang

ditentukan & jumlah bebas.

Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) di

studio.

Tiap individu bebas menggunakan materi/bahan yang ada untuk

eksplorasi komposisi.

c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Tugas dikerjakan individu, teknik presentasi grafis freehand: pensil 2B,

pensil warna, pena, dll. Menggunakan kertas A3.

Eksplorasi komposisi dengan materi/bahan yang dimiliki

Eksplorasi komposisi dengan menerapkan materi yang diberikan

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Sketsa alternatif komposisi (jumlah bebas)

Page 51: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 35

4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 2%):

Kreativitas penyusunan komposisi/alternatif komposisi (0,5%)

Penerapan prinsip komposisi (1%)

Teknik presentasi grafis (0,5%)

Tabel 3. Tugas Menyusun Komposisi 2D & 3D

Materi

Karakter

Komposisi 2 Dimensi

Alternatif

I

Alternatif

II

Alternatif

III

Ko

mp

osis

i 3

Dim

en

si

Alt.

I

Dinamis

Alt.

II

Formal

Alt.

III

Ritmis

Page 52: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 36

SSeessii PPeerrkkuulliiaahhaann kkee :: 22

II.. SSaassaarraann PPeemmbbeellaajjaarraann

PPaaddaa aakkhhiirr sseessii iinnii mmaahhaassiisswwaa ddiihhaarraappkkaann mmaammppuu::

11.. MMeennjjeellaasskkaann ppeennggeerrttiiaann && ttuujjuuaann perencanaan & perancangan arsitektur

22.. MMeenngguurraaiikkaann pprroosseess perencanaan & perancangan arsitektur

33.. Menjelaskan tatacara perencanaan & perancangan dalam arsitektur

IIII.. TTooppiikk KKaajjiiaann//BBaahhaassaann::

“PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR”

IIIIII.. DDeesskkrriippssii ssiinnggkkaatt::

Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian, tujuan, proses, dan tatacara

perencanaan & perancangan arsitektur.

IIVV.. BBaahhaann BBaaccaaaann UUttaammaa 1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van

Nostrand Reinhold Co. 2. LLeeuuppeenn,, BBeerrnnaarrdd,, eettcc.. ((11999977)),, DDeessiiggnn && AAnnaallyyssiiss,, NNeeww YYoorrkk:: VVaann NNoossttrraanndd

RReeiinnhhoolldd.. 3. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur,

Jakarta: Erlangga.

4. Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John

Willey & Sons, Inc.

VV.. BBaahhaann BBaaccaaaann PPeenndduukkuunngg

33.. IIddhhaamm,, NNoooorr CChhoolliiss ((22001133)),, MMeerraannccaanngg BBaanngguunnaann GGeedduunngg BBeerrttiinnggkkaatt RReennddaahh,,

YYooggyyaakkaarrttaa:: GGrraahhaa IIllmmuu..

44.. Petruccioli, Attilio (1998) Typological Process & Design Theory, Seminar Proceeding, Series 1, Vol. 1, Cambridge: Aga Khan Program for Islamic Architecture.

VVII.. PPeerrttaannyyaaaann KKuunnccii//TTuuggaass

PPaaddaa ssaaaatt AAnnddaa mmeemmbbaaccaa mmaatteerrii bbeerriikkuutt,, gguunnaakkaannllaahh ppeerrttaannyyaaaann--ppeerrttaannyyaaaann bbeerriikkuutt

iinnii uunnttuukk mmeemmaanndduu AAnnddaa..

11.. JJeellaasskkaann ppeennggeerrttiiaann && ttuujjuuaann perencanaan & perancangan arsitektur

22.. UUrraaiikkaann pprroosseess perencanaan & perancangan arsitektur

33.. Jelaskan tatacara perencanaan & perancangan dalam arsitektur

Page 53: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 37

MODUL 2

PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR

A. Dasar-Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

1. Pengertian

a. Perencanaan

Perencanaan adalah proses yang mencakup: pendefinisian sasaran,

menetapkan strategi yang menyeluruh untuk mencapai sasaran, menyusun

serangkaian rencana yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan pekerjaan organisasi. Merencana dalam arsitektur berkaitan

dengan penggunaan diagram untuk mengembangkan hubungan antara

kebutuhan-kebutuhan. Merencana juga merupakan upaya menyatakan masalah

umum pemberi tugas (klien) menjadi sejumlah masalah standar yang lebih kecil

yang telah diketahui pemecahannya atau yang mudah dipecahkan.

Perencanaan (Planning), dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk

mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke

dalam rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (William A.

Shrode, 1974). Perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan tindakan

yang tepat di masa depan melalui pilihan-pilihan yang sistematik (Paul Davidov,

1982). Perencanaan berdasarkan metode, terbagi atas: Top Down Planning

(disusun secara menyeluruh kemudian dirinci kepada tingkat yang lebih rendah),

dan Bottom Up Planning (disusun mulai dari bawah kemudian dirangkum dalam

tingkat tertentu).

b. Perancangan

Merancang dalam arsitektur berkaitan dengan penggunaan gambar untuk

mengembangkan ruang dan bentuk. Perancangan adalah aktivitas kreatif menuju

sesuatu yang baru dan berguna yang belum ada sebelumnya atau mengubah

sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Perancangan meliputi

fungsi-fungsi: mengidentifikasi masalah, menggunakan metode-metode dan

Page 54: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 38

melakukan sintesa. Perancangan merupakan proses tiga bagian: keadaan

semula, proses transformasi, dan keadaan kemudian.

Perancangan dalam konteks arsitektur adalah usulan pokok yang mengubah

sesuatu yang telah ada menjadi lebih baik. Sedangkan dasar-dasar perencanaan

adalah membuat sesuatu yang belum ada menjadi nyata. Perancangan dapat

dianggap sebagai suatu keadaan masa depan yang dibayangkan. Komponen-

komponen ini juga menetapkan fungsi perancang arsitektur, mengidentifikasikan

metode-metode untuk mencapai pemecahan dan melaksanakan pemecahan ini

adalah melakukan pemrograman, membuat rancangan bangunan dan

melaksanakan rencana.

Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada

menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-

masalah, mengidentifikasi metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan

pemecahan masalah. Dengan kata lain perancangan adalah kegiatan

pemograman, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan (John Wade,

1997).

Gambar 22. Lingkup Perancangan Arsitektur

Teori Arsitektur merupakan perangkat aturan (norma) yang memandu arsitek

dalam membuat keputusan untuk menterjemahkan suatu informasi ke dalam

disain. Teori dalam Arsitektur digunakan untuk mencari apa yang harus dicapai

dalam arsitektur & bagaimana cara merancang yang baik. Hasil disain bukan

sesuatu yang absolut tetapi fenomenal & sangat dipengaruhi oleh referensi, gaya

kognitif, paradigma berpikir dari perancang.

PERANCANGAN

ARSITEKTUR

PROGRAM RUANG

Fungsi Ruang

Lokasi Ruang

Wujud Ruang

VISUAL RUANG

Batasan Ruang

Urutan Ruang

STRUKTUR RUANG

Persyaratan Ruang

Tata Ruang

Page 55: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 39

Gambar 23. Kedudukan Arsitektur sebagai wacana & pengetahuan normatif

c. Kaitan Perencanaan & Perancangan

Perancangan merupakan tindak lanjut dari perencanaan. Perencanaan

merupakan bagian dari proses perancangan arsitektur. Perencanaan dan

perancangan merupakan proses untuk membentuk lingkungan binaan.

Perencanaan dapat dibagi berdasarkan dimensi waktu, yaitu: jangka pendek,

jangka menengah, dan jangka panjang, yang terkait dengan kegiatan

perancangan. Hubungan waktu pelaksanaan antara perencanaan dan

perancangan dapat digambarkan sebagai berikut.

Perencanaan

Perancangan

Perencanaan

Perancangan

Perencanaan

Perancangan

Gambar 24. Hubungan waktu antara Perencanaan dan Perancangan

Page 56: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 40

2. Tujuan

Tujuan membuat perencanaan adalah memberi arah, mengurangi dampak

perubahan, meminimalkan pemborosan dan kegiatan rangkap, menjadi standar

yang digunakan dalam pengendalian.

Perancangan adalah proses merumuskan masalah menjadi solusi wujud

fisik. Merancang merupakan upaya sistematik untuk menafsirkan, menjawab

kebutuhan & permasalahan sesuai data-data tersedia dengan hasil berupa wujud

fisik (problem solving). Tujuan proses perancangan adalah mengembangkan

suatu hirarki yang layak dari pandangan-pandangan antara persyaratan dan

pemecahan fisik.

Gambar 25. Lingkup Perancangan Arsitektur Sumber: Idham, Noor Cholis (2013)

Page 57: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 41

Tabel 4. Aspek Dasar Perancangan

3. Proses Perancangan

Serangkaian kegiatan/tindakan untuk menemukan wujud fisik yang sesuai &

pemecahan masalah yang berorientasi pada tujuan pengadaan wadah. Terdiri dari

beberapa tahap: pencarian data, identifkasi masalah, penentuan konsep hingga

rancangan akhir. Proses perancangan menghasilkan banyak keputusan/pilihan

dan setiap perancang berbeda-beda. Dibutuhkan metode dalam proses

perancangan, disebabkan: semakin kompleksnya desain dan tuntutan cara

pemecahan terbaik.

Pada dasarnya desain arsitektur dapat dianggap sebagai proses tiga bagian

yang terdiri dari (1) keadaan mula, (2) metode atau proses transformasi, dan (3)

keadaan masa depan yang dibayangkan. Bahasa yang lazim digunakan dalam

proses ini adalah bahasa gambar, baik gambar secara konvensional maupun

dengan komputer.

Menurut J.W. Wade (1997) perancangan meliputi proses :

Pemrograman, untuk menetapkan hal-hal yang menjadi tujuan, kebutuhan

dan perhatian klien.

Perencanaan, untuk menyatakan masalah umum klien menjadi masalah

standar yang mudah dipecahkan.

Page 58: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 42

Perancangan, mengembangkan gagasan keseluruhan menjadi suatu usul

wujud bangunan.

Gambar 26. Proses Perancangan

Perencanaan merupakan suatu proses menyusun konsepsi dasar suatu

rencana yang meliputi kegiatan-kegiatan (William L. Lassey, 1977):

b. Mengidentifikasi. Menentukan komponen-komponen yang menunjang

terhadap objek, yang merupakan kompleksitas fakta-fakta yang memiliki

kontribusi terhadap kesatuan pembangunan.

c. Mengadakan studi. Mencari hubungan-hubungan dari faktor-faktor terkait,

yang memiliki pengaruh spesifik.

d. Mendeterminasi. Menentukan setepat mungkin faktor-faktor yang dominan

dengan memperhatikan kekhususan dari unit perubahan yang spesifik yang

memberikan perubahan terhadap faktor lain.

e. Memprediksi. Mengadakan ramalan bagaimana suatu faktor akan berubah

sehingga mencapai keadaan lebih baik di masa depan.

f. Melakukan Tindakan. Berdasarkan prediksi di atas, melakukan tindakan

terstruktur untuk mencapai tujuan pembangunan.

Page 59: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 43

Proses Perancangan lima-langkah, terbagi dalam tahap:

a. Permulaan/menentukan tujuan. Meliputi pengenalan dan batasan masalah

yang akan dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah-

masalah umum dan hal-hal yang ingin dicapai klien dan mengapa.

b. Persiapan/mengumpulkan fakta. Langkah kedua proses perancangan

meliputi pengumpulan data secara sistemtis dan analisis informasi mengenai

masalah yang akan dibenahi dan digunakan untuk menggambarkan kondisi

tapak yang akan ada, termasuk aspek fisik, legal, klimat, dan estetik.

c. Pengajuan usul/eksplorasi konsep. Langkah ketiga adalah membuat

gagasan untuk mengajukan usul ―bangunan‖. Gagasan-gagasan itu datang

setiap waktu dalam proses desain dari pertemuan pertama sampai akhir dari

seorang klien. Perlunya perbedaan antara konsep-konsep pragmatik dan

konsep desain. Konsep pragmatik berhubungan dengan masalah perilaku,

sedangkan konsep desain berhubungan dengan masalah arsitektur. Mulai

langkah persiapan dan pengajual usul disebut juga tahap ―programming‖

atau pemrograman.

d. Evaluasi/memastikan kebutuhan. Evaluasi usul-usul yang dilakukan oleh

arsitek meliputi perbandingan, pemecahan rancangan dengan tujuan dan

kriteria yang dikembangkan dalam tahapan pemrograman dengan

pertimbangan, antara lain:

Kebutuhan ruang

Kualitas konstruksi

Budget ruang

Waktu

e. Tindakan. Pada tahap ini proses perancangan meliputi kegiatan terkait

persiapan dan pelaksanaan proyek, antara lain persiapan dokumen-

dokumen konstruksi (gambar kerja dan spesifikasi bangunan) dan sebagai

perantara antara kontraktor dan pemilik.

Page 60: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 44

Gambar 27. Siklus Proses Perancangan lima-langkah, i: input, p: proses, e: evaluasi

(Sumber: Tim Mc.Ginty dalam Snyder, 1998)

Proses perancangan dalam praktek profesi, mencakup:

Rancangan skematik; Citra umum bangunan, ukuran, sirkulasi

Pengembangan rancangan; Uraian lebih rinci, denah, tampak, potongan

Dokumen konstruksi; Gambar kerja, spesifikasi, prosedur kerja

Penawaran / perundingan; Fasilitator perundingan

Tata laksana proyek; Supervisi, team leader

Gambar 28. Siklus Proses Perancangan lima-langkah, i: input, p: proses, e: evaluasi

(Sumber: Tim Mc.Ginty dalam Snyder, 1998)

Page 61: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 45

Gambar 29. Proses Disain menurut: Mario Salvadiro, J.C.Jones & William Pena

4. Tata Cara

Arsitektur adalah seni dan ilmu merancang dan membangun bangunan.

Merupakan proses kreatif yang berarti mengembangkan fisik bentuk untuk tujuan

mengakomodasi kebutuhan manusia dengan bentuk arsitektur yang mencakup

penggunaan elemen material, dan membentuk ruang yang mewadahi aktivitas

manusia.

Proses desain arsitektur sangat kompleks dan menuntut pengalaman yang

cukup, untuk dapat melakukannya dengan baik dibutuhkan latihan dalam sintesis,

menyusun hubungan kompleks dari bagian yang berbeda untuk membentuk suatu

kesatuan komposisi yang saling bergantung.

