28
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI 1. Latar Belakang Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya. Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. 2. Pengertian/ Landasan Theory a. Defenisi Halusinasi Halusinasi adalah Satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987). Gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu peneraapan panca indera tanpa adanya ransangan dari luar.(maramis,1998)

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

prawat

Citation preview

Page 1: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI

 1. Latar Belakang

Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti dengan

gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien

menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan

halusinasinya sehingga semakin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.

Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok

(TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi

dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien

yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat

bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

2. Pengertian/ Landasan Theory

a. Defenisi Halusinasi

Halusinasi adalah

 Satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus)

eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental

Health Nursing, 1987).

Gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan suatu yang sebenarnya tidak

terjadi, suatu peneraapan panca indera tanpa adanya ransangan dari luar.(maramis,1998)

Sebagai suatu persepsi dari luar tanpa adanya sumber dari luar. (Schultz.J.ra.

dark, 1986).

 b. Klasifikasi Halusinasi

Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik

tertentu, diantaranya :

1)      Halusinasi pendengaran

Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang,

biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang

dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

2)      Halusinasi penglihatan

Page 2: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,

gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks.

Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.

3)      Halusinasi penghidu

Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan

seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum. Biasanya

berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.

4)      Halusinasi peraba

Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang

terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang

lain.

5)      Halusinasi pengecap

Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.

6)      Halusinasi sinestetik

Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir

melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

c. Tanda dan gejala (Townsend, 1998)

1. Berbicara sendiri

2. Tersenyum atau tertawa sendiri

3. Disorientasi

4. Pikiran cepat berubah – ubah

5. Bersikaap seperti mendengar

6. Konsentrasi rendah

7. Berhenti berbicara di tengah-tengah kalimat untuk mendengarkan

sesuatu

8. Kekacauan alur piker

9. Respon tidak sesuai

d.      Penyebab dari Halusinasi

Salah satu penyebab dari Perubahan sensori perseptual : halusinasi yaitu

isolasi social : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari

interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

(Rawlins,1993).

e.       .Akibat dari Halusinasi

Page 3: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori: halusinasi dapat beresiko

mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Resiko mencederai merupakan

suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan

lingkungan.

f.       Hubungan Schizoprenia dengan Halusinasi

Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan

persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizoprenia). Bentuk halusinasi ini bisa

berupa suara–suara bising atau mendengung. Tetapi paling sering berupa kata–kata

yang tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga

klien menghasilkan respons tertentu seperti: bicara sendiri, bertengkar atau respons lain

yang membahayakan.

Bisa juga klien bersikap mendengarkan suara halusinasi tersebut dengan

mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara atau pada benda mati.

Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari gangguan schizoprenia dan

satu syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi, psikosa mania depresif dan

syndroma otak organik.

Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah halusinasi, sehingga

halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang oleh kecemasan, halusinasi

menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga diri, kritis diri, atau

mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.

Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada skizoprenia, suara – suara

biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau relatif. Halusinasi ini menghasilkan

tindakan/perilaku pada klien seperti yang telah diuraikan tersebut di atas ( tingkat

halusinasi, karakteristik dan perilaku yang dapat diamati ).

3.      Metode Therapy Aktifitas Kelompok.    

Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode:

1.      Diskusi dan tanya jawab.         

2.      Melengkapi jadwal harian.

Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi

memiliki tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah melanjutkan kegiatan

TAK sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi kelima yaitu tentang program

pengobatan.

a.      Tata Tertib dan Program Antisipasi

1)    Tata Tertib

Page 4: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

2)   Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.

3)      Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.

4)      Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.

5)      Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan (TAK)

berlangsung.

6)      Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat tangan kanan

dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.

7)      Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.

8)      Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.

9)      Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak belum selesai,

maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang waktu

TAK kepada anggota.

b.      Program Antisipasi

Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi kemungkinan yang

akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil dalam program

antisipasi masalah adalah:

1)      Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat

pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah:

mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan

telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.

2)      Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mentaati tata

tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih dahulu

dan bila masih tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.

3)      Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan

kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.

c. Penutup

Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan serta partisipasinya dalam

kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.

4.     Sesi – sesi Terapi Aktivitas Kelompok.

a.  Sesi I : mengenal halusinasi

1)     Tujuan Therapy aktivitas Kelompok

Tujuan :

Klien mampu mengenali halusinasi yang dialaminya.

Page 5: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

2)     Kriteria Anggota

Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah :

a.    Klien dengan riwayat skizofrenia dengan disertai gangguan persepsi

sensori halusinasi.

b.   Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau

mengamuk dalam keadaan tenang.

c.    Klien dapat diajak kerjasama( cooperative).

