175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN KEMAMPUAN VERBAL SISWA (Materi Gelombang Elektromagnetik Kelas X Semester 2 di SMA Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012) TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Fisika Oleh: Kusuma Wardhani NIM S831102030 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

  • Upload
    dangdan

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL DITINJAU

DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN

KEMAMPUAN VERBAL SISWA

(Materi Gelombang Elektromagnetik Kelas X Semester 2 di SMA Negeri 3

Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)

TESIS

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama Pendidikan Fisika

Oleh:

Kusuma Wardhani

NIM S831102030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL DITINJAU

DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN

KEMAMPUAN VERBAL SISWA

(Materi Gelombang Elektromagnetik Kelas X Semester 2 di SMA Negeri 3 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012)

TESIS

Oleh

Kusuma Wardhani

S831102030

Komisi Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing

Pembimbing I Prof. Dr. H.Widha Sunarno, M.Pd. …………… 14 Juli 2012

NIP. 19520116 198003 1 001

Pembimbing II Dra. Suparmi, M.A., Ph.D. ………….... 14 Juli 2012

NIP. 19520915 197603 2 001

Telah dinyatakan memenuhi syarat

Pada tanggal 16 Juli 2012

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana UNS,

Dr. M. Masykuri, M.Si.

NIP. 19681124 199403 1 001

Page 3: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL DITINJAU

DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ABSTRAK DAN

KEMAMPUAN VERBAL SISWA

(Materi Gelombang Elektromagnetik Kelas X Semester 2 di SMA Negeri 3 Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012)

Disusun oleh:

Kusuma Wardhani

S831102030

Telah disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal ____________________________

Jabatatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua

: Dr. M. Masykuri, M.Si.

...........................

..........................

Sekretaris

NIP. 19681124 199403 1001

: Dr. Sarwanto, M.Si.

..........................

..........................

NIP. 19690901 199403 1002

Anggota :

1. Prof.Dr.H.Widha Sunarno, M.Pd.

...........................

..........................

NIP. 19520116 198003 1 001

2. Dra. Suparmi, M.A., Ph.D.

...........................

.

.........................

NIP. 19520915 197603 2 001

Mengetahui

Direktur

Program Pascasarjana,

Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S

NIP. 19610717 198601 1 001

Ketua

Program Studi Pendidikan Sains,

Dr. M. Masykuri, M.Si.

NIP. 19681124 199403 1 001

Page 4: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul : “PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL

PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MULTIMEDIA

DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR

ABSTRAK DAN KEMAMPUAN VERBAL SISWA” ini adalah karya

penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah

yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik

serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan

dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini,

maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan (Permendiknas No. 17, tahun 2010).

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum

ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author

dan PPS UNS sebagai isntitusinya. Apabila dalam waktu sekurang-

kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak

melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi

Pendidikan Siains PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal

ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Pendidikan Sains PPs-UNS. Apabila

saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya

bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.

Surakarta, 31 Juli 2012

Mahasiswa,

Kusuma Wardhani

S831102030

Page 6: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Dengan memanjat kan puji syukur kehadirat Allah SWT, tesis dengan

judul “Pembelajaran Fisika dengan Model Problem Based Learning

Menggunakan Multimedia dan Modul Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Abstrak

dan Kemampuan Verbal Siswa” ini dapat selesai. Tesis ini disusun untuk

memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi

Pendidikan Sains Minat Utama Pendidikan Fisika Program Pascasarjana UNS.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan,

saran, motivasi, serta doanya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program

Pascasarjana yang telah memberikan beragam fasilitas dan kemudahan

dalam menempuh pendidikan di Program Pendidikan Sains.

2. Bapak Dr. M. Masykuri, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sains yang telah memberikan ijin dan bimbingan dalam menyelesaikan tesis

ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang

telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam penulisan tesis ini.

4. Ibu Dra. Suparmi, MA, Ph.D. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan banyak bimbingan dan pengarahan.

5. Ibu dan Bapak Dosen Pengampu Program studi Pendidikan Sains

Pascasarjana yang dengan kebesaran hati dan senantiasa membagi ilmu dan

memberikan bimbingan dengan sabar.

Page 7: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

6. Keluarga tercinta, Ibu Hj. Suparsih Sarbini HS, Suami Drs. H. Literzet

Sobri, M.Pd, dan anak-anak : Miftahul Jannah Alif Nurzeni, Naufal Afif

Deni Zenika, dan Faisal Atif Fawzeni yang senantiasa mendoakan, memberi

dorongan, semangat, dan kasih sayang .

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sains Program

Pascasarjana Universitas sebelas Maret Surakarta angkatan Pebruari 2011

dan semua pihak yang telah memberi bantuan dan semangat selama kuliah

di Pascasarajana UNS dan dapat menyelesaikannya tepat waktu. Semoga

semua bantuan tersebut terhitung sebagai amal sholeh Ibu dan Bapak semua,

jazakumullahukhoironkatsiro, amien !

Surakarta, Juli 2012

Penulis

KusumaWardhani

Page 8: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Pergunakanlah lima macam, sebelum datang lima macam lagi.

Pergunakanlah hidupmu sebelum datang matimu, sehatmu sebelum

datang sakitmu, waktu senggangmu sebelum datang kesibukanmu,

masa mudamu sebelum datang masa tuamu, dan kayamu sebelum

datang miskinmu.” ( Sabda Rasulullah saw dalam HR Baihaqi)

Page 9: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya tulis berupa tesis ini saya persembahkan kepada :

Ayah, almarhum Bapak Dr. H. Sarbini Harjo Sumarto yang semasa

hidupnya telah memberi dorongan dan semangat untuk melanjuktan kuliah

S2, Ibu tersayang yang selalu mengasuh, membimbing dan memberi doa

restu. Serta suami dan anak-anak tercinta yang selalu memberi semangat

dan kasing sayang.

Page 10: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................... ........... iii

HALAMAN PERNYATAAN.................................................................. iv

KATA PENGANTAR ......…………………......…………...................... v

MOTTO...................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN..................................................................................... viii

DAFTAR ISI........………………………………………………………... ix

DAFTAR LAMPIRAN..………………………………………………... xiii

DAFTAR TABEL………………………………………………………... xv

DAFTAR GAMBAR....……………………………………………….......… xix

ABSTRAK..............………………………………………………………... xxi

ABSTRACT............………………………………………………………... xxii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………... . 1

B. Rumusan Masalah ...…………………………………………………. 12

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 13

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 14

1. Manfaat Praktis …………………………………………………. 14

2. Manfaat Teoritis …………………………….……………………….. 14

Page 11: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………….. ……………………… 16

A. Kajian Teori……………………. ……………………………………… 16

1. Belajar dan Pembelajaran …………………………………………… 16

2. Pembelajaran Fisika …………………………………………………. 17

3. Teori Belajar ………………………………………………………… 18

4. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) …………. …… 25

5. Media Pembelajaran …………………………………………………. 27

6. Multimedia …………………………………………………………… 32

7. Modul …………………………………………………………… …… 35

8. Kemampuan Berpikir Abstrak ………………………………….. …… 37

9. Kemampuan Verbal ………………………………………………… 42

10. Prestasi Belajar ……………………………………………………… 45

11. Materi Pembelajaran Fisika …………………………………….. … 46

B. Kerangka Berpikir ………………………………………………………. 70

C. Hipotesis …………………………………………………………….. …… 76

BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………. ……. 78

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………….. 87

B. Jenis Penelitian……………………………………………………………. 79

C. Populasi dan Sampel ………………………………………………. …….. 80

1. Populasi…………………………………………………………….. 80

2. Sampel…………………………………………………………….. 80

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……………………………... 81

1. Variabel Penelitian………………………………………............. 81

Page 12: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

2. Definisi Operasional…………………………………………….. 82

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………. 83

F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data……………….. ……. 83

1. Instrumen Pelaksanaan Penelitian ……………………………………. 83

2. Instrumen Pengambilan Data Penelitian………………………………... 84

G. Uji Coba Instrumen ………………………………………………………... 85

1. Derajat Kesukaran…………………………………………………….. 85

2. Daya Pembeda…………………………………………………… …… 87

3. Uji Validitas……… …………………………………………………... 88

4. Uji Reliabilitas………………………………………………………... 90

H. Teknik Analisis Data ……………………………………………………… 92

1. Uji Prasyarat Analisis Data……………………………………………… 92

2. Uji Hipotesis………………………………………………………….. . 94

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………… 96

A. Deskripsi Data……. …………………………………………………… 96

1. Deskripsi Data Prestasi Belajar kognitif Siswa..……………………… 96

2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Siswa…………………. … 108

B. Uji Persyaratan Analisis…………………………………… …… 118

1. Uji Normalitas……………………………………………............ 118

2. Uji Homogenitas……………………………………………….. 121

C. Hasil Penelitian……………………………………………………… 122

1. Uji Anava………………………………………………………. 122

2. Uji Lanjut Anava………………………………………………… 128

Page 13: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D. Pembahasan Hasil Analisis.…………………………………. 139

1. Hipotesis pertama…..………………………………………….. 139

2. Hipotesis kedua…..…………………………………………….. …. 140

3. Hipotesis ketiga……..…………………………………………… 141

4. Hipotesis keempat..……………………………………………… 141

5. Hipotesis kelima……..………………………………………….. 142

6. Hipotesis keenam…..………………………………………….. 143

7. Hipotesis ketujuh…..………………………………………….. 144

E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian…………………………… 146

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN………………. 148

A. Kesimpulan….……. ………………………………………… 148

B. Implikasi ……. ……….…………………………………….. 149

1. Implikasi Teoritis……………………………………………… 149

2. Implikasi Praktis……………………………………………… 150

C. Saran…………………………………………………………. 151

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 153

LAMPIRAN…………………………………………………………… 156

Page 14: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus Gelombang Elektromagnetik …………. 167

Lampiran 2 : RPP 1 : Multimedia …………………………… 176

Lampiran 3 : RPP 2 : Multimedia …………………………… 181

Lampiran 4 : RPP 3 : Multimedia …………………………… 187

Lampiran 5 : RPP 1 : Modul……. …………………………… 193

Lampiran 6 : RPP 2 : Modul……. …………………………… 199

Lampiran 7 : RPP 3 : Modul……. …………………………… 205

Lampiran 8 : LKS 1 : Multimedia………. …………………… 211

Lampiran 9 : LKS 2 : Multimedia………. …………………… 217

Lampiran 10 : LKS 3 : Multimedia………. …………………… 220

Lampiran 11 : LKS 1 : Modul……………. …………………… 225

Lampiran 12 : LKS 2 : Modul……………. …………………… 231

Lampiran 13 : LKS 3 : Modul……………. …………………… 235

Lampiran 14 : Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar………………… 240

Lampiran 15 : Tes Prestasi Belajar …………….…………….. 242

Lampiran 16 : Kunci Jawaban Tes Prestasi Belajar (Kognitif) 254

Lampiran 17 : Format Penilaian Afektif ……………………… 255

Lampiran 18 : Lembar Penilaian Afektif ……………………… 257

Lampiran 19 : Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir

Abstrak…………………………………. ……… 259

Lampiran 20 : Tes Kemampuan Berpikir Abstrak……….… 260

Lampiran 21 : Kunci Soal Tes Kemampuan Berpikir

Page 15: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Abstrak………………………………………… 266

Lampiran 22 : Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Verbal…...… 267

Lampiran 23 : Tes Kemampuan Verbal (Yang Berkaitan

dengan Fisika) ………………………………. 268

Lampiran 24 : Kunci Jawaban Tes Kemampuan Verbal Fisika ….. 273

Lampiran 25 : Analisis Validitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran

Tes Dan Reliabilitas Tes Prestasi Belajar ………. 274

Lampiran 26 : Analisis Validitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran

Dan Reliabilitas Tes Kemampuan Verbal ………. 275

Lampiran 27 : Perhitungan Validitas Butir..…………..……… 276

Lampiran 28 : Data Penilaian ………………………………… 278

Lampiran 29 : Validasi Silabus dan RPP………….………….. 280

Lampiran 30 : Lembar Penilaian LKS Multimedia …. …….. 282

Lampiran 31 : Lembar Penilaian LKS Modul ………………… 285

Lampiran 32 : Penelaahan Butir Soal Tes Prestasi Belajar …….. 289

Lampiran 33 : Validasi Butir Soal Kemampuan Berpikir Abstrak 294

Lampiran 34 : Validasi Butir Soal Kemampuan Verbal……. 301

Lampiran 35 : Instrumen Evaluasi Modul ………………….. 307

Lampiran 36 : Instrumen Evaluasi Multimedia ……………. 309

Lampiran 37 : Uji Penyetaraan………………………………. 311

Lampiran 38 : Uji Normalitas……………………………….. 312

Lampiran 39 : Uji t………………………………………….. 313

Lampiran 40 : Photo Kegiatan ……………………………... 314

Lampiran 38 : Modul Fisika ……………………………….. 320

Page 16: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. : Sembilan Langkah Belajar Menurut Gagne……… 19

Tabel 2.2. : Sintaks Prblem Based Leraning……………………. 26

Tabel 3.1. : Jadwal kegiatan Penelitian……..…………………. 79

Tabel 3.2. : Desain Penelitian………………..…………………. 79

Tabel 3.3. : Klasifikasi Indeks Kesukaran………………………. 86

Tabel 3.4. : Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Tes

Prestasi Belajar………………..…………………. 86

Tabel 3.5. : Kriteris Daya Pembeda Soal………..………………….88

Tabel 3.6. : Hasil Analisis Daya Pembeda Item Tes Prestasi

Belajar…………………….…..…………………. 88

Tabel 3.7. : Hasil Analisis Validasi Item Tes Prestasi Belajar. 90

.Tabel 3.8. : Kriteria Tingkat Reliabilitas Butir Soal…………. 91

Tabel 4.1. : Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif

Berdasarkan Media …...…………………………. 96

Tabel 4.2. : Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar

Kognitif …...……………………………………… 97

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Dengan

Multimedia………………………………………. 98

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Dengan

Modul …………………………………………… 99

Tabel 4.5. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak…………………… 100

Page 17: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif

Berdasarkan Kemampuan Berpikir Abstrak Katagori

Tinggi…………………………………………….. 101

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar kognitif

Berdasarkan Kemampuan Berpikir Abstrak katgori

Rendah ………………………………………….…. 102

Tabel 4.8. Distribusi Nilai Data Prestasi Belajar Kognitif

Berdasarkan Kemampuan Verbal………………….. 103

Tabel 4.9. Distriusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif

Berdasarkan Kemampuan Verbal Katagori Tinggi… 104

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif

Berdasarkan Kemampuan Verbal Katagori Rendah… 105

Tabel 4.11. Deskripsi Data berdasarkan Media dan kemam;puan

Berpikir Abstrak Siswa…………………………….. .106

Tabel 4.12. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Media dan kemampuan Verbal Siswa……………….. 106

Tabel 4.13. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Media, Kemampuan Berpikir Abstrak, dan

Kemampuan Verbal………………………………….. 107

Tabel 4.14. Deskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Afektif…… 108

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif…. 109

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif

dengan Multimedia………………………………. 110

Page 18: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif

dengan Modul……………………………………… 112

Tabel 4.18. Deskripsi Data Prestasi Belajar Berdasarkan

Kemampuan Abstrak Rendah dan Tinggi………….. 113

Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif

Berdasarkan Kemampuan Berpikir Abstrak Katagori

Tinggi………………………………………………. 113

Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif

Berdasarkan Kemampuan Berpikir Abstrak Katagori

Rendah……………………………………………… 114

Tabel 4.21. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Siswa.…………………………. 115

Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif

Berdasarkan Kemampuan Verbal Katagori Tinggi…. 116

Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Data Prestasi belajar Afektif

Berdasarkan Kemampuan Verbal Katagori Rendah… 117

Tabel 4.24. Rangkuman Uji Normalitas Pretasi Belajar kognitif… 119

Tabel 4.25. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Belajar Afektif… 120

Tabel 4.26. Rangkuman Uji Homogenitas Prestasi Belajar

Kognitif……………………………………………. 121

Tabel 4.27. Rangkuman Uji Homogenitas Prestasi Belajar

Afektif……………………………………………… 122

Tabel 4.28. Rangkuman Hasil Uji Anava untuk Pretasi Belajar

Kognitif…………………………………………… .123

Page 19: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Tabel 4.29. Rangkuman Hasil Uji Anava Untuk Prestasi

Belajar Afektif……………………………………. 126

Tabel 4.30 : Estimated Marginal Means Terhadap pembelajaran

PBL…………………………....…………………. 129

Tabel 4.31 : Post Hoc Test : Multiple comparisons : Pembelajaran

PBL Dengan Multimedia dan Modul………………. 132

Tabel 4.32 : Estimated Marginal Means terhadap Kemampuan

Berpikir Abstrak…………………..………………. 134

Tabel 4.33 : Post Hoc Test : Multiple comparisons : Kemampuan

Berpikir Abstrak………………….………………. 136

Page 20: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Kerucur Pengalaman….. ……………………………… 28

Gambar 2.2 : Gelombang Transversal ……………………………… 48

Gambar 2.3 : Gelombang Longitudinal ……………………………. 49

Gambar 2.4 : Visualisasi Gelombang ……………………………… 51

Gambar 2.5 : Visualisasi Gelombang EM yang merambat dalam

arah sumbu x positif……..…………………………….. 54

Gambar 2.6 : Spektrum Gelombang Elektromagnetik………………... 55

Gambar 2.7 : Hasil Foto Rontgen…………………………………..… 61

Gambar 4.1 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif ……..………. 97

Gambar 4.2 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Dengan

Multimedia…………………………………….… 98

Gambar 4.3 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Dengan

Modul…………………………………………..… 99

Gambar 4.4 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Katagori Tinggi….. 101

Gambar 4.5 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Katagori Rendah….. 102

Gambar 4.6 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Katagori Tinggi………………… 104

Gambar 4.7 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Verbal Katagori Rendah……………………….……. 105

Gambar 4.8 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif ………….. 109

Page 21: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Gambar 4.9 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif Dengan

Multimedia………………………………..….. 111

Gambar 4.10 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif Dengan

Modul……………………………………..….. 112

Gambar 4.11 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Katagori Tinggi….. 114

Gambar 4.12 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Katagori Rendah….. 115

Gambar 4.13 : Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Katagori Tinggi…………..….. 117

Gambar 4.14 : Histogram Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Katagori Rendah………….….. 118

Gambar 4.15 : Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi :

Pembelajaran PBL Kemampuan Berpikir Abstrak.. 131

Gambar 4.16 : Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi :

Pembelajaran PBL Kemampuan Verbal………..….. 138

Page 22: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

Kusuma Wardhani. 2012. Pembelajaran Fisika Dengan Model Problem Based

Learning Menggunakan Multimedia dan Modul Ditinjau Dari Kemamuan

BerpikirAbstrak dan Kemampuan Verbal Siswa.” (Studi Kasus Pembelajaran

Fisika pada materi Gelombang Elektromagnetik Kelas X Semester 2 di SMA

Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012). TESIS. Pembimbing I: Prof. Dr.

H. Widha Sunarno, M. Pd., II: Dra. Suparmi, MA, Ph.D. Program Studi

Pendidikan Sains, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi

belajar siswa yang belajar menggunakan multimedia dan modul, antara siswa

yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah, antara siswa yang

memiliki kemampuan verbal tinggi dan rendah, dan interaksi antara variabel-

variabel tersebut terhadap prestasi siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan dilakukan dari bulan

Juni 2011 - Mei 2012. Populasi adalah semua siswa kelas X di SMA Negeri 3

Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel diambil secara acak (cluster random

sampling), terdiri dari 2 kelas yaitu kelas X.2 dan kelas X.9. Kelas X.2 belajar

menggunakan multimedia dan kelas X.9 menggunakan modul. Teknik

pengumpulan data digunakan untuk mengukur prestasi belajar yang dilakukan

dengan tes prestasi siswa, kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal.

Data dianalisis menggunakan ANAVA dengan desain faktorial 2x2x2.

Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1) siswa yang belajar

menggunakan multimedia memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada yang

belajar menggunakan modul (P-value = 0,014 <0,05). 2) siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari

pada siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah (P-value = 0,000

<0,05). Siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi ptestasi belajarnya lebih

tinggi dari pada yang memiliki kemampuan verbal rendah (P-value = 0,000

<0,05). Ada interaksi antara media dan kemampuan berpikir abstrak terhadap

prestasi belajar siswa (P-value = 0,004 <0,05). Ada interaksi antara multimedia

dan moduld engan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa (P-value =

0,036 <0,05). Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa (P-value = 0,977 <0,05). Tidak

ada interaksi antara multimedia dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak

dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa (P-value = 0761> 0,05).

Kata kunci : Problem Based Learning, multimedia, modul, kemampuan

berpikir abstrak, kemampuan verbal.

Page 23: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

Kusuma Wardhani. 2012. Learning Physics with Model Problem Based

Learning by Making Use of Multimedia and Modules Regarded from Student’s

Abstract Thinking Ability and Verbal Ability. (Case Studies in Physics Learning

at Electromagnetic Waves Materials Class X Semester 2 at SMA Negeri 3

Surakarta Lessons Year 2011/2012 ). Thesis. Supervisor I: Prof. Dr. H. Widha

Sunarno, M.Pd., II: Dra. Suparmi, M.A.,Ph.D. Science Education Study Program,

Postgraduate of the Sebelas Maret University Surakarta.

ABSTRACT

The purposes of the research were to know the difference of student

achievement between students who learnt using multimedia and modul media,

between student who had hight and low abstract thinking abilities between student

who had hight and low verbal abilities and their interaction toward student

achievement. The research used experimental method and was conducted from

june 2011 – june 2012. The population was all students in grade X SMA Negeri 3

Surakarta academic year 2011-2012. The sample was taken using cluster random

sampling, consisted of 2 classes, X2 and X9. X2 learnt using Multimedia and X9

used module. The data was collected using test for student achievement verbal and

abstract thinking abilities. The data was analysed using Anova with 2x2x2

factorial design.

From the data analysis can be concleded that : Student who learnt using

multimedia had higher student achievement than student who learnt using modul

(P-value = 0.014 < 0.05). The student who had hight thinking abstract had higher

achievement than student who had low abstract thinking ability (P-value = 0.000<

0.05).Student who had hight verbal ability had higher achievement than the low

ones (P-value = 0.000< 0.05). There was interaction between media and abstract

thinking ability toward student achievement (P-value = 0.004 < 0.05).There was

interaction between media and verbal ability toward student achievement (P-value

= 0.036< 0.05).There was not an interaction between abstract thinking abilityand

verbal abilitytoward students achievement (P-value = 0.977< 0.05).There was not

an interaction between multimedia and module media with abstract thinking

ability and verbal ability toward students achievement (P-value = 0761 > 0.05).

Keywords: Problem Based Learning, multimedia, modules, abstract

thinking ability, verbal. Capability.

Page 24: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil riset dua lembaga internasional yaitu Asian South pacific

Bureau of Adult Education (ASPABE) dan Global Campaign for Education

(GCE) menunjukkan bahwa peringkat pendidikan di Indonesia menempati

peringkat ke-10 dari 14 negara di Asia Pasifik. Dengan peringkat tersebut

Indonesia memperoleh nilai E. Ini sedikit lebih baik dibandingkan Papuanugini,

Nepal, dan Pakistan yang memperoleh nilai F. Malaysia yang pada dasawarsa

1970–an masih “mengimpor” guru dari Indonesia memperoleh predikat A. Dirjen

Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Depdiknas, Fasli Jalal mengakui

buruknya pendidikan di negeri ini tidak lepas dari kompleksnya kondisi

demografi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan populasi sangat besar

(Bayhaqi 2005). Pendidikan di Indonesia sudah masuk kategori gawat darurat.

Keadaan gawat darurat ini dipicu oleh mutu pendidikan dasar dan menengah

terbilang rendah dan sistem pendidikan yang tidak berkembang (Prasojo 2004 cit.

Literzet 2004) Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpukan bahwa mutu

pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi demografi Indonesia dan sistem

pendidikan.

Melalui Kementerian Pendidikan Nasional telah dilakukan upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai contoh diterbitkannya Peraturan

Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan

disempurnakannya Kurikulum dari Kurikulum Berbasis Kompetensi menjadi

1

Page 25: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun prestasi belajar Fisika

termasuk di SMA Negeri 3 Surakarta belum optimal. Pembelajaran Fisika pada

umumnya masih berorientasi pada guru. Siswa cenderung menerima apa saja yang

dijelaskan oleh guru tanpa harus mengetahui makna dari pelajaran tersebut. Siswa

juga cenderung menghafal pengertian dan rumus, pendekatan pembelajarannya

kurang berhubungan dengan fenomena alam, kehidupan sehari-hari, dan

perkembangan teknologi. Hal ini menyebabkan siswa pasif dan kurang

termotivasi dalam belajar, siswa mengangap bahwa Fisika itu sulit dan

membosankan, sehingga siswa mengalami kesulitan belajar dan menyebabkan

prestasi belajar Fisika rendah.

Dalam pembelajaran Fisika guru belum mampu menciptakan kondisi

pembelajaran yang dapat membagkitkan semangat belajar siswa, sehingga siswa

mempunyai keberanian, serta mempunyai kemampuan belajar. Pembelajaran

Fisika menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan

dan mengembangkan sikap ilmiah. Hal ini bisa tercapai apabila dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses. Depdikbud (1986)

mengutarakan bahwa pendekatan keterampilan proses merupakan wawasan

atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan

fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada

prinsipnya telah ada dalam diri siswa. Keterampilan proses merupakan

keterampilan yang meliputi kegiatan siswa untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berpikir, serta mengembangkan sikap ilmiah siswa.

Proses pembelajaran Fisika sesuai dengan Permendiknas No 22 tahun 2006

adalah inkuiri. Untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap

1

Page 26: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting dalam kecakapan

hidup digunakan proses pembelajaran inkuiri. Inkuiri dapat dikatakan sebagai

suatu metode yang mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari

pengetahuan atau informasi, atau mempelajari suatu gejala. Oleh karena sains

merupakan cara berpikir atau bekerja yang setara dengan kumpulan pengetahuan.

Proses pembelajaran dalam pembelajaran sains perlu menekankan pada cara

berpikir, bekerja, berkomunikasi, dan bersikap ilmiah melalui metode inkuiri.

Model inkuiri terdiri dari inkuiri induktif terbimbing, tak terbimbing,

inkuiri deduktif, dan pemecahan masalah. Dalam pembelajaran sains, guru

diharapkan memiliki filosofi inkuiri, sehingga akan lebih berperilaku sebagai

fasilitator pembelajaran, dan siswa ditempatkan sebagai pusat pembelajaran.

Namun kenyataannya, hal itu masih jarang dilakukan oleh guru. Penekanan

pembelajaran Fisika harus relevan dengan kehidupan sehari-hari, supaya pelajaran

Fisika yang diperoleh akan bermanfaat, dan akan mempunyai peran yang penting

bagi siswa untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya

akan berdampak dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu.

Materi Fisika SMA yang bersifat abstrak dan tidak dapat dipelajari dengan

percobaan atau eksperimen di laboratorium antara lain Gelombang

elektromagnetik, Radiasi benda hitam, Teori Atom, Radioaktivitas, dan

Relativitas. Namun materi-materi tersebut belum diajarkan sesuai dengan

karakteristik materi tersebut. Materi Gelombang elektromagnetik, meskipun

berkarakteristik abstrak, tetapi penerapan istilah-istilah yang dipelajari misalnya

gelombang radio, mikrowave, infra merah, dan sinar x banyak dijumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu untuk membangkitkan semangat belajar

Page 27: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Fisika siswa diperlukan strategi pembelajaran, misalanya model pembelajaran

kooperatif, CTL, dan model pembelajaran berbasis masalah (PBL). Namun

model pembelajarn tersebut belum optimum dilakukan oleh guru.

Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah model yang

merangsang siswa untuk menganalisis masalah, memperkirakan jawabannya,

mencari data, menganalisis data dan menyimpulkan jawaban terhadap masalah.

