tgs 2 lingkungan audit.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENDAHULUAN

    Aktivitas-Aktivitas Kantor Akuntan Publik dalam berbagai jasa, diantaranya jasa akuntansi,

    perpajakan, konsultasi. Pada umunya jasa tersebut dalam bentuk sebagai berikut:

    1. Jasa akuntansi dan Pembukuan

    Klien kecil dengan staf akuntansi membutuhkan jasa kantor akuntan publik untuk

    mempersiapkan laporan keuangan mereka, bahkan jurnal dan buku besar mereka

    sendiri. Dan kantor AP melaksanakan jasa akuntasi dan pembukuan untuk memenuhi

    kebutuhan dari para klien ini.

    2. Jasa Perpajakan

    KAP mempersiapkan perhitungan PPH bagi perusahaan dan perseorangan baik bagi

    klien jasa audit maupun klien non jasa audit. Selain itu PBB, pajak hadiah, perencanaan

    perpajakan, serta aspek lainnya dari jasa perpajakan disediakan pula.

    3. Jasa Konsultasi Manajemen

    KAP menyediakan beberapa jasa tertentu yang membuat kliennya mampu mengelola

    bisnis secara lebih efektif yang dikenal dengan sebutan konsultasi manajemen atau

    jasa penasihat manajemen.

    Satu keahlian yang paling penting dan berguna yang dikembangkan oleh auditor adalah

    kemampuan untuk memahami dengan cepat dan menganalisis berbagai model bisnis, strategi,

    dan proses serta untuk mengidentifikasi risiko kunci yang relevan terhadap klien tertentu.

    Perilaku etis dan reputasi memainkan peran kunci dalam membentuk profesi akuntan

    publik dan lingkungannya, sehingga profesi ini juga diatur oleh suatu Kode Perilaku Profesional.

    Lingkungan dimana auditor laporan keuangan bekerja secara dramatis telah dibentuk ulang

    dengan peristiwa yang terjadi dalam dunia bisnis selama beberapa tahun pertama di abad baru

    ini. Kenyatannya, profesi ini mengalami suatu periode perubahan yang hampir tidak terduga.

  • Audit Laporan Keuangan

    Konteks dimana auditor berkepentingan setiap harinya adalah industry atau bisnis klien

    auditnya. Auditor harus mempertimbangkan kewajaran penyajian laporan keuangan klien.

    Akibat cara sumber daya diinvestasikan dan dikelola dalam dunia bisnis modern, sistem tata

    kelola perusahaan (good governance) diperlukan, dimana manajer diawasi dan dibimbing.

    Perusahaan bisnis menetapkan proses yang cocok dalam lima kategori proses

    1. Proses pendanaan

    Bisnis mendapatkan modal melalui pinjaman atau penyataan investasi dari pemilik dan

    biasanya berinvestasi dalam aset seperti tanah,bangunan,dan peralatan sesuai

    strateginya.

    2. Proses pembelian

    Perusahaan harus membeli perlengkapan kantor, jasa yang dibutuhkan untuk

    mendukung penjualan barang dan jasa serta banyak barang lain untuk mendukung

    aktivitas perusahaan.

    3. Proses manajemen sumber daya manusia

    Organisasi bisnis menyewa karyawan untuk melakukan berbagai fungsi sesuai dengan

    misi dan strategi perusahaan.

    4. Proses manajemen persediaan

    Proses ini sangat luas antara tipe bisnis yang berbeda.

    5. Proses pendapatan

    Bisnis menghasilkan pendapatan melalui penjualan barang dagangan atau jasa kepada

    pelanggan, dan mengumpulkan hasil penjualan itu ke dalam kas, baik langsung atau

    melalui penagihan piutang. Manajemen menetapkan pengendalian untuk memastikan

    bahwa transaksi penjualan dan penagihan ditangani dan dicatat secara tepat.

