Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi.html

Embed Size (px)

Citation preview

  • J u m a t , 0 4 M e i 2 0 1 2

    Terapi Aktivitas Kelompok sosialisasi kepada kliendengan menarik diri

    BAB IPENDAHULUAN

    Sosialisasi adalah kemampuan untuk berhubungan danberinteraksi dengan orang lain (Gail W. Stuart, 2007). Penurunansosialisasi dapat terjadi pada individu yang menarik diri, yaitu percobaanuntuk menghindari interaksi dengan orang lain (Rowlins, 1993). Dimanaindividu yang mempunyai mekanisme koping adaptif, maka peningkatansosialisasi lebih mudah dilakukan. Sedangkan individu yang mempunyaimekanisme koping maladaptif (skizofrenia), bila tidak segeramendapatkan terapi atau penanganan yang baik akan menimbulkanmasalah-masalah yang lebih banyak dan lebih buruk. (Keliat dan Akemat,2005) menjelaskan bahwa untuk peningkatan sosialisasi pada klienskizofrenia bisa dilakukan dengan pemberian Terapi Aktitas Kelompoksosialisasi. Namun kenyatannya pada saat ini di Rumah Sakit Jiwa MenurSurabaya pengaruh TAK sosialisasi masih diragukan, hal ini disebabkankarena jumlah klien dengan riwayat menarik diri masih relatif banyakmeskipun TAK sosialisasi sudah dilakukan.

    Hampir di seluruh dunia terdapat sekitar 450 juta (11%) orangyang mengalami skizofrenia (ringan sampai berat) (WHO, 2006). Hasilsurvey Kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan bahwa

    Nama Ruangan:Tanggal :Tanda tangan :

  • 185 orang per 1000 penduduk di Indonesia mengalami skizofrenia(ringan sampai berat). Berdasarkan survey di rumah sakit jiwa, masalahkeperawatan yang paling banyak ditemukan adalah menarik diri (17,91%), halusinasi (26,37 %), perilaku kekerasan (17,41 %), dan harga dirirendah (16,92 %) (Pikiran Rakyat Bandung, 2007). Di Surabaya sendiriterdapat 120 orang per hari datang ke RSJ dan RSU dengan keluhanskizofrenia, 44 % diantaranya dengan masalah utama menarik diri danhalusinasi, dan sekitar 10 % penduduk Surabaya mengalami skizofrenia(ringan sampai berat) (Sinar Harapan Surabaya, 2008). Berdasarkanstudi pendahuluan penulis pada tanggal 5 sampai 7 januari 2012 diruang Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, terdapat 41 pasienskizofrenia, dengan masalah utama menarik diri sebanyak 17 pasien,halusinasi 15 pasien, gangguan konsep diri 6 pasien, perilaku kekerasan3 pasien. Ini merupakan angka yang cukup besar yang perlu mendapatperhatian dari perawat dalam merawat klien dengan skizofreniakhususnya klien dengan riwayat menarik diri. Menarik diri yang tidakteratasi akan membahayakan baik diri klien, lingkungan maupun oranglain. Gangguan ini diakibatkan karena klien tidak merasa nyaman untukbersosialisasi dengan orang lain sehingga terjadi menarik diri (GailW.Stuart, 2007)

    Dampak yang dapat ditimbulkan oleh menarik diri pada klienskizofrenia adalah ; 1) Kerusakan komunikasi verbal dan non verbal, 2)Gangguan hubungan interpersonal, 3) Gangguan interaksi sosial, 4)resiko perubahan persepsi sensori (halusinasi). Bila klien menarik diritidak cepat teratasi maka akan dapat membahayakan keselamatan dirisendiri maupun orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006)

    Penatalaksanaan klien dengan riwayat menarik diri dapatdilakukan salah satunya dengan pemberian intervensi Terapi AktivitasKelompok sosialisasi, yang merupakan salah satu terapi modalitaskeperawatan jiwa dalam sebuah aktitas secara kolektif dalam rangkapencapaian penyesuaian psikologis, prilaku dan pencapaian adaptasioptimal pasien. Di RSJ Menur sendiri prosedur TAKS sama halnya seperti

  • pada teori Budi Anna Keliat dan dilaksanakan 3 kali dalam seminggu.Dalam kegiatan aktitas kelompok, tujuan ditetapkan berdasarkan akankebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh sebagian besar peserta.Terapi Aktitas Kelompok (TAK) sosialisasi adalah upaya memfasilitasikemampuan klien dalam meningkatkan sosialisasi. Dari latar belakangtersebut diatas penulis tertarik membuat penelitian untuk mengetahuisejauh mana pengaruh Terapi Aktitas Kelompok (TAK) sosialisasiterhadap peningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia dengan riwayatmenarik diri di ruang Gelatik Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

    1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang, maka dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut :Apakah Terapi Aktitas Kelompok sosialisasi berpengaruh terhadap

    peningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia dengan riwayat menarikdiri?

    1.3 Tujuan penelitian1.3.1 Tujuan umum

    Mempelajari pengaruh Terapi Aktitas Kelompok Sosialisasiterhadap peningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia denganriwayat menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

    1.3.2 Tujuan khusus1. Mengidentikasi sosialisasi pada klien skizofrenia dengan

    riwayat menarik diri sebelum diberikan Terapi Aktitas KelompokSosialisasi di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

    2. Mengidentikasi sosialisasi pada klien skizofrenia denganriwayat menarik diri sesudah diberikan Terapi Aktitas KelompokSosialisasi di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

    3. Menganalisis pengaruh Terapi Aktitas Kelompok sosialisasiterhadap peningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia denganriwayat menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

  • 1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Bagi rumah sakit

    1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidangpelayanan sebagai pemberi pelayanan keperawatan khususnyaTerapi Aktitas Kelompok sosialisasi tehadap peningkatansosialisasi pada klien skizofrenia dengan riwayat menarik diri.

    2. Memberi informasi tentang pentingnya Terapi Aktitas Kelompoksosialisasi terhadap peningkatan sosialisasi pada klienskizofrenia dengan riwayat menarik diri sebagai salah satu upayayang terus menerus harus dilaksanakan dalam meningkatkankwalitas pelayanan kepada klien dan masyarakat.

    3. Untuk meningkatkan pendapatan rumah sakit, karena dengankualitas pelayanan keperawatan yang diberikan dalam bentukTerapi Aktitas Kelompok sosialisasi dapat meningkatkankepuasan klien dan keluarga yang pada akhirnya klien dankeluarga tetap loyal pada rumah sakit yang bersangkutan dantidak pindah ke tempat pelayanan kesehatan yang lain.

    1.4.2 Bagi perawat dan petugas1. Menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan kwalitas

    personal perawat sebagai care giver.2. Dapat memberi gambaran atau informasi bagi peneliti

    berikutnya.3. Menyadarkan perawat dan petugas tentang pentingnya Terapi

    Aktitas Kelompok sosialisasi terhadap peningkatan sosialisasipada klien skizofrenia dengan riwayat menarik diri di dalammeningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

    4. Mengetahui setiap persoalan yang timbul pada pelayanankeperawatan khususnya Terapi Aktitas Kelompok sosialisasiterhadap peningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia denganriwayat menarik diri, sejauh mana dapat memuaskan klien dankeluarga dan memberikan alternatif pencegahannya.

  • 1.4.3 Bagi klien1. Agar dapat menerima pelayanan yang lebih berkualitas

    khususnya Terapi Aktitas Kelompok sosialisasi terhadappeningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia dengan riwayatmenarik dalam praktek keperawatan profesional.

    2. Agar lebih nyaman, puas dan betah pada suatu rumah sakit.BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini akan diuraikan konsep tentang (1) Kelompok (2) terapiaktivitas kelompok, (3) menarik diri, (4) konsep skizofrenia.2.1 Terapi Aktivitas Kelompok

    Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungansatu dengan yang lain, saling ketergantungan dan mempunyai normayang sama (Stuart & Laraia,2001). Anggota keompok mungkin datangdan berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai keadaanyaseperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan. ketidaksamaan,kesukaan dan menarik diri (Yalom,1995 dalam Stuart danLaraia,2001). Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamikakelompok, dimana anggota kelompok memberi dan menerima umpanbalik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalamkelompok. Tujuan dari kelompok adalah membantu anggota yangberperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain danmerubah perilaku yang maladaftif. Kekuatan kelompok ada padakonstribusi dan tiap anggota kelompok dari pemimpin kelompok dalammencapai tujuan kelompok. Fungsi kelompok akan tercapai jikaanggota kelompok berbagai pengalaman dan saling membatu satusama lain. Jika anggota kelompok berbagi cara mereka menyelesaikanmasalah maka kelompok berfungsi dengan baik. Kelompok merupakanlaboratorium tempat mencoba dan menemukan hubunganinterpersonal dan perilaku.

    Kelompok terdiri dari delapan aspek yaitu (1) Struktur kelompok

  • (2) besar kelompok (3) Lamanya sesi (4) Komunikasi (5) Perankelompok (6) Kekuatan kelompok (7) Norma Kelompok (8) Kekohesifan1. Struktur Kelompok

    Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, prosespengambilan keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok.Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturanpola prilaku dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur denganadanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu olehpemimpin, sedangakan keputusan diambil secara bersama.

    2. Besar KelompokJumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecilyang anggotanya berkisar antara 5-12 orang. Jadwal anggotakelompok kecil menurut Stuart dan Laraia (2001) adalah 7-10orang, menurut Lancester (1980) adalah 10-12 orang, sedangmenurut Rawlins, Williams, dan Beck (1993) adalah 5-10 orang.Jika anggota kelompok terlalu besar akibatnya tidak semua anggotakelompok mendapat kesempatan mengungkapkan perasaan,pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu kecil,tidak cukup variasiinformasi dan interaksi yang terjadi.

    3. Lamanya SesiWaktu yang optimal untuk sutu sesi adalah 20-40 menit bagi fungsikelompok yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompokyang tinggi (Stuart & Laraia, 2001). Biasanya dimulai denganpemanasan berupa orientasi, kemudian tahap kerja, dan nishingberupa terminasi. Banyaknya sesi tergantung pada tujuankelompok, dapat satu/dua kali per minggu; atau dapatdirencanakan sesuai dengan kebutuhan.

