47
Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori Kondisioning Klasik Pavlov

Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

  • Upload
    domien

  • View
    326

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori

Kondisioning Klasik Pavlov

Page 2: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Pendahuluan

Watson menekankan pentingnya pendidikan dalam

perkembangan tingkah laku.

Ia percaya bahwa dengan memberikan kondisioning

tertentu dalam proses pendidikan, maka akan

dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat

tertentu.

Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat ekstrim

untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan

mengatakan: “Berikan kepada saya sepuluh orang

anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu

sesuai dengan kehendak saya”.

Page 3: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Pandangan Utama Watson

1. Psikologi mempelajari stimulus dan respons (S-R

Psychology).

Stimulus adalah semua obyek di lingkungan,

termasuk juga perubahan jaringan dalam tubuh.

Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai

jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat

sederhana hingga tingkat tinggi, juga termasuk

pengeluaran kelenjar.

Respon → overt

→ covert

→ learned

→ unlearned

Page 4: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

2. Tidak mempercayai unsur herediter

(keturunan) sebagai penentu perilaku.

Perilaku manusia adalah hasil belajar

sehingga unsur lingkungan sangat

penting.

Dengan demikian pandangan Watson

bersifat deterministik, perilaku manusia

ditentukan oleh faktor eksternal, bukan

berdasarkan free will.

Page 5: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

3. Dalam kerangka mind-body, pandangan

Watson sederhana.

Baginya, mind mungkin saja ada, tetapi bukan

sesuatu yang dipelajari ataupun akan

dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi

bukan berarti bahwa Watson menolak mind

secara total.

Ia hanya mengakui body sebagai obyek studi

ilmiah. Penolakan dari consciousness, soul

atau mind ini adalah ciri utama behaviorisme

dan kelak dipegang kuat oleh para tokoh aliran

ini, meskipun dalam derajat yang berbeda-

beda.

Page 6: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

4. Sejalan dengan fokusnya terhadap ilmu yang

obyektif

maka psikologi harus menggunakan metode

empiris. Dalam hal ini metode psikologi adalah

observation, conditioning, testing, dan verbal

reports.

4. Secara bertahap Watson menolak konsep

insting

mulai dari karakteristiknya sebagai refleks yang

unlearned, hanya milik anak-anak yang

tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak

sama sekali kecuali simple reflex seperti bersin,

merangkak, dan lain-lain.

Page 7: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

6. Sebaliknya, konsep learning adalah sesuatu yang

vital dalam pandangan Watson

Juga bagi tokoh behaviorisme lainnya. Habits

yang merupakan dasar perilaku adalah hasil

belajar yang ditentukan oleh dua hukum utama,

recency dan frequency.

Watson mendukung conditioning respon Pavlov

dan menolak law of effect dari Thorndike. Maka

habits adalah proses conditioning yang kompleks.

Ia menerapkannya pada percobaan phobia

(subyek Albert).

Page 8: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Dalam suatu percobaan yang kontroversial di tahun

1921

Objek penelitian : Balita dan seekor Tikus

Prosesnya :Seorang balita bernama Albert yang

pada awal eksperimen tidak takut terhadap tikus.

→Kemudian balita tersebut diarahkan untuk

memegang seekor tikus putih kecil.

→Ketika balita itu sedang memegang tikus, Watson

kemudian mengeluarkan suara keras dengan tiba-

tiba

→Balita menjadi takut dengan suara yang tiba-tiba

dan keras sekaligus takut terhadap tikus.

→Akhirnya,tanpa ada suara keras sekalipun, balita

menjadi takut terhadap tikus.

Page 9: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

7. Pandangannya tentang memory

Membawanya pada pertentangan

dengan William James.

Menurut Watson apa yang diingat dan

dilupakan ditentukan oleh seringnya

sesuatu digunakan / dilakukan.

Dengan kata lain, sejauh mana sesuatu

dijadikan habits. Faktor yang

menentukan adalah kebutuhan.

Page 10: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

8. Proses thinking and speech terkait erat.

Thinking adalah subvocal talking.

Artinya proses berpikir didasarkan

pada keterampilan berbicara dan dapat

disamakan dengan proses bicara yang

„tidak terlihat‟, masih dapat

diidentifikasi melalui gerakan halus

seperti gerak bibir atau gesture lainnya.