3)     Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Therapy Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal               : Selasa, 15 Januari 2013

Waktu                          : 09.00 wib

Tempat                        : PKP

4)     Nama Klien dan Ruangan

Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 10 orang, sedangkan sisanya sebagai

cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.

Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai

cadangan yaitu :

Klien peserta TAK :

1.      …………

2.      …………

3.      …………

4.      …………

5.      …………

6.      …………

7.      …………

8.      …………

9.      …………

10.  …………

Klien peserta TAK cadangan :

a.          ………………..     

b.          ………………..

Page 6: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

5)     Media dan Alat

TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan

alat ini hanya yang ada diruangan saja seperti :

a.         Spidol dan whiteboard atau papan tulis

b.        Jadwal kegiatan harian(jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya).

c.         Beberapa contoh obat.

d.        Tape recorder untuk game jika ada.

6)     Metode

a.         Diskusi dan Tanya jawab.

b.        Bermain peran atau simulasi.

7)     Susunan pelaksana

Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap sesi

yang telah disepakati, sebagai berikut :

a.       Leader             : Alfatih Alan Bantara

b.      Co. Leader      : Ifan Eka Ferdiawan

c.       Fasilitator 1     : Andi Purnomo

d.      Fasilitator 2     : Andrean

e.       Fasilitator 3     : Bekti Wulan

f.       Fasilitator 4     : Aditya

g.      Fasilitator 5     : Andi Nur Sinar

h.      Fasilitator 6     : Choirul Putri

i.        Fasilitator 7     : Ardena

j.        Fasilitator 8     : Anggun

k.      Fasilitator 9     : Arnindia

l.        Fasilitator 10   : Joko Purnomo

m.    Observer          : Fandri L S

n.      Observer          : Hilman Fatony

o.      Observer          : Dwi robin

8)     Uraian Tugas Pelaksana

a.    Leader

Tugas :

1.     Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.

2.     Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.

3.     Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

Page 7: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

4.     Memimpin diskusi kelompok.

b.   Co. Leader

Tugas :

1.     Membuka acara.

2.     Mendampingi leader

3.     Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.

4.     Menyerahkan kembali posisi kepada leader.

5.     Menutup acara diskusi.

c.  Fasilitator

Tugas :

1.     Ikut serta dalam kegiatan kelompok.

2.     Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif

mengikuti jalannya therapy.

d.    Observer

1.         Mencatat serta mengamati respon klien ( dicatat pada format yang

tersedia )

2.         Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,

hingga penutupan.

9)     Setting Tempat

Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah

sebagai berikut

         Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

         Ruangan nyaman dan tenang.

keterangan:

Page 8: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

10)  Mekanisme Kegiatan

a) Persiapan

(1). Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan   

       persepsi sensori : halusinasi

(2). Membuat kontrak dengan klien.

(3). Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

b). Orientasi

(1)   Salam terapeutik.

                        - Salam dari terapis kepada klien.

     - Perkenalkan nama dan panggilan semua terapis (beri papan      nama)

                        - Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama )

(2)   Orientasi

                          Menanyakan perasaan klien saat ini.

(3)   Kontrak

(a)    Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal

suara –suara yang di dengar.

(b)   Terapis menjelaskan aturan main berikut :

(1)   Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin

kepada terapis.

(2)   Lama kegiatan 45 menit

(3)   Setiap klien mengikuti keegiatan dari awal sampai akhir.

c). Tahap Kerja

(1)      Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-

suara yang didengar (halusinasi ) tentang isinya, waktu terjadinya, dan perasaan

klien pada saat terjadi.

(2)      Terapis meminta klien menceritakan isii halusinasi, kapan terjadinya, situasi

yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien

yang sebelah kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.

Hasilnya ditulis di whiteboard.

(3)       Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik.

(4)      Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang

biasa didengar.

Page 9: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

d). Tahap Terminasi

 (1). Evaluasi

       -Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

       -Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

(2). Tindak Lanjut

       Terapis meminta klien untuuk melaprkan isi, waktu, situasi, dan perasaanya jika

terjadi halusinasi.

(3). Kontrak yang akan dating

       - Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi.

       - menyepakati waktu dan tempat.

11)  Evaluasi dan Dokumentasi.

      a) Evaluasi

      Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

ASpek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK

stimulasi persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adlah mengenal isi

halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat

terjadinya halusinasi. Formulir evaluasi sebagai berikut :

b) Dokumentasi

                  Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi :

halusinasi sesi !. Klein mampu menyebutkan isi halusinasi ( menyuruh memukul ), waktu

( pukul 9 malam ), situasi ( sedang sendiri), perasaan (jika sedang geram ). Anjurkan klien

mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.