Dengan kata lain model ini pada dasarnya melatih kemampuan memecahkan

masalah melalui langkah-langkah sistematis. Menurut John Dewey dalam Suranto

(2009:91), “proses belajar hanya akan terjadi kalau siswa dihadapkan kepada

masalah dari kehidupan nyata untuk dipecahkan. Dalam membahas dan menjawab

masalah, siswa harus terlibat dalam kegiatan nyata, misalnya mengobservasi,

mengumpulkan data dan menganalisisnya bersama kawan lain dalam kelompok

atau di kelasnya .” Siswa akan tertarik untuk belajar, apabila dihadapkan pada

masalah yang berhubungam dengan kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa karakter tersebut, pembelajaran yang dirasa cocok untuk

pembelajaran pada materi Gelombang Elektromagnetik untuk siswa SMA

Negeri 3 adalah model pembelajaran PBL ( Problem Based Learning), karena

kebanyakan siswanya memiliki karakteristik antara lain kecerdasan relatif tinggi,

motivasi yang tinggi, dan percaya diri, sehingga siswa akan mampu

menyelesaikan masalah yang disajikan dalam pembelajaran berbasis masalah.

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang kompleks yang terjadi

pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Dengan belajar seseorang memperoleh

suatu pengetahuan yang berguna untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang

dihadapi sehingga akan memiliki suatu pemahaman dan pemikiran yang

Page 28: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

memperngaruhi kehidupan seseorang. Teori belajar yang bersumber dari aliran-

aliran psikologi, antara lain yaitu teori belajar menurut Piaget, teori pemrosesan

informasi dari Gagne, dan teori belajar bermakna menurut Ausubel. Teori-teori

belajar tersebut mendukung penelitian ini. Belajar akan lebih berhasil apabila

disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Agar belajar itu

menjadi berarti dan memberi makna yang dalam bagi siswa, maka guru harus

mampu menyediakan materi pelajaran, sumber belajar, pengalaman belajar,

aktivitas, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk kepentingan proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran guru juga harus mampu memilih media pembelajaran yang

tepat yang bisa menumbuhkan semangat belajar siswa. Penggunaan media

pembelajaran juga harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan tujuan

pembelajaran.

Dalam UU RI no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan antara

lain bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak memperoleh

dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang tugas

keprofesionalan. Misalnya, dalam melaksanakan kompetensi pembelajaran guru

dituntut memiliki kemampuan secara metodologis dalam hal perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran, termasuk di dalamnya penguasaan dan penggunaan

media pembelajaran. Penggunaan alat bantu atau media pembelajaran diharapkan

dapat mengoptimalkan proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas,

sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar Fisika dengan senang.

Fisika merupakan salah satu materi pelajaran yang pada umumnya kurang

disenangi siswa, karena dalam Fisika banyak konsep yang bersifat abstrak yang

tidak dapat dipelajari melalui percobaan atau eksperimen, sehingga siswa sukar

Page 29: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

membayangkannya. Apabila konsep-konsep yang bersifat abstrak itu ditampilkan

dengan multimedia, misalnya animasi yang dapat memperlihatkan seolah-olah

nyata, dapat memotivasi siswa sehingga siswa menjadi senang belajar Fisika.

Pada kenyataannya, pembelajaran yang dilakukan di sebagian besar sekolah saat

ini adalah monoton, dengan metode ceramah sehingga kreativitas siswa tidak

berkembang, dan suasana kelas menjadi biasa saja, sehingga berpengaruh pada

prestasi belajar siswa.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua

bagian utama, yang pertama faktor internal yang antara lain terdiri dari faktor

jasmaniah, intelegensi, motivasi, perhatian, minat, bakat, kemampuan berpikir

abstrak, kemampuan verbal, dan kesiapan yang berbeda-beda. Kedua faktor

eksternal yang terdiri dari faktor keluarga, masyarakat, metode pembelajaran,

kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran yang belum dikembangkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut masih kurang

diperhatikan oleh guru dalam pembelajaran Fisika. Oleh karena itu, perlu untuk

dikembangkan pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk dapat

mempelajari dan memahami materi ajar Fisika secara mandiri. Penggunaan

multimedia dan modul menjadi salah satu altenatif jawaban karena dengan

belajar mandiri siswa memperoleh keluwesan dan keleluasaan dalam

mempelajarinya sehingga materi-materi yang kurang dipahami dapat diekplorasi

kembali melalui multimedia atau modul.

Arti multimedia menurut Arsyad (2011) adalah berbagai macam

kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungan ini merupakan

Page 30: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

satu kesatuan yang secara besama-sama menampilkan informasi, pesan, atau isi

pelajaran. Disini dapat digambarkan bahwa multimedia adalah suatu kombinasi

data atau media untuk menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu

tersaji dengan lebih menarik.

Permendiknas Nomor 78 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Sekolah

Bertaraf Internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, bagian ketiga

pasal 5 ayat 2, menyatakan bahwa ”proses pembelajaran yang dilakukan di

Sekolah Bertaraf Internaional (SBI) menerapkan pendekatan pembelajaran

berbasis teknologi informasi dan komunikasi, aktif, kreatif, menyenangkan, dan

kontekstual.” Sehingga pembelajaran menggunakan multimedia mendukung

kebijakan pemerintah tersebut karena pembelajaran menggunakan multi media

dapat menumbuhkan daya tarik siswa dalam belajar Fisika. Multimedia berupa

animasi dan video digunakan sebagai sarana untuk memberikan pemahaman

konsep secara nyata kepada siswa pada pembelajaran materi yang bersifat abstrak.

Animasi dapat diimplementasikan untuk menambahkan efek dan mempercantik

tampilan paket bahan ajar.

Multimedia cocok digunakan dalam penelitian ini, karena SMA Negeri 3

memiliki alat-alat yang sangat mendukung. Di setiap ruang kelas sudah tersedia

laptop dan LCD proyektor, dan juga memiliki sebuah ruang audiovisual dengan

peralatan komputer 40 unit. Dengan multimedia, pembelajaran Fisika bisa lebih

menarik perhatian siswa dan memperkuat motivasi, sehingga diharapkan.bisa

meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa. Pada kenyataannya masih banyak

guru yang belum menggunakan multimedia secara optimum pada pembelajaran.

Page 31: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Selain multimedia ada juga media lain yang dapat digunakan dalam pembelajaran

Fisika, antara lain charta, modul, modul interaktif, dan modul bergambar.

Dengan modul siswa lebih banyak mendapat kesempatan untuk belajar

secara mandiri. Siswa dapat maju sesuai dengan kecepatan dan kemampuan

masing-masing. Modul memuat sekumpulan bahan pendidikan, mekanisme dan

interaksi, tugas-tugas spesifik dan komponen evaluasi yang disusun dengan

menggunakan bahasa yang komunikatif. Pembelajaran Fisika dengan modul akan

memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara masing-masing

karena setiap siswa akan menggunakan cara yang berbeda untuk memecahkan

masalah berdasarkan kemampuan dan kebiasaan masing-masing. Pembelajaran

dengan modul terdiri atas serangkaian kegiatan belajar yang secara empiris telah

terbukti memberi hasil belajar yang efektif, untuk memcapai tujuan yang

dirumuskan secara jelas dan spesifik. Dengan modul siswa lebih banyak

mendapat kesempatan untuk belajar secara mandiri, berdasarkan kemampuan dan

kecepatan masng-masing. Kenyataannya pembelajaran dengan modul belum

dilakukan oleh guru secara optimal. Penggunaan media pembelajaran yang tepat

diharapkan akan semakin meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang

dipelajari, sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar

siswa juga dipengaruhi oleh faktor internal siswa, antara lain kemampuan berpikir

abstrak.

Kemampuan berpikir abstrak sangat dibutuhkan oleh siswa dalam

mempelajari materi Fisika yang bersifat abstrak. Menurut Binet dan Stoddard

dalam Kadaryanti (2011), konsep-konsep kecerdasan ditekankan pada

kemampuan abstraksi. Dalam konsep Binet, unsur abstraksi dalam kecerdasan

Page 32: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

terwujud dalam kemampuan memutuskan secara tepat, berpikir secara rasional,

dan mempunyai otokritik. Stoddard manganggap bahwa kemampuan abstraksi

merupakan inti dari kecerdasan. Kemampuan abstrak adalah kemampuan

mengoperasikan simbol-simbol, lambang, dan rumus-rumus terutama dalam

tingkat analisis dan interpretasi. Kemampuan berpikir abstrak siswa kurang

diperhatikan oleh guru. Dalam materi Fisika banyak dijumpai istilah dan simbol-

simbol, sehingga dalam mempelajari Fisika siswa dituntut untuk mengartikan

istilah dan simbol-simbol tersebut. Tanpa mengetahui arti simbol-simbol dalam

Fisika, siswa akan kurang memahami konsep Fisika, maka dibutuhkan

kemampuan verbal.

Kemampuan verbal adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan proses

perubahan tingkah laku seseorang yang dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa

lisan dan tertulis yang diperoleh dari sumber yang menggunakan bahasa lisan atau

tertulis untuk menghasilkan produk atau gagasan, mencari pemecahan masalah

yang lebih efisien dalam proses pembelajaran. Winkel (1997) mengemukakan

bahwa informasi verbal merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang yang

dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan dan tertulis dan dapat diungkap

melalui sumber yang berupa lisan atau tertulis juga. David Lazear dalam

Suharsimi (2006), Kemampuan verbal meliputi analisis linguistik, mengenal

kembali dan mengingat, memahami dan menciptakan kelucuan atau humor,

menjelaskan sesuatu dalam proses belajar mengajar, meyakinkan seseorang agar

bersedia melakukan sesuatu dan memahami perintah dengan tepat. Kemampuan

verbal merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengungkapkan

Page 33: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

ide, gagasan, pendapat, dan pikiran yang dituangkan dalam bentuk bahasa, baik

lisan maupun tulisan.

Kemampuan verbal dalam Fisika meliputi kemampuan memahami dan

mengingat arti kata-kata, istilah-istilah dalam Fisika yang terdapat dalam konsep

dan soal. Kekeliruan dalam memahami kata-kata kunci dari soal mengakibatkan

kesalahan yang fatal. Jika kemampuan verbal ini tidak diperhatikan

dikhawatirkan akan terjadi kesalahan penafsiran terhadap simbol-simbol maupun

bahasa dalam Fisika. Kemampuan verbal yang dimiliki oleh siswa tersebut

juga kurang diperhatikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat disusun identifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia diindikasikan oleh hasil

riset ASPABE dan GCE.

2. Belum optimalnya hasil belajar Fisika disebabkan oleh sebagian besar

siswa menganggap Fisika itu sulit dan membosankan.

3. Kesulitan belajar Fisika disebabkan dalam pembelajaran Fisika siswa

cenderung mengahafal pengertian dan rumus, pendekatan

pembelajarannya kurang berhubungan dengan fenomena alam, kehidupan

sehari-hari, dan perkembangan teknologi.

4. Cara pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung monoton dan

hanya menggunakan metode ceramah pada konsep-konsep Fisika

yang bersifat abstrak. Padahal berbagai metode pembelajaran telah

dikembangkan.

Page 34: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

5. Dalam pembelajaran, pendekatan keterampilan proses dan inkuiri,

belum banyak dilakukan oleh guru.

6. Model pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, CTL, dan

model pembelajaran berbasis masalah (PBL) cocok untuk pembelajaran

Fisika, tetapi belum dilakukan oleh guru secara optimal.

7. Berbagai media telah dikembangkan seperti multimedia, animasi simulasi,

media interaktif, audio visual, video, modul, komik dan lain-lain. Namun

belum banyak guru yang menggunakannya.

8. Prestasi belajar siswa belum maksimum, karena yang mempengaruhi

prestasi belajar seperti motivasi, motivasi berprestasi, kemampuan awal,

sikap ilmiah, gaya belajar, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan

verbal, dan aktivitas kurang diperhatikan oleh guru.

9. Untuk mempelajari materi Fisika yang bersifat abstrak dengan

multimedia diperlukan kemampuan berpikir abstrak yang tinggi, tetapi

kemampuan berpikir abstrak siswa ini masih kurang diperhatikan oleh

guru.

10. Dalam pembelajaran Fisika menggunakan media modul diperlukan

kemampuan verbal siswa yang tinggi, tetapi kemampuan verbal yang

dimiliki oleh siswa masih kurang diperhatikan oleh guru.

11. Materi Fisika SMA yang bersifat abstrak dan tidak dapat dipelajari

dengan percobaan atau eksperimen di laboratorium antara lain gelombang

elektromagnetik, kalor, radiasi benda hitam, teori atom, radiokativitas, dan

relativitas. Namun materi-materi tersebut belum diajarkan sesuai dengan

karakteristik materi.

Page 35: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat disusun pembatasan

masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran dibatasi pada model PBL (Problem Based Learning)

2. Media pembelajaran dibatasi pada multimedia dan modul

3. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar Fisika siswa dibatasi pada

kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal.

4. Kemampuan berpikir abstrak dibatasi tinggi dan rendah.

5. Kemampuan verbal dibatasi tinggi dan rendah.

6. Prestasi belajar dibatasi pada prestasi belajar kognitif, dan afektif.

7. Materi pembelajaran dibatasi pada materi gelombang elektromagnetik.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi

pembelajaran dengan model PBL menggunakan multimedia dengan

pembelajaran PBL menggunakan modul?

2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak tinggi dan kemampuan berpikir abstrak rendah?

3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan

verbal tinggi dan kemampuan verbal rendah?

4. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan model PBL

menggunakan multimedia dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak

terhadap prestasi belajar siswa?

Page 36: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

5. Apakah ada interaksi antara pembelajaran dengan model PBL menggunakan

multimedia dan modul dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar

siswa?

6. Apakah ada interaksi antara kemapuan berpikir abstrak dan kemampuan

verbal terhadap prestasi belajar siswa?

7. Apakah ada interaksiantara pembelajaran dengan model PBL menggunakan

multimedia dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak dan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan prestasi belajar antar siswa yang diberi pembelajaran dengan

model PBL menggunakan multimedia dengan pembelajaran PBL

menggunakan modul.

2. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak tinggi dan kemampuan berpikir abstrak rendah.

3. Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan

verbal tinggi dan kemampuan verbal rendah.

4. Interaksi antara model pembelajaran PBL dengan multimedia dan

modul dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar

siswa.

5. Interaksi antara pembelajaran dengan model PBL menggunakan

multimedia dan modul dengan kemampuan verbal terhadap prestasi

belajar siswa.

Page 37: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

6. Interaksi antara kemapuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal

prestasi belajar siswa.

7. Interaksi antara pembelajaran dengan model PBL menggunakan

multimedia dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak dan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Praktis :

a. Menyediakan alternatif media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan

oleh siswa dalam mempelajari materi Fisika.

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan multimedia

dan modul.

c. Mendorong guru untuk mempelajari dan memperdalam keterampilan di

bidang komputer. Karena dengan komputer dapat mempermudah segala

jenis administrasi guru dan memberi peluang untuk menciptakan media

pembelajaran.

d. Memberikan masukan kepada sekolah tempat penelitian untuk

berupaya meningkatkan prestasi belajar Fisika dengan memperhatikan

faktor-faktor internal siswa.

2. Manfaat Teoritis :

a. Memberikan sumbangan penelitian di bidang pendidikan mengenai

upaya meningkatkan prestasi belajar Fisika.

Page 38: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

b. Memberi peluang untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang

media pembelajaran dengan variabel lain yang ada pada diri siswa,

misalnya kemampuan konkrit, gaya belajar, sikap ilmiah dan lain

sebagainya, sehingga akan diperoleh suatu generalisasi yang dapat

diterapkan pada kondisi yang lebih umum.

c. Memberi peluang untuk membuat suatu rancangan penelitian baru yang

terkait dengan kemampuan abstrak dan kemampuan verbal siswa,

sehingga dapat dijadikan acuan untuk merancang sistem pembelajaran

yang tepat untuk siswa di Indonesia.

Page 39: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang kompleks yang terjadi

pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Dengan belajar seseorang memperoleh

suatu pengetahuan yang berguna untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang

dihadapi sehingga akan memiliki suatu pemahaman dan pemikiran yang

memperngaruhi kehidupan seseorang. Belajar adalah suatu proses di mana

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (Gagne 1984 cit.

Dahar, R.W. 1989). Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,

pengetahuan dan sikap baru (Crow & Crow 1958 cit. Sudrajat, A. 2008). Dari

kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan

pada diri seseorang melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman,

sehingga diperoleh pengetahuan dan sikap baru.

Menurut UU No. 20/2003, Bab I Pasal 1 Ayat 20 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, ”Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Peserta didik adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pedidikan tertentu dan

pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagi guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instuktur, fasilitator, dan sebutan

lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam

16

Page 40: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

menyelenggarakan pendidikan”. Sedangkan menurut Nurhadi (2004),

“Pembelajaran merupakan interaksi sistematis antara peserta didik dengan

pendidik yang berkaitan dengan materi pembelajaran pada suatu lingkungan

belajar. Kegiatan pembelajaran memberdayakan semua potensi peserta didik

untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran perlu

berpusat pada peserta didik dengan menciptakan kondisi yang menyenangkan dan

menantang untuk mengembangkan kreativitas mereka, dan menyediakan

pengalaman belajar yang beragam. Pembelajaran juga bermuatan nilai, etika,

estetika, logika, dan kinestetika .” Pembelajaran merupakan kegiatan atau proses

interaksi antara siswa dan guru yang berupaya membelajarkan siswa secara

terintergrasi dengan memperhitungkan kondisi lingkungan, karakteristik siswa,

pengalaman belajar, dan strategi pembelajaran.

2. Pembelajaran Fisika

Pembelajaran Fisika pada penelitian ini adalah pembelajaran pada materi

Gelombang Elektromagnetik yang dilakukan oleh siswa bersama guru di dalam

kelas dengan menggunakan multimedia dan modul. Fisika, sebagaimana yang

terdapat dalam Ensiklopedi Sains dan kehidupan, adalah ilmu tentang materi (zat)

dan energi. Materi yang memungkinkan dunia industri dan teknologi tinggi terus

maju dan berkembang adalah segala sesuatu yang dapat dilihat dan disentuh.

Materi dapat berada dalam tiga wujud, yaitu pada, cair, dan gas. Sedangkan energi

adalah kemampuan untuk melakukan usaha.

Usaha yang telah dilakukan oleh para ahli ilmu pengetahuan adalah

mencari berbagai jenis bahan baru seperti konduktor, semikonduktor, berbagai

jenis kristal, plastik bahan sintetik (bahan buatan), bahan bakar ramah

Page 41: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

lingkungan, bahan kimia, serat optik telekomunikasi, serat optik sinar X dan

sebagainya. Selain itu mereka juga terus mengembangkan berbagai jenis sumber

energi ramah lingkungan dalam jumlah banyak untuk membuat, memperluas, dan

membentuk materi-materi tersebut. Dari materi-materi tersebut, terdapat banyak

materi Fisika yang bersifat abstrak. Materi Fisika SMA yang bersifat abstrak

antara lain listrik magnet, radiasi benda hitam, teori atom, radioaktivitas, dan

relativitas, kalor, dan gelombang elektromagnetik. Materi-materi Fisika yang

bersifat abstrak, dalam pembelajaran memerlukan media yang diharapkan dapat

mempresentasikan materi tersebut mendekati aslinya, sehingga siswa akan

menjadi lebih mudah memahami dan senang belajar Fisika.

3.. Teori Belajar

Beberapa teori belajar menurut aliran psikologi antara laian adalah :

a. Teori belajar menurut Robert Gagne

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan

faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil

kumulatif dari dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan

informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk

hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-

kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu

keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan

proses kognitif yang terjadi dalam individu, sedangkan kondisi eksternal adalah

rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses

pembelajaran (Gane 1984 cit. Dahar, R.W. 1989). Belajar merupakan proses

Page 42: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

perubahan, sehingga terjadi perbedaan keadaan dari sebelum individu belajar

dengan sesudah individu belajar.

Gagne mengemukakan sembilan langkah belajar, yang merupakan tahapan-

tahapan yang berurutan di dalam sebuah proses pembelajaran. Tujuannya adalah

memberikan kondisi yang sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan secara efektif dan efisien. Agar kesembilan langkah atau peristiwa itu

menjadi berarti dan memberi makna yang dalam bagi siswa, maka guru harus

melakukan apa yang memang harus dilakukan. Dengan kata lain, guru mampu

menyediakan sesuatu seperti materi pelajaran, sumber belajar, pengalaman

belajar, aktivitas, dan lain-lain yang memang dibutuhkan untuk mendapatkan

suatu pengalaman belajar agar kondisi mental siswa itu terus terjaga untuk

kepentingan proses pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran menurut Gagne

disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1. Sembilan Langkah Belajar Menurut Gagne

Langkah

Pembelajaran

Proses Mental Siswa Aktivitas Guru

1. Menarik perhatian

siswa

Merangsang daya

penerimaan siswa. dan

menciptakan rasa ingin tahu

siswa

Menciptakan efek-efek suara tertentu

den mengajukan pertanyaan yang

menantang

2. Menyampaikan

kepada siswa tentang

tujuan pembelajaran

Menguraan tujuan pada awal

pelajaran, secara lisan

maupun tertulis

Menguraikan tujuan pada awal

pelajaran,secara lisan maupun tertulis

3. Menstimulir/atau

memanggil terlebih

dahulu informasi

atau pengetahuan

yang sudah diperoleh

sebelum proses

pengajaran

Mendapatkan kembali atau

dan menggiatkan memori

jangka pendek siswa

Bertanya, berdiskusi, melihat

gambar/video, mendengarkan cerita

sesuai topik yang dipelajari

4. Menyajikan isi

Pembelajaran

Siswa secara selektif

menanggapi isi pelajaran

Menyampaikan materi pembelajaran

dengan menggunakan berbagai

metode, pendekatan, strategi, dan alat

bantu pelajaran

Page 43: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tabel 2.1. Sembilan Langkah Belajar Menurut Gagne (lanjutan)

Langkah

Pembelajaran

Proses Mental Siswa Aktivitas Guru

5. Menyediakan

pedoman atau

petunjuk belajar

Siswa menulis berbagai hal

untuk disimpan pada

memori supaya bertahan

lama

Menyediakan pedoman, petunjuk

belajar yang praktis

6. Memberi

kesempatan

untuk latihan/unjuk

performance

Merespons pertanyaan,

tugas,latihan, dll.

Memberi pertanyaan, tugas, latihan

yang harus dilaksanakan

7. Memberi umpan

balik

Mengetahui tingkat

penguasaan materi dan

tingkat kebenaran tugas

yang dikerjakan

Memberi penguatan/memuji

8. Melakukan penilaian

Mendapatkan/ mempertegas

kembali isi pelajaran sebagai

bahan evaluasi akhir

Melakukan penilaian

9. Mengekalkan dan

mengembangkan

pengetahuan dan

kemahiran siswa

Berlatih, mempraktikkan apa

yang telah diperolehnya

(kognitif, afektif,

psikomotorik) dalam situasi

yang baru

Menyediakan kesempatan yang luas

bagi siswa untuk memanfaatkan

berbagai pengetahuan, sikap, dan

keterampilan tersebut dalam situasi

yang berbeda (praktikum, unjuk kerja,

project, simulasi, dll)

Dari uraian langkah-langkah belajar menurut Gagne tersebut menunjukkan

bahwa teori ini mendukung penelitaian yang akan dilakukan dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based learning dengan multimedia.

Multimedia dapat menarik perhatian siswa dengan menciptakan efek-efek suara,

memeperlihatkan gambar atau video, dan mengajukan pertanyaan atau masalah-

masalah yang menantang.

b. Teori Belajar menurut Piaget

Piaget merupakan salah seorang tokoh pelopor aliran konstrurktivisme.

Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan

untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan

perkembanan individu. Setiap individu mengalami empat tingkat perkembanan

kognitif, yaitu : sensori motor (usia 0-2 tahun), pra operasional (usia 2-7 tahun),

Page 44: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

operasional kongkret (usia 7-11 tahun), operasional formal (usia 11 tahun ke

atas).”(Piaget dalam Dahar, R.W. 1989). Perkembangan kognitif merupakan

perubahan yang berurutan dan bertahap sesuai umur.

Tahap operasi formal merupakan tahap final perkembangan kognitif.

Implikasi penting dalam pembelajaran sains dari Piaget yaitu : memusatkan

perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak hanya sekedar pada

hasilnya, memperhatikan peranan dan inisiatif siswa serta keterlibatannya secara

aktif dalam kegiatan pembelajaran, memaklumi akan adanya perbedaan individual

dalam hal kemajuan perkembangan intelektual. Memusatkan perhatian pada

berpikir atau mental anak tidak sekedar pada hasilnya. Selain kebenaran jawaban

siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai ke

jawaban tersebut. Pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan

dengan memperhatikan tahap kognitif siswa yang mutakhir dan hanya apabila

guru penuh perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai pada

kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi

memberikan pengalaman sesuai yang dimaksudkan. Memperhatikan peranan dan

inisiatif siswa, serta keterlibatannya secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Di kelas Piaget, penyajian pengetahuan jadi (ready made) tidak mendapat

penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui

interaksi spontan dengan lingkungannya. Manusia memiliki struktur pengetahuan

dalam otaknya, seperti kotak-kotak yang masing-masing berisi informasi

bermakna yang berbeda-beda. Setiap pengalaman baru dihubungkan dengan

kotak-kotak (struktur pengetahuan) dalam otak manusia tersebuat. Struktur

pengetahuan dikembangkan dalam otak manusia melalui dua cara yaitu asimilasi

Page 45: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

dan akomodasi. Asimilasi maksudnya struktur pengetahuan baru dibuat atau

dibangun atas dasar struktur pengetahuan yang sudah ada. Akomodasi maksudnya

struktur pengetahuaan yang sudah ada dimodifikasikan untuk menampung dan

menyesuaikan dengan lahirnya pengalaman baru. Equilibrium merupakan

keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Teori Piaget juga mendukung

penelitian ini yang menggunakan modul dan berbasis masalah. Karena tahapan

Piaget menyajikan beberapa pandangan untuk membantu guru dalam menyiapkan

pengalaman belajar yang cocok dengan tanggung jawab siswa. Pada langkah

pembelajaran, siswa memerlukan kesempatan untuk belajar melalui aktivitas

sesuai dengan langkahnya sendiri, belajar sesuai dengan tahap kognitif atau

kecepatan masing-masing dalam memecahkan masalah.

c. Teori Belajar menurut David Ausubel

Teori belajar bersama menurut David Ausubel memberi penekanan pada

belajar bermakna. Belajar dibagi menjadi dua dimensi, dimensi pertama adalah

dimensi belajar penerimaan/penemuan, dan dimensi kedua adalah dimensi

bermakna/hafalan, yang merupakan suatu kontinum dan bukan dikotomi. Menurut

Ausubel, belajar bermakna akan terjadi bila si pembelajar dapat mengaitkan

informasi yang baru diperolehnya dengan konsep-konsep relevan yang terdapat

dalam struktur kognitif si pembelajar tersebut. Akan tetapi, bila si pembelajar

hanya mencoba menghafalkan informasi baru tadi tanpa menghubungkan dengan

konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitifnya, kondisi ini dikatakan

sebagai belajar hafalan. Informasi yang dipelajari secara bermakna, biasanya

lebih lama diingat daripada informasi yang dipelajari secara hafalan.

Page 46: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Teori Ausubel sangat menekankan agar para guru diharapkan mengetahui

konsep-konsep yang telah dimiliki para siswanya agar belajar bermakna dapat

berlangsung, tetapi Ausubel belum dapat menyediakan alat untuk mengukur hal

tersebut. Penerapan teori Ausubel dalam mengajar adalah : faktor yang paling

penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Belajar

dikatakan bermakna apabila siswa dapat memahami materi dan mampu

mengkaitkan materi yang sudah dipelajari dengan konsep-konsep yang relevan

dengan struktur kognitif yang telah ada (Ausubel 1963 cit. Dahar 1989)

Pembelajaran harus memperhatikan pengalaman siswa, tingkat perkembangan

mereka, intelegensi, dan usia.

