59
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI 1. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk di diskusikan dalam kelompok. 2. Tujuan - Umum : Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. - Khusus : 1. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat 2. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami 3. Aktivitas dan Indikasi Aktivitas terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dibagi dalam empat bagian yaitu : 1. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari : Menonton televisi, membaca koran/majalah/artikel, melihat gambar. Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perubahan sensoris persepsi dan klien menarik diri yang telah mengikuti TAKS. 2. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan. Aktivitas ini khususnya untuk klien perilaku kekerasan. Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan : a. Mengenal kekerasan yang biasa dilakukan (penyebab, tanda gejala, perilaku kekerasan, akibat perilaku kekerasan)

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI

1. Pengertian

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan

aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk di

diskusikan dalam kelompok.

2. Tujuan

- Umum :

Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh

paparan stimulus kepadanya.

- Khusus :

1. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat

2. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami

3. Aktivitas dan Indikasi

Aktivitas terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dibagi dalam empat bagian yaitu :

1. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari : Menonton televisi, membaca

koran/majalah/artikel, melihat gambar.

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perubahan sensoris persepsi dan

klien menarik diri yang telah mengikuti TAKS.

2. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan.

Aktivitas ini khususnya untuk klien perilaku kekerasan. Aktivitas ini dibagi dalam

beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan :

a. Mengenal kekerasan yang biasa dilakukan (penyebab, tanda gejala, perilaku

kekerasan, akibat perilaku kekerasan)

b. Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik

c. Mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi social asertif

d. Mencegah perilaku kekerasan melalui kepatuhan minum obat

e. Mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan ibadah

3. Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata yang menyebabkan harga diri rendah :

a. Mengindentifikasi aspek yang membuat harga diri rendah dan aspek positif

kemampuan yang dimiliki selama hidup (dirumah dan di rumah sakit)

b. Melatih kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit dan di rumah.

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien gangguan konsep diri: harga diri

rendah.

Page 2: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

4. Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam

kehidupan :

a. Mengenal halusinasi

b. Mengusir/menghardik halusinasi

c. Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan

d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

e. Mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien halusinasi.

Page 3: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

TAK STIMULASI PERSEPSI UMUM

Sesi 1 : Menonton Televisi

Tujuan :

1. Klien mampu menyebutkan apa yang dilihat

2. Klien dapat memberikan pendapat terhadap acara TV yang ditonton

3. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama setengah lingkaran menghadap TV

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Televisi dan/atau video player

2. Kaset video

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan klien

Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Memilih dan membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi : klien perubahan

sensori persepsi dan klien menarik diri yang telah mengikuti TAKS.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis

2. Perkenalan nama, dan panggilan terapis (pakai papan nama)

3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV dan bercakap-cakap tentang TV

yang ditonton.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

a. Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

b. Lama kegiatan 45 menit.

c. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

Page 4: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

3. Tahap kerja

a. Tentukan acara televisi yang menarik dan mudah dimengerti oleh klien.

b. Beri kesempatan bagi klien untuk menonton acara TV selam 10 menit dan setelah itu

TV dimatikan.

c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai acara TV yang telah ditonton.

d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya.

e. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat.

f. Ulangi lagi sampai semua klien mendapat kesempatan.

g. Beri kesimpulan tentang acara TV yang ditonton.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan mempersepsikan tayangan TV

tertentu dan mendiskusikannya pada orang lain.

2. Membuat jadwal nonton TV.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang.

2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 1 kemampuan yang diharapkan

adalah memberi pendapat tentang acara TV, memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain

dan mengikuti kegiatan sampai selesai.

Sesi 1 : TAK

Stimulasi persepsi umum

Kemampuan persepsi : Menonton TV

No. Aspek yang dinilaiNama klien

1. Memberi pendapat tentang acara TV

2. Memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain

3. Mengikuti kegiatan sampai selesai

Page 5: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Petunjuk :

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK

2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda jika ditemukan pada

klien atau x jika tidak ditemukan.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh catatan : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi (TV), klien

mampu dan benar memberikan pendapat tentang acara TV, tetapi belum mau memberi

tanggapan pada pendapat klien lain. Anjurkan menonton TV bersama klien lain dan bercakap-

cakap tentang acara TV.