Page 62: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 46

Gambar 30. Proses Disain dalam Arsitektur

Proses desain melibatkan pemahaman dari masalah fungsional yang

membutuhkan solusi fisik maupun non-fisik. Tanpa pemahaman masalah, tidak

akan ada solusi yang memuaskan yang pernah terjadi. Semakin banyak yang

diketahui tentang suatu masalah akan lebih baik solusi desain yang dihasilkan.

Rumusan masalah yang sangat kompleks dari setiap elemen masalah itu sendiri,

mungkin menjadi masalah yang rumit, dan menantang kemampuan desainer

untuk dapat menanganinya. Dengan demikian, desainer harus mendapatkan

masukan dan bekerjasama dengan tenaga teknis dari beberapa bidang khusus

dalam satu tim kerja, dan mengasimilasi saran tersebut ke dalam desainnya.

B. Rangkuman

Perencanaan dan perancangan merupakan proses membentuk lingkungan

binaan. Proses perancangan menghasilkan banyak keputusan/pilihan dan setiap

perancang berbeda-beda. Dibutuhkan metode dalam proses perancangan,

disebabkan tuntutan semakin kompleksnya desain dan tuntutan cara pemecahan

yang terbaik.

Page 63: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 47

C. Latihan

1. Mana dari berikut ini yang bukan merupakan bagian dari metode pendekatan

untuk merancang?

A. Mencari solusi fisik

B. Analisis Masalah

C. Evaluasi proses

D. Penentuan model pendekatan

2. Mana dari berikut ini adalah fungsi arsitektur?

A. Memfasilitasi aktivitas manusia

B. Ekspos hirarki tiap bagian

C. Menetapkan hubungan antara ruang interior dan eksterior

D. Untuk tujuan melayani

E. Memanfaatkan teknologi yang tersedia

3. Proses desain arsitektur adalah.....

A. Sintesis dari bagian-bagian yang membentuk satu-kesatuan komposisi

B. Memberikan ide bentuk

C. Koordinasi tim work

D. Menetapkan tujuan, menganalisis data, perencanaan ruang, dan konsepsi

bentuk

E. A dan D benar

Page 64: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 48

D. Tugas

RANCANGAN TUGAS II PERENCANAAN

(Perkuliahan Minggu ke-2)

5. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)

6. TUJUAN TUGAS :

Menyusun garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi

ganda, massa tunggal, 1 lantai

7. URAIAN TUGAS :

e. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi

f. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Survey data primer (lapangan), & sekunder (literatur) telah

dilaksanakan & disiapkan sebelum perkuliahan berlangsung.

Menyusun data-data yang telah dikumpulkan, dikerjakan dalam format

komputer (Word & Power Point)

Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) di

studio dan kerja mandiri (survey lapangan),

Tiap kelompok mempersiapkan materi presentasi laporan untuk diskusi

kelas (home group discussion)

g. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.

Eksplorasi fungsi dengan survey data primer & sekunder

Mengumpulkan (tugas mandiri) dan menyusun (tugas studio) data-data

terkait perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa

tunggal, 1 lantai.

h. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Laporan perancangan & bahan presentasi, berupa: aspek-aspek fungsi

hunian profesi, jenis/karakteristik fungsi, persyaratan fisik & nonfisik

fungsi, dll.

8. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 3%):

Kelengkapan & kesesuaian data (0,5%)

Kejelasan hirarki & sistematika penyusunanan laporan (1%)

Ketuntasan materi (0,5%)

Page 65: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 49

Keaktifan dalam diskusi (0,5%)

Presentasi & pemahaman materi (0,5%)

Page 66: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 50

SSeessii PPeerrkkuulliiaahhaann kkee :: 33

II.. SSaassaarraann PPeemmbbeellaajjaarraann

PPaaddaa aakkhhiirr sseessii iinnii mmaahhaassiisswwaa ddiihhaarraappkkaann mmaammppuu::

44.. MMeenngguurraaiikkaann jjeenniiss metode perancangan arsitektur

55.. MMeenngguurraaiikkaann pprroosseess metode perancangan arsitektur

66.. MMeennjjeellaasskkaann ssttrraatteeggii && ppeennddeekkaattaann perancangan arsitektur

IIII.. TTooppiikk KKaajjiiaann//BBaahhaassaann::

“METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR”

IIIIII.. DDeesskkrriippssii ssiinnggkkaatt:: Dalam sesi ini Anda akan mempelajari jenis & proses metode perancangan

arsitektur, strategi dan pendekatan perancangan arsitektur.

IIVV.. BBaahhaann BBaaccaaaann UUttaammaa 1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van

Nostrand Reinhold Co. 2. Chris Jones, Jones (1992). Design Methods, 2nd Edition. London: John Wiley &

Sons, Inc 3. Ching, D.K. Francis (1996) Architecture: Form, Space & Order, London: John

Wiley & Sons, Inc 4. White, Edward T. (1977). Introduction to Architectural Programming. London:

John Wiley & Sons, Inc

VV.. BBaahhaann BBaaccaaaann PPeenndduukkuunngg

55.. Broadbent, Geoffrey (1980). Design In Architecture, New York: John and Willey, Publisher Co.

66.. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta:

Erlangga.

77.. Wade, John W (1997), Architecture, Problems and Purposes, London: John Wiley.

VVII.. PPeerrttaannyyaaaann KKuunnccii//TTuuggaass PPaaddaa ssaaaatt AAnnddaa mmeemmbbaaccaa mmaatteerrii bbeerriikkuutt,, gguunnaakkaannllaahh ppeerrttaannyyaaaann--ppeerrttaannyyaaaann bbeerriikkuutt

iinnii uunnttuukk mmeemmaanndduu AAnnddaa..

11.. UUrraaiikkaann jjeenniiss metode perancangan arsitektur

22.. UUrraaiikkaann pprroosseess metode perancangan arsitektur

33.. JJeellaasskkaann ssttrraatteeggii && ppeennddeekkaattaann perancangan arsitektur

Page 67: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 51

MODUL 3

METODE PERANCANGAN ARSITEKTUR

Arsitektur dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai sebuah produk atau

sebagai sebuah proses. Sebagai sebuah produk, arsitektur merupakan obyek fisik

dari lingkungan binaan (built environment) yang digunakan dan dinikmati manusia.

Sedang sebagai sebuah proses, arsitektur dalam konteks metoda desain yang

digunakan untuk menciptakan sebuah karya arsitektur.

A. Jenis Metode Perancangan

Perencanaan dan perancangan yang berorientasi pada perencana lebih

bersifat ―traditional planning‖, sedangkan yang berorientasi pada pemakai lebih

bersifat “rasional planning‖. Metode dalam perancangan arsitektur dapat dibagi

atas:

1. Metode Lama (Tradisional, Black-Box)

Pada metode lama perancang umumnya adalah pengrajin yang sebagian

besar tidak dapat menggambarkan karya-karya mereka. Mereka juga tidak dapat

memberikan alasan yang jelas untuk keputusan-keputusan yang mereka ambil.

Bentuk produk kerajinan dimodifikasi dari kegagalan dan keberhasilan dalam

proses trial & error selama bertahun-tahun. Kelemahan dari proses ini, hanya

mampu mengubah satu-hal pada suatu waktu, dan mengandalkan preseden

reorganisasi lengkap dari bentuk secara keseluruhan. Dalam proses disain,

bentuk produk itu sendiri tidak berubah, kecuali untuk memperbaiki kesalahan

atau untuk memenuhi tuntutan baru. Sehingga arsitek dengan pola tradisional

berproses secara:

a. Desainer sebagai penyihir

Output diatur oleh masukan

Output dapat dipercepat, tetapi lebih acak

Output relevan dengan masalah tergantung pada dirinya sendiri

Tergantung pada kecerdasan mengontrol bentuk/struktur masalah

Page 68: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 52

b. Desainer sebagai kotak hitam

Gambar 31. Desainer sebagai kotak hitam dalam proses perancangan

(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

Dengan demikian Arsitektur sebagai produk, empu pencipta, ahli sulap, atau

manusia setengah dewa, memiliki karakteristik:

Hasil proses kreatif tak terlihat, kotak gelap, tanpa kritik

Hasil perancangan dikendalikan oleh masukan yang diterima terdahulu,

dominan berdasarkan pengalaman, ilham, wangsit, atau mimpi, atau trial &

error

Kapasitas produksi bergantung kepada ketersediaan waktu, mood, imajinasi.

Seringkali ada lompatan pemahaman, karena persoalan rumit

ditransformasikan menjadi hal yang terlalu sederhana.

2. Metode Baru (Rasional, Glass-Box)

Menentukan dimensi rancangan sebelum pembuatan gambar, menyebabkan

terpisahnya kegiatan produksi dan desain dengan orang yang berbeda.

Sebaliknya menggambar sebelum kegiatan produksi memungkinkan adanya

perencanaan. Merancang dengan gambar berskala memungkinkan adanya

pembagian kerja antara perancang dan yang memproduksi, sehingga bermanfaat

tidak hanya untuk meningkatkan kualitas produk, tetapi juga untuk meningkatkan

kualitas kerja. Bagaimana desainer tradisional mengatasi kompleksitas dengan

keterbatasan:

jangka waktu yang lama untuk 'inkubasi'

Perubahan cara mengatur

Menghindari orisinalitas - kekakuan jiwa & keinginan-penuh untuk berfikir

Page 69: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 53

Dalam hal apa masalah desain modern lebih rumit daripada yang tradisional?

Gambar 32. Perbedaan antara metode lama dan baru

(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

a. Desainer seperti kotak kaca, dengan karakteristik: tujuan, variabel dan

kriteria yang ditetapkan dalam memajukan Analisis dapat dicapai, atau

setidaknya sebelumnya telah berusaha mencari solusi, evaluasi sebagian

besar dapat diungkapkan dan logis (sebagai penentangan terhadap

eksperimental).

Gambar 33. Desainer sebagai kotak kaca dalam proses perancangan arsitektur

(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

b. Desainer seperti komputer, desainer sebagai sistem mengorganisir diri.

Dengan demikian desainer adalah:

1. Yang melakukan pencarian desain yang cocok

2. Yang mengontrol dan mengevaluasi pola pencarian (kontrol strategi).

c. Arsitektur sebagai produk dari proses yang rasional, empiris, dengan

karakteristik:

Tujuan, variabel, dan kriteria ditentukan dengan matang.

Analisis cukup lengkap, kalau perlu melalui pengujian sebelum

kesimpulan ditemukan.

Page 70: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 54

Evaluasi bermakna dan logis, bukan coba-coba.

Strategi ditentukan dengan matang, biasanya sekuensial; lintas paralel;

kondisional; siklus ulang.

Proses berfikir dan penelurusan masalah pada metode baru:

Metode eksplorasi situasi/permasalahan desain (Divergensi)

Metode penelitian dan penemuan idea desain (Divergensi dan

transformasi)

Metode eksplorasi pemecahan masalah (Transformasi)

Metode evaluasi (Konvergensi)

Gambar 34. Metode divergen dan konvergen

(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

d. Strategi Desain

Linear strategy

Gambar 35. Proses strategi llinier

(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

Cyclic strategy

Gambar 36. Proses strategi siklus

(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

Page 71: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 55

Branching Strategy

Gambar 37 Proses strategi bercabang

(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

Incremental strategy

Gambar 38. Proses strategi berjenjang

(Sumber: C. Jones, Design Methods, 2001)

B. Pendekatan dan Pertimbangan dalam Perancangan Arsitektur

1. Pendekatan Perancangan Arsitektur

Pendekatan dalam strategi perencanaan arsitektur dapat dibagi atas:

Pendekatan kinerja (performance building)

Pendekatan perilaku (psikologi)

Pendekatan system

Pendekatan positif dan normative

Pendekatan In-out dan Out-in

Pendekatan sosial-budaya

Pendekatan ekonomi-teknologi

Page 72: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 56

2. Pertimbangan Perancangan Arsitektur

Proses desain arsitektur melibatkan resolusi simultan dari sejumlah

pertimbangan, dan kombinasi dari elemen ke keseluruhan. Tujuan arsitektur

banyak, tetapi semua berasal dari tujuan dasar untuk menampung kegiatan

manusia. Dalam mencapai tujuan tersebut, arsitek harus mempertimbangkan hal

berikut:

a. Sesuai Konteks Tapak

Arsitektur membutuhkan kesesuaian hubungan antara site dan struktur

yang digunakan.

Arsitektur harus menanggapi karakteristik bentuk site terhadap: iklim,

posisi matahari, vegetasi, dan struktur.

Arsitektur harus ditempatkan pada lansekap dengan view terbaik, dan

sebaliknya, pemandangan lansekap sekitarnya harus dapat terlihat dari

gedung.

Arsitektur harus dapat melayani tujuan untuk mewadahi dan berfungsi

dengan baik. Fungsi tidak harus dilihat secara sempit, tetapi seluas

mungkin, misalnya pertimbangan estetika yang juga memiliki fungsi.

Arsitektur harus menyatakan tujuan untuk fungsi

Arsitektur harus memanfaatkan teknologi cerdas yang tersedia.

Arsitektur harus berdasarkan skala manusia, baik pada materi maupun

ruang dalam (interior dan eksterior).

Arsitektur harus memanfaatkan bahan yang tepat.

Arsitektur harus memanfaatkan teknik bangunan yang ramah terhadap

konteks lokal.

Arsitektur harus anggun pada siluet dan selubung.

Arsitektur harus menunjukkan adanya artikulasi sebagai penegasan.

Arsitektur harus menunjukkan prioritas atau hirarki pada tiap bagian.

Arsitektur harus menawarkan bidang visual yang kaya pada pengamat

dan view yang menarik.

Arsitektur harus membangun hubungan antara ruang interior dan eksterior

Arsitektur harus menjadi tempat, atau ruang publik, yang mendorong

adanya interaksi sosial.