12) Tata Tertib dan Program Antisipasi

       a.   Tata Tertib :

1.     Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK

2.    Berpakaian rapi dan bersih.

3.    Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama kegiatan TAK.

4.    Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan selama 5

menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan  maka peserta tersebut diganti

peserta cadangan.

5.    Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan.

Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti kegiatan lain setelah

Page 10: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak dapat diganti oleh peserta

cadangan.

6.    Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.

7.    Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih dulu

dan berbicara setelah dipersilahkan.

8.    TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 09.00 sampai 09.45.

b.   Program Antisipasi

1.      Usahakan dalam keadaan terapeutik.

2.      Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,

menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.

3.      Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh

cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada

peserta.

4.      Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak bisa

diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran.

5.      Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari

peserta TAK yang lain.

6.      Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan,

leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan

dari kelompok.

7.      Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator.

Page 11: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

13) Lembar Evaluasi Kemampuan Pasien

Sesi 1 : TAK

Stimulasi persepsi : Halusinasi

Kemampuan mengenal halusinasi

No Nama Klien Menyebut isi

halusinasi

Menyebut

waktu terjadi

halusinasi

Menyebut

situasi terjadi

halusinasi

Menyebut

perasaan saat

halusinasi

1

2

3

4

5

6

7

Petunjuk :

1.        Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2.        Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktuu, situasi, dan

perasaan. Beri tanda √ jika klien mampu dan beri tanda X jika klien tidak mampu.

Page 12: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

b. Sesi II : Kemapuan menghardik halusinasi

1)      Tujuan terapi aktivitas kelompok

a)      Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi

halusinasi.

b)      Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.

c)      Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

2)      Kriteria Anggota

Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah :

a)      Klien dengan riwayat schizophrenia dengan disertai gagguan persepsi sensori

halusinasi.

b)      Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengaklami perilaku agresif atau

mengamuk, dalam keadaan tenang.

c)      Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)

d)     Klien sudah mengikuti TAK Sesi I.

3)       Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Terapi Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada :

Hari, Tanggal        : Selasa, 15 Januari 2013

Waktu                   : 09.00 wib

Tempat                  : PKP

4)      Nama Klien dan Ruangan

Klien yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 5 orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan

jika klien yang ditunjuk berhalangan.

Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien cadangan yaitu :

Klien peserta TAK :

1.      …………

2.      …………

3.      …………

4.      …………

5.      …………

6.      …………

7.      …………

8.      …………

9.      …………

10.  …………

Page 13: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Klien cadangan peserta TAK :

a)      …...

b)      …...

5)      Media dan Alat

TAK kali ini tidak menggunakan alat atau media yang spesifik, penggunaan alat hanya yang

ada diruangan saja seperti :

a)      Spidol dan whiteboard / papan tulis

b)      Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya)

c)      Beberapa contoh obat

d)     Tape recordr untuk game jika ada

6)      Metode

a)      Diskusi dan Tanya jawab

b)      Bermain peran / simulasi

7)      Susunan Pelaksana

Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap Sesi yang telah

disepakati. Sebagai berikut :

a.       Leader             : Alfatih Alan Bantara

b.      Co. Leader      : Ifan Eka Ferdiawan

c.       Fasilitator 1     : Andi Purnomo

d.      Fasilitator 2     : Andrean

e.       Fasilitator 3     : Bekti Wulan

f.       Fasilitator 4     : Aditya

g.      Fasilitator 5     : Andi Nur Sinar

h.      Fasilitator 6     : Choirul Putri

i.        Fasilitator 7     : Ardena

j.        Fasilitator 8     : Anggun

k.      Fasilitator 9     : Arnindia

l.        Fasilitator 10   : Joko Purnomo

m.    Observer          : Fandri L S

n.      Observer          : Hilman Fatony

o.      Observer          : Dwi robin

8)      Uraian Tugas Pelaksana

a)      Leader

Page 14: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Tugas :

(1)   Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.

(2)   Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.

(3)   Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.

(4)    Memimpin diskusi kelompok.

b)      Co. Leader

Tugas ;

(1)   Membuka acara.

(2)   Mendampingi Leader.

(3)   Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.

(4)   Menyerahkan kembali posisi pada Leader.

c)      Fasilitator

Tugas :

(1)   Ikut dalam kegiatan keompok

(2)   Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif

mengikuti jalannya terapi.

d)     Observer

Tugas :

(1)   Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia)

(2)   Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga

penutupan .