    Asersi Manajemen

    Asersi manajemen adalah suatu penyajian atau pelaporan suatu akun oleh manajemen

    ke dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terdiri atas asersi yang eksplisit (tersurat) dan

    asersi implisit (tersirat).

  • Laporan keuangan yang diterbitkan oleh manajemen berisi asersi yang eksplisit dan

    implisit. Dimana asersi ini dievaluasi dalam tiga kataori: transaki, saldo akun serta penyajian

    dan pengungkapan. Berikut ini asersi manajemen berdasarkan katagori:

    1. Asersi mengenai kelas transaksi dan peristiwa uantuk periode yang diaudit

    Keterjadian

    Kelengkapan

    Otorisasi

    Akurasi

    Pisah batas

    Klasifikasi

    2. Asersi mengenai saldo dkun pada akhir periode

    Eksistensi

    Hak dan kewajiban

    Kelengkapan

    Penilaian dan alokasi

    3. Asersi mengenai penyajian dan pengungkapan

    keterjadian serta hak dan kewajiban

    kelengkapan

    klasifikasi dan kemampuan untuk dipahami

    akurasi dan penilaian

    Standar Audit

    Standar audit bertindak sebagai pembimbing bagi dan mengukur kualitas kinerja auditor.

    Standar audit membantu memastikan bahwa laporan audit keuangan dilaksanakan secara

    mendalam dan sistematis yang menghasilkan kesimpulan yang mendalam.

  • 1. Standar Umum

    Menekankan pada kualitas diri yang harus dimiliki oelh auditor yaitu :

    a. Keahlian dan Pelatihan Teknis yang Memadai

    Auditor harus menjalani pendidikan formal di bidang auditing dan akuntansi,

    pengalaman praktis yang cukup banyak dalam bidang kerja yang dilakukannya serta

    pendidikan profesi yang berkelanjutan

    b. Independensi Sikap Mental

    KAP diminta untuk mematuhi bebrapa praktek untuk meningkatkan sikap independensi

    dari semua personilnya.

    3. Kehati-hatian Profesional dengan Cermat dan Seksama

    Auditor harus bertanggung jawab secara profesional dalam pelaksanaan tugasnya untuk

    bersikap tekun dan penuh kehati-hatian serta menghindarkan terjadinya kecerobohan

    serta sikap asal percaya.

    2. Standar Pekerjaan Lapangan

    Menekankan pada pengumpulan bukti audit serta aktivitas lainnya selama pelaksanaan

    audit.

    a. Perencanaan dan Supervisi Audit

    Usaha memastikan penugasan audit telah direncanakan dengan sebaik-baiknya

    sehingga dipastikan akan terdapat suatu proses audit yang baik dan supervisi yang

    tepat terhadapa para auditor pemula.

  • b. Pemahaman yang Memadai atas Struktur Pengendalian Intern Klien

    Sangat penting dalam menghasilkan informasi keuangan yang dapat diandalkan ,

    pengendalian intern yang tidak memadai dapat menghambat pelaksanaan yang efektif

    dari suatu audit.

    c. Bukti Audit yang Cukup dan Kompeten

    Keputusa seberapa banyak dan tipe bukti audit apa yang harus dikumpulkan

    membutuhkan pertimbangan profesional seorang auditor

    3. Standar Pelaporan

    Menghendaki agar auditor mempersiapkan laporan keuangan atas keseluruhan laporan

    keuangan , termasuk pengungkapan informatif.

    a. Penyusunan Laporan Keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

    umum

    b. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak

    secara konsisten diterapkan dalam penyusunan LK periode berjalan yang sesuai

    dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

    c. Pengungkapan informasi dalam LK harus dipandang memadai , kecuali dinyatakan

    lain dalam laporan audit.

    d. Laporan audit harus memuat pernyataan pendapat menganai LK secara

    keseluruhan atau asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

    Etika, Independensi, dan Kode Perilaku Profesional

    Etika didefinisikan sebagai serangkaian prInsip atau nilai-nilai moral. kelompok profesi

    seperti akuntan publik, serta kode etik dalam berbagai organisasi individual. Enam nilai dasar

    etika mengenai perilaku etika oleh Josephson Institute :

  • 1. Keterpercayaan (trustworthiness), mencakup kejujuran, integritas, reliabilitas,

    dan loyalitas.