Page 73: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 57

Ruang arsitektur adalah tempat di mana aktivitas, interaksi, dan

kebutuhan berlangsung. Oleh karena itu ruang arsitektur memfasilitasi

berbagai aktivitas manusia yang tidak membatasi mereka.

b. Sesuai Konteks Perancangan

Kegiatan perancangan arsitektur terkait erat dengan ‗metode merancang‘,

menurut Broadbent dalam Design In Architecture, diungkapkan hal-hal mendasar

yang dilakukan dalam proses/kegiatan perancangan arsitektur. Di dalam

arsitektur, terdapat pendekatan yang dipergunakan dalam kegiatan merancang,

yaitu:

Pendekatan atas dasar Perilaku Manusia (Human Behaviour),

Pendekatan secara Sistemis dan Menyeluruh,

Pendekatan aspek Intuitif dan Kreatif

Khusus untuk pendekatan bentuk, Broadbent mengungkapkan pendekatan

dalam empat kategori, yaitu:

Pendekatan Pragmatik (Pragmatic Approach): yaitu pendekatan

perancangan bentuk melalui tahap coba-coba (trial and error).

Pendekatan Ikonik (Iconic Approach): yaitu pendekatan merancang bentuk

melalui tradisi, empirik dan kebiasaan yang dilakukan berdasarkan

kesepakatan sosial. Pendekatan Ikonik ini kemudian dikembangkan

sebagai pendekatan Tipologis.

Pendekatan Analogik (Analogic Approach): yaitu pendekatan perancangan

bentuk dengan melihat analogi alam atau gejala/fenomena alamiah.

Pendekatan Kanonik/Geometrik (Canonic Approach): yaitu pendekatan

perancangan bentuk melalui kaidah-kaidah: geometric, matematis,

keteraturan (orders), modul, dsb. Pendekatan Kanonik pada saat sekarang

ini berkembang menjadi pendekatan Sintaksis yaitu bahasa bentuk.

c. Sesuai Sistem Struktur dan Geometri Bangunan

Dalam perancangan arsitektur terdapat berbagai pendekatan dalam

merancang bangunan. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan

pendekatan merancang sistem struktur dan geometri bangunan. Perancangan

arsitektur melalui pendekatan ini mengutamakan pembentukan sistem struktur

Page 74: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 58

bangunan oleh elemen-elemen struktur secara komprehensif sebagai bagian

utama yang akan menentukan perwujudan bentuk dan ruang hasil rancangan. Ching (1996) memberikan pendekatan yang berbeda dalam perancangan

sistem struktur bangunan berupa perakitan elemen-elemen sistem struktur

bangunan secara terpadu melalui pola-pola tertentu, proporsi, dan skala yang

terkait dengan aspek-aspek yang mendasar dalam proses perancangan arsitektur

yaitu adanya komposisi formal dan spasial, kesesuaian program ruang,

terkoordinasi dengan sistem lain di dalam bangunan seperti sistem selubung dan

sistem mekanikal bangunan, kesesuaian dengan kode/standar baku perancangan

arsitektur, dan lain-lain. Dalam merancang sistem struktur dan konstruksi bangunan, dibutuhkan

sebuah metode tertentu untuk merakit dan membangun elemen-elemen struktural

bangunan agar mampu memikul dan menyalurkan beban secara aman ke

bumi/tanah tanpa melebihi beban yang telah diperhitungkan untuk setiap

bagian/elemen dari sistem struktur tersebut. Sistem struktur bangunan terdiri dari

beberapa jenis, antara lain sistem dinding pendukung, sistem kolom dan balok,

sistem rangka, sistem membran, dan sistem suspensi. Seluruh sistem tersebut

dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: bangunan bertingkat rendah/se-

derhana (low-rise), bangunan bertingkat tinggi/banyak (high-rise) dan bangunan

bentang lebar (long-span).

Gambar 39. Pendekatan sistem struktur dan geometri bangunan (Sumber: Ching, Francis D.K.,1996)

Page 75: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 59

C. Rangkuman

Sudut pandang yang berbeda dari metode perancangan dilatarbelakangi

oleh maksud dan tujuan dari perancangan, yang berbeda di setiap waktu dan

tempat. Kemampuan menentukan pendekatan dan pertimbangan yang sesuai

dengan tuntutan desain, memerlukan kepekaan sebagai perancang yang dapat

memisahkan antara pemenuhan pengguna dan perancang.

Sejalan dengan perkembangan teknologi, metode perancangan pun

berkembang, kompleksitas dalam desain dapat dengan cepat dirumuskan dengan

bantuan perangkat komputer. Arsitek tidak lagi membutuhkan waktu yang lama

dalam mendisain, meskipun demikian hal tersebut tetap harus dapat diselaraskan

dengan konteks desain yang ada, sehingga produk rancangan tidak hanya

sekedar menjadi bangunan yang tanpa makna dan jiwa.

Page 76: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 60

D. Tugas

RANCANGAN TUGAS I PERENCANAAN

(Perkuliahan Minggu ke-3)

1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)

2. TUJUAN TUGAS :

Skema proses perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa

tunggal, 1 lantai‖ dengan metode pendekatan In-Out & Out-In

3. URAIAN TUGAS :

a. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)

Menyusun alternatif skema mind-mapping proses perancangan, berupa

hubungan variabel-variabel data pada tahap analisis dan sintesis.

Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan

kerja mandiri, dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat

gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna.

Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan

selanjutnya.

c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.

Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,

when,why & how).

Menerapkan metode pendekatan in-out (dari tata ruang dalam ke ruang

luar) & out-in (dari tata ruang luar ke ruang dalam)

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Skema tahap analisis (penyusunan konsep) & sintesa (penyusunan

skematik desain)

4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):

Kelengkapan variabel data (1%)

Kesesuaian strategi yang digunakan (1,5%)

Kejelasan hirarki & sistematika skema (1,5%)

Kreativitas penyusunan skema (1%)

Page 77: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 61

SSeessii PPeerrkkuulliiaahhaann kkee :: 44,, 66,, 99,, 1122

II.. SSaassaarraann PPeemmbbeellaajjaarraann

PPaaddaa aakkhhiirr sseessii iinnii mmaahhaassiisswwaa ddiihhaarraappkkaann mmaammppuu::

11.. MMeennjjeellaasskkaann ppeennggeerrttiiaann && pprroosseess pemrograman dalam arsitektur

22.. MMeenngguurraaiikkaann && mmenerapkan kkoonnsseepp dalam perencanaan arsitektur

33.. Menyusun program ruang & analisis tapak

bb.. TTooppiikk KKaajjiiaann//BBaahhaassaann::

“PEMROGRAMAN ARSITEKTUR”

cc.. DDeesskkrriippssii ssiinnggkkaatt::

Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian & proses pemrograman

arsitektur, dan teknik penyusunan konsep program ruang & analisis tapak.

dd.. BBaahhaann BBaaccaaaann UUttaammaa 1. Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons, Inc. 2. Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta:

Erlangga. 3. Pena, William M & Parshall, Steven A (2001) Problem Seeking An Architectural

Programming Primer, New York: John Willey & Sons, Inc. 4. White, Edward T.(1985), Analisis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi

Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra. 5. Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John

Willey & Sons, Inc.

ee.. BBaahhaann BBaaccaaaann PPeenndduukkuunngg 1. Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van

Nostrand Reinhold Co. 2. Fawcett, A. Peter (2003) Architecure: Design Note Book, London: Architectural

Press. 3. LaGro, A.James (2008) Site Analysis A Contextual Approach to Sustainable

Land Planning, New York: John Willey & Sons, Inc.

ff.. PPeerrttaannyyaaaann KKuunnccii//TTuuggaass

PPaaddaa ssaaaatt AAnnddaa mmeemmbbaaccaa mmaatteerrii bbeerriikkuutt,, gguunnaakkaannllaahh ppeerrttaannyyaaaann--ppeerrttaannyyaaaann bbeerriikkuutt

iinnii uunnttuukk mmeemmaanndduu AAnnddaa..

11.. JJeellaasskkaann ppeennggeerrttiiaann && pprroosseess pemrograman dalam arsitektur

22.. UUrraaiikkaann llaannggkkaahh--llaannggkkaahh ppenerapan kkoonnsseepp dalam perencanaan arsitektur

33.. Latihan menyusun program ruang & analisis tapak

Page 78: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 62

MODUL 4

PEMROGRAMAN ARSITEKTUR

A. Pengertian

Pemrograman adalah tahap memproses informasi menjadi data

terstruktur untuk kebutuhan analisis, mencakup pernyataan akan suatu

masalah arsitektur & persyaratan yang harus dipenuhi. Pemrograman

merupakan cara untuk mengorganisasikan dan menyajikan informasi dan

operasi, terlebih pada operasi yang rumit atau informasi dalam jumlah besar

(Edward T.White).

If programming is problem seeking, then design is problem solving. Programming is analysis, design is synthesis. Stating the problem is the last step in problem seeking (programming), and it is also the first step in problem solving (design).

“Successful programming relies on analysis. Successful design relies on synthesis”

W.M. Pena (2001)

Pemrograman adalah proses yang mengarahkan pada penemuan

masalah dan mempertemukan pada ketersediaan solusi. Dalam pemrograman

tidak hanya hasil rancangan yang menjadi tujuan, tetapi bagaimana

meningkatkan proses untuk mencapai solusi. Program berkaitan dengan: hal-

hal yang menjadi tuntutan klien, menyatakan permasalahan umum &

arsitektural. Terdapat empat aspek dalam mengidentifikasi masalah (Tabel 5).

Tabel 5. Aspek dalam Penentuan Masalah

Page 79: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 63

B. Proses Pemrograman

1. Identifikasi Masalah, berkaitan dengan pengumpulan dan pengaturan

informasi yang diperlukan dalam rancangan, antara lain menetapkan hal-

hal yang diperlukan oleh klien dan permasalahan bangunan. Pada tahap

ini diperlukan pengenalan dan pemahaman terhadap bangunan dan klien

yang lebih spesifik untuk dapat mengidentiifikasi issue utama. Proses

desain untuk menyelesaikan masalah terkait dengan rumusan masalah.

2. Konsep adalah gagasan yang telah disederhanakan menjadi

permasalahan arsitektonis formal (ruang, struktur dll). Pada tahap ini

Arsitek menyatakan masalah umum klien menjadi sejumlah masalah

standar yang telah diketahui pemecahannya (tahap perencanaan/

planning). Alat untuk mengubah pernyataan masalah menjadi pernyataan

fisik spasial, dapat berupa hipotesis, pernyataan teori & sikap yang

memberi orientasi bagaimana desain diwujudkan. Konsep sebagai

gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu kesatuan.

3. Skematik Disain adalah pengembangan visual image dari konsep ke

dalam gagasan nyata yang lebih rinci, menggunakan presentasi berskala

(gambar layout & massa). Pada tahap ini Arsitek menggunakan informasi

dari dua tahap sebelumnya untuk mengembangkan gagasan keseluruhan

dan usulan bentuk dan konstruksi bangunan (tahap perancangan). Untuk

bangunan skala tertentu disyaratkan memperlihatkan studi tata letak

bangunan & lingkungan (tata kota). Mengembangkan alternatif desain

yang terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Gambar 40. Tahap Proses Pemrograman dalam Arsitektur

Page 80: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 64

Keseluruhan proses desain merupakan suatu sintesis, di mana banyak faktor

terpisah diintegrasikan menjadi satu-kesatuan yang berguna. Loncatan mental

atau kreativitas dari tahap analisis ke penggambaran solusi fisik di atas kertas

adalah salah satu langkah awal paling sulit dalam proses. Jika proses pra-desain

tidak menyeluruh, gap sintesis akan lebih besar dan lebih sulit dikelola. Namun

jika proses pra-desain menyeluruh dan detail, gap sintesis akan lebih kecil dan

lebih mudah dikelola.

Ketika fungsi-fungsi semakin kompleks, prinsip dasar dalam perencanaan

ruang adalah membagi masalah menjadi elemen-elemen kecil yang mudah untuk

ditangani dan organisasikan ulang dalam sekuen atau kelompok masalah

perencanaan ruang yang dihadapi, sehingga gap sintesis menjadi lebih kecil.

Proses dasar pembentukan program desain terdiri atas beberapa langkah,

sebagai berikut (Karlen, 2007):

1. Wawancara, mencakup tinjauan organisasi, fungsi tiap bagian atau

departemen, detail peralatan dan proses.

2. Observasi fasilitas yang sudah ada, berupa observasi bebas atau dengan

bantuan, inventarisasi furniture dan peralatan yang sudah ada

3. Merumuskan parameter-parameter arsitektural, berupa data denah, data

kontekstual.

4. Pengorganisasian koleksi data (program tahap pertama), menempatkan

data secara berurutan dalam format yang paling efektif untuk perencanaan,

susun rangkuman faktor-faktor kuantitatif yang dikonfirmasikan (luas,

dimensi peralatan, dll).

5. Riset informasi dan data yang belum diketahui, mencakup informasi detail

proses dan peralatan, studi kasus fasilitas serupa, kemudian satukan data

hasil riset dengan program pertama.

6. Analisis data, mencakup analisis kedekatan fungsi (hubungan kerja,

zoning pribadi/publik, kebutuhan akustik khusus, dst), analisis kedekatan

prosedur (pemanfaatan ruang), dan identifikasi keterkaitan arsitektural

(kondisi tapak, struktur, dan Mekanikal & Elektrikal).

7. Interpretasi dan diagram data (program lengkap), mencakup

mendefinisikan isu fungsional, susun konsep dasar pendekatan, siapkan

diagram keterkaitan/kedekatan sebagai visualisasi.

Page 81: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 65

8. Kesimpulan data (dokumen akhir), berupa konsep proyek yang

menyatakan permasalahan, kesimpulan perhitungan anggaran dasar,

panduan desain.

Gambar 41. Tahap memulai program Sumber: John W. Wade, dalam Snyder (1989)

Page 82: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 66

Gambar 42. Input & Output tahap pemrograman Arsitektur

Dalam pengumpulan data perlu adanya relevansi fakta, yang merupakan bagian

dari event atau adanya hubungan sebab-akibat. Fakta dapat dikelompokkan

dalam tradisional dan non-tradisional.

Fakta Tradisional: pola aktivitas manusia, furniture & peralatan, informasi

tapak, iklim, dsb.

Fakta Non-Tradisional: hasil penelitian psikologi, sosiologi, antropologi,

fisika, dll.

Semakin spesifik dan detail fakta-fakta tradisional, perancangan dapat lebih

menyeluruh dan efisien. Berikut matriks yang dapat membantu merumuskan

masalah.

1.Goals— What does the client want to achieve, and Why? 2. Facts— What do we know? What is given? 3. Concepts— How does the client want to achieve the goals? 4. Needs— How much money and space? What level ofquality? 5. Problem— What are the significant conditions affecting the design of the building? What are the general directions the design should take?