    4. KomunikasiSalah satu tugas pemimpin kelompok yang terpenting adalahmengobservasi dan menganalisis pola komunikasi dalam kelompok.Pemimpin menggunakan umpan balik untuk memberi kesadaranpada anggota kelompok terhadap dinamika yang terjadi. Pemimpin

  • kelompok dapat mengkaji hambatan dalam kelompok, konikinterpersonal, tingkat kompetisi dan seberapa jauh anggotakelompok mengerti serta melaksanakan kegiatan yang dilaksanakanElemen terpenting dalam mengobservasi komunikasi verbal dannonverbal adalah : Komunikasi setiap anggota kelompok, rancangantempat dan duduk, tema umum yang diekspresikan, frekuensikomunikasi dan orang yang dituju selama komunikasi, kemampuananggota kelompok sebagai pandangan terhadap kelompok, danproses penyelesaian masalah yang terjadi.

    5. Peran KelompokPemimpin perlu mengobservasi peran yang terjadi dalam kelompok,ada tiga peran dan fungsi kelompok yang ditampilkan anggotakelompok dalam kerja kelompok, yaitu (Berne & Sheats, 1948dalam Stuart & Laraia, 2001) maintenance roles, task roles danindividual roles. Maintenanace roles, yaitu peran serta aktif dalamproses kelompok dan fungsi kelompok. Task roles, yaitu fokus padapenyelesaian tugas. Individual roles adalah self-centered dandistraksi pada kelompok.

  • 6. Kekuatan KelompokKekuatan kelompok adalah kemampuan anggota kelompok dalammempengaruhi berjalannya kegiatan kelompok. Untuk menetapkankekuatan anggota kelompok yang bervariasi diperlukan kajian siapayang paling banyak mendengar, dan siapa yang membuatkeputusan dalam kelompok.Tabel 2.1 Peran dan Fungsi Kelompok (Stuart dan Laraia, 2001)

    Peran FungsiPeran mempertahankanPendorong (encourager)Penyelaras (harmonizer)Pemusyawarah (compromiser)

    Penjaga (gatekeeper)

    Pengikut (follower)Membuat peraturan (rulemaker)Penyelesai masalah (problemsolver)

    Memberi pengaruh positif padakelompok Menjaga tetap damaiMeminimalkan konik denganmencari alternatifMenetapkan tingkat penerimaankelompok terhadap anggota secaraindividual berperan sebagai pesertayang menarikMembuat standart perilakukelompok (misalnya, waktu)Menyelesaikan masalah agarkelompok dapat terus bekerja

    Peran menyelesaiakan tugasPemimpin (leader)Perannya (questioner)Fasilitator (facilitator)Penyimpul (summarizer)Evaluator (evaluator)Pemberi inisiatif (initiator)

    Memberi arahanMengklarikasi isu dan informasiMenjaga kelompok agar tetap fokusMenyimpulkan posisi kelompokMengkaji kinerja kelompokMemulai diskusi kelompok

    Peran individuKorbanMonopoliSeduserDiamTukang komplain

    NegatifMoralitas

    Dipandang negatif oleh kelompokBerperan aktif mengontrol kelompokMenjaga jarak dan memintadiperhatikanMengontrol secara pasif dengandiamMengeluh dan marah pada kerjakelompokMengecilkan kerja kelompokBerperan sebagai penilai benar dansalah

  • 7. Norma KelompokNorma adalah standar perilaku yang ada dalam kelompok.Pengharapan terhadap perilaku kelompok pada masa yang akandatang berdasarkan pengalaman masa lalu dan saat ini.Pemahaman tentang norma kelompok berguna untuk mengetahuipengaruhnya terhadap komunikasi dan interaksi dalam kelompok.Kesesuaian perilaku anggota kelompok dengan norma kelompokyang penting dalam menerima angota kelompok, Anggota kelompokyang tidak mengikuti norma dianggap pemberontak darri ditolakanggota kelompok yang lain.

    8. KekohesifanKekohesifan adalah kekuatan anggota kelompok bekerja samadalam mencapai tujuan. Hal ini mempengaruhi anggota untuk tetapbetah dalam kelompok. Apa yang membuat anggota kelompoktertarik dan puas terhadap kelompok, perlu diidentikasi agarkehidupan kelompok dapat dipertahankan.Pemimpin kelompok (terapis) perlu melakukan upaya agarkekohesifan kelompok dapat terwujud, seperti mendorong anggotakelompok bicara satu sama lain, diskusi dengan kata-kata kita,menyampaikan kesamaan anggota kelompok, membantu anggotakelompok untuk mendengarkan ketika yang lain bicara. Kekohesifanperlu diukur melalui seberapa sering antara anggota memberipujian dan mengungkapkan kekaguman satu sama lain.

  • 2.1.1 Perkembangan KelompokKelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas

    untuk tumbuh dan kembang. Pemimpin akan mengembangkankelompok melalui empat fase, yaitu: 1. fase prakelompok 2. faseawal kelompok 3. fase kerja kelompok 4. fase terminasikelompok1. Fase prakelompok

    Hal penting yang harus diperhatiakan ketika memulaikelompok adalah tujuan dan kelompok. Ketercapaian tujuansangat dipengaruhi oleh perilaku pimpinan dan pelaksanaankegiatan kelompok untuk mencapai tujuan tersebut. Untukitu, perlu disusun proposal atau panduan pelaksanaankegiatan kelompok.

    Garis besar isi proposal adalah; daftar tujuan umumdan khusus, daftar pemimpin kelompok disertai keahliannya;daftar kerangka teoritis yang akan digunakan pemimpinuntuk mencapai tujuan; daftar criteria anggota kelompok;uraian proses seleksi anggota kelompok; uraian strukturkelompok: tempat sesi, waktu sesi, jumlah anggota, jumlahsesi, perilaku anggota yang diharapkan, dan perilakupemimpin yang diharapkan; uraian tentang proses evaluasianggota kelompok dan kalompok; uraian alat dan sumberyang dibutuhkan; jika perlu, uraian dana panduanmenjalankan kegiatan kelompok.

  • 2. Fase awal kelompokFase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya

    kelompok baru, dan peran yang baru. Yalom (1995) dalamStuart dan Laraia (2001) membagi fase ini menjadi tiga fase,yaitu orientasi, konik, dan kohesif. Sementara itu, Tukman(1965) dalam Stuart dan Laraia (2001) juga membaginyadalam tiga fase, yaitu forming, storming, dan norming.1) Tahap Orientasi

    Pada tahap ini pemimpin kelompok lebih aktif dalammemberi pengarahan. Pemimpin kelompokmengorientasikan anggotanya pada tugas utama danmelakukan kontrak yang terdiri dan tujuan, kerahasiaan,waktu pertemuan, struktur, kejujuran, dan aturankomunikasi, misalnya hanya satu orang yang bicara padasatu waktu, norma perilaku, rasa memiliki, atau kohesifantara anggota kelompok diupayakan terbentuk padafase orientasi

    2) Tahap KonikPeran dependen dan independen terjadi pada tahap ini,sebagaian ingin pemimpin yang memutuskan dansrbagaian ingin pemimpin lebih mengarahkan atausebaliknya anggota inggin berperan sebagai pemimpin.Adapula anggota yang netral dan dapat membantumenyelesaikan konik peran yang terjadi. Perasaanbermusuhan yang ditampilkan, baik antar anggotakelompok maupun anggota dengan pemimpin dapatterjadi pada tahap ini. Pemimpin perlu memfasilitasiungkapan perasaan, baik positif maupun anggotamembantu kelompok mengenali penyebab konik. Sertamencegah perilaku yang tidak produktif, seperti menuduhanggota tertentu sebagai penyebab konik.

    3) Tahap Kohesif

  • Setelah tahap konik, anggota kelompok merasakanikatan yang kuat satu sama lain. Perasaan positif akansemakin sering diungkapkan. Pada tahap ini, anggotakelompok merasa bebas membuka diri tentang informasidan lebih intim satu dengan yang lain. Pemimpin tetapberupaya membahayakan kehidupan anggota kelompokdalam melakukan penyelesaian masalah. Pada tahapakhir fase ini, tiap anggota kelompok belajar bahwaperbedaan tidak perlu ditakutkan. Mereka membantupencapaian tujuan yang menjadi suatu realitas.

    3. Fase Kerja KelompokPada fase ini kelompok sudah menjadi tim. Walaupun

    mereka bekerja keras, tetapi menyenangkan bagi anggotadan pemimpin kelompok. Kelompok menjadi stabil danrealitas. Kekuatan terapiutik dapat tampak seperti dijelaskanoleh Yalom dan Vinoradov (1989) dalam Stuart dan Laraia(2001), yaitu sebelas faktor: memberi informasi, instalansiharapan, kesamaan, altruisme, koreksi pengalaman,pengembangan teknik intcraksi sosial, peniruan perilaku,belajar hubungan inpersonal, faktor eksistensi, katarsis, dankekohesifan kelompok.

    Tugas utama pemimpin adalah membantu kelompokmencapai tujuan dan tetap menjaga kelompok ke arahpencapaian tujuan. Serta mengurangi dampak dan faktor apasaja yang dapat mengurangi produktitas kelompok. Selainitu, pemimpin juga bertindak sebagai konsultan.

    Beberapa masalah yang mungkin muncul adalahsubgroup, conict, self-desciosure, dan resistance. Beberapaanggota kelompok menjadi sangat akrab, berlombamendapatkan perhatian pemimpin kelomppok agar segeramelakukan strukturisasi. Pada akhir fase ini, anggotakelompok menyadari produktitas dan kemampuan yang

  • bertambah disertai percaya diri dan kemandirian. Padakondisi ini kelompok segera masuk ke fase berikut, yaituperpisahan.

    4. Fase TerminasiTerminasi dapat sementara (temporal) atau akhir.

    Terminasi dapat pula terjadi karena anggota kelompok ataupemimpin kelompok keluar dan kelompok. Evaluasi umumnyadifokukan pada jumlah pencapaian baik kelompok maupunindividu. Pada tiap sesi dapat pula dikembangkan instrumenevaluasi kemampuan induvidual dan anggota kelompok.Terminasi dapat dilakukan pada akhir tiap sesi atau beberapasesi yang merupakan paket dengan memperhatikanpencapaian tertentu. Terminasi yang sukses ditandai olehperasaan puas dan pengalaman kelompok akan digunakansecara individual pada kehidupan sehari-hari. Pada akhirsesi, perlu dicatat atau didokumentasikan proses yang terjadiberupa notulen. Juga didokumentasikan pada catatanimplementasi tindakan keperawatan tentang pencapaian danperilaku yang perlu dilatih pada klien di luar sesi.