    2. Penghargaan (respect) mencakup gagasan-gagasan seperti kesopanan (civility),

    kesopansantunan (courtesy), harga diri, toleransi dan penerimaan.

    3. Pertanggungjawaban (responsibility) berarti bertanggung jawab atas tindakan

    seseorang serta melakukan pengendalian diri.

    4. Kesepadanan (fairness) dan keadilan mencakup isu-isu tentang kesejajaran,

    sikap tidak memihak, proporsionalitas, keterbukaan, serta perlindungan hokum.

    5. Perhatian (caring) berarti secara sungguh-sungguh memperhatikan

    kesejahteraan sesamanya termasuk didalamnya adalah tindakan yang selalu

    memperhatikan kepentingan sesame serta menunjukkan perbuatan baik.

    Dua alasan seseorang bertindak tidak etis :

    1. Standar etika seseorang berbeda dengan standar etika yang berlaku di

    masyarakat

    2. Orang memilih untuk bertindak egois.

    Terdapat isatilah Dilema etika, situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus

    membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat dilakukannya. Contohnya Para

    auditor, akuntan, serta pelaku bisnis lainnya menghadapi banyak dilema etika dalam karir bisnis

    mereka. Melakukan kontak dengan seorang klien yang mengancam akan mencari seorang

    auditor baru kecuali jika auditor itu bersedia untuk menerbitkan suatu pendapat wajar tanpa

    syarat, akan mewakili suatu dilema etika yang serius terutama jika pendapat wajar tanpa syarat

    bukanlah pendapat yang tepat untuk diterbitkan.

    Langkah-langkah pendekatan untuk menyelesaikan dilema etika :

    1. Memperoleh fakta-fakta yag relevan

    2. Mengidentifikasikan isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut

    3. Menentukan siapa yang akan terkena pengaruh dari keluaran (outcome)

    dilema tersebut dan bagaimana cara masing-masing pribadi atau kelompok itu

    dipengaruhi

    4. Mengidentifikasikan berbagai alternatif yang tersedia bagi pribadi yang harus

    menyelesaikan dilema tersebut

  • 5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin terjadi pada setiap alternatif

    6. Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

    Istilah Profesional menunjukkan tanggung jawab untuk bertindak melebihi keputusan yang

    dicapai oleh si profesional Itu sendiri atas pelaksanaan tanggung jawab yang diembannya

    maupun melebihi ketentuan yang disyaratkan oleh hukum dan peraturan yang berlaku. Alasan

    utama diperlukannya tingkat tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah

    kebutuhan akan keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa

    memandang masing-masing individu yang menyediakan layanan tersebut.

    Kantor akuntan publik memiliki bentuk hubungan dengan para pengguna laporan

    keuangan yang berbeda dengan bentuk hubungan antara kaum profesional lainnya dengan

    para pengguna jasa mereka.Misalnya, para pengacara umumnya bertugas dan dibayar oleh

    seorang klien serta memiliki tanggung jawab utama untuk menjadi pembela bagi klien tersebut.

    Sedangkan kantor akuntan publik bertugas dan dibayar oleh perusahaan yang menerbitkan

    laporan keuangan, tetapi manfaat utama dari proses audit ini didapat oleh para pengguna

    laporan keuangan.

    Auditor sering dihadapkan pada situasi yang mungkin menguji profesionalisme mereka,

    karakteristik etis dan independensi. Sebagai contoh, independensi seorang auditor diuji ketika

    klien terlibat dalam belanja pendapat (opini shopping)-yaitu ketika klien mencari pandangan

    akuntan bersertifikat lain, berharap mereka akan setuju dengan perlakuan akunntansi yang

    diinginkan klien. Klien kadang berusaha untuk mempengaruhi auditor agar setuju dengan

    perlakuan akuntansi yang diinginkan dengan mengancam untuk mengganti auditor.

    Dalam hal independensi, terdapat Peraturan 101 :

    Independensi seorang anggota yang berpraktek bagi publik harus independen

    dalam pelaksanaan jasa profesionalnya sebagaimana yang ditentukan oleh badan-

    badan yang dibentuk oleh dewan.

    Interprestasi atas peraturan no 101 melarang anggota yang tercakup untuk memiliki

    saham atau investasi langsung lainnya dalam klien audit karena hal ini akan berpotensi

    merusak independensi audiit sebenarnya, dan tentu akan mempengaruhi persepsi pemakai

  • independensi auditor. Investasi tidak langsung , seperti kepemilikan saham dalam perusahaan

    klien oleh kakek si auditor, juga dilarang, tetapi hanya jika jumlahnya material bagi auditor itu.

    Anggota yang tercakup dalam posisi mempengaruhi penugasan pembuktian dalam

    Aturan 101, yaitu :

    1. Orang-orang pada tim penugasan pembuktian

    2. Orang yang posisinya mempengaruhi penugasan pembuktian, seperti orang

    yang mengawasi atau mengevaluasi rekanan penugasan

    3. Rekan atau manajer yang memberikan jasa bukan pembuktian kepada klien

    4. Rekan di kantor dari rekan yang bertanggung jawab atas penugasan

    pembuktian

    5. Kantor akuntan dan rencana tunjangan karyawannya

    6. Entitas yang bisa dikontrol oleh beberapa anggota entitas tercakup yang

    disebutkan di ats atau oleh dua orang atau lebih yang beroperasi bersama-

    sama.

    Laporan audit adalah produk utama dari audit. Laporan audit, dikenal juga dengan

    pendapat audit, adalah puncak dari proses pengumpulan dan evaluasi bukti yang cukup dan

    kompeten sehubungan dengan penyajian yang wajar dari asersi manajer dalam laporan

    keuangan.

    Ada tujuh unsur laporan audit bentuk baku yaitu :

    1. Judul Laporan

    2. Alamat Laporan Audit

    3. Paragraf Pendahuluan

    4. Paragraf Scope

    5. Paragraf Pendapat

    6. Tanggal Laporan Audit

  • Opini dalalam Laporan audit terdiri dari :

    1. Wajar tanpa pengecualian, merupakan pendapat bersih karena asersi manajemen

    mengenai laporan keuangan entitas biasanya ditemukan dan disesuaikan dengan

    prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

    a. Seluruh laporan Keuangan neraca, Laporan L/R, laporan laba ditahan, dan laporan

    arus kas- telah lengkap

    b. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAS/SPSP telah dipatuhi dalam

    penugasan audit tersebut.

    c. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul dan sang auditormelaksanakan

    penugasan audit ini dengans edemikian rupa sehingga membuatnya mampu

    menyimpulkan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipatuhi

    d. Lap. Keuangan telah disajikan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum.

    e. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan

    sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.

    2. Dengan pengecualian, karena adanaya pembatasan lingkup atau penyimpangan dari

    GAAP dengan konsekuensi material, tetapi laporan keuangan secara keseluruhan

    disajikan dengan wajar.

    3. Tidak memberikan pendapat, auditor menyatakan bahwa dia mengeluarkan pendapat

    ini karena kurangnya bukti yang layak untuk membentuk suatu pendapat atau karena

    kurangnya independensi.

    4. Tidak Wajar, karena adanya penyimpangan mempengaruhi laporan keuangan secara

    keseluruhan.

  • Jurnal:

    Dalam jurnal Pengaruh Kode Etik Profesi Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit

    Auditor Independen di Surabaya, menyimpulkan variabel prinsip integritas, prinsip objektivitas

    dan prinsip perilaku profesional tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit auditor

    independen di Surabaya dan variabel prinsip kompetensi berpengaruh positif signifikan

    terhadap kualitas audit auditor independen di Surabaya. Dalam jurnal Pengaruh

    Profesionalisme Auditor Dan Etika Profesi Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas

    menghasilkan kesimpulan profesionalisme, etika memiliki pengaruh terhadap tingkat

    materialitas.