Gambar 43. Matriks pertimbangan perumusan masalah

Page 83: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 67

C. Konsep dalam Arsitektur

Konsep adalah gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu

kesatuan. Konsep mengemukakan suatu cara khusus, bahwa syarat-syarat suatu

rencana, konteks dan keyakinan dapat digabungkan bersama. Sebagai bagian

dari kegiatan pemrograman, konsep dapat pula diartikan sebagai: gagasan

arsitektur, tema, gagasan superorganisasi, parti (skema), esquisse (sketsa), dan

terjemahan harfiah.

Gagasan Arsitektur adalah konsep yang telah disederhanakan menjadi

arsitektonis formal. (seperti: siang hari ruang, urutan ruang, integrasi struktur dan

bentuk, dan sitting dalam lansekap).

Tema adalah pola atau gagasan spesifik yang berulang di seluruh rancangan

suatu proyek. (tema cahaya pada karya Charles Moore, Kimbel Art, Gallery louis I

Khan di fort Worth,Texas).

Gagasan Superorganisasi adalah acuan terhadap konfigurasi geometris umum

atau hierarki yang harus diperhatikan oleh bagian-bagian di dalam proyek yang

bertujuan memberi cukup struktur bagi pola sedemikian rupa sehingga masing-

masing bagian dapat dikembangkan dengan keistimewaan masing-masing yang

secara keseluruhan masih menunjang perancangan.

Skema dan sketsa adalah produk menurut konsep dan grafik dalam suatu proyek

diharapkan dikembangkan suatu konsep dan sketsa pendahuluan dari konfigurasi

bangunan.

Terjemahan Harfiah adalah gambaran suatu tujuan guna mengembangkan suatu

konsep dan diagram yang dapat dijadikan rencana sederhana untuk suatu proyek.

Suatu konsep arsitektur harus mengandung kelayakan yang mungkin menunjang

maksud-maksud dan cita-cita pokok suatu proyek dengan memperhatikan

karakteristik-karakteristik dan keterbatasan–keterbatasan yang khas dari tiap

proyek.

Masalah yang dapat menghambat pengembangan keahlian dalam pembuatan

konsep:

Masalah komunikasi, kesulitan dalam menerangkan masalah kepada orang

lain.

Kurangnya pengalaman, konsep menjadi sukar untuk diciptakan bila aspek

arsitektur tidak dikuasai

Page 84: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 68

Masalah penentuan hirarki, akan timbul kesulitan dalam menentukan suatu

konsep yang baik/buruk

Gambar 44. Kegiatan penyusunan Konsep (Sumber: White, 1985)

Konsep rancangan merupakan dasar pemikiran dan pertimbangan-

pertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan/atau

bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan

rancangan yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan

kendala proyek. Hirarki konsep mencakup: wawasan, gagasan, konsep dan

skenario.

Sumber-sumber Konsep:

Filosofi yang mendasari keberadaan wadah.

Pertimbangan: normatif, fungsional, fisik & lingkungan.

Dikembangkan dari teori-teori, paradigma, ideologi perancangan analogi.

Studi komparasi wadah sejenis

Page 85: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 69

Persepsi seorang perancang

Syarat Konsep:

Dapat ditransformasi

Dapat diterapkan

Jenis-jenis Konsep:

Analogi, mengidentifikasi hubungan harfiah yang mungkin di antara benda-

benda. Sebuah benda diidentifikasi memiliki sifat khas yang dapat dijadikan

sebagai model dalam proyek.

Gambar 45. Analogi pada disain

Metafora dan Perumpamaan, seperti analogi, metafora (kiasan)

mengidentifikasi hubungan di antara benda-benda, tetapi hubungan ini lebih

bersifat abstrak. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan

sejajar sedangkan analogi mengidentifikasi hubungan harfiah yang mungkin.

Gambar 46. Metafora pada disain

Filosofi, menyaring dan memusatkan aspek-aspek persoalan yang lebih rumit

menjadi keterangan-keterangan yang lugas dan ringkas. Filosofi mengandung

pengertian-pengertian ke dalam aspek yang paling penting dan instrinsik dari

benda yang dianalisis.

Page 86: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 70

Gambar 47. Ekspresi bentuk dari tanggapan tingkah-laku & lingkungan alam (Sumber: Frick, Heinz, 1998)

D. Teknik Presentasi Konsep (W.M. Pena, 2001)

1. Menuangkan Ide Gagasan.

Pikirkan apa yang akan dituangkan dengan fokus pada satu hal.

Tuangkan dalam gambar, dengan sedikit elemen.

Tuliskan dengan sedikit kata-kata.

Tambahkan warna hanya untuk penekanan atau untuk kode.

Dengan ilustrasi gambar dapat memperkecil ukuran kertas, 40% dari

ukuran sebenarnya.

Gambar 48. Menuangkan ide gagasan

2. Gunakan gambar visual

Gunakan diagram, simbol, grafik, dan sketsa untuk membantu komunikasi.

Asumsikan bahwa bentuk visual lebih mudah dipahami dari bentuk verbal.

Tandai tiap bagian dengan memberikan judul

Page 87: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 71

Diagram alir dapat lebih mudah dipahami daripada penjelasan tertulis.

Hindari gambar yang terlalu sederhana dan terlalu spesifik dalam

penjelasan, cukup gambar abstrak untuk membangkitkan berbagai

kemungkinan.

Gunakan skala yang tepat untuk gambar grafis sesuai besarnya proyek dan

implikasi dari ide-ide.

Gambar 49. Penggunaan gambar visual pada konsep

3. Gunakan sedikit kalimat

Label gambar dengan benar.

Memperkuat gambar dengan kalimat pendek.

Tetapkan kata-kata sesedikit mungkin dalam point-point penting.

Memaksakan kalimat panjang mengakibatkan huruf kecil dan sulit-untuk-

membaca huruf.

Informasi penting juga dapat berupa angka

Gambar 50. Penggunaan kalimat dalam konsep

4. Upayakan untuk mudah dibaca

Kejelasan tulisan dengan mengatur lebar baris dan tinggi huruf.

Gunakan huruf tinggi 1/8-inch (0,6 cm) atau lebih besar.

Gunakan berbagai ukuran pena.

Penggunaan OHP atau slide tidak akan meningkatkan huruf terbaca.

Page 88: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 72

Huruf pada salinan mesin ketik biasanya terlalu kecil dan terlalu tipis

ketebalan garisnya.

Gambar 51. Penulisan huruf yang mudah dibaca

5. Desain untuk Display

Perbedaan antara kartu analisis dan ilustrasi buku yaitu pada jarak

pandang. Kartu analisis Desain untuk tampilan di dinding.

Ada tampilan tertentu untuk kartu analisa yang baik, yang buruk umumnya

terlalu berani dan berat atau terlalu halus dan ringan.

Jika Anda melakukan kesalahan, akan sangat nampak.

Untuk tampilan di dinding tulisan yang menyertai terlalu terang, tetapi untuk

ilustrasi buku sangat bagus.

6. Persiapan data eksisting

Mempersiapkan data eksisting terkait potensi dan kekurangan yang dimiliki

tapak merupakan informasi awal yang harus dimiliki saat penyusunan konsep.

Semakin lengkap data yang dimiliki, dengan mengenali dan merasakan langsung

kondisi sebenarnya, akan membantu proses analisis dan sintesis.

Gambar 52. Persiapan data eksisting

Page 89: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 73

E. Penyusunan Program Ruang

Langkah-langkah dalam penyusunan program ruang adalah:

Mengetahui fungsi kegiatan unit bangunan

Mengetahui pelaku kegiatan

Menjabarkan kegiatan yang ada

Merumuskan kebutuhan ruang

Menentukan kaitan antar kegiatan yang berlangsung

Membuat notasi derajat hubungan aktivitas

Membuat diagram hubungan kegiatan

Membuat sketsa hubungan/organisasi ruang

1. Analisis Fungsi

Dalam menganalisis fungsi bangunan, diperlukan pemahaman terhadap

aspek-aspek bangunan, jenis dan karakter fungsi bangunan secara spesifik. Cara

sederhana memahami fungsi dengan mengeksplorasi pertanyaan 5W & 1H

(what?, why?, who?, where?, when?, dan how?).

FUNGSI BANGUNAN

Kegiatan/aktivitas pengguna

Kebutuhan ruang

Hubungan ruang

Dimensi ruang

Persyaratan ruang

Selubung bangunan

Gambar 53. Hirarki fungsi bangunan

Page 90: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 74

2. Kegiatan/aktivitas pengguna

Dalam menyusun program ruang diperlukan analisis terhadap

pengguna, terkait kebutuhan dan keinginan pengguna. Kebutuhan adalah

hal mendasar yang dibutuhkan oleh pengguna, sedangkan keinginan

adalah hal yang melengkapi kebutuhan. Arsitek harus mampu memilah

antara kebutuhan dan keinginan pengguna. Di samping itu juga mampu

memahami di mana kegiatan tersebut berlangsung (mencermati lokus dan

lingkup kegiatan), serta siapa penggunanya (berdasarkan umur, profesi,

latar belakang pendidikan, budaya, dst).

Data dasar yang dibutuhkan untuk analisis kegiatan cenderung

berbeda untuk tiap fungsi bangunan, secara umum meliputi: siapa

penggunanya, bagaimana urut-urutan dalam melakukan kegiatan,

bagaimana hubungan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dan

berapa lama dan seberapa sering kegiatan tersebut berlangsung. Analisis

tersebut berguna dalam penentuan:

Jumlah pengguna bangunan, menentukan ukuran dan kapasitas

bangunan

Klasifikasi/pengelompokan pengguna (pengelola, pengunjung

tetap/tidak tetap), menentukan jumlah dan jenis ruang

Pola kegiatan pengguna, menentukan kebutuhan ruang & pola tata

ruang

Pola kebiasaan pengguna (kesenangan khusus/kecenderungan minat),

menentukan kebutuhan ruang & persyaratan ruang

Intensitas kegiatan, menentukan waktu operasional bangunan

3. Kebutuhan ruang

Berdasarkan identifikasi kegiatan/aktivitas pengguna terkait fungsi

bangunan, selanjutnya dilakukan penyusunan kebutuhan ruang berdasarkan

kelompok fungsi pengguna dan sifat/karakter kegiatan (publik, semi publik, semi

privat, privat). Secara berjenjang kebutuhan ruang dirinci, dari kebutuhan ruang

utama - ruang penunjang utama - ruang penunjang kedua - dst. Susunan ruang

didasarkan pada hirarki kegiatan yang berlangsung, sehingga tiap ruang utama

akan didukung oleh ruang penunjang utama, selanjutnya tiap ruang penunjang

Page 91: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 75

utama akan didukung oleh ruang penunjang kedua. Pengelompokan ruang

tersebut sekaligus menggambarkan organisasi ruang dan hubungan kedekatan

ruang yang terjadi. Hirarki ruang yang tersusun tergantung dari tingkat kerumitan

fungsi yang diwadahi. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelompokan ruang:

jenis & nama ruang tergantung aktivitasnya, ruang penunjang dengan jenis yang

sama dapat disatukan pengelompokannya. Proses penyusunan kebutuhan ruang:

Mengetahui fungsi unit kegiatan

Mengetahui pelaku kegiatan

Menjabarkan urutan kegiatan yang ada

Merumuskan kebutuhan Ruang

Gambar 54. Diagram penyusunan hirarki ruang

4. Hubungan Ruang

Hubungan ruang diperoleh melalui proses pengelompokan ruang dan hirarki

ruang, serta penentuan tingkat hubungan ruang, dengan melakukan analisa

bentuk hubungan ruang satu dengan yang lain, ruang satu di dalam ruang yang

lain, ruang-ruang yang saling berkaitan, ruang-ruang yang bersebelahan, ruang-

ruang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama.

Dasar pertimbangan dalam analisis hubungan ruang:

Pola hubungan kegiatan

Derajat/tingkat aktivitas (langsung, tidak langsung, tidak ada hubungan)

Subyek pelaku kegiatan (pengelola, pengunjung tetap, pengunjung tidak

tetap)

Menunjukan kaitan antar kegiatan fungsi berlangsung

Membuat matriks derajat hubungan aktivitas

Membuat diagram hubungan ruang dan sirkulasi ruang

• Ruang C1

• Ruang C2

• Ruang C3

• Ruang D1

• Ruang D2

• Ruang D3

• Ruang A1

• Ruang A2

• Ruang A3

• Ruang B1

• Ruang B2

• Ruang B3Ruang

BRuang

A

Ruang C

Ruang D

Page 92: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 76

Membuat sketsa hubungan ruang

Berikut contoh bentuk matriks kriteria, hubungan ruang dan diagram hubungan

ruang.

Adjacent Requirements for A & Interaction Matrix

Tabel 6. Persyaratan kedekatan & Matriks interaksi (Sumber: W.M. Pena, 2001)

Bubble Diagram

Gambar 55. Diagram hubungan ruang Gambar 56. Hindari persilangan pada (Sumber: W.M. Pena, 2001) hubungan ruang

Gelembung menggambarkan bagian dari kegiatan atau kelompok kegiatan.

Ukuran gelembung mencerminkan perbandingan dimensi ruang menurut

perhitungan kasar. Ketebalan garis penghubung menunjukan derajat kepentingan

hubungan antara kegiatan. Hindari persilangan garis pada hubungan ruang.

Page 93: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 77

Tabel 7. Contoh pengisian matriks kriteria dan hubungan kedekatan ruang

Gambar 57. Contoh penyusunan diagram keterkaitan (Sumber: Karlen, 2007)

Page 94: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 78

ZONASI PADA DENAH

Gambar 58. Pengelompokan Fungsi/Zonasi Ruang

Page 95: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 79

JENIS DAN DERAJAT HUBUNGAN RUANG

Gambar 59. Jenis & Derajat Hubungan Ruang

5. Dimensi Ruang

Untuk menentukan kebutuhan luas ruang, sebelumnya perlu dilakukan

analisis dimensi ruang. Perkiraaan besaran ruang dapat berupa sketsa dan

kalkulasi dimensi unit perabot pada tiap ruang, atau berdasarkan standar besaran

ruang pada buku standar: E. Neufert-Architects Data, Time-Saver Standards for

Architectural Design Data), dll. Penggambaran sketsa besaran ruang sebaiknya

menggunakan kertas milimeter blok untuk membantu gambar lebih proporsional.

Meskipun demikian gambar tidak perlu diberi skala selama kesesuaian faktor

dimensi dan grid kertas diperhatikan.