    2.1.2 Jenis Terapi KelompokBeberapa ahli membedakan kegiatan kelompok sebagai

    tindakan keperawatan pada kelompok dan terapi kelompok.Stuart dan Laraia (2001) menguraikan beherapa kelompokyang dapat dipimpin dan digunakan perawat sebagai tindakankeperawatan bagi klien misalnya, task groups, suporativegroups, brief therapy groups, intensive problem solving groups,medication groups, activity therapy, dan peer support groups.Wilson dan Kneisi (1992) menyampaikan beberapa terapikelompok seperti, analytic group psycho therapy, psychodrama, self-help groups, remotivation, redukasi, dan clientgovernment groups. Terapi aktivitas kelompok Rawlins,

  • Williams, dan Beck (1993) membagi kelompok menjadi tiga,yaitu terapi kelompok, kelompok terapeutik, dan terapiaktivitas kelompok.1. Terapi Kelompok

    Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klienditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenagayang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapikelompok adalah membuat sadar diri, peningkatanhubungan interpersonal, membuat perubahan atauketiganya.

    2. Kelompok TerapeutikKelompok terapeutik membantu mengatasi stress emosi,penyakit sik krisis, tumbuh kembang, atau penyesuaiansosial, misalnya kelompok wanita hamil yang akan menjadiibu, individu yang kehilangan, dan penyakit terminal.Banyak kelompok terapeutik yang dikembangakan menjadiself-help-group. Tujuan dan kelompok ini adalah sebagaiberikut :1) Mencegah masalah kesehatan2) Mendidik dan mengembangkan potensi kelompok3) Meningkatkan kualitas kelompok antara anggota

    kelompok saling membantu dalam menyelesaiakanmasalah.

    3. Terapi Aktivitas KelompokTerapi aktivitas kelompok di bagi sesuai dengan

    kebutuhan yaitu, stimulasi persepsi, slimulasi sensoris,orientasi realita, dan sosialisasi. Terapi aktivitas kelompoksering dipakai sebagai terapi tambahan. Sejalan dengan haltersebut, maka Lancaster mengemukakan beberapaaktititas yang digunakan pada TAK. yaitu menggambar,membaca puisi, mendengarkan musik, mempersiapkanmeja makan, dan kegiatan sehari-hari yang lain. Wilson dan

  • Kneisl (1992) menyatakan bahwa TAK adalah manual,rekreasi, dan teknik kreatif untuk memfasilitasi pengalamanseseorang serta meningkatkan respon sosial dan harga diri.Aktitas yang digunakan sebagai terapi di dalam kelompok,yaitu membaca puisi, seni, musik, menari, dan literature.Dari uraian tentang terapi aktitas kelompok yangdikemukakan oleh Wilson, Kneisl, dan Lancester ditemukankesamaan dengan terapi aktivitas kelompok tambahan yangdisampaikan oleh Rawlins, Williams, dan Beck. Oleh karenaitu, akan diuraikan kombinasi keduanya menjadi terapiaktivitas kelompok.

    Terapi aktitas kelompok dibagi empat, yaitu terapiaktivitas kelompok stimulasi kognitif / persepsi, terapiaktivitas kelompok stimulasi sensori, aktivitas kelompokorientasi realita dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.1) Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi / kognitif

    Klien dilatih mempersiapkan stimulus yang disediakanatau stimulus yang perna dialami. Kemampuan persepsiklien dievaluasi dan ditingkatkan pada setiap sesi.Dengan proses ini diharapkan respons klien terhadapberbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.Aktivitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yangdisediakan: baca artikel/majalah/ buku/puisi, menontonacara TV (ini merupakan stimulus yang disediakan);stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkanproses persepsi klien yang maladaptive atau distruktif,misalnya kemarahan, kebencian, putus hubunganpandangan negatif pada orang lain, dan halusinasi.Kemudian dilatih persepsi klien terhadap stimulus.

  • 2) Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensorisAktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensorisklien. Kemudian diobservasi reaksi sensoris klienterhadap stimulus yang disediakan, berupa espresiperasaan secara nonverbal ( ekspresi wajah., gerakantubuh). Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkankomunikasi verbal akan terstimulasi emosi danperasaannya, serta menampilkan respons. Aktivitasyang digunakan sebagai stimulus adalah musik, seni,menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya,dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaanklien, dapat digunakan sebagai stimulus.

    3) Terapi aktivitas kelompok orientasi realitaKlien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitarklien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada di sekelilingklien atau orang dekat dengan klien, dan lingkunganyang pernah mempunyai hubungan dengan klien.Demikian puladengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu, danrencana ke depan. Aktivitas dapat berupa orientasiorang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar, dansemua kondisi yang nyata.

    4) Terapi aktitas kelompok sosialisasiKlien dibantu untuk melakukan sosialisasi denganindividu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dapat puladilakukan secara bertahap dan interpersonal (satu dansatu) kelompok, dan massa. Aktivitas dapat berupalatihan sosialisasi dalam kelompokTabel 2.2 Tujuan, tipe, dan aktitas dan terapi aktitaskelompok (Sumber Rawlins,Williams, dan Beck, 1993)

    Tujuan Tipe Aktivitas

  • Mengembangkanstimulasi persepsi

    Bibliotherapy Menggunakan artikel,buku, sajak, puisi, suratkabar untuk merangsangatau menstimulasi berkirdan mengembangakanhubungan dengan oranglain. Stimuhis bisa berupaberbagai hal yangbertujuan untuk melatihpersepsi

    Mengembangkanstimulasi sensoris

    Musik, seni menari

    Relaksasi

    Menyediakan kegiatanmengekspresikanperasaanBelajar teknik relaksasidengan cara nafas dalam,relaksasi otot, imajinasi

    Mengembangkanorientasi realita

    Kelompok orientasirealitas, kelompokvalidasi

    Foku pada orientasi waktu,tempat, dan orang; benardan salah; Bantumemenuhi kebutuhan

    Mengembangkansosialisasi

    Kelompokremotivasi

    Kelompokmengingatkan

    Mengorientasikan diri danregresi pada klienmenarik dan realitasdalam berinteraksi atausosialisasiFokus pada mengingat

    2.2 Perawat Kualikasi Terapis dalam Aktitas KelompokRawlins, Williams dan Beck (1993 ) mengidentikasi tiga cara

    yang perlu dipersiapkan untuk menjadi terapis atau pemimpin terapikelompok, yaitu :1. Persiapan teoritis melalui pendidikan formal, literature dan

    lokakarya2. Praktek yang disuperfisi pada saat berperan sebagai pemimpin

    kelompok3. Pengalaman mengikuti terapi kelompok

    Diperkenankan memimpin terapi kelompok jika telahdipersiapkan Secara professional. American Nurses Association ( ANA )menetapkan pada praktek keperawatan psikiatri dan klinikal spesialisdapat berfungsi sebagai terapis kelompok sertikat dan ANA sebagai

  • spesialis klinik dalam keperawatan psikiatri-kesehatan jiwa menjaminperawat mahir dan kompeten sebagai terapis kelompok.

    The American Group Psychotherapy Association ( AGFA )sebagai badan akreditasi terapi kelompok menetapkan anggotanyaminimal berpendidikan master.

    Perawat yang memimpin kelompok terapiutik dan kelompoktambahan ( TAK ), persyaratannya harus mengetahui tentang masalahklien dan mengetahui metode yang dipakai untuk kelompok khususserta terampil berperan sebagai pemimpin.

    Menurut Stuart dan Sundeen (1995) peran perawat dalam terapiaktitas kelompok adalah sebagai berikut:1. Mempersiapkan program terapi aktitas kelompok

    Sebelum melaksanakan terapi aktitas kelompok, perawat harusterlebih dahulu membuat proposal. Proposal tersebut akandijadikan panduan dalam Melaksanakan terapi aktitas kelompok.Komponen proposal dalam terapi aktitas kelompok adalah :a. Menentukan tujuan umum dan tujuan khususb. Menentukan siapa yang menjadi leaderc. Kriteria keanggotaand. Menentukan proses screeninge. Persiapan pelaksanaan meliputi menentukan waktu

    pelaksanaan, tempat kegiatan, lamanya sessien, besarkelompok. kondisi ruangan, alat Bantu yang digunakan, harapanperilaku anggota dan leader

    f. Uraian tugas leader, co leader, fasilitator dan observerg. Biaya yang dibutuhkan

    2. Sebagai Leader dan Co Leadera. Menganalisa dan mengobservasi pola komunikasi dalam

    kelompokb. Membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamika

    kelompokc. Membantu motivator

  • d. Membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuatperaturan

    e. Mengarahkan dan memimpin jalanya terapi aktivitas kelompok3. Sebagai fasilitator

    Sebagai fasilitator perawat ikut serta dalam kegiatan kelompoksebagai anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus padaanggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalanya kegiatan

    4. Sebagai observera. Mencatat serta mengamati respon klienb. Mengamati jalanya aktitas terapic. Mencegah peserta yang draup outHal-hal yang perlu diobservasi dalam proses terapi aktitaskelompok adalah :a. Keanggotaan, meliputi : petugas, anggota yang lembat,

    anggota yang absent peran perawat disini mencatat danmengamati respon dari anggota kelompok terapi aktitaskelompok

    b. Issue kelompok atau perilaku yang didiskusikan kelompokc. Tema Kelompok

    Tema kelompok harus selalu diamati oleh observer, agar selamaterapi aktitas kelompok berlangsung tidak keluar dari temayang di sepakati pada kontrak awal

    d. Peran, norma perkembangan kelompokSelama proses terapi aktitas kelompok berlangsung, observermengobservasi peran yang teradi dikelompok dan kesesuaianperilaku anggota kelompok dengan norma kelompok

    e. Strategi kepemimpinan yang digunakan.f. Mempredeksi anggota dan respon kelompok setiap session

    5. Mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaana. Adanya Sub kelompok

    Apabila selama terapi aktitas kelompok ada beberapa anggotakelompok yang secara tidak sengaja membentuk kelompok ( Sub

  • kelompok ), maka perawat harus segera mengatasinyab. Keterbukaan yang kurangc. Resistensi baik individu maupun kelompokd. Adanya anggota kelompok yang draup out

    Anggota kelompok yang draup out merupakan anggotakelompok yang keluar atau tidak bisa mengikuti terapi aktitaskelompok sarnpai selesaiCara mengatasi masalah ini tergantung jenis kelompok terapis,kontok dan kerangka teori yang mendasari terapi aktitastersebut