Faktor yang mempengaruhi belajar penerimaan bermakna ialah struktur

kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi

tertentu dan pada waktu tertentu. Sifat-sifat struktur kognitif menentukan

validitas dan kejelasan arti-arti yang timbul waktu informasi yang baru masuk ke

dalam struktur kognitif itu, demikian pula sifat proses interaksi yang terjadi. Jika

struktur kognitif tersebut stabil, jelas, dan teratur dengan baik maka arti-arti yang

sahih (valid) dan jelas akan timbul, dan cenderung bertahan. Sebaliknya, jika

struktur kognitif tersebut tidak stabil, meragukan, dan tidak teratur maka struktur

kognitif tersebut cenderung menghambat belajar dan retensi.

Adapun prasyarat-prasyarat yang diajukan Ausubel agar terjadinya belajar

bermakna. Pertama, materi yang dipelajari harus bermakna secara potensial,

maksudnya materi pelajaran tersebut harus memiliki kebermaknaan logis. Materi

yang memiliki kebermaknaan logis merupakan materi yang konsisten dengan apa

yang telah diketahui dan materi tersebut dapat dinyatakan dalam berbagai cara,

Page 47: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

tanpa mengubah arti (disebut materi substantif). Selain itu, aspek lain dari materi

bermakna potensial ini adalah dalam struktur kognitif siswa harus ada gagasan-

gagasan yang relevan. Dalam arti pembelajaran harus memperhatikan pengalaman

siswa, tingkat perkembangan mereka, intelegensi, dan usia. Bila para siswa tidak

memiliki pengalaman yang diperlukan mereka untuk mengaitkan atau

menghubungkan isi pembelajaran tersebut, maka isi pembelajaran akan dipelajari

secara hafalan.

Kedua, siswa yang akan belajar harus mempunyai niat/tujuan dan kesiapan

untuk melaksanakan belajar bermakna. Tujuan belajar siswa merupakan faktor

utama dalam belajar bermakna. Banyak siswa yang mengikuti pembelajaran

nampaknya tidak relevan dengan kebutuhan mereka pada saat itu. Dalam

pembelajaran yang demikian, materi dipelajari secara hafalan. Para siswa

kelihatan dapat memberikan jawaban yang benar tanpa menghubungkan materi itu

pada aspek-aspek lain dalam struktur kognitif mereka. Jadi, agar terjadi belajar

bermakna materi pelajaran harus bermakna secara logis, siswa harus bertujuan

untuk memasukkan materi pembelajaran tersebut ke dalam struktur kognitifnya,

dan dalam struktur kognitif siswa harus terdapat unsur-unsur yang cocok untuk

mengaitkan atau menghubungkan materi yang baru tersebut secara non-arbitrer

dan substantif. Jika salah satu komponen tidak ada, maka materi tersebut kalau

dipelajari akan secara hafalan saja.

Teori belajar menurut Ausubel juga mendukung penelitian ini. Materi

gelombang elektromagnetik memiliki kebermaknaan logis, karena materi tesebut

konsisten dengan apa yang telah diketahui. Siswa telah mempelajari materi

getaran dan gelombang di SMP. Materi gelombang elektromagenetik merupakan

Page 48: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

materi subtantif karena dapat dinyatakan dengan berbagai cara, misalnya

menggunakan multimedia dan modul tanpa mengubah arti.

4. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Salah satu model pembelajaran yang berprinsip kerjasama kelompok yang

diperkirakan mampu mengembangkan kemampuan belajar selain pembelajaran

kooperatif adalah Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis

masalah. Model ini merangsang siswa untuk menganalisis masalah,

memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari data, menganalisis data dan

menyimpulkan jawaban terhadap masalah. Pembelajaran berbasis masalah

mempunyai ciri khusus antara lain ada soal atau problem, mencakup materi ajar

maupun prinsip dan ketrampilan akademik pembelajaran berbasis masalah, juga

memuat soal dan problem baik secara sosial atau personal yang bagi peserta didik

permasalahan atau problem tersebut ada dalam kehidupan nyata dan

membutuhkan jawaban sederhana maupun solusi yang tepat.

Proses belajar hanya terjadi kalau siswa dihadapkan kepada masalah dari

kehidupan nyata untuk dipecahkan (Dewey,J. 1933 cit. Nur, M. 2011). Dalam

membahas dan menjawab masalah, siswa harus terlibat dalam kegiatan nyata.

PBL adalah metode pendidikan yang medorong siswa untuk mengenal cara

belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-

masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan

keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. Metode ini

menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk

mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran (Duch

1995 ) cit. Yuliastutik, A. 2010). Dari kedua pendapat tersebut disimpulkan

Page 49: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

bahwa model pembelajaran problem based learning mengkombinasikan peserta

didik dengan permasalahan di dunia nyata dan permasalahan dari latihan-latihan

sehingga memunculkan motivasi untuk belajar.

Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan pembelajaran dengan

memunculkan masalah-masalah untuk membantu siswa mengembangkan

keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah, serta menjadi siswa

yang mandiri. Sintaks atau tahapan suatu pembelajaran berisi langkah-langkah

praktis yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Dalam

pembelajaran berdasarkan masalah, ada lima langkah utama yaitu seperti pada

Tabel 2.2 .

Tabel 2.2. Sintaks Problem Based Learning.

Tahap Aktivitas Guru

Tahap-1

Orientasi siswa

pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang

dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk

memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam

pemecahan masalah yang dipilih

Tahap-2

Mengorganisasi siswa

untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasi

tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

Tahap-3

Membimbing

penyelidikan individual

maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

Tahap-4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkankarya

yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka

untuk berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5

Menganalisis dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka

pergunakan.

Adapun tujuan dan hasil belajar dari pembelajaran berdasarkan masalah

tidak dirancang untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada siswa.

Page 50: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Model ini dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan keterampilan

berpikir, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan memecahan masalah

dan keterampilan intelektual, belajar berbagi peran orang dewasa melalui

pelibatan mereka pada pengalaman nyata, mengembangkan keterampilan belajar

pengarahan sendiri yang efektif.

5. Media Pembelajaran

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima

pesan. Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya dalam belajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan

siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: pembelajaran

akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi

belajar, Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat dipahami

oleh siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik,

metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak

kehabisan tenaga, siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak

hanya mendegarkan uraian guru, tetapi juga beraktivitas seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain, langkah pembelajaran, siswa

memerlukan kesempatan untuk belajar melalui aktivitas sesuai dengan langkahnya

sendiri daripada dalam aturan kelompok (Gagne 1970 cit. Dahar 1989). Media

Page 51: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pembelajaran merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang dapat menarik

perhatian siswa, sehingga meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

Dalam dunia pendidikan, penggunaan media/bahan/sarana belajar sering

kali menggunakan Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media belajar sperti

buku teks, bahan belajar dan audio visual yang dibuat oleh guru (Dale cit.

Anitah). Media belajar diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif

dan efisien. Pengalaman manusia digambarkan sebagai suatu kerucut, yang

dimulai dari pengalaman langsung sampai dengan pengalaman yang paling

abstrak, yaitu belajar memalui lambang kata-kata. Tahap-tahap dari pengalaman

kongkrit ke abstrak digambarkan dalam kerucut pengalaman seperti pada Gambar

2.1.

Gambar 2.1. Kerucut Pengalaman (Dale 1956 cit. Anitah 2008)

Page 52: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tahapan dalam kerucut pengalaman tersebut dapat dijelaskan sebagai beikut:

a. Pengalaman Langsung.

Pengaalaman langsung, meliputi melihat, mendengar, memegang,

merasakan, menyentuh, dan membau. Pengalaman ini mempunyai tujuan

tertentu, misalnya melakukan perjalan dan eksperimen di laboratorium.

Seseorang berpartisipasi langsung dengan tanggung jawab akan hasilnya.

b. Pengalaman Buatan

Pengalaman ini merupakan pengalamantidak langsung,

merupakanpengalaman tiruan dari realita, menjadi perlu bila sesuatu yang

tidak nyata tidak dapat ditampilkan secara langsung. Misalnya terlamapu

besar atau terlampau kecil, atau sesuatu yang dipelajari tidak jelas atau

membingungkan.

c. Pengalaman Bersandiwara

Partisipasi dalam sandiwara, dapat membantu lebih dekat dengan realita

tertentu yang tidak terdapat pada pengalaman langsung. Seseorang dapat

berpartisipasi dalam rekonstruksi pengalaman, jika telah mengalami secara

langsung. Pebelajar dapat memerankan karakter dalam suatu pertunjukan

tableau, atau sejarah. Meskipun tidak merupakan sesuatu yang

sesungguhnua, dramatisasi memberikan kelebihan tertentu dalam

pembelajaran di luar situasi riil.

d. Demonstrasi

Demonstrasi merupakan penjelasan visual dari suaatu fakta, ide, atau

proses yang penting. Demonstrasi memerlukan pengamatan yang teliti,

pebelajar mungkin menanyakan tentang apa yang baru saja ditunjukkan

Page 53: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dan bagamana sesutau itu dikerjakan. Dalam demonstrasi ada dua

kemungkinan, pertama pembelajar hanya mengamati, dan yang kedua

mungkin pembelajar trlibat dalam mngerjakan sesuatu.

e. Karya wisata

Dalam karya wisata, pebelajar tidak selalu terbatas hanya pada kegiatan

mengamati seperti pada demonstrasi. Ketika pebelajar mewawancarai

pimpinan suatu perusahaan, atau teknisi radio, atau wartawan surat kabar,

karya wisata itu akan memberikan nilai tambah. Pengamatan

dikombinasikan dengan partisipasi akan lebih bermakna.

f. Pameran

Suatu pameran merupakan suatu yang dilihat oleh pengamat, tetapi

kadang-kadang juga mengoperasikan bebrapa alat dan bahkan

mengikutsertakan beberapa kegiatan. Salah satu jenis pameran, yaitu

sesuatu buatan pabrik atau ubuatan sekolah, misalnya bahan-bahan yang

direncanakan dan dihasilkan oleh pebelajar dengan bimbingan guru.

g. Gambar Hidup atau Gambar Bergerak.

Pengalaman dengan gambar bergerak, tidak seperti karya wisata,

menekankan waktu dan ruang, tetapi menekankan pengalaman yang

memberikan keuntungan. Misalnya film tentang pembuatan baja,

pebelajar dapat melewatkan secara cepat proses-proses yang kurang

penting dan ditekankan pada sesuatu yang lebih berarti. Dalam hal ini, ada

Page 54: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

peralatan mekanis yang memungkinkan untuk menunjukkan gerakan

lambat, bila pebelajar akan mempelajari konsep-konsep penting.

h. Radio, Rekaman, dan Gambar Mati

Gambar mati memiliki dua kekurangan yaitu gerak dan suara. Jika

menggunakan peralatan visual maupun auditif di dalam kelas, perlu

menyediakan peralatan seperti

proyektor filmstrip, alat untuk memutar ulang.

i. Lambang Visual

Pada tahap ini tidak lagi dihadapkan pada suatu yang nyata, melainkan

gambaran yang abstrak. Sebagai penggantinya adalah bagan, grafis, peta,

dan diagram. Alat komunikasinya adalah bahasa simbul-simbul visual.

j. Lambang Verbal.

Simbul verbal merupakan puncak kerucut pengalaman. Semua tampilan

beralih dari sesuatu yang riil. Pada puncak kerucut, abstraksi daru segala

yang realistis, kecuali arti dari suatu istilah, dan dengan arti ini akan

mencapai kesepakatan bersama.

Kehadiran media pembelajaraan sebagai media antara guru sebagai

pengirim informasi dan penerima informasi harus komunikatif, khususnya untuk

obyek secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khususnya

konsep yang berkaitan dengan alam semesta lebih banyak menonjol

visualisasinya, sehingga apabila seseorang hanya mengetahui kata yang mewakili

suatu obyek, tetapi tidak mengetahui obyeknya disebut verbalisme. Masing-

masing media mempunyai keistimewaan menurut karakteristik siswa. pemilihan

Page 55: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

media yang sesuai dengan karakteristik siswa akan lebih membantu keberhasilan

dalam pembelajaran. Secara rinci fungsi media memungkinkan siswa

menyaksikan obyek yang ada tetapi sulit untuk dilihat dengan kasat mata melalui

perantaraan gambar, potret, slide, dan sejenisnya mengakibatkan siswa

memperoleh gambaran yang nyata. Dengan penggunaan media pembelajaran

diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret kepada

siswa, dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

6. Multimedia

Multimedia diambil dari kata multi dan media. Multi berarti banyak dan

media berarti perantara. Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu

teks, grafik, suara, video, dan animasi yang menghasilkan presentasi yang

menakjubkan. Multimedia juga mempunyai komunikasi interaktif yang tinggi.

Disini dapat digambarkan bahwa multimedia adalah suatu kombinasi data atau

media untuk menyampaikan suatu informasi sehingga informasi itu tersaji dengan

lebih menarik. Multimedia dapat diartikan sebagai informasi komputer yang dapat

disajikan melalui audio atau video, teks, grafik, dan animasi.

Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan

multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak

dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh

pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan

film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat

pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat

Page 56: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia

interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, dan aplikasi game.

Berdasarkan kegunaannya, multimedia pembelajaran ada dua macam

yaitu: multimedia presentasi pembelajaran yaitu alat bantu guru dalam proses

pembelajaran dikelas dan tidak menggantikan guru secara keseluruhan, contohnya

Microsoft Powerpoint, dan multimedia pembelajaran mandiri : yaitu sofware

pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri tanpa bantuan

guru. Multimedia pembelajaran mandiri mengandung fitur assesmen untuk

latihan, ujian, dan simulasi termasuk tahapan pemecahan masalah. Contohnya

Macromedia Authorware atau Adobe Flash.

Teknologi multimedia memudahkan guru untuk menyampaikan materi

pelajaran, dan siswa merasa terlibat dalam proses pembelajaran karena teknologi

multimedia mampu menghasilkan komunikasi yang interaktif. Siswa yang

menggunakan multimedia dapat mempelajari pengetahuan yang ada di dalam

multimedia sesuai dengan minat, bakat, keperluan, pengetahuan dan emosinya.

Multimedia digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran untuk menyampaikan

informasi dalam bentuk yang lebih menarik bagi siswa, dengan alat bantu

komputer.

Keuntungan pembelajaran dengan animasi komputer adalah : dapat

dilakukan siswa kapanpun termasuk di rumah, sehingga mereka dapat belajar

lebih lama dan mengulangi materi pelajaran lebih lama tanpa terikat guru dan

waktu, dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alat mahal

dengan cara yang murah dan mudah, bahkan dapat dilihat lebih jelas, misalnya

percobaan nuklir dapat dilihat dalam animasi tanpa harus mencoba nuklir sendiri,

Page 57: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

reaksi atau kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam model

sehingga siswa makin jelas menangkap konsepnya, simulasi komputer dapat

membantu menghilangkan miskonsepsi siswa karena siswa dapat membandingkan

pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi yang mereka lakukan dan mereka

lihat. Selain dengan animasi, digunakan juga media yang sesuai dalam

pembelajaran materi gelombang eektromagnetik , yaitu video.

Video dapat menyajikan informasi, mengambarkan suatu proses dan tepat

mengajarkan keterampilan, menyingkat dan mengembangkan waktu serta dapat

mempengaruhi sikap. Hal ini dipengaruhi oleh ketertarikan minat, dimana

tayangan yang ditampilkan oleh media video dapat menarik gairah rangsang

(stimulus) seseorang untuk menyimak lebih dalam (Kemp, J.E. 1985 cit. Arisandi,

D. 2011). Video merupakan alat bantu informasi yang dapat menarik minat

siswa dalam belajar, karena video dapat menampilkan gambar dan suara yang

mendukung dalam pembelajaran.

Video / VCD pembelajaran adalah suatu media yang dirancang secara

sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam

pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga

program tersebut memungkinkan peserta didik mencerna materi pelajaran secara

lebih mudah dan menarik. Materi Gelombang Elektromagnetik dapat

ditanyangkan dengan video / VCD, sehingga diharapkan siswa akan mudah

memahami materi yang bersifat abstrak tersebut. Siswa yang belum memahami

materi yang ditayangkan dapat mengulang kembali baik di sekolah maupun di

rumah.

Page 58: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

7. Modul

Modul diartikan sebagai suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan

bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk

digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para

guru (Depdiknas 2008). Tujuan disusunnya modul adalah agar siswa dapat

menguasai kompetensi yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran dengan

sebaik-baiknya. Bagi guru, modul juga menjadi acuan dalam menyajikan dan

memberikan materi selama diklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam

setiap kelas, siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (kecerdasan, bakat dan

kecepatan belajar) maka perlu diadakan pengorganisasian materi, sehingga semua

siswa dapat mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang telah

ditetapkan. Bentuk pelaksanaan cara mengajar seperti itu adalah dengan

membagi-bagi bahan pembelajaran menjadi unit-unit pembelajaran yang masing-

masing bagian meliputi satu atau beberapa pokok bahasan.” Modul adalah bahan-

bahan pembelajaran atau materi pembelajaran yang meliputi satu atau beberapa

pokok bahasan, agar siswa menguasai kompetensi yang diajarakan.

Modul adalah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan

kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan

memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Modul

dapat mengandung berbagai macam kegiatan belajar. Contoh kegiatan belajar

adalah membaca buku pelajaran atau karangan-karangan, mendengarkan audio-

tape, memperhatikan gambar atau foto serta diagram, melihat film dan slide,

menyelidiki berbagai alat demonstrasi, dan turut serta dalam proyek dan

Page 59: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

eksperimen (Purwanto 2007 cit. Handayani, D.E. 2010). Pembelajaran dengan

modul termasuk sistem pembelajaran individual yang dapat memberi kesempatan

kepada siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Modul

merupakan bahan ajar atau materi pelajaran yang disusun untuk dapat dipelajari

secara mandiri oleh siswa sesuai dengan kecepatan masing-masing.

Selain memberi kesempatan kepada siswa untuk maju menurut kecepatan

masing-masing, modul mempunyai tiga tujuan lain yang perlu mendapat

perhatian, yaitu : memberikan kesempatan untuk memilih diantara sekian

banyak topik dalam suatu program, mengadakan penilaian yang sering tentang

kemajuan dan kelemahan siswa. Memberikan modul remedial untuk mengolah

kembali seluruh bahan yang telah diberikan guna pemantapan dan perbaikan,

atau mengulang pelajaran untuk lebih memantapkannya dengan cara-cara lain,

sehingga lebih mempermudah pemahaman siswa.

Pada umumnya pembelajaran dengan sistem modul akan melibatkan

beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut dikemas dalam format

modul, antara lain adalah : pendahuluan yang berisi deskripsi umum, seperti

materi yang disajikan, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan dicapai

setelah belajar, termasuk kemampuan awal yang harus dimiliki untuk mempelajari

modu tersebut dan tujuan pembelajaran berisi tujuan pembelajaran khusus

yang harus dicapai peserta didik, setelah mempelajari modul. Dalam bagian ini

dimuat pula tujuan terminal dan tujuan akhir, serta kondisi untuk mencapai

tujuan.

Tugas utama guru dalam pembelajaran sistem modul adalah

mengorganisasikan dan mengatur proses belajar, antara lain menyiapkan situasi

Page 60: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

pembelajaran yang kondusif, membantu peserta didik yang mengalami kesulitan

dalam memahami isi modul atau pelaksanaan tugas dan melaksanakan penelitian

terhadap setiap peserta didik. Adapun keuntungan yang diperoleh dari

pembelajaran dengan penerapan modul antara lain adalah: meningkatkan

motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi

dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan, setelah dilakukan evaluasi, guru dan

siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada

bagian modul yang mana mereka belum berhasil, siswa mencapai hasil sesuai

dengan kemampuannya, bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu

semester. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat diyakini bahwa

pembelajaran menggunakan modul secara efektif akan dapat mengubah konsepsi

siswa menuju konsep ilmiah, sehingga hasil belajar mereka dapat ditingkatkan

seoptimal mungkin baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

8. Kemampuan Berpikir Abstrak

Kemampuan berpikir merupakan sekumpulan ketrampilan yang kompleks

yang dapat dilatih sejak usia dini. Berpikir merupakan proses mental yang terjadi

karena berfungsinya otak dalam rangka mencari jawaban atas suatu persoalan,

menemukan ide-ide, mencari pengetahuan, atau sekedar untuk berimajinasi.

Proses berpikir terjadi oleh berfungsinya otak manusia, karena otak manusia

merupakan pusat kesadaran, pusat berpikir, perilaku, dan emosi manusia

mencerminkan keseluruhan dirinya, kebudayaan, kejiwaan, bahasa dan ingatannya

(Semiawan, C.R. 1977 cit. Andra 2010). Berpikir merupakan proses mental

dalam rangka menemukan jawaban persoalan atau sekedar berimajinasi.

Page 61: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Konsep-konsep kecerdasan dari Binet dan Stoddard dalam Kadaryanti

(2011 ) menekankan pada kemampuan abstraksi. Dalam konsep Binet, unsur

abstraksi dalam kecerdasan terwujud dalam kemampuan memutuskan secara

tepat, berpikir secara rasional, dan mempunyai otokritik. Alfred Binet

mengembangkan tes intelegensia yang digunakan secara luas dan berhasil

menemukan cara untuk menentukan usia mental seseorang. Usia mental mungkin

lebih tinggi, lebih rendah, atau sama dengan usia kronologis (usia yang dihitung

sejak kelahirannya). Anak cerdas memiliki usia mental lebih tinggi dari usianya,

dan mampu mengerjakan tugas-tugas untuk anak yang usianya lebih tinggi.

Tingkat kecedasan adalah usia mental dibagi usia kronologis dikalikan 100.

Stoddard manganggap bahwa kemampuan abstraksi merupakan inti dari

kecerdasan. Kemampuan berpikir abstrak tidak terlepas dari pengetahuan tentang

konsep, karena berpikir memerlukan kemampuan untuk membayangkan atau

menggambarkan benda dan peristiwa yang secara fisik tidak selalu ada. Orang

yang memiliki kemampuan berpikir abstrak baik akan dapat mudah memahami

konsep-konsep abstrak dengan baik. Jadi kemampuan berpikir abstrak adalah

kemampuan menemukan pemecahan masalah tanpa hadirnya objek permasalahan

itu secara nyata, dalam arti siswa melakukan kegiatan berpikir secara simbolik

atau imajinatif terhadap objek permasalahan itu. Untuk menyelesaikan masalah

yang bersifat abstrak akan mudah dilakukan oleh orang yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak yang tinggi dan kemampuan dapat dicapai oleh anak

yang sudah mencapai tahap operasional formal yang baik. Jadi dari beberapa

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir abstrak adalah

kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah dengan tidak memerlukan

Page 62: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pertolongan benda / peristiwa konkrit. Kemampuan berpikir abstrak menurut

Binet ini diukur dengan menggunakan tes kemampuan berpikir abstrak, antara

lain terdiri atas :

a . Subtes penalaran verbal

Merupakan suatu tes bakat yang mengungkapkan kemampuan untuk

memahami konsep-konsep dalam bentuk kata-kata (verbal). Tes ini bertujuan

menilai kemampuan siswa untuk mengabstraksi (meringkas) atau menggeneralisir

serta berpikir secara konstruktif dibanding dengan kepastian atau pengenalan kata

terutama untuk mengungkapkan kemampuan penalaran.

b. Perhitungan aritmatik

Butir-butir soal tes kemampuan angka dirancang untuk mengungkap

pemahaman relasi angka dan mempermudah dalam menangani konsep-konsep

menurut angka-angka. Masalah-masalah disusun dalam tipe soal yang biasanya

disebut "perhitungan aritmatik" daripada apa yang biasanya disebut penalaran

aritmatik. Ini didorong oleh adanya suatu keinginan untuk menghindari unsur-

unsur bahasa yang biasanya berupa masalah penalaran aritmatik, dimana

kemampuan membaca memiliki peran yang sangat berarti. Bentuk perhitungan

memberikan keuntungan sehingga tidak akan merugikan sebagai suatu ukuran

kemampuan.

c.. Tes penalaran abstrak

Dimaksudkan sebagai instrumen non-verbal yang mengungkapkan

kemampuan penalaran mahasiswa. Rangkaian ini disajikan dalam masing-masing

persoalan yang memerlukan persepsi pengoperasian prinsip dalam mengubah

Page 63: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

diagram-diagram. Misalnya siswa harus menemukan asas-asas atau prinsip-

prinsip yang menentukan perubahan gambar-gambar dan memberikan tanda-tanda

atau petunjuk-petunjuk yang dipahaminya dengan menunjukkan (menandai)

diagram-diagram yang seharusnya dikuti secara logis.

d. Tes kecepatan dan ketelitian klerikal

Tes kecepatan dan ketelitian klerikal dimaksudkan untuk mengukur

kecepatan memberikan jawaban atau tanggapan dalam suatu tugas persepsi yang

sederhana. Pertama-tama siswa harus memilih kombinasi yang telah ditandai

dalam tes, kemudian akan tercetus suatu pikiran untuk mencari kombinasi yang

sama dalamsuatu kelompok kombinasi yang sama pada gambar jawaban secara

terpisah, dan terakhir dapat ditemukan kombinasi yang identik yang diberikan

garis bawah.

e. Tes Penalaran Mekanikal

Tes penalaran mekanikal pada dasarnya suatu bentuk baru dari serangkaian

uji pemahaman mekanikal yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh salah seorang

pengarang. Masing-masing soal berisi situasi mekanikal yang disajikan berupa

gambar-gambar sekaligus bersama dengan pertanyaan yang susunan kata-katanya

sederhana. Diusahakan agar soal-soal yang disajikan menggunakan istilah-istilah

yang sederhana dan acap ditemui pada mesin-mesin atau peralatan yang tidak

menyerupai gambar-gambar dalam buku tes atau memerlukan pengetahuan

khusus. Dalam tes penalaran mekanik ini sedapat mungkin diperlukan penalaran

yang tepat dan logis.

Page 64: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

f. Space relation.

Tipe soal yang direncanakan bagi tes ini menyajikan suatu kombinasi dari

dua bentuk pendekatan terdahulu dengan pengukuran kemampuan ini.

Kemampuan membayangkan suatu obyek yang dikonstruksi dari suatu gambar

dalam suatu pola yang telah sering digunakan dalam tes visualisasi struktural.

Demikian juga kemampuan untuk membayangkan bagaimana suatu obyek akan

nampak jika diputar putar dalam beberapa cara tertentu yang telah dipergunakan

secara efektif dalam pengukuran persepsi ruang.

g. Spelling.

Tipe soal yang digunakan dalam bagian mengeja pada subtes penggunaan

bahasa bukanlah tipe soal-soal yang baru. Kata-katanya dipilih dengan teliti.

Semua kata-kata diseleksi dari daftar Gate's Spelling Difficulties dalam 3.876

kata. Kata-kata lainnya diseleksi sebagai tajuk rencana yang mereka tonjolkan

dalam setiap kosa-kata. Ejaan yang tidak tepat atau salah dipilih dari penelitian

Gates dan orang-orang yang lainnya. Subtes mengeja mengukur bagaimana

baiknya seseorang dapat mengeja kata-kata umum dalam bahasa Indonesia

(Inggris). Skor tes ini merupakan suatu prediktor terbaik kemampuan mempelajari

stenografi dan pengetikan.

h. Language usage.

Tes pemakaian bahasa terdiri dari dua sub, yaitu: mengeja dan tata bahasa.

Tes ini terdiri dari dua tes prestasi belajar yang singkat yang mengukur

kemampuan-kemampuan penting yang perlu dipertimbangkan oleh seseorang

bersama-sama dengan tes bakat lainnya yang dinilai oleh tes bakat perbedaan.

Page 65: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

9. Kemampuan Verbal

Dalam kehidupan manusia peranan bahasa sebagai alat komunikasi

sangatlah penting, fungsi yang paling mendasar dari bahasa adalah pemikiran

konseptual kedalam kehidupan. Bila pemikiran konseptual tidak dinyatakan dalam

bahasa maka orang lain tidak akan memahami pikiran tersebut. Di dalam tes

intelegensi, salah satu variannya adalah tes kecerdasan (kemampuan) verbal, yang

bertujuan mengukur kemampuan verbal seseorang. Informasi verbal adalah

kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat diungkapkan dalam bentuk

bahasa lisan dan tertulis dan dapat diungkap melalui sumber yang berupa lisan

atau tertulis juga. Kemampuan verbal adalah kemampuan berkomunikasi yang

dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan dan tertulis .