Page 96: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 80

Gambar 60. Sketsa perhitungan dimensi ruang (Sumber: Karlen, 2007)

Page 97: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 81

Gambar 61. Dimensi ruang gerak tubuh manusia, berdasarkan data standar (Sumber: Time-Saver Standards for Architectural Design Data, 1997)

Page 98: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 82

6. Tata Letak Ruang

Sebelum masuk pada pengembangan denah lantai, dengan semua implikasi

spasial dan desain yang lebih luas, maka pada tahap ini diagram keterkaitan

ruang harus disempurnakan kembali, dengan melengkapi diagram bubble dan

bentuk denah dasar atau selubung bangunan. Keterkaitan unit bangunan dengan

ruang luar menjadi pertimbangan utama dalam menentukan letak main-entrance,

side-entrance, dan sirkulasi penghubungnya. Transisi dari tahap pra-desain ke

pengembangan kreatif denah, membutuhkan sintesis kreatif untuk menyatukan

proses analisis (pemrograman) dan sintesis (desain). Dengan demikian diperlukan

alternatif-alternatif diagram yang dapat mengakomodasi semua aspek

pertimbangan spasial. Proses tersebut dapat dilakukan secara hirarkis untuk tiap

dasar pertimbangan, ataupun alternatif berdasarkan prioritas dasar pertimbangan

yang ditentukan. Tata letak ruang berdasarkan pengelompokan, hubungan ruang,

dan modul fungsi dapat lebih fleksibel menerapkan pola-pola sirkulasi.

Gambar 62. Penggunaan modul fungsi dalam perencanaan ruang (Sumber: Idham, 2013)

Page 99: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 83

Gambar 63. Altenatif diagram bubble tata letak ruang

(Sumber: Karlen, 2007)

Page 100: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 84

Page 101: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 85

Gambar 64. Perbaikan tahap 1, diagram bubble tata letak ruang

(Sumber: Karlen, 2007)

Page 102: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 86

Gambar 65. Perbaikan tahap 2 diagram bubble tata letak ruang

(Sumber: Karlen, 2007)

7. Pembuatan Blok Plan

Tahap perbaikan diagram bubble dilanjutkan dengan pembuatan blok plan.

Pada tahap ini gambar lebih mendekati bentuk denah yang geometris, meskipun

demikian letak dan orientasi ruang masih dapat disempurnakan lagi. Teknik yang

digunakan pada penggambaran blok plan, selain cara manual dan aplikasi CAD,

juga dapat menggunakan flip-chart atau potongan kertas yang bentuk &

ukurannya disesuaikan dengan dimensi ruang, kemudian ditempelken pada

lembar kertas grafik. Dengan cara ini bentuk konfigurasi ruang dapat lebih mudah

dimodifikasi untuk mendapatkan tatanan ruang dan selubung bangunan yang

sesuai.

Page 103: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 87

Gambar 66. Perbaikan blok plan (Sumber: Karlen, 2007)

Gambar 67. Alternatif blok plan dengan flip-chart

E

C

B

H

A E

A E

A

F G

J D

C

B

H

E

A

I K

Page 104: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 88

Gambar 68. Perubahan konfigurasi blok plan dengan flip-chart

F. ANALISIS TAPAK

Perencanaan tapak adalah proses mengatur lingkungan fisik eksternal

secara rinci dan lengkap untuk memasukkan struktur, pola sirkulasi, dan elemen

lain yang membentuk lingkungan binaan. Perencanaan site dan proses desain

digunakan untuk mengembangkan sebuah proyek yang memenuhi persyaratan

fasilitas dan menciptakan hubungan yang optimal dengan site alam dan fasilitas

yang berdekatan.

Analisis citra visual eksisting diidentifikasi sebagai unsur penting dari desain

site. Pekerjaan di masa depan harus dimulai dengan survei yang lengkap dan

analisis kondisi eksisting yang diintegrasikan ke dalam proses desain awal.

Analisis situs ini harus mencakup, minimal:

Dampak visual:

Vegetasi yang ada.

Topografi dan jenis tanah.

Eksisting terdekat dan penggunaan lahan di masa depan.

Pola sirkulasi.

Potensi views.

Pertimbangan keamanan.

Orientasi bangunan dan pemisahan.

Kondisi iklim.

Entri layanan.

Hubungan kontekstual dengan daerah sekitarnya.

G

J

D

C

B

H

E

A

I K

F

Page 105: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 89

Gambar 69. Perencanaan site dan proses desain (Sumber: James A. LaGro, 2008)

1. Tujuan Perencanaan Site

Dalam banyak hal analisis site adalah langkah yang paling penting dalam

keberhasilan proses desain site. Tujuan dari analisis awal site adalah

mengumpulkan data untuk perencanaan awal, mengevaluasi site untuk kelayakan

pelaksanaan proyek yang diusulkan. Nilai analisis adalah identifikasi yang jelas

dan lengkap tentang isu-isu dan karakter site yang berkaitan dengan usulan

penggunaan. Perencanaan Site bertujuan:

a. Menentukan kegiatan yang sesuai dan diperlukan dan hubungan fungsional

melalui analisis program.

b. Mengevaluasi site melalui analisis site.

c. Menetapkan organisasi kegiatan dan fasilitas di site melalui pengembangan

konsep diagram hubungan spasial.

Pertimbangan pertama dari analisis site adalah penentuan site. Lokasi site

memerlukan lebih dari sekedar mencari lokasi pada peta. "Lokasi" dalam

pengertian ini mengacu pada site terkait kebutuhan masyarakat. Proyek-proyek

komersial akan peduli dengan visibilitas, akses site, dan lalu lintas.

Page 106: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 90

Gambar 70. Contoh matriks analisis penentuan lokasi

Gambar 71. Diagram proses penentuan site (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Page 107: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 91

Gambar 72. Potensi Site menghasilkan data yang dipetakan pada kondisi yang

ada dari site dan konteksnya (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Gambar 73. Analisis site menilai potensi site dan kendala-desain-faktor penentu untuk program penggunaan lahan yang spesifik (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Analisis Program menerjemahkan kebutuhan pengguna ke dalam kriteria

fisik persyaratan untuk fasilitas. Program ini adalah dasar dari diagram hubungan

fungsional. Hubungan fungsional Diagram melukiskan hubungan optimal antara

kegiatan dan fasilitas. Seperti tahap programming, tahap analisis tapak didasarkan

pada data-data fisik dan non-fisik yang telah dikumpulkan. Selanjutnya data

dianalisis dan dipresentasikan secara diagramatik, grafikal, maupun tekstual.

Page 108: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 92

c. Lokasi

Lokasi proyek harus digambarkan secara jelas dalam bentuk peta dasar dua

dimensi atau foto udara, yang memperlihatkan bangunan-bangunan penting di

sekitar lokasi proyek, jala, jalur pejalan kaki, serta konteks lingkungan yang

memudahkan orang umtuk memahami lokasi tapak.

d. Batas-batas tapak

Tapak harus jelas menggambarkan batas-batas tapak, ukuran tapak, serta

aturan-aturan dan standar bangunan setempat seperti: Garis Sempadan

Bangunan (GSB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan

(KLB), jarak antar unit bangunan, sirkulasi dalam tapak, dan lain-lain.

e. Topogafi

Dalam tahap analisis dite, sangat penting untuk memperoleh data

pengukuran luas lahan dan topografi yang memperlihatkan garis kontur tanah.

Data ini diperlukan dalam menginterpretasikan orientasi fisik bangunan, tata letak

bangunan baik arah vertikal, horisontal, run-off area dan lain-lain.

f. Lansekap

Sebagai bagia dari pendekatan ekologi lingkungan dan arsitektur hijau,

sangat penting untuk menata lay-out jalur hijau dan jenis-jenis tumbuhan yang

sudah ada. Jika dimungkinkan, desain tidak mengganggu lansekap yang telah

tumbuh di tapak.

g. Iklim dan Lingkungan

Pemahaman terhadap iklim makro dan iklim mikro merupakan hal yang

penting dalam menentukan efisiensi bangunan, terutama dalam pengelolaan

energi. Temperatur, curah hujan, kelembaban, arah dan kecepatan angin,

orientasi matahari, serta bencana alam yang potensial terjadi merupakan faktor-

faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang orientasi bangunan, bukaan,

pencahayaan pada bangunan, dan lain-lain.

h. Manusia dan kebudayaan

Faktor manusia dan kebudayaan meliputi analisis lingkungan sekitar

terhadap aspek kultural, psikologi, perilaku, dan sosiologi. Kategori ini berkaitan

dengan kegiatan-kegiatan, perhubungan manusia dan pola karakteristik manusia.

Page 109: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 93

Gambar 74. Kendala dan potensi yang mungkin terdapat di site atau di luar site, dan pola-pola bentuk pengembangan yang sesuai, serta pengaruh organisasi

unsur spasial pada program site (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Komponen-komponen penggunaan tapak

Page 110: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 94

Pencapaian ke parkir

Pintu masuk bangunan

Bangunan

Permainan di luar ruang

Parkir

Halaman service

Halaman bermain beratap

Tempat melihat lapangan bermain

Sistem jalan setapak eksterior utama

Sistem jalan setapak eksterior kecil

Air

Gambar 75. Contoh program rancangan tapak

Page 111: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 95

Page 112: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 96

Page 113: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 97

Page 114: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 98

Page 115: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 99

Page 116: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 100

Page 117: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 101

Page 118: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 102

Gambar 76. Alternatif penggunaan tapak (Sumber: Edward T. White, 1985)

Page 119: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 103

G. Skematik Rancangan Tapak

Gambar 77. Contoh rancangan tapak jalur kendaraan

dan letak gerbang masuk (Sumber: James A. LaGro, 2008)

Page 120: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 104

Page 121: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 105

Gambar78.Diagram Konsep usulan penggunaan dan hubungan spasial penting. Sumbu pusat untuk proyek pembangunan ini adalah elemen pengorganisasian

yang tegas dan efektif. (Source: The HOK Planning Group dalam James A. LaGro, 2008)

Page 122: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 106

Gambar 79. Analisis Site menunjukkan pertimbangan utama dari pertemuan jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya, dan

berbagai site lainnya dan informasi kontekstual. (Sumber: Edward D. Stone, Jr., and Associates dalam James A. LaGro, 2008)

Page 123: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 107

Gambar 80. Potongan Site jalur pejalan kaki & kendaraan, fasilitas budaya

(Sumber: Edward D. Stone, Jr., and Associates dalam James A. LaGro, 2008)

Page 124: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 108

Page 125: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 109

Gambar 81. Sebuah rencana situs yang menunjukkan hubungan landscape / bangunan untuk tempat tinggal keluarga single baru. Pohon dan semak-semak mendefinisikan ruang luar, memberikan keteduhan, pandangan layar, dan melakukan berbagai fungsi

desain lainnya (Sumber: Edward D. Stone, Jr, dan Associates dalam James A. LaGro, 2008)

Page 126: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 110

H. Rangkuman

Pemrograman dan desain dalam arsitektur adalah dua proses yang saling

terkait, desain tidak akan menemukan jiwanya jika tidak didahului oleh proses

penentuan masalah dan pencarian kebutuhan. Namun bagaikan dua sisi mata

uang kedua proses tersebut memiliki karakter yang berbeda, pemrograman

cenderung bersifat divergen dan membutuhkan analisis yang eksploratif terhadap

setiap aspek, sedangkan desain cenderung konvergen dan membutuhkan sintesis

untuk menghasilkan karya disain. Seorang perancang dituntut memiliki kedua

kemampuan tersebut untuk memperkecil adanya gap antara proses analisis dan

sintesis. Seorang perancang juga dituntut mampu menempatkan diri di setiap

kegiatan perencanaan dan perancangan, sehingga mampu memahami &

menentukan metoda yang tepat dalam suatu proyek perancangan sesuai dengan

karakteristik dan jenisnya.

Page 127: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 111

I. Tugas

RANCANGAN TUGAS I PERENCANAAN

(Perkuliahan Minggu ke-4)

9. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)

10. TUJUAN TUGAS :

Proses pemrograman arsitektur pada bangunan ―Fungsi Ganda, Massa

Tunggal, 1 lantai‖

11. URAIAN TUGAS :

i. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi

j. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Menentukan tema rancangan terkait fungsi

Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)

Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang,

besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey

fungsi sejenis)

Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan

ide/gagasan desain.

Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan

kerja mandiri, dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat

gambar: pensil, tinta, spidol & pensil warna.

Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan

selanjutnya.

k. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.

Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis.

Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana.

Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,

when,why & how).

Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok.

l. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Pemrograman:

Profil Penghuni

Page 128: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 112

Analisa Kegiatan

Analisa Ruang

Profil Tapak

Analisa Tapak

Zoning

Konsep-konsep:

Konsep program ruang, berupa: (a) batasan fungsi (b) kapasitas

fungsi (c) kebutuhan ruang (d) hubungan ruang (e) besaran

ruang

Konsep bentuk, berupa: (a) karakter fungsi & tema (b)

transformasi bentuk berdasarkan tuntutan fungsi & tema (c)

ekspresi bentuk dari fungsi & tema.

3. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):

Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)

Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial,

formal) (2%)

Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)

Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)

Page 129: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 113

RANCANGAN TUGAS II PERENCANAAN

(Perkuliahan Minggu ke-6)

1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)

2. TUJUAN TUGAS :

Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi

ganda, massa tunggal, 2 lantai‖

3. URAIAN TUGAS :

m. Obyek garapan : Fungsi Komersial

n. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Menentukan tema rancangan terkait fungsi

Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)

Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang,

besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey

fungsi sejenis)

Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan

ide/gagasan desain.

Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam),

dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil,

tinta, spidol & pensil warna.

Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan

selanjutnya.

o. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.

Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis.

Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana.

Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,

when,why & how)

Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok.

p. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Pemrograman:

Profil Pengguna

Analisa Kegiatan

Page 130: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 114

Analisa Ruang

Profil Tapak

Analisa Tapak

Zoning

Konsep-konsep:

Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan,

meliputi:

Batasan Perancangan

Tapak

Fungsi & Kegiatan

Tata Ruang

Bentuk & Tampilan Bangunan

4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):

Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)

Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial,

formal) (2%)

Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)

Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)

Page 131: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 115

RANCANGAN TUGAS III PERENCANAAN

(Perkuliahan Minggu ke-9)

1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)

2. TUJUAN TUGAS :

Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi

ganda, massa majemuk, 1 lantai‖

3. URAIAN TUGAS :

a. Obyek garapan : fungsi pendidikan pra-sekolah

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Menentukan tema rancangan terkait fungsi

Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)

Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang,

besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey

fungsi sejenis)

Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan

ide/gagasan desain.

Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam),

dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil,

tinta, spidol & pensil warna.

Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan

selanjutnya.

c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.

Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis.

Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana.

Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,

when,why & how)

Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok.

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Pemrograman:

Profil Pengguna

Analisa Kegiatan

Page 132: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 116

Analisa Ruang

Profil Tapak

Analisa Tapak

Zoning

Konsep-konsep:

Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan,

meliputi:

Batasan Perancangan

Tapak

Fungsi & Kegiatan

Tata Ruang

Komposisi Massa (horisontal)

Bentuk & Tampilan Bangunan

Struktur

4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):

Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)

Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial,

formal) (2%)

Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)

Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)

Page 133: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 117

RANCANGAN TUGAS IV PERENCANAAN

(Perkuliahan Minggu ke-12)

1. JENIS TUGAS: Kelompok (Kerja Studio & Mandiri/Collaborative Learning)

2. TUJUAN TUGAS :

Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi

ganda, massa majemuk, 2 lantai‖

3. URAIAN TUGAS :

e. Obyek garapan: fungsi pelayanan umum

f. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Menentukan tema rancangan terkait fungsi

Explorasi fungsi & tema (studi literatur & internet)

Mengumpulkan dan mendata aktivitas pemakai, kebutuhan ruang,

besaran ruang & hubungan ruang, bentuk & ekspresi bangunan (survey

fungsi sejenis)

Menyusun pemrograman, berupa analisis data & pengembangan

ide/gagasan desain.

Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam),

dikerjakan di kertas A3, teknik free hand/manual, alat gambar: pensil,

tinta, spidol & pensil warna.

Tiap kelompok siap mempresentasikan konsep dasar pada pertemuan

selanjutnya.

g. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Tugas dikerjakan berkelompok, tiap kelompok 5 orang.

Survey fungsi sejenis, dengan metode dokumentasi/capture analysis.

Dokumentasikan/capture kronologis aktivitas dan suasana.

Eksplorasi fungsi dengan rumusan 5W & 1H (what, where, who,

when,why & how)

Dikumpul dalam kertas A3, 1 jilid tiap kelompok.

h. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Pemrograman:

Profil Pengguna

Analisa Kegiatan

Page 134: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 118

Analisa Ruang

Profil Tapak

Analisa Tapak

Zoning

Konsep-konsep:

Menyusun alur konsep rancangan sesuai tuntutan fungsi bangunan,

meliputi:

Batasan Perancangan

Tapak

Fungsi & Kegiatan

Tata Ruang

Komposisi Massa (horisontal)

Bentuk & Tampilan Bangunan

Struktur

4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 5%):

Kesesuaian antara fungsi~tema~judul (1%)

Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial,

formal) (2%)

Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis (1%)

Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (1%)

Page 135: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 119

SSeessii PPeerrkkuulliiaahhaann kkee :: 55,, 77,, 1100--1111,, 1133--1155

II.. SSaassaarraann PPeemmbbeellaajjaarraann

PPaaddaa aakkhhiirr sseessii iinnii mmaahhaassiisswwaa ddiihhaarraappkkaann mmaammppuu::

11.. MMeemmaahhaammii mmaakkssuudd && ttuujjuuaann ggaammbbaarr perancangan arsitektur

22.. MMeenngguurraaiikkaann jjeenniiss--jjeenniiss ggaammbbaarr ppeerraannccaannggaann aarrssiitteekkttuurr

33.. Terampil menerapkan tteekknniikk pprreesseennttaassii gambar pada perancangan arsitektur

IIII.. TTooppiikk KKaajjiiaann//BBaahhaassaann::

“PERANCANGAN ARSITEKTUR”

IIIIII.. DDeesskkrriippssii ssiinnggkkaatt::

Dalam sesi ini Anda akan mempelajari pengertian, jenis, dan teknik gambar

perancangan arsitektur.

IIVV.. BBaahhaann BBaaccaaaann UUttaammaa 1. Goodban & Hayslett (1995), Gambar dan Perencanaan Arsitektur, Jakarta:

Erlangga. 2. Idham, Noor Cholis (2013), Merancang Bangunan Gedung Bertingkat

Rendah, Yogyakarta: Graha Ilmu 3. Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons,

Inc.

VV.. BBaahhaann BBaaccaaaann PPeenndduukkuunngg 1. Adler, David (1998) Metric Handbook, Planning & Design Data, Oxford:

Architectural Press 2. Frick, Heinz (1998) Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar

Konstruksi dalam Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius. 3. Mitton, Mureen & Nystuen, Courtney (2006), Residential Interior Design, A

Guide to Planning Spaces, New York: John Willey & Sons, Inc. 4. White, Edward T.(1985), Analsis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi

Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra.

VVII.. PPeerrttaannyyaaaann KKuunnccii//TTuuggaass

PPaaddaa ssaaaatt AAnnddaa mmeemmbbaaccaa mmaatteerrii bbeerriikkuutt,, gguunnaakkaannllaahh ppeerrttaannyyaaaann--ppeerrttaannyyaaaann bbeerriikkuutt

iinnii uunnttuukk mmeemmaanndduu AAnnddaa..

11.. JJeellaasskkaann mmaakkssuudd && ttuujjuuaann ggaammbbaarr perancangan arsitektur

22.. UUrraaiikkaann jjeenniiss--jjeenniiss ggaammbbaarr ppeerraannccaannggaann aarrssiitteekkttuurr

33.. Latihlah keterampilan Anda dalam tteekknniikk pprreesseennttaassii gambar perancangan arsitektur

Page 136: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 120

MODUL 5

PERANCANGAN ARSITEKTUR

Gambar kerja (bestek) merupakan gambar teknik yang dibuat untuk

memberikan informasi secara jelas, rinci (detail), mudah dimengerti dan dapat

dilaksanakan secara tepat sehingga tidak menimbulkan salah tafsir. Penjelasan

yang lengkap dan sesuai kaidah gambar teknik sangat berguna untuk

memudahkan penyusunan ketentuan teknis dan perhitungan biaya

pembangunannya. Untuk penyajiannya beberapa hal yang perlu diperhatikan

adalah:

Notasi bahan bangunan

Notasi ukuran

Ketebalan garis

Gambar Perancangan meliputi:

Blok Plan

Ground Plan

Site Plan

Denah-denah

Tampak-tampak

Potongan-potongan

Perspektif sequence

Maket

a. Definisi

1. Gambar denah adalah gambar potongan horisontal tampak atas setinggi 1

meter dari permukaan lantai.

2. Gambar tampak merupakan gambar muka atau samping bangunan yang

memperlihatkan material yang digunakan dan bagian-bagian bangunan

yang penting seperti lobang pintu dan jendela.

3. Gambar potongan adalah gambar tampak terpotong pada garis tertentu

seperti dijelaskan pada gambar denah. Bidang yang terpotong diperlihatkan

secara lebih tegas dengan menggunakan garis 0.2 atau 0.3 mm.

Page 137: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 121

4. Gambar detail dibuat untuk menjelaskan sambungan atau hubungan antara

berbagai elemen bangunan dengan bentuk gambar potongan berskala

lebih besar.

b. Gambar Denah

Denah atau plan berasal dari kata latin planum berarti dasar, arti lebih jauh

lantai denah adalah penampang potongan horisontal dari suatu obyek/bangunan,

yang potongannya terletak pada ketinggian 1,00 m dari atas lantai ruangan dalam

bangunan. Denah mencerminkan skema organisasi kegiatan dalam bangunan dan

merupakan unsur penentu bentuk bangunan. Denah berguna untuk

mengungkapkan banyak hal, seperti untuk mengungkapkan banyak hal seperti

ruang sirkulasi dengan ruang untuk beraktivitas, dan hubunganya baik antar ruang

di dalam bangunan maupun diluar bangunan yang masih terletak didalam tapak,

secara keseluruhan memberi makna bagi bangunan tersebut. Menempatkan

gambar denah pada suatu tapak dalam bidang gambar mempertimbangkan

beberapa faktor, yaitu :

Posisi arah utara, umumnya menghadap keatas.

Posisi jalan, sebagai orientasi pencapaian ke tapak, umumnya ditempatkan

dibagian bawah bidang gambar dengan layout bangunan yang dominan

ortografis dan sejajar terhadap bidang bawah gambar.

1. Tujuan Gambar Denah

Untuk menjelaskan ruang – ruang dua dimensi yang direncanakan

Hubungan Ruang

Fungsi Ruang

Ukuran Ruang

Posisi / elevasi lantai / Ruang

Hubungan ruang dalam (interior) dan ruang luar (eksterior)

Letak pintu dan jendela

Susunan perabotan (Furniture)

Karakter obyek bangunan

2. Kelengkapan dalam Mengkomunikasikan Gambar Denah

Nama gambar dan skala gambar

Ukuran ruang

Page 138: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 122

Notasi dinding

Notasi bukaan pintu dan jendela

Notasi struktur kolom

Notasi area basah

Notasi teras

Peil muka tanah

Peil lantai

Garis arah pemotong

Garis rencana atap

3. Pengembangan denah

Silih satu cara pengembangan denah adalah dengan menentukan modul

ruang. Sebuah ruang mewadahi aktivitas fungsi utama tergantung dari kapasitas

ruang. Ukuran ruang didapatkan dari kelipatan modul ruang sesuai dengan

kapasitas ruang yang telah ditentukan, sedangkan bentuk ruang dihasilkan dari

layout atau tatanan modulnya. Untuk mendapatkan denah yang utuh, penyesuaian

ukuran dan bentuk denah dasar terkait langsung dengan wadah strukturnya.

Ukuran dan bentuk pada grid struktur dapat menentukan bentuk ruang, sebaliknya

fungsi ruang dapat menyesuaikan dengan pola grid struktur.

Gambar 82. Alternatif pola modul struktur sebagai dasar pengembangan denah (Sumber: Idham, 2013)

Page 139: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 123

Gambar 83. Penggunaan modul fungsi dalam pengembangan denah (Sumber: Idham, 2013)

Gambar 84. Denah dengan pola sirkulasi (Sumber: Karlen, 2007)

Page 140: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 124

Gambar 85. Denah dengan layout perabot

(Sumber: Karlen, 2007)

Gambar 86. Denah rencana plafond

(Sumber: Karlen, 2007)

Page 141: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 125

Gambar 87. Teknik rendering pada denah (Sumber: Karlen, 2007)

Page 142: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 126

Gambar 88. Presentasi Denah dengan CAD (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Gambar 89. Presentasi Denah dengan teknik manual (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Page 143: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 127

Gambar 90. Denah dengan skala detail (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Gambar 91. Contoh gambar kerja dengan CAD

(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Page 144: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 128

C. Gambar Tampak

Gambar tampak bangunan adalah cara mengkomunikasikan bentuk fisik

arsitektur yang dilihat dari arah pandang frontal (ortografis dengan bidang

obyeknya). Tampak bangunan paling tidak memiliki 4 arah pandang dari obyek

bangunan tersebut. Dalam mengkomunikasikan gambar tampak bangunan, maka

faktor tapak berperanan penting untuk diperhatikan, faktor lingkungan memberikan

estetika tersendiri terhadap obyek bangunan tersebut. Terdapat beberapa karakter

komunikasi tempak yang diakibatkan oleh posisi bangunan terhadap karakteristik

tapaknya. Gambar tampak sama pentingnya dengan gambar denah dan

potongan. Secara teknis dibuat berdasarkan proyeksi orthogonal sehingga secara

grafis akan terlihat gambar berupa dua dimensi yang datar, yang perlu

diperhatikan dalam menggambar tampak adalah:

Letak pintu / jendela

Ketinggian bangunan

Bentuk atap

Tinggi pintu standart T.200 – 210 cm

Letak garis ambang kusen dan jendela bawah dan atas diusahakan sama

Ketinggian lantai terhadap muka tanah

1. Kelengkapan Gambar Tampak

Rendering (pohon / tanaman)

Arsir bayangan (efek cahaya)

Penampilan material (bahan bangunan). Untuk memperlihatkan gambar-

gambar 2 dimensi nampak tiga dimensional.

Kelengkapan dalam mengkomunikasikan gambar tampak:

Keterangan gambar (Nama gambar dan skala yang dikomunikasikan)

Proyeksi gambar tampak :

- Bagian atap

- Bagian badan

- Bagian kaki bangunan

- Lingkungan (alam dan suasana)

Proyeksi gambar detail tampak

Page 145: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 129

- Bagian atap (Bentuk atap, Bukaan atap, Kemiringan atap, Listplank

atap, Canopy)

- Bagian badan : - Kusen (untuk pintu, jendela, lobang angin, dan

kombinasinya), Daun pintu, daun jendela, lobang angin, Dinding,

Pelapis tambahan di dinding (estetika)

- Bagian kaki bangunan : - Finishing kaki bangunan, Teras, Tangga/trap

- Bagian lingkungan alam : - Posisi lahan, Skala pohon, Suasana

Proyeksi tampak

- Perbandingan tinggi terhadap lebar bangunan: Berkesan tinggi/rendah,

Berkesan seimbang /tidak seimbang

- Informasi kedalaman ruang: bidang depan, bidang tengah Tampak,

teknik bayangan sangat menentukan bidang belakang

- Informasi karakteristik dari material, Masif, Transparan: Tembok/batu

tempel - kaca Tampilan, Kayu/panel papan - Kerawang/rooster,

rendering, Genteng/sirap/seng/asbes, dll - Teralis/tirai sangat

menentukan Tampilan gambar tampak yang komunikatif sesuai maksud

dan tujuan gambar.

Skala komunikatif 1 : 200 atau 1 : 100, 1 : 50. Diutamakan dimensi ketelitian

gambar dan estetika tampak, keterangan bahan pada tampak

2. Langkah Kerja Mengkomunikasikan Gambar Tampak

Sebagai langkah awal adalah menggambarkan secara lengkap batas-batas

yang berperan dalam tampak, seperti tinggi bangunan, posisi entrance bangunan.