  • 6. Program antisipasi masalahMerupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untukmengantisipasi keadaan yang bersifat darurat ( emergensi dalamterapi ) yang dapat mempengaruhi proses pelaksanann terapiaktitas kelompok

    7. PelaksanaanWaktu, tempat dan kegiatan pelaksanaan terapi aktitas kelompokdisesuaikan dengan panduan atau proposal yang telah di susun

    2.3 Terapi Aktitas Kelompok Sosialisasi (TAKS)Terapi aktitas kelompok (TAK) : Sosialisasi (TAKS) adalah

    upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien denganmasalah hubungan sosial (Keliat dan Akemat 2005)1. Tujuan

    Tujuan umum TAKS yaitu klien dapat meningkatkan hubungan sosialdalam kelompok secara bertahap. Sementara tujuan khususnyaadalah :a. Klien mampu mernperkenalkan dirib. Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompokc. Klien mampu bercakap-cakap dcngan amggola kelompokd. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik

    percakapane. Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah

    pribadi pada orang lainf. Kilen mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi

    kelompokg. Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat

    kegiatan TAKS yang telah dilakukan

  • 2. Aktitas IndikasiAktivitas TAKS dilakukan tujuh sesi yang melatih kemampuansosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah kliendengan gangguan hubungan sosial berikut:1) Klien menarik diri yang telah melakukan interaksi interpersonal2) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai

    dengan stimulusSesi 1 : TAKSTujuanKlien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan namalengkap, nama pangilan, asal dan hobiSetting1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran2) Ruangan nyaman dan tenangAlat1) Tape recorder2) Kaset marilah kemari ( Titik puspa)3) Bola tenes4) Buku catatan dan pulpen5) Jadwal kegiatan klienMetode1) Dinamika kelompok2) Diskusi dan Tanya jawab3) Bermain peran atau stimulasiLangkah-langkah1) Persiapan

    a) Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu isolasi sosialmenarik diri

    b) Membuat kontrak dengan klienc) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

    2) Orientasi

  • Pada tahap ini terapis melakukana) Memberikan salam terapiutik : salam dari terapisb) Evaluasi / validasi: Menanyakan perasaan klien saat inic) Kontrak

    (1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri(2) Menjelaskan aturan main berikut:

    a. Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompokharus meminta ijin kepada terapis

    b. Lama kegiatan 45 menitc. Setiap klien mengikuti kegiatan danriawal sampai

    selesai3) Tahap Kerja

    a) Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akandihidupkan serta bola akan diedarkan berlawanan denganarah jarum jam (yaitu ke arah kiri) dan pada saat tapedimatikan maka anggota kelompok yang memegang bolamemperkenalkan diri

    b) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenesberlawanan dengun arah jarum jam

    c) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yangmemegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan salam,nama lengkap, nama pangilan, hobi dan asal dimulai terapissebagai contoh.

    d) Tulis nama panggilan pada kertas/papan nama dantemple/pakai.

    e) Ulangi b, c dan d sampai semua anggota kelompok dapatgiliran

    f) Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompokdengan memberi tepuk tangan

    4) Tahap Terminasia) Evaluasi

    (1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

  • (2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompokb) Rencana tindak lanjut

    (1) Menganjurkan tiap anggota kelompok melatihmemperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupansehari-hari

    (2) Memasukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwalkegiatan harian klien

    c) Kontrak yang akan datang(1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu berkenalan dengan

    anggota kelompok.(2) Menyepakati waktu dan tempat.

    5) Evaluasi dan DokumentasiEvaluasiEvaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung,khususnya pada tahap kerja untuk menilai kemampuan klienmelakukan TAK. Aspek yang di nilai adalah kemampuan kliensesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi I, Evaluasikemempuan klien memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal.DokumentasiDokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien ketika TAKpada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klienmengikuti Sesi 1 TAKS, klien mampu memperkenalkan dirisecara verbal dan non verbal, dianjurkan klien memperkenalkandiri pada klien lain di ruang rawat.

    Sesi 2 : TAKSTujuanKlien mampu berkenalan dengan anggota kelompok :a. Memperkenalkan diri sendiri Nama lengkap, nama panggilan,

    asal dan hobi.b. Menanyakan diri anggota kelompok lain : Nama lengkap, nama

    pangilan, asal dan hobi

  • Settinga. Klien dan terapis duduk bersamaan dalam lingkaranb. Rungan nyaman dan tenangAlata. Tape recorderb. Kaset marilah kemari (Titik puspa)c. Bola tenesd. Biku catatan dan pulpene. Jadwal kegiatan klienMetodea. Dinamika kelompokb. Diskusi dan tanya jawabc. Bermain peran / simulasiLangkah kegiatan1) Persiapan

    a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada Sesi 1TAKS

    b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan2) Orientasi

    a) Memberikan salam terapiutik(1) salam dari terapis(2) Peserta dan terapis memakai papan nama

    b) Evaluasi / validasi(1) Menanyakan perasaan klien saat ini(2) Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan diri

    pada orang lainc) Kontral

    (1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengananggota kelompok

    (2) Menjelaskan aluran main berikuta. Jika ada peserta yang akan meningalkan kelompok,

    harus meminta ijin kepada terapis

  • b. Lama kegiatan 45 menitc. Setiap klien mengikuti kegiatan dan awal sampai

    selesai3) Tahap Kerja

    a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenesberlawanan dengan arah jarum jam.

    b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yangmemegang bola mendapat giliran untuk berkenalan dengananggota kelompok yang ada di scbelah kanan dengan caraa. Memberi salamb. Menyebutkan nama lengkap, nama pangilan, asal dan

    hobic. Menanyakan nama lengkap, nama pangilan, asal dan hobi

    lawan bicarad. Dimulai oleh terapis sebagai contoh

    c) Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapatgiliran

    d) Hidupkan bembali kaset pada tape recorder dan edarkanbola. Pada saat tape (dimatikan, minta pada anggotakelompok yang memegang bola untuk memperkenalkananggota kelompok yang disebelah kanannya kepadakelompok, yaitu nama lengkap, nama pangilan, asal dan hobidimulai dan tempis sebagai contoh.

    e) Ulangi d sampai semua anggota mendapat giliran.f) Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok

    dengan memberi tepuk tangan.

  • 4) Tahap Terminasia) Evaluasi

    (1) Menanyakan perasaan klice setelah mengikuti TAK(2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

    b) Rencana tindak lanjut(1) Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan(2) Memasukan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan

    harian klienc) Kontrak yang akan datang

    (1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu denganbercakap-cakap tentang kehidupan pribadi

    (2) Menyepakati waktu dan tempat5) Evaluasi dan dokumentasi

    EvaluasiEvaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnyapada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuanklien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi 2, dievaluasikemampuan klien dalam berkenalan secara verbal dan nonverbal. DokumentasiDokumentasi yang klien miliki ketika TAK pada catatan proseskeperawatan klien misalnya, jika nilai klien 7 untuk verbal dan 3untuk non verbal. catatan keperawatan adalah Klien mengikutiTAKS Sesi 2, klien mampu berkenalan secara verbal dannonverbal, anjurkan klien berkenalan dengan klien lain, buatjadwal.

    Sesi 3 : TAKSTujuanKlien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompoka. Menanyakan kehidupan pribadi kepada satu orang anggota

    kelompok

  • b. Menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadiSettinga. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.b. Ruangan nyarnan dan tenang.Alata. Tape recorderb. Kaset marilah kernari ( Titik puspa )c. Bola tenesd. Buku catatan dan pulpene. Jadwal kegiatan klienMetodea. Dinamika kelompokb. Diskusi dan tanya jawabc. Bermain peran / simulasiLangkah Kegiatan1) Persiapan

    a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada Sesi 2TAKS

    b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan2) Orientasi

    a) Salam terapiutikPada tahap ini terapis melakukan(1) Memberi salam terapiutik(2) Peserta dan terapis memakai papan nama

    b) Evaluasi / validasi(1) Menanyakan perasaan klien saat ini(2) Menanyakan apakah telah mencoba memperkenalkan

    diri pada orang lainc) Kontral

    (1) Menjelaskari tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengananggota kelompok

    (2) Menjelaskan aturan main berikut :

  • a. Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok,harus meminta ijin kepada terapis

    b. Lama kegiatan 45 menitc. Setiap klien mengikuti kegiatan dan awal sampai

    selesai3) Tahap Kerja

    a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenesberlawanan dengan arah jarum iam.

    b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yangmemegang bola mendapat giliran

    c) Untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang ada disebelah kanan dengan cara:1. Memberi salam2. Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan

    hobi3. Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan

    hobi lawan4. Dimulai oleh terapis sebagai contoh

    d) Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapatgiliran

    e) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompokdengan memberikan tepuk tangan.

    4) Tahap Terminasia) Evaluasi

    (1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK(2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

    b) Rencana tindak lanjut(1) Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap

    tentang kehidupan pribadi dengan orang lain padakehidupan sehari-hari

    (2) Memasukan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatanharian klien

  • c) Kontrak yang akan datang(1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan

    dan membicarakan topik pembicaraan tertentu(2) Menyepakati waktu dan tempat

  • 5) Evaluasi dan DokumentasiEvaluasiEvaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnyapada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuanklien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Scsi 3, dievaluasikemampuan verbal dalam bertanya dan menjawab pada saatbercakap-cakap serta kemampuan non verbalnya..DokumentasiDokumentasi yang klien miliki ketika TAK pada catatan proseskeperawatan klien misalnya, nilai kemampuan verbal bertanya 2,kemampuan verbal menjawab 2, dan kemampuan non verbal 2,maka catatan keperawatan adalah : Klien mengikuti TAKS Sesi 3,klien belum mampu bercakap-cakap secara verbal dan nonverbal di anjurkan latihan di ulang di ruangan.

    Sesi 4 : TAKSTujuanKilen mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengananggota kelompok :a. Menyampaikan topik yang ingin di bicarakanb. Memilih topik yang ingin dibicarakanc. Memberi pendapat tentang topik yang dipilihSettinga. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.b. Ruangan nyaman dan tenangAlata. Tape recorderb. Kaset marilah kemari ( Titik puspa )c. Bola tenesd. Buku catatan dan pulpene. Jadwal kegiatan klienf. Flipehart / whiteboard dan spidol

  • Metodea. Dinamika kelompokb. Diskusi dan Tanya jawabc. Bermain peran / simulasiLangkah Kegiatan1) Persiapan

    a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada sesi 3TAKS

    b) Mempersiapkan alat dani tempat pertemuan2) Orientasi

    a) Salam terapiutikPada tahap ini terapis melakukan(1) Memberi salam terapiutik(2) Peserta dan terapis memakai papan nama

    b) Evaluasi / validasi(1) Menanyakan perasaan klien saat ini(2) Menanyakan apakah telah mencoba latihan

    bercakap-cakap dengan orang lainc) Kontrak

    (1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikan,memilih dan memberi pendapat tentang topikpercakapan.