Sesi 2 : Membaca Majalah/Koran/Artikel

Tujuan :

1. Klien mampu menyebutkan kembali isi bacaan

2. Klien dapat memberikan pendapat terhadap isi bacaan

3. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Majalah/Koran/Artikel

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

3. Menanyakan penerapan TAK yang lalu.

Page 6: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membaca majalah/koran/artikel.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Tentukan bacaan yang akan dibaca

b. Bacalah isi majalah/artikel/koran selama 10 menit (jika mungkin berikan fotokopi

bacaan pada klien)

c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai isi bacaan

d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya.

e. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat.

f. Ulangi lagi sampai semua klien mendapat kesempatan.

g. Beri kesimpulan tentang bacaan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien untuk melatih kemampuan membaca dan mendiskusikannya

pada orang lain.

2. Membuat jadwal membaca.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang.

2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 2 kemampuan yang diharapkan

adalah memberi pendapat tentang bacaan, memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain dan

mengikuti kegiatan sampai selesai.

Page 7: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Sesi 2 : TAK

Stimulasi persepsi umum

Kemampuan persepsi : Bacaan

No. Aspek yang dinilaiNama klien

1. Memberi pendapat tentang bacaan

2. Memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain

3. Mengikuti kegiatan sampai selesai

Petunjuk :

3. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK

4. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda jika ditemukan pada

klien atau x jika tidak ditemukan.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh catatan : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi (baca), klien

mampu dan benar memberikan pendapat tentang bacaan dan memberi tanggapan pada pendapat

klien lain serta mengikuti sampai selesai, anjurkan klien membaca.

Sesi 3 : Melihat gambar

Tujuan :

1. Klien mampu menyebutkan nama gambar yang dilihat.

2. Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Beberapa gambar

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

Page 8: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

3. Menanyakan penerapan TAK yang lalu.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melihat gambar.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Tentukan 1 atau 2 gambar yang umum dikenal orang.

b. Tunjukkan gambar pada klien (jika besar dapat di depan saja, jika kecil diedarkan)

c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai gambar yang dilihat.

d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya.

e. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat.

f. Ulangi lagi sampai semua klien mendapat kesempatan.

g. Beri kesimpulan pada tiap gambar yang dipaparkan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien untuk melatih melihat gambar (di TV, koran, majalah,

album) dan mendiskusikannya pada orang lain.

2. Membuat jadwal membaca.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang.

2. Menyepakati waktu dan tempat.

Page 9: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 3 kemampuan yang diharapkan

adalah memberi pendapat tentang gambar, memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain dan

mengikuti kegiatan sampai selesai.

Sesi 3 : TAK

Stimulasi persepsi umum

Kemampuan persepsi : Melihat gambar

No. Aspek yang dinilaiNama klien

1. Memberi pendapat tentang gambar

2. Memberi tanggapan terhadap pendapat klien lain

3. Mengikuti kegiatan sampai selesai

Petunjuk :

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK

2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda jika ditemukan pada

klien atau x jika tidak ditemukan.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh catatan : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi (melihat

gambar), klien tidak mampu mempersepsikan dan memberi tanggapan, namun mengikuti

kegiatan sampai selesai. Anjurkan klien mengikuti TAK stimulus sensoris.

Page 10: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

TAK STIMULASI PERSEPSI: PERILAKU KEKERASAN

Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

Tujuan :

1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.

2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah)

3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)

4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard

2. Kapur/spidol

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan klien

Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

3. Bermain peran / simulasi

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif.

b. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK.

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).

3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

Page 11: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan penyebab marah.

1. Tanyakan pengalaman tiap klien

2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard

b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab

marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.

1. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala).

2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard

c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak

lingkungan, menciderai/memukul orang lain,dan memukul diri sendiri).

1. Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.

2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard

d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan

untuk diperagakan.

e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya

(terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).

f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.

g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan.

1. Tanyakan akibat perilaku kekerasan.

2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard

h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.

i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.

j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan; dan akibat perilaku

kekerasan.

k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi

kemarahan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu

tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan.

Page 12: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

2. Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan

dan akibatnya yang belum diceritakan.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 1 kemampuan yang diharapkan

adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang

dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.

Sesi 1 : TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan psikologis

No. Nama Klien Penyebab PK

Memberi tanggapan tentang

Tanda & gejala

PK

Perilaku

kekerasan

Akibat PK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku

kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan

akibat perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan x jika klien tidak

mampu.