Gambar tampak dalam skala ini tidak dilengkapi keterangan obyek. Yang

dikomunikasikan adalah notasi-notasi bahan, dimensi, bayangan, suasana, yang

menunjang komunikatif estetika dari bentuk tampak tersebut. Untuk melengkapi

ekspresi gambar yang komunikatif dan estetik maka gambar tampak depan

tersebut dilengkapi dengan bayangan akibat sinar matahari yang diharapkan

menjelaskan kedalaman dari bidang-bidang tampak. Arah datang sinar matahari

diasumsikan sejajar dengan sudut 450 (asumsi sudut ini ditetapkan oleh

perencana).

Agar dapat mengkomunikasikan bayangan ini dengan benar harus

diperhatikan kedudukan dari elemen-elemen yang berperan, yaitu 10 posisi dari

elemen-elemen tersebut pada gambar denah dan gambar potongan. Selanjutnya

Page 146: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 130

gambar tampak itu dilengkapi secara proporsi terhadap skala manusia dan

lingkungannya. Tampilan aspek komunikatif-estetik gambar tampak di atas

merupakan gambar presentasi tampak yang normal, baik dalam gambar-gambar

untuk persyaratan peraturan (perijinan), gambar untuk dipublikasikan dalam buku-

buku Arsitektur, publikasi iklan, maupun untuk komunikasi kepadaa pemberi tugas

(lingkup pendidikan atau lingkungan non pendidikan). Adapun tampilan gambar

tampak depan yang sesuai dengan gambar denah seharusnya digmbarkan

tampak dari pagar depan. Gambar pagar depan ini seringkali tidak ikut ditampilkan

karena dikuatirkan menjadi rancu dan merusak estetika dari gambar tampak.

Tampilan gambar tampak samping, jika batas bangunan berhimpitan dengan

batas tapaknya tidak mutlak diperlukan, tujuannya disajikan hanya untuk

menggambarkan outline bangunan. Tampilan gambar tampak belakang, mutlak

diperlukan karena perlu diperhatikan oleh pemberi tugas, apalagi jika pemberi

tugas merupakan pihak pemakainya.

Gambar 92. Tampak Depan Bangunan (Sumber: Idham, 2013)

Teknik komunikasi gambar tampak dalam skala 1:50, sama halnya pada

gambar dengan skala 1:100, hanya dilengkapi dengan keterangan penggunaan

bahan dan finishingnya seperti yang dikehendaki dalam pelaksanaan

pembangunan. Keterangan merk bahan finishing seringkali tidak disertakan

karena belum mendapat kesepakatan dari pemberi tugas. Yang dapat

Page 147: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 131

dikomunikasikan adalah image estetika dari perencana, yaitu pemilihan warna

yang diinginkan. Tampilan bayangan tidak mutlak hanya disajikan selama tidak

merusak image estetika tampak.

3. Mengembangkan denah ke tampak dan potongan bangunan

Prinsip tampak dalam gambar kerja arsitektur adalah gambar proyeksi yang

dihasilkan dari gambar denah, potongan dan atau tampak lain dalam bangunan

itu. Tampak muka atau samping atau belakang dapat saling diproyeksikan untuk

melihat keterkaitan gambar-gambar tampak arah pandang yang berbeda tersebut.

Gambar 93. Pengembangan gambar denah ke tampak (Sumber: Idham, 2013)

Page 148: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 132

Gambar 94. Potongan & Tampak

a. Gambar Potongan

Gambar penampang bangunan yang diproyeksikan pada bidang vertikal,

yang posisinya diambil pada tempat-tempat tertentu. Gambar potongan untuk

suatu desain bangunan diperlukan guna menjelaskan kondisi ruangan-ruangan

(dimensi, skala, struktur, konstruksi, bahan bangunan, dan sistem bangunan) di

dalam maupun di luar bangunan dan bermanfaat sebagai komunikasi yang

komunikatif (diungkapkan dalam skala).

Potongan Memanjang: bidang potongan yang terletak sejajar dengan

bidang jalan utama atau pada sisi panjang bangunan

Potongan Melintang: bidang penampang potongan pada bangunan yang

tegak lurus atau ortografis terhadap bidang jalan utama atau pada sisi lebar

bangunan

Sering kali pengertian tentang potongan melintang dan memanjang ini,

dalam notasi dan arah pandang potongan ditempatkan di dalam gambar denah,

sekurang-kurangnya dua buah notasi potongan dalam posisi yang berlawanan,

Page 149: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 133

disebut dengan istilah potongan melintang dan potongan memanjang. Istilah ini

dapat memberikan konotasi yang berbeda jika dikaitkan dengan lay-out bangunan.

Batas-batas tapak dan bangunan yang kompleks, kondisi bangunan dengan lokasi

lebih dari satu jalan utama, menjadi sulit untuk dituliskan dengan istilah potongan

melintang ataupun memanjang, maka digunakan notasi dengan huruf atau dengan

angka saja, seperti potongan A – A, B – B ,dst; potongan 1 – 1, 2 – 2, dst ;

potongan I – I , II – II, dst, yang ditentukan oleh perencana.

Cara mengambil obyek gambar potongan: Potongan dapat diambil atau di

letakkan pada tempat-tempat yang dilalui oleh Ruang yang dianggap sebagai

interest point atau bagian titik terpenting pada rancangan bangunan, sehingga

pada bagian tersebut dapat di informasikan.

Gambar Potongan bangunan harus dapat dan mampu menginformasikan

tentang: - Konstruksi - Sruktur bangunan - Ruang - Sistem cahaya, ventilasi

- leveling perbedaan lantai - sistem langit-langit/plafond - ketinggian

bagunan - spesifikasi material yang digunakan

Gambar Potongan lebih bersifat realitis dan lebih mudah untuk dimengerti

dari pada gambar denah karena gambar ini memperlihatkan ukuran

Horizontal dan ukuran Vertikal.

Gambar 95. Garis potongan pada denah

(Sumber: Idham, 2013)

Page 150: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 134

Gambar 96. Informasi pada gambar potongan (Sumber: Idham, 2013)

Dari cara mengkomunikasikan gambar potongan, ada dua jenis gambar potongan:

1. Potongan arsitektural

Potongan arsitektur hanya menunjukan bentuk dan suasana ruang, biasanya

digambar dengan menggunakan metoda potongan tertentu seperti potongan tiga

dimensi atau potongan perspektif atau axonometri. Potongan ini lebih bersifat

arsitektural karena belum dapat dipakai sebagai gambar pelaksanaan di lapangan.

Gambar potongan sejenis ini lebih ditujukan untuk kepentingan pencarian

gagasan atau presentasi. Gambar ini menginformasikan :

Tinggi bangunan

Tinggi rendah lantai (permainan lantai)

Tinggi plafond (permainan plafond)

Bentuk atap

Sistem ventilasi cahaya, sirkulasi udara dsb

Ukuran sistem bangunan

Keterangan material

Page 151: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 135

2. Potongan struktural

Fungsi utama gambar potongan lengkap pada bangunan adalah untuk

menunjukkan prinsip struktur secara jelas. Karena gambar potongan harus

menunjukkan posisi sistem dengan lengkap, maka sekalipun bagian bangunan

tersebut terdapat pada bagian belakang pandangan, elemen tersebut tetap akan

digambar. Begitu juga dengan elemen yang berada secara tidak langsung pada

garis potongnya pada denah, jika merupakan bagian utama dari sistem struktur,

seperti pondasi, kolom, balok, kuda-kuda dan sebagainya tetap diperlihatkan

dalam potongan. Garis potong pada denah lebih ditujukan untuk menunjukkan

posisi ruang dan bukan pada posisi elemen atau sistem. Potongan struktur

menginformasikan :

Tinggi bangunan

Tinggi rendah lantai dan konstruksinya

Tinggi plafond dan konstruksi plafond

Bentuk atap dan konstruksinya

Struktur konstruksi pondasi

Material struktur konstruksi

Ukuran sistem bangunan

Keterangan material

Gambar 97. Contoh gambar potongan (Sumber: Idham, 2013)

Page 152: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 136

Gambar 98. Potongan dengan CAD

(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981) b. Gambar Detail

Gambar detail pembesaran skala gambar

bagian elemen ruang atau konstruksi dengan

tujuan untuk menginformasikan secara jelas ide

rancangan.

1. Tujuan Gambar Detail

Menginformasikan bentuk detail

Menginformasikan hubungan konstruksi,

join elemen

Menginformasikan jenis material dan

material finishing, warna, campuran

Menjelaskan keterangan teknis dan

kelengkapan persyaratan detail untuk

pedoman pelaksanaan pemborong.

Gambar 99. Detail bangunan (Sumber: Idham, 2013)

Page 153: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 137

Berdasarkan karakteristiknya gambar detail dibedakan sebagai berikut :

b. Gambar Detail Konstruksi

Menitik beratkan pada penjelasan hubungan konstruksi elemen bangunan/

ruang

c. Gambar Detail Arsitektural

Menitik beratkan pada penjelasan bentuk rancangan elemen bangunan /

ruang (proporsi dan prinsip bentuk)

2. Menggambar Detail

Skala Detail 1 : 20, 1 : 10, 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1. Skala Sub Detail 1 : 5, 1 : 2, 1 : 1.

Visualisasi Gambar Detail dijelaskan melalui proyeksi bidang dari detail, seperti

Denah detail, Tampak Detail, Potongan Penampang Detail. Atau dilengkapi

dengan visualisasi tiga dimensi, seperti isometri detail.

Kelengkapan Gambar Detail :

Nama gambar detail

Petunjuk letak detail pada Denah, Tampak, Potongan, dan sebagainya.

Menjelaskan ukuran, panjang, lebar, dan tinggi.

Notasi gambar yang membedakan/menjelaskan perbedaan material dasar,

material finishing, warna, dsb.

Menjelaskan hubungan konstruksi, join elemen, dsb.

Menjelaskan keterangan teknis dan kelengkapan persyaratan detail.

3. Macam Gambar Detail

Gambar Detail dapat diambil dari semua gambar rancangan antara lain pada :

Rancangan Tapak: detail pagar, detail badan jalan, riol, detail lansekap,

lampu, dsb.

Rancangan Denah: detail teras, kolom, kaki bangunan, detail lantai, detail

tangga, detail dapur, detail km/wc, dsb.

Rancangan Tampak: detail canopy, detail bidang bukaan, detail bidang

masif/finishing.

Rancangan Potongan: detail plafond, detail balkon, railling, detail konstruksi

atap, dsb.

Page 154: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 138

4. Detail Arsitektural

Detail Arsitektonis lebih lengkap jika digambarkan dalam satu kesatuan

denah, tampak, potongan, potongan tiga dimensi. Hal ini disebabkan karena

penambahan suatu bahan pelapis tertentu mempunyai konsekuensi yang

menuntut pemecahan konstruksi dan estetika terhadap pertemuan dengan elmen-

elmen lainnya. Yaitu mampu menjelaskan pertemuan dengan bidang dinding-

lantai-plafond- maupun elmen lainnya (misalnya kusen).

F. Gambar Blok Plan, Situasi & Site Plan

Gambar blok plan memberikan informasi tentang plot/zonasi letak bangunan

dan unit-unit bangunan, sedangkan situasi menggambarkan tampak atas

bangunan dalam lingkungan site (citra bangunan). Site plan memberikan

informasi hubungan antara ruang dalam dan ruang luar bangunan pada lingkup

site, biasanya dilengkapi pula informasi akses, hubungan pencapaian dari luar

site-dalam site-dalam bangunan.

Page 155: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 139

Gambar 100. Site Plan & Perspektif

(Sumber: Logi Tofani. Studio Perancangan Tugas Akhir: Terminal Imbanagara Kabupaten Ciamis Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,Universitas Komputer Indonesia)

Keterangan gambar: A : Terminal Angkot B : Parkir kendaraan

C : Check Point Bis Pariwisata D : Massa bangunan

Utama E :Lintasan bis F :Perawatan bis

G :Pul bis

Page 156: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 140

Gambar 101. Contoh gambar Site Plan (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Gambar 102. Contoh gambar Situasi (Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

Page 157: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 141

Gambar 103. Contoh gambar denah tapak/Site plot

(Sumber: Adler, Planning & Design Data, 1981)

G. Rangkuman

Gambar kerja denah, tampak, potongan, detail-detail dan site plan pada

proses merancang bangunan adalah hasil dari pemikiran semua aspek bangunan.

Secara hirarkis tiap gambar belum dapat dipastikan jika masih terdapat

permasalahan pada tata bangunan dan tata ruang luar. Meskipun demikian

gambar perancangan dalam proses desain, masih dimungkinkan untuk mengalami

perubahan, sehingga diperlukan ketelitian dan kepresisian dalam

mengerjakannya. Kualitas gambar kerja juga ditentukan oleh kreativitas

perancang dalam mengkomunikasikan dan mempresentasikan gambar, sehingga

dapat dipahami dan digunakan sebagai dokumen perancangan akhir di lapangan.

Page 158: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 142

H. Tugas

RANCANGAN TUGAS I PERANCANGAN

(Perkuliahan Minggu ke-5)

1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja studio & mandiri/Problem-Based)

2. TUJUAN TUGAS :

Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 1 lantai‖

3. URAIAN TUGAS :

a. Obyek garapan : Fungsi Hunian Profesi

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Transformasi konsep program ruang & konsep bentuk dalam gambar

arsitektur 2D (denah, tampak & potongan) dan 3D (perspektif).

Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan

dilanjutkan tugas mandiri di rumah.

Pada pertemuan selanjutnya dilakukan asistensi perorangan

c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Tugas dikerjakan individu, dengan pendekatan metode ―in-out‖ dari

program ruang menghasilkan selubung & bentuk bangunan.

Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala

gambar 1 : 100 atau 1 : 50)

Penyajian di atas kertas A3, teknik manual, alat gambar: pensil, tinta,

penggaris, dll.

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Gambar denah lantai, tampak (4 sisi), potongan (2 arah), perspektif

mata burung.

Gambar diasistensi perorangan, dengan memberikan kartu asistensi

sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan.

4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot tugas 5%):

Ketuntasan ungkapan gagasan (1%)

Kelengkapan gambar (1,5%)

Ketepatan teknik menggambar (2%)

Kebersihan gambar (0,5%)

Page 159: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 143

RANCANGAN TUGAS II PERANCANGAN

(Perkuliahan Minggu ke-7)

1. JENIS TUGAS: Individu (Kerja studio & mandiri/Problem-Based)

2. TUJUAN TUGAS :

Merancang ―Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 2 lantai‖

3. URAIAN TUGAS :

a. Obyek garapan : Fungsi Komersial

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Transformasi konsep program ruang & konsep bentuk dalam gambar

arsitektur 2D (denah, tampak & potongan) dan 3D (perspektif).