    (2) Menjelaskan aturan main berikuta. Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok,

    harus meminta ijin kepada terapisb. Lama kegiatan 45 menitc. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

    selesai3) Tahap Kerja

    a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenesberlawanan dengan arah jarum jam.

    b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang

  • memegang bola mendapat giliran untuk menyampaikan satutopik yang ingin di bicarakan. Dimulai oleh terapis sebagaicontoh misalnya : cara bicara yang baik atau cara mencariteman.

    c) Tuliskan pada ipchart / whiteboard topik yang di sampaikansecara berurutan.

    d) Ulangi a, b dan c sampai semua anggota kelompokmenyampaikan topik yang ingin di bicarakan.

    e) Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola tenes. Pada saatdimatikan anggota yang memegang bola memilih topik yangdisukai untuk dibicarakan dan daar yang ada.

    f) Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih topik.g) Terapis membantu menetapkan topik yang paling banyak

    dipilih.h) Hidupkan lagi kaset dan edarkan lagi bola tenes. Pada saat

    dimatikan anggota yang memegang bola menyampaikanpendapat tentang topik yang dipilih.

    i) Ulangi h sampai semua anggota kelompok menyampaikanpendapat.

    j) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompokdengan memberi tepuk tangan

    4) Tahap Terminasia) Evaluasi

    (1) Menanyakan perasaan kilen setelah mengikuti TAK(2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

    b) Rencana tindak lanjut(1) Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap

    tentang topik tertentu dengan orang lain pada kehidupansehari-hari

    (2) Memasukan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatanharian klien

    c) Kontrak yang akan datang

  • (1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu menyampaikan danmembicarakan masalah pribadi.

    (2) Menyepakati waktu dan tempat5) Evaluasi dan Dokumentasi

    EvaluasiEvaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnyapada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuanklien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi 4, dievaluasikemampuan verbal menyampaikan, memilih dan memberipendapat tentang topik percakapan serta kemampuan nonverbalnya,.DokumentasiDokumentasi yang klien miliki ketika TAK pada catatan proseskeperawatan klien misalnya, kemampuan verbal menyampaikandan memilih topik percakapan 3, kemampuan memberi pendapat2 , dan kemampuan non verbal 2. Oleh karena itu, catatankeperawatan adalah : Klien mengikuti TAKS Sesi 4, klien mampumenyampaikan dan memilih topik percakapan , tetapi belummampu memberi pendapat. Secara non verbal juga belummampu. Dianjurkan melatih klien bercakap-cakap dengan topiktertentu di ruangan

    Sesi 5 : TAKSTujuanKlien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah peribadidengan orang lain :a. Menyampaikan masalah pribadib. Memilih satu masalah untuk dibicarakanc. Memberi pendapat tentang masalah pribadi yang dipilihSettinga. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.b. Ruangan nyaman dan tenang.

  • Alata. Tape recorderb. Kaset marilah kemari ( Titik puspa )c. Bola tenesd. Buku catatan dan pulpene. Jadwal kegiatan klienf. Flipchart / whiteboard dan spidolMetodea. Dinamika kelompokb. Diskusi dan tanya jawabc. Bermain peran / simulasiLangkah Kegiatan1) Persiapan

    a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada sesi 4TAKS

    b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan2) Orientasi

    a) Salam terapiutikPada tahap ini terapis melakukan(1) Salam dari terapis(2) Peserta dan terapis memakai papan nama

    b) Evaluasi / validasi(1) Menanyakan perasaan klien saat ini(2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap

    tentang topik / hal tertentu dengan orang lain

  • c) Kontrak(1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu berkenalan dengan

    anggota kelompok(2) Menjelaskan aturan main berikut :

    a. Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok,harus meminta ijin kepada terapis

    b. Lama kegiatan 45 menitc. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

    selesai3) Tahap Kerja

    a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenesberlawanan dengan arah jarum jam.

    b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yangmemegang bola mendapat giliran untuk menyampaikan satutopik yang ingin dibicarakan. Dimulai oleh terapis sebagaicontoh misalnya : sulit bercerita atau tidak diperhatikanayah/ibu / kakak / teman.

    c) Tuliskan pada ipehart / whiteboard masalah yang disampaikan.

    d) Ulangi a, b dan c sampai semua anggota kelompokmenyampaikan masalah yang ingin dibicarakan.

    e) Hidupkan lagi kaset dan edarkan bola tenes. Pada saatdimatikan anggota yang memegang bola memilih masalahyang ingin dibicarakan.

    f) Ulangi e sampai semua anggota kelompok memilih mamilihmasalah yang ingin dibicarakan.

    g) Terapis membantu menetapkan topik yang paling banyakdipilih.

    h) Hidupkan lagi kaset dan edarkan lagi bola tenes. Pada saatdimatikan anggota yang memegang bola menyampaikanpendapat tentang masalah yang dipilih

  • i) Ulangi h sampai semua anggota kelompok menyampaikanpendapat.

    j) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompokdengan memberi tepuk tangan

    4) Tahap Terminasia) Evaluasi

    (1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK(2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

    b) Rencana tindak lanjut(1) Menganjurkan tiap anggota kelompok bercakap-cakap

    tentang masalah pribadi dengan orang lain padakehidupan sehari-hari

    (2) Memasukan kegiatan bercakap-cakap tentang masalahpribadi pada jadwal kegiatan jadwak klien

    c) Kontrak yang akan datang(1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu bekerja sama dalam

    kelompok(2) Menyepakati waktu dari tempat

  • 5) Evaluasi dan DokumentasiEvaluasiEvaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnyapada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuanklien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi 5, dievaluasikemampuan verbal klien menyampaikan, memilih dan memberimendapat tentang topik percakapan mengenai masalah pribadi,serta kemampuan verbalnya.DokumentasiDokumentasi kemampuan yang klien miliki ketika TAK padacatatan proses keperawatan klien misalnya, kemampuan verbalmenyampaikan topik masalah pribadi yang akan di percakapkan3 memilih dan memberi pendapat memberi pendapat 2, dankemampuan non verbal 4. Oleh karena itu, catatan keperawatanadalah : Klien mengikuti TAKS Sesi 5, klien mampumenyampaikan masalah pribadi yang ingin dibicarakan, belummampu mernilih dan memberi pendapat, tetapi non verbalnyabaik. Dianjurkan melatih klien bercakap-cakap dengan tentangmasalah pribadi dengan perawat dan klien di ruangan.

    Sesi 6 : TAKSTujuanKlien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok :a. Bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhannya pada

    orang lain.b. Menjawab dan memberi pada orang lain sesuai dengan

    permintaanSettinga. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.b. Ruangan nyaman dan tenang.Alat

  • a. Tape recorderb. Kaset marilah kemari ( Titik Puspa)c. Bola tenesd. Buku catatan dan pulpene. Jadwal kegiatan klienf. Kartu KwartetMetodea. Dinamika kelompokb. Diskusi dan tanya jawabc. Bermain peran / stimulasiLangkah Kegiatan1) Persiapan

    a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada Sesi 5TAKS

    b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan2) Orientasi

    a) Salam terapiutikPada tahap ini terapis melakukanMemberi salam terapiutik(1) Salam dari terapis(2) Peserta dan terapis memakai papan nama

    b) Evaluasi / validasi(1) Menanyakan perasaan klien saat ini(2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap

    tentang masalah pribadi dengan orang lainc) Kontrak

    (1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan bertanya danmeminta kartu yang diperlukan serta menjawab danmemberi kartu pada anggota kelompok.

    (2) Menjelaskan aturan main berikuta. Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok,

    harus meminta ijin kepada terapis

  • b. Lama kegiatan 45 menitc. Setiap klien mengikuti kegiatan dan awal sampai

    selesai3) Tahap Kerja

    a) Terapis membagi empat buah kartu kwartet untuk setiapanggota kelompok Sisanya diletakkan di atas meja

    b) Terapis meminta tiap anggota kelompok mcnyusun kartusesuai dengan sen (satu sen inenipunyai empat kartu )

    c) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenesberlawanan dengan arah jarum jam

    d) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yangmemegang bola mcmulai permainan berikut :(1) Meminta kartu yang dibutuhkan ( seri yang belum

    lengkap) kepada anggota kelompok di sebelah kanannya.(2) Jika kartu yang dipegang serinya lengkap, diumumkan

    kepada anggota kelompok dengan membaca judul darisub judul.

    (3) Jika kartu yang dipegang isinya tidak lengkapdiperkenankan mengambil satu kartu dari tumpukankartu di atas meja.

    (4) Jika anggota kelompok memberikan kartu yangdipegang pada yang meminta, ia herhak mengambil satukartu dari tumpukan kartu di atas meja.

    (5) Setiap menerima kartu, diminta mengucapkan terimakasih..

    e) Ulangi c dan djika d. 2 atau d. 3 terjadi.f) Deri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok

    dengan memberi tepuk tangan.4) Tahap Terminasi

    a) Evaluasi(1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK(2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok

  • b) Rencana tindak lanjut(1) Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan bertanya,

    meminta, menjawab dan memberi pada kehidupansehari-hari.

    (2) Memasukkan kegiatan bekerja sama pada jadwalkegiatan harian klien

    c) Kontrak yang akan datang(1) Menyepakati kegiatan berikut, yaitu bekerja sama dalam

    kelompok.(2) Menyepakati waktu dan tempat

    5) Evaluasi dan DokumentasiEvaluasiEvaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnyapada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuanklien scsuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi 6, dievaluasikemampuan verbal klien dalam bertanya, meminta, menjawabdan memberi serta kemampuan non verbal.DokumentasiDokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAKberlangsung, pada catatan proses keperawatan hari klienmisalnya, kemampuan verbal kemampuan verbal bertanya,meminta, menjawab dan memberi 4, serta kemampuan nonverbal 4. maka catatan keperawatan adalah : Klien mengikutiTAKS Sesi 6, klien mampu secara verbal dan non verbal daalambertanya, meminta, menjawab dan memberi. Anjurkan klienmelakukan di ruang rawat.