Kemampuan intelegensi verbal meliputi: kosakata yang baik, membaca

dengan penuh pemahaman, ingin tahu secara intelektual dan menunjukkan

keingintahuan (Azwar, S. 2002). Kemampuan verbal dalam Fisika meliputi

kemampuan memahami dan mengingat arti kata-kata, istilah-istilah Fisika yang

terdapat dalam konsep dan soal. Kekeliruan dalam memahami kata-kata kunci

dari soal mengakibatkan kesalahan yang fatal. Kemampuan verbal dalam Fisika

merupakan kemampuan memahami simbol-simbol, maupun bahasa dalam

konsep Fisika. Tes Kemampuan Verbal ini terdiri dari 6 sub tes yang mengukur

Page 66: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dimensi berfikir divergen dengan konten verbal tetapi masing-masing berbeda

dalam produk (Miftah, M. 2009). Keenam subtes dari Tes Kreativitas Verbal atau

kemampuan verbal yaitu:

a. Permulaan Kata

Siswa harus memikirkan sebanyak mungkin kata yang dimulai dengan

susunan huruf tertentu sebagai rangsangan. Tes ini mengukur kelancaran dengan

kata yaitu kemampuan menentukan kata yang memenuhi persyaratan struktural

dan tidak diperbolehkan membentuk nama seseorang. Waktu yang ditentukan

adalah 2 menit untuk setiap subtes.

b. Menyusun Kata

Siswa harus menyusun sebanyak mungkin kata dengan menggunakan huruf-

huruf dari satu kata yang diberikan dan menghindari membentuk nama seseorang.

Tes ini menuntut kemampuan dalam reorganisasi persepsi. Waktu yang

ditentukan adalah 2 menit per subtes.

c. Membentuk Kalimat Tiga Kata

Siswa harus menyusun kalimat sebanyak-banyaknya yang meliputi 3 kata

dengan huruf pertama pada tiap kata diberikan sebagai stimulus, dengan urutan

penggunaan ketiga huruf itu boleh dibolak-balik menurut keinginan siswa dalam

waktu 3 menit per subtes. Setiap kalimat hanya boleh memakai 1 kata yang telah

Page 67: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dipakai dalam kalimat sebelumnya atau tidak boleh mengulang kata yang telah

digunakan dalam kalimat tersebut.

d. Sifat-Sifat yang Sama

Siswa harus menemukan sebanyak mungkin objek baik benda hidup

maupun benda mati yang semuanya memiliki 2 sifat yang telah ditentukan. Tes ini

mengungkap kelancaran dalam memberikan gagasan yaitu kemampuan untuk

mencetuskan gagasan yang memenuhi syarat tertentu dalam waktu 2 menit untuk

masing-masing subtes.

e. Macam-Macam Penggunaan

Subjek harus memikirkan sebanyak mungkin penggunaan yang tidak lazim

dari benda sehari-hari. Penggunaan yang sebenarnya dari benda tersebut tidak

perlu dituliskan. Tes ini mengungkapkan kelenturan berpikir, orisinalitas dalam

berpikir yang dilihat dari kelangkaan jawaban yang diberikan siswa. Waktu yang

ditentukan adalah 2 menit per subtes.

f. Apa Akibatnya

Siswa harus memikirkan segala sesuatu yang mungkin terjadi dari suatu

hipotesis yang telah ditentukan sebagai stimulus yang mungkin terjadi di

Indonesia. Tes ini mengungkapkan kelancaran memberikan gagasan dan

keterperincian. Waktu yang ditentukan adalah 4 menit untuk setiap subtes.

Page 68: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

10. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Penilaian merupakan proses akhir dari suatu kegiatan. Penilaian prestasi

belajar merupakan proses akhir dari suatu kegiatan pembelajaran. Penilaian

mempunyai dua arti yaitu penilaian (assesmen) prestasi belajar dan penilaian

(evaluasi) proses ataunprogram pendidikan. Penilaian prestasi belajar adalah cara-

cara menumpulkan informasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa.

Penilaian (evaluasi) program adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur

keefektifan suatu system pendidikan secara keseluruhan. Penilaian program

mempunyai cakupan yang luas, meliputi keseluruhan program pendidikan seperti

perencanaan pendidikan, pelaksanaan pendidikan, dan penilaian pendidikan.

Penilaian prestasi belajar merupakan bagian dari penilaian program pendidikan.

Terdapat tiga ranah yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yaitu

ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ranah kognitif berkaitan

dengan kemampuan berpikir untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan

penalaran. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, dan perilaku.

Sementara ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan kemampuan

melakukan kegiatan yang mengaktifkan gerak fisik (Suharsimi 2005). Prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh murid-murid sebagai hasil

belajarnya, baik berupa angka maupun huruf serta tindakannya yang

mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode

tertentu (Gunarso, S.D 1982). Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah hasil tes berupa angka maupun huruf yang meliputi

Page 69: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang diperoleh siswa setelah mengalami

pembelajaran pada periode tertentu.

b. Pengertian Prestasi Belajar Fisika

Prestasi belajar Fisika adalah hasil tes yang berupa angka yang telah dicapai oleh

siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran Fisika pada materi Gelombang

Elektromagnetik.

11. Materi Pembelajaran Fisika

a. Konsep gelombang

Konsep gelombang merupakan salah satu konsep yang sangat mendasar

untuk memahami berbagai gejala Fisika mulai dari Fisika klasik, Fisika modern

hingga Fisika kuantum. Salah satu topik yang sangat penting dalam pembahasan

mengenai gelombang adalah perpindahan energi. Sebagai contoh adalah energi

bunyi dan berbagai energi lain yang dipindah dari satu tempat ke tempat lain

tanpa harus memindahkan materinya. Pembahasan mengenai gelombang ini

menjadi sedemikian menarik karena begitu banyak aplikasi energi gelombang

dalam kehidupan seperti dalam cahaya, panas, sinar-X dan radiasi sinar gamma.

Gelombang adalah getaran yang merambat.

Berdasarkan medium perambatanya gelombang dikelompokkan menjadi

dua yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang

mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium di dalam perambatamya.

Contoh gelombang mekanik antara lain : gelombang bunyi, gelombang

permukaan air, dan gelombang pada tali. Gelombang elektromagnetik adalah

Page 70: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

gelombang yang tidak memerlukan medium dalam perambatanya. antara lain :

cahaya, gelombang radio, gelombnag TV, sinar X dan sinar gamma.

b. Pengertian Gelombang

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu medium.

Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat medium

perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan menghitung jarak

antara lembah yang berurutan (gelombang tranversal) atau menghitung jarak

antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat

rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu

detik.

c. Macam-macam gelombang

Menurut amplitudo dan fasenya, gelombang dibedakan menjadi gelombang

berjalan dan gelombang diam (stasioner). Gelombang berjalan adalah yang

amplitudodan fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombang. Gelombang

diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitude dan fasenya tidak sama

(berubah) di setiap titik yang dilalui gelombang.

Menurut medium perantaranya, gelombang dibedakan menjadi gelombang

mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah sebuah

gelombang yang dalam perambatannya memerlukan medium, yang menyalurkan

energi untuk keperluan proses penjalaran sebuah gelombang. Contoh : Suara,

merupakan salah satu contoh gelombang mekanik yang merambat melalui

perubahan tekanan udara dalam ruang tanpa udara, suara tidak bisa dirambatkan.

Page 71: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Di pantai dapat dilihat ombak, yang merupakan gelombang mekanik yang

memerlukan air sebagai mediumnya. Contoh lain misalnya gelombang pada tali

atau per (slinky), gelombang bunyi, dan gelombang laut. Gulungan gelombang

laut terjadi karena gelombang menggunakan air laut sebagai perantara. Musik

dapat didengar karena gelombang bunyi merambat melalui udara hingga sampai

ke telinga. Tanpa udara, bunyi tidak akan didengar. Dalam hal ini udara berperan

sebagai medium perambatan untuk gelombang bunyi. Gelombang mekanik

terdiri dari dua jenis, yakni gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

Gelombang Transversal adalah gelombang jika partikel-partikel mediumnya

bergetar ke atas dan ke bawah dalam arah tegak lurus terhadap gerak gelombang.

Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali. Ketika tali digerakkan naik

turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam arah tegak lurus dengan arah

gerak gelombang. Bentuk gelombang transversal tampak seperti Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Gelombang Transversal

Pada Gambar 2.2, tampak bahwa gelombang merambat ke kanan pada

bidang horisontal, sedangkan arah getaran naik-turun pada bidang vertikal. Garis

Page 72: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

putus-putus yang digambarkan di tengah sepanjang arah rambat gelombang

menyatakan posisi setimbang medium (misalnya tali atau air). Titik tertinggi

gelombang disebut puncak sedangkan titik terendah disebut lembah. Amplitudo

adalah ketinggian maksimum puncak atau kedalaman maksimum lembah, diukur

dari posisi setimbang. Jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada

gelombang disebut panjang gelombang Panjang gelombang juga bisa juga

dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak atau jarak dari lembah ke lembah.

Selain gelombang transversal, terdapat juga gelombang longitudinal. Jika

pada gelombang transversal arah getaran medium tegak lurus arah rambatan,

maka pada gelombang longitudinal, arah getaran medium sejajar dengan arah

rambat gelombang, misalnya pada getaran sebuah pegas. Perhatikan gambar di

bawah ini menunjukkan contoh gelombang longitudinal.

Gambar 2.3. Gelombang Longitudinal

Pada Gambar 2.3, tampak bahwa arah getaran sejajar dengan arah rambatan

gelombang. Serangkaian rapatan dan renggangan merambat sepanjang pegas.

Page 73: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Rapatan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling mendekat, sedangkan

renggangan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling menjauh. Jika

gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan lembah, maka gelombang

longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan. Panjang gelombang adalah

jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan yang berurutan. Yang

dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama dan berurutan pada

rapatan atau regangan. Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah

gelombang bunyi di udara.

Udara sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan

meregang sepanjang arah rambat gelombang udara. Berbeda dengan gelombang

air atau gelombang tali, gelombang bunyi tidak bisa dilihat menggunakan mata.

Ketika loudspeaker disentuh dan sedang memutar lagu, semakin besar volume

lagu yang diputar, semakin keras loudspeaker bergetar. Kalau diperhatikan secara

seksama, loudspeaker tersebut bergetar maju mundur. Dalam hal ini loudspeaker

berfungsi sebagai sumber gelombang bunyi dan memancarkan gelombang bunyi

(gelombang longitudinal) melalui medium udara.

d. Besaran-besaran dalam gelombang

Besaran-besaran dalam gelombang hampir sama dengan besaran-besaran

yang dimiliki oleh getaran, antara lain, periode, frekuensi, kecepatan, fase,

amplitudo. Ada satu besaran yang dimiliki oleh gelombang tetapi tidak dimiliki

oleh getaran, yaitu panjang gelombang.

1) Frekuensi (f) dalam satuan Hz atau 1/det adalah jumlah gelombang yang

lewat pada suatu titik setiap detik.

Page 74: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2) Periode (T) dalam satuan detik adalah waktu yang diperlukan untuk

membentuk satu gelombang atau T = 1/f. (2.1)

3) Kecepatan rambat gelombang (v) dalam satuan m/det adalah kecepatan

rambat puncak gelombang.

4) Panjang gelombang (λ) dalam satuan meter adalah jarak antara dua

puncak gelombang yang berdekatan yaitu atu pencak dan satu lembah.

5) Amplitudo (A) adalah simpangan maksimum, dalam satuan meter (m)

Hubungan antara v, f, λ, dan T adalah sebagai berikut :

λ = v.T (2.2)

λ = v / f (2.3)

v = λ . f (2.4)

T = λ / v (2.5)

Dimana :

λ = Panjang Gelombnag (m)

v = kecepatan gelombang ( m/s)

T = periode gelombang ( s )

f = frekuensi (Hz)

Gambar 2.4. Visualisasi Gelombang

Page 75: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

e. Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat

walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang

dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang

gelombang/wavelength, frekuensi, amplitudo, kecepatan.

Amplitudo adalah simpangan maksimum, sedangkan panjang gelombang

adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui

suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan

merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah

konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding

terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan

semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.

Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di

alam semesta pada level yang berbeda beda. Semakin tinggi level energi dalam

suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang

dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi

gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik.

f. Ciri-Ciri Gelombang Elektromagnetik

Ciri gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut:

1) Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang

bersamaan, sehingga kedua medan memiliki harga maksimum dan

minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang sama.

Page 76: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2) Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak

lurus terhadap arah rambat gelombang.

3) Merupakan gelombang transversal.

4) Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik

mengalami peristiwa pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), perpaduan

(interferensi), dan lenturan (difraksi). Juga mengalami peristiwa

pengkutuban (polarisasi) karena termasuk gelombang transversal.

5) Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat

listrik dan magnetik medium yang ditempuhnya. Dapat merambat dalam

ruang hampa.

James Clark Maxwell menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik,

berbeda dengan cahaya yang tampak oleh mata, mempunyai panjang gelombang

dan frekuensi. Kesimpulan teoritis ini secara mengagumkan diperkuat oleh

Heinrich Hertz, yang sanggup menghasilkan dan menemui kedua gelombang yang

tampak oleh mata yang diramalkan oleh Maxwell itu. Beberapa tahun kemudian

Guglielmo Marconi memperagakan bahwa gelombang yang tak terlihat mata itu

dapat digunakan untuk komunikasi tanpa kawat sehingga muncullah apa yang

dinamakan radio itu. Selain itu contoh-contoh lain dari radiasi elektromagnetik

adalah televisi, sinar X, sinar gamma, sinar infra, sinar ultraviolet. Semuanya

bisa dipelajari melalui hasil pemikiran Maxwell. Beberapa hal yang disimpulkan

oleh Maxwell tentang gelombang elektro magnetic adalah: gelombang

Page 77: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

elektromagnetik merupakan gelombang transversal, laju rambat gelombang EM

adalah v =

1 atau c =

00

1

.

Visualisasi gelombang EM yang merambat dalam arah sumbu x positif

dapat ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Visualisasi Gelombang Elektromagnetik yang

Merambat Dalam Arah Sumbu x positif

E = medan listrik (menjalar vertikal), B = medan magnet (menjalar horizontal).

Gejala seperti ini disebut terjadinya gelombang elektromagnetik (gelombang yang

mempunyai medan magnet dan medan listrik

Hubungan antara frekuensi dan panjang gelombang elektromagnetik

adalah: C = f λ

Dimana :

C = cepat rambat gelombang elektromagnetik (3 x 108 m/s)

f = frekuensi (Hz)

λ = panjang gelombang (m)

Page 78: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Perubahan medan listrik menimbulkan medan magnet yang tidak tetap

besarannya. Sehingga perubahan medan magnet tersebut akan menghasilkan lagi

medan listrik yang berubah-ubah. Proses terjadinya medan listrik dan medan

magnet berlangsung secara bersama-sama dan menjalar ke segala arah. Arah getar

vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus. Jadi gelombang

elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan magnet

dan medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan listrik dan

medan magnet saling tegak lurus.

g. Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang

gelombang dan frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Spektrum

elektromagnetik disusun berdasarkan panjang gelombang mencakup kisaran

energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi

rendah. Spektrum gelombang elektromagnetik digambarkan seperti pada Gambar

2.6 berikut.

Wavelength (m)

Radio Waves

Micro

Waves

&

Radar

Infrared

Visible

light

Ultra-

Violet

X-rays

Gamma

Rays

410 810 910 1110 1410 1510 1610 1710

Frequency (Hz)

Gambar 2.6. Spektrum Gelombang Elektromagnetik

104 10

10

-4 10

-1 10-9

10-12

10-13

Page 79: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Macam-macam spektrum gelombang elektromagnetik dan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Gelombang Radio

Gelombang radio meliputi daerah frekuensi antara 104 Hz sampai 10

8 Hz

dan panjang gelombangnya dari 10 m sampai 104 m. Gelombang radio banyak

digunakan dalam dunia telekomunikasi. Gelombang radio dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu gelombang radio FM dan gelombang radio AM. Gelombang

AM (Amplitudo Modulation) dapat mencapai tempat yang sangat jauh di belahan

bumi karena gelombang ini dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Lapisan

ionosfer merupakan lapisan udara yang banyak mengandung partikel-partikel

listrik. Adapun gelombang FM (Frequency Modulation) banyak digunakan pada

pemancar radio FM dan pemancar televisi. Gelombang FM mempunyai kelebihan

dibandingkan gelombang AM karena gelombang FM tidak terganggu oleh

perubahan kelistrikan di udara sehingga suara menjadi jernih. Akan tetapi,

gelombang FM tidak dapat mencapai tempat-tempat yang jauh karena gelombang

ini tidak dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Gelombang ini diteruskan oleh lapisan

ionosfer. Untuk mengatasi digunakan stasiun relai.

Gelombang televisi (UHF) dan radio (VHF) tidak dipantulkan oleh lapisan

atmosfer ,sehingga luas daerah jangkauannya sempit. Karena dapat menembus

lapisan atmosfer (ionosfer), gelombang ini sering digunakan sebagai alat

komunikasi dengan satelit-satelit. Pesawat telvisi dan radio FM menggunakan

gelombang ini sebagai pembawa informasi . Informasi bunyi dibawa dalam

bentuk perubahan frekuensi atau modulasi frekuensi. Gelombang radio (MF dan

HF) untuk komunikasi radio (memanfaatkan sifat gelombang MF dan HF yang

Page 80: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer, hingga dapat mencapai tempat yang

jauh). Gelombang radio (UHF dan VHF). Untuk komunikasi satelit(

memanfaatkan sifat gelombang UHF dan VHF yang dapat menembus lapisan

atmosfer (ionosfer), hingga dapat mencapai satelit)

Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan

kisaran panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter.

Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan

sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta

3D . permukaan bumi, mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan

memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm.

2) Gelombang mikro

Gelombang mikro (microwaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi

paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Gelombang mikro biasanya juga dihasilkan oleh

alat-alat elektronika dan dapat digunakan untuk alat-alat komunikasi, memasak,

dan radar. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul

efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang

mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat.

Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan

dengan cepat dan ekonomis. Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat

RADAR (Radio Detection and Ranging). Dalam suatu sistem radar, gelombang

mikro dipancarkan terus menerus ke segala arah oleh pemancar. Jika ada objek

yang terkena gelombang ini, sinyal akan dipantulkan oleh objek dan diterima

kembali oleh penerima. Sinyal pantulan ini akan memberikan informasi bahwa

ada objek yang dekat yang akan ditampilkan oleh layar radar. Sistem radar banyak

Page 81: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dimanfaatkan oleh pesawat terbang dan kapal selam. Dengan adanya radar,

pesawat terbang dan kapal selam mampu mendeteksi keberadaan objek lain yang

dekat dengan mereka. Di saat cuaca buruk di mana terjadi badai dan gangguan

cuaca yang dapat mengganggu pengelihatan, keberadaan radar dapat membantu

navigasi pesawat terbang untuk mengetahui arah dan posisi mereka dari tempat

tujuan pendaratan.

3) Sinar Inframerah

Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang

bergetar karena benda dipanaskan yang dapat dimanfaatkan dalam bidang

industri, medis, dan astronomi. Setiap benda panas pasti memancarkan sinar

inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan

warna benda. Pemotretan permukaan bumi dari pesawat udara maupun satelit

biasanya menggunakan sinar inframerah karena tidak banyak dihamburkan oleh

partikel-partikel udara. Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1110 Hz

sampai 1410 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4

m sampai 10-1

m. Sinar yang

tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi

inframerah.

Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki pancaran

inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut termogram digunakan

untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah, radang sendi dan kanker. Radiasi infra

merah dapat juga digunakan dalam alarm pencuri. Seorang pencuri tanpa

sepengetahuannya akan menghalangi sinar dan menyembunyikan alarm. Remote

control berkomunikasi dengan TV melalui radiasi sinar inframerah yang

Page 82: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

dihasilkan oleh LED ( Light Emiting Diode ) yang terdapat dalam unit, sehingga

kita dapat menyalakan TV dari jarak jauh dengan menggunakan remote control.

Dalam bidang kesehatan, pancaran panas berupa pancaran sinar

inframerah dari organ-organ tubuh dapat dijadikan sebagai informasi kondisi

kesehatan organ tersebut.Ini sangat bermanfaat bagi dokter dalam diagnosis dan

keputusan tindakan yang sesuai buat pasien. Selain itu, pancaran panas dalam

intensitas tertentu dipercaya dapat digunakan untuk proses penyembuhan penyakit

seperti cacar dan encok.

Dalam teknologi elektronik, sinar inframerah telah lama digunakan

sebagai media transfer data. Ponsel dan laptop dilengkapi dengan inframerah

sebagai salah konektivitas untuk menghubungkan atau transfer data dari satu

perangkat dengan perangkat lain.

4) Cahaya Tampak

Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh

kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik

yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Perbedaan sensasi pada mata akibat

cahaya yang berbeda frekuensi atau panjang gelombangnya akan menimbulkan

warna yang berbeda. Spektrum warna cahaya berdasarkan urutan kenaikan

panjang gelombang adalah:

Ungu (390 nm – 455 nm)

Biru (455 nm – 492 nm)

Hijau (492 nm- 577 nm)

Kuning (577 nm – 597 nm)

Jingga (597 nm – 622 nm)

Page 83: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Merah (622 nm – 780 nm)

Kegunaan cahaya tampak salah satunya adalah penggunaan laser dalam

serat optik, pada bidang telekomunikasi, dan kedokteran. LASER merupakan

singkatan dari Light Amplification by stimulated Emission of Radiation. Laser

merupakan mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik,

biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat dilihat

dengan mata normal melalui proses pancaran terstimulasi. Pancaran laser biasanya

tunggal, memancarkan foton dalam pancaran koheren. Perkembangan kegunaan

sinar laser antara lain untuk menghasilkan tenaga yang sangat kuat seperti halnya

dalam proses peledakan bom Hidrogen dengan menembakkan berkas sinar laser

ke arah bahan bakar yang mengandung hidrogen berat akan terjadi reaksi

termonuklir dan akan berakhir dengan peledakan yang amat dahsyat.

5) Sinar ultraviolet

Sinar Ultraviolet atau ultraungu dihasilkan oleh atom-atom dan molekul-

molekul dalam loncatan listrik. Matahari merupakan sumber utama dari sinar

ultraviolet. Sinar ultraviolet dari matahari dapat mengionisasi partikel-partikel di

atmosfer yang berada pada ketinggian sekitar 80 km yang disebut lapisan

ionosfer. Lapisan ozon (O3) di atmosfer dapat menyerap sinar ultraviolet

sehingga tidak sampai ke permukaan bumi. Berlubangnya lapisan ozon dapat

meningkatkan sinar ultraviolet yang sampai ke permukaan bumi. Sinar ultraviolet

dapat dimanfaatkan dalam bidang industri terutama dalam proses sterilisasi.

6) Sinar X

Sinar X ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen sehingga sinar-X sering

disebut sinar Rontgen. Pada umumnya, sinar-X dihasilkan akibat tumbukan

Page 84: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

elektron berkecepatan tinggi pada permukaan logam. Sinar- X memiliki daya

tembus yang kuat karena panjang gelombangnya sangat pendek (10-9

m – 6 . 10-12

m). Sinar X banyak digunakan dalam bidang kedokteran (diagnosis dan terapi

medis) maupun dalam bidang industri (analisis struktur bahan).

Suatu hal yang harus dipahami bahwa tubuh manusia mempunyai susunan

yang kompleks yang tidak hanya mempunyai perbedaan pada tingkat kepadatan

saja tetapi juga mempunyai perbedaan unsur pembentuk. Hal ini menyebabkan

terjadinya perbedaan tingkat penyerapan sinar-x. Yaitu, tulang lebih banyak

menyerap sinar-x dibanding otot/daging, dan otot/daging lebih banyak menyerap

dibanding udara (paru-paru).

Gambar 2.7 Hasil Foto Rontgen

Gambar 2.7 menunjukkan hasil penyinaran menggunakan sinar x pada tangan.

Pada gambar dapat dilihat tulang-tulang jari, sedangkan daging pada tangan tidak

kelihatan. Ini menunujukkan bahwa masing-masing material pada tangan

menyerap sinar x yang berbeda. Tulang mempunyai nomor atom lebih besar

sehingga mempunyai daya serap terhadap sinar x lebih tinggi dibandingkan

dengan daging yang mempunyai nomor atom lebih kecil dan daya serap terhadap

sinar x rendah. Pada struktur organ yang sakit akan terjadi perbedaan penyerapan

Page 85: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

sinar-x dibanding dengan penyerapan oleh daging dan tulang yang normal. Umur

pasien juga mempengaruhi penyerapan, contoh pada umur yang lebih tua tulang-

tulang sudah kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan sinar-x

dibanding tulang-tulang di usia yang lebih muda.

7) Sinar Gamma

Sinar gamma (γ) merupakan gelombang elektromagnetik yang mempunyai

panjang gelombang paling pendek, yaitu dari 10-13

m sampai 10-10

m, atau

frekuansi tertinggi. Daya tembus sinar gamma besar sekali, yaitu dapat menembus

logam sampai beberapa sentimeter. Sinar gamma dihasilkan oleh atom-aton tidak

stabil. Sinar gamma berasal dari aktivitas inti atom. Sinar gamma merupakan

sinar radioaktif yang dikeluarkan oleh inti-inti atom tertentu. Sinar ini sangat

berbahaya dan dapat membunuh sel hidup, terutama sinar gamma tingkat tinggi

yang dilepaskan oleh reaksi nuklir. Sinar gamma mempunyai daya tembus sangat

tinggi, maka sinar gamma di gunakan dalam berbagai bidang, antara lain: industri

untuk mengetahui struktur logam, di bidang pertanian untuk membuat bibit

unggul, di bidang teknik nuklir untuk membuat radioisotope, di bidang farmasi

untuk sterilisasi.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sabagai berikut:

1. Akpinar, A. dan Orgin, O. (2008) dalam penelitiannya yang berjudul :

“Fostering Primary Concept Maps” menyimpulkan bahwa, kelompok

ekperimen yang melakukan pembelajaran dengan animasi komputer interaktif

memiliki skor lebih tinggi dari pada kelompok kontrol yang melakukan

pembelajaran secara tradisional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Page 86: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

pengaruh pembelajaran animasi komputer interaktif pada pejaran Biologi

materi sel dan konsep abstrak lainnya, yang dilaksanakan di pusat studi dasar

Izmir Turki. Persamaan dengan penelitian ini adalah penggunaan media

animasi computer interaktif yang merupakan bagian dari multimedia untuk

mempelajari konsep abstrak. Perbedaannya, penelitian yang dilakukan oleh

Ercan Akpinar dan Omer Orgin tersebut mengungkapkan perbedaan

pembelajaran menggunakan media animasi komputer dan pembelajaran

tradisional, dengan cara input data yang diteruskan dengan peta konsep untuk

mendapatkan kesimpulan dari konsep yang dipelajari. Penelitian tersebut juga

tidak meninjau faktor internal siswa yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

pembelajaran Problem Based Learning menggunakan multimedia dan modul

ditinjau dari factor internal siswa yaitu kemampuan berpikir abstrak dan

kemampuan verbal. Siswa mengamati dan mempelajarai materi pelajaran

dipandu dengan lembar kerja siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah dan

mengambil kesimpulan dari konsep yang dipelajari. Berdasarkan persamaan

dan perbedaan tersebut, maka mendorong untuk diadakan penelitian untuk

mata pelajaran Fisika pada materi Gelombang Elektromagnetik menggunakan

multimedia dan modul.