Page 13: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, klien mampu menyebutkan penyebab

perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang

dirasakan (“geregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja),

akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat

dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.

Sesi 2 : Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

Tujuan :

1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku

kekerasan.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard

2. Kasur / kantong tinju / gendang

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan klien

Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

3. Bermain peran / simulasi

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala;

perilaku kekerasan serta akibatnya.

Page 14: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

1. Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa dilakukan

klien.

2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard

b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan

secara sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar

mandi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju dan memukul gendang.

3. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala).

4. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard

c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.

d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang dipilih.

1. Terapis mempraktikkan

2. Klien melakukan redemonstrasi

e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara penyaluran kemarahan

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

g. Upayakan semua klien berperan aktif.

3. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus

penyebab perilaku kekerasan.

2. Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari.

3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi social yang asertif.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Page 15: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 2 kemampuan yang diharapkan

adalah 2 kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik.

Sesi 2 : TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik

No. Nama KlienMempraktikkan cara fisik yang

pertama

Mempraktikkan cara fisik

yang kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua cara fisik

untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan x jika klien

tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2, klien mampu mempraktikkan tarik napas

dalam, tetapi belum mampu mempraktikkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien

mempraktikkan di ruang rawat.

Page 16: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Sesi 3 : Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial

Tujuan :

1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa.

2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

3. Bermain peran / simulasi

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku

kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah

dilakukan.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara social untuk mencegah perilaku

kekerasan.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

Page 17: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain.

b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.

c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan, yaitu “Saya

perlu/ingin/minta…, yang akan saya gunakan untuk…”.

d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin c.

e. Ulangi d. sampai semua klien mencoba.

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada

orang lain, yaitu “Saya tidak dapat melakukan…” atau “Saya tidak menerima

dikatakan…” atau “Saya kesal dikatakan seperti…”.

h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara poin d.

i. Ulangi h. sampai semua klien mencoba.

j. Memberikan pujian pada peran serta klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi social yang asertif,

jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi social yang asertif secara

teratur.

3. Memasukkan interaksi social yang asertif pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 3 kemampuan yang diharapkan

adalah mencegah perilaku kekerasan secara social.

Page 18: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Sesi 3 : TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan sosial

No. Nama Klien

Memperagakan

cara meminta

tanpa paksa

Memperagakan

cara menolak yang

baik

Memperagakan cara

megungkapkan

kekerasan yang baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan pencegahan

perilaku kekerasan secara social: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,

mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda jika klien mampu dan x jika

klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap

klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3, klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa,

menolak dengan baik dan mengungkapkan kekesalan dengan baik. Anjurkan klien

mempraktikkan di ruang rawat.

Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual

Tujuan :

Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

Page 19: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

3. Bermain peran / simulasi

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi

b. Mempersiapkan alat dan tempat

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku

kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi social yang asertif untuk mencegah

perilaku kekerasan sudah dilakukan.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku

kekerasan.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.

b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.

c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.

d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.

e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.

f. Memberikan pujian pada penampilan klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar

Page 20: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi social yang asertif dan

kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi social yang asertif dan

kegiatan ibadah secara teratur.

3. Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 4 kemampuan yang diharapkan

adalah 2 kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan.

Sesi 4 : TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual

No. Nama KlienMempraktikkan kegiatan ibadah

pertama

Mempraktikkan kegiatan

ibadah kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

3. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

4. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua kegiatan

ibadah pada saat TAK. Beri tanda jika klien mampu dan x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 4, klien mampu memperagakan dua cara

ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan.

Page 21: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Sesi 5 : Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengkonsumsi Obat

Tujuan :

1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat.

2. Klien dapat menyebutkan akibat / kerugian tidak patuh minum obat.

3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

4. Beberapa contoh obat

Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku

kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah

dilakukan.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mencegah perilaku

kekerasan.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

Page 22: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna (upayakan tiap

klien menyampaikan).

b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.

c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.

d. Menjelaskan 5 benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar

orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.

e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.

f. Berika pujian pada klien yang benar.

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard).

h. Mendiskusikan peranan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku

kekerasan/kambuh.

j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku

kekerasan/kambuh.

k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak

patuh minum obat.

l. Memberi pujian setiap kali klien benar.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi social yang asertif,

kegiatan ibadah dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2. Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati jika klien perlu

TAK yang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 5 kemampuan yang diharapkan

adalah mengetahui 5 benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh

minum obat.

Page 23: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Sesi 5 : TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan

dengan patuh minum obat

No. Nama KlienMenyebutkan 5

benar minum obat

Menyebutkan

keuntungan minum

obat

Menyebutkan akibat

tidak patuh minum obat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara

minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda

jika klien mampu dan x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 5, klien mampu menyebutkan lima benar

cara minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum

obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan

keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat.

Page 24: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

TAK STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI

Sesi 1 : Mengenal Halusinasi

Tujuan :

1. Klien dapat mengenal halusinasi

2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi

3. Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi

4. Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard

2. Spidol

Metode :

1. Bermain peran / simulasi

2. Diskusi dan Tanya jawab

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi;

halusinasi.

b. Membuat kontrak dengan klien.

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).

3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal suara-suara yang didengar.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

Page 25: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal suara-suara yang

didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan

klien pada saat terjadi.

b. Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya, situasi yang

membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien sebelah

kanan, secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran. Hasilnya tulis di

whiteboard.

c. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik

d. Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari suara yang biasa

didengar.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya jika

terjadi halusinasi.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi.

2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 1 kemampuan yang diharapkan

adalah mengenal isi halusinasi, situasi terjadinya halusinasi, dan perasaan saat terjadi halusinasi.

Sesi 1 : TAK

Stimulasi persepsi: Halusinasi

Kemampuan mengenal halusinasi

No. Nama KlienMenyebut isi

halusinasi

Menyebut

waktu terjadi

halusinasi

Menyebut

situasi terjadi

halusinasi

Menyebut

perasaan saat

halusinasi

1.

2.

3.

4.

5.

Page 26: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu,

situasi, dan perasaan. Beri tanda jika klien mampu dan x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, klien mampu menyebutkan isi halusinasi

(menyuruh memukul), waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan

geram). Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada

perawat.

Sesi 2 : Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik

Tujuan :

1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi

2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi

3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan spidol

2. Jadwal kegiatan klien

Metode :

1. Bermain peran / simulasi

2. Diskusi dan Tanya jawab

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.

2. Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi,

perasaan.

Page 27: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu latihan satu cara mengontrol halusinasi.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami

halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran.

b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita.

c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat

halusinasi muncul.

d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu: “Pergi jangan ganggu

saya”, “Saya mau bercakap-cakap dengan…”.

e. Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi

dimulai dari klien disebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai semua

peserta mendapatkan giliran.

f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap

klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

1. Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika

halusinasi muncul.

2. Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi dengan

melakukan kegiatan.

2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 2 kemampuan yang diharapkan

adalah mengatasi halusinasi dengan menghardik.

Page 28: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Sesi 2 : TAK

Stimulasi persepsi: Halusinasi

Kemampuan menghardik halusinasi

No. Aspek yang dinilaiNama klien

1. Menyebutkan cara yang selama ini digunakan

mengatasi halusinasi

2. Menyebutkan efektivitas cara

3. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan

menghardik

4. Memperagakan menghardik halusinasi

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan: cara yang biasa

digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara menghardik halusinasi,

dan memperagakannya. Beri tanda jika klien mampu dan x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2, klien mampu memperagakan cara

menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika halusinasi muncul.

Sesi 3 : Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan

Tujuan :

1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya

halusinasi.

2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan spidol

2. Jadwal kegiatan klien

3. Pulpen

Metode :

3. Bermain peran / simulasi dan latihan

4. Diskusi dan Tanya jawab

Page 29: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 2.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.

2. Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari.

3. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya halusinasi dengan

melakukan kegiatan.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-hari. Jelaskan

bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya

halusinasi.

b. Terapis meminta setiap klien menyampaikan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dan

tulis di whiteboard.

c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis formulir yang

sama di whiteboard.

d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan harian, dari

bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir, terapis menggunakan

whiteboard.

e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.

f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai

membuat jadwal dan memperagakan kegiatannya.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan dan

memperagakannya.

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

Page 30: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi, yaitu

menghardik dan melakukan kegiatan.

c. Kontrak yang akan datang

3. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi dengan

bercakap-cakap.

4. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 3 kemampuan yang diharapkan

adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi.

Sesi 3 : TAK

Stimulasi persepsi: Halusinasi

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan

No. Aspek yang dinilaiNama klien

1. Menyebutkan kegiatan yang biasa dilakukan

2. Memperagakan kegiatan yang biasa dilakukan

3. Menyusun jadwal kegiatan harian

4. Menyebutkan dua cara mengontrol halusinasi

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan kegiatan harian

yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal kegiatan

harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi. Beri tanda jika klien

mampu dan x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3, klien mampu memperagakan kegiatan

harian dan menyusun jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.

Page 31: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Sesi 4 : Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

Tujuan :

1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah

timbulnya halusinasi.

2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan spidol

2. Jadwal kegiatan klien

3. Pulpen

Metode :

1. Bermain peran / simulasi

2. Diskusi dan Tanya jawab

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi.

b. Terapis membuat kontrak dengan klien 3.

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.

2. Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah dipelajari

(menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk mencegah

halusinasi.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

Page 32: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol

dan mencegah halusinasi.

b. Terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-

cakap.

c. Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa

dilakukan.

d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “Suster, ada suara

di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau “Suster saya mau ngobrol

tentang kapan saya boleh pulang”.

e. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di sebelahnya.

f. Berikan pujian atas keberhasilan klien.

g. Ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.

3. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien menggunakan 3 cara mengontrol halusinasi, yaitu

menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi dengan

patuh minum obat.

2. Menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 4 kemampuan yang diharapkan

adalah mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap.

Page 33: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Sesi 4 : TAK

Stimulasi persepsi: Halusinasi

Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

No. Aspek yang dinilaiNama klien

1. Menyebutkan orang yang biasa diajak bicara

2. Memperagakan percakapan

3. Menyusun jadwal percakapan

4. Menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah

halusinasi

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan orang yang biasa

diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal percakapan,

menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda jika klien mampu dan x jika

klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 4, klien belum mampu secara lancer

bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien bercakap-cakap dengan perawat dank lien lain

di ruang rawat.

Sesi 5 : Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat

Tujuan :

1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat.

2. Klien dapat menyebutkan akibat / kerugian tidak patuh minum obat.

3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

4. Beberapa contoh obat

Page 34: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Metode :

1. Melengkapi jadwal harian

2. Diskusi dan Tanya jawab

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

c. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4

d. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

3. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah

menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, menyibukkan diri

dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh minum

obat.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh karena

obat memberi perasaan tenang dan memperlambat kambuh.

b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab kambuh.

c. Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu

memakannya. Buat daftar di whiteboard.

d. Menjelaskan 5 benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar

orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.

e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.

f. Berika pujian pada klien yang benar.

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard).

h. Mendiskusikan peranan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku

kekerasan/kambuh.

Page 35: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku

kekerasan/kambuh.

k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak

patuh minum obat.

l. Memberi pujian setiap kali klien benar.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Menganjurkan klien menggunakan 4 cara mengontrol halusinasi, yaitu menghardik,

melakukan kegiatan arian, bercakap-cakap, dan patuh minum obat.

c. Kontrak yang akan datang

1. Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol halusinasi.

2. Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 5 kemampuan yang diharapkan

adalah mengetahui 5 benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh

minum obat.

Sesi 5 : TAK

Stimulasi persepsi: halusinasi

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi

No. Nama KlienMenyebutkan 5

benar minum obat

Menyebutkan

keuntungan minum

obat

Menyebutkan akibat

tidak patuh minum obat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Page 36: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara

minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri tanda

jika klien mampu dan x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 5, klien mampu menyebutkan lima benar

cara minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum

obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

Page 37: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

TAK STIMULASI PERSEPSI: HARGA DIRI RENDAH

Sesi 1 : Identifikasi Hal Positif pada Diri

Tujuan :

1. Klien dapat mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan.

2. Klien dapat mengidentifikasi hal positif pada dirinya.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

Alat :

1. Spidol sebanyak jumlah klien yang mengikuti TAK.

2. Kertas putih HVS dua kali jumlah klien yang mengikuti TAK.

Metode :

1. Diskusi

2. Permainan

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan konsep diri: harga

diri rendah.

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Perkenalan nama, dan panggilan terapis (pakai papan nama)

3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)

b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu bercakap-cakap tentang hal positif diri sendiri.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Terapis memperkenalkan diri: nama lengkap dan nama panggilan serta memakai

papan nama.

b. Terapis membagikan kertas dan spidol kepada klien.