    Sesi 7 : TAKSTujuanKlien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatankelompok yang telah dilakukan.Seting

  • a. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.b. Ruangan nyaman dan tenang.Alata. Tape recorderb. Kaset marilah kemari ( Titik puspa )c. Bola tenesd. Buku catatan dan pulpene. Jadwal kegiatan klienMetodea. Dinamika kelompokb. Diskusi dan tanya jawabLangkah Kerja1) Persiapan

    a) Mengingatkan kontrak pada anggota kelompok pada Sesi 6TAKS

    b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan2) Orientasi

    a) Salam terapiutik(1) Salam dan terapis(2) Peserta dan terapis memakai papan nama

    b) Evaluasi / validasi(1) Menanyakan perasaan klien saat ini(2) Menanyakan apakah telah latihan bercakap-cakap

    tentang masalah pribadi dengan orang lainc) Kontrak

    (1) Melaksanakan tujuan kegiatan, yaitu menyampaikanmanfaat enam kali pertemuan TAKS.

    (2) Menjelaskan aturan main berikuta. Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok,

    harus meminta ijin kepada terapisb. Lama kegiatan 45 menitc. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai

  • selesai3) Tahap Kerja

    a) Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenesberlawanan dengan arah jarun jam.

    b) Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yangmemegang bola mendapat kesernpatan untuk menyampaikanpendapat tentang manfaat dari enam kali pertemuan yangtelah berlalu.

    c) Ulangi a, dan b sampai semua anggota kelompokmenyampaikan pendapat.

    d) Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompokdengan memberi tepuk tangan.

    4) Tahap Terminasia) Evaluasi

    (1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK(2) Memberi pujian atas keberhasilan kelompok(3) Menyimpulkan 6 kemampuan pada 6 kali pertemuan

    yang lalub) Rencana tindak lanjut

    (1) Menganjurkan tiap anggota kelompok tetap melatih diriuntuk enam kemampuan yang telah dimiliki, baik di RSmaupun di rumah

    (2) Melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga untukmemberi dukungan pada klien dalam menjalankankegiatan hidup sehari-hari.

    c) Kontrak yang akan datangMenyepakati rencana evaluasi secara periode

    5) Evaluasi dan DokumentasiEvaluasiEvaluasi dilakukan ketika proses TAK berlangsung khususnyapada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuanklien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAKS Sesi 7, dievaluasi

  • kemampuan-kemampuan klien menyampaikan manfaat TAKSyang telah berlangsung 6 sesi secaia verbal dan disertaikemampuan nonverbal. DokumentasiDokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika akhirTAKS, pada catatan proses keperawatan tiap klien. Disimpulkankemampuan yang telah dapat diterapkan oleh klien sehari-hari.(melalui jadwal kegiatan harian ), Jika klien belum mampu, kliendapat disertakan pada kelompok TAKS yang baru.

    2.4 Menarik Diri2.4.1 Pengertian Menarik Diri

    Menarik diri merupakan keadaan untuk menghindariinteraksi dengan orang lain dan menghindari hubungan denganorang lain. ( Rowlins, 1993 ). Menarik diri juga diartikan sebagaisuatu kondisi kesepian yang di exspresikan oleh individu dandirasakan scbagai sesuatu yang ditimbulkan oleh orang lain dansebagai suatu keadaan negatif (Towsend, 1998).

    2.4.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menarik DiriBerbagai faktor yang dapat menyebabkan seseorang

    menjadi menarik diri : (1) Faktor presdisposisi (2) Faktorpresipitasi.1. Faktor Presdisposisi

    a. Faktor PerkembanganKurang adanya sentuhan kasih sayang, perhatian,kehangatan dan keluarga akan menyebabkan rasa tidakaman sehingga kemampuan berhubungan tidak kuat yangberkir dengan menarik diri.

    b. Faktor BiologisAbnormalitas otak yang menyebabkan responneurobilogis yang maladaptive yang baru mulai dipahami.Ini termasuk kedalam hal-hal berikut:1) Penelitihan pencitraan otak sudah mulai menunjukan

    keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan

  • skizofrenia. Lesi pada area frontal, temporal dan limbicpaling berhubungan dengan perilaku psikotik

    2) Beberapa kimia otak dapat dikaitkan denganskizofrenia. Hasil penelitian sangant menunjukanhal-hal berikut ini:a. Dopamin neurotransmitter yang berlebihanb. Ketidakseimbangan antara dopamine dan

    neurotransmitter yang lainc. Masalah-masalah pada system reseptor dopamine

    Penelitihan pada keluarga yang melibatkan anak kembardan anak yang diadopsi telah diupayakan untukmengidentikasi penyebab genetic pada skizofrenia.Sudah ditemukan bahwa kembar identik yang dibesarkansecara terpisah mempunyai angka kejadian yang tinggipada skizofrenia daripada pasangan saudara sekandungyang tidak identik. Penelitian genetic terahkirmemfokuskan pada gene mapping (pemetaan gen)dalam keluarga dimana terdapat angka kejadianskizofrenia yang tinggi.

    c. Sosial BudayaStres yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitanskizofrenia dan gangguan psikotik lain tetapi tidakdiyakini sebagai utama gangguan. Secara biologismenetapkan ambang toleransi terhadap stress yangberinteraksi dengan stressor lingkungan untukmenentukan terjadinya gangguan perilaku.

    2. Faktor Presipitasia. Kehilangan keterikatan, yang nyata atau dilayangkan,

    termasuk kehilangan cinta seseorang, fungsi sik,kedudukan atau harga diri, karena elemen actual dansimbolik melibatkan konsep kehilangan, persepsi klienmerupakan hal yang sangat penting.

  • b. Peristiwa besar dalam kehidupan, sering dilaporkansebagai pendahulu episode depresi dan mempunyaidampak terhadap masalah-masalah yang dihadapisekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.

    c. Peran dan ketegangan peran telah dilaporkanmempengaruhi perkembangan depresi, terutama padawanita.

    d. Perubahan siologis diakibatkan oleh obat-obatan atauberbagai penyakit sik, seperti : infeksi, neoplasma, dangangguan keseimbangan metabolic, dapat mencetuskangangguan alam perasaan diantara obat-obatan tersebutterdapat obat anti hipertensi dan penyalahgunaa zat yangmenyebabkan kecanduan. Kebanyakan penyakit kronikyang melemahkan tubuh juga sering disertai dengandepresi. Depresi yang terdapat pada usia lanjut biasanyabersifat kompleks karena untuk menegakkan diagnosisnyasering melibatkan evaluasi dari kerusakan otak organic,dan depresi klinik.

    2.4.3 Tanda dan Gejala Menarik Diria. Tanda dan gejala yang dapat dikaji pada klien dengan

    Menarik Diri adalah:b. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpulc. Menghindar dari orang lain atau menyendirid. Komunikasi kurang / tidak adae. Tidak ada kontak mata pasien lebih sering merundukf. Berdiam diri di kamar / tempat terpisah.g. Menolak berhubungan dengan orang lainh. Tidak percaya dengan orang lain

    2.4.4 Rentang Respon

    Respon adaftif Respon maladaftif

  • MenyendiriOtonomiKebersamaanSalingketergantungan

    KesepianMenarik diriKetergantungan

    ManipulasiImpulsifNarsisisme

    Menyendiri1. Sifat individu manusia untuk lepas dari kehidupan sosial dalam

    sementara waktu. Otonomi

    Dapat berdiri sendiri dalam kehidupan sosial.1.Tidak menggantungkan diri pada orang lain.2.

    Kebersamaan1. Sifat sosial manusia untuk dapat beriteraksi dan berkomunikasi

    dengan orang lain.Saling ketergantungan1. Saling menolong dan membantu dalam kehidupan sosial2. Saling membutuhkan dalam mencapai kehidupan sosial.Kesepian

    Merasa sepi.1.Merasa orang lain tidak peduli.2.Merasa orang lain tidak memperhatikan.3.

    Menarik diri1. Keadaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain dan

    menghindari hubungan dengan orang lain.Ketergantungan

    Membutukan pertolongan dan bantuan orang lain dalam memenuhikebutuhannya.

    1.

    Tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri.2.

  • ManipulasiOrang lain diperlakukan seperti objek.1.Berorientasi pada diri sendiri atau pada tujuan, bukan berorientasipada orang lain.

    2.

    NarsisismeSecara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan danpujian.

    1.

    Sikap egosentris2.Pencemburu.3.Marah jika orang lain tidak mendukung.4.

    ImpulsifTidak mampu merencanakan sesuatu.1.Tidak mampu belajar dari pengalaman.2.Penilaian yang buruk.3.Tidak dapat diandalkan4.

  • 2.4.5 Asuhan Keperawatan Klien Menarik DiriMenurut Townsend (1998) untuk memberikan intervensi

    keperawatan pada klien Menarik Diri yang tepat dan benarmeliputi :1. Tujuan Umum

    Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungandengan kriteria :a. Klien mulai berinteraksi dengan diri dan orang lainb. Klien mengunakan kontak mata, sifat responsive pada

    wajah, dan perilaku non verbal lainya dalam berinteraksidengan orang lain

    c. Klien tidak menarik diri dan kontak sik2. Tujuan Khusus

    a. Bina hubungan saling percaya dengan klien1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non

    verbal.2) Perkenalkan diri dengan sopan3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama pangilan

    klien yang disukai4) Jelaskan tujuan pertemuan pada klien5) Jujur dan menepati janji

    b. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri1) Bicarakan dengan klien penyebab tidak ingin bergaul

    dengan orang lain2) Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri

    c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungandengan orang lain1) Bantu klien untuk menyebutkan keuntungan

    berhubungan dengan orang lain2)Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain3)Diskusikan tentang kerugian dan tidak berhubungan

  • dengan orang lain4)Bantu klien mengidentikasi kemampuan yang dimiliki

    klien untuk bergauld. Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap

    1) Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien2) Motivasi / temani klien untuk berinteraksi dengan

    klien lain / perawat lain3) Tingkatkan interaksi klien secara bertahap4) Libatkan klien dalarn terapi aktitas kelompok:

    sosialisasie. Klien dapat melakukan hubungan social secara bertahap

    1) Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaanyasetelah berhubungan dengan oran, lain

    2) Beri pujian atas keberhasilan klienf. Klien dapat menggunakan obat dengan baik dan benar

    1) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang obatyang harus diminum oleh klien

    2) Bantu klien untuk memastikan bahwva klien minumobat sesuai dengan program dokter

    3) Observasi tanda- tanda yang terkait dengan efeksamping obat

    4) Diskusikan dengan dokter bila ada efek samping obat

    2.5 Konsep Skizofrenia2.5.1 Denisi

    Istilah skizofrenia berasal dari bahasa jerman, yaitu schizo= perpecahan / split dan phrenos = pikiran / mind. Padaskizofrenia terjadi suatu perpecahan pikiran, perilaku danperasaan.