2. Davies, A. dan Dalgarno, B. (2009), dalam penelitiannya yang dimuat pada

Australian Journal of Education Technology 2009,25(1), 1-13 dengan judul

Learning fire investigation the clean way : The virtuil experience

berkesimpulan bahwa dengan belajar menggunakan CD berbasis virtual siswa

akan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan-ketreampilan mendasar

Page 87: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

untuk membangun melalui pelajaran experiental dalam pekerjaan. Kejadian-

kejadian nyata yang diputar kembali melalui media virtuil berpengaruh

terhadap pemahaman konsep yang dipelajari siswa. Dengan CD berbasis

virtual siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas nyata yang berbahaya.

Persamaan dengan penelitian ini adalah pengguanan CD yang merupakan

bagian dari multimedia yang digunakan untuk mempelajari materi yang

bersifat abstrak agar dapat dipelajari seperti nyata. Perbedaannya adalah tidak

membandingkan dengan media lain seperti modul, karena materi yang

dipelajari berkaitan dengan pengalaman yang telah terjadi yaitu penyelidikan

aktivitas api atau kebakaran. Sedangkan dalam penelitian ini yang dipelajari

adalah materi yang bersifat abstrak yang dapat dipelajari dengan

menggunakan multimedia maupun modul.

3. Penelitian yang terkait dengan kemampuan verbal dilakukan oleh Hawkins, et

all. (2007) dari Nicholls State Uneversity, Inggris dalam European journal Of

Behavior Analisys memaparkan “Multiple exemplar instruction was effective in

evoking the verbal capacity of naming and the contingency procedure induced

observational learning” Berdasarkan penelitian tersebut menunjukkan bahwa

beberapa contoh pengarahan telah efektif dalam meningkatkan kemampuan

verbal melalui penamaan dan prosedur kelompok diinduksikan pembelajaran.

Berdasarkan penelitian tersebut maka penelitian ini akan menggunakan

kemampuan verbal yang dimiliki siswa dengan memperhatikan instruksi atau

pengkondisian kelas dengan adanya aturan dalam proses pembelajaran.

Page 88: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Perbedaan penelitian ini adalah terletak pada pengunaan kemampuan verbal,

jika dalam jurnal kemampuan verbal sebagai tujuan subjek yang diteliti

sedangkan dalam penelitian ini kemampuan verbal dijadikan faktor penentu

keberhasilan pembelajaran.

4. Hyo-Jeong So (2009) dalam penelitiannya yang dimuat dalam Australasian

Journal of Educational Technology 2009, 25(1), 101-116 yang berjudul

“Learning about problem based learning: Student teachers integrating

technology, pedagogy and content knowledge”. Penelitian ini meneliti

kompleksitas

pre-service guru teknologi pengetahuan konten pedagogi dalam konteks

mengintegrasikan pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan informasi dan

komunikasi (TIK). Desain pelajaran mereka menunjukkan ketidaksesuaian

antara teknologi alat, representasi konten, dan strategi pedagogis, menunjukkan

perbedaan isi pengetahuan pedagogis dalam merancang pedagogis suara,

teknologi pelajaran terpadu. Bagi siswa dianggap sangat menantang dan

menghasilkan masalah otentik dan masalah terstruktur untuk topik konten yang

dipilih, mengintegrasikan alat ICT dan sumber daya yang relevan bagi terget

siswa dan kegiatan pembelajaran, dan merancang tugas dengan keseimbangan

antara bimbingan guru dan kemandirian siswa. Penelitian menunjukkan

kurangnya interaksi antara keyakinan, pengetahuan, dan tindakan, dan

repertoar tidak cukup untuk mengajar dengan teknologi untuk pembelajaran

berbasis masalah. Persamaan penelitian dalam jurnal dangan penelitian ini

adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), sedangkan

Page 89: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

perbedaannya adalah penelitian dalam jurnal, dalam pembelajaran berbasis

masalah guru, dan mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan teknologi,

pedagogi dan konten, tidak ditinjau dari faktor internal mahasiswa yang

mempengaruhi hasil belajar, sedangkan dalam penelitian ini pembelajaran

berbasis masalah menggunakan multimedia dan modul ditinjau dari dua faktor

internal siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu kemampuan

berpikir abstrak dan kemampuan verbal siswa.

5. Akınoğlu, O. dan Tandoğan, R.O. (2007) dalam Eurasia Jurnal Matematika,

Sains & Teknologi Pendidikan 2007,3 (1),71-81 dengan judul “The Effects of

Problem-Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic

Achievement, Attitude and Concept Learning”. Penelitian tersebut bertujuan

untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aktif berbasis masalah terhadap

prestasi belajar siswa dan konsep pembelajaran. Dalam penelitian tersebut

disimpulkan ada pengaruh pembelajaran aktif berbasis masalah terhadap

prestasi belajar siswa dan sikap siswa terhadap mata pelajaran sosiologi.

Perbedaan penelitian dalam jurnal tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran aktif berbasis masalah terhadap presatasi belajar dan konsep

pembelajaran Sosiologi, tidak menggunakan media dan tidak ditinjau dari

factor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu

mendorong untuk diadakan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran berbasis masalah menggunakan multimedia dan modul

ditinjau dari kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal siswa

terhadap prestasi belajar Fisika.

Page 90: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

6. Setiani, A.R. (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan

menggunakan media animasi, siswa lebih aktif dan mandiri dibandingkan

dengan mengguanakan media VCD. Hal ini dimungkinkan pembelajaran

dengan media animasi siswa lebih senang dan lebih mudah memahami konsep.

Siswa yang mengikuti pembelajaran CTL menggunakan media animasi

prestasi belajarnya baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran CTL mengguanakan

media VCD. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

media animasi siswa lebih senang, lebih aktif, lebih mandiri, dan lebih mudah

memahami konsep dibandingkan dengan media VCD. Sehingga mendorong

untuk diadakan penelitian dengan media yang sama yaitu multimedia,

diantaranya juga mengguanakan animasi tetapi menggunakan model

pembelajaran yang berbeda yaitu PBL.

7. Siswoyo (2009), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat

perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemapuan berpikir

abstrak tinggi dan rendah, tedapat interaksi antara metode pembelajaran

kontekstual (inkuiri tebimbing dan POE) dan kemampuan berpikir abstrak,

terdapat interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dan kreativitas siswa, dan

terdapat interaksi antara metode pembelajaran kontektual (inkuiri terbimbing

dan POE) dengan kemampuan berpikir abstrak dan kreativitas siswa. Pada

penelitian tersebut terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang

mempunyai kemampuan berpikir abstrak tinggi dengan siswa yang mempunyai

kemampuan berpikir abstrak rendah. Sehingga penelitian yang dilakukan oleh

Siswoyo tersebut ada relevansinya dengan penelitian ini, yaitu meninjau

Page 91: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

kemampuan berpikir abstrak siswa. Perbedaannya penelitian tersebut

menggunakan metode kontekstual (inkuiri terbimbing dan POE). Hal ini

mendorong untuk diadakan penelitian dengan model PBL menggunakan

multimedia dan modul. Apakah siswa yang mempunyai kemampuan abstrak

tinggi bila menggunakan multimedia prestasi belajarnya akan lebih baik

dibandingkan siswa yang kemampuan abstraknya rendah.

8. Pratiwi, D.A. (2010) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa perlakuan

metode pembelajaran PBL tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi

belajar, antara laikn karena siswa yang dikenai perlakuan sudah lama

mengalami pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga kemandirian

siswa kurang terbentuk. Siswa kurang mengalami belajar secara otentik dan

berlatih memecahkan masalah. Penelitian tersebut mempunyai kesamaan

dengan penelitian ini, yaitu penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL). Meskipun dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi

Astuti Pratiwi tersebut diperoleh hasil yang tidak signifikan pada perlakukan

metode PBL, tetapi memberi dukungan untuk diadakan penelitian terhadap

pembelajaran PBL dengan dua media yang berbeda yaitu multimedia dan

modul terhadap kemapuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal.

9. Adib, M. (2009), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ada pengaruh

yang signifikan pembelajaran STAD menggunakan media animasi dan media

molymod terhadap prestasi belajar siswa pada senyawa hidrokarbon, dan ada

pengaruh yang signifikan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar

siswa.

Page 92: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Adib tersebut menunjukkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan pembelajaran menggunakan media

animasi terhadap prestasi belajar siswa, dan ada pengaruh yang signifikan

kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa. Berarti penelitian

tersebut mendukung dan memberi gambaran pada penelitian ini, yaitu melihat

adanya pengaruh pembelajaran dengan multimedia dan pengaruh kemampuan

berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa. Perbedaanya, penelitian

tersebut menggunakan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran kimia,

sehingga mendorong adanya penelitian menggunakan model pembelajaran lain

yaitu PBL pada mata pelajaran Fisika.

10. Miftah, M. (2009), dalam penelitiannya antara lain menyimpulkan bahwa

antara pada kategori kemampuan verbal tinggi dan sedang prestasi belajar lebih

baik dari pada yang berkemampuan verbal rendah, dan pada kategori

kemampuan verbal tinggi menghasilkan prestasi belajar yang sama dengan

kategori kemampuan verbal sedang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Muh.Miftah tersebut menunjukkan bahwa kemampuan verbal yang dimiliki

siswa mempengaruhi prestasi belajar, sehingga memberi dukungan dan

memberi gambaran pada penelitian ini tentang penerapan dua metode yang

berbeda ditinjau dari kemampuan verbal siswa.. Perbedaannya adalah,

penelitian tersebut dilakukan dengan model pembelajaran langsung dan

kooperatif pada pembelajaran matematika. Oleh karena itu perlu dibuktikan

melalui penelitian menggunakan model pembelajaran yang lain yaitu PBL

dengan media yang berbeda yaitu multimedia dan modul pada pembelajaran

Fisika.

Page 93: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

B. Kerangka Berpikir

Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam yang

pembelajarannya berdasarkan pada metode ilmiah, tidak hanya secara teoritis,

tetapi juga melalui latihan penelitian tentang bagaiman Fisika diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk membuktikan pengetahuan teoritis pembelajaran

Fisika dilakukan dengan kegiatan eksperimen baik dilakukan di laboratorium

maupun di luar laboratorium. Untuk materi Fisika yang bersifat abstrak yang

tidak dapat dilakukan eksperimen, diperlukan media pembelajaran yang dapat

membantu siswa untuk memahami konsep-konsep tersebut. Media yang

digunakan antara lain multimedia dan modul. Pendekatannya menggunakan

model pembelajaran Problem Based learning (PBL).

1. Ada pebedaan prestasi belajar siswa dengan pembelajaran PBL menggunakan

multimedia dengan pembelajarn PBL menggunakan modul.

Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) memiliki

ciri penekanan pada pemecahan masalah yang terjadi dalam berbagai konteks,

mengaitkan dengan kehidupan siswa yang bebeda-beda baik di sekolah, di

rumah, maupun di masyarakat, memonitor dan mengarahkan siswa untuk

belajar mandiri, mendorong siswa untuk biasa belajar bersama teman,

menerapkan penilaian autentik dan menyenangkan. Kelebihan pembelajaran

berdasarkan masalah sebagai suatu model pembelajaran adalah: realistik

dengan kehidupan siswa, konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, memupuk

sifat inquiry siswa, memupuk kemampuan problem solving. Sehingga

diperlukan media yang tepat dalam pembelajaran yaitu multimedia dan

Page 94: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

modul. Media tersebut diharapkan tepat untuk pembelajaran materi Fisika

yang bersifat abstrak yaitu gelombang elektromagntik yang membutuhkan

kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal yang baik. Kedua

media tersebut diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dengan multimedia pembelajaran Fisika bisa lebih menarik karena dapat

menampilakan gambar dan tulisan yang bergerak, dan dapat membantu

pemahaman konsep abstrak menjadi seperti nyata kepada siswa. Selain itu

multimedia memiliki kelebihan atau keuntungan, yaitu: masuk akal,

sehingga dapat meningkatkan pembelajaran, meningkatkan dan menvalidasi

ekspresi diri dengan membiarkan pebelajar untuk memutuskan sendiri,

membuat pebelajar menjadi “pemilik” sehingga mereka bisa menciptakan apa

yang hendak mereka pelajari, menciptakan suasana yang aktif, sehingga

pebelajar bisa terlibat langsung, dapat sebagai katalisator yang menjembatani

komunikasi siswa dengan guru, pemakaian multimedia sudah tidak asing lagi,

karena telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti video dan

televisi. Sedangkan dengan modul, siswa belajar menurut kecepatan masing-

masing dengan membaca secara mandiri. Kekurangan dari modul adalah

siswa hanya membayangkan konsep abstrak yang dipelajarinya. Diduga ada

perbedaan prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan

multimedia dengan siswa yang menggunakan modul. Diduga prestasi belajar

siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia lebih baik daripada

siswa yang menggunakan modul.

Page 95: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

2. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan berpikir

abstrak rendah.

Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan menemukan

pemecahan masalah tanpa hadirnya objek permasalahan itu secara nyata,

dalam arti siswa melakukan kegiatan berpikir secara simbolik atau imajinatif

terhadap objek permasalahan itu. Untuk menyelesaikan masalah yang bersifat

abstrak akan mudah dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak yang tinggi dan kemampuan dapat dicapai oleh anak yang

sudah mencapai tahap operasional formal yang baik, yaitu anak usia 11 atau

12 tahun ke atas. Sehingga kemampuan berpikir abstrak diharapkan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang

memiliki kemampuan berpikir abstrak yang tinggi belajar menggunakan

multimedia akan lebih mudah memahami konsep abstrak, sebaliknya siswa

yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah akan megalami kesulitan

memahami konsep abstrak dengan menggunakan multimedia. Diduga siswa

yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi akan memilki prestasi

belajar lebih baik dari pada siswa yang memilki kemampuan berpikir abstrak

rendah.

3. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan

verbal tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah.

Kemampuan verbal adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan

proses perubahan tingkah laku siswa yang dapat diungkapkan dalam bentuk

bahasa lisan dan tertulis yang diperoleh dari sumber yang menggunakan

Page 96: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

bahasa lisan atau tertulis untuk menghasilkan produk atau gagasan, mencari

pemecahan masalah yang lebih efisien dalam proses. Dengan belajar

menggunakan modul, siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi akan

lebih mudah menganalisis dan memahami konsep yang dipelajarinya dari

pada siswa yang kemampuan verbalnya rendah. Diduga siswa yang memiliki

kemampuan verbal tinggi prestasi belajarnya lebih baik dari pada siswa

yang memiliki kemampuan verbal rendah.

4. Ada interaksi antara model pembelajara PBL dengan multimedia dan

modul dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa.

Dengan multimedia, siswa didorong untuk menemukan prinsip-

prinsip atau pengetahuan bagi dirinya, memahami konsep abstrak,

menghilangkan miskonsepsi karena siswa dapat membandingkan

pemikirannya yang tidak benar. Sedangkan dengan modul diharapkan siswa

dapat membaca, memprediksi, membuat dugaan dan kesimpulan tehadap

suatu peristiwa fisika dari permasalahan yang dimunculkan. Sedangkan

kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan siswa untuk berpikir logis

dengan simbol-simbol sehingga diharapkan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap proses pembelajaran, dan kemampuan berpikir abstrak

yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Dari kedua

variabel tersebut diharapkan terdapat interaksi antara multimedia dan modul

dengan kemampuan berpikir abstrak. Diduga siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi, baik diberi multimedia maupun modul

lebih berprestasi dari pada yang memiliki kemampuan berpikir abstrak

rendah.

Page 97: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

5. Ada interaksi antara model pembelajaran PBL dengan multimedia dan

modul dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa.

Multimedia maupun modul memungkinkan siswa menemukan prinsip-

prinsip atau pengetahuan. Kedua media tersebut memberi kebebasan siswa

untuk membangun pengetahuannya sendiri dan memecahkan masalah atau

persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Oleh karena itu kedua media

memerlukan kemampuan verbal yang diharapkan memilki pengaruh yang

signifikan terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Dari kedua variabel

tersebut diharapkan terdapat interaksi antara model pembelajaran PBL

dengan multimedia dan modul dengan kemampuan verbal siswa. Diduga

siswa yang memilki kemampuan verbal tinggi baik dengan multimedia

maupun modul lebih berprestasi daripada memiliki kemampuan verbal

rendah.

6. Ada interaksi antara kemapuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal

terhadap prestasi belajar siswa.

Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan siswa untuk berpikir

logis dengan simbol-simbol sehingga diharapkan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap proses pembelajaran, dan kemampuan berpikir abstrak

yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Kemampuan

verbal adalah suatu kondisi, sikap, kemampuan, dan proses perubahan

tingkah laku siswa yang dapat diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan dan

tertulis yang diperoleh dari sumber yang menggunakan bahasa lisan atau

tertulis untuk menghasilkan produk atau gagasan, mencari pemecahan

masalah yang lebih efisien dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki

Page 98: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan kemampuan verbal tinggi diharapkan

prestasi belajarnya lebih baik dari pada yang kemampuan berpikir abstrak

rendah dan kemampuan verbalnya rendah, karena siswa tersebut dapat

menganalisis, menemukan, dan menghubungkan antar konsep lebih baik.

Dari kedua variable moderator tersebut diharapkan terdapat interaksi antara

kemampuan berpikir abstrak dengan kemampuan verbal terhadap prestasi

belajar siswa. Diduga siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak

tinggi dan kemampuan verbal tinggi lebih berprestasi dari pada siswa yang

memilki kemampuan berpikir abstrak rendah dan kemampuan verbal rendah.

7. Ada interaksi antara model pembelajaran PBL dengan mutimedia dan

modul dengan kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap

prestasi belajar siswa.

Multimedia dan modul memberi keleluasaan siswa berpikir kreatif

untuk memecahkan masalah dan persoalan-persoalan serta membangun

pengetahuannya sendiri. Untuk mempelajari materi Gelombang

Elektromagnetik dengan media animasi memerlukan kemampuan berpikir

abstrak yang tinggi. Sedangkan dalam pembelajaran dengan media modul

memerlukan kemampuan verbal yang tinggi pula. Sehingga dengan

kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal yang tinggi diharapkan

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan berpengaruh signifikan

terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Dari variabel-variabel tersebut

diharapkan terdapat interaksi antara model pembelajaran PBL dengan

multimedia dan modul dengan kemapuan berpikir abstrak dan kemapuan

Page 99: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

verbal terhadap prestasi belajar siswa. Diduga siswa yang memilki

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan kemampuan verbal tinggi lebih

berprestasi dari pada yang memilki kemampuan berpikir abstrak rendah dan

kemampuan verbal rendah, baik dengan multimedia maupun modul.

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah disusun, dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran dengan

model PBL menggunakan multimedia dengan siswa yang menggunakan

modul.

2. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki kemampuan

berpikir abstrak tinggi dan rendah.

3 Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki kemampuan

verbal tinggi dan rendah.

4 Ada interaksi antara model pembelajaran PBL menggunakan multimedia

dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar

siswa

5. Ada interaksi antara model pembelajaran PBL menggunakan multimedia

dan modul dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa.

6. Ada interaksi antara kemapuan berpikir abstrak dan kemampuan

verbal terhadap prestasi belajar siswa.

Page 100: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

7. Ada interaksi antara model pembelajaran PBL menggunakan multimedia

dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal

terhadap prestasi belajar siswa.

Page 101: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanankandi SMA Negeri 3 Surakarta, kelas X pada tahun

pelajaran 2011/2012. SMA Negeri 3 Surakarta dipilih sebagai tempat penelitian

dengan pertimbangan peneliti adalah sebagai guru di sekolah tersebut, sehingga

data yang diperoleh lebih akurat karena sudah mengenal siswanya. Penelitian

dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011 / 2012, dimulai dari

penyusunan proposal pada bulan Juli 2011 sampai dengan laporan penelitian

yang berakhir pada bulan Mei 2012. Secara geris besar tahap pelaksanaan

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan :

Tahap ini meliputi : pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar

proposal, pembuatan instrumen penelitian meliputi instrumen

pembelajaran, instrumen pengambilan data, penentuan sampel, dan uji

coba instrumen. Uji coba instrumen dilaksanakan pada bulan Januari

2012 sampai dengan bulan Februari 2012.

2. Tahap pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.

Penelitian dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret 2012.

3. Tahap analisis data dan penulisan laporan.

Analisis data sampai dengan penulisan laporan dimulai pada bulan Maret

2012 sampai bulan Juni 2012.

78

Page 102: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tahap kegiatan dan waktu pelaksanaan terlihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Tahap Kegiatan Penelitian Waktu Pelaksanaan

1 Pengajuan judul Juni 2011

2 Penyusunan proposal Juli – Oktober 2011

3 Seminar proposal Oktober 2011

4 Pengumpulan data Maret 2012

5 Menganalisis data Maret 2012

6 Membahas hasil penelitian Maret – April 2012

7 Menulis hasil laporan penelitian April – Juni 2012

B. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian ini adalah eksperimental, yang melibatkan dua kelompok

yaitu eksperimen satu dengan multimedia dan eksperimen dua dengan modul.

Kedua kelompok ini diasumsikan sama dalam segala segi yang relevan dan hanya

berbeda dalam pemberian perlakuan dalam pembelajaran. Kelompok pertama

diberi perlakuan dengan pembelajaran dengan model Problem Based Learning

menggunakan multimedia, sedangkan kelompok kedua diberi perlakuan dengan

model Problem Based Learning menggunakan modul. Desain penelitian yang

digunakan adalah desain faktorial 2x2x2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 3.2 berikut ini .

Tabel 3.2. Desain Penelitian

Model Problem Based Learning

(A)

Multimedia

(A1)

Modul

(A2)

Kemampuan Berpikir

Abstrak

(B1)

Tinggi (C1)

A1B1C1

A2 B1

Rendah (C2)

A1 B1 C2

A2 B1 C2

Kemampuan Verbal

(B2)

Tinggi (C1)

A1 B2 C1

A2 B2 C1

Rendah (C2)

A1 B2 C2

A2 B2 C2

Page 103: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Keterangan Tabel 3.2 tersebut, A adalah media pembelajaran, B1 adalah

kemampuan berpikir abstrak, dan B2 adalah kemampuan verbal. A1 adalah

multimedia, dan A2 adalah modul. C1 adalah kemampuan berpikir abstrak dan

kemampuan verbal kategori tinggi, dan C2 adalah kemampuan berpikir abstrak

dan kemampuan verbal kategori rendah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

“Populasi adalah seluruh subyek penelitian” (Suharsimi 1996 ). Populasi

adalah seluruh siswa yang karakteristiknya ingin diketahui. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh kelas X siswa SMA Negeri 3 Surakarta yang

berjumlah 327 siswa dan terbagi dalam 10 kelas.

2. Sampel

Dari populasi tersebut diambil dua kelas yaitu X2 dan X9, masing-masing

kelas terdiri dari 32 siswa, sehingga jumlah sampel ada 64 siswa. Pengambilan

sampel dilakukan dengan cara acak sederhana (Cluster Random Sampling), karena

siswa dibagi merata ke semua kelas sesuai denga nilai tes masuk, sehingga semua

kelas dianggap sama atau sebanding. Sampel yang digunakan sebanyak 64 siswa

terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas X2 dan X9 masing-masing kelas terdiri dari

Page 104: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

32 siswa. Kelas X2 diberi pembelajaran dengan model PBL menggunakan

multimedia dan kelas X9 diberi pembelajaran dengan model PBL menggunakan

modul. Pertimbangan penetapan pemberian perlakuan tersebut berdasarkan hasil

tes kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal. Kelas X2 memperoleh

nilai rata-rata kemampuan abstrak lebih tinggi dibandingkan kelas yang lain,

sehingga ditetapkan sebagai sampel yang diberi pembelajaran menggunakan

multimedia. Sedangkan kelas X9 memperoleh nilai rata-rata kemampuan verbal

lebih tinggi dibandingkan kelas yang lain, sehingga ditetapkan sebagai sampel

yang diberi pembelajaran menggunakan modul.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga variabel, yaitu

variabel bebas (multimedia dan modul), variable moderator (kemampuan berpikir

abstrak dan kemampuan verbal), dan variabel terikat (prestasi belajar Fisika).

Variabel bebas yang dimaksud adalah media pembelajaran, dalam hal ini

multimedia dan modul yang digunakan dengan model Problem based Learning

(PBL).

Variabel moderator pertama adalah kemapuan berpikir abstrak

yaitukemampuan berpikir dalam memecahkan masalah dengan tidak memerlukan

pertolongan benda / peristiwa konkrit. Kemampuan berpikir abstrak

dikategorikan menjadi yaitu kategori tinggi dan rendah. Kemampuan berpikir

abstrak siswa tinggi jika skor tes kemampuan berpikir abstrak siswa > Mean.

Page 105: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Kemampuan berpikir abstrak siswa rendah jika skor tes kemampuan berpikir

abstrak siswa ≤ Mean.

Variabel moderator yang kedua adalah kemampuan verbal yaitu

kemampuan yang dimiliki siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasan

melalui bahasa lisan atau tertulis. Kemapuan verbal dikategorikan menjadi dua

yaitu kategori tinggi dan rendah. Kemampuan verbal siswa tinggi jika skor tes

kemampuan verbal siswa >Mean. Kemampuan verbal siswa rendah jika skor tes

kemampuan verbal siswa ≤Mean

Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar, yaitu skor yang

ditunjukkan oleh tes hasil belajar yang dicapai siswa. Prestasi belajar dibatasi

pada aspek kognitif pelajaran Fisika kelas X pada materi gelombang

elektromagnetik.

2. Definisi Operasional

a. Model Problem Based Learning (PBL) atau model pembelajaran berbasis

masalah, adalah pembelajaran dengan memunculkan masalah-masalah untuk

membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir untuk memecahkan

masalah.

b. Multimedia adalah informasi komputer yang dapat disajikan melalui audio,

video, teks, grafik, dan animasi.

c. Modul adalah materi pelajaran yang disusun untuk membantu para siswa

dalam mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan

operasional.

Page 106: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

d. Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan berpikir dalam memecahkan

masalah dengan tidak memerlukan pertolongan benda / peristiwa konkrit.

e. Kemampuan verbal adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang dapat

diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan dan tertulis dan dapat diungkap

melalui sumber yang berupa lisan atau tertulis juga.

f. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan proses

pembelajaran dengan memenuhi aspek kognitif.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan

verbal siswa dilakukan tes, berupa tes kemampuan berpikir abstrak dan tes

kemampuan verbal yang berkaitan dengan materi Fisika. Sedangkan untuk

memperoleh data kognitif siswa dilakukan tes prestasi belajar berupa soal-soal

dari materi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu gelombang

elektromagnetik. Data afektif siswa diperoleh dengan observasi atau pengamatan

yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung atau pada waktu

penelitian

F. Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen

pelaksanaan penelitian dan insrumen pengambilan data, yaitu :

1. Istrumen Pelakasanaan Penelitian

Page 107: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Instrumen dalam peneltian ini yaitu : Silabus, Rencana Program Pembelajaran

(RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS), multimedia, dan modul. Untuk menjamin

validitas istrumen pelaksaan penelitian, maka instrumen tersebut dikonsultasikan

kepada pembimbing dan dilakukan tes content validity kepada ahli atau pakar.

2. Instrumen Pengambilan data

Pengambilan data dilakukan dengan metode tes. Metode tes adalah suatu

alat ukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja

dalam situasi yang distandarisasikan dan bertujuan untuk mengukur kemampuan

dari hasil belajar individu atau kelompok. Pengumpulan data dengan metode tes

prestasi belajar diugunakan untk mendapatkan informasi tentang kemampuan

intelektual siswa setelah mengikuti pembelajaran. Tes yang digunakan dalam

penelitian berupa tes obyektif. Instrumen penelitian untuk prestasi belajar berupa

tes dengan bentuk pilihan ganda dan siswa tinggal memilih jawaban yang telah

tersedia lima pilihan jawaban (satu jawaban benar). Sedangkan instrument

penelitian untuk mengetahui kemapuan berpikir abstrak berupa tes dengan bentuk

pilihan ganda dan siswa tinggal memilih jawaban yang telah tersedia empat

pilihan jawaban (satu jawaban benar). Instrumen untuk kemampuan verbal juga

berupa tes dengan bentuk bilihan ganda, dan siswa tinggal memilih jawaban yang

tersedia empat pilihan jawaban (satu jawaban benar). Teknik pemberian skor tes :

N =

x 100 (3.1)

Page 108: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Persamaan (3.1) merupakan cara menghitung skor prestasi belajar siswa . (N)

merupakan perbandingan antara jumlah soal yang dijawab benar (B) dan

banyaknya soal seluruhnya (n) dikalikan 100 untuk mendapat rentang skor

0 - 100.