9)      Setting Tempat

Adapun setting tempat yang akan digunakan untuk pertemuan TAK adalah

sebagai berikut

         Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

         Ruangan nyaman dan tenang.

keterangan:

Page 15: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

10)  Mekanisme Kegiatan

a)      Persiapan

(1)   Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.

(2)   Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

b)      Orientasi

(1)   Salam terapeutik

(a)    Salam dari Terapis kepada klien.

(b)   Klien dan terapis pakai papan nama.

(2)   Evaluasi / Validasi.

(a)    Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.

(b)   Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu,

situasi, dan perasaan.

(3)   Kontrak

(a)    Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara mengontrol

halusinasi (menghardik Halusinasi).

(b)   Menjelaskan aturan main, yaitu :

                                                              i.            Jika ada klien ang ingin meninggalkan

kelompok, harus minta ijin pada terapis.

                                                            ii.            Lama kegiatan 45 menit.

                                                          iii.            Setiap klien mengikuti kegiatan harus dari

awal sampai selesai.

c)      Tahap Kerja

(1)   Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat

mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien

mendapat giliran.

Page 16: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

(2)   Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.

(3)   Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi

saat halusinasi muncul.

(4)   Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu : “Pergi,.jangan

ganggu saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan teman saya…”.

(5)   Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara

menghardikhalusinasi dimulai dari klien disebelah kiri terapis berurutan searah

jarum jam sampai semua peserta mendapat giliran.

(6)   Terapis memberikan pujian dan mengajak semuaklien bertepuk tangan saat

klien selesai menghardik halusinasi.

d)     Tahap Terminasi.

(1)   Evaluasi

(a)    Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

(b)   Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

(2)   Rencana Tindak Lanjut

(a)    Terapis menganjurkan klien utuk menerapkan cara yang telah dipeljari

jika halusinasi muncul

(b)   Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.

(3)   Kontrak yang akan datang

(a)    Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang berikutnya,

yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan.

(b)   Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

11)  Evaluasi dan Dokumentasi

a)      Evaluasi

            Evaluasi dilakukan saat proses TAk berlangsung, khususnyapada tahap kerja. Aspek

yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi

persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan

menghardik.

b)     Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan roses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi

Sesi 2. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien

menggunakannya jika halusinasi muncul, khusus pada malam hari (buat jadwal). 

Page 17: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

12)  Tata Tertib dan Program Antisipasi

                   a.   Tata Tertib :

1.       Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK

2.      Berpakaian rapi dan bersih.

3.      Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama

kegiatan TAK.

4.      Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan

selama 5 menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan  maka peserta

tersebut diganti peserta cadangan.

5.      Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib

dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa mengikuti

kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta tersebut tidak

dapat diganti oleh peserta cadangan.

6.      Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai.

7.      Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan terlebih

dulu dan berbicara setelah dipersilahkan.

8.      TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 09.00 sampai 09.45.

b.   Program Antisipasi

1.         Usahakan dalam keadaan terapeutik.

2.         Anjurkan kepada terafis agar dapat menjaga perasaan anggota kelompok,

menahan diri untuk tertawa atau sikap yang menyinggung.

3.         Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir, maka diganti oleh

cadangan yang telah disiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu kepada

peserta.

4.         Bila ada peserta yang tidak menaati tata tertib, diperingatkan dan jika tidak

bisa diperingatkan, dikeluarkan dari kegiatan setelah dilakukan penawaran.

5.         Bila ada anggota yang ingin keluar, dibicarakan dan diminta persetujuan dari

peserta TAK yang lain.

6.         Bila ada peserta TAK yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan,

leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa, dikeluarkan

dari kelompok.

7.         Bila peserta pasif, leader memotivasi dibantu oleh fasilitator

Page 18: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

13)  Lembar Evaluasi Kemampuan Pasien

Sesi 2 : Stimulasi Persepsi ; halusinasi

Kemampuan menghardik halusinasi

No. Nama Klien

Aspek yang dinilai

Menyebutkan

cara yang

selama ini

digunakan

mengatasi

halusinasi

Menyebutkan

efektivitas

cara

Menyebutkan

cara

mengatasi

halusinasi

dengan

menghardik.

Memperagakan

menghardik

halusinasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Petunjuk :

1.       Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2.       Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : cara yang bisa

digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi,

dan memper agakannya.Beri tanda centang(√)  jika klien mampu dan tanda

silang(x) jika klien tidak mampu.

Page 19: TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok.

Jakarta: EGC.

Stuar, Gail W.2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5 . Jakarta: EGC.

Yosep, Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama