View
216
Download
0
Embed Size (px)
8/18/2019 Tetanus Lapkas Anastesi ABCDE
1/29
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin
yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Tetanus ditandai dengan adanya spasme
otot yang periodik dan berat , tanpa disertai gangguan kesadaran.1
Sampai saat ini tetanus masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di
negara berkembang karena akses program imunisasi yang buruk. Disamping itu
penatalaksanaan tetanus modern yang membutuhkan fasilitas intensive care unit
(I!", jarang tersedia di sebagian besar populasi penderita tetanus berat. Di
negara berkembang, mortalitas tetanus melebihi #$% dengan perkiraan jumlah
kematian &$$.$$$'1.$$$.$$$ orang per tahun, sebagian besar pada neonatus. Di
negara berkembang tetanus banyak ditemukan pada populasi neonatus dan merupakan salah satu penyebab mortalitas bayi yang penting. Di negara maju
tetanus terutama terjadi setelah luka tusuk yang tidak disengaja, misalnya saat
bertani atau berkebun, yang tidak mendapatkan peraatan luka yang adekuat ),*
Tetanus adalah penyakit yang dapat dicegah. Implementasi imunisasi
tetanus global telah menjadi target +- sejak tahun 1/0. Imunitas terhadap
tetanus tidak berlangsung seumur hidup dan dibutuhkan injeksi booster jika
seseorang mengalami luka yang rentan terinfeksi tetanus. kses program
imunisasi yang buruk dilaporkan menyebabkan tingginya prevalensi penyakit ini
di negara sedang berkembang.*
8/18/2019 Tetanus Lapkas Anastesi ABCDE
2/29
2
1.2. Tujuan :
a" 2emenuhi salah satu persyaratan kelulusan 3rogram 3endidikan 3rofesi
Dokter (3*D" di Departemen nestesiologi dan Terapi Intensif 4akultas
5edokteran !niversitas Sumatera !tara 6S!3 aji dam 2alik 2edan.
b" 2eningkatkan kemampuan dalam penulisan karya ilmiah di bidang
kedokteran.
a" !ntuk lebih memahami dan mampu menangani pasien dengan kasus
tetanus.
8/18/2019 Tetanus Lapkas Anastesi ABCDE
3/29
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenii
Tetanus adalah suatu toksemia akut yang disebabkan oleh neurotoksin
yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Tetanus ditandai dengan adanya spasme
otot yang periodik dan berat , tanpa disertai gangguan kesadaran.1
Clostridium tetani merupakan bakteri berbentuk batang gram positif,
berukuran panjang )'# mikron dan lebar $,0'$,# mikron. Tetanus ini biasanya akut
dan menimbulkan paralitik spastik yang disebabkan tetanospasmin.Tetanospamin
merupakan neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani. Spora
Clostridium tetani biasanya masuk kedalam tubuh melalui luka pada kulit oleh
karena terpotong , tertusuk ataupun luka bakar serta infeksi tali pusat (tetanus
neonatorum".0
2.2. Eti!l!gi
Tetanus disebabkan oleh toksin bakteri Clostridium tetani yang memiliki
dua bentuk, yaitu bentuk vegetatif dan spora. 7entuk vegetatif C. tetani adalah
basil, gram positif, tidak berkapsul, motil, dan bersifat obligat anaerob. 7entuk
vegetatif rentan terhadap efek bakterisidal dari proses pemanasan, desinfektan
kimiai, dan antibiotik. 7entuk ini merupakan bentuk yang dapat menimbulkan
tetanus.#
3ada basil yang mengandung spora terdapat bentukan endospora pada
salah satu ujungnya sehingga memberikan penampilan seperti stik drum. Spora C.
tetani relatif resisten terhadap desinfeksi kimiai dan pemanasan. Spora tahan
terhadap paparan fenol, merbromin, dan bahan kimia lain yang efektif untuk
desinfeksi. 3emanasan di dalam air mendidih selama 1# menit dapat membunuh
hampir semua spora. Sterilisasi menggunakan uap tersaturasi dengan tekanan 1#
lbs selama 1#')$ menit pada suhu 1)18 juga dapat membunuh semua bentuk
kehidupan. Spora banyak terdapat di dalam tanah, saluran cerna, dan feses hean.
8/18/2019 Tetanus Lapkas Anastesi ABCDE
4/29
4
Tanah yang mengandung kotoran hean mengandung spora dalam jumlah
banyak. Spora dapat bertahan beberapa bulan bahkan tahun.#
9ambar 1. 3earnaan 9ram C. tetani.
Sumber: http:;;te
8/18/2019 Tetanus Lapkas Anastesi ABCDE
5/29
5
tinggi pada kelompok usia neonatus dan ? #$ tahun dibandingkan kelompok umur
2.&. Pat!fii!l!gi'
Tetanus disebabkan oleh eksotoksin Clostridium tetani. 7akteri ini
terdapat di tanah, debu jalan, feses manusia dan binatang. 7akteri tersebut
biasanya memasuki tubuh setelah kontaminasi pada abrasi kulit, luka tusuk minor,
atau ujung potongan umbilikus pada neonatus. 3ada )$% kasus, mungkin tidak
ditemukan tempat masuknya. 7akteri juga dapat masuk melalui ulkus kulit, abses,
gangren, luka bakar, infeksi gigi, tindik telinga, injeksi atau setelah pembedahan
abdominal;pelvis, persalinan dan aborsi.