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum eksperimen yang sebenarnya dilakukan, perlu dilakukan uji coba

terhadap item instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini dilakukan

dengan maksud untuk mendapat tes yang baik. Analisis item meliputi derajat

kesukaran, daya pembeda, indeks validitas, dan indeks reabilitas keseluruhan tes.

Pelaksanaan uji coba instrumen pada penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1

Ponorogo, karena sekolah tersebut mempunyai standar yang sama dengan SMA

Negeri3 Surakarta sebagai sekolah tempat penelitian, yaitu sekolah RSBI atau

Rintisan Sekolah Berstandar Internasional dan juga mempunyai kelas program

akselerasi.

1. Derajat kesukaran.

Derajat kesukaran atau tingkat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan

indeks kesukaran, yaitu bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya

suatu soal. Indeks kesukaran dihitung denganpersamaan :

Atau IK =

(3.3)

Page 109: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Dimana :

IK : Indeks kesukaran.

JBA : Jumlah pengikut yang menjawab pada kelompok atas

JBB : Jumlah pengikut yang menjawab benar pada kelompok bawah

JSA : Jumlah siawa pada kelompok atas

JSB : Jumlah siswa pada kelompok bawah.

BN : Jumlah pengikut yang menjawab benar

N : Jumlah pengikut keseluruhan.

Klasifikasi indeks kesukaran menurut Suharsimi Arikunto (1995) dapat dilihat

pada Tabel 3.3 beikut.

Tabel 3.3. Klasifikasi Indeks Kesukaran

Interval IK Klasifikasi Item

0,00< IK ≤ 0,30

0,30 < IK ≤ 0,70

0,70 <IK < 1,00

Sukar

Sedang

mudah

Dari analisis tingkat kesukaran item tes prestasi belajar diperoleh hasil seperti

pada Tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Tes Prestasi Belajar

Tingkat

kesukaran

Jumlah soal Nomor soal

Sukar 11 3,8,12,17,23,27,32,35,38,39,43

Sedang 28 1,2,4,6,9,13,15,20,22,24,28,29,33,34,37,

41,42,44,45,46,47,11,19,21,30,36,48,49

Mudah 11 5,7,10,14,16,18,25,26,31,40,50

Jumlah soal

seluruhnya

50

Page 110: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Dari 50 soal tes prestasi belajar dipilih sebanyak 43 butir soal, yaitu : soal

sedang dipilih 21 butir soal, soal sukar dipilih 11 butir soal, dan soal mudah

dipilih 11 butir soal.

2. Daya Pembeda

Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswayang mempunyai kemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Untuk soal

yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa tidak pandai soal itu

tidak baik, tidak mempunyai daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik

pandai maupun tidak pandai tidak dapat menjawab benar, soal tersebut tidak

mempunyai daya pembeda. Item soal yang baik adalah soal yang bisa dijawab

siswa yang pandai saja. Daya pembeda dihitung dengan persamaan :

DP =

(3.4)

Persamaan (3.4) menunjukkan bahwa Daya Pembeda (DP) merupakan

perbandingan antara selisih jumlah jawaban benar dalam kelompok atas ( dan

jumlah jawaban benar pada kelompok bawah ( dengan jumlah siswa pada

kelompok atas ( Daya Pembeda dapat juga dihitung dengan persamaan :

DP =

(3.5)

Persamaan (3.5) menunjukkan bahwa Daya pembeda (DP) merupakan selisih dari

perbandingan antara jumlah benar dalam kelompok atas ( ) dan jumlah pengikut

dalam kelompok atas (NB) dengan perbandingan antara jumlah benar dalam

kelompok bawah (BB) dan jumlah pengikut dalam kelompok bawah (NB).

Kriteria daya pembeda soal ditunjukkan pada Table 3.5 berikut .

Page 111: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda Soal

Interval DP Kriteria

0,00 ≤ DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70< DP ≤ 1.00 Sangat Baik

Dari analisis daya pembeda item tes prestasi belajar siswa diperoleh hasil seperti

pada Tabel 3.6 berikut .

Tabel 3.6. Hasil Analisis Daya Pembeda Item Tes Prstasi Belajar

Daya Pembeda Jumlah soal Nomor soal

Baik 22 3,4,6,7,8,9,13,15,17,23,27,29,

34,37,38,39,40,41,42,45,47

Cukup 21 1,2,5,10,12,14,16,18,20,22,24,

25, 26,28,31,32,33,43,44,46,50

Jelek 7 11,19,21,30,36,48,49

Jumlah soal

Seluruhnya

50

Dari hasil perhitungan daya pembeda untuk 50 butir soal tes prestasi belajar,

diperoleh soal dengan daya pembeda baik sebanyak 22 butir soal, daya pembeda

cukup sebanyak 21 butir soal, dan daya pembeda jelek sebanyak 7 butir soal. Soal

yang dipilih sebanyak 43 butir soal dengan daya pembeda baik dan cukup,

sedangkan soal yang daya pembedanya jelek dibuang.

3. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah pengujian untuk mengetahui seberapa

tepat suatu alat ukur mampu melakukan fungsi alat ukur yang dapat digunakan

Page 112: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

dalam pengujian validitas soal/kuesioner adalah angka hasil korelasi antara skor

pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam

soal. Jeniskorelasi dalam uji coba instrumen penelitian yang digunakan adalah

korelasi product moment dari Pearson, yaitu :

r =

(3.6)

r = Koefisien korelasi phi

PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

p = Proporsi seluruh siswa yang menjawa benar

q = 1– p

Jika nilai r negative maka item tersebut tidak valid, dan jika nilai r ≥ 0,30 maka

item dikatakan baik atau mempunyai indeks validitas yang tinggi.

Koefisien korelasi dapat juga dihitung dengan persaman :

rpbis=

(3.7)

Xi = perbandingan antara jumlah skor total yang menjawab benar (∑ )

dengan jumlah siswa yang menjawab benar ( ∑X )

Xt = Perbandingan antara Jumlah skor total ( ∑Y ) dengan Jumlah siswa

pengikut keseluruhan.

St = Standar deviasi skor total

p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal.

q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal.

Page 113: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Jika rpbis > rtable maka butir soal dikatakan valid.

Dalam penelitian untuk uji validitas butir soal Tes prestasi belajar, Tes

kemampuan verbal, dan Tes kemampuan berpikir abstrak digunakan program

Microsoft Excel dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 3.7. Hasil Analisis Validitas Item Tes Prestasi Belajar

No Jenis Instrumen Jumlah Soal

Seluruhnya

Jumlah soal

Valid

Jumlah soal

Tidak valid

1 Tes prestasi belajar 50 43 7

2 Tes kemampuan verbal 40 34 6

3 Tes kemampuan berpikir

abstrak

20 20 -

Dari hasil analisis validitas tersebut, maka diambil keputusan akhir sebagai

berikut :

a. Tes prestasi belajar

Dari 50 butir soal yang diuji cobakan, sebanyak sebanyak 43 butir soal

digunakan, sebanyak 7 butir soal tidak digunakan yaitu nomor : 11, 19, 21,

30, 36, 48, 49.

b. Tes kemampuan verbal.

Dari 40 butir soal yang diuji cobakan, sebanyak 34 butir soal digunakan, dan

sebanyak 6 soal tidak digunakan yaitu nomor : 12, 13, 17, 21, 29, 33.

c. Tes kemampuan berpikir abstrak.

Dari 20 butir soal yang diuji cobakan, sebanyak 20 butir soal digunakan

semuanya.

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keandalan adalah uji yang dipergunakan untuk

mengetahuikonsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen apabila

Page 114: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

instrument tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu obyek atau responden.

Dalam penelitian ini digunakan persamaan sebagai berikut:

rn= (

) (

(3.8)

Dimana :

rn= Indeks reliabilitas seluruh tes

k = Jumlah item tes

S2=Varians total

p = proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal, yaitu banyaknya

siswa yang menjawab benar dibagi dengan banyaknya seluruh siswa pengikut tes.

Standar yang digunakan dalam menentukan reliabel dan tidaknya suatu

instrumen penelitian umumnya adalah perbandingan antara r hitung dengan r table

pada taraf kepercayaan 95 % atau tingkat signifikan 5 %. Menurut Suharsimi

(1995) apabila alpha hitung lebih besar dari r tabel dan alpha hitung bernilai

positif maka suatu instrument penelitian dapat disebut reliabel. Tingkat reliabel

instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8. Kriteria Tingkat Reliabilitas Butir soal

Nilai rn Tingkat reabelitas

rn<0,20 Sangat rendah

0.20 <rn< 0,40 Rendah

0,40 <rn <0,60 Agak rendah

0,60 <rn<0,80 Cukup

0,80 <rn<1,00 Tinggi

rn > 1,00 Sangat tinggi

Dalam penelitian ini, untuk uji reliabilitas butir soal digunakan program Microsoft

Excel dengan hasil analisis sebagai berikut .

a. Tes prestasi belajar, diperoleh reliabilitas 0,969, maka dikategorikan tinggi.

Page 115: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

b. Tes kemampuan verbal, diperoleh reliabilitas 0,989 maka dikategorikan tinggi.

c. Tes kemampuan berpikir abstrak, diperoleh reliabilitas 0,985, maka

dikategorikan tinggi.

Berdasarkan hasi uji reliabelitas tersebut, maka instrument tes prestasi belajar, tes

kemampuan verbal, dan tes kemampuan berpikir abstrak dapat digunakan lagi

dalam penelitian .

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk menganalisis data digunakan analisis

multivariate Tests (manova) tiga jalan. Namun sebelum dilakukan, terlebih dahulu

dilakukan uji persyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik

analisis data menggunakan Analisis Varians (Anava) tiga jalan 2 x 2 x 2 dengan

dua variabel bebas yaitu multimedia, dan modul.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi

normal atau tidak. Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Kosmogorov – Samirnov dengan Lilliefors Significance Correcction. Uji ini

dikakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18. Adapun prosedur ujinya

adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 116: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Ha: Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Taraf Signifikansi: α = 5%

3) Keputusan Uji

Ho diterima jika p value (sig.) ≥ 0,05

Ho ditolak jika p value (sig.) < 0,05

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang homogen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan

Metode Levene’test dan F-test . Dalam SPSS versi 18 istilah homogenitas

menggunakan Test of Homogeneity variances. Adapun prosedur ujinya adalah

sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho: Sampel berasal dari populasi yang homogen

Ha: Sampel tidak berasal dari populasi yang homogen

2) Taraf Signifikansi: α = 5%

3) Keputusan Uji

Ho diterima jika p value (sig.) ≥ 0,05

Ho ditolak jika p value (sig.) < 0,05

Page 117: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

2. Uji Hipotesis

a. Analisis Variansi (ANAVA)

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah

diajukan diterima atau ditolak menggunakan analisis variansi (anava) tiga jalan

2x2x2 dengan desain faktorial yang ditunjukkan pada tabel 3.5 dengan asumsi :

1) Populasi-popukasi berdistribusi normal

2) Populasi-populasi homogin

3) Sampel dipilih secara acak

4) Variabel terikat berskala pengukuran interval.

5) Variabel bebas berskala pengukuran nominal.

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (Anava)

dengan General Linier Model (GLM). Statistik uji menggunakan GLM (General

Linier Model) yang terdapat dalam program SPSS versi 18. Ketentuan

pengambilan kesimpulan yaitu Ho ditolak ketika P-Value (Sig.) < 0,05 sehingga

H1 akan diterima dengan tingkat signifikansi (α) yang digunakan 0,05.

b. Uji lanjut Anava atau Uji Komparasi Ganda

Apabila dari hasil uji hipotesis terdapat Ho yang ditolak maka dilanjutkan

dengan Uji Lanjut atau Uji Komparasi Ganda. Uji Lanjut dilakukan untuk

mengetahui perbedaan yang signifikan antara rerata populasi yang dilihat dari

estimatornya, yaitu rerata pada sampel yang berkaitan. Dengan kata lain uji

komparasi ganda bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata yang signifikan

Page 118: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

setiap pasangan baris dan kolom yang Ho nya ditolak, kemudian perhitungannnya

dilakukan dengan menggunakan program Excel, atau PASW 18.

Page 119: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian meliputi data nilai prestasi belajar

kognitif dan afektif.Prestasi belajar aspek kognitif didapat melalui tes materi

pembelajaran yaitu materi gelombang elektromagnetik, sedangkan aspek

afektifdidapat melalui observasi atau pengamatan ketika pembelajaran

dilakukan.Data diperoleh dari siwa kelas X semester 2, kelas X2 sebagai

kelas eksperimen I dengan pembelajaran model PBL menggunakan

multimedia dan kelas X9 sebagai kelas eksperimen II dengan pembelajaran

model PBL menggunakan modul.

1. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Siswa

Nilai prestasi belajar kognitif siswa dikategorikan tinggi jika nilainya

>mean (rarata), dan nilai prestasi kognitif dikategorikan rendah jika nilainya

≤ mean. Jumlah sampel yang diteliti yaitu 64 siswa yang terdiri dari 32 siswa

untuk kelas multimedia dan 32 siswa untuk kelas modul.

a. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Media

Tabel 4.1. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Media

Media

Jumlah Data

Mean

Minimum

Maksimum

SD

Multimedia

32

83,63

69

98

8.63

Modul

32 80,03 67 95 7,49

96

Page 120: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rerata nilai prestasi belajar kognitif kelas

multimedia 83,63 sedangkan rerata nilai prestasi belajar kognitif kelas modul

80,03. Jadi rerata prestasi belajar kognitif siswa yang pembelajarannya

menggunakan multimedia lebih tinggi daripada yang menggunakan modul.

Distribusi frekuensi data prestasi belajar kognitif siswa berdasarkan

media disajikan dalam Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

67 - 72 9 69.5 9 13.85

73 - 78 13 75.5 22 20.00

79 - 84 18 81.5 40 27.69

85 - 90 13 87.5 53 20.00

91 - 96 9 93.5 62 15.38

97 - 100 2 99.5 64 3.08

`

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar aspek kognitif,

disajikan dalam bentuk histogram seperti pada Gambar 4.1 berikut ini.

Gambar 4.1. Histogram Nilai Pestasi Belajar Kognitif

0

5

10

15

20

67 - 72 73 - 78 79 - 84 85 - 90 91 - 96 97 - 102

Fre

kue

nsi

Nilai Interval

Page 121: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa nilai prestasi

belajar kognitif dengan frekuensi tertinggi terletak pada interval 79 – 84 yang

berjumlah 18 siswa.

1) Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif dengan

Multimedia

Tabel 4.3. Distibusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif dengan

Multimedia

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

67 - 72 4 69.5 4 12.50

73 - 78 5 75.5 9 15.63

79 - 84 9 81.5 18 28.13

85 - 90 5 87.5 23 15.63

91 - 96 7 93.5 30 21.88

97 - 100 2 99.5 32 6.25

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar aspek kognitif

dengan multimedia, disajikan dalam bentuk histogram seperti pada

Gambar 4.2 berikut ini.

Gambar 4.2. Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif dengan Multimedia

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

67 - 72 73 - 78 79 - 84 85 - 90 91 - 96 97 - 102

Frek

uen

si

Nilai Interval

Page 122: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa nilai prsetasi

belajar dengan frekuensi teringgi terletak pada interval 79 – 84 yang

berjumlah 9 siswa.

2) Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif dengan Modul

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif Dengan Modul

Nilai

interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

67 - 72 5 69.5 5 15.15

73 - 78 8 75.5 13 24.24

79 - 84 9 81.5 22 27.27

85 - 90 8 87.5 30 24.24

91 - 96 3 93.5 33 9.09

97 - 100 0 99.5 33 0.00

Untuk memperjelas distribusi frekuensi data prestasi belajar kognitif kelas

modul, disajikan dalam bentuk histogram seperti pada Gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3. Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif dengan Modul

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

67 - 72 73 - 78 79 - 84 85 - 90 91 - 96 97 - 102

Frek

uen

si

Nilai Interval

Page 123: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Berdasarkan Tabel4.4 dan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa nilai prestasi

belajar dengan frekuensi tertinggi terletak pada interval 79 – 84 yang

berjumlah 9 siswa.

b. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif berdasarkan Kemampuan

Berpikir Abstrak Siswa

Dalam penelitian ini data kemampuan berpikir abstrak siswa diperoleh

dari pemberian tes kemampuan berpikir abstrak kepada sampel. Kemampuan

berpikir abstrak dikategorikan tinggi jika skornya > rerata, dan kemampuan

berpikir abstrak dikategorikan rendah jika skornya ≤ rerata. Pengambilan

kriteria tersebut berdasarkan jumlah sampel yang diteliti yaitu sebanyak 64

siswa yang terdiri dari 32 siswa untuk kelas multimedia dan 32 siswa untuk

kelas modul. Deskripsi data nilai prestasi belajar kognitif berdasarkan

kemampuan berpikir abstrak disajikan dalam Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak

Kategori Jumlah

Data

Mean Minimum Maksimum SD

Rendah 30 77,10 67 88 6,59

Tinggi 34 86,00 69 98 7,25

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rerata nilai prestasi belajar kognitif

siswa yang memiliki memampuan berpikir abstrak tinggi 86,00 sedangkan

rerata nilai prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki kemampuan

Page 124: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

berpikir abstrak rendah 77,10. Jadi rerata nilai prestasi belajar kognitif

siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi lebih baik

dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah.

Distribusi frekuensi data prestasi belajar kognitif berdasarkan

kemampuan berpikir abstrak kategori tinggi disajikan dalam Tabel 4.6

berikut ini.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif

Berdasarkan Kemampuan Berpikir Abstrak Kategori Tinggi

Niai interval Frekuensi

Nilai

Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

67 - 72 1 69.5 1 2.86

73 - 78 4 75.5 5 11.43

79 - 84 10 81.5 15 28.57

85 - 90 8 87.5 23 22.86

91 - 96 9 93.5 32 28.57

97 - 100 2 99.5 34 5.71

Untuk memperjelas distribusi frekuensi data nilai prestasi belajar kognitif

berdasarkan kemampuan berpikir abstrak kategori tinggi disajikan dalam

bentuk histogram seperti pada Gambar 4.4 berikut ini.

Gambar 4.4. Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Kemam-

puan Berpikir Abstrak Kategori Tinggi

0

5

10

15

20

25

30

67 - 72 73 - 78 79 - 84 85 - 90 91 - 96 97 - 102

Frek

uen

si

Page 125: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Berdasarkan Tabel 4.6 dan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 79 – 84 yang berjumlah 10 siswa.

Distribusi frekuensi data prestasi belajar kognitif berdasarkan

kemampuan berpikir abstrak kategori rendah disajikan dalam Tabel 4.7

berikut ini.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Kategori Rendah

Nilai

interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi Relatif

(%)

67 – 72 8 69.5 8 26.67

73 – 78 9 75.5 17 30.00

79 – 84 8 81.5 25 26.67

85 – 90 5 87.5 30 16.67

91 – 96 0 93.5 30 0.00

97 – 100 0 99.5 30 0.00

Untuk memperjelas distribuesi frekuensi data prestasi belajar kognitif

berdasarkan kemampuan berpikir abstrak kategori rendah disajikan dalam

bentuk histogram seperti pada Gambar 4.5 berikut ini.

Gambar 4.5. Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Kategori Rendah

0

5

10

15

20

25

30

67 - 72 73 - 78 79 - 84 85 - 90 91 - 96 97 - 102

Frek

uen

si

Nilai Interval

Page 126: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 73 – 78 yang berjumlah 9 siswa.

c. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif berdasarkan Kemampuan

Verbal Siswa

Dalam penelitian ini data kemampuan verbal siswa diperoleh dari

pemberian tes kemampuan verbal kepada sampel. Kemampuan verbal

dikategorikan tinggi jika skornya > rerata, dan kemampuan verbal

dikategorikan rendah jika skornya ≤ rerata. Pengambilan kriteria tersebut

berdasarkan jumlah sampel yang diteliti yaitu sebanyak 64 siswa yang terdiri

dari 32 siswa untuk kelas multimedia dan 32 siswa untuk kelas modul.

Deskripsi data prestasi belajar kognitif berdasarkan kemampuan verbal

disajikan dalam Tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8. Deskripsi Data Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Verbal

Kategori Jumlah data Mean Minimum Maksimum SD

Rendah 34 77,21 67 93 6,78

Tinggi 30 87,07 71 98 6,41

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa rerata nilai prestasi belajar kognitif siswa

yang memiliki kemampuan verbal tinggi 87,07 sedangkan rerata nilai

prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah

77,21. Jadi rerata nilai prestasi belajar kognitif siswa yang memiliki

Page 127: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

kemampuan verbal tinggi lebih baik dibandingkan rerata nilai prestasi belajar

kognitif siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah.

Distribusi frekuensi data prestasi belajar kognitif berdasarkan

kemampuan verbal kategori tinggi disajikan dalam Tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Kategori Tinggi

Nilai

interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

67 - 72 1 69.5 1 3.23

73 - 78 2 75.5 3 6.45

79 - 84 7 81.5 10 22.58

85 - 90 12 87.5 22 38.71

91 - 96 6 93.5 28 22.58

97 - 100 2 99.5 30 6.45

Untuk memperjelas distribusi frekuensi nilai prestasi belajar kognitif

berdasarkan kemampuan verbal tinggi disajikan dalam bentuk histogram

seperti Gambar 4.6 berikut ini.

Gambar 4.6. Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Kategori Tinggi

0

5

10

15

20

25

30

67 - 72 73 - 78 79 - 84 85 - 90 91 - 96 97 - 102

Frek

uen

si

Nilai interval

Page 128: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 85 – 90 yang berjumlah 12 siswa.

Distribusi frekuensi data prestasi belajar kognitif berdasarkan

kemampuan verbal kategori rendah disajikan dalam Tabel 4.10 berikut ini.

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Kategori Rendah

Nilai

interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

67 - 72 8 69.5 8 23.53

73 - 78 11 75.5 19 32.35

79 - 84 11 81.5 30 32.35

85 - 90 1 87.5 31 2.94

91 - 96 3 93.5 34 8.82

97 - 100 0 99.5 34 0.00

Untuk memperjelas distribusi frekuensi nilai prestasi belajar kognitif

berdasarkan kemampuan verbal kategori rendah disajikan dalam bentuk

histogram seperti pada Gambar 4.7 berikut ini.

Gambar 4.7. Histogram Nilai Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Kategori Rendah

0

5

10

15

20

25

30

67 - 72 73 - 78 79 - 84 85 - 90 91 - 96 97 - 102

Frek

uen

si

Nilai Interval

Page 129: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 73 – 78 dan interval 79 – 84 yang berjumlah

masing-masing 11 siswa.

d. Deskripsi Data Berdasarkan Media dan Kemampuan Berpikir

Abstrak

Tabel 4.11. Deskripsi Data Berdasarkan Media dan Kemampuan

Berpikir Abstrak Siswa

KBA

Multimedia Modul

Mean Mean

Rendah 77.69 78.82

Tinggi 88.89 81.33

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki

kamampuan berpikir abstrak rendah jika pembelajarannya menggunakan

modul rerata nilai prestasi belajar kognitifnya lebih tinggi daripada siswa

yang menggunakan multimedia, sedangkan siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi jika pembelajarannya menggunakan

multimedia rerata nilai prestasi belaja kognitifnya lebih tinggi daripada

yang menggunakan modul .

e. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Media dan

Kemampuan Verbal

Tabel 4.12. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Media

dan Kemampuan Verbal Siswa

Kemampuan

Verbal

Multimedia Modul

Mean Mean

Rendah 80.17 74.23

Tinggi 86.41 85.92

Page 130: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa siswa yang memilki

kemampuan verbal rendah jika pembelajarannya menggunakan multimedia

rerata nilai prestasi belajar kognitifnya lebih tinggi daripada siswa yang

menggunakan modul, begitu juga siswa yang memilki kemampuan verbal

tinggi jika pembelajarannya menggunakan multimedia rerata nilai prestasi

belajar kognitifnya lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan modul

f. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Media,

Kemampuan Berpikir Abstrak, dan Kemampuan Verbal

Tabel 4.13. Deskripsi Data Prestasi Belajar Kognitif Berdasarkan Media,

Kemampuan Berpikir Abstrak, dan Kemampuan Verbal

Media KBA KVerbal Mean SD N

MD Rendah Rendah 72.80 3.82 9

Tinggi 84.83 2.14 6

Tinggi Rendah 75.67 4.84 7

Tinggi 87.00 4.81 10

MM Rendah Rendah 74.78 4.84 9

Tinggi 80.60 8.14 5

Tinggi Rendah 85.56 4.88 9

Tinggi 92.22 5.21 9

Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak tinggi dan kemampuan verbal tinggi atau rendah jika

menggunakan multimedia memperoleh rarata nilai prestasi belajar yang

lebih tinggi daripada siwa yang mempunyai kemampuan berpikir abstrak

rendah dan kemampuan verbal tinggi atau rendah. Tetapi jika

pembelajarannya menggunakan modul, siswa yang memilki kemampuan

Page 131: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

berpikir abstrak tinggi dan kemampuan verbal rendah memperoleh rerata

nilai prestasi belajar lebih rendah daripada siswa yang memiliki

kemampuan bepikir abstrak rendah dan kemampuan verbal tinggi.

2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Siswa

Dalam penelitian ini data prestasi belajar afektif diperoleh dari

pengamatan terhadap siswa pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung

sampai pada saat evaluasi atau tes prestasi belajar kognitif. Nilai prestasi

belajar afektif siswa dikategorikan tinggi jika nilainya > nilai rerata, dan nilai

prestasi belajar rendah jika nilainya ≤ nilai rerata. Pengambilan kriteria ini

berdasarkan jumlah sampel yang diteliti yaitu 64 siswa yang terdiri dari 32

siswa untuk kelas multimedia dan 32 siswa untuk kelas modul.

a. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Media

Tabel 4.14.Deskripsi Data Nilai Prestasi BelajarAfektif

Media

Jumlah Data

Mean

Minimum

Maksimum

SD

Multimedia

32

81,25

65

100

9,07

Modul

32 77,50 60 95 8,61

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa rerata nilai prestasi belajar afektif kelas

multimedia 81,25 sedangkan rerata nilai prestasi belajar afektif kelas modul

77,50. Jadi rerata prestasi belajar afektif siswa yang pembelajarannya

menggunakan multimedia lebih tinggi daripada yang menggunakan modul.

Page 132: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Distribusi frekuensi data prestasi belajar afektif disajikan dalam Tabel 4.15

berikut ini.

Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif

Niai interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

60 – 65 6 62.5 6 9.38

66 – 71 9 68.5 15 14.29

72 – 77 13 74.5 28 20.63

78 – 83 13 80.5 41 20.63

84 – 89 10 86.5 51 15.87

90 – 95 12 92.5 63 19.05

96 – 100 1 98.5 64 1.59

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar afektif, disajikan

dalam bentuk histogram seperti pada Gambar 4.8 berikut ini.

.

Gambar 4.8. Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif

0

2

4

6

8

10

12

14

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95 96 - 101

Fre

kue

nsi

nilai interval

Page 133: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Berdasarkan Tabel 4.15 dan Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 72 – 77 dan interval 78 - 83 yang berjumlah

masing-masing 13 siswa.

1) Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif Siswa dengan

Multimedia.

Distibusi frekuensi data pestasi belajar afektif dengan multimedia disajikan

dalam Tabel 4.16 berikut ini.