    2.5.2 Penyebab1. Keturunan

    Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan

  • bagi saudara tiri 0,9-1,8 %, bagi saudara kandung 7-15 %,bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderitaSkizotrenia 40-68%, kembar 2 telur 2-15 % dan kembarsatu telur 61-86 % ( Maramis, 1998; 215).

    2. EndokrinTeori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnyaSkizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan ataupuerperium dan waktu klimakterium., tetapi teori ini tidakdapat dibuktikan.

  • 3. MetabolismeTeori ini didasarkan karena penderita Skizotrenia tampakpucat, tidak sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsumakan berkurang dan berat badan menurun serta padapenderita dengan stupor katatonik konsurusi zat asammenurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian denganpemberian obat halusinogenik.

    4. Susunan saraf pusatPenyebab Skizofrenia diartikan pada kelainan SSP yaitu padadiensefalon atau kortek otak, tetapi kelainan patologis yangditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan postmortematau merupakan artefak pada waktu membuat sediaan.

    5. Teori Adolf MeyerSkizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebabhingga sekarang tidak dapat ditemukan kelainan patologisanatomis atau siologis yang khas pada SSP tetapi Meyermengakui bahwa suatu suatu konstitusi yang inferior ataupenyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnyaSkizofrenia. Menurut Meyer Skizofrenia merupakan suatureaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbuldisorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebutmenjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

    6. Teori Sigmund FreudSkizofrenia terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbulkarena penyebab psikogenil: ataupun somatik (2) superegodikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yangberkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisme dan (3)kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transference)sehingga terapi psiko analitik tidak mungkin.

    7. Eugen BlueulerPenggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama

  • penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakanatau disharmoni antara proses berkir, perasaan danperbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2kelompok yaitu gejala primer (gangguan proses pikiran,gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejalasekunder (wahan, halusinasi dan gejala katatonik ataugangguan psikomotorik yang lain).

    8. Teori LainSkizofrenia scbagai suatu sindroma yang dapat disebabkanoleh bermacam-macaam sebab antara lain keturunan,pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakitbadaniah seperti lues otak, arteroskierosis otak dan penyakitlain yang belum diketahui.

    2.5.3 Pedoman Diagnostik Skizofernia1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas

    ( dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itukurang tajam atau kurang jelas) :1) Thought echo adalah isi pikiran dirinya sendiri yang

    berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras)dari isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namunkualitasnya berbeda; atau Thought insertion orwithdrawal adalah isi pikiran yang asing dari luar masukkedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambilkeluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); danThought broadcasting adalah isi pikirannya tersiarkeluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.

    2) Delusion of control adalah waham tentang dirinyadikendalikan oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar;atau Delusion of inuence adalah waham tentangdirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan tertentu danluar; atau Delusion pf passivity adalah waham tentang

  • dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatukekuatan dari luar; (tentang dirinya secara jelas merujukke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran,tindakan, atau pengindraan khusus); Delusionalperception adalah indrawi yang tak wajar, yangbermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifatmistik atau mukjizat.

    3) Halusinasi auditonik : suara halusinasi yang berkomentarsecara terus mencrus terhadap perilaku pasien, ataumendisusikan perihal pasien diantara mereka sendiri(diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenissuara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagiantubuh.

    4) Waham waham menetap jenis lainnya, yang menurutbudaya setempat dianggap tidak wajar dari sesuatu yangmustahil, misalnya perihal keyakinan agama diatasmanusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca,atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunialain).

    2. Atau paling sedikit ada dua gejala dibawah ini yang harusselalu ada secara jelas:1) Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja,

    apabila disertai baik oleh waham yang mengambangmaupun setengah berbentuk tanpa kandungan afektifyang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiaphari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulanterus menerus

    2) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalamisisipan (interpaion), yang berakibat inkoherensi ataupembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

    3) Perilaku katatonik, seperti kcadaan gaduh gelisah

  • (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), ataueksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;

    4) Gejala-gejala negative, seperti sikap sangat apatis,bicara yang jarang, dan respon emosional yangmenumpuk atau tidak wajar, biasanya yangmengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial danmenurunya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semuahal tersebut tidak disebabkan oleb depresi atau medikasineuroleptika;

    5) Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telahberlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih(tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);

    6) Harus ada suatu perubahan yang konsisten danbermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) daribeberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior),bermanisvestasi sebagai hilangnya minat, hidup takbertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam dirisendirii, (self-absorbed attitude), dan penarikan dirisecara sosial

    2.5.4 Pembagian SkizofreniaKraepelin membagi Skizofrenia dalam beberapa jenis

    berdasarkan gejala utama antara lain:1. Skizofrenia Simplek

    Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utamaberupa kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.Gangguan proses berkir sukar ditemukan, waham dunhalusinasi jarang didapat, jenis initimbulnya perlahan-lahan.

    2. Skizofernia HebefreniaPermulannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbulpada masa remaja atau antara 15-25 tahun. Gejala yangmenyolok ialah gangguan proses berkir, gangguan kemauan

  • dan adaanya depersenalisasi atau double personality.Gangguan psikomotor seperti mannerism, neologisme atauperilaku kekanak-kanakan sering terdapat, waham danhalusinasi banyak sekali

    3. Skizofernia KatatoniaTimbulnya pertama kali umur 15-30 tahun dan biasanya akutserta sering didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadigaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.

    4. Skizofrnie ParanoidGejala yang menyolok ialah waham primer, disertai denganwaham-waham sekunder dan halusinasi. Denganpemeriksaan yang teliti ternyata adanya gangguan prosesberlikir, gangguan afek emosi dan kemauan.

    5. Episode Skizofrenia AkutGejala Skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien sepertidalam keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut.Dalam keadaan ini timbul perasaan seakan-akan dunia luarmaupun dirinya sendiri berubah, semuanya seakan-akanmempunyai suatu arti yang khusus baginya.

    6. Skizofrenia ResidualKeadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapitidak jelas adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbulsesudah beberapa kali serangan Skizofrenia.

    7. Skizofrenia Skizo AfektifDisamping gejala Skizofren ia terdapat menonjol secarabersamaaan juga gejala-gejala depresi (skizo clepresif ) ataugejala mania (psikomanik). Jenis ini cenderung untukmenjadi sembuh tanpa efek, tetapi mungkin juga timbulserangan lagi.

    2.5.5 Pengobatan1. Farmakoterapi

  • Neroleptika dengan dosis efektif rendah lebih bermanfaatpada penderita dengan skizofrenia yang menahun, yangdengan dosis efektif tinggi lebih berfaedah pada penderitadengan psikomotorik yang meningkat. Pada penderitaparanoid triuoperazin rupanya lebih berhasil. Denganfenotiazin biasanya waham dan halusinasi hilang dalamwaktu 2-3 minggu. Bila tetap masih ada waham danhalusinasi, maka penderita tidak begitu terpengaruh lagi danmenjadi lebiuh kooperatif, mau ikut serta dengan kegiatanlingkungannya dan mau turut terapi kerja.

    2. Psikoterapi dan rehabilitasiPsikoterapi dalam bentuk psikoanalisa tidak membawa hasilyang diharapkan, bahkan ada yang berpendapat tidak bolehdilakukan pada penderita dengan skizofrenia karena justrudapat menambah isolasi dan otisme. Yang dapat membantupenderita ialah psikoterapi suportif individual atau kelompok,serta bimbingan yang praktis dengan maksud untukmengembalikan penderita ke masyarakat.Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaullagi dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter.Maksudnya supaya dia tidak mengasingkan diri lagi, karenabila dia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yangkurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan ataulatihan bersama. Pemikiran masalh falsafat atau kesenianbebas dalam bentuk melukis bebas atau bermain musikbebas, tidak dianjurkan sebab dapat menambah otisme. Biladilakukan juga, maka harus ada pemimpin dan adatujuanyang lebih dahulu sudah ditentukan.

    3. Terapi elektro-konvulsi (TEK)Seperti juga dengan terapi konvulsi yang lain, carabekerjanya elektrokonvulsi belum diketahui dengan jelas.Dapat dikatakan bahwa terapi konvulsi dapat memperpendek

  • serangan skizofrenia dan mempermudah kontak denganpenderita. Akan tetapi terpi ini tidak dapat mencegahserangan yang akan datang.

    4. Terapi koma insulinPemberian insulin yang berguna untuk mengaturmetabolisme karbohidrat. Meskipun pengobatan ini tidakkhusus, bila diberikan pada permulaan penyakit, hasilnyamemuaskan. Presentasi kesembuhan lebih besar bila dimulaidalam waktu 6 bulan sesudah penderita jatuh sakit. Terapikoma insulin memberi hasil yang baik pada katatonia danskizofrenia paranoid.

    5. Lobotomi prefrontalPengeratan semua serabut saraf dari dan ke suatu bagianotak. Dapat dilakukan bila terapi lain secara intensif tidakberhasil dan bila penderita sangat mengganggulingkungannya.

    2.5.6 PrognosisUntuk menentukan prognosis harus mempertimbangkanbeberapa faktor, antara lain:1. Kepribadian prepsikotik; bila skizoid dan hubungan antar-

    manusia memang kurang memuaskan, maka prognosa lebihjelek

    2. Bila skizofrenia timbul secara akut, maka prognosa lebihbaik dan pada bila penyakit itu mulai secara perlahan lahan

    3. Jenis; Prognosa jenis katatonik yang paling baik dan semuajenis. Sering penderita-penderita dengan katatonia sembuhdan kembali ke kepribadian prepsikotik. Kemudian menyusuljenis paranoid. Hanyak dari pendenita ini dapat dikembalikanke masyarakat. Hebrifrenia dan skizofrenia simplex

  • mempunyai prognosa yang sama jelek. Biasanya penderitadengan jenis skizofrenia ini menuju ke arah kemunduranmental.