Page 11: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

9. Sumbangan utama Watson

Adalah ketegasan pendapatnya bahwa perilaku

dapat dikontrol dan ada hukum yang

mengaturnya.

Jadi psikologi adalah ilmu yang bertujuan

meramalkan perilaku.

Pandangan ini dipegang terus oleh banyak ahli

dan diterapkan pada situasi praktis.

Dengan penolakannya pada mind dan

kesadaran, Watson juga membangkitkan

kembali semangat obyektivitas dalam psikologi

yang membuka jalan bagi riset-riset empiris

pada eksperimen terkontrol.

Page 12: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Teori dan Konsep Behaviorisme dari Watson

Teori belajar S-R (stimulus – respon) yang

langsung ini disebut juga dengan

koneksionisme menurut Thorndike dan

behaviorisme menurut Watson

Namun dalam perkembangan besarnya

koneksionisme juga dikenal dengan psikologi

behavioristik.

Page 13: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Stimulus dan respon (S-R) tersebut memang

harus dapat diamati

meskipun perubahan yang tidak dapat

diamati seperti perubahan mental itu

penting

namun menurutnya tidak menjelaskan

apakah proses belajar tersebut sudah terjadi

apa belum

Dengan asumsi demikian, dapat diramalkan

perubahan apa yang akan terjadi pada anak.

Page 14: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Teori perubahan perilaku (belajar) dalam kelompok

behaviorisme ini memandang manusia sebagai

produk lingkungan.

Segala perilaku manusia sebagian besar akibat

pengaruh lingkungan sekitarnya.

Lingkunganlah yang membentuk kepribadian

manusia.

Behaviorisme tidak bermaksud mempermasalahkan

norma-norma pada manusia. Apakah seorang

manusia tergolong baik, tidak baik, emosional,

rasional, ataupun irasional.

Di sini hanya dibicarakan bahwa perilaku manusia

itu sebagai akibat berinteraksi dengan lingkungan,

dan pola interaksi tersebut harus bisa diamati dari

luar.

Page 15: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Pada umumnya teori belajar yang termasuk

ke dalam keluarga besar behaviorisme yang

memandang manusia sebagai organisme

yang netral-pasif-reaktif terhadap stimuli di

sekitar lingkungannya.

Orang akan bereaksi jika diberi rangsangan

oleh lingkungan luarnya.

Demikian juga jika stimulus dilakukan

secara terus menerus dan dalam waktu

yang cukup lama, akan berakibat

berubahnya perilaku individu.

Page 16: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Syarat terjadinya proses belajar dalam

pola hubungan S-R ini adalah adanya

unsur:

→dorongan (drive),

→rangsangan (stimulus),

→respons, dan

→penguatan (reinforcement).

Page 17: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Unsur dorongan

Adalah suatu keinginan dalam diri seseorang untuk

memenuhi kebutuhan yang sedang dirasakannya.

Seorang anak merasakan adanya kebutuhan

akan tersedianya sejumlah uang untuk membeli

buku bacaan tertentu, maka ia terdorong untuk

membelinya dengan cara meminta uang kepada

ibu atau bapaknya.

Unsur dorongan ini ada pada setiap orang,

meskipun kadarnya tidak sama, ada yang kuat

menggebu, ada yang lemah tidak terlalu peduli

akan terpenuhi atau tidaknya.

Page 18: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Unsur rangsangan atau stimulus.

Unsur ini datang dari luar diri individu, dan

tentu saja berbeda dengan unsur dorongan

yang datangnya dari dalam.

Contoh rangsangan antara lain adalah

bau masakan yang lezat

rayuan gombal

dan bahkan bisa juga penampilan

seorang gadis cantik dengan bikininya

yang ketat.

Page 19: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

UNSUR RANGSANGAN ATAU STIMULUS

Dari adanya rangsangan atau stimulus ini

maka timbul reaksi di pihak sasaran atau

komunikan.

Bentuk reaksi ini bisa bermacam-macam,

bergantung pada situasi, kondisi, dan

bahkan bentuk dari rangsangan tadi.

Reaksi-reaksi dari seseorang akibat dari

adanya rangsangan dari luar inilah yang

disebut dengan respons dalam dunia teori

belajar ini.

Respons ini bisa diamati dari luar.