Waktu pengerjaan selama 1 kali pertemuan (250 menit/4,5 jam) dan

dilanjutkan tugas mandiri di rumah.

Pada pertemuan selanjutnya dilakukan asistensi perorangan

c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Tugas dikerjakan individu, dengan pendekatan metode ―in-out‖ dari

program ruang menghasilkan selubung & bentuk bangunan.

Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala

gambar 1 : 100 atau 1 : 50)

Penyajian di atas kertas A3, teknik manual, alat gambar: pensil, tinta,

penggaris, dll.

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Gambar denah lantai 1 & 2, tampak (4 sisi), potongan (2 arah),

perspektif mata burung.

Gambar diasistensi perorangan, dengan memberikan kartu asistensi

sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan.

4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot tugas 5%):

Ketuntasan ungkapan gagasan (1%)

Kelengkapan gambar (1,5%)

Ketepatan teknik menggambar (2%)

Kebersihan gambar (0,5%)

Page 160: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 144

RANCANGAN TUGAS III PERANCANGAN

(Perkuliahan Minggu ke-10 s/d 11)

1. JENIS TUGAS: Kelompok & Individu (Kerja studio/Problem-Based)

2. TUJUAN TUGAS :

Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1 lantai‖

Mengintegrasikan sistem rancangan arsitektur, persyaratan ruang,

bangunan & ruang luar ke dalam gambar kerja.

3. URAIAN TUGAS:

a. Obyek garapan : Fungsi Pendidikan Pra Sekolah & penunjangnya

Perancangan bangunan dengan transformasi hasil analisis tapak

(metode out-in)

Perancangan bangunan dengan transformasi hasil pemrograman ruang

(metode in-out)

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Transformasi konsep program ruang & tapak dalam gambar arsitektur.

Waktu pengerjaan selama 2 kali pertemuan (500 menit/8,5 jam) dan

dilanjutkan tugas mandiri di rumah.

Pada pertemuan selanjutnya dilakukan asistensi perorangan

c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Pada saat programming dan studi pendahuluan, mahasiswa

dikelompokkan (tiap kelompok mengerjakan tema fungsi yang berbeda)

dengan anggota maksimum 5 orang. Selanjutnya setiap mahasiswa

secara individu dapat mengembangkan gambar perancangan hingga

maket model.

Metode yang digunakan adalah gabungan dari: Perancangan bangunan

dengan transformasi hasil analisis tapak (metode out-in), dan

perancangan bangunan dengan transformasi hasil pemrograman ruang

(metode in-out)

Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala

gambar 1 : 200, 1 : 100 dan 1 : 50)

Penyajian di atas kertas A3 & A2, teknik manual, alat gambar: pensil,

tinta, penggaris, dll.

Page 161: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 145

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Perancangan arsitektur menggambarkan penyajian gambar yang

komunikatif dan mudah dimengerti. Gambar visual harus bisa dibaca

meskipun tanpa tulisan. Lengkapi dengan skala yang sesuai dengan

media yang digunakan.

Gambar Perancangan, meliputi:

Blok Plan

Site Plan

Denah-denah

Tampak-tampak

Potongan-potongan

Perspektif sequence

Maket

Gambar diasistensi perkelompok fungsi (5 kelompok), dengan

memberikan kartu asistensi sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan.

4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 10%)

a. Tugas kelompok: Blok Plan (1%)

b. Tugas Individu (8%)

Ketuntasan ungkapan gagasan (2%)

Kelengkapan gambar (2%)

Ketepatan teknik menggambar (2%)

Kebersihan gambar (1%)

Maket model (1%)

c. Presentasi kelompok (1%)

Page 162: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 146

RANCANGAN TUGAS IV PERANCANGAN

(Perkuliahan Minggu ke-13 s/d 15)

1. JENIS TUGAS: Kelompok & Individu (Kerja studio/Problem-Based)

2. TUJUAN TUGAS :

Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1 - 2 lantai‖

Mengintegrasikan sistem rancangan arsitektur, persyaratan ruang,

bangunan & ruang luar ke dalam gambar kerja.

3. URAIAN TUGAS:

a. Obyek garapan : Fungsi Pelayanan Umum dan penunjangnya

Perancangan bangunan dengan program ruang fungsi: kesehatan,

perkantoran, komersil, hunian, dan pendidikan.

Program ruang pendukung dapat ditentukan kemudian melalui studi

pendahuluan (survey fungsi sejenis) di lokasi Kota Makassar

b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :

Transformasi konsep program ruang & konsep tapak dalam gambar

arsitektur.

Waktu pengerjaan selama 3 kali pertemuan (750 menit/13 jam) dan

dilanjutkan tugas mandiri di rumah.

Pada tiap pertemuan dilakukan asistensi perorangan

c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan :

Pada saat programming dan studi pendahuluan, mahasiswa

dikelompokkan (tiap kelompok mengerjakan 1 fungsi) dengan anggota

maksimum 5 orang. Selanjutnya setiap mahasiswa secara individu

dapat mengembangkan gambar perancangan hingga maket model.

Metode yang digunakan adalah gabungan dari: Perancangan bangunan

dengan transformasi hasil analisis tapak (metode out-in), dan

perancangan bangunan dengan transformasi hasil pemrograman ruang

(metode in-out)

Teknik gambar mengikuti standar presentasi arsitektural (notasi, skala

gambar 1 : 200, 1 : 100 dan 1 : 50)

Penyajian di atas kertas A3 & A2, teknik manual, alat gambar: pensil,

tinta, penggaris, dll.

Page 163: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 147

d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan :

Perancangan arsitektur menggambarkan penyajian gambar yang

komunikatif dan mudah dimengerti. Gambar visual harus bisa dibaca

meskipun tanpa tulisan. Lengkapi dengan skala yang sesuai dengan

media yang digunakan.

Gambar Perancangan, meliputi:

Blok Plan

Site Plan

Denah-denah

Tampak-tampak

Potongan-potongan

Perspektif sequence

Maket

Gambar diasistensi perkelompok fungsi (5 kelompok), dengan

memberikan kartu asistensi sebagai bukti keaktifan dalam perkuliahan.

4. KRITERIA PENILAIAN (Bobot Tugas 20%)

a. Tugas kelompok: Blok Plan (2%)

b. Tugas Individu (13%)

Ketuntasan ungkapan gagasan (3%)

Kelengkapan gambar (4%)

Ketepatan teknik menggambar (3%)

Kebersihan gambar (1%)

Maket model (2%)

c. Presentasi kelompok (5%)

Page 164: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 148

BAB III

EVALUASI

A. Kriteria Penilaian

Penilaian akan dilakukan oleh tim dosen di setiap proses perkuliahan,

berdasarkan sasaran pembelajaran pada proses Perencanaan dan Perancangan.

Kriteria penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan mahasiswa pada

matakuliah TSPA 2 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Penilaian Kompetensi Mahasiswa

Ming ke-

Materi Tugas Kompetensi Bobot (%)

1

Tugas individu:

Menyusun komposisi ruang & bentuk (2D & 3D)

Kreativitas penyusunan komposisi (alternatif komposisi)

0,5

2 Penerapan prinsip komposisi

1

Teknik presentasi grafis 0,5

2

Tugas kelompok:

Menyusun laporan garis besar program perencanaan & perancangan bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi)

Kelengkapan & kesesuaian data

0,5

3

Kejelasan hirarki & sistematika penyusunanan laporan

1

Ketuntasan materi 0,5

Keaktifan dalam diskusi 0,5

Presentasi & pemahaman materi

0,5

3

Tugas kelompok:

Menyusun skema proses perancangan dengan metode In-Out & Out-In pada bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai (fungsi hunian profesi)

Kelengkapan variabel data 1

5

Kesesuaian strategi yang digunakan

1,5

Kejelasan hirarki & sistematika skema

1,5

Kreativitas penyusunan skema

1

Page 165: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 149

4

Tugas Kelompok: Program ruang bangunan fungsi ganda, massa tunggal, 1 lantai berdasarkan:

fungsi & kegiatan

pelaku kegiatan

kebutuhan ruang

besaran ruang

hubungan ruang (fungsi pendidikan pra-sekolah)

Kesesuaian antara fungsi~tema~judul

1

5

Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal)

2

Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis

1

Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas

1

5

Tugas Individu:

Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 1 lantai‖ (fungsi pendidikan pra-sekolah)

Ketuntasan ungkapan gagasan

1

5 Kelengkapan gambar 1,5

Ketepatan teknik menggambar

2

Kebersihan gambar 0,5

6

Tugas Kelompok:

Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa tunggal, 2 lantai‖ (Fungsi komersil)

Kesesuaian antara fungsi~tema~judul

1

5

Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal)

2

Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis 1

Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas

1

7

Tugas Individu:

Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Tunggal, 2 lantai‖ (Fungsi komersil)

Ketuntasan ungkapan gagasan

1

5 Kelengkapan gambar 1,5

Ketepatan teknik menggambar

2

Kebersihan gambar 0,5

8

Mid Test:

Display & presentasi Fungsi komersil

Kejelasan ide & inovasi desain 4

10 Sistematika pemaparan 3

Kelengkapan materi presentasi; gambar & maket model

3

9 Tugas Kelompok: Kesesuaian antara 1 5

Page 166: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 150

Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa majemuk, 1 lantai‖ (Fungsi pendidikan pra-sekolah)

fungsi~tema~judul

Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal)

2

Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis

1

Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas

1

10-11

Tugas Kelompok & Individu:

Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1 lantai‖ (Fungsi pendidikan pra-sekolah)

Tugas kelompok: Blok Plan

1

10

Tugas Individu: - Ketuntasan ungkapan

gagasan (2%) - Kelengkapan gambar (2%) - Ketepatan teknik

menggambar (2%) - Kebersihan gambar (1%) - Maket model (1%)

8

Presentasi kelompok 1

12

Tugas Kelompok:

Menyusun konsep dasar perancangan arsitektur pada bangunan ―fungsi ganda, massa majemuk, 2 lantai‖(Fungsi pelayanan umum)

Kesesuaian antara fungsi~tema~judul

1

5

Kejelasan ekspresi tematis dalam konsep arsitektur (fungsional, spasial, formal)

2

Kejelasan narasi dan ilustrasi grafis

1

Kerjasama kelompok; Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas

1

13-15

Tugas Kelompok & Individu:

Merancang bangunan ―Fungsi Ganda, Massa Majemuk, 1-2 lantai‖ (Fungsi pelayanan umum)

Tugas kelompok: Blok Plan

2

20

Tugas Individu: - Ketuntasan ungkapan

gagasan (3%) - Kelengkapan gambar (4%) - Ketepatan teknik

menggambar (3%) - Kebersihan gambar (1%) - Maket model (2%)

13

Presentasi kelompok 5

16

Final Test:

Konsep & disain arsitektur

Konsep 10

20

Disain 10

Page 167: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 151

Tabel 9. AKUMULASI NILAI AKHIR

(Berdasarkan Peraturan Akademik Unhas 2010, Pasal 33)

Nilai Nilai Konversi Range Keterangan

A

A-

B+

B

B-

C+

C

D

E

4,00

3,75

3,50

3,00

2,75

2,50

2,00

1,00

0,00

>85

81 – 85

76 – 80

71 – 75

66 – 70

61 – 65

51 – 60

45 – 50

<45

Lulus

Lulus

Lulus

Lulus

Lulus

Lulus

Lulus

Lulus

Tidak Lulus

Page 168: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 152

BAB IV

PENUTUP

A. Penutup

Tersedianya bahan ajar matakuliah TSPA 2 pada LMS-Unhas,

diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses belajarnya, sehingga

dapat memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk berkembang secara

optimal sesuai dengan kemampuannya, serta dapat mengakomodasi

kegiatan belajar mandiri dan menumbuhkan motivasi belajar pada

mahasiswa. Dengan adanya bahan ajar ini diharapkan dapat membantu dosen

dalam mengurangi waktu penyajian materi dan memperbanyak waktu

pembimbingan bagi mahasiswa. Disamping itu juga dapat membantu dosen dalam

mempersiapkan rancangan belajar di tiap semester, dan menjadi benchmark

dalam melakukan evaluasi terhadap bahan ajar.

B. Daftar Pustaka

Adler, David (1998) Metric Handbook, Planning & Design Data, Oxford:

Architectural Press

Baker, Geoffrey H. (1989), Design Strategies in Architecture, New York: Van Nostrand Reinhold Co.

Broadbent, Geoffrey (1980). Design In Architecture, New York: John and Willey,

Publisher

Ching, Francis.D.K. (1989), Architecture: Form, Space & Order, John Wiley & Sons, Inc.

Chris Jones, Jones (1992). Design Methods, 2nd Edition. London: John Wiley & Sons, Inc

Fawcett, A. Peter (2003) Architecure: Design Note Book, London: Architectural

Press

Frick, Heinz (1998) Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Dasar-dasar Konstruksi dalam Arsitektur, Yogyakarta: Kanisius.

Goodban & Hayslett (1995), Gambar dan Perencanaan Arsitektur, Jakarta: Erlangga.

Page 169: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 153

IIddhhaamm,, NNoooorr CChhoolliiss ((22001133)),, MMeerraannccaanngg BBaanngguunnaann GGeedduunngg BBeerrttiinnggkkaatt RReennddaahh,,

YYooggyyaakkaarrttaa:: GGrraahhaa IIllmmuu..

Karlen, Mark (2007), Spaces Planning Basic, New York: John Willey & Sons, Inc.

Mitton, Mureen & Nystuen, Courtney (2006), Residential Interior Design, A Guide to Planning Spaces, New York: John Willey & Sons, Inc.

Pena, William M & Parshall, Steven A (2001) Problem Seeking An Architectural Programming Primer, New York: John Willey & Sons, Inc.

Snyder, James C & Catanese, Anthony J. (1989), Pengantar Arsitektur, Jakarta: Erlangga.

Sutedjo, Suwondo B. (1985), Peran, Kesan dan Pesan Bentuk-bentuk Arsitektur, Jakarta: Djambatan.

Wade, John W (1997) Architectural, Problems, and Purposes, New York: John Willey & Sons, Inc.

White, Edward T. (1977). Introduction to Architectural Programming.

White, Edward T.(1985), Analisis Tapak, Pembuatan Diagram Informasi bagi Perancangan Arsitektur, Bandung: Intermatra.

Page 170: TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2

Modul Ajar Teori & Studio Perancangan Arsitektur 2 154

LAMPIRAN