Page 38: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

c. Terapis meminta tiap klien menulis pengalaman yang tidak menyenangkan.

d. Terapis memberi pujian atas peran serta klien.

e. Terapis membagikan kertas yang kedua.

f. Terapis meminta tiap klien menulis hal positif tentang diri sendiri: kemampuan yang

dimiliki, kegiatan yang biasa dilakukan di rumah dan di rumah sakit.

g. Terapis meminta klien membacakan hal positif yang sudah ditulis secara bergiliran

sampai semua klien mendapatkan giliran.

h. Terapis memberi pujian pada setiap peran serta klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu melatih hal positif diri yang dapat

diterapkan dirumah dan di rumah sakit.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 1 kemampuan yang diharapkan

adalah menuliskan pengalaman yang tidak menyenangkan dan kemampuan yang dimiliki.

Sesi 1 : TAK

Stimulasi persepsi: harga diri rendah

Kemampuan menulis pengalaman yang tidak menyenangkan

dan hal positif diri sendiri

No. Nama KlienMenulis pengalaman yang tidak

menyenangkan

Menulis hal positif diri

sendiri

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Page 39: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menulis pengalaman yang tidak

menyenangkan dan aspek positif diri sendiri. Beri tanda jika klien mampu dan x

jika klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 1, klien mampu menuliskan tiga hal

pengalaman yang tidak menenangkan, mengalami kesulitan menyebutkan hal positif diri.

Anjurkan klien menulis kemampuan dan hal positif dirinya dan tingkatkan reinforcement

(pujian).

Sesi 2 : Melatih Positif pada Diri

Tujuan :

1. Klien dapat menilai hal positif diri yang dapat digunakan.

2. Klien dapat memilih hal positif diri yang akan dilatih.

3. Klien dapat melatih hal positif diri yang telah dilatih.

4. Klien dapat menjadwalkan penggunaan kemampuan yang telah dilatih.

Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Sesuaikan dengan kemampuan yang akan dilatih.

3. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Kertas daftar kemampuan positif pada sesi 1.

3. Jadwal kegiatan sehari-hari.

Metode :

1. Bermain peran

2. Diskusi dan Tanya jawab

Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama.

Page 40: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada tambahan hal positif klien.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu melatih hal positif pada klien.

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada

terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Terapis meminta semua klien membaca ulang daftar kemampuan positif pada sesi 1

dan memilih satu untuk dilatih.

b. Terapis meminta klien menyebutkan pilihannya dan ditulis di whiteboard.

c. Terapis meminta semua klien untuk memilih satu dari daftar di whiteboard. Kegiatan

yang paling banyak dipilih diambil untuk dilatih.

d. Terapis melatih cara pelaksanaan kegiatan/kemampuan yang dipilih dengan cara

berikut :

1. Terapis memperagakan

2. Klien memperagakan ulang (semua klien mendapat giliran)

3. Berikan pujian sesuai dengan keberhasilan klien

e. Kegiatan a sampai d, dapat diulang untuk kemampuan/kegiatan yang berbeda.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

Terapis meminta klien memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal kegiatan

sehari-hari.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati TAK yang akan datang untuk hal positif lain.

2. Menyepakati waktu dan tempat sampai aspek positif selesai dilatih.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi :

Dilakukan saat TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi

adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK, untuk sesi 2 kemampuan yang diharapkan

adalah memiliki satu hal positif yang akan dilatih dan memperagakannya.

Page 41: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

Sesi 2 : TAK

Stimulasi persepsi: harga diri

Kemampuan melatih kegiatan positif

No. Nama KlienMembaca daftar

hal positif

Memilih satu hal

positif yang akan

dilatih

Memperagakan

kegiatan positif

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan membaca ulang daftar hal positif

dirinya, memilih satu hal positif untuk dilatih dan memperagakannya. Beri tanda

jika klien mampu dan x jika klien tidak mampu.

Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses

keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2, klien telah melatih merapikan tempat

tidur. Anjurkan dan jadwalkan agar klien melakukannya serta berikan pujian.

Page 42: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna dan Akemat. (2005). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:

EGC

Page 43: Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi

KEPERAWATAN JIWA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI

Dosen : Akde Triyoga, S.Kep.,Ns

Disusun oleh :

1. Kristina Bernathasari A2.08.17

2. Bima Santiago Isa Y A2.08.35

3. Ni Made Kenia L A2.08.52

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2010/2011