Page 20: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Unsur Respons

Respons positif disebabkan oleh adanya

ketepatan seseorang melakukan respons

terhadap stimulus yang ada, dan tentunya

yang sesuai dengan yang diharapkan.

Respons negatif adalah apabila seseorang

memberi reaksi justru sebaliknya dari yang

diharapkan oleh pemberi rangsangan.

Page 21: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Unsur penguatan (reinforcement)

Unsur ini datangnya dari pihak luar,

ditujukan kepada orang yang sedang

merespons.

Apabila respons telah benar, maka diberi

penguatan agar individu tersebut merasa

adanya kebutuhan untuk melakukan

respons seperti tadi lagi.

Page 22: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Contoh kasus

Seorang anak kecil yang sedang mencoreti buku kepunyaan

kakaknya, tiba-tiba dibentak dengan kasar oleh kakaknya,

maka ia bisa terkejut dan bahkan bisa menderita guncangan

sehingga berakibat buruk pada anak tadi.

Memang anak tadi tidak mencoreti buku lagi, namun akibat

yang paling buruk di kemudian hari adalah bisa menjadi

trauma untuk mencoreti buku karena takut bentakan.

Bahkan yang lebih dikhawatirkan lagi akibatnya adalah jika

ia tidak mau bermain dengan buku lagi atau alat tulis

lainnya.

Itu penguatan yang salah dari seorang kakak terhadap

adiknya yang masih kecil ketika sedang mau memulai

menulis buku. Barangkali akan lebih baik jika kakaknya tadi

tidak dengan cara membentak kasar, akan tetapi dengan

bicara yang halus sambil membawa alat tulis lain berupa

selembar kertas kosong sebagai penggantinya.

Misalnya, “Bagus!, coba kalau menggambarnya di tempat ini,

pasti lebih bagus”.

Page 23: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Behavioristik berpangkal pada beberapa keyakinan

tentang martabat manusia, yang sebagian bersifat

falsafah dan sebagian lagi bercorak psikologis, yaitu :

1. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau

buruk, bagus atau jelek. Manusia mempunyai

potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk,

tepat atau salah.

Berdasarkan bekal keturunan atau

pembawaan dan berkat interaksi antara bekal

keturunan dan lingkungan, terbentuk pola-

pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri

khas dari kepribadiannya.

Page 24: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

2. Manusia mampu untuk berefleksi atas

tingkah lakunya sendiri,menangkap apa

yang dilakukannya, dan mengatur serta

mengontrol perilakunya sendiri.

3. Manusia mampu untuk memperoleh dan

membentuk sendiri pola-pola tingkah laku

yang baru melalui suatu proses belajar.

4. Manusia dapat mempengaruhi perilaku

orang lain dan dirinya pun dipengaruhi oleh

perilaku orang lain.

Page 25: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

KOMPONEN DASAR TEORI KONDISIONING

Klein menyebut ada empat komponen

dasar yang membangun Teori

Kondisioning Pavlov :

unconditioned stimulus (UCS)

unconditioned response (UCR),

conditioned stimulus (CS), dan

conditioned response (CR).

Page 26: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

PERCOBAAN PAVLOV TERHADAP ANJING

1. Awalnya pavlov meletakkan daging dihadapan anjing. Seketika

anjing mengeluarkan air liurnya.

Dalam konteks komponen kondisioning, daging tadi adalah

unconditioned stimulus (UCS) dan keluarnya air liur karena

daging itu adalah unconditioned response (UCR).

2. Selanjutnya, pavlov menghadirkan stimulus baru berupa lampu

yang dinyalakan beberapa saat sebelum ia memperlihatkan daging

pada anjing.

3. Hal ini dilakukan berulang-ulang, hingga pada akhirnya, hanya

dengan menyalakan lampu tanpa diikuti dengan memperlihatkan

daging, anjing itu mengeluarkan air liurnya.

Nyala lampu, sebelum dipasangkan dengan daging disebut

neutral stimuli, tapi setelah berpasangan dengan daging

disebut conditioned stimuli. Sedangkan keluarnya air liur

oleh CS disebut conditioned response. Proses untuk

membuat anjing memperoleh CS disebut conditioning.

Dalam konteks komponen kondisioning, daging tadi adalah

unconditioned stimulus (UCS) dan keluarnya air liur karena daging

itu adalah unconditioned response (UCR).