Aika organisme ini berada pada lingkungan anaerob yang sesuai untuk
pertumbuhan sporanya, maka bakteri ini akan berkembang biak dan menghasilkan
toksin tetanospasmin dan tetanolysin. Tetanospasmin adalah neurotoksin poten
yang bertanggungjaab terhadap manifestasi klinis tetanus, sedangkan tetanolysin
sedikit memiliki efek klinis.
Terdapat dua mekanisme yang dapat menerangkan penyebaran toksin ke
susunan saraf pusat: (1" Toksin diabsorpsi di neuromuscular junction, kemudian
bermigrasi melalui jaringan perineural ke susunan saraf pusat, ()" Toksin melalui
pembuluh limfe dan darah ke susunan saraf pusat. 2asih belum jelas mana yang
lebih penting, mungkin keduanya terlibat.
3ada mekanisme pertama, toksin yang berikatan pada neuromuscular
junction menyebar melalui saraf motorik, selanjutnya secara transinaptik ke saraf
motorik dan otonom yang berdekatan, kemudian ditransport secara retrograd
menuju sistem saraf pusat. Tetanospasmin yang merupakan zinc-dependent
endopeptidase memecah vesicle associated membrane protein II (>23 II atau
synaptobrevin" pada suatu ikatan peptida tunggal. 2olekul ini penting untuk
pelepasan neurotransmiter di sinaps, sehingga pemecahan ini mengganggu
transmisi sinaps. Toksin aalnya mempengaruhi jalur inhibisi, mencegah
pelepasan glisin dan B'amino butyric acid (97". 3ada saat interneuron
menghambat motor neuron alpha juga terkena pengaruhnya, terjadi kegagalan
8/18/2019 Tetanus Lapkas Anastesi ABCDE
6/29
6
menghambat refleks motorik sehingga muncul aktivitas saraf motorik tak
terkendali, mengakibatkan peningkatan tonus dan rigiditas otot berupa spasme
otot yang tiba'tiba dan potensial merusak. -tot ajah terkena paling aal karena
jalur a
8/18/2019 Tetanus Lapkas Anastesi ABCDE
7/29
7
Tetanus memiliki gambaran klinis dengan ciri khas trias rigiditas otot,
spasme otot, dan ketidakstabilan otonom. 9ejala aalnya meliputi kekakuan otot,
lebih dahulu pada kelompok otot dengan jalur neuronal pendek, karena itu yang
tampak pada lebih dari $% kasus saat masuk rumah sakit adalah trismus, kaku
leher, dan nyeri punggung. 5eterlibatan otot'otot ajah dan faringeal
menimbulkan ciri khas risus sardonicus, sakit tenggorokan, dan disfagia.
3eningkatan tonus otot otot trunkal meng akibatkan opistotonus. 5elompok otot
yang berdekatan dengan tempat infeksi sering terlibat, menghasilkan penampakan
tidak simetris.
Spasme otot muncul spontan, juga dapat diprovokasi oleh stimulus fisik,
visual, auditori, atau emosional. Spasme otot menimbulkan nyeri dan dapat
menyebabkan ruptur tendon, dislokasi sendi serta patah tulang. Spasme laring
dapat terjadi segera, mengakibatkan obstruksi saluran nafas atas akut dan
respiratory arrest . 3ernapasan juga dapat terpengaruh akibat spasme yang
melibatkan otot'otot dada. Selama spasme yang memanjang, dapat terjadi
hipoventilasi berat dan apnea yang mengancam nyaa. Tanpa fasilitas ventilasi
mekanik, gagal nafas akibat spasme otot adalah penyebab kematian paling sering.
ipoksia biasanya terjadi pada tetanus akibat spasme atau kesulitan
membersihkan sekresi bronkial yang berlebihan dan aspirasi. Spasme otot paling
berat terjadi selama minggu pertama dan kedua, dan dapat berlangsung selama *
sampai 0 minggu, setelah itu rigiditas masih terjadi sampai beberapa minggu lagi.
Tetanus berat berkaitan dengan hiperkinesia sirkulasi, terutama bila
spasme otot tidak terkontrol baik. 9angguan otonom biasanya mulai beberapa hari
setelah spasme dan berlangsung 1') minggu. 2eningkatnya tonus simpatis
biasanya dominan menyebabkan periode vasokonstriksi, takikardia dan hipertensi.
Autonomic storm berkaitan dengan peningkatan kadar katekolamin. 5eadaan ini
silih berganti dengan episode hipotensi, bradikardia dan asistole yang tiba'tiba.
9ambaran gangguan otonom lain meliputi salivasi, berkeringat, meningkatnya
sekresi bronkus, hiperpireksia, stasis lambung dan ileus.
8/18/2019 Tetanus Lapkas Anastesi ABCDE
8/29
8
2.,. Diagn!i
Diagnosis dapat ditegakkan dari gambaran klinis dan adanya riayat luka