Tabel 4.16. Distibusi Frekuensi Data Pestasi BelajarAfektif dengan

Multimedia

Nilai interval Frekuensi Nilai Tengah

Freuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

60 – 65 2 62.5 2 6.25

66 – 71 4 68.5 6 12.50

72 – 77 5 74.5 11 15.63

78 – 83 7 80.5 18 21.88

84 – 89 6 86.5 24 18.75

90 – 95 7 92.5 31 21.88

96 – 100 1 98.5 32 3.13

Page 134: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Untuk memperjelas distribusi frekuensi data prestasi belajar afektif dengan

multimedia, disajikan dalam bentuk histogram seperti Gambar 4.9 berikut

Gambar 4.9. Histogram Nilai Prestasi Belajar Afekif dengan

Multimedia

Berdasarkan Tabel 4.16dan Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa frekuensi tertinggi

terletak pada interval 78 – 83 dan 90 – 95 yang berjumlah masing-masing 7

siswa.

2) Distribusi Frekuensi Data Prestasi belajar afektif siswa dengan

modul.

Distribusi frekuensi data prestasi belajar afektif siswa yang

pembelajarannya dengan model PBL menggunakan modul disajikan dalam

Tabel 4.17 berikut ini.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95 96 - 101

Fre

kue

nsi

nilai interval

Page 135: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif dengan

Modul

Niai interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi Relatif

(%)

60 – 65

4

62.5 4 12.50

66 – 71 5 68.5 9 15.63

72 – 77 8 74.5 17 25.00

78 – 83 6 80.5 23 18.75

84 – 89 4 86.5 27 12.50

90 – 95 5 92.5 32 15.63

96 – 101 0 98.5 32 0.00

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar afektif siswa

dengan modul, disajikan dalam bentuk histogram seperti Gambar 4.10

berikut.

Gambar 4.10. Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif dengan

Modul

Berdasarkan Tabel 4.17 dan Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 72 – 77 yang berjumlah 8 siswa.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95 96 - 101

Fre

kue

nsi

nilai interval

Page 136: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

b. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Kemampuan

Berpikir Abstrak Siswa

Tabel 4.18. Deskripsi Data Prestasi Belajar Berdasarkan Kemampuan

Abstrak Rendah dan Tinggi

Kategori Jumlah

Data

Mean Minimum Maksimum SD

Rendah 30 74,00 60 90 6,75

Tinggi 34 84,12 65 100 8,02

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa rerata nilai prestasi belajar afektif

siswa yang memiliki kemampuan abstrak rendah 74,00, sedangkan rerata nilai

siswa yang memiliki kemampuan abstrak tinggi 84,12. Jadi siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi rerata nilai prestasi belajar afektifnya lebih

baik daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah.

1) Distribusi Frekuensi DataPrestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Kategori Tinggi

Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

kemampuan Berpikir Abstrak Kategori Tinggi

Nilai interval Frekuensi

Nilai

Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

60 - 65 1 62.5 1 2.94

66 - 71 2 68.5 3 5.88

72 - 77 3 74.5 6 8.82

78 - 83 8 80.5 14 23.53

84 - 89 8 86.5 22 23.53

90 - 95 11 92.5 33 32.35

96 - 102 1 98.5 34 2.94

Page 137: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Untuk memperjelas distribusi frekuensi data prestasi belajar afektif berdasarkan

kemampuan berpikir abstrak kategori tinggi, disajikan dalam bentuk histogram seperti

Gambar 4.11 berikut ini.

Gambar 4.11. Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Kategori Tinggi

Berdasarkan Tabel 4.19 dan Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 90 – 95 yang berjumlah 11 siswa.

2) Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Kategori Rendah.

Tabel 4.20. Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Kategori Rendah

Nilai

interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

60 – 65 5 62.5 5 16.67

66 – 71 7 68.5 12 23.33

72 – 77 10 74.5 22 33.33

78 – 83 5 80.5 27 16.67

84 – 89 2 86.5 29 6.67

90 – 95 1 92.5 30 3.33

96 - 101 0 98.5 30 0.00

0

2

4

6

8

10

12

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95 96 - 101

Fre

kue

nsi

nilai interval

Page 138: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar afektif

berdasarkan kemampuan berpikir abstrak kategori rendah, disajikan dalam

bentuk histogram seperti Gambar 4.12 berikut.

Gambar 4.12. Histogram Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Berpikir Abstrak Kategori Rendah

Berdasarkan Tabel 4.17 dan Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 72 – 77 yang berjumlah 10 siswa.

c. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan Kemampuan

Verbal Siswa

Tabel 4.21. Deskripsi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Siswa

Kategori Jumlah

Data

Mean Minimum Maksimum SD

Rendah 34 75 60 90 7,59

Tinggi 30 84 70 100 7,85

0

2

4

6

8

10

12

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95 96 - 101

Fre

kue

nsi

nilai interval

Page 139: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa rerata nilai prestasi belajar

afektif siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi lebih baik daripada

siswa yang memilki kemampuan verbal rendah.

1) Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Kategori Tinggi.

Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Kategori Tinggi

Nilai

interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

60 – 65 0 62.5 0 0.00

66 – 71 2 68.5 2 6.67

72 – 77 4 74.5 6 13.33

78 – 83 7 80.5 13 23.33

84 – 89 6 86.5 19 20.00

90 – 95 10 92.5 29 33.33

96 – 100 1 98.5 30 3.33

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar afektif berdasarkan

kemampuan verbal kategori tinggi, disajikan dalam bentuk histogram

seperti Gambar 4.13 berikut ini.

Page 140: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Gambar 4.13. Histogram Nilai Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Kategori Tinggi

Berdasarkan Tabel 4.22 dan Gambar 4.13 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 90 - 95 yang berjumlah 10 siswa.

2) Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Kategori Rendah

Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Afektif

Berdasarkan Kemampuan Verbal Kategori Rendah

Nilai

interval Frekuensi Nilai Tengah

Frekuensi

Kumulatif

Frekuensi

Relatif (%)

60 – 65 6 62.5 6 17.65

66 – 71 7 68.5 13 20.59

72 – 77 9 74.5 22 26.47

78 – 83 6 80.5 28 17.65

84 – 89 4 86.5 32 11.76

90 – 95 2 92.5 34 5.88

96 – 101 0 98.5 34 0.00

0

2

4

6

8

10

12

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95 96 - 101

Fre

kue

nsi

Page 141: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Untuk memperjelas distribusi frekuensi prestasi belajar afektif

berdasarkan kemampuan verbal kategori rendah, disajikan dalam bentuk

histogram seperti Gambar 4.14 berikut.

Gambar 4.14. Histogram Prestasi Belajar Afektif Berdasarkan

Kemampuan Verbal Kategori Rendah

BerdasarakanTabel 4.21 dan Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa frekuensi

tertinggi terletak pada interval 72 – 77 yang berjumlah 9 siswa.

B. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis yang dilakukan terhadap data penelitian yang

diperoleh adalah uji normalitas dan uji homogenitas yang dilakukan dengan

komputasi menggunakan PASW Statistics dengan hasil sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Lilliefors, yaitu dengan

Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan pada data prestasi belajar Fisika.

Rangkuman hasil analisis uji normalitas untuk data prestasi belajar kognitif

Fisika disajikan dalam Tabel 4.24 berikut

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

60 - 65 66 - 71 72 - 77 78 - 83 84 - 89 90 - 95 96 - 101

Fre

kue

nsi

nilai interval

Page 142: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Tabel 4.24. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Belajar Kognitif

NO

Variabel

Nilai Uji

(P-value)

Keputusan

Kesimpulan

1 Siswa yang diberi pembelajaran PBL

dengan multimedia 0.200

*

Ho diterima Data normal

2 Siswa yang diberi pembelajaran PBL

dengan modul 0.200

*

Ho diterima Data normal

3 Siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak rendah 0.053

Ho diterima Data normal

4 Siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak tinggi 0.176

Ho diterima Data normal

5 Siswa yang memiliki Kemampuan

verbal rendah 0.176

Ho diterima Data normal

6 Siswa yang memiliki Kemampuan

verbal tinggi 0.200

Ho diterima

Data normal

7 Pembelajaran PBL dengan multimedia

untuk siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak rendah

dan kemampuan verbal rendah

0.200

Ho diterima

Data normal

8 Pembelajaran PBL dengan multimedia

untuk siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak rendah

dan kemampuan verbal tinggi

0.086

Ho diterima

Data normal

9 Pembelajaran PBL dengan multimedia

untuk siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan

kemampuan verbal rendah

0.149

Ho diterima

Data normal

10 Pembelajaran PBL dengan multimedia

untuk siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan

kemampuan verbal tinggi

0.200*

Ho diterima

Data normal

11 Pembelajaran PBL dengan modul

untuk siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak rendah

dan kemampuan verbal rendah

0.200*

Ho diterima

Data normal

12 Pembelajaran PBL dengan modul

untuk siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak rendah

dan kemampuan verbal tinggi

0.200*

Ho diterima

Data normal

13 Pembelajaran PBL dengan modul

untuk siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi

dan kemampuan verbal rendah

0.093

Ho diterima

Data normal

14 Pembelajaran PBL dengan modul

untuk siswa yang memiliki berpikir

abstrak tinggi dan kemampuan verbal

tinggi

0.200*

Ho diterima

Data normal

Berdasarkan rangkuman hasil analisis uji normalitas untuk data prestasi

belajar kognitif pada Tabel 4.24, terlihat bahwa semua nilai uji atau semua

Page 143: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

P-value> 0,05, maka semua H0 diterima, berarti semua data prestasi belajar

kognitif berdistribusi normal.

Tabel 4.25. Rangkuman Uji Normalitas Prestasi Belajar Afektif

NO Variabel

Nilai Uji

(P-value) Keputusan Kesimpulan

1 Siswa yang diberi pembelajaran PBL

dengan multimedia 0.083

Ho diterima Data normal

2 Siswa yang diberi pembelajaran PBL

dengan modul 0.200

Ho diterima

Data normal

3 Siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak rendah 0.020

Ho diterima

Data normal

4 Siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak tinggi 0.141

Ho diterima

Data normal

5 Siswa yang memiliki kemampuan

verbal rendah 0.060

Ho diterima Data normal

6 Siswa yang memiliki kemampuan

verbal tinggi 0.121

Ho diterima Data normal

7 Pembelajaran PBL dengan

multimedia untuk siswa yang

memiliki kemampuan berpikir

abstrak rendah dan kemampuan

verbal rendah

0.083

Ho diterima

Data normal

8 Pembelajaran PBL dengan

multimedia untuk siswa yang

memiliki kemampuan berpikir

abstrak rendah dan kemampuan

verbal tinggi

0.200

Ho diterma

Data normal

9 Pembelajaran PBL dengan

multimedia untuk siswa yang

memiliki kemapuan berpikir abstrak

tinggi dan kemampuan verbal rendah

0.149

Ho diterima

Data normal

10 Pembelajaran PBL dengan

multimedia untuk siswa yang

memiliki kemampuan berpikir

abstrak tinggi dan kemampuan verbal

tinggi

0.200*

Ho diterima

Data normal

11 Pembelajaran PBL dengan modul

untuk siswa yang memiliki berpikir

abstrak rendah dan kemampuan

verbal rendah

0.071

Ho diterima

Data normal

12 Pembelajaran PBL dengan modul

untuk siswa yang

memiliki kemampuan berpikir

abstrak rendah dan kemampuan

verbal tinggi

0.200*

Ho diterima

Data normal

13 Pembelajaran PBL dengan modul

untuk siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi

dan kemampuan verbal rendah

0.200*

Ho diterima

Data normal

14 Pembelajaran PBL dengan modul

untuk siswa yang kemapuan

memiliki berpikir abstrak tinggi dan

kemampuan verbal tinggi

0.200*

Ho diterima

Data normal

Page 144: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Berdasarkan rangkuman hasil analisis uji normalitas untuk data prestasi

belajar afektif pada Tabel 4.22, terlihat bahwa semua nilai uji atau semua P-

value> 0,05, maka semua H0 diterima, berarti semua data prestasi belajar

afektif berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Jenis tes yang digunakan untuk uji homogenitas adalah tes Levene’s.

Rangkuman hasil uji homogenitas untuk data prestasi belajar kognitif

disajikan dalam Tabel 4.26 untuk data prestasi belajat afektif disajikan

dalam Tabel 4.27.

Tabel 4.26.Rangkuman Uji Homogenitas Presatasi Belajar Kognitif

No Faktor Nilai Uji

(P-value)

Keputusan Kesimpulan

1

Pembelajaran PBL

0,467

Ho diterima

Homogen

2 Kemampuan berpikir

abstrak 0,906

Ho diterima Homogen

3 Kemamapuan verbal 0,510 Ho diterima Homogen

4 Pembelajaran PBL *

Kemampuan berpikir

abstrak

0,952 Ho diterima Homogen

5 Pembelajaran PBL *

Kemampuan verbal

0,060 Ho diterima Homogen

6 Kemampuan berpikir

abstrak * Kemamapuan

verbal

0,526 Ho diterima Homogen

7 Setiap Sel 0,066 Ho diterima Homogen

Page 145: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Berdasarkan rangkuman uji homogenitas prestasi belajar kognitif pada Tabel 4.26

terlihat bahwa semua nilai uji atau semua P-value> 0.05 maka semua H0

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semua data prestasi belajar kognitif berasal

dari populasi yang homogen.

Tabel 4.27. Rangkuman Uji Homogenitas Prestasi Belajar Afektif

No Faktor Nilai Uji

(P-value)

Keputusan Kesimpulan

1 Pembelajaran PBL 0,803 Ho diterima Homogen

2 Kemampuan berpikir

abstrak 0,322

Ho diterima Homogen

3 Kemamapuan verbal 0,636 Ho diterima Homogen

4 Pembelajaran PBL *

Kemampuan berpikir

abstrak

0,371 Ho diterima Homogen

5 Pembelajaran PBL *

Kemampuan verbal

0,113 Ho diterima Homogen

6 Kemampuan berpikir

abstrak * Kemamapuan

verbal

0,577 Ho diterima Homogen

7 Setiap Sel 0,654 Ho diterima Homogen

Berdasarkan rangkuman uji homogenitas prestasi belajar afektif pada Tabel 4.27

nampak bahwa semua nilai uji atau semua P-value> 0.05, maka semua H0

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semua data prestasi belajar afektif berasal

dari populasi yang homogen.

C. Hasil Penelitian

1. Uji Anava

a. Hasil uji analisis variansi untuk prestasi belajar kognitif siswa .

Rangkuman hasil uji Anava untuk prestasi belajar kognitif disajikan dalam Tabel

4.25 berikut ini.

Page 146: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Tabel 4.28. Rangkuman Hasil Uji Anava untuk Prestasi Belajar Kognitif

No Yang diuji p-value Keputusan Kesimpulan

1 PembelajaranPBL .014 H01ditolak ada perbedaan

2 Kemampuanberpikirabstrak .000 H02ditolak ada perbedaan

3 Kemampuanverbal .000 H03 ditolak ada perbedaan

4 PembelajaranPBL *

kemampuanberpikirabstrak .001

H04 ditolak ada interaksi

5 PembelajaranPBL *

kemampuanverbal .036

H05 ditolak ada interaksi

6 Kemampuanberpikirabstrak *

kemampuanverbal .977

H06diterima tidak ada

interaksi

7 Pembelajaran_PBL *

kemampuan_berpikir_abstrak *

kemampuan_verbal

.761

H07diterima tidak ada

tnteraksi

Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects tersebut , Jika P-value>0,05

maka Ho diterima, dan jika P-value< 0,05 maka Ho ditolak.

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang terdapat dalam Tabel 4.25 dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1) Hipotesis pertama

H01: Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa dengan pembelajaran PBL

menggunakan multimedia dengan pembelajarn PBL menggunakan modul .

Ha1: Ada pebedaan prestasi belajarsiswa dengan pembelajaran PBL

menggunakan multimedia dengan pembelajarn PBL menggunakan modul

Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama pada Tabel 4.25, diperoleh P-value =

0.014 (p < 0.05) maka hipotesis H01 ditolak, sehingga dapat simpulkan

bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa dengan pembelajaran PBL

menggunakan multimedia dengan pembelajarn PBL menggunakan modul.

Page 147: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

2) Hipotesis kedua

H02: Tidak ada perbedaan prestasi belajarantara siswa yang memilki

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah.

Ha2: Adaperbedaan prestasi belajarantara siswa yang memilki kemampuan

berpikir abstrak tinggi dan rendah.

Berdasarkan hasil uji hipotesis keduapada Tabel 4.25 diperoleh P-value =

0.000 (p < 0.05) maka hipotesis H02 ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah.

3) Hipotesis ketiga

H03: Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki

kemampuan verbal tinggi dan rendah.

Ha3: Ada perbedaan prestasi belajaran antara siswa yang memilki kemampuan

verbal tinggi dan rendah.

Berdasarkan hasil uji hipotesis ketigapada Tabel 4.25, diperoleh P-value =

0.000 (p < 0.05) maka hipotesis H03ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memilki

kemampuan verbal tinggi dan rendah.

4) Hipotesis keempat

H04: Tidak ada Interaksi antara model pembelajara PBL dengan multimedia

dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak siswa terhadap prestasi

belajar siswa.

Ha4: Ada interaksiantara model pembelajara PBL dengan multimedia dan

modul dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa.

Page 148: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Berdasarkan hasil uji hipotsis keempat pada Tabel 4.25 diperoleh P-value =

0.004 (P < 0.05) maka H04 ditolak, sehingga dapat simpulkan bahwa ada

Interaksi antara model pembelajaran PBL dengan multimedia dan modul

dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa.

5) Hipotesis kelima

H05: Tidak ada interaksi antara model pembelajaran PBL dengan

multimedia dan modul dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar

siswa.

Ha5: Ada interaksi antara model pembelajaran PBLdengan multimedia dan

modul dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajarsiswa.

Berdasarkan hasil uji hipotesis kelima pada Tabel 4.25 diperoleh P-value =

0.036(p < 0.05) maka hipotesis H05 ditolak, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada interaksi antara model pembelajaran PBL dengan multimedia dan

modul dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa.

6) Hipotesis keenam

H06: Tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan

verbal terhadap prestasi belajar siswa.

Ha6: Ada interaksi antara kemapuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal

terhadap prestasi belajarsiswa.

Berdasarkan hasil uji hipotesis keenam pada Tabel 4.25 diperoleh P-value= 0.977

(P > 0.05) maka H06 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada

interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap

prestasi belajarsiswa.

Page 149: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

7) Hipotesis ketujuh

H07: Tidak ada interaksi antara model pembelajaran P BL dengan multimedia

danmodul dengan kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal

terhadap prestasi belajar siswa.

Ha7: Ada interaksi antara model pembelajaran PBL dengan multimedia dan

modul dengan kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap

prestasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil uji hipotesis ketujuh pada Tabel 4.25 diperoleh P-value=

0.761 (P > 0.05) maka H07 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada interaksi antara model pembelajaran PBL dengan multimedia dan modul

dengan kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap prestasi

belajar siswa.

b. Hasil uji analisis variansi untuk prestasi belajar afektif siswa.

Rangkuman hasil uji Anava untuk prestasi belajar afektif disajikan dalam Tabel

4.29 berikut ini.

Tabel 4.29. Rangkuman Hasil Uji Anava untuk Prestasi Belajar Afektif

No Yang diuji p-value keputusan Kesimpulan

1 Pembelajaran_PBL 0.044 H01ditolak ada Perbedaan

2 Kemampuan_berpikir_abstrak 0.000 H02ditolak ada perbedaan

3 Kemampuan_verbal 0.000 H03 ditolak ada perbedaan

4 Pembelajaran_PBL *

kemampuan_berpikir_abstrak 0.000

H04ditolak ada interaksi

5 Pembelajaran_PBL *

kemampuan_verbal 0.013

H05ditolak ada interaksi

6 Kemampuan_berpikir_abstrak

* kemampuan_verbal 0.730

H06 diterima tidak ada interaksi

7 Pembelajaran_PBL *

kemampuan_berpikir_abstrak

* kemampuan_verbal 0.421

H07 diterima

tidak ada interaksi

Page 150: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Berdasarkan hasil Tests of Between-Subjects Effects, jika p-value> 0,05

maka hipotesis nol ditolak, sedangkan jika p-value< 0,05 maka hipotesis nol

diterima. Berdasarkan rangkuman pada Tabel 4.26 untuk prestasi belajar afektif

siswa dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Hipotesis pertama

diperoleh p-value =0,044. Oleh karena p-value < 0,05 maka H01ditolak,

berarti ada perbedaan pembelajaran PBL dengan multimedia dan modul

terhadap prestasi belajar.

2) Hipotesiskedua

Diperoleh p-value = 0,000. Oleh karena p-value < 0,05 maka H02ditolak,

berarti ada perbedaan antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar.

3) Hipotesis ketiga

Diperoleh p-value= 0,000. Oleh karena p-value< 0,05 maka H03ditolak,

berarti ada perbedaan antara kemampuan verbal tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar.

4) Hipotesis keempat

Diperoleh p-value = 0,000. Oleh karena p-value< 0,05 maka H04ditolak,

berarti ada interaksi antara pembelajaran PBL dengan multimedia dan modul

dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa.

5) Hipotesis kelima

Diperoleh p-value = 0,013. Oleh karena p-value< 0,05 maka H05ditolak,

berarti ada interaksi antara Pembelajaran PBL dengan multimedia dan modul

Page 151: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa.

6) Hipotesis keenam

Diperoleh p-value = 0,730. Oleh karena p-value< 0,05 maka H06diterima,

berarti tidak ada interaksi antara kemampuan berpikir abstrak dan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa.

7) Hipotesis ketujuh

Diperoleh p-value = 0,421 Oleh karena p-value> 0,05 maka H07 diterima,

berarti tidak ada interaksi antara pembelajaran PBL dengan multimedia dan

modul, kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap

prestasi belajarsiswa.

2. Uji Lanjut Anava

Berdasarkan hasil uji hipotesis, maka perlu dilakukan uji lanjut analisis variansi

atau uji lanjut Anava pada hipotesis keempat dan kelima.

1. a. Hipotesis keempat

Hipotesis keempat adalah interaksipembelajaran PBL dengan multimedia

dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak (tinggi dan rendah) terhadap

prestasi belajar siswa

1) Prestasi Belajar Kognitif

Interaksi pembelajaran PBL menggunakan multimedia dan modul dengan

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah yang memberikan nilai yang

signifikan dapat dilihat Tabel 4.30 berikut:

Page 152: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

Tabel 4.30. Interaksi Pembelajaran PBL Menggunakan Multimedia dan Modul

ddengan Kemampuan Berpikir Abstrak Terhadap Prestasi Belajar Kognitif Siswa

(I)

interaksi1

(J)

interaksi1

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

MD-AR MD-AT -5.4375 1.72967 .027 -10.4231 -.4519

MM-AR .4554 1.79037 .996 -4.7052 5.6159

MM-AT -11.5764 1.68093 .000 -16.4215 -6.7313

MD-AT MD-AR 5.4375 1.72967 .027 .4519 10.4231

MM-AR 5.8929 1.79037 .019 .7323 11.0534

MM-AT -6.1389 1.68093 .007 -10.9840 -1.2938

MM-AR MD-AR -.4554 1.79037 .996 -5.6159 4.7052

MD-AT -5.8929 1.79037 .019 -11.0534 -.7323

MM-AT -12.0317 1.74334 .000 -17.0568 -7.0067

MM-AT MD-AR 11.5764 1.68093 .000 6.7313 16.4215

MD-AT 6.1389 1.68093 .007 1.2938 10.9840

MM-AR 12.0317 1.74334 .000 7.0067 17.0568

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat diketahui bahwa:

a) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar kognitif antara siswa yang

menggunakn multimedia dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi dan

rendah (Mean Difference(I-J))= 12,0317 dan probabilitas (sig) p= 0.000.

Karena nilai p<0.05 maka ada interaksi antara multimedia dengan

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah.

b) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar kognitif antara siswa yang

menggunakan modul dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah

(Mean Difference(I-J))= 5,4375 dan probabilitas (sig) p= 0.027. Karena nilai

p<0.05 maka ada interaksi antara modul dengan kemampuan berpikir abstrak

tinggi dan rendah.

Page 153: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

c) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar kognitif antara siswa yang

menggunakan multimedia dan multimedia dengan kemampuan berpikir

abstrak rendah (Mean Difference(I-J))= 0,4554dan probabilitas (sig) p=

0.996. Karena nilai p>0.05 maka tidak ada interaksi antara multimedia dan

multimedia dengan kemampuan berpikir abstrak rendah.

d) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar kognitif antara siswa yang

menggunakan multimedia dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak

tinggi (Mean Difference(I-J))= 6,1389dan probabilitas (sig) p= 0.007.Karena

nilai p<0.05 makaada interaksi antara multimedia dan multimedia dengan

kemampuan berpikir abstrak tinggi.

e) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar kognitif antara siswa yang

mengguanan modul dan multimedia dengan kemampuan berpikir

abstraktinggi dan rendah (Mean Difference(I-J))= 5,8929 dan probabilitas

(sig) p= 0.019. Karena nilai p<0.05 maka ada interaksi antara multimedia dan

multimedia dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah.

Grafik estimed marginal means of prestasi pembelajaran PBL dengan

multimedia dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak disajikan pada

Gambar 4.15 berikut.

Page 154: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Gambar 4.15. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi:

Pembelajaran PBL dengan Multimdia dan Modul dengan

Kemampuan Berpikir Abstrak

Berdasarkan gambar Gambar 4.18, dapat dilihat bahwa tidak ada perpotongan

garis antara kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah. Tetapi pada rerata

prestasi belajar kognitif pada Tabel 4.30 menunjukan adanya interaksi. Hal ini

terlihat bahwa perbedaan rerata prestasi belajar siswa yang mempunyai

kemampuan berpikir abstrak rendah pada penggunaan modul dan multimedia

dalam pembelajaran dengan model PBL Mean Difference berbeda dengan siswa

yang mempunyai kemampuan berpikir abstrak tinggi. Siswa yang memilki

kemampuan berpikir abstrak tinggi prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa

yang memilki kemampuan berpikir abstrak rendah ketika dilihat pada kemampuan

Page 155: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

verbal tinggi. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah prestasi

belajarnya lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak

tinggi bila pembelajarannya menggunakan modul.

2) Prestasi belajar Afektif

Interaksi pembelajaran PBL menggunakan multimedia dan modul dengan

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan rendah yang memberikan nilai yang

signifikan dapat dilihat Tabel 4.31 berikut.

Tabel 4.31. Interkasi Pembelajaran PBL Menggunakan Multimedia dan Modul

dengan Kemampuan Berpikir Abstrak Tinggi dan Rendah

(I)

interaksi1

(J)

interaksi1

Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

MD-AR MD-AT -5.6250 1.97266 .054 -11.3110 .0610

MM-AR 1.4732 2.04189 .914 -4.4124 7.3588

MM-AT -12.8125* 1.91708 .000 -18.3383 -7.2867

MD-AT MD-AR 5.6250 1.97266 .054 -.0610 11.3110

MM-AR 7.0982* 2.04189 .012 1.2126 12.9838

MM-AT -7.1875* 1.91708 .005 -12.7133 -1.6617

MM-AR MD-AR -1.4732 2.04189 .914 -7.3588 4.4124

MD-AT -7.0982* 2.04189 .012 -12.9838 -1.2126

MM-AT -14.2857* 1.98825 .000 -20.0167 -8.5548

MM-AT MD-AR 12.8125* 1.91708 .000 7.2867 18.3383

MD-AT 7.1875* 1.91708 .005 1.6617 12.7133

MM-AR 14.2857* 1.98825 .000 8.5548 20.0167

Berdasarkan Tabel 4.31 dapat disimpulkan bahwa:

a) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar afektif antara siswa yang

menggunakan multimedia dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah

Page 156: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

(Mean Difference(I-J))= 6,667dan probabilitas (sig) p= 0.016. Karena nilai

p<0.05 maka ada interaksi antara multimedia dengan kemampuan verbal

tinggi dan rendah.

b) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar afektif antara siswa yang

menggunakan modul dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah (Mean

Difference(I-J))= 12,500 dan probabilitas (sig) p= 0.000. Karena nilai

p<0.05 maka ada interaksi antara modul dengan kemampuan verbal tinggi

dan rendah.

c) Perbedaan rerata nilai prestasi belajat afektif antara siswa yang

menggunakan multimedia dan multimedia dengan kemampuan verbal

rendah (Mean Difference(I-J))= 7,0833dan probabilitas (sig) p= 0.006.