Nyala lampu, sebelum dipasangkan dengan daging disebut neutral

stimuli, tapi setelah berpasangan dengan daging disebut

conditioned stimuli. Sedangkan keluarnya air liur oleh CS disebut

conditioned response. Proses untuk membuat anjing memperoleh

CS disebut conditioning.

Page 27: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Situasi Kondisioning Sign Tracking (mengikuti pertanda)

Brown dan Jenkis (1968) melakukan penelitian

tentang perilakumengikuti pertanda (sign tracking) dan

pembentukan secara otomatis (autoshaping).

1. Mereka menaruh beberapa merpati dalam kotak

operant, yang di dalamnya ditaruh kunci putar

kecil yang bisa disinari dan penyalur makanan.

2. Dalam situasi kondisioning operant yang khusus,

merpati seharusnya merespon dan mematuk kunci

itu dalam rangka mendapatkan makanan

/penguatan (reinforcement).

3. Merpati-merpati lapar itu diberi makanan dalam

jarak 15 detik dan kunci itu disinari 8 detik

sebelum makanan diperlihatkan. Merpati-merpati

itu tidak melakukan apa-apa untuk mendapat

makanan.

Page 28: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

4. Ketika makanan ditampilkan, merpati itu bukannya mendekatinya, tetapi malah mematuk kunci itu.

5. Merpati itu sebenarnya tidak mematuk makanan dalam rangka mendapatkan makanan, tetapi tampilan kunci yang disinari sebelum makanan cukup memunculkan “respon mematuk kunci”.

6. Langkah kondisioning adalah frekwensi dengan mana merpati-merpati merespon kunci itu.

7. Perolehan respon mematuk kunci adalah lambat, dan merpati-merpati itu hanya belajar secara bertahap untuk mematuk kunci yang disinari.

8. Begini gambarnya

Page 29: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Situasi Kondisioning

Eyeblink Kondisioning (pengkondisian kerdipan-mata)

1. Tiupan udara diarahkan ke mata kelinci.

2. Kelinci secara reflek akan mengerdipkan matanya.

3. Jika sebuah suara dipasangkan dengan tiupan udara tadi, kelinci akan mengedipkan matanya sebagai respon terhadap suara itu, sebagaimana ia merespon tiupan angin.

Berpasangnya suara (CS) dengan tiupan angin (UCS) mengarahkan pembentukan respon kerdipan mata (CR). Proses yang menuntun respon kelinci tadi disebut dengan eyeblink conditioning.

Sebagaimana manusia, kelinci juga memiliki kelopak mata bagian dalam yang disebut selaput nictitating (nictitating membrane).

Selaput itu bereaksi dengan menutup mata ketika merasakan adanya gerakan udara di seputar matanya.

Hal itu menyebabkan kelinci menutup matanya.

Berpasangnya suara (CS) dengan tiupan angin (UCS)

mengarahkan pembentukan respon kerdipan mata (CR).

Proses yang menuntun respon kelinci tadi disebut dengan

eyeblink conditioning.

Page 30: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Situasi Kondisioning

Fear Conditioning (kondisioning rasa takut)

Rasa takut bisa diukur salah satunya adalah dengan

perilaku pelarian atau penolakan dalam respon terhadap

stimuli yang diasosiasikan dengan sebuah rasa sakit yang

tak terkondisikan.

Walaupun perilaku penolakan mempunyai hubungan

yang tinggi dengan rasa takut, kinerja penolakan tidak

secara otomatis menyediakan ukuran ketakutan.

Ukuran lain dari ketakutan adalah respon emosi yang

terkondisikan (conditioned emotional response/CER).

Binatang bisa jadi ketakutan dalam lingkungan terbuka

ketika melihat sebuah stimulus yang ditakuti.

Mereka akan menahan perilaku operant yang dikuatkan

dengan makanan atau minuman ketika stimulus yang

ditakuti itu muncul.

Page 31: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Situasi Kondisioning

Flavor-Aversion Learning (pembelajaran

penolakan rasa)

Ada seseorang yang tidak mau berjalan di dekat

jajaran tomat di supermaket, karena melihat

tomat akan membuatnya sakit.

Seseorang yang lain merasa muak setelah

makan di restoran dan kemudian ia tidak

pernah mau datang lagi ke restoran itu.