    Berdasarkan ke-dua jurnal tersebut, dapat disimpulkan kemampuan auditor dapat

    mempengaruhi kualitas audit. Namun pada jurnal pertama, profesionalisme tidak memberikan

    hasil yang signifikan. Hal ini berbeda dari profesional yang seharusnya menunjukkan tanggung

    jawab untuk bertindak melebihi keputusan yang dicapai oleh si profesional Itu sendiri atas

    pelaksanaan tanggung jawab yang diembannya maupun melebihi ketentuan yang disyaratkan

    oleh hukum dan peraturan yang berlaku. Hal ini dimungkinkan karena peneliti tidak dapat

    memastikan tepat sasarannya kuisioner yang dibuat. Profesionalisme diperlukan karena tingkat

    tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan akan keyakinan publik

    atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang masing-masing individu

    yang menyediakan layanan tersebut.

    Dalam jurnal Peran Faktor-Faktor Individual dan Pertimbangan Etis Terhadap Perilaku

    Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Lingkungan Inspektorat Sulawesi Tenggara

    menghasilkan locus of control, self efficacy, tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap

    perilaku auditor sedangkan pengalaman kerja, jenis kelamin tidak memiliki pengaruh terhadap

    perilaku auditor. Tingkat pendidikan merupakan standar umum dari auditor. Dalam melakukan

    pekerjaannya, auditor dituntut untuk memiliki kemampuan dasar serta pengetahuan audit.

    Dalam pengalaman kerja, akan mempengaruhi kemampuan auditor namun hal ini belum

    dapat ditentukan karena pengalaman bisa saja tidak memiliki manfaat jika di tempat yang

    berbeda atau kondisi yang berbeda, walaupun pengalaman merupakan hal yang kemungkinan

    meningkatkan kualitas audit.

  • Berdasarkan jurnal-jurnal tersebut, dapat disimpulkan terdapat banyak faktor yang

    mempengaruhi perilaku auditor, hal ini tentunya akan mempengaruhi tingkat etika,

    profesionalisme auditor yang pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas auditnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    A.Arens, Alvin, Randal j. Elder & mark S. Beasley. 2003. Auditing dan Pelayanan Verivikasi:

    Pendekatan Terpadu. Edisi Kesembilan. Penerbit Indeks. Jakarta

    Hidayat, Widi dan Sari Handayani. 2010. Peran Faktor-Faktor Individual dan Pertimbangan Etis

    Terhadap Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit pada Lingkungan Inspektorat

    Sulawesi Tenggara. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No. 1, April

    2010, 83-112. adln.lib.unair.ac.id/.../gdlhub-gdl-s3-2010-handayanis-14338-tea331-k.pdf

    diakses tanggal 24 Agustus 2014

    Iriyadi dan Vannywati. 2011. Pengaruh Profesionalisme Auditor Dan Etika Profesi Auditor

    Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas. Jurnal Ilmiah Ranggagading, vol.11., No.

    2, Oktober 2011: 75-81. portalgaruda.org/download_article.php?article=6715&val=443

    diakses tanggal 24 Agustus 2014

    Messier, W. F. J., Glover, S. M., dan Prawitt, D. F. 2006 diahlibahasakn Nuri, H. Auditing &

    Assurance Service. Edisi 4. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

    Primaraharjo, Bhinga dan Jesica Handoko. 2011. Pengaruh Kode Etik Profesi Akuntan Publik

    Terhadap Kualitas Audit Auditor Independen di Surabaya. Jurnal Akuntansi

    Kontemporer, vol 3, no 1, Januari 2011, hlm 27-51.

    journal.wima.ac.id/index.php/jako/article/view/446/419 diakses tanggal 24 Agustus 2014