Karena nilai p<0.05 maka ada interaksi antara multimedia dan multimedia

dengan kemampuan verbal rendah.

d) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar afektif antara siswa yang

menggunakann multimedia dan modul dengan kemampuan verbal tinggi

(Mean Difference(I-J))= 1,250 dan probabilitas (sig) p= 0.945. Karena

nilai p>0.05 maka tidak ada interaksi antara multimedia dan multimedia

dengan kemampuan verbal tinggi.

Page 157: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

e) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar afektif antara siswa yang

menggunakan modul dan multimedia dengan kemampuan verbal tinggi

dan rendah (Mean Difference(I-J))= 5,4167 dan probabilitas (sig) p=

0.057. Karena nilai p>0.05 maka tidak ada interaksi antara multimedia dan

multimedia dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah.

b. Hipotesis kelima

1) Prestasi Belajar Kognitif

Interaksi pembelajaran PBL menggunakan multimedia dan modul

dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah yang memberikan nilai yang

signifikan dapat dilihat pada Tabel 4.32.

Tabel 4.32. Interaksi Pembelajaran PBL Menggunakan Multimedia dan

Modul dengan Kemampuan Verbal Tinggi dan Rendah

(I)

interaksi2

(J)

interaksi2

Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

MD-VR MD-VT -12.3125* 1.72967 .000 -17.2981 -7.3269

MM-VR -6.2917* 1.68093 .006 -11.1368 -1.4465

MM-VT -14.1964* 1.79037 .000 -19.3570 -9.0358

MD-VT MD-VR 12.3125* 1.72967 .000 7.3269 17.2981

MM-VR 6.0208* 1.68093 .009 1.1757 10.8660

MM-VT -1.8839 1.79037 .776 -7.0445 3.2767

MM-VR MD-VR 6.2917* 1.68093 .006 1.4465 11.1368

MD-VT -6.0208* 1.68093 .009 -10.8660 -1.1757

MM-VT -7.9048* 1.74334 .001 -12.9298 -2.8797

MM-VT MD-VR 14.1964* 1.79037 .000 9.0358 19.3570

MD-VT 1.8839 1.79037 .776 -3.2767 7.0445

MM-VR 7.9048* 1.74334 .001 2.8797 12.9298

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat disimpulkan bahwa:

Page 158: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

a) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar kognitif antara siswa yang

menggunakan multimedia dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah

(Mean Difference(I-J))= 7,9048 dan probabilitas (sig) p= 0.001. Karena nilai

p<0.05 maka ada interaksi antara multimedia dengan kemampuan verbal

tinggi dan rendah.

b) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar kognitif antara siswa yang

menggunakan modul dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah (Mean

Difference(I-J))= 12,3125 dan probabilitas (sig) p= 0.000. Karena nilai

p<0.05 maka ada interaksi antara modul dengan kemampuan verbal tinggi

dan rendah.

c) Perbedaan rerata niali prestasi belajar kognitif antara siswa yang

menggunakan multimedia dan multimedia dengan kemampuan verbal rendah

(Mean Difference(I-J))= 6,2917 dan probabilitas (sig) p= 0.006. Karena nilai

p<0.05 maka ada interaksi antara multimedia dan multimedia dengan

kemampuan verbal rendah.

d) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar kognitif antara siswa yang

menggunakan multimedia dan modul dengan kemampuan verbal tinggi

(Mean Difference(I-J))= 1,8839 dan probabilitas (sig) p= 0.776. Karena nilai

p>0.05 maka tidak ada interaksi antara multimedia dan multimedia dengan

kemampuan verbal tinggi.

e) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar kognitif antara siswa yang

menggunakan modul dan multimedia dengan kemampuan verbal tinggi dan

rendah (Mean Difference(I-J))= 6,0208 dan probabilitas (sig) p= 0.009.

Page 159: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Karena nilai p<0.05 maka ada interaksi antara multimedia dan multimedia

dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah.

2) Prestasi Belajar Afektif

Interaksi pembelajaran PBL menggunakan multimedia dan modul

dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah yang memberikan nilai yang

signifikan, dapat dilihat pada Tabel 4.33 berikut.

Tabel 4.33. Interaksi Pembelajaran PBL Menggunakan Multimedia dan

Modul dengan Kemampuan Verbal Tinggi dan Rendah

(I)

interaksi2

(J)

interaksi2

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

MD-VR MD-VT -12.5000* 1.97266 .000 -18.1860 -6.8140

MM-VR -7.0833* 1.91708 .006 -12.6091 -1.5575

MM-VT -13.7500* 2.04189 .000 -19.6356 -7.8644

MD-VT MD-VR 12.5000* 1.97266 .000 6.8140 18.1860

MM-VR 5.4167 1.91708 .057 -.1091 10.9425

MM-VT -1.2500 2.04189 .945 -7.1356 4.6356

MM-VR MD-VR 7.0833* 1.91708 .006 1.5575 12.6091

MD-VT -5.4167 1.91708 .057 -10.9425 .1091

MM-VT -6.6667* 1.98825 .016 -12.3976 -.9357

MM-VT MD-VR 13.7500* 2.04189 .000 7.8644 19.6356

MD-VT 1.2500 2.04189 .945 -4.6356 7.1356

MM-VR 6.6667* 1.98825 .016 .9357 12.3976

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat disimpulkan bahwa:

a) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar afektif antara siswa yang menggunakan

multimedia dan kemampuan verbal tinggi dan rendah (Mean Difference(I-

J))= 6,667 dan probabilitas (sig) p= 0.016. Karena nilai p<0.05 maka ada

interaksi antara multimedia dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah.

Page 160: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

b) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar afektif antara siswa yang mengguanakn

modul dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah (Mean Difference(I-J))=

12,500 dan probabilitas (sig) p= 0.000. Karena nilai p<0.05 maka ada

interaksi antara modul dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah.

c) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar afektif antara siswa yang menggunakan

multimedia dan multimedia dengan kemampuan verbal rendah (Mean

Difference(I-J))= 7,0833 dan probabilitas (sig) p= 0.006. Karena nilai p<0.05

maka ada interaksi antara multimedia dan multimedia dengan kemampuan

verbal rendah.

d) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar afektif antara siswa yang menggunakan

multimedia dan modul dengan kemampuan verbal tinggi (Mean Difference(I-

J))= 1,250 dan probabilitas (sig) p= 0.945. Karena nilai p>0.05 maka tidak

ada interaksi antara multimedia dan multimedia dengan kemampuan verbal

tinggi.

e) Perbedaan rerata nilai prestasi belajar afektif antara siswa yang menggunakan

modul dan multimedia dengan kemampuan verbal tinggi dan rendah (Mean

Difference(I-J))= 5,4167 dan probabilitas (sig) p= 0.057. Karena nilai p>0.05

maka tidak ada interaksi antara multimedia dan multimedia dengan

kemampuan verbal tinggi dan rendah.

Grafik estimed marginal means of prestasi pembelajaran PBL dengan

multimedia dan modul dengan kemampuan verbal disajikan pada Gambar 4.16

Page 161: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Gambar 4.16. Grafik Estimed Marginal Means of Prestasi Pembelajaran

PBL dengan Multimedia dan Modul dengan Kemampuan Verbal

Berdasarkan Gambar 4.16 diketahui bahwa tidak ada perpotongan garis antara

kemampuan verbal tinggi dan rendah. Tetapi pada rata-rata prestasi belajar

kognitif siswa menunjukan adanya interaksi. Hal ini dapat dilihat bahwa selisih

nilai rata-rata siswa yang mempunyai kemampuan verbal rendah pada

penggunaan modul dan multimedia dalam pembelajaran dengan model PBL

berbeda dengan siswa yang mempunyai kemampuan verbal tinggi. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi lebih

berprestasi daripada yang memilki kemampuan verbal rendah ketika

menggunakan modul. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan verbal

Page 162: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

rendah lebih berprestasi daripada siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi

jika menggunakan multimedia.

D. Pembahasan Hasil Analisis

Penelitian yang dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran

dengan model Problem Based learning menggunakan multimedia pada kelas X2

dan modul pada kelas X9. Dengan pembelajaran menggunakan multimedia dan

modul ini siswa diharapkan mampu menguasai dan mengembangkan konsep-

konsep Fisika yang dipelejari secara optimal. Dengan model pembelajaran ini

diharapkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan

verbal tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Sedangkan siswa yang

memiliki kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal rendah diharapkan

lebih termotivasi untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya sesuai kompetensi

yang dimilikinya. Penilaian dilakukan pada aspek kognitif dan afektif siswa.

1. Hipotesis pertama

Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama untuk prestasi belajar kognitif

diperoleh P-value = 0.014 (p < 0.05) dan prestasi belajar afektif P-value = 0.044

(p < 0.05) maka hipotesis H01 untuk prestasi kognitif dan afektif ditolak. Artinya

ada perbedaan prestasi belajar kognitif dan afektif siswa dengan pembelajaran

PBL menggunakan multimedia dengan pembelajaran PBL menggunakan modul.

Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan multimedia dapat mendekatkan

materi pembelajaran pada keadaan seperti aslinya, dan siswa terlibat langsung

dalam proses pembelajaran karena multimedia mampu menghasilkan komunikasi

yangi nteraktif. Dengan multimedia siswa dapat menemukan sendiri jawaban yang

Page 163: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

ada dalam materi pelajaran dan berbagai permasalahan. Siswa juga dapat

mempelajari materi secara leluasa dengan browsing melalui internet, sehingga

siswa mendapat kesan yang mendalam.

Hal ini sesuai dengan pendapat Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2002),

media adalah alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi,

yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, foto,

gambar, grafik, televise, dan computer. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

secara umum multimedia merupakan alat bantu belajar yang dapat menarik siswa,

dan memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan secara mendalam. Pendapat

tersebut membuktikan bahwa multimedia sangat mempengaruhi prestasi belajar

siswa.

2. Hipotesis kedua

Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua untuk prestasi kognitif diperoleh

P-value = 0.000 (p < 0.05) dan prestasi afektif P-value = 0.000 (p < 0.05) maka

hipotesis H02 untuk prestasi kognitif dan afektif ditolak. Artinya ada perbedaan

prestasi belajar kognitif dan afektif antara siswa yang memilki kemampuan

berpikir abstrak tinggi dan rendah. Hal ini disebabkan karena siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi akan mudah memahami konsep-konsep

abstrak dengaan baik. Hal ini sesuai dengan konsep kecerdasan dari Binet dan

Stoddard dalam Andra (2010) yang menekankan pada kemampuan abstraksi.

Stoddard menganggap bahwa kemampuan abstraksi merupakan inti dari

kecerdasan. Orang yang memliki kemampuan berpikir abstrak baik akan mudah

Page 164: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

memahami konsep abstrak dengan baik. Pendapat tersebut membuktikan bahwa

kemampuan berpikir abstrak mempengaruhi prestasi belajar siswa.

3. Hipotesis ketiga

Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga untuk prestasi belajar kognitif

diperoleh P-value = 0.000 (p < 0.05) dan prestasi afektif P-value = 0.000 (p <

0.05) maka hipotesis H03 baik prestasi kognitif maupun afektif ditolak, Artinya

ada perbedaan prestasi belajar kognitif dan afektif antara siswa yang memilki

kemampuan verbal tinggi dan rendah. Hal ini disebabkan karena siswa yang

memiliki kemampuan verbal tinggi lebih mampu memahami dan mengingat arti

kata-kata, simbol-simbol, bahasa, dan istilah-istilah Fisika yang terdapat dalam

konsep dan soal.

Hal ini sesuai dengan pendapat Saifudin Azwar (2002) yang dapat

disimpulkan bahwa kemampuan verbal meliputi antara lain membaca dengan

penuh pemahaman, kosa kata yang baik, dan menunjukkan keingintahuan.

Dengan kemampuan verbal yang baik, maka orang akan mampu memahami dan

memecahkan persoalan dengan baik. Pendapat tersebut membuktikan bahwa

kemampuan verbal mempengaruhi prestasi belajar siswa.

4. Hipitesis keempat

Berdasarkan hasil uji hipotsis keempat untuk prestasi belajar

kognitif diperoleh P-value = 0.001 (P < 0.05) dan prestasi afektif P-value = 0.000

(P < 0.05) maka H04 untuk presatsi belajar kognitif dan afektif ditolak. Artinya

ada interaksi antara model pembelajaran PBL dengan multimediadan modul

dengan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif

Page 165: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

siswa. Berdasarkan Grafik 4.15 diketahui bahwa siswa yang memilki kemampuan

berpikir abstrak tinggi prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa yang memilki

kemampuan berpikir abstrak rendah ketika dilihat pada kemampuan verbal tinggi.

Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak rendah prestasi belajarnya

lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi bila

pembelajarannya menggunakan modul.

Kemampuan berpikir abstrak adalah kemampuan menemukan pemecahan

masalah tanpa hadirnya objek permasalahan itu secara nyata, dalam arti siswa

melakukan kegiatan berpikir secara simbolik atau imajinatif terhadap objek

permasalahan itu. Untuk menyelesaikan masalah yang bersifat abstrak akan

mudah dilakukan oleh siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak yang

tinggi. Penggunaan multimedia dan modul yang berdasarkan asumsi bahwa

kemampuan berpikir abstrak yang diperlukan berkaitan dengan pengumpulan

data dan sejumlah hipotesis akan mengaktifkan siswa dalam mencari tahu, teliti,

jujur, bertanggungjawab, dan disiplin dalam pembelajaran. Siswa yang memilki

kemampuan abstrak tinggi di kedua kelas multimedia dan modul dapat menguasai

materi pelajaran dengan baik sehingga prestasi belajar kognitif juga baik, dan

memiliki sikap (afektif) yang baik pula. Dengan demikian terdapat interaksi

antara media pembelajaran dan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi

belajar kognitif dan afektif siswa.

5. Hipotesis kelima.

Berdasarkan hasil uji hipotesis kelima untuk prestasi belajar kognitif

diperoleh P-value = 0.036 (p < 0.05) dan prestasi afektif P-value = 0.013 (p <

Page 166: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

0.05) maka hipotesis H05 untuk prestasi kognitif dan afektif ditolak. Artinya

ada interaksi antara model pembelajaran PBL dengan multimedia dan modul

dengan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa. Pada Gambar 4.16

dari uji lanjut hipotesis kelima menunjukkan bahwa siswa yang memiliki

kemampuan verbal tinggi lebih berprestasi daripada yang memilki kemampuan

verbal rendah ketika menggunakan modul. Sedangkan siswa yang memiliki

kemampuan verbal rendah lebih berprestasi daripada siswa yang memiliki

kemampuan verbal tinggi jika menggunakan multimedia.

Kemampuan verbal dalam Fisika meliputi kemampuan memahami dan

mengingat arti kata-kata, istilah-istilah Fisika yang terdapat dalam konsep dan

soal-soal. Selain mempengaruhi siswa dalam memecahkan permasalahan yang

diberikan juga merangsang siswa untuk mengingat apa yang sudah dipelajari,

sehingga selain prestasi belajar kognitif, prestasi belajar pada aspek afektif juga

meningkat. Dengan demikian terdapat interaksi antara pembelajaran dengan

media dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa.

6. Hipotesis keenam

Berdasarkan hasil uji hipotesis keenam untuk prestasi belajar kognitif

diperoleh P-value = 0.977(P > 0.05) dan prestasi afektif P-value = 0.730 (P > 0.05) ,

maka H06 untuk prestasi kognitif dan afektif diterima. Artinya interaksi antara

kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal tidak memberikan pengaruh

signifikan terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa.

Kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal merupakan faktor

internal dalam diri siswa yang mempengaruhi siswa selama proses pembelajaran.

Page 167: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Siswa akan belajar dengan baik jika memilki kemampuan berpikir abstrak dan

kemampuan verbal yang tinggi. Dengan kata lain, siswa yang kemampuan

berpikir abstrak dan kemampuan verbal tinggi akan memiliki prestasi belajar yang

lebih baik daripada siswa yang berada pada kategori rendah pada salah satu atau

kedua faktor tersebut (kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal). Pada

uji hipotesis kedua dan ketiga sudah terbukti bahwa kemampuan berpikir abstrak

dan kemampuan verbal berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Tetapi dalam

penelitian ini tidak ada interaksi antara kedua variable tersebut terhadap prestasi

belajar siswa. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal beberapa

siswa tersebut pada saat kegiatan belajar maupun pada saat dilakukan tes prestasi

belajar, mengingat kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa SMA negeri 3

secara umum rata-rata baik.

7. Hipotesis ketujuh

Berdasarkan hasil uji hipotesis ketujuh untuk prestasi belajar kognitif

diperoleh P-value = 0.761 (P > 0.05) dan prestasi afektif P-value = 0.421 (P >

0.05) maka H07 untuk prestasi belajar kognitif dan afektif diterima. Artinya

tidak ada interaksi antara model pembelajaran PBL dengan multimedia

dan modul dengan kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal

terhadap prestasi belajar siswa.

Dari hipotesis pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima disimpulkan

bahwa siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia memiliki prestasi

belajar Fisika yang lebih baik daripada siswa yang pembelajarannya

menggunakan modul. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi

memiliki prestasi belajar Fisika yang lebih baik daripada siswa yang memiliki

Page 168: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

kemampuan berpikir abstrak rendah. Siswa yang memilki kemampuan verbal

tinggi memilki prestasi belajar Fisika lebih baik daripada siswa yang memilki

kemampuan verbal rendah. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak

tinggi diberi pembelajaran PBL menggunakan multimedia atau modul memiliki

presatasi belajar Fisika lebih baik dari pada siswa yang memilki kemampuan

berpikir abstrak rendah. Siswa yang memiliki kemampuan verbal tinggi diberi

pembelajaran PBL menggunakan multimedia atau modul memiliki prestasi

belajara Fisika lebih baik dari pada siswa yang memilki kemampuan verbal

rendah.

Berdasarkan hipotesis keenam terbukti tidak ada interaksi antara

kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar.

Hali ini yang menyebabkan tidak ada interaksi antara model pembelajaran PBL

dengan multimedia dan modul dengan kemampuanberpikir abstrak dan

kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu disebabkan oleh

kondisi siswa atau beberapa faktor internal dan eksternal siswapada saat dilakukan

tes prestasi belajar. Siswa yang pembelajarannya menggunakan multimedia

ternyata lebih aktif dari pada siswa yang menggunakan modul. Perbedaan ini

merupakan penyebab tidak adanya interaksi antara media belajar, kemampuan

berpikir abstrak dan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar siswa.

Dalam penelitian ini dapat diambil dua hal penting yaitu penggunaan

multimedia dapat dijadikan sebagai pilihan utama jika dalam pembelajaran

memperhatikan kemampuan berpikir abstrak dan kemampua verbal siswa. Siswa

dengan kemampuan berpikir abstrak yang berbeda akan memberi respon yang

berbeda pula. Demikian juga siswa dengan kemampuan verbal yang berbeda.

Page 169: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Siswa dengan kemampuan berpikir abstrak tinggi dan kemampuan verbal tinggi

dan rendah, tidak ada masalah pada saat belajar menggunakan multimedia

maupun modul, meskipun multimedia tetap menjadi pilihan utamanya. Sedangkan

siswa dengan kemampuan berpikir abstrak rendah, akan sangat terbantu dengan

penggunaan modul.

E. Kelemahan dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah diupayakan secermat mungkin dengan harapan

hasilnya dapat mengungkap kondisi yang sesungguhnya, namun demikian dalam

penelitian ini hasil yang diperoleh tidak semuanya sesuai dengan yang

diperkirakan. Hal ini terjadi karena adanya kelemahan dan keterbatasan selama

pelaksanaan penlitian. Pada penelitian ini terdapat kelemahan dan keterbatasan,

diantaranya adalah :

1. Sampel penelitian terbatas pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Surakarta tahun

pelajara 2011/2012. Hal ini dapat diasumsikan bahwa karakteristik siswa,

kondisi sekolah, serta faktor pendukung lainnya memilikiciri atau khas,

sehingga dapat diprediksi bahwa jika penelitian dilakukan pada subyek yang

berbeda akan menghasilkan data yang berbeda. Jadi hasil penelitian ini hanya

berlaku untuk siswa SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.

2. Waktu penelitian yang singkat. Pelaksanaan penelitian hanya dilakukan 4 kali

pertemuan, sehingga ada kemungkinan pengaruh perlakuan belum tampak

jelas. Penambahan jumlah jam pertemuan tidak bisa dilakukan, karenaterkait

dengan pembagian alokasi waktu tiap kompetensi dasar.

Page 170: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

3. Instrumen penelitian yang terdiri dari tes kognitif, tes kemampuan berpikir

abstrak, tes kemampuan verbal, dan lembar penilaian afektif belum merupakan

instrumen yang standar, karena instrumen tersebut disusun sendiri oleh peneliti

dan diujicobakan hanya satu kali saja.

4. Pengambilan nilai afektif hanya dengan observasi atau pengamatan langsung,

sehingga ada unsur subyektivitas dalam penilaian pada aspek afektif, sehingga

hasilnya kurang maksimal.

Page 171: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pembelajaran dengan model problem based learning atau pembelajaran

berbasis masalah dengan menggunakan multimedia dan modul terbukti membantu

siswa mengembangkan pengetahuan, keterampilan berpikir, keterampilan

pemecahan masalah, serta menjadi siswa yang mandiri. Dengan pembelajaran

menggunakan multimedia terbukti dapat menarik siswa untuk belajar lebih aktif,

sehingga siswa dapat memecahkan masalah-masalah yang dipelajari pada materi

Fisika yang bersifat abstrak, seperti pada materi gelombang elektromagnetik.

Sedangkan dengan modul siswa mampu memahami materi pelajaran sesuai

dengan kecepatan masing-masing. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir

abstrak tinggi dan kemampuan verbal tinggi mampu menyelesaikan masalah-

masalah yang terdapat dalam modul lebih cepat dan memperoleh rerata prestasi

belajar lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah.

Prestasi belajar Fisika siswa dapat meningkat dari sebelumnya. Hal ini

terbukti rerata nilai prestasi belajar siswa dapat melampaui nilai KKM ( Kriteria

Ketuntasan Minimal). Nilai KKM di SMA Negeri 3 Surakarta adalah 75. Rerata

nilai prestasi belajar siswa yang menggunakan multimedia adalah 83,63,

sedangkan rerata nilai prestasi belajar siswa yang menggunakan modul adalah

80,03. Terbukti pembelajaran dengan model problem based learning

menggunakan multimedia lebih baik daripada menggunakan modul, meskipum

148

Page 172: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

selisihnya relatif kecil.

Kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal siswa merupakan

faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa baik aspek kognitif

maupun afektif dalam pembelajaran Fisika. Terbukti siswa yang memiliki

kemampuan berpikir abstrak tinggi dan kemampuan verbal tinggi akan cenderung

lebih aktif sehingga lebih mudah dalam memecahkan permasalahan belajarnya,

dan akhirnya dapat memiliki hasil prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa

yang berada pada kategori rendah pada salah satu atau kedua faktor kemampuan

berpikir abstrak dan kemampuan verbal.

Dalam penelitian ini tingkat kemampuan berpikir abstrak, kemampuan

verbal, dan media pembelajaran multimedia dan modul secara bersama-sama

tidak ada kaitannya atau tidak ada interaksi dalam mempengaruhi prestasi belajar

baik aspek kognitif maupun aspek afektif dalam pembelajaran Fisika. Multimedia

akan memudahkan siswa yang memiliki kemampuan berpikir abstrak tinggi dan

kemampuan verbal tinggi dalam menyelesaikan permasalahan belajarnya.

Sedangkan modul akan memudahkan bagi siswa yang memiliki kemampuan

berpikir abstrak rendah dan kemampuan verbal rendah dalam belajar.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Pembelajaran IPA, khususnya Fisika harus ditingkatkan ke arah

pengembangan sikap ilmiah, dan pengembangan keterampilan proses siswa.

Pembelajaran Fisika pada materi-materi yang bersifat abstrak diperlukan media

yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Media tersebut antara lain adalah

Page 173: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

multimedia dan modul. Faktor internal kemampuan berpikir abstrak dan

kemampuan verbal siswa didik merupakan faktor yang sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan penggunaan media tersebut, sehingga kedua factor tersebut

perlu diperhatikan semaksimal mungkin. Kemampuan berpikir abstrak diperlukan

karena siswa akan lebih aktif, teliti, jujur, bertanggung jawab, serta mampu

bekerja sama dengan temannya pada saat pembelajaran materi-materi abstrak

menggunakan ultimedia. Sedangkan untuk memecahkan permasalahan yang ada

diperlukan pula kemampuan verbal, karena siswa akan lebih mudah memahami

konsep-konsep Fisika yang ditulis pada modul, agar tujuan dapat tercapai secara

optimal.

2. Implikasi Praktis

Penggunaan media pembelajaran multimedia dan modul dapat diterapkan

dalam pembelajaran Fisika terutama materi gelombang elktromagnetik pada siswa

kelas X. Meskipun multimedia menghasilkan prestasi lebih baik dari pada modul

namun kedua media tersebut memberikan sumbangan besar dalam pencapaian

prestasi belajar siswa. Kedua media tersebut dapat memunculkan keterampilan

proses sains yang baik sehingga prestasi peserta didik dapat meningkat dengan

lebih baik.

Guru perlu memperhatikan dengan benar faktor internal kemampuan

berpikir abstrak dan kemampuaan verbal siswa. Dalam pembelajaran

menggunakan multimedia dan modul, siswa dihadapkan pada permasalahan yang

harus dipecahkan, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran perlu

memperhatikan kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal siswa.

Page 174: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

Kedua faktor internal siswa tersebut terbukti memberikan pengaruh terhadap

prestasi belajar siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, ada beberapa saran yang perlu diajukan

yaitu :

1. Kepada Guru

Kepada guru khususnya guru mata pelajaran Fsika disarankan

menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materinya

untuk diterapkan pada pembelajaran. Sebelum pelaksanaan pembelajaran guru

lebih baik menyusun RPP, LKS, membagi kelompok, menyiapkan alat untuk

demonstrasi dan mengeceknya, serta mencoba terlebih dahulu apa yang akan

dipelajari siswa, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan

lancar.

Dalam memberikan perhatian pada faktor internal siswa, yaitu kemampuan

berpikir abstrak dan kemapuan verbal siswa, guru perlu mengadakan tes untuk

pengambilan data tentang kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan verbal,

kemudian mengkategorikan yang tinggi dan rendah untuk dapat diberi perlakuan

yang sesuai dengan kategorinya. Siswa yang memiliki kategori rendah diberi

tugas yang menantang sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir abstrak

dan kemampuan verbal.

2. Kepada Peneliti

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan

penelitian sejenis, terutama penelitian pembelajaran Fisika yang menekankan

Page 175: TESIS - digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesi Surakarta, commit to user iv PERNYATAAN ORISINALITAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

pada pengoptimalan media pembelajaran. Peneliti dapat mengembangkan hasil

penelitian ini dengan menambah atau mengubah variabel-variabel penelitiannya

yang lebih inovati dan kreatif. Peneliti dapat mengembangkan variabel kemapuan

berpikir abstrak dan kemampuan verbal siswa. Dalam pembelajaran sebaiknya

menggunakan multimedia dan modul, atau buku referensi lain sehingga lebih

efektif.

Penelitian sebaiknya tidak hanya dilakukan 4 kali pertemuan, tetapi 6 kali

atau lebih dengan menambah jumlah jam tatap muka, sehingga pengaruh

perlakuan akan tampak jelas. Instrumen penelitian yang terdiri dari tes kognitif,

tes kemampuan berpikir abstrak, tes kemampuan verbal, dan lembar penilaian

afektif sebaiknya menggunakan instrumen yang standar, dan diujicobakan tidak

hanya hanya satu kali saja. Pengambilan nilai afektif tidak hanya hanya dengan

observasi atau pengamatan langsung, tetapi ditambah dengan angket sehingga

tidak ada unsur subyektivitas dalam penilaian pada aspek afektif.