Mereka berperilaku begitu karena di waktu

lampau pernah mengalami sakit ketika

melakukan hal yang sama.

Kemudian mengasosiasikan tomat dan restoran

dengan rasa sakit lewat konsisioning Pavlov yang

lebih spesific disebut penolakan rasa yang

terkondisikan (conditioned flavor-aversion).

Page 32: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

BERBAGAI POLA BERPASANGNYA CS-UCS DALAM KONDISIONING

Ada lima macam prosedur pemasangan CS-UCS dalam proses kondisioning, yang masing-masing mempunyai tingkat efektifitas tersendiri:

1. Delayed Conditioning

Dalam kondisioning pola ini, CS muncul terlebih dulu, dan menghilang pada saat, atau selama kemunculan UCS.

Sebagai misal, pada suatu malam yang gelap gulita, muncullah badai topan yang dahsyat.

Malam yang gelap (CS) hadir sebelum badai (UCS) dan tetap ada pada saat badai terjadi.

Page 33: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

BERBAGAI POLA BERPASANGNYA CS-UCS DALAM KONDISIONING

2. Trace Conditioning

CS muncul terlebih dahulu dan menghilang sebelum kemunculan UCS.

Contohnya adalah panggilan ibu (CS) kepada anaknya untuk makan.

Panggilan itu muncul dan menghilang sebelum makanan (UCS) dihidangkan.

3. Simultaneous Conditioning (Kondisioning Simultan)

CS dan UCS dihadirkan secara bersamaan. Misal ketika kita memasuki restoran.

Suasana restoran (CS) dan bau makanan (UCS) hadir secara bersamaan

Page 34: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

BERBAGAI POLA BERPASANGNYA CS-UCS DALAM KONDISIONING

4. Backward Conditioning (Kondisioning Terbalik)

UCS justru muncul dan berhenti sebelum CS.

Misalnya makan malam di bawah remang cahaya lilin

(CS)

yang sebelumnya didahului oleh aktivitas seksual

(UCS).

5. Temporal Conditioning (Kondisioning Temporer)

Dalam kondisioning ini, posisi CS dan UCS tidak bisa

dijelaskan secara eksplisit.

UCS dimunculkan dalam jarak waktu yang telah

ditentukan.

Contohnya adalah pemasangan alarm atau jam

weaker, di setiap pukul 06.00 pagi.

Dari kelima pola di atas, yang pertama adalah yang paling

efektif dan yang keempat adalah yang paling kurang efektif

dalam menghadirkan conditioned response.

Dari kelima pola di atas, yang pertama adalah yang paling

efektif dan yang keempat adalah yang paling kurang efektif

dalam menghadirkan conditioned response.

Page 35: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Kondisi-kondisi Tertentu yang Mempengaruhi Diperolehnya Conditioned Respon.

1. Kontiguitas

Klein mencontohkan sebuah peristiwa ketika seorang ibu

mengancam akan melaporkan anaknya yang memukul

adiknya, kepada ayahnya agar dihukum.

Saat itu sang ayah masih bekerja dan baru tiba di rumah

beberapa jam kemudian. Anak itu ternyata tidak takut

terhadap ancaman ibunya.

Ketidaktakutan anak terjadi karena interval antara

ancaman (CS) dan hukuman dari ayah (UCS) teramat

jauh.

Sementara sebelum peristiwa tersebut, anak juga telah

mengalami situasi yang sama, sehingga jarak antara CS

dan UCS itu memotivasi anak untuk melakukan sesuatu

yang bisa menghindari hukuman.

Misal dengan menangis atau berjanji untuk tidak nakal

lagi. Kondisi semacam ini disebut perilaku penghindaran

(avoidance behavior).

.

Karenanya, menurut Klein, jarak antara CS dan UCS, yang diistilahkan

dengan interstimulus interval (ISI) mempunyai tingkat optimalitas

tersendiri antara satu kondisioning dengan lainnya.

Page 36: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Kondisi-kondisi Tertentu yang Mempengaruhi Diperolehnya Conditioned Respon.

2. Tingkat intensitas CS dan UCS

Tingkat intensitas CS tidak begitu berpengaruh terhadap subyek yang hanya mengalami kondisioning atas satu ukuran CS saja.