    4. Umur ; Makin muda permulaanya, makin jelek prognosanya5. Pengobatan ; Makin lekas diberi pengobatan, makin baik

    prognosanya6. Dikatakan bahwa bila mendapat faktor pencetus, seperti

    penyakit badaniah atau stress psikologik, maka prognosanyalebih baik

    7. Faktor keturunan ; prognosa menjadi lebih berat biladidalam keluarga terdapat seorang anggota keluarga yangjuga menderita.

  • Text Box:Skizofrenia

    BAB 3Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

  • Keterangan : Diukur Tidakdiukur

    Gambar 2.1 Kerangka konseptual Pengaruh Terapi Aktivitas KelompokSosialisasi Terhadap peningkatan sosialisasi pada klienskizofrenia dengan riwayat menarik diri.di Rumah SakitJiwa Menur Surabaya

  • Keterangan :

    Menarik diri merupakan keadaan untuk menghindari interaksidengan orang lain dan menghindari hubungan dengan orang lainsehingga pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengembalikanklien agar mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan(Townsend, 1998)

    Ada beberapa faktor yang membuat seseorang menjadi menarikdiri yaitu : Faktor presipitasi antara lain kehilangan keterikatan,peristiwa besar, peran, perubahan siologis. Faktor predisposisi antaralain biologi, psikologis dan sosial budaya. Menarik diri klien dapat pulihkembali jika klien mampu berpandangan yang positif terhadap dirinya,berkir realistis, mau berinteraksi dengan orang lain dan lingkunganyadan dapat menghadapi setiap tantangan yang menghadang. Menarikdiri bisa di atasi bila klien mendapatkan stimulus yang tepat. Stimulusyang di berikan diantaranya adalah terapi aktitas kelompoksosialisasi.

    HipotesisAda pengaruh terapi aktivitas kelompok sosialisasi terhadappeningkatan sosialisasi pada klien skizofrenia dengan riwayat menarikdiri.

  • BAB 4METODE PENELITIAN

    Metode penelitihan merupakan cara yang akan dilakukan dalamproses penelitian (Aziz A, 2007) Pada bab ini akan dibahas mengenairancangan penelitihan, kerangka oprasional, desain sampling, identikasivariabel dan denisi oprasional, populasi, sampel dan sampling, prosedurpengumpulan data dan etika penelitian.4.1 Desain Penelitian

    Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasyexperiment penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungansebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disampingkelompok eksperimental.Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut

    SUBYEK PRATEST PERLAKUAN PASKA TESTK-AK-B

    00

    Time 1

    1-

    Time 2

    01 A01 BTime 3

    KeteranganKA : Kelompok PerlakuanKB : Kelompok control (tidak diberi terapi aktitas kelompok

    Sosialisasi, tapi subyek tetap diberi tindakan rutin)_ : Tidak diberi terapiO : Observasi sebelum perlakuan1 : Diberi terapi aktitas kelompok sosialisasi01 (A+B) : Identikasi sesudah perlakuan

  • 4.2 Kerangka Kerja

    Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitihan pengaruh terapi aktitas kelompoksosialisasi terhadap peningkatan sosialisasi pada pasienskizofrenia dengan riwayat menarik diri di Rumah Sakit JiwaMenur Surabaya

    4.3 Populasi, Sampel dan Sampling4.3.1 Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjekyang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yangditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

  • kesimpulannya (Aziz A, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalahklien skizofrenia dengan riwayat menarik diri yang sedang menjalanirawat inap di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya yang berada diruangan Gelatik.

    4.3.2 Sampel PenelitianSampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau

    sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (AzizA, 2007). Dalam pemilihan sampel peneliti menetapkan kriteriasebagai berikut:Kriteria inklusi :1) Klien menarik diri2) Dapat membaca dan menulis3) Usia 17 sampai dengan 45 tahunKriteria eksklusi1) Klien dalam keadaan gelisah atau gawat darurat psikiatri2) Klien mutisme (menolak untuk berbicara)

  • 4.3.3 Besar SampelBesar sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan

    kriteria inklusi. Didapatkan 16 sampel penelitian, 8 sebagaikelompok perlakuan dan 8 sbagai kelompok control.

    4.3.4 Teknik SamplingSampling adalah proses menyeleksi porsi dan populasi untukmewakili populasi, pada penelitian ini teknik sampling yangdigunakan non probability sampling tipe purposive sampling, dimanateknik penerepan sampel dengan cara memilih sampel diantarapopulasi sesuai dengan criteria inklusi, sehingga sample tersebutdapat mewakili karakteristik populasi (Nursalam, 2003).

    4.4 Identikasi VariabelVariabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

    beda terhadap sesuatu. (Nursalam, 2003).4.4.1 Variabel Independen

    Variabel independen adalah suatu kegiatan stimulasi yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabeldependen (Nursalam,2003). Atau variabel yang menjadi sebabperubahan atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian iniyang menjadi variabel independen adalah terapi aktitas kelompoksosialisasi.

    4.4.2 Variabel DependenVariabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

    akibat karena variabel bebas (Aziz A, 2007) serta faktor yangdiamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan ataupengaruh variabel bebas (Nursalam, 2003). Dalam penelitian iniyang menjadi variabel dependen adalah peningkatan sosialisasi.

    4.5 Denisi OperasionalTabel 3.2 Denisi operasional pengaruh terapi aktivitas kelompok

  • sosialisasi terhadap peningkatan sosialisasi pada pasienskizofrenia dengan riwayat menarik diri di Rumah Sakit JiwaMenur Surabaya.

    Variabel DenisiOperasional Parameter Alat Ukur SkalaIndependenTAK : TerapiAktitaskelompoksosialisasi

    Bentuk terapiyangdiberikankepada kIiensecaraberkelompokuntukmenyelesaikanmasalahhubungansosial

    Sessi 1Klien mampumemperkenalkanDiri dengan menyebutnamalengkap, namapanggilanDan hobi

    Sessi 2Klien mampuberkenalandengan anggotakelompokI .Klien mampumemperkenaIkan dirisendiri2.Menanyakan dirianggotakelompok lain namalengkap, nama pangilandanhobi.

    Sessi 3Klien mampubercakap-cakapdengan anggotakelompokI . Menanyakan

    kehidupan pribadikepada satu oranganggota kelompok.

    2. Menj awabpertanyaan tentangkehidupan pribadi.

    Sessi 4Klien mampumenyampaikan topikpembicaraan tertentudengananggota kelompok

    PedomanpelaksanaanTAKSosialisasi

  • 1 . Menyampaikantopik yang ingindibicarakan.

    2. Memilih topik yangingin dibicarakan

    3. Memberi pendapattentang topik yangdipilih

    Sessi 5Kilen mampumenyampaikan danMembicarakan masalahpribadi dengan oranglain.1 . Menyampaikan

    masalah pribadi2. Memilih satu

    masalah untukdibicarakan

    3. Memberi pendapattentang masalahpribadi

    Sessi 6,Kilen mampu bekerjasama dalam permainansosialisasi kelompok.I . Bertanya dan

    meminta sesuaidengan kebutuhanpada orang lain.

    2. Menjawab danmemberi padaorang lain sesuaidengan permintaan.

    Sessi 7Kilen mampumenyampaikanpendapat tentangmanfaat kegiatabkelompok yang telahdilakukan.

    DependenPeningkatansosialisasipada klienskizofrenia

    Hasil dariindividu yangdiperoleh agardirinyamampu

    1. Kilen mampumemperkenalkan

    Lembarobservasi

    No 1

    Ordinal

  • berinteraksidengan oranglain

    diria.

    KemampuanVerbalMenyebutkannama lengkapnama panggilanasalhobi

    b. KemampuannonverbalKontak mataDuduk tegakMenggunakanbahasa tubuhyang sesuaiMengikutikegiatan dari awalsampai akhir

    2. Klien mampuberkenalan dengananggota kelompok .a. Kemampuan

    verbalMenyebutkannama panggilannama lengkapasalHobiMenanyakan namalengkapnama panggilanasalhobi

    b. KemampuannonverbalKontak mataDuduk tegakMenggunakanbahasa tubuh yangsesuaiMengikuti kegiatandari awal sampaiakhir

    3. Klien mampubercaka-cakapdengan anggotakelompok.

    No 2

    No. 3

  • a. Kemampuan verbalMengajukanpertanyaan yangjelasringkasrelevansecara spontanMenjawab denganjelasringkasrelevansecara spontan

    b. KemampuannonverbalKontak mataDuduk tegakMenggunakanbahasa tubuh yangsesuaiMengikuti kegiatandari awal sampaiakhir

    4. Klien mampumenyampaikan danmembicarakan topikpercakapana. Kemampuan verbal

    Menyampaikantopik dengan jelasringkasrelevansecara spontanMemilih topikdengan jelasringkasrelevansecara spontanMemberi pendapatdengan jelasringkasrelevansecara spontan

    b. KemampuannonverbalKontak mataDuduk tegakMenggunakanbahasa tubuh yang

    No 4

  • sesuaiMengikuti kegiatandari awal sampaiakhir

    5. Klien mampumenyampaikan danmembicarakanmasalah pribadi padaorang lain.a. Kemampuan verbal

    Menyampaikantopik dengan jelasringkasrelevansecara spontanMemilih topikdengan jelasringkasrelevansecara spontanMemberi pendapatdengan jelasringkasrelevansecara spontan

    b. KemampuannonverbalKontak mataDuduk tegakMenggunakanbahasa tubuh yangsesuaiMengikuti kegiatandari awal sampaiakhir

    6. Klien mampu bekerjasama dalampermainan sosialisasikelompok.a. Kemampuan verbal

    Bertanya danmeminta denganjelasringkasrelevansecara spontanMenjawab dan

    No 5

    No 6

  • memberi denganjelasringkasrelevansecara spontan

    b. KemampuannonverbalKontak mata DuduktegakMenggunakanbahasa tubuh yangsesuaiMengikuti kegiatandari awal sampaiakhir

    7. Klien mampumenyampaikanpendapat tentangmanfaat kegiatanTAKS yang telahdilakukan.a. Kemampuan verbal

    Menyebutkanmanfaat secarajelas ringkasrelevansecara spontan

    b. KemampuannonverbalKontak mata DuduktegakMenggunakanbahasa tubuh yangsesuaiMengikuti kegiatandari awal sampaiakhir

    No 7

    4.6 Pengumpulan dan Pengolahan Data4.6.1 Instrumen

    Instrumen adalah alat ukur penelitian (Aziz A,2007). Adapuninstrument yang digunakan dalam penelitihan i