Tetapi jika subyek pernah mengalaminya atas dua atau lebih dari CS, maka CS yang mempunyai tingkat intensitas lebih tinggi akan lebih optimal memunculkan CR.

Misalnya, ketika kita pernah dua kali digigit anjing dengan ukuran berbeda, maka jika gigitan itu sama sakitnya, kita akan lebih takut kepada anjing (CS) yang berukuran lebih besar.

Hal yang sama juga terjadi pada UCS. Intensitas UCS yang lebih tinggi akan lebih memungkinkan tingkat capaian CR yang lebih tinggi dibanding tingkat intensitas UCS yang lebih rendah

Misalnya, ketika kita pernah dua kali digigit anjing dengan ukuran

berbeda, maka jika gigitan itu sama sakitnya, kita akan lebih takut

kepada anjing (CS) yang berukuran lebih besar.

Page 37: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Kondisi-kondisi Tertentu yang Mempengaruhi Diperolehnya Conditioned Respon.

3. Tingkat kemenonjolan CS

Beberapa stimulus netral yang dipasangkan dengan UCS, akan menumbuhkan tingkat asosiasi yang berbeda terhadap UCS.

Bahkan ada yang tidak menumbuhkan asosiasi sama sekali.

Hal ini berkaitan dengan dua hal.

→ Pertama, kesiapan subyek untuk melakukan asosiasi atas stimulus itu

→ kedua, berkaitan dengan Klasikal Kondisioning, tingkat kemenonjolan stimulus itu bagi subyek.

Kedua faktor itu saling berkaitan antara satu sama lainnya.

Page 38: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Kondisi-kondisi Tertentu yang Mempengaruhi Diperolehnya Conditioned Respon.

4. Tingkat Prediksi CS

Yang juga mempengaruhi tingkat capaian CR adalah seberapa kuat kehadiran CS menandakan akan hadirnya UCS.

Semakin kuat tanda-tanda CS akan menghadirkan UCS, maka semakin tinggi pula capaian CR. Begitu pula sebaliknya.

Dalam penelitiannya terhadap subyek manusia, Hartman dan Grant menunjukkan bahwa semakin besar frekwensi kehadiran UCS “menemani‟ CS,

Semakin besar pula tingkat CR yang dicapai.

Page 39: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Kondisi-kondisi Tertentu yang Mempengaruhi Diperolehnya Conditioned Respon.

5. Nilai Lebih CS

Jika CS lebih dari satu, maka kemampuan sebuah CS menandakan kehadiran UCS akan menghalangi tumbuhnya asosiasi CS lainnya atas UCS.

Dalam contoh pada nomor 1 (kontiguitas), anak sebenarnya sudah takut akan kehadiran ayahnya.

Perasaan lebih takut pada kehadiran ayahnya ini, mengalangi berkembangnya asosiasi dari ancaman ibunya terhadap hukuman.

Kehadiran sang ayah adalah CS pertama dan ancaman ibu adalah CS kedua.

Page 40: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Diperolehnya CR Tanpa Berpasangnya CS-UCS

Walaupun kebanyakan CR diperoleh melalui pengalaman langsung, banyak stimuli mampu menimbulkan CR secara tidak langsung.

Meskipun suatu stimulus tidak pernah secara langsung dipasangkan dengan UCS, ia bisa saja menimbulkan CR.

Sebagai contoh, sebagian orang gelisah ketika menghadapi test dan mengembangkan ketakutan mereka, karena pernah gagal test.

Tetapi sebagian yang lain yang belum pernah mengalami kegagalan test, juga mengalami ketakutan yang sama.

Page 41: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Higher-Order Conditioning (kondisioning bertingkat)

Di dalam salah satu studi Pavlov yang menggunakan anjing,

suatu nada ( pukulan suatu metronom) dipasangkan dengan bedak daging.

Setelah kondisioning tingkat pertama, nada dimunculkan di ruangan berwarna hitam tanpa bedak daging.

Setelah berpasangnya nada dan ruangan berwarna hitam, maka ruangan berwarna hitam (CS-2) itu sendiri sudah bisa menimbulkan keluarnya air liur.

Pavlov menyebut kondisioning ini dengan Higher-Order Conditioning

Page 42: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Proses Pemudaran

Beberapa Hal yang Bisa Mempengaruhi Cepat

Lambatnya Pemudaran

1. Kekuatan CR

Semakin kuat ikatan anatara CS-CR, maka proses pemudaran CR akan semakin sulit.

2. Pengaruh Kekuatan Prediksi CS

Berkaitan dengan proses pemudaran, dijelaskan bahwa proses pemudaran akan dicapai lebih cepat atas CR yang didapat dari CS yang mempunyai prediksi kehadiran UCS lebih besar.

Sebaliknya, pemudaran akan lebih lambat terhadap CR yang terbentuk dari CS yang tingkat prediksinya lebih rendah. Hal ini karena tingkat spekulasi CS lebih tinggi.

Page 43: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Proses Pemudaran

3. Durasi penampakan CS tanpa UCS

• Dalam proses pemudaran yang menentukan tingkat keberhasilannya adalah total durasi penampakan CS tanpa UCS, bukannya jumlah berapa kali ia nampak

Recovery Spontan

• Dalam proses pemudaran ini, tidak menutup kemungkinan, CR akan tumbuh kembali seperti semula.

• Peristiwa ini disebut recovery spontan atau pemulihan CR secara seketika.

Page 44: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Proses-proses Pencegahan lainnya

1. Inhibisi yang terkondisikan

Inhibisi adalah pencegahan munculnya CR karena

CS.

Salah satunya adalah dengan menampilkan CS

yang bersifat negatif.

Contohnya adalah untuk memudarkan CR berupa

rasa lapar ketika melihat kulkas, karena

mengasosiasikannya dengan makanan.

Kulkas, dalam kondisi tadi merupakan CS positif.

Inhibisi bisa dilakukan dengan mengosongkan

kulkas.

Kulkas kosong adalah CS negatif, yang bisa

mencegah munculnya CR.

Inhibisi semacam ini disebut Conditioned Inhibition

Page 45: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

2. Inhibisi Eksternal

Inhibisi eksternal adalah inhibisi yang dilakukan dengan menampilkan stimulus baru.

Pemunculan stimulus baru dalam kondisioning dapat menghalangi CR.

Akan tetapi jika kemudian stimulus baru ini tidak dimunculkan kembali, maka, CR akan kembali seperti semula.

3. Inhibisi Terpendam

Inhibisi jenis ini dilakukan dengan memperlambat kemunculan CS UCS secara bersama.

Dengan begitu kekuatan prediksi CS atas kehadiran UCS akan menurun.

Akan tetapi, CR akan muncul seperti semula ketika CS dan UCS hadir secara berpasangan lagi.

Page 46: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

4. Inhibisi dari Penundaan

Inhibisi jenis terjadi karena terjadi penundaan atas munculnya CR, karena jarak antara CS dan UCS.

Misal ketika kita masuk restoran. Kita menunda keluarnya air liur, sampai makanan tersedia.

5. Terganggunya Inhibisi

Dalam bagian yang telah lalu, telah disampaikan bahwa kemunculan stimulus baru selama kondisioning menyebabkan tercegahnya kemunculan CR.

Hal yang sama akan terjadi dalam inhibisi.

Munculnya stimulus baru akan mengacaukan proses inhibisi, karena stimulus baru itu justru akan memancing kemunculan CR.

Peristiwa semacam ini disebut disinhibition.

Page 47: Teori-Teori Belajar: Behaviorisme Watson dan Teori ...maria_c.staff.gunadarma.ac.id/.../52856/Teori-Teori+Belajar+2.pdf · TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Behavioristik berpangkal

Desensitisasi Sistematis, Penerapan Teori Pavlov dalam Terapi

Teori Kondisioning Pavlov bisa digunakan untuk mengubah perilaku phobia. Prosedur yang disebut dengan desensitisasi sistematis ini, telah digunakan untuk menghilangkan phobia.

Misalnya seseorang sangat takut dalam ujian. Ketakutan ini bisa saja disebabkan dirinya tidak menguasasi pelajaran.

Apa yang dapat dilakukan agar ia bisa menjalani ujian tanpa merasa takut?

Jawabannya adalah desensitisasi sistematis, suatu terapi yang dikembangkan oleh Joseph Wolpe, untuk menghalangi munculnya rasa takut dan menekan perilaku phobia.

Terapi Wolpe ini menggunakan Teori Kondisioning